Dokumen tersebut membahas dua sistem pertanian yaitu HEIA (High External Input Agriculture) yang sangat bergantung pada pupuk kimia dan pestisida serta LEIA (Low External Input Agriculture) yang lebih banyak mengandalkan sumber daya lokal. Kedua sistem memiliki kelemahan masing-masing seperti ketergantungan yang tinggi terhadap impor dan kerusakan lingkungan. Dokumen ini menganjurkan penerapan sistem LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) yang me
2. 3 Aspek : aspek sosial, ekonomi, aspek ekologi.
Aspek ekonomi, menunjukkan kinerja pertanian bisa
dinilai secara parsial
Membandingkan produksi pangan, bahan serabut,
dan bahan bakar kayu dengan kebutuhan untuk
produk-produk ini dalam suatu daerah
Membandingkan tingkat pertumbuhan produksi
pertanian dengan tingkat pertumbuhan penduduk.
Aspek ekologi, masalah lingkungan di Negara-negara
berkembang sebagian besar disebabkan
karena eksploitasi lahan yang berlebihan, perluasan
penanaman, dan pengundulan hutan.
3. Pertanian di daerah tropis bergantung pada
sumber daya alam, pengetahuan, keterampilan,
dan institusi lokal.
Sistem-sistem pertanian yang bermacam-macam
dan khas setempat telah berkembang melalui
proses mencoba-coba yang panjang di mana
akhirnya ditemukan keseimbangan antara
masyarakat dan basis sumber dayanya.
Produksi ditujukan pada keluarga dan
masyarakat subsisten.
Cara kerja sama antar anggota masyarakat telah
dikembangkan dengan baik.
4. Sistem pertanian tradisonal terus dikembangkan
dalam suatu interaksi yang konstan dengan
budaya dan ekologi lokal.
Ketika kondisi untuk bertani berubah, misalnya
karena pertumbuhan jumlah penduduk, sistem
pertanian juga mengalami perubahan. Di mana
adaptasi terhadap tekanan yang baru itu tidak
cukup cepat, basis sumber daya alam secara
perlahan menjadi rusak, seperti halnya bagi
masyarakat yang bergantung pada sumber daya
tersebut.
5.
6. Sebagai respon terhadap pengaruh asing dan
kebutuhan serta aspirasi yang semakin besar
dari penduduk yang jumlahnya semakin
meningkat, maka sistem pertanian di daerah
tropis cenderung berubah ke salah satu dari dua
keadaan ekstrem:
Penggunaan input luar secara besar-besaran;
selanjutnya akan disebut (HEIA).
Pemanfaatan sumber daya lokal yang semakin
intensif dengan sedikit atau sama sekali tak
menggunakan input luar, hingga terjadi
degradasi sumber daya alam; selanjutnya disebut
(LEIA).
7. HEIA (Height external input agriculture) sangat tergantung
pada input kimia buatan (pupuk, pestisida), benih hibrida,
mekanisasi dengan memanfaatkan bahan bakar minyak dan juga
irigasi.
Sistem pertanian ini mengkonsumsi sumber-sumber yang tak
dapat diperbarui, seperti minyak bumi dan fosfat dalam tingkat
yang membahayakan.
Sistem pertanian seperti ini berorientasi pasar dan
membutuhkan modal besar. Uang tunai yang diperlukan untuk
membeliinput buatan seringkali diperoleh dengan menjual
produk pertanian.
HEIA hanya dimungkinkan di daerah di mana kondisi
ekologinya relatif seragam dan bisa dengan mudah dikendalikan
(misalnya daerah irigasi) dan di mana pelayanan penyaluran,
penyuluhan, dan pemasaran serta transportasinya baik.
HEIA bisa ditemukan pada daerah yang “kaya sumber daya alam”
dan ”berpotensi besar” di negara-negara berkembang dan
paling tersebar di Asia.
8. Pemanfaatan input buatan yang berlebihan
dan tidak seimbang dalam sistem HEIA bisa
menimbulkan dampak besar terhadap situasi
ekologi, ekonomi, dan sosiopolitik.
“revolusi hijau” telah menyalurkan sumber
daya investasi yang langka ke dalam sistem
pertanian dengan modal besar di beberapa
daerah yang menyebabkan daerah menjadi
sangat bergantung pada impor peralatan,
benih, serta input lainnya.
9.
10.
11. Ada dua kekeliruan penilaian yang telah dilakukan sebelum
pengenalan “revolusi hijau” sebagai berikut:
Tidak terduga peningkatan harga pupuk kimia dan bahan
bakar minyak serta penurunan harga-harga di pasar dunia
internasional sebagai akibat produksi biji-bijian dunia
yang berlebihan. Perubahan ini mengakibatkan harga yang
lebih tinggi di tingkat konsumen, sedangkan yang tidak
diperkirakan adalah harga yang lebih rendah di tingkat
produsen. Yang pertama diuntungkan adalah para suplaier
pupuk buatan dan bahan bakar minyak.
Tidak terduganya ketergantungan yang semakin
meningkat terhadap pestisida dan pupuk
buatan. Input tersebut telah mencemari sungai dan air
tanah dalam tingkat yang membahayakan manusia.
12. LEIA (Low external input agriculture)
dipraktekkan di daerah yang dibersifat kompleks,
beragam, dan rentan risiko.
LEIA paling banyak dijumpai di wilayah subsahara
Afrika. Areal LEIA semakin meluas seiring dengan
meningkatnya pemiskinan penduduk pedesaan di
banyak negara dengan input luar yang semakin
mahal dan dengan semakin tidak
mampunya pemerintah negara-negara
berkembang, yang terjerat utang dan tidak
memproduksi input HEIA sendiri,
mengimpor input tersebut.
13. Penggunaan LEIA secara berlebihan pada usaha
tani dengan lahan sempit serta perluasannya
kelahan pertanian baru yang seringkali marginal,
mengakibatkan penggundulan hutan, degradasi
tanah, dan peningkatan kerentanan terhadap
serangan hama, penyakit, hujan amat deras dan
kemarau berkepanjangan.
Banyak sistem pemanfataan lahan tropis tengah
berada pada keadaan menurunnya kandungan
unsur hara, hilangnya vegetasi pelindung, erosi
tanah, dan disintegrasi ekonomi, dan budaya.
14. Dalam sistem LEIA yang berfungsi dengan
baik, tanaman, pepohonan, tumbuhan perdu
lainnya, dan hewan tidak hanya memiliki fungsi
produktif, tetapi juga memiliki fungsi ekologis,
seperti menghasilkan bahan organik, memompa
unsur hara, membuat cadangan unsur hara
dalam tanah, melindungi tanaman secara alami,
dan mengendalikan erosi. Fungsi-fungsi ini
menunjang keberlanjutan dan stabilitas usaha
tani dan bisa dilihat sebagai
penghasil input dalam.
Dengan menyeleksi dan memuliakan tanaman
dan ternak, masyarakat memperkuat kemampuan
mereka untuk mengubah input menjadi produk
yang berguna. Dalam proses ini, sifat-sifat yang
lain seperti ketahanan alami atau kemampuan
bersaing akan hilang.
16. Petani menghargai pupuk buatan karena efek
yang cepat dan penanganannya relatif
mudah. Berbagai keterbatasan pupuk buatan;
Efisiensi pupuk buatan ini terbukti lebih rendah
dari yang diharapkan. Tanaman lahan kering di
daerah tropis kehilangan sampai 40-50%
nitrogen yang diberikan; padi di sawah
kehilangan nitrogen kurang dari 60-70%. Bila
kondisi kurang mendukung misalnya curah hujan
yang tinggi, musim kemarau yang panjang, tanah
dengan erosi tinggi dan tanah dengan
kandungan bahan organik yang rendah, maka
efisiensinya bahkan bisa lebih rendah lagi.
17. Pupuk buatan ini bisa mengganggu kehidupan dan
keseimbangan tanah, meningkatkan dekomposisi
bahan organik, yang kemudian menyebabkan
degradasi struktur tanah, kerentanan yang lebih
tinggi terhadap kekeringan dan keefektifan yang
lebih rendah dalam menghasilkan panenan.
Aplikasi yang tidak seimbang dari pupuk mineral
Nitrogen yang menyebabkan pengasaman bisa juga
menurunkan pH tanah dan ketersediaan fosfor bagi
tanaman.
Penggunaan pupuk buatan NPK yang terus–menerus
menyebabkan penipisan unsur-unsur mikro; seng,
besi, tembaga, mangan, magnesium, molybdenum,
boron yang bisa mempengaruhi tanaman, hewan, dan
kesehatan manusia; bila unsur ini tidak diganti oleh
pupuk buatan NPK, produksi lambat laun akan
menurun dan munculnya hama dan penyakit akan
meningkat.
18. Disamping keterbatasan agronomis atas penggunaan
pupuk buatan, keterbatasan suplai sumber daya
(khususnya fosfat) untuk memproduksinya telah semakin
tampak.
Penggunaan pupuk buatan di negara maju dan negara
berkembang memberikan andil pada resiko global yang
muncul dari pelepasan nitrogen oksida (N2O) pada
atmosfer dan lapisan diatasnya. Pada lapisan stratosfer
infra merah tertentu, meningkatkan suhu global (efek
rumah kaca) dan mengganggu kestabilan iklim.
Mengakibatkan perubahan pola, tingkat dan risiko
produksi pertanian. Meningkatnya permukaan air laut akan
membawa konsekuansi besar bagi daerah delta yang
rendah dan muara.
Indonesia akan menurunkan GRK sampai 26% tahun 2020
dengan meningkatkan kebijakan dibidang kehutanan,
mencegah kebarakan hutan, mencegah deforestasi hutan,
mencegah degradasi lahan, reboisasi lahan, mengurangi
eksport hasil hutan, penangangan limbah, dan sebagainya.
19. Pestisida merupakan bahan-bahan kimia atau
alami yang memberantas populasi hama
terutama dengan cara membunuh organisme
hama, apakah itu serangga, penyakit, gulma,
atau hewan.
20. Setiap tahun ribuan penduduk teracuni oleh pestisida
Dari waktu ke waktu, hama menjadi kebal terhadap
pestisida, yang kemudian memaksa penggunaan
pestisida dalam dosis yang lebih tinggi.
Pestisida bukan hanya membunuh organisme yang
menyebabkan kerusakan pada tanaman, namun juga
membutuhkan organisme yang berguna, seperti
musuh alami hama.
Hanya sebagian kecil pestisida yang dipakai di
lahan mengenai organisme yang seharusnya
dikendalikan.
Pestisida yang tidak mudah terurai, akan terserap
dalam rantai makanan dan sangat membahayakan
serangga, hewan pemangsa serangga, burung
pemangsa, dan pada akhirnya manusia.
21. Benih “Unggul”
Bersama dengan faktor-faktor lain,
promosi varietas unggul telah mengakibatkan
banyak sekali varietas lokal yang hilang (erosi
genetik). Ini bencana bagi petani yang harus
menghasilkan tanaman dengan input luar
yang rendah dalam kondisi yang beragam
dan rawan resiko, dan bagi semua petani
yang untuk alasan ekonomi maupun ekologi,
harus berproduksi dengan input kimia yang
lebih sedikit pada masa yang akan datang.
22. Irigasi
Bagi petani LEIA di daerah kering di mana irigasi sangat penting,
alternatif skala kecil ini akan sangat menarik. Namun,
peningkatan sistem pertanian tadah hujan dengan konservasi air
dan pengelolaan bahan-bahan organik lebih penting karena
kemampuan investasi petani LEIA sangat terbatas.
Mekanisasi Dengan Alat-Alat Bahan Bakar Minyak
Dalam LEIA, hambatan terhadap mekanisasi ini termasuk
terbatasnya peralatan, bahan bakar, modal, keterampilan,
fasilitas perawatan dan suku cadangnya serta kondisi ekologi
yang sulit menyebabkan peralatan cepat menjadi usang dan
beresiko tinggi menjadi rusak. Pemanfaatan traktor, khususnya,
meningkatkan risiko kerusakan lingkungan karena erosi tanah,
pengerasan tanah, penggundulan hutan, dan bahaya serangan
hama.
23. Beberapa alasan mengapa petani LEIA (Low external
input agriculture) enggan atau tak mampu
menggunakan input luar adalah:
Input tidak ada atau ketersediaannya tak dapat
diandalkan karena infrastruktur perdagangan dan
pelayanannya lemah;
harganya mahal jika ada;
input beresiko dan mungkin tidak efisien dalam
kondisi ekologi yang beragam dan rentan (misalnya
hujan yang tak teratur, tanah yang miring);
input tidak begitu menguntungkan dalam kondisi-
kondisi tertentu;
Komunikasi dengan petani yang rendah.
24. Bahaya-bahaya yang bisa muncul dalam
mempromosikan pengenalan input semacam itu
kedalam wilayah LEIA adalah;
hilangnya keragaman dalam sistem pertanian
yang mengakibatkan ketidakstabilan dan kerawanan
terhadap risiko ekologi dan ekonomi;
hilangnya sumber daya genetik setempat dan
pengetahuan tradisional tentang peternakan yang
berorientasi ekologi serta alternatif setempat
terhadap input luar yang tidak bisa dipulihkan lagi.
disentegrasi sosial dan budaya serta marginalisasi
petani yang lebih miskin, khususnya perempuan.
kerusakan lingkungan, khususnya karena
penggunaan bahan-bahan kimia pertanian yang
berlebihan.
25. Petani tradisional telah menemukan cara-cara
untuk memperbaiki struktur tanah, kapasitas
menahan air serta keberadaan unsur hara dan
air tanpa pemanfaatan input buatan. Dalam
banyak kasus, sistem pertanian mereka kini
(atau pada masa lalu) merupakan bentuk-
bentuk pertanian ekologis yang lebih canggih
dan tepat bagi kondisi-kondisi lingkungan
yang khusus. Evaluasi teknik dan sistem
pertanian lokal setempat menunjukkan
pilihan-pilihan bagi peningkatan LEIA.
26. Sebagian besar petani tidak mampu untuk
memanfaatkan input buatan atau hanya dalam
jumlah yang sangat sedikit, maka perhatian perlu
dipusatkan pada teknologi yang bisa
memanfaatkan sumber daya lokal secara efisien.
Petani yang kini menerapkan HEIA, bisa saja
mengurangi pencemaran dan biaya serta
meningkatkan efisiensi input luar dengan
menerapkan beberapa teknik LEISA.
LEISA (Low external input sustainable agriculture)
merupakan suatu pilihan yang layak bagi petani
dan bisa melengkapi bentuk-bentuk lain
produksi pertanian
27. Berusaha mengoptimalkan sumber daya lokal
yang ada dengan mengkombinasikan berbagai
macam komponen sistem usaha tani, yaitu
tanaman, hewan, tanah, air, iklim, dan manusia
sehingga saling melengkapi dan memberikan
efek sinergi yang paling besar.
Berusaha mencari cara pemanfaatan input luar
hanya bila diperlukan untuk melengkapi unsur-
unsur yang kurang dalam ekosistem dan
meningkatkan sumber daya biologi, fisik, dan
manusia. Dalam memanfaatkan input luar,
perhatian utama diberikan pada maksimalisasi
daur ulang dan minimalisasi kerusakan
lingkungan.
28. LEISA (Low external input
sustainable agriculture) tidak bisa
dipresentasikan sebagai solusi mutlak terhadap
masalah-masalah pertanian dan lingkungan yang
mendadak di dunia ini.
LEISA bisa memberikan kontribusi yang berharga
untuk memecahkan permasalahan
LEISA terutama merupakan suatu pendekatan
pada pembangunan pertanian yang ditujukan
pada situasi di daerah-daerah pertanian tadah
hujan yang terabaikan oleh pendekatan-
pendekatan konvensional.
29. Metode LEISA mengacu pada bentuk-bentuk
pertanian sebagai berikut:
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal yang
ada dengan mengkombinasikan berbagai macam
komponen sistem usaha tani, yaitu tanaman, ternak,
ikan, tanah, air, iklim, dan manusia sehingga saling
melengkapi dan memberikan efek sinergi yang paling
besar.
Pemanfaatan input luar dilakukan hanya bila
diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur yang
kurang dalam agroekosistem dan meningkatkan
sumber daya biologi, fisik, dan manusia. Dalam
memanfaatkan input luar, perhatian utama diberikan
pada mekanisme daur ulang dan minimalisasi
kerusakan lingkungan.
30. Metode LEISA tidak bertujuan
memaksimalkan produksi dalam jangka
pendek, namun untuk mencapai tingkat
produksi yang stabil dan memadai dalam
jangka panjang. LEISA berupaya
mempertahankan dan sedapat mungkin
meningkatkan potensi sumber daya alam
serta memanfaatkannya secara optimal.
31. Prinsip-prinsip ekologi dasar pada LEISA bisa dikelompokkan
sebagai berikut:
Menjamin kondisi tanah yang mendukung bagi pertumbuhan
tanaman, khususnya dengan mengelola bahan-bahan organik
dan meningkatkan kehidupan dalam tanah.
Mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan menyeimbangkan
arus unsur hara, khususnya melalui peningkatan nitrogen,
pemompaan unsur hara, daur ulang dan pemanfaatan pupuk luar
sebagai pelengkap
Meminimalkan kerugian sebagai akibat radiasi matahari, udara
dan air dengan cara pengelolaan iklim mikro, pengelelolaan air,
dan pengendalian erosi.
Meminimalkan serangan hama dan penyakit terhadap tanaman
dan hewan melalui pencegahan dan perlakuan yang aman.
Saling melengkapi dan sinergi dalam penggunaan sumber daya
genetik yang mencakup penggabungan dalam sistem pertanian
terpadu dengan tingkat keanekaragaman fungsional yang tinggi.
32. Proses-proses fisik, kimiawi, dan biologis di dalam tanah sangat
dipengaruhi oleh iklim kehidupan tanaman dan hewan serta aktivitas
manusia.
Upaya manipulasi guna membudidayakan tanaman yang sehat dan
produktif. Mereka harus menciptakan dan/atau mempertahankan
kondisi-kondisi tanah sebagai berikut:
ketersediaan air, udara, dan unsur hara tepat waktu dalam jumlah
seimbang dan mencukupi;
struktur tanah yang meningkatkan pertumbuhan akar, pertukaran
unsur-unsur gas, ketersediaan air, dan kapasitas penyimpanan;
suhu tanah yang meningkatkan kehidupan tanah dan pertumbuhan
tanaman;
tidak adanya unsur-unsur toksik.
Suatu aturan pokok adalah bahwa dalam kondisi yang memadai
sepersepuluh kandungan bahan organik dalam tanah terdiri dari
hewan tanah. Jadi, lapisan setebal 10 cm pada suatu tanah seluas 1
ha dengan kandungan bahan organik sebesar 1% kira-kira
mengandung 1.500 kg fauna tanah. Ini sama dengan berat 3-4
ekor sapi.
33. Unsur hara dalam bentuk larutan diserap dari
tanah oleh akar tumbuhan dan disalurkan ke
bagian-bagian hijau tumbuhan. Di bagian
hijau ini, bersama dengan CO2 dari udara,
unsur hara itu digabungkan melalui proses
fotosintesis ke dalam satuan-satuan rumit
yang dibutuhkan untuk membentuk bagian-
bagian tanaman yang berbeda. Energi yang
dibutuhkan untuk proses ini diambil dari
cahaya matahari
34. Berbagai macam unsur hara terlibat dalam
proses ini. Yang terpenting adalah unsur hara
dasar (unsur hara makro), yaitu karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, fosfor,
kalium, kalsium, dan magnesium. Selain
itu juga unsur-unsur hara mikro seperti besi,
tembaga, boron, seng, dan mangan yang
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman
dan hewan.
35. Unsur hara diambil dari larutan tanah dan
tidak lagi tersedia bagi tumbuhan ketika
bergabung melalui proses kimia dengan
senyawa lain dalam tanah, atau ketika
dijadikan bagian dalam mikroorganisme
sehingga tidak bisa dimobilisasikan lagi.
36. Angin memiliki pengaruh positif dan negatif pada
pertanian. Angin mempengaruhi suhu dan
penguapan dari tanah, tumbuh-tumbuhan dan
hewan serta suhu dan kelembaban pada iklim
mikro. Semakin kuat angin, semakin meningkat
dampak kekeringan dan dingin. Tanah
kemungkinan tertiup jika tidak dilindungi secara
memadai dari aliran udara. Dalam situasi di mana
pengaruh aliran angin ini merusak pertanian,
khususnya kalau terjadi angin kering dan dingin
ataupun tanahnya rentan, erosi, petani dapat
mencoba mempengaruhi aliran udara dengan
mengubah penutup vegetasi atau dengan
memberikan perlindungan dengan barisan
vegetasi, pepohonan yang tersebar.
37. Memanipulasi radiasi surya:
Ø Budi daya bertingkat ganda untuk mengoptimalkan pemantauan
cahaya yang ada.
Ø Penaungan, misalnya tanaman yang suka teduh teduh seperti tanaman
kopi atau sirih. Menggunakan tanaman penutup tanah dan mulsa
untuk mengendalikan gulma
Ø Pemaparan pada radiasi surya untuk mengendalikan hama, misalnya
wereng coklat pada padi dan untuk membunuh patogen yang ada
dalam tanah.
Ø Peningkatan atau penurunan penyerapan radiasi pada permukaan
tanah, misalnya pemulsaan untuk menurunkan suhu tanah, pengecatan
batang pohon dengan warna putih untuk mencegah pemanasan.
Ø Penutup untuk mencegah hilangnya radiasi pada malam hari.
Ø Irigasi untuk mempengaruhi suhu tanaman.
Ø Penggunaan radiasi surya untuk pengeringan tanaman atau produk-
produk tanaman dari hewan di lahan atau tempat penyimpanan.
Ø Pelestarian pepohonan pada tanah penggembalaan untuk memberikan
naungan bagi ternak.
38. Memanipulasi aliran panas dan/atau uap lembab:
Ø Pemulsaan untuk mengatur untuk mengatur suhu dan
kelembaban tanah
Ø Pemecah angin untuk melindungi tanaman dan hewan
Ø Perlindungan angin untuk pematangan tanaman.
Ø Mempengaruhi pada aliran udara atau kelembaban dengan
mengubah kondisi tanah atau vegetasi.
Ø Pemberian udara hangat untuk pengeringan lahan dan/atau
tempat penyimpanan, misalnya dalam pembuatan hay.
Ø Memanipulasi embun jatuh.
Ø Pembuatan baris-baris hembusan angin untuk memungkinkan
pengeringan yang cepat pada tajuk jika ada resiko serangan
penyakit jamur.
39. Memanipulasi dampak mekanis angin, hujan dan
hujan es:
Ø Mengubah kecepatan dan/atau arah angin.
Ø Menanam di tempat –tempat yang lebih
rendah atau di dalam lubang di mana
memungkinkan perakaran yang lebih dalam
Ø Melindungi tanah terhadap aliran udara dan
air yang erosif.
Ø Melindungi tanaman dan produk terhadap
dampak hujan, angin atau hujan es.
Ø Menggunakan angin untuk menampi.
40. Petani bisa menggabungkan tanaman
(penanaman bertingkat-tingkat, tumpang sari,
pagar hidup) yang masing-masing dengan ciri
tajuk yang saling melengkapi, sehingga satu
jenis tanaman menciptakan kondisi yang
mendukung (dalam hal naungan, perlindungan
dari angin, kelembaban dan sebagainya) bagi
tanaman lainnya.
Hal ini bisa juga dilakukan dengan struktur fisik
(dinding, penutup dan sebagainya), mulsa atau
pengairan. Dengan demikian, kondisi iklim mikro
untuk produksi tanaman dan ternak bisa
diperbaiki dan radiasi sinar matahari yang ada
dapat dimanfaatkan secara optimal.
41. Perbedaan dalam ketersediaan air tanah dan
kelembaban udara menjadi alasan penting bagi
perbedaan jenis vegetasi alam dan pertanian serta
bagi tingkat produksi biomassa. Petani bisa
mempengaruhi ketersediaan air dan udara di dalam
tanah dengan memperbaiki struktur tanah dan
kapasitas penyimpanan (misalnya melalui
pengelolaan bahan organik dan pengolahan tanah),
dengan meningkatnya kemampuan infiltrasi dan
menurunkan penguapan (misalnya melalui pemulsaan
dan pengolahan tanah), dengan meningkatkan
infiltrasi ke dalam tanah (misalnya
konservasi/pengumpulan air dan irigasi) atau dengan
mengeluarkan kelebihan air dari lahan (melalui
drainase).
42. Erosi anah dapat terjadi sebagai akibat aliran
radiasi, angin atau air, dan seringkali karena
kombinasi ketiga-tiganya. Tanah sangat peka
terhadap radiasi, khususnya di daerah beriklim
kering. Ketiga suhu tanah terlalu tinggi atau
tanah terlalu kering, misalnya setelah terjadi
pengundulan dari vegetasi atau penutup mulsa,
kehidupan tanah menjadi terancam,
pertumbuhan dan berfungsinya akar menjadi
tidak optimal, dan humus pada lapisan atas
terurai.
43. Suatu cara untuk meminimalkan masalah hama
dan penyakit yang ramah lingkungan dan sangat
efektif adalah dengan memanfaatkan tanaman
dan hewan yang secara lokal telah diadaptasikan,
karena pada umumnya kurang rentan terhadap
hama penyakit dibanding spesies hasil
pengembangbiakan, indukan dan varietas yang
diperkenalkan dari daerah-daerah
lain.Terkadang, ini merupakan satu-satunya
cara untuk mencegah infeksi penyakit tertentu,
misalnya penyakit yang disebabkan karena virus.
44. Rancangan pola tanam harus memenuhi kebutuhan suatu usaha
tani secara spesifik dan persyaratan keberlanjutan.
Kebutuhan-kebutuhan usaha tani. Ketika merancang suatu pola
tanam, beberapa pertanyaan harus diajukan mengenai
kebutuhan usaha tani, yakni:
Ø Apa ada pasar bagi tanaman atau ternak yang diusulkan
dalam pola tanam atau usaha tani?
Ø Apakan tanaman cocok bagi jenis tanah pada lahan yang
ada?
Ø Apakah tanaman cocok bagi kondisi kelembaban dan iklim
usaha tani?
Ø Dapatkan tanaman dibudidayakan dengan peralatan yang
ada pada usaha tani atau dengan perubahan minimal pada
peralatan?
Ø Apakah tanaman memenuhi kebutuhan pakan dan pupuk
hijau pada usaha taninya, serta kebutuhan tunai dan
subsistem bagi rumah tangga tani tersebut?
45. Persayarat keberlanjutan. Persyaratan pola tanam bagi keberlanjutan
meliputi prinsip-prinsip berikut ini;
Ø Apakah pola tanam memberikan pengendalian gulma yang efektif?
Ø Apakah pola tanam memberikan keseimbangan antara produksi
tanaman dengan pelestarian tanah?
Ø Apakah pola tanam membantu pembentukan tanah?
Ø Apakah pola tanam mencakup sistem perakaran yang menembus
tanah rapat, membawa unsur hara ke permukaan dan memungkinkan
udara dan air memasuki tanah secara lebih mudah?
Ø Apakah pola tanam memberikan pengendalian serangga dan
penyakit yang efektif?
Ø Apakah pola tanam secara efektif menggunakan kelembaban yang
ada? Apakah praktek-praktek pelestarian kelembaban tercakup?
Apakah tanaman yang serakah akan kelembaban diganti dengan
tumbuh-tumbuhan yang lebih sedikit memerlukan tanaman?
Ø Apakah pola tanam memberikan suatu keragaman tanaman yang
memadai untuk meningkatkan stabilitas dan meminimalkan resiko?
Ø Apakah tanaman menghindari pembentukan unsur-unsur yang tidak
dikehendaki?
46. Seperti budidaya tanaman ganda, budi daya ternak
campuran juga umum dalam sistem LEIA. Dengan
memelihara berbagai spesies, misalnya unggas,
hewan pemamah biak dan babi, petani bisa
mengeksploitasi cakupan sumber daya pakan yang
lebih luas daripada jika hanya memelihara satu
spesies.
Hewan bisa mempunyai beragam fungsi dalam
sistem usaha tani lahan sempit. Hewan memberikan
berbagai produk, seperti daging, susu, telur, wol, dan
kulit. Selain itu, hewan juga memiliki fungsi
sosiokultural, misalnya sebagai mas kawin, untuk
pesta upacara dan sebagai hadiah atau pinjaman
yang memperkuat ikatan sosial. Dalam kondisi LEIA,
integrasi ternak ke dalam sistem pertanian penting.
47. Meningkatkan jaminan subsistens dengan
memperbanyak jenis-jenis usaha untuk
menghasilkan pangan untuk keluarga petani,
Memindahkan unsur hara dan energi
antara hewan dan tanaman melalui pupuk
kandang dan pakan dari daerah pertanian
dan melalui pemanfaatan hewan penarik.
48. Di daerah LEIA, pakan ternak terutama diambil
dari lahan yang tidak cocok untuk budi daya
tanaman (seperti lahan berbatu, lahan pinggiran
dan lahan tergenang air) dan lahan yang untuk
sementara tidak ditanami (lahan yang baru
dipanen atau bera). Lahan-lahan ini seringkali
berada di antara plot-plot yang ditanami dan
dapat dijadikan tempat untuk menggembalakan
dan menambatkan ternak. Tanamannya
juga dapat dipotong untuk pakan ternak.
49. Memadukan produksi pakan ternak ke dalam rotasi
tanaman pangan dapat meningkatkan keberlanjutan
sistem usaha tani, khususnya kalau rumput-rumputan dan
tanaman polongan perenial serta belukar dan pepohonan
termasuk didalamnya. Tanaman-tanaman ini bisa
memanfaatkan unsur hara dan air dari lapisan tanah yang
lebih dalam daripada tanaman-tanaman tahunan,
memperbaiki kesuburan tanah serta melindungi tanah
selama tidak ada tanaman pangan. Tanaman pakan ternak
dapat memiliki peranan penting dalam alih unsur hara di
tingkat usaha tani dengan memberikan kualitas pakan
yang lebih baik. Pada akhirnya, ternak akan menghasilkan
kualitas kotoran yang lebih baik yang bisa dimanfaatkan
sebagai pupuk. Bagian dari tanaman pakan ternak dapat
juga dimanfaatkan sebagai pupuk hijau atau mulsa.
50. Beberapa hambatan yang paling sering ditemui dalam
daerah-daerah LEIA adalah tanah yang terkikis, asam,
basa, alkalin, asin, tergenang air, lereng curam,
kekeringan, banjir, angin topan dan sebagainya, masalah-
masalah hama dan penyakit yang serius, tidak adanya
jaminan atau pembatasan hak atas lahan, air atau
pepohonan, terbatasnya transport dan perdagangan,
langkanya fasilitas kredit, penyebaran input yang tidak
bisa diandalkan, pembatasan dalam hubungan gender dan
sebagainya. Untuk mengidentifikasi keterbatasan dan
peluang suatu sistem usaha tani dengan pertimbangan
keberlanjutan, penting untuk melakukan evaluasi tujuan
rumah tangga petani dan sistem teknologi khusus yang
dipakai, sumber daya genetik, teknik, input, strategi, dan
tata letak pertanian.
51. Pelaku Dalam Proses Pengembangan Teknologi LEISA
Dalam mengembangkan sistem LEISA, petani dapat
menyumbangkan bukan saja pengetahuan mereka mengenai ekosistem
dan budaya setempat, namun juga pengalaman mereka dalam
melakukan eksperimen informal dan penyesuaian teknologi terhadap
kondisi setempat. Pembaruan yang diteliti oleh petani dalam
menanggapi masalah dan kesempatan baru memberikan indikasi
penting adanya peningkatan dalam cara-cara mereka dan dalam
batasan-batasan biologi dan fisik yang harus mereka
tanggulangi. Metode uji coba petani sangat beraneka ragam, namun
metode tersebut memiliki kekuatan sebagai berikut:
Ø Subjek dipilih sesuai kepentingan petani
Ø Kriteria evaluasi yang diterapkan berkaitan langsung dengan nilai-
nilai setempat dalam kaitannya dengan misalnya rasa dan pemanfaatan
produk
Ø Pengamatan dilakukan dari perspektif sistem kehidupan nyata,
karena dilakukan dalam pekerjaan sesungguhnya dan tidak terbatas
pada hasil akhir, misalnya panen, dan
Ø Eksperimen didasarkan pada pengetahuan petani, dan
mengembangkan serta memperdalam pengetahuan ini