SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
TUBERKULOSIS PARU


A. Definisi
       Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh
Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang
dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial
tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke
hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal
biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami
penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun.


B. Etiologi
       TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang
aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar UV.
Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M.
Avium.


C. Tanda Dan Gejala
 1. Tanda
   a. Penurunan berat badan
   b. Anoreksia
   c. Dispneu
   d. Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning.
 2. Gejala
   a. Demam
     Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya
     tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.
   b. Batuk
     Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
     kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan
sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah
     yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.
   c.Sesak nafas.
     Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya
     sudah setengah bagian paru.
   d. Nyeri dada
     Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)
   e.Malaise
     Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala,
     meriang, nyeri otot, keringat malam.


D. Patofisiologi
       Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang
aneh di dalam paru-paru meliputi : penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag,
pembentukan dinding di sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang
disebut dengan tuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha otot
pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu menurunkan kapasitas vital,
berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi yang menyebabkan penurunan
kapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi yang abnormal di dalam
paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.
 Web Caution (Pathway)

   Individu dengan          Resiko
   penyakit TBC             infeksi

   Paru-paru               Jaringan paru               Membentuk jaringan          Berkurangnya luas total
   terinfeksi              di invasi makrofag          fibrosa                     permukaan membran

   Metabolisme             Batuk dan nyeri dada        Pola nafas tidak efektif      Penurunan kapasitas
   meningkat                                                                         difusi paru

   Gangguan nutrisi                                                                  Berkurangnya
   kurang dari kebutuhan                                                             oksigenasi darah
                                             Gangguan keseimbangan cairan
                                             kurang dari kebutuhan                        malasie


         Iritasi jaringan paru           cemas                   Kurang perawatan diri      Intoleransi
                                                                                            aktivitas
           Batuk darah


                                                                                  Gangguan pertukaran gas
         Peningkatan sekresi          Bersihan jalan nafas tidak efektif



E. Pemeriksaan Penunjang
       Pembacaan hasil tuberkulin dilakukan setelah 48 – 72 jam; dengan hasil positif
bila terdapat indurasi diameter lebih dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberkulin
bisa diulang setelah 1-2 minggu. Pada anak yang telah mendapt BCG, diameter indurasi
15 mm ke atas baru dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontrak erat dengan
penderita TBC aktif, diameter indurasi ≥ 5 mm harus dinilai positif. Alergi disebabkan
oleh keadaan infeksi berat, pemberian immunosupreson, penyakit keganasan (leukemia),
dapat pula oleh gizi buruk, morbili, varicella dan penyakit infeksi lain.
       Gambaran radiologis yang dicurigai TB adalah pembesaran kelenjar nilus,
paratrakeal, dan mediastinum, atelektasis, konsolidasi, efusipieura, kavitas dan gambaran
milier. Bakteriologis, bahan biakan kuman TB diambil dari bilasan lambung, namun
memerlukan waktu cukup lama. Serodiagnosis, beberapa diantaranya dengan cara ELISA
(enzyime linked immunoabserben assay) untuk mendeteksi antibody atau uji peroxidase –
anti – peroxidase (PAP) untuk menentukan Ig G spesifik. Teknik bromolekuler,
merupakan pemeriksaan sensitif dengan mendeteksi DNA spesifik yang dilakukan
dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Uji serodiagnosis maupun
biomolekular belum dapat membedakan TB aktif atau tidak.
       Tes tuberkulin positif, mempunyai arti :
1. Pernah mendapat infeksi basil tuberkulosis yang tidak berkembang menjadi penyakit.
2. Menderita tuberkulosis yang masih aktif
3. Menderita TBC yang sudah sembuh
4. Pernah mendapatkan vaksinasi BCG
5. Adanya reaksi silang (“cross reaction”) karena infeksi mikobakterium atipik.


F. Epidemiologi Dan Penularan TBC
   Dalam penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal yang perlu diperhatikan
   adalah :
   1. Reservour, sumber dan penularan
       Manusia adalah reservoar paling umum, sekret saluran pernafasan dari orang
       dengan lesi aktif terbuka memindahkan infeksi langsung melalui droplet.
   2. Masa inkubasi
       Yaitu sejak masuknya sampai timbulnya lesi primer umumnya memerlukan waktu
       empat sampai enam minggu, interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi bisa
       beberapa tahun.
   3. Masa dapat menular
       Selama yang bersangkutan mengeluarkan bacil Turbekel terutama yang
       dibatukkan atau dibersinkan.
   4. Immunitas
       Anak dibawah tiga tahun paling rentan, karena sejak lahir sampai satu bulan bayi
       diberi vaksinasi BCG yang meningkatkan tubuh terhadap TBC.
G. Stadium TBC
  1. Kelas 0
     Tidak ada jangkitan tuberkulosis, tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar,
     reaksi terhadap tes kulit tuberkulin tidak bermakna).
  2. Kelas 1
     Terpapar tuberkulosis, tidak ada bukti terinfeksi (riwayat pemaparan, reaksi tes
     tuberkulosis tidak bermakna)
  3. Kelas 2
     Ada infeksi tuberkulosis, tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin
     bermakna, pemeriksa bakteri negatif, tidak bukti klinik maupun radiografik).
     Status kemoterapi (pencegahan) :
         Tidak ada
         Dalam pengobatan kemoterapi
         Komplit (seri pengobatan dalam memakai resep dokter)
         Tidak komplit
  4. Kelas 3
     Tuberkuosis saat ini sedang sakit (Mycobacterium tuberkulosis ada dalam biakan,
     selain itu reaksi kulit tuberkulin bermakna dan atau bukti radiografik tentang
     adanya penyakit). Lokasi penyakit : paru, pleura, limfatik, tulang dan/atau sendi,
     kemih kelamin, diseminata (milier), menigeal, peritoneal dan lain-lain.
     Status bakteriologis :
     a. Positif dengan :
             Mikroskop saja
             Biakan saja
             Mikroskop dan biakan
     b. Negatif dengan :
             Tidak dikerjakan
     Status kemoterapi :
     Dalam pengobatan kemoterapi sejak kemoterapi diakhiri, tidak lengkap reaksi tes
     kulit tuberkulin :
     a. Bermakna
b. Tidak bermakna
  5. Kelas 4
     Tuberkulosis saat ini tidak sedang menderita penyakit (ada riwayat mendapat
     pengobatan pencegahan tuberkulosis atau adanya temuan radiografik yang stabil
     pada orang yang reaksi tes kulit tuberkulinya bermakna, pemeriksaan
     bakteriologis, bila dilakukan negatif. Tidak ada bukti klinik tentang adanya
     penyakit pada saat ini).
     Status kemoterapi :
     a. Tidak mendapat kemoterapi
     b. Dalam pengobatan kemoterapi
     c. Komplit
     d. Tidak komplit
  6. Kelas 5
     Orang dicurigai mendapatkan tuberkulosis (diagnosis ditunda)
     Kasus kemoterapi :
     a. Tidak ada kemoterapi
     b. Sedang dalam pengobatan kemoterapi.


H. Penanganan
  a. Promotif
     1. Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC
     2. Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara
        penularan, cara pencegahan, faktor resiko
     3. Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.
  b. Preventif
     1. Vaksinasi BCG
     2. Menggunakan isoniazid (INH)
     3. Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
     4. Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui
        secara dini.
c. Kuratif
             Pengobatan tuberkulosis terutama pada pemberian obat antimikroba dalam
   jangka waktu yang lama. Obat-obat dapat juga digunakan untuk mencegah
   timbulnya penyakit klinis pada seseorang yang sudah terjangkit infeksi. Penderita
   tuberkulosis dengan gejala klinis harus mendapat minuman dua obat untuk
   mencegah timbulnya strain yang resisten terhadap obat. Kombinasi obat-obat
   pilihan adalah isoniazid (hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan etambutol
   (EMB) atau rifamsipin (RIF). Dosis lazim INH untuk orang dewasa biasanya 5-10
   mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari, kemudian 15
   mg/kg, RIF 600 mg sekali sehari. Efek samping etambutol adalah Neuritis
   retrobulbar disertai penurunan ketajaman penglihatan. Uji ketajaman penglihatan
   dianjurkan setiap bulan agar keadaan tersebut dapat diketahui. Efek samping INH
   yang berat jarang terjadi. Komplikasi yang paling berat adalah hepatitis. Resiko
   hepatitis sangat rendah pada penderita dibawah usia 20 tahun dan mencapai
   puncaknya pada usia 60 tahun keatas. Disfungsi hati, seperti terbukti dengan
   peningkatan aktivitas serum aminotransferase, ditemukan pada 10-20% yang
   mendapat INH. Waktu minimal terapi kombinasi 18 bulan sesudah konversi
   biakan sputum menjadi negatif. Sesudah itu masuk harus dianjurkan terapi dengan
   INH saja selama satu tahun.
             Baru-baru ini CDC dan American Thoracis Societty (ATS) mengeluarkan
   pernyataan mengenai rekomendasi kemoterapi jangka pendek bagi penderita
   tuberkulosis dengan riwayat tuberkulosis paru pengobatan 6 atau 9 bulan
   berkaitan dengan resimen yang terdiri dari INH dan RIF (tanpa atau dengan obat-
   obat lainnya), dan hanya diberikan pada pasien tuberkulosis paru tanpa
   komplikasi, misalnya : pasien tanpa penyakit lain seperti diabetes, silikosis atau
   kanker didiagnosis TBC setelah batuk darah, padahal mengalami batu dan
   mengeluarkan keringat malam sekitar 3 minggu.
I. Nursing Care Plan
 1. Pengkajian
   a. Riwayat keperawatan : riwayat kontak dengan penderita
   b. Manifestasi klinis seperti demam, anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat
      malam, keletihan, batuk dan pembentukan sputum, fungsi pernafasan, nyeri dada,
      bunyi nafas, kesiapan emosional, persepsi dan pengertian tuberkulosis dan
      pengobatannya, evaluasi fisik dan laboratorium.
 2. Diagnosa keperawatan
   a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan parenkim
      paru
      Intervensi
      1. Kaji dispnea, takipnea, tak normal/menurunnya bunyi nafas, peningkatan
          upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada, dan kelemahan
      2. Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat perubahan pada warna kulit,
          termasuk membran mukosa dan kuku.
      3. Dorong bernafas bibir selama ekshalasi, khususnya untuk pasien dengan
          fibrosis atau kerusakan parenkim.
      4. Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri
          sesuai keperluan.
      5. Kolaborasi periksaan AGD dan pemberian oksigen tambahan yang sesuai.
   b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum
      Intervensi :
      1. Kaji fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman dan
          penggunaan otot aksesori.
      2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukus/batuk efektif, catat karakter,
          jumlah sputum, adanya hemoptisis.
      3. Berikan pasien posisi semi fowler atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk
          batuk dan latihan nafas dalam.
      4. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi.
      5. Kolaborasi    pemberian      obat-obatan   sesuai   indikasi   (agen   mukolitik,
          bronkodilator, kortikosteroid).
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
   Intervensi :
   1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan,
       integritas mukosa oral, riwayat mual/muntah atau diare.
   2. Pastikan pola diit biasa pasien, yang disukai/tidak disukai.
   3. Awasi masukan/pengeluaran dan berat badan secara periodik.
   4. Dorong dan berikan periode istirahat sering.
   5. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan.
   6. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
       karbohidrat.
   7. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan komposisi diit.




DAFTAR PUSTAKA
- Barbara, C.L., 1996, Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses

 keperawatan), Bandung

- Smeltzer and Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta

- Doengoes, M.E, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, EGC, Jakarta.

More Related Content

What's hot (15)

Copy sendiri
Copy sendiriCopy sendiri
Copy sendiri
 
Kelompok 2 tbc bu umi
Kelompok 2 tbc bu umiKelompok 2 tbc bu umi
Kelompok 2 tbc bu umi
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
TBC
TBCTBC
TBC
 
Askep hiv
Askep hivAskep hiv
Askep hiv
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
ppt TBC 4
ppt TBC 4ppt TBC 4
ppt TBC 4
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Presentasi marini
Presentasi mariniPresentasi marini
Presentasi marini
 
Mycobacterium baru
Mycobacterium baruMycobacterium baru
Mycobacterium baru
 
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan  tb paruAsuhan keperawatan klien dengan  tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
 
Tbc ppt
Tbc pptTbc ppt
Tbc ppt
 

Similar to 20358065 tuberkulosis-paru (20)

POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Askep tuberkulosis milier
Askep tuberkulosis milierAskep tuberkulosis milier
Askep tuberkulosis milier
 
Askep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbcAskep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbc
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
Asuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcAsuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbc
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di IndonesiaLima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
 
Makalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesiaMakalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesia
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Makalah tb 2
Makalah tb 2Makalah tb 2
Makalah tb 2
 
power point tb paru 4.pptx
power point tb paru 4.pptxpower point tb paru 4.pptx
power point tb paru 4.pptx
 
Tb
TbTb
Tb
 
ASKEP TB.docx
ASKEP TB.docxASKEP TB.docx
ASKEP TB.docx
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paruTuberkulosis paru
Tuberkulosis paru
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 

20358065 tuberkulosis-paru

  • 1. TUBERKULOSIS PARU A. Definisi Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun. B. Etiologi TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium. C. Tanda Dan Gejala 1. Tanda a. Penurunan berat badan b. Anoreksia c. Dispneu d. Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning. 2. Gejala a. Demam Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk. b. Batuk Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan
  • 2. sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus. c.Sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru. d. Nyeri dada Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis) e.Malaise Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam. D. Patofisiologi Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang aneh di dalam paru-paru meliputi : penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag, pembentukan dinding di sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang disebut dengan tuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha otot pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu menurunkan kapasitas vital, berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi yang menyebabkan penurunan kapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi yang abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.
  • 3.  Web Caution (Pathway) Individu dengan Resiko penyakit TBC infeksi Paru-paru Jaringan paru Membentuk jaringan Berkurangnya luas total terinfeksi di invasi makrofag fibrosa permukaan membran Metabolisme Batuk dan nyeri dada Pola nafas tidak efektif Penurunan kapasitas meningkat difusi paru Gangguan nutrisi Berkurangnya kurang dari kebutuhan oksigenasi darah Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan malasie Iritasi jaringan paru cemas Kurang perawatan diri Intoleransi aktivitas Batuk darah Gangguan pertukaran gas Peningkatan sekresi Bersihan jalan nafas tidak efektif E. Pemeriksaan Penunjang Pembacaan hasil tuberkulin dilakukan setelah 48 – 72 jam; dengan hasil positif bila terdapat indurasi diameter lebih dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberkulin bisa diulang setelah 1-2 minggu. Pada anak yang telah mendapt BCG, diameter indurasi 15 mm ke atas baru dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontrak erat dengan penderita TBC aktif, diameter indurasi ≥ 5 mm harus dinilai positif. Alergi disebabkan oleh keadaan infeksi berat, pemberian immunosupreson, penyakit keganasan (leukemia), dapat pula oleh gizi buruk, morbili, varicella dan penyakit infeksi lain. Gambaran radiologis yang dicurigai TB adalah pembesaran kelenjar nilus, paratrakeal, dan mediastinum, atelektasis, konsolidasi, efusipieura, kavitas dan gambaran milier. Bakteriologis, bahan biakan kuman TB diambil dari bilasan lambung, namun memerlukan waktu cukup lama. Serodiagnosis, beberapa diantaranya dengan cara ELISA
  • 4. (enzyime linked immunoabserben assay) untuk mendeteksi antibody atau uji peroxidase – anti – peroxidase (PAP) untuk menentukan Ig G spesifik. Teknik bromolekuler, merupakan pemeriksaan sensitif dengan mendeteksi DNA spesifik yang dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Uji serodiagnosis maupun biomolekular belum dapat membedakan TB aktif atau tidak. Tes tuberkulin positif, mempunyai arti : 1. Pernah mendapat infeksi basil tuberkulosis yang tidak berkembang menjadi penyakit. 2. Menderita tuberkulosis yang masih aktif 3. Menderita TBC yang sudah sembuh 4. Pernah mendapatkan vaksinasi BCG 5. Adanya reaksi silang (“cross reaction”) karena infeksi mikobakterium atipik. F. Epidemiologi Dan Penularan TBC Dalam penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 1. Reservour, sumber dan penularan Manusia adalah reservoar paling umum, sekret saluran pernafasan dari orang dengan lesi aktif terbuka memindahkan infeksi langsung melalui droplet. 2. Masa inkubasi Yaitu sejak masuknya sampai timbulnya lesi primer umumnya memerlukan waktu empat sampai enam minggu, interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa tahun. 3. Masa dapat menular Selama yang bersangkutan mengeluarkan bacil Turbekel terutama yang dibatukkan atau dibersinkan. 4. Immunitas Anak dibawah tiga tahun paling rentan, karena sejak lahir sampai satu bulan bayi diberi vaksinasi BCG yang meningkatkan tubuh terhadap TBC.
  • 5. G. Stadium TBC 1. Kelas 0 Tidak ada jangkitan tuberkulosis, tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar, reaksi terhadap tes kulit tuberkulin tidak bermakna). 2. Kelas 1 Terpapar tuberkulosis, tidak ada bukti terinfeksi (riwayat pemaparan, reaksi tes tuberkulosis tidak bermakna) 3. Kelas 2 Ada infeksi tuberkulosis, tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin bermakna, pemeriksa bakteri negatif, tidak bukti klinik maupun radiografik). Status kemoterapi (pencegahan) : Tidak ada Dalam pengobatan kemoterapi Komplit (seri pengobatan dalam memakai resep dokter) Tidak komplit 4. Kelas 3 Tuberkuosis saat ini sedang sakit (Mycobacterium tuberkulosis ada dalam biakan, selain itu reaksi kulit tuberkulin bermakna dan atau bukti radiografik tentang adanya penyakit). Lokasi penyakit : paru, pleura, limfatik, tulang dan/atau sendi, kemih kelamin, diseminata (milier), menigeal, peritoneal dan lain-lain. Status bakteriologis : a. Positif dengan : Mikroskop saja Biakan saja Mikroskop dan biakan b. Negatif dengan : Tidak dikerjakan Status kemoterapi : Dalam pengobatan kemoterapi sejak kemoterapi diakhiri, tidak lengkap reaksi tes kulit tuberkulin : a. Bermakna
  • 6. b. Tidak bermakna 5. Kelas 4 Tuberkulosis saat ini tidak sedang menderita penyakit (ada riwayat mendapat pengobatan pencegahan tuberkulosis atau adanya temuan radiografik yang stabil pada orang yang reaksi tes kulit tuberkulinya bermakna, pemeriksaan bakteriologis, bila dilakukan negatif. Tidak ada bukti klinik tentang adanya penyakit pada saat ini). Status kemoterapi : a. Tidak mendapat kemoterapi b. Dalam pengobatan kemoterapi c. Komplit d. Tidak komplit 6. Kelas 5 Orang dicurigai mendapatkan tuberkulosis (diagnosis ditunda) Kasus kemoterapi : a. Tidak ada kemoterapi b. Sedang dalam pengobatan kemoterapi. H. Penanganan a. Promotif 1. Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC 2. Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara pencegahan, faktor resiko 3. Mensosialisasiklan BCG di masyarakat. b. Preventif 1. Vaksinasi BCG 2. Menggunakan isoniazid (INH) 3. Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab. 4. Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini.
  • 7. c. Kuratif Pengobatan tuberkulosis terutama pada pemberian obat antimikroba dalam jangka waktu yang lama. Obat-obat dapat juga digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit klinis pada seseorang yang sudah terjangkit infeksi. Penderita tuberkulosis dengan gejala klinis harus mendapat minuman dua obat untuk mencegah timbulnya strain yang resisten terhadap obat. Kombinasi obat-obat pilihan adalah isoniazid (hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan etambutol (EMB) atau rifamsipin (RIF). Dosis lazim INH untuk orang dewasa biasanya 5-10 mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari, kemudian 15 mg/kg, RIF 600 mg sekali sehari. Efek samping etambutol adalah Neuritis retrobulbar disertai penurunan ketajaman penglihatan. Uji ketajaman penglihatan dianjurkan setiap bulan agar keadaan tersebut dapat diketahui. Efek samping INH yang berat jarang terjadi. Komplikasi yang paling berat adalah hepatitis. Resiko hepatitis sangat rendah pada penderita dibawah usia 20 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 60 tahun keatas. Disfungsi hati, seperti terbukti dengan peningkatan aktivitas serum aminotransferase, ditemukan pada 10-20% yang mendapat INH. Waktu minimal terapi kombinasi 18 bulan sesudah konversi biakan sputum menjadi negatif. Sesudah itu masuk harus dianjurkan terapi dengan INH saja selama satu tahun. Baru-baru ini CDC dan American Thoracis Societty (ATS) mengeluarkan pernyataan mengenai rekomendasi kemoterapi jangka pendek bagi penderita tuberkulosis dengan riwayat tuberkulosis paru pengobatan 6 atau 9 bulan berkaitan dengan resimen yang terdiri dari INH dan RIF (tanpa atau dengan obat- obat lainnya), dan hanya diberikan pada pasien tuberkulosis paru tanpa komplikasi, misalnya : pasien tanpa penyakit lain seperti diabetes, silikosis atau kanker didiagnosis TBC setelah batuk darah, padahal mengalami batu dan mengeluarkan keringat malam sekitar 3 minggu.
  • 8. I. Nursing Care Plan 1. Pengkajian a. Riwayat keperawatan : riwayat kontak dengan penderita b. Manifestasi klinis seperti demam, anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat malam, keletihan, batuk dan pembentukan sputum, fungsi pernafasan, nyeri dada, bunyi nafas, kesiapan emosional, persepsi dan pengertian tuberkulosis dan pengobatannya, evaluasi fisik dan laboratorium. 2. Diagnosa keperawatan a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan parenkim paru Intervensi 1. Kaji dispnea, takipnea, tak normal/menurunnya bunyi nafas, peningkatan upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada, dan kelemahan 2. Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat perubahan pada warna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku. 3. Dorong bernafas bibir selama ekshalasi, khususnya untuk pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim. 4. Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri sesuai keperluan. 5. Kolaborasi periksaan AGD dan pemberian oksigen tambahan yang sesuai. b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum Intervensi : 1. Kaji fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman dan penggunaan otot aksesori. 2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukus/batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis. 3. Berikan pasien posisi semi fowler atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan latihan nafas dalam. 4. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi. 5. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid).
  • 9. c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia Intervensi : 1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan, integritas mukosa oral, riwayat mual/muntah atau diare. 2. Pastikan pola diit biasa pasien, yang disukai/tidak disukai. 3. Awasi masukan/pengeluaran dan berat badan secara periodik. 4. Dorong dan berikan periode istirahat sering. 5. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan. 6. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat. 7. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan komposisi diit. DAFTAR PUSTAKA - Barbara, C.L., 1996, Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan), Bandung - Smeltzer and Bare, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta - Doengoes, M.E, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, EGC, Jakarta.