SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Be lakang 
Tanaman terung (Solanum melongena L.) berasal dari Indonesia dan India, 
pertama kali dibudidayakan oleh Asia, terutama suku India dan Birma pada tahun700 
sm. Kapan tanaman ini mulai dibudidayakan oleh manusia belum ditemukan data 
pastinya. Beberapa petunjuk menyatakan bahwa tanaman terung banyak tumbuh di 
Cina.Dari daerah ini kemudian dibawa ke Spanyol dan disebarluaskan kenegara - 
negara lain di Eropa, Afrika, Amerika selatan, Malaysia dan Indonesia. Dikedua 
kawasan ini terdapat aneka jenis terung, baik yang dibudidayakan atau tumbuh secara 
liar. Pusat keanekaragamannya yang kedua adalah Cina. Pada perkembangannya 
dibanyak Negara minsalnya daerah Karibia, Malaysia, Afrika Tenggara, Afrika 
Timur, Afrika Barat, Amerika Selatan, dan daerah tropika pada umumnya ( Siregar, 
1992 ). 
Terung merupakan jenis tanaman sayur- sayuran berbentuk buah yang 
mempunyai rasa enak untuk dikonsumsi, baik berupa buah segar maupun dalam 
bentuk lalap (sayuran segar) atau disayur rebus, gulai, sambal dan lain sebagainya. 
Tanaman terung banyak digemari karena selain rasanya enak dan harganya relatif 
murah, kandungan gizinya pun cukup lengkap yaitu protein, lemak, karbohidrat, 
vitamin A, vitamin B, vitamin C, Posfor, dan zat besi. Terung mempunyai nilai 
ekonomis yang cukup tinggi dan telah mampu menerobos pasaran ekspor. (Soetasad 
dan Sri Muryanti,1999).
Manfaat dan Kegunaan Terung. Anti kejang, anti kanker, dan pendepak 
gagguan pembuluh darah, Manfaat lain buah terung yang matang bisa untuk sirop, 
sup, adonan pengisi (perut ayam, dan sebagainya) dan untuk rujak. Buah yang dibelah 
dapat digunakan sebagai bumbu, serta dibakar atau dipanggang untuk digunakan 
sebagai sayuran. Buah yang matang di pohon yang dipelihara pada lingkungan yang 
cocok saja yang rasa dan aromanya enak. Buah yang dimatangkan sebaik -baiknya 
juga penting agar dihasilkan sirup, jell, selai, pencuci mulut dan sebagai hiasan es 
krim yang berkualitas baik. Bijinya yang keras itu dapat dibuang setelah digodok. Air 
kapur dan gula dapat ditambahkan agar rasanya lebih enak (Spilane, 1995). 
Rata- rata produksi terung di Kabupaten Bungo pada tahun 2009 adalah sebesar 
5,83 ton/ha (Dinas TPH Kabupaten Bungo, 2010). Untuk Provinsi Jambi menurut 
BPS Jambi (2008) adalah sebesar 7,46 ton/ha. Sedangk an rata- rata produksi terung 
unggul yang dibudidayakan secara intensif dapat mencapai 50 – 60 ton/ha (Soetasad 
dan Sri Muryanti 1999). 
Rendahnya produksi tersebut disebabkan belum mengunakan varietas unggul, 
teknik budidaya yang belum sempurna, masalah tanah masam dan pengendalian 
hama penyakit. Salah satu tehnik budidaya yang perlu mendapat perhatian adalah 
masalah pemupukan. Pemupukan dapat mengunakan bahan an organik dan organik. 
Pemupukan yang berasal dari bahan an organik dapat menyebabkan kerusakan tanah 
dan lingkungan. Pupuk organik merupakan salah satu upaya untuk menambah unsur 
hara tanah yang sedang digalakkan pada saat ini karena pupuk organik harganya 
murah, mudah didapat dan ramah lingkungan. Salah satu pupuk organik yang dapat 
digunakan yaitu dengan megunakan kompos kulit buah kakao. (Wood, 1973 dalam 
Irwandi, 2000).
Sutanto dan Utami (1995) mengemukakan bahwa secara garis besar Pupuk 
Kompos Kulit Buah Kakao atau pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa - 
sisa organisme hidup. Pupuk organik yang sering digunakan adalah pupuk kandang 
dan kompos. 
Keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pupuk organik adalah 
mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Kompos adalah bahan organik 
mentah yang telah mengalami proses dekomposisi secara alami. Proses pengomposan 
memerlukan waktu yang panjang tergantung pada jenis biomassanya. Percepatan 
waktu pengomposan dapat ditempuh melalui kombinasi pencacahan bahan baku dan 
pemberian aktivator dekomposisi. 
Berdasarkan hasil penelitian Sutanto dan Utami (1995) salah satu limbah 
pertanian yang baru sedikit dimanfaatkan adalah limbah dari perkebunan kakao yaitu 
kulit buah kakao. Mengemukakan bahwa limbah kulit buah kakao berpengaruh 
terhadap diameter batang, pertumbuhan dan hasil tanaman terung. 
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba melakukan penelitian yang 
berjudul “Pe ngaruh Pe mbe rian Kompos Kulit Buah Kakao Te rhadap 
Pe rtumbuhan Dan Has il Tanaman Te rung ( Solanum melongena L. ) Di 
Polybag” 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai 
berikut : 
1. Apakah terdapat pengaruh kompos kulit buah kakao terhadap pertumbuhan dan 
hasil tanaman Terung(Solanum melongena L) ?
2. Berapakah dosis optimum kompos kulit buah kakao yang memberikan pengaruh 
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Terung(Solanum melongena L) ? 
1.3. Tujuan Pene litian 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos kulit buah kakao 
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Terung (Solanum melongena L).Sedangkan 
kegunaan penelitian ini agar dapat memberikan informasi yang berguna dalam usaha 
pengembangan budidaya tanaman terung khususnya pada fase pertumbuhan dan hasil 
tanaman terung. 
1.4. Hipote s is 
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dikemukakan suatu hipote sis bahwa 
Pengunaan kompos kulit buah kakao dapat memberikan pengaruh pertumbuhan dan 
hasil tanaman terung lebih baik. 
Dosis yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuahan dan hasil tanaman 
terung adalah 1.500 g / polybag dengan hasil yang terbaik terhadap tinggi tanaman 
terung.
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1. Botani Tanaman Te rung 
Menurut Prahasta (2009) Klasifikasi tanaman terung (Solanum melongena 
L).sebagai berikut.: Divisio Magnoliophyta, Kelas 
Magnoliopsida, Ordo Solanales, Family Solanaceae, Genus Solanum, dan 
Spesies Solanum melongena L. 
Tanaman terung (Solanum melongena L) adalah tanaman setahun berjenis perdu, 
pohon dengan percabangan rendah dan tingginya dapat mencapai 1 m dpt. Batang 
tanaman terung dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama (primer) dan 
percabangan (sekunder). Dalam perkembangan batangnya batang sekunder ini akan 
mempunyai percabangan baru. Batang utama merupakan penyangga berdirinya 
tanaman, sedangkan percabangan adalah bagian tanaman yang akan mengeluark an 
bunga (Soetasad dan Sri Muryanti, 1999).
Tanaman terung mempunyai akar tunggang (radix primaria). Pertumbuhan akar 
serabut bisa mencapai diameter 30 cm kearah samping dan akar tunggang berdiameter 
35 cm ke arah bawah. Tanaman terung yang diperbanyak dengan cara generatif pada 
awal pertumbuahnnya sudah mempunyai akar tunggang yang berukuran pendek dan 
disertai dengan akar serabut yang mengelilingi akar tunggang, banyak perkembangan 
akar dipengaruhi oleh faktor struktur tanah, air tanah dan drainase didalam tanah, 
pada akar tunggang akan tumbuh akar-akar serabut dan akar cabang (Siregar, 1992). 
Bentuk daun terung terdiri dari atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun 
(lamina). Daun seperti ini lazim dikenal dengan nama daun bertangkai. Tangkai daun 
berbentuk silindris dengan sisi agak pipih dan menebal dibagian pangkal, panjangnya 
berkisar antara 5 – 8 cm. Helaian daun terdiri atas ibu tulang daun, tulang cabang, 
dan urat- urat daun. Ibu tulang daun merupakan perpanjangan dari tangkai daun yang 
makin mengecil kearah pucuk daun. Lebar helaian daun 7 – 9 cm atau lebih sesuai 
varietasnya. Panjang daun antara 12 - 20 cm. Bagun daun berupa belah ketupat 
hingga oval, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing, dan sisi bertoreh 
(Soetasad dan Sri Muryati, 1999). 
Bunga terung merupakan bunga banci atau lebih dikenal dengan bunga 
berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina (benang 
sari dan Putik), bunga seperti ini sering dinamakan bunga lengkap, perhiasan bunga 
yang dimiliki adalah kelopak bunga, mahkota bunga, dan tangkai bunga. Pada saat 
bunga mekar diameter bunga rata- rata 2,5 – 3 cm. Letaknya mengantung. Mahkota 
bunga berjumlah 5 – 8 buah dan akan digugurkan sewaktu buah berkembang. 
Mahkota ini tersusun rapi yang membentuk bangun bintang. Benang sari berjumlah 5 
– 6 buah. Putik berjumlah 2 buah yang terletak dalam satu lingkaran bunga yang 
letaknya menonjol di dasar bunga (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
Menurut Soetasad dan Sri Muryanti (1999) buah terung berbentuk bulat panjang 
dengan kulit yang berdaun lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna biru 
agak kecoklatan dan merupakan bunga yang sempurna, biasanya terpisah dan 
terbentuk dalam tandan bunga. Buah berbentuk panjang lonjong dan juga beragam 
bentuk dan warna. 
Buah terung merupakan buah sejati tunggal dan berdaging tebal, lunak, berair 
dan tidak akan pecah jika buah telah masak. Daging buah ini merupakan bagian yang 
enak dimakan, biji terdapat bebas dalam selubung lunak yang terlindung oleh daging 
buah. Pangkal buah menempel pada kelopak bunga yang telah menjelma menjadi 
kerangka bunga. Buah mengantung, tangkai buah berkembang dari tangkai bunga 
yang letaknya berada diantara tangkai daun. Buah terung bentuknya beraneka ragam 
sesuai dengan varietasnya. Bentuk yang dikenal meliputi : panjang silindris, panjang 
lonjong, lonjong (oval), bulat lebar, dan bulat (Soetasad dan Sri Muryanti,1999). 
2.2. Syarat Tumbuh 
2.2.1. Iklim 
Tanaman terung dapat tumbuh dan agar produksi hasil tanaman memuaskan 
yaitu meliputi Iklim cuaca tropis memungkinkan petani memproduksi sayuran 
sepanjang tahun. Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan 
tanaman terung antara lain ketinggian tempat, intensitas cahaya, serta temperatur dan 
kelembaban. Tanaman terung dapat ditanam didataran rendah dan dataran tinggi. 
Kisaran ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman terung ini antara 1.000 – 1.200 
m (dpl). Suhu untuk tanaman terung untuk pertumbuhannya yaitu suhu 
pertumbuhannya Suhu udara 22 - 30 ºC pada siang hari dan 9 - 12 ºC pada malam
hari. Meskipun demikian, tanaman itu masih dapat bertahan pada suhu 38 ºC. Di 
Indonesia, tanaman itu cocok ditanam pada dataran tinggi yang bersuhu 16 - 25 ºC. 
(Soetasad dan Sri Muryanti,1999). 
Pusat penelitian terung dan kakao Indonesia (2004) Curah hujan tahunan yang 
diinginkan oleh tanaman terung adalah 1250 mm sampai 2500 mm. Pada curah 
dibawah 1250 mm pertahun tanaman terung memerlukan irigasi kare na banyak air 
yang hilang melalui transpirasi yang jauh lebih besar. Sebaliknya curah hujan yang 
besar dari 2500 mm pertahun menyebabkan timbulnya serangan jamur. 
Prihmantoro dan Indriani (2000) Intensitas cahaya banyak ditentukan dalam 
menentukan kualitas buah terung. Dalam batas yang normal intensitas cahaya akan 
memberikan pengaruh yang baik terutama pada pembentukan warna buah yang 
diperlukan tanaman terung yakni 60 %. Terung bagus ditanam didaerah tropis yakni 
dibawah 30˚C (antara 15 – 25˚C) ataupun dataran tinggi yang kelembabannya 
rendah dibawah 70 %. Dan Kelembaban udara untuk tanaman terung berkisar 80 %. 
Mendapatkan sinar matahari langsung yang cukup. 
2.2.2. Tanah 
Terung merupakan tanaman yang dapat ditanam diberbagai jenis tanah lempung 
agak berliat, lempung berpasir, tanah pasir yang gembur, subur, banyak mengandung 
bahan organik, unsur hara dan mudah menyerap air. Tanah untuk tanaman terung 
dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah lempung berpasir. Derajat keasaman 
atau pH tanah yang cocok untuk tanaman terung adalah 5,0 – 6,0, kemiringan lahan 
kurang 8 %, Tanah yang selalu tergenang air menyebabkan tanaman menjadi kerdil 
atau mati (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
Untuk pertumbuhan tanaman terutama tanaman terung unsur Nitrogen (N) 
sangat dibutuhkan pada pertumbuhan vegetatif, kekurangan unsur N akan 
mengakibatkan pertumbuhan kerdil, daunnya menguning dan produksinya menurun 
(Nyakpa, dkk 1988). 
2.2.3. Pembibitan Tanaman 
Tahap awal pembibitan biasanya biji atau benih terung dikecambahkan pada 
bedegan perkecambahan yang lebarnya 1 meter dan panjangnya sesuai dengan jumlah 
biji yang dikecambahkan. Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku 
selama 10 -15 menit. Media tanam berupa tanah yang sudah dicampurkan dengan 
pupuk kandang dan dipastikan agar media tercampur sampai merata lalu disiram 
dengan air dan dibiarkan sesaat, Tutup benih tersebut dengan tanah tipis, Permukaan 
bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang atau ilalang, Setelah 
benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya, Siram persemaian pagi dan 
sore hari, Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan, kemudian 
pindahkan satu persatu ke polybag yang berukuran 6 x 17 cm yang telah berisi media 
tanam. Bibit berumur 1 - 1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindah tanamkan 
ke polybag besar yang berkapasitas (15 x 35), benih diletakkan satu persatu pada 
setiap polybag percobaan, (Erwiyono, 1990). 
2.2.4. Pemupukan Bibit Te rung 
Pupuk yang dimaksud disini adalah semua bahan senyawa yang mengandung 
unsur hara tanaman, mikro dan makro, padat ataupun cair, organik ataupun an 
organik, yang kalau diberikan pada kedalam tanah akan dapat menyumbang unsur 
hara dan perbaikan kesuburan tanah. Tindakkan penyampain pupuk ke dalam tanah
ataupun bahagian pertumbuhan tanaman disebut dengan pemupukan (Pusat Penelitian 
Terung dan Kakao Indonesia, 2004). 
Cepat lambatnya reaksi pupuk didalam tanah ditentukan oleh sifat pupuk yang 
digunakan, umumnya pupuk tunggal yang larut dalam air lebih cepat tersedia bagi 
tanaman. Begitu juga pupuk majemuk umumnya merupakan pupuk yang tersedia 
berlahan bila dibandingkan dengan pupuk tunggal, pupuk yang berikatan senyawa 
sedikit lebih lambat tersedia dibandingkan dengan pupuk yang berikatan senyawa an 
organik (Warintek, 2004). 
Respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan ditentukan oleh kandungan 
unsur hara yang ada dalam tanah dan banyaknya unsur hara yang dibutuhkan untuk 
pertumbuhan, tanah yang kandungan unsur hara tersedia lebih tinggi umumnya 
kurang respon terhadap pemupukan dan akan terjadi sebaliknya. Bila pemupukan 
dilakukan secara tepat maka unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk ini tidak 
hanya mengendalikan atau mendukung satu sama lain akan tetapi juga berkaitan 
dengan ekonomi maupun keefektipan pemupukan. Pada umunya tanaman memerlukan 
pupuk majemuk yang mengandunng unsur Nitrogen, Posfor, dan Kalium. Masing-masing 
unsur hara mempunyai peranan yang khusus bagi tanaman (Soetasad dan Sri 
Muryanti, 1999). 
2.3. Pe ranan Pupuk Organik 
Pupuk Organik biasanya mengandung bahan-bahan organik yang bersifat alami 
tidak mengandung zat kimia yang bisa merusak lingkungan dan struktur serta tekstur 
tanah. Pupuk organik mengalami proses pelapukan atau penguraian secara alami 
maupun buatan. 
Table 1. Jenis- jenis Pupuk Organik dan Persentase Hara yang Dikandung.
Jenis Pupuk 
Organik 
% Kandungan Hara 
Nitrogen Posfor Kalium 
Sapi 0,8 - 1,2 0,44 – 0,88 0,4 – 0,8 
Domba/Kambing 2,0 -3,0 0,88 2,1 
Ayam 1,5 – 3,0 1,15 – 2,25 1,0 – 1,4 
Kulit Buah Kakao 1,30 0,186 5,5 
Sumber : Darmono dan Tripanj i, 1999. 
Pupuk organik banyak macamnya diantaranya adalah kotoran hewan ternak, 
namun demikian kotoran ayam mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan 
kotoran hewan lainnya, terlihat pada tabel 1 diatas. 
Kompos Kulit Buah Kakao mengandung unsur hara yang diserap oleh tanaman 
terung, sehingga diharapkan dapat menyediakan unsur yang dibutuhkan oleh bibit 
terung. Media tanaman yang biasa digunakan dalam pembibitan terung adalah 
campuran antara tanah dan pupuk kompos kulit buah kakao. Perbandingan campuran 
tanah dengan pupuk organik kompos kulit buah kakao sangat berbeda, beberapa 
penelitian memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan perbandingan dan campuran 
medium tumbuh antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, Lapisan atas 
dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. (Zulfan (1988), dan Erwiyono 
(1990)). 
Tabel 2. Analisis Kimia Kompos Kulit Buah Kakao 
Kompo 
nen 
Kimia 
BO 
% 
H2 
O 
% 
KC 
L% 
C.Orga 
nik % 
N.Tot 
al% 
P2O 
5% 
K2O 
% 
CaO 
% 
Mg 
O% 
S 
% 
N 
% 
Kandun 42, 9, 1 33,71 1,30 0,18 5,5 0,85 0,57 0, 8,
gan 3 4 6 79 7 
Sumber : Dianalisis di Laboratorium dan Penelit ian UPP SDA Hayat i Unpad, 
(2000). 
Kultivar tanaman yang unggul dibutuhkan untuk memproduksi hasil terung yang 
baik. Benih Hybrid F1memiliki sifat- sifat yang unggul diantaranya yaitu : Produksi 
tinggi, Tahan terhadap Hama dan Penyakit, Prospek agronomis mudah, Pertumbuhan 
Generatif yang baik dan Periode tanaman untuk menghasilkan Cepat (Spillane, 1995).
BAB III 
METODA PENELITIAN 
3.1. Tempat dan Waktu Pene litian 
Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun Percontohan Fakultas Pertanian 
Universitas Muara Bungo (UMB) Sungai Binjai Km. 06 Kecamatan Bathin III 
Kabupaten Bungo, dengan ketinggian tempat 80 - 100 M dpl. pH 5,5 Penelitian di 
dilaksanakan selama ± 5 bulan, yaitu dari tanggal 07 April sampai dengan 07 Agustus 
2012. 
3.2. Bahan dan Alat 
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi Benih terung varietas 
Hybrid F1 (Terung Bimbi). Kompos Kulit Buah Kakao, Pupuk Kandang, dan 
Pestisida Nabati (Pseudomonas f lorecens). 
Sedangkan Alat yang digunakan adalah Cangkul, Parang, Palu, Kayu, Seng, Tali 
rapia, Paku, Gergaji, Ember plastic, Hand sprayer, Meteran, Timbangan, Kertas label, 
Polybag ukuran (6 x 17) dan ukuran (15 x 35) serta Alat tulis. 
3.3. Rancangan Pene litian
Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak 
Lengkap (RAL) dengan 5 Perlakuan dan 4 ulangan. Adapun perlakuan pemberian 
takaran kompos kulit buah kakao adalah sebagai berikut : 
K0 = Kompos Kulit Buah Kakao 0 g / polybag. 
K1 = Kompos Kulit Buah Kakao 375 g / polybag. 
K2 = Kompos Kulit Buah Kakao 750 g / polybag. 
K3 = Kompos Kulit Buah Kakao 1.125 g / polybag. 
K4 = Kompos Kulit Buah Kakao 1.500 g / polybag. 
Penelitian ini terdiri 5 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali sehingga didapat 
20 unit percobaan. Jumlah tiap unit 3 tanaman sehingga jumlah tanaman seluruhnya 
adalah 20 x 3 = 60 tanaman. Untuk setiap unit percobaan diambil 2 tanaman sampel 
sehingga diperoleh 2 x 20 = 40 tanaman sampel. Penempatan unit percobaan 
dilakukan secara acak seperti terlihat pada lampiran 1. Data hasil pengamatan priodik 
ditampilkan dalam bentuk grafik, sedangkan data pengamatan terakhir di analisa 
dengan uji DNMRT F, jika F hitung > dari pada F tabel pada taraf 5 %, dilanjutkan 
uji DNMRT pada taraf 5 %. 
Karakteristik pertumbuhan tanaman meliputi Tinggi Tanaman, Diameter Batang, 
Luas Daun Total, Umur Mulai Berbunga, Jumlah Buah Pertanaman, Hasil Buah 
Pertanaman. 
3.4. Pe laksanaan Pene litian 
3.4.1. Pe rs iapan Tempat Pene litian 
Tempat penelitian dipilih yang datar dan tidak terlalu jauh dari naungan, 
kemudian dibersihkan dari tanaman pengganggu atau gulma, sampah dan kotoran-kotoran 
lain. Setelah tanah nya dipadatkan, begitu juga disekitar 1,5 meter sekeliling
tempat penelitian, Tanahnya diratakan agar posisi polybag tegak dengan baik dan 
bagus, Sekeliling tempat penelitian dibuat parit-parit drainase sedalam 10 cm, Lebar 
50 cm, gunanya untuk mencegah masuknya air ke areal percobaan jika turun hujan. 
Kemudian polybag yang telah diisi media tanah disusun sesuai dengan denah 
penelitian pada Lampiran 1. Dengan jarak antar polybag 60 x 60 cm. 
3.4.2. Pembuatan Naungan Pembibitan 
Naungan dibuat memanjang Utara – Selatan , sebelah Barat ketinggian 2 meter 
dan sebelah Timur 2 meter, ujung- ujung naungan sebelah Barat dan Timur dilebihkan 
± 100 cm menjorok keluar, Kerangka naungan terbuat dari kayu-kayu dengan atap 
naungan dari daun salak. 
3.4.3. Pe rs iapan Benih 
Benih terung jenis Hybrid F1 (Terung Bimbi) Cap Bunga Matahari d iambil dari 
toko pertanian dimuara bungo, benih yang diperoleh berupa benih yang masih 
didalam kantong kemasan dan bersitifikasi. 
3.4.4. Pe rsemaian 
Biji terung perlu disemai terlebih dahulu sebelum penanaman. Proses 
penyemaian harus dilakukan secara ster il pada media tanam. Biji dikecambahkan 
pada bedengan selama 1 minggu. Selanjutnya bibit terung yang memiliki daun 
sempurna tersebut dipindahkan ke polybag setelah sampai muncul 2 – 3 helai daun. 
Kemudian bibit ditanam pada media sesungguhnya yakni polyba g besar yang 
berukuran (15 x 35 cm). Benih diletakkan satu persatu pada setiap lubang yang telah 
dibuat pada polibag besar dengan posisi bibit tanaman terung tegak lurus keatas
disekeliling bibit tanaman diberikan gulma yang sudah di buang yang berfungsi 
sebagai kelembaban tanah didalam polibag. 
3.4.5. Penanaman 
Penanaman dilakukan pada musim panas atau musim kemarau, pilih bibit yang 
tumbuh subur dan normal dan tidak terjangkit serangan hama dan penyakit dengan 
memindahkan bibit yang telah berumur 35 – 40 hari atau bibit telah mempunyai 4 – 6 
helai daun pada media tanam polybag kecil dan dipindahkan ke polybag besar. Media 
yang digunakan untuk penanaman ini adalah tanah padsolid merah kuning (PMK) dan 
pupuk kandang sapi. Pemindahan tanaman dilakukan dengan cara menyobek polibag 
kecil sebelum dimasukkan kedalam polibag besar. 
3.4.6. Peme liharaan 
Pemeliharaan meliputi kegiatan pengairan atau penyiraman, penyulaman, 
penyiangan gulma, pemasangan ajir, pembentukan percabangan, pemupukan, serta 
pengedalian hama dan penyakit, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari 
dengan cara menyiramkan air kedalam polybag dan tidak terlalu berlebihan, 
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mencabut setiap 
gulma yang tumbuh didalam polybag maupun disekitar polybag. Pengendalian hama 
dan penyakit mengunakan Pestisida Nabati, Jika tidak sangup dengan Pestisida 
Nabati baru mengunkan Insektisida (Decis 2,5 EC). 
3.4.7. Pemanenan
Pemanenan terung dilakukan pada saat buah terung memasuki stasiun ma tang 
dengan ciri-ciri sebagian besar permukaan buah sudah berwarna hitam mengilap dan 
pas waktunya untuk dipanen atau persentasenya 20 %, kecuali pada panen terakhir 
semua buah yang kecil atau yang besar juga ikut dipanen. Panen dilakukan sebanyak 
5 kali dengan interval panen 2 hari 1 kali. 
3.5. Variabe l Pengamatan 
3.5.1. Tinggi Tanaman (cm) 
Tinggi tanaman diukur setelah tanaman berumur 14 hari setelah tanaman 
dengan selang waktu seminggu sekali sampai pada akhir masa pertumbuhan vegetatif, 
pengukuran dilakukan dengan mengukur dari permukaan tanah atau leher akar sampai 
titik tumbuh. Agar dasar pengukuran tidak berubah maka dibuat ajir dari permukaan 
tanah. 
3.5.2. Diame te r Batang (cm) 
Pengukuran diameter batang tanaman dimulai pada minggu ke-4 setelah tanam 
dengan selang waktu 2 minggu sekali sampai dengan minggu ke -16. pengukuran 
dilakukan dengan mengunakan potongan tali rapia. Pengukuran pada titik tetap yaitu 
pada ketinggian 5 cm diatas leher akar atau setinggi ajir bambu. 
3.5.3 Luas Daun Total (cm²)
Pengukuran luas daun dilakukan pada akhir penelitian. Daun yang akan di 
ukur luasnya adalah daun yang telah membuka sempurna, untuk mendapat luas daun 
total digunakan rumus Francis Rutger dan Faliner (1969). 
Rumus : LD = P x L x 0,75 
ket : 
LD : Lebar Daun (cm²) 
P : Panjang Daun(cm) 
L : Lebar Daun(cm) 
3.5.4 Umur Mulai Be rbunga (Hs t) 
Perhitungan umur mulai berbunga dilakukan dengan cara menghitung jumlah 
hari sejak persemaian sampai muncul bunga pertama atau pada setiap petak terdapat 
50% tanaman sampel telah muncul bunga pertama. Satuan yang digunakan adalah 
hari setelah semai. 
3.5.5 Jumlah Buah Pe rtanaman (Buah) 
Penghitungan jumlah buah pertanaman dilakukan pada saat panen, terung 
bimbi Hybrid F1, yang tumbuh dan berkembang secara normal dan terpelihara dengan 
baik akan menghasilkan jumlah buah sebanyak 4 - 6 buah pertanaman diluar putik. 
3.5.6. Has il Buah Pe rtanaman (g) 
Berat buah terung petikan pertama dan terakhir rata - rata 509,8 g maka produksi 
tanaman adalah 250 – 350 g per tanaman. Apabila berat buah per tanaman 250 g 
maka pada areal tanah seluas 1 ha akan menghasilkan buah terung sebanyak Produksi 
30 - 40 Kg terong segar per hektar (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
3.6 Analis is Data 
Untuk melihat pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap variabel yang 
diamati, maka data hasil pengamatan penelitian terakhir diambil dan dihimpun, 
mengunakan atau dilakukan Analisis ragam (Anova). Bila berpengaruh nyata atau F 
hitung > 5 % maka dilanjutkan dengan uji DNMRT (Duncan’s N ew Multiple Range 
Test) pada taraf 5 % (Steel dan Torrie, 1994). 
DAFTAR PUSTAKA
Darmono dan Tri Panji.1999. Penyediaan Kompos Kulit Buah Kakao 
BebasPhytophthora palmivora. Warta Penelitian Perkebunan. 
Darmono dan Tri Panji. 1999. Penyediaan Kompos Kulit Buah Kakao Bebas 
Phytophthora palmivora. Warta Penelitian Perkebunan. V(1). 
Dwidjosaputro, 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit. Gramedia 
Pustaka Utama. Jakarta. 
Erwiyono.1990. Pengaruh Penambahan Pasir Pada Tanah Ultisol Terhadap Sifat Fisik 
Media Tanaman dan Pertumbuahan Bibit Kakao. Menara Perkebunan. 
Yogyakarta. 
Fitter, A.H.1978. Balai Penelit ian Perk ebunan. Jember. Jawa Timur. 
Harjadi,S.S.1984. Pengantar Agronomi. Gramedia Jakarta. 
Iswandi. 2000. Metode Pembibitan Tanaman Kakao. PAU- IPB. Bogor. 
Jamilah, Nasrul Usman dan Widodo Haryoko (2009) Pengaruhg Takeran Pupuk 
Guano Terhadap Produksi Jagung. Jurnal Iptek Terapan Kopertis Wilayah X 
ISSN 1979-9292. 
Nyakpa, M.y, Am Lubis, M.A. Pulung, Ghaffar Amrah, All Munawar, Go Ban Hon 
dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. 
Lampung. 
Prihmantoro, H.2001. Hidroponik Sayuran Semusim untuk Bisnis dan Hoby.Jakarta. 
Penebbar Swadaya. 
Prawiranata, W.S.Haran dan P.Tjondronegoro.1981. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan 
I Pep.Botani. Faferta IPB. Bogor. 
Pracaya.1991. Hama dan Penyak it Tanaman. Jakarta. Penebar Swadaya.
Prahasta. 2009. Agribisnis Terung. CV. Pustaka Grafika. Bandung. 
Prihmantoro, H dan indriani. 2005. Hidroponik Sayuran semusim Untuk Hobi dan 
Bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta. 
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.1997. Pedoman Teknis Budidaya Tanaman 
Kakao.Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Jember. 
Putranto, A. 1987.Bagaimana Cara Tanaman Berkembang Biak. Wahana Mandiri. 
Pusat Penelitian Terung dan Kakao. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Tanaman. 
Agromedia. Jakarta. 
Sitomorang.1978.Budidaya dan Pengolahan Cok elat . Balai Penelitian Perkebunan. 
Jember. 
Siregar. THS. 1992. Penampilan Beberapa Hibrida Terpilih Tanaman Kakao. 
Proseding Konferensi Nasional Kakao III. 
Soetasad dan Sri Muryani. 1999. Budi daya terung local dan terung jepang. Jakarta. 
Penebar Swadaya. 
PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS KULIT BUAH KAKAO 
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN 
TERUNG (Solanum melongena L.) DI POLYBAG
Oleh : 
RUSMIATI 
1.912 04 022 
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI 
JURUSAN AGROTEKNOLOGI 
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA 
RAHA 
2014

More Related Content

What's hot

Budidaya tanaman terong
Budidaya tanaman terongBudidaya tanaman terong
Budidaya tanaman terong
Rere Vezhiama
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
Ningrum Handayani
 

What's hot (18)

Tomat
TomatTomat
Tomat
 
Penelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacaoPenelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacao
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Budidaya tanaman terong
Budidaya tanaman terongBudidaya tanaman terong
Budidaya tanaman terong
 
Tanaman kakao
Tanaman kakaoTanaman kakao
Tanaman kakao
 
Tanaman tomat
Tanaman tomatTanaman tomat
Tanaman tomat
 
Budidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman GambirBudidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman Gambir
 
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
 
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
 
Presentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yaniPresentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yani
 
Bab ii dasar2_budidaya_gh
Bab ii dasar2_budidaya_ghBab ii dasar2_budidaya_gh
Bab ii dasar2_budidaya_gh
 
Acara vii
Acara viiAcara vii
Acara vii
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pepaya
PepayaPepaya
Pepaya
 
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNAProposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
 
Budidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliahBudidaya tomat kuliah
Budidaya tomat kuliah
 

Similar to Proposal yani terung

kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatkelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
Abi Hutomo
 
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
Hanifah Nurhayati
 
Khasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoangKhasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoang
holilurrahman
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Septian Muna Barakati
 
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Zino Almeida
 
PEMANFAATAN PUPUK HAYATI (Pseudomonas fluorescens) UNTUK MENINGKATKAN EFISIEN...
PEMANFAATAN PUPUK HAYATI (Pseudomonas fluorescens) UNTUK MENINGKATKAN EFISIEN...PEMANFAATAN PUPUK HAYATI (Pseudomonas fluorescens) UNTUK MENINGKATKAN EFISIEN...
PEMANFAATAN PUPUK HAYATI (Pseudomonas fluorescens) UNTUK MENINGKATKAN EFISIEN...
Husna Kadir
 

Similar to Proposal yani terung (20)

Presentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yaniPresentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yani
 
Proposal penelitian husni
Proposal penelitian husniProposal penelitian husni
Proposal penelitian husni
 
Proposal penelitian husni
Proposal penelitian husniProposal penelitian husni
Proposal penelitian husni
 
Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta
Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 YogyakartaLaporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta
Laporan Observasi Identifikasi Tanaman Keras di SMA Negeri 6 Yogyakarta
 
Kacang panjang
Kacang panjangKacang panjang
Kacang panjang
 
Kacang panjang
Kacang panjangKacang panjang
Kacang panjang
 
Kacang panjang
Kacang panjangKacang panjang
Kacang panjang
 
contoh Laporan praktikum ekologi
 contoh Laporan praktikum ekologi  contoh Laporan praktikum ekologi
contoh Laporan praktikum ekologi
 
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatkelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
 
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
 
Khasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoangKhasiat buah bengkoang
Khasiat buah bengkoang
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht331347360 laporan-slpht
331347360 laporan-slpht
 
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
 
Makalah kapulaga
Makalah kapulagaMakalah kapulaga
Makalah kapulaga
 
PEMANFAATAN PUPUK HAYATI (Pseudomonas fluorescens) UNTUK MENINGKATKAN EFISIEN...
PEMANFAATAN PUPUK HAYATI (Pseudomonas fluorescens) UNTUK MENINGKATKAN EFISIEN...PEMANFAATAN PUPUK HAYATI (Pseudomonas fluorescens) UNTUK MENINGKATKAN EFISIEN...
PEMANFAATAN PUPUK HAYATI (Pseudomonas fluorescens) UNTUK MENINGKATKAN EFISIEN...
 
Avivmus
AvivmusAvivmus
Avivmus
 
tinjauan pustaka
tinjauan pustakatinjauan pustaka
tinjauan pustaka
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayu
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
galuhmutiara
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 

Recently uploaded (20)

TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 

Proposal yani terung

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Be lakang Tanaman terung (Solanum melongena L.) berasal dari Indonesia dan India, pertama kali dibudidayakan oleh Asia, terutama suku India dan Birma pada tahun700 sm. Kapan tanaman ini mulai dibudidayakan oleh manusia belum ditemukan data pastinya. Beberapa petunjuk menyatakan bahwa tanaman terung banyak tumbuh di Cina.Dari daerah ini kemudian dibawa ke Spanyol dan disebarluaskan kenegara - negara lain di Eropa, Afrika, Amerika selatan, Malaysia dan Indonesia. Dikedua kawasan ini terdapat aneka jenis terung, baik yang dibudidayakan atau tumbuh secara liar. Pusat keanekaragamannya yang kedua adalah Cina. Pada perkembangannya dibanyak Negara minsalnya daerah Karibia, Malaysia, Afrika Tenggara, Afrika Timur, Afrika Barat, Amerika Selatan, dan daerah tropika pada umumnya ( Siregar, 1992 ). Terung merupakan jenis tanaman sayur- sayuran berbentuk buah yang mempunyai rasa enak untuk dikonsumsi, baik berupa buah segar maupun dalam bentuk lalap (sayuran segar) atau disayur rebus, gulai, sambal dan lain sebagainya. Tanaman terung banyak digemari karena selain rasanya enak dan harganya relatif murah, kandungan gizinya pun cukup lengkap yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B, vitamin C, Posfor, dan zat besi. Terung mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan telah mampu menerobos pasaran ekspor. (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
  • 2. Manfaat dan Kegunaan Terung. Anti kejang, anti kanker, dan pendepak gagguan pembuluh darah, Manfaat lain buah terung yang matang bisa untuk sirop, sup, adonan pengisi (perut ayam, dan sebagainya) dan untuk rujak. Buah yang dibelah dapat digunakan sebagai bumbu, serta dibakar atau dipanggang untuk digunakan sebagai sayuran. Buah yang matang di pohon yang dipelihara pada lingkungan yang cocok saja yang rasa dan aromanya enak. Buah yang dimatangkan sebaik -baiknya juga penting agar dihasilkan sirup, jell, selai, pencuci mulut dan sebagai hiasan es krim yang berkualitas baik. Bijinya yang keras itu dapat dibuang setelah digodok. Air kapur dan gula dapat ditambahkan agar rasanya lebih enak (Spilane, 1995). Rata- rata produksi terung di Kabupaten Bungo pada tahun 2009 adalah sebesar 5,83 ton/ha (Dinas TPH Kabupaten Bungo, 2010). Untuk Provinsi Jambi menurut BPS Jambi (2008) adalah sebesar 7,46 ton/ha. Sedangk an rata- rata produksi terung unggul yang dibudidayakan secara intensif dapat mencapai 50 – 60 ton/ha (Soetasad dan Sri Muryanti 1999). Rendahnya produksi tersebut disebabkan belum mengunakan varietas unggul, teknik budidaya yang belum sempurna, masalah tanah masam dan pengendalian hama penyakit. Salah satu tehnik budidaya yang perlu mendapat perhatian adalah masalah pemupukan. Pemupukan dapat mengunakan bahan an organik dan organik. Pemupukan yang berasal dari bahan an organik dapat menyebabkan kerusakan tanah dan lingkungan. Pupuk organik merupakan salah satu upaya untuk menambah unsur hara tanah yang sedang digalakkan pada saat ini karena pupuk organik harganya murah, mudah didapat dan ramah lingkungan. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan yaitu dengan megunakan kompos kulit buah kakao. (Wood, 1973 dalam Irwandi, 2000).
  • 3. Sutanto dan Utami (1995) mengemukakan bahwa secara garis besar Pupuk Kompos Kulit Buah Kakao atau pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa - sisa organisme hidup. Pupuk organik yang sering digunakan adalah pupuk kandang dan kompos. Keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pupuk organik adalah mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologis tanah. Kompos adalah bahan organik mentah yang telah mengalami proses dekomposisi secara alami. Proses pengomposan memerlukan waktu yang panjang tergantung pada jenis biomassanya. Percepatan waktu pengomposan dapat ditempuh melalui kombinasi pencacahan bahan baku dan pemberian aktivator dekomposisi. Berdasarkan hasil penelitian Sutanto dan Utami (1995) salah satu limbah pertanian yang baru sedikit dimanfaatkan adalah limbah dari perkebunan kakao yaitu kulit buah kakao. Mengemukakan bahwa limbah kulit buah kakao berpengaruh terhadap diameter batang, pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul “Pe ngaruh Pe mbe rian Kompos Kulit Buah Kakao Te rhadap Pe rtumbuhan Dan Has il Tanaman Te rung ( Solanum melongena L. ) Di Polybag” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh kompos kulit buah kakao terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Terung(Solanum melongena L) ?
  • 4. 2. Berapakah dosis optimum kompos kulit buah kakao yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Terung(Solanum melongena L) ? 1.3. Tujuan Pene litian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos kulit buah kakao terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Terung (Solanum melongena L).Sedangkan kegunaan penelitian ini agar dapat memberikan informasi yang berguna dalam usaha pengembangan budidaya tanaman terung khususnya pada fase pertumbuhan dan hasil tanaman terung. 1.4. Hipote s is Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dikemukakan suatu hipote sis bahwa Pengunaan kompos kulit buah kakao dapat memberikan pengaruh pertumbuhan dan hasil tanaman terung lebih baik. Dosis yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuahan dan hasil tanaman terung adalah 1.500 g / polybag dengan hasil yang terbaik terhadap tinggi tanaman terung.
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Te rung Menurut Prahasta (2009) Klasifikasi tanaman terung (Solanum melongena L).sebagai berikut.: Divisio Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Solanales, Family Solanaceae, Genus Solanum, dan Spesies Solanum melongena L. Tanaman terung (Solanum melongena L) adalah tanaman setahun berjenis perdu, pohon dengan percabangan rendah dan tingginya dapat mencapai 1 m dpt. Batang tanaman terung dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama (primer) dan percabangan (sekunder). Dalam perkembangan batangnya batang sekunder ini akan mempunyai percabangan baru. Batang utama merupakan penyangga berdirinya tanaman, sedangkan percabangan adalah bagian tanaman yang akan mengeluark an bunga (Soetasad dan Sri Muryanti, 1999).
  • 6. Tanaman terung mempunyai akar tunggang (radix primaria). Pertumbuhan akar serabut bisa mencapai diameter 30 cm kearah samping dan akar tunggang berdiameter 35 cm ke arah bawah. Tanaman terung yang diperbanyak dengan cara generatif pada awal pertumbuahnnya sudah mempunyai akar tunggang yang berukuran pendek dan disertai dengan akar serabut yang mengelilingi akar tunggang, banyak perkembangan akar dipengaruhi oleh faktor struktur tanah, air tanah dan drainase didalam tanah, pada akar tunggang akan tumbuh akar-akar serabut dan akar cabang (Siregar, 1992). Bentuk daun terung terdiri dari atas tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun seperti ini lazim dikenal dengan nama daun bertangkai. Tangkai daun berbentuk silindris dengan sisi agak pipih dan menebal dibagian pangkal, panjangnya berkisar antara 5 – 8 cm. Helaian daun terdiri atas ibu tulang daun, tulang cabang, dan urat- urat daun. Ibu tulang daun merupakan perpanjangan dari tangkai daun yang makin mengecil kearah pucuk daun. Lebar helaian daun 7 – 9 cm atau lebih sesuai varietasnya. Panjang daun antara 12 - 20 cm. Bagun daun berupa belah ketupat hingga oval, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing, dan sisi bertoreh (Soetasad dan Sri Muryati, 1999). Bunga terung merupakan bunga banci atau lebih dikenal dengan bunga berkelamin dua, dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina (benang sari dan Putik), bunga seperti ini sering dinamakan bunga lengkap, perhiasan bunga yang dimiliki adalah kelopak bunga, mahkota bunga, dan tangkai bunga. Pada saat bunga mekar diameter bunga rata- rata 2,5 – 3 cm. Letaknya mengantung. Mahkota bunga berjumlah 5 – 8 buah dan akan digugurkan sewaktu buah berkembang. Mahkota ini tersusun rapi yang membentuk bangun bintang. Benang sari berjumlah 5 – 6 buah. Putik berjumlah 2 buah yang terletak dalam satu lingkaran bunga yang letaknya menonjol di dasar bunga (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
  • 7. Menurut Soetasad dan Sri Muryanti (1999) buah terung berbentuk bulat panjang dengan kulit yang berdaun lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna biru agak kecoklatan dan merupakan bunga yang sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga. Buah berbentuk panjang lonjong dan juga beragam bentuk dan warna. Buah terung merupakan buah sejati tunggal dan berdaging tebal, lunak, berair dan tidak akan pecah jika buah telah masak. Daging buah ini merupakan bagian yang enak dimakan, biji terdapat bebas dalam selubung lunak yang terlindung oleh daging buah. Pangkal buah menempel pada kelopak bunga yang telah menjelma menjadi kerangka bunga. Buah mengantung, tangkai buah berkembang dari tangkai bunga yang letaknya berada diantara tangkai daun. Buah terung bentuknya beraneka ragam sesuai dengan varietasnya. Bentuk yang dikenal meliputi : panjang silindris, panjang lonjong, lonjong (oval), bulat lebar, dan bulat (Soetasad dan Sri Muryanti,1999). 2.2. Syarat Tumbuh 2.2.1. Iklim Tanaman terung dapat tumbuh dan agar produksi hasil tanaman memuaskan yaitu meliputi Iklim cuaca tropis memungkinkan petani memproduksi sayuran sepanjang tahun. Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman terung antara lain ketinggian tempat, intensitas cahaya, serta temperatur dan kelembaban. Tanaman terung dapat ditanam didataran rendah dan dataran tinggi. Kisaran ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman terung ini antara 1.000 – 1.200 m (dpl). Suhu untuk tanaman terung untuk pertumbuhannya yaitu suhu pertumbuhannya Suhu udara 22 - 30 ºC pada siang hari dan 9 - 12 ºC pada malam
  • 8. hari. Meskipun demikian, tanaman itu masih dapat bertahan pada suhu 38 ºC. Di Indonesia, tanaman itu cocok ditanam pada dataran tinggi yang bersuhu 16 - 25 ºC. (Soetasad dan Sri Muryanti,1999). Pusat penelitian terung dan kakao Indonesia (2004) Curah hujan tahunan yang diinginkan oleh tanaman terung adalah 1250 mm sampai 2500 mm. Pada curah dibawah 1250 mm pertahun tanaman terung memerlukan irigasi kare na banyak air yang hilang melalui transpirasi yang jauh lebih besar. Sebaliknya curah hujan yang besar dari 2500 mm pertahun menyebabkan timbulnya serangan jamur. Prihmantoro dan Indriani (2000) Intensitas cahaya banyak ditentukan dalam menentukan kualitas buah terung. Dalam batas yang normal intensitas cahaya akan memberikan pengaruh yang baik terutama pada pembentukan warna buah yang diperlukan tanaman terung yakni 60 %. Terung bagus ditanam didaerah tropis yakni dibawah 30˚C (antara 15 – 25˚C) ataupun dataran tinggi yang kelembabannya rendah dibawah 70 %. Dan Kelembaban udara untuk tanaman terung berkisar 80 %. Mendapatkan sinar matahari langsung yang cukup. 2.2.2. Tanah Terung merupakan tanaman yang dapat ditanam diberbagai jenis tanah lempung agak berliat, lempung berpasir, tanah pasir yang gembur, subur, banyak mengandung bahan organik, unsur hara dan mudah menyerap air. Tanah untuk tanaman terung dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah lempung berpasir. Derajat keasaman atau pH tanah yang cocok untuk tanaman terung adalah 5,0 – 6,0, kemiringan lahan kurang 8 %, Tanah yang selalu tergenang air menyebabkan tanaman menjadi kerdil atau mati (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
  • 9. Untuk pertumbuhan tanaman terutama tanaman terung unsur Nitrogen (N) sangat dibutuhkan pada pertumbuhan vegetatif, kekurangan unsur N akan mengakibatkan pertumbuhan kerdil, daunnya menguning dan produksinya menurun (Nyakpa, dkk 1988). 2.2.3. Pembibitan Tanaman Tahap awal pembibitan biasanya biji atau benih terung dikecambahkan pada bedegan perkecambahan yang lebarnya 1 meter dan panjangnya sesuai dengan jumlah biji yang dikecambahkan. Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 10 -15 menit. Media tanam berupa tanah yang sudah dicampurkan dengan pupuk kandang dan dipastikan agar media tercampur sampai merata lalu disiram dengan air dan dibiarkan sesaat, Tutup benih tersebut dengan tanah tipis, Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang atau ilalang, Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya, Siram persemaian pagi dan sore hari, Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan, kemudian pindahkan satu persatu ke polybag yang berukuran 6 x 17 cm yang telah berisi media tanam. Bibit berumur 1 - 1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindah tanamkan ke polybag besar yang berkapasitas (15 x 35), benih diletakkan satu persatu pada setiap polybag percobaan, (Erwiyono, 1990). 2.2.4. Pemupukan Bibit Te rung Pupuk yang dimaksud disini adalah semua bahan senyawa yang mengandung unsur hara tanaman, mikro dan makro, padat ataupun cair, organik ataupun an organik, yang kalau diberikan pada kedalam tanah akan dapat menyumbang unsur hara dan perbaikan kesuburan tanah. Tindakkan penyampain pupuk ke dalam tanah
  • 10. ataupun bahagian pertumbuhan tanaman disebut dengan pemupukan (Pusat Penelitian Terung dan Kakao Indonesia, 2004). Cepat lambatnya reaksi pupuk didalam tanah ditentukan oleh sifat pupuk yang digunakan, umumnya pupuk tunggal yang larut dalam air lebih cepat tersedia bagi tanaman. Begitu juga pupuk majemuk umumnya merupakan pupuk yang tersedia berlahan bila dibandingkan dengan pupuk tunggal, pupuk yang berikatan senyawa sedikit lebih lambat tersedia dibandingkan dengan pupuk yang berikatan senyawa an organik (Warintek, 2004). Respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan ditentukan oleh kandungan unsur hara yang ada dalam tanah dan banyaknya unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, tanah yang kandungan unsur hara tersedia lebih tinggi umumnya kurang respon terhadap pemupukan dan akan terjadi sebaliknya. Bila pemupukan dilakukan secara tepat maka unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk ini tidak hanya mengendalikan atau mendukung satu sama lain akan tetapi juga berkaitan dengan ekonomi maupun keefektipan pemupukan. Pada umunya tanaman memerlukan pupuk majemuk yang mengandunng unsur Nitrogen, Posfor, dan Kalium. Masing-masing unsur hara mempunyai peranan yang khusus bagi tanaman (Soetasad dan Sri Muryanti, 1999). 2.3. Pe ranan Pupuk Organik Pupuk Organik biasanya mengandung bahan-bahan organik yang bersifat alami tidak mengandung zat kimia yang bisa merusak lingkungan dan struktur serta tekstur tanah. Pupuk organik mengalami proses pelapukan atau penguraian secara alami maupun buatan. Table 1. Jenis- jenis Pupuk Organik dan Persentase Hara yang Dikandung.
  • 11. Jenis Pupuk Organik % Kandungan Hara Nitrogen Posfor Kalium Sapi 0,8 - 1,2 0,44 – 0,88 0,4 – 0,8 Domba/Kambing 2,0 -3,0 0,88 2,1 Ayam 1,5 – 3,0 1,15 – 2,25 1,0 – 1,4 Kulit Buah Kakao 1,30 0,186 5,5 Sumber : Darmono dan Tripanj i, 1999. Pupuk organik banyak macamnya diantaranya adalah kotoran hewan ternak, namun demikian kotoran ayam mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kotoran hewan lainnya, terlihat pada tabel 1 diatas. Kompos Kulit Buah Kakao mengandung unsur hara yang diserap oleh tanaman terung, sehingga diharapkan dapat menyediakan unsur yang dibutuhkan oleh bibit terung. Media tanaman yang biasa digunakan dalam pembibitan terung adalah campuran antara tanah dan pupuk kompos kulit buah kakao. Perbandingan campuran tanah dengan pupuk organik kompos kulit buah kakao sangat berbeda, beberapa penelitian memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan perbandingan dan campuran medium tumbuh antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, Lapisan atas dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. (Zulfan (1988), dan Erwiyono (1990)). Tabel 2. Analisis Kimia Kompos Kulit Buah Kakao Kompo nen Kimia BO % H2 O % KC L% C.Orga nik % N.Tot al% P2O 5% K2O % CaO % Mg O% S % N % Kandun 42, 9, 1 33,71 1,30 0,18 5,5 0,85 0,57 0, 8,
  • 12. gan 3 4 6 79 7 Sumber : Dianalisis di Laboratorium dan Penelit ian UPP SDA Hayat i Unpad, (2000). Kultivar tanaman yang unggul dibutuhkan untuk memproduksi hasil terung yang baik. Benih Hybrid F1memiliki sifat- sifat yang unggul diantaranya yaitu : Produksi tinggi, Tahan terhadap Hama dan Penyakit, Prospek agronomis mudah, Pertumbuhan Generatif yang baik dan Periode tanaman untuk menghasilkan Cepat (Spillane, 1995).
  • 13. BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pene litian Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun Percontohan Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo (UMB) Sungai Binjai Km. 06 Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo, dengan ketinggian tempat 80 - 100 M dpl. pH 5,5 Penelitian di dilaksanakan selama ± 5 bulan, yaitu dari tanggal 07 April sampai dengan 07 Agustus 2012. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi Benih terung varietas Hybrid F1 (Terung Bimbi). Kompos Kulit Buah Kakao, Pupuk Kandang, dan Pestisida Nabati (Pseudomonas f lorecens). Sedangkan Alat yang digunakan adalah Cangkul, Parang, Palu, Kayu, Seng, Tali rapia, Paku, Gergaji, Ember plastic, Hand sprayer, Meteran, Timbangan, Kertas label, Polybag ukuran (6 x 17) dan ukuran (15 x 35) serta Alat tulis. 3.3. Rancangan Pene litian
  • 14. Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 Perlakuan dan 4 ulangan. Adapun perlakuan pemberian takaran kompos kulit buah kakao adalah sebagai berikut : K0 = Kompos Kulit Buah Kakao 0 g / polybag. K1 = Kompos Kulit Buah Kakao 375 g / polybag. K2 = Kompos Kulit Buah Kakao 750 g / polybag. K3 = Kompos Kulit Buah Kakao 1.125 g / polybag. K4 = Kompos Kulit Buah Kakao 1.500 g / polybag. Penelitian ini terdiri 5 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali sehingga didapat 20 unit percobaan. Jumlah tiap unit 3 tanaman sehingga jumlah tanaman seluruhnya adalah 20 x 3 = 60 tanaman. Untuk setiap unit percobaan diambil 2 tanaman sampel sehingga diperoleh 2 x 20 = 40 tanaman sampel. Penempatan unit percobaan dilakukan secara acak seperti terlihat pada lampiran 1. Data hasil pengamatan priodik ditampilkan dalam bentuk grafik, sedangkan data pengamatan terakhir di analisa dengan uji DNMRT F, jika F hitung > dari pada F tabel pada taraf 5 %, dilanjutkan uji DNMRT pada taraf 5 %. Karakteristik pertumbuhan tanaman meliputi Tinggi Tanaman, Diameter Batang, Luas Daun Total, Umur Mulai Berbunga, Jumlah Buah Pertanaman, Hasil Buah Pertanaman. 3.4. Pe laksanaan Pene litian 3.4.1. Pe rs iapan Tempat Pene litian Tempat penelitian dipilih yang datar dan tidak terlalu jauh dari naungan, kemudian dibersihkan dari tanaman pengganggu atau gulma, sampah dan kotoran-kotoran lain. Setelah tanah nya dipadatkan, begitu juga disekitar 1,5 meter sekeliling
  • 15. tempat penelitian, Tanahnya diratakan agar posisi polybag tegak dengan baik dan bagus, Sekeliling tempat penelitian dibuat parit-parit drainase sedalam 10 cm, Lebar 50 cm, gunanya untuk mencegah masuknya air ke areal percobaan jika turun hujan. Kemudian polybag yang telah diisi media tanah disusun sesuai dengan denah penelitian pada Lampiran 1. Dengan jarak antar polybag 60 x 60 cm. 3.4.2. Pembuatan Naungan Pembibitan Naungan dibuat memanjang Utara – Selatan , sebelah Barat ketinggian 2 meter dan sebelah Timur 2 meter, ujung- ujung naungan sebelah Barat dan Timur dilebihkan ± 100 cm menjorok keluar, Kerangka naungan terbuat dari kayu-kayu dengan atap naungan dari daun salak. 3.4.3. Pe rs iapan Benih Benih terung jenis Hybrid F1 (Terung Bimbi) Cap Bunga Matahari d iambil dari toko pertanian dimuara bungo, benih yang diperoleh berupa benih yang masih didalam kantong kemasan dan bersitifikasi. 3.4.4. Pe rsemaian Biji terung perlu disemai terlebih dahulu sebelum penanaman. Proses penyemaian harus dilakukan secara ster il pada media tanam. Biji dikecambahkan pada bedengan selama 1 minggu. Selanjutnya bibit terung yang memiliki daun sempurna tersebut dipindahkan ke polybag setelah sampai muncul 2 – 3 helai daun. Kemudian bibit ditanam pada media sesungguhnya yakni polyba g besar yang berukuran (15 x 35 cm). Benih diletakkan satu persatu pada setiap lubang yang telah dibuat pada polibag besar dengan posisi bibit tanaman terung tegak lurus keatas
  • 16. disekeliling bibit tanaman diberikan gulma yang sudah di buang yang berfungsi sebagai kelembaban tanah didalam polibag. 3.4.5. Penanaman Penanaman dilakukan pada musim panas atau musim kemarau, pilih bibit yang tumbuh subur dan normal dan tidak terjangkit serangan hama dan penyakit dengan memindahkan bibit yang telah berumur 35 – 40 hari atau bibit telah mempunyai 4 – 6 helai daun pada media tanam polybag kecil dan dipindahkan ke polybag besar. Media yang digunakan untuk penanaman ini adalah tanah padsolid merah kuning (PMK) dan pupuk kandang sapi. Pemindahan tanaman dilakukan dengan cara menyobek polibag kecil sebelum dimasukkan kedalam polibag besar. 3.4.6. Peme liharaan Pemeliharaan meliputi kegiatan pengairan atau penyiraman, penyulaman, penyiangan gulma, pemasangan ajir, pembentukan percabangan, pemupukan, serta pengedalian hama dan penyakit, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara menyiramkan air kedalam polybag dan tidak terlalu berlebihan, Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mencabut setiap gulma yang tumbuh didalam polybag maupun disekitar polybag. Pengendalian hama dan penyakit mengunakan Pestisida Nabati, Jika tidak sangup dengan Pestisida Nabati baru mengunkan Insektisida (Decis 2,5 EC). 3.4.7. Pemanenan
  • 17. Pemanenan terung dilakukan pada saat buah terung memasuki stasiun ma tang dengan ciri-ciri sebagian besar permukaan buah sudah berwarna hitam mengilap dan pas waktunya untuk dipanen atau persentasenya 20 %, kecuali pada panen terakhir semua buah yang kecil atau yang besar juga ikut dipanen. Panen dilakukan sebanyak 5 kali dengan interval panen 2 hari 1 kali. 3.5. Variabe l Pengamatan 3.5.1. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur setelah tanaman berumur 14 hari setelah tanaman dengan selang waktu seminggu sekali sampai pada akhir masa pertumbuhan vegetatif, pengukuran dilakukan dengan mengukur dari permukaan tanah atau leher akar sampai titik tumbuh. Agar dasar pengukuran tidak berubah maka dibuat ajir dari permukaan tanah. 3.5.2. Diame te r Batang (cm) Pengukuran diameter batang tanaman dimulai pada minggu ke-4 setelah tanam dengan selang waktu 2 minggu sekali sampai dengan minggu ke -16. pengukuran dilakukan dengan mengunakan potongan tali rapia. Pengukuran pada titik tetap yaitu pada ketinggian 5 cm diatas leher akar atau setinggi ajir bambu. 3.5.3 Luas Daun Total (cm²)
  • 18. Pengukuran luas daun dilakukan pada akhir penelitian. Daun yang akan di ukur luasnya adalah daun yang telah membuka sempurna, untuk mendapat luas daun total digunakan rumus Francis Rutger dan Faliner (1969). Rumus : LD = P x L x 0,75 ket : LD : Lebar Daun (cm²) P : Panjang Daun(cm) L : Lebar Daun(cm) 3.5.4 Umur Mulai Be rbunga (Hs t) Perhitungan umur mulai berbunga dilakukan dengan cara menghitung jumlah hari sejak persemaian sampai muncul bunga pertama atau pada setiap petak terdapat 50% tanaman sampel telah muncul bunga pertama. Satuan yang digunakan adalah hari setelah semai. 3.5.5 Jumlah Buah Pe rtanaman (Buah) Penghitungan jumlah buah pertanaman dilakukan pada saat panen, terung bimbi Hybrid F1, yang tumbuh dan berkembang secara normal dan terpelihara dengan baik akan menghasilkan jumlah buah sebanyak 4 - 6 buah pertanaman diluar putik. 3.5.6. Has il Buah Pe rtanaman (g) Berat buah terung petikan pertama dan terakhir rata - rata 509,8 g maka produksi tanaman adalah 250 – 350 g per tanaman. Apabila berat buah per tanaman 250 g maka pada areal tanah seluas 1 ha akan menghasilkan buah terung sebanyak Produksi 30 - 40 Kg terong segar per hektar (Soetasad dan Sri Muryanti,1999).
  • 19. 3.6 Analis is Data Untuk melihat pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap variabel yang diamati, maka data hasil pengamatan penelitian terakhir diambil dan dihimpun, mengunakan atau dilakukan Analisis ragam (Anova). Bila berpengaruh nyata atau F hitung > 5 % maka dilanjutkan dengan uji DNMRT (Duncan’s N ew Multiple Range Test) pada taraf 5 % (Steel dan Torrie, 1994). DAFTAR PUSTAKA
  • 20. Darmono dan Tri Panji.1999. Penyediaan Kompos Kulit Buah Kakao BebasPhytophthora palmivora. Warta Penelitian Perkebunan. Darmono dan Tri Panji. 1999. Penyediaan Kompos Kulit Buah Kakao Bebas Phytophthora palmivora. Warta Penelitian Perkebunan. V(1). Dwidjosaputro, 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Erwiyono.1990. Pengaruh Penambahan Pasir Pada Tanah Ultisol Terhadap Sifat Fisik Media Tanaman dan Pertumbuahan Bibit Kakao. Menara Perkebunan. Yogyakarta. Fitter, A.H.1978. Balai Penelit ian Perk ebunan. Jember. Jawa Timur. Harjadi,S.S.1984. Pengantar Agronomi. Gramedia Jakarta. Iswandi. 2000. Metode Pembibitan Tanaman Kakao. PAU- IPB. Bogor. Jamilah, Nasrul Usman dan Widodo Haryoko (2009) Pengaruhg Takeran Pupuk Guano Terhadap Produksi Jagung. Jurnal Iptek Terapan Kopertis Wilayah X ISSN 1979-9292. Nyakpa, M.y, Am Lubis, M.A. Pulung, Ghaffar Amrah, All Munawar, Go Ban Hon dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Prihmantoro, H.2001. Hidroponik Sayuran Semusim untuk Bisnis dan Hoby.Jakarta. Penebbar Swadaya. Prawiranata, W.S.Haran dan P.Tjondronegoro.1981. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan I Pep.Botani. Faferta IPB. Bogor. Pracaya.1991. Hama dan Penyak it Tanaman. Jakarta. Penebar Swadaya.
  • 21. Prahasta. 2009. Agribisnis Terung. CV. Pustaka Grafika. Bandung. Prihmantoro, H dan indriani. 2005. Hidroponik Sayuran semusim Untuk Hobi dan Bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.1997. Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kakao.Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Jember. Putranto, A. 1987.Bagaimana Cara Tanaman Berkembang Biak. Wahana Mandiri. Pusat Penelitian Terung dan Kakao. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Tanaman. Agromedia. Jakarta. Sitomorang.1978.Budidaya dan Pengolahan Cok elat . Balai Penelitian Perkebunan. Jember. Siregar. THS. 1992. Penampilan Beberapa Hibrida Terpilih Tanaman Kakao. Proseding Konferensi Nasional Kakao III. Soetasad dan Sri Muryani. 1999. Budi daya terung local dan terung jepang. Jakarta. Penebar Swadaya. PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS KULIT BUAH KAKAO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) DI POLYBAG
  • 22. Oleh : RUSMIATI 1.912 04 022 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN AGROTEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA RAHA 2014