SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/333487011
ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST PIYUNGAN
KABUPATEN BANTUL DALAM UPAYA MENGURANGI BANJIR SAMPAH (Studi
Kasus di TPST Piyungan, Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo Kecamatan P...
Article · May 2019
CITATIONS
0
READS
3,210
1 author:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Final Exam Ekopen View project
Inten Rahayu
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Inten Rahayu on 30 May 2019.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST PIYUNGAN
KABUPATEN BANTUL DALAM UPAYA MENGURANGI BANJIR SAMPAH
(Studi Kasus di TPST Piyungan, Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan
Kabupaten Bantul, Yogyakarta)
Inten Rahayu (20160520040)
E-mail : intenrahayu985@gmail.com
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Abstrak
Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan Kota Pelajar ini merupakan salah satu
provinsi di Indonesia dengan menjadi salah satu tujuan pendidikan dari luar daerah ataupun
dalam Provinsi DIY. Dengan banyaknya pendatang yang berdatangan ke wilayah Kota
Yogyakarta, hal tersebut menjadi salah satu dari beberapa faktor yang menyebabkan
meningkatnya volume sampah di Kota Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu sampah –
sampah yang berada di Kota Yogyakarta menjadi permasalahan yang serius, dimana Tempat
Pembungan Sampah (TPS) yang berada di Provinsi DIY hanya bertumpu pada Tempat
Pembungan Akhir (TPA) Piyungan sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). Hal
ini yang merupakan faktor selanjutnya TPA Piyungan menjadi sebuah gunung sampah di Kota
Yogyakarta. Dari penelitian ini dapat diketahui strategi yang digunakan Pemerintah Kota
Yogyakarta untuk mengurangi banjir sampah di wilayah Yogyakarta pada tahun 2018.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan
teknik analisis deskriptif. Dengan data yang digunakan didalamnya data primer dan sekunder.
Kata kunci : Strategi dan Pengelolaan Sampah
A. Latar Belakang
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi dengan tujuan
wisata dan pendidikan dari daerah luar Provinsi DIY atau dalam Provinsi DIY (Riyan
Sanjaya, 2015). Hal tersebut menjadi salah satu pemicu adanya permasalahan sampah
di Provinsi DIY karena banyaknya pendatang dari luar Provinsi DIY. Menurut
(Budihadjo, 2006) permasalahan sampah sendiri merupakan masalah klasik yang
terjadi di daerah perkotaan, khususnya di Kota Yogyakarta hingga saat ini masih
dikembangkannya tentang penanganan dan pengelolaan sampah.
Permasalahan sampah haruslah mendapat perhatian yang khusus seiring dengan
pertumbuhan penduduk yang meningkat di muka bumi. Akibat dari peningkatan jumlah
penduduk tersebut, volume sampah meningkat dan melebihi batas dari daya tampung
Tempat Pembuang Akhir (TPA). Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya
volume sampah di TPA adalah daya tampung atau lahan yang dijadikan TPA tidak bisa
menampung kembali kapasitas sampah yang ada serta tidak adanya pengelolaan
sampah yang tepat pada TPA tersebut (Budihadjo, 2006).
Menurut Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral di
DIY, sistem pengelolaan persampahan di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan
Kabupaten Bantul pada tahun 2018 secara bersama-sama menggunakan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
(TPST) dan menjadi lokasi tersebut sebagai pembuangan sampah mereka. Menurut
(Sunartono, 2018) kurangnya sosialisasi dan pengedukasian atas pengelolaan sampah
pada masyarakat sekitar TPA Piyungan juga merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan volume sampah yang semakin meningkat. Pemerintah Kota Yogyakarta
telah mengeluarkan setidaknya 2 milliar untuk membiayai TPA Piyungan. Tempat
Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sendiri terletak di Dusun Ngablak,
Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Menurut
(Ardila, 2017) pembangunan TPST Piyungan dilakukan pada tahun 1995 dan mulai
dioperasikan tahun 1996 di atas tanah seluas 12,5 hektar dengan kapasitas 2,7 juta meter
kubik sampah. Volume sampah di TPS Piyungan sendiri mengalami kenaikan setiap
tahunnya, dan mengakibatkan tercemarnya lingkungan pada lingkup wilayah sekitar
TPS Piyungan.
Menurut Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral di
DIY dari daya tampung TPS yang berada di DIY pada tahun 2004 menduduki nilai
364,88 ton sampah dan di tahun 2018 mencapai 500.00 ton sampah. Sedangkan untuk
volume sampah yang di tangani pada tahun 2004 menduduki nilai 405,34 ton/hari dan
pada tahun 2018 menduduki angka 549,74 ton/hari. Dari data dapat simpulkan bahwa
setiap tahun volume sampah yang ditangani mengalami peningkatan selama 4 tahun
terakhir, namun tidak sebanding dengan daya tampung TPS yang hanya memiliki
kapasitas 500 ton. Metode pengelolaan sampah di TPST Piyungan ini adalah Sanitary
Landfill Method yaitu sistem pembuangan sampah dengan menimbun lapisan sampah
dengan tanah setiap harinya. Penggunaan metode tersebut dinilai tidak efektif karena
sampah yang ada tidak akan hilang dan cenderung menumpuk, tetapi luas area
penimbunan tidak bertambah, sehingga tetap terjadi penumpukan sampah yang terus
bertambah dari waktu ke waktu. Berdasarkan data di atas, saat ini sekitar 550 ton/hari
sampah yang ditangani diangkut ke TPST Piyungan. Volume sampah tersebut akan
terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan industri dan jumlah penduduk. Oleh
karena itu, untuk menghindari terjadinya kemungkinan bencana, seperti ledakan
sampah dan longsor sampah yang dapat menyebabkan kerugian, maka strategi
pengelolaan sampah di TPST Piyungan yang sudah melebihi kapasitas sangat penting
dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun partisipasi masyarakat di setiap
wilayahnya dalam hal pemilahan sampah, pembuangan sampah ke depo sampah atau
TPS secara mandiri serta mengolah sampah.
Dari permasalahan – permasalahan yang telah dijelaskan diatas penulis tertarik
untuk untuk mengetahui dan menuliskan di dalam paper ini bagaimana strategi yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam pengelolaan
sampah di TPST Piyungan Kabupaten Bantul untuk mengurangi banjir sampah di
wilayah Kota Yogyakarta dengan metode yang diterapkan saat ini adalah Sanitary
Landfill Method yaitu sistem pembuangan sampah dengan menimbun lapisan sampah
dengan tanah setiap harinya, dimana metode tersebut dinilai kurang efektif dalam
pengurangan volume sampah yang ada di TPST Piyungan.
B. Kerangka Teori
1. Strategi
Menurut (Subekja, 2017), strategi merupakan sebuah rancangan dari semua
aspek yang berkaitan dengan adanya pelaksaan dari sebuah gagasan dan
perencanaan yang memiliki jangka wakstu yang telah ditentukan di awal
perencanaan. Didalam strategi terdapat faktor-faktor pendukung yang dapat
membantu strategi berjalan dengan lancer yaitu dengan adanya koodinasi dari tim
dengan saling berkerja sama satu sama lain, memiliki tema, serta mengidentifikasi
dari semua aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan perencanaan, pendanaan dan
memiliki sebuah cara yang efektif untuk mencapai tujuan.
Dalam sebuah pembuatan strategi, harus adanya sebuah perencaan yang
dipikirkan secara matang dan jelas supaya mendapat hasil yang memuaskan. Dalam
(Paramasari, 2009), T. Hani Handoko mengemukakan tahapan yang ada di dalam
sebuah kegiatan perencanaan yang terdiri dari :
1. Menetapkan sebuah tujuan yang akan dicapai.
Perencanaan di mulai dengan ada tujuan yang telah di diskusikan oleh
organisasi atau kelompok tersebut dengan jelas, tanpa ada nya sebuah tujuan
yang jelas sebuah perencanaan tidak akan berjalan secara baik.
2. Memikirkan keadaan saat ini.
Memahami akan situasi saat ini di dalam sebuah organisasi atau kelompok
dengan melihat sumber daya – sumber daya yang ada dan mengaitkan
dengan tujuan dari perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapakan.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari sebuah organisasi atau
kelompok.
Semua kelebihan dan kekurangan serta hambatan dan kemudahan perlu di
ketahui agar dapat melihat potensi yang dimiliki oleh sebuah organisasi
untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan, oleh sebab itu organisasi
atau kelompok juga harus mengetahui faktor internal dan faktor eksternal
yang dapat membantu dalam mencapai tujuannya.
4. Mengembangkan perencanaan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan.
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari proses sebuah perencanaan yang
meliputi berbagai pengembangan untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan di awal pembuatan strategi.
Adapun di dalam sebuah perencanaan terdapat perencanaan strategis yang mana
perencanaan tersebut merupakan sebuah proses analisis, perumusan dan evaluasi
strategi-strategi yang akan diterapkan oleh sebuah organisasi yang bertujuan untuk
mengetahui ancaman yang akan terjadi dari faktor eksternal dan bisa melihat
peluang yang ada. Tujuan utama dari perencanaan strategis ini agar sebuah
organisasi atau kelompok tersebut agar dapat mengidentifikasi secara obyektif
kondisi internal maupun eksternal yang ada supaya dapat menangani permasalahan
akibat terjadinya perubahan lingkungan di eksternal organisasi atau kelompok
tersebut (Paramasari, 2009). Oleh sebab itu sebuah perencanaan strategis sangatlah
penting untuk meningkatkan suatu pengembangan dari tujuan yang akan di capai
oleh organisasi tersebut.
2. Pengelolaan Sampah
Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau
tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang
kelingkungan.
Sedangkan pengertian sampah sendiri menurut UU No 18 Tahun 2008
pengelolaan sampah “adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah”. Di dalam
UU No 18 Tahun 2008 juga dijelaskan siapa yang menghasilkan sampah tersebut
yang dijelaskan sebagai berikut : “setiap orang atau kelompok orang atau badan
hukum yang menghasilkan timbulan sampah”.
Menurut (Dr. Tri Padmi, 2011), di Indonesia sendiri sampah dapat digolongkan
menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah di Indonesia juga dapat
digolongkan menjadi 5 golongan yaitu;
a.) Sampah rumah tinggal : yang di maksut di sini adalah sampah yang
dihasilkan dari kegiatan sehari-hari dari perumahan atau pemukiman
penduduk atau biasa disebut dengan sampat domestik yang berupa dari
sisa-sisa makanan, kertas, plastik, logam bahkan sampah yang berukuran
besar seperti pohon yang tumbang atau barang rumah tangga yang tidak
terpakai lagi seperti tv rusak, mesin cuci rusak, dan lain-lain. disisi lain
juga dari sampah rumah tinggal ini terdapat sampah yang di
identifikasikan masuk golongan B3 (bahan berbahaya dan beracun).
b.) Sampah dari daerah komersial : sampah ini berasal dari pertokoan, pasar,
hotel, dan lain sebagainya. Umumnya sampah ini berupa kertas, plastik,
sayuran yang telah membusuk atau bisa juga sisa makanan. Jika dilhat
sampah dari kelompok ini hampir mirip dengan sampah domestik namun
memiliki komposisi yang berbeda.
c.) Sampah institusi : sampah ini berasal dari kegiatan sekolah, universitas,
rumah sakit dan lembaga masyarakat dan sebagai nya. Sampah-sampah
yang dihasilkan dari kelompok ini sama dengan sampah komersial dan
domestik namun non pasar dan juga sampah ini kadang juga berasal dari
sisa obat-obatan yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit.
d.) Sampah jalanan atau tempat umum : sampah kelompok ini biasanya
dihasilkan dari tempat rekreasi, taman dan tempat-tempat yang bersifat
umum lainnya. Umumnya sampah ini berasal dari daun pepohonan yang
telah berjatuhan, lumpur, plastik, kertas dan lain sebagainya.
e.) Sampah kota : sampah ini umumnya berasal dari kegiatan industry atau
rumah sakit dengan indikasi sama dengan sampah domestik dengan
adanya sisa makanan, kertas dan plastik.
Dapat di lihat dari beberapa penggolongan tersebut tidak satupun dari golongan
yang tidak mempunyai sampah plastik dan kertas. Hal tersebut karena adanya
aktivitas manusia yang tidak bisa melepas ketergantungan mereka menggunakan
kertas dan plastik yang telah seperti kebutuhan pokok mereka.
Sedangkan menurut UU No. 18 Tahun 2008, tempat pengelolaan sampah
terpadu adalah “tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan,
penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.
Tahapan pemrosesan akhir sampah adalah mengembalikan kembali sampah ke
media lingkungan, namun harus aman bagi manusia dan lingkungan. Secara umum
pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir atau pengolahan”.
C. Metode Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan oleh peneliti didalam paper ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif dan data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Dimana
data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan Ketua Paguyuban Pemulung di
Piyungan dan observasi di TPST Piyungan sedangkan pada data sekunder diperoleh
dari artikel atau jurnal yang memuat informasi relevan dengan penelitian yang akan
dibahas serta melakukan dokumentasi secara resmi untuk memperoleh informasi.
D. Pembahasan
Menurut data Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya
Mineral di DIY Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan yang terletak
di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,
Yogyakarta. Volume sampah di TPS Piyungan sendiri mengalami kenaikan setiap
tahunnya, dan mengakibatkan tercemarnya lingkungan pada lingkup wilayah sekitar
TPS Piyungan sendiri. Berikut ini data pengelolaan persampahan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral di DIY:
Data Pengelolaan Sampah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2018
No Bidang Urusan Sub Elemen
Tahun
Satuan
2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pekerjaan Umum Jumlah TPS 417,00 417,00 417,00 419,00
419.00
* Unit
2 Pekerjaan Umum Daya tampung TPS 364,88 364,88 364,88 500,00
500.00
* Ton
3 Pekerjaan Umum Jumlah Depo sampah 64,00 64,00 64,00 64,00 64.00 * Unit
4 Pekerjaan Umum Jumlah TPA 3,00 3,00 3,00 3,00 3.00 * Unit
5 Pekerjaan Umum Jumlah TPST 37,00 37,00 61,00 61,00 61.00 * Unit
6 Pekerjaan Umum
Volume sampah yang
ditangani 405,34 405,34 422,14 549,74
549.74
* Ton/hari
7 Pekerjaan Umum Volume produksi sampah 637,91 637,91 644,16 659,69
644.16
* Ton/hari
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY
Dari data di atas dapat dilihat bahwa adanya tahun yang mana volume sampah
yang ditangani mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir pada tahun 2016, 2017
dan 2018 mengalami selesih kenaikan yang berjarak 15 angka didalam volume sampah
tersebut, namun hal tersebut tidak sebanding dengan daya tampung TPS yang hanya
memiliki kapasitas 500 ton. Menurut (Ardila, 2017) metode pengelolaan sampah di
TPST Piyungan ini adalah Sanitary Landfill Method yaitu sistem pembuangan sampah
dengan menimbun lapisan sampah dengan tanah setiap harinya. Penggunaan metode
tersebut dinilai tidak efektif karena sampah yang ada tidak akan hilang dan cenderung
menumpuk, dimana luas dari area penimbunan sendiri tidak bertambah, sehingga tetap
terjadi penumpukan sampah yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Berdasarkan
data di atas, saat ini sekitar 550 ton/hari sampah yang ditangani diangkut dan ditampung
di TPST Piyungan. Volume sampah tersebut akan terus meningkat seiring pertumbuhan
ekonomi dan industri serta banyaknya jumlah penduduk yang bertambah. Oleh karena
itu, untuk menghindari terjadinya kemungkinan bencana, seperti ledakan sampah dan
longsor sampah yang dapat menyebabkan kerugian, maka strategi pengelolaan sampah
di TPST Piyungan yang sudah melebihi kapasitas sangat penting dilakukan baik oleh
pemerintah daerah maupun partisipasi masyarakat di setiap wilayahnya dalam hal
pemilahan sampah, pembuangan sampah ke depo sampah atau TPS secara mandiri serta
mengolah sampah.
Saat saya melakukan kunjungan di TPST Piyungan pada bulan Desember tahun
2018, kondisi disana sudah sangat memprihatinkan, dapat diibaratkan seperti rumah
yang sudah tidak lagi menampung penghuninya, bau yang menyengat, truk sampah
yang silih berganti datang dan pergi menuju TPST Piyungan menjadi pemandangan
yang terjadi di setiap hari nya, kemudian banyak pemulung yang mulai memilah
sampah - sampah yang diturunkan dari truk, tidak kalah juga banyak sapi yang bermain
bersama bahkan mencari makan di atas tumpukan sampah yang semakin menggunung,
dan orang-orang yang berada di TPST Piyungan melakukan kegiatan makan dan minum
dengan pemandangan sampah yang berserakan. Kemudian saat hari mulai gelap truk-
truk mulai berkurang dan hanya ada beberapa aktifitas dari para pemulung, minimnya
penerangan di TPST Piyungan juga menjadi salah satu masalah yang terjadi hingga saat
ini.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Paguyuban Pemulung di Piyungan
menjelaskan bahwa wacana untuk membuat TPST baru di Kabupaten Kulon Progo
ataupun Gunungkidul sudah ada, tetapi sampai saat ini belum bisa diwujudkan karena
banyaknya faktor yang tidak mendukung, seperti jarak tempuh yang terlalu jauh dimana
hal tersebut akan menambah biaya perjalanan dan menyebabkan hal tersebut kurang
efektif dan efisien. Sehingga temuan yang didapatkan dilapangan adalah adanya
perluasan lahan sekitar 2 hektar untuk TPST Piyungan yang sedang dikerjakan untuk
menampung sampah 2 sampai 3 tahun ke depan.. Adanya sampah memang tidak bisa
dihindari, seiring bertambahnya populasi manusia dan ditambah berdirinya industri
besar yang menghasilkan limbah di Yogyakarta, perlu adanya kesadaran dari penghasil
limbah itu sendiri agar menghasilkan limbah seminim mungkin, dan dapat mendaur
ulang atau mengolah sampahnya seefektif mungkin, sehingga mengurangi beban TPST
dalam menampung sampah yang semakin hari tidak dapat dibendung sesuai dengan
adanya Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta No. 3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang
penanganannya didasarkan pada Pasal 17 dimana sampah dapat dibedakan menurut
jenis dan sifat sampah yaitu ; sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun,
sampah yang mudah terurai, sampah yang dapat digunakan kembali, dan sampah yang
dapat didaur ulang kembali.
Menurut (Purnomo, 2017) mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan
merupakan sebuah suatu proses pembangunan lahan, bisnis, masyarakat, kota, dan lain-
lain yang memiliki prinsip memenuhi kebutuhan tanpa mengorbankan keburutuhan
masa depan. Dalam lanjutnya, di dunia perekonomian, mereka akan semakin terhubung
dengan adanya perdagangan, pendapatan, teknologi, produksi, migrasi, dan jaringan
sosial. Pembangunan berkelanjutan mencoba untuk menghubungkan antara 3 interaksi
menjadi satu sistem yang kompleks yaitu ekonomi, masyarakat, dan lingkungan. Hal
tersebut juga bias dilakukan dengan melihat kondisi yang ada saat ini, mungkin
perluasan TPST Piyungan menjadi hal yang paling efektif saat ini. Untuk kemudian
difikirkan inovasi kedepannya, selain mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam
menyikapi sampah, pemindahan lokasi TPST juga belum tentu memiliki dampak yang
baik bahkan mungkin akan menciptakan daerah kumuh baru. Lokasi TPST Piyungan
sendiri sebenarnya masih memiliki banyak lahan, namun banyak masyarakat yang
tinggal disekitar lokasi tersebut, sehingga relokasi hunian masyarakat mungkin bisa
dijadikan alternatif ketika memang TPST Piyungan memaksa perluasan yang terus
menerus, sehingga daerah tersebut memang steril dari hunian masyarakat. Bau sampah
yang menyengat juga sangat mengganggu pernafasan, apalagi sebagian besar dari
mereka yang sudah merasa terbiasa, tidak menggunakan alat pelindung diri berupa
masker, padahal penggunaan maskerpun masih tetap merasakan bau busuk yang
bersumber dari gunung sampah TPST Piyungan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah yang dihasilkan dari bertambahnya populasi manusia dan ditambah
berdirinya industri besar yang menghasilkan limbah di Yogyakarta dan kurangya lahan
yang tersedia di Kota Yogyakarta mengakibatkan kota tersebut tidak memiliki TPST
yang memadai, sehingga setiap tahunnya pemerintah daerah mengeluarkan anggaran
sebesar 2 miliar kepada TPST Piyungan yang berada di wilayah Kabupaten Bantul.
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan telah mendapat perluasan
lahan sekitar 2 hektar untuk menampung sampah 2 sampai 3 tahun ke depan. Dengan
metode yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui metode Sanitary Landfill
Method yaitu sistem pembuangan sampah dengan menimbun lapisan sampah dengan
tanah setiap harinya dinilai kurang efekktif untuk membendung banjir sampah yang ada
di Kota Yogyakarta. Pemerintah daerah bersama masyarakat DIY harusnya
bekerjasama dalam mengatasi sampah yang ada saat ini. Masyarakat sendiri harusnya
sadar dan berusaha untuk menghambat volume sampah agar tidak bertambah terus
menerus setiap tahunnya, yaitu sesuai dengan Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta
No 3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Jenis
Rumah Tangga yang sesuai dengan Pasal 19 yang mengatakan “setiap orang yang
menghasilkan sampah wajib memilah sampah sesuai dengan jenis dan sifatnya” yang
dilanjut oleh Pasal 20 dengan mengatakan “setiap orang yang membuang sampah di
TPST atau TPA wajib terlebih dulu memilah sampahnya sebagai mana yang dimaksud
dalam Pasal 17 Ayat (2)”. Dari penjelasan tersebut pemerintah daerah juga harus
melakukan sosisalisasi dan pencontohan membuang sampah dengan baik dan benar.
Daftar Pustaka
Jurnal :
Ardila, R. (2017). Pengelolaan Sampah TPST Piyungan : Potret Kondisi Persampahan Kota
Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Pengelolaan Lingkungan
Blok 2 TA 2017/2018, 2.
Budihadjo, M. A. (2006). Studi Potensi Pengoposan Sampah Kota Sebagai Salah Satu
Alternatif Pengelolaan Sampah di TPA Dengan Menggunakan Ativator EM4
(Effective Microorganism). Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi dan
Pengembangan Teknik Lingkungan, 25-30.
Dr. Tri Padmi, P. (2011). Pengelolaan Sampah. Diklat Kuliah TL-3104, 5-20.
Paramasari, D. A. (2009). Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalam
Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). (Doctoral
dissertation, Universitas Sebelas Maret), 18-28.
Purnomo, E. P. (2017). Haris,Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) PT.
Agung Perdana Dalam Mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan. Journal of
Governance and Public Policy, 3(2), 203-225.
Riyan Sanjaya, S. R. (2015). Analisis Fungsi Dan Kenyamanan Jalur Pedestrian Kawasan Di
Kota Pangkalan Bun.
Slamet, P. (2002). Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsep Dasar. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 23-37.
Subekja, R. (2017). Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun Dalam Pengembangan
Usaha Mikro Kecil Brem Di Desa Kaliabu. (Doctoral Dissertation, University Of
Muhammadiyah Malang), 8.
Web Site :
Sunartono. (2018, September 14). Ini Ternyata Benang Kusut Masalah Sampah di Jogja .
Retrieved from Harian Jogja : https://jogjapolitan.harianjogja.com (Diakses pada
tanggal 30 Mei 2019 pada pukul 02.42 WIB
Peraturan Perundang-Undangan :
Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta No 3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Jenis Rumah Tangga Pasal 17, Pasal 19 dan Pasal 20
View publication stats

More Related Content

Similar to ANALISIS STRATEGI

Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)
Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)
Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)infosanitasi
 
Bandung111209.pdf
Bandung111209.pdfBandung111209.pdf
Bandung111209.pdfirfandoank2
 
Andrew hidayat kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupaten
Andrew hidayat  kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupatenAndrew hidayat  kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupaten
Andrew hidayat kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupatenAndrew Hidayat
 
model pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdfmodel pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdffarrasasmita1
 
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdfbahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdfAndiMuhIshakYusma
 
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.pptTEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.pptDiyahAnnisa3
 
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.pptTEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.pptRadenDaruwijaya
 
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.pptTEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.pptreynaldy9
 
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdf
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdfBappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdf
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdfSriWahyuni439447
 
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stuntingBappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stuntingKhasrulTsani1
 
3, sm, siti rohmawati, strategic management eksternal macro environment analy...
3, sm, siti rohmawati, strategic management eksternal macro environment analy...3, sm, siti rohmawati, strategic management eksternal macro environment analy...
3, sm, siti rohmawati, strategic management eksternal macro environment analy...Siti Rohmawati
 
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan PermukimanBuku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan PermukimanOswar Mungkasa
 
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...AlyaAnggrainiEffendi
 
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02Operator Warnet Vast Raha
 
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02Operator Warnet Vast Raha
 
Bhs%20indonesia%20kelompok%202,2.docx
Bhs%20indonesia%20kelompok%202,2.docxBhs%20indonesia%20kelompok%202,2.docx
Bhs%20indonesia%20kelompok%202,2.docxGuruMagang1
 
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...bramantiyo marjuki
 
Sampah kramat jati-revisi
Sampah kramat jati-revisiSampah kramat jati-revisi
Sampah kramat jati-revisilinapermata
 

Similar to ANALISIS STRATEGI (20)

Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)
Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)
Buku Putih Sanitasi - 3-4 Studi Data Primer (non-EHRA)
 
Desa Bestari CCEP Indonesia.pdf
Desa Bestari CCEP Indonesia.pdfDesa Bestari CCEP Indonesia.pdf
Desa Bestari CCEP Indonesia.pdf
 
Kabar jkpp 11
Kabar jkpp 11Kabar jkpp 11
Kabar jkpp 11
 
Bandung111209.pdf
Bandung111209.pdfBandung111209.pdf
Bandung111209.pdf
 
Andrew hidayat kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupaten
Andrew hidayat  kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupatenAndrew hidayat  kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupaten
Andrew hidayat kebijakan pemanfaatan ruang terbuka hijau kabupaten
 
model pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdfmodel pengelolaan di pembhsn.pdf
model pengelolaan di pembhsn.pdf
 
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdfbahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
 
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.pptTEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
 
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.pptTEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
 
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.pptTEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
TEKNIS_PENLAT_KKN_POSDAYA.ppt
 
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdf
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdfBappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdf
Bappenas_Buku_Juknis_Aksi_1-2-3_27062019 (1).pdf
 
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stuntingBappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
Bappenas buku juknis_aksi_1-2-3_stunting
 
3, sm, siti rohmawati, strategic management eksternal macro environment analy...
3, sm, siti rohmawati, strategic management eksternal macro environment analy...3, sm, siti rohmawati, strategic management eksternal macro environment analy...
3, sm, siti rohmawati, strategic management eksternal macro environment analy...
 
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan PermukimanBuku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
Buku pedoman 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman
 
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya oleh Alya Anggraini E. & Fathimah Qonita ...
 
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02
 
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02
Peningkatankapasitaspemerintahdaerahdalam 110408220457-phpapp02
 
Bhs%20indonesia%20kelompok%202,2.docx
Bhs%20indonesia%20kelompok%202,2.docxBhs%20indonesia%20kelompok%202,2.docx
Bhs%20indonesia%20kelompok%202,2.docx
 
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
 
Sampah kramat jati-revisi
Sampah kramat jati-revisiSampah kramat jati-revisi
Sampah kramat jati-revisi
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 

Recently uploaded (6)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 

ANALISIS STRATEGI

  • 1. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/333487011 ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL DALAM UPAYA MENGURANGI BANJIR SAMPAH (Studi Kasus di TPST Piyungan, Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo Kecamatan P... Article · May 2019 CITATIONS 0 READS 3,210 1 author: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Final Exam Ekopen View project Inten Rahayu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Inten Rahayu on 30 May 2019. The user has requested enhancement of the downloaded file.
  • 2. ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPST PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL DALAM UPAYA MENGURANGI BANJIR SAMPAH (Studi Kasus di TPST Piyungan, Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul, Yogyakarta) Inten Rahayu (20160520040) E-mail : intenrahayu985@gmail.com Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan Kota Pelajar ini merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan menjadi salah satu tujuan pendidikan dari luar daerah ataupun dalam Provinsi DIY. Dengan banyaknya pendatang yang berdatangan ke wilayah Kota Yogyakarta, hal tersebut menjadi salah satu dari beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya volume sampah di Kota Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu sampah – sampah yang berada di Kota Yogyakarta menjadi permasalahan yang serius, dimana Tempat Pembungan Sampah (TPS) yang berada di Provinsi DIY hanya bertumpu pada Tempat Pembungan Akhir (TPA) Piyungan sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). Hal ini yang merupakan faktor selanjutnya TPA Piyungan menjadi sebuah gunung sampah di Kota Yogyakarta. Dari penelitian ini dapat diketahui strategi yang digunakan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengurangi banjir sampah di wilayah Yogyakarta pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan teknik analisis deskriptif. Dengan data yang digunakan didalamnya data primer dan sekunder. Kata kunci : Strategi dan Pengelolaan Sampah A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi dengan tujuan wisata dan pendidikan dari daerah luar Provinsi DIY atau dalam Provinsi DIY (Riyan Sanjaya, 2015). Hal tersebut menjadi salah satu pemicu adanya permasalahan sampah di Provinsi DIY karena banyaknya pendatang dari luar Provinsi DIY. Menurut (Budihadjo, 2006) permasalahan sampah sendiri merupakan masalah klasik yang
  • 3. terjadi di daerah perkotaan, khususnya di Kota Yogyakarta hingga saat ini masih dikembangkannya tentang penanganan dan pengelolaan sampah. Permasalahan sampah haruslah mendapat perhatian yang khusus seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat di muka bumi. Akibat dari peningkatan jumlah penduduk tersebut, volume sampah meningkat dan melebihi batas dari daya tampung Tempat Pembuang Akhir (TPA). Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya volume sampah di TPA adalah daya tampung atau lahan yang dijadikan TPA tidak bisa menampung kembali kapasitas sampah yang ada serta tidak adanya pengelolaan sampah yang tepat pada TPA tersebut (Budihadjo, 2006). Menurut Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral di DIY, sistem pengelolaan persampahan di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul pada tahun 2018 secara bersama-sama menggunakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dan menjadi lokasi tersebut sebagai pembuangan sampah mereka. Menurut (Sunartono, 2018) kurangnya sosialisasi dan pengedukasian atas pengelolaan sampah pada masyarakat sekitar TPA Piyungan juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan volume sampah yang semakin meningkat. Pemerintah Kota Yogyakarta telah mengeluarkan setidaknya 2 milliar untuk membiayai TPA Piyungan. Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sendiri terletak di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Menurut (Ardila, 2017) pembangunan TPST Piyungan dilakukan pada tahun 1995 dan mulai dioperasikan tahun 1996 di atas tanah seluas 12,5 hektar dengan kapasitas 2,7 juta meter kubik sampah. Volume sampah di TPS Piyungan sendiri mengalami kenaikan setiap tahunnya, dan mengakibatkan tercemarnya lingkungan pada lingkup wilayah sekitar TPS Piyungan. Menurut Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral di DIY dari daya tampung TPS yang berada di DIY pada tahun 2004 menduduki nilai 364,88 ton sampah dan di tahun 2018 mencapai 500.00 ton sampah. Sedangkan untuk volume sampah yang di tangani pada tahun 2004 menduduki nilai 405,34 ton/hari dan pada tahun 2018 menduduki angka 549,74 ton/hari. Dari data dapat simpulkan bahwa setiap tahun volume sampah yang ditangani mengalami peningkatan selama 4 tahun terakhir, namun tidak sebanding dengan daya tampung TPS yang hanya memiliki kapasitas 500 ton. Metode pengelolaan sampah di TPST Piyungan ini adalah Sanitary Landfill Method yaitu sistem pembuangan sampah dengan menimbun lapisan sampah
  • 4. dengan tanah setiap harinya. Penggunaan metode tersebut dinilai tidak efektif karena sampah yang ada tidak akan hilang dan cenderung menumpuk, tetapi luas area penimbunan tidak bertambah, sehingga tetap terjadi penumpukan sampah yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Berdasarkan data di atas, saat ini sekitar 550 ton/hari sampah yang ditangani diangkut ke TPST Piyungan. Volume sampah tersebut akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan industri dan jumlah penduduk. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya kemungkinan bencana, seperti ledakan sampah dan longsor sampah yang dapat menyebabkan kerugian, maka strategi pengelolaan sampah di TPST Piyungan yang sudah melebihi kapasitas sangat penting dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun partisipasi masyarakat di setiap wilayahnya dalam hal pemilahan sampah, pembuangan sampah ke depo sampah atau TPS secara mandiri serta mengolah sampah. Dari permasalahan – permasalahan yang telah dijelaskan diatas penulis tertarik untuk untuk mengetahui dan menuliskan di dalam paper ini bagaimana strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam pengelolaan sampah di TPST Piyungan Kabupaten Bantul untuk mengurangi banjir sampah di wilayah Kota Yogyakarta dengan metode yang diterapkan saat ini adalah Sanitary Landfill Method yaitu sistem pembuangan sampah dengan menimbun lapisan sampah dengan tanah setiap harinya, dimana metode tersebut dinilai kurang efektif dalam pengurangan volume sampah yang ada di TPST Piyungan. B. Kerangka Teori 1. Strategi Menurut (Subekja, 2017), strategi merupakan sebuah rancangan dari semua aspek yang berkaitan dengan adanya pelaksaan dari sebuah gagasan dan perencanaan yang memiliki jangka wakstu yang telah ditentukan di awal perencanaan. Didalam strategi terdapat faktor-faktor pendukung yang dapat membantu strategi berjalan dengan lancer yaitu dengan adanya koodinasi dari tim dengan saling berkerja sama satu sama lain, memiliki tema, serta mengidentifikasi dari semua aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan perencanaan, pendanaan dan memiliki sebuah cara yang efektif untuk mencapai tujuan. Dalam sebuah pembuatan strategi, harus adanya sebuah perencaan yang dipikirkan secara matang dan jelas supaya mendapat hasil yang memuaskan. Dalam (Paramasari, 2009), T. Hani Handoko mengemukakan tahapan yang ada di dalam sebuah kegiatan perencanaan yang terdiri dari :
  • 5. 1. Menetapkan sebuah tujuan yang akan dicapai. Perencanaan di mulai dengan ada tujuan yang telah di diskusikan oleh organisasi atau kelompok tersebut dengan jelas, tanpa ada nya sebuah tujuan yang jelas sebuah perencanaan tidak akan berjalan secara baik. 2. Memikirkan keadaan saat ini. Memahami akan situasi saat ini di dalam sebuah organisasi atau kelompok dengan melihat sumber daya – sumber daya yang ada dan mengaitkan dengan tujuan dari perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapakan. 3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari sebuah organisasi atau kelompok. Semua kelebihan dan kekurangan serta hambatan dan kemudahan perlu di ketahui agar dapat melihat potensi yang dimiliki oleh sebuah organisasi untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan, oleh sebab itu organisasi atau kelompok juga harus mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang dapat membantu dalam mencapai tujuannya. 4. Mengembangkan perencanaan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Tahap ini merupakan tahap terakhir dari proses sebuah perencanaan yang meliputi berbagai pengembangan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan di awal pembuatan strategi. Adapun di dalam sebuah perencanaan terdapat perencanaan strategis yang mana perencanaan tersebut merupakan sebuah proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi yang akan diterapkan oleh sebuah organisasi yang bertujuan untuk mengetahui ancaman yang akan terjadi dari faktor eksternal dan bisa melihat peluang yang ada. Tujuan utama dari perencanaan strategis ini agar sebuah organisasi atau kelompok tersebut agar dapat mengidentifikasi secara obyektif kondisi internal maupun eksternal yang ada supaya dapat menangani permasalahan akibat terjadinya perubahan lingkungan di eksternal organisasi atau kelompok tersebut (Paramasari, 2009). Oleh sebab itu sebuah perencanaan strategis sangatlah penting untuk meningkatkan suatu pengembangan dari tujuan yang akan di capai oleh organisasi tersebut.
  • 6. 2. Pengelolaan Sampah Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan. Sedangkan pengertian sampah sendiri menurut UU No 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah “adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah”. Di dalam UU No 18 Tahun 2008 juga dijelaskan siapa yang menghasilkan sampah tersebut yang dijelaskan sebagai berikut : “setiap orang atau kelompok orang atau badan hukum yang menghasilkan timbulan sampah”. Menurut (Dr. Tri Padmi, 2011), di Indonesia sendiri sampah dapat digolongkan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah di Indonesia juga dapat digolongkan menjadi 5 golongan yaitu; a.) Sampah rumah tinggal : yang di maksut di sini adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari dari perumahan atau pemukiman penduduk atau biasa disebut dengan sampat domestik yang berupa dari sisa-sisa makanan, kertas, plastik, logam bahkan sampah yang berukuran besar seperti pohon yang tumbang atau barang rumah tangga yang tidak terpakai lagi seperti tv rusak, mesin cuci rusak, dan lain-lain. disisi lain juga dari sampah rumah tinggal ini terdapat sampah yang di identifikasikan masuk golongan B3 (bahan berbahaya dan beracun). b.) Sampah dari daerah komersial : sampah ini berasal dari pertokoan, pasar, hotel, dan lain sebagainya. Umumnya sampah ini berupa kertas, plastik, sayuran yang telah membusuk atau bisa juga sisa makanan. Jika dilhat sampah dari kelompok ini hampir mirip dengan sampah domestik namun memiliki komposisi yang berbeda. c.) Sampah institusi : sampah ini berasal dari kegiatan sekolah, universitas, rumah sakit dan lembaga masyarakat dan sebagai nya. Sampah-sampah yang dihasilkan dari kelompok ini sama dengan sampah komersial dan domestik namun non pasar dan juga sampah ini kadang juga berasal dari sisa obat-obatan yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit.
  • 7. d.) Sampah jalanan atau tempat umum : sampah kelompok ini biasanya dihasilkan dari tempat rekreasi, taman dan tempat-tempat yang bersifat umum lainnya. Umumnya sampah ini berasal dari daun pepohonan yang telah berjatuhan, lumpur, plastik, kertas dan lain sebagainya. e.) Sampah kota : sampah ini umumnya berasal dari kegiatan industry atau rumah sakit dengan indikasi sama dengan sampah domestik dengan adanya sisa makanan, kertas dan plastik. Dapat di lihat dari beberapa penggolongan tersebut tidak satupun dari golongan yang tidak mempunyai sampah plastik dan kertas. Hal tersebut karena adanya aktivitas manusia yang tidak bisa melepas ketergantungan mereka menggunakan kertas dan plastik yang telah seperti kebutuhan pokok mereka. Sedangkan menurut UU No. 18 Tahun 2008, tempat pengelolaan sampah terpadu adalah “tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Tahapan pemrosesan akhir sampah adalah mengembalikan kembali sampah ke media lingkungan, namun harus aman bagi manusia dan lingkungan. Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir atau pengolahan”. C. Metode Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan oleh peneliti didalam paper ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dan data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Dimana data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan Ketua Paguyuban Pemulung di Piyungan dan observasi di TPST Piyungan sedangkan pada data sekunder diperoleh dari artikel atau jurnal yang memuat informasi relevan dengan penelitian yang akan dibahas serta melakukan dokumentasi secara resmi untuk memperoleh informasi. D. Pembahasan Menurut data Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral di DIY Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan yang terletak di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Volume sampah di TPS Piyungan sendiri mengalami kenaikan setiap tahunnya, dan mengakibatkan tercemarnya lingkungan pada lingkup wilayah sekitar
  • 8. TPS Piyungan sendiri. Berikut ini data pengelolaan persampahan oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral di DIY: Data Pengelolaan Sampah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2018 No Bidang Urusan Sub Elemen Tahun Satuan 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pekerjaan Umum Jumlah TPS 417,00 417,00 417,00 419,00 419.00 * Unit 2 Pekerjaan Umum Daya tampung TPS 364,88 364,88 364,88 500,00 500.00 * Ton 3 Pekerjaan Umum Jumlah Depo sampah 64,00 64,00 64,00 64,00 64.00 * Unit 4 Pekerjaan Umum Jumlah TPA 3,00 3,00 3,00 3,00 3.00 * Unit 5 Pekerjaan Umum Jumlah TPST 37,00 37,00 61,00 61,00 61.00 * Unit 6 Pekerjaan Umum Volume sampah yang ditangani 405,34 405,34 422,14 549,74 549.74 * Ton/hari 7 Pekerjaan Umum Volume produksi sampah 637,91 637,91 644,16 659,69 644.16 * Ton/hari Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY Dari data di atas dapat dilihat bahwa adanya tahun yang mana volume sampah yang ditangani mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir pada tahun 2016, 2017 dan 2018 mengalami selesih kenaikan yang berjarak 15 angka didalam volume sampah tersebut, namun hal tersebut tidak sebanding dengan daya tampung TPS yang hanya memiliki kapasitas 500 ton. Menurut (Ardila, 2017) metode pengelolaan sampah di TPST Piyungan ini adalah Sanitary Landfill Method yaitu sistem pembuangan sampah dengan menimbun lapisan sampah dengan tanah setiap harinya. Penggunaan metode tersebut dinilai tidak efektif karena sampah yang ada tidak akan hilang dan cenderung menumpuk, dimana luas dari area penimbunan sendiri tidak bertambah, sehingga tetap terjadi penumpukan sampah yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Berdasarkan data di atas, saat ini sekitar 550 ton/hari sampah yang ditangani diangkut dan ditampung di TPST Piyungan. Volume sampah tersebut akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan industri serta banyaknya jumlah penduduk yang bertambah. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya kemungkinan bencana, seperti ledakan sampah dan longsor sampah yang dapat menyebabkan kerugian, maka strategi pengelolaan sampah di TPST Piyungan yang sudah melebihi kapasitas sangat penting dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun partisipasi masyarakat di setiap wilayahnya dalam hal
  • 9. pemilahan sampah, pembuangan sampah ke depo sampah atau TPS secara mandiri serta mengolah sampah. Saat saya melakukan kunjungan di TPST Piyungan pada bulan Desember tahun 2018, kondisi disana sudah sangat memprihatinkan, dapat diibaratkan seperti rumah yang sudah tidak lagi menampung penghuninya, bau yang menyengat, truk sampah yang silih berganti datang dan pergi menuju TPST Piyungan menjadi pemandangan yang terjadi di setiap hari nya, kemudian banyak pemulung yang mulai memilah sampah - sampah yang diturunkan dari truk, tidak kalah juga banyak sapi yang bermain bersama bahkan mencari makan di atas tumpukan sampah yang semakin menggunung, dan orang-orang yang berada di TPST Piyungan melakukan kegiatan makan dan minum dengan pemandangan sampah yang berserakan. Kemudian saat hari mulai gelap truk- truk mulai berkurang dan hanya ada beberapa aktifitas dari para pemulung, minimnya penerangan di TPST Piyungan juga menjadi salah satu masalah yang terjadi hingga saat ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Paguyuban Pemulung di Piyungan menjelaskan bahwa wacana untuk membuat TPST baru di Kabupaten Kulon Progo ataupun Gunungkidul sudah ada, tetapi sampai saat ini belum bisa diwujudkan karena banyaknya faktor yang tidak mendukung, seperti jarak tempuh yang terlalu jauh dimana hal tersebut akan menambah biaya perjalanan dan menyebabkan hal tersebut kurang efektif dan efisien. Sehingga temuan yang didapatkan dilapangan adalah adanya perluasan lahan sekitar 2 hektar untuk TPST Piyungan yang sedang dikerjakan untuk menampung sampah 2 sampai 3 tahun ke depan.. Adanya sampah memang tidak bisa dihindari, seiring bertambahnya populasi manusia dan ditambah berdirinya industri besar yang menghasilkan limbah di Yogyakarta, perlu adanya kesadaran dari penghasil limbah itu sendiri agar menghasilkan limbah seminim mungkin, dan dapat mendaur ulang atau mengolah sampahnya seefektif mungkin, sehingga mengurangi beban TPST dalam menampung sampah yang semakin hari tidak dapat dibendung sesuai dengan adanya Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta No. 3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang penanganannya didasarkan pada Pasal 17 dimana sampah dapat dibedakan menurut jenis dan sifat sampah yaitu ; sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun,
  • 10. sampah yang mudah terurai, sampah yang dapat digunakan kembali, dan sampah yang dapat didaur ulang kembali. Menurut (Purnomo, 2017) mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah suatu proses pembangunan lahan, bisnis, masyarakat, kota, dan lain- lain yang memiliki prinsip memenuhi kebutuhan tanpa mengorbankan keburutuhan masa depan. Dalam lanjutnya, di dunia perekonomian, mereka akan semakin terhubung dengan adanya perdagangan, pendapatan, teknologi, produksi, migrasi, dan jaringan sosial. Pembangunan berkelanjutan mencoba untuk menghubungkan antara 3 interaksi menjadi satu sistem yang kompleks yaitu ekonomi, masyarakat, dan lingkungan. Hal tersebut juga bias dilakukan dengan melihat kondisi yang ada saat ini, mungkin perluasan TPST Piyungan menjadi hal yang paling efektif saat ini. Untuk kemudian difikirkan inovasi kedepannya, selain mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi sampah, pemindahan lokasi TPST juga belum tentu memiliki dampak yang baik bahkan mungkin akan menciptakan daerah kumuh baru. Lokasi TPST Piyungan sendiri sebenarnya masih memiliki banyak lahan, namun banyak masyarakat yang tinggal disekitar lokasi tersebut, sehingga relokasi hunian masyarakat mungkin bisa dijadikan alternatif ketika memang TPST Piyungan memaksa perluasan yang terus menerus, sehingga daerah tersebut memang steril dari hunian masyarakat. Bau sampah yang menyengat juga sangat mengganggu pernafasan, apalagi sebagian besar dari mereka yang sudah merasa terbiasa, tidak menggunakan alat pelindung diri berupa masker, padahal penggunaan maskerpun masih tetap merasakan bau busuk yang bersumber dari gunung sampah TPST Piyungan.
  • 11. PENUTUP A. Kesimpulan Sampah yang dihasilkan dari bertambahnya populasi manusia dan ditambah berdirinya industri besar yang menghasilkan limbah di Yogyakarta dan kurangya lahan yang tersedia di Kota Yogyakarta mengakibatkan kota tersebut tidak memiliki TPST yang memadai, sehingga setiap tahunnya pemerintah daerah mengeluarkan anggaran sebesar 2 miliar kepada TPST Piyungan yang berada di wilayah Kabupaten Bantul. Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan telah mendapat perluasan lahan sekitar 2 hektar untuk menampung sampah 2 sampai 3 tahun ke depan. Dengan metode yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui metode Sanitary Landfill Method yaitu sistem pembuangan sampah dengan menimbun lapisan sampah dengan tanah setiap harinya dinilai kurang efekktif untuk membendung banjir sampah yang ada di Kota Yogyakarta. Pemerintah daerah bersama masyarakat DIY harusnya bekerjasama dalam mengatasi sampah yang ada saat ini. Masyarakat sendiri harusnya sadar dan berusaha untuk menghambat volume sampah agar tidak bertambah terus menerus setiap tahunnya, yaitu sesuai dengan Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta No 3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Jenis Rumah Tangga yang sesuai dengan Pasal 19 yang mengatakan “setiap orang yang menghasilkan sampah wajib memilah sampah sesuai dengan jenis dan sifatnya” yang dilanjut oleh Pasal 20 dengan mengatakan “setiap orang yang membuang sampah di TPST atau TPA wajib terlebih dulu memilah sampahnya sebagai mana yang dimaksud dalam Pasal 17 Ayat (2)”. Dari penjelasan tersebut pemerintah daerah juga harus melakukan sosisalisasi dan pencontohan membuang sampah dengan baik dan benar.
  • 12. Daftar Pustaka Jurnal : Ardila, R. (2017). Pengelolaan Sampah TPST Piyungan : Potret Kondisi Persampahan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Pengelolaan Lingkungan Blok 2 TA 2017/2018, 2. Budihadjo, M. A. (2006). Studi Potensi Pengoposan Sampah Kota Sebagai Salah Satu Alternatif Pengelolaan Sampah di TPA Dengan Menggunakan Ativator EM4 (Effective Microorganism). Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 25-30. Dr. Tri Padmi, P. (2011). Pengelolaan Sampah. Diklat Kuliah TL-3104, 5-20. Paramasari, D. A. (2009). Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalam Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret), 18-28. Purnomo, E. P. (2017). Haris,Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Agung Perdana Dalam Mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan. Journal of Governance and Public Policy, 3(2), 203-225. Riyan Sanjaya, S. R. (2015). Analisis Fungsi Dan Kenyamanan Jalur Pedestrian Kawasan Di Kota Pangkalan Bun. Slamet, P. (2002). Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsep Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 23-37. Subekja, R. (2017). Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil Brem Di Desa Kaliabu. (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang), 8. Web Site : Sunartono. (2018, September 14). Ini Ternyata Benang Kusut Masalah Sampah di Jogja . Retrieved from Harian Jogja : https://jogjapolitan.harianjogja.com (Diakses pada tanggal 30 Mei 2019 pada pukul 02.42 WIB Peraturan Perundang-Undangan : Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta No 3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Jenis Rumah Tangga Pasal 17, Pasal 19 dan Pasal 20