SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
KARAKTERISTIK AWAN 
Oleh : A. Kurniawan 
A. PENGERTIAN AWAN 
Awan adalah sekumpulan tetesan air/kristal es di dalam atmosfer yang terjadi karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh. Atau Awan adalah massa kecil dari tetesan air atau kristalbeku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. 
B. PROSES TERBENTUKNYA AWAN 
Awan itu sendiri terbentuk dari titik-titik uap air dari bumi (misalkan uap air laut) yang berkumpul di udara dan menempel pada media yang bisa ditempeli oleh uap air tersebut dalam ketinggian tertentu di atas permukaan bumi. Media yang dapat ditempeli oleh partikel-pertikel uap air tersebut biasanya adalah partikel garam dari lautan, atau asap dari bumi sehingga kumpulan partikel uap air tersebut membentuk gumpalan awan yang besar. Awan ini merupakan bibit hujan yang bergerak sesuai dengan arah tiupan angin. 
Penguapan ini dapat diperoleh dengan 2 cara, yakni : 
1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkadung di dalam udara karena air lebih cepat menguap. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya. 
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembab. Udara makin lama akan menjadi semakin jenuh dengan uap air. 
Apabila awan telah terbentuk, titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah. Hingalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. 
Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan itu akan lenyap. Inilah yang menyebabkan bentuk awan itu selalu berubah-ubah. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan. 
Awan hangat yang terbentuk dari partikel air dapat menyebabkan terjadinya hujan gerimis. Awan hangat ini dapat jatuh ke permukaan bumi karena pengaruh gravitasi dan saat jatuh ke bumi masih berwujud kumpulan partikel air yang kecil. Dalam perjalanan jatuh ke bumi, kumpulan partikel air ini ada yang menguap dalam perjalanan sehingga ia tidak sampai ke permukaan bumi, akan tetapi ada juga yang dapat sampai ke permukaan bumi sehingga membentuk hujan gerimis. 
Awan hangat juga dapat membentuk hujan lebat, proses terjadinya dimulai saat partikel air dari awan hangat ini jatuh kedalam awan yang berada dibawahnya dan saling bertabrakan sehingga membentuk tetesan air yang lebih besar. Tetesan air yang jatuh ke bumi ini dapat bergabung dengan tetesan dari awan lain sehingga membentuk hujan yang lebat. 
Selain terbentuk dari awan hangat, hujan lebat juga dapat terbentuk dari awan dingin yang terbentuk dari kristal es dan partikel air yang berada jauh lebih tinggi dari pada awan hangat. Uap air atau partikel air akan menempel pada kristal es dan ikut membeku sehingga kristal es ini semakin membesar dan berat. Karena kristal es tersebut semakin besar karena tertempeli oleh uap air yang ikut membeku, maka ia akan semakin berat dan akhirnya jatuh ke permukaan bumi. Dalam perjalanan jatuh, udara yang hangat akan mencairkan kristal es tersebut sehingga yang jatuh ke permukaan bumi hanya berwujud tetesan air atau hujan yang lebat. Bila udara yang dilewati kristal es ini ketika jatuh dingin (misalnya didaerah yang beriklim dingin) maka kristal es ini akan jatuh tetap pada wujud kristal, dan yang terjadi adalah hujan salju. 
C. JENIS-JENIS AWAN 
Jenis- jenis awan sangat beraneka ragam, diantaranya adalah : 
I. Menurut Bentuknya 
A. Awan Kumulus (commulus) 
Awan Kumulus adalah awan yang bentuknya seperti bunga kol. Awan ini terjadi karena proses konveksi. Secara lebih rinci awan ini terbagi dalam 3 jenis, yaitu: strato kumulus yaitu awan kumulus yang baru tumbuh, kumulus, dan kumulonimbus yaitu awan kumulus yang sangat besar dan mungkin terdiri beberapa awan kumulus yang bergabung menjadi satu. 
B. Awan Stratus
Awan stratus sangat rendah, tebal dan berwarna kelabu. Awan ini kelihatan seperti lelangit rendah atau kabus di tanah. 
C. Awan Cirrus 
Awan cirrus adalah awan tinggi dengan ciri-ciri tipis, berserat seperti bulu burung. Pada awan ini terdapat kristal- kristal es. Terkadang puncak awan cirrus bergerak dengan cepat. Arah anginnya juga dapat bervariasi. Awan Cirrus terbentuk ketika uap air membeku menjadi kristal es pada ketinggian diatas 8000 meter. 
II. Berdasarkan Ketinggiannya 
1. Awan rendah 
a) Stratokumulus, awan Nimbostratus dan awan Stratus. terletak kurang daripada 3 000 meter dari muka bumi. 
b) Awan Stratokumulus kelihatan kasar. 
c) Awan Nimbostratus gelap dan mempunyai lapisan-lapisan jelas dan dikenali juga sebagai awan hujan 
d) Awan Stratus sangat rendah, tebal dan berwarna kelabu. Awan ini kelihatan seperti lelangit rendah atau kabus di tanah. 
2. Awan Sederhana Tinggi 
a) Tediri daripada awan Altokumulus dan Altostratus. letaknya antara 3 000 hingga 6 000 meter dari muka bumi 
b) Awan Altokumulus berkepul-kepul, tidak rata dan berlapis. Awan itu selalu menggambarkan keadaan cuaca yang baik. 
c) Awan Altostratus lebih padat, berwarna kelabu dan kelihatan seperti air. Awan ini berjurai-jurai. 
3. Awan Tinngi 
a) Terdiri daripada awan Sirus, Sirokumulus dan Sirostratus 
b) Awan Sirus kelihatan seperti kapas tipis dan awan ini menunjukkan cuaca agak cerah. 
c) Awan Sirokumulus kelihatan seperti sisik ikan. 
d) Awan Sirostratus ialah awan putih yang tipis seperti tirai. 
4. Awan yang tinggi ke atas 
a) Terdiri daripada awan Kumulus dan awan Kumulonimbus. letaknya kira-kira 6 000 hingga 9 000 meter dari muka bumi. 
b) Awan Kumulus terbentuk kelompok- kelompok bulat 
c) Awan Kumulonimbus berbentuk kelompok-kelompok besar. Kelompok-kelompok yang berwarna putih dan hitam ini mempunyai bentuk dan rupa yang beranekaragam. Awan membawa hujan yang disertsi dengan kilat dan petir. 
1. Awan Stratus 
3. Awan Cumulus 
2. Awan Cirrus
III. Awan-awan dalam WMO dibagi menjadi 10 jenis awan, yaitu : 
1. Awan Ciruus 6. Awan Cirrostratus 
2. Awan Cirrocumulus 7. Awan Altocumulus 
3. Awan Altostratus 8. Awan Nimbosstratus 
4. Awan Stratus 9. Awan Stratocomulus 
5. Awan Cumulus 10. AwanCumulonimbus 
D. KELUARGA-KELUARGA AWAN 
Awan mempunyai beberapa jenis, yaitu: 1). Awan Cyrus 2). Awan Cumulus 3). Awan Stratus. Para Pilot, biasanya sangat menakuti Awan Cumulus, karena didalam awan Cumulus terdapat banyak aliran listrik. Yang biasa muncul dalam dalam bentuk sebagai Guntur. 
1. Awan Tinggi (Keluarga A) 
Bentuk awan tinggi antara 10.000 dan 25.000 kaki (3.000 dan 8.000 m) di daerah kutub , 16.500 dan 40.000 kaki (5.000 dan 12.000 m) di daerah beriklim sedang dan 20.000 dan 60.000 kaki (6.000 dan 18.000 m) di daerah tropis. Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada kawasan iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8 km. 
Awan di Keluarga A meliputi: 
a. Genus Cirrus (Ci): gumpalan awan putih berserat kristal es halus yang terlihat jelas di langit biru. Secara umum non- konvektif kecuali castellanus dan spesies floccus. 
 Spesies fibratus Cirrus (Ci fi): cirrus berserat tanpa jumbai atau kait. 
 Spesies uncinus Cirrus (Ci UNC): Hooked cirrus filamen. 
 Spesies spissatus Cirrus (Ci spi): cirrus Patchy padat. 
 Spesies castellanus Cirrus (Ci cas): Sebagian cirrus menara. 
 Spesies floccus Cirrus (Ci flo): Sebagian cirrus berumbai. 
b. Genus Cirrocumulus (Cc): lapisan awan yang tampak seperti ombak di pasir pantai, berbentuk bulat kecil atau serpih dan bewarna putih yang berkelompok atau berbaris.[1] 
 Spesies Cirrocumulus stratiformis (Cc str): Sheets atau patch yang relatif datar cirrocumulus. 
 Spesies Cirrocumulus lenticularis (Cc len): Lens cirrocumulus berbentuk. 
 Spesies Cirrocumulus castellanus (Cc cas): cirrocumulus menara. 
 Spesies Cirrocumulus floccus (Cc flo): cirrocumulus berumbai. 
c. Genus Cirrostratus (Cs): A non-konvektif cadar tipis yang biasanya menimbulkan halos. Matahari dan bulan terlihat di garis yang jelas. Biasanya mengental menjadi menjelang altostratus depan hangat atau daerah tekanan rendah. 
 Spesies Cirrostratus fibratus (Cs fib): cirrostratus berserat kurang terlepas dari cirrus. 
 Spesies Cirrostratus nebulosus (Cs neb): rata selubung cirrostratus. 
a) Awan Cirrus (Ci) 
Ciri-ciri awan cirrus : 
 Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu burung.Awan ini juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik horizon. 
 Awan ini tidak menimbulkan hujan. 
 Awan ini terdiri daripada halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu dingin pada atmosfer. 
Jenis Awan Berdasarkan Ketinggian 
Bentuk Awan Berdasarkan Ketinggian
 Awan Sirus ini ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas. 
b) Awan Cirrostratus (Ci-St) 
 Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur. 
 Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim kemarau. 
c) Awan Cirrocumulus(Ci-Cu) 
 Awan ini bentuknya seperti terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan bayangan. 
2. Awan Tengah (Keluarga B) 
Awan Tengah cenderung terbentuk pada 6.500 kaki (2.000 m), tetapi dapat terbentuk pada ketinggian sampai 13.000 kaki (4.000 m), 23.000 kaki (7.000 m) atau 25.000 kaki (8.000 m), tergantung pada daerah. Umumnya lebih hangat iklim, semakin tinggi dasar awan. Nimbostratus merupakan awan pada ketinggian menengah yang dapat bergerak turun hingga ketinggian rendah pada saat hujan. [2] The World Meterological Organisasi mengklasifikasikan Nimbostratus sebagai awan menengah yang dapat mengentalkan ke dalam rentang ketinggian rendah selama hujan. 
Awan Nimbostratus(Ni-St) 
 Bentuknya tidak menentu ddengan pinggir compang-camping. 
 Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis. 
 Awan ini berwarna putih gelap yang penyebarannyaa di langit cukup luas. 
3. Awan Sedang 
Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km. Yang termasuk dalam awan sedang antara lain : 
a) Awan Altokumulus(A-Cu) 
 Awan ini kecil-kecil, tapi jumlahnya banyak 
 Awan Altokumulus berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu senja. 
 Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. Awan ini bergerombol dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan. 
 Tiap-Tiap elemen nampak jelas tersisih aantara satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Sirokumulus. 
b) Awan Altostratus(A-St) 
 Awan Altostratus berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan langit. 
 Awan ini menghasilkan hujan apabila cukup tebal. 
 Awan-awan di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari dan menghilang apabila matahari terbit di awal pagi. 
4. Awan Rendah (Keluarga C1) 
Ini ditemukan dari dekat permukaan hingga 6.500 kaki (2.000 m) [2] dan termasuk Stratus genus. Ketika awan Stratus kontak dengan tanah, mereka disebut kabut , meskipun tidak semua bentuk kabut dari Stratus. 
Awan di Keluarga C1 meliputi: 
a) Awan Stratokumulus(St-Cu) 
 Genus stratocumulus (Sc): awan konveksi yang sedikit biasanya dalam bentuk pola-pola tidak teratur atau bulat, mirip dengan altocumulus tetapi ukurannya lebih besar dan bewarna lebih gelap. 
 Spesies stratocumulus stratiformis (Sc str): Sheets atau patch yang relatif datar stratocumulus. 
 Spesies stratocumulus lenticularis (Sc len): Lens stratocumulus berbentuk. 
 Spesies stratocumulus castellanus (Sc cas): stratocumulus menara. 
 Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang seringg menutupi daerah seluruh langit, sehingga tampak seperti gelombang. 
 Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan. 
 Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil. 
b) Awan Stratus(St) 
 Genus Stratus (St): awan berlapisan seragam yang menyerupai kabut tetapi tidak menyentuh ke permukaan tanah (relatif tinggi).[2] 
 Spesies nebulosus Stratus (St cotok): rata selubung Stratus. 
 Spesies Stratus fractus (St fra): kasar putus selembar Stratus.
 Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Tingginya di bawah 2000 m. 
 Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis. 
5. Awan Vertikal (Keluarga D) 
Awan ini terletak antara 500-1500 m, 
a) Awan Kumulonimbus(Cu-Ni) 
 Genus cumulonimbus (Cb): awan dengan massa besar dan menjulang dari ketinggian rendah hingga sangat tinggi, rawan badai dan petir. Mereka membentuk dalam massa udara yang sangat stabil, khususnya sepanjang front yang bergerak cepat dingin. 
 Spesies calvus cumulonimbus (Cb cal): awan cumulonimbus dengan sangat tinggi memotong puncak kubah-jelas mirip dengan gumpalan awan yang menjulang tinggi. 
 Spesies capillatus cumulonimbus (Cb cap): awan cumulonimbus dengan puncak yang sangat tinggi yang telah menjadi berserat karena adanya kristal es. 
Fitur Supplimentary inkus capillatus cumulonimbus (Cb ink cap): Sebuah cumulonimbus inkus atas awan adalah salah satu yang telah menyebar ke bentuk landasan yang jelas sebagai akibat dari memukul lapisan inversi di bagian atas troposfer. Fitur Supplimentary dengan mammatus cumulonimbus (Cb Mam): Sebuah dasar awan mammatus ditandai oleh gelembung-tonjolan ke bawah seperti menghadap disebabkan oleh downdrafts lokal dalam awan. WMO Resmi jangka cumulonimbus Mama. 
 Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya ketinggian lebih dari 3500 kaki. 
 Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur. 
 Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai. 
b) Awan Kumulus(Cu) 
 Genus Cumulus (Cu) [6] [7] 
 Spesies Cumulus congestus (WMO: Cu Con / ICAO: TCU): awan dengan ukuran vertikal (lebar) yang besar dan bewarna gelap keabu-abuan. 
 Pyrocumulus (tidak ada singkatan resmi): awan Cumulus yang terkait dengan letusan gunung berapi dan kebakaran skala besar. Tidak diakui oleh WMO sebagai genus yang berbeda atau spesies. 
 Berwarna putih/gelap. 
 Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar. 
 Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km. 
E. Awan Mammutus: Cantik Namun Berbahaya 
Awan mammatus merupakan salah satu awan yang memliki bentuk yang unik. Bentuknya seperti kantung-kantung yang bergantungan di angkasa. Nama mammatus sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti ambing atau payudara. Awanmammatus atau dikenal juga dengan sebagai awanmammatocumulus ini sebenarnya adalah sebuah istilah meteorologi yang dipakai untuk menggambarkan pola selular yang tergantung pada bagian bawah dasar awan. Disebut dengan awan mammatus karena bentuknya yang memang mirip dengan payudara seorang wanita. 
Awan ini berbentuk seperti kantung susu sapi yang bergantungan di dasar awan dan bergumpal-gumpal. Awan ini terbentuk dari partikel es, dan masing-masing kantung dapat bertahan dalam bentuk yang sama antara lima sampai sepuluh menit. 
Bentuknya yang indah sebenarnya tak seindah karakteristiknya. Jadi,jika kita naik pesawat terbang harus berhati-hati saat melalui awan ini,karena sangat berbahaya untuk dilalui oleh sebuah pesawat terbang. Awan ini juga sering dikaitkan dengan tanda-tanda akan turunnya hujan badai. Biasanya pada saat hujan yang ditandai dengan adanya awan mammatus ini seringkali menghasilkan badai atau bahkan sebuah tornado. 
Awan Altocumulus 
Terbentuknya Awan Cumulonimbus
Awan seperti ini biasanya muncul di daerah Amerika Serikat. Bentuknya seperti kumpulan lobus atau gumpalan-gumpalan. Sebuah lobus awan biasanya berisi es,kadang juga bisa berupa campuran es dan air atau hampir seluruhnya berisi air. 
F. Pyrocumulus: Panas Dan Ganas 
Fenomena awan pyrocumulus sangat berkaitan erat dengan panas. Awan ini terbentuk karena panas yang meluas dan hebat dari suatu daerah yang membentuk awan cumulus. Panas pembentukannya bisa diperoleh dari gunung berapi, kebakaran hutan, ledakan nuklir dalam bentuk awan yang menyerupai jamur. 
Awan pyrocumulus mengandung gerakan tidak teratur yang hebat yang mengakibatkan angin ribut di permukaan yang dapat membperburuk kebakaran besar. Pyrocumulus yang besar, terutama yang berpadu dengan erupsi vulkanik, bisa juga menciptakan petir. Proses ini belum sepenuhnya dipahami, tapi mungkin kaitannya dengan perpisahan muatan yang disebabkan turbulansi hebat, dan mungkin dari partikel abu yang ada di awan dan merupakan proses alam. Awan pyrocumulus yang menghasilkan petir sebenarnya merupakan awan tipe cumulonimbus, setelah bergabung akhirnya membentuk awan petir dan disebut awan pyrocumulonimbus
G. Asperatus: Awan Yang Baru Ditemukan 
Awan asperatus adalah jenis awan baru yang berbentuk awan gelap, bergulung-gulung di angkasa. Menurut penemunya, Gavin Pretor-Pinney, pendiri Cloud Appreciation Society, awan ini sedikit terlihat seperti riak-riak ombak kecil yang terputus- putus jika dilihat dari bawah. Nama Asperatus diberikan karena permukaan bawah asperatus terlihat kasar dan berombak. Bentuk ini mirip seperti permukaan laut yang bergolak, dan geraknya kacau mengombak. 
Kata Asperatus berasal dari bahasa latin yang artinya kasar. Bentuk ombak pada awan Asperagus disebabkan oleh angin kencang stabil, dan terbentuk karena pertemuan antara lapisan udara hangat dan udara dingin sehingga menyebabkan pemandangan yang begitu menakjubkan. Jenis awan ini tidak saja ditemukan di Iowa, AS, tetapi juga di Selandia Baru bagian selatan, Perthshire- Skotlandia, Devon ' U.K , dan sudah sering ditemukan di berbagai lokasi di seluruh dunia. 
Asperatus sering terlihat dalam kumpulan badai angin yang besar. Namun dari beberapa laporan menyebutkan bahwa awan ini cenderung terpecah tanpa membentuk badai terlebih dahulu. 
Dalam ilmu telaah awan, terdapat sepuluh bentuk dasar awan yang diklasifikasikan dalam istilah genus. Setiap genus menggambarkan dimana awan-awan tersebut terbentuk, intensitas kemunculan mereka, termasuk klasifikasi mengenai awan stratus, cumulus dan cirrus. Genre ini kemudian dibagi kedalam dua spesies awan yang menggambarkan struktur internal dan bentuk dan variasi awan yang menggambarkan transparansi dan penyusunan awan. Apabila penemuan in diakui, maka hal ini adalah pertamakalinya variasi awan diklasifikasikan sejak 1953. 
Referensi : 
Dirdjosoemarto, Soendjojo. 1986. Buku materi pokok ilmu pengetahuan bumi dan antariksa. Universitas Terbuka: Jakarta. 
http://www.smart-e-book.com/ 
Rafi’I Suryana. 2010. Meteorologi Dan Klimatologi. Penerbit Angkasa: Bandung.
Tanudidjaya, Moh. Ma’mur. 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa Untuk Sekolah Menengah Umum. Depdikbud: Jakarta. 
Tjasyono, Bayong. 2008. Ilmu Kebumian dan Kebumian. Departemen Pendidikan Nasional, Penertbit Rosda: Jakarta. 
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Penerbit ITB: Bandung. 
Tjasyono, Bayong. 2008. Meteorologi. Penerbit ITB: Bandung.

More Related Content

What's hot

Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangafadliansyah
 
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxPPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxSandraOgie
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Nurul Afdal Haris
 
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusiaPengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusiaYesica Adicondro
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastikyadil142
 
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuLaporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuNational Cheng Kung University
 
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...Wein Rawana
 
3. laporan kerja praktek
3. laporan kerja praktek3. laporan kerja praktek
3. laporan kerja praktekmegh77
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Nanda Reda
 
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanX geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanjopiwildani
 

What's hot (20)

Modul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjangModul 3 waterpass memanjang
Modul 3 waterpass memanjang
 
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxPPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (Interpretasi Citra)
 
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah adaMetode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
 
Geografi awan
Geografi awanGeografi awan
Geografi awan
 
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusiaPengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
Pengaruh perubahan iklim bagi kehidupan manusia
 
CITRA SRTM
CITRA SRTM CITRA SRTM
CITRA SRTM
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastik
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Analisis Frekuensi
Analisis FrekuensiAnalisis Frekuensi
Analisis Frekuensi
 
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 BatuLaporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
Laporan Kartografi Long Cross Section Peta RBI 1608-111 Batu
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Materi Awan
Materi AwanMateri Awan
Materi Awan
 
Presentasi gempa bumi
Presentasi gempa bumiPresentasi gempa bumi
Presentasi gempa bumi
 
Makala peta
Makala petaMakala peta
Makala peta
 
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
Kajian banjir bandang (studi kasus sub das tengku das kreung aceh kabupaten a...
 
3. laporan kerja praktek
3. laporan kerja praktek3. laporan kerja praktek
3. laporan kerja praktek
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
 
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanX geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
 

Viewers also liked

Tugas merangkum pada pembelajarn fisika
Tugas merangkum pada pembelajarn fisikaTugas merangkum pada pembelajarn fisika
Tugas merangkum pada pembelajarn fisikaPuspawijaya Putra
 
Jenis jenis awan
Jenis jenis awanJenis jenis awan
Jenis jenis awanari nur
 
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan LensaRefraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan LensaPuspawijaya Putra
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPuspawijaya Putra
 
Kelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraKelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraZhafirah Yumna
 

Viewers also liked (8)

Tugas merangkum pada pembelajarn fisika
Tugas merangkum pada pembelajarn fisikaTugas merangkum pada pembelajarn fisika
Tugas merangkum pada pembelajarn fisika
 
Refraksi Cahaya
Refraksi CahayaRefraksi Cahaya
Refraksi Cahaya
 
Jenis jenis awan
Jenis jenis awanJenis jenis awan
Jenis jenis awan
 
Geografi Penjelasan tentang atmosfer
Geografi Penjelasan tentang atmosferGeografi Penjelasan tentang atmosfer
Geografi Penjelasan tentang atmosfer
 
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan LensaRefraksi  Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
Refraksi Oleh Permukaan Lengkung dan Lensa
 
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPeran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah
 
Kelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udaraKelembaban udara & tekanan udara
Kelembaban udara & tekanan udara
 
Makalah Usaha dan Energi
Makalah Usaha dan EnergiMakalah Usaha dan Energi
Makalah Usaha dan Energi
 

Similar to Karakteristik Awan

awan dan hujan (geografi/sma/X/sem2)
awan dan hujan (geografi/sma/X/sem2)awan dan hujan (geografi/sma/X/sem2)
awan dan hujan (geografi/sma/X/sem2)Masruroh 07
 
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan IklimLGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan IklimStanley James
 
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklimKumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklimcikgu_rashid
 
awan sebagai salah satu unsur cuaca dan iklim.pdf
awan sebagai salah satu unsur cuaca dan iklim.pdfawan sebagai salah satu unsur cuaca dan iklim.pdf
awan sebagai salah satu unsur cuaca dan iklim.pdfMelisaRonaFitri
 
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujanAgroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujanJoel mabes
 
Bahan persentasi ipa
Bahan persentasi ipaBahan persentasi ipa
Bahan persentasi ipaZamzam Farid
 
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliLaporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliFerli Dian SAputra
 
Proses terjadinya awan dilangit
Proses terjadinya awan dilangitProses terjadinya awan dilangit
Proses terjadinya awan dilangitLINASITIAISYAH
 
Yegi (1001436) awan cumulus
Yegi (1001436) awan cumulusYegi (1001436) awan cumulus
Yegi (1001436) awan cumulusEgiew Nakakatawa
 
Media pembelajaran geografi
Media pembelajaran geografiMedia pembelajaran geografi
Media pembelajaran geografiVerry Nabarat
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanFerli Dian SAputra
 
Mengamati & mengidentifikasi jenis-jenis awan
Mengamati & mengidentifikasi jenis-jenis awanMengamati & mengidentifikasi jenis-jenis awan
Mengamati & mengidentifikasi jenis-jenis awanViviantika Nurifda K
 

Similar to Karakteristik Awan (20)

Pengertian awan
Pengertian awanPengertian awan
Pengertian awan
 
Awan mentah
Awan mentahAwan mentah
Awan mentah
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 
Awan
AwanAwan
Awan
 
awan dan hujan (geografi/sma/X/sem2)
awan dan hujan (geografi/sma/X/sem2)awan dan hujan (geografi/sma/X/sem2)
awan dan hujan (geografi/sma/X/sem2)
 
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan IklimLGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
 
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklimKumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
 
awan sebagai salah satu unsur cuaca dan iklim.pdf
awan sebagai salah satu unsur cuaca dan iklim.pdfawan sebagai salah satu unsur cuaca dan iklim.pdf
awan sebagai salah satu unsur cuaca dan iklim.pdf
 
Awan
AwanAwan
Awan
 
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujanAgroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujan
 
Bahan persentasi ipa
Bahan persentasi ipaBahan persentasi ipa
Bahan persentasi ipa
 
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliLaporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
 
Proses terjadinya awan dilangit
Proses terjadinya awan dilangitProses terjadinya awan dilangit
Proses terjadinya awan dilangit
 
Awan
AwanAwan
Awan
 
Yegi (1001436) awan cumulus
Yegi (1001436) awan cumulusYegi (1001436) awan cumulus
Yegi (1001436) awan cumulus
 
84479398 tugasan-a
84479398 tugasan-a84479398 tugasan-a
84479398 tugasan-a
 
Media pembelajaran geografi
Media pembelajaran geografiMedia pembelajaran geografi
Media pembelajaran geografi
 
Awan geografi
Awan geografiAwan geografi
Awan geografi
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awan
 
Mengamati & mengidentifikasi jenis-jenis awan
Mengamati & mengidentifikasi jenis-jenis awanMengamati & mengidentifikasi jenis-jenis awan
Mengamati & mengidentifikasi jenis-jenis awan
 

More from Puspawijaya Putra

Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPuspawijaya Putra
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPuspawijaya Putra
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahPuspawijaya Putra
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahPuspawijaya Putra
 
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi AlternatifPemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi AlternatifPuspawijaya Putra
 
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TLPROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TLPuspawijaya Putra
 

More from Puspawijaya Putra (6)

Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi AlternatifPemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
Pemanfatan Sampah Kota Sebagai Sumber Energi Alternatif
 
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TLPROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
PROSES PENCAHAYAAN PADA LAMPU TL
 

Recently uploaded

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 

Recently uploaded (20)

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

Karakteristik Awan

  • 1. KARAKTERISTIK AWAN Oleh : A. Kurniawan A. PENGERTIAN AWAN Awan adalah sekumpulan tetesan air/kristal es di dalam atmosfer yang terjadi karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh. Atau Awan adalah massa kecil dari tetesan air atau kristalbeku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula. B. PROSES TERBENTUKNYA AWAN Awan itu sendiri terbentuk dari titik-titik uap air dari bumi (misalkan uap air laut) yang berkumpul di udara dan menempel pada media yang bisa ditempeli oleh uap air tersebut dalam ketinggian tertentu di atas permukaan bumi. Media yang dapat ditempeli oleh partikel-pertikel uap air tersebut biasanya adalah partikel garam dari lautan, atau asap dari bumi sehingga kumpulan partikel uap air tersebut membentuk gumpalan awan yang besar. Awan ini merupakan bibit hujan yang bergerak sesuai dengan arah tiupan angin. Penguapan ini dapat diperoleh dengan 2 cara, yakni : 1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkadung di dalam udara karena air lebih cepat menguap. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya. 2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembab. Udara makin lama akan menjadi semakin jenuh dengan uap air. Apabila awan telah terbentuk, titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah. Hingalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan itu akan lenyap. Inilah yang menyebabkan bentuk awan itu selalu berubah-ubah. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan. Awan hangat yang terbentuk dari partikel air dapat menyebabkan terjadinya hujan gerimis. Awan hangat ini dapat jatuh ke permukaan bumi karena pengaruh gravitasi dan saat jatuh ke bumi masih berwujud kumpulan partikel air yang kecil. Dalam perjalanan jatuh ke bumi, kumpulan partikel air ini ada yang menguap dalam perjalanan sehingga ia tidak sampai ke permukaan bumi, akan tetapi ada juga yang dapat sampai ke permukaan bumi sehingga membentuk hujan gerimis. Awan hangat juga dapat membentuk hujan lebat, proses terjadinya dimulai saat partikel air dari awan hangat ini jatuh kedalam awan yang berada dibawahnya dan saling bertabrakan sehingga membentuk tetesan air yang lebih besar. Tetesan air yang jatuh ke bumi ini dapat bergabung dengan tetesan dari awan lain sehingga membentuk hujan yang lebat. Selain terbentuk dari awan hangat, hujan lebat juga dapat terbentuk dari awan dingin yang terbentuk dari kristal es dan partikel air yang berada jauh lebih tinggi dari pada awan hangat. Uap air atau partikel air akan menempel pada kristal es dan ikut membeku sehingga kristal es ini semakin membesar dan berat. Karena kristal es tersebut semakin besar karena tertempeli oleh uap air yang ikut membeku, maka ia akan semakin berat dan akhirnya jatuh ke permukaan bumi. Dalam perjalanan jatuh, udara yang hangat akan mencairkan kristal es tersebut sehingga yang jatuh ke permukaan bumi hanya berwujud tetesan air atau hujan yang lebat. Bila udara yang dilewati kristal es ini ketika jatuh dingin (misalnya didaerah yang beriklim dingin) maka kristal es ini akan jatuh tetap pada wujud kristal, dan yang terjadi adalah hujan salju. C. JENIS-JENIS AWAN Jenis- jenis awan sangat beraneka ragam, diantaranya adalah : I. Menurut Bentuknya A. Awan Kumulus (commulus) Awan Kumulus adalah awan yang bentuknya seperti bunga kol. Awan ini terjadi karena proses konveksi. Secara lebih rinci awan ini terbagi dalam 3 jenis, yaitu: strato kumulus yaitu awan kumulus yang baru tumbuh, kumulus, dan kumulonimbus yaitu awan kumulus yang sangat besar dan mungkin terdiri beberapa awan kumulus yang bergabung menjadi satu. B. Awan Stratus
  • 2. Awan stratus sangat rendah, tebal dan berwarna kelabu. Awan ini kelihatan seperti lelangit rendah atau kabus di tanah. C. Awan Cirrus Awan cirrus adalah awan tinggi dengan ciri-ciri tipis, berserat seperti bulu burung. Pada awan ini terdapat kristal- kristal es. Terkadang puncak awan cirrus bergerak dengan cepat. Arah anginnya juga dapat bervariasi. Awan Cirrus terbentuk ketika uap air membeku menjadi kristal es pada ketinggian diatas 8000 meter. II. Berdasarkan Ketinggiannya 1. Awan rendah a) Stratokumulus, awan Nimbostratus dan awan Stratus. terletak kurang daripada 3 000 meter dari muka bumi. b) Awan Stratokumulus kelihatan kasar. c) Awan Nimbostratus gelap dan mempunyai lapisan-lapisan jelas dan dikenali juga sebagai awan hujan d) Awan Stratus sangat rendah, tebal dan berwarna kelabu. Awan ini kelihatan seperti lelangit rendah atau kabus di tanah. 2. Awan Sederhana Tinggi a) Tediri daripada awan Altokumulus dan Altostratus. letaknya antara 3 000 hingga 6 000 meter dari muka bumi b) Awan Altokumulus berkepul-kepul, tidak rata dan berlapis. Awan itu selalu menggambarkan keadaan cuaca yang baik. c) Awan Altostratus lebih padat, berwarna kelabu dan kelihatan seperti air. Awan ini berjurai-jurai. 3. Awan Tinngi a) Terdiri daripada awan Sirus, Sirokumulus dan Sirostratus b) Awan Sirus kelihatan seperti kapas tipis dan awan ini menunjukkan cuaca agak cerah. c) Awan Sirokumulus kelihatan seperti sisik ikan. d) Awan Sirostratus ialah awan putih yang tipis seperti tirai. 4. Awan yang tinggi ke atas a) Terdiri daripada awan Kumulus dan awan Kumulonimbus. letaknya kira-kira 6 000 hingga 9 000 meter dari muka bumi. b) Awan Kumulus terbentuk kelompok- kelompok bulat c) Awan Kumulonimbus berbentuk kelompok-kelompok besar. Kelompok-kelompok yang berwarna putih dan hitam ini mempunyai bentuk dan rupa yang beranekaragam. Awan membawa hujan yang disertsi dengan kilat dan petir. 1. Awan Stratus 3. Awan Cumulus 2. Awan Cirrus
  • 3. III. Awan-awan dalam WMO dibagi menjadi 10 jenis awan, yaitu : 1. Awan Ciruus 6. Awan Cirrostratus 2. Awan Cirrocumulus 7. Awan Altocumulus 3. Awan Altostratus 8. Awan Nimbosstratus 4. Awan Stratus 9. Awan Stratocomulus 5. Awan Cumulus 10. AwanCumulonimbus D. KELUARGA-KELUARGA AWAN Awan mempunyai beberapa jenis, yaitu: 1). Awan Cyrus 2). Awan Cumulus 3). Awan Stratus. Para Pilot, biasanya sangat menakuti Awan Cumulus, karena didalam awan Cumulus terdapat banyak aliran listrik. Yang biasa muncul dalam dalam bentuk sebagai Guntur. 1. Awan Tinggi (Keluarga A) Bentuk awan tinggi antara 10.000 dan 25.000 kaki (3.000 dan 8.000 m) di daerah kutub , 16.500 dan 40.000 kaki (5.000 dan 12.000 m) di daerah beriklim sedang dan 20.000 dan 60.000 kaki (6.000 dan 18.000 m) di daerah tropis. Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada kawasan iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8 km. Awan di Keluarga A meliputi: a. Genus Cirrus (Ci): gumpalan awan putih berserat kristal es halus yang terlihat jelas di langit biru. Secara umum non- konvektif kecuali castellanus dan spesies floccus.  Spesies fibratus Cirrus (Ci fi): cirrus berserat tanpa jumbai atau kait.  Spesies uncinus Cirrus (Ci UNC): Hooked cirrus filamen.  Spesies spissatus Cirrus (Ci spi): cirrus Patchy padat.  Spesies castellanus Cirrus (Ci cas): Sebagian cirrus menara.  Spesies floccus Cirrus (Ci flo): Sebagian cirrus berumbai. b. Genus Cirrocumulus (Cc): lapisan awan yang tampak seperti ombak di pasir pantai, berbentuk bulat kecil atau serpih dan bewarna putih yang berkelompok atau berbaris.[1]  Spesies Cirrocumulus stratiformis (Cc str): Sheets atau patch yang relatif datar cirrocumulus.  Spesies Cirrocumulus lenticularis (Cc len): Lens cirrocumulus berbentuk.  Spesies Cirrocumulus castellanus (Cc cas): cirrocumulus menara.  Spesies Cirrocumulus floccus (Cc flo): cirrocumulus berumbai. c. Genus Cirrostratus (Cs): A non-konvektif cadar tipis yang biasanya menimbulkan halos. Matahari dan bulan terlihat di garis yang jelas. Biasanya mengental menjadi menjelang altostratus depan hangat atau daerah tekanan rendah.  Spesies Cirrostratus fibratus (Cs fib): cirrostratus berserat kurang terlepas dari cirrus.  Spesies Cirrostratus nebulosus (Cs neb): rata selubung cirrostratus. a) Awan Cirrus (Ci) Ciri-ciri awan cirrus :  Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu burung.Awan ini juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik horizon.  Awan ini tidak menimbulkan hujan.  Awan ini terdiri daripada halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu dingin pada atmosfer. Jenis Awan Berdasarkan Ketinggian Bentuk Awan Berdasarkan Ketinggian
  • 4.  Awan Sirus ini ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas. b) Awan Cirrostratus (Ci-St)  Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur.  Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim kemarau. c) Awan Cirrocumulus(Ci-Cu)  Awan ini bentuknya seperti terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan bayangan. 2. Awan Tengah (Keluarga B) Awan Tengah cenderung terbentuk pada 6.500 kaki (2.000 m), tetapi dapat terbentuk pada ketinggian sampai 13.000 kaki (4.000 m), 23.000 kaki (7.000 m) atau 25.000 kaki (8.000 m), tergantung pada daerah. Umumnya lebih hangat iklim, semakin tinggi dasar awan. Nimbostratus merupakan awan pada ketinggian menengah yang dapat bergerak turun hingga ketinggian rendah pada saat hujan. [2] The World Meterological Organisasi mengklasifikasikan Nimbostratus sebagai awan menengah yang dapat mengentalkan ke dalam rentang ketinggian rendah selama hujan. Awan Nimbostratus(Ni-St)  Bentuknya tidak menentu ddengan pinggir compang-camping.  Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.  Awan ini berwarna putih gelap yang penyebarannyaa di langit cukup luas. 3. Awan Sedang Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km. Yang termasuk dalam awan sedang antara lain : a) Awan Altokumulus(A-Cu)  Awan ini kecil-kecil, tapi jumlahnya banyak  Awan Altokumulus berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu senja.  Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. Awan ini bergerombol dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan.  Tiap-Tiap elemen nampak jelas tersisih aantara satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Sirokumulus. b) Awan Altostratus(A-St)  Awan Altostratus berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan langit.  Awan ini menghasilkan hujan apabila cukup tebal.  Awan-awan di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari dan menghilang apabila matahari terbit di awal pagi. 4. Awan Rendah (Keluarga C1) Ini ditemukan dari dekat permukaan hingga 6.500 kaki (2.000 m) [2] dan termasuk Stratus genus. Ketika awan Stratus kontak dengan tanah, mereka disebut kabut , meskipun tidak semua bentuk kabut dari Stratus. Awan di Keluarga C1 meliputi: a) Awan Stratokumulus(St-Cu)  Genus stratocumulus (Sc): awan konveksi yang sedikit biasanya dalam bentuk pola-pola tidak teratur atau bulat, mirip dengan altocumulus tetapi ukurannya lebih besar dan bewarna lebih gelap.  Spesies stratocumulus stratiformis (Sc str): Sheets atau patch yang relatif datar stratocumulus.  Spesies stratocumulus lenticularis (Sc len): Lens stratocumulus berbentuk.  Spesies stratocumulus castellanus (Sc cas): stratocumulus menara.  Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang seringg menutupi daerah seluruh langit, sehingga tampak seperti gelombang.  Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.  Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil. b) Awan Stratus(St)  Genus Stratus (St): awan berlapisan seragam yang menyerupai kabut tetapi tidak menyentuh ke permukaan tanah (relatif tinggi).[2]  Spesies nebulosus Stratus (St cotok): rata selubung Stratus.  Spesies Stratus fractus (St fra): kasar putus selembar Stratus.
  • 5.  Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Tingginya di bawah 2000 m.  Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis. 5. Awan Vertikal (Keluarga D) Awan ini terletak antara 500-1500 m, a) Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)  Genus cumulonimbus (Cb): awan dengan massa besar dan menjulang dari ketinggian rendah hingga sangat tinggi, rawan badai dan petir. Mereka membentuk dalam massa udara yang sangat stabil, khususnya sepanjang front yang bergerak cepat dingin.  Spesies calvus cumulonimbus (Cb cal): awan cumulonimbus dengan sangat tinggi memotong puncak kubah-jelas mirip dengan gumpalan awan yang menjulang tinggi.  Spesies capillatus cumulonimbus (Cb cap): awan cumulonimbus dengan puncak yang sangat tinggi yang telah menjadi berserat karena adanya kristal es. Fitur Supplimentary inkus capillatus cumulonimbus (Cb ink cap): Sebuah cumulonimbus inkus atas awan adalah salah satu yang telah menyebar ke bentuk landasan yang jelas sebagai akibat dari memukul lapisan inversi di bagian atas troposfer. Fitur Supplimentary dengan mammatus cumulonimbus (Cb Mam): Sebuah dasar awan mammatus ditandai oleh gelembung-tonjolan ke bawah seperti menghadap disebabkan oleh downdrafts lokal dalam awan. WMO Resmi jangka cumulonimbus Mama.  Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya ketinggian lebih dari 3500 kaki.  Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur.  Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai. b) Awan Kumulus(Cu)  Genus Cumulus (Cu) [6] [7]  Spesies Cumulus congestus (WMO: Cu Con / ICAO: TCU): awan dengan ukuran vertikal (lebar) yang besar dan bewarna gelap keabu-abuan.  Pyrocumulus (tidak ada singkatan resmi): awan Cumulus yang terkait dengan letusan gunung berapi dan kebakaran skala besar. Tidak diakui oleh WMO sebagai genus yang berbeda atau spesies.  Berwarna putih/gelap.  Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.  Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km. E. Awan Mammutus: Cantik Namun Berbahaya Awan mammatus merupakan salah satu awan yang memliki bentuk yang unik. Bentuknya seperti kantung-kantung yang bergantungan di angkasa. Nama mammatus sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti ambing atau payudara. Awanmammatus atau dikenal juga dengan sebagai awanmammatocumulus ini sebenarnya adalah sebuah istilah meteorologi yang dipakai untuk menggambarkan pola selular yang tergantung pada bagian bawah dasar awan. Disebut dengan awan mammatus karena bentuknya yang memang mirip dengan payudara seorang wanita. Awan ini berbentuk seperti kantung susu sapi yang bergantungan di dasar awan dan bergumpal-gumpal. Awan ini terbentuk dari partikel es, dan masing-masing kantung dapat bertahan dalam bentuk yang sama antara lima sampai sepuluh menit. Bentuknya yang indah sebenarnya tak seindah karakteristiknya. Jadi,jika kita naik pesawat terbang harus berhati-hati saat melalui awan ini,karena sangat berbahaya untuk dilalui oleh sebuah pesawat terbang. Awan ini juga sering dikaitkan dengan tanda-tanda akan turunnya hujan badai. Biasanya pada saat hujan yang ditandai dengan adanya awan mammatus ini seringkali menghasilkan badai atau bahkan sebuah tornado. Awan Altocumulus Terbentuknya Awan Cumulonimbus
  • 6. Awan seperti ini biasanya muncul di daerah Amerika Serikat. Bentuknya seperti kumpulan lobus atau gumpalan-gumpalan. Sebuah lobus awan biasanya berisi es,kadang juga bisa berupa campuran es dan air atau hampir seluruhnya berisi air. F. Pyrocumulus: Panas Dan Ganas Fenomena awan pyrocumulus sangat berkaitan erat dengan panas. Awan ini terbentuk karena panas yang meluas dan hebat dari suatu daerah yang membentuk awan cumulus. Panas pembentukannya bisa diperoleh dari gunung berapi, kebakaran hutan, ledakan nuklir dalam bentuk awan yang menyerupai jamur. Awan pyrocumulus mengandung gerakan tidak teratur yang hebat yang mengakibatkan angin ribut di permukaan yang dapat membperburuk kebakaran besar. Pyrocumulus yang besar, terutama yang berpadu dengan erupsi vulkanik, bisa juga menciptakan petir. Proses ini belum sepenuhnya dipahami, tapi mungkin kaitannya dengan perpisahan muatan yang disebabkan turbulansi hebat, dan mungkin dari partikel abu yang ada di awan dan merupakan proses alam. Awan pyrocumulus yang menghasilkan petir sebenarnya merupakan awan tipe cumulonimbus, setelah bergabung akhirnya membentuk awan petir dan disebut awan pyrocumulonimbus
  • 7. G. Asperatus: Awan Yang Baru Ditemukan Awan asperatus adalah jenis awan baru yang berbentuk awan gelap, bergulung-gulung di angkasa. Menurut penemunya, Gavin Pretor-Pinney, pendiri Cloud Appreciation Society, awan ini sedikit terlihat seperti riak-riak ombak kecil yang terputus- putus jika dilihat dari bawah. Nama Asperatus diberikan karena permukaan bawah asperatus terlihat kasar dan berombak. Bentuk ini mirip seperti permukaan laut yang bergolak, dan geraknya kacau mengombak. Kata Asperatus berasal dari bahasa latin yang artinya kasar. Bentuk ombak pada awan Asperagus disebabkan oleh angin kencang stabil, dan terbentuk karena pertemuan antara lapisan udara hangat dan udara dingin sehingga menyebabkan pemandangan yang begitu menakjubkan. Jenis awan ini tidak saja ditemukan di Iowa, AS, tetapi juga di Selandia Baru bagian selatan, Perthshire- Skotlandia, Devon ' U.K , dan sudah sering ditemukan di berbagai lokasi di seluruh dunia. Asperatus sering terlihat dalam kumpulan badai angin yang besar. Namun dari beberapa laporan menyebutkan bahwa awan ini cenderung terpecah tanpa membentuk badai terlebih dahulu. Dalam ilmu telaah awan, terdapat sepuluh bentuk dasar awan yang diklasifikasikan dalam istilah genus. Setiap genus menggambarkan dimana awan-awan tersebut terbentuk, intensitas kemunculan mereka, termasuk klasifikasi mengenai awan stratus, cumulus dan cirrus. Genre ini kemudian dibagi kedalam dua spesies awan yang menggambarkan struktur internal dan bentuk dan variasi awan yang menggambarkan transparansi dan penyusunan awan. Apabila penemuan in diakui, maka hal ini adalah pertamakalinya variasi awan diklasifikasikan sejak 1953. Referensi : Dirdjosoemarto, Soendjojo. 1986. Buku materi pokok ilmu pengetahuan bumi dan antariksa. Universitas Terbuka: Jakarta. http://www.smart-e-book.com/ Rafi’I Suryana. 2010. Meteorologi Dan Klimatologi. Penerbit Angkasa: Bandung.
  • 8. Tanudidjaya, Moh. Ma’mur. 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi Dan Antariksa Untuk Sekolah Menengah Umum. Depdikbud: Jakarta. Tjasyono, Bayong. 2008. Ilmu Kebumian dan Kebumian. Departemen Pendidikan Nasional, Penertbit Rosda: Jakarta. Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Penerbit ITB: Bandung. Tjasyono, Bayong. 2008. Meteorologi. Penerbit ITB: Bandung.