SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
STADION UTAMA KALTIM KECAMATAN PALARAN
MENGGUNAKAN ARC GIS 10
Oleh
PRATIWI HANDAYANI
DI REVIEW
Oleh:
GUSTIANUS SANTIAGO//16021106102
A. Keadaan Umum Stadion Utama Kaltim
1. Letak Geografis
Secara geografis Stadion Utama Kaltim terletak antara 0.58650oLS – 117.13188oBT. Dibangun
di atas tanah seluas lebih dari 63 Ha dengan luas total bangunan ± 2,3 Ha dan kapasitas
mencapai 50.000-60.000 orang (Anonim, 2007).
B. Dasar Teori Sistem Informasi Geografis (SIG)
1. Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan data
grafis dengan data teks (attribute) objek yang diikatsecara geografis di bumi (georefrence)
(Anonim, 2008).Sedangkan menurut Paryono (1994) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah
sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis
Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada
saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dalam bantuan data attribute dan
spasial (Prahasta, 2001). Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi
berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi
geografis (Aronoff, 1989). Secara umum SIG dapat diartikan sebagai suatu komponen yang
terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang
bekerja sama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, 7 memperbaharui,
mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis dan menampilkan data dalam suatu
informasi berbasis geografis. Penggunan Sistem Informasi Geografis (SIG) meningkat tajam
sejak tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi dikalangan pemerintah militer,
akademis atau bisnis terutama di negara-negara maju. Perkembangan teknologi digital sangat
besar peranannya dalam pengembangan penggunaan SIG dalam berbagai bidang (Budiyanto,
2005).
2. Komponen-komponen dalam SIG
Untuk membuat suatu perencanaan pembangunan atau pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan spasial diperlukan analisis data yang bereferensi geografis. Analisis ini harus didukung
oleh sejumlah konsep-konsep ilmiah dan sejumlah data yang handal. Data atau informasi yang
berkaitan dengan permasalahan akan dipecahkan harus dipilih dan diolah melalui pemrosesan
yang akurat. Untuk keperluan tersebut SIG menyediakan sejumlah komponen atau subsistem
masukan data, pengelolaan data, manipulasi dan analisis data, dan keluaran data (Prahasta,
2004).
a. Masukan data (data input)
Sub sistem masukan data adalah fasilitas dalam SIG yang digunakan untuk memasukan data
dan merubah bentuk data asli ke dalam bentuk data yang dapat diterima dan dipakai dalam
SIG. Pemasukan data ke dalam SIG dilakukan dengan 3 cara, yakni :
1) Pelarikan (Scanning)
Pelarikan adalah proses pengubahan data grafis continue menjadi data diskrit yang terdiri atas
sel-sel penyusun gambar (pixel). Pelarikan untuk gambar peta kini dapat dilakukan dengan
portable scanner yang kini banyak beredar di 8 pasaran. Data hasil scanning disimpan dalam
bentuk raster. Data raster ini dapat diubah menjadi data vektor melalui proses digitasi. SIG
berbasis raster banyak yang menyukai karena pengolahannya lebih mudah, proses tumpang
susun (overlay) peta dapat dilakukan secara lebih cepat.
2) Digitasi
Digitasi adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital, dalam struktur
vektor. Pada struktur vektor ini data disimpan dalam bentuk titik (point), garis (lines) atau
segmen, data poligon (area) secara matematis-geometris (Lo, 1986). Contoh tipe data titik
adalah kota, lapangan terbang, pasar. Tipe data garis diantaranya adalah sungai, jalan, kontur
topografi. Tipe data poligon atau area antara lain ditunjukkan oleh bentuk-bentuk penggunaan
lahan, klasifikasi tanah, daerah aliran sungai. Tipe-tipe data geografis tersebut dapat saling
berinteraksi atau berinteraksi dengan data lain. Misal, data penggunaan lahan dapat
berinteraksi dengan data jenis tanah. Pada beberapa perangkat lunak SIG berbasis windows,
seperti Map Info dan ArcView, digitasi dapat dilakukan pada tampilan peta screen monitor
komputer, yang merupakan display data hasil penyiaman. Digitasi dalam hal ini lebih dikenal
dengan istilah stretching. Digitasi dengan cara ini dianggap lebih memiliki akurasi yang lebih
baik daripada digitasi dengan menggunakan digitizer table. Proses digitasi ini merupakan
langkah dalam SIG yang paling banyak menyita waktu.
3) Tabulasi
Basis data dalam SIG dikelompokkan menjadi dua, yakni basis data grafis dan basis data non-
grafis (attribute). Data grafis adalah peta itu sendiri, sedangkan data attribute adalah semua
informasi non-grafis, seperti derajat 9 kemiringan lereng, jenis tanah, nama tempat, dan lain-
lain. Data attribute ini disimpan dalam bentuk tabel, sehingga sering disebut basis data tabuler.
Data tabel ini kemudian dikaitkan dengan data grafis untuk keperluan analisis.
b. Pengelolaan data
Pengelolaan data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan, penyimpanan kembali
dan pencetakan semua data yang diperoleh dari input data. Beberapa langkah penting lainnya,
seperti pengorganisasian data, perbaikan, pengurangan, dan penambahan dilakukan pada sub
sistem ini.
c. Manipulasi dan Analisis data
Fungsi sub sistem ini adalah untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG. Untuk
merubah format data, mendapatkan parameter dan proses dalam pengelolaan dapat dilakukan
pada sub sistem ini. Upaya evaluasi terhadap sub sistem ini perlu terus dilakuakan, karena sub
sistem ini merupakan sentral dalam proses kerja SIG, dimana informasi baru yang akan
dihasilkan ditentukan dalam proses sub sistem ini. Beberapa fasilitas yang biasa terdapat
dalam paket SIG untuk manipulasi dan analisis, meliputi empat unsur, yakni fasilitas
penyuntingan, interpolasi spasial, tumpang susun, modeling, dan analisis data.
d. Penyuntingan
Sebenarnya, sebagian fungsi penyuntingan ini telah dilakukan dalam sub sistem manajemen
data khususnya data spatial, tetapi ada yang belum dikerjakan secara detail, yakni
pemutakhiran (up dating) data. Sebagai contoh pemutakhiran data spasial antara lain, peta pola
persebaran pemukiman untuk tahun terbaru tidak perlu digitasi ulang, tetapi cukup diperbaharui
dengan menambah data baru.
1) Interpolasi spasial
Interpolasi spasial merupakan jenis fasilitas SIG yang rumit, bahkan dapat dikatakan bahwa
langkah ini tidak dapat dilakukan secara manual. Setiap titik pada koordinat tertentu dalam peta
memuat sejumlah informasi koordinat dan nilai-nilai tertentu suatu variabel yang dikehendaki.
Misal, pemasukan data berupa posisi koordinat dan kemiringan lereng, dapat diinterpolasi. Hasil
dari proses interpolasi tersebut adalah peta kontinyu dimana setiap titik pada peta digital
tersebut menyajikan informasi berupa nilai riil.
2) Tumpang Susun (overlay)
Tumpang susun ini sebenarnya merupakan langkah di dalam SIG yang dapat dilakukan secara
manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya. Bila peta yang akan ditumpang susunkan
lebih dari 4 lembar peta tematik, maka akan terjadi kerumitan besar dan sukar diurut kembali
dalam menyajikan satuansatuan pemetaan baru. Software SIG yang berbasis raster dapat
melakukan proses tumpang susun secara lebih cepat daripada software SIG berbasis vektor.
Proses tumpang susun lebih cepat pada SIG berbasis raster karena proses ini dilakukan antar
pixel dari masing-masing input data peta pada koordinat yang sama, tidak harus merumuskan
lagi topologi baru untuk satuan pemetaan baru yang dihasilkan dari proses ini sebagaimana
yang terjadi pada SIG berbasis vektor.
3) Pembuatan Model dan Analisis data
Bila input data telah masuk dan tersusun dalam bentuk basis data, maka proses pembuatan
model (modeling) dan analisis data menjadi efisien, dapat dilakukan kapan saja dan dapat
dipadukan dengan input data peta baru. Pada 11 bagian inilah terletak manfaat SIG yang besar,
yakni ketika seluruh data telah tersedia dalam bentuk digital.
e. Keluaran data (data output)
Sub sistem ini berfungsi untuk menayangkan (displaying) informasi baru dan hasil analisis data
geografis secara kuantitatif maupun kualitatif. Wujud keluaran ini berupa peta, tabel atau arsip
elektronik (file). Keluaran data ini tidak hanya ditayangkan pada monitor, tetapi selanjutnya
perlu disajikan dalam bentuk cetakan (hardcopy), dengan maksud agar dapat dibaca, dianalisis,
dan diketahui persebarannya secara visual (khusus untuk data peta).
3. Data-data yang Digunakan dalam SIG
Data-data yang digunakan dalam SIG umumnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Data Grafis
Data grafis dibagi menjadi data-data raster dan data-data digital:
1) Data raster adalah semua data digital yang didapat dari hasil scanning dan data-data
lain yang belum dalam format vector
2) Data digital adalah data-data digital yang didapat dari hasil digitasi yang telah
dilengkapi dengan data-data teks dan data-data attribute lainya. Misalnya, jaringan jalan
beserta namanya, Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan anak-anak sungainya.
b. Data Tabular
Data tabular adalah data-data selain data grafis yang berupa data pendukung, berupa teks,
angka dan data pendukung lain.
c. Data Vector
Data vector adalah data-data digital atau data-data yang telah diubah kedalam bentuk digital
dan telah dilengkapi dengan data-data objek atau informasi objek.
4. Prosedur dalam SIG
a. Input, tahap ini meliputi pemasukan data, yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat
digitizer, mouse, keyboard, scanning, dan sebagainya.
b. Analisis, kegiatan ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta tematik dan
sebagainya.
c. Output, hasil analisis dari penggabungan beberapa peta dapat berupa peta tematik, diagram
model, atau yang lain. Secara umum hasil output dibagi menjadi dua yaitu output grafis dan
output non-grafis. Output grafis seperti peta tematik, grafis dan sebagainya. Sedangkan non
grafis yaitu data-data hasil analisis yang berupa data-data teks.
5. Sumber Data
Sistem informasi geografis memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan
informasi lain hasil analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber,
yaitu:
a. Data lapangan
Data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung. Contoh data hasil
pengukuran lapangan adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, dan lain
sebagainya berdasarkan teknik perhitungan. Pada umumnya data ini merupakan sumber data
attribute.
b. Peta analog
Antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya. Peta analog adalah peta dalam bentuk
cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah
mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin, dan sebagainya.
Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada
peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor.
c. Data citra pengindraan jauh
Citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat diinterprestasikan terlebih
dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital melalui pelarikan atau scanning.
Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung
digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya. Data penginderaan jauh biasanya ditampilkan
dalam format raster.
C. ARCGIS 10
1. ArcMap 10
ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGis yang digunakan untuk membuat (create),
menampilkan (viewing), memilih (query), editing, composing dan publishing peta (GIS
Consortium Aceh – Nias, 2007).
Komponen-komponen ArcMap antara lain :
a. Table Of Contents (TOC)
Merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan dalam Map Area.
TOC terdiri atas Data Frame yang berisi layer-layer yang mempresentasikan data
yang ada. Beberapa fungsi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain :
1) Menyusun susunan layer.
2) Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer.
3) Melihat system koordinat yang digunakan (Layer Properties).
4) Membuka table attribute data spatial (Open Attribute Table).
TOC juga menyediakan fasilitas symbology yang merepresentasikan
muka bumi yang diwakili oleh simbol (baik bentuk maupun warna) dari feature
(point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di sesuaikan melalui
TOC.
Selain simbologi TOC juga dapat melakukan fungsi labeling yang mana
fasilitas ini berfungsi untuk mempermudah user dalam memahami isi peta
tersebut.
b. ArcToolbox
ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi-
operasi tertentu pada ArcGis. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada
folder-folder ArcToolbox berdasarkan fungsi.
c. Search
Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas search. Fasilitas ini menyerupai alat
browsing pada layanan mesin pencari. Melalui fasilitas ini, user dapat mencari data spatial, data
project. dan tools local server.
Gambar 3. Search Tool
d. Toolbar
Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool
yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu. Berikut ini beberapa
contoh tools standar yang terdapat pada ArcMap 10
1) Toolbar Tools
Gambar
Gambar 4. Basic Tools
D. Global Positioning System (GPS)
1. Pengertian GPS
GPS atau singkatan dari Global Positioning System merupakan suatu teknologi pemantau
posisi di bumi yang memanfaatkan teknologi satelit. Untuk menjalankan sistem ini, selain satelit
GPS juga dibutuhkan perangkat penerima sinyal GPS (GPS receiver). GPS receiver inilah yang
berfungi sebagai titik tujuan yang menentukan lokasi bumi (Supriono, 2010). GPS merupakan
alat untuk pengambilan data spasial yang paling mudah, cepat, murah dan akurasinya bisa
dipertanggung jawabkan. Saat ini GPS bukan lagi merupakan alat survei yang mahal atau
terlalu rumit untuk diaplikasikan. Dengan menggunakan GPS genggam saja sudah bisa
dilakukan kegiatan survey dan hasil dari survei dapat digunakan sebagai data dasar dalam
melakukan kegiatan perencanaan. GPS bisa menghasilkan data spasial berupa titik, garis dan
poligon. Data-data menyangkut lokasi seperti lokasi infrastruktur seperti jembatan, gardu listrik,
lokasi pusat pemerintahan mulai dari desa sampai ke provinsi, lokasi pusat pelayanan seperti
puskesmas. Pada survei untuk fitur line dilakukan pada survei jalan, sungai atau juga
perencanaan untuk saluran air dan batas wilayah dengan menggunakan GPS. Sementara data
poligon atau area dapat dilakukan pada survei untuk landuse, survei untuk perencanaan
wilayah lindung dan banyak lagi. Kemudahan teknologi menjadi faktor penunjang lainnya
sehingga penggunaan GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data GPS.
Saat ini GPS terkoneksi dengan software GIS sehingga bisa mempermudah pengolahan data
dari GPS untuk langsung menjadi data digital peta dalam software GIS. Setelah data GPS
dikonversi dalam peta digital, 19 langkah selanjutnya adalah menambahkan database sebanyak
mungkin yang dilakukan dengan menggunakan software GIS (Puntodewo, 2003).
2. Cara Kerja GPS
Sebuah receiver GPS bekerja dengan mengkur jarak ke arah tiga atau lebih satelit yang ada
dalam bidang pandangnya. Receiver mengetahui tempat tiap satelit berada, kapanpun juga.
Karena memiliki almanak (seperti kalender) dalam memorinya (Suryowidiyanto. 2008). Untuk
mengukur jarak ke suatu tempat yang sangat jauh jaraknya, GPS melakukan dengan mengatur
waktu berapa lama sinyal tiba dari satelite dan kemudian menghitung jaraknya berdasarkan
kecepatan sinyal radio tersebut. GPS membaca kode dan menghitung perbedaan antara waktu
keberangkatan dan kedatangannya sinyal saat meninggalkan satelit.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akurasi Receiver
Ada beberapa faktor yang secara tetap mempengaruhi akurasi perhitungan GPS terhadap
koordinat suatu posisi (Marine, 2005).
a. Kesalahan jam satelit, satelit memiliki jam atom yang sangat akurat, tetapi selalu ada batas
kesalahan yang kecil.
b. Kesalahan Ephemeris, tiap posisi satelit dapat berubah dari orbit yang dihitung disebabkan
oleh tarikan gravitasi dari matahari dan bulan. Satelitsatelit tersebut dimonitor oleh stasiun
kontrol oleh militer AS dan biasanya selalu dikoreksi.
c. Kesalahan Receiver, Jam di receiver selalu memiliki kesalahan lebih dibanding akurasi jam
satelit. Kesalahan ini cukup signifikan, akan tetapi diimbangi dengan melakukan triangulasi 4
satelit.
d. Gangguan atmosfer, perubahan tetap dalam lapisan lonosfer di atmosfer bumi mempercepat
atau memperlambat sinyal, karena itu membuat perhitungan jarak sedikit tidak tepat.
e. Selective Avaibilility. AS yang mengembangkan sistem secara intensif dan berselang-seling
mengacak dengan sinyal satelit. Sehingga kita tidak pernah tahu kapan receiver GPS kita
memberi posisi akurat dan kapan tidak akurat, pengacakan semacam ini disebut Selectif
Availibility (SA). Tujuannya agar masyarakat umum dan militer asing tidak bisa menggunakan
GPS untuk mendapatkan lokasi yang sangat akurat.
Tabel 1. Perkiraan Kesalahan GPS
Sumber kesalahan yang berbeda, yang tidak dikontrol karena satu atau lain sebab, disebabkan
oleh konfigurasi satelit. Ingat bahwa triangulasi menjadi paling akurat jika titik-titik tempat
melakukan triangulasi berada pada sudut yang lebar satu sama lain relatif ke tempat berdiri.
Jika semua satelit berkelompok di satu tempat di angkasa, perhitungan posisi tidak akan
seakurat jika satelit-satelit tersebut tersebar secara luas. Masing-masing dari 24 satelit GPS
bergerak dalam orbitnya sendiri atau memiliki garis edar mengelilingi bumi, sehingga satelit-
satelit tersebut selalu mengubah konfigurasi di angkasa. Ketika satelit tersebut dikonfigurasikan
sehingga beberapa berada dalam bidang pandang receiver dan tersebar melintasi angkasa,
lokasi yang dihitung akan sangat akurat.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Dapat diketahui bahwa luas total komplek Stadion Utama Kaltim ± 63 Ha.
2. Jumlah luas total Gedung Olah Raga adalah seluas 230.000 m2.
3. Penggunaan lahan di Stadion Utama Kaltim bukan hanya gedung olah raga, namun meliputi
arena olah raga lapangan terbuka, taman, lahan parkir, pos satpam dan beberapa lahan
terbuka masih berupa lahan kosong.
4. Kondisi fisik Gedung Olah Raga (GOR) di Stadion Utama Kaltim pada beberapa bagian
mengalami kerusakan ringan, namun masih terdapat pula GOR yang dalam kondisi baik..

More Related Content

What's hot

Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Mega Yasma Adha
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Gian Adiwinata
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
 
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSpatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSally Indah N
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0oriza steva andra
 
Pengantar Structure from Motion Photogrammetry
Pengantar Structure from Motion PhotogrammetryPengantar Structure from Motion Photogrammetry
Pengantar Structure from Motion PhotogrammetryDany Laksono
 
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...National Cheng Kung University
 
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan BasicTutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basicbramantiyo marjuki
 
Modul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
Modul Agisoft Photoscan Tingkat LanjutModul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
Modul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjutbramantiyo marjuki
 
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan RuangSurvey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruangushfia
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Wachidatin N C
 
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0oriza steva andra
 

What's hot (20)

Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1 Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
Penajaman dan interpretasi c itra menggunakan envi 5.1
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
 
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
 
Pemetaan digital
Pemetaan digital Pemetaan digital
Pemetaan digital
 
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMakalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum Geodesi
 
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSpatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface Analyst
 
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
 
pci geomatica
pci geomaticapci geomatica
pci geomatica
 
Pengantar Structure from Motion Photogrammetry
Pengantar Structure from Motion PhotogrammetryPengantar Structure from Motion Photogrammetry
Pengantar Structure from Motion Photogrammetry
 
BUFFER pada ARCGIS 10.0
BUFFER pada ARCGIS 10.0BUFFER pada ARCGIS 10.0
BUFFER pada ARCGIS 10.0
 
Laporan Praktikum ArcGis
Laporan Praktikum ArcGisLaporan Praktikum ArcGis
Laporan Praktikum ArcGis
 
Laporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGILaporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGI
 
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
 
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan BasicTutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
 
Modul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
Modul Agisoft Photoscan Tingkat LanjutModul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
Modul Agisoft Photoscan Tingkat Lanjut
 
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan RuangSurvey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
 
Tugas Manajemen Survei dan Pemetaan
Tugas Manajemen Survei dan PemetaanTugas Manajemen Survei dan Pemetaan
Tugas Manajemen Survei dan Pemetaan
 
Gis (surface analysis)
Gis (surface analysis)Gis (surface analysis)
Gis (surface analysis)
 
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
ATTRIBUT TABLE pada ARCGIS 10.0
 

Similar to STADION SIG

Sistem Informasi Geografis.pptx
Sistem Informasi Geografis.pptxSistem Informasi Geografis.pptx
Sistem Informasi Geografis.pptxSangPenaklukChanel
 
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisLaporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisMega Yasma Adha
 
Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)
Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)
Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)Deny Sundari Syahrir
 
Sistem informasi geografis 1
Sistem informasi geografis   1Sistem informasi geografis   1
Sistem informasi geografis 1Muklysh Rohmadi
 
Sistem informasi geografis
Sistem informasi geografisSistem informasi geografis
Sistem informasi geografis'Oke Aflatun'
 
Sistem Informasi Geografis 1
Sistem Informasi Geografis   1Sistem Informasi Geografis   1
Sistem Informasi Geografis 1Cv. Ainayya
 
Sistem Informasi Geografi (SIG)
Sistem Informasi Geografi (SIG)Sistem Informasi Geografi (SIG)
Sistem Informasi Geografi (SIG)ekan candra
 
Sistem informasi geografis 1
Sistem informasi geografis   1Sistem informasi geografis   1
Sistem informasi geografis 1Dian Oktafia
 
makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan abdul gonde
 
Pengertian_SIG.ppt
Pengertian_SIG.pptPengertian_SIG.ppt
Pengertian_SIG.pptAsriSiregar1
 
Komponen sistem informasi geografis
Komponen sistem informasi geografisKomponen sistem informasi geografis
Komponen sistem informasi geografisAgus Candra
 
Sistem Informasi Geografis 1
Sistem Informasi Geografis 1Sistem Informasi Geografis 1
Sistem Informasi Geografis 1Michael Finery
 
PERTEMUAN KE 1 - SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.pptx
PERTEMUAN KE 1 - SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.pptxPERTEMUAN KE 1 - SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.pptx
PERTEMUAN KE 1 - SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.pptxSangPenaklukChanel
 
Andino Maseleno - Modul SIG
Andino Maseleno - Modul SIGAndino Maseleno - Modul SIG
Andino Maseleno - Modul SIGAndino Maseleno
 

Similar to STADION SIG (20)

Sistem Informasi Geografis.pptx
Sistem Informasi Geografis.pptxSistem Informasi Geografis.pptx
Sistem Informasi Geografis.pptx
 
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisLaporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
 
Gis
GisGis
Gis
 
Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)
Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)
Sistem Informasi Geografi (SIG) / Geographic Information System (GIS)
 
GIS.ppt
GIS.pptGIS.ppt
GIS.ppt
 
Sistem informasi geografis 1
Sistem informasi geografis   1Sistem informasi geografis   1
Sistem informasi geografis 1
 
Sistem informasi geografis
Sistem informasi geografisSistem informasi geografis
Sistem informasi geografis
 
Sistem Informasi Geografis 1
Sistem Informasi Geografis   1Sistem Informasi Geografis   1
Sistem Informasi Geografis 1
 
Sistem Informasi Geografi (SIG)
Sistem Informasi Geografi (SIG)Sistem Informasi Geografi (SIG)
Sistem Informasi Geografi (SIG)
 
Sistem informasi geografis 1
Sistem informasi geografis   1Sistem informasi geografis   1
Sistem informasi geografis 1
 
makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan makalah penyukuran dan pemetaan
makalah penyukuran dan pemetaan
 
Pengertian_SIG.ppt
Pengertian_SIG.pptPengertian_SIG.ppt
Pengertian_SIG.ppt
 
Komponen sistem informasi geografis
Komponen sistem informasi geografisKomponen sistem informasi geografis
Komponen sistem informasi geografis
 
Sistem Informasi Geografis 1
Sistem Informasi Geografis 1Sistem Informasi Geografis 1
Sistem Informasi Geografis 1
 
Sig
Sig Sig
Sig
 
Sig
Sig Sig
Sig
 
p1.ppt
p1.pptp1.ppt
p1.ppt
 
Sistem Informasi geografis
Sistem Informasi geografisSistem Informasi geografis
Sistem Informasi geografis
 
PERTEMUAN KE 1 - SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.pptx
PERTEMUAN KE 1 - SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.pptxPERTEMUAN KE 1 - SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.pptx
PERTEMUAN KE 1 - SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.pptx
 
Andino Maseleno - Modul SIG
Andino Maseleno - Modul SIGAndino Maseleno - Modul SIG
Andino Maseleno - Modul SIG
 

STADION SIG

  • 1. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) STADION UTAMA KALTIM KECAMATAN PALARAN MENGGUNAKAN ARC GIS 10 Oleh PRATIWI HANDAYANI DI REVIEW Oleh: GUSTIANUS SANTIAGO//16021106102 A. Keadaan Umum Stadion Utama Kaltim 1. Letak Geografis Secara geografis Stadion Utama Kaltim terletak antara 0.58650oLS – 117.13188oBT. Dibangun di atas tanah seluas lebih dari 63 Ha dengan luas total bangunan ± 2,3 Ha dan kapasitas mencapai 50.000-60.000 orang (Anonim, 2007). B. Dasar Teori Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan data grafis dengan data teks (attribute) objek yang diikatsecara geografis di bumi (georefrence) (Anonim, 2008).Sedangkan menurut Paryono (1994) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dalam bantuan data attribute dan spasial (Prahasta, 2001). Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Secara umum SIG dapat diartikan sebagai suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja sama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, 7 memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis dan menampilkan data dalam suatu
  • 2. informasi berbasis geografis. Penggunan Sistem Informasi Geografis (SIG) meningkat tajam sejak tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi dikalangan pemerintah militer, akademis atau bisnis terutama di negara-negara maju. Perkembangan teknologi digital sangat besar peranannya dalam pengembangan penggunaan SIG dalam berbagai bidang (Budiyanto, 2005). 2. Komponen-komponen dalam SIG Untuk membuat suatu perencanaan pembangunan atau pengambilan keputusan yang berkaitan dengan spasial diperlukan analisis data yang bereferensi geografis. Analisis ini harus didukung oleh sejumlah konsep-konsep ilmiah dan sejumlah data yang handal. Data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan akan dipecahkan harus dipilih dan diolah melalui pemrosesan yang akurat. Untuk keperluan tersebut SIG menyediakan sejumlah komponen atau subsistem masukan data, pengelolaan data, manipulasi dan analisis data, dan keluaran data (Prahasta, 2004). a. Masukan data (data input) Sub sistem masukan data adalah fasilitas dalam SIG yang digunakan untuk memasukan data dan merubah bentuk data asli ke dalam bentuk data yang dapat diterima dan dipakai dalam SIG. Pemasukan data ke dalam SIG dilakukan dengan 3 cara, yakni : 1) Pelarikan (Scanning) Pelarikan adalah proses pengubahan data grafis continue menjadi data diskrit yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar (pixel). Pelarikan untuk gambar peta kini dapat dilakukan dengan portable scanner yang kini banyak beredar di 8 pasaran. Data hasil scanning disimpan dalam bentuk raster. Data raster ini dapat diubah menjadi data vektor melalui proses digitasi. SIG berbasis raster banyak yang menyukai karena pengolahannya lebih mudah, proses tumpang susun (overlay) peta dapat dilakukan secara lebih cepat. 2) Digitasi Digitasi adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital, dalam struktur vektor. Pada struktur vektor ini data disimpan dalam bentuk titik (point), garis (lines) atau segmen, data poligon (area) secara matematis-geometris (Lo, 1986). Contoh tipe data titik adalah kota, lapangan terbang, pasar. Tipe data garis diantaranya adalah sungai, jalan, kontur topografi. Tipe data poligon atau area antara lain ditunjukkan oleh bentuk-bentuk penggunaan
  • 3. lahan, klasifikasi tanah, daerah aliran sungai. Tipe-tipe data geografis tersebut dapat saling berinteraksi atau berinteraksi dengan data lain. Misal, data penggunaan lahan dapat berinteraksi dengan data jenis tanah. Pada beberapa perangkat lunak SIG berbasis windows, seperti Map Info dan ArcView, digitasi dapat dilakukan pada tampilan peta screen monitor komputer, yang merupakan display data hasil penyiaman. Digitasi dalam hal ini lebih dikenal dengan istilah stretching. Digitasi dengan cara ini dianggap lebih memiliki akurasi yang lebih baik daripada digitasi dengan menggunakan digitizer table. Proses digitasi ini merupakan langkah dalam SIG yang paling banyak menyita waktu. 3) Tabulasi Basis data dalam SIG dikelompokkan menjadi dua, yakni basis data grafis dan basis data non- grafis (attribute). Data grafis adalah peta itu sendiri, sedangkan data attribute adalah semua informasi non-grafis, seperti derajat 9 kemiringan lereng, jenis tanah, nama tempat, dan lain- lain. Data attribute ini disimpan dalam bentuk tabel, sehingga sering disebut basis data tabuler. Data tabel ini kemudian dikaitkan dengan data grafis untuk keperluan analisis. b. Pengelolaan data Pengelolaan data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan, penyimpanan kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari input data. Beberapa langkah penting lainnya, seperti pengorganisasian data, perbaikan, pengurangan, dan penambahan dilakukan pada sub sistem ini. c. Manipulasi dan Analisis data Fungsi sub sistem ini adalah untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG. Untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan proses dalam pengelolaan dapat dilakukan pada sub sistem ini. Upaya evaluasi terhadap sub sistem ini perlu terus dilakuakan, karena sub sistem ini merupakan sentral dalam proses kerja SIG, dimana informasi baru yang akan dihasilkan ditentukan dalam proses sub sistem ini. Beberapa fasilitas yang biasa terdapat dalam paket SIG untuk manipulasi dan analisis, meliputi empat unsur, yakni fasilitas penyuntingan, interpolasi spasial, tumpang susun, modeling, dan analisis data.
  • 4. d. Penyuntingan Sebenarnya, sebagian fungsi penyuntingan ini telah dilakukan dalam sub sistem manajemen data khususnya data spatial, tetapi ada yang belum dikerjakan secara detail, yakni pemutakhiran (up dating) data. Sebagai contoh pemutakhiran data spasial antara lain, peta pola persebaran pemukiman untuk tahun terbaru tidak perlu digitasi ulang, tetapi cukup diperbaharui dengan menambah data baru. 1) Interpolasi spasial Interpolasi spasial merupakan jenis fasilitas SIG yang rumit, bahkan dapat dikatakan bahwa langkah ini tidak dapat dilakukan secara manual. Setiap titik pada koordinat tertentu dalam peta memuat sejumlah informasi koordinat dan nilai-nilai tertentu suatu variabel yang dikehendaki. Misal, pemasukan data berupa posisi koordinat dan kemiringan lereng, dapat diinterpolasi. Hasil dari proses interpolasi tersebut adalah peta kontinyu dimana setiap titik pada peta digital tersebut menyajikan informasi berupa nilai riil. 2) Tumpang Susun (overlay) Tumpang susun ini sebenarnya merupakan langkah di dalam SIG yang dapat dilakukan secara manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya. Bila peta yang akan ditumpang susunkan lebih dari 4 lembar peta tematik, maka akan terjadi kerumitan besar dan sukar diurut kembali dalam menyajikan satuansatuan pemetaan baru. Software SIG yang berbasis raster dapat melakukan proses tumpang susun secara lebih cepat daripada software SIG berbasis vektor. Proses tumpang susun lebih cepat pada SIG berbasis raster karena proses ini dilakukan antar pixel dari masing-masing input data peta pada koordinat yang sama, tidak harus merumuskan lagi topologi baru untuk satuan pemetaan baru yang dihasilkan dari proses ini sebagaimana yang terjadi pada SIG berbasis vektor. 3) Pembuatan Model dan Analisis data Bila input data telah masuk dan tersusun dalam bentuk basis data, maka proses pembuatan model (modeling) dan analisis data menjadi efisien, dapat dilakukan kapan saja dan dapat dipadukan dengan input data peta baru. Pada 11 bagian inilah terletak manfaat SIG yang besar, yakni ketika seluruh data telah tersedia dalam bentuk digital.
  • 5. e. Keluaran data (data output) Sub sistem ini berfungsi untuk menayangkan (displaying) informasi baru dan hasil analisis data geografis secara kuantitatif maupun kualitatif. Wujud keluaran ini berupa peta, tabel atau arsip elektronik (file). Keluaran data ini tidak hanya ditayangkan pada monitor, tetapi selanjutnya perlu disajikan dalam bentuk cetakan (hardcopy), dengan maksud agar dapat dibaca, dianalisis, dan diketahui persebarannya secara visual (khusus untuk data peta). 3. Data-data yang Digunakan dalam SIG Data-data yang digunakan dalam SIG umumnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu : a. Data Grafis Data grafis dibagi menjadi data-data raster dan data-data digital: 1) Data raster adalah semua data digital yang didapat dari hasil scanning dan data-data lain yang belum dalam format vector 2) Data digital adalah data-data digital yang didapat dari hasil digitasi yang telah dilengkapi dengan data-data teks dan data-data attribute lainya. Misalnya, jaringan jalan beserta namanya, Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan anak-anak sungainya. b. Data Tabular Data tabular adalah data-data selain data grafis yang berupa data pendukung, berupa teks, angka dan data pendukung lain. c. Data Vector Data vector adalah data-data digital atau data-data yang telah diubah kedalam bentuk digital dan telah dilengkapi dengan data-data objek atau informasi objek. 4. Prosedur dalam SIG a. Input, tahap ini meliputi pemasukan data, yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat digitizer, mouse, keyboard, scanning, dan sebagainya. b. Analisis, kegiatan ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta tematik dan sebagainya.
  • 6. c. Output, hasil analisis dari penggabungan beberapa peta dapat berupa peta tematik, diagram model, atau yang lain. Secara umum hasil output dibagi menjadi dua yaitu output grafis dan output non-grafis. Output grafis seperti peta tematik, grafis dan sebagainya. Sedangkan non grafis yaitu data-data hasil analisis yang berupa data-data teks. 5. Sumber Data Sistem informasi geografis memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu: a. Data lapangan Data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung. Contoh data hasil pengukuran lapangan adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, dan lain sebagainya berdasarkan teknik perhitungan. Pada umumnya data ini merupakan sumber data attribute. b. Peta analog Antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya. Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin, dan sebagainya. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor. c. Data citra pengindraan jauh Citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat diinterprestasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital melalui pelarikan atau scanning. Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya. Data penginderaan jauh biasanya ditampilkan dalam format raster.
  • 7. C. ARCGIS 10 1. ArcMap 10 ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGis yang digunakan untuk membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, composing dan publishing peta (GIS Consortium Aceh – Nias, 2007). Komponen-komponen ArcMap antara lain : a. Table Of Contents (TOC) Merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan dalam Map Area. TOC terdiri atas Data Frame yang berisi layer-layer yang mempresentasikan data yang ada. Beberapa fungsi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain : 1) Menyusun susunan layer. 2) Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer. 3) Melihat system koordinat yang digunakan (Layer Properties). 4) Membuka table attribute data spatial (Open Attribute Table). TOC juga menyediakan fasilitas symbology yang merepresentasikan muka bumi yang diwakili oleh simbol (baik bentuk maupun warna) dari feature
  • 8. (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di sesuaikan melalui TOC. Selain simbologi TOC juga dapat melakukan fungsi labeling yang mana fasilitas ini berfungsi untuk mempermudah user dalam memahami isi peta tersebut. b. ArcToolbox ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi- operasi tertentu pada ArcGis. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan fungsi. c. Search Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari. Melalui fasilitas ini, user dapat mencari data spatial, data project. dan tools local server.
  • 9. Gambar 3. Search Tool d. Toolbar Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu. Berikut ini beberapa contoh tools standar yang terdapat pada ArcMap 10 1) Toolbar Tools Gambar Gambar 4. Basic Tools
  • 10. D. Global Positioning System (GPS) 1. Pengertian GPS GPS atau singkatan dari Global Positioning System merupakan suatu teknologi pemantau posisi di bumi yang memanfaatkan teknologi satelit. Untuk menjalankan sistem ini, selain satelit GPS juga dibutuhkan perangkat penerima sinyal GPS (GPS receiver). GPS receiver inilah yang berfungi sebagai titik tujuan yang menentukan lokasi bumi (Supriono, 2010). GPS merupakan alat untuk pengambilan data spasial yang paling mudah, cepat, murah dan akurasinya bisa dipertanggung jawabkan. Saat ini GPS bukan lagi merupakan alat survei yang mahal atau terlalu rumit untuk diaplikasikan. Dengan menggunakan GPS genggam saja sudah bisa dilakukan kegiatan survey dan hasil dari survei dapat digunakan sebagai data dasar dalam melakukan kegiatan perencanaan. GPS bisa menghasilkan data spasial berupa titik, garis dan poligon. Data-data menyangkut lokasi seperti lokasi infrastruktur seperti jembatan, gardu listrik, lokasi pusat pemerintahan mulai dari desa sampai ke provinsi, lokasi pusat pelayanan seperti puskesmas. Pada survei untuk fitur line dilakukan pada survei jalan, sungai atau juga perencanaan untuk saluran air dan batas wilayah dengan menggunakan GPS. Sementara data poligon atau area dapat dilakukan pada survei untuk landuse, survei untuk perencanaan wilayah lindung dan banyak lagi. Kemudahan teknologi menjadi faktor penunjang lainnya sehingga penggunaan GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data GPS. Saat ini GPS terkoneksi dengan software GIS sehingga bisa mempermudah pengolahan data dari GPS untuk langsung menjadi data digital peta dalam software GIS. Setelah data GPS dikonversi dalam peta digital, 19 langkah selanjutnya adalah menambahkan database sebanyak mungkin yang dilakukan dengan menggunakan software GIS (Puntodewo, 2003).
  • 11. 2. Cara Kerja GPS Sebuah receiver GPS bekerja dengan mengkur jarak ke arah tiga atau lebih satelit yang ada dalam bidang pandangnya. Receiver mengetahui tempat tiap satelit berada, kapanpun juga. Karena memiliki almanak (seperti kalender) dalam memorinya (Suryowidiyanto. 2008). Untuk mengukur jarak ke suatu tempat yang sangat jauh jaraknya, GPS melakukan dengan mengatur waktu berapa lama sinyal tiba dari satelite dan kemudian menghitung jaraknya berdasarkan kecepatan sinyal radio tersebut. GPS membaca kode dan menghitung perbedaan antara waktu keberangkatan dan kedatangannya sinyal saat meninggalkan satelit. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akurasi Receiver Ada beberapa faktor yang secara tetap mempengaruhi akurasi perhitungan GPS terhadap koordinat suatu posisi (Marine, 2005). a. Kesalahan jam satelit, satelit memiliki jam atom yang sangat akurat, tetapi selalu ada batas kesalahan yang kecil. b. Kesalahan Ephemeris, tiap posisi satelit dapat berubah dari orbit yang dihitung disebabkan oleh tarikan gravitasi dari matahari dan bulan. Satelitsatelit tersebut dimonitor oleh stasiun kontrol oleh militer AS dan biasanya selalu dikoreksi. c. Kesalahan Receiver, Jam di receiver selalu memiliki kesalahan lebih dibanding akurasi jam satelit. Kesalahan ini cukup signifikan, akan tetapi diimbangi dengan melakukan triangulasi 4 satelit. d. Gangguan atmosfer, perubahan tetap dalam lapisan lonosfer di atmosfer bumi mempercepat atau memperlambat sinyal, karena itu membuat perhitungan jarak sedikit tidak tepat. e. Selective Avaibilility. AS yang mengembangkan sistem secara intensif dan berselang-seling mengacak dengan sinyal satelit. Sehingga kita tidak pernah tahu kapan receiver GPS kita memberi posisi akurat dan kapan tidak akurat, pengacakan semacam ini disebut Selectif Availibility (SA). Tujuannya agar masyarakat umum dan militer asing tidak bisa menggunakan GPS untuk mendapatkan lokasi yang sangat akurat. Tabel 1. Perkiraan Kesalahan GPS
  • 12. Sumber kesalahan yang berbeda, yang tidak dikontrol karena satu atau lain sebab, disebabkan oleh konfigurasi satelit. Ingat bahwa triangulasi menjadi paling akurat jika titik-titik tempat melakukan triangulasi berada pada sudut yang lebar satu sama lain relatif ke tempat berdiri. Jika semua satelit berkelompok di satu tempat di angkasa, perhitungan posisi tidak akan seakurat jika satelit-satelit tersebut tersebar secara luas. Masing-masing dari 24 satelit GPS bergerak dalam orbitnya sendiri atau memiliki garis edar mengelilingi bumi, sehingga satelit- satelit tersebut selalu mengubah konfigurasi di angkasa. Ketika satelit tersebut dikonfigurasikan sehingga beberapa berada dalam bidang pandang receiver dan tersebar melintasi angkasa, lokasi yang dihitung akan sangat akurat. KESIMPULAN A. Kesimpulan 1. Dapat diketahui bahwa luas total komplek Stadion Utama Kaltim ± 63 Ha. 2. Jumlah luas total Gedung Olah Raga adalah seluas 230.000 m2. 3. Penggunaan lahan di Stadion Utama Kaltim bukan hanya gedung olah raga, namun meliputi arena olah raga lapangan terbuka, taman, lahan parkir, pos satpam dan beberapa lahan terbuka masih berupa lahan kosong. 4. Kondisi fisik Gedung Olah Raga (GOR) di Stadion Utama Kaltim pada beberapa bagian mengalami kerusakan ringan, namun masih terdapat pula GOR yang dalam kondisi baik..