SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
ISSN 1412-3617

Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

PENGARUH MODEL PEMBALAJARAN LANGSUNG (Direct Instruction)
MELALUI MEDIA ANIMASI BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP
MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI SMA PLUS
NEGERI 7 KOTA BENGKULU
Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu
Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu
Email : De_grafis@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran langsung
menggunakan media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap minat belajar dan pengaruh
penerapan model pembelajaran langsung menggunakan media animasi berbasis Macromedia Flash
terhadap pemahaman konsep fisika siswa di SMA PLUS Negeri 7 Kota Bengkulu. Penelitian ini
merupakan penelitian kuasi eksperimen (ekperimen semu) dengan populasi siswa kelas XI di SMA
PLUS Negeri 7 Kota Bengkulu dan sampel penelitian adalah kelas XI IPA 1 yang berjumlah 32
siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol,
yang diambil menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengambilan data penelitian dengan
menggunakan 15 buah tes pemahaman konsep fisika berbentuk pilihan ganda beralasan dan angket
minat belajar siswa. Analisis data menggunakan Uji-t dua sampel independen dan ANAVA. Hasil
penelitian ialah ada pengaruh model pembelajaran langsung (Direct Instruction) melalui media
animasi berbasis Macromedia Flash terhadap pemahaman konsep fisika secara signifikan dengan
thitung 4,087 > ttabel 1,988 pada taraf signifikan 95% dan ada pengaruh model pembelajaran langsung
(Direct Instruction) melalui media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap minat belajar
siswa secara signifikan dengan thitung 12,259 > ttabel 1,988 pada taraf signifikan 95%.
Kata kunci: media animasi berbasis Macromedia Flash, minat belajar, model pembelajaran
langsung, pemahaman konsep fisika

I.

PENDAHULUAN
Dari hasil studi pendahuluan pada salah satu kelas XI di SMA Plus Negeri 7 Kota

Bengkulu diperoleh informasi bahwa prestasi belajar fisika dan minat belajar yang rendah.
Berdasarkan wawancara terhadap 40 orang siswa, hanya 2 orang yang menyatakan dirinya
menyukai dan berminat belajar fisika, selebihnya menyatakan tidak berminat. Demikian
juga halnya pada kemampuan prestasi belajar siswa yang tergolong rendah. Hal ini dapat
terlihat bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa dari nilai ujian semester, hanya 50% saja
yang mencapai ketuntasan hasil belajar.

Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto

Halaman 1
ISSN 1412-3617

Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

Salah satu alternatif yang dapat mendukung proses pembelajaran adalah pemanfaatan
media pembelajaran. Hamalik (1996) dalam Arsyad (2011 : 15) menyatakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.
Salah satu media animasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah
media animasi berbasis Macromedia Flash. Kelebihan Macromedia Flash yaitu merupakan
teknologi animasi web yang paling popular saat ini sehingga banyak didukung oleh
berbagai pihak, ukuran file yang kecil dengan kualitas yang baik, keutuhan Hardware yang
tidak tinggi, dapat membuat website, cd-interaktif, animasi web.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Menurut Arends (1997) dalam Trianto (2011 : 41), model pengajaran langsung adalah
salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangkah demi selangkah, terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan
mempertahankan fokus pencapaian akademik.
Pada pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Sintaks model
pembelajaran langsung (Trianto, 2007 : 43) ada 5 fase yaitu fase 1 menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan siswa, fase 2 mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, fase
3 membimbing pelatihan, fase 4 mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, fase
5 memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

2.2 Media Animasi Berbasis Macromedia Flash
Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan
dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar.
Pemakaian media pengajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan

Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto

Halaman 2
ISSN 1412-3617

Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
Pendapat lain dikemukakan oleh Arsyad (2011: 26) bahwa fungsi media
pembelajaran diantaranya: (1). Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. (2). Meningkatkan motivasi dan
efisiensi penyampaian informasi. (3). Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian
informasi. (4). Menambah variasi penyajian materi. (5). Pemilihan media yang tepat akan
menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar. (6).
Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan
siswa. (7). Memberikan pengalaman yang lebih kongkrit bagi hal yang mungkin abstrak.
(8). Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa. (9). Memberikan stimulus dan
mendorong respon siswa.
Macromedia Flash merupakan suatu program aplikasi yang digunakan untuk
mengolah gambar vektor dan animasi. Objek-objek yang dapat diolah untuk membuat
animasi selain gambar vektor (yang dibuat langsung dari Flash) juga gambar-gambar
bitmap yang diimpor, objek sound dan objek avi. Program ini dapat juga untuk
menghasilkan animasi untuk web, presentasi, game consule, dan film. Untuk menjalankan
animasi diperlukan program khusus (Softwore) salah satunya adalah program Macromedia
Flash.
2.3 Minat Siswa Terhadap Fisika
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”,
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 583). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slametto, 2010: 180).
Slametto (2010 : 57) menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang. Syah (2009: 151)
menyatakan bahwa minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.

Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto

Halaman 3
ISSN 1412-3617

Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

Belajar adalah suatu proses seseorang yang berupaya untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan tingkah laku yang relatif menetap, sedangkan Djamarah dan Zain dalam
Kusmiyanto (2007 : 64) menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku berkat
pengalaman dan latihan, lebih lanjut dijelaskan hakikat belajar adalah perubahan. Menurut
Winkel dalam Kusmiyanto (2007:64), menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas
mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Unsurunsur minat ada 3 yaitu perhatian, perasaan, dan motif.

2.4 Pemahaman Konsep Fisika
Pemahaman (understanding) merupakan kata kunci dalam pembelajaran. Menurut
Berns & Erickson (2001) dalam Wayan menyatakan dalam suatu domain belajar,
pemahaman merupakan prasyarat mutlak untuk tingkatan kemampuan kognitif yang tinggi,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Menurut Amien (1989:15) dalam Pujianto dan
Suyoso menyatakan bahwa konsep adalah gagasan atau ide berdasarkan pengalaman yang
relevan yang dapat digeneralisasikan akan membentuk suatu konsep. Konsep dapat
membantu seseorang mengklasifikasi, menganalisis, dan menghubungkan struktur
fudamental bagi mata pelajaran di sekolah. Lebih lanjut Wayan Memes (2000: 40) dalam
Pujianto dan Suyoso menyatakan bahwa konsep adalah suatu ide atau gagasan yang
digeneralisasikan dari pengalaman manusia dengan beberapa peristiwa dan fakta-fakta.
Fisika adalah suatu ilmu yang lebih banyak memrlukan pemahaman daripada
pengafalan, maka kunci kesuksesan dalam belajar fisika adalah kemampuan memakai tiga
hal pokok fisika yaitu konsep, hukum-hukum atau asas-asas, dan teori-teori. Dalam
pembelajaran fisika kemampuan konsep fisika merupakan syarat mutlak dalam mencapai
keberhasilan pembelajaran fisika (Budikase : 1995) dalam Hapsoro & Susanto.

III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen semu (quasi experiment).Tempat
penelitian dilaksanakan di SMA PLUS Negeri 7 Kota Bengkulu dengan waktu pelaksanaan
pada 20 Februari 2012 sampai dengan tanggal 15 Maret 2012 pada Kelas XI Semester 2

Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto

Halaman 4
ISSN 1412-3617

Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

tahun pelajaran 2011/2012 dengan materi Fluida Statis. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI SMA PLUS Negeri 7 kota Bengkulu, teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik pusposive sampling (Sudjana (1996:168)). Berdasarkan teknik
sampling tersebut diperoleh kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksprimen dan XI IPA 3 kelas
kontrol.
Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Melalui
Media animasi berbasis Macromedia Flash. Sedangkan Variabel terikat
siswa terhadap fisika dan Variabel terikat

: Minat Belajar

: Pemahaman konsep fisika siswa. Desain

penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design dalam Sugiyono
(2009: 116)
Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan angket minat belajar siswa. Tes
pemahaman konsep fisika dan kemampuan pemecahan masalah fisika. Tes pemahaman
konsep fisika terdiri dari 15 butir berbentuk pilihan ganda yang diperluas atau multiple
choise test with written justification berupa tes pemahaman konsep (TPK) dan tes hitungan
(TH). Angket minat belajar siswa diberikan sesuai dengan materi yang diberikan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji deskriptif dan uji inferensial. Uji
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan nilai rata-rata, standar deviasi, gain dan N-gain
pemahaman konsep siswa. Uji inferensial yang digunakan pertama yaitu uji normalitas dan
uji homogenitas. Setelah data terdistribusi normal dan homogen untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini yaitu menggunakan t-test, anava untuk mengetahui signifikansi dan
linearitas data (Sugiyono, 2011:265) dan untuk menggunakan besar pengaruh penggunaan
model ini yaitu menggunakan korelasi sederhana (Sugiyono, 2011 : 274).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data pemahaman konsep fisika dengan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran langsung melalui media animasi berbasis Macromedia Flash diperoleh dari
nilai rata-rata setiap pertemuan. Penelitian ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Dalam
setiap pertemuan siswa diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum mengikuti pembelajaran, pada akhir pembelajaran siswa diberikan postest untuk

Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto

Halaman 5
ISSN 1412-3617

Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

mengetahui pemahaman konsep fisika siswa setelah mengikuti pembelajaran. Selanjutnya
data nilai pretest dan postest diolah dengan perhitungan N-gain. Data minat belajar diperoleh
dari angket minat yang diberikan di awal dan akhir pembelajaran untuk melihat minat awal,
minat akhir dan N-gain.

4.2 Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian normalitas menggunakan chi kuadrat (tabel 1) menunjukan data
terdistribusi normal terbukti dari besar χ2hitung < χ2tabel.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Normalitas
KELAS

Data

χ2 hitung

χ 2tabel

Distribusi data

Kontrol

Minat Awal Belajar

4,53

11,07

Normal

4,62

11,07

Normal

9,85

11,07

Normal

9,67

11,07

Normal

Minat Akhir Belajar
Eksperimen

Minat Awal Belajar
Minat Akhir Belajar

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Fhitung varian data minat awal belajar sebesar
1,21 sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk
penyebut 31, dengan syarat F hitung < Ftabel. Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan
bahwa varian data minat awal belajar kedua kelas homogen. Hasil perhitungan uji
homogenitas varian data minat akhir belajar berdasarkan tabel 1 diperoleh Fhitung sebesar
1,05 sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk
penyebut 31, dengan syarat Fhitung < Ftabel. Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan
bahwa varian data minat akhir belajar kedua kelas homogen. Selanjutnya hasil perhitungan
uji homogenitas skor N-gain, diperoleh Fhitung sebesar 1,00 sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf
signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 31, dengan syarat Fhitung < Ftabel.
Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa varian data N-gain kedua kelas
homogen.
Hasil penelitian tersebut dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian
dilakukan uji t dan regresi untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan ANAVA
Berdasarkan hasil pretest yang didukung oleh uji perbedaan rata-rata antara pretest kelas

Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto

Halaman 6
ISSN 1412-3617

Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

eksperimen dan kontrol, Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persamaan regresi untuk
hubungan minat akhir belajar di kelas kontrol dan eksperimen adalah Ẏ= 50,07 + 0,42X.
Pengujian signifikan disajikan pada tabel dibawah ini. Dari tabel didapat
6,14 dan

sebesar

dengan dk 1/30 pada taraf nyata 0,05 sebesar 4,17. Hal ini menunjukkan

bahwa hipotesis nol yang menyatakan bahwa persamaan regresi tidak signifikan ditolak
karena

>

pada taraf signifikan 0,05.

Selanjutnya untuk pengujian linearitas persamaan regresi didapatkan
-2,75 dan

dengan dk 8/22 pada taraf nyata 0,05 sebesar 2,40. Oleh karena

sebesar
<

pada taraf nyata 0,05 maka hipotesis menyatakan bahwa regresi linear dapat
diterima. Kemudian analisis koefisien korelasi antara hasil postes di kelas kontrol dan
eksperimen sebesar r = 0,41 harga r tabel untuk taraf kesalahan 5 % dengan n = 32
diperoleh
3,28>

sebesar 0,349. Uji signifikan koefisien korelasi menunjukkan

sebesar

1,70 maka korelasi signifikan. Dan pengaruh pembelajaran model pembelajaran

langsung (Direct Instruction) melalui media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap
minat belajar siswa adalah sebesar d = 17%. Berdasarkan hasil minat awal belajar yang
didukung oleh uji perbedaan rata-rata antara minat awal belajar kelas eksperimen dan
kontrol, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada minat belajar
siswa kedua kelas dimana thitung 0,845 < ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%.
Pengujian perbedaan skor rata-rata minat belajar siswa dengan uji-t dua sampel
independen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada minat belajar
siswa kedua kelas dimana diperoleh thitung 12,259 > ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%.
Kelas eksperimen yang diberi perlakuan mempunyai skor rata-rata minat akhir belajar yang
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Skor thitung ini jatuh pada daerah penolakan
hipotesis nol (H0). Dengan demikian dapat disimpulkan, kelas eksperimen yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) dengan
menggunakan media animasi berbasis Macromedia Flash yang lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Untuk lebih meyakinkan
hasil tersebut, dilakukan perhitungan peningkatan minat belajar siswa dengan
menggunakan N-gain pada masing-masing kelas. Kelas eksperimen memperoleh skor rata-

Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto

Halaman 7
ISSN 1412-3617

Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

rata N-gain 0,49 dan kelas kontrol memperoleh skor rata-rata N-gain 0,21. Setelah dilakukan
uji-t dua sampel diperoleh hasil skor rata-rata N-gain kelas eksperimen berbeda secara
signifikan dengan N-gain kelas kontrol dimana thitung 11,200 > ttabel 1,998 untuk taraf
signifikan 95%.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji Normalitas
KELAS

Data

χ2 hitung

χ 2tabel

Distribusi data

Kontrol

Pretest

3,82

11,07

Normal

Posttest

7,57

11,07

Normal

Pretest

5,82

11,07

Normal

Posttest

7,74

11,07

Normal

Eksperimen

Berdasarkan uji homogenitas Fhitung varian data pretes sebesar 1,14 sedangkan Ftabel
1,82 pada taraf signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 31, dengan syarat
Fhitung < Ftabel. Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa varian data pretes
kedua kelas homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas varian data postes berdasarkan
tabel 4.10 diperoleh Fhitung sebesar 1,28 sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf signifikan 95%
dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 31, dengan syarat Fhitung < Ftabel. Jadi dari hasil
analisis diatas dapat disimpulkan bahwa varian data postes kedua kelas homogen.
Selanjutnya hasil perhitungan uji homogenitas skor N-gain, diperoleh Fhitung sebesar 1,00
sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut
31, dengan syarat F hitung < Ftabel. Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa
varian data N-gain kedua kelas homogen.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persamaan regresi untuk hubungan posttes
di kelas kontrol dan eksperimen adalah Ẏ= 49,25 + 0,43X . Pengujian signifikan disajikan
pada tabel dibawah ini. Dari tabel didapat

sebesar 5,12 dan

dengan dk 1/30

pada taraf nyata 0,05 sebesar 4,17. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol yang
menyatakan bahwa persamaan regresi tidak signifikan ditolak karena

>

pada

taraf signifikan 0,05. Selanjutnya untuk pengujian linearitas persamaan regresi didapatkan
sebesar -1,45 dan
karena

<

dengan dk 12/18 pada taraf nyata 0,05 sebesar 2,34. Oleh

pada taraf nyata 0,05 maka hipotesis menyatakan bahwa regresi

Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto

Halaman 8
ISSN 1412-3617

Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

linear dapat diterima. Kemudian analisis koefisien korelasi antara hasil post test di kelas
kontrol dan eksperimen sebesar r = 0,38, harga r tabel untuk taraf kesalahan 5 % dengan n
= 32 diperoleh
sebesar 2,87>

sebesar 0,349. Uji signifikan koefisien korelasi menunjukkan
1,70 maka korelasi signifikan. Dan pengaruh pembelajaran model

pembelajaran langsung (Direct Instruction) melalui media animasi berbasis Macromedia
Flash adalah sebesar d= 15%.
Berdasarkan hasil pretes yang didukung oleh uji perbedaan rata-rata antara postes
kelas eksperimen dan kontrol, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada kemampuan awal kedua kelas dimana thitung 0,884 < ttabel 1,998 untuk taraf
signifikan 95%. Pengujian perbedaan

rata-rata skor rata-rata postes dengan uji-t dua

sampel independen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman
konsep fisika siswa kedua kelas dimana pada kelas eksperimen diperoleh thitung 4,087 > ttabel
1,998 untuk taraf signifikan 95%. Kelas eksperimen yang diberi perlakuan mempunyai skor
rata-rata pemahaman konsep fisika akhir (posttest) yang lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. Skor thitung ini jatuh pada daerah penolakan hipotesis nol (H0). Dengan demikian
dapat disimpulkan, kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran langsung (Direct Instruction) dengan menggunakan media animasi berbasis
Macromedia Flash yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang mengikuti
pembelajaran secara konvensional. Kemudian dilakukan perhitungan peningkatan
pemahaman konsep fisika dengan menggunakan N-gain pada masing-masing kelas. Kelas
eksperimen memperoleh skor rata-rata N-gain 0,61 dan kelas kontrol memperoleh skor ratarata N-gain 0,45. Setelah dilakukan uji-t dua sampel diperoleh hasil skor rata-rata N-gain kelas
eksperimen berbeda secara signifikan dengan N-gain kelas kontrol dimana thitung 3,635 > ttabel
1,998 untuk taraf signifikan 95%.

V.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:
a. Terdapat pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Melalui Media Animasi Macromedia Flash terhadap minat belajar siswa di SMA PLUS

Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto

Halaman 9
ISSN 1412-3617

Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

Negeri 7 Kota Bengkulu yang ditunjukkan dengan t hitung 4,087 > ttabel 1,998 untuk taraf
signifikan 95%.
b. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran langsung (Direct Instruction)
melalui Media Animasi Macromedia Flash terhadap pemahaman konsep fisika siswa di
SMA PLUS Negeri 7 Kota Bengkulu yang ditunjukkan dengan thitung 12,259 > ttabel
1,998 untuk taraf signifikan 95%.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media pembelajaran. Jakarta : PT Grafindo
Kusmiyati. 2007. Meningkatkan Minat Belajar IPA Biologi Siswa Sekolah Menengah
Pertama. Dalam Jurnal Pijar MIPA (online), Vol. 2, No.2, September 2007
Kusrianto, Adi. 2006. Panduan Lengkap Memakai Macromedia Flash Professional 8.
Jakarta : Elex Media Komputindo
Mayub, Afrizal. 2005. E- Learning Fisika Berbasis Macromedia Flash. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Pujianto dan Suyoso. 2011. Analisis Kecendrungan dan Tren Penelitian Pada Mahasiswa
Pendidikan Fisika Sebagai Revitalisasi Bidang Keahlian Penunjang Akreditasi.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Slameto.2010.Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Trianto. 2009. Medesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Werdhiana, I. Komang,. Dkk. 2008. Pengembangan Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa
MA. Procedding The Second International Seminar on Science Education
Wanhar. 2008. Hubungan Antara Pemahaman Konsep Matematika Dengan Kemampuan
Menyelesaikan Soal- Soal Fisika. Makassar : Jurnal Baruga, Vol. 1. No. 3/Maret
2008

Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto

Halaman 10

More Related Content

What's hot

Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwiTugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwianirsu
 
Ulasan kritis bf
Ulasan kritis bfUlasan kritis bf
Ulasan kritis bfLee Roy
 
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengArtikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengNastiti Rahajeng
 
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 11. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1Masriqon Masriqon
 
Judul dengan media flip chart
Judul dengan media flip chartJudul dengan media flip chart
Judul dengan media flip chartNur Arifiadi
 
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikel
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikelAmbar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikel
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikelherdis91
 
Cabaran guru 1
Cabaran guru 1Cabaran guru 1
Cabaran guru 1annhairy
 
Matematika 3-hal.-312-473
Matematika 3-hal.-312-473Matematika 3-hal.-312-473
Matematika 3-hal.-312-473Cha Aisyah
 
Artikel publikasi
Artikel publikasiArtikel publikasi
Artikel publikasiaya Uzumika
 
Pengaruh efektifitas pembelajaran dengan menggunanakan media animasi flash te...
Pengaruh efektifitas pembelajaran dengan menggunanakan media animasi flash te...Pengaruh efektifitas pembelajaran dengan menggunanakan media animasi flash te...
Pengaruh efektifitas pembelajaran dengan menggunanakan media animasi flash te...Edah Rossansen
 
TUGAS MEMBUAT JURNAL
TUGAS MEMBUAT JURNALTUGAS MEMBUAT JURNAL
TUGAS MEMBUAT JURNALrichimaryadi
 
51024375 alat-peraga
51024375 alat-peraga51024375 alat-peraga
51024375 alat-peragaTata Lela
 
5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm5117 11181-1-sm
5117 11181-1-smFppi Unila
 
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Rahma Siska Utari
 
Interaksi antar siswa
Interaksi antar siswaInteraksi antar siswa
Interaksi antar siswamulyono61
 
Tugas jurnal bahasa indonesia
Tugas jurnal bahasa indonesiaTugas jurnal bahasa indonesia
Tugas jurnal bahasa indonesiaBarata Sony
 

What's hot (20)

1105 2133-1-pb
1105 2133-1-pb1105 2133-1-pb
1105 2133-1-pb
 
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwiTugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
Tugas Jurnal Bahasa indonesia dwi
 
Ulasan kritis bf
Ulasan kritis bfUlasan kritis bf
Ulasan kritis bf
 
11067085
1106708511067085
11067085
 
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengArtikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
 
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 11. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
1. kontrak silabus dan sap perkembangan anak 1
 
Judul dengan media flip chart
Judul dengan media flip chartJudul dengan media flip chart
Judul dengan media flip chart
 
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikel
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikelAmbar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikel
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikel
 
Cabaran guru 1
Cabaran guru 1Cabaran guru 1
Cabaran guru 1
 
Matematika 3-hal.-312-473
Matematika 3-hal.-312-473Matematika 3-hal.-312-473
Matematika 3-hal.-312-473
 
Artikel publikasi
Artikel publikasiArtikel publikasi
Artikel publikasi
 
Pengaruh efektifitas pembelajaran dengan menggunanakan media animasi flash te...
Pengaruh efektifitas pembelajaran dengan menggunanakan media animasi flash te...Pengaruh efektifitas pembelajaran dengan menggunanakan media animasi flash te...
Pengaruh efektifitas pembelajaran dengan menggunanakan media animasi flash te...
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
TUGAS MEMBUAT JURNAL
TUGAS MEMBUAT JURNALTUGAS MEMBUAT JURNAL
TUGAS MEMBUAT JURNAL
 
51024375 alat-peraga
51024375 alat-peraga51024375 alat-peraga
51024375 alat-peraga
 
5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm
 
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
 
Ipi183134
Ipi183134Ipi183134
Ipi183134
 
Interaksi antar siswa
Interaksi antar siswaInteraksi antar siswa
Interaksi antar siswa
 
Tugas jurnal bahasa indonesia
Tugas jurnal bahasa indonesiaTugas jurnal bahasa indonesia
Tugas jurnal bahasa indonesia
 

Similar to Jurnal pendukung6

Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...
Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...
Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...State University of Medan
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianantiantika
 
skripsi fisika jurusan pendidikan UMN
skripsi fisika jurusan pendidikan UMNskripsi fisika jurusan pendidikan UMN
skripsi fisika jurusan pendidikan UMNwxrukli
 
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMENARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMENDina Adilah
 
Contoh Reading List Jurnal
Contoh Reading List JurnalContoh Reading List Jurnal
Contoh Reading List Jurnalisa said
 
Aplikasi Pembelajaran Fisika untuk SMA dengan CAD
Aplikasi Pembelajaran Fisika untuk SMA dengan CADAplikasi Pembelajaran Fisika untuk SMA dengan CAD
Aplikasi Pembelajaran Fisika untuk SMA dengan CADJanner Simarmata
 
Ak prodjosantoso jurnal th 2 2014 (2)
Ak prodjosantoso jurnal th 2 2014 (2)Ak prodjosantoso jurnal th 2 2014 (2)
Ak prodjosantoso jurnal th 2 2014 (2)Hidayah Khairol
 
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptx
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptxPENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptx
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptxMahmoudEutjeu
 
artikel kain flanel.docx
artikel kain flanel.docxartikel kain flanel.docx
artikel kain flanel.docxdianmentari48
 
Model pembelajaran ipa
Model pembelajaran ipaModel pembelajaran ipa
Model pembelajaran ipaKharis Radip
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarNur Halimah
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarNur Halimah
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 
Linov poposal penelitian fakultas september2018
Linov poposal penelitian fakultas september2018Linov poposal penelitian fakultas september2018
Linov poposal penelitian fakultas september2018maritsabatsa
 
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah KhamdiyahMakalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyahkhamdiyah
 

Similar to Jurnal pendukung6 (20)

Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...
Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...
Makalah Penuh untuk Prosiding dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UN...
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
skripsi fisika jurusan pendidikan UMN
skripsi fisika jurusan pendidikan UMNskripsi fisika jurusan pendidikan UMN
skripsi fisika jurusan pendidikan UMN
 
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMENARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
 
Contoh Reading List Jurnal
Contoh Reading List JurnalContoh Reading List Jurnal
Contoh Reading List Jurnal
 
Aplikasi Pembelajaran Fisika untuk SMA dengan CAD
Aplikasi Pembelajaran Fisika untuk SMA dengan CADAplikasi Pembelajaran Fisika untuk SMA dengan CAD
Aplikasi Pembelajaran Fisika untuk SMA dengan CAD
 
Ak prodjosantoso jurnal th 2 2014 (2)
Ak prodjosantoso jurnal th 2 2014 (2)Ak prodjosantoso jurnal th 2 2014 (2)
Ak prodjosantoso jurnal th 2 2014 (2)
 
Proposal deddy
Proposal deddyProposal deddy
Proposal deddy
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptx
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptxPENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptx
PENGEMBANGAN MODEL SOSIOKOGNITIF BERBANTUAN.pptx
 
PROPOSAL
PROPOSALPROPOSAL
PROPOSAL
 
Review Artikel Metopen
Review Artikel MetopenReview Artikel Metopen
Review Artikel Metopen
 
artikel kain flanel.docx
artikel kain flanel.docxartikel kain flanel.docx
artikel kain flanel.docx
 
Model pembelajaran ipa
Model pembelajaran ipaModel pembelajaran ipa
Model pembelajaran ipa
 
1
11
1
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
 
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasarInovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
Inovasi pembelajaran ipa_di_sekolah_dasar
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
Linov poposal penelitian fakultas september2018
Linov poposal penelitian fakultas september2018Linov poposal penelitian fakultas september2018
Linov poposal penelitian fakultas september2018
 
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah KhamdiyahMakalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyah
 

Jurnal pendukung6

  • 1. ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 PENGARUH MODEL PEMBALAJARAN LANGSUNG (Direct Instruction) MELALUI MEDIA ANIMASI BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI SMA PLUS NEGERI 7 KOTA BENGKULU Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu Email : De_grafis@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran langsung menggunakan media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap minat belajar dan pengaruh penerapan model pembelajaran langsung menggunakan media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap pemahaman konsep fisika siswa di SMA PLUS Negeri 7 Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen (ekperimen semu) dengan populasi siswa kelas XI di SMA PLUS Negeri 7 Kota Bengkulu dan sampel penelitian adalah kelas XI IPA 1 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol, yang diambil menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengambilan data penelitian dengan menggunakan 15 buah tes pemahaman konsep fisika berbentuk pilihan ganda beralasan dan angket minat belajar siswa. Analisis data menggunakan Uji-t dua sampel independen dan ANAVA. Hasil penelitian ialah ada pengaruh model pembelajaran langsung (Direct Instruction) melalui media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap pemahaman konsep fisika secara signifikan dengan thitung 4,087 > ttabel 1,988 pada taraf signifikan 95% dan ada pengaruh model pembelajaran langsung (Direct Instruction) melalui media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap minat belajar siswa secara signifikan dengan thitung 12,259 > ttabel 1,988 pada taraf signifikan 95%. Kata kunci: media animasi berbasis Macromedia Flash, minat belajar, model pembelajaran langsung, pemahaman konsep fisika I. PENDAHULUAN Dari hasil studi pendahuluan pada salah satu kelas XI di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu diperoleh informasi bahwa prestasi belajar fisika dan minat belajar yang rendah. Berdasarkan wawancara terhadap 40 orang siswa, hanya 2 orang yang menyatakan dirinya menyukai dan berminat belajar fisika, selebihnya menyatakan tidak berminat. Demikian juga halnya pada kemampuan prestasi belajar siswa yang tergolong rendah. Hal ini dapat terlihat bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa dari nilai ujian semester, hanya 50% saja yang mencapai ketuntasan hasil belajar. Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Halaman 1
  • 2. ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 Salah satu alternatif yang dapat mendukung proses pembelajaran adalah pemanfaatan media pembelajaran. Hamalik (1996) dalam Arsyad (2011 : 15) menyatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Salah satu media animasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah media animasi berbasis Macromedia Flash. Kelebihan Macromedia Flash yaitu merupakan teknologi animasi web yang paling popular saat ini sehingga banyak didukung oleh berbagai pihak, ukuran file yang kecil dengan kualitas yang baik, keutuhan Hardware yang tidak tinggi, dapat membuat website, cd-interaktif, animasi web. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Menurut Arends (1997) dalam Trianto (2011 : 41), model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah, terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik. Pada pengajaran langsung terdapat lima fase yang sangat penting. Sintaks model pembelajaran langsung (Trianto, 2007 : 43) ada 5 fase yaitu fase 1 menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, fase 2 mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, fase 3 membimbing pelatihan, fase 4 mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, fase 5 memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. 2.2 Media Animasi Berbasis Macromedia Flash Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar. Pemakaian media pengajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Halaman 2
  • 3. ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Pendapat lain dikemukakan oleh Arsyad (2011: 26) bahwa fungsi media pembelajaran diantaranya: (1). Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. (2). Meningkatkan motivasi dan efisiensi penyampaian informasi. (3). Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi. (4). Menambah variasi penyajian materi. (5). Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar. (6). Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan siswa. (7). Memberikan pengalaman yang lebih kongkrit bagi hal yang mungkin abstrak. (8). Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa. (9). Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa. Macromedia Flash merupakan suatu program aplikasi yang digunakan untuk mengolah gambar vektor dan animasi. Objek-objek yang dapat diolah untuk membuat animasi selain gambar vektor (yang dibuat langsung dari Flash) juga gambar-gambar bitmap yang diimpor, objek sound dan objek avi. Program ini dapat juga untuk menghasilkan animasi untuk web, presentasi, game consule, dan film. Untuk menjalankan animasi diperlukan program khusus (Softwore) salah satunya adalah program Macromedia Flash. 2.3 Minat Siswa Terhadap Fisika Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 583). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slametto, 2010: 180). Slametto (2010 : 57) menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang. Syah (2009: 151) menyatakan bahwa minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Halaman 3
  • 4. ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 Belajar adalah suatu proses seseorang yang berupaya untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap, sedangkan Djamarah dan Zain dalam Kusmiyanto (2007 : 64) menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan, lebih lanjut dijelaskan hakikat belajar adalah perubahan. Menurut Winkel dalam Kusmiyanto (2007:64), menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Unsurunsur minat ada 3 yaitu perhatian, perasaan, dan motif. 2.4 Pemahaman Konsep Fisika Pemahaman (understanding) merupakan kata kunci dalam pembelajaran. Menurut Berns & Erickson (2001) dalam Wayan menyatakan dalam suatu domain belajar, pemahaman merupakan prasyarat mutlak untuk tingkatan kemampuan kognitif yang tinggi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Menurut Amien (1989:15) dalam Pujianto dan Suyoso menyatakan bahwa konsep adalah gagasan atau ide berdasarkan pengalaman yang relevan yang dapat digeneralisasikan akan membentuk suatu konsep. Konsep dapat membantu seseorang mengklasifikasi, menganalisis, dan menghubungkan struktur fudamental bagi mata pelajaran di sekolah. Lebih lanjut Wayan Memes (2000: 40) dalam Pujianto dan Suyoso menyatakan bahwa konsep adalah suatu ide atau gagasan yang digeneralisasikan dari pengalaman manusia dengan beberapa peristiwa dan fakta-fakta. Fisika adalah suatu ilmu yang lebih banyak memrlukan pemahaman daripada pengafalan, maka kunci kesuksesan dalam belajar fisika adalah kemampuan memakai tiga hal pokok fisika yaitu konsep, hukum-hukum atau asas-asas, dan teori-teori. Dalam pembelajaran fisika kemampuan konsep fisika merupakan syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan pembelajaran fisika (Budikase : 1995) dalam Hapsoro & Susanto. III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen semu (quasi experiment).Tempat penelitian dilaksanakan di SMA PLUS Negeri 7 Kota Bengkulu dengan waktu pelaksanaan pada 20 Februari 2012 sampai dengan tanggal 15 Maret 2012 pada Kelas XI Semester 2 Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Halaman 4
  • 5. ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 tahun pelajaran 2011/2012 dengan materi Fluida Statis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA PLUS Negeri 7 kota Bengkulu, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik pusposive sampling (Sudjana (1996:168)). Berdasarkan teknik sampling tersebut diperoleh kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksprimen dan XI IPA 3 kelas kontrol. Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Melalui Media animasi berbasis Macromedia Flash. Sedangkan Variabel terikat siswa terhadap fisika dan Variabel terikat : Minat Belajar : Pemahaman konsep fisika siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design dalam Sugiyono (2009: 116) Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan angket minat belajar siswa. Tes pemahaman konsep fisika dan kemampuan pemecahan masalah fisika. Tes pemahaman konsep fisika terdiri dari 15 butir berbentuk pilihan ganda yang diperluas atau multiple choise test with written justification berupa tes pemahaman konsep (TPK) dan tes hitungan (TH). Angket minat belajar siswa diberikan sesuai dengan materi yang diberikan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji deskriptif dan uji inferensial. Uji deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan nilai rata-rata, standar deviasi, gain dan N-gain pemahaman konsep siswa. Uji inferensial yang digunakan pertama yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah data terdistribusi normal dan homogen untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu menggunakan t-test, anava untuk mengetahui signifikansi dan linearitas data (Sugiyono, 2011:265) dan untuk menggunakan besar pengaruh penggunaan model ini yaitu menggunakan korelasi sederhana (Sugiyono, 2011 : 274). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Data pemahaman konsep fisika dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung melalui media animasi berbasis Macromedia Flash diperoleh dari nilai rata-rata setiap pertemuan. Penelitian ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Dalam setiap pertemuan siswa diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran, pada akhir pembelajaran siswa diberikan postest untuk Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Halaman 5
  • 6. ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 mengetahui pemahaman konsep fisika siswa setelah mengikuti pembelajaran. Selanjutnya data nilai pretest dan postest diolah dengan perhitungan N-gain. Data minat belajar diperoleh dari angket minat yang diberikan di awal dan akhir pembelajaran untuk melihat minat awal, minat akhir dan N-gain. 4.2 Pengujian Hipotesis Hasil pengujian normalitas menggunakan chi kuadrat (tabel 1) menunjukan data terdistribusi normal terbukti dari besar χ2hitung < χ2tabel. Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Normalitas KELAS Data χ2 hitung χ 2tabel Distribusi data Kontrol Minat Awal Belajar 4,53 11,07 Normal 4,62 11,07 Normal 9,85 11,07 Normal 9,67 11,07 Normal Minat Akhir Belajar Eksperimen Minat Awal Belajar Minat Akhir Belajar Selanjutnya dilakukan uji homogenitas Fhitung varian data minat awal belajar sebesar 1,21 sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 31, dengan syarat F hitung < Ftabel. Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa varian data minat awal belajar kedua kelas homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas varian data minat akhir belajar berdasarkan tabel 1 diperoleh Fhitung sebesar 1,05 sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 31, dengan syarat Fhitung < Ftabel. Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa varian data minat akhir belajar kedua kelas homogen. Selanjutnya hasil perhitungan uji homogenitas skor N-gain, diperoleh Fhitung sebesar 1,00 sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 31, dengan syarat Fhitung < Ftabel. Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa varian data N-gain kedua kelas homogen. Hasil penelitian tersebut dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian dilakukan uji t dan regresi untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan ANAVA Berdasarkan hasil pretest yang didukung oleh uji perbedaan rata-rata antara pretest kelas Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Halaman 6
  • 7. ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 eksperimen dan kontrol, Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persamaan regresi untuk hubungan minat akhir belajar di kelas kontrol dan eksperimen adalah Ẏ= 50,07 + 0,42X. Pengujian signifikan disajikan pada tabel dibawah ini. Dari tabel didapat 6,14 dan sebesar dengan dk 1/30 pada taraf nyata 0,05 sebesar 4,17. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan bahwa persamaan regresi tidak signifikan ditolak karena > pada taraf signifikan 0,05. Selanjutnya untuk pengujian linearitas persamaan regresi didapatkan -2,75 dan dengan dk 8/22 pada taraf nyata 0,05 sebesar 2,40. Oleh karena sebesar < pada taraf nyata 0,05 maka hipotesis menyatakan bahwa regresi linear dapat diterima. Kemudian analisis koefisien korelasi antara hasil postes di kelas kontrol dan eksperimen sebesar r = 0,41 harga r tabel untuk taraf kesalahan 5 % dengan n = 32 diperoleh 3,28> sebesar 0,349. Uji signifikan koefisien korelasi menunjukkan sebesar 1,70 maka korelasi signifikan. Dan pengaruh pembelajaran model pembelajaran langsung (Direct Instruction) melalui media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap minat belajar siswa adalah sebesar d = 17%. Berdasarkan hasil minat awal belajar yang didukung oleh uji perbedaan rata-rata antara minat awal belajar kelas eksperimen dan kontrol, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada minat belajar siswa kedua kelas dimana thitung 0,845 < ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%. Pengujian perbedaan skor rata-rata minat belajar siswa dengan uji-t dua sampel independen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada minat belajar siswa kedua kelas dimana diperoleh thitung 12,259 > ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%. Kelas eksperimen yang diberi perlakuan mempunyai skor rata-rata minat akhir belajar yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Skor thitung ini jatuh pada daerah penolakan hipotesis nol (H0). Dengan demikian dapat disimpulkan, kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) dengan menggunakan media animasi berbasis Macromedia Flash yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Untuk lebih meyakinkan hasil tersebut, dilakukan perhitungan peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan N-gain pada masing-masing kelas. Kelas eksperimen memperoleh skor rata- Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Halaman 7
  • 8. ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 rata N-gain 0,49 dan kelas kontrol memperoleh skor rata-rata N-gain 0,21. Setelah dilakukan uji-t dua sampel diperoleh hasil skor rata-rata N-gain kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan N-gain kelas kontrol dimana thitung 11,200 > ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%. Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji Normalitas KELAS Data χ2 hitung χ 2tabel Distribusi data Kontrol Pretest 3,82 11,07 Normal Posttest 7,57 11,07 Normal Pretest 5,82 11,07 Normal Posttest 7,74 11,07 Normal Eksperimen Berdasarkan uji homogenitas Fhitung varian data pretes sebesar 1,14 sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 31, dengan syarat Fhitung < Ftabel. Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa varian data pretes kedua kelas homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas varian data postes berdasarkan tabel 4.10 diperoleh Fhitung sebesar 1,28 sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 31, dengan syarat Fhitung < Ftabel. Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa varian data postes kedua kelas homogen. Selanjutnya hasil perhitungan uji homogenitas skor N-gain, diperoleh Fhitung sebesar 1,00 sedangkan Ftabel 1,82 pada taraf signifikan 95% dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 31, dengan syarat F hitung < Ftabel. Jadi dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa varian data N-gain kedua kelas homogen. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persamaan regresi untuk hubungan posttes di kelas kontrol dan eksperimen adalah Ẏ= 49,25 + 0,43X . Pengujian signifikan disajikan pada tabel dibawah ini. Dari tabel didapat sebesar 5,12 dan dengan dk 1/30 pada taraf nyata 0,05 sebesar 4,17. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan bahwa persamaan regresi tidak signifikan ditolak karena > pada taraf signifikan 0,05. Selanjutnya untuk pengujian linearitas persamaan regresi didapatkan sebesar -1,45 dan karena < dengan dk 12/18 pada taraf nyata 0,05 sebesar 2,34. Oleh pada taraf nyata 0,05 maka hipotesis menyatakan bahwa regresi Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Halaman 8
  • 9. ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 linear dapat diterima. Kemudian analisis koefisien korelasi antara hasil post test di kelas kontrol dan eksperimen sebesar r = 0,38, harga r tabel untuk taraf kesalahan 5 % dengan n = 32 diperoleh sebesar 2,87> sebesar 0,349. Uji signifikan koefisien korelasi menunjukkan 1,70 maka korelasi signifikan. Dan pengaruh pembelajaran model pembelajaran langsung (Direct Instruction) melalui media animasi berbasis Macromedia Flash adalah sebesar d= 15%. Berdasarkan hasil pretes yang didukung oleh uji perbedaan rata-rata antara postes kelas eksperimen dan kontrol, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan awal kedua kelas dimana thitung 0,884 < ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%. Pengujian perbedaan rata-rata skor rata-rata postes dengan uji-t dua sampel independen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pemahaman konsep fisika siswa kedua kelas dimana pada kelas eksperimen diperoleh thitung 4,087 > ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%. Kelas eksperimen yang diberi perlakuan mempunyai skor rata-rata pemahaman konsep fisika akhir (posttest) yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Skor thitung ini jatuh pada daerah penolakan hipotesis nol (H0). Dengan demikian dapat disimpulkan, kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) dengan menggunakan media animasi berbasis Macromedia Flash yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Kemudian dilakukan perhitungan peningkatan pemahaman konsep fisika dengan menggunakan N-gain pada masing-masing kelas. Kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata N-gain 0,61 dan kelas kontrol memperoleh skor ratarata N-gain 0,45. Setelah dilakukan uji-t dua sampel diperoleh hasil skor rata-rata N-gain kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan N-gain kelas kontrol dimana thitung 3,635 > ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Terdapat pengaruh yang signifikan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Melalui Media Animasi Macromedia Flash terhadap minat belajar siswa di SMA PLUS Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Halaman 9
  • 10. ISSN 1412-3617 Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 Negeri 7 Kota Bengkulu yang ditunjukkan dengan t hitung 4,087 > ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%. b. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) melalui Media Animasi Macromedia Flash terhadap pemahaman konsep fisika siswa di SMA PLUS Negeri 7 Kota Bengkulu yang ditunjukkan dengan thitung 12,259 > ttabel 1,998 untuk taraf signifikan 95%. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2011. Media pembelajaran. Jakarta : PT Grafindo Kusmiyati. 2007. Meningkatkan Minat Belajar IPA Biologi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Dalam Jurnal Pijar MIPA (online), Vol. 2, No.2, September 2007 Kusrianto, Adi. 2006. Panduan Lengkap Memakai Macromedia Flash Professional 8. Jakarta : Elex Media Komputindo Mayub, Afrizal. 2005. E- Learning Fisika Berbasis Macromedia Flash. Yogyakarta : Graha Ilmu Pujianto dan Suyoso. 2011. Analisis Kecendrungan dan Tren Penelitian Pada Mahasiswa Pendidikan Fisika Sebagai Revitalisasi Bidang Keahlian Penunjang Akreditasi. Yogyakarta : Graha Ilmu Slameto.2010.Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Trianto. 2009. Medesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Werdhiana, I. Komang,. Dkk. 2008. Pengembangan Tes Pemahaman Konsep Fisika Siswa MA. Procedding The Second International Seminar on Science Education Wanhar. 2008. Hubungan Antara Pemahaman Konsep Matematika Dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal- Soal Fisika. Makassar : Jurnal Baruga, Vol. 1. No. 3/Maret 2008 Indra Sakti, Yuniar Mega Puspasari, dan Eko Risdianto Halaman 10