1. Konsep Kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan
yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata-
mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Anggapan
ini telah ada sejak zaman yunani kuno, dalam lingkungan atau hubungan tertentu
pandangan ini masih dipakai sampai sekarang. Banyak orang tua bahkan juga
guru-guru, kalau ditanya tentang kurikulum akan memberikan jawaban sekitar
bidang studi atau mata-mata pelajaran. Lebih khusus mungkin kurikulum
diartikan hanya sebagai isi pelajaran.
Pendapat-pendapat yang muncul selanjutnya telah beralih dari
menekankan pada isi menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman
belajar. Perubahan penekanan pada pengalaman ini lebih jelas ditegaskan oleh
Ronald C. Doll (1974, hlm. 22).
Definisi Doll tidak hanya menunjukkan adanya perubahan penekanan dari
isi kepada proses, tetapi juga menunjukkan adanya perubahan lingkup, dari
konsep yang sangat sempit kepada yang lebih luas. Pengalaman tesrebut dapat
berlangsung di sekolah, di rumah ataupun di masyarakat, bersama guru atau tanpa
guru, berkenaan dengan langsung dengan pelajaran ataupun tidak. Definisi
tersebut juga mencakup berbagai upaya guru dalam mendorong terjadinya
pengalaman tersebut serta berbagai fasilitas yang mendukungnya.
Kurikulum juga sering dibedakan antara kurikulum sebagai rencana
dengan kurikulum yang fungsional. Beauchamp lebih memberikan tekanan bahwa
kurikulum adalah suatu rencana pendidikan atau pengajaran. Pelaksanaan rencana
itu sudah masuk pengajaran selanjutnya, Zaiz menjelaskan bahwa kebaikan suatu
kurikulum tidak dapat dinilai dari dokumen tertulisnya saja, melainkan harus
dinilai dalam proses pelaksanaan fungsinya di dalam kelas. Kurikulum bukan
hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang
fungsional yang teroperasi dalam kelas, yang memberi pedoman dan mengatur
lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
2. Selain sebagai bidang studi menurut Beauchamp, kurikulum juga sebagai
rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem yang merupakan bagian dari sistem
persekolahan. Sebagai suatu rencana pengajaran, kurikulum berisi tujuan yang
ingin dicapai, bahan yang akan disajikan, kegiatan pengajan, alat-alat pengajaran
dan jadwal waktu pengajaran. Sebagai suatu sistem, kurikulum merupakan bagian
sub sistem dari keseluruhan kerangka organisasi sekolah atau sistem sekolah.
Kurikulum sebagai suatu sistem menyangkut penentuan segala kebijakan tentang
kurikulum, susunan personalia dan prosedur pengembangan kurikulum,
penerapan, evaluasi, dan penyempurnaannya. Fungsi utama sistem kurikulum
adalah dalma pengembangan, penerapan, evaluasi dan penyempurnaannya, baik
sebagai dokumen tertulis maupun aplikasinya dan menjaga agar kurikulum tetap
dinamis.
Kurikulum dan Teori-teori Pendidikan
Kurikulum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori
pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengau pada satu atau beberapa
teori kurikulum, dan suatu teori kurikulum diturunkan atau dijabarkan dari teori
pendidikan tertentu. Kurikulum dapat dipandang sebagai rencana konkret
penerapan dari suatu teori pendidikan. Untuk lebih memahami hubungan
kurikulum dengan pendidikan, dikemukakan beberapa teori pendidikan bermodel-
model konsep kurikulum dari masing-masing teori tersebut. Minimal ada empat
teori pendidikan yang banyak dibicarakan para ahli pendidikan dan dipandang
mendasari pelaksanaan pendidikan, yaitu pendidikan klasik, pendidikan pribadi,
pendidikan interaksional, dan teknologi pendidikan
Proses Pengajaran
A" Keseimbangan Antara Isi dan Proses
Baik dalam uraian tentang model-model konsep kurikulum, maupun
dalam macam-macam desain kurikulum, masalah isi dan proses pengajaran
selalu menjadi tema dan titik tolak. Hal itu disebabkan kedudukan kedua
komponen kurikulum tersebut sangat penting. Dengan demikian, tidak
mengherankan apabila ada yang berpendapat bahwa kurikulum itu tidak lain
dari suatu program pendidikan yang berisi jalinan antara isi dan proses
3. penyampaiannya. Pendapat demikian tidak seluruhnya benar tetapi
mengandung kebenaran, mengingat kedua komponen tersebut berperan
sebagai kunci.
Telah ktia ketahui dalam uraian-uraian di atas bahwa ada konsep-
konsep kurikulum yang lebih mengedepankan isi dana dapula yang
mengutamakan proses. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Mengingat kelebihan dan kekurangan masing-masing maka keseimbangan
ataupun keserasian antara keduanya merupakan pemecahan yang paling
praktis, walaupun bukan berarti tanpa menghadapi kesulitan-kesulitan. Kedua
komponen kurikulum tersebut dapat saling menghambat, yang satu
menghambat kualitas yang lainnya. Di dalam pelaksanaan kurikulum kita
mengaharapkan para siswa menguasai sebanyak-banyaknya bahkan yang
terbaik yang diperoleh dengan cara yang baik pula. Keberhasilan pengajaran
atau pelaksanaan suatu kurikulum sangat dipengaruhi kondisi dan aktivitas
siswa, guru, serta para pelaksana kurikulum lainnya; oleh kondisi lingkungan
fisik, sosial budaya dan psikologis sekitar, oleh kondisi dan kelengkapan
sarana dan prasarana, baik di sekolah maupun dalam keluarga. Pendidikan dan
pengajaran selalu berlangsung dalam keterbatasan-keterbatasan, baik
keterbatasan kemampuan, fasilitas, waktu, tempat maupun biaya. Yang harus
selalu diupayakan oleh para penyusun, pengembang dan pelaksana pendidikan
umumnya, kurikulum khususnya, adalah mengoptimalkan hasil sesuai dengan
kondisi yang ada, disamping mengoptimalkan isi dan prosesnya sendiri.
B$Proses Belajar
Kegiatan mengajar tidak dapat dilepaskan dari belajar, sebab keduanya
merupakan dua sisi dari sebuah mata uang. Mengajar merupakan suatu upaya
yang dilakukan guru agar siswa belajar. Apabila kita mengkaji teori-teori
mengajar yang ada, hampir seluruhnya dikembangkan atau bertolak dari teori
belajar.
1$ Belajar Intuitif
Ada suatu pertanyaan
2$