SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
askep dehidrasi
1. PENGERTIAN
Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat
dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
2. ETIOLOGI
Dehidrasi terjadi karena:
 Muntah
 Diare
 Hilangnya nafsu makan karena sakit
 Berkeringat berlebihan
 Sakit tenggorokan
 Tubuh kehilangan air dan garam seperti natrium, kalium, kalsium bikarbonat dan fosfat
3. TANDA DAN GEJALA
a. Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)
 Muka memerah
 Rasa sangat haus
 Kulit kering dn pecah-pecah
 Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
 Pusing dan lemah
 Kram otot terutama pada kaki dan tangan
 Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
 Sering mengantuk
 Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
b. Dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)
1) Tekanan darah menurun
2) Pingsan
3) Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, punggung
4) Kejang
5) Perut kembung
6) Gagal jantung
7) Ubun-ubun cekung
8) Denyut nadi cepat dan lemah
c. Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan)
1) Kesadaran berkurang
2) Tidak buang air kecil
3) Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
4) Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
5) Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
6) Ujung kuku, mulut, dab lidah berwarna kebiruan
4. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
 Data Subjektif (DS) :
1) Kaji batasan karakteristik :
a) Asupan cairan (jumlah dan jenis)
b) Kulit (kering dan turgor)
c) Penurunan berat badan (jumlah dan lamanya)
d) Haluaran urine (berkurang dan meningkat)
2) Kaji faktor-faktor yang berhubungan
a) Diabetes melitus (diagnosa dan riwayat keluarga/diabetes insipdus)
b) Penyakit jantung
c) Penyakit ginjal
d) Gangguan atau bedah gastrointestinal
e) Pengobatan: laksatif/enema, diuretik dan efek samping yang mengiritasi saluran pencernaan
(antibiotik dan kemoterapi)
f) Penggunaan alcohol
g) Alergi (makanan dan susu)
h) Panas tinggi/kelembaban
i) Olahraga yang terlalu banyak mengeluarkan keringat
j) Depresi
k) Nyeri
 Data objective (DO):
1) Kaji batasan karakteristik
a) Berat badan sekarang dan sebelum sakit
b) Asupan (1-2 hari terakhir)
c) Haluaran (1-2 hari terakhir)
d) Tanda-tanda dehidrasi :
- Kulit : mukosa bibir kering, lidah berkerut atau kering, turgor kulit kurang elastis, warna
kulit pucat atau memerah, kelembaban kering atau diforesis, fontanel bayi cekung dan bola mata
cekung.
-Haluaran urine : jumlah bervariasi sangat banyak atau sedikit, warna
kuning tua atau kuning jernih dan berat jenis naik atau turun.
2) Kaji faktor-faktor yang berhubungan
a) Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare, drainase intestinal.
b) Kehilangan kulit abnormal: diaforesis berlebihan sekunder terhadap demam atau latihan, luka
bakar, ibrosis sistik.
c) Kehilangan ginjal abnormal: terapi diuretik, diabetes insipidus, diures osmotik (bentuk
poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM tak terkontrol, pasca penggunaan zat
kontras.
b. Diagnosa keperawatan
Kehilangan cairan yang berlebihan berhubungan dengan sesuatu yang mengakibatkan kekurangn
cairan (demam, diare, DHF, haluaran urine berlebih karena terapi diuretik, luka bakar, muntah).
c. Intervensi keperawatan
Tujuan: Menyeimbangkan volume cairan sesuai dg. Kebutuhan tubuh.
Kriteria hasil:
Individu akan:
1) Meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml/hari (kecuali bila ada kontraindikasi).
2) Menceritakan perlunya untuk meningkatkan masukan cairan selama stres atau panas.
3)Meningkatkan berat jenis urine dalam batas normal
4)Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi.
d.Implementasi kepeearawatan
1) Beri minuman kesukaan dalam batasan diet
Rasional: agar klien mau minum banyak
2) Rencanakan tujuan masukan cairan untuk setiap pergantian (mis; 1000 ml selama pagi, 800 ml
sore dan 200 ml malam hari).
Rasional: agar kebutuhan cairan klien terpenuhi
3) Kaji pengertian individu tentang alasan-alasan untuk mempertahankan hidrasi yang adekuat dan
meoda-metoda untuk mencapai tujuan masukan cairan.
Rasional: agar klien mengerti dan memahami pentingnya masukan cairan yang seimbang.
4) Untuk anak-anak, tawarkan: bentuk-bentuk cairan yang menarik (es krim bertangkai, jus dingin,
es berbentuk kerucut), wadah yang tidak biasa (cangkir berwarna, sedotan), dengan sebuah
permainan atau aktivitas (suruh anak minum jika tiba giliran anak).
Rasional: penambahan cairan dengan cara ini dapat meningkatkan minat anak untuk memenuhi
cairan yang hilang.
5) Anjurkan individu mempertahankan laporan yang tertulis dari masukan cairan dan haluaran urin,
jika perlu.
Rasional: agar perawat mengetahui berapa cairan yang masuk dan keluar jika pasien minum
diluar dari yang diberikan perawat.
6) Pantau masukan pastikan sedikitnya 1500 ml peroral setiap 24 jam, pantau haluaran sedikitnya
1000-1500 ml setiap 24 jam dan pantau berat jenis urine.
Rasional: untuk mengetahui keseimbangan cairan.
7) Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama. Kehilangan berat badan 2%-4%
menunjukkan dehidrasi ringan, 5%-9% dehidrasi sedang.
Rasional: kehilangan berat badan dapat menggambarkan kehilangan cairan berlebih.
8) Ajarkan bahwa kopi, teh, dan jus buah anggur menyebabkan diuresis dan dapat menambah
kehilangan cairan.
Rasional: agar klien mengetahui jenis minuman yang dapat menambah kehilangan cairan
9) Pantau kadar elektrolit darah nitrogen urea darah, urine dan serum osmolalitas, kreatinin,
hematrokit, dan hemoglobin.
Rasional: untuk mengetahui kadar elektrolit darah nitrogen urea darah, urine dan serum
osmolalitas, kreatinin, hematrokit, dan hemoglobin pada pasien.
10) Ukur tanda-tanda vital dengan ketat
11) Rasional: karena kita harus waspada terhadap nadi yang lemah, cepat dan penurunan suhu
kecuali jika ada infeksi.
d. Evaluasi keperawatan
Evaluasi pada kekurangan volume cairan yaitu mengacu pada kriteria hasil yaitu :
 Klien minum ± 2000 ml/hari.
 Klien mengerti tentang pentingnya meningkatkan masukan cairan selama
stress.
 Berat jenis urine normal.
 Tidak terjadi tanda-tanda dehirasi (mukosa bibir lembab, turgor kulit
elastis)
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEHIDRASI
A. Pengertian
Berikut adalah beberapa pengertian tentang dehidrasi :
1. Dehidrasi adalah keadaan dimana seseorang invididu yang tidak menjalani puasa
mengalmai atau beresikMI mengalmai dehidrasi vaskuler, interstitial atau intra vaskuler
(Lynda Jual Carpenito, 2000 : 139).
2. Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak
dari pada jumlah cairan yang masuk (Sri Ayu Ambarwati, 2003).
3. Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai dengan output
yang melebihi intaks sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang (Drs. Syaifuddin, 1992 :
3).
4. Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh isotik yang disertai kehilangan antrium dan air
dalam jumlah yang relatif sama. (Sylvia A. Price, 1994 : 303)
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bawha dehidrasi adalah
kekurangan cairan ekstra selular yang mengakibatkan berpindahnya cairan atau hilang dari
tubuh.
Klasifikasi dehidrasi menurut Donna D. Ignatavicus ada 3 jenis :
a. Dehidrasi Isotonik
Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit sehingga kepekatannya
tetap normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke
ICF.
b. Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan cairan,
sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan
cairan bergerak dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan
sel.
c. Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada dehidrasi ini non
osmotik ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF.
B. Etiologi
Bermacam-macam penyebab dehidrasi menentukan tipe / jenis-jenis dehidrasi (Menurut
Donna D. Ignatavicus, 1991 : 253).
1. Dehidrasi
a. Perdarahan
b. Muntah
c. Diare
d. Hipersalivasi
e. Fistula
f. Ileustomy (pemotongan usus)
g. Diaporesis (keringat berlebihan)
h. Luka bakar
i. Puasa
j. Terapi hipotonik
k. Suction gastrointestinal (cuci lambung)
2. Dehidrasi hipotonik
a. Penyakit DM
b. Rehidrasi cairan berlebih
c. Mal nutrisi berat dan kronis
3. Dehidrasi hipertonik
a. Hiperventilasi
b. Diare air
c. Diabetes Insipedus ( hormon ADH menurun )
d. Rehidrasi cairan berlebihan
e. Disfagia
f. Gangguan rasa haus
g. Gangguan kesadaran
h. Infeksi sistemik : suhu tubuh meningkat.
C. Patofisiologi
Kekurangan volume cairan adalah keadaan yang umum terjadi pada berbagai keadaan
dalam klinik. Keadaan ini hampir selalu berkaitan dengan kehilangan cairan tubuh melalui ginjal
atau di luar ginjal. Penyebab tersering kekurangan volume cairan yang juda sering terjadi adalah
tersimpannya cairan pada cidera jaringan luna, luka bakar berat, peritonitis / obstruksi saluran
cerna. Terkumpulnya cairan di adlam ruang non ECF dan non ECF. Pada prinsipnya cairan
menjadi terperangkapdan tidak dapat dipakai oleh tubuh. Penumpulkan volume cairan yang cepat
dan banyak pada ruang-ruang seperti beradal dari volume ECF sehingga dapta mengurangi
volume sirkulasi darah efektif.
Perdarahan, muntah, diare, keringat adalah cairan hipotonik yang terdiri dari ari, Na (30-70
m Eg/l) dan klorida. Selama latihan berat pada lingkungan yang panas, bisa terjadi kehilagnan 1
L keringat / jam. Sehingga dapat menyebabkan kekurangan volume jika asupannya tidak
mencukupi. Jumlah besar cairan dapat hilang melalui kulit karna penguapan jika luka bakar
dirawat dengan metode terbuka.
Kehilangan Na dan air melalui ginjal tanpa adanya penyakit ginjal terjadi pada 3 keadaan
yang paling sering adalah pemakaian diuretik yang berlebihan, terutama tiazid atau diuretik
sampai yang kuat seperti furosemid. Diuresis osmotik obligatorik juga sering menyebabkan
kehilangan Na dan air yang terjadi selama glikosuria pada DM yang tidak terkontrol atau koma
hipermosmolar non ketonik pada kasus pemberian makanan tinggi protein secara enternal atau
parenteral dapat terbentuk urea dalam jumlah besar yang bisa bertindak sebagai agen osmotik.
Apapun penyebab dari kekurangan volume cairan, berkurangnya volume ECF menganggu
curah jantung dengan mengurangi alir balik vene ke jantung sehingga mengakibatkan penurunan
curah jantung. Karena tekanan arteri rata-rata = curah x tahanan perifer total maka penurunan
curah jantung mengakibatkan hipotensi. Penurunan tekanan darah dideteksi oleh baroreseptor
pada jantung dan arteri karotis dan diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak, yang kemudian
menginduksi respon simpatis. Respon berupa vasokonstriksi perifer, peningkatan denyut dan
kontraktilitas jantung bertujuan untuk mengembalikan curah jantung dan perfusi jarignan yang
normal.
Penurunan perfusi ginjal merangsang mekanisme renin-angiotensin-aldosteron. Angiotensin
merangsang vasokonstriksi sistemik dan aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium oleh ginjal.
Jika terjadi hipovolemi yang lebih berat (1000 ml) maka vasokontriksi dan vasokonstriksi yang
diperantai oleh angiotensin II yang meningkat. Terjadi penahanan aliran darah yang menuju
ginjal, saluran cerna, otot dan kulit, sedangkan aliran yang menuju koroner dan otak relatif
dipertahankan.
D. Manifestasi Klinis
Berikut ini gejala atau tanda dehidrasi berdasarkan tingkatannya (Nelson, 2000) :
1. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2-5% dari BB semula)
a. Haus, gelisah
b. Denyut nadi 90-110 x/menit, nafas normal
c. Turgor kulit normal
d. Pengeluaran urine (1300 ml/hari)
e. Kesadaran baik
f. Denyut jantung meningkat
2. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5% dari BB semula)
a. Haus meningkat
b. Nadi cepat dan lemah
c. Turgor kulit kering, membran mukosa kering
d. Pengeluaran urien berkurang
e. Suhu tubuh meningkat
3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8% dari BB semula)
a. Penurunan kesadaran
b. Lemah, lesu
c. Takikardi
d. Mata cekung
e. Pengeluaran urine tidak ada
f. Hipotensi
g. Nadi cepat dan halus
h. Ekstremitas dingin
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita dehidrasi (Doenges & Sylvia Anderson):
1. Obat-obatan Antiemetik ( Untuk mengatasi muntah )
2. Obat-obatan anti diare
Pengeluaran feces yang berlebihan dapat diberikan obat-obat anti diare serta dapat
diberikan oralit.
3. Pemberian air minum
Pemberian air minum yang mengandung natrium cukup memadai untuk
mengatasi ketidakseimbangan yang terjadi.
4. Pemberian cairan intravena
Pada kekurangan cairan yang berat, maka diperlukan pemberian cairan intravena.Larutan
garam isotonik (0,9%) merupakan cairan infus terpilih untuk kasus-kasus dengan kadar natrium
mendekati normal, karena akan menambah volume plasma. Segera setelah pasien mencapai
normotensi, separuh dari larutan garam normal (0,45%) diberikan untuk menyediakan air bagi
sel-sel dan membantu pembuangan produk-produk sisa metabolisme.
5. Pemberian bolus cairan IV
Pemberian bolus cairan IV awal dalam suatu uji beban cairan, untuk mengetahui apakah
aliran kemih akan meningkat, yang menunjukkan fungsi ginjal normal.
F. Pengkajian Fokus
1. Demografi
Jenis kelamin : dehidrasi rentan terjadi pada wanita dari pada pria.
Umur : sering terjadi pada usia di atas 65 tahun.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit dahulu
1) Fistula
2) Ileustomy
3) Suction gastrointestinal
4) DM
5) Diabetes insipedus
6) Perdarahan
b. Pemeliharaan kesehatan
1) Diet rendah garam
2) Pemasukan cairan kurang terpenuhi
c. Pola cairan
Gejala : haus berkurang, cairan kurang
Tanda : BB menurun melebihi 2-8% dari BB semula, membran mukosa
kering.
d. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran : apatis-coma
2) Tekanan darah menurun
a. Nadi meningkat
b. Pernafasan cepat dan dalam
c. Suhu meningkat pada waktu awal
3) BB meningkat
4) Turgor menurun
5) Membran mukosa mulut kering
6) CVP menurun
e. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
1) Urine
a) Osmolalilas kemih > 450 m osmol / kg
b) Natrium urine < 10 meg / L (penyebab di luar ginjal)
c) Natirum urine > 10 meg / L (penyebab pada ginjal / adrenal)
d) OJ urine meningkat
e) Jumlah urine menurun (30-50 cc / jam)
2) Darah
a) Ht meningkat
b) Kadar protein serum meningkat
c) Na+ seruim normal
d) Rasio buru / kreatin serum > 20 : 1 (N = 10 : 1)
e) Glukosa serum : normal / meningkat
f) Hb menurun.
G. Konsep Keperawatan
1. Diangosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan b.d output yang berlebihan intake yang kurang.
b. Resiko penurunan perfusi jaringan b,d penurunan aliran darah.
c. Resiko gangguan integritas kulit b.d turgor kulit menurun.
d. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik.
e. Resiko penurunan COP b.d penurunan tahanan vaskuler sistemik.
2. Fokus Intervensi dan Rasional
a. Defisit volume cairan b.d output yang berlebihan intake
yang kurang (Doenges, 1999)
Tujuan : Volume cairan adekuat sehingga kekurangan volume cairan dapat teratasi.
Kriteria hasil :
1) Mempertahankan keseimbangan cairan
2) Tanda vital (N = 80 – 100 x/menit, S = 36-37oC
3) Capillary refill < 3 detik
4) Akral hangat
5) Urine output 1-2 cc/kg BB/jam
Intervensi :
1) Awasi tanda vital, pengisian kapiler, status membran mukosa.
2
2) Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan jaksatif / diuratik
3) Identifikasi rencana untuk meningkatkan keseimbangan cairan optimal.
4) Kaji hasil tes fungsi elektrolit / ginjal
5) Berikan / awasi pemberian cairan IV
6) Tambahan kalium, oral atau N sesuai indikasi
b. Resiko penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan aliran darah.
Tujuan : Mempertahankan / memperbaiki perfusi jaringan.
Kriteria hasil :
1) Tanda-tanda vital stabil TD = 120/80, Nadi = 80-100 h, kulit tidak pucat.
2) Kulit hangat
3) Nadi perifer teraba
4) Keluaran urine adekuat 0,5 – 1,5 cc / kg / BB
5) CRT < 2 detik.
6) Kesadaran composmentis
7) Tidak ada nyeri dada
Intervensi :
1) Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing.
2) Auskultasi nadi apikal, awasi kecepatan jantung / irama.
3) Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat.
4) Catat haluran urine dan BJ
5) Observasi kulit pucat, kemerahan, ubah posisi dengan sering.
6) Awasi nadi oksimetri
7) Berikan cairan IV sesuai indikasi
c. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit menurun.
Tujuan : Mengindentifikasi dan mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh.
Kriteria hasil :
1) Turgor kulit baik, kulit utuh, tidak ada lecet, tidak ada kemerahan.
Intervensi :
1) Observasi kemerahan, pucat.
2) Dorong mandi tiap 2 hari 1 x
3) Gunakan krim kulit 2 x sehari
4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi, perlu untuk mempertahankan aktifitas.
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi / cairan adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Sri Ayu. 2001. http://www.kompas.com/kesadaran/0307/14/103451
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. jakarta : EGC.
Ignatavicus, Donna D. Bayne, Marylin Varner. 1991. Medical Surgical Nursing,
WB Saunders Company Inc.
Prince, Sylive A. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta :
EGC.
Smeltzer, Suzzone, C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Diposkan oleh ILMU KEPERAWATAN di 02.27
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berb

More Related Content

What's hot (19)

Gastroenteritis
GastroenteritisGastroenteritis
Gastroenteritis
 
Konsep keperawtan dm
Konsep keperawtan dmKonsep keperawtan dm
Konsep keperawtan dm
 
Diare akut
Diare akutDiare akut
Diare akut
 
Askep pada anak dengan diare
Askep pada anak dengan diareAskep pada anak dengan diare
Askep pada anak dengan diare
 
P 4a diare akut
P 4a diare akutP 4a diare akut
P 4a diare akut
 
Lp diare putu
Lp diare putuLp diare putu
Lp diare putu
 
6 biokimia-urin
6 biokimia-urin6 biokimia-urin
6 biokimia-urin
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Proses keperawatan gangguan keseimbangan cairan
Proses keperawatan gangguan keseimbangan cairanProses keperawatan gangguan keseimbangan cairan
Proses keperawatan gangguan keseimbangan cairan
 
Keseimbangan air dan elektrolit
Keseimbangan air dan elektrolitKeseimbangan air dan elektrolit
Keseimbangan air dan elektrolit
 
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi beratSimpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Askep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolitAskep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolit
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Kelompok 1 makalah
Kelompok 1 makalahKelompok 1 makalah
Kelompok 1 makalah
 
Askep dhf
Askep dhfAskep dhf
Askep dhf
 
Terapi Cairan & Elektrolit
Terapi Cairan & ElektrolitTerapi Cairan & Elektrolit
Terapi Cairan & Elektrolit
 
Kelainan Dan penyakit Pada Ginjal
Kelainan Dan penyakit Pada GinjalKelainan Dan penyakit Pada Ginjal
Kelainan Dan penyakit Pada Ginjal
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 

Similar to Makalah tanda baca (20)

Dehidrasi ratri
Dehidrasi ratriDehidrasi ratri
Dehidrasi ratri
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
DIARE
DIAREDIARE
DIARE
 
Askep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkapAskep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkap
 
Cairan dan elektrolit.ppt
Cairan dan elektrolit.pptCairan dan elektrolit.ppt
Cairan dan elektrolit.ppt
 
Pemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diarePemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diare
 
Pemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diarePemeriksaan fisikpada diare
Pemeriksaan fisikpada diare
 
Makalah diare pada neonatus dan bayi
Makalah diare pada neonatus dan bayi Makalah diare pada neonatus dan bayi
Makalah diare pada neonatus dan bayi
 
Uji gea AKPER PEMKAB MUNA
Uji gea AKPER PEMKAB MUNA Uji gea AKPER PEMKAB MUNA
Uji gea AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT DIARE TOMMY.pptx
PPT DIARE TOMMY.pptxPPT DIARE TOMMY.pptx
PPT DIARE TOMMY.pptx
 
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)CAIRAN_TUBUH (download from internet)
CAIRAN_TUBUH (download from internet)
 
PPT GIT KEL 1.pptx
PPT GIT KEL 1.pptxPPT GIT KEL 1.pptx
PPT GIT KEL 1.pptx
 
Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA
Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA
Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA
 
Diare & water related disease
Diare & water related diseaseDiare & water related disease
Diare & water related disease
 
pp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptxpp diare bu lusi.pptx
pp diare bu lusi.pptx
 
Makalah diare
Makalah diareMakalah diare
Makalah diare
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Askep klien diare
Askep klien diareAskep klien diare
Askep klien diare
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxssuserdfcb68
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturAhmadAffandi36
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPusatKeteknikanKehut
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxMuhamadIrfan190120
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptAchmadDwitamaKarisma
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfIftitahKartika
 

Recently uploaded (19)

Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 

Makalah tanda baca

  • 1. askep dehidrasi 1. PENGERTIAN Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik. 2. ETIOLOGI Dehidrasi terjadi karena:  Muntah  Diare  Hilangnya nafsu makan karena sakit  Berkeringat berlebihan  Sakit tenggorokan  Tubuh kehilangan air dan garam seperti natrium, kalium, kalsium bikarbonat dan fosfat 3. TANDA DAN GEJALA a. Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)  Muka memerah  Rasa sangat haus  Kulit kering dn pecah-pecah  Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya  Pusing dan lemah  Kram otot terutama pada kaki dan tangan  Kelenjar air mata berkurang kelembabannya  Sering mengantuk  Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang b. Dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan) 1) Tekanan darah menurun 2) Pingsan
  • 2. 3) Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, punggung 4) Kejang 5) Perut kembung 6) Gagal jantung 7) Ubun-ubun cekung 8) Denyut nadi cepat dan lemah c. Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan) 1) Kesadaran berkurang 2) Tidak buang air kecil 3) Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab 4) Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba 5) Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur 6) Ujung kuku, mulut, dab lidah berwarna kebiruan 4. ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian  Data Subjektif (DS) : 1) Kaji batasan karakteristik : a) Asupan cairan (jumlah dan jenis) b) Kulit (kering dan turgor) c) Penurunan berat badan (jumlah dan lamanya) d) Haluaran urine (berkurang dan meningkat) 2) Kaji faktor-faktor yang berhubungan a) Diabetes melitus (diagnosa dan riwayat keluarga/diabetes insipdus) b) Penyakit jantung c) Penyakit ginjal
  • 3. d) Gangguan atau bedah gastrointestinal e) Pengobatan: laksatif/enema, diuretik dan efek samping yang mengiritasi saluran pencernaan (antibiotik dan kemoterapi) f) Penggunaan alcohol g) Alergi (makanan dan susu) h) Panas tinggi/kelembaban i) Olahraga yang terlalu banyak mengeluarkan keringat j) Depresi k) Nyeri  Data objective (DO): 1) Kaji batasan karakteristik a) Berat badan sekarang dan sebelum sakit b) Asupan (1-2 hari terakhir) c) Haluaran (1-2 hari terakhir) d) Tanda-tanda dehidrasi : - Kulit : mukosa bibir kering, lidah berkerut atau kering, turgor kulit kurang elastis, warna kulit pucat atau memerah, kelembaban kering atau diforesis, fontanel bayi cekung dan bola mata cekung. -Haluaran urine : jumlah bervariasi sangat banyak atau sedikit, warna kuning tua atau kuning jernih dan berat jenis naik atau turun. 2) Kaji faktor-faktor yang berhubungan a) Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare, drainase intestinal. b) Kehilangan kulit abnormal: diaforesis berlebihan sekunder terhadap demam atau latihan, luka bakar, ibrosis sistik.
  • 4. c) Kehilangan ginjal abnormal: terapi diuretik, diabetes insipidus, diures osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM tak terkontrol, pasca penggunaan zat kontras. b. Diagnosa keperawatan Kehilangan cairan yang berlebihan berhubungan dengan sesuatu yang mengakibatkan kekurangn cairan (demam, diare, DHF, haluaran urine berlebih karena terapi diuretik, luka bakar, muntah). c. Intervensi keperawatan Tujuan: Menyeimbangkan volume cairan sesuai dg. Kebutuhan tubuh. Kriteria hasil: Individu akan: 1) Meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml/hari (kecuali bila ada kontraindikasi). 2) Menceritakan perlunya untuk meningkatkan masukan cairan selama stres atau panas. 3)Meningkatkan berat jenis urine dalam batas normal 4)Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi. d.Implementasi kepeearawatan 1) Beri minuman kesukaan dalam batasan diet Rasional: agar klien mau minum banyak 2) Rencanakan tujuan masukan cairan untuk setiap pergantian (mis; 1000 ml selama pagi, 800 ml sore dan 200 ml malam hari). Rasional: agar kebutuhan cairan klien terpenuhi
  • 5. 3) Kaji pengertian individu tentang alasan-alasan untuk mempertahankan hidrasi yang adekuat dan meoda-metoda untuk mencapai tujuan masukan cairan. Rasional: agar klien mengerti dan memahami pentingnya masukan cairan yang seimbang. 4) Untuk anak-anak, tawarkan: bentuk-bentuk cairan yang menarik (es krim bertangkai, jus dingin, es berbentuk kerucut), wadah yang tidak biasa (cangkir berwarna, sedotan), dengan sebuah permainan atau aktivitas (suruh anak minum jika tiba giliran anak). Rasional: penambahan cairan dengan cara ini dapat meningkatkan minat anak untuk memenuhi cairan yang hilang. 5) Anjurkan individu mempertahankan laporan yang tertulis dari masukan cairan dan haluaran urin, jika perlu. Rasional: agar perawat mengetahui berapa cairan yang masuk dan keluar jika pasien minum diluar dari yang diberikan perawat. 6) Pantau masukan pastikan sedikitnya 1500 ml peroral setiap 24 jam, pantau haluaran sedikitnya 1000-1500 ml setiap 24 jam dan pantau berat jenis urine. Rasional: untuk mengetahui keseimbangan cairan. 7) Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama. Kehilangan berat badan 2%-4% menunjukkan dehidrasi ringan, 5%-9% dehidrasi sedang. Rasional: kehilangan berat badan dapat menggambarkan kehilangan cairan berlebih. 8) Ajarkan bahwa kopi, teh, dan jus buah anggur menyebabkan diuresis dan dapat menambah kehilangan cairan. Rasional: agar klien mengetahui jenis minuman yang dapat menambah kehilangan cairan 9) Pantau kadar elektrolit darah nitrogen urea darah, urine dan serum osmolalitas, kreatinin, hematrokit, dan hemoglobin. Rasional: untuk mengetahui kadar elektrolit darah nitrogen urea darah, urine dan serum osmolalitas, kreatinin, hematrokit, dan hemoglobin pada pasien. 10) Ukur tanda-tanda vital dengan ketat 11) Rasional: karena kita harus waspada terhadap nadi yang lemah, cepat dan penurunan suhu kecuali jika ada infeksi. d. Evaluasi keperawatan Evaluasi pada kekurangan volume cairan yaitu mengacu pada kriteria hasil yaitu :
  • 6.  Klien minum ± 2000 ml/hari.  Klien mengerti tentang pentingnya meningkatkan masukan cairan selama stress.  Berat jenis urine normal.  Tidak terjadi tanda-tanda dehirasi (mukosa bibir lembab, turgor kulit elastis) ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEHIDRASI A. Pengertian Berikut adalah beberapa pengertian tentang dehidrasi : 1. Dehidrasi adalah keadaan dimana seseorang invididu yang tidak menjalani puasa mengalmai atau beresikMI mengalmai dehidrasi vaskuler, interstitial atau intra vaskuler (Lynda Jual Carpenito, 2000 : 139). 2. Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk (Sri Ayu Ambarwati, 2003). 3. Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan cairan yang disertai dengan output yang melebihi intaks sehingga jumlah air dalam tubuh berkurang (Drs. Syaifuddin, 1992 : 3). 4. Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh isotik yang disertai kehilangan antrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. (Sylvia A. Price, 1994 : 303) Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bawha dehidrasi adalah kekurangan cairan ekstra selular yang mengakibatkan berpindahnya cairan atau hilang dari tubuh.
  • 7. Klasifikasi dehidrasi menurut Donna D. Ignatavicus ada 3 jenis : a. Dehidrasi Isotonik Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan elektrolit sehingga kepekatannya tetap normal, maka jenis dehidrasi ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke ICF. b. Dehidrasi Hipotonik Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan cairan, sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan cairan bergerak dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan sel. c. Dehidrasi Hipertonik Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada dehidrasi ini non osmotik ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke ECF. B. Etiologi Bermacam-macam penyebab dehidrasi menentukan tipe / jenis-jenis dehidrasi (Menurut Donna D. Ignatavicus, 1991 : 253). 1. Dehidrasi a. Perdarahan b. Muntah c. Diare d. Hipersalivasi e. Fistula f. Ileustomy (pemotongan usus) g. Diaporesis (keringat berlebihan) h. Luka bakar i. Puasa j. Terapi hipotonik k. Suction gastrointestinal (cuci lambung) 2. Dehidrasi hipotonik a. Penyakit DM b. Rehidrasi cairan berlebih c. Mal nutrisi berat dan kronis 3. Dehidrasi hipertonik a. Hiperventilasi b. Diare air c. Diabetes Insipedus ( hormon ADH menurun ) d. Rehidrasi cairan berlebihan e. Disfagia f. Gangguan rasa haus
  • 8. g. Gangguan kesadaran h. Infeksi sistemik : suhu tubuh meningkat. C. Patofisiologi Kekurangan volume cairan adalah keadaan yang umum terjadi pada berbagai keadaan dalam klinik. Keadaan ini hampir selalu berkaitan dengan kehilangan cairan tubuh melalui ginjal atau di luar ginjal. Penyebab tersering kekurangan volume cairan yang juda sering terjadi adalah tersimpannya cairan pada cidera jaringan luna, luka bakar berat, peritonitis / obstruksi saluran cerna. Terkumpulnya cairan di adlam ruang non ECF dan non ECF. Pada prinsipnya cairan menjadi terperangkapdan tidak dapat dipakai oleh tubuh. Penumpulkan volume cairan yang cepat dan banyak pada ruang-ruang seperti beradal dari volume ECF sehingga dapta mengurangi volume sirkulasi darah efektif. Perdarahan, muntah, diare, keringat adalah cairan hipotonik yang terdiri dari ari, Na (30-70 m Eg/l) dan klorida. Selama latihan berat pada lingkungan yang panas, bisa terjadi kehilagnan 1 L keringat / jam. Sehingga dapat menyebabkan kekurangan volume jika asupannya tidak mencukupi. Jumlah besar cairan dapat hilang melalui kulit karna penguapan jika luka bakar dirawat dengan metode terbuka. Kehilangan Na dan air melalui ginjal tanpa adanya penyakit ginjal terjadi pada 3 keadaan yang paling sering adalah pemakaian diuretik yang berlebihan, terutama tiazid atau diuretik sampai yang kuat seperti furosemid. Diuresis osmotik obligatorik juga sering menyebabkan kehilangan Na dan air yang terjadi selama glikosuria pada DM yang tidak terkontrol atau koma hipermosmolar non ketonik pada kasus pemberian makanan tinggi protein secara enternal atau parenteral dapat terbentuk urea dalam jumlah besar yang bisa bertindak sebagai agen osmotik. Apapun penyebab dari kekurangan volume cairan, berkurangnya volume ECF menganggu curah jantung dengan mengurangi alir balik vene ke jantung sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung. Karena tekanan arteri rata-rata = curah x tahanan perifer total maka penurunan curah jantung mengakibatkan hipotensi. Penurunan tekanan darah dideteksi oleh baroreseptor pada jantung dan arteri karotis dan diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak, yang kemudian menginduksi respon simpatis. Respon berupa vasokonstriksi perifer, peningkatan denyut dan kontraktilitas jantung bertujuan untuk mengembalikan curah jantung dan perfusi jarignan yang normal. Penurunan perfusi ginjal merangsang mekanisme renin-angiotensin-aldosteron. Angiotensin merangsang vasokonstriksi sistemik dan aldosteron meningkatkan reabsorbsi natrium oleh ginjal. Jika terjadi hipovolemi yang lebih berat (1000 ml) maka vasokontriksi dan vasokonstriksi yang diperantai oleh angiotensin II yang meningkat. Terjadi penahanan aliran darah yang menuju ginjal, saluran cerna, otot dan kulit, sedangkan aliran yang menuju koroner dan otak relatif dipertahankan. D. Manifestasi Klinis Berikut ini gejala atau tanda dehidrasi berdasarkan tingkatannya (Nelson, 2000) : 1. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2-5% dari BB semula) a. Haus, gelisah b. Denyut nadi 90-110 x/menit, nafas normal c. Turgor kulit normal d. Pengeluaran urine (1300 ml/hari)
  • 9. e. Kesadaran baik f. Denyut jantung meningkat 2. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5% dari BB semula) a. Haus meningkat b. Nadi cepat dan lemah c. Turgor kulit kering, membran mukosa kering d. Pengeluaran urien berkurang e. Suhu tubuh meningkat 3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8% dari BB semula) a. Penurunan kesadaran b. Lemah, lesu c. Takikardi d. Mata cekung e. Pengeluaran urine tidak ada f. Hipotensi g. Nadi cepat dan halus h. Ekstremitas dingin E. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada penderita dehidrasi (Doenges & Sylvia Anderson): 1. Obat-obatan Antiemetik ( Untuk mengatasi muntah ) 2. Obat-obatan anti diare Pengeluaran feces yang berlebihan dapat diberikan obat-obat anti diare serta dapat diberikan oralit. 3. Pemberian air minum Pemberian air minum yang mengandung natrium cukup memadai untuk mengatasi ketidakseimbangan yang terjadi. 4. Pemberian cairan intravena Pada kekurangan cairan yang berat, maka diperlukan pemberian cairan intravena.Larutan garam isotonik (0,9%) merupakan cairan infus terpilih untuk kasus-kasus dengan kadar natrium mendekati normal, karena akan menambah volume plasma. Segera setelah pasien mencapai normotensi, separuh dari larutan garam normal (0,45%) diberikan untuk menyediakan air bagi sel-sel dan membantu pembuangan produk-produk sisa metabolisme. 5. Pemberian bolus cairan IV Pemberian bolus cairan IV awal dalam suatu uji beban cairan, untuk mengetahui apakah aliran kemih akan meningkat, yang menunjukkan fungsi ginjal normal. F. Pengkajian Fokus 1. Demografi Jenis kelamin : dehidrasi rentan terjadi pada wanita dari pada pria. Umur : sering terjadi pada usia di atas 65 tahun. 2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat penyakit dahulu 1) Fistula 2) Ileustomy 3) Suction gastrointestinal
  • 10. 4) DM 5) Diabetes insipedus 6) Perdarahan b. Pemeliharaan kesehatan 1) Diet rendah garam 2) Pemasukan cairan kurang terpenuhi c. Pola cairan Gejala : haus berkurang, cairan kurang Tanda : BB menurun melebihi 2-8% dari BB semula, membran mukosa kering. d. Pemeriksaan fisik 1) Kesadaran : apatis-coma 2) Tekanan darah menurun a. Nadi meningkat b. Pernafasan cepat dan dalam c. Suhu meningkat pada waktu awal 3) BB meningkat 4) Turgor menurun 5) Membran mukosa mulut kering 6) CVP menurun e. Pemeriksaan penunjang Laboratorium 1) Urine a) Osmolalilas kemih > 450 m osmol / kg b) Natrium urine < 10 meg / L (penyebab di luar ginjal) c) Natirum urine > 10 meg / L (penyebab pada ginjal / adrenal) d) OJ urine meningkat e) Jumlah urine menurun (30-50 cc / jam) 2) Darah a) Ht meningkat b) Kadar protein serum meningkat c) Na+ seruim normal d) Rasio buru / kreatin serum > 20 : 1 (N = 10 : 1) e) Glukosa serum : normal / meningkat f) Hb menurun. G. Konsep Keperawatan 1. Diangosa Keperawatan a. Defisit volume cairan b.d output yang berlebihan intake yang kurang. b. Resiko penurunan perfusi jaringan b,d penurunan aliran darah. c. Resiko gangguan integritas kulit b.d turgor kulit menurun. d. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik. e. Resiko penurunan COP b.d penurunan tahanan vaskuler sistemik.
  • 11. 2. Fokus Intervensi dan Rasional a. Defisit volume cairan b.d output yang berlebihan intake yang kurang (Doenges, 1999) Tujuan : Volume cairan adekuat sehingga kekurangan volume cairan dapat teratasi. Kriteria hasil : 1) Mempertahankan keseimbangan cairan 2) Tanda vital (N = 80 – 100 x/menit, S = 36-37oC 3) Capillary refill < 3 detik 4) Akral hangat 5) Urine output 1-2 cc/kg BB/jam Intervensi : 1) Awasi tanda vital, pengisian kapiler, status membran mukosa. 2 2) Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan jaksatif / diuratik 3) Identifikasi rencana untuk meningkatkan keseimbangan cairan optimal. 4) Kaji hasil tes fungsi elektrolit / ginjal 5) Berikan / awasi pemberian cairan IV 6) Tambahan kalium, oral atau N sesuai indikasi b. Resiko penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan aliran darah. Tujuan : Mempertahankan / memperbaiki perfusi jaringan. Kriteria hasil : 1) Tanda-tanda vital stabil TD = 120/80, Nadi = 80-100 h, kulit tidak pucat. 2) Kulit hangat 3) Nadi perifer teraba 4) Keluaran urine adekuat 0,5 – 1,5 cc / kg / BB 5) CRT < 2 detik. 6) Kesadaran composmentis 7) Tidak ada nyeri dada Intervensi : 1) Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing. 2) Auskultasi nadi apikal, awasi kecepatan jantung / irama. 3) Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat. 4) Catat haluran urine dan BJ 5) Observasi kulit pucat, kemerahan, ubah posisi dengan sering. 6) Awasi nadi oksimetri 7) Berikan cairan IV sesuai indikasi c. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit menurun. Tujuan : Mengindentifikasi dan mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh. Kriteria hasil : 1) Turgor kulit baik, kulit utuh, tidak ada lecet, tidak ada kemerahan. Intervensi : 1) Observasi kemerahan, pucat. 2) Dorong mandi tiap 2 hari 1 x 3) Gunakan krim kulit 2 x sehari
  • 12. 4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi, perlu untuk mempertahankan aktifitas. 5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi / cairan adekuat. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Sri Ayu. 2001. http://www.kompas.com/kesadaran/0307/14/103451 Carpenito, Lynda Juall. 1997. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC. Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. jakarta : EGC. Ignatavicus, Donna D. Bayne, Marylin Varner. 1991. Medical Surgical Nursing, WB Saunders Company Inc. Prince, Sylive A. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC. Smeltzer, Suzzone, C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8. Jakarta : EGC. Diposkan oleh ILMU KEPERAWATAN di 02.27 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berb