Teks ini memberikan cara untuk menangkal sihir dengan mensugestikan diri bahwa Allah telah memberi kekuatan, serta membaca ayat Al-Qur'an seperti surat Al-Fath ayat 1-5 secara rutin untuk mendapat perisai dari serangan gaib. Ayat-ayat Al-Qur'an diyakini memiliki kekuatan untuk menetralkan ilmu jahat dan membalikkan energi negatif ke pemiliknya.
1. Cara mengatisipasi sihir
Untuk menghadapi jenis sihir tersebut (ilmu sirep) adalah hal yang teramat
mudah sekali dilakukan oleh setiap orang, yakni dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Anda harus dapat (bisa) mensugestikan diri anda pribadi, bahwa
Tuhan telah memberikan kekuatan yang baik dan positif pada anda,
sehingga anda meyakininya dengan sepenuh hati atas ucapan
prabawa sugesti mental anda sendiri, dan yakini pula bahwa diri anda
saat ini telah memiliki daya tolak yang kuat lagi ampuh dalam
menghalau anasir-anasir jahat yang ditujukan pada diri anda. Mengenai
ucapan prabawa sugesti mental tersebut dapat anda rubah dalam
bahasa anda masing-masing (bahasa yang anda kuasai), yang
terpenting dalam ucapan itu adalah : bahwa anda sangat
mengerti/faham betul dengan apa-apa yang anda ucapkan itu dan
meyakininya dengan sepenuh hati
Catatan : Jika hal tersebut anda lakukan pada tiap-tiap anda hendak
tidur malam, maka kekuatan daya sabda swara - ucapan anda tadi
akan memancarkan energi kosmik dari alam semesta, yang bergetar
dengan begitu halusnya dan akan menimbulkan medan magnet yang
semakin lama akan semakin kuat dan membentuk gelombang pancaran
sinar (aura) yang mengkristalisasi dalam kemauan daya cipta anda, dan
akan terisi daya sakti dan daya pemunah (daya tolak) untuk meredam -
menetralkan - menangkis unsur-unsur magi gaib dari seseorang yang
ditujukan kepada anda. Hal ini akan terjadi dengan secara otomatis jika
anda mengerjakannya secara tekun dan rutin serta meyakininya. Karena
ucapan / sabda prabawa sugesti mental yang diucapkan ketika hendak
menjelang tidur, maka ucapan itu akan terekam di bawah sadar alam
pikirannya. Begitu pula halnya jika anda hendak keluar rumah, ucapan
yang semalam anda lakukan itu (ketika hendak tidur) harus anda ingat
kembali dalam hati dan pikiran anda, bahwa sekarang ini anda sudah
bukan manusia yang lemah lagi, melainkan seorang manusia yang
memiliki kekuatan untuk dapat menolak segala macam bentuk unsur-
unsur gaib negatif dari seseorang yang ditujukan kepada anda, dan
2. langkahkanlah kaki anda dengan penuh rasa percaya diri yang tinggi
lagi mantap (cara ini bersifat umum dan dapat dilakukan oleh siapa
saja).
b. Cara ini mempergunakan dzikiran - amalan-amalan yang terdapat
dalam kitab suci Al-Qur’an - Al Kariim yang bersifat ilahi. Jika kita
renungkan Al-Qur’an, maka akan mengingatkan kita sebagai manusia
tentang adanya hubungan antara Al-Qur’an dengan dunia alam dan
juga primordialitas wahyu Al-Qur’an yang seringkali menyatakan
“kesadaran terhadap proses penciptaan alam semesta”, Karena dunia
itu sendiri terdiri dari sesuatu yang terus menerus mengalir atau menjadi,
sedangkan yang belum menjadi hanyalah merupakan refleksi wujud dan
pola-pola dasar abadi yang terkandung di dalam firman atau kalam
Tuhan. Dapat dikatakan bahwa Al-Qur’an sebagai suatu alam musikal
yang merupakan suara dari firman Tuhan yang diembuskan ke hati Nabi
dan kemudian ke para sahabat dan generasi-generasi selanjutnya. Bagi
seseorang yang rajin melazimkan - membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an
maka arus jiwanya akan menuju Tuhan, dan dengan sendirinya
membantu mempersatukan kembali jiwa yang telah disucikan oleh
wahyu ilahi yang sakral, bagaikan lingkaran cahaya yang mengelilingi
firman sakral dan kemilaunya dihidupkan oleh kehadiran - kemukjizatan
kata, yang tak lain adalah ayat-ayat Tuhan yang suci.
Karena ayat-ayat suci Al-Qur’an merupakan kekuatan atau mukjizat,
maka huruf-huruf dan kata-kata yang memvisualisasikan ayat-ayat Al-
Qur’an, juga memerankan suatu mukjizat dan memperlihatkan kekuatan-
kekuatannya sendiri. Seperti misalkan saja : surat Al-Fath (kemenangan)
ayat : 1 s/d 5, yang menyatakan sebagai berikut :
Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang
nyata (QS : Al-Fath : 1). Supaya Allah memberi ampunan kepadamu
terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta
menyempurnakan nikmatnya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan
yang lurus (QS : Al-Fath : 2). Supaya Allah menolongmu dengan
pertolongan yang kuat (banyak) (QS : Al-Fath : 3). Dialah yang telah
menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu’min supaya
keimanan mereka (yang telah ada) bertambah. Dan kepunyaan Allah-
lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah maha mengetahui lagi
maha bijaksana (QS : Al-Fath : 4) Supaya dia memasukkan orang-orang
mu’min laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir
dibawahnya sungai-sungai. Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka.
Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah. (QS
: Al-Fath : 5).
3. Lima ayat dari surat Al-Fath tersebut akan menjadikan bagi diri si
pembacanya dan melazimkannya dengan secara rutin (Istiqomah) yakni
suatu cahaya (nur) yang Allah masukkan dalam hati (qalbu) hambanya ,
untuk agar dapat menetralkan bahkan dapat untuk memusnahkan ilmu-
ilmu yang disalah gunakan oleh si pemiliknya pada jalan yang tidak
diridhoi Allah SWT. Karena cahaya (nur) yang mengeram dalam hati
(qalbu) itu akan merupakan dan menjadikan perisai dari berbagai
macam serangan-serangan gaib yang dilontarkan secara halus dan
ditujukan pada diri kita, dan sekaligus akan membalikan arus negatif
tersebut pada si pemilik ilmu itu sendiri. Hal tersebut dapat terjadi
semuanya atas izin dan kuasa Allah SWT. semata. Maka lazimkanlah untuk
membacanya pada tiap-tiap habis menjalankan sholat lima waktu
(sholat wajib) sebanyak : 3 kali , dan jika hendak tidur malam serta akan
keluar dari rumah lima ayat tersebut dibaca kembali sebanyak 3 kali pula.
Jadikanlah lima ayat tersebut sebagai dzikiran sehari-harinya, Insya Allah
apa-apa yang tersirat dalam hati anda akan terkabulkan dengan ijin-
Nya. Bukankah dengan mengingat Allah (dzikrullah) itu hati akan menjadi
tenteram..!!??
Dzikir merupakan buah dari visi spiritual sehingga dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan “intelektual” , dan juga untuk merangsang
adanya transformasi kimiawi dalam jiwa manusia. Karena kata-kata
dalam ayat-ayat Al-Qur’an itu akan mempunyai kekuatan denotasi dan
konotasi, dan juga memiliki kekuatan sugesti dan penyadaran tentang
pengetahuan “intuitif” yang ada dalam jiwa . Dzikir yang baik dan benar
akan mempengaruhi pengakuan jiwa manusia terhadap adanya
cahaya kebenaran - cahaya kemenangan - dan cahaya kedamaian.