2. A. Perkembangan Tari
Tunggal Nusantara
Tari tunggal di Indonesia pada saat tumbuh kembangnya
memiliki perbedaan. Tari-tarian di luar Pulau Jawa pada
zaman sebelum kemerdekaan sangatlah jarang menyuguhkan
tari tunggal. Selain karena faktor sumber daya manusia atau
seniman kreator yang masih sedikit, juga karena kebutuhan
masyarakatnya lebih cenderung pada tari-tarian ritual atau
upacara oleh sekelompok orang di sebuah kampung,
Kebutuhan masyarakat juga cenderung pada jenis tari
pergaulan yang sifatnya menghibur.
3. A. Perkembangan Tari
Tunggal Nusantara
Kekuatan tari tunggal terletak pada hal-hal berikut:
1. Pengolahan ruang gerak tarian
Tari tunggal meskipun dibawakan oleh seorang penari, tetapi
mampu mengisi ruang pentas yang besar. Gambaran
estetisnya adalah ketika penari tunggal bergerak di tempat,
maka mata yang berekspresi menatap ruang di depannya
merupakan bentuk estetis yang bisa ditangkap oleh mata
secara visual. Adapun secara imajinatif, titik pandang mata
penari tunggal merupakan gambaran apa yang sedang
dirasakan atau yang sedang terjadi di sekelingnya adalah
wujud imajinatif yang ditangkap penonton terhadap tarian.
4. A. Perkembangan Tari
Tunggal Nusantara
Kekuatan tari tunggal terletak pada hal-hal berikut:
2. Unsur tenaga dan waktu
Pengaturan tenaga pada tari tunggal, tersusun sedemikian
rupa berdasarkan latar belakang cerita yang sedang
dibawakan. Misalnya, di awal sajiannya tari tunggal ini
didominasi penggunaan tenaga yang sedang pada gerakannya
menunjukkan kegembiraan dan keadaan yang ringan,
kemudian ada adegan berikutnya. Perubahan terasa ketika
irama pengiring lebih cepat atau lebih nyaring dengan volume
yang tinggi, menunjukkan emosi tokoh tarian sedang konflik,
kemudian bisa jadi pada beberapa tari tunggal. Setelah
puncak, adegan kembali ke suasana riang dengan tenaga yang
sedang, atau ke suasana tragis dengan tenaga yang lemah dan
tempo lambat.
5. A. Perkembangan Tari
Tunggal Nusantara
Kekuatan tari tunggal terletak pada hal-hal berikut:
4. Rias busana dan iringan pada tari tunggal lebih kuat menunjukkan
identitas tarian, cerita yang melatarbelakanginya, karakter tokohnya, dan
suasana kejadian yang membantu menggambarkan emosi tokoh cerita
yang dibawakan.
Sentuhan estetik pada sebuah tarian bisa berupa teknis menyajikan
dan sentuhan yang bertitik tolak pada kaidah seni bernilai estetik.
Menerjemahkan sentuhan estetis dari sebuah karya seni tari agak sulit
dalam bentuk teoretis. Hal itu hanya dapat dirasakan dan ditangkap bukan
hanya dengan wujud visual, tetapi dirasakan dengan jujur oleh apresiator
(sebagai penonton) dan oleh pelaku (penari).
6. B. Jenis-jenis Tari Tunggal
1. Tari Tunggal Berpola Tradisi
Contohnya, Tari Calon Arang, Tari Baris Tunggal,
Tari Sanghyang Jaran (Bali), Tari Ngremo (Pulau
Madura, Surabaya, dan Banyuwangi), Tari Antareja,
Tari Arimbi, Tari Golek Tari Gambyong, Tari Topeng
Klana (tarian dari Jawa dan Yogyakarta).
2. Tari Tunggal Jenis Kreasi Berpola Tradisi
Contohnya, Tari Topeng Kencana Wungu, Tari
Ratu Graeni (Jawa Barat), Tari Kebyar Duduk, Tari
tenun (Bali), Tari Zapin, Tari Lenggang Patah
Sembilan (Melayu Riau, Medan), dan Tari Rantak
(Minang).
7. C. Deskripsi Unsur Tari
1. Jenis Gerak
Gerak yang dilakukan dalam tarian bukan gerak saat sedang
melakukan pekerjaan untuk tujuan riil, tetapi hanya berupa
gerak hasil peniruan terhadap alam, peristiwa (imitasi) yang
sudah mendapat sentuhan estetis dengan stilasi gerak
(penghalusan gerak menjadi tidak verbal/kasar).
2. Unsur Gerak Tari
Unsur keindahan diwujudkan karena adanya dinamika gerak.
Perubahan pola gerak yang disusun berdasarkan koreografi/
susunan gerak tari menimbulkan sebuah dinamika gerak.
8. D Unsur Pendukung Tari dari
Cabang Seni lainnya
Setiap cabang seni menggunakan media ungkap yang
berbeda. Karya seni tari menggunakan media gerak sebagai
substansi bakunya. Elemen kedua setelah gerak adalah ritme.
Ritme pada sebuah tarian ditimbulkan oleh irama yang keluar
dari alat musik ritme yang keluar dari dalam hati penari ketika
menari. Oleh karena itu, ritme merupakan unsur seni musik atau
karawitan musik tradisional. Kedudukan ritme menjadi unsur lain
yang mewujudkan sebuah tarian. Ritme dihasilkan oleh bunyi
alat musik yang dimainkan dan dihasilkan oleh irama gerakan
tubuh ketika menari.
9. E Menampilkan Kreasi Tari
Tunggal
1. Menyusun Sinopsis
Dalam penulisan identitas dan gambaran sebuah karya seni tari, digunakan
sinopsis untuk menunjukkan tanda bahwa tarian yang dimaksud menggambarkan
sesuatu yang juga menyampaikan sebuah pesan melalui tari. Dengan kata lain,
sinopsis adalah pengantar atau penjelasan singkat dari sebuah garapan tari yang
dibuat.
2. Apresiasi Tari Tunggal
a. Identitas Tari Kreasi Tari Kandagan Disajikan dalam Bentuk Tari Tunggal
• Judul tari : Tari Kandagan
• Pencipta tari : R. Tjetje Somantri
• Genre tari : Kreasi Baru
• Jenis tari : Tari Putri
• Karakter tari : Ladak
• Bentuk penyajian : Tari Tunggal
• Sinopsis : Menggambarkan Putri Anjasmara yang sedang menyamar dalam
pencariannya menemukan kekasihnya, Damarwulan
10. E Menampilkan Kreasi Tari
Tunggal
2. Apresiasi Tari Tunggal
b. Koreografi (Susunan Ragam Gerak)
• Ragam gerak galayar
• Ragam gerak sembahan
• Jangkung ilo banting tangan
• Engkegigir sampay soder
• Laras
• Jangkung ilo lontang
• Laras
• Pakbang reundeuk
• Jangkung ilo obah taktak
• Laras
11. E Menampilkan Kreasi Tari
Tunggal
2. Apresiasi Tari Tunggal
c. Rias dan Busana
• Alis Jeler Paeh
• Godeg eulis
• 2 buah sampur (panjang dan pendek)
• Keris
• Apok (kemben)
• Sinjang dodotan
• Gambuh
• Tutup sanggul
• Kilat bahu
• Gelang tangan
• Gelang kaki
12. E Menampilkan Kreasi Tari
Tunggal
Pada prinsipnya untuk mempertunjukkan sebuah sajian tari tunggal,
akan terdiri atas langkah-langkah yang sama. Anda dapat berpedoman pada
langkah produksi sebuah pertunjukan seni, yaitu sebagai berikut.
1. Membentuk Panitia Kecil, dengan susunan kepanitiaan yang
mengurus bidang produksi dan mengurus bidang artistik.
2. Membuat jadwal dan target pencapaian hasil kegiatan.
3. Menentukan salah satu tari tunggal jenis tari kreasi baru yang akan
Anda tampilkan, yang ada di daerah Anda.