Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Sumayyah binti khayyat
1. SUMAYYAH BINTI KHAYYAT
WANITA SYAHIDAH PERTAMA DALAM ISLAM
Dialah Sumayyah binti Khayyat, hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughirah.
Beliau dinikahi oleh Yasir, seorang pendatang yang kemudian menetap di Mekkah, sehingga tak
ada kabilah yang dapat membelanya, menolongnya, dan mencegah kezaliman atas dirinya. Dia
hidup sebatang kara, sehingga posisinya sulit di bawah aturan yang berlaku pada masa jahiliah.
Begitulah Yasir mendapati dirinya menyerahkan perlindungannya kepada Bani Makhzum.
Beliau hidup dalam kekuasaan Abu Hudzaifah, yang dia dinikahkan dengan budak wanita
bernama Sumayyah, tokoh yang kita bicarakan ini, dan beliau hidup bersamanya serta tenteram
bersamanya. Tidak berselang lama dari pernikahannya, lahirnya anak mereka berdua yang
bernama Ammar dan Ubaidullah.
Tatkala Ammar hampir menjelang dewasa dan sempurna sebagai seorang laki-laki, beliau
mendengar agama baru yang didakwahkan oleh Muhammad bin Abdullah kepada beliau.
Berpikirlah Ammar bin Yasir sebagaimana yang dipikirkan oleh penduduk Mekkah, sehingga
kesungguhan beliau dalam berpikir dan lurusnya fitrah beliau, menggiringnya untuk memeluk
dinul Islam.
Ammar kembali ke rumah dan menemui kedua orang tuanya dalam keadaan merasakan
lezatnya iman yang telah terpatri dalam jiwanya. Beliau menceritakan kejadian yang beliau alami
hingga pertemuannya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian menawarkan
kepada keduanya untuk mengikuti dakwah yang baru tersebut. Ternyata, Yasir dan Sumayyah
menyahut dakwah yang penuh berkah tersebut dan bahkan mengumumkan keislamannya.
Sumayyah pun menjadi orang ketujuh yang masuk Islam.
Dari sinilah dimulainya sejarah yang agung bagi Sumayyah binti Khayyat, yang bertepatan
dengan permulaan dakwah Islam dan sejak fajar terbit untuk yang pertama kalinya.
PENYIKSAAN KAUM KAFIR QURAISY KEPADA SUMAYYAH BINTI KHAYYAT
Bani Makhzum mengetahui akan hal itu, karena Ammar dan keluarganya tidak
memungkiri bahwa mereka telah masuk Islam, bahkan mereka mengumumkan keislamannya
dengan kuat sehingga orang-orang kafir tidak menanggapinya melainkan dengan pertentangan
dan permusuhan.
Bani Makhzum segera menangkap keluarga Yasir dan menyiksa mereka dengan
bermacam-macam siksaan agar mereka keluar dari din mereka, mereka memaksa dengan cara
mengeluarkan mereka ke padang pasir tatkala keadaannya sangat panas dan menyengat. Mereka
membuang Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya dengan pasir yang sangat panas,
kemudian meletakkan di atas dadanya sebongkah batu yang berat. Akan tetapi, tiada terdengar
rintihan atau pun ratapan, melainkan ucapan, “Ahad … Ahad ….” Sumayyah binti Khayyat
ulang-ulang kata tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Yasir, Ammar, dan Bilal.
2. Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyaksikan keluarga muslim
tersebut yang tengah disiksa dengan kejam, maka beliau menengadahkan ke langit dan berseru,
“Bersabarlah, wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah
surga.”
Sumayyah binti Khayyat mendengar seruan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam maka beliau bertambah tegar dan optimis. Dengan kewibawaan imannya, dia mengulang-
ulang dengan berani, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi
bahwa janjimu adalah benar.”
Begitulah, Sumayyah binti Khayyat telah merasakan kelezatan dan manisnya iman
sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu yang remeh dalam rangka memperjuangkan
akidahnya. Hatinya telah dipenuhi kebesaran Allah subhanahu wa ta’ala, maka dia menganggap
kecil setiap siksaan yang dilakukan oleh para tagut yang zalim; mereka tidak kuasa menggeser
keimanan dan keyakinannya, sekalipun hanya satu langkah semut.
Sementara Yasir telah mengambil keputusan sebagaimana yang dia lihat dan dia dengar dari
istrinya,Sumayyah binti Khayyat pun telah mematrikan dalam dirinya untuk bersama-sama
dengan suaminya meraih kesuksesan yang telah dijanjikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Tatkala para tagut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang
oleh Sumayyah binti Khayyat maka musuh Allah Abu Jahal melampiaskan keberangannya
kepada Sumayyah dengan menusukkan sangkur yang berada dalam genggamannya
kepada Sumayyah binti Khayyat. Terbanglah nyawa beliau dari raganya yang beriman dan suci
bersih. Beliau adalah wanita pertama yang syahid dalam Islam. Beliau gugur setelah memberikan
contoh baik dan mulia bagi kita dalam hal keberanian dan keimanan, beliau telah mengerahkan
segala yang beliau miliki dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan
imannya. Beliau telah mengorbankan nyawanya yang mahal, dalam rangka meraih keridhaan
Rabbnya. Mendermakan jiwa adalah puncak tertinggi dari kedermawanan.