SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
KONTROVERSI PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL DITINJAU DARI
LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN
Oleh: Ibnu Fazar
Ibnufajar1975@gmail.com
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang Undang nomor 20 tahun 2003 dikatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya secara implisit pendidikan pada
hakikatnya bertujuan untuk membentuk peserta didik yang paripurna. Dalam
Undang Undang tentang Sistem pendidikan Nasional ini juga dikatakan bahwa di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia pendidikan harus
memenuhi kriteria minimal yakni memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan yang
diatur lebih lanjut pada peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya adalah dengan mengadakan
evaluasi pembelajaran secara nasional dalam bentuk Ujian Nasional (UN). Ujian
Nasional (UN) merupakan program evaluasi yang berfungsi selektif, yaitu untuk
memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan sekolah. Ujian Nasional
(UN) juga merupakan bentuk penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang
bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk
pemetaan mutu program dan satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang
pendidikan berikutnya, penentuan kelulusan peserta didik dari program dan satuan
pendidikan, dan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan
dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan (PP No 19 Tahun 2005).

1
Namun kenyataan yang terjadi dilapangan sungguh berbeda bahkan
ironis. Pendidikan yang semula diharapkan menjadi bekal buat membangun
masyarakat Indonesia baru yang tercerahkan justru sebaliknya menjadi cobaan
yang justru membuat bangsa ini kian terpuruk. Sejalan dengan kenyataan itu,
keberhasilam pembangunan nasional akan ditentukan oleh keberhasilan kita
dalam mengelola pendidikan. Begitu juga dengan pelaksanaan Ujian Nasional
(UN) yang pada dasarnya bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan.
Namun, apakah Ujian nasional (UN) yang dilaksanakan selama ini sudah
memenuhi standar yang ada sesuai Prosedur Operasi Standar (POS) yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ? Sementara kita
membaca dan melihat di media massa maupun media elektronik ketika UN
dilaksanakan begitu banyak beredar kunci jawaban melalui SMS yang notabene
tidak jelas darimana sumber kunci jawaban tersebut. Apakah pelaksanaan UN
yang demikian mampu mengukur pencapaian kompetensi peserta didik yang
sebenarnya ?

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa keterkaitan hubungan antara pelaksanaan Ujian Nasional dengan
landasan hukum pendidikan.
2. Apa dampak yang ditimbulkan pelaksanaan Ujian Nasional.
3. Bagaimana mengatasi ketimpangan yang terjadi pada pelaksanaan
Ujian Nasional terhadap tujuan pendidikan.

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah tentang kontroversi pelaksanaan
Ujian Nasional (UN) ditinjau dari landasan pendidikan yaitu :
1. Mengetahui keterkaitan hubungan antara pelaksanaan Ujian Nasional

2
dengan landasan hukum pendidikan.
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan pelaksanaan Ujian Nasional.
3. Mencari solusi bagaimana upaya mengatasi ketimpangan yang terjadi
pada pelaksanaan Ujian Nasional terhadap tujuan pendidikan.

D. Manfaat
Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap
perbaikan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sehingga sesuai dengan tujuan
pelaksanaan Ujian Nasional (UN) itu sendiri, yaitu mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan sesuai dengan Permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang standar
penilaian pendidikan.

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Hukum Pelaksanaan Ujian Nasional
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) merupakan evaluasi yang dilakukan
oleh pemerintah yang harus memenuhi standar penilaian pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik, dalam pelaksanaannya mempunyai landasan hokum yang kuat,
yaitu :
1. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pada pasal 35 ayat 1 berisi tentang 8 Standar Nasional
Pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kemudian berkenaan dengan standar penilaian lebih lanjut pada pasal 58
ayat 2 berbunyi “Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program
pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh,
transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional
pendidikan.”
2. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005. Ketentuan terkait standar
nasional pendidikan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah No 19
Tahun 2005 yang menjelaskan secara rinci kedelapan standar nasional
pendidikan. Salah satu dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan yang
mempunyai kaitan dengan pelaksanaan ujian nasional adalah standar
penilaian pendidikan. Pada pasal 63 ayat 1 PP No 19 Tahun 2005
menjelaskan tentang penilaian pendidikan pada jenjang dasar dan
menengah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas: a. penilaian hasil belajar oleh pendidik; b. penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c. penilaian hasil belajar oleh
pemerintah. Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (1) butir c bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian

4
nasional. Selanjutnya pada pasal 68 berbunyi “Hasil ujian nasional
digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: a. pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan; b. dasar seleksi masuk jenjang
pendidikan berikutnya; c. penentuan kelulusan peserta didik dari program
dan/atau satuan pendidikan; d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada
satuan

pendidikan

dalam

upayanya

untuk

meningkatkan

mutu

pendidikan”.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 3 tahun 2013 tentang
Kriteria

kelulusan

peserta

didik

dari

satuan

pendidikan

dan

penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah/pendidikan kesetaraan dan ujian
nasional. Pada pasal 2 berbunyi “Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan setelah: a.menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b.memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran yang terdiri atas: 1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia; 2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3)
kelompok mata pelajaran estetika; dan 4) kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan; c. lulus Ujian S/M/PK untuk kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi; dan d. lulus UN.

Selanjutnya pada pasal 15 berbunyi “BSNP menyelenggarakan UN bekerja
sama dengan instansi terkait dilingkungan pemerintah, pemerintah
propinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.”

Dengan demikian ujian nasional memiliki dasar hukum yang kuat dan di
akui oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Tujuan Penyelenggaraan Ujian Nasional
Ujian nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan
menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah
yang dilakukan oleh pusat penilaian pendidikan dalam hal ini Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) yang memiliki tugas dan tanggungjawab,
diantaranya adalah melakukan sosialisasi penyelenggaraan UN, menetapkan kisikisi soal berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL), menyusun dan merakit

5
soal, menjamin mutu soal, menyiapkan master naskah soal, melakukan penskoran
hasil UN, mendistribusikan hasil UN ke provinsi, mengkoordinasikan kegiatan
pemantauan UN, menganalisis data hasil UN, mengevaluasi dan melaporkan
pelaksanaan UN kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Adapun tujuan ujian nasional adalah menilai pencapaian kompetensi
lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan menurut PP nomor 19
tahun 2005 pasal 68 hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk :
a) Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan.
b) Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
c) Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan
pendidikan.
d) Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan
dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

C. Kelebihan dan Kelemahan Ujian Nasional
Ujian Nasional pertama kali diperkenalkan tahun ajaran 2002/2003
dengan istilah Ujian Akhir Nasional (UAN). Kemudian dari tahun ajaran
2004/2005 berubah menjadi Ujian Nasional (UN) hingga sekarang. Dari kurun
waktu pelaksanaan yang sudah sekian tahun dapat dilihat apa kelebihan dan
kekurangan dari pelaksanaan ujian nasional tersebut.
Adapun kelebihan yang diperoleh dengan dilaksanakannya ujian nasional
antara lain :
a) Dapat menggambarkan indikator kondisi pendidikan di Indonesia
secara

umum,

artinya

lembaga

pendidikan

internasional

(UNESCO dll) dapat mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia
melalui UN.
b) Dapat memacu sekolah, dinas pendidikan (propinsi dan kab/kota)
untuk berkompetisi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
c) Dapat memotovasi guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas
pembelajaran,

sehingga

6

guru

senantiasa

meningkatkan
kompetensinya untuk menuju guru yang profesional.
d) Dapat memotivasi siswa untuk terus belajar sehingga mampu
meraih nilai ujian nasional yang tinggi. Artinya disini dengan
dilaksanakannya ujian nasional dapat membelajarkan siswa
sehingga

mampu

berkembang

secara

optimal

dalam

mengembangkan potensinya.
Di samping kelebihan tersebut di atas, pelaksanaan ujian nasional juga
banyak memiliki kelemahan antara lain :
a) Pelaksanaan ujian nasional bertentangan dengan prinsip penilaian
pada kurikulum yang berlaku dimana penilaian menekankan
penilaian yang otentik (autentic assesment) yaitu penilaian saat
proses

pembelajaran

berlangsung

yang

pelaksanaannya

diserahkan kepada sekolah/ guru sesuai dengan kondisi sekolah
yang ada.
b) Adanya standar nilai ujian nasional yang sama di seluruh
Indonesia, sementara kondisi sekolah baik sarana prasarana, guru,
input siswa di setiap daerah terdapat perbedaan yang sangat
signifikan.
c) Dengan dilaksanakannya nilai ujian nasional sebagai salah satu
syarat kelulusan akan menimbulkan kompetisi yang tidak sehat.
Hal ini terjadi karena masih adanya anggapan bahwa tingginya
nilai ujian nasional di sekolah atau daerah masih dianggap
sebagai gambaran kualitas pendidikan disekolah/ daerah tersebut.
d) Adanya

pemborosan

anggaran

biaya

penyelenggaraan

pendidikan, karena pelaksanaan ujian nasional menghabiskan
dana yang tidak sedikit mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga
evaluasi.
e) Ujian nasional merupakan penilaian yang sifatnya sesaat dan
hanya menilai aspek kognitif saja, namun menentukan kelulusan.
Hal ini bertentangan dengan penilaian berbasis kelas (PBK) yang
menitikberatkan

penilaian

berlangsung.

7

selama

proses

pembelajaran
D. Pro Kontra Pelaksanaan Ujian Nasional
Dari kelebihan dan kelemahan tersebut di atas memicu munculnya prokontra dan protes terhadap pelaksanaan ujian nasional dari berbagai kalangan
yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, adanya perbedaan yang tinggi tentang mutu sekolah baik dalam
satu daerah maupun antar daerah. Realitas di lapangan menunjukan mutu sekolah
berbeda-beda, baik dari aspek siswa, guru, fasilitas, sumber dana, maupun
manajemen. Dengan perbedaan ini tentu kurang bijaksana kalau diterapkan
standar yang sama untuk persyaratan kelulusan. Seharusnya Depdiknas
menetapkan standar kelulusan yang berbeda dengan memperhatikan kondisi riil
daerah dan sekolah.
Kedua, hasil ujian nasional yang hanya menguji beberapa mata pelajaran
dan hanya bersifat kognitif tidak serta merta dapat dijadikan indikator tentang
mutu pendidikan. Kalangan yang menolak ujian nasional berpandangan bahwa
untuk mengukur standar mutu pendidikan harus dilihat struktur pendidikan secara
menyeluruh termasuk non-akademis, proses dan input pendidikan. Meningkatkan
standar mutu pendidikan tentu tidak sesederhana hanya dengan meningkatkan
angka standar kelulusan.
Ketiga, hasil ujian nasional selama ini tidak ada tindak lanjutnya. Para
praktisi pendidikan, terutama guru selama ini kurang merasakan adanya manfaat
nyata dari ujian nasional, terutama dalam hal peningkatan kualitas mengajar.
Ujian nasional lebih sekedar kegiatan rutin tahunan. Seharusnya pasca ujian
nasional dilakukan pelatihan intensif terhadap guru bidang studi yang siswanya
banyak yang gagal dalam ujian nasional.
Keempat, ujian nasional di SMA/SMK kurang mempunyai relevansi
dengan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Siswa SMA yang
dinyatakan lulus dengan nilai ujian nasiona yang tinggi tetap harus ikut seleksi
untuk masuk ke Perguruan Tinggi. Sepertinya tidak ada koordinasi antara
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Pendidikan Tinggi. Pihak
Perguruan Tinggi sepertinya “tidak percaya” dengan hasil ujian nasional yang
diselenggarakan manajemen pendidikan dasar dan menengah. Padahal dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

8
Pendidikan pasal 68 dinyatakan bahwa hasil ujian nasional digunakan sebagai
salah satu pertimbangan untuk dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.

E. Ujian Nasional dan Mutu Pendidikan
Pro kontra seputar ujian nasional tidak seharusnya terjadi kalau semua
pihak saling memahami dan menempatkan ujian nasioinal secara proporsional.
Pihak pemerintah melalui Depdiknas harus merancang sistem ujian atau penilaian
yang sistematis, bertahap dan berkelanjutan. Sistem penilaian harus dapat
difungsikan untuk mendeteksi potensi dan kompetensi siswa sekaligus bisa
memetakan kompetensi guru dalam keberhasilan pembelajaran di kelas.
Hasil ujian nasional juga harus ditindaklanjuti dengan berbagai program
yang dapat meningkatkan mutu pendidikan secara komprehensif. Sistem penilaian
ujian nasional harus mampu: memberi informasi yang akurat; mendorong siswa
untuk belajar; memotivasi guru dalam pembelajaran; meningkatkan kinerja
lembaga; dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan sistem penilaian yang
demikian diharapkan secara berangsur-angsur mutu pendidikan di tanah air akan
meningkat.
Di lain pihak, para praktisi pendidikan di lapangan, terutama guru dan Kepala
Sekolah harus meningkatkan kompetensi dan kinerjanya, sehingga kualitas
pembelajaran di kelas akan meningkat dan pada gilirannya akan meningkatkan
mutu pendidikan. Dengan demikian berapapun standar kelulusan yang akan
ditetapkan pemerintah akan selalu siap, tanpa ada rasa takut dan kaget.
Di sisi lain pula para siswa dan orang tua juga akan tumbuh kesadaran
bahwa untuk mencapai hasil yang memuaskan harus ditempuh dengan kerja keras,
sehingga anggapan dalam ujian pasti lulus 100% hilang dari pikiran mereka.
Kalau semua pihak sudah pada pemikiran, kesadaran, dan tindakan yang sama,
maka mutu pendidikan di Indonesia perlahan-lahan namun pasti akan meningkat.

9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Ujian nasional masih perlu dilaksanakan agar gambaran riil pendidikan di
Indonesia dapat diketahui dan dapat memotivasi daerah/sekolah untuk senantiasa
meningkatkan kualitas sehingga mencapai 8 Standar nasional pendidikan sesuai
dengan PP nomor 19 tahun 2005. Namun yang perlu diperbaiki adalah
pelaksanaannya sehingga UN yang dilaksanakan benar-benar dapat mencapai
tujuan UN itu sendiri dan tujuan pendidikan nasional yaitu mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

B.Saran
Untuk mengefektifkan pelaksanaan ujian nasional, maka perlu dilakukan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Pemerintah memfasilitasi guru mata pelajaran yang diujikan
untuk meningkatkan kompetensi mereka
2. Pemerintah membuat konsep ujian nasional yang bukan hanya
menitik beratkan pada ranah kognitif saja tetapi juga ranah afektif
dan psikomotorik.
3. Komponen sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, staf tata usaha,
peserta didik dan wali murid peserta didik bekerja sama dalam
persiapan menghadapi ujian nasional.
4. Nilai ujian nasional dapat dijadikan salah satu syarat kelulusan,
namun perlu adanya grade (tingkatan) standar kelulusan di setiap
daerah. Kelulusan bisa dikategorikan berdasarkan hasil akreditasi.
Sekolah dengan akreditasi A memiliki standar kelulusan yang
bebeda dengan sekolah dengan akreditasi B.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Basaruddin, Chan. Ujian Nasional Untuk Apa ? http://edukasi.kompas.com
diakses 10 November 2013.
Darmaningtyas. 2005. Pendidikan Rusak-Rusakan. Yogyakarta : LKiS
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik,
Implementasi dan Inovasi. Bandung : Remaja Rosda Karya
_________, Konvensi, Justifikasi Ujian Nasional ? http://www.suaramerdeka.com
diakses tanggal 10 November 2013.

11

More Related Content

What's hot

PPT TEKS LAPORAN HASIL PERCOBAAN
PPT TEKS LAPORAN HASIL PERCOBAANPPT TEKS LAPORAN HASIL PERCOBAAN
PPT TEKS LAPORAN HASIL PERCOBAAN
ViraVira22
 
CONTOH KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA.docx
CONTOH KARTU SOAL  BENTUK PILIHAN GANDA.docxCONTOH KARTU SOAL  BENTUK PILIHAN GANDA.docx
CONTOH KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA.docx
JumairRisa
 
Evaluasi orientasi P3K.docx
Evaluasi orientasi P3K.docxEvaluasi orientasi P3K.docx
Evaluasi orientasi P3K.docx
malbertscool
 
Kisi-kisi UAS PKN Kelas X Semester 1
Kisi-kisi UAS PKN Kelas X Semester 1Kisi-kisi UAS PKN Kelas X Semester 1
Kisi-kisi UAS PKN Kelas X Semester 1
Galang Eko Prasetyo
 
Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013
Asep Hidayat
 

What's hot (20)

PPT TEKS LAPORAN HASIL PERCOBAAN
PPT TEKS LAPORAN HASIL PERCOBAANPPT TEKS LAPORAN HASIL PERCOBAAN
PPT TEKS LAPORAN HASIL PERCOBAAN
 
Catatan matematika ekonomi
Catatan matematika ekonomiCatatan matematika ekonomi
Catatan matematika ekonomi
 
Test praktik perbuatan
Test praktik perbuatanTest praktik perbuatan
Test praktik perbuatan
 
Unsur intrinsik cerpen
Unsur  intrinsik cerpenUnsur  intrinsik cerpen
Unsur intrinsik cerpen
 
1. Refleksi P5.pdf
1. Refleksi P5.pdf1. Refleksi P5.pdf
1. Refleksi P5.pdf
 
puisi rakyat kelas 7.pptx
puisi rakyat kelas 7.pptxpuisi rakyat kelas 7.pptx
puisi rakyat kelas 7.pptx
 
CONTOH KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA.docx
CONTOH KARTU SOAL  BENTUK PILIHAN GANDA.docxCONTOH KARTU SOAL  BENTUK PILIHAN GANDA.docx
CONTOH KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA.docx
 
Evaluasi orientasi P3K.docx
Evaluasi orientasi P3K.docxEvaluasi orientasi P3K.docx
Evaluasi orientasi P3K.docx
 
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
Bahasa Indonesia - Puisi (kelas 10 K13)
 
aksi nyata KKTP oke.pptx.pdf
aksi nyata KKTP oke.pptx.pdfaksi nyata KKTP oke.pptx.pdf
aksi nyata KKTP oke.pptx.pdf
 
4. teks tanggapan
4. teks tanggapan4. teks tanggapan
4. teks tanggapan
 
Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...
Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...
Kisi-kisi Pembuatan Soal Evaluasi Pembelajaran SD Universitas Muhammadiyah Ma...
 
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan KomaraLaporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
Laporan pengimbasan Literasi Numerasi Irwan Komara
 
sumber pendanaan pendidikan
sumber pendanaan pendidikansumber pendanaan pendidikan
sumber pendanaan pendidikan
 
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaPPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
PPKn : Ancaman terhadap Negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
 
Kisi-kisi UAS PKN Kelas X Semester 1
Kisi-kisi UAS PKN Kelas X Semester 1Kisi-kisi UAS PKN Kelas X Semester 1
Kisi-kisi UAS PKN Kelas X Semester 1
 
Teks deskripsi
Teks deskripsiTeks deskripsi
Teks deskripsi
 
Ppt puisi
Ppt puisiPpt puisi
Ppt puisi
 
Kata penghubung
Kata penghubungKata penghubung
Kata penghubung
 
Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013Contoh format penilaian autentic kur 2013
Contoh format penilaian autentic kur 2013
 

Similar to Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

Tanya jawab UN 2012
Tanya jawab UN 2012Tanya jawab UN 2012
Tanya jawab UN 2012
Badrus Siroj
 
Assessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaranAssessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaran
Luphly Bee
 
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdfPermendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
HartiRahayu3
 
Kapita selekta pendidikan islam
Kapita selekta pendidikan islamKapita selekta pendidikan islam
Kapita selekta pendidikan islam
Phujie FaHrani
 
Permen no-3-th-2013-un
Permen no-3-th-2013-unPermen no-3-th-2013-un
Permen no-3-th-2013-un
Ayu Anggraeni
 

Similar to Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan (20)

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
PROBLEMATIKA PENDIDIKANPROBLEMATIKA PENDIDIKAN
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
 
Pkn fix
Pkn fixPkn fix
Pkn fix
 
TANYA JAWAB UN 2012
TANYA JAWAB UN 2012TANYA JAWAB UN 2012
TANYA JAWAB UN 2012
 
Tanya jawab un 2011-2012
Tanya jawab un 2011-2012Tanya jawab un 2011-2012
Tanya jawab un 2011-2012
 
Tanya jawab UN 2012
Tanya jawab UN 2012Tanya jawab UN 2012
Tanya jawab UN 2012
 
Pro dan Kontra Ujian Nasional, PISA, dan TIMSS
Pro dan Kontra Ujian Nasional, PISA, dan TIMSSPro dan Kontra Ujian Nasional, PISA, dan TIMSS
Pro dan Kontra Ujian Nasional, PISA, dan TIMSS
 
Assessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaranAssessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaran
 
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdfPermendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019.pdf
 
Kapita selekta pendidikan islam
Kapita selekta pendidikan islamKapita selekta pendidikan islam
Kapita selekta pendidikan islam
 
Presentasi landasan pendidikan
Presentasi landasan pendidikanPresentasi landasan pendidikan
Presentasi landasan pendidikan
 
Tanya jawab-un-2012
Tanya jawab-un-2012Tanya jawab-un-2012
Tanya jawab-un-2012
 
Pp no-19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikan
Pp no-19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikanPp no-19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikan
Pp no-19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikan
 
01.2 b pp no_19_th_2005
01.2 b pp no_19_th_200501.2 b pp no_19_th_2005
01.2 b pp no_19_th_2005
 
Pedoman pemenuhan-snp-smp
Pedoman pemenuhan-snp-smpPedoman pemenuhan-snp-smp
Pedoman pemenuhan-snp-smp
 
6. Penilaian
6. Penilaian6. Penilaian
6. Penilaian
 
Pedoman pemenuhan-snp-sma
Pedoman pemenuhan-snp-smaPedoman pemenuhan-snp-sma
Pedoman pemenuhan-snp-sma
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
 
Permen no-3-th-2013-un
Permen no-3-th-2013-unPermen no-3-th-2013-un
Permen no-3-th-2013-un
 
Materi assesmen pembelajaran (pps bag 2)
Materi assesmen pembelajaran  (pps bag 2)Materi assesmen pembelajaran  (pps bag 2)
Materi assesmen pembelajaran (pps bag 2)
 
Asesmen_Penilaian_IKM.ppt
Asesmen_Penilaian_IKM.pptAsesmen_Penilaian_IKM.ppt
Asesmen_Penilaian_IKM.ppt
 

More from Ibnu Fajar

Instrumen Penelitian
Instrumen PenelitianInstrumen Penelitian
Instrumen Penelitian
Ibnu Fajar
 

More from Ibnu Fajar (20)

Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi PembelajaranEvaluasi Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
 
Analisis perbandingan kd matematka peminatan
Analisis perbandingan kd matematka peminatanAnalisis perbandingan kd matematka peminatan
Analisis perbandingan kd matematka peminatan
 
Analisis perbandingan kd matematika wajib
Analisis perbandingan kd matematika wajibAnalisis perbandingan kd matematika wajib
Analisis perbandingan kd matematika wajib
 
Kemampuan representatif matematis
Kemampuan representatif matematisKemampuan representatif matematis
Kemampuan representatif matematis
 
Kemampuan representasi matematis
Kemampuan representasi matematisKemampuan representasi matematis
Kemampuan representasi matematis
 
Instrumen Penelitian
Instrumen PenelitianInstrumen Penelitian
Instrumen Penelitian
 
populasi dan sampel
populasi dan sampelpopulasi dan sampel
populasi dan sampel
 
The mystical mathematic of Hypatia
The mystical mathematic of HypatiaThe mystical mathematic of Hypatia
The mystical mathematic of Hypatia
 
permen tahun 2013 nomor 87 Tentang Program Pendidikan Profesi Guru
permen tahun 2013 nomor 87 Tentang Program Pendidikan Profesi Gurupermen tahun 2013 nomor 87 Tentang Program Pendidikan Profesi Guru
permen tahun 2013 nomor 87 Tentang Program Pendidikan Profesi Guru
 
Desain pembelajaran matematika
Desain pembelajaran matematikaDesain pembelajaran matematika
Desain pembelajaran matematika
 
Pengembangan diri Guru
Pengembangan diri GuruPengembangan diri Guru
Pengembangan diri Guru
 
14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
 
Peraturan bersama mendiknas dan bkn tentang jabatan fungsional guru dan angka...
Peraturan bersama mendiknas dan bkn tentang jabatan fungsional guru dan angka...Peraturan bersama mendiknas dan bkn tentang jabatan fungsional guru dan angka...
Peraturan bersama mendiknas dan bkn tentang jabatan fungsional guru dan angka...
 
cara menilai PK Guru
cara menilai PK Gurucara menilai PK Guru
cara menilai PK Guru
 
2.3 konsep penilaian_autentik_pada_proses_dan_hasil_rev
2.3 konsep penilaian_autentik_pada_proses_dan_hasil_rev2.3 konsep penilaian_autentik_pada_proses_dan_hasil_rev
2.3 konsep penilaian_autentik_pada_proses_dan_hasil_rev
 
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmu
 
Modul trigonometri
Modul trigonometriModul trigonometri
Modul trigonometri
 
Perbandingan Trigonometri
Perbandingan TrigonometriPerbandingan Trigonometri
Perbandingan Trigonometri
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologi
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Makalah Kontroversi Pelaksanaan UN ditinjau dari landasan hukum pendidikan

  • 1. KONTROVERSI PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL DITINJAU DARI LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN Oleh: Ibnu Fazar Ibnufajar1975@gmail.com BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang nomor 20 tahun 2003 dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya secara implisit pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk membentuk peserta didik yang paripurna. Dalam Undang Undang tentang Sistem pendidikan Nasional ini juga dikatakan bahwa di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia pendidikan harus memenuhi kriteria minimal yakni memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan yang diatur lebih lanjut pada peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya adalah dengan mengadakan evaluasi pembelajaran secara nasional dalam bentuk Ujian Nasional (UN). Ujian Nasional (UN) merupakan program evaluasi yang berfungsi selektif, yaitu untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan sekolah. Ujian Nasional (UN) juga merupakan bentuk penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu program dan satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, penentuan kelulusan peserta didik dari program dan satuan pendidikan, dan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan (PP No 19 Tahun 2005). 1
  • 2. Namun kenyataan yang terjadi dilapangan sungguh berbeda bahkan ironis. Pendidikan yang semula diharapkan menjadi bekal buat membangun masyarakat Indonesia baru yang tercerahkan justru sebaliknya menjadi cobaan yang justru membuat bangsa ini kian terpuruk. Sejalan dengan kenyataan itu, keberhasilam pembangunan nasional akan ditentukan oleh keberhasilan kita dalam mengelola pendidikan. Begitu juga dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang pada dasarnya bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. Namun, apakah Ujian nasional (UN) yang dilaksanakan selama ini sudah memenuhi standar yang ada sesuai Prosedur Operasi Standar (POS) yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ? Sementara kita membaca dan melihat di media massa maupun media elektronik ketika UN dilaksanakan begitu banyak beredar kunci jawaban melalui SMS yang notabene tidak jelas darimana sumber kunci jawaban tersebut. Apakah pelaksanaan UN yang demikian mampu mengukur pencapaian kompetensi peserta didik yang sebenarnya ? B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa keterkaitan hubungan antara pelaksanaan Ujian Nasional dengan landasan hukum pendidikan. 2. Apa dampak yang ditimbulkan pelaksanaan Ujian Nasional. 3. Bagaimana mengatasi ketimpangan yang terjadi pada pelaksanaan Ujian Nasional terhadap tujuan pendidikan. C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah tentang kontroversi pelaksanaan Ujian Nasional (UN) ditinjau dari landasan pendidikan yaitu : 1. Mengetahui keterkaitan hubungan antara pelaksanaan Ujian Nasional 2
  • 3. dengan landasan hukum pendidikan. 2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan pelaksanaan Ujian Nasional. 3. Mencari solusi bagaimana upaya mengatasi ketimpangan yang terjadi pada pelaksanaan Ujian Nasional terhadap tujuan pendidikan. D. Manfaat Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap perbaikan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sehingga sesuai dengan tujuan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) itu sendiri, yaitu mengukur pencapaian kompetensi peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan sesuai dengan Permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Hukum Pelaksanaan Ujian Nasional Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) merupakan evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah yang harus memenuhi standar penilaian pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik, dalam pelaksanaannya mempunyai landasan hokum yang kuat, yaitu : 1. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 35 ayat 1 berisi tentang 8 Standar Nasional Pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kemudian berkenaan dengan standar penilaian lebih lanjut pada pasal 58 ayat 2 berbunyi “Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.” 2. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005. Ketentuan terkait standar nasional pendidikan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah No 19 Tahun 2005 yang menjelaskan secara rinci kedelapan standar nasional pendidikan. Salah satu dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan yang mempunyai kaitan dengan pelaksanaan ujian nasional adalah standar penilaian pendidikan. Pada pasal 63 ayat 1 PP No 19 Tahun 2005 menjelaskan tentang penilaian pendidikan pada jenjang dasar dan menengah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. penilaian hasil belajar oleh pendidik; b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c. penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) butir c bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian 4
  • 5. nasional. Selanjutnya pada pasal 68 berbunyi “Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; b. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan”. 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 3 tahun 2013 tentang Kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah/pendidikan kesetaraan dan ujian nasional. Pada pasal 2 berbunyi “Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah: a.menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b.memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran yang terdiri atas: 1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3) kelompok mata pelajaran estetika; dan 4) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan; c. lulus Ujian S/M/PK untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan d. lulus UN. Selanjutnya pada pasal 15 berbunyi “BSNP menyelenggarakan UN bekerja sama dengan instansi terkait dilingkungan pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.” Dengan demikian ujian nasional memiliki dasar hukum yang kuat dan di akui oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. B. Tujuan Penyelenggaraan Ujian Nasional Ujian nasional adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh pusat penilaian pendidikan dalam hal ini Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang memiliki tugas dan tanggungjawab, diantaranya adalah melakukan sosialisasi penyelenggaraan UN, menetapkan kisikisi soal berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL), menyusun dan merakit 5
  • 6. soal, menjamin mutu soal, menyiapkan master naskah soal, melakukan penskoran hasil UN, mendistribusikan hasil UN ke provinsi, mengkoordinasikan kegiatan pemantauan UN, menganalisis data hasil UN, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan UN kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun tujuan ujian nasional adalah menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan menurut PP nomor 19 tahun 2005 pasal 68 hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk : a) Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan. b) Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. c) Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan. d) Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. C. Kelebihan dan Kelemahan Ujian Nasional Ujian Nasional pertama kali diperkenalkan tahun ajaran 2002/2003 dengan istilah Ujian Akhir Nasional (UAN). Kemudian dari tahun ajaran 2004/2005 berubah menjadi Ujian Nasional (UN) hingga sekarang. Dari kurun waktu pelaksanaan yang sudah sekian tahun dapat dilihat apa kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan ujian nasional tersebut. Adapun kelebihan yang diperoleh dengan dilaksanakannya ujian nasional antara lain : a) Dapat menggambarkan indikator kondisi pendidikan di Indonesia secara umum, artinya lembaga pendidikan internasional (UNESCO dll) dapat mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia melalui UN. b) Dapat memacu sekolah, dinas pendidikan (propinsi dan kab/kota) untuk berkompetisi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. c) Dapat memotovasi guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga 6 guru senantiasa meningkatkan
  • 7. kompetensinya untuk menuju guru yang profesional. d) Dapat memotivasi siswa untuk terus belajar sehingga mampu meraih nilai ujian nasional yang tinggi. Artinya disini dengan dilaksanakannya ujian nasional dapat membelajarkan siswa sehingga mampu berkembang secara optimal dalam mengembangkan potensinya. Di samping kelebihan tersebut di atas, pelaksanaan ujian nasional juga banyak memiliki kelemahan antara lain : a) Pelaksanaan ujian nasional bertentangan dengan prinsip penilaian pada kurikulum yang berlaku dimana penilaian menekankan penilaian yang otentik (autentic assesment) yaitu penilaian saat proses pembelajaran berlangsung yang pelaksanaannya diserahkan kepada sekolah/ guru sesuai dengan kondisi sekolah yang ada. b) Adanya standar nilai ujian nasional yang sama di seluruh Indonesia, sementara kondisi sekolah baik sarana prasarana, guru, input siswa di setiap daerah terdapat perbedaan yang sangat signifikan. c) Dengan dilaksanakannya nilai ujian nasional sebagai salah satu syarat kelulusan akan menimbulkan kompetisi yang tidak sehat. Hal ini terjadi karena masih adanya anggapan bahwa tingginya nilai ujian nasional di sekolah atau daerah masih dianggap sebagai gambaran kualitas pendidikan disekolah/ daerah tersebut. d) Adanya pemborosan anggaran biaya penyelenggaraan pendidikan, karena pelaksanaan ujian nasional menghabiskan dana yang tidak sedikit mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. e) Ujian nasional merupakan penilaian yang sifatnya sesaat dan hanya menilai aspek kognitif saja, namun menentukan kelulusan. Hal ini bertentangan dengan penilaian berbasis kelas (PBK) yang menitikberatkan penilaian berlangsung. 7 selama proses pembelajaran
  • 8. D. Pro Kontra Pelaksanaan Ujian Nasional Dari kelebihan dan kelemahan tersebut di atas memicu munculnya prokontra dan protes terhadap pelaksanaan ujian nasional dari berbagai kalangan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, adanya perbedaan yang tinggi tentang mutu sekolah baik dalam satu daerah maupun antar daerah. Realitas di lapangan menunjukan mutu sekolah berbeda-beda, baik dari aspek siswa, guru, fasilitas, sumber dana, maupun manajemen. Dengan perbedaan ini tentu kurang bijaksana kalau diterapkan standar yang sama untuk persyaratan kelulusan. Seharusnya Depdiknas menetapkan standar kelulusan yang berbeda dengan memperhatikan kondisi riil daerah dan sekolah. Kedua, hasil ujian nasional yang hanya menguji beberapa mata pelajaran dan hanya bersifat kognitif tidak serta merta dapat dijadikan indikator tentang mutu pendidikan. Kalangan yang menolak ujian nasional berpandangan bahwa untuk mengukur standar mutu pendidikan harus dilihat struktur pendidikan secara menyeluruh termasuk non-akademis, proses dan input pendidikan. Meningkatkan standar mutu pendidikan tentu tidak sesederhana hanya dengan meningkatkan angka standar kelulusan. Ketiga, hasil ujian nasional selama ini tidak ada tindak lanjutnya. Para praktisi pendidikan, terutama guru selama ini kurang merasakan adanya manfaat nyata dari ujian nasional, terutama dalam hal peningkatan kualitas mengajar. Ujian nasional lebih sekedar kegiatan rutin tahunan. Seharusnya pasca ujian nasional dilakukan pelatihan intensif terhadap guru bidang studi yang siswanya banyak yang gagal dalam ujian nasional. Keempat, ujian nasional di SMA/SMK kurang mempunyai relevansi dengan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Siswa SMA yang dinyatakan lulus dengan nilai ujian nasiona yang tinggi tetap harus ikut seleksi untuk masuk ke Perguruan Tinggi. Sepertinya tidak ada koordinasi antara Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Pendidikan Tinggi. Pihak Perguruan Tinggi sepertinya “tidak percaya” dengan hasil ujian nasional yang diselenggarakan manajemen pendidikan dasar dan menengah. Padahal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional 8
  • 9. Pendidikan pasal 68 dinyatakan bahwa hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. E. Ujian Nasional dan Mutu Pendidikan Pro kontra seputar ujian nasional tidak seharusnya terjadi kalau semua pihak saling memahami dan menempatkan ujian nasioinal secara proporsional. Pihak pemerintah melalui Depdiknas harus merancang sistem ujian atau penilaian yang sistematis, bertahap dan berkelanjutan. Sistem penilaian harus dapat difungsikan untuk mendeteksi potensi dan kompetensi siswa sekaligus bisa memetakan kompetensi guru dalam keberhasilan pembelajaran di kelas. Hasil ujian nasional juga harus ditindaklanjuti dengan berbagai program yang dapat meningkatkan mutu pendidikan secara komprehensif. Sistem penilaian ujian nasional harus mampu: memberi informasi yang akurat; mendorong siswa untuk belajar; memotivasi guru dalam pembelajaran; meningkatkan kinerja lembaga; dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan sistem penilaian yang demikian diharapkan secara berangsur-angsur mutu pendidikan di tanah air akan meningkat. Di lain pihak, para praktisi pendidikan di lapangan, terutama guru dan Kepala Sekolah harus meningkatkan kompetensi dan kinerjanya, sehingga kualitas pembelajaran di kelas akan meningkat dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan. Dengan demikian berapapun standar kelulusan yang akan ditetapkan pemerintah akan selalu siap, tanpa ada rasa takut dan kaget. Di sisi lain pula para siswa dan orang tua juga akan tumbuh kesadaran bahwa untuk mencapai hasil yang memuaskan harus ditempuh dengan kerja keras, sehingga anggapan dalam ujian pasti lulus 100% hilang dari pikiran mereka. Kalau semua pihak sudah pada pemikiran, kesadaran, dan tindakan yang sama, maka mutu pendidikan di Indonesia perlahan-lahan namun pasti akan meningkat. 9
  • 10. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Ujian nasional masih perlu dilaksanakan agar gambaran riil pendidikan di Indonesia dapat diketahui dan dapat memotivasi daerah/sekolah untuk senantiasa meningkatkan kualitas sehingga mencapai 8 Standar nasional pendidikan sesuai dengan PP nomor 19 tahun 2005. Namun yang perlu diperbaiki adalah pelaksanaannya sehingga UN yang dilaksanakan benar-benar dapat mencapai tujuan UN itu sendiri dan tujuan pendidikan nasional yaitu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. B.Saran Untuk mengefektifkan pelaksanaan ujian nasional, maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pemerintah memfasilitasi guru mata pelajaran yang diujikan untuk meningkatkan kompetensi mereka 2. Pemerintah membuat konsep ujian nasional yang bukan hanya menitik beratkan pada ranah kognitif saja tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik. 3. Komponen sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, staf tata usaha, peserta didik dan wali murid peserta didik bekerja sama dalam persiapan menghadapi ujian nasional. 4. Nilai ujian nasional dapat dijadikan salah satu syarat kelulusan, namun perlu adanya grade (tingkatan) standar kelulusan di setiap daerah. Kelulusan bisa dikategorikan berdasarkan hasil akreditasi. Sekolah dengan akreditasi A memiliki standar kelulusan yang bebeda dengan sekolah dengan akreditasi B. 10
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Basaruddin, Chan. Ujian Nasional Untuk Apa ? http://edukasi.kompas.com diakses 10 November 2013. Darmaningtyas. 2005. Pendidikan Rusak-Rusakan. Yogyakarta : LKiS Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi. Bandung : Remaja Rosda Karya _________, Konvensi, Justifikasi Ujian Nasional ? http://www.suaramerdeka.com diakses tanggal 10 November 2013. 11