2. Indikator
1. Membandingkan corak seni rupa tradisional
dengan seni rupa modern/kontemporer
2. Menjelaskan perkembangan seni rupa
modern/kontemporer di Indonesia
3. A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern
Kontemporer dan Tradisional
Karya seni rupa terus berkembang dan mengalami
perubahan seiring waktu. Meskipun pada puncak kreativitas
seni rupa kontemporer ada kecenderungan kembali
mengkombinasikan karya seni rupa kepada nilai-nilai kuno, itu
juga merupakan sebuah perubahan seni rupa menuju ke arah
yang lebih maju.
Karya suatu seni rupa terlahir dari suatu lingkungan
masyarakat tertentu dengan berbagai peran dan tujuan.
Sebagaimana karya-karya seni yang lainnya, seni rupa pada
awalnya terlahir dari suatu sistem kepercayaan masyarakat
lama yang menganut paganisme, animisme, dan dinamisme.
Mereka menciptakan karya-karya seni rupa, terutama patung,
sebagai alat komunikasi antara manusia dengan roh leluhur
mereka.
4. A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern
Kontemporer dan Tradisional
Meskipun belum ditemukan bentuk tulisan pada masa
prasejarah, para ahli berkesimpulan bahwa peradaban manusia
telah ada pada masa tersebut. Hal ini dapat dibuktikan melalui
peninggalan-peninggalan karya seni rupa yang ditemukan dan
diyakini berasal dari sejarah peradaban kuno.
Bangsa-bangsa di Nusantara pada zaman prasejarah dikenal
sebagai penganut animisme, yaitu penganut kepercayaan terhadap
roh-roh leluhur dan nenek moyang serta benda-benda yang
dianggap keramat. Pada awalnya, bentuk-bentuk persemayaman
roh nenek moyang tersebut diwujudkan dalam bentuk-bentuk
sederhana seperti bentuk Lingga dan Menhir, yaitu tugu batu yang
menjulang tinggi berbentuk lingga (tonggak batu berbentuk silinder
dengan ujung tumpul). Di beberapa tempat ditemukan guratan
garis-garis pada menhir yang menyerupai mata, hidung, mulut,
tangan, lengan, dan kaki secara sederhana sekali. Menhir, menurut
dugaan para ahli, adalah tempat bersemayamnya roh-roh nenek
moyang masyarakat zaman purba.
5. A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern
Kontemporer dan Tradisional
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Nusantara kuno
membuat barang-barang dari gerabah yang diberi perhiasan
sederhana seperti bentuk menhir, bulatan-bulatan, dan sejenisnya.
Di beberapa tempat, seni rupa dan karya masyarakat yang belum
modern, masih terjaga budaya seni rupa yang sepenuhnya lain
dengan karya seni yang dapat kita temui pada masyarakat kita yang
tentu saja lebih modern.
Kehidupan nusantara memang tidak sama. Perbedaan tempat
dan lokasi dan situasi menghasilkan orang dengan budaya yang
berbeda. Tak jarang kita mengalami kejutan-kejutan budaya pada
waktu kita berkunjung ke suatu tempat yang lain dari yang biasa
kita tempati. Seni rupa dalam hal ini, mengalami kejutan yang sama.
Di beberapa tempat ritual keagamaan masih dipegang teguh,
termasuk seni rupa dan medianya, namun di tempat lain yang lebih
maju, seni rupa sudah mengalami perubahan dan pengikisan.
6. A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern
Kontemporer dan Tradisional
Seni Rupa Tradisional
Istilah tradisional berasal dari kata “tradisi” yang menunjuk kepada
suatu lembaga, artefak, kebiasaan atau perilaku yang didasarkan pada tata
aturan atau norma tertentu baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang
diwariskan secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi
berikutnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka secara singkat dapat
dikatakan bahwa karya seni rupa tradisional adalah karya seni rupa yang
bentuk dan cara pembuatannya nyaris tidak berubah diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
Seni rupa tradisional adalah segala hal yang berkaitan dengan nilai-nilai
suatu komunitas masyarakat tertentu yang dijaga secara turun
temurun kemurnian dan keutuhannya. Berdasarkan pengertian ini, karya
seni rupa tradisional dapat diartikan sebagai karya-karya seni rupa yang
merupakan hasil budaya suatu masyarakat tertentu yang telah lama hidup
dan dijaga dengan baik secara turun-temurun.yang termasuk karya seni
rupa jenis ini di antaranya adalah batik tulis jenis keraton, ukuran Toraja,
patung suku Asmat, dan sebagainya.
7. A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern
Kontemporer dan Tradisional
Seni Rupa Tradisional
Bukan hanya itu, nilai dan landasan filosofis yang berada
dibalik bentuk karya seni rupa tradisional tersebutpun umumnya
relatif tidak berubah dari masa ke masa. Bentuk-bentuk seni rupa
tradisional ini dibuat dan diciptakan kembali mengikuti suatu aturan
(pakem) yang ketat berdasarkan sistem keyakinan atau otoritas
tertentu yang hidup dan terpelihara di masyarakatnya. Dalam
konteks perkembangan seni rupa di Barat (Eropa), istilah seni rupa
tradisional ini menunjukkan pada otoritas penguasa agama (gereja),
raja dan para bangsawan. Para seniman tradisional menciptakan
karya berdasarkan keinginan atau aturan yang telah ditetapkan
sesuai ”selera” institusi-institusi tersebut dan berlangsung dalam
rentang waktu yang panjang, sepanjang kekuasaan institusi-institusi
tersebut.
8. A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern
Kontemporer dan Tradisional
Seni Rupa Tradisional
Berdasarkan pengertian seni tradisional yang telah disebutkan
di atas, kita menjumpai berbagai karya seni rupa di Indonesia
khususnya karya-karya seni kriya dapat dikategorikan sebagai karya
seni rupa tradisional. Banyak sekali benda-benda kriya yang
tersebar dikepulauan Nusantara, yang bentuk, bahan dan cara
pembuatannya hingga saat ini tidak mengalami perubahan yang
berarti sejak pertama kali diciptakannya. Karya-karya seni tradisi ini
umumnya hidup di lingkungan masyarakat yang masih kuat
memegang norma atau adat istiadat yang diwariskan para
leluhurnya. Perubahan umumnya terjadi pada fungsi dari benda-benda
kriya tersebut yang semula berfungsi sebagai benda pakai
atau benda-benda pusaka kini menjadi benda hias atau cindera
mata. Perubahan sistem sosial dan budaya masyarakat serta
kemajuan teknologi berperan besar mempengaruhi perubahan
fungsi benda-benda tersebut.
9. A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern
Kontemporer dan Tradisional
Seni Rupa Tradisional
Pada perkembangan selanjutnya dalam konteks seni rupa
dunia, istilah seni rupa tradisional kerap ditujukan kepada karya seni
rupa non-Barat. Sifatnya yang mentradisi dan tidak berubah ini
menjadi pembeda utama dengan karya seni rupa modern yang
senantiasa menuntut inovasi dan kebaruan. Ciri lain dari karya-karya
seni rupa tradisional ini adalah latar belakang penciptaan atau
pembuatannya yang senantiasa terikat oleh fungsi atau konteks
tertentu. Pada karya-karya komunal seperti itu, peran ekspresi
individu senimannya nyaris tidak tampak. Hak penciptaan karya seni
rupa bukan milik perorangan tetapi milik masyarakat
pendukungnya. Dengan demikian hampir tidak ada karya seni rupa
tradisional yang menggunakan inisial pembuatnya seperti yang
umumnya terdapat pada karya-karya seni Modern.
10. A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern
Kontemporer dan Tradisional
Seni Rupa Tradisional
Karya seni rupa tradisional tersebar luas dari ujung Barat
hingga ujung Timur kepulauan Nusantara (Indonesia). Sejak
masuknya kolonialisme Barat (penjajahan bangsa Eropa) ke
kepulauan Nusantara dan berkembangnya paham seni rupa
Modern di Eropa, maka karya-karya seni rupa Nusantara di
luar kategori karya yang menggunakan konsep Modern
tersebut dikategorikan sebagai karya seni rupa tradisional.
Pengkategorian ini dalam pandangan yang sempit seringkali
digunakan untuk menunjukkan karya seni rupa yang bermutu
tinggi (modern) dengan karya yang bermutu rendah
(tradisional).
11. A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern
Kontemporer dan Tradisional
Seni Rupa Tradisional
Pengaruh penjajahan bangsa Barat yang cukup lama di
kepulauan Nusantara menyebabkan pandangan semacam ini terus
berkembang yang memandang karya-karya seni kriya (seni rupa
tradisional) lebih rendah dari karya seni lukis atau patung modern.
Hal tersebut tidak terlepas dari pandangan sebagian masyarakat
yang memandang modern identik dengan kemajuan dan
perkembangan sedangkan tradisional identik dengan stagnasi, kuno
atau ketinggalan jaman. Sikap dan cara mengapresiasi yang keliru ini
seringkali menyebabkan karya-karya seni rupa tradisional yang
sesungguhnya bernilai tinggi terabaikan dan terlupakan. Padahal
karya-karya seni rupa tradisional Nusantara ini memiliki peluang
yang sangat besar untuk dikembangkan dan menjadi gagasan dalam
berkarya seni rupa. Apresiasi yang tepat diharapkan dapat
menghasilkan inovasi karya-karya seni rupa yang memiliki ciri khas
Indonesia.
12. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
A. Sejarah Perkembangan seni Rupa Modern Kontemporer
Indonesia
1. Seni Rupa Modern
Pengertian “modern” dalam terminologi seni rupa tidak bisa
dilepaskan dari prinsip modernisme atau paham yang mendasari
perkembangan seni rupa modern dunia sampai pertengahan abad ke-20.
Seni rupa modern dunia memiliki nilai-nilai yang bersifat universal. Dari
penafsiran seorang pelukis Jerman yang pindah ke Amerika Serikat
sesudah Perang Dunia ke II, Hans Hofmann menyatakan hanya seniman
dan gerakan di Eropa dan Amerika yang mampu melahirkan seni rupa
modern, konsepsi poros Paris-New-York sebagai pusat perkembangan
seni rupa modern.
13. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
A. Sejarah Perkembangan seni Rupa Modern Kontemporer
Indonesia
1. Seni Rupa Modern
Seni modern lahir dari dorongan untuk menjaga standar nilai estetik
yang kini sedang terancam oleh metode permasalahan seni. Modernisme
meyakini gagasan progres karena selalu mementingkan norma kebaruan,
keaslian dan kreativitas. Prinsip tersebut melahirkan apa yang kita sebut
dengan “Tradition of the new” atau tradisi “Avant-garde”, pola lahirnya
gaya seni baru pada awalnya ditolak, namun akhirnya diterima
masyarakat sebagai inovasi terbaru.
Seni modern dengan melahirkan Conceptual Art/ Seni Konseptual
merupakan gerakan dalam menempatkan ide, gagasan atau konsep
sebagai masalah yang utama dalam seni. Sedangkan bentuk, material dan
objek seninya hanyalah merupakan akibat/efek samping dari konsep
seniman.
14. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
A. Sejarah Perkembangan seni Rupa Modern Kontemporer
Indonesia
1. Seni Rupa kontemporer
Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius
Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada
waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni
rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak
penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang. Pendapat lain dari Yustiono, staf
pengajar FSRD ITB, melihat bahwa seni rupa kontemporer di Indonesia tidak lepas dari
pecahnya isu postmodernisme (akhir 1993 dan awal 1994), dimana sepanjang tahun 1993
menyulut perdebatan dan perbincangan luas baik di seminar-seminar maupun di media
massa pada waktu itu. Sedangkan kaitan seni kontemporer dan (seni) postmodern, menurut
pandangan Yasraf Amior Pilliang, pemerhati seni, pengertian seni kontemporer adalah seni
yang dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu, dengan catatan khusus bahwa seni
postmodern adalah seni yang mengumpulkan idiom-idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan
bahwa tidak semua seni masa kini (kontemporer) itu bisa dikategorikan sebagai seni
postmodern, seni postmodern sendiri di satu sisi memberi pengertian, memungut masa lalu
tetapi di sisi lain juga melompat kedepan (bersifat futuris).
15. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia
Seni Rupa Modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan
hasil kreativitas untuk menciptakan karya yang baru atau dengan kata
lain karya seni rupa pembaruan. Kreativitas dalam seni rupa di dalamnya
terdapat estetika, karakter, inovasi, dan originalitas.
“Merapi” karya Raden Saleh
16. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer
Indonesia
Periode Perintis (1826-1880), perkembangannya diawali
oleh pelukis Raden Saleh. Berkat pengalamannya belajar
menggambar dan melukis di luar negeri seperti di Belanda,
Jerman, Perancis, beliau dapat merintis kemunculan seni
rupa Modern di Indonesia. Corak lukisannya beraliran
Romantis dan Naturalis. Aliran Romantisnya menampilkan
karya-karya yang berceritera dahsyat, penuh kegetiran
seperti tentang perkelahian dengan binatang buas. Gaya
Naturalisnya sangat jelas nampak dalam melukis potret.
17. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia
Periode Indonesia Jelita, masa ini merupakan kelanjutan dari masa
perintisan setelah pakum beberapa saat karena meninggalnya Raden
Saleh. Kemudian munculah seniman Abdullah Surio Subroto dan diikuti
oleh anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah dan Trijoto
Abdullah. Pelukis-pelukis Indonesia yang lain seperti Pirngadi, Henk
Ngantung, Suyono, Suharyo, Wakidi, dll. Masa ini disebut dengan masa
Indonesia Jelita karena pelukisnya melukiskan tentang
kemolekan/keindahan obyek alam. Pelukis hanya mengandalkan teknik
dan bahan saja. Karya Abdullah SR. (Pemandangan di sekitar Gn. Merapi,
Pemandangan di Jawa Tengah, Dataran Tinggi di Bandung), karya Pirngadi
(Pelabuhan Ratu), karyaBasuki Abdullah (Telanjang, Pemandangan, Gadis
sederhana, Pantai Flores, Gadis Bali, dll.)
18. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia
Jatuhnya kekuasaan Belanda ke tangan Jepang bukan hanya suatu
kemenangan militer saja, tetapi bangsa Indonesia lebih melihat peristiwa
ini sebagai kemenangan kepercayaan akan harga diri bangsa Asia terhadap
bangsa Barat. Ini dipaparkan oleh A.D. Pirous bahwa:
Kedatangan Jepang ke Indonesia pada waktu itu dirasakan sebagai
“saudara tua” yang melepaskan kekuasaan penjajahan Belanda yang
diterima dengan semangat persaudaraan yang erat. Jepang yang juga
unggul dalam kebudayaan, diharapkan dapat membantu mengembangkan
kebudayaan Indonesia, harapan ini jadi lebih diyakini, ketika pemerintah
Jepang menampakan perhatiannya yang besar terhadap persoalan-persoalan
kebudayaan (AD. Pirous 2003:3).
19. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia
Pada masa pendudukan Jepang seni rupa Indonesia mendapatkan
perhatian yaitu dengan disediakannya alat-alat dan tempat untuk melukis
sehingga terselenggara pameran lukisan pertama pada bulan September
1942. Tapi sayangnya karya-karya yang dibuat hanya sebagai propaganda
pemerintahan Jepang yaitu dengan bertemakan kehebatan pemerintahan
Jepang.
Selain mengabdi pada bidang seni, seniman-seniman lokal berjuang
melawan pemerintahan Jepang lewat lukisan dan poster, dengan jiwa
nasionalisme pada saat itu sebagai contoh lukisan Affandi menyindir
pekerja romusha dengan badan kurus dan pakaian compang-camping,
demikian juga poster dengan model pelukis Dullah, teks oleh Khairil Anwar
“Boeng Ajo Boeng” direproduksi dan disebar lewat gerbong-gerbong
kereta api.
20. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia
Periode Pasca Kemerdekaan, Pertama kali yang harus dipahami dari sejak
awal adalah perkembangan seni rupa modern Indonesia merupakan
proyek kebudayaan Barat yang dibawa melalui Kolonialisme Eropa
(Belanda). Perkembangan (seni rupa modern) berbeda dengan seni rupa
yang telah hidup lama (seni rupa lokal) di Indonesia. Jim Supangkat
menandai ini dengan pernyataannya:
“Indonesia Modern art grew out of western culture, it was not a continuity
and development of traditional arts, which have a different frame of
reference” (Jim Supangkat, dalam Khalid Zabidi 2003:23).
21. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia
Periode Akademi (1950), Pengembangan seni rupa melalui pendidikan
formal. Lembaga Pendidikan yang bernama ASRI yang berdiri tahun 1948
kemudiaan secara formal tahun 1950 Lembaga tersebut mulai membuat
rumusan-rumusan untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru
gambar. Pada tahun 1959 di Bandung dibuka jurusan Seni Rupa ITB,
kemudian dibuka jurusan seni rupa disemua IKIP diseluruh Indonesia.
Periode Seni Rupa Baru, pada sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru
dalam seni lukis. Kelompok ini menampilkan corak baru dalam seni lukis
Indonesia yang membebaskan diri dari batasan-batasan seni rupa yang
telah ada. Konsep kelompok ini adalah: (1) Tidak membedakan disiplin
seni; (2) Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan
penciptaan seni; (3) Mendambakan kreatifitas baru; (4) Membebaskan diri
dari batasan-batasan yang sudah mapan; (5) Bersifat eksperimental.
22. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA
MODERN KONTEMPORER INDONESIA
B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran
keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang
membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya
seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”,
yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar
1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi”
sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan
berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk
apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif
investasi.
Seni rupa di Indonesia dari awal abad ke-20 sampai sekarang dan
menyebabkan seluruh garis perkembangannya—pada era modern
maupun contemporary—berbeda dengan perkembangan seni rupa di
Eropa dan Amerika Serikat yang bertumpu pada art in Western sense.