SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
A. Hubungan antara Manusia dengan Bahasa
Bahasa digunakan oleh manusia sebagai media untuk menyampaikan
informasi, pikiran, dan perasaan pada orang lain. Bahasa dengan manusia,
pada gilirannya, menjadi hal yang menyatu karena bahasa adalah media paling
representatif dalam mengemas ide untuk disampaikan pada orang lain.
Koentjaraningrat dalam Pengangtar Antropologi (Jakarta: Rineka
Cipta, 2005), hlm. 80-81 meletakan bahasa sebagai salah satu unsur
kebudayaan lainnya, yaitu sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem
peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi,
dan kesenian.
Sementara itu, E. Cassier (1985), menyebutkan bahwa manusia adalah
animal symbolicum, yaitu binatang yang menggunakan dan memproduksi
simbol-simbol bahasa. Artinya, keistimewaan yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya (binatang) adalah paa kemampuan manusia dalam
menggunakan dan memproduksi bahasa sebagai simbol, sedangkan binatang
tidak bisa.
B. Hipotesis Monogenesis dan Hipotesis Poligenesis
1. Hipotesis Monogenesis
Menyebutkan bahwa bahasa itu berasal dari satu gen (induk), yaitu
Tuhan, yang telah memberikan, memperkenalkan, dan mengajarkan
bahasa pada manusia pertama: Nabi Adam a.s.
2. Hipotesis Poligenesis (poli: banyak dan geneis: kelahiran)
Hipotesis ini kebalikan dari hipotesis monogenesis, yaitu
menganggap bahwa bahasa manusia lahir tidak dalam satu intuk Tuhan,
tetapi bahasa manusia lahir secara beragam berdasarkan pada proses
evolusi manusia di bumi yang beragam.
C. Pengertian Bahasa, Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa
1. Pengertian Bahasa
Secara umum, dapat dipahami, bahasa adalah media komunikasi
untuk menyampaikan ide-gagasan, dan setiap manusia menggunakan
bahasa ketika dirinya ingin mengungkapkan isi perasaan dan pikirannya
pada orang lain.
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana (1952), dikatakan bahasa adalah
kedirian manusia, karena dengan manusia menggunakan bahasa untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya, maka bahasa selalu
merepresentasikan pribadi orang.
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia yang berfungsi untuk komunikasi antaranggota
masyarakat yang bersifat konvensi (Keraf, 1997: 1; Widjono, 2007: 14;
Chaer, 1998: 1; dan Ullmann, 2009: 20).
2. Fungsi Bahasa
a. Bahasa untuk menyatakan ekpresi diri
Ekspresi diri berarti mengungkapkan segala hal yang dirasakan
oleh pikiran dan perasaan manusia. Misalnya, saat sedang sedih
manusia biasanya menangis dan akan menceritakan kesedihannya pada
orang lain sebagai cara untuk membebaskan dirinya dari masalah
tersebut.
b. Bahasa sebagai alat komunikasi
Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan fungsi bahasa yang
bersifat intra-personal karena bahasa digunakan sebagai alat untuk
saling bertukar pikiran dan perasaan antarmanusia. Hubungan timbal
balik antarindividu dalam penyampaian pikiran dan perasaan yang
dimediasi lewat bahasa inilah yang disebut dengan komunikasi.
c. Bahasa untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial
Manusia adalah mahluk sosial-masyarakat (kolektif) yang
hidup di tengah-tengah masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat
inilah, manusia selalu membutuhkan eksistensi untuk diterima dan
diakui oleh masyarakatnya. Dalam pembentukan eksistensi itulah,
maka manusia akan melakukan integrasi (pembauran) dan adapatasi
(penyesuaian diri) dalam masyarakat, dan selalu, dalam proses
integrasi dan adaptasi ini manusia selalu menggunakan bahasa sebagai
perantaranya.
d. Bahasa untuk mengadakan kontrol sosial
Yaitu bahasa akan dimobilisasi oleh seseorang sebagai usaha
untuk mempengaruhi pikiran dan tindakan orang. Hampir setiap hari
kegiatan kontrol sosial akan terjadi dalam masyarakat, misalnya,
orangtua yang menasihati anak-anaknya, kepala desa yang
memberikan penerangan dan penyuluhan pada warganya, kegiatan
rapat-rapat di desa, dan sebagainya. Dengan menggunakan bahasa
yang baik dan komunikatif, maka seseorang bisa mempengaruhi
pikiran dan tindakan orang lain sesuai dengan yang diharapkannya.
3. Ragam Bahasa
Ragam bahasa berarti variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicaraanya (Alwi, dkk., 2003: 920). Dalam hal ini, ragam
bahsa itu bersifat kompleks, bisa dibedakan dari berbagai aspek. Namun,
pada pembahasan ini, dengan melihat fungsi utama bahasa sebagai media
komunikasi, maka pembahasan ragam bahasa difokuskan pada proses
komunikasinya yang melibatkan penutur, bahasa, dan komunikannya.
Penuturnya: keragaman pembicara (penutur) dalam bahasa terjadi
karena menurut patokan daerah, pendidikan, dan sikap penuturnya (Alwi,
dkk., 2003: 3-5).
Berdasarkan situasi pembicaraannya, ragam bahasa disesuaikan
dengan situasi dan keadaan saat pembicaraan (komunikasi) terjadi. Oleh
karena bahasa Indonesia bersifat egaliter (terbuka), biasanya penggunaan
bahasanya tergantung pada konteks atau situasinya.
Bahasa: ragam bahasa berdasarkan pada bahasa sebagai sarananya
terbagai atas ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam lisan adalah variasi
bahasa yang simbol-simbolnya dihasilkan oleh alat ucap manusia (ujaran),
sedangkan ragam tulisan adalah ragam bahasa yang simbol-simbolnya
berupa kode-kode bahasa yang tercetak dalam tulisan.
D. Pengertian Bahasa Indonesia
Adalah sistem tanda yang konvensinya didasarkan pada masyraakat
Indonesia, yang digunakan juga sebagai alat komunikasi oleh masyrakat
Indonesia. Dalam pengertian ini, Amin Singgih mendefinisikan bahasa
Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan
oleh masyarakat seluruh Indoneisa (Rahayu, 2007: 8).
E. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Berdasarkan konteks historisnya, bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu, yaitu rumpun bahsa Austronesia yang telah digunakan sebagai lingua
franca, artinya bahasa perantara orang (masyarakat) yang latar budayanya
berbeda, di Nusantara sejak abad-abad awal penaggalan modern, yang dalam
temuan berbagai prasastinya yang paling tua, yang menggunakan bahasa
Melayu adalah paa abad ke-7 lewat prasasti itu antara lain, Prasasti Karang
Birahi, Prasasti Kota Kapur, dan Prasasti Kedukan Bukit yang masing-masing
bertahun 686, 686, dan 688 Masehi Berdasarkan prasasti ini, bahasa Melayu
bahasa Melayu dalam bentuk tulis pada abad ke-7 ini sudah ada. Namun,
pastilah dapat dipastikan bahwa bahasa lisan Melayu tentu sudah lama ada.
Adapun momentum kelahiran bahasa Melayu sebagai bahasa
Indonesia ditengarai oleh Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang
menyatakan: “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.” Lewat sumpah pemuda ini, bahasa Melayu sebagai rumpun
bahasa Indonesia telah resmi diangkat sebagai “bahsa persatuan”, yaitu bahasa
yang secara politis dan kebudayaan akan digunakan sebagai bahasa pemersatu
dan pergaulan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Selanjutnya, pada tahun 1945 dalam Undang-undang Dasar 1945 juga
menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, pasal
36). Hal ini berarti, selain kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan, UUD 1945 ini menegaskan tentang bahasa Indenesia sebagai
bahasa negara dan bahasa resmi, yaitu bahasa yang digunakan dalam segala
aktivitas kenegaraan atau peristiwa yang resmi, baik secara lisan dan tulisan.
F. Definisi Huruf dan Tanda Baca
Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang merupakaan anggota
abjad atau satuan terkecil dari penulisan lambang-lambang bunyi yang
membedakan arti. Membedakan arti karena perubahan huruf dalam sebuah
kata menyebabkan perubahan artinya.
G. Perbedaan antara Bahasa Lisan dan Bahasa Tulis
Bahasa manusia, pada awalnya, adalah bahasa lisan, yaitu bahasa yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang berupa lambang-lambang bunyi. Akan
tetapi, seiring perkembangan kebudayaan, manusia mulai menyadari
kelemahan bahasa lisan, salah satunya, bahasa lisan bersifat temporal dan
situasional. Artinya, komunikasi yang terjadi dengan bahasa lisan hanya bisa
dilakukan secara situasional, dan bila komunikasi telah selesai, maka
informasi yang disampaikan lenyap.
Kelemahan bahasa lisan yang bersifat temporal ini membuat manusia
berpikir: bagaimana caranya mendokumentasikan pikiran-pikiran manusia
dengan bahasa yang tetap, bisa terus dipelajari dan dibaca oleh generasi yang
akan datang. Hal inilah yang menjadi salah satu hal yang melatari munculnya
bahasa tulis, yaitu bahasa yang merupakan pencerminan kembali bahasa lisan
dalam bentuk simbol-simbol tertulis (Keraf, 1997: 12). Sebagai bentuk
pencerminan, maka bahasa tulis sering disebut bahasa sekunder, sedangkan
bahasa lisan adalah bahasa primer, yaitu bahasa yang pertama kali digunakan
manusia untuk berkomunikasi, sekaligus menjadi bahasa yang menjadi objek
kajian linguistik, yaitu ilmu yang mengkaji bahasa.
Bahasa tulis bisa melenyapkan dimensi ruang dan waktu dalam
berkomunikasi karena dengan tulisan, komunikasi tidak harus melibatkan
hubungan penulis dan pembaca secara langsung dalam satu konteks. Akan
tetapi, tulisan bisa dibaca oleh siapapun dan kapanpun.
H. Aspek-aspek yang Membangun Ragam Bahasa Tulis dan Ragam Bahasa Lisan
Dua aspek yang selalu ada dalam bahasa tulis, yang merupakan bentuk
inskripsi (pendokumentasian) bahasa lisan, adalah unsur segmental, yang
berupa simbol-simbol hruf yang membentuk kata, frasa, klausa, kalimat, dan
wacana, dan unsur suprasegmental yang berupa tanda-tanda baca (pungtuasi)
yang mengikuti unsur segmental. Oleh karena itu, ketepatan komunikasi
dalam bahasa tulis ditentukan oleh ketepatan dalam menggunakan huruf dan
tanda bacanya.
I. Pengertian Klausa dan Kalimat
Klausa merupakan tataran dalam sintaksis yang berada di antara frasa
dan kalimat. Frasa merupakan gabungan atau kelompok kata yang bersifat
nonpredikatif, sedangkan klausa merupakan gabungan atau kelompok kata
yang belum memiliki intonasi aau tanda baca tertentu dan bersifat predikatif
(Alwi, dkk., 2003: 39). Artinya, di dalam konstruksi klausa itu ada komponen
berupa kata atau frasa yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lainnya
berfungsi sebagai subejk. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam
konstruksi klausa, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib (Chaer, 1994:
231).
Sementara itu, batasan kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam
wujud lisan maupun tulis, yang mempunyai dua ciri pokok, yaitu:
1. Kalimat harus lengkap aspek ketatabahasaan atau unsur gramatikalnya,
minimal terdiri atas subjek dan predikat.
2. Kalimat selalu mengungkapkan pikiran dan informasi secara utuh dan
lengkap.
J. Paragraf
1. Pengertian Paragraf
Menurut Widjono Hs. (2007: 173-174), paragraf mempunyai
beberapa pengertian: (1) paragraf adalah karangan panjang sudah ada; (2)
paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang
tersusun secara lengkap, utuh, dan padu; (3) paragraf adalah bagian dari
suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan
satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran
penjelas sebagai pendukungnya; (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat
berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Namun,
sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat
digunakan.
2. Ciri-ciri Paragraf
a. Kalimat pertama bertakuk ke dalam atau untuk karangan berbentuk
lurus tidak bertakuk (block style) ditandai dengan jarak spasi
merenggang.
b. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang
dinyatakan dalam kalimat topik.
c. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya
merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan,
menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam topik.
d. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang
dinyatakan dalam kalimat penjelas.
3. Syarat Paragraf yang Baik
a. Kelengkapan
Syarat utama sebuah paragraf adalah adanya pikiran utama
yang dijabarkan dalam kalimat utama, dan pikiran penjelas yang
dituangkan dalam kalimat penjelas.
b. Kesatuan Pikiran
Paragraf ynag gagal adalah paragraf yang hubungan antara
pikiran utama dan pikiran penjelasnya tidak sinkron, atau mungkin
dalam kalimat-kalimat penjelas, sebagai representasi pikiran penjelas,
masih dijumpai ketidaksatuannya dengan pikiran utama.
c. Kepaduan
Paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan kalimat-
kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada
dalam paragraf akan menghasilkan kejelasan struktur dan makna
paragraf. Hubungan tersebut akan menghasilkan paragraf menjadi satu
padu, utuh, dan kompak (Widjono Hs., 2007: 182).

More Related Content

What's hot

Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuElyn Eveline
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)roviantoelieser
 
Power point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaPower point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaAyu Fatmawati
 
isi pembahasan makalah bahasa indonesia
isi pembahasan makalah bahasa indonesia isi pembahasan makalah bahasa indonesia
isi pembahasan makalah bahasa indonesia Tati Supartini
 
Bahasa indonesia softskill smt5 1
Bahasa indonesia softskill smt5 1Bahasa indonesia softskill smt5 1
Bahasa indonesia softskill smt5 1Alfira Ningrum
 
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesiaSejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesianoussevarenna
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabAgus Maulana
 
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesiaRingkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesiaKandidat guru BK Profesional
 
Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012Imo Priyanto
 
Falsafah bahasa melayu
Falsafah bahasa melayuFalsafah bahasa melayu
Falsafah bahasa melayuMohammad Yaqin
 
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaFuji Lestari
 
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingMakalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingSantos Tos
 
Fungsi dan ragam bahasa
Fungsi dan ragam bahasaFungsi dan ragam bahasa
Fungsi dan ragam bahasaRisa Octaviani
 

What's hot (20)

Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayu
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
 
Power point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaPower point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesia
 
isi pembahasan makalah bahasa indonesia
isi pembahasan makalah bahasa indonesia isi pembahasan makalah bahasa indonesia
isi pembahasan makalah bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia softskill smt5 1
Bahasa indonesia softskill smt5 1Bahasa indonesia softskill smt5 1
Bahasa indonesia softskill smt5 1
 
Hakikat bahasa
Hakikat bahasaHakikat bahasa
Hakikat bahasa
 
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesiaSejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesia
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik Arab
 
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesiaRingkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
 
Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012
 
Falsafah bahasa melayu
Falsafah bahasa melayuFalsafah bahasa melayu
Falsafah bahasa melayu
 
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asingMakalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
Makalah bahasa daerah, bahasa inggris dan bahasa asing
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa IndonesiaMakalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
Makalah Hakikat dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Bahasa indonesia 1
Bahasa indonesia 1Bahasa indonesia 1
Bahasa indonesia 1
 
B1
B1B1
B1
 
Ragam Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa IndonesiaRagam Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa Indonesia
 
Fungsi dan ragam bahasa
Fungsi dan ragam bahasaFungsi dan ragam bahasa
Fungsi dan ragam bahasa
 
Materi Bahasa Indonesia semester 5
Materi Bahasa Indonesia semester 5Materi Bahasa Indonesia semester 5
Materi Bahasa Indonesia semester 5
 

Viewers also liked

Itmamul umam
Itmamul umamItmamul umam
Itmamul umamiwan Alit
 
Skripsi iklan politik imam
Skripsi iklan politik imamSkripsi iklan politik imam
Skripsi iklan politik imamiwan Alit
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for alliwan Alit
 
Spbr (pengkur)
Spbr (pengkur)Spbr (pengkur)
Spbr (pengkur)iwan Alit
 

Viewers also liked (9)

Itmamul umam
Itmamul umamItmamul umam
Itmamul umam
 
Aji pk
Aji pkAji pk
Aji pk
 
Skripsi iklan politik imam
Skripsi iklan politik imamSkripsi iklan politik imam
Skripsi iklan politik imam
 
Jazirah
JazirahJazirah
Jazirah
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for all
 
Ipi.rtf2
Ipi.rtf2Ipi.rtf2
Ipi.rtf2
 
Saabung
SaabungSaabung
Saabung
 
Spbr (pengkur)
Spbr (pengkur)Spbr (pengkur)
Spbr (pengkur)
 
Mitung dina
Mitung dinaMitung dina
Mitung dina
 

Similar to Seful anwar

Bahasa Indonesia, Pengertian, Tujuan, Fungsi.pdf
Bahasa Indonesia, Pengertian, Tujuan, Fungsi.pdfBahasa Indonesia, Pengertian, Tujuan, Fungsi.pdf
Bahasa Indonesia, Pengertian, Tujuan, Fungsi.pdfSriUtami488326
 
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasa
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasaKedudukan dan fungsi serta unsur bahasa
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasaRiski Hp
 
Hakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxHakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxDivaSafitri7
 
Bahasa indonesia pertemuan i
Bahasa indonesia pertemuan iBahasa indonesia pertemuan i
Bahasa indonesia pertemuan iMuharam Bayu
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluanmudanp.com
 
Hakikat bahasa, ciri ciri, fungsi, sejarah
Hakikat bahasa, ciri ciri, fungsi, sejarahHakikat bahasa, ciri ciri, fungsi, sejarah
Hakikat bahasa, ciri ciri, fungsi, sejarahdindaangg_
 
HAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptxHAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptxAbdiJustin
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraMuhammadIqbal169
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajarandibafauzia
 
Teks 2 kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Teks 2 kedudukan dan fungsi bahasa indonesiaTeks 2 kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Teks 2 kedudukan dan fungsi bahasa indonesiaTohir Haliwaza
 

Similar to Seful anwar (20)

Konsepsi Bahasa
Konsepsi BahasaKonsepsi Bahasa
Konsepsi Bahasa
 
Bahasa Indonesia, Pengertian, Tujuan, Fungsi.pdf
Bahasa Indonesia, Pengertian, Tujuan, Fungsi.pdfBahasa Indonesia, Pengertian, Tujuan, Fungsi.pdf
Bahasa Indonesia, Pengertian, Tujuan, Fungsi.pdf
 
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasa
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasaKedudukan dan fungsi serta unsur bahasa
Kedudukan dan fungsi serta unsur bahasa
 
Sifat bahasa
Sifat bahasaSifat bahasa
Sifat bahasa
 
Kajian linguistik-umum-bab-3
Kajian linguistik-umum-bab-3Kajian linguistik-umum-bab-3
Kajian linguistik-umum-bab-3
 
Pengantar
PengantarPengantar
Pengantar
 
Teks 1 hakikat bahasa
Teks  1 hakikat bahasaTeks  1 hakikat bahasa
Teks 1 hakikat bahasa
 
Hakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxHakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docx
 
Bahasa indonesia 1
Bahasa indonesia 1Bahasa indonesia 1
Bahasa indonesia 1
 
Bahasa indonesia pertemuan i
Bahasa indonesia pertemuan iBahasa indonesia pertemuan i
Bahasa indonesia pertemuan i
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Hakikat bahasa, ciri ciri, fungsi, sejarah
Hakikat bahasa, ciri ciri, fungsi, sejarahHakikat bahasa, ciri ciri, fungsi, sejarah
Hakikat bahasa, ciri ciri, fungsi, sejarah
 
Bahasa
Bahasa Bahasa
Bahasa
 
HAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptxHAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptx
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
 
Teks 2 kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Teks 2 kedudukan dan fungsi bahasa indonesiaTeks 2 kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
Teks 2 kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
 
sesi 1.pptx
sesi 1.pptxsesi 1.pptx
sesi 1.pptx
 
Materi sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptxMateri sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptx
 
Bahasa manusia 2017
Bahasa manusia 2017Bahasa manusia 2017
Bahasa manusia 2017
 

More from iwan Alit

Nadzom tashrifan bahasa jawa
Nadzom tashrifan bahasa jawaNadzom tashrifan bahasa jawa
Nadzom tashrifan bahasa jawaiwan Alit
 
Gelaran akbar haflah 2014
Gelaran akbar haflah 2014Gelaran akbar haflah 2014
Gelaran akbar haflah 2014iwan Alit
 
Akulturasi 3
Akulturasi 3Akulturasi 3
Akulturasi 3iwan Alit
 
Akulturasi 2
Akulturasi 2Akulturasi 2
Akulturasi 2iwan Alit
 
Akulturasi 1
Akulturasi 1Akulturasi 1
Akulturasi 1iwan Alit
 
هذه سلسلة المشايخ المعقودة
هذه سلسلة المشايخ المعقودةهذه سلسلة المشايخ المعقودة
هذه سلسلة المشايخ المعقودةiwan Alit
 
Racangan jadwal kbm 2013 2014 polos
Racangan jadwal kbm 2013  2014 polosRacangan jadwal kbm 2013  2014 polos
Racangan jadwal kbm 2013 2014 polosiwan Alit
 
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warna
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warnaRancangan jadwal kbm 2013 2014 warna
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warnaiwan Alit
 
نية صلاة عيد الأضحى
نية صلاة عيد الأضحىنية صلاة عيد الأضحى
نية صلاة عيد الأضحىiwan Alit
 
صفحة عنوان الكتاب مذكرة
صفحة عنوان الكتاب مذكرةصفحة عنوان الكتاب مذكرة
صفحة عنوان الكتاب مذكرةiwan Alit
 
دعا قبل الدرس وبعده
دعا قبل الدرس وبعدهدعا قبل الدرس وبعده
دعا قبل الدرس وبعدهiwan Alit
 
تَوَسُّلْ
تَوَسُّلْتَوَسُّلْ
تَوَسُّلْiwan Alit
 

More from iwan Alit (20)

Nadzom tashrifan bahasa jawa
Nadzom tashrifan bahasa jawaNadzom tashrifan bahasa jawa
Nadzom tashrifan bahasa jawa
 
Al kalam
Al kalamAl kalam
Al kalam
 
Gelaran akbar haflah 2014
Gelaran akbar haflah 2014Gelaran akbar haflah 2014
Gelaran akbar haflah 2014
 
Madza aqul
Madza aqulMadza aqul
Madza aqul
 
Mubadzir
MubadzirMubadzir
Mubadzir
 
Kuissioner
KuissionerKuissioner
Kuissioner
 
Akulturasi 3
Akulturasi 3Akulturasi 3
Akulturasi 3
 
Akulturasi 2
Akulturasi 2Akulturasi 2
Akulturasi 2
 
Akulturasi 1
Akulturasi 1Akulturasi 1
Akulturasi 1
 
Pendidikan
PendidikanPendidikan
Pendidikan
 
Minoritas
MinoritasMinoritas
Minoritas
 
هذه سلسلة المشايخ المعقودة
هذه سلسلة المشايخ المعقودةهذه سلسلة المشايخ المعقودة
هذه سلسلة المشايخ المعقودة
 
Racangan jadwal kbm 2013 2014 polos
Racangan jadwal kbm 2013  2014 polosRacangan jadwal kbm 2013  2014 polos
Racangan jadwal kbm 2013 2014 polos
 
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warna
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warnaRancangan jadwal kbm 2013 2014 warna
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warna
 
نية صلاة عيد الأضحى
نية صلاة عيد الأضحىنية صلاة عيد الأضحى
نية صلاة عيد الأضحى
 
مقدمة
مقدمةمقدمة
مقدمة
 
صفحة عنوان الكتاب مذكرة
صفحة عنوان الكتاب مذكرةصفحة عنوان الكتاب مذكرة
صفحة عنوان الكتاب مذكرة
 
سألتك
سألتكسألتك
سألتك
 
دعا قبل الدرس وبعده
دعا قبل الدرس وبعدهدعا قبل الدرس وبعده
دعا قبل الدرس وبعده
 
تَوَسُّلْ
تَوَسُّلْتَوَسُّلْ
تَوَسُّلْ
 

Seful anwar

  • 1. A. Hubungan antara Manusia dengan Bahasa Bahasa digunakan oleh manusia sebagai media untuk menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan pada orang lain. Bahasa dengan manusia, pada gilirannya, menjadi hal yang menyatu karena bahasa adalah media paling representatif dalam mengemas ide untuk disampaikan pada orang lain. Koentjaraningrat dalam Pengangtar Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 80-81 meletakan bahasa sebagai salah satu unsur kebudayaan lainnya, yaitu sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Sementara itu, E. Cassier (1985), menyebutkan bahwa manusia adalah animal symbolicum, yaitu binatang yang menggunakan dan memproduksi simbol-simbol bahasa. Artinya, keistimewaan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya (binatang) adalah paa kemampuan manusia dalam menggunakan dan memproduksi bahasa sebagai simbol, sedangkan binatang tidak bisa. B. Hipotesis Monogenesis dan Hipotesis Poligenesis 1. Hipotesis Monogenesis Menyebutkan bahwa bahasa itu berasal dari satu gen (induk), yaitu Tuhan, yang telah memberikan, memperkenalkan, dan mengajarkan bahasa pada manusia pertama: Nabi Adam a.s.
  • 2. 2. Hipotesis Poligenesis (poli: banyak dan geneis: kelahiran) Hipotesis ini kebalikan dari hipotesis monogenesis, yaitu menganggap bahwa bahasa manusia lahir tidak dalam satu intuk Tuhan, tetapi bahasa manusia lahir secara beragam berdasarkan pada proses evolusi manusia di bumi yang beragam. C. Pengertian Bahasa, Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa 1. Pengertian Bahasa Secara umum, dapat dipahami, bahasa adalah media komunikasi untuk menyampaikan ide-gagasan, dan setiap manusia menggunakan bahasa ketika dirinya ingin mengungkapkan isi perasaan dan pikirannya pada orang lain. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana (1952), dikatakan bahasa adalah kedirian manusia, karena dengan manusia menggunakan bahasa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya, maka bahasa selalu merepresentasikan pribadi orang. Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang berfungsi untuk komunikasi antaranggota masyarakat yang bersifat konvensi (Keraf, 1997: 1; Widjono, 2007: 14; Chaer, 1998: 1; dan Ullmann, 2009: 20). 2. Fungsi Bahasa
  • 3. a. Bahasa untuk menyatakan ekpresi diri Ekspresi diri berarti mengungkapkan segala hal yang dirasakan oleh pikiran dan perasaan manusia. Misalnya, saat sedang sedih manusia biasanya menangis dan akan menceritakan kesedihannya pada orang lain sebagai cara untuk membebaskan dirinya dari masalah tersebut. b. Bahasa sebagai alat komunikasi Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan fungsi bahasa yang bersifat intra-personal karena bahasa digunakan sebagai alat untuk saling bertukar pikiran dan perasaan antarmanusia. Hubungan timbal balik antarindividu dalam penyampaian pikiran dan perasaan yang dimediasi lewat bahasa inilah yang disebut dengan komunikasi. c. Bahasa untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial Manusia adalah mahluk sosial-masyarakat (kolektif) yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat inilah, manusia selalu membutuhkan eksistensi untuk diterima dan diakui oleh masyarakatnya. Dalam pembentukan eksistensi itulah, maka manusia akan melakukan integrasi (pembauran) dan adapatasi (penyesuaian diri) dalam masyarakat, dan selalu, dalam proses integrasi dan adaptasi ini manusia selalu menggunakan bahasa sebagai perantaranya.
  • 4. d. Bahasa untuk mengadakan kontrol sosial Yaitu bahasa akan dimobilisasi oleh seseorang sebagai usaha untuk mempengaruhi pikiran dan tindakan orang. Hampir setiap hari kegiatan kontrol sosial akan terjadi dalam masyarakat, misalnya, orangtua yang menasihati anak-anaknya, kepala desa yang memberikan penerangan dan penyuluhan pada warganya, kegiatan rapat-rapat di desa, dan sebagainya. Dengan menggunakan bahasa yang baik dan komunikatif, maka seseorang bisa mempengaruhi pikiran dan tindakan orang lain sesuai dengan yang diharapkannya. 3. Ragam Bahasa Ragam bahasa berarti variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraanya (Alwi, dkk., 2003: 920). Dalam hal ini, ragam bahsa itu bersifat kompleks, bisa dibedakan dari berbagai aspek. Namun, pada pembahasan ini, dengan melihat fungsi utama bahasa sebagai media komunikasi, maka pembahasan ragam bahasa difokuskan pada proses komunikasinya yang melibatkan penutur, bahasa, dan komunikannya. Penuturnya: keragaman pembicara (penutur) dalam bahasa terjadi karena menurut patokan daerah, pendidikan, dan sikap penuturnya (Alwi, dkk., 2003: 3-5).
  • 5. Berdasarkan situasi pembicaraannya, ragam bahasa disesuaikan dengan situasi dan keadaan saat pembicaraan (komunikasi) terjadi. Oleh karena bahasa Indonesia bersifat egaliter (terbuka), biasanya penggunaan bahasanya tergantung pada konteks atau situasinya. Bahasa: ragam bahasa berdasarkan pada bahasa sebagai sarananya terbagai atas ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam lisan adalah variasi bahasa yang simbol-simbolnya dihasilkan oleh alat ucap manusia (ujaran), sedangkan ragam tulisan adalah ragam bahasa yang simbol-simbolnya berupa kode-kode bahasa yang tercetak dalam tulisan. D. Pengertian Bahasa Indonesia Adalah sistem tanda yang konvensinya didasarkan pada masyraakat Indonesia, yang digunakan juga sebagai alat komunikasi oleh masyrakat Indonesia. Dalam pengertian ini, Amin Singgih mendefinisikan bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indoneisa (Rahayu, 2007: 8). E. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Berdasarkan konteks historisnya, bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yaitu rumpun bahsa Austronesia yang telah digunakan sebagai lingua franca, artinya bahasa perantara orang (masyarakat) yang latar budayanya berbeda, di Nusantara sejak abad-abad awal penaggalan modern, yang dalam temuan berbagai prasastinya yang paling tua, yang menggunakan bahasa
  • 6. Melayu adalah paa abad ke-7 lewat prasasti itu antara lain, Prasasti Karang Birahi, Prasasti Kota Kapur, dan Prasasti Kedukan Bukit yang masing-masing bertahun 686, 686, dan 688 Masehi Berdasarkan prasasti ini, bahasa Melayu bahasa Melayu dalam bentuk tulis pada abad ke-7 ini sudah ada. Namun, pastilah dapat dipastikan bahwa bahasa lisan Melayu tentu sudah lama ada. Adapun momentum kelahiran bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia ditengarai oleh Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang menyatakan: “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Lewat sumpah pemuda ini, bahasa Melayu sebagai rumpun bahasa Indonesia telah resmi diangkat sebagai “bahsa persatuan”, yaitu bahasa yang secara politis dan kebudayaan akan digunakan sebagai bahasa pemersatu dan pergaulan masyarakat Indonesia yang majemuk. Selanjutnya, pada tahun 1945 dalam Undang-undang Dasar 1945 juga menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, pasal 36). Hal ini berarti, selain kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, UUD 1945 ini menegaskan tentang bahasa Indenesia sebagai bahasa negara dan bahasa resmi, yaitu bahasa yang digunakan dalam segala aktivitas kenegaraan atau peristiwa yang resmi, baik secara lisan dan tulisan. F. Definisi Huruf dan Tanda Baca Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang merupakaan anggota abjad atau satuan terkecil dari penulisan lambang-lambang bunyi yang
  • 7. membedakan arti. Membedakan arti karena perubahan huruf dalam sebuah kata menyebabkan perubahan artinya. G. Perbedaan antara Bahasa Lisan dan Bahasa Tulis Bahasa manusia, pada awalnya, adalah bahasa lisan, yaitu bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang berupa lambang-lambang bunyi. Akan tetapi, seiring perkembangan kebudayaan, manusia mulai menyadari kelemahan bahasa lisan, salah satunya, bahasa lisan bersifat temporal dan situasional. Artinya, komunikasi yang terjadi dengan bahasa lisan hanya bisa dilakukan secara situasional, dan bila komunikasi telah selesai, maka informasi yang disampaikan lenyap. Kelemahan bahasa lisan yang bersifat temporal ini membuat manusia berpikir: bagaimana caranya mendokumentasikan pikiran-pikiran manusia dengan bahasa yang tetap, bisa terus dipelajari dan dibaca oleh generasi yang akan datang. Hal inilah yang menjadi salah satu hal yang melatari munculnya bahasa tulis, yaitu bahasa yang merupakan pencerminan kembali bahasa lisan dalam bentuk simbol-simbol tertulis (Keraf, 1997: 12). Sebagai bentuk pencerminan, maka bahasa tulis sering disebut bahasa sekunder, sedangkan bahasa lisan adalah bahasa primer, yaitu bahasa yang pertama kali digunakan manusia untuk berkomunikasi, sekaligus menjadi bahasa yang menjadi objek kajian linguistik, yaitu ilmu yang mengkaji bahasa. Bahasa tulis bisa melenyapkan dimensi ruang dan waktu dalam berkomunikasi karena dengan tulisan, komunikasi tidak harus melibatkan
  • 8. hubungan penulis dan pembaca secara langsung dalam satu konteks. Akan tetapi, tulisan bisa dibaca oleh siapapun dan kapanpun. H. Aspek-aspek yang Membangun Ragam Bahasa Tulis dan Ragam Bahasa Lisan Dua aspek yang selalu ada dalam bahasa tulis, yang merupakan bentuk inskripsi (pendokumentasian) bahasa lisan, adalah unsur segmental, yang berupa simbol-simbol hruf yang membentuk kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana, dan unsur suprasegmental yang berupa tanda-tanda baca (pungtuasi) yang mengikuti unsur segmental. Oleh karena itu, ketepatan komunikasi dalam bahasa tulis ditentukan oleh ketepatan dalam menggunakan huruf dan tanda bacanya. I. Pengertian Klausa dan Kalimat Klausa merupakan tataran dalam sintaksis yang berada di antara frasa dan kalimat. Frasa merupakan gabungan atau kelompok kata yang bersifat nonpredikatif, sedangkan klausa merupakan gabungan atau kelompok kata yang belum memiliki intonasi aau tanda baca tertentu dan bersifat predikatif (Alwi, dkk., 2003: 39). Artinya, di dalam konstruksi klausa itu ada komponen berupa kata atau frasa yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lainnya berfungsi sebagai subejk. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi klausa, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib (Chaer, 1994: 231).
  • 9. Sementara itu, batasan kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulis, yang mempunyai dua ciri pokok, yaitu: 1. Kalimat harus lengkap aspek ketatabahasaan atau unsur gramatikalnya, minimal terdiri atas subjek dan predikat. 2. Kalimat selalu mengungkapkan pikiran dan informasi secara utuh dan lengkap. J. Paragraf 1. Pengertian Paragraf Menurut Widjono Hs. (2007: 173-174), paragraf mempunyai beberapa pengertian: (1) paragraf adalah karangan panjang sudah ada; (2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara lengkap, utuh, dan padu; (3) paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya; (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Namun, sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat digunakan. 2. Ciri-ciri Paragraf
  • 10. a. Kalimat pertama bertakuk ke dalam atau untuk karangan berbentuk lurus tidak bertakuk (block style) ditandai dengan jarak spasi merenggang. b. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik. c. Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam topik. d. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. 3. Syarat Paragraf yang Baik a. Kelengkapan Syarat utama sebuah paragraf adalah adanya pikiran utama yang dijabarkan dalam kalimat utama, dan pikiran penjelas yang dituangkan dalam kalimat penjelas. b. Kesatuan Pikiran Paragraf ynag gagal adalah paragraf yang hubungan antara pikiran utama dan pikiran penjelasnya tidak sinkron, atau mungkin dalam kalimat-kalimat penjelas, sebagai representasi pikiran penjelas, masih dijumpai ketidaksatuannya dengan pikiran utama.
  • 11. c. Kepaduan Paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan kalimat- kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf akan menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Hubungan tersebut akan menghasilkan paragraf menjadi satu padu, utuh, dan kompak (Widjono Hs., 2007: 182).