Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
1. MAKALAH
FIQIH
“Haji Dan Umrah ”
Disusun oleh:
Misabahus Surur
M. Fuad Hasan
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AS-SHIDDIQIYAH
LEMPUING JAYA KAB. OKI
SUM-SEL
TAHUN AKADEMIK 2014 / 2015
2. ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, yang dengan
limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah fiqih yang membahas tentang “Haji dan Umroh” dengna sebaik mungkin.
Dalam upaya penyelesaian makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oelh karena itu penulis ucapkan ribuan terimakasih
kepada Bapak Ifrohan,S.Pd.I selaku dosen mata kuliah ‘fiqih dan sahabat-sahabatku
tercinta yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari meskipun penulisan makalah ini telah penulis upayakan
seoptimal mungkin tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja,
untuk itu bagi para pembaca yang budiman sangat penulis harapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis serta
memperoleh ridho Allah semata.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Lempung Jaya, Desember2014
Penulis
3. iii
Daftar Isi
Halaman Depan...............................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumuasan Masalah........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Umrah Dan Haji.............................................................................................2
2.2 Pengertian Haji..............................................................................................2
2.3 Keutamaan haji..............................................................................................2
2.4 Syarat wajib haji............................................................................................3
2.5 Rukun haji......................................................................................................3
2.6 Kewajiban haji...............................................................................................3
2.7 Hukum Dan Wajib Umrah.............................................................................4
2.8 Cara pelaksanaan haji....................................................................................4
BAB III KESIMPULAN ...............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................8
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Haji merupakan rukun Islam kelima yang diwajibkan atas setiap muslim yang
merdeka, baligh, dan mempunyai kemampuan, dalam seumur hidup sekali. Namun, dari
kalangan umum atau masyarakat banyak mulai dari golongan petani, pedangang,
pengawai dan lain sebagainya masih banyak yang masih belum mengerti tentang apa
yang harus mereka lakukan dalam melakukan umrah atau haji, sehingga dengan demikian
maka semestinya bila kita menjelaskan dengan sedikit pendapat yang di ambil dari
beberapa pendapat para imam- imam madhab yang telah menjadi suri tauladan dan
pengangan untuk dijadikan rujukan bagi kita kalangan awam, sehingga kita dalam
melaksanakan ibadah haji tidak hanya sekedar pergi begitu saja ke tanah Mekkah dengan
menelan biaya jutaan rupiah atau hanya sekedar nikmatnya mengendarai pesawat terbang
atau jalan-jalan di tanah suci Mekkah atau Madinah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Umrah Dan Haji?
2. Apa Pengertian Haji?
3. Bagaimana Keutamaan haji?
4. Apa saja Syarat wajib haji?
5. Apa Rukun haji?
6. Apa saja Kewajiban haji?
7. Bagaimana Hukum Dan Wajib Umrah?
8. Bagaimana Cara pelaksanaan haji?
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Umrah Dan Haji
Dalam mengerjakan ibadah haji mengandung dua macam ibadah yang erat sekali
hubungannya yaitu: Umrah/haji kecil, dan haji yang biasa.
Cara-cara mengerjakan haji dan umrah ini dapat dilakukan dengan 3 cara :
1. Tamattau’ : Adalah mengerjakan umrah terlebih dahulu hingga selesai. Kemudian
baru mengerjakan haji pada tanggal 8 dzulhijjah.
2. Qiran : Adalah mengerjakan haji dan umrah sekaligus.
3. Ifrad : Adalah mengerjakan haji telebih dahulu, kemudian mengerjakan umrah.
2.2 Pengertian Haji
Tentang pengertian haji ini dapat ditinjau melalui dua segi yaitu; dari segi bahasa
dan dari segi istilah: Dari segi bahasa haji artinya menuju. Sedangkan menurut istilah
fiqih, haji artinya menuju baitullah ditanah haram makkah untuk beribadah. Dan menurut
para ‘Alim 'Ulama, haji berarti mengunjungi ka’bah untuk beribadah kepada Allah
dengan rukun-rukun tertentu serta beberapa kewajibannya dan mengerjakannya pada
waktu tertentu. Jadi haji itu adalah rukun islam yang kelima yang wajib dikerjakan oleh
setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan apabila ia telah memenuhi syarat-
syaratnya dan kewajiban haji itu hanya sekali seumur hidup.
2.3 Keutamaan haji
Dari Abu Hurairuh ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda; “dari umroh ke umroh itu
adalah penghapus dosa diantara dua umroh itu, dan haji yang mabrur itu tidak lain
ganjarannya melaikan surga”. (Muttafaq’alaih).
wajibnya haji ini dikerjakan setiap muslim yang menunaikan syarat-syaratnya
berdasarkan firman Allah .
Artinya: Mengerjakan haji adalah kewajiban terhadap Allah yaitu (bagi) oarang yang
sanggup mengadakan kebaitullah. (Q.S Ali-Imran 97).
Rasulullah saw bersabda tentang kewajiban haji :
6. 3
Artinya; dari ibnu Umar ra. telah datang seorang laki-laki kepada Nabi saw. Dan
berkatalah ia: “ ya rasulullah apakah yang mewajibkan haji? “Rasulullah menjawab: Ada
bekal dan kendaraan” (H.R Turmadzi).
2.4 Syarat wajib haji
Syarat-syarat sahnya mngerjakan haji yaitu :
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat
4. Merdeka Kerena haji itu tidak wajib atas orang yang demikian.
5. Kuasa (mampu).
Pengertian kuasa / Mampu
Yang dimaksud mampu ialah :
a. Cukup bekalnya untuk pulang pergi serta cukup pula nafkah yang ditinggalkan,
dan jika berhutang, segala hutangnya telah dibayar.
b. Ada kendaraan bagi orang yang datang dari luar kota mekkah, sesuai dengan
keperluannya dan aman.
2.5 Rukun haji
Rukun yaitu sesuatu perbuatan apabila tidak melakukan menyebabkan tidak sahnya
haji. Perbuatan itu tidak boleh diganti dengan dam. Rukun haji terdapat enam macam
yaitu :
a. Ihram yaitu berpakaian ihram dan niat ihram dan haji.
b. Wukuf di arafah pada tanggal 9 zulhijjah; yakni hadirnya sesorang yang
berihram untuk haji sesudah tergelincir matahari yaitu pada hari ke-9 zulhijjah.
c. Thawaf atau thawaf ifadhoh
d. Sa’i yaitu lari-lari kecil antara sofa dan marwah 7 kali.
e. Tahallul artinya mencukur atau mengunting rambut sedikitnya 3 helai.
f. Tertib.
2.6 Kewajiban haji
Kewajiban haji berbeda lagi dengan rukun haji, Wajib yaitu sesuatu yang perlu
dikerjakan, tetapi sahnya haji itu tidak tergantung atasnya, karena boleh diganti dengan
dam yaitu menyembelih binatang.
Ada beberapa kewajiban haji yang harus dijalankan:
a. Ihram dari miqat
b. Bermalam dimuzdalifah sesudah wukuf
c. Bermalam dimina selama 2 atau 3 malam pada hari tasyrik
d. Melempar jumrah aqobah 7 kali dengan batu
e. Melempar jumrah ketiga-tiganya yaitu jumrah ula, wustho, dan aqabah.
f. Meninggalkan segala yang diharamkan karena ihram
7. 4
2.7 Hukum Dan Wajib Umrah
1. Rukun ‘umrah ada 5 yaitu :
a. Ihram dengan niat masuk manjalani ‘umrah
b. Thawaf
c. Sa’i
d. Tahallul
e. Tertib
2. Wajib umrah ada dua yaitu :
a. Ihram dari miqat
b. Meninggal larangan karena ihram
2.8 Cara pelaksanaan haji
2.8.1 Ihram
a. Pengrtian
Ihram adalah permulaan memasuki pekerjaan haji atau ‘umrah, seperti takbiratul
ihram dalam shalat. Ihram haji dimulai dari rumah pada tanggal 8 Dzulhijjah dengan niat
: “Segaja mengerjakan ‘ibadah haji dengan ikhlas karena Allah, serta mengucapkan
Talbiyah”.
b. Tata cara ihram
Tentang tata cara berihram ini dapat diutarakan sebagai berikut;
1. Lebih dahulu membersikan badan, memotong kuku, mandi dan berwudhu’.
2. Memakai pakain ihram.
a. Orang laki-laki memakai dua helai kain putih yang tidak berjahit. Sehelai
dipakai seperti kain panjang dan sehelai lagi untuk selendang atau selimut
guna menutup badan.
b. Orang perempuan tetap biasa, hanya muka dan belah telapaknya terbuka.
3. Shalat sunat ihram dua raka’at.
4. Sehabis shalat berangkatlah menuju makkah atau Arafah. (setelah tiba di miqat,
maka niat seperti tersebut diatas).
5. Sejak waktu itu, mulailah masuk dalam ihram dan dikenakan segala larangan
ihram.
Beberapa larangan dalam mengerjakan ihram ini dapat diutamakan sebagai
berikut:
o Memakai pakain yang dijahit (menyarung), kecuali wanita.
o Menutup kepala bagi laki-laki dan menutup muka bagi wanita. (boleh
melakukan sesuatu yang tidak dianggap tidak menutup, misalnya
meletakkan tangan di atas kepala).
o Memotong atau mencabut kuku kecuali jika kuku itu pecah dengan
sendirinya dan pecahnya itu menganggu terlaksananya amalan ihram maka
boleh menghilangkan kuku yang pecah itu.
o Memotong atau mencabut atau menyisir rambut.
o Memakai wangi-wangian.
8. 5
o Berburu binatang yang halal dimakan dagingnya.
o Memotong pohon yang tumbuh ditanah haram.
o Nikah atau menikahkan.
o Bersetubuh.
o Bersentuhan kulit dengan maksud menyalurkan nafsu sahwat.
Mereka yang melanggar larangan tersebut wajib membayar dam, dan hajinya tidak
sah.
2.8.2 Wukuf di ‘Arafah
Wukuf artinya berhenti di ‘Arafah, wuquf termasuk rukun haji yang terpenting.
Waktu wuquf dimulai dari tergelincir matahari kesebelah barat, hari tanggal 9 dzulhijjah
sampai waktu Pazar 10 dzulhijjah.
Cara mengerjakan wukuf :
Umumnya beberapa hari manjelang tanggal 9 zulhijjah yaitu hari wukuf para
jama’ah haji telah berangkat ke arafah.
Pada hari tarwiyah para jama’ah haji dari makkah ke mina dan mereka disana
melaksanakan shalat zuhur, asar, magrib dan disunnatkan pula bermalam dimina esok
harinya terus menuju arafah dan diutamakan shalat zuhur di sana yaitu di mesjid namirah
setelah shalat zuhur maka tiba saatnya wukuf dan seluruh perhatian harus dicurahkan
beribadah kepada Allah dengan memperbanyak istighfar memohon ampun dari segala
dosa, karena inilah yang sangat penting dan hanya sebentar waktunya.
Setelah selesai wukuf, kemudian pergi ke musdalifah pada waktu asar atau habis
magrib. Bermalam di muzdalifah termasuk wajib haji.
2.8.3 Thawaf
1. Pengertian thawaf ini ada 5 macam yaitu
Thawaf ‘umrah yaitu thawaf yang menjadi salah satu rukun ‘umrah
Thawaf ifadhah (thawaf rukun haji atau thawaf haji) yaitu yang menjadi salah
satu dan dilakukan sesudah melempar jumrah ‘Aqabah.
Thawaf qudum (thawaf baru sampai dima’kah) yaitu thawaf sebagai salah satu
tahiyatul masjid.
Thawaf wada’ (thawaf yang akan meninggalkan ma’kah) yaitu thawaf sebagai
pamitan untuk meninggalkan kota suci ma’kah.
Thawaf sunnat : yaitu thawaf yang dikerjakan disetiap waktu.
2. Syarat-syarat sahnya thawaf
Tentang syarat-syarat supaya sahnya thawaf ada 7 perkara yaitu :
a. Niat
b. Menutup ‘aurat
c. Suci dari hadast dan najis
d. Ketika thawaf ka’bah harus disebelah kiri
e. Dimulai dari hajarul sawad dan diakhiri di hajarul aswad pula
9. 6
f. Harus dilakukan di mesjidil haram
g. Thawaf itu ditujukan kerena thawaf saja
3. Cara-cara melakukan thawaf
Cara melakukan thawaf ini harus dimulai dari arah hajar aswad, dengan bersalam
kepadanya yaitu menciumnya sedapat mungkin atau bersalam dengan angkat tangan atau
berisyarat dengan menunjukkan telunjuk tangan lalu dikecup tangannya. Kemudian
menghadap ke kanan (menjadikan ka’bah disebelah kirinya), selanjutnya berjalan sambil
berdo’a. Demikian dijalankan sampai 7 kali keliling dengan cara dan berdo’a seperti
diatas, dan setelah selesai 7 kali, kemudian mencium hajar aswad dan berdo’a dengan apa
yang dikehendak, kerena disini tempat ijabah/maqbul.
Kemudian pergi kemakam ibrahim yaitu tempat yang letaknya di samping ka’bah.
Untuk selanjutnya shalat dua raka’at yang disebut “shalat sunnat thawaf”.
2.8.4 Bersa’i.
Sa’i yaitu berjalan cepat, pulang pergi diantara dua tempat : antara shafa dan marwah.
a. Syarat-syarat sa’i ini ada 4 perkara, yaitu :
Sesudah thawaf rukun atau thawaf qudum
Mulai dari shafa dan diakhiri di marwah
Tujuh kali dengan yakin,
Berjalan dalam batas lingkungan tempat sa’i (mas’a).
b. Cara-cara mengerjakan sa’i yaitu :
Dimulai dari shafa dan di sana kita mulai :
o Niat
o Berdiri menghadap/melihat ka’bah, kemudian membaca takbir
o Selanjutnya berdo’alah/memohon dengan suka hatinya apa yang dikehendaki
dari Allah SWT.
2.8.5 Tahallul
Tahallul suatu cara mengakhiri atau keluar dari ihram, seperti salam buat
mengakhiri shalat.
Cara tahallul
Setelah selesai mengerjakan sa’i, maka dilakukan tahallul yaitu memotong rambut
sedikitnya tiga helai rambut kepala dengan alat apapun. Bagi laki-laki sunnat rambutnya
dicukur habis dan bagi wanita mengunting rambut sepanjang jari.
Bagi oarang yang berpakai ihram mulai waktu itu boleh ganti pakaian biasa dan
sudah lepas dari segala larangan ihram.
10. 7
BAB III
KESIMPULAN
Dari segi bahasa haji artinya menuju. Sedangkan menurut istilah fiqih, haji artinya
menuju baitullah ditanah haram makkah untuk beribadah. Dan menurut para ‘Alim
'Ulama, Haji berarti mengunjungi ka’bah untuk beribadah kepada Allah dengan rukun-
rukun tertentu serta beberapa kewajibannya dan mengerjakannya pada waktu tertentu.
Jadi haji itu adalah rukun islam yang kelima yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim,
baik laki-laki maupun perempuan apabila ia telah memenuhi syarat-syaratnya dan
kewajiban haji itu hanya sekali seumur hidup.
11. 8
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Syafi’i. 1981. Fiqih dan Ushul Fiqih. Bandung : Al-ma’arif
Rifa’i. 1978. Ilmu Islam lengkap. Semarang : PT. Karya Toha Putra