SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
PSIKOLOGI SOSIAL
SIKAP

AFIFAH HASANI

46112010085

ASRI ANDARINI

46112010048

AYU SETIA MAULIDDINA

46112010026

VIDYA TIARA

46112010070

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
Universitas Mercu Buana
JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN

Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak
awal abad 20. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah
suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial.Pembahasan yang
berkaitan dengan psikologi (sosial) hampir selalu menyertakan unsur sikap
baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian
pembahasannya. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian
sikap, prose terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya.
Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir
yang disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang
diorganisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung
atau tidak langsung pada praktik / tindakan (Notoatmodjo, 2003).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap
Sikap, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kesiapan
untuk bertindak. Sedangkan menurut Oxford Advanced Learner Dictionary (dalam
Ramdhani,2008),

sikap

merupakan

cara

menempatkan

atau

membawa

diri,merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.
G.W.Allport mengemukakan bahwa”sikap adalah keadaan mental dan saraf
dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik
atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan
dengannya.
Krench dan Crutchfield, yang sangat mendukung perspektif kognitif,
mendefinisikan sikap sebagai “organisasiyang bersifat menetap dari proses
motivasional,emosional,perceptual, dan kognitif.”
Dalam sikap ini ada beberapa pengertian tentang sikap (attitude) dan perilaku
(behavior) menurut beberapa sumber diantaranya:Carl Jung seorang ahli yang
membahas tentang sikap. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari
psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu". Sikap sering muncul
dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari.
Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
keadaan mental yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
terhadap

respons

individu,organisasiyang

bersifat

menetap

dari

proses

motivasional,emosional,perceptual, dan kognitif.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya
positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak
sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.
B. Ciri-ciri Sikap
Sikap mempunyai segi-segi perbedaan dengan pendorong-pendorong lain
yang ada dalam diri manusia. Oleh karena itu untuk membedakan sikap dengan
pendorong-pendorong yang lain, ada beberapa ciri atau sifat dari sikap tersebut.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir
Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap
tertentu terhadap suatu objek.Karena sikap tidak dibawa sejak individu dilahirkan,
berarti bahwa sikap itu terbentuk dalam perkembngan individu bersangkutan.Oleh
karena sikap itu terbentuk atau dibentuk, maka sikap itu dapat dipelajari dan sikap
itu dapat berubah.Walaupun demikian sikap itu mempunyai kecenderungan stabil,
sekalipun sikap itu dapat mengalami perubahan.Sikap itu dibentuk ataupun dipelajari
dalam hubungan nya dengan objek-objek tertentu.Maka faktor pengalaman dalam
pembentukan sikap itu penting.
Sikap sebagai daya dorong berbeda dengan motif biologis yang juga sebagai daya
dorong individu, karena motif biologis ada sejak individu dilahirkan.
2. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap
Oleh karena itu sikap selalu tebentuk atau dipelajari dalam hubungan nya dengan
objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tersebut.
Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan objek tertentu, akan
menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap objek tersebut.
3. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada
sekumpulan objek-objek
Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang, orang tersebut akan
mempunyai kecendrungan untuk menunjukan sikap yang negatif pula kepada
kelompok dimana seseorang tersebut tergabung didalamnya. DIsini terlihat adanya
kecendrungan untuk menggeneralisasikan objek sikap.
4. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar
Jika sesuatu sikap telah terbentuk dan merupakan nilai dalam kehidupan seseorang,
secara relative sikap itu akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan.
Sikap tersebut akan sulit berubah dan walaupun dapat berubah akan memakan
waktu yang relative lama. Tetapi sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam
ada dalam diri seseorang, maka sikap tersebut secara relative tidak bertahan lama
dan sikap tersebut akan mudah berubah.
5. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi
Sikap terhadap suatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang
dapat bersifat positif (yang menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif (yang
tidak

menyenangkan)

terhadap

objek

tersebut.

Disamping

itu

sikap

juga

mengandung motivasi, ini berarti bahwa sikap itu mempunyai daya dorong bagi
individu untuk berperilaku tertentu terhadap objek yang dihadapinya.
Ciri-ciri diatas merupakan cirri-ciri sikap yang dapat digunakan untuk membedakan
sikap dengan pendorong-pendorong lain yang ada dalam diri manusia.

C. Definisi dan Konsep Tingkah Laku
Tingkah laku adalah sebuah tingkah laku yang seseorang itu lakukan dan
katakan. Menurut Skinner tingkah laku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R” (
Stimulus – Organisme – Respon). , perilakudibedakanmenjadidua :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.

Ciri-ciri tingkah laku:
1. Apa yang orang kata dan lakukan (Actions)
2. Mempunyai satu atau lebih dimensi (Dimensios) yang boleh diukur
(Kekerapan, tempoh masa, intensiti, latensi)
3. Boleh diperhati atau di amati, diuraikan dan direkam (Observable and
Measurable)
4. Mempunyai dampak kepada persekitaran- Menurut hukum (lawful) –
(hubungan antara tingkah laku dengan peristiwa dipersekitaran)- dalam
bentuk overt or covert.

D. Komponen Sikap
Terdapat tiga komponen sikap.Tiga komponen sikap itu adalah komponen
respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif dan komponen
respons evaluatif perilaku.Ketiga komponen itu secara bersama merupakan penentu
bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang.
1. Komponen respon evaluatif kognitif
adalah gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek,
peristiwa, atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran,
keyakinan, atau ide seseorang tentang suatu objek.Dalam bentuk yang paling
sederhana, komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan
dalam berpikir. Misalnya kategori sepeda motor wanita atau sepeda motor
pria atau kategori sepeda motor Honda dan Yamaha.
2. Komponen respons evaluative afektif dari sikap
adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek
sikap.Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah,
cemburu atau suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya
orang kulit hitam kedaerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan
rasa cemas banyak warga kulit putih.
3. Komponen respons konatif atau evaluative perilakudari sikap
adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek
sikap.Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan
pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang memiliki tendensi untuk
melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari kelompok etnis
tertentu, namun karena tindakan itu secara sosial dan legal dilarang, maka ia
tidak melakukannya.
E. Sumber-sumber Sikap
Pembentukan sikap bukanlah sesuatu yang diwarisi secara genetik, tetapi
merupakan sesuatu yang dibentuk dari sejak kelahiran seseorang di dunia ini yang
berhadapan dengan berbagai pengalaman.Terdapat beberapa faktor penting yang
mempengaruhi pembentukan sesuatu sikap. Antaranya lain :
1. Faktor Sosialisasi
Sosialisasi ialah satu proses pembelajaran sosial yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dan pengalaman hidup bagi seseorang individu. Yang paling
berpengaruh dalam pembentukan sikap seseorang individu ialah keluarga, sekolah,
teman sebaya, rekan kerja dan lain-lain. Contohnya, kita memperhatikan cara
keluarga dan teman-teman bersikap dan secara tidak langsung kita mencoba
membentuk sikap dan tingkah laku sendiri agar sejajar dengan sikap mereka. Ada
juga beberapa dari mereka yang meniru sikap individu yang popular dan yang
mereka kagumi atau mereka hormati.
2. Faktor Pengalaman Hidup
Pengalaman

hidup

memainkan

peranan

penting

dalam

membentuk

dan

mempengaruhi sikap individu. Hal ini dikeranakan segala pengalaman yang telah
dilalui tersebut akan tersimpan di dalam memori atau ingatan mereka dan akan
dimunculkan pada saat-saat tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya berbeda
antara satu individu dengan individu yang lain. Kadang-kadang melalui pengalaman
ini juga akan menyebabkan seseorang mempunyai keyakinan lebih terhadap
sesuatu perkara. Contohnya, jika seseorang itu merasa lebih banyak pengalaman
manis atau gembira belajar secara bersama-sama, maka kemungkinan besar dia
akan bersikap skeptikal terhadap sistem bekerja yang dapat dilakukan secara
bersama-sama (group) apabila saat ia bekerja nanti.
3. Hasil Pengamatan yang Berpanjangan
Terdapat kajian-kajian yang menunjukkan bahwa penelitian dapat mengubah asumsi
kita terhadap suatu masalah. Contohnya, setiap hari selama sejam anda diharuskan
duduk di dalam sebuah ruangan yang penuh dengan lukisan abstrak. Apakah anda
akan

menyukai

lukisan-lukisan

tersebut

dikemudian

menunjukkan bahwa hanya dengan pengamatan

hari?

Kajian

tersebut

yang berpanjangan atau

berulangkali terhadap sesuatu masalah baru sudah mencukupi untuk menjadikan
masalah tersebut lebih disukai.
Sumber-sumber yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap hampir sama
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan diri seseorang seperti
yang telah dinyatakan sebelumnya. Hal ini karena terdapat kaitan dan hubungan
antara diri dan sikap dalam pembentukan tingkah laku seseorang.

F. Fungsi Sikap
D.katz menjelaskan empat fungsi sikap.Empat fungsi sikap itu adalah fungsi
penyesuaian diri, fungsi pertahanan diri, fungsi ekspresi nilai, dan fungsi
pengetahuan.
1. Fungsi penyesuaian diri
berarti bahwa orang cenderung mengembangkan sikap yang akan membantu untuk
mencapai tujuannya secara maksimal. Sebagai contoh, seseorang cenderung
menyukai partai politik yang mampu memenuhi dan mewakilli aspirasi-aspirasinya.
Dinergara Inggris dan Australia, seorang pengasngguran akan cenderung memilih
partai buruh yang kemungkinan besar dapat membuka lapangan pekerjaan baru
atau memberikan tunjangan pengangguran lebih besar.
2. Fungsi pertahanan diri
mengacu pada pengertian bahwa sikap dapat melindungi seseorang dari keharusan
untuk mengakui kenyataan tentang dirinya.Sebagai contoh fungsi ini adalah perilaku
proyeksi. Proyeksi adalah atribusi cirri-ciri yang tidak diakui oleh diri seseorang
dalam dirinya kepada orang lain. Melalui proyeksi ia seakan akan tidak memiliki ciriciri itu. Seorang anak yang memiliki kecenderungan agresif akan menuduh anak lain
(proyeksi) yang sedang berkelahi sebagai anak yang kasar.
3. Fungsi ekspresi nilai
berarti bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar seseorang,
memamerkan citra dirinya dan aktualisasi diri.Si Fithra mungkin memiliki citra diri
sebagaai orang “konservatif” yang hal itu mempengaruhi sikapnya tentang
demokrasi atau sikapnya tentang perubahan sosial.

4. Fungsi pengetahuan
berarti bahwa sikap membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap
sesuatu hal. Standar itu menggambarkan keteraturan , kejelasan, dan stabilitas
kerangka acu pribadi seseorang dalam menghadapi objek atau peristiwa
disekelilingnya. Contoh fungsi pengetahuan sikap misalnya adalah pemilik sepeda
motor seiring dengan peningkatan status sosialnya. Ia sekarang mungkin
memutuskan untuk membeli mobil karena ia yakin bahwa mobil lebih sesuai dengan
status sosialnya yang baru, yaitu sebagai manajer tingkat menengah sebuah
perusahaan level menengah.

G. Terbentuknya Sikap
Sikap

tidak

dibawa

sejak

dilahirkan

,

tetapi

dibentuk

sepanjang

perkembangan individu yang bersangkutan. Untuk dapat menjelaskan bagaimana
terbentuknya sikap akan dapat dijelaskan pada bagan sikap berikut ini:
Faktor Internal:
-Fisiologis
-Psikologis
Sikap

Objek Sikap

Faktor Eksternal
-Pengalaman
-Situasi
-Norma norma
-Hambatan
-Pendorong
Dari bagan tersebut dapat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada diri
seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologi,
serta faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh
individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, hambatan-hambatan atau
pendorong-pendorong

yang

ada

dalam

masyarakat.

Semuanya

ini

akan

berpengaruh pada sikap yang ada pada diri seseorang.
Reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat
positif, tetapi juga dapat bersifat negatif. Objek sikap akan dipersepsi oleh individu,
dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang
bersangkutan. Dalam mempersepsi objek sikap individu akan dipengaruhi oleh
pengetahuan, pengalaman, cakrawala, keyakinan, proses belajar, dan hasil proses
persepsi ini merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenai objek sikap dan
ini berkaitan dengan segi kognisi. Afeksi akan berkaitan dengan konasi yaitu
merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap objek sikap, kesiapan
untuk bertindak, kesiapan untuk berperilaku. Keadaan lingkungan akan memberikan
pengaruh terhadap objek sikap maupun pada individu yang bersangkutan.

Perubahan Sikap Spontan
Memikirkan objek sikap secara mendalam cenderung akan membuat sikap
menjadi lebih ekstrim. Menurut Tesser, me-review dan mengkaji keyakinan kita, dan
tekanan konsistensi menyebabkan keyakinan kita cenderung menjadi konsisten.
Misalkan, jika kita meluangkan waktu lebih lama untuk memikirkan sahabat
baik kita. Kita akan lebi menyukainyanya. Kita mungkin mengingat sifat-sifat lain
atau pengalaman bersama yang pernah kita lakukan bersamanya. Dan mungkin
menginterpretasikan ulang beberapa memory yang kurang menyenangkan dengan
memaafkannya. Akan tetapi jika kita lebih sering memikirkan musuh kita, maka
perasaan kita akan lebih jengkel kepada musuh kita. Kita akan mengingat lebih
banyak hal tidak menyenagkan dan mnecurigai motif dibalik tindakannya yang
kelihatan baik.
Hipotesis Tesser menyatakan bahwa

memikirkan

sesuatu isu

akan

melahirkan sikap yang lebih terpolarisasi karena pemikiran akan menyebabkan
seseorang menghasilkan lebih banyak sikap yang konsisten. Semua aktivitas
kognitif ini mengharuskan individu memiliki struktur, atau skema, tentang seseorang
atau isu. Tanpa ada pemahaman skematik atas suatu isu, sulit bagi seseorang untuk
menghasilkan keyakinan baru atau untuk mengetahui cara menginterpretasikan
ulang keyakinan lama.
Implikasinya adalah bahwa pemikiran akan mempolarisasikan sikap hanya
ketika orang memiliki skema tetntang suatu isu. Untuk menguji implikasi ini, chaiken
dan Yates pada tahun 1985 meneliti dua kelompok orang: sebagian sudah punya
struktur pengetahuan yang konsisten tentang suatu isu (hukuman mati)dan sebagian
tidak punya. Setiap orang menulis esai tentang isu ini atau tentang isu lain yang tak
relevan (sensor). Hanya partisipan dengan tingkat konsistensi tinggi yang menulis
esai tentang hukuman mati yang mengembangkan sikap lebih ekstrim terhadap isu
itu. Tidak ada polarisasi signifikan yang terjadi dalam kondisi lain. Untuk
mempolarisasikan sikap, maka pemikiran seseorang harus relevan dengan isu,
orang harus punya cukup sumber daya kognitif, dan harus tidak ada isu alternatif
yang bersaing menarik perhatiannya.

Persistensi Perubahan Sikap
Secara umum, memori detail argumen akan pudar dengan cepat dan
kemudian pudar secara lambat. Akan tetapi, persistensi perubahan sikap tidak selalu
bergantung pada retensi detail argument. Kejadian lain yang terjadi setelah
kominikasi juga berpengaruh segnifikan.
Salah satu faktor yang penting membantu persistensi adalah apakan
penerima komunikasi itu kemudian ingat pada petunjuk-petunjuk yang penting.
Sleeper Effect adalah perubahan sikap yang tetundan yang tidak segera kelihatan
setelah menerima komunikasi.Sleeper effect berlaku pula pada niat untuk
membujuk. Ingitan akan kembali bahwa ketika seseorang diberi peringatan lebih dini
tentang niat orang lain untuk membujuk, perubahan sikap akan berkurang. Akan
tetapi, seiring dengan berjalannya waktu adalah mudah untuk melupakan bahwa
orang itu berniat untuk membujuk, yang menyebabkan perubahan sikap dari waktu
kewaktu semakin meningkat.

Ketika Sikap Gagal Diubah Resistensi Terhadap Persuasi
Melihat begitu banyak persuasi yang kita hadapi setiap harinya, kita dapat menarik
kesimpulan, kita sangat menolak pesan-pesan persuasi tersebut. Jika kita tidak
menolah resisten maka sikap kita akan terus menurus berubah karena dipengaruhi
oleh pesan persuasi yang kita terima setiap saat. Ada beberapa faktor yang
semuanya menguatkan kemampuan kita untuk menolak bahkan terhadap usaha
persuasi yang sangat lihai yaitu :
-

Reaktansi: Melindungi Kebebasan Pribadi Kita

Reaktansi (reactance) adalah sebuah reaksi negative terhadap usaha orang lain
untuk mengrang kebebasan kita dengan membuat kita melakukan apa yang mereka
inginkan. Sebagai contoh, Jika kita pernah mengalami suatu peristiwa dimana
seseorang memberikan tekanan kepada kita agar kita dapat mengubah sikap kita.
Saat seseorang melakukan hal tersebut, kita mungkin akan merasa terganggu dan
tidak senang. Hasil akhirnya: kita tidak hanya menolak, tetapi kita juga mundur dan
menghasilkan pandangan yang berlawanan dengan pandangan yang di tawarkan
oleh seseorang yang melakukan persuasi kepada kita. Dalam sebuah penelitian
mengindikasikan bahwa dalam situasi tersebut, kita sering kali mengubah sikap kita
kearah yang berlawanan dengan apa yang dipaksa kepada kita, sebuah efek yang
dikenal dengan perubahan sikap negative.
-

Peringatan: Pengatahuan Awal akan Intense Persuasi

Pemahaman dini bahwa individu akan menjadi targetsuatu usah persuasi.
Peringatan seringkali meningkatkan pemehaman terhadap persuasi yang terjadi.
Contohnya sering kita mendengar pidato yang disampaikan oleh calon legislatif yang
memiliki motov yang tersembunyi, ia menginginkan suara kita. Adanya peruses
kognitif yang berperan dalam persuasi yang pertama peringatan memberikan kita
kesempatan untuk menciptakan sanggahan yang dapat mengurangi kekuatan
pesan. Selain itu peringata juga memberikan waktu untuk mengingat fakta-fakta
yang relevan yang informasinya terbukti berguna agar dapat menolak sebuah
pesan.Peringatan tanpak berguna jika terkait dengan sikap yang kita nilai penting,
dan lebih kecil kemungkinan untuk sikap yang kita anggap kurang penting dari
peringatan.
-

Penghindaran Selektif

Kecerendukan untuk mengalihkan perhatian dari informasi yang menantang sikap
yang sudah ada.Usaha menghindari tersebut meningkatkan resistansi terhadap
persuasi. Seperti kegiatan menonton tv. Orang yang menonton tv tidak hanya duduk
diam di depan tv, tetapi mereka mengganti saluran tv, mereka mengecilkan volume
saatiklan atau mengalihkan perhatin ketika dihadapkan dengan informasi yang
berbeda dari yang kita ininkan. Kecenderungan untuk mengabaikan atau
menghindari informasi yang berbeda dengan sikap kita, dan aktif mencari informasi
yang konsisten dengan sikap kita, menjukan dua sisi yang oleh psikologi sosial
dikenal sebagai selective exposure. Selektif tersebut membuat kita memfokuskan
perhatian kita, membantu memastikan bahwa sikap kita relative tetap sama untuk
jangka waktu yang panjang.
-

Pertahanan Aktif terhadap Sikap Kita yang Sudah Ada

Mengabaikan atau menyaring informasi yang tidak sesuai denagn pandangan kita
saat ini adalah salah satu cara untuk menolak persuasi. Tetapi bukti yang ada
menunjukan bahwa selain sikap pasif, kita juga menggunakan strategi yang lebih
aktif untuk mempertahan sikap yang kita miliki: yaitu melawan atau menyanggahnya.
Dengan cara aktif ini, pandanga yang berbeda lebih ternanam dalam ingtatan tetapi
dampak lebihnya lebih kecil pada sikap kita.
Dalam sebuah penelitian, siswa yang sebelumnya telah diidentifikasi sebagai
bendukung (pro-choice) atau menolak (pro-life) aborsi, dihadapkan pada pesan
persuasi yang disampaikan oleh kominikator wanita.Pesan ini berisi hal-hal yang
konsisten maupun yang berbeda pandangan maupun sikap mereka.Setelah
mendengar pesan tersebut, partisipan melaporkan sikap mereka terhadap aborsi,
yaitu seberapa yakin mereka terhadap pandangannya (mengukur aspek kekuatan
sikap) dan semua argumen dalam pesan yang dapat mereka ingat (mengukur aspek
ingtan).Sebagai tambahan mereka, mereka menulis pikiran-pikiran yang mereka
miliki.Selama mendengarkan pesan untuk memberikan informasi sejauh mana
mereka menyanggar pesan yang berbeda dengan pandangan mereka.
Hasil penelitian menunjukan, seperti yang telah diduga sebelumnya, bahwa
pesan yang diisi berbeda (counterattitudinal) maupun pesan yang sejalan dengan
sikap

mereka

(proattitudinal)

diingat

dengan

sama

baiknya.

Namun

partisipanmelporkan bahwa mereka berfikir lebih sistematis tentang pesan
counterattitudinal dan melaporkan bahwa mereka mengeluarkan lebih banyak
pikiran yang berlawanan dengan pesan tersebut.

-

Bias Asimilasi dan Polarisasi Sikap

Bias Asimilasi (biased asimilasi) adalah kecenderungan untuk mengefaluasi
informasi yang berbeda denganpandangan yang kita miliki sebagai informasi yang
tidak meyakinkan atau tidak dipercaya daripada informasi yang mendukung
pandangan

kita.

Polarisasi

Sikap

(attitude

polarization)

adalah

sebuah

kecenderungan untuk mengefaluasi berbagai bukti atu informasi dengan cara
memperkuat pandangan awal kita dan membuat pandangan tersebut menjadi lebih
ekstrim. Dari hasil kedua pengartian dia atas, sikap kita tampaknya benar benar
tidak dapat diubah oleh usah apapun, dan cenderung menetap, bahkan kita ketika
kita dihadapkan informasi baru yang sangat kuat menentang mereka
H. HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU MANUSIA

Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti
dan beralasan dan berdampak sebagai berikut:
1) Perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik
terhadap sesuatu.
2) Perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma
subjektif yaitu keyakinan kita mengenai apa yang kita perbuat sesuai dengan aturan
yang berlaku dimasyarakat.
3) Sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu
intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.

Sikap yang spesifik dapat mempengaruhi perilaku adalah sikap sosial yang
dilakukan dengan cara berulang-ulang pada kegiatan yang sama disebut kebiasaan,
motif merupakan dorongan, keinginan dan hasrat yang berasal dari dalam diri, nilainilai merupakan norma-norma subjektif sedangkan kekuatan pendorong dan
kekuatan penahan adalah berupa nasihat atau penyuluhan dan informasi

I. Pengukuran Sikap
Di dalam ilmu sosial mengukur sikap dari manusia bukanlah hal yang mudah.Hal
tersebut dikarenakan objek yang dipelajari tidak nampak.Oleh karena itu banyak
faktor yang menyebabkan variasi hasil pengukuran dalam ilmu sosial. Terdapat
beberapa cara atau metode agar dapat mengukur sikap yang berada didalam diri
individu yaitu :
1.

Pengukuran sikap secara tidak langsung
Pengukuran dapat menggunakan alat-alat tes, baik yang proyektif maupun

non proyektif.Misal dengan tes Rorschahch, TAT, dan dengan melalui analisis yang
cukup rumit, peneliti dapat mengetahui bagaimana sikap seseorang terhadap
keadaan sekitarnya.Tes psikologi ini kemudian dikembangkan menjadi skala sikap.
Dan skala sikap ini diharapkan mendapat jawaban atas pertanyaan dengan berbagai
cara oleh responden terhadap suatu objek psikologi. Biasanya tes ini berupa
beberapa item yang disusun secara sistematis, selektif, dan dengan kriteria tertentu.
2.

Pengukuran sikap secara langsung
Yaitu pengukuran secara langsung dimana individu dengan secara langsung

diminta pendapatnya tentang suatu hal yang dihadapkan kepada dirinya.Biasanya
masalah yang dihadapi pada teknik pengukuran ini adalah apakah individu
menjawab pertanyaan dengan jujur. Karna pada teknik ini berdasarkan pada
kesadaran individu akan sikap serta kesipannya untuk dikomunikasikan atau dites
secara lisan. Pada teknik ini individu akan menyadari jika dirinya akan dites
sehingga akan mempengaruhi jawaban atas pengukuran tersebut.

3.

Skala THURSTONE
Skala ini disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval, setiap

butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak
sama. Teknik ini disusun oleh Thrustone didasarkan pada asumsi-asumsi yaitu
ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan interval skala sama.
Perbedaan yang sama pada suatu skala mencerminkan perbedaan yang sama pula
dalam sikapnya. Dalam skala Thrustone, digunakan pernyataan-pernyataan yang
disusun sedemikian rupa hingga merupakan rentangan dari yang favorable sampai
yang paling unfavorable.Pernyataan-pernyataan itu, disampaikan kepada subjek
dalam suatu formulir (form).Kemudian dari nilai yang diperoleh menunjukan sikap
seseorang terhadap masalah yang dihadapi.Semakin tinggi nilai maka sikap orang
tersebut semakin positif pada masalah yang diajukan dan sebaliknya.
Contoh angket dengan menggunakan skala Thurstone
Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda
terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan
nomor pernyataan di dalam tanda kurung.

(

) 1. Saya senang belajar matematika

(

) 2. Matematika adalah segalanya buat saya

(

) 3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika

(

) 4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif
(

) 5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika

(

) 6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari

bidang studi lain

(

) 7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya

dalam matematika

(

) 8. Pelajaran matematika sangat menjemukan

(

) 9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika

4.

Skala LIKERT
Skala ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi

seseorang tentang suatu fenomena sosial.Skala likert merupakan skala psikometrik
yang biasanya digunakan dalam bentuk kuesioner dan merupakan skala yang paling
banyak digunakan dalam riset atau survei.Jawaban setiap item yang menggunakan
Skala Likert mempunyai variasi dari sangat positif sampai sangat negatif.Skala Likert
biasanya untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap
sesuatu objek.Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih
salah satu dari pilihan yang tersedia.

Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:

A. PERTANYAAN POSITIF (+)

Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. (Setuju/Baik/suka)
Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)

A. PERTANYAAN NEGATIF (-)
Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)
Skor 2. (Setuju/Baik/suka)
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)

5.

Skala GUTTMAN

Skala pengukuran dengan ini, jawaban yang diberikan responden bersifat tegas,
yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah.Penelitian menggunakan skala
Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan

yang

di

tanyakan.Skala

Guttman

lebih

mudah

digunakan

dibandingkan dengan skala Likert dan skala Thrustone.
Contoh :
Apakah anda setuju dengan program beasiswa yang akan diselenggarakan oleh
kampus?

a. Setuju

b. tidak setuju
DAFTAR PUSTAKA
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01057-PS%20Bab2001.pdf
Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Prof. Dr. Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) edisi revisi. C.V
Andi Offset, Yogyakarta.
Dr. Hanurawan, Fattah.2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar.PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.

Sears. David O, Peplau.Anne.Letitia, Taylor. Shelley E.2009.Psikologi Sosial Edisi
Kedua Belas. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Suharyat Yayat,Nov 2010,“HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU
MANUSIA”,ejournal-unisma.Vol 2, No 1,http://www.ejournalunisma.net/ojs/index.php/region/article/view/489 , 15 Desember 2013.
Syariah,2008,”PENGARUH SIKAP DAN DEMOGRAFI KE ATAS PRODUKTIVITI
KERJA PENSYARAH MUSLIM: KAJIAN DI UNIVERSITI MALAYA”,ejournalunisma.Vol16,Bil.2(2008)3213,http://ejournal.um.edu.my/filebank/published_article/2
590/932.pdf, 15 Desember 2013.

More Related Content

What's hot

PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialDiana Amelia Bagti
 
Psikologi sosial pendekatan beberapa teori
Psikologi sosial   pendekatan beberapa teoriPsikologi sosial   pendekatan beberapa teori
Psikologi sosial pendekatan beberapa teoriFransiska Hapsari
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungRoyNal Rois Al-Khalim
 
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialelmakrufi
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialistiyuliawati
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaranelmakrufi
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisielianaherawati
 
Psikologi kelompok
Psikologi kelompokPsikologi kelompok
Psikologi kelompokApratama C T
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1elmakrufi
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialkkepyy
 
Operant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerOperant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerelmakrufi
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiTyaseta Sardjono
 

What's hot (20)

PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
Psikologi sosial pendekatan beberapa teori
Psikologi sosial   pendekatan beberapa teoriPsikologi sosial   pendekatan beberapa teori
Psikologi sosial pendekatan beberapa teori
 
Psi.sosial
Psi.sosialPsi.sosial
Psi.sosial
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
 
Studi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosialStudi kasus psikologi sosial
Studi kasus psikologi sosial
 
Tokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran FungsionalismeTokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran Fungsionalisme
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
Presentasi kesadaran
Presentasi kesadaranPresentasi kesadaran
Presentasi kesadaran
 
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial KognisiPsikologi Sosial; Sosial Kognisi
Psikologi Sosial; Sosial Kognisi
 
Psikologi kelompok
Psikologi kelompokPsikologi kelompok
Psikologi kelompok
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Diri sosial
Diri sosialDiri sosial
Diri sosial
 
Perilaku Prososial
Perilaku PrososialPerilaku Prososial
Perilaku Prososial
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
 
Persepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosialPersepsi sosial dan kognisi sosial
Persepsi sosial dan kognisi sosial
 
Operant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerOperant conditioning skinner
Operant conditioning skinner
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologiContoh pelanggaran kode etik psikologi
Contoh pelanggaran kode etik psikologi
 

Similar to Psikologi sosial makalah sikap

PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptxPPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptxBujangBaturusa
 
ppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptxppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptxHeyyPutt
 
Tentang Sikap
Tentang SikapTentang Sikap
Tentang SikapUnnes
 
Makalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah PerilakuMakalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah Perilakuuyunk93
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakuM Sultan Almaududi
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakuM Sultan Almaududi
 
Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku
Pembentukan Sikap dan Tingkah LakuPembentukan Sikap dan Tingkah Laku
Pembentukan Sikap dan Tingkah LakuM Sultan Almaududi
 
Sikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerjaSikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerjaAndi Amirudin
 
Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3Uwes Chaeruman
 
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)pjj_kemenkes
 
Kelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sikaKelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sikavidyatiara
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docMahasiswa
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docdanisyarkani
 
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar giziPendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar gizinatashaona
 
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9novyaindri29
 

Similar to Psikologi sosial makalah sikap (20)

PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptxPPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
 
ppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptxppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptx
 
Tentang Sikap
Tentang SikapTentang Sikap
Tentang Sikap
 
Makalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah PerilakuMakalah Ranah Perilaku
Makalah Ranah Perilaku
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah laku
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah laku
 
Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku
Pembentukan Sikap dan Tingkah LakuPembentukan Sikap dan Tingkah Laku
Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku
 
PRILAKU ORGANISASI
PRILAKU ORGANISASIPRILAKU ORGANISASI
PRILAKU ORGANISASI
 
Sikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerjaSikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerja
 
Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3
 
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
 
Kelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sikaKelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sika
 
Makalah konsep perilaku
Makalah konsep perilakuMakalah konsep perilaku
Makalah konsep perilaku
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar giziPendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
 
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
 

Recently uploaded

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 

Recently uploaded (20)

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 

Psikologi sosial makalah sikap

  • 1. PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP AFIFAH HASANI 46112010085 ASRI ANDARINI 46112010048 AYU SETIA MAULIDDINA 46112010026 VIDYA TIARA 46112010070 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI Universitas Mercu Buana JAKARTA 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Sikap mulai menjadi fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal abad 20. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial.Pembahasan yang berkaitan dengan psikologi (sosial) hampir selalu menyertakan unsur sikap baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian pembahasannya. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, prose terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya. Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir yang disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang diorganisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada praktik / tindakan (Notoatmodjo, 2003).
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sikap Sikap, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kesiapan untuk bertindak. Sedangkan menurut Oxford Advanced Learner Dictionary (dalam Ramdhani,2008), sikap merupakan cara menempatkan atau membawa diri,merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. G.W.Allport mengemukakan bahwa”sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Krench dan Crutchfield, yang sangat mendukung perspektif kognitif, mendefinisikan sikap sebagai “organisasiyang bersifat menetap dari proses motivasional,emosional,perceptual, dan kognitif.” Dalam sikap ini ada beberapa pengertian tentang sikap (attitude) dan perilaku (behavior) menurut beberapa sumber diantaranya:Carl Jung seorang ahli yang membahas tentang sikap. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu". Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari. Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan mental yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh terhadap respons individu,organisasiyang bersifat menetap dari proses motivasional,emosional,perceptual, dan kognitif. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.
  • 4. B. Ciri-ciri Sikap Sikap mempunyai segi-segi perbedaan dengan pendorong-pendorong lain yang ada dalam diri manusia. Oleh karena itu untuk membedakan sikap dengan pendorong-pendorong yang lain, ada beberapa ciri atau sifat dari sikap tersebut. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: 1. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap tertentu terhadap suatu objek.Karena sikap tidak dibawa sejak individu dilahirkan, berarti bahwa sikap itu terbentuk dalam perkembngan individu bersangkutan.Oleh karena sikap itu terbentuk atau dibentuk, maka sikap itu dapat dipelajari dan sikap itu dapat berubah.Walaupun demikian sikap itu mempunyai kecenderungan stabil, sekalipun sikap itu dapat mengalami perubahan.Sikap itu dibentuk ataupun dipelajari dalam hubungan nya dengan objek-objek tertentu.Maka faktor pengalaman dalam pembentukan sikap itu penting. Sikap sebagai daya dorong berbeda dengan motif biologis yang juga sebagai daya dorong individu, karena motif biologis ada sejak individu dilahirkan. 2. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap Oleh karena itu sikap selalu tebentuk atau dipelajari dalam hubungan nya dengan objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tersebut. Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap objek tersebut. 3. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang, orang tersebut akan mempunyai kecendrungan untuk menunjukan sikap yang negatif pula kepada kelompok dimana seseorang tersebut tergabung didalamnya. DIsini terlihat adanya kecendrungan untuk menggeneralisasikan objek sikap. 4. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar Jika sesuatu sikap telah terbentuk dan merupakan nilai dalam kehidupan seseorang, secara relative sikap itu akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah dan walaupun dapat berubah akan memakan waktu yang relative lama. Tetapi sebaliknya bila sikap itu belum begitu mendalam ada dalam diri seseorang, maka sikap tersebut secara relative tidak bertahan lama dan sikap tersebut akan mudah berubah.
  • 5. 5. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi Sikap terhadap suatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (yang menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif (yang tidak menyenangkan) terhadap objek tersebut. Disamping itu sikap juga mengandung motivasi, ini berarti bahwa sikap itu mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku tertentu terhadap objek yang dihadapinya. Ciri-ciri diatas merupakan cirri-ciri sikap yang dapat digunakan untuk membedakan sikap dengan pendorong-pendorong lain yang ada dalam diri manusia. C. Definisi dan Konsep Tingkah Laku Tingkah laku adalah sebuah tingkah laku yang seseorang itu lakukan dan katakan. Menurut Skinner tingkah laku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R” ( Stimulus – Organisme – Respon). , perilakudibedakanmenjadidua : 1. Perilaku tertutup (convert behavior) Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Ciri-ciri tingkah laku: 1. Apa yang orang kata dan lakukan (Actions) 2. Mempunyai satu atau lebih dimensi (Dimensios) yang boleh diukur (Kekerapan, tempoh masa, intensiti, latensi) 3. Boleh diperhati atau di amati, diuraikan dan direkam (Observable and Measurable)
  • 6. 4. Mempunyai dampak kepada persekitaran- Menurut hukum (lawful) – (hubungan antara tingkah laku dengan peristiwa dipersekitaran)- dalam bentuk overt or covert. D. Komponen Sikap Terdapat tiga komponen sikap.Tiga komponen sikap itu adalah komponen respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif dan komponen respons evaluatif perilaku.Ketiga komponen itu secara bersama merupakan penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang. 1. Komponen respon evaluatif kognitif adalah gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa, atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan, atau ide seseorang tentang suatu objek.Dalam bentuk yang paling sederhana, komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir. Misalnya kategori sepeda motor wanita atau sepeda motor pria atau kategori sepeda motor Honda dan Yamaha. 2. Komponen respons evaluative afektif dari sikap adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap.Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu atau suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya orang kulit hitam kedaerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan rasa cemas banyak warga kulit putih. 3. Komponen respons konatif atau evaluative perilakudari sikap adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek sikap.Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang memiliki tendensi untuk melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari kelompok etnis tertentu, namun karena tindakan itu secara sosial dan legal dilarang, maka ia tidak melakukannya.
  • 7. E. Sumber-sumber Sikap Pembentukan sikap bukanlah sesuatu yang diwarisi secara genetik, tetapi merupakan sesuatu yang dibentuk dari sejak kelahiran seseorang di dunia ini yang berhadapan dengan berbagai pengalaman.Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi pembentukan sesuatu sikap. Antaranya lain : 1. Faktor Sosialisasi Sosialisasi ialah satu proses pembelajaran sosial yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman hidup bagi seseorang individu. Yang paling berpengaruh dalam pembentukan sikap seseorang individu ialah keluarga, sekolah, teman sebaya, rekan kerja dan lain-lain. Contohnya, kita memperhatikan cara keluarga dan teman-teman bersikap dan secara tidak langsung kita mencoba membentuk sikap dan tingkah laku sendiri agar sejajar dengan sikap mereka. Ada juga beberapa dari mereka yang meniru sikap individu yang popular dan yang mereka kagumi atau mereka hormati. 2. Faktor Pengalaman Hidup Pengalaman hidup memainkan peranan penting dalam membentuk dan mempengaruhi sikap individu. Hal ini dikeranakan segala pengalaman yang telah dilalui tersebut akan tersimpan di dalam memori atau ingatan mereka dan akan dimunculkan pada saat-saat tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Kadang-kadang melalui pengalaman ini juga akan menyebabkan seseorang mempunyai keyakinan lebih terhadap sesuatu perkara. Contohnya, jika seseorang itu merasa lebih banyak pengalaman manis atau gembira belajar secara bersama-sama, maka kemungkinan besar dia akan bersikap skeptikal terhadap sistem bekerja yang dapat dilakukan secara bersama-sama (group) apabila saat ia bekerja nanti. 3. Hasil Pengamatan yang Berpanjangan Terdapat kajian-kajian yang menunjukkan bahwa penelitian dapat mengubah asumsi kita terhadap suatu masalah. Contohnya, setiap hari selama sejam anda diharuskan duduk di dalam sebuah ruangan yang penuh dengan lukisan abstrak. Apakah anda akan menyukai lukisan-lukisan tersebut dikemudian menunjukkan bahwa hanya dengan pengamatan hari? Kajian tersebut yang berpanjangan atau berulangkali terhadap sesuatu masalah baru sudah mencukupi untuk menjadikan masalah tersebut lebih disukai.
  • 8. Sumber-sumber yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap hampir sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan diri seseorang seperti yang telah dinyatakan sebelumnya. Hal ini karena terdapat kaitan dan hubungan antara diri dan sikap dalam pembentukan tingkah laku seseorang. F. Fungsi Sikap D.katz menjelaskan empat fungsi sikap.Empat fungsi sikap itu adalah fungsi penyesuaian diri, fungsi pertahanan diri, fungsi ekspresi nilai, dan fungsi pengetahuan. 1. Fungsi penyesuaian diri berarti bahwa orang cenderung mengembangkan sikap yang akan membantu untuk mencapai tujuannya secara maksimal. Sebagai contoh, seseorang cenderung menyukai partai politik yang mampu memenuhi dan mewakilli aspirasi-aspirasinya. Dinergara Inggris dan Australia, seorang pengasngguran akan cenderung memilih partai buruh yang kemungkinan besar dapat membuka lapangan pekerjaan baru atau memberikan tunjangan pengangguran lebih besar. 2. Fungsi pertahanan diri mengacu pada pengertian bahwa sikap dapat melindungi seseorang dari keharusan untuk mengakui kenyataan tentang dirinya.Sebagai contoh fungsi ini adalah perilaku proyeksi. Proyeksi adalah atribusi cirri-ciri yang tidak diakui oleh diri seseorang dalam dirinya kepada orang lain. Melalui proyeksi ia seakan akan tidak memiliki ciriciri itu. Seorang anak yang memiliki kecenderungan agresif akan menuduh anak lain (proyeksi) yang sedang berkelahi sebagai anak yang kasar. 3. Fungsi ekspresi nilai berarti bahwa sikap membantu ekspresi positif nilai-nilai dasar seseorang, memamerkan citra dirinya dan aktualisasi diri.Si Fithra mungkin memiliki citra diri sebagaai orang “konservatif” yang hal itu mempengaruhi sikapnya tentang demokrasi atau sikapnya tentang perubahan sosial. 4. Fungsi pengetahuan berarti bahwa sikap membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal. Standar itu menggambarkan keteraturan , kejelasan, dan stabilitas
  • 9. kerangka acu pribadi seseorang dalam menghadapi objek atau peristiwa disekelilingnya. Contoh fungsi pengetahuan sikap misalnya adalah pemilik sepeda motor seiring dengan peningkatan status sosialnya. Ia sekarang mungkin memutuskan untuk membeli mobil karena ia yakin bahwa mobil lebih sesuai dengan status sosialnya yang baru, yaitu sebagai manajer tingkat menengah sebuah perusahaan level menengah. G. Terbentuknya Sikap Sikap tidak dibawa sejak dilahirkan , tetapi dibentuk sepanjang perkembangan individu yang bersangkutan. Untuk dapat menjelaskan bagaimana terbentuknya sikap akan dapat dijelaskan pada bagan sikap berikut ini: Faktor Internal: -Fisiologis -Psikologis Sikap Objek Sikap Faktor Eksternal -Pengalaman -Situasi -Norma norma -Hambatan -Pendorong Dari bagan tersebut dapat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada diri seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologi, serta faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, hambatan-hambatan atau pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat. Semuanya ini akan berpengaruh pada sikap yang ada pada diri seseorang. Reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif, tetapi juga dapat bersifat negatif. Objek sikap akan dipersepsi oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam mempersepsi objek sikap individu akan dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, cakrawala, keyakinan, proses belajar, dan hasil proses persepsi ini merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenai objek sikap dan
  • 10. ini berkaitan dengan segi kognisi. Afeksi akan berkaitan dengan konasi yaitu merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap objek sikap, kesiapan untuk bertindak, kesiapan untuk berperilaku. Keadaan lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap objek sikap maupun pada individu yang bersangkutan. Perubahan Sikap Spontan Memikirkan objek sikap secara mendalam cenderung akan membuat sikap menjadi lebih ekstrim. Menurut Tesser, me-review dan mengkaji keyakinan kita, dan tekanan konsistensi menyebabkan keyakinan kita cenderung menjadi konsisten. Misalkan, jika kita meluangkan waktu lebih lama untuk memikirkan sahabat baik kita. Kita akan lebi menyukainyanya. Kita mungkin mengingat sifat-sifat lain atau pengalaman bersama yang pernah kita lakukan bersamanya. Dan mungkin menginterpretasikan ulang beberapa memory yang kurang menyenangkan dengan memaafkannya. Akan tetapi jika kita lebih sering memikirkan musuh kita, maka perasaan kita akan lebih jengkel kepada musuh kita. Kita akan mengingat lebih banyak hal tidak menyenagkan dan mnecurigai motif dibalik tindakannya yang kelihatan baik. Hipotesis Tesser menyatakan bahwa memikirkan sesuatu isu akan melahirkan sikap yang lebih terpolarisasi karena pemikiran akan menyebabkan seseorang menghasilkan lebih banyak sikap yang konsisten. Semua aktivitas kognitif ini mengharuskan individu memiliki struktur, atau skema, tentang seseorang atau isu. Tanpa ada pemahaman skematik atas suatu isu, sulit bagi seseorang untuk menghasilkan keyakinan baru atau untuk mengetahui cara menginterpretasikan ulang keyakinan lama. Implikasinya adalah bahwa pemikiran akan mempolarisasikan sikap hanya ketika orang memiliki skema tetntang suatu isu. Untuk menguji implikasi ini, chaiken dan Yates pada tahun 1985 meneliti dua kelompok orang: sebagian sudah punya struktur pengetahuan yang konsisten tentang suatu isu (hukuman mati)dan sebagian tidak punya. Setiap orang menulis esai tentang isu ini atau tentang isu lain yang tak relevan (sensor). Hanya partisipan dengan tingkat konsistensi tinggi yang menulis esai tentang hukuman mati yang mengembangkan sikap lebih ekstrim terhadap isu itu. Tidak ada polarisasi signifikan yang terjadi dalam kondisi lain. Untuk mempolarisasikan sikap, maka pemikiran seseorang harus relevan dengan isu,
  • 11. orang harus punya cukup sumber daya kognitif, dan harus tidak ada isu alternatif yang bersaing menarik perhatiannya. Persistensi Perubahan Sikap Secara umum, memori detail argumen akan pudar dengan cepat dan kemudian pudar secara lambat. Akan tetapi, persistensi perubahan sikap tidak selalu bergantung pada retensi detail argument. Kejadian lain yang terjadi setelah kominikasi juga berpengaruh segnifikan. Salah satu faktor yang penting membantu persistensi adalah apakan penerima komunikasi itu kemudian ingat pada petunjuk-petunjuk yang penting. Sleeper Effect adalah perubahan sikap yang tetundan yang tidak segera kelihatan setelah menerima komunikasi.Sleeper effect berlaku pula pada niat untuk membujuk. Ingitan akan kembali bahwa ketika seseorang diberi peringatan lebih dini tentang niat orang lain untuk membujuk, perubahan sikap akan berkurang. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu adalah mudah untuk melupakan bahwa orang itu berniat untuk membujuk, yang menyebabkan perubahan sikap dari waktu kewaktu semakin meningkat. Ketika Sikap Gagal Diubah Resistensi Terhadap Persuasi Melihat begitu banyak persuasi yang kita hadapi setiap harinya, kita dapat menarik kesimpulan, kita sangat menolak pesan-pesan persuasi tersebut. Jika kita tidak menolah resisten maka sikap kita akan terus menurus berubah karena dipengaruhi oleh pesan persuasi yang kita terima setiap saat. Ada beberapa faktor yang semuanya menguatkan kemampuan kita untuk menolak bahkan terhadap usaha persuasi yang sangat lihai yaitu : - Reaktansi: Melindungi Kebebasan Pribadi Kita Reaktansi (reactance) adalah sebuah reaksi negative terhadap usaha orang lain untuk mengrang kebebasan kita dengan membuat kita melakukan apa yang mereka inginkan. Sebagai contoh, Jika kita pernah mengalami suatu peristiwa dimana seseorang memberikan tekanan kepada kita agar kita dapat mengubah sikap kita. Saat seseorang melakukan hal tersebut, kita mungkin akan merasa terganggu dan tidak senang. Hasil akhirnya: kita tidak hanya menolak, tetapi kita juga mundur dan menghasilkan pandangan yang berlawanan dengan pandangan yang di tawarkan oleh seseorang yang melakukan persuasi kepada kita. Dalam sebuah penelitian
  • 12. mengindikasikan bahwa dalam situasi tersebut, kita sering kali mengubah sikap kita kearah yang berlawanan dengan apa yang dipaksa kepada kita, sebuah efek yang dikenal dengan perubahan sikap negative. - Peringatan: Pengatahuan Awal akan Intense Persuasi Pemahaman dini bahwa individu akan menjadi targetsuatu usah persuasi. Peringatan seringkali meningkatkan pemehaman terhadap persuasi yang terjadi. Contohnya sering kita mendengar pidato yang disampaikan oleh calon legislatif yang memiliki motov yang tersembunyi, ia menginginkan suara kita. Adanya peruses kognitif yang berperan dalam persuasi yang pertama peringatan memberikan kita kesempatan untuk menciptakan sanggahan yang dapat mengurangi kekuatan pesan. Selain itu peringata juga memberikan waktu untuk mengingat fakta-fakta yang relevan yang informasinya terbukti berguna agar dapat menolak sebuah pesan.Peringatan tanpak berguna jika terkait dengan sikap yang kita nilai penting, dan lebih kecil kemungkinan untuk sikap yang kita anggap kurang penting dari peringatan. - Penghindaran Selektif Kecerendukan untuk mengalihkan perhatian dari informasi yang menantang sikap yang sudah ada.Usaha menghindari tersebut meningkatkan resistansi terhadap persuasi. Seperti kegiatan menonton tv. Orang yang menonton tv tidak hanya duduk diam di depan tv, tetapi mereka mengganti saluran tv, mereka mengecilkan volume saatiklan atau mengalihkan perhatin ketika dihadapkan dengan informasi yang berbeda dari yang kita ininkan. Kecenderungan untuk mengabaikan atau menghindari informasi yang berbeda dengan sikap kita, dan aktif mencari informasi yang konsisten dengan sikap kita, menjukan dua sisi yang oleh psikologi sosial dikenal sebagai selective exposure. Selektif tersebut membuat kita memfokuskan perhatian kita, membantu memastikan bahwa sikap kita relative tetap sama untuk jangka waktu yang panjang.
  • 13. - Pertahanan Aktif terhadap Sikap Kita yang Sudah Ada Mengabaikan atau menyaring informasi yang tidak sesuai denagn pandangan kita saat ini adalah salah satu cara untuk menolak persuasi. Tetapi bukti yang ada menunjukan bahwa selain sikap pasif, kita juga menggunakan strategi yang lebih aktif untuk mempertahan sikap yang kita miliki: yaitu melawan atau menyanggahnya. Dengan cara aktif ini, pandanga yang berbeda lebih ternanam dalam ingtatan tetapi dampak lebihnya lebih kecil pada sikap kita. Dalam sebuah penelitian, siswa yang sebelumnya telah diidentifikasi sebagai bendukung (pro-choice) atau menolak (pro-life) aborsi, dihadapkan pada pesan persuasi yang disampaikan oleh kominikator wanita.Pesan ini berisi hal-hal yang konsisten maupun yang berbeda pandangan maupun sikap mereka.Setelah mendengar pesan tersebut, partisipan melaporkan sikap mereka terhadap aborsi, yaitu seberapa yakin mereka terhadap pandangannya (mengukur aspek kekuatan sikap) dan semua argumen dalam pesan yang dapat mereka ingat (mengukur aspek ingtan).Sebagai tambahan mereka, mereka menulis pikiran-pikiran yang mereka miliki.Selama mendengarkan pesan untuk memberikan informasi sejauh mana mereka menyanggar pesan yang berbeda dengan pandangan mereka. Hasil penelitian menunjukan, seperti yang telah diduga sebelumnya, bahwa pesan yang diisi berbeda (counterattitudinal) maupun pesan yang sejalan dengan sikap mereka (proattitudinal) diingat dengan sama baiknya. Namun partisipanmelporkan bahwa mereka berfikir lebih sistematis tentang pesan counterattitudinal dan melaporkan bahwa mereka mengeluarkan lebih banyak pikiran yang berlawanan dengan pesan tersebut. - Bias Asimilasi dan Polarisasi Sikap Bias Asimilasi (biased asimilasi) adalah kecenderungan untuk mengefaluasi informasi yang berbeda denganpandangan yang kita miliki sebagai informasi yang tidak meyakinkan atau tidak dipercaya daripada informasi yang mendukung pandangan kita. Polarisasi Sikap (attitude polarization) adalah sebuah kecenderungan untuk mengefaluasi berbagai bukti atu informasi dengan cara memperkuat pandangan awal kita dan membuat pandangan tersebut menjadi lebih ekstrim. Dari hasil kedua pengartian dia atas, sikap kita tampaknya benar benar tidak dapat diubah oleh usah apapun, dan cenderung menetap, bahkan kita ketika kita dihadapkan informasi baru yang sangat kuat menentang mereka
  • 14. H. HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU MANUSIA Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan berdampak sebagai berikut: 1) Perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. 2) Perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan kita mengenai apa yang kita perbuat sesuai dengan aturan yang berlaku dimasyarakat. 3) Sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu. Sikap yang spesifik dapat mempengaruhi perilaku adalah sikap sosial yang dilakukan dengan cara berulang-ulang pada kegiatan yang sama disebut kebiasaan, motif merupakan dorongan, keinginan dan hasrat yang berasal dari dalam diri, nilainilai merupakan norma-norma subjektif sedangkan kekuatan pendorong dan kekuatan penahan adalah berupa nasihat atau penyuluhan dan informasi I. Pengukuran Sikap Di dalam ilmu sosial mengukur sikap dari manusia bukanlah hal yang mudah.Hal tersebut dikarenakan objek yang dipelajari tidak nampak.Oleh karena itu banyak faktor yang menyebabkan variasi hasil pengukuran dalam ilmu sosial. Terdapat beberapa cara atau metode agar dapat mengukur sikap yang berada didalam diri individu yaitu : 1. Pengukuran sikap secara tidak langsung Pengukuran dapat menggunakan alat-alat tes, baik yang proyektif maupun non proyektif.Misal dengan tes Rorschahch, TAT, dan dengan melalui analisis yang cukup rumit, peneliti dapat mengetahui bagaimana sikap seseorang terhadap keadaan sekitarnya.Tes psikologi ini kemudian dikembangkan menjadi skala sikap. Dan skala sikap ini diharapkan mendapat jawaban atas pertanyaan dengan berbagai cara oleh responden terhadap suatu objek psikologi. Biasanya tes ini berupa beberapa item yang disusun secara sistematis, selektif, dan dengan kriteria tertentu.
  • 15. 2. Pengukuran sikap secara langsung Yaitu pengukuran secara langsung dimana individu dengan secara langsung diminta pendapatnya tentang suatu hal yang dihadapkan kepada dirinya.Biasanya masalah yang dihadapi pada teknik pengukuran ini adalah apakah individu menjawab pertanyaan dengan jujur. Karna pada teknik ini berdasarkan pada kesadaran individu akan sikap serta kesipannya untuk dikomunikasikan atau dites secara lisan. Pada teknik ini individu akan menyadari jika dirinya akan dites sehingga akan mempengaruhi jawaban atas pengukuran tersebut. 3. Skala THURSTONE Skala ini disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval, setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Teknik ini disusun oleh Thrustone didasarkan pada asumsi-asumsi yaitu ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan interval skala sama. Perbedaan yang sama pada suatu skala mencerminkan perbedaan yang sama pula dalam sikapnya. Dalam skala Thrustone, digunakan pernyataan-pernyataan yang disusun sedemikian rupa hingga merupakan rentangan dari yang favorable sampai yang paling unfavorable.Pernyataan-pernyataan itu, disampaikan kepada subjek dalam suatu formulir (form).Kemudian dari nilai yang diperoleh menunjukan sikap seseorang terhadap masalah yang dihadapi.Semakin tinggi nilai maka sikap orang tersebut semakin positif pada masalah yang diajukan dan sebaliknya. Contoh angket dengan menggunakan skala Thurstone Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan nomor pernyataan di dalam tanda kurung. ( ) 1. Saya senang belajar matematika ( ) 2. Matematika adalah segalanya buat saya ( ) 3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika ( ) 4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif
  • 16. ( ) 5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika ( ) 6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain ( ) 7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya dalam matematika ( ) 8. Pelajaran matematika sangat menjemukan ( ) 9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika 4. Skala LIKERT Skala ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi seseorang tentang suatu fenomena sosial.Skala likert merupakan skala psikometrik yang biasanya digunakan dalam bentuk kuesioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset atau survei.Jawaban setiap item yang menggunakan Skala Likert mempunyai variasi dari sangat positif sampai sangat negatif.Skala Likert biasanya untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek.Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti: A. PERTANYAAN POSITIF (+) Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang Skor 3. Netral / Cukup Skor 4. (Setuju/Baik/suka) Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka) A. PERTANYAAN NEGATIF (-)
  • 17. Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka) Skor 2. (Setuju/Baik/suka) Skor 3. Netral / Cukup Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) 5. Skala GUTTMAN Skala pengukuran dengan ini, jawaban yang diberikan responden bersifat tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah.Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan.Skala Guttman lebih mudah digunakan dibandingkan dengan skala Likert dan skala Thrustone. Contoh : Apakah anda setuju dengan program beasiswa yang akan diselenggarakan oleh kampus? a. Setuju b. tidak setuju
  • 18. DAFTAR PUSTAKA http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01057-PS%20Bab2001.pdf Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Prof. Dr. Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) edisi revisi. C.V Andi Offset, Yogyakarta. Dr. Hanurawan, Fattah.2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar.PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Sears. David O, Peplau.Anne.Letitia, Taylor. Shelley E.2009.Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Suharyat Yayat,Nov 2010,“HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU MANUSIA”,ejournal-unisma.Vol 2, No 1,http://www.ejournalunisma.net/ojs/index.php/region/article/view/489 , 15 Desember 2013. Syariah,2008,”PENGARUH SIKAP DAN DEMOGRAFI KE ATAS PRODUKTIVITI KERJA PENSYARAH MUSLIM: KAJIAN DI UNIVERSITI MALAYA”,ejournalunisma.Vol16,Bil.2(2008)3213,http://ejournal.um.edu.my/filebank/published_article/2 590/932.pdf, 15 Desember 2013.