SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
DOSEN MATA KULIAH : DARLIN S.Kep,Ns,MN
MATA KULIAH

: KMB II

MAKALAH KANKER USUS BESAR
(KANKER KOLONOREKTUM)

KELOMPOK III :
JULIAS
MUH. ASIRAM
HENDRA
MUH. ARIF
NURDIANA LARAUSU
WD. ZULQAIDAH

KELAS GIII
SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rectum relative umum.
Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling umum kedua dari
kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Dkiperkirakan bahwa
150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon
menyerang individu dua kali lebih besar dibangdingkan kanker rectal.
Insidennya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih
dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat keluarga mengalami kanker kolon,
penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya,kira-kira setengah dari jumlah
tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan
dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup dibawah 5 tahun adalah
40%sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan
orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka
menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rectal tidak diketahui, tetapi factor resiko telah
teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga;riwayuat
penyakit usus inflamasi kronis;dan diet tinggi lemak, protein, dan daging serta rendah serat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar dari mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah.
2. Tujuan Khusus
-

Memperoleh gambaran umum mengenai Karsinoma kolorektal.

-

Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
Karsinoma kolorektal.

C. Kegunaan Penulisan
1. Kegunaan Ilmiah
-

Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa

-

Sebagai salah satu tugas akademik

2. Kegunaan Praktis
Bermanfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan Karsinoma kolorektal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Medis
A. Pengertian
Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam
permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal
membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).

Kanker kolon / usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rectum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon
adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan
sehat disekitar kolon (usus besar)

A. Etiologi

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer
Institute dan organisasi kanker lainnya. Makanan-makanan yang pasti di curigai
mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut
juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari
daging merah menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob menyebabkan timbulnya
kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zatzat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung
serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar.
Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi
sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).

B. Patofisiologi

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker

tersebut. Yaitu berkorelasi

dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat
yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar dengan asam
empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol,
khususnya bir.

Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai
sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa
polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai
striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagian
rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan
kolon asendens.

Tumor dapat menyebar melalui :

1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti kedalam kandung kemih (vesika
urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe, limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah
balik ke sistem portal.

C. Gejala Klinis

Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala
umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung
beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan
tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus
biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar
gejala tersebut terbagi yaitu gejala local dan gejala umum .

Gejala lokalnya seperti :

1) Perubahan kebiasaan buang air.
2) Timbulnya rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor.
3) Adanya distensi yang mungkin dirasakan oleh penderita.
4) Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar likasi tumor, karena kanker dapat tumbuh
mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut.

Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan
semakin luas penyebarannya.

Gejala umumnya seperti :

1) Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan).
2) Hilangnya nafsu makan.
3) Anemia, pasien tampak pucat.
4) Sering merasa lelah.
5) Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang.

D. Stadium Kanker Kolon

1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus
besar (lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan
mukosa.
3. Pda stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak
terdapat disekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau
bahkan keorgan-organ lain.
E. Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi.
2. Radiologi.
3. Ultrasonografi (USG).
4. Histopatologi.
5. Laboratorium.
6. Scan.
7. Biopsi.
8. Jumlah darah lengkap dengan diferensiasi dan trombosis.
9. Sinar-X

F. Penatalaksanaan (Medis. Keperawatan, Diet)

Penatalaksanaan Medis

Adapun penatalaksanaan medis dengan penderita kanker kolon bila sudah pasti
ditemukan karsinoma kolorektal, maka kemungkinan pengobatannya adalah:

1. Pembedahan reseksi.

Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil
sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan
proksimal dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens biasanya
dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker
di kolon transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat
anastomosis

ileosigmoidektomi.

Dikolon

desendens

dan

sigmoid

dilakukan

hemikolektomi kiri dan dibuat anastomosis kolorektal transversal. Untuk kanker di
rektosigmoid dan rektum atas dilakukan rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis.
Desenden kolorektal pada kanker direktum bawah dilakukan proktokolektomi dan
dibuat anastomosis kolorektal.

2. Kolostomi.

Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon(usus besar) kedinding abdomen (perut). Stoma ini
dapat bersifat sementara atau permanen. Tujuan pembuatan kolostomi adalah untuk
tindakan dekompresi usus besar kasus sumbatan/obstruksi usus.

Jenis-jenis kolostomi berdasarkan sifatnya :

a. Sementara.

Indikasi untuk kolostomo sementara :

1. Hirschprung disease.
2. Luka tusuk atau luka tembak.
3. Atresia Ani letak tinggi.

b. Permanen.

Indikasi untuk kolostomi permanent yaitu penyakit tumor ganas pada kolon yang
tidak memungkinkan tindakan operasi reseksi anastomosis usus.
3. Radioterapi

Seyelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan
radiasi dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena
pengaruh yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang proliferasi dan
berdiferensiasi buruk dibandingkan terhadap sel-sel normal yang berada didekatnya,
maka jaringan normal mungkin mengalami cidera dalam derajat yang dapat
ditoleransi dan dapat diperbaiki. Sedangkan sel-sel kanker dapat dimatikan ,
selanjutnya dilakukan kemoterapi.

4. Kemoterapi.

Kemoterapi yang di berikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering
dikombinasikan dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi.
Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu 5-FU, levamisol dan
leuvocorin.

Penatalaksanaan keperawatan

1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
Penatalaksanaan Diet

1. Cukup mengkonsumsi makanan serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung laemak jenuh dan kolesterol tinggi tarutama
yang terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut
dapat memicu sel karsinogen/sel kanker.
5. Hindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

G. Komplikasi

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan. Tumor tumbuh ke dalam usus besar dan secara berangsur-angsur
membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor
melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus,
urinary bladder, dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh
kanker.

H. Pencegahan Kanker Kolorektal

1. Konsumsi makanan berserat tujuannya untuk memperlancar buang air besar dan
menurunkan derajat keasaman, konsentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi
dalam usus besar.
2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
3. Konsentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang
air besar.
6. Hidup rileks dan kurangi stress.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon menurut Marilynn E. Doenges (1999)
diperoleh data sebagai barikut :
Aktivitas/Istirahat
Gejala

: Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan

Integritas Ego
Gejala : takut terhadap hasil/ penampilan
Tanda : Peningkatan ketegangan, cemas, khawatir

Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien,
seperti diare. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna,
dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang
menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
Pada

pasien dengan kanker kolerektal dapat di lakukan pemeriksaan fisik dengan

observasi

adanya

distensi

abdomen,

massa

akibat

timbunan

faeces.

Massa tumor diabdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar
inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan
berat badan, linkar perut, dan colok dubur.
Makanan/Cairan
Gejala : Kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi
setiap kali makan, adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia,
sehingga

menyebabkan

berat

badan

menurun.

Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit

Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
berat (dihubungkan dengan proses penyakit).

Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
B. Penyimpangan KDM
Kelainan kolon

Diet/Kebiasaan makan rendah serat

Kolitis Ulseratif

Perubahan feses dan degradasi garam
empedu

Pembentukan abses

Masa transit feses meningkat
Kontak zat berpotensi karsinogenik
dengan mucosa usus bertambah lama
Menyerang dinding usus

Ca Colorektum

Inflamasi jaringan
Kehilangan fungsi kolon

desruksi jaringan syaraf
merangsang serabut syaraf nyeri

Gangguan absorbsi cairan
RESTI DIARE

hipothalamus
korteks cerebri
Nyeri dipersepsikan
NYERI

RESTI KEKURANGAN VOLUME CAIRAN

perubahan status kesehatan
stress psikologis
anorexia,
intake inadekuat
penurunan berat badan
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
ANSIETAS
Informasi inadekuat
Kesalahan interpretasi
KURANG PENGETAHUAN

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien
mengatakan nyeri pada bagian anusnya,wajah nampak meringis kesakitan, perilaku
distraksi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan stress psikologis ditandai
dengan anoreksia, penurunan BB
3. Resiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan
4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan
absorbsi cairan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien
mengatakan takut terhap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan
khawatir.
6. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan klien sering
bertanya tentang kondisi penyakitnya
D. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien mengatakan
nyeri pada daerah anusnya, wajah klien nampak meringis kesakitan, perilaku distraksi

Tujuan : Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol.
Kriteria Evaluasi : - Menunjukkan nyeri hilang.
- Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan
kenyamanan umum sesuai indikasi situasi individu.
INTERVENSI
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik,
intensitas (skala 0-10)

RASIONAL
1. Membantu mengevaluasi derajat
ketidaknyamanan dan keefektifan
analgesik atau dapat menyatakan
terjadinya komplikasi.

2. Berikan tindakan kenyamanan dengan 2. Mencegah ketidaknyamanan,
mengubah posisi
menurunkan tegangan otot,
meningkatkan relaksasi.
3. Dorong penggunaan tehnik relaksasi,

3. Membantu pasien untuk istirahat lebih
efektif dan memfokuskan kembali
misal bimbingan imajinasi, visualisasi.

4. Berikan obat sesuai indikasi, misal
analgesik.

perhatian, sehingga menurunkan nyeri
dan ketidaknyamanan.
4. Menurunkan nyeri, meningkatkan
kenyamanan.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan stress psikologis ditandai dengan
anoreksia, intake inadekuat, penurunan BB
Tujuan: berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan atau
peningkatan masukan diet.
Kriteria:
-

Klien mengatakan nafsu makan meningkat

-

Porsi makanan yang diberikan dihabiskan setiap pemberian

-

Berat badan secara bertahap meningkat.

Intervensi Keperawatan
Mandiri

Rasional

Pantau masukan makanan setiap

Mengidentifikasi

hari

kekuatan/defisiensi nutrisi

Ukur berat badan setiap hari

Membantu dalam identifikasi
malnutrisi

Berikan makanan sedikit tapi

Membantu meningkatkan nafsu

sering

makan klien

Identifikasi pasien yang

Mual/muntah psikogenik terjadi

mengalami mual/muntah yang

sebelum kemotherapi mulai secara

diantisipasi

umum tidak berespons terhadap
obat antiemetik.
Kolaborasi
Meminimalkan iritasi lambung

Antasid

3.Risiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan

Tujuan : Setelah dilakukan tidakam keperawatan diharapkan pasien dapat
mempertahankan konsistensi/ pola defekasi umum.

Kriteria Evaluasi : - Mengungkapkan pemahaman tentang faktor dan intervensi/solusi
yang tepat berkenaan dengan situasi individu.

- Membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup
dengan ketepatan jumlah dan konsistensi.

INTERVENSI

RASIONAL

1. Observasi dan catat frekwensi defekasi
2. Tingkatkan tirah baring.

1. Mengkaji beratnya episode
2. Tirah baring dapat menurunkan motilitas
usus juga menurunkan laju metabolisme
bila infeksi atau perdarahan sebagai
komplikasi.
3. Menghindarkan iritan dan meningkatkan
istrahat usus.

3. Identifikasi makanan dan cairan yang
dapat mencetuskan diare, mis: sayur
segar dan buah, bumbu, minuman
karbonat, dan susu.

4. Berikan antikolinergik contoh:
beladonna tinktur, atropin, difenoksilat.

4. Menurunkan motilitas usus/ peristaltik GI
dan menghilangkan diare.
1. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan
absorbsi cairan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kekurangan volume
cairan tidak terjadi.
Kriteria Evaluasi : Menunjukkan keseimbangan adekuat dengan bukti membran
mucosa lembab, turgor kulit baik, dan pengisian kapiler baik, tanda vital stabil, dan
secara individual mengeluarkan urine secara tepat.
INTERVENSI

RASIONAL

1. Awasi masukan dan haluaran dengan 1. Memberikan indikator langsung
cermat, ukur feses cair.
keseimbangan cairan.
2. Palpasi nadi perifer. Evaluasi pengisian 2. Memberikan informasi tentang volume
kapiler, turgor kulit, dan status
sirkulasi umum dan tingkat hidrasi.
membran mucosa.
3. Ukur berat badan tiap hari.

3. indikator cairan dan status nutrisi.

4. Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai 4. Dapat diperlukan untuk mempertahankan
indikasi.
perfusi jeringan adekuat/fungís organ.

2. Ansietas berhubungan perubahan status kesehatan ditandai dengan Klien mengatakan
takut terhap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan khawatir.

Tujuan:
-

Kriteria:

Rasa takut, tegang , cemas dan khawatir klien berangsur-angsur
menghilang.
-

Klien nampak rileks.

-

Klien melaporkan ansietasnya berkurang sampai tingkat dapat diatasi

-

Klien dapat menyadari dan menerima keadaannya serta dapat mengekspresikan
perasaannya

INTERVENSI
Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh

RASIONAL

pasien.

Untuk menentukan tingkat kecemasan yang
dialami pasien sehingga perawat bisa
memberikan intervensi yang cepat dan tepat

Beri kesempatan pada pasien untuk

Dapat meringankan beban pikiran pasien

mengungkapkan rasa cemasnya.
Beri informasi yang akurat tentang proses
penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta
dalam tindakan keperawatan

Informasi yang akurat tentang penyakitnya
dan keikutsertaan pasien dalam melakukan
tindakan dapat mengurangi beban pikiran
pasien
Sikap positif dari timkesehatan akan

Berikan keyakinan pada pasien bahwa
perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu
berusaha memberikan pertolongan yang
terbaik dan seoptimal mungkin

membantu menurunkan kecemasan yang
dirasakan pasien

7. K

Berikan kesempatan pada keluarga untuk
u
mendampingi pasien secara bergantian.

r

Pasien akan merasa lebih tenang bila ada
anggota keluarga yang menunggu

a

3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan
klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
Tujuan:
- Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 2 kali, klien dapat mengerti

Kriteria:
- Klien dapat berpartisipasi dalam proses belajar
- Klien dapat mengidentifikasi antara hubungan dan gejala pada proses Penyakit dan
hubungan gejala dengan faktor penyebab
- Klien mau memulai perubahan pola hidup yang penting dan berpartisipasi dalam
tindakan pengobatan.

INTERVENSI
Kaji pengetahuan klien tentang Penyakit

RASIONAL
Memberikan informasi pada tingkat

dan pengobatannya, identifikasi sumber

pemahaman pasien

informasi yang diterima klien
Perhatikan tingkat ansietas/ takut dan

Factor ini secara langsung mempengaruhi

perubahan proses piker

kemampuan untuk berpartisipasi/ mengakses
dan menggunakan pengetahuan.

Akui bahwa respon perasaan/ pola tertentu

Pasien/ orang terdekat awalnaya membantu

normal selama terapi

dan positif tentang masa depan, tetapi sesuai
berlanjutnya pengobatan dan kemajuan yang
kurang menyolok, mereka menjadi kecewa/

Dorong dan berikan kesempatan untuk

depresi, dan dapat terjadi konflik dependent/

bertanya.

kemandirian
meningkatkan proses belajar, meningkatkan
pengembalian berdasarakan keputusan dan
menurunkan ansietas, sehubungan dengan
ketidaktahuan.
E. IMPLEMENTASI

Tindakan dilaksanakan berdasarkan intervensi yang direncanakan.

F. EVALUASI
a. Nyeri teratasi setelah pemberian analgesic
b. Nutrisi sudah mulai terpenuhi dengan kriteria klien sudah ada nafsu makan dan
setiap makan porsi dihabiskan dalam waktu 1 x 24 jam.
c. Resiko tinggi terhadap diare dapat teratasi yang ditandai dengan pasien dapat
mempertahankan konsistensi atau pola defekasi umum.
d. Resiko gangguan volume cairan dapat teratasi yang ditunjukkan dengan adanya
keseimbangan adekuat yang ditandai dengan membrane mukosa lembab, turgor
kulit baik, tanda vital stabil serta individu dapat mengeluarkan urine dengan tepat.
e. Rasa takut, tegang , cemas dan khawatir klien berangsur-angsur menghilang.
f. Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 2 kali, klien dapat mengerti
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rectum relative umum.
Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling umum kedua dari
kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Dkiperkirakan bahwa
150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon
menyerang individu dua kali lebih besar dibangdingkan kanker rectal.

Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam
permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal
membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi
dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar
serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar dengan
asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang
beralkohol, khususnya bir..

Gejela klinis yang dapat timbul pada pasien kanker kolorektal antara lain: Berat
badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis
keganasan), Hilangnya nafsu makan.Anemia, pasien tampak pucat, Sering merasa
lelah dan Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang.
Untuk stadium kanker ini terdiri atas: Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker
masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa).Stadium II terjadi saat
sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa.Pda stadium III
sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat disekitar
usus.Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe
atau bahkan keorgan-organ lain.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, Diagnosa Keperawatan yang dapat
muncul antara lain:
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien
mengatakan nyeri pada bagian anusnya,wajah nampak meringis kesakitan, perilaku
distraksi.
2.. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan stress psikologis ditandai
dengan anoreksia, mual muntah

3. Risiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan

4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
gangguan absorbsi cairan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien
mengatakan takut terhadap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan
khawatir.
6. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan
klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
B. Saran
 Diharapakan kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memberikan pendidikan kesehatan tentang pengenalan, pencegahan dan
perawatan pasien kanker kolonoraktal dirumah sakit melalui pasien dan
keluarga maupun dimasyarakat.
 Agar masalah keperawatan pada pasien kanker kolonoraktal dapat teratasi
dengan baik, hendaknya para perawat menerapkan asuhan keperawatan
dirumah sakit sesuai dengan sistematika proses keperawatan.
 Untuk mempercepat proses penyembuhan pada pasien kanker kolonorektal,
hendaknya memperhatikan prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan
dalam hal ini sebelum dan sesudahnya harus mencuci tangan dengan alat-alat
instrumen dalam keadaan steril serta keterlibatn pasien dan keluarga dalam
partisipasi kesembuhan luka sehingga perawatan dalam rumah sakit dapat
diperpendek.
 Untuk mencegah infeksi nosokomial pada pasien kanker kolonorektal,
hendaknya diberikan pelayanan dalam ruangan khusus dan tidak bergabung
dengan penderita yang bukan luka steril.
 Agar perawat dalam setiap pelaksanaan tindakan keperawatan hendaknya
selalu mengikutsertakan keluarga sebagai orang terdekat dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marilynn dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC
Meltzer, C. Suzanne dkk. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol 2. Edisi
8. Jakarta: EGC
Price, A. Sylvia & Wilson, M. Lorraine. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit
Vol 1. Edisi 4. Jakarta:EGC

More Related Content

What's hot

Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
Sri Nala
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
Ns.Heri Saputro
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
zulindarisma
 
Askep batu ginjal
Askep batu ginjalAskep batu ginjal
Askep batu ginjal
f' yagami
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
Abdul Ghony
 

What's hot (20)

INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDF
INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDFINTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDF
INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GLAUKOMA PDF
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Judul kti keperawatan
Judul kti keperawatanJudul kti keperawatan
Judul kti keperawatan
 
Askep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkapAskep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkap
 
Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Askep obesitas
Askep obesitasAskep obesitas
Askep obesitas
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Pengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan KeluargaPengkajian keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan Keluarga
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
Lapkas hipertensi
Lapkas hipertensi Lapkas hipertensi
Lapkas hipertensi
 
Askep batu ginjal
Askep batu ginjalAskep batu ginjal
Askep batu ginjal
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Woc kista ovarium
Woc kista ovariumWoc kista ovarium
Woc kista ovarium
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Pathways pa amin
Pathways pa aminPathways pa amin
Pathways pa amin
 
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon printMakalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon print
 
Ncp kanker kolon
Ncp kanker kolonNcp kanker kolon
Ncp kanker kolon
 
Askep ca. colorektal
Askep ca. colorektalAskep ca. colorektal
Askep ca. colorektal
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Kegan...
 
Kanker fix
Kanker fixKanker fix
Kanker fix
 
Makalah askep hemoroid
Makalah askep hemoroidMakalah askep hemoroid
Makalah askep hemoroid
 
Penyimpangan kdm kanker rongga mulut
Penyimpangan kdm kanker rongga mulutPenyimpangan kdm kanker rongga mulut
Penyimpangan kdm kanker rongga mulut
 
Penyimpangan kdm atelektasis
Penyimpangan kdm atelektasisPenyimpangan kdm atelektasis
Penyimpangan kdm atelektasis
 
Penyakit paru
Penyakit paruPenyakit paru
Penyakit paru
 
Penyimpangan kdm goiter
Penyimpangan kdm goiterPenyimpangan kdm goiter
Penyimpangan kdm goiter
 
Penyimpangan kdm gastritis
Penyimpangan kdm gastritisPenyimpangan kdm gastritis
Penyimpangan kdm gastritis
 
Askep app n kdm
Askep app n kdmAskep app n kdm
Askep app n kdm
 
Kdm hepatitis AKPER PEMKAB MUNA
Kdm hepatitis  AKPER PEMKAB MUNA Kdm hepatitis  AKPER PEMKAB MUNA
Kdm hepatitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep herpes zoster
Askep herpes zosterAskep herpes zoster
Askep herpes zoster
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
Penyimpangan kdm batu ginjal
Penyimpangan kdm batu ginjalPenyimpangan kdm batu ginjal
Penyimpangan kdm batu ginjal
 
Penyimpangan kdm
Penyimpangan kdmPenyimpangan kdm
Penyimpangan kdm
 
Peritonitis AKPER PEMKAB MUNA
Peritonitis  AKPER PEMKAB MUNA Peritonitis  AKPER PEMKAB MUNA
Peritonitis AKPER PEMKAB MUNA
 

Similar to Makalah kanker kolon print (20)

CA Rectum
CA RectumCA Rectum
CA Rectum
 
Liza
LizaLiza
Liza
 
ca colon
ca colonca colon
ca colon
 
fdokumen.com_ca-kolon.ppt
fdokumen.com_ca-kolon.pptfdokumen.com_ca-kolon.ppt
fdokumen.com_ca-kolon.ppt
 
Asuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektalAsuhan keperawatan colorektal
Asuhan keperawatan colorektal
 
Dd
DdDd
Dd
 
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas namaTumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
Tumor Appendiks koas tahun 2019/2020 atas nama
 
Referat ca rekti Egy
Referat ca rekti EgyReferat ca rekti Egy
Referat ca rekti Egy
 
Tumor pankreas riedha
Tumor pankreas riedhaTumor pankreas riedha
Tumor pankreas riedha
 
Refca colonfh
Refca colonfhRefca colonfh
Refca colonfh
 
Dd
DdDd
Dd
 
Panduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal_Zamra Sirakawa.pptx
Panduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal_Zamra Sirakawa.pptxPanduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal_Zamra Sirakawa.pptx
Panduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal_Zamra Sirakawa.pptx
 
Referat Karsinoma Rektal
Referat Karsinoma RektalReferat Karsinoma Rektal
Referat Karsinoma Rektal
 
Tugas individu buli buli
Tugas individu buli  buliTugas individu buli  buli
Tugas individu buli buli
 
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptxmateri KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
materi KANKER KOLON / kanker usus besar.pptx
 
CO COLON KEL 3.pptx
CO COLON KEL 3.pptxCO COLON KEL 3.pptx
CO COLON KEL 3.pptx
 
332875291-Sap-CA-Buli-Wafa (1).docx
332875291-Sap-CA-Buli-Wafa (1).docx332875291-Sap-CA-Buli-Wafa (1).docx
332875291-Sap-CA-Buli-Wafa (1).docx
 
IBD kel 4.pptx
IBD kel 4.pptxIBD kel 4.pptx
IBD kel 4.pptx
 
K. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptxK. 5 Kanker Kolorektal.pptx
K. 5 Kanker Kolorektal.pptx
 
Apakah kanker ginjal itu
Apakah kanker ginjal ituApakah kanker ginjal itu
Apakah kanker ginjal itu
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah kanker kolon print

  • 1. DOSEN MATA KULIAH : DARLIN S.Kep,Ns,MN MATA KULIAH : KMB II MAKALAH KANKER USUS BESAR (KANKER KOLONOREKTUM) KELOMPOK III : JULIAS MUH. ASIRAM HENDRA MUH. ARIF NURDIANA LARAUSU WD. ZULQAIDAH KELAS GIII SI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA 2010
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rectum relative umum. Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling umum kedua dari kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Dkiperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibangdingkan kanker rectal. Insidennya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat keluarga mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip. Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya,kira-kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup dibawah 5 tahun adalah 40%sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal. Penyebab nyata dari kanker kolon dan rectal tidak diketahui, tetapi factor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga;riwayuat penyakit usus inflamasi kronis;dan diet tinggi lemak, protein, dan daging serta rendah serat. B. Tujuan
  • 3. 1. Tujuan Umum Untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. 2. Tujuan Khusus - Memperoleh gambaran umum mengenai Karsinoma kolorektal. - Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien dengan gangguan Karsinoma kolorektal. C. Kegunaan Penulisan 1. Kegunaan Ilmiah - Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa - Sebagai salah satu tugas akademik 2. Kegunaan Praktis Bermanfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Karsinoma kolorektal.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Medis A. Pengertian Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id). Kanker kolon / usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rectum (Boyle & Langman, 2000 : 805). Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143). Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar) A. Etiologi Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute dan organisasi kanker lainnya. Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut
  • 5. juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zatzat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ). B. Patofisiologi Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir. Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagian
  • 6. rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens. Tumor dapat menyebar melalui : 1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti kedalam kandung kemih (vesika urinaria). 2. Penyebaran lewat pembuluh limfe, limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon. 3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal. C. Gejala Klinis Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar gejala tersebut terbagi yaitu gejala local dan gejala umum . Gejala lokalnya seperti : 1) Perubahan kebiasaan buang air. 2) Timbulnya rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor.
  • 7. 3) Adanya distensi yang mungkin dirasakan oleh penderita. 4) Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar likasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut. Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya. Gejala umumnya seperti : 1) Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan). 2) Hilangnya nafsu makan. 3) Anemia, pasien tampak pucat. 4) Sering merasa lelah. 5) Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang. D. Stadium Kanker Kolon 1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa). 2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa. 3. Pda stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat disekitar usus. 4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan keorgan-organ lain.
  • 8. E. Pemeriksaan Penunjang 1. Endoskopi. 2. Radiologi. 3. Ultrasonografi (USG). 4. Histopatologi. 5. Laboratorium. 6. Scan. 7. Biopsi. 8. Jumlah darah lengkap dengan diferensiasi dan trombosis. 9. Sinar-X F. Penatalaksanaan (Medis. Keperawatan, Diet) Penatalaksanaan Medis Adapun penatalaksanaan medis dengan penderita kanker kolon bila sudah pasti ditemukan karsinoma kolorektal, maka kemungkinan pengobatannya adalah: 1. Pembedahan reseksi. Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens biasanya dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker di kolon transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat
  • 9. anastomosis ileosigmoidektomi. Dikolon desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi kiri dan dibuat anastomosis kolorektal transversal. Untuk kanker di rektosigmoid dan rektum atas dilakukan rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis. Desenden kolorektal pada kanker direktum bawah dilakukan proktokolektomi dan dibuat anastomosis kolorektal. 2. Kolostomi. Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon(usus besar) kedinding abdomen (perut). Stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen. Tujuan pembuatan kolostomi adalah untuk tindakan dekompresi usus besar kasus sumbatan/obstruksi usus. Jenis-jenis kolostomi berdasarkan sifatnya : a. Sementara. Indikasi untuk kolostomo sementara : 1. Hirschprung disease. 2. Luka tusuk atau luka tembak. 3. Atresia Ani letak tinggi. b. Permanen. Indikasi untuk kolostomi permanent yaitu penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan tindakan operasi reseksi anastomosis usus.
  • 10. 3. Radioterapi Seyelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan radiasi dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena pengaruh yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang proliferasi dan berdiferensiasi buruk dibandingkan terhadap sel-sel normal yang berada didekatnya, maka jaringan normal mungkin mengalami cidera dalam derajat yang dapat ditoleransi dan dapat diperbaiki. Sedangkan sel-sel kanker dapat dimatikan , selanjutnya dilakukan kemoterapi. 4. Kemoterapi. Kemoterapi yang di berikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasikan dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu 5-FU, levamisol dan leuvocorin. Penatalaksanaan keperawatan 1. Dukungan adaptasi dan kemandirian. 2. Meningkatkan kenyamanan. 3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal. 4. Mencegah komplikasi. 5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
  • 11. Penatalaksanaan Diet 1. Cukup mengkonsumsi makanan serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. 2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari) 3. Menghindari makanan yang mengandung laemak jenuh dan kolesterol tinggi tarutama yang terdapat pada daging hewan. 4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen/sel kanker. 5. Hindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan. 6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur. G. Komplikasi Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh ke dalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder, dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker. H. Pencegahan Kanker Kolorektal 1. Konsumsi makanan berserat tujuannya untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, konsentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar. 2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
  • 12. 3. Konsentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin. 4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus. 5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar. 6. Hidup rileks dan kurangi stress.
  • 13. BAB III KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon menurut Marilynn E. Doenges (1999) diperoleh data sebagai barikut : Aktivitas/Istirahat Gejala : Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan Integritas Ego Gejala : takut terhadap hasil/ penampilan Tanda : Peningkatan ketegangan, cemas, khawatir Eliminasi Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien, seperti diare. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah. Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat di lakukan pemeriksaan fisik dengan observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces. Massa tumor diabdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat badan, linkar perut, dan colok dubur.
  • 14. Makanan/Cairan Gejala : Kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi setiap kali makan, adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, sehingga menyebabkan berat badan menurun. Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit Nyeri/kenyamanan Gejala : nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit). Penyuluhan/ pembelajaran Gejala : klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
  • 15. B. Penyimpangan KDM Kelainan kolon Diet/Kebiasaan makan rendah serat Kolitis Ulseratif Perubahan feses dan degradasi garam empedu Pembentukan abses Masa transit feses meningkat Kontak zat berpotensi karsinogenik dengan mucosa usus bertambah lama Menyerang dinding usus Ca Colorektum Inflamasi jaringan Kehilangan fungsi kolon desruksi jaringan syaraf merangsang serabut syaraf nyeri Gangguan absorbsi cairan RESTI DIARE hipothalamus korteks cerebri Nyeri dipersepsikan NYERI RESTI KEKURANGAN VOLUME CAIRAN perubahan status kesehatan stress psikologis anorexia, intake inadekuat penurunan berat badan NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN ANSIETAS Informasi inadekuat Kesalahan interpretasi KURANG PENGETAHUAN C. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada bagian anusnya,wajah nampak meringis kesakitan, perilaku distraksi. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan stress psikologis ditandai dengan anoreksia, penurunan BB
  • 16. 3. Resiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan 4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan 5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien mengatakan takut terhap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan khawatir. 6. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya D. Rencana Asuhan Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada daerah anusnya, wajah klien nampak meringis kesakitan, perilaku distraksi Tujuan : Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol. Kriteria Evaluasi : - Menunjukkan nyeri hilang. - Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan kenyamanan umum sesuai indikasi situasi individu. INTERVENSI 1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala 0-10) RASIONAL 1. Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgesik atau dapat menyatakan terjadinya komplikasi. 2. Berikan tindakan kenyamanan dengan 2. Mencegah ketidaknyamanan, mengubah posisi menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi. 3. Dorong penggunaan tehnik relaksasi, 3. Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali
  • 17. misal bimbingan imajinasi, visualisasi. 4. Berikan obat sesuai indikasi, misal analgesik. perhatian, sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan. 4. Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan stress psikologis ditandai dengan anoreksia, intake inadekuat, penurunan BB Tujuan: berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan atau peningkatan masukan diet. Kriteria: - Klien mengatakan nafsu makan meningkat - Porsi makanan yang diberikan dihabiskan setiap pemberian - Berat badan secara bertahap meningkat. Intervensi Keperawatan Mandiri Rasional Pantau masukan makanan setiap Mengidentifikasi hari kekuatan/defisiensi nutrisi Ukur berat badan setiap hari Membantu dalam identifikasi malnutrisi Berikan makanan sedikit tapi Membantu meningkatkan nafsu sering makan klien Identifikasi pasien yang Mual/muntah psikogenik terjadi mengalami mual/muntah yang sebelum kemotherapi mulai secara diantisipasi umum tidak berespons terhadap obat antiemetik.
  • 18. Kolaborasi Meminimalkan iritasi lambung Antasid 3.Risiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan Tujuan : Setelah dilakukan tidakam keperawatan diharapkan pasien dapat mempertahankan konsistensi/ pola defekasi umum. Kriteria Evaluasi : - Mengungkapkan pemahaman tentang faktor dan intervensi/solusi yang tepat berkenaan dengan situasi individu. - Membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketepatan jumlah dan konsistensi. INTERVENSI RASIONAL 1. Observasi dan catat frekwensi defekasi 2. Tingkatkan tirah baring. 1. Mengkaji beratnya episode 2. Tirah baring dapat menurunkan motilitas usus juga menurunkan laju metabolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi. 3. Menghindarkan iritan dan meningkatkan istrahat usus. 3. Identifikasi makanan dan cairan yang dapat mencetuskan diare, mis: sayur segar dan buah, bumbu, minuman karbonat, dan susu. 4. Berikan antikolinergik contoh: beladonna tinktur, atropin, difenoksilat. 4. Menurunkan motilitas usus/ peristaltik GI dan menghilangkan diare.
  • 19. 1. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kekurangan volume cairan tidak terjadi. Kriteria Evaluasi : Menunjukkan keseimbangan adekuat dengan bukti membran mucosa lembab, turgor kulit baik, dan pengisian kapiler baik, tanda vital stabil, dan secara individual mengeluarkan urine secara tepat. INTERVENSI RASIONAL 1. Awasi masukan dan haluaran dengan 1. Memberikan indikator langsung cermat, ukur feses cair. keseimbangan cairan. 2. Palpasi nadi perifer. Evaluasi pengisian 2. Memberikan informasi tentang volume kapiler, turgor kulit, dan status sirkulasi umum dan tingkat hidrasi. membran mucosa. 3. Ukur berat badan tiap hari. 3. indikator cairan dan status nutrisi. 4. Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai 4. Dapat diperlukan untuk mempertahankan indikasi. perfusi jeringan adekuat/fungís organ. 2. Ansietas berhubungan perubahan status kesehatan ditandai dengan Klien mengatakan takut terhap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan khawatir. Tujuan: - Kriteria: Rasa takut, tegang , cemas dan khawatir klien berangsur-angsur menghilang.
  • 20. - Klien nampak rileks. - Klien melaporkan ansietasnya berkurang sampai tingkat dapat diatasi - Klien dapat menyadari dan menerima keadaannya serta dapat mengekspresikan perasaannya INTERVENSI Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh RASIONAL pasien. Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat Beri kesempatan pada pasien untuk Dapat meringankan beban pikiran pasien mengungkapkan rasa cemasnya. Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan Informasi yang akurat tentang penyakitnya dan keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat mengurangi beban pikiran pasien Sikap positif dari timkesehatan akan Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien 7. K Berikan kesempatan pada keluarga untuk u mendampingi pasien secara bergantian. r Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu a 3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
  • 21. Tujuan: - Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 2 kali, klien dapat mengerti Kriteria: - Klien dapat berpartisipasi dalam proses belajar - Klien dapat mengidentifikasi antara hubungan dan gejala pada proses Penyakit dan hubungan gejala dengan faktor penyebab - Klien mau memulai perubahan pola hidup yang penting dan berpartisipasi dalam tindakan pengobatan. INTERVENSI Kaji pengetahuan klien tentang Penyakit RASIONAL Memberikan informasi pada tingkat dan pengobatannya, identifikasi sumber pemahaman pasien informasi yang diterima klien Perhatikan tingkat ansietas/ takut dan Factor ini secara langsung mempengaruhi perubahan proses piker kemampuan untuk berpartisipasi/ mengakses dan menggunakan pengetahuan. Akui bahwa respon perasaan/ pola tertentu Pasien/ orang terdekat awalnaya membantu normal selama terapi dan positif tentang masa depan, tetapi sesuai berlanjutnya pengobatan dan kemajuan yang kurang menyolok, mereka menjadi kecewa/ Dorong dan berikan kesempatan untuk depresi, dan dapat terjadi konflik dependent/ bertanya. kemandirian meningkatkan proses belajar, meningkatkan pengembalian berdasarakan keputusan dan menurunkan ansietas, sehubungan dengan ketidaktahuan.
  • 22. E. IMPLEMENTASI Tindakan dilaksanakan berdasarkan intervensi yang direncanakan. F. EVALUASI a. Nyeri teratasi setelah pemberian analgesic b. Nutrisi sudah mulai terpenuhi dengan kriteria klien sudah ada nafsu makan dan setiap makan porsi dihabiskan dalam waktu 1 x 24 jam. c. Resiko tinggi terhadap diare dapat teratasi yang ditandai dengan pasien dapat mempertahankan konsistensi atau pola defekasi umum. d. Resiko gangguan volume cairan dapat teratasi yang ditunjukkan dengan adanya keseimbangan adekuat yang ditandai dengan membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda vital stabil serta individu dapat mengeluarkan urine dengan tepat. e. Rasa takut, tegang , cemas dan khawatir klien berangsur-angsur menghilang. f. Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 2 kali, klien dapat mengerti
  • 23. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rectum relative umum. Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling umum kedua dari kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Dkiperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibangdingkan kanker rectal. Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id). Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.. Gejela klinis yang dapat timbul pada pasien kanker kolorektal antara lain: Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan), Hilangnya nafsu makan.Anemia, pasien tampak pucat, Sering merasa lelah dan Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang.
  • 24. Untuk stadium kanker ini terdiri atas: Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa).Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa.Pda stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat disekitar usus.Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan keorgan-organ lain. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, Diagnosa Keperawatan yang dapat muncul antara lain: 1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada bagian anusnya,wajah nampak meringis kesakitan, perilaku distraksi. 2.. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan stress psikologis ditandai dengan anoreksia, mual muntah 3. Risiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan 4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan 5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien mengatakan takut terhadap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan khawatir. 6. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
  • 25. B. Saran  Diharapakan kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang pengenalan, pencegahan dan perawatan pasien kanker kolonoraktal dirumah sakit melalui pasien dan keluarga maupun dimasyarakat.  Agar masalah keperawatan pada pasien kanker kolonoraktal dapat teratasi dengan baik, hendaknya para perawat menerapkan asuhan keperawatan dirumah sakit sesuai dengan sistematika proses keperawatan.  Untuk mempercepat proses penyembuhan pada pasien kanker kolonorektal, hendaknya memperhatikan prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan dalam hal ini sebelum dan sesudahnya harus mencuci tangan dengan alat-alat instrumen dalam keadaan steril serta keterlibatn pasien dan keluarga dalam partisipasi kesembuhan luka sehingga perawatan dalam rumah sakit dapat diperpendek.  Untuk mencegah infeksi nosokomial pada pasien kanker kolonorektal, hendaknya diberikan pelayanan dalam ruangan khusus dan tidak bergabung dengan penderita yang bukan luka steril.  Agar perawat dalam setiap pelaksanaan tindakan keperawatan hendaknya selalu mengikutsertakan keluarga sebagai orang terdekat dari pasien.
  • 26. DAFTAR PUSTAKA Doenges, E. Marilynn dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC Meltzer, C. Suzanne dkk. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol 2. Edisi 8. Jakarta: EGC Price, A. Sylvia & Wilson, M. Lorraine. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit Vol 1. Edisi 4. Jakarta:EGC