SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
 NEGARA FEDERASI 
Konsepsi federalisme lahir pada zaman Yunani Kuno, kemudian muncul kembali pada 
abad pertengahan di beberapa kota Italia dan terus berkembang dalam konfederasi Swiss 
(Switzerland) abad ke-13. Perkembangan mengenai konsepsi federalisme secara rincinya 
dipaparkan oleh C. F. Strong (Riyanto, 2006: 32) yakni sebagai berikut : federalisme dalam satu 
bentuk atau bentuk lainnya, telah ada di masa lalu, yaitu sejak zaman negara kota Yunani Kuno. 
Federalisme juga muncul kembali pada abad pertengahan di beberapa kota Italia, dan terus 
berkembang dalam konfederasi Swiss abad ke-13, yang lahir ketika Kanton Hutan bergabung 
untuk menciptakan perlindungan tahun 1291. Organisasi politik ini merupakan cikal bakal dari 
beberapa negara seperti Yugoslavia, Amerika Serikat, Australia, dan Meksiko). 
Negara federal atau dikenal dengan bentuk negara serikat, memiliki daya tarik tersendiri 
yang membuat berbagai kalangan, mengkaji bahkan berusaha menerapkannya. Daya tarik tersebut 
lahir karena dalam konsep federalisme, setiap negara-negara bagian bebas melakukan tindakan ke 
dalam, selama tidak bertentangan dengan UUD negara federal. Selain itu setiap keanekaragaman 
yang terdapat di negara bagian akan tetap terpelihara. Sebab, negara bagian diberikan kedaulatan 
tersendiri dalam bentuk residual power (kekuatan sisa). Negara federal menurut Dicy 
(Soehino,2005:227) pada hakikatnya adalah suatu kerjasama yang bertujuan agar kepentingan 
bersama dapat tercapai. Di samping itu negara-negara bagian masih tetap memiliki hak-hak serta 
wewenangnya. 
Negara Federal merupakan bentuk pertengahan antara Negara kesatuan dan Negara 
konfederasi. Tetapi menurut C.F.Strong salah satu ciri Negara federal ialah bahwa ia mencoba 
menyesuaikan dua konsep yang sebenarnya bertentangan, yaitu kedaulatan Negara federal dalam 
keseluruhannya dan kedaulatan Negara bagian. Penyelenggaraan kedaulatan luar dari Negara – 
Negara bagian diserahkan sama sekali kepada pemerintahan federal, sedangkan ke dalam dibatasi. 
“Prisnsip federal ialah bahwa kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga pemerinta h 
Negara bagian dalam bidang – bidang tertentu adalah bebas satu sama lain.” Tetapi dalam beberapa 
hal warga Negara merasa adanya dua pemerintahan. Untuk membentuk Negara federal menurut 
C.F.Strong diperlukan dua syarat, yaitu : (1) Adanya perasaan sebangsa diantara kesatuan – 
kesatuan politik yang hendak membentuk federasi itu, dan (2) Keinginan pada kesatuan – kesatuan 
politik yang hendak mengadakan federasi untuk mengadakan ikatan terbatas, oleh Karena apabila 
kesatuan – kesatuan politik itu menghendaki persatuan, maka bukan federasilah yang akan 
dibentuk, melainakan Negara – kesatuan. 
Dalam pandangan beberapa tokoh yang pro terhadap bentuk negara federal, memandang 
bahwa dengan diterapkannya bentuk negara federal, bisa menjamin perkembangan kehidupan 
sosial, politik dan budaya di daerahnya masing-masing. Sementara kalangan yang menentang 
federalisme ini menganggap bahwa federalisme sebagai sebuah strategi penjajah untuk 
melanggengkan pemerintahannya.
 FEDERALISME DI INDONESIA (RIS DESEMBER 1949 – AGUSTUS 1950) 
RIS terdiri atas 15 Negara bagian (disebut daerah bagian) yang secraa formal berkedudukan 
“saling sama martabat” dan “saling sama hak”. secara formal pula bentuk federal bersifat 
sempurna, karena : 
1) Kekuasaan pemerintah federal diperinci satu per satu, dan dana kekuasaan terletak pada 
Negara – Negara bagian ( Undang – Undang Dasar pasal 51) 
2) Dalam hal timbulnya pertentangan antara undang – undang federal dan undang - undang 
Negara bagian, maka MA Federal mempunyai wewenang untuk menyelesaikannya dan 
keputusan nya mengikat dua belah pihak (Undang – Undang dasar pasal 48) 
Tetapi disamping itu, pemerintah federal mempunyai suatu kekuasaan yang tidak terdapat 
dalam Negara – Negara federal lainnya, yaitu wewenang untuk memeriksa undang – undang dasar 
Negara bagian sebelum dapat disahkan sebagai undang – undang dasar Negara bagian. Selain dari 
itu, dalam praktik ternyata bahwa Negara federal, disamping Negara bagian Republik Indonesia 
(RI) yang berpusat di Yogyakarta, memainkan peranan yang dominan terhadap Negara – Negara 
bagian lainnya. Jadi sama sekali tidak sama martabatnya, dan memang bukan maksudnya untuk 
memberi kekuasaan kepada Negara bagian, karena bentuk federal ini hanya dianggap sebagai suatu 
adempauze. Dan ternyata hanya dalam waktu delapan bulan saja bentuk federal sudah dibatalkan 
dan dalam bulan Agustus 1950 diganti dengan bentuk Negara kesatuan.

More Related Content

What's hot

Susunan negara
Susunan negaraSusunan negara
Susunan negara
Meehawk
 
Ppkn mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
Ppkn  mengupas penyelenggaraan kekuasaan negaraPpkn  mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
Ppkn mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
wiwikmiraldy
 
Kekuasaan negara
Kekuasaan negaraKekuasaan negara
Kekuasaan negara
kangjarkom
 
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahanBentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Tihul Aliefany
 
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
fatimaharyenfa
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Adhi Panjie Gumilang
 
3. negara dan konstitusi
3. negara dan konstitusi3. negara dan konstitusi
3. negara dan konstitusi
Mardiah Ahmad
 

What's hot (20)

Bab 2 kelas 3
Bab 2 kelas 3Bab 2 kelas 3
Bab 2 kelas 3
 
Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahan
 
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem PemerintahanAli R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
Ali R-Macam-Macam Sistem Pemerintahan
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
5. bentuk negara
5. bentuk negara5. bentuk negara
5. bentuk negara
 
Proses penyelenggaraan negara dalam konteks federalisme
Proses penyelenggaraan negara dalam konteks federalismeProses penyelenggaraan negara dalam konteks federalisme
Proses penyelenggaraan negara dalam konteks federalisme
 
Setiawan
SetiawanSetiawan
Setiawan
 
Susunan negara
Susunan negaraSusunan negara
Susunan negara
 
Ppkn mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
Ppkn  mengupas penyelenggaraan kekuasaan negaraPpkn  mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
Ppkn mengupas penyelenggaraan kekuasaan negara
 
Perbedaan Negara dengan Pemerintahan
Perbedaan Negara dengan PemerintahanPerbedaan Negara dengan Pemerintahan
Perbedaan Negara dengan Pemerintahan
 
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negaraBentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Kekuasaan negara
Kekuasaan negaraKekuasaan negara
Kekuasaan negara
 
PKN Kd 4.2
PKN Kd 4.2PKN Kd 4.2
PKN Kd 4.2
 
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahanBentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
 
Kelompok 6 pkn 2
Kelompok 6 pkn 2Kelompok 6 pkn 2
Kelompok 6 pkn 2
 
Pengertian konstitusi
Pengertian konstitusiPengertian konstitusi
Pengertian konstitusi
 
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 
3. negara dan konstitusi
3. negara dan konstitusi3. negara dan konstitusi
3. negara dan konstitusi
 

Similar to Negara federasi

Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
byunbella
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
Ilham W'ie
 

Similar to Negara federasi (20)

Elvi fauziah ilmu negara.pdf
Elvi fauziah ilmu negara.pdfElvi fauziah ilmu negara.pdf
Elvi fauziah ilmu negara.pdf
 
DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL
DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERALDINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL
DINAMIKA PENYELENGGARAAN NEGARA DALAM KONTEKS NKRI DAN NEGARA FEDERAL
 
Pkn bab 3
Pkn bab 3Pkn bab 3
Pkn bab 3
 
PPKN : Dinamika Penyelenggaraan dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
PPKN : Dinamika Penyelenggaraan dalam Konteks NKRI dan Negara FederalPPKN : Dinamika Penyelenggaraan dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
PPKN : Dinamika Penyelenggaraan dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
 
PPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARA
PPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARAPPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARA
PPT NEGARA DAN BANGSA (WARGA NEGARA
 
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 3 1516 8 kali jp
 
bentuk negara
bentuk negarabentuk negara
bentuk negara
 
Pertemuan 5 Warganegara dan Negara
Pertemuan 5 Warganegara dan NegaraPertemuan 5 Warganegara dan Negara
Pertemuan 5 Warganegara dan Negara
 
Negara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxNegara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptx
 
BENTUK NEGARA
BENTUK NEGARABENTUK NEGARA
BENTUK NEGARA
 
Materi 1 kwarganegaraan
Materi 1 kwarganegaraanMateri 1 kwarganegaraan
Materi 1 kwarganegaraan
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
 
Kel 1 kls x farmasi
Kel 1 kls x farmasiKel 1 kls x farmasi
Kel 1 kls x farmasi
 
Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkri
 
Model
ModelModel
Model
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdfTugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
 
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdfTugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
Tugas individu pendidikan Kewarganegaraan.pdf
 

Recently uploaded

Recently uploaded (11)

1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

Negara federasi

  • 1.  NEGARA FEDERASI Konsepsi federalisme lahir pada zaman Yunani Kuno, kemudian muncul kembali pada abad pertengahan di beberapa kota Italia dan terus berkembang dalam konfederasi Swiss (Switzerland) abad ke-13. Perkembangan mengenai konsepsi federalisme secara rincinya dipaparkan oleh C. F. Strong (Riyanto, 2006: 32) yakni sebagai berikut : federalisme dalam satu bentuk atau bentuk lainnya, telah ada di masa lalu, yaitu sejak zaman negara kota Yunani Kuno. Federalisme juga muncul kembali pada abad pertengahan di beberapa kota Italia, dan terus berkembang dalam konfederasi Swiss abad ke-13, yang lahir ketika Kanton Hutan bergabung untuk menciptakan perlindungan tahun 1291. Organisasi politik ini merupakan cikal bakal dari beberapa negara seperti Yugoslavia, Amerika Serikat, Australia, dan Meksiko). Negara federal atau dikenal dengan bentuk negara serikat, memiliki daya tarik tersendiri yang membuat berbagai kalangan, mengkaji bahkan berusaha menerapkannya. Daya tarik tersebut lahir karena dalam konsep federalisme, setiap negara-negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, selama tidak bertentangan dengan UUD negara federal. Selain itu setiap keanekaragaman yang terdapat di negara bagian akan tetap terpelihara. Sebab, negara bagian diberikan kedaulatan tersendiri dalam bentuk residual power (kekuatan sisa). Negara federal menurut Dicy (Soehino,2005:227) pada hakikatnya adalah suatu kerjasama yang bertujuan agar kepentingan bersama dapat tercapai. Di samping itu negara-negara bagian masih tetap memiliki hak-hak serta wewenangnya. Negara Federal merupakan bentuk pertengahan antara Negara kesatuan dan Negara konfederasi. Tetapi menurut C.F.Strong salah satu ciri Negara federal ialah bahwa ia mencoba menyesuaikan dua konsep yang sebenarnya bertentangan, yaitu kedaulatan Negara federal dalam keseluruhannya dan kedaulatan Negara bagian. Penyelenggaraan kedaulatan luar dari Negara – Negara bagian diserahkan sama sekali kepada pemerintahan federal, sedangkan ke dalam dibatasi. “Prisnsip federal ialah bahwa kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga pemerinta h Negara bagian dalam bidang – bidang tertentu adalah bebas satu sama lain.” Tetapi dalam beberapa hal warga Negara merasa adanya dua pemerintahan. Untuk membentuk Negara federal menurut C.F.Strong diperlukan dua syarat, yaitu : (1) Adanya perasaan sebangsa diantara kesatuan – kesatuan politik yang hendak membentuk federasi itu, dan (2) Keinginan pada kesatuan – kesatuan politik yang hendak mengadakan federasi untuk mengadakan ikatan terbatas, oleh Karena apabila kesatuan – kesatuan politik itu menghendaki persatuan, maka bukan federasilah yang akan dibentuk, melainakan Negara – kesatuan. Dalam pandangan beberapa tokoh yang pro terhadap bentuk negara federal, memandang bahwa dengan diterapkannya bentuk negara federal, bisa menjamin perkembangan kehidupan sosial, politik dan budaya di daerahnya masing-masing. Sementara kalangan yang menentang federalisme ini menganggap bahwa federalisme sebagai sebuah strategi penjajah untuk melanggengkan pemerintahannya.
  • 2.  FEDERALISME DI INDONESIA (RIS DESEMBER 1949 – AGUSTUS 1950) RIS terdiri atas 15 Negara bagian (disebut daerah bagian) yang secraa formal berkedudukan “saling sama martabat” dan “saling sama hak”. secara formal pula bentuk federal bersifat sempurna, karena : 1) Kekuasaan pemerintah federal diperinci satu per satu, dan dana kekuasaan terletak pada Negara – Negara bagian ( Undang – Undang Dasar pasal 51) 2) Dalam hal timbulnya pertentangan antara undang – undang federal dan undang - undang Negara bagian, maka MA Federal mempunyai wewenang untuk menyelesaikannya dan keputusan nya mengikat dua belah pihak (Undang – Undang dasar pasal 48) Tetapi disamping itu, pemerintah federal mempunyai suatu kekuasaan yang tidak terdapat dalam Negara – Negara federal lainnya, yaitu wewenang untuk memeriksa undang – undang dasar Negara bagian sebelum dapat disahkan sebagai undang – undang dasar Negara bagian. Selain dari itu, dalam praktik ternyata bahwa Negara federal, disamping Negara bagian Republik Indonesia (RI) yang berpusat di Yogyakarta, memainkan peranan yang dominan terhadap Negara – Negara bagian lainnya. Jadi sama sekali tidak sama martabatnya, dan memang bukan maksudnya untuk memberi kekuasaan kepada Negara bagian, karena bentuk federal ini hanya dianggap sebagai suatu adempauze. Dan ternyata hanya dalam waktu delapan bulan saja bentuk federal sudah dibatalkan dan dalam bulan Agustus 1950 diganti dengan bentuk Negara kesatuan.