Buku ini memberikan 11 jurus untuk berani berbisnis. Jurus pertama membahas pentingnya berani gagal dan menganggap kegagalan sebagai pelajaran untuk meraih kesuksesan. Contoh Stephen King dan Thomas Edison digunakan untuk mengilustrasikan bagaimana kesuksesan dicapai melalui proses kegagalan berulang kali. Jurus ini mendorong pembaca untuk berani mencoba walaupun risiko gagal.
2. 11 Jurus Berani Bisnis
Penulis:
Ambo Tang Tibi
Abdul Hakim El Hamidy
Editor:
Lira Silvia
Lay Out isi & Desain Cover:
@sonapurwa
Penerbit :
Perum. Kota Mas Asri No. 2 Cimahi Bandung Jawa Barat
Telp. 08164650309
email: aahakim_78@yahoo.com
Cetakan Pertama, Agustus 2013
ISBN : 978-602-17744-3-4
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengcopy dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini dalam bentuk apa pun tanpa seizin tertulis dari penerbit
All rights reserved
3. Prakata
3
Prakata
Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan
dan karier diibaratkan seperti mendaki gunung yang
mendaki gunung yang menjulang tinggi. Itulah kira-kira
konsep Paul Stolz tentang Adversity Quetion (AQ)
yang kurang lebih mengelompokkan manusia ke dalam
tiga golongan dilihat dari cara mereka mendaki, yakni
quitters (yang telah menyerah), campers (si pembuat
kemah), dan climbers (si pendaki).
Quitters ialah orang yang mudah menyerah
kalau ditantang kesulitan, menghindari tanggung
jawab, gampang mundur dan berhenti. Baginya
bekerja hanya untuk hidup mencukupi kebutuhan
fisiologisnya. Campers, orang yang mudah puas dengan
pencapaiannya. Ia berada dalam area nyaman (comport
zone) memutuskan berhenti lalu membuat kemah
sebelum mencapai puncak. Climbers, orang yang
menyerah serta selalu punya dorongan dan motivasi
yang tak ada habis-habisnya sampai ke puncak.
Bagi wirausahawan konsep ini sangat relevan,
bukankah banyak kegagalan yang diderita oleh para
wirausahawan? Seperti bunyi pepatah, “Keberhasilan
adalah kegagalan yang menampakkan wajah
aslinya”. Begitu juga kata Sir Wiston Curchil, “Kalau
4. 4 11 Jurus Bisnis
ini merupakan berkah, pastilah ia menyembunyikan
secara sempurna.” Angka-angka tentang kegagalan
menunjukkan hal-hal yang mencengangkan. Satu dari
lima bisnis mengalami kegagalan. Namun banyak para
wirausahawan yang gagal ternyata tak kapok, mereka
bangun lagi dan mencoba dengan bisnis yang sama.
Ibarat sebuah gunung, maka sukses seorang
wirausahawan yang mengundang decak kagum dari
masyarakat, diraih dengan susah payah setelah
melewati berbagai kegagalan. Soeharti yang memulai
jaringan resto ayam goreng kremesnya dari penjual
ayam kaki lima, atau Pak Sholeh juragan Soto Bangkong
yang memulai usahanya dari gerobak keliling,
mengalami digusur, diusir dari tempat kontrak sebelum
akhirnya mengokohkan jangkar bisnisnya.
Penjelasan di atas, adalah sebuah pengantar
tentang bagaimana sesungguhnya kita harus mem-bangun
mental sukses menjadi seorang pengusaha.
Bisnis adalah sebuah pertarungan dahsyat, namun tidak
seseram yang dibayangkan. Bukankah Anda melihat
bagaimana mereka yang telah sukses membangun
bisnisnya merasakan kenikmatan berupa absolute
financial freedom, bahkan absolute time freedom?
Bagaimana cara membangun mental pengusaha
tersebut? Insya Allah, buku ini akan menggiring Anda
untuk sampai ke sana. Dengan 11 Jurus Berani Bisnis di
5. Prakata
5
buku ini, semoga Anda menjadi “pemberani”, ya berani
untuk memutuskan berbisnis sekarang juga!
Bandung, Juni 2013
Ambo Tang Tibi
Abdul Hakim El Hamidy
9. Jurus 1
BERANI GAGAL,
BERANI SUKSES
“Berani gagalmu dalam proses, mental hebat
untuk sukses”
(Abdul Hakim El Hamidy)
You’re is King
You’re is King. Ya, Anda adalah RAJA. Raja bagi diri
Anda sendiri. Bagaimana Anda bisa memenangkan
kehidupan, bukan dikalahkan kehidupan. Seberapa
kuat Anda memenangkannya, sedahsyat itu pula Anda
akan mampu mendamaikan kehidupan yang keras.
Kata Prie GS, “Hidup ini keras, maka gebuklah!”. Ya,
Anda harus “menggebuk” kehidupan ini jika terasa
kehidupan ini mengeras kepada Anda. Siaaap???
Jika mengingat kata “king”, saya jadi ingat novelis
dunia bernama STEPHEN KING. King, melalui cerita
hidupnya, mengajarkan kepada saya dan Anda tentang
makna kegagalan sebagai sebuah pembelajaran untuk
kesuksesan.
10. 10 11 Jurus Bisnis
Anda penasaran dengan cerita King? Ini rangkaian
cerita hidupnya.
• King, ditinggalkan ayahnya ketika berusia tiga
tahun. King dan kakaknya dibesarkan oleh ibunya
yang bekerja di restoran untuk menghidupi
mereka.
• Di usia tujuh tahun, King telah menulis cerpen
pertamanya. Ia telah menjadi penggemar film horor
di masa remaja. Selama di sekolah menengah, ia
tidak begitu istimewa. Ia bukan orang terpandai
atau orang terbodoh di kelasnya.
• Di tahun pertamanya di universitas, ia
berhasil menyelesaikan novel pertamanya. Ia
menyerahkannya kepada penerbit, tetapi ditolak.
Penerbit menolak novelnya dengan reaksi yang
buruk, yakni membuang buku itu. Di waktu lain, ia
berhasil menjual ceritanya yang lain hanya dengan
harga US$ 35.
• Di bulan Juni 1970, King lulus dari Universitas
Maine dengan gelar sarjana muda sastra Inggris
dan ijazah untuk mengajar di sekolah menengah.
Karena tidak berhasil menjadi guru, ia menerima
pekerjaan tidak tetap sebagai buruh di sebuah
industri pakaian. Bahkan, ia pun mau bekerja
sebagai penjaga pom bensin untuk upah sebesar
US$1.25 per jam.
11. Jurus 1 : Berani Gagal, Berani Sukses
11
• Di bulan Januari 1971, ia menikah. King memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan uang hasil penjualan
cerpennya ke majalah pria dan uang simpanannya.
Bahkan, di satu waktu, ia harus memakai uang
pinjaman dari siswa istrinya.
• Di musim gugur tahun 1971, ia berhasil mendapat
pekerjaan sebagai guru di Akademi Hampden
dengan pendapat US$ 6,400 per tahun. Ia menulis
cerpen di malam hari dan di akhir minggu. Ia
terus menulis cerpen dan novel untuk menaikkan
pendapatannya. Kebanyakan dari hasil karyanya
ditolak.
• Suatu hari, ia mulai menulis sebuah cerita tentang
gadis remaja bernama Carietta White. Setelah
menyelesaikan beberapa halaman dan mengingat
banyaknya penolak yang telah ia alami, ia
berpendapat bahwa cerita ini tidak bagus. Ia remas
kertas itu dan dilemparnya ke tempat sampah.
Istrinya mengambil kertas-kertas itu, membacanya
dan mendorong dia untuk menyelesaikanya.
Akhirnya, novel itu selesai di bulan Januari 1973.
• Novel itu sangat menarik bagi para penerbit.
Akhirnya, hak untuk menerbitkan novel yang
berjudul Carrie itu diperoleh New American Library
seharga US$ 400,000,00 pada tanggal 12 Mei
1973. Dengan pendapat sebesar itu, Stephen King
memutuskan akan mengoftimalkan waktunya
12. 12 11 Jurus Bisnis
untuk menulis novel dan berhenti mengajar.
Sekarang, Stephen King adalah pengarang buku
paling sukses. Bukunya telah diterjemahkan ke
dalam 33 bahasa, diterbitkan di 35 negara, dan
telah dicetak lebih dari seratus juta buku.
• Pada satu waktu, kelima bukunya pernah masuk
dalam daftar “New York Times Best Sellers”.
Menurut majalah Forbes, ia adalah pengarang
terkaya di dunia. Di tahun 1996 saja, pendapatannya
sebesar US$ 84 juta. Banyak hasil karyanya yang
telah difilmkan ke layar lebar, antara lain: Carrie,
The Dead Zone, The Sining, Christine, Salem’s Lot,
Firestarter, Cujo, Misery, The Shawshank Redemtion,
dan The Green Mile.
Sangat inspiratif! KING, telah
menjadi RAJA bagi dirinya. Ia
melalui desakan sang istri, mampu
menguatkan dirinya untuk terus
menulis dan tidak menggubris lagi
penolakan. Penolakan itu baginya
tidak selamanya kabar buruk, ia adalah kabar baik
untuk meningkatkan kualitas diri.
Stephen King telah menjadi
raja bagi dirinya
Demikian halnya dalam bisnis, jika Anda mampu
mengubah mindset kegagalan dalam perjalanan bisnis
Anda sebagai sebuah pembelajaran, niscaya Anda akan
menjadi RAJA bagi bisnis Anda kelak.
13. Jurus 1 : Berani Gagal, Berani Sukses
13
Anda mungkin sedikit bertanya,”Apa kaitannya
KING sebagai PENULIS, dengan pembahasan tentang
JURUS BISNIS ini?”
Untuk pertanyaan Anda ini, saya ingin mengutip
kata-kata Bambang Trim, “Writing is bussiness not a job.”
Ya, menulis adalah bisnis bukan pekerjaan.
Ungkapan ini mesti Anda pahami secara
proporsional, jangan ditelan mentah-mentah. Ya,
menulis adalah bisnis, jika Anda sudah memasuki
dunia profesional. Anda akan mengenal nego dengan
penerbit, berapa 1 buku Anda dihargai oleh penerbit.
Atau Anda menjadi ghost writer, berapa nilai atas
buku yang Anda ghost writingi. Atau, berapa royalti
yang Anda terima atas naskah Anda. Di sini saya tidak
akan membahasnya. Saya akan bahas di buku saya
selanjutnya “The Secret of Writerpreneur”.
Yang ingin saya sampaikan kepada Anda adalah,
KING seorang penulis yang mampu menjadi seorang
profesional. Dengan mentalitasnya ia mampu
menempatkan dirinya sebagai RAJA. Bayangkan saja,
84 juta dolar Amerika, menjadi penghasilan King ketika
itu dari menulisnya. Tidakkah itu sebuah bisnis dari
sebuah tulisan yang menakjubkan?
King, bisa sampai ke tahap ini tak lain karena ia
mampu merajai dirinya, melalui proses, siap ditolak,
siap gagal, dan siap-siap menghadapi hal buruk lainnya.
14. 14 11 Jurus Bisnis
Menyalakan Lampu
Apa yang Anda sukai, GELAP atau TERANG?
Ah, sebenarnya ini pertanyaan yang nggak perlu
dipertanyakan, karena jawabannya pasti, “Saya suka
TERANG.”
Namun, pertanyaan ini saya munculkan kepada
Anda, sebagai sebuah renungan bahwa betapa indahnya
terang, dan betapa tidak enaknya gelap. “Gelap” yang
saya maksud adalah “kegagalan”, sedangkan “terang”
adalah kesuksesan. Dan, di sini mari kita memaknai
kegagalan dan berusaha menyalakannya sehingga
kelak gelap itu berubah menjadi terang. Jangan sampai
habis gelap terbitlah gelap. Hehe.
Sesungguhnya, bagi pribadi-pribadi dahsyat, ia
tidak mengenal kegelapan. Gelap baginya adalah jalan
menuju terang. Maaf, jangan sampai Anda salah tafsir
terhadap ungkapan ini. Saya bukanlah “pengusung
kegelapan”, tapi saya justru ingin menggiring kita agar
mampu melihat kegelapan dari sisi yang lain.
Kegelapan dibutuhkan, agar mengerti artinya
terang. Kegagalan dibutuhkan, agar memahami betapa
indahnya kesuksesan. Tahukah Anda, wahai sahabat
yang berani, Thomas Alpa Edison memerlukan 9997
kegagalan dalam percobaannya sebelum berhasil
menemukan lampu yang menyala. Bayangkan...9997
15. Jurus 1 : Berani Gagal, Berani Sukses
15
kali! Sebuah percobaan yang spektakuler. Mungkin, jika
saya dan Anda menjadi Edison ketika itu, akan mundur
dalam hitungan kurang dari 100 kali percobaan,
sebelum menemukan lampu.
Jika Edison telah melakukan
9997, apakah Anda harus meniru
Edison untuk melakukan kegagalan
puluhan ribu kali? Ya, tentu saja
tidak! Yang perlu Anda lakukan
adalah belajar, berguru, bekerjasama
dengan Edison dan bertanya
bagaimana Edison melakukannya?
Hasilnya tidak sampai satu hari Anda
sudah berhasil membuat lampu yang bisa menyala.
Edison sukses setelah
melakukan uji coba
selama 9997 kali
Begitu juga halnya dengan bisnis, jika Anda
melakukan sebuah kesalahan sehingga Anda gagal,
jangan sampai Anda mengulang kesalahan yang sama,
cukuplah kegagalan itu menjadi pelajaran berharga bagi
Anda, sehingga akhirnya mengantarkan Anda menjadi
seorang yang sukses, yang mampu menyalakan bisnis
Anda.
Gagal = Sukses, adalah rumus bagi Anda yang
mampu mengubah kegagalan menjadi kesuksesan,
menghapus “dosa” bisnis Anda di masa lalu, lalu
menggantinya dengan perbaikan dan manajemen yang
dahsyat.
16. 16 11 Jurus Bisnis
Anda setuju denga pendapat saya?
Jika ya acungkan tangan Anda, lalu teriakkan dalam
hati, “SEPAKAAAT!” (maaf jangan sampai berteriak keras
dan terdengar yang lain, nanti berbahaya. Hehe)
Membangun Energi Positif
“Mengapa saya pernah melakukan suatu usaha
yang saya yakin nilainya 200 juta tapi balasannya hanya
100 juta, ke manakah nilai usaha saya yang 100 lagi?
Apakah mungkin usaha saya di-corrupt oleh semesta?”
Baiklah, ketika kita mengalami hal demikian,
mungkin sebagian di antara kita akan berkata, “Ini
sudah takdir yang penting mah usaha, sedangkan hasil
urusan Allah saja.” Benar sekali tentunya pernyataan
tersebut. Namun sahabatku, Anda tak perlu khawatir,
sisa usaha Anda yang bernilai 100 juta tersebut insya
Allah pasti akan kembali kepada Anda, dan mungkin
dalam bentuk yang tidak pernah Anda perkirakan
sebelumnya. Anggap saja energi Anda yang berjumlah
100 juta tersebut berstatus sebagai energi potensial,
yang sewaktu-waktu akan dicairkan oleh Allah dari
semesta untuk Anda.
Yakinlah bahwa energi positif tersebut mungkin
saat ini masih dibutuhkan oleh orang lain, masih
dibutuhkan oleh mereka di belahan dunia lain, sehingga
energi Anda bermanfaat bagi semesta, dan semesta
17. Jurus 1 : Berani Gagal, Berani Sukses
17
pun mengembalikannya kepada Anda dengan berlipat
ganda. Tidak hanya 100 juta yang dikembalikan tetapi
lebih lagi sebab sudah “plus” bunganya atau plus “bagi
hasil” dari investasi energi positif Anda.
Jadi, jangan sungkan-sungkan jika Anda merasakan
bahwa energi potensial yang kembali kepada Anda
belum utuh, maka segera niatkan saja energi Anda
tersebut untuk menolong si A, si B, dan seterusnya.
Sehingga akan sangat bijaksana ketika Anda merasa
energi Anda belum berbalas utuh, lalu Anda pun
berdoa kepada Allah untuk tujuan yang mulia, dan
untuk pengampunan dosa-dosa Anda.
Tentunya bisa pula sisa energi Anda tersebut
diniatkan untuk menolong diri Anda dari dosa-dosa
di masa lalu. Yakinlah bahwa energi positif Anda bisa
digunakan untuk menghapus dosa-dosa Anda yang
telah lalu.
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah
Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait
dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-
Ahzab [33]: 33)
Jadi, intinya, manfaatkanlah energi potensial
yang Anda miliki agar segera berputar untuk menjadi
manfaat bagi semesta. Kalau energi itu bermanfaat
bagi universal secara maksimal maka Anda akan sangat
diuntungkan. Jangan biarkan energi potensial Anda
18. 18 11 Jurus Bisnis
tidak bergerak secara tidak terarah, apalagi kalau hanya
berwujud potensi yang tidak jelas. Gunakan kekuatan
niat yang Anda miliki.
Hati-hati, jangan sampai energi potensial Anda
hilang hanya karena menyeimbangkannya dengan
energi negatif yang kadang Anda sendiri tidak ngeh
ketika sedang mengobral energi negatif tersebut.
Ingatlah baik-baik bahwa energi negatif yang Anda
tanam tersebut bisa berasal dari prasangka negatif,
gosif, keluh kesah, dan murka amarah.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya
dan menyakiti (perasaan si penerima),
seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih
(tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu
pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
(QS. 2: 264)
19. Jurus 2
Berani
SEBARKAN KARTU NAMA
“Tidak setiap yang murah dan mudah tidak bernilai.
Murah dan mudah itulah nilainya.”
(Abdul Hakim El Hamidy)
Pentingkah Kartu Nama?
Kartu nama bukan hanya penting, tapi amat sangat
penting. Saya punya beberapa alasan yang menurut
saya penting dan rasional. Inilah di antaranya:
• Dalam skenario pemasaran, kartu nama ini
berfungsi sebagai salah satu alat bantu dalam
menjual sesuatu.
• Seorang pengusaha pernah mengatakan, andaikata
Anda adalah buku, maka kartu nama adalah
pengantarnya. Untuk menelusuri intisari buku,
kita dapat menjajakinya melalui kata pengantar,
meskipun hanya sekilas.
• Pembicara kelas dunia, Tom Peters, berpendapat
bahwa kartu nama itu tak ubahnya seperti
20. 20 11 Jurus Bisnis
kemasan, yang sedikit-sedikit dapat menentukan
apakah produk itu layak dipercaya atau tidak.
• Roger Konopasek berpesan, pesona kartu nama
terletak pada sifatnya yang murah, mudah
(maksudnya, mudah dibawa), dan meriah (meriah
dalam arti kaya akan informasi).
• Efesiensi waktu. Misalnya, jika orang menanyakan
berapa no. HP, alamat, dan seabrek pekerjaan
Anda, Anda tinggal menyodorkan kartu nama Anda.
Jadi, Anda sudah hemat menulis dan berbicara.
Nah, dari alasan-alasan di atas Anda sudah
bisa menyimpulkan bahwa kartu nama itu sangat
penting. Ibaratnya, kartu nama itu adalah jalan untuk
menyampaikan kepada tujuan, atau proposal menuju
pembahasan.
Saya ingin memberi contoh beberapa tokoh dan
aksi ‘gila’ berkaitan dengan kartu nama.
• Billi Lim, seorang motivator asal Asia, acapkali
memberikan kartu namanya dua atau tiga kali
kepada orang yang sama.
• Joe Girard, salesman paling besar di dunia yang
tercatat di Guiness Book of World Record selama
belasan tahun, suatu hari di sebuah stadion
sepakbola melemparkan kartu namanya ke udara
21. Jurus 2 : Berani Sebarkan Kartu Nama
21
setiap kali penonton bersorak dan melompat. Hal
ini membuat penonton penasaran. Mereka pun
berhamburan mengutip kartu namanya. Walaupun
awalnya, banyak orang yang mencap Girard
sebagai orang sableng bin gendeng, tapi akhirnya
mereka pun tetap tergerak untuk mengetahui, apa
yang telah dihamburkannya itu.
Buat dan Sebarkan !
Setelah Anda membaca penjelasan di atas, Anda
sudah bisa menyimpulkan pentingnya kartu nama.
Lalu apa yang harus Anda lakukan?
Ya, segera BUAT KARTUN NAMA, lalu SEBARKAN. O
ya, tentunya dalam hal menyebarkan kartu nama, aksi-aksi
gila yang telah disebutkan sebelumnya mereka
lakukan tidak sepenuhnya harus Anda tiru. Anda punya
cara sendiri untuk membagikan kartu nama. Misalnya,
ketika bertemu dengan orang di kantor, Anda ngobrol
santai, lalu berikan kartu nama Anda kepadanya. Atau,
dalam seminar yang Anda hadiri, Anda membagikannya
kepada peserta seminar setelah selesai acara. Ya,
intinya mah terserah Anda saja!
23. Jurus 3
Berani BISNIS TANPA
MODAL
“Modal tidaklah penting dalam bisnis, tapi yang penting
adalah keberanian untuk memulai.”
(AMBO TANG TIBI)
Mungkinkah Berbisnis Tanpa Modal?
Banyak orang urung menjadi wirausahawan
karena terkendala modal. Saat memutuskan untuk
berbisnis, orang akan selalu berpikir tentang berapa
modal yang dibutuhkan? Contoh saja, untuk membuka
warung makan tenda. Pasti yang terpikir adalah
membeli segala hal, mulai dari alat makan, meja kursi,
alat masak, tenda hingga rombong seisinya. Mungkin
dibutuhkan lebih dari Rp 5 juta. Ini masih murah. Tapi
kalau memutuskan membeli warung makan franchise?
Bisa jadi kocek yang dirogoh semakin dalam.
Menjadi pertanyaan, mungkinkah memulai
bisnis tanpa modal? Mungkin saja! Anda hanya perlu
rahasianya. Sudah banyak orang sukses berbisnis
tanpa modal berupa cash money yang besar.
24. 24 11 Jurus Bisnis
• Sebut saja Purdi E. Chandra dengan jaringan
Primagama-nya. Purdi hanya mengandalkan
kemampuan melobinya, sekaligus kecerdikan
untuk memulai usaha.
• Howard Schultz, pemilik Starbucks jaringan kedai
kopi. Tadinya yang bersangkutan adalah eksekutif
papan atas. Waktu dia mendapat tugas ke Seattle,
dan minum kopi di Starbucks, dia jual impiannya
untuk membuka cabang di seluruh Amerika,
bahkan di seluruh dunia. Setelah proses yang lama,
pemiliknya setuju untuk mempekerjakan Howard
dengan bayaran yang jauh lebih kecil dari gajinya
sebagai eksekutif papan atas. Howard setuju dan
pindah ke Seattle. Kemudian dia belajar semua
jurus yang ada dan menganjurkan pemiliknya
untuk membuka cabang. Ketika pemiliknya agak
segan untuk membuka banyak cabang, Howard
menawarkan akan buka sendiri dan pemilik lama
ikut jadi pemegang saham. Pemilik setuju dan
jadi pemegang saham. Ketika waktu berlalu dan
pemilik Starbucks tidak mau melanjutkan lagi
usahanya, Starbucks ditawarkan kepada Howard
dengan harga yang sangat tinggi. Howard setuju
dan mencari modal dari sekian banyak kenalannya.
Jadilah Starbucks miliknya, berkembang pesat jadi
banyak, go public dan menyebar ke seluruh dunia.
25. Jurus 3 : Berani Bisnis Tanpa Modal
25
Rahasia Bisnis Tanpa Modal
Rahasia #1 Lakukan bisnis jasa
Saat mencari ide usaha, Anda dapat memilih:
menjual barang atau jasa. Menjual barang
memerlukan banyak modal. Anda perlu membeli
barang lebih dulu dan kemudian dijual kembali.
Contohnya pada bisnis ritel, membuat toko
kelontong, grosiran sembako. Atau memproduksi
barang dulu baru lalu menjualnya, seperti usaha
roti, konveksi garmen. Belum lagi kalau barang
tidak laku.
Berapa modal yang tak kembali? Berbeda dengan
bisnis jasa. Anda benar-benar bisa memulai
dari modal dengkul. Bisnis ini tidak membuat
Anda mengeluarkan banyak biaya! Contohnya
Purdi, dengan memulai bisnis bimbingan belajar.
Bermula dari 2 siswa dan menempati salah satu
ruang rumah kontrakannya, siapa mengira kalau
bisnis ini bisa berkembang menggurita.
Rahasia #2 Hemat Biaya
Anda tidak ingin menghabiskan banyak uang,
bukan? Karena itu, jaga agar pengeluaran Anda
sedikit. Cara terbaik untuk menjaga overhead
tetap rendah adalah memulai bisnis dari rumah.
Anda bisa menghemat biaya untuk sewa kantor,
26. 26 11 Jurus Bisnis
membayar resepsionis, membayar pajak, izin
usaha, dan lain-lain. Jangan berasumsi kalau bisnis
rumahan hanya kacangan. Banyak bisnis raksasa
dimulai dari rumah: Amazon.com, Microsoft, Xeroc,
The Body Shop, Martha Tilaar.
Rahasia #3 Jangan masukkan semua telur dalam
satu keranjang
Anda mungkin sudah bekerja sebagai karyawan,
saat memutuskan untuk berwirausaha. Mundur
dari pekerjaan saat mengawali usaha dari nol
mungkin kurang bijaksana. Anda kehilangan
sumber penghasilan, sementara usaha Anda
belum memberikan hasil yang nyata. Karena itu,
pertahankan pekerjaan sembari Anda memulai
usaha, Mulailah bisnis paruh waktu. Bila kemudian
usaha Anda tampak berkembang, Anda boleh
melepaskan pekerjaan sebagai karyawan.
Rahasia #4 Lihat kebutuhan pasar
Ini adalah aturan utama bisnis. Anda harus
menawarkan jasa yang dibutuhkan oleh banyak
orang dan mereka bersedia membayarnya.
Membuat usaha jasa memotong rumput dan
pohon, bagus, tetapi jika Anda berada di tengah
kota di mana banyak rumah tanpa halaman,
siapa yang akan memakai jasa Anda? Karena itu,
27. Jurus 3 : Berani Bisnis Tanpa Modal
27
lakukan riset pasar. Saat ini ada banyak usaha
jasa yang bisa dilakukan. Anda suka menulis?
Buka jasa penulisan entah biografi, web content,
ghostwriter, company profile, dan sebagainya.
Suka menggambar dan desain? Bikin jasa desain
iklan, website, cover buku, atau ilustrator. Bahkan
suka omong pun bisa dijadikan ladang usaha.
Jadi presenter, misalnya. Yang jelas, pastikan ada
konsumen yang membutuhkan jasa Anda.
Anda telah mengetahui rahasianya. Jika Anda
melakukannya, peluang sukses Anda akan jauh lebih
besar.
29. Jurus 4
Berani
MENELADANI BISNIS
MUHAMMAD SAW
“Ikutilah jejaknya (Nabi Muhammad Saw), maka engkau
pun akan terpuji.”
(Ambo Tang Tibi)
Berbisnis Sejak Usia Muda = Sejak Dini
Muhammad Saw. bisnis ketika usianya masih
sangat muda. Keputusannya untuk bisnis diambil dari
situasi dan kondisinya yang memaksa Muhammad Saw.
harus survive dari ketergantungannya terhadap paman
dan saudara-saudaranya. Muhammad Saw. muda
sudah memiliki rasa malu bila harus terus menerus
hidup bergantung dengan orang lain.
Keinginannya untuk mandiri memaksanya untuk
terjun memulai bisnis sedini mungkin. Kondisinya
yang demikian, membuat Muhammad Saw. berpikir
keras bagaimana menangkap peluang bisnis yang ada.
Peluang demi peluang bisnis disambarnya sehingga
30. 30 11 Jurus Bisnis
ketika masih muda, Muhammad Saw. sudah menjadi
orang yang mandiri dan hidup berkecukupan.
Bahkan Muhammad Saw. muda sudah menjadi
orang kaya dengan bukti bahwa beliau berani melamar
seorang janda kaya raya yang menjadi patner bisnisnya,
Siti Khadijah dengan 20 ekor unta muda. Bila harga
satu ekor unta muda Rp. 10 juta, berarti Muhammad
Saw. melamar Siti Khadijah dengan nilai lamaran
Rp. 200.000.000,-. Pertanyaannya adalah; Sekarang
siapakah di antara kita orang-orang Muslim Indonesia
yang melamar calon istrinya dengan uang sebesar itu?
Malu rasanya kita dibuatnya oleh Muhammad Saw.
muda. Kita ternyata lebih miskin dari Muhammad
Saw. Kita miskin harta, miskin keberanian, miskin
kemandirian, miskin kelapangan hati, dan miskin
kepercayaan. Muhammad Saw. muda adalah sangat
luar biasa disbanding pemuda seusianya dari dulu
hingga sekarang. Muhammad Saw. bisa demikian,
karena beliau seorang pengusaha yang sukses.
Menanamkan Kemandirian
Kembali kepada sosok Muhammad Saw. Ketika
Muhammad Saw. muda sudah berjibaku dengan
keringat dan peluh untuk berbisnis, door to door
keliling kota Makkah dan kota-kota lain di jazirah
Arab untuk menjajakan dagangannya. Di usia belasan
tahun itu, apa yang sudah kita lakukan? Anak-anak
31. Jurus 4 : Berani Meneladani Bisnis Muhammad SAW
31
kita, apa yang mereka lakukan dalam upayanya
membangun kepribadian yang mandiri? Siapa di antara
kita dan anak-anak negeri ini yang berani keluar dari
ketergantungannya terhadap orang tua, saudara dan
orang-orang terdekatnya yang dicintainya, selepas
masa baligh.
Sadar atau tidak, terkadang kita dininabobokan
oleh keadaan dan lingkungan kita. Orang tua kita,
saudara kita, orang-orang yang kita cintai, terkadang
membuat kita tak berdaya bangkit dari belenggunya
sehingga kita menjadi pemuda yang cengeng, selalu
meungminta dan tidak diajarkan secara cukup
bagaimana menjadi pemberi. Kita tidak diajarkan oleh
lingkungan kita dalam satu kondisi yang membuat
kita mandiri dan banyak berderma. Kita dibuat selalu
bergantung dengan mereka.
Terlalu sayang mereka, tetapi ternyata
berakhir dengan penyesalan, karena sesungguhnya
mereka sedang mengajari kita keterpurukan dan
keterbelakangan. Orangtua kita adalah “orangtua
miskin” (meminjam istilah yang dipakai oleh Robert T.
Kiyosaki) bukan orang tua kaya. Masa depan pemuda-pemudi
kita sedang dikebiri oleh sebagian orang tua
kita yang sedang berapologi dengan mengucapkan “aku
sayang kamu, Nak.” Dan anak pun terbuai oleh “kasih
sayang” itu berlindung justru semu sesungguhnya.
Hati-hatilah dengan “kasih sayang” orang tua.
32. 32 11 Jurus Bisnis
Muhammad Saw. memang seorang anak yatim
sejak lahir, dan yatim piatu ketika usianya merangkak
6 tahun menyusul kematian ibundanya ketika dalam
perjalanan pulang dari ziarah makam ayahanda
Rasulullah, Abdullah. Tak berayah, tak beribu sejak kecil
memposisikan Muhammad Saw. dalam kondisi yang
prihatin dan terjepit keadaan. Kasih sayang dari orang
tua tidak pernah diperolehnya secara memadai.
Tetapi memang demikianlah tradisi orang Makkah
waktu itu untuk mendidik anak-anaknya mandiri. Bayi-bayi
yang lahir tidak diasuh oleh orang tuanya sendiri,
melainkan dibawah asuhan orang lain. Muhammad
kecil tidak disusui oleh ibunya, tetapi diasuh oleh
seorang perempuan dari Bani Sa’diyah, yaitu Halimah,
yang jauh dari Makkah tempat tinggalnya. Keadaannya
dibuat demikian, sebagai pelajaran kemandirian
untuk Muhammad Saw.. Karena pendidikannya yang
demikian, menuntut Muhammad Saw. muda harus
mandiri, hidup tak bergantung dengan orang lain.
Solusi bangkit dari keterpurukan Muhammad Saw.
muda, membuat beliau berkepribadian yang mandiri,
tangguh, ulet, disiplin dan kukuh dalam berpendirian.
Hidup dengan mengikuti orang lain (kakek dan
pamannya) membuat dia tidak mau berpangku tangan
mengharapkan pemberian dan bantuan dari saudara-saudaranya
secara terus menerus. Muhammad Saw.
muda harus disiplin, tidak mau berbuat salah, harus
teliti dan mesti tabah menahan penderitaan.
33. Jurus 4 : Berani Meneladani Bisnis Muhammad SAW
33
Selama 20 tahun, Muhammad Saw. menjalankan
profesinya sebagai wirausaha. Waktu 20 tahun untuk
bisnis bukanlah waktu yang sebentar, namun hal ini
sering luput dari pengamatan para ahli dan analisis.
Kajian tentang bagaimana bisnis yang dijalankan
Muhammad Saw. dari mulai muda hingga menjelang
kerasulannya, usia 40 tahun, sering tidak menjadi
bahan kajian kita. Kita hanya terfokus perhatiannya
dengan apa yang disampaikan Muhammad Saw. ketika
beliau berdakwah, menyampaikan wahyu-wahyu
setelah kerasulannya. Bahkan terlalu menyempitkan
persoalan, kita terkadang hanya membicarakan
Muhammad Saw. kaitannya dengan ritual saja. Bila
kita bicara salat, puasa, zakat, haji dan ibadah-ibadah
lainnya barulah kita menyinggungkannya dengan
Muhammad Saw. Padahal masa kerasulan Muhammad
Saw. hanya 23 tahun, terlalu sedikit waktunya bila
dibandingkan dengan masa ketika Nabi Muhammad
Saw. menjadi orang biasa, 40 tahun. Mengapa masa
yang begitu panjang kita luput menolehnya?
Entrepreneur Personality Muhammad Saw.
Kita luput meneladani apa yang Muhammad Saw.
lakukan dalam kurun kehidupannya yang lebih panjang,
dan telah mengantarkannya menjadi orang kaya
karena kemampuannya yang mahir dalam berbisnis.
Ketokohan muda sebagai entrepreneur sejati banyak
sekali yang mesti diteladani oleh para pemuda. Karena
sesungguhnya Muhammad Saw. muda telah banyak
34. 34 11 Jurus Bisnis
melahirkan embrio-embrio yang mendasari prinsip-prinsip
etika bisnis modern.
Muhammad Saw. muda terkenal dengan julukannya
Al-Amin, orang yang dapat dipercaya. Gelar seperti
itu pernah ada untuk seorang pemuda di masanya,
bahkan kurun berikutnya hingga hari ini. Mengapa
Muhammad Saw. dijuluki Al-Amin? Adakah semata
hanya keberhasilannya memimpin renovasi ka’bah
yang saat itu hampir menjadi pertengkaran antar suku
di Makkah? Ternyata tidak hanya itu. Kalaulah peristiwa
itu sebagai pemicunya, namun sesungguhnya perilaku
menjadi orang yang selalu dapat dipercaya itu memang
sudah dijalankan oleh Muhammad Saw. dalam kegiatan
sehari-harinya dalam waktu yang panjang.
Ketika berjualan, Muhammad Saw. berperilaku
jujur. Apa adanya dia sampaikan kepada calon-calon
pembelinya tentang kualitas produk yang dijualnya.
Bila produknya cacat, Muhammad Saw. juga memberi
tahu kepada konsumennya bahwa produknya memiliki
cacat. Bila Muhammad Saw. berjualan kurma, beliau
mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi dengan
produk itu.
Muhammad sangat mengutamakan pelayanan
yang terbaik terhadap para pelanggannya. Ketika
bisnis modern berbicara tentang pentingnya customer
satisfaction ternyata 14 abad lebih Muhammad Saw.
sudah menjalankan itu. Muhammad Saw. tidak mau
mengecewakan pelanggan, apa yang diinginkan
35. Jurus 4 : Berani Meneladani Bisnis Muhammad SAW
35
pelanggan semampunya dipenuhi. Bila Muhammad
Saw. tidak mampu, maka dia juga akan mengatakan
dengan sejujurnya bahwa dirinya tidak mampu. Tetapi
bila mampu, dia akan memenuhi janjinya dengan
tepat. Tidak pernah Muhammad Saw. menipu atau
mengatakan dengan perkataan yang bohong dalam
berjualan. Muhammad Saw. juga senantiasa memegang
janji dalam berjualan. Kesetiaannya memegang janji
itulah yang membuat senantiasa banyak orang puas
karena layanan dan perilakunya dalam berjualan.
Entrepreneur personality-nya (kepribadian seorang
wirausahanya) yang merdeka, bebas dan senantiasa
percaya pada diri sendiri adalah modal keberaniannya
untuk mengembangkan usahanya sampai ke
mancanegara. Dalam kurun waktu berbisnisnya yang
cukup lama, 20 tahun, membuatnya sangat terkenal
di Yaman, Syiria, Bahrain, Bashra, Irak, Yordania
dan dataran gurun Timur Tengah. Sebagai eksportir
maupun importir kebutuhan bahan-bahan pokok
masyarakat Makkah dan jazirah Arab pada umumnya,
beliau jalani dengan tekun, rajin, disiplin dan dengan
penuh dedikasi.
Salama 20 tahun Muhammad Saw. berbisnis, tidak
pernah ada catatan merah tentang perilakunya dalam
berbisnis. Karena sifat dan dedikasi Muhammad Saw.
yang demikian, maka memunculkan berbagai pinjaman
komersial (commercial loan) yang tersedia di kota
Makkah dalam rangka membuka peluang kemitraan
36. 36 11 Jurus Bisnis
antara Muhammad Saw. dengan pemilik modal. Banyak
orang menawarkan modal untuk diputar dalam bisnis
Muhammad. Kepribadian yang Al-Amin telah membuat
banyak orang berebut ingin berbisnis dan bermitra
dengan Muhammad Saw., salah satunya adalah dengan
janda kaya yang kelak menjadi istrinya, yaitu Khadijah.
Dengan Khadijah, Muhammad Saw. bukanlah
sebagai buruh atau karyawannya melainkan sebagai
mitra bisnisnya yang menjalankan bisnis secara profit
sharing (bagi hasil). Ketika lepas dari pamannya,
tidak ditemukan dalam literatur mana pun, bahwa
Muhammad pernah menjadi karyawan atau buruh.
Muhammad senantiasa menjadi entrepreneur dengan
segala suka dukanya.
Kembalilah ke Bisnis Muhammad Saw.
Beruntunglah jika Anda Muslim. Anda mempunyai
figur seorang entrepreneur seperti Muhammad Saw.
Bukan hanya Muslim yang membanggakan Muhammad
Saw., non Muslim pun bangga dengan menempatkan
Muhammad Saw. sebagai tokoh nomor wahid di
dalam bukunya. Sekarang, sebagai Muslim, mengapa
Anda melupakan profesionalisme bisnis Muhammad
Saw.? Sebagai jumlah terbanyak di dunia, mengapa
Anda sebagai Muslim membanggakan diri sebagai
karyawan? Pemuda-pemudi kita yang sudah cukup
sekolah dan cukup sekolah dan cukup usia mengapa
masih berbangga diri dengan merunduk kepada orang
37. Jurus 4 : Berani Meneladani Bisnis Muhammad SAW
37
lain dengan menyodorkan lamaran kerja? Apakah
sekolah dan perguruan tinggi kita hanya dilahirkan
untuk menjadi pencari kerja? Mengapa tidak diciptakan
out put pendidikan kita sebagai orang yang mandiri
menciptakan lapangan kerja?
Mengapa jejak Muhammad Saw. muda dilupakan
oleh umat Islam sendiri sehingga kita terpuruk seperti
saat ini? Mengapa umat Islam di seluruh dunia, apalagi
di Indonesia, secara ekonomis berada di bawah ketiak
asing? Islam memiliki sistem muamalah sendiri yang
sangat menjunjung tinggi etika bisnis dengan baik
dalam rangka menggapai ridha Tuhan. Prinsip-prinsip
muamalah Islam tidak mengarahkan pemeluknya pada
kehidupan yang liberal kapitalistik. Tetapi juga tidak
sosialis semata. Islam menjunjung tinggi keseimbangan
dunia dan akhirat. Islam berdiri di tengah.
Siapa yang akan mengubah umat Islam menjadi
peminta-minta ini? Hanya umat Islam, hanya kita sendiri
yang mampu menjawabnya, dengan kembali mengikuti
jejak Muhammad Saw.
Yang sudah berbisnis pun harus kembali ke bisnisnya
Muhammad. Entrepreneur harus teguh pendiriannya
pada khittah perjuangan bisnis Muhammad Saw. Bisnis
yang dijalankan dengan prilaku al-Amin, kepercayaan
penuh, kejujuran, kedisiplinan, dan profesional.
Banyak bisnisnya orang Islam Indonesia yang hancur
berantakan tak berkah, karena dijalankan dengan tidak
jujur, menipu, korupsi, katebelece, dll.
38. 38 11 Jurus Bisnis
Muhammad Saw. senantiasa berbisnis tanpa
menggunakan riba dan juga tidak pernah membungakan
uang. Tetapi umat Islam Indonesia masih asik dengan
riba bahkan sangat menikmati bunga, uang yang
didapat bukan karena kerja kerasnya?
Muhammad Saw. memandang untung itu tidak
selalu dari uang. Untung adalah rezeki yang bisa
beranekaragam bentuknya. Bisa berbentuk uang, relasi
persaudaraan yang juga sebagai investasi pelanggan,
atau berbentuk keselamatan hidup. Muhammad Saw.
tidak pernah melakukan monopoli dalam berbisnis.
Muhammad Saw. senantiasa dalam berbisnis
menyesuaikan dengan kaidah pasar. Prinsip keadilan
sangat dipegang teguh oleh Muhammad Saw. dalam
berbisnis.
Kapitalisme sangat menunjang tinggi keuntungan
financial semata. Untung rugi hanya dihitung dengan
ukuran finansial. Sosialisme sangat menjunjung tinggi
proletariat. Negaralah penguasa tunggal kepemilikan
harta. Masyarakat tidak punya hak individu atas
kekayaan.
39. Jurus 5
Berani TAMPIL BEDA
“Berbedalah, dan itu adalah daya jualmu.”
(AMBO TANG TIBI)
Bahkan Deterjen pun Berbeda
Bahkan, deterjen pun berbeda. Jika kita lihat
fungsinya, deterjen sama-sama untuk mencuci pakaian.
Namun kita bisa lihat di iklan bahwa deterjen yang
ditawarkan memiliki ciri khas masing-masing (meskipun
dalam kenyataanya belum tentu). Yang bisa kita ambil
pelajarannya ialah bahwa menjadi berbeda itu penting.
Bayangkan jika ada sapi berwarna ungu di tengah
kerumunan sapi yang rata-rata warna putih, coklat, atau
hitam. Pasti kita dengan mudah untuk menemukan sapi
tersebut. Namun jika kita disuruh mencari sapi tertentu
tanpa perbedaan yang mencolok, kita akan kesulitan.
Artinya, dalam bisnis, kita harus mampu
membedakan diri dari kerumunan. Kita sulit lepas dari
kerumunan. Kalau pun kita berusaha memisahkan
diri, orang lain akan mengikuti kita sehingga terbentuk
kerumunan baru. Jadi mau tak mau kerumunan itu
selalu terjadi.
40. 40 11 Jurus Bisnis
Kuncinya bukan terlepas dari kerumunan, tetapi
kita harus bisa terlihat dengan mudah dalam sebuah
kerumunan. Sebagai contoh ialah sapi, sapi berwarna
ungu akan lebih mudah ditemukan dalam kerumunan
sapi warna putih atau hitam. Kecuali, jika semua sapi
sudah warna ungu semua, maka sapi tersebut perlu
berubah lagi agar berbeda.
Dalam bisnis, artinya Anda harus bisa menampilkan
produk atau jasa Anda yang mudah terlihat di
tengah kerumunan produk atau jasa yang semakin
menggila. Lihatlah produk-produk bisnis internet,
terus bertambah. Jika Anda akan membuat produk
bisnis internet, apa yang akan membedakan produk
Anda dengan produk orang lain? Jika sama-sama saja,
sebaiknya batalkan saja.
Cara agar Anda bisa mudah terlihat dalam sebuah
kerumunan ialah jadilah luar biasa. Jangan biasa-biasa
saja. Keluarbiasaan adalah penting dalam bisnis.
Keluarbiasaan bisa Anda rancang baik pada konten
produk atau jasa Anda maupun konteks produk atau
jasa Anda.
Mungkin, Anda membuat produk yang sama.
Mungkin Anda menawarkan jasa yang sama. Anda bisa
membedakan diri dari cara melayani pelanggan Anda.
Dari cara menyajikan produk Anda. Dari pengiriman
produk, dan sebagainya. Sebagai contoh, bisnis hosting
41. Jurus 5 : Berani Tampil Beda
41
itu sangat banyak. Tetapi saya sendiri memilih hosting
tertentu yang sebenarnya sama saja dengan layanan
hosting lainnya. Saya memilih karena pelayanannya
yang bagus.
Jika Anda membuat produk baru atau menawarkan
jasa baru, apa alasan saya membeli produk atau jasa
Anda?
Menciptakan Diferensiasi
Untuk menciptakan diferensiasi yang kuat, Anda
harus berkonsentrasi pada tiga hal:
• Konten (what to offer) Yaitu “apa” value yang
Anda tawarkan kepada pelanggan. Jadi Anda
membedakan diri dengan pesaing berdasarkan
“apa” yang Anda tawarkan kepada pelanggan.
• Konteks (how to offer) Yaitu “cara” Anda
menawarkan value atau nilai kepada pelanggan.
Disini Anda membedakan diri dari pesaing
berdasarkan pada “bagaimana” cara Anda
menawarkan value atau nilai tersebut kepada
pelanggan.
• Infrastruktur (enabler). Yaitu faktor-faktor
yang mendukung terlaksananya diferensiasi
konten maupun konteks diatas. Infrastruktur
ini menunjukkan pembedaan terhadap pesaing
berdasarkan kemampuan teknologi, kemampuan
sumber daya manusia dan fasilitas yang dipunyai
42. 42 11 Jurus Bisnis
untuk mendukung terlaksananya diferensiasi
konten dan konteks di atas. Pendek kata,
infrastruktur adalah semua hal yang Anda punyai
yang bisa menciptakan perbedaan “apa” yang Anda
tawarkan dan “bagaimana” cara Anda menawarkan
kepada pelanggan.
Ok, langsung saya kasih contoh sederhana tentang
3 hal di atas. Misalkan Anda jualan pisang goreng.
Perhatikan poin pertama diatas, konten atau “apa”
yang Anda tawarkan.
Anda bisa gunakan bahan baku pisang yang
berbeda. Umpamanya pesaing Anda menggunakan
pisang raja, Anda menggunakan pisang susu. Anda
buat rasa pisang goreng Anda tersebut enak dengan
rasa dan aroma yang khas, kriuk dan selalu hangat.
Pisang goreng anda-pun macam-macam rasanya.
Ada pisang goreng rasa coklat, rasa susu bahkan rasa
strawberry. Jadi, pisang goreng Anda benar-benar
berbeda dengan pisang goreng pesaing Anda.
Kemudian perihal konteks atau “bagaimana” cara
Anda menawarkan pisang goreng Anda. Jika orang
lain menggunakan tenda biasa untuk menjual pisang
gorengnya, Anda bisa gunakan gerobak yang didesain
berwarna-warni yang bisa menarik perhatian orang
banyak. Anda sediakan paket-paket yang istimewa.
43. Jurus 5 : Berani Tampil Beda
43
Buatlah kemasan untuk pisang goreng Anda yang
unik. Anda juga menyajikan pisang goreng dengan
kecepatan yang jauh lebih cepat dari pesaing Anda.
Kalau Anda masih “mumet”, intinya adalah pisang
goreng Anda ditawarkan dengan cara yang berbeda
dengan pesaing Anda, titik nggak pakai koma.
Sedangkan untuk poin ketiga yaitu infrakstruktur
yang mendukung, pisang goreng Anda bisa cepat tersaji
karena Anda punya kompor yang bisa memanaskan
minyak dengan cepat tetapi tidak membuat gosong
pisang goreng Anda. Hebatnya lagi, pisang Anda
rasanya lebih kriuk dibandingkan dengan yang lainnya,
karena teknologi kompor Anda tersebut.
Selain itu, Anda juga sudah menempatkan outlet-outlet
Anda di tempat-tempat yang strategis. Jadi
apabila ada pelanggan Anda yang ingin membeli
produk Anda tidak merasa kesusahan. Hal yang tidak
bisa dilakukan oleh pesaing Anda.
Tapi ingat, dalam membuat diferensiasi, Anda
harus memperhatikan dua hal berikut :
• Kreatif
Menghasilkan yang unik yang menghindari produk
komoditas.
44. 44 11 Jurus Bisnis
• Positif
Diferensiasi yang dibangun haruslah memberikan
atau menambah nilai pada produk atau layanan
yang Anda berikan.
Percuma kalau Anda memberikan produk yang
kreatif, tapi tidak dibutuhkan dan tidak memenuhi
keinginan konsumen. Atau produk Anda sesuai dengan
yang dibutuhkan konsumen, tetapi produk Anda adalah
komoditas, tidak ada bedanya dengan produk lainnya.
Misalkan Anda membuat abon dari badak. Ini
memang kreatif karena belum pernah ada yang jual
abon dari badak. Masalahnya adalah abon Anda ini
disukai konsumen tidak? Jangan-jangan malah tidak
laku karena rasanya yang aneh atau karena Anda
diprotes oleh kelompok pencinta hewan langka.
Atau Anda membuat abon sapi, akan tetapi abon
sapi Anda rasanya sama dengan abon-abon yang
ada di pasaran. Ini yang disebut produk komoditas.
Kalau sudah begini, Anda terpaksa harus bertarung
dengan harga. Inilah hal yang paling dihindari di dunia
pemasaran, perang harga!
Anda sudah paham sekarang? Jadi kalau Anda
merancang produk atau jasa, ingatlah selalu hal-hal
berikut ini: buatlah diferensiasi yang kuat, fokuslah
pada konten, konteks dan infrastruktur serta tetap
kreatif dan positif.
45. Jurus 6
Berani MENDENGAR
SUARA KONSUMEN
“Kemampuan mendengar adalah bagian dari
kesuksesan.”
(Abdul Hakim El Hamidy)
Peugeot dan Rabun Konsumen
• Sekitar tahun 1980-an, Peugeot, Pabrikan mobil
asal Perancis tengah mencoba membangun pasar
Amerika Serikat. Salah satu insinyur di pabrikan
mobil itu begitu panik mendengar hasil penelitian
kepuasan konsumen yang menunjukkan salah
satu masalah terbesar yang dilaporkan para
pembeli di Amerika serikat adalah kesulitan dalam
menyalakan mesin mobil Peugeot.
• Peugeot telah mengembangkan salah satu
tekhnologi mesin pertama yang menggunakan
injeksi bahan bakar dan sistem pengapian yang
berbeda dari mesin konvensional di mobil lain.
Pada masa itu, di Amerika Serikat, konsumen telah
terbiasa dengan karburator konvensional, dan
46. 46 11 Jurus Bisnis
sebelum menyalakan mesin mobil, mereka secara
naluriah akan memompa pedal gas beberapa kali
terutama di musim dingin.
• Meskipun sebagian besar pengemudi tidak
memahami kenapa mereka melakukannya,
tindakan tersebut akan mengalirkan bahan bakar
ke ruang pembakaran dan membantu mesin untuk
menyala dengan cepat. Untuk kasus Peugeot,
ketika pengemudi memompa pedal gas, tanpa
disadari mereka akan membanjiri mesin sehingga
ia tidak menyala.
• Insinyur Perancis yang terkaget-kaget dengan
hasil penelitian tentang problem yang mengurangi
kepuasan konsumen tersebut menanggapi
laporan itu dengan bersikeras menyatakan
sistem penyalaan Peuget terbaik di Erofa. Yang
harus dilakukan hanyalah mengajari orang
Amerika bagaimana menyalakan mesin, ujarnya
menggebrak meja.
• Konsultan pemasaran menyarankan agar
membuat sistem pengapian dan bahan bakar
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
keinginan para pengemudi di Amerika. Peugeot
dapat saja membelanjakan setiap sen uang yang
dimiliki untuk iklan dan promosi guna mendidik
konsumen tentang bagaimana menyalakan mesin
47. Jurus 6 : Berani Mendengar Suara Konsumen
47
mobil, namun diperkirakan pilihan itu tidak akan
efektif untuk mendongkrak kepuasan konsumen.
• Tahun 1991, tak lama setelah penelitian itu,
konsumen Amerika sama sekali berhenti membeli
mobil Peugeot, dan Peugeot, dan perusahaan itu
tak memiliki pilihan lain kecuali angkat kaki dari
pasar Amerika. Bagaimana pun, hal itu sangat
disayangkan. Peugeot memiliki insinyur yang
berbakat, dan desain mobil mereka pun hebat.
Mereka hanya memiliki sebuah masalah penting
yang sebenarnya sederhana, mereka tidak mau
mendengarkan suara konsumen.
Kisah di atas dituturkan JD Power III, pendiri J.D.
Power and Associates, sebuah perusahaan pemasaran
global yang melakukan survey independen dan obyektif
mengenai kepuasan konsumen, kualitas produk, dan
perilaku konsumen.
Menghabiskan puluhan tahun dengan menelusuri
kepuasan konsumen, JD Power III telah mendengarkan
segala macam keluhan dan berulangkali melihat barisan
konsumen yang menjauh sambil menggelengkan
kepala mereka dalam kekecewaan. Suatu pergerakan
yang cepat atau lambat akan menggoyang eksistensi
perusahaan.
Sayangnya, menurut JD Power III, masih
sulit menyadarkan perusahaan untuk bersedia
48. 48 11 Jurus Bisnis
mendengarkan suara konsumen, meski berbagai riset
menunjukkan, mendengarkan suara konsumen adalah
sebuah strategi untuk menang.
Oleh karena itu, jangan dianggap angin lalu suara
konsumen. Peribahasa ‘anjing menggonggong kafilah
tetap berlalu’ tidak cocok diterapkan di sini. Yang
harus diterapkan justru, ‘dengarkan, dengarkan, dan
dengarkan’.
Mempelajari Konsumen
Konsumen, sebagai titik sentral perhatian
pemasaran perlu dipelajari apa yang dibutuhkan, dan
diinginkan. Memahami konsumen akan menuntun
perusahaan pada kebijakan pemasaran yang tepat dan
efisien. Di era, di mana produk yang ditawarkan lebih
banyak daripada permintaan, persaingan antar produk
menjadi begitu sengit, terobosan pemasaran, salah
satunya dengan mempelajari perilaku dan standar
kepuasan konsumen nyaris mutlak diperlukan.
Namun, pesatnya kemajuan dalam penyebaran
informasi melahirkan era baru kepuasan konsumen
yang cenderung lebih sulit dan rumit dicapai.
Perkembangan komputer dan internet membuat kita,
hanya dengan sentuhan jari, mampu meraup segudang
informasi tentang sebuah produk atau jasa pelayanan
tertentu. Berkat ketersediaan informasi terebut,
49. Jurus 6 : Berani Mendengar Suara Konsumen
49
konsumen bukan lagi penerima produk yang bersifat
pasif.
Berbekal pengetahuan dan data yang ter-kumpul
dari begitu banyak sumber, konsumen
cenderung memiliki harapan yang tinggi, dan bersedia
berkompromi. Para pakar menyebut, kini suara
konsumen jauh lebih nyaring dari sebelumnya, dan
perusahaan, mau tidak mau harus memberikan
perhatian lebih pada mereka.
Bergantung pada suara konsumen untuk membuat
keputusan bukanlah pertanda kelemahan, namun
efesiensi. Tak sedikit pemimpin perusahaan yang
sukses, mendapat gagasan-gagasannya dengan terlebih
dahulu memahami konsumennya, dan menggunakan
pemahaman itu untuk membangun produk dan jasa
yang dapat memenuhi kebutuhan itu.
Pengalaman Mike Diamond, kontraktor perbaikan
saluran air di Loa Angeles membuktikan hal tersebut.
Setelah beberapa tahun frustasi karena bisnis
perbaikan pipa air tidak juga berkembang meski telah
memberikan servis sebaik-baiknya, akhirnya Mike
menyadari, yang dibutuhkan konsumen bukan hanya
kemampuan teknis tukang dalam memperbaiki pipa,
namun juga kualitas interaksi dengan pengguna jasa.
Diamond yakin, penampilan dan tingkah
laku dalam melayani pelanggan bisa memberikan
50. 50 11 Jurus Bisnis
keunggulan kompetitif yang signifikan. Karena itu ia
memulai kampanye, “berbau wangi” yang artinya, setiap
mulai bertugas, setiap pekerja harus bercukur rapi,
dan berpakaian bersih serta membawa karpet merah
untuk diletakkan di lantai agar tidak meninggalkan
jejak kotoran ketika langkah. Kampanye ini akhirnya
membawa perusahaan kontraktor milik Diamond
menjadi yang terbesar di Los Angeles dengan lebih dari
100 pegawai.
Mendengarkan Suara Konsumen
Mendengarkan suara konsumen boleh dibilang
menjadi suatu keharusan. Baik dengan biaya besar
maupun untuk menyewa jasa konsultan pemasaran yang
handal, maupun dengan metode yang lebih sederhana
yang nyaris tanpa biaya. Dalam perusahaan kecil yang
tidak memiliki anggaran penelitian ini, pengumpulan
data suara konsumen banyak bergantung pada umpan
balik bahkan juga keluhan yang datang. Ketika suara
konsumen mengeluh, sesungguhnya perusahaan
tengah mendapatkan data yang jujur dan cuma-cuma.
Staples, sebuah perusahaan di Amerika Serikat,
malah menjadikan acara mendengarkan suara
konsumen secara harfiah sebagai acara tetap. Setiap
bulan, para profesional layanan konsumen Staples
duduk berdampingan dengan para eksekutif senior
untuk mendengarkan secara langsung telpon yang
51. Jurus 6 : Berani Mendengar Suara Konsumen
51
masuk melalui nomor layanan bebas pulsa perusahaan.
Sesi “Suara Para Konsumen” ini memungkinkan masing-masing
pegawai untuk mendengar apa yang dikatakan
konsumen, baik, buruk, tanpa sensor dan rekayasa.
Semua informasi itu menjadi amunisi yang berguna
dalam membidik pasar yang dituju.
Namun kesediaan mendengarkan konsumen baru
langkah awal. Terkumpulnya data dan riset tentang
tanggapan konsumen terhadap sebuah produk tidak
serta merta mengucurkan keuntungan finansial. Tentu
perlu sentuhan lebih lanjut untuk mengolah angka-angka
agar sesuai dengan konteks dan kepentingan.
Lebih dari itu, kesediaan perusahaan untuk
menggunakan informasi itu sebagai pijakan dalam
mengambil keputusan.
Pada akhirnya, mengetahui kepuasan konsumen
memang proses yang tidak mudah dan tidak sederhana.
Sebab, sumber setiap kepuasan konsumen atas setiap
komoditas akan menampilkan bentuk dan wajah yang
berbeda. Pada komoditas berupa peralatan elektronik,
boleh jadi kepuasan konsumen lahir dari berbagai fitur
biru yang membuat hidup penggunanya menjadi lebih
mudah. Atau produk yang dihasilkan melalui proses
yang selaras dengan nilai-nilai kehidupan yang diyakini.
Namun tak jarang, kepuasan konsumen lahir justru
dari hal-hal yang nampak sepele dan karenanya kerap
52. 52 11 Jurus Bisnis
diabaikan perusahaan. Misalnya, senyuman hangat
yang menunjukkan kepedulian, perlakuan sopan,
dan juga empati. Apa pun faktor yang melahirkannya,
kepuasan konsumen tetap menjadi elemen yang
sangat menentukan bagi peningkatan laba. Perusahaan
yang memahami dan memanfaatkan suara konsumen
akan menemukan jalan untuk mewujudkan kepuasan
konsumen dan pada gilirannya akan mendapatkan hati
dan komitmen jangka panjang para pelanggan. Dan itu
artinya, perusahaan terjamin kelangsungan hidupnya.
53. Jurus 7
Berani BERKOMPETENSI
“Kompetensi sama dengan nilai jual. Semakin banyak dan
tinggi kompetensi yang dimiliki, akan semakin tinggi nilai
jual produk bisnis kita.”
(Ambo Tang Tibi)
Apa itu Kompetensi?
Secara sederhana, kompetensi (competence)
berarti kemampuan yang dapat diukur dan dibedakan
berdasarkan tiga aspek, yaitu:
• Aspek input, melalui kapasitas seseorang dalam
melakukan pekerjaannya secara baik. Kapasitas
tersebut meliputi knowledge, skills dan personal
attributes.
• Aspek proses, melalui perilaku yang dibutuhkan
seseorang dalam mengubah input menjadi output
secara efektif.
• Aspek output, melalui hasil dari perilaku dalam
menggunakan knowledge, skills dan attributes
dengan cara yang paling baik. Jika istilah kompetensi
dilekatkan dengan organisasi bisnis/perusahaan
maka akan bermakna sebagai kekuatan pokok
54. 54 11 Jurus Bisnis
perusahaan yang berupa kemampuan pengelolaan
atas sumber-sumberdaya internal perusahaan.
Kemampuan ini disebut oleh Hamel dan Prahalad
- seperti dikutip Wahyudi (1996) - sebagai
kompetensi inti (core competence). Kompetensi ini
selanjutnya akan berkembang menjadi keunggulan
bersaing organisasi yang bersangkutan. Hamel dan
Prahalad dalam buku yang sama, juga menjelaskan
core competence sebagai sistem akar (root system)
yang menyuburkan, mempertahankan dan
menstabilkan batang tanaman (core product) dan
buah-buahan serta daun sebagai end product.
Kompetensi=Nilai Jual
Ingat baik-baik, kompetensi sama dengan nilai jual.
Semakin banyak dan tinggi kompetensi yang dimiliki,
akan semakin tinggi nilai jual produk bisnis kita. Itu
berarti akan semakin mudah kita memasarkan produk
bisnis kita dan pasar akan semakin mantap menyerap
produk bisnis kita. Berikut contoh-contohnya.
• Lion Air dikenal sebagai pelopor penerbangan
low cost di Indonesia. Konon selama 2009 dinaiki
sekitar 15 juta penumpang (50%) dari total 30 juta
penumpang domestik. Wow!
• Yamaha Motor makin agresif menjadi market
leader mengalahkan Honda dengan konsisten
membangun imej dengan mendatangkan
55. Jurus 7 : Berani Berkompetensi
55
Valentino Rossi berdampingan dengan Komeng.
Yamaha juga membangun komunitas Yamaha
yang berjumlah jutaan orang.
• Primagama kini menjadi bimbingan belajar
terbesar di nusantara. Punya 678 cabang yang
sebagian besar di-franchise-kan. Salah satu rahasia
keberhasilan Primagama yang kemudian banyak
ditiru oleh bimbel lainnya adalah keberaniannya
menggaransi uang kembali jika tidak lulus UN!
• Dagadu Djokdja bermula dari kerjaan iseng
beberapa mahasiswa seni rupa di Jogja, akhirnya
tumbuh menjadi perusahaan terkenal di Indonesia
sebagai “pabrik kata-kata”. Dalam setahun mereka
berhasil menjual 5.000 kaos sehari dengan harga
kaos sekitar 50 ribu.
Nah, bagaimana dengan kita? Tenang, tidak sulit.
Kita bisa mencarinya dengan menggunakan alat bantu
yang bernama metode Analisis SWOT. Dengan metode
analisis ini, kompetensi inti organisasi bisnis kita akan
diidentifikasi dalam analisis unsur S (Strength). Strength
atau faktor kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan,
atau kompetensi khusus (distinctive competence) yang
memberikan keunggulan komparatif bagi organisasi
bisnis terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
dilayani organisasi.
56. 56 11 Jurus Bisnis
Lalu apa kompetensi bisnis kita?
Ok, siapkan kertas dan alat tulisnya. Mulailah
pikirkan dan tuliskan apa kekuatan bisnis kita selama
ini. Kalau sudah ketemu, cari yang paling signifikan
atau paling menonjol (top of mind) di mata kita dan
konsumen. Sangat boleh jadi kita akan menemukannya
lebih dari satu. Seperti :
• Produk bisnis kita (barang) memiliki jaminan halal
dan berkualitas tinggi.
• Produk bisnis kita (jasa), layanannya prima dan
terpercaya.
• Bisnis kita pelopor bisnis sejenis.
• Bisnis kita inovatif dan genuine local.
• Bisnis kita berbasis komunitas, dan lain-lainnya.
Sahabat, apa pun dan berapa pun kompetensi
bisnis kita, syukurilah. Sadarilah, jadikan kompetensi
inti ini benar-benar sebagai Keunggulan Bersaing,
nilai jual produk dan bisnis sehingga dengannya kita
harus percaya diri dan berani ambil resiko. Lalu,
dayagunakanlah kompetensi inti ini dengan cara
mengikuti banyak event bisnis yang memungkinkan
terjualnya kompetensi inti. Stand, leaflet, pamflet,
buletin, hingga kartu nama menjadi senjata ampuh yang
dapat ditempuh. Juga perkuat jalinan ukhuwah dengan
orang-orang kunci yang dapat menjadi perantara
57. Jurus 7 : Berani Berkompetensi
57
pemasaran dengan orang/jaringan dekatnya. Terakhir,
Pelihara dan Kembangkanlah. Jika kompetensi inti sudah
disyukuri, disadari, dan didayagunakan, maka jangan
lupa untuk memelihara dan mengembangkannya.
Mengapa? Tak lain, karena lingkungan bisnis adalah
lingkungan yang dinamis. Hanya bisnis yang dinamislah
yang dapat terus bertahan dan melaju. Secara individu,
kita terus menambah pendidikan dan latihan, magang,
‘jam terbang’ dll. Sedang, pada skala organisasi, semua
harus terus melakukan pembelajaran kolektif untuk
menguatkan posisi bisnis kita.
Nah, sahabat, kalau sudah begini, tunggu apa lagi.
Hadapi setiap tantangan bisnis dengan penuh optimis
pada rahmat Allah dan tidak pernah putus asa dari
rahmat Allah. Allah yang memberikan rizki pada kita,
bukan yang lain. Dan mulailah munculkan kompetensi
inti bisnis yang akan menjadi nilai jual kita. Insya Allah.
59. Jurus 8
Berani
BERKOMUNIKASI
“Buatlah musuh bangga dan sombong dengan
menyampaikan kerendahan hati dan kelemahan.”
(SUN TZU)
Banyak orang sukses berwirausaha karena
menguasai keterampilan berkomunikasi. Tengok
kiprah Soekyatno Tanoko, Bos Es Teller 77 atau Dahlan
Iskan, pendiri konglomerasi media Jawa Pos, mereka
sangat giat datang ke berbagai forum dari forum bisnis
sampai sosial untuk berbicara beragam tema yang
terkait dengan bisnisnya.
Komunikasi barangkali merupakan unsur paling
penting dalam keterampilan sosial. Keterampilan ini
penting untuk menggalang tim dan organisasi dan
berhubungan dengan pihak-pihak eksternal. Jelaslah
kemampuan komunikasi sangat vital bagi entrepreneur.
Banyak pakar berpendapat bahwa salah satu kegiatan
terpenting bagi keberhasilan pemimpin entrepreneurial
ialah ke dalam, ia rajin berkomunikasi dengan
60. 60 11 Jurus Bisnis
karyawan. Ke luar, ia rajin menjalin komunikasi dengan
jejaring bisnis, pelanggan dan mitra usaha. Mengingat
pentingnya isu ini, Anda perlu meluangkan waktu untuk
memahami lebih mendalam tentang komunikasi.
Prinsip Komunikasi Sederhana
Per definisi, komunikasi terjadi antara dua pihak
atau lebih yang melibatkan proses penyampaian
pesan oleh penyampai pesan kepada penerima pesan
melalui perantaraan suatu media. Pesan tentu harus
diberi makna oleh si pengirim dan dapat diterima
dan dimengerti oleh si penerima itu. Seringkali dalam
proses penyampaian terjadi gangguan-gangguan
(noise) terhadap proses itu.
Ada baiknya Anda memahami prosesnya dulu
agar terampil berkomunikasi. Konsep AIDA agaknya
paling mudah untuk menjelaskan proses. Pertama,
Atensi, bagaimana kita mendapatkan atensi (perhatian)
dari mitra komunikasi. Kedua, Interest, bagaimana
kita membangkitkan interest (minat). Ketiga, Desire,
bagaimana kita dapat mendorong minat menjadi desire
(hasrat). Keempat, Action, bagaimana kita merangsang
mereka segera membuat tindakan seperti yang kita
inginkan. Dengan mengerti prosesnya, maka Anda
tidak terburu-buru untuk menyelesaikan komunikasi
atau kehilangan momentum komunikasi.
61. Jurus 8 : Berani Berkomunikasi
61
Merujuk pada konsep Analisis Transaksional,
beberapa gaya komunikasi dari penyampai ke penerima
pesan pada dasarnya merupakan 9 kombinasi gaya
antara orang tua– dewasa – anak. Jadi ada gaya
komunikasi dari orang tua ke orang tua, orang tua ke
dewasa dan orang tua ke anak; kemudian gaya dari
dewasa ke dewasa, dewasa ke orang tua dan dewasa
ke anak; serta gaya dari anak ke anak, anak ke dewasa
dan anak ke orang tua.
Untuk lebih memahami aplikasi berbagai gaya itu,
bayangkan saja bila anak, orang tua atau rekan kerja
Anda berbicara dengan Anda. Gaya mana yang cocok
sebagai wirausahawan? Tentu saja tergantung pada
mitra komunikasinya. Pada situasi memberi instruksi
maka gaya orang tua ke anak lebih sesuai. Menghadapi
karyawan yang matang dan dewasa maka gaya orang
tua ke dewasa atau dewasa ke dewasa mungkin
paling pas. Saat-saat tertentu menghadapi anak buah
senior boleh juga diterapkan gaya dewasa ke orang
tua. Komunikasi ke luar barangkali lebih kompleks
mengingat beragamnya orang-orangnya yang ditemui,
ada yang lebih berkuasa, yang lebih senior, ada juga
yang masih sangat hijau. Praktik kesembilan gaya itu
bisa dipertimbangkan pemakaiannya sesuai dengan
situasi. Kuncinya, adalah kesesuaian antar pihak yang
berkomunikasi.
62. 62 11 Jurus Bisnis
Berbagai jenis media menciptakan ragam
komunikasi. Komunikasi verbal menggunakan lisan,
komunikasi visual menggunakan gambar, komunikasi
bahasa tubuh menggunakan anggota badan,
komunikasi tekno menggunakan peranti teknologi
seperti ponsel, fax, atau internet. Jenis komunikasi yang
paling berdampak besar bagi pengembangan usaha
barangkali adalah komunikasi pemasaran. Dengan
menggunakan berbagai peranti promisi seperti iklan,
publisitas, promosi penjualan, pemasaran langsung,
tenaga penjual sampai penyelenggaraan event, seorang
pebisnis melakukan kegiatan komunikasi untuk
memengaruhi target audiens agar tahu, suka, ingat dan
akhirnya membeli atau membeli kembali produk/jasa
yang ditawarkan.
Bagian yang terpenting barangkali ialah perlunya
Anda tahu tentang prinsip-prinsip komunikasi
sederhana tetapi efektif. Sandy Mc. Groger dalam buku
best seller-nya Piece of Mind menyarankan cara-cara
memberi pesan yang sangat ampuh sehingga bisa
menghunjam dalam sampai ke memori bawah sadar
seseorang, yakni: bersifat personal, sekarang (present),
berulang-ulang (persisten), positif (menggunakan
kalimat positif) dan penuh perasaan (passionate).
Efektifitas komunikasi di atas juga harus ditunjang
dengan prinsip kesederhanaan. Kesederhanaan
63. Jurus 8 : Berani Berkomunikasi
63
tujuan, yakni buat tujuan sebisa mungkin tunggal, jelas
dan terukur. Juga kesederhanaan pesan, yakni pesan
yang sebisa mungkin juga tunggal dengan bahasa yang
sederhana dan dimengerti. Dengan kesederhanaan
itu maka cara penyampaian di atas bak anak panah
yang jauh melesat ke dalam lapisan-lapisan kesadaran.
Selain itu penting diperhatikan adalah kenyamanan
si penerima pesan sehingga ia dapat lebih menerima
pesan Anda.
Kiat-kiat Praktis
Apa pun jenis dan gaya yang Anda pakai, beberapa
kiat praktis ini mungkin bermanfaat bagi Anda. Sebelum
melakukan komunikasi, beberapa kiat ini perlu disimak:
• Buat tujuan sejelas dan sesederhana mungkin
• Pahami karakter dan kebutuhan mitra komunikasi
sebelum ke tempat kontak. Misalnya dengan
mempelajari pelanggan Anda dengan membuka
catatan pembelian mereka
• Buat persiapan atau kalau perlu latihan, misalnya
dengan menyiapkan material komunikasi seperti
kartu nama, brosur atau perlengkapan demo,
latihan-latihan demo.
• Lakukan pendekatan sebelum memulai
komunikasi. Pendekatan ini akan membantu
mitra komunikasi nyaman dan mudah menerima
64. 64 11 Jurus Bisnis
Anda. Umpamanya melakukan pembicaraan kecil
tentang keluarga atau membuat humor segar.
Pada saat melakukan komunikasi, perhatikan
langkah-langkah berikut ini:
• Lakukan komunikasi inti dengan memahami
gaya dan prinsip komunikasi sederhana. Gaya
yang paling umum adalah gaya dewasa-dewasa,
dewasa-anak, atau orang tua-anak, gaya yang pas
akan membuat komunikasi menjadi lancar dan
nyaman. Prinsip komunikasi sederhana dilakukan
dengan membuat pesan yang sesederhana
mungkin, menggunakan kalimat positif yang
disampaikan berulang-ulang, dirancang khusus
untuk audiens (personal), dan dibawakan sepenuh
hati (passionate).
• Dengan memahami proses komunikasi, lakukan
percobaan untuk mendapatkan komitmen atau
kesepakatan.
• Bila ada tanda-tanda keberatan, dengan sabar
coba atas keberatan dengan meluruskan salah
pengertian atau memberi penjelasan lebih jauh.
• Lakukan lagi percobaan mendapatkan komitmen,
bila kali ini berhasil segera tutup dengan nota-nota
kesepakatan yang mengikat bersama,
misalnya dengan menandatangani order atau
menandatangani MOU.
65. Jurus 8 : Berani Berkomunikasi
65
Tunggu dulu, langkah-langkah komunikasi belum
usai. Kita tiba pada bagian yang terpenting yakni
tindak lanjut (follow -up), yakni langkah-langkah untuk
merealisasikan kesepakatan dan memperkokoh
hubungan. Menurut Charles Futrell, pakar komunikasi
penjualan, yang paling nomor satu follow-up, nomor
dua follow-up, dan nomor tiga follow-up.
Mengingat kompleksitas komunikasi dalam
kegiatan sehari-hari, maka sangat penting
memerhatikan satu kata kunci ini, kesederhanaan!
Temukan kesederhanaan Anda sendiri dalam membuat
tujuan, memilih pesan dan bahasa.
67. Jurus 9
Berani KREATIF
“Kreatif mengubah ‘sesuatu yang dianggap terbatas’
menjadi ‘sesuatu yang tak terbatas’”
(Abdul Hakim El Hamidy)
Kreatif Jadi Infinitif
Orang kreatif adalah orang tanpa batas (The
Infinitive). Nah, untuk menjadi infinitive, bagaimana
caranya?
Tidak perlu repot-repot. Langsung saja saya jawab:
cobalah pendekatan-pendekatan teruji yang pernah
dilakoni oleh anggota KPK. Maksudnya, anggota Komisi
Penegakan Kerativitas, semisal Albert Einstein dan
Leonardo Da Vinci. Setidaknya, ada delapan pendekatan
dan kebetulan kedelepan pendekatan ini diadopsi dan
diadaptasi dari pemikiran Michael Michalko. Mari kita
preteli satu per satu.
Pertama, be distinctive. Amati dan cermati
persoalan Anda dengan berbagai cara yang berbeda!
Jangan sungkan-sungkan untuk menyingkap perspektif
baru yang belum pernah dijamah dan dijelajahi
oleh siapa pun. Leonardo da Vinci percaya bahwa
68. 68 11 Jurus Bisnis
untuk memperkaya pengetahuan tentang suatu
masalah dimulai dengan menyusun ulang masalah
tersebut dengan cara-cara yang berbeda. Seringkali,
pengetahuan baru dtemukan setelah menyusun ulang
masalah.
Kedua, be imaginative. Kata kuncinya adalah
bayangkan! Tatkala Albert Einstein memikirkan suatu
masalah, ia selalu mencoba untuk merumuskan,
termasuk dengan mencoret-coret diagram. Dengan
demikian, ia dapat membayangkan solusi-solusinya.
Anda pernah mendengar SpaceShipOne? Itu adalah
nama pesawat supercepat luar angkasa milik swasta
pertama di dunia. Adalah Burt Rutan membayangkan
itu semua sebelum menciptakannya. Betul sekali,
thought become things.
Ketiga, be productive. Hasilkan! Ciri khas
pemangku kreativitas adalah produktivitas. Lihat
saja. Dibantu asisten-asistennya, Thomas Alpa Edison
memegang 1.093 paten. Setelah meneliti 2.036
ilmuwan besar sepanjang sejarah, Keith Simonton dari
Universitas California menemukan bahwa ilmuwan-ilmuwan
yang dihormati itu bukan saja membidani
karya-karya terkenal, tapi juga karya-karya yang buruk.
Tetapi, mereka sama sekali tidak takut gagal dan takut
membuat kesalahan demi memetik hasil yang diidam-idamkan.
69. Jurus 9 : Berani Kreatif
69
Keempat, be combinative. Buatlah perpaduan
yang baru! Kombinasikan dan kombinasikan ulang.
Apakah itu ide-ide, bayangan-bayangan, atau pikiran-pikiran.
Tidak peduli kalau itu berbuntut keanehan
atau ketidakwajaran. Ilmu dasar genetika modern
berasal dari Grego Mendel, yang dengan nekatnya
membaurkan matematika dan biologi. Maka, jadilah
ilmu pengetahuan baru.
Kelima, be connective. Bentuklah hubungan-hubungan!
Sekalipun antara persoalan-persoalan
yang mencolok perbedaannya. Leonardo Da Vinci
memergoki hubungan antara suara bel dan batu
yang jatuh ke dalam air. Kejadian ini memungkinkan
ia menyimpulkan bahwa suara mengalir melalui
gelombang-gelombang. Samuel Morse menjelaskan
stasiun-stasiun penghubung untuk kuda.
Keenam, be contrary. F. Scott Fitzgerald pernah
menulis, ukuran paling tepat untuk mengukur
kecerdasan tingkat tinggi adalah kemampuan untuk
menyimpan dua gagasan berlawanan sekaligus dalam
pikiran, namun kedua-duanya berfungsi. Ahli fisika Niels
Bohr juga yakin, jika Anda memegang pertentangan
secara bersamaan, nicaya Anda akan bergerak lebih
maju. Dialah yang membayangkan secara serentak
mengenai partikel dan gelombang, sehingga lahirlah
satu konsep yang saling melengkapi.
70. 70 11 Jurus Bisnis
Ketujuh, be metaphoric. Aristoteles menganggap
perumpamaan sebagai tanda kejeniusan. Barangkali ini
sukar untuk dipahami. Yang jelas, menurutnya individu
itu memiliki bakat khusus seandainya ia sanggup
menghubungkan dua hal yang berbeda menjadi satu
persamaan. Wright bersaudara melakukannya dengan
menghubungkan sepeda, pesawat peluncur, dan
pesawat terbang.
Kedelapan, be proactive. Persiapkan diri Anda
untuk menerima kegagalan demi kegagalan! Bilamana
Anda mencoba sesuatu dan gagal, pastikan Anda
mengerjakan sesuatu yang lain. Ini adalah prinsip
pertama dari kreativitas. Kegagalan dapat berarti
produktif, hanya jika Anda terpaku pada itu-itu saja.
Dengan kata lain, Anda harus menganalisis dan terus
berproses, sehingga Anda dapat memetik hasil.
Intuitif Jadi Infinitif
Dewasa ini, adalah susah untuk menetapkan
keputusan jika hanya mengharapkan otak kiri yang
mengharuskan data serba lengkap. Persis seperti
seorang jenderal yang tengah menjajaki kekuatan
musuh di medan perang. Petunjuk-petunjuk sering
tidak komplit. Walhasil, tidak jarang sang jenderal
mengira-ngira berdasarkan intuisinya. Melintas batas.
Jadilah ia The Infinitive.
71. Jurus 9 : Berani Kreatif
71
Serupa dengan sepasang suami-istri. Ketika si
suami selingkuh, kok bisa-bisanya si istri tahu? Padahal
si istri tidak menengok langsung. Saksi tidak ada.
Bukti juga tidak ada. Rupa-rupanya intuisi si istri yang
mendelik. Secepat kedipan mata! Kurang dari satu detik!
Blink! Secara umum dapat dikatakan, wanita memang
lebih intuitif daripada pria. Kemampuan intuitif ini juga
melekat pada penjual (ketimbang akuntan), pemimpin
(ketimbang pengikut), pengusaha (ketimbang birokrat),
dan bangsa Timur (ketimbang bangsa Barat).
Intuisi, itu ‘kan kalau datanya tidak komplit? Lantas,
bagaimana kalau sebaliknya? Data tumpah-ruah.
Pahamilah, intuisi tetap diperlukan. Mutlak! Ya, Anda
mana punya waktu untuk memilah dan memilih? Belum
lagi ganasnya persaingan belakang ini. Nah, situasi
sedemikian rupa memojokkan Anda untuk membuat
keputusan dengan sekali sambar– tidak boleh berlama-lama.
Di sini lagi-lagi intuisi diharapkan untuk unjuk
kerja dan kinerja. Belakangan ini dunia pemasaran
sibuk dengan customer insight. Dan ketahuilah, hanya
berbekal intuisi, customer insight dapat digali.
Intuisi sendiri berangkat dari empat titik, yakni
natural, rasional, emosional, dan spiritual. Berdasarkan
pengalaman kami sebagai entrepreneur, entah berapa
kali intuisi membimbing bahkan menyelamatkan kami.
Anda tidak percaya? Ya sudah! Sekarang, giringlah
orang-orang yang Anda anggap dahsyat ke hadapan
72. 72 11 Jurus Bisnis
kami. Di waktu sama, Anda akan menunjukkan kepada
kami orang-orang yang tajam intuisinya. Dengan intuisi
yang terasah, mereka mampu menguliti problema
demi problema. Ujung-ujungnya, mereka dapat
mempercepat kesuksesan. Penguasa sebesar Ted
Turner adalah contohnya.
Bagi orang manajemen dan orang pendidikan
yang sangat kiri, intuisi dianggap sebagai sesuatu yang
terlarang. Tukas mereka, “Indra keenam? Apa-apaan
itu?” Padahal berbekal intuisi, Anda bagai melihat
sesuatu yang tak terlihat oleh kebanyakan orang.
Pasti itu! Tapi, bukan berarti semua riset, analisis dan
kalkulasi harus Anda petieskan. Tidak! Semua itu tetap
ada gunanya, tetapi lebih sebagai penguat, pelengkap
dan pengiring.
Mulailah dengan yang kanan. Barulah dijabarkan
dengan yang kiri. Kami perjelas. Itu artinya, intuisi
dulu, baru analisis. Blink dulu, baru think. Seorang
entrepreneur yang ditawarkan suatu lokasi usaha, detik
itu juga hatinya membatin, “Sepertinya di sini cocok
buka pujasera.” Yah, intuisinya yang berbicara. Setelah
itu, barulah otak kirinya yang berputar. Data-data pun
dikumpulkan, dicermati, dan ditimbang-timbang.
Pernahkah Anda menyaksikan entrepreneur
membuka bisnis berdasarkan sebuah feasibility study?
Langka! Dan tahukah Anda siapa yang paling sering
73. Jurus 9 : Berani Kreatif
73
mengotak-atik feasibilitys study? Yah, mereka yang
hampir-hampir tidak membuka bisnis sama sekali,
sekali mahasiswa, dosen, konsultan, peneliti, dan
penulis. Benar ‘kan?
Bukan cuma dalam bisnis. Dalam keseharian pun,
intuisi juga melekat. Seorang wanita yang dipertemukan
dengan seorang pria, detik itu juga hatinya membatin.
“Sepertinya dia cocok buat saya.” Yap, intuisinya
yang berbicara. Setelah itu, barulah otak kirinya yang
berputar. Ia pun memikirkan kecocokan karakter,
pendidikan, ekonomi, latar belakang keluarga, dan
sebagainya. Jelas ‘kan? Kanan dulu, baru kiri. Menurut
kami, kalau awal-awal kanan sudah bilang ‘no’. janganlah
memaksa kiri bilang ‘yes’. Setuju?
Thought Jadi Things
Alkisah, di sebuah rumah sakit di China, seseorang
yang akan dioperasi malah dicekoki lagu yang hingar-bingar
semisal It’s My Life-nya Bon Jovi. Cukupkah
sampai di situ? Tidak, tidak. Ruangan operasi juga diisi
dengan cahaya warna-warni bak konser. Apakah ini
tidak salah? Apa penjelasannya? Benar, orang itu sakit.
Tetapi, pihak rumah sakit tidak mau mendramatisir
kondisi sakit tersebut.
Alih-alih begitu, pihak rumah sakit malah menggiring
orang sakit itu untuk hengkang dari dimensi sakit.
74. 74 11 Jurus Bisnis
Persis seperti orang yang muram diputarkan lagu-lagu
ceria Project Pop. Begitu dong! Yah, tambah muramlah.
Iya ‘kan? Makanya, “Sakit itu jangan dimanjain! Ntar dia
ge-er! Makin betah lagi!” Seloroh Ippho.
Coba bayangkan, Anda sakit dan diopname di
rumah sakit. Lantas, datanglah dokter dan suster yang
berbusana putih-putih. Apa yang terlintas di benak
Anda?” Ya, ya. Saya ini sakit.” Lalu Anda diinfus atau
disuguhi makanan khas rumah sakit. Apa yang terlintas
di benak Anda? “Ya, ya. Saya memang sakit.”
Sudah berada di ruangan yang beraroma obat-obatan,
kemudian datanglah teman Anda yang
menenteng sekantong buah-buahan. Dengan wajah
dan suara yang sedih ia berujar, “Duh, sakit, ya.” Apa
yang terlintas di benak Anda? “Ya, ya. Saya ini betul-betul
sakit.” Dampaknya, Anda makin terpuruk dalam
dimensi sakit, tanpa Anda sadari.
Intinya, hati-hati dengan ucapan Anda sendiri dan
ucapan orang-orang di sekitar Anda. Be alert! Beneran!
Soal sakit-sehat, gagal-berhasil, miskin-kaya, biasa-luar
biasa, itu semua bergantung sepenuhnya pada apa
yang diucapkan. Dan atas izin-Nya, semesta dengan Law
of Attraction-nya akan merealisir apa yang diucapkan
tersebut, terlepas dari Anda menyukainya atau tidak.
Maka dari itu, perkenankan kami berpesan, “Brainwash
creatively!” Yang satu ini tolong dicatat baik-baik. Kami
serius.
75. Jurus 9 : Berani Kreatif
75
Seandainya Anda tengah susah, jangan larut dalam
dimensi susah. Seandainya Anda pailit, jangan larut
dalam dimensi pailit. Salah besar itu! Sebaliknya, Anda
justru harus melompat keluar dari dimensi negatif
tersebut. Pergilah jalan-jalan, jajan, berlibur, berderma,
atau apa saja yang membuat Anda lepas dari dimensi
negatif itu. Dan inilah cara kanan untuk membereskan
semua masalah. Bukankah segala sesuatu itu bermula
dari pikiran? Yah, begitulah. Thought become things.
Lazimnya, orang-orang kiri tidak akan memahaminya.
Sakit Jadi Duit
Rupa-rupanya, kalau sudah bicara soal kreatif, itu
tidak berlaku dalam kondisi sehat saja. Maksudnya?
Dalam kondisi sakit sekalipun, kita tetap harus kreatif.
Serupa Amilya Antonentti, yang berjuang mati-matian
untuk menemukan penyebab sakit yang
diderita oleh bayi kesayangannya, David. Tahu-tahu
saja, bayinya mengalami sesak napas dan gangguan
kulit. Lha, orang tua mana yang tidak cemas? Seiring
perjalanan waktu, ia pun menyimpulkan bahwa sakit
David memburuk pada hari Selasa, hari di mana ia
beres-beres di rumah.
Lebih lanjut lagi, selidik punya selidik, biang
keroknya adalah bahan-bahan sintetis pada produk-produk
pembersih yang ada di rumahnya. Ternyata
76. 76 11 Jurus Bisnis
bahan-bahan inilah yang membuat David sesak napas
dan gangguan kulit. Nah lho! Dan benar saja, begitu
Amilya mencampakkan jauh-jauh semua produk
pembersih tersebut, tangis David pun reda seketika.
Kemudian, ia mulai menguji coba produk
pembersih rumah tangga yang bebas bahan-bahan
sintetis. Mengandalkan unsur tumbuh-tumbuhan, ia
pun membesut produk pembersih yang aman dan
nyaman untuk digunakan di sekitar David. Tanpa
disengaja, lahirlah bisninya sendiri, Soapworks. Ini tidak
lain adalah produk pembersih untuk penderita alergi.
Keren ‘kan? Coba saja Anda bayangkan, dalam waktu
tiga tahun saja Soapworks dengan segala variannya
telah tumbuh menjadi mesin uang senilai 10 juta dolar.
Lha, kalau mereka yang dicekam sakit saja masih
bisa kreatif dan produktif, apalagi Anda yang masih
sehat? Harusnya Anda lebih daripada itu dong! Iya ‘kan?
Apalagi Anda sudah baca buku ini! Lagi pula, ternyata
terselip setumpuk hikmah di balik sakit itu sendiri–yang
jarang kita sadari selama ini. Beneran! Masih kurang
yakin? Baiklah, mari kita bongkar satu persatu.
Pertama, sakit itu akan menempa pikiran Anda
dan ujung-ujungnya melatih otot sukses Anda. Kedua,
menurut pengalaman kami, sakit itu semacam body
alarm, sebelum terjadi sesuatu yang lebih fatal terhadap
tubuh Anda. Ketiga, sakit itu akan membuat Anda selalu
77. Jurus 9 : Berani Kreatif
77
sehat? Salah-salah hati Anda akan membatin, “Hei,
lihatlah saya, selalu bugar!” Wah, salah-salah Anda bisa
sombong karenanya. Kelima, jarang orang ngeh, sakit
itu dapat menjadi penggugur dosa. Tentu saja semua
hikmah ini dapat mendekatkan manusia dengan Sang
Pencipta. Saudaraku, inilah bonusnya.
Karena itu, simaklah baik-baik pesan berharga dari
motivator kelas dunia, Zig Ziglar, “Segala sesuatu akan
menjadi terbaik, apabila kita mengambil yang terbaik
dari segala sesuatu yang terjadi.” Makanya, mulai
sekarang, sikapilah sakit itu sebagai kreatif. Setuju?
Nah, kalau sudah begitu, barulah Anda boleh menyebut
diri Anda The Infinitive.
Konvensional Jadi Kontroversial
Memasuki bulan Ramadhan, selalu bertebaran
dan bertaburan spanduk berbunyi, “Marhaban Ya
Ramadhan. Di bulan suci ini, marilah kita meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kita.” Atau sejenisnya. Entah
itu diucapkan dari institusi maupun dari pribadi. Di
mata kami, kalimat itu adalah kalimat yang indah.
Sayangnya, karena bejibun tanpa ampun alias terlau
banyak, akhirnya kalimat ini kehilangan gregetnya.
Sehingga, khalayak yang dituju tidak tertarik untuk
mengetahui siapa yang mengucapkan.
78. 78 11 Jurus Bisnis
Dari sisi pemasaran, ini jelas-jelas sebuah
kegagalan–tidak ada istilah lain yang lebih tepat.
Sementara itu di sebuah kota kami melihat sebuah
spanduk berbunyi, “Andai tahun ini adalah Ramadhan
terakhir buat kita, sudahkah kita mempersiapkan
diri?” Begitu melihatnya, kami sampai tercenung
dan merenung sekian detik. Dan beranilah kami
menyimpulkan, ini baru greget!
Di kota lain, kami sempat melirik sebuah spanduk
yang bertuliskan, “Ingin mati muda? Coba narkoba!”
Mulanya kami terperangah. Namun, selang beberapa
saat kami pun mengangguk-angguk sambil tersenyum
geli. Sebenarnya, kalimat tersebut adalah imbauan
anti narkoba kepada kalangan remaja. Mengena
dan bermakna. Ini baru kreatif namanya! Yang unik
dan menggelitik, si empunya spanduk lebih memilih
kalimat kontroversial ketimbang kalimat konvensional
yang biasa bertuliskan, “Demi masa depanmu, jauhi
narkoba.” Inilah salah satu bentuk moral marketing alias
menyampaikan pesan moral kepada publik.
Moral marketing juga kita temukan di iklan dan
bungkus rokok, “Merokok dapat merusak kesehatan.”
Moral marketing yang sama juga kita temukan di
sepanjang jalan, “Kenakan helm standar demi
keselamatan Anda,” atau “Dengan mengenakan sabuk
pengaman, berarti Anda menyukseskan program
pemerintah.” Kurang lebih, yah, begitulah isinya.
79. Jurus 9 : Berani Kreatif
79
Sosial Jadi Kontroversial
Sahabat, pada kesempatan
ini kali ini sedikit-banyak
kita akan mengulas dan
mengupas soal agama.
Tentu saja, dalam konteks
bisnis yang universal.
Untuk itu, marilah kita
Executive Mushalla di Senayan City
main ke Senayan City sejenak. Dengan konsepnya yang
jreng dan mentereng, jadilah mal ini sasaran utama baik
shopper maupun window shopper di Jakarta. Siapa pun
pasti terkagum-kagum melongok dan menengoknya.
Luar-dalam. Yang mengagetkan, kendati disesaki
tenant-tenant yang serba wah dan mewah, ternyata
mal ini dilengkapi dengan mushalla.
Dalam hati Anda mungkin nyeletuk, “Saudara
Penulis, kalau cuma mushalla begitu, apa hebatnya?
Tidak ada topik yang lain apa?” Buru-buru kami tampik,
“Hei, ini bukan sembarangan mushalla!” Melainkan
Executive Mushalla yang strategis lokasinya, berkelas
desainnya, wangi, adem dan klimis. Berbeda dengan
mushalla di mal kebanyakan. Sudah jauh dari mana-mana
dan bentuknya seadanya, terus tengik, pengap,
dan jorok pula. Bukannya kami melebih-lebihkan, tetapi
memang begitulah biasanya. Apa perlu kami tunjukkan
satu per satu?
80. 80 11 Jurus Bisnis
Tiba-tiba saya teringat Kowloon Road di Hongkong,
yang menyerupai Orchard Road di Singapura. Di sinilah
merek-merek kelas kakap berjejer dari A sampai Z, dari
yang mahal sampai yang sangat mahal. Pernak-pernik
mungil saja bisa jutaan harganya. Betul-betul hedonis,
betul-betul borjuis. Percaya atau tidak, di antara outlet-outlet
tersebut, menjulanglah Masjid Kowloon yang
ukurannya setara dengan masjid-masjid agung di
Indonesia. Sudah begitu, air wudunya hangat pula.
Sekilas dan sepintas tidak masuk akal. Berapa sih
umat Muslim di sana? Apakah masyarakat setempat
yang jelas-jelas mayoritas non-muslim begitu peduli
dengan kemaslahatan umat Muslim? Yang jelas,
bukan itu pertimbangan utamanya, melainkan ada
hitung-hitungan bisnisnya. Rupa-rupanya otak kanan
pemerintah setempat sudah berpikir mencelat jauh
ke depan. Anda tahu sendiri ‘kan, tidak sedikit orang
Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah yang shopping
di sana. Mereka buang duitnya edan-edanan.
Lha, mayoritas ‘kan Muslim. Dengan adanya Masjid
Kowloon di sana, seolah-olah pemerintah setempat
berseru, “Hei, orang Indonesia, Malaysia, dan Timur
Tengah, kalau tiba waktu Zuhur, Ashar, Maghrib, tidak
perlu balik ke hotel. Tetap saja di Kowloon Road. Ada
masjidnya kok. Nah, setelah shalat, silakan shopping lagi.
Pokoknya, shop ‘til you drop.” Begitulah kira-kira. Bukan
81. Jurus 9 : Berani Kreatif
81
cuma masjid, tempat ibadah yang lain juga tersedia di
sekitarnya. Terhampar pula tempat peristirahatan yang
super luas untuk kaum manula.
Sekiranya Anda mau berpikir dalam perspektif
sosial, yah, silakan. Tetapi, setidaknya Anda mau
berpikir dalam perspektif komersial. Tak pelak lagi, itu
semua ‘kan demi kenyamanan pelanggan Anda, yang
buntut-buntutnya demi keuntungan Anda juga. Yah
sosial, yah komersial. Betul ‘kan?
Kalau ahli-ahli manajemen mengistilahkannya
dengan Corporate Social Responsibility, maka Bill
Gates dalam Forum Ekonomi Dunia 2008 melabelnya
dengan Creative Capitalisme. Di sinilah The Infinitive
menunjukkan kesaktiannya. Betapa tidak? Dengan lihai
dan piawai, mereka menyulap faktor-faktor sosial yang
mulanya tampak mengancam menjadi faktor-faktor
komersial yang akhirnya menguntungkan.
83. Jurus 10
Berani MEMBANGUN
INTEGRITAS
“Kreativitas tanpa profitabilitas adalah sia-sia. Dan lebih
sia-sia lagi jika profitabilitas tanpa ada integritas.”
(DEE)
Bangunlah Integritas
Seorang teman berpesan kepada saya, “Profit
boleh naik-turun. Omzet boleh naik-turun. Namun,
integritas harus naik terus.” Ini pesan serius, menurut
kami. Betul-betul-betul serius. Mengingat siklus naik-turun
dalam bisnis itu adalah satu perkara yang lumrah
dan alamiah, seyogianya bukan di situ letak concern
utama kita. Sekali lagi, bukan di situ. Melainkan pada
integritas kita.
Pahamilah, tatkala bisnis sedang boom, se-sungguhnya
integritas kita sedang diuji. Dan sebaliknya,
tatkala bisnis sedang doom, sesungguhnya integritas kita
kembali diuji. Di tingkah boom atau doom, mampukah
integritas kita tetap bertahan? Dan tolong dipahami
pula, berkelebihan dan berkekurangan, belum tentu
84. 84 11 Jurus Bisnis
lulus sewaktu dites dengan berkelebihan. Sejatinya,
apa pun yang terjadi, jangan pernah integritas kita
sampai cacat. Jangan pernah. Karena, percayalah, inilah
sesuatu yang paling layak diperjuangkan: integritas,
bukan sekadar profitabilitas.
Dalam keseharian, bukan rahasia lagi sebagian
marketer terbiasa dengan praktik ‘Spanyol’ alias
‘Separo Nyolong’. Katanya sih, demi ‘Belanda’ alias
‘Belanja Mengada-Ada’. Yang tidak ada, diada-adakan.
Sebenarnya, selain mengoyak-ngoyak integritas
dirinya, mereka juga telah menggerogoti hak orang
lain. Dan mereka inilah yang kami sumpah-serapahi
dengan ‘tikus besar berjalan tegak’. Maksudnya, m-a-l-i-
ng, maling!
Menuntaskan bagian yang satu ini, kami berharap
Anda menjadi marketer yang bukan saja menjaga
profitabilitas, namun juga memelihara integritas.
Sekali lagi, integritas. Inilah nilai tambah Anda. Dengan
begitu, niscaya kelak masyarakat mana pun tidak lagi
memandang rendah pekerjaan marketer dan individu
manapun tidak lagi merasa malu dengan pekerjaan
marketer. Mudah-mudahan.
Bangunlah Relasi
Bukan rahasia lagi, bagi orang keuangan, cash-lah
yang terpenting. Bagi orang akuntansi, profitlah
85. Jurus 10 : Berani Membangun Integritas
85
yang terpenting. Sedangkan bagi orang pemasaran,
kepuasan pelangganlah yang terpenting. Simpang-siur
begitu, lantas mana yang benar? Yang jelas, apabila
kepuasan pelanggan dapat diraih, maka semuanya–
cash, profit dalam arti luas– dapat pula diraih.
Namun bukan semata-mata kepuasan, melainkan
kepuasan yang berbasis hubungan (relationship).
Menurut kami, apabila kepuasan berbasis hubungan
ini betul-betul berhasil diterapkan, niscaya terciptalah
Customer-in-Love, yakni pelanggan-pelanggan yang
merasa delighted sewaktu melangsungkan transaksi
dengan perusahaan. Dan rupa-rupanya, banyak sekali
manfaat di balik kepuasan yang sedemikian.
Pertama, pengukuhan kredibilitas (credibility
enchancement) di mana perusahaan dipercaya oleh
pelanggan. Sebenarnya, kredibilitas adalah awal dari
segala-galanya. Mudah dipahami, jika kredibilitas telah
terbukti, barulah pelanggan sudi membeli ulang dan
membeli silang, yang pada akhirnya menyebarkan
kabar positif dari mulut ke mulut dan enggan pindah
pada pesaing. Sebaliknya, minusnya kredibilitas–cepat
atau lambat– akan memporak-porandakan perusahaan
dan menggiring pelanggan pada pesaing. Punah dan
musnahnya raksasa besar Arthur Andersen, Enron, dan
Global Crossing adalah contoh konkretnya.
86. 86 11 Jurus Bisnis
Kami ulangi sekali lagi. Pelanggan yang delighted
akan membeli ulang (continous purchase). Dari
pedagang kaki lima hingga pengelola swalayan
paham betul, hanya kondisi delighted-lah yang mampu
membuat pelanggan datang dan datang lagi ke tempat
mereka. Dan hal ini telah teruji belasan tahun di
Matahari dan Kem Chicks.
Selain itu, pelanggan delighted juga akan membeli
silang (cross purchase). Yah, seandainya Anda merasa
sreg dengan sepatu Nike, bukan mustahil Anda mau
mengenakan produk Nike yang lain, semisal t-shirt,
topi dan kacamatanya. Begitu ‘kan? Karena itulah, Grup
Kalbe dan Grup Wings meluncurkan berbagai produk.
Dengan harapan, pelanggan delighted-nya akan
membeli silang.
Kemudian, kabar positif mengenai perusahaan pun
tersebar. Pelanggan delighted yang meniupkankannya
dengan senang hati. Tanpa diminta sekalipun. Bukankah
buzz sedemikian merupakan bentuk komunikasi yang
luar biasa jitunya? Kami menamakannya dengan
constructive buzz. Tetapi, hati-hati, pelanggan yang
kecewa akan menjadi pembawa kabar negatif yang tidak
kenal ampun. Memang, tidak semudah menghitungnya
berapa rupiah. Namun sebagai pakar kepuasan
pelanggan Handi Irawan coba mengumpamakan,
untuk perbankan yang breast lebih dari 1 triliun, maka
87. Jurus 10 : Berani Membangun Integritas
87
perbedaan 10 persen dalam jumlah pelanggan delighted
dapat bernilai puluhan miliar.
Berikutnya, pelanggan delighted akan enggan
terhadap pesaing (competitor resistance). Ketika
menonton mobil F 1, seorang fans setia Michael
Schumacher pastilah tidak mau mengalihkan
pandangan pada pembalap lainnya. Penumpang setia
Garuda Indonesia pastilah tidak mau beralih pada
maskapai lainnya. Pembaca setia Republika pastilah
tidak mau berlanggan surat kabar lainnya.
Keenam, pelanggan yang delighted rela membayar
dengan harga premium. Kami menyebutnya dengan
cost intensitivity. Taksi Blue Bird di Jakarta sudah
membuktikan hal ini, di mana pelanggannya siap
membayar 30-40 persen lebih tinggi. Teman kami
sangat menyukai batere Panasonic, padahal untuk itu
mau tak mau ia mesti merogoh uang ekstra.
Ketujuh, perusahaan yang dikelilingi pelanggan
delighted, maka program pemasarannya akan jauh
lebih efektif. Istilahnya, cutting effort. Tidak percaya?
Perbedaan tingkat kepuasan sekitar 10 persen saja,
akan menyebabkan perbedaan efektivitas iklan
sekitar 30 persen. Artinya, perusahaan yang dikelilingi
pelanggan yang kecewa, terpaksa mengucurkan biaya
iklan lebih besar agar iklannya sama efektif. Misalnya,
Garuda Indonesia punya pelanggan delighted 60 persen,
88. 88 11 Jurus Bisnis
sedangkan maskapai yang baru hanya 50 persen. Maka,
iklan dari maskapai yang baru sebanyak 1 miliar akan
sama efektifnya dengan iklan Garuda sebesar 750 juta.
Perusahaan yang menggandeng pelanggan
delighted, umumnya lebih efisien biaya operasinya.
Ini adalah bentuk lain cutting effort. Kami paham,
sepintas skenario ini sulit dipahami. Yah, bukankah
untuk menjadi pelanggan delighted dibutuhkan
investasi fasilitas, insentif, dan pelatihan memadai? Itu
benar. Tapi, banyak studi menunjukkan, dalam jangka
panjang seluruh investasi itu akan memangkas biaya
pengulangan (re-do). Bayangkan seorang penjahit tiap
hari menerima 5 orderan. Apabila sehari-hari rata-rata
seorang pelanggan kembali gara-gara keteladanan si
penjahit, maka berapa besar biaya dan waktu tambahan
yang mesti dikorbankan? Selain itu, si penjahit akan
kehilangan peluang meladeni pelanggan yang lain
(opportunity cost).
Kedelapan, pelanggan yang delighted akan solider
dan atas musibah yang menimpa perusahaan (crisis
tolerance). Mau bukti? Saat krisis 1998, BCA sempat
dilanda rush. Namun apa yang diidam-idamkan
dibisikkan oleh nasabahnya, “BCA, berbenahlah! Ketika
you sudah siap nanti, kami akan datang kembali.” Dan,
benar. Setelah restrukturisasi dan sosialisasi ke publikm
terbukti bank itu kembali berjalan normal.
89. Jurus 10 : Berani Membangun Integritas
89
Dampak lain dari pelanggan yang delighted adalah
dukungan dari jalur distribusi (channel support).
Amatilah Kacang Garuda, Indomie, dan Dji Sam Soe.
Tak disangkal, mereka dianugerahi pelanggan yang
delighted. Dan tak disangka pula, mereka juga didukung
oleh distributor. Logikanya sederhana saja. Distributor
dengan antusias akan menyediakan produk yang
mampu membuat pelanggan merasa delighted.
Kesepuluh, stakeholder yang komitmen (committed
stakeholder). Sepengetahuan kami, begitu perusahaan
diiringi pelanggan yang delighted, maka seluruh
pihak yang terkait (stakeholder) akan komit terhadap
perusahaan tersebut. Termasuk karyawan, investor,
supplier, konsultan, pemerintah, media, akademisi,
sampai masyarakat awam. Lihat saja bagaimana
Grup Astra Internasional dan Grup Agung Pedomoro
diperlakukan oleh stakeholder-nya. Namun demikian,
hal sebaliknya juga bisa terjadi. Tanpa pelanggan yang
delighted, jangan harap stakeholder akan komit terhadap
perusahaan.
Kebetulan kesepuluh manfaat ini diawali dengan
huruf C. Karena itu, kami melabelinya dengan 10 C’s
Phenomena of Customer-in-Love.
90. 90 11 Jurus Bisnis
Bangunlah Asas Manfaat untuk Sesama
Sekarang, sampailah kita pada bagian akhir buku
ini. Syahdan cerita, senator bernama Evan diperintahkan
Tuhan membuat bahtera (ark) layaknya Nabi Nuh demi
menyelamatkan orang-orang dan hewan-hewan di
sekitarnya. Evan pun menuruti perintah tersebut dan
jadilah ark yang juga singkatan dari Act of Random
Kindness alias kebaikan di mana saja. Inilah cuplikan
film Evan Almighty yang sarat akan pesan moral di sana-sini.
Saudaraku sekalian. Adapun topik yang akan
kita bahas adalah mengenai kepedulian sosial dan
kaitannya dengan bencana alam. Seperti yang kita
maklum, belakangan ini negara kita tidak henti-hentinya
ketiban bencana alam. Apa yang kita lihat,
sungguh memprihatinkan nasib saudara-saudara kita
yang kehilangan keluarga serta harta-bendanya.
Namun ada sinyal cerahnya juga. Paling tidak
simbol solidaritas sosial dengan serta-merta, baik itu
dari kalangan masyarakat, artis, LSM, perusahaan dan
lain. Tanpa menunggu komando dari pemerintah,
bantuan berupa materi dan tenaga pun mengalir dan
bergulir untuk korban bencana. Tentu saja, ini juga
tidak terlepas dari anjuran dan ajaran agama untuk
banyak-banyak beramal.
91. Jurus 10 : Berani Membangun Integritas
91
Tetapi, setelah bencana berlalu, akankah
kepedulian sosial ini terus berlanjut? Sungguh, hal ini
pantas Anda renungkan. Apabila Anda adalah pengelola
atau pemilik perusahaan, sudahkah Anda memasukkan
charity program dalam anggaran perusahaan? Apabila
Anda adalah marketer independen, sudahkan Anda
memasukkan sumbangan dalam daftar pengeluaran
pribadi? Istilahnya, tanggung-jawab sosial (boleh juga
diasosiasikan dengan creative capitalism).
Hati-hati, tidak sedikit bisnis mengalami
kemandekan karena mengabaikan dan melalaikan
kepedulian sosial. Perusahaan atau individu yang
pelit menyumbang lama-kelamaan akan terkesan
negatif oleh berbagai kalangan. Akhirnya, mereka pun
kehilangan dukungan bahkan bukan mustahil lenyap
ditelan bumi.
Asal tahu saja, ternyata aksi-aksi sosial dapat
mendongkrak nama perusahaan atau marketer di mata
stakeholder (brand awareness). Di samping itu, ia juga
bisa memoles citra (brand image). Sehingga, perusahaan
atau marketer dianggap lebih manusiawi dan tidak lagi
dituding sebagai mesin pengeruk laba semata. Dengan
kondisi sedemikian, pastilah perusahaan atau marketer
akan lebih leluasa memutar roda bisnisnya.
Mau contoh? Yoplait, salah satu merek yoguhrt,
sibuk dengan kampanye, “Selamatkan penutup
92. 92 11 Jurus Bisnis
untuk menyelamatkan jiwa.” Sebenarnya mereka
memerintahkan, “Beli yoghurt, lalu bersihkan dan
kirimkan tutupnya.” Dengan mengirimkan tutupnya,
berarti Anda telah menyumbang sepuluh sen untuk
Yayasan Kanker Payudara Susan Komen. Terang saja
Anda merasa bersalah apabila tidak menuruti, karena
mereka juga berpesan, “Bila obatnya sudah ada di
tangan Anda, akankah Anda membuangnya begitu
saja?” Demikianlah cara mereka, bukan saja kreatif, tapi
juga arif. Bukan saja kanan, tapi juga berkenan.
Contoh lain, Microsoft. Konon, raksasa software
ini sangat disirikin pesaing-pesaingnya karena
dominasinya di pasar sudah kelewatan. Bahkan,
beberapa tahun yang lalu Microsoft sempat geger
karena tuduhan monopoli dari pemerintah Amerika.
Nah, apakah setelah itu ujug-ujug Microsoft tamat
riwayatnya? Ngggak juga. Sampai detik ini, Microsoft
masih hidup dan sehat-walafiat. Percaya atau tidak, itu
semua berkat dukungan stakeholder-nya.
Apa sih yang telah dilakuakan Microsoft selama ini,
sehingga ia tidak mungkin dilupakan oleh stakeholder-nya?
Tak pelak lagi, perusahaan yang berdiri sejak
1970-an ini terkenal murah hati perihal sumbang-menyumbang.
Sudah puluhan miliar dolar yang
mengucur dari kasnya atas nama program pendidikan
dan kesehatan.
93. Jurus 10 : Berani Membangun Integritas
93
Malah Bill Gates, sang perintis perusahaan, sudah
menyisihkan lebih dari 10 persen dari kekayaan
pribadinya untuk yayasan sosial yang ia dan istrinya
dirikan. Bill and Melinda Gates Foundation. Gosip
terakhir, Bill Gates tengah mendedikasikan 80 persen
waktunya untuk yayasan tersebut, bukan lagi untuk
Microsoft. Jadi, jangan heran, isu apa pun yang
menerjang Microsoft, perusahaan ini tetap berdiri
tegar. Makanya, seorang motivator pernah mewanti-wanti,
“The more you give, the more you get.” Semakin
banyak memberi, semakin banyak pula menerima.
Jelas, Anda tidak memiliki kekuatan laiknya Nabi
Nuh. Jelas, Anda tidak memiliki kekayaan laiknya Bill
Gates. Namun, toh Anda memiliki kemampuan untuk
memberi manfaat kepada sesame (benefits). Inilah nilai
tambah Anda sebagai marketer.
95. Jurus 11
Berani BERBAGI
“Cara melibatkan Tuhan dalam membesarkan bisnis
kita adalah dengan berbagi.”
(Ambo Tang Tibi)
Charity
Pepatah Belanda mengatakan, “Van ieder mens is
iets leren”. Artinya, dari setiap orang kita bisa belajar
sesuatu.
Disengaja atau pun tidak disengaja, saya belajar
banyak dari Puspo Wardoyo, pendiri Wong Solo, yang
sekali waktu dinobatkan sebagai waralaba terbaik di
Indonesia. Terlepas dari segala kekurangannya, kini
restoran Wong Solo sudah berjumlah 40-an outlet,
bahkan segera merambah negeri jiran, Malaysia dan
Singapura.
Uniknya, selain pengusaha, ia dikenal sebagai ikon
poligami di Indonesia. Istrinya empat. Bahkan seorang
pengusaha setengah bergurau mengatakan, Puspo itu
singkatan dari Pusat Poligami! Ah, ada-ada saja. Tetapi,
kali ini saya akan berbagi rahasia kesuksesan Puspo
dalam berbisnis, bukan dalam berpoligami tentunya.
96. 96 11 Jurus Bisnis
Cerita punya cerita, salah satu kunci keberhasilan
bisnis Puspo ternyata terletak kesediannya untuk
berderma (charity). Ia mengaku, 30 % dari laba. Dahsyat!
Saya pikir, dibutuhkan keberanian, keyakinan dan
kepekaan nurani yang luar biasa untuk menyisihkan
pendapatan sedemikian besar. Sekadar catatan,
agama menganjurkan dan mengajarkan 2.5 % hingga
10 % (charity merupakan bentuk dari syukur atas
keberhasilan bisnis atau harta yang dititipkan Tuhan
kepada kita).
Bill Gates, sang perintis
Microsoft yang kebetulan
manusia terkaya di dunia,
juga menyisihkan lebih
dari sepuluh persen dari
kekayaan pribadinya untuk
yayasan sosial yang ia
dan istrinya dirikan, Bill
and Melinda Gates Foundation. Agak mirip dengan
pendahulunya, Andrew Carnegie, John Rockeffeler,
dan Henry Ford. Kabar terakhir, bahkan Bill telah
mendedikasikan 80 persen waktunya untuk yayasan
tersebut, bukan lagi untuk Microsoft.
Bill Gates berani mendedikasikan
80 persen waktunya untuk berbagi.
Hmm, itu belum seberapa. Warren Buffett, seorang
investor kenamaan yang kebetulan manusia nomor dua
terkaya di dunia, malah member donasi kepada Bill and