SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
BINTANG
Oleh :
Ayu Ariantika (4201412029)
Fita Permata Sari (4201412062)
Rita Iva Fatmala (4201412063)
Definisi
Sejarah
Pengamatan
Bintang oleh
Para Ahli
Proses Fisis
yang Terjadi
pada Bintang
Klasifikasi
Bintang
Evolusi Bintang
Pengukuran
Jarak Bintang
Bintang Benda langit yang
memancarkan cahaya
Bintang
Semu
Bintang
Nyata
Bintang yang
tidak
menghasilkan
cahaya sendiri
Bintang yang
menghaslkan
cahaya sendiri
Secara Umum
Bintang adalah objek luar angkasa
yang menghasilkan cahaya sendiri
(bintang nyata)
Menurut Ilmu
Astronomi
Bintang adalah semua benda massif
(bermassa antara 0,08 hingga massa
matahari) yang sedang dan pernah
melangsungkan pembangkitan
energi melalui reaksi fusi nuklir
Geminiano Montanari (1667) astronom Italia, merekam adanya
perubahan luminositas pada bintang Algol
Giordano Bruno (1584) mengusulkan bahwa bintang-bintang
adalah matahari-matahari lain, dan mungkin saja memiliki
banyak planet seperti bumi dalam orbitnya.
Tycho Brahe (ilmuwan pertama yang mengamati bintang)
berhasil mengenali bintang-bintang baru di langit (dinamakan
novae)
SEJARAH PENGAMATAN BINTANG OLEH PARA
AHLI
Friedrich Bessel (1838) melakukan pengukuran langsung jarak
bintang 61 Cygni menggunakan teknik paralaks.
John Herschel (putra William Herschel) mengulangi
pekerjaaan yang sama dengan ayahnya di hemisfer langit
sebelah selatan dan menemukan hasil yang sama .
William Herscel (1780-an) mencoba menentukan distribusi
bintang di langit. Selain itu Ia juga menemukan bahwa
beberapa pasangan bintang memang secara fisik berpasangan
membentuk sistem bintang ganda.
LANJUTAN….
PROSES FISIS YANG TERJADI PADA BINTANG
Reaksi Fusi
pada
Bintang
Fusi nuklir (termonuklir) adalah proses saat
dua inti atom bergabung, membentuk inti
atom yang lebih besar dan melepaskan
energi. Fusi nuklir adalah yang menyebabkan
bintang bersinar, dan bom hidrogen meledak.
Meskipun tidak melibatkan reaksi kimia, tetapi reaksi
termonuklir di dalam bintang ini disebut sebagai proses
pembakaran. Pada pembakaran hidrogen, bahan bakar
nettonya adalah empat proton, dengan hasil netto satu
partikel alpha, pelepasan dua positron dan dua neutrino
(yang mengubah dua proton menjadi dua netron) dan
energi.
Tahapan Reaksi Fusi
)(44,10
1
2
1
1
1
1
1 lambatMeVeHHH  
)(49,53
2
1
1
2
1 cepatMeVHeHH  
)(86,1221
1
4
2
3
2
3
2 cepatMeVHHeHeHe 
Gerak Bintang
• Gerak Semu Bintang (Proper Motion)
• Kecepatan Radial
• Kecepatan Tangensial
• Kecepatan Ruang
• Standar Diam lokal (Local Standard of
Rest)
1. Gerak Semu bintang (Paper motion)
Merupakan sudut yang sangat kecil bila dihitung
dalam satu tahun, karena sering dinyatakan
dalam interval 20-50 tahun.
2. Kecepatan Radial
Adalah kecepataan bintang mendekati atau
menjauhi matahari dapat ditentukan melalui
pergeseran doppler pada spektrum yang
dipancarkannya.
Kecepatan radial dinyatakan dalam Km/detik.
3. Kecepatan Tangensial
Merupakan gerak bintang sepanjang garis penglihatan
sementara proper motion dihasilkan oleh gerak
bintang melintasi penglihatan.
4. Kecepatan Ruang
Merupakan resultan dari kecepatan radial dan
kecepatan tangensial. Karena proper motion
sangat kecil (jarak bintang sangat jauh) maka
berlaku hubungan
Secara geometri digambarkan
Bintang yang terletak pada bidang ekliptika bila diamati
satu tahun penuh maka lintasannya berbentuk garis
lurus .
Bintang yang terletak pada kutub eliptik dan terletak
antara kutub bidang eliptika diamati satu tahun
penuh, lintasannya akan berbentuk lingkaran.
5. Standar Diam Lokal (local Standart
of Rest)
Suatu titik dalam ruang dekat matahari,
dimana bintang-bintang disekitar titik
tersebut terdistribusi secara seragam,
dan jumlah kecepataannya dalam titik
tersebut nol.
KLASIFIKASI BINTANG BERDASARKAN
SPEKTRUM GARISNYA
Kelas : O
Warna : Biru
Temperatur : >30.000 K
Ciri Utama : Garis absorbsi tampak sedikit, garis He terionisasi,
garis N terionisasi dua kali, garis Si terionisasi
tiga kali, garis atom lain yang terionisasi beberapa
kali tampak lemah, garis H tampak tapi lemah.
Contoh : Bintang 10 Lacerta, Alnitak
Kelas : B
Warna : Biru
Temperatur : 11.000-30.000 K
Ciri Utama : Garis He netral, garis Si terionisasi satu
kali dan dua kali serta garis O2
terionisasi terlihat. Garis H lebih jelas
daripada kelas O.
Contoh : Rigel, Spica
Kelas : A
Warna : Biru
Temperatur : 7.500-11.000 K
Ciri Utama : Garis H tampak kuat, garis Mg Si Fe dan Ca
terionisasi satu kali mulai tampak, garis logam
netral tampak lemah.
Contoh : Sirius, Vega
Kelas : F
Warna : Biru keputih-putihan
Temperatur : 6.000-7.000 K
Ciri Utama : Garis H lebih lemah dari kelas A (tapi masih
jelas), garis Ca Fe dan Cr terionisasi satu kali
dan garis Fe dan Cr netral serta garis logam
lainnya mulai terlihat.
Contoh : Canopus, Proycon
Kelas : G
Warna : Putih kekuning-kuningan
Temperatur : 5.000-6.000 K
Ciri Utama : Garis H lebih lemah daripada kelas F, garis Ca
terionisasi terlihat, garis-garis logam trioonisasi
dan logam netral tampak, pita molekul CH (G-
Band) tampak sangat kuat.
Contoh : Matahari, Capella
Kelas : K
Warna : Jingga Kemerah-merahan
Temperatur : 3.500-5.000 K
Ciri Utama : Garis Logam netral tampak mendominasi,
garis H lemah sekali, pita molekul
Titanium Oksida mulai tampak.
Contoh : Arcturus, Aldebaran
Kelas : M
Warna : Merah
Temperatur : 2.500-3.000 K
Ciri Utama :Pita molekul TiO terlihat mendominasi, garis
logam netral juga tampak dengan jelas.
Contoh : Betelgeues, Antares
KLASIFIKASI BINTANG BERDASARKAN
LUMINOSITAS BINTANG
Kelas Ia : bintang maharaksasa yang sangat terang
Kelas Ib : bintang maharaksasa yang kurang terang
Kelas II : bintang raksasa yang terang
Kelas III : bintang raksasa
Kelas IV : bintang subraksasa
Kelas V : bintang deret utama
SEPULUH BINTANG PALING TERANG DI
LANGIT MALAM
1. Bintang Sirius
2. Bintang Canopus
3. Bintang Rigil Kentaurus
4. Bintang Arcturus
5. Bintang Vega
6. Bintang Capella
7. Bintang Rigel
8. Bintang Proycon
9. Bintang Achemar
10.Bintang Betelgeuse
Diagram Hertzprung-Russel
Evolusi Bintang
yaitu proses lahir, berkembang, hingga
matinya sebuah bintang dan memerlukan
jutaan bahkan miliaran tahun.
Nebula Deret
Utama
Massa
Besar
M > 1,4
Massa Kecil
M < 1,4
Katai
Kuning
Bintang
Biru
Maha Raksasa
Biru
Red Giant Katai Putih Katai Merah
Katai Hitam
Maha Raksasa
Merah
Supernova
Neutron Black Hole
NEBULA
GRAVITASI
GUMPALAN
MENGERUT, SUHU
MENINGKAT
Atom-atom Hidrogen
bertumbukan
Helium
Reaksi Fusi
Bintang
Bersinar
Memberhentikan
prosen pengerutan
Ketika proses pengerutan berhenti, bintang-
bintang yang terbentuk menempati deret
utama. Lokasi bintang dalam deret utama
bergantung pada massa awalnya.
Hidrogen Habis -
Helium
Radiasi Padam,
Bintang Mendingin
dan Mengerut
Bintang Mengalami
Kontraksi (Memuai)
Mengeluarkan
Energi Gravitasi
Suhu Bintang
Muncul lagi
Hidrogen Habis -
Helium
Bintang Maha
Raksasa Biru
Bintang Maha
Raksasa Merah
Bintang
Mengalami
Keruntuhan
Terjadi
Supernova
Bintang
Neutron
Lubang
Hitam
Bintang ini tersusun dari kira-kira
99 persen neutron. Mengapa
bintang ini hanya tersusun dari
partikel neutron saja?
Bila massa bintang runtuh 3 kali massa
matahari, maka tekanan balik neutron tidak
mampu menghentikan keruntuhan gravitasi
bintang. Bintang menjadi mampat sampai
menjadi suatu titik massa yang kerapatannya
tak terhingga disebut singularitas.
Singularitas dikitari oleh permukaan yang
tidak dilihat yang disebut sebagai horizon
peristiwa. Ruang antara singularitas dan
horizon peristiwa disebut lubang hitam. Jarak
antara singularitas dan horizon peristiwa
disebut jari-jari Schwarzschild, R.
2
2
c
GM
R 
Medan gravitasi lubang hitam sangat kuat
sehingga tak satupun yang dapat melepaskan
diri darinya. Cahaya dan materi dapat masuk
tetapi tak satupun yang dapat keluar. Itulah
sebabnya kita tak bisa melihat lubang hitam
(black hole).
1 tahun cahaya = (3 x 108 m/s) x (3,154x 107 s)
1 tahun cahaya = 9,46 x 1015 m = 9,46 x 1012 km
1 parsek = 3,26 tahun cahaya
1 parsek = 206.265 astronomical unit
dʘ = jarak Bumi-Matahari =
1,50 x 1013cm = 1AU
d* = jarak Matahari-Bintang
p = sudut palakas bintang
Apabila p dinyatakan dalam detik busur dan karena 1
radian = 206.265” (sekon busur), maka
Jika jarak dinyatakan dalam satuan astronomi (AU),
maka sehingga
Apabila paralaks dinyatakan dalam detik busur dan
jarak dinyatakan dalam pc, maka
Bintang Paralas (“) Jarak (pc) Jarak (ly)
Proxima
Centauri 0,76 1,31 4,27
Alpha Centauri 0,74 1,35 4,40
Barnard 0,55 1,81 5,90
Wolf 359 0,43 2,35 7,66
Lalande 21185 0,40 2,52 8,22
Bintang dan Evolusinya

More Related Content

What's hot

Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad rayaBahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
SMAK 5 Penabur
 
Teori terbentuknya jagat raya
Teori terbentuknya jagat rayaTeori terbentuknya jagat raya
Teori terbentuknya jagat raya
Nalendra10
 
" Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " .
" Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " ." Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " .
" Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " .
uus_76
 
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
putu micana
 
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
Ifron Lemba
 

What's hot (20)

Galaksi
GalaksiGalaksi
Galaksi
 
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad rayaBahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
Bahan uh 3 geografi tata surya dan jagad raya
 
Jagat Raya
Jagat RayaJagat Raya
Jagat Raya
 
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya
 
Teori terbentuknya jagat raya
Teori terbentuknya jagat rayaTeori terbentuknya jagat raya
Teori terbentuknya jagat raya
 
Bab 6. evolusi bintang ganda
Bab 6. evolusi bintang gandaBab 6. evolusi bintang ganda
Bab 6. evolusi bintang ganda
 
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya no.2
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya no.2Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya no.2
Hipotesis pembentukan bumi dan tata surya no.2
 
" Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " .
" Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " ." Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " .
" Pembentukan jagat raya, tata surya dan bumi " .
 
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
 
Antariksa dan Galaksi
Antariksa dan GalaksiAntariksa dan Galaksi
Antariksa dan Galaksi
 
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan BumiMakalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
Makalah Geografi (Bab 2) Pembentukan Jagat Raya, Tata Surya dan Bumi
 
Jagat raya dan tata surya
Jagat raya dan tata suryaJagat raya dan tata surya
Jagat raya dan tata surya
 
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
3 teori pembentukan atau terbentuknya jagat raya
 
Anggota tata surya
Anggota tata suryaAnggota tata surya
Anggota tata surya
 
9.2
9.29.2
9.2
 
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
 
Makalah ipa evolusi bintang
Makalah ipa evolusi bintangMakalah ipa evolusi bintang
Makalah ipa evolusi bintang
 
Tata surya dan proses terbentuknya jagat raya
Tata surya dan proses terbentuknya jagat rayaTata surya dan proses terbentuknya jagat raya
Tata surya dan proses terbentuknya jagat raya
 
Bintang dan matahari
Bintang dan matahariBintang dan matahari
Bintang dan matahari
 
Bumi dan alam semesta
Bumi dan alam semestaBumi dan alam semesta
Bumi dan alam semesta
 

Viewers also liked

Researching the market place 3
Researching the market place 3Researching the market place 3
Researching the market place 3
haegf
 
University_of_Maryland_case_study_featuring_SmartAisle_and_Emerson_assessment
University_of_Maryland_case_study_featuring_SmartAisle_and_Emerson_assessmentUniversity_of_Maryland_case_study_featuring_SmartAisle_and_Emerson_assessment
University_of_Maryland_case_study_featuring_SmartAisle_and_Emerson_assessment
Philip (J) Volpe
 
Naranjilla Micro-Propagation
Naranjilla Micro-PropagationNaranjilla Micro-Propagation
Naranjilla Micro-Propagation
Adrianne Seiden
 

Viewers also liked (20)

Snag it
Snag itSnag it
Snag it
 
20 things for EXTREME Awesomeness!
20 things for EXTREME Awesomeness!20 things for EXTREME Awesomeness!
20 things for EXTREME Awesomeness!
 
Ноутбук та його характеристики
Ноутбук та його характеристикиНоутбук та його характеристики
Ноутбук та його характеристики
 
Active and passive
Active and passiveActive and passive
Active and passive
 
التكنولوجيا
التكنولوجيا التكنولوجيا
التكنولوجيا
 
التويتر
التويترالتويتر
التويتر
 
Morphy ebony
Morphy ebonyMorphy ebony
Morphy ebony
 
GAAP Update
GAAP UpdateGAAP Update
GAAP Update
 
الواقع الافتراضي
الواقع الافتراضيالواقع الافتراضي
الواقع الافتراضي
 
New cookie ebony
New cookie ebonyNew cookie ebony
New cookie ebony
 
Researching the market place 3
Researching the market place 3Researching the market place 3
Researching the market place 3
 
Provans
Provans Provans
Provans
 
University_of_Maryland_case_study_featuring_SmartAisle_and_Emerson_assessment
University_of_Maryland_case_study_featuring_SmartAisle_and_Emerson_assessmentUniversity_of_Maryland_case_study_featuring_SmartAisle_and_Emerson_assessment
University_of_Maryland_case_study_featuring_SmartAisle_and_Emerson_assessment
 
Creating IoT powered solutions (Sam Vanhoute @IoT convention)
Creating IoT powered solutions (Sam Vanhoute @IoT convention)Creating IoT powered solutions (Sam Vanhoute @IoT convention)
Creating IoT powered solutions (Sam Vanhoute @IoT convention)
 
Naranjilla Micro-Propagation
Naranjilla Micro-PropagationNaranjilla Micro-Propagation
Naranjilla Micro-Propagation
 
Manifesto
ManifestoManifesto
Manifesto
 
Forståelig, oppnåelig og håndterbart
Forståelig, oppnåelig og håndterbartForståelig, oppnåelig og håndterbart
Forståelig, oppnåelig og håndterbart
 
How Azure turns out to be vital for Soludoc's innovation strategy (Geert Truy...
How Azure turns out to be vital for Soludoc's innovation strategy (Geert Truy...How Azure turns out to be vital for Soludoc's innovation strategy (Geert Truy...
How Azure turns out to be vital for Soludoc's innovation strategy (Geert Truy...
 
Quran
QuranQuran
Quran
 
My stories 2 minnie
My stories 2 minnieMy stories 2 minnie
My stories 2 minnie
 

Similar to Bintang dan Evolusinya

Bab9 140224112256-phpapp01
Bab9 140224112256-phpapp01Bab9 140224112256-phpapp01
Bab9 140224112256-phpapp01
Wan Norafiqah
 
Kelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaKelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipba
Nanda Reda
 
Solusi osk astro 2012 kode s3
Solusi osk astro 2012   kode s3Solusi osk astro 2012   kode s3
Solusi osk astro 2012 kode s3
Mariano Nathanael
 
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-201056852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
eli priyatna laidan
 

Similar to Bintang dan Evolusinya (20)

Bab9 140224112256-phpapp01
Bab9 140224112256-phpapp01Bab9 140224112256-phpapp01
Bab9 140224112256-phpapp01
 
Bab 7. gugus dan populasi bintang
Bab 7. gugus dan populasi bintangBab 7. gugus dan populasi bintang
Bab 7. gugus dan populasi bintang
 
Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)
Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)
Bulan dan Bintang (Geografi Kelas X)
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
Presentasi.pptx
Presentasi.pptxPresentasi.pptx
Presentasi.pptx
 
A3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya AbrarA3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya Abrar
 
94876305 solusi-osn-2011
94876305 solusi-osn-201194876305 solusi-osn-2011
94876305 solusi-osn-2011
 
Kelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipbaKelompok 10 ipba
Kelompok 10 ipba
 
Bahan ajar tata surya
Bahan ajar tata suryaBahan ajar tata surya
Bahan ajar tata surya
 
Smancip x2 bintang
Smancip x2 bintangSmancip x2 bintang
Smancip x2 bintang
 
Smancip x2 bintang
Smancip x2 bintangSmancip x2 bintang
Smancip x2 bintang
 
Jagad Raya
Jagad RayaJagad Raya
Jagad Raya
 
Jagad Raya
Jagad RayaJagad Raya
Jagad Raya
 
BDA zumbratal
BDA zumbratalBDA zumbratal
BDA zumbratal
 
Solusi osk astro 2012 kode s3
Solusi osk astro 2012   kode s3Solusi osk astro 2012   kode s3
Solusi osk astro 2012 kode s3
 
Bintang dan dinamikanya
Bintang dan dinamikanyaBintang dan dinamikanya
Bintang dan dinamikanya
 
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s391343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
91343390 solusi-osk-astro-2012-kode-s3
 
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-201056852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
 
Tata surya.ppt
Tata surya.pptTata surya.ppt
Tata surya.ppt
 
Bab 4 IAD
Bab 4 IADBab 4 IAD
Bab 4 IAD
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Bintang dan Evolusinya

  • 1. BINTANG Oleh : Ayu Ariantika (4201412029) Fita Permata Sari (4201412062) Rita Iva Fatmala (4201412063)
  • 2. Definisi Sejarah Pengamatan Bintang oleh Para Ahli Proses Fisis yang Terjadi pada Bintang Klasifikasi Bintang Evolusi Bintang Pengukuran Jarak Bintang
  • 3. Bintang Benda langit yang memancarkan cahaya Bintang Semu Bintang Nyata Bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri Bintang yang menghaslkan cahaya sendiri
  • 4. Secara Umum Bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata) Menurut Ilmu Astronomi Bintang adalah semua benda massif (bermassa antara 0,08 hingga massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir
  • 5. Geminiano Montanari (1667) astronom Italia, merekam adanya perubahan luminositas pada bintang Algol Giordano Bruno (1584) mengusulkan bahwa bintang-bintang adalah matahari-matahari lain, dan mungkin saja memiliki banyak planet seperti bumi dalam orbitnya. Tycho Brahe (ilmuwan pertama yang mengamati bintang) berhasil mengenali bintang-bintang baru di langit (dinamakan novae) SEJARAH PENGAMATAN BINTANG OLEH PARA AHLI
  • 6. Friedrich Bessel (1838) melakukan pengukuran langsung jarak bintang 61 Cygni menggunakan teknik paralaks. John Herschel (putra William Herschel) mengulangi pekerjaaan yang sama dengan ayahnya di hemisfer langit sebelah selatan dan menemukan hasil yang sama . William Herscel (1780-an) mencoba menentukan distribusi bintang di langit. Selain itu Ia juga menemukan bahwa beberapa pasangan bintang memang secara fisik berpasangan membentuk sistem bintang ganda. LANJUTAN….
  • 7. PROSES FISIS YANG TERJADI PADA BINTANG Reaksi Fusi pada Bintang Fusi nuklir (termonuklir) adalah proses saat dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah yang menyebabkan bintang bersinar, dan bom hidrogen meledak. Meskipun tidak melibatkan reaksi kimia, tetapi reaksi termonuklir di dalam bintang ini disebut sebagai proses pembakaran. Pada pembakaran hidrogen, bahan bakar nettonya adalah empat proton, dengan hasil netto satu partikel alpha, pelepasan dua positron dan dua neutrino (yang mengubah dua proton menjadi dua netron) dan energi.
  • 8. Tahapan Reaksi Fusi )(44,10 1 2 1 1 1 1 1 lambatMeVeHHH   )(49,53 2 1 1 2 1 cepatMeVHeHH   )(86,1221 1 4 2 3 2 3 2 cepatMeVHHeHeHe 
  • 9. Gerak Bintang • Gerak Semu Bintang (Proper Motion) • Kecepatan Radial • Kecepatan Tangensial • Kecepatan Ruang • Standar Diam lokal (Local Standard of Rest)
  • 10. 1. Gerak Semu bintang (Paper motion) Merupakan sudut yang sangat kecil bila dihitung dalam satu tahun, karena sering dinyatakan dalam interval 20-50 tahun.
  • 11. 2. Kecepatan Radial Adalah kecepataan bintang mendekati atau menjauhi matahari dapat ditentukan melalui pergeseran doppler pada spektrum yang dipancarkannya. Kecepatan radial dinyatakan dalam Km/detik.
  • 12. 3. Kecepatan Tangensial Merupakan gerak bintang sepanjang garis penglihatan sementara proper motion dihasilkan oleh gerak bintang melintasi penglihatan.
  • 13. 4. Kecepatan Ruang Merupakan resultan dari kecepatan radial dan kecepatan tangensial. Karena proper motion sangat kecil (jarak bintang sangat jauh) maka berlaku hubungan Secara geometri digambarkan
  • 14. Bintang yang terletak pada bidang ekliptika bila diamati satu tahun penuh maka lintasannya berbentuk garis lurus .
  • 15. Bintang yang terletak pada kutub eliptik dan terletak antara kutub bidang eliptika diamati satu tahun penuh, lintasannya akan berbentuk lingkaran.
  • 16. 5. Standar Diam Lokal (local Standart of Rest) Suatu titik dalam ruang dekat matahari, dimana bintang-bintang disekitar titik tersebut terdistribusi secara seragam, dan jumlah kecepataannya dalam titik tersebut nol.
  • 17. KLASIFIKASI BINTANG BERDASARKAN SPEKTRUM GARISNYA Kelas : O Warna : Biru Temperatur : >30.000 K Ciri Utama : Garis absorbsi tampak sedikit, garis He terionisasi, garis N terionisasi dua kali, garis Si terionisasi tiga kali, garis atom lain yang terionisasi beberapa kali tampak lemah, garis H tampak tapi lemah. Contoh : Bintang 10 Lacerta, Alnitak
  • 18. Kelas : B Warna : Biru Temperatur : 11.000-30.000 K Ciri Utama : Garis He netral, garis Si terionisasi satu kali dan dua kali serta garis O2 terionisasi terlihat. Garis H lebih jelas daripada kelas O. Contoh : Rigel, Spica
  • 19. Kelas : A Warna : Biru Temperatur : 7.500-11.000 K Ciri Utama : Garis H tampak kuat, garis Mg Si Fe dan Ca terionisasi satu kali mulai tampak, garis logam netral tampak lemah. Contoh : Sirius, Vega
  • 20. Kelas : F Warna : Biru keputih-putihan Temperatur : 6.000-7.000 K Ciri Utama : Garis H lebih lemah dari kelas A (tapi masih jelas), garis Ca Fe dan Cr terionisasi satu kali dan garis Fe dan Cr netral serta garis logam lainnya mulai terlihat. Contoh : Canopus, Proycon
  • 21. Kelas : G Warna : Putih kekuning-kuningan Temperatur : 5.000-6.000 K Ciri Utama : Garis H lebih lemah daripada kelas F, garis Ca terionisasi terlihat, garis-garis logam trioonisasi dan logam netral tampak, pita molekul CH (G- Band) tampak sangat kuat. Contoh : Matahari, Capella
  • 22. Kelas : K Warna : Jingga Kemerah-merahan Temperatur : 3.500-5.000 K Ciri Utama : Garis Logam netral tampak mendominasi, garis H lemah sekali, pita molekul Titanium Oksida mulai tampak. Contoh : Arcturus, Aldebaran
  • 23. Kelas : M Warna : Merah Temperatur : 2.500-3.000 K Ciri Utama :Pita molekul TiO terlihat mendominasi, garis logam netral juga tampak dengan jelas. Contoh : Betelgeues, Antares
  • 24. KLASIFIKASI BINTANG BERDASARKAN LUMINOSITAS BINTANG Kelas Ia : bintang maharaksasa yang sangat terang Kelas Ib : bintang maharaksasa yang kurang terang Kelas II : bintang raksasa yang terang Kelas III : bintang raksasa Kelas IV : bintang subraksasa Kelas V : bintang deret utama
  • 25. SEPULUH BINTANG PALING TERANG DI LANGIT MALAM 1. Bintang Sirius 2. Bintang Canopus 3. Bintang Rigil Kentaurus 4. Bintang Arcturus 5. Bintang Vega 6. Bintang Capella 7. Bintang Rigel 8. Bintang Proycon 9. Bintang Achemar 10.Bintang Betelgeuse
  • 27. Evolusi Bintang yaitu proses lahir, berkembang, hingga matinya sebuah bintang dan memerlukan jutaan bahkan miliaran tahun.
  • 28. Nebula Deret Utama Massa Besar M > 1,4 Massa Kecil M < 1,4 Katai Kuning Bintang Biru Maha Raksasa Biru Red Giant Katai Putih Katai Merah Katai Hitam Maha Raksasa Merah Supernova Neutron Black Hole
  • 30. Ketika proses pengerutan berhenti, bintang- bintang yang terbentuk menempati deret utama. Lokasi bintang dalam deret utama bergantung pada massa awalnya.
  • 31. Hidrogen Habis - Helium Radiasi Padam, Bintang Mendingin dan Mengerut Bintang Mengalami Kontraksi (Memuai) Mengeluarkan Energi Gravitasi Suhu Bintang Muncul lagi
  • 32.
  • 33. Hidrogen Habis - Helium Bintang Maha Raksasa Biru Bintang Maha Raksasa Merah Bintang Mengalami Keruntuhan Terjadi Supernova Bintang Neutron Lubang Hitam
  • 34. Bintang ini tersusun dari kira-kira 99 persen neutron. Mengapa bintang ini hanya tersusun dari partikel neutron saja?
  • 35. Bila massa bintang runtuh 3 kali massa matahari, maka tekanan balik neutron tidak mampu menghentikan keruntuhan gravitasi bintang. Bintang menjadi mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tak terhingga disebut singularitas.
  • 36. Singularitas dikitari oleh permukaan yang tidak dilihat yang disebut sebagai horizon peristiwa. Ruang antara singularitas dan horizon peristiwa disebut lubang hitam. Jarak antara singularitas dan horizon peristiwa disebut jari-jari Schwarzschild, R. 2 2 c GM R 
  • 37. Medan gravitasi lubang hitam sangat kuat sehingga tak satupun yang dapat melepaskan diri darinya. Cahaya dan materi dapat masuk tetapi tak satupun yang dapat keluar. Itulah sebabnya kita tak bisa melihat lubang hitam (black hole).
  • 38.
  • 39. 1 tahun cahaya = (3 x 108 m/s) x (3,154x 107 s) 1 tahun cahaya = 9,46 x 1015 m = 9,46 x 1012 km 1 parsek = 3,26 tahun cahaya 1 parsek = 206.265 astronomical unit
  • 40. dʘ = jarak Bumi-Matahari = 1,50 x 1013cm = 1AU d* = jarak Matahari-Bintang p = sudut palakas bintang
  • 41. Apabila p dinyatakan dalam detik busur dan karena 1 radian = 206.265” (sekon busur), maka Jika jarak dinyatakan dalam satuan astronomi (AU), maka sehingga Apabila paralaks dinyatakan dalam detik busur dan jarak dinyatakan dalam pc, maka
  • 42. Bintang Paralas (“) Jarak (pc) Jarak (ly) Proxima Centauri 0,76 1,31 4,27 Alpha Centauri 0,74 1,35 4,40 Barnard 0,55 1,81 5,90 Wolf 359 0,43 2,35 7,66 Lalande 21185 0,40 2,52 8,22