Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan mati sekitar 150 juta tahun yg lalu. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar laut. Sementara itu bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa organisme itu sehingga menjadi minyak bumi dan gas yang terperangkap di antara lapisan-lapisan kulit bumi.
3. A. Proses Pembentukan Minyak
Bumi
Minyak bumi dan gas alam
berasal dari jasad renik lautan,
tumbuhan dan hewan mati
sekitar 150 juta tahun yg lalu.
Sisa-sisa organisme itu
mengendap di dasar laut.
Sementara itu bakteri anaerob
menguraikan sisa-sisa organisme
itu sehingga menjadi minyak
bumi dan gas yang terperangkap
di antara lapisan-lapisan kulit
4. C. Hasil olahan minyak bumi
LPG
Avtur (Bahan bakar penerbangan)
Bensin
Minyak tanah ( kerosin )
Solar
Pelumas
Lilin
Minyak bakar
Aspal
5. B. Komposisi Minyak Bumi
1. Senyawa n-alkana
Merupakan komponen utama minyak bumi. Pada suhu kamar, metana
dan etana berupa gas. Metana dan etana merupakan komponen utama
LNG. Sementara itu, propana dan butana merupakan komponen utama
LPG berbentuk cair.
2. Senyawa sikloalkana
Merupakan komponen terbesar kedua setelah n-alkana. Senyawa
sikloalkana yang paling banyak terdapat pada minyak bumi yaitu
siklopentana dan sikloheksana.
3. Senyawa isoalkana
Hanya sedikit isoalkana yang terkandung dalam minyak bumi.
4. Senyawa aromatik
Hanya sedikit senyawa aromatik dengan titik didih rendah dalam
minyak bumi
6. C. PENGOLAHAN MINYAK BUMI TAHAP
I
Pengolahan minyak bumi tahap I dilakukan
dengan distilasi bertingkat proses distilasi
berulang-ulang sehingga didapatkan berbagai
macam hasil berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Hasil pada proses distilasi bertingkat
ini meliputi:
7. PENGOLAHAN MINYAK BUMI
TAHAP I
Fraksi pertama : menghasilkan gas yang
dicairkan kembali yaitu LPG
Fraksi kedua: gas bumi (nafta) yang
diolahmenjadi bensin (premium) atau bahan
petrokimia lain.
Fraksi ketiga : diolah menjadi kerosin
(minyak tanah) dan avtur (bahan bakar
pesawat jet)
Fraksi keempat : menghasilkan solar
Fraksi kelima : menghasilkan residu yang
berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat
diolah lebihlanjut. Sisanya berupa aspal dan
8. D. PENGOLAHAN MINYAK BUMI
TAHAP II
Pada pengolahan minyak bumi tahap kedua,
dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil
penyulingan pada tahap pertama. Proses-
proses tersebut meliputi:
9. Perengkahan (cracking) : pengubahan struktur kimia seperti
pemecahan rantai, alkilasi, polimerisasi,reformasi dan
isomerasi.
Proses ekstraksi : pembersihan produk dengan
menggunakan pelarut agar didapatkan hasil banyak dengan
mutu tinggi
Proses kristalisasi : pemisahan produk melalui perbedaan
titik cairnya
Pembersihan dari kontaminasi (treating) : pembersihan
kotoran dengan menambahkan soda kaustik (NaOH), tanah
liat atau proses hidrogenasi.
10. F. DESTILASI BERTINGKAT MINYAK
BUMI
Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga
minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung
kadar logam dan belerang rendah, berwarna terang dan
bersifat encer (viskositas rendah).
Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung
kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi
sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
11. F. Proses Distilasi Bertingkat
1. Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air
bertekanan tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang
dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi.
2. Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati
pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi
dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
3. Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin.
Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan
terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu
kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
4. Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi
senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian
atas menara.
12.
13. G. Bilangan Oktan
Bilangan oktan adalah angka yang
menunjukkan seberapa besar tekanan yang
bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara
spontan. Di dalam mesin, campuran udara
dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh
piston sampai dengan volume yang sangat
kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api
yang dihasilkan busi.
15. H. Dampak Pembakaran Bahan
Bakar
Pembakaran sempurna akan menghasilkan
karbondioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran
tidak sempurna akan menghasilkan asap dan butiran
halus dari karbon (jelaga), karbon monoksida, karbon
dioksida, dan uap air.
1. CO₂ : Menyebabkan pemanasan global
2. CO : Menyebabkan kematian
3. C : Merusak alat pernafasan
4. NOᵪ : Menyebabkan iritasi mata
5. SO2 dan SO3 : Hujan Asam
16. I. Komposisi Molekul Hidrokarbon dalam Minyak
Bumi
Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, naptena,
aspaltena, dan aromatik. Komposisi molekul hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak bumi berdasarkan beratnya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan komponen terbanyak dalam minyak bumi, minyak bumi
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu parafin, naftalena, dan campuran
parafin-naftalena.
No
.
Hidrokarbon Rata-Rata Rentan
1 Naptena 49% 30-60%
2 Parafin 30% 15-60%
3 Aromatik 15% 3-30%
4 Aspaltena 6% sisa-sisa
17. Minyak Bumi Golongan Parafin
Sebagian besar komponen dalam minyak bumi jenis parafin adalah
senyawa hidrokarbon rantai terbuka. Minyak bumi jenis ini
dimanfaatkan untuk bahan bakar karena merupakan sumber
penghasil gasolin.
Minyak Bumi Golongan Naftalena
Komponen terbesar dalam minyak bumi jenis naftalena berupa
senyawa hidrokarbon rantai siklis atau rantai tertutup. Minyak bumi
jenis ini digunakan untuk pengeras jalan dan pelumas.
Minyak Bumi Golongan Campuran Parafin-Naftalena
Minyak bumi golongan ini komponen penyusunnya berupa senyawa
hidrokarbon rantai terbuka dan rantai tertutup.
18. Kegunaan senyawa-senyawa
alkana
Metana (CH4) dan etana (C2H6) LNG.
Propana (C3H8) dan butana (C4H10) LPG.
Pentana (C5H12) dan heptana (C7H16) bahan pelarut, cairan
pencuci kering (dry clean), dan produk cepat kering lainnya.
C6H14 sampai C12H26 dicampur bersama bensin.
C10 sampai C15 minyak tanah.
C10 dan C20 diesel dan bahan bakar minyak untuk mesin kapal.
C16 sampai C20 solar untuk bahan bakar mesin jet.
C20 ke atas yang berbentuk setengah padat minyak pelumas dan
vaselin.
Mulai C25 berbentuk padat lilin dan bitumen aspal.
20. J. Pengaertian Bensin
Bensin/gasoline/petrol adalah salah satu jenis bahan bakar minyak untuk
kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat.
Bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana)-C11.
Bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon
yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.
Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka
akan dihasilkan CO2, H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin
mengandung 42.4 MJ.
Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa
dari perut bumi dan biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini
mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak mentah ini
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai
yang panjangnya yang berbeda-beda.
21. K. Jenis-jenis bensin
Premium, produksi Pertamina (Oktan 88)
Pertalite, produksi Pertamina (Oktan 90)
Pertamax, produksi Pertamina (Oktan 92).
Pertamax Plus, produksi Pertamina (Oktan
95).
Pertamax Turbo, produksi Pertamina
(Oktan 98).
Pertamax Racing, produksi Pertamina
(Oktan 100). Khusus untuk kebutuhan
balap mobil.
Primax 92, produksi Petronas (Oktan 92).
Primax 95, produksi Petronas (Oktan 95).
Super 92, produksi Shell (Oktan 92).
Super Extra 95, produksi Shell (Oktan 95)
Performance 92, produksi Total (Oktan 92).
Performance 95, produksi Total (Oktan 95).