SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH PEREKONOMIA INDONESIA 
“Pertumbuhan Dan Perubahan Struktur Ekonomi” 
Oleh: 
HANDY J WATUNG 120614357 
C5 AKUNTANSI 
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 
UNIVERSITAS SAM RATULANGI 
MANADO 2014
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI 
A. Definisi Pertumbuhan Ekonomi 
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu 
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. 
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu 
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. 
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 
Subandi, dalam bukunya Sistem Ekonomi Indonesia, menulis bahwa factor-faktor yang 
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum, adalah: 
1. factor produksi 
2. factor investasi 
3. factor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran 
4. factor kebijakan moneter dan inflasi 
5. factor keuangan negara 
Sedangkan Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam 
teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan dan 
kualitas dari factor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku, 
enterpreneurship dan energi. Akan tetapi, factor penentu tersebut untuk pertumbuhan 
ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka pendek. 
Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik, sama atau lebih 
buruk dari tahun 2000 lebih ditentukan oleh factor-faktor yang sifatnya lebih jangka pendek, 
yang dapat dikelompokkan ke dalam factor internal dan eksternal. 
Factor eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi, seperti perdagangan internasional 
dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia. 
1. Faktor-faktor Internal 
a. Factor ekonomi, antara lain: 
 Buruknya fundamental ekonomi nasional 
 Cadangan devisa 
 Hutang luar negeri dan ketergantungan impor 
 Sector perbankan dan riil 
 Pengeluaran konsumsi
b. Faktor non ekonomi, antara lain: 
 Kondisi politik, social dan keamanan 
 PMA dan PMDN 
 Pelarian modal ke luar negeri 
 Nilai tukar rupiah 
2. Faktor-faktor Eksternal 
 Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia 
B. Pendapatan Nasional 
Pendaoata Nasional yaitu jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat di suatu 
negara dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. 
Tiga Metode Perhitungan Pendapatan Nasional 
1. Metode Prosuksi 
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang 
dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi masyarakat dalam periode tertentu 
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + … + (Qn X Pn)] 
Keterangan: 
Y : National Income (Pendapatan Nasional) 
P : Prices (Harga) 
Q : Quantity (kuantitas) 
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu 
perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi 
perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output 
masing-masing sektor merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, 
ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal 
dari output sektor lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain 
lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double 
counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung 
beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, 
maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah 
nilai tambah (value added) masing-masing sektor. 
2. Metode Pendapatan 
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan yang 
diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode. 
Y = R + W + I + P 
Ket : 
Y = pendapatan nasional 
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji 
I = interest = bunga modal 
P = profit = laba 
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas 
jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan 
entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, 
barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan 
masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal 
adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. 
Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor 
produksi disebut Pendapatan Nasional (PN). 
3. Metode Pengeluaran 
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang 
dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi dalam suatu negara selama satu tahun 
Y = C + I + G + (X - M) 
Ket : 
Y = Pendapatan Nasional 
C = konsumsi masyarakat 
I = investasi 
G = pengeluaran pemerintah 
X = ekspor 
M = impor 
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian 
selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu 
perekonomian: 
1) Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption) 
Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang 
dan jasa yang habis dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun 
barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/barang tahan lama (non-durable 
goods). 
2) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption) 
Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran 
pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir 
(government expenditure). Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk 
tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan konsumsi 
pemerintah. 
3) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure) 
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan 
pengeluaran sektor dunia usaha. Yang termasuk dalam PMTDB adalah 
perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi. 
4) Ekspor Neto (Net Export) 
Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan 
impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar 
daipada impor. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian 
melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia). 
C. Teori Pertumbuhan Ekonomi
1. Aliran Klasik 
1) Teori Adam Smith 
Pertumbuhan ekonomi bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan 
adanya pertam-bahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output. 
2) Teori David Ricardo 
Pertumbuhan penduduk yang semakin besar akan menyebabkan jumlah tenaga 
kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. 
2. Aliran Neo Klasik 
1) Teori Robert Solow 
Pertumbuhan ekonomi bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknol 
ogi modern dan hasil atau output. 
2) Teori Joseph Scumpeter 
Proses pertumbuhan ekonomi merupakan proses inovasi ( pembaharuan dalam cara 
berproduksi yang lebih efisien ) yang dilaksanakan oleh para 
innovator/wirausahawan. 
3. Alira Moderen 
1) Kualitas SDM dan kemajuan teknologi 
2) Energi 
3) Kewirausahaan 
4) Bahan baku 
5) Material 
Analisis Empiris Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Orde Lama -Sekarang 
Melihat kondisi pembangunan ekonomi Indonesia selama pemerintahan orde baru 
(sebelum krisis ekonomi 1997)dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu 
proses pembangunan ekonomi yang sepektakuler, paling tidak pada tingkat makro (agregat). 
Keberhasilan ini dapat diukur dengan sejumlah indicator ekonomi makro. Yang umum 
digunakan adalah tingkat PN perkapita dan laju pertumbuhan PDB pertahun. Pada tahun 
1968 PN per kapita masih sangat rendah, hanya sekitar US$60. 
Namun, sejak pelita 1 dimulai PN Indonesia perkapita mengalami peningkatan relatif 
tinggi setiap tahun dan pada akhir dekade 1980-an telah mendekati US$500. Hal ini 
disebabkan oleh pertumbuhan PDB rata-rata pertahun juga tinggi 7%-8% selama 1970-an dan 
turunke 3%-4% pertahun selama 1980-an. Selama 70-an dan 80-an, proses yang cukup serius, 
yang terutama disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, seprti merosotnya harga miyak 
mentah di pasar internasional menjelang pertengahan 1980-an dan resensi ekonomi dunia 
pada decade yang sama. Karena Indonesia sejak pemerintahan orde baru menganut system 
ekonomi terbuka, 18 goncangan-goncangan eksternal seperti itu sangat terasa sangat 
dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. 
Selain faktor harga, ekspor Indonesia, baik komoditas primer maupun barang-barang 
industri maju, seperti jepang, as, dan eropa barat yang merupahkan pasar penting ekspor 
indonesia. Dampak negative dari resensi ekonomi dunia tahun 1982 terhadap perekonomian
Indonesia terutama terasa dalam laju perumbuhan ekonomi selama 1982- 1988 jauh lebih 
rendah dibandingkan periode sebelumnya. Karena pengalaman menujukan bahwa biasanya 
resensi ekonomi dunialebih mengakibatkan permintaan dunia berkurang terhadap bahan-bahan 
baku ( yang sebagian besar di ekspor oleh NSB) daripada permintaan terhadap barang-baraang 
konsumsi, seperti alat-alat rumah tangga dari elektronik dan mobil (yang pada 
umumnya adalah ekspor Negara-negara maju). 
Pada saat krisis ekonomimencapai klimaksnya, yakni tahun 1998, laju pertumbuhan 
PDB jatuh dratis hingga 13,1%. Namun, padatahun 1999 kembali positif walaupun kecil 
sekitar 0,8% dan tahun 2000ekonomi Indonesia sampai mengalami laju pertumbuhan yang 
tinggi hampir mencapai 5%. Namun, tahun 2001 laju pertumbuhan ekonomi kembali merosot 
hinngga 3.8% akibat gejolak politikyang sempat memanas kembali dan pada tahun 2007 laju 
pertumbuhan tercatat sedikit diatas 6%. 
Antara tahun 1990 hingga setahun menjelang krisis ekonomi, ekonomi indonesia 
tumbuh rata-rata pertahun diatas 8%. Kemajuan yang dicapai oleh cina dan india memang 
sangat menakjubkan. Pada awal dekade 90-an, pertumbuhan ekonomi dikedua Negara besar 
tersebut masing-masing tercatat hanya 3,8% dan 5,3%. Namun, pada pertengahan dekade 90- 
an, pertumbuhan kedua Negara itu sudahmenyamai bahkan melewati persentasi Indonesia. 
Dari sejumlah Negara ASEAN yang juga dihantam oleh krisis 1997/98, Indonesia memang 
paling parah dengan pertumbuhan negative hingga 13,1%,disusul kemudian oleh Thailand 
dengan -10,5%dan Malaysia-7,4%. Namun, yang menakjubkan dari kedua Negara tersebut 
setahunsetelah itu ekonomi mereka mengalami pulih lebih cepat dibandingkan ekonomi 
Indonesia yang hanya 0,8%. 
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik setelah 1998 
tercerminkan pada peningkatanPDB perkapita atas dasar harga berlaku tercatatsekitar 4,8 juta 
rupiah. Tahun 1999 naik menjadi 5,4 juta rupiah dan berlangsung sehingga mencapai sekitar 
10,6 juta rupiah tahun 2004, perkapita Indonesia pada tahun 2006 mencapai 1420 dalar AS, 
di atas india, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan china. 
Tahun 1998, sebagai akibat dari krisis ekonomi, semua komponen pengeluaran 
mengalami penurunan, terkecuali X, yang maengakibatkan kontraksi AD sekitar 13%. 
Sedangkan perkembangan X bias bertahan positif selama masa krisis terutama, seperti yang 
telah dijelaskan sebelumnya. Komponen AD yang paling besar penurunannya selama 1998 
adalah pembentukan modal bruto (investasi) yang merosot sekitar 33,01% dibandingkan 
kontraksi dari pengeluara konsumsi swasta (rumah tangga) sebesar 6,40% dan pengeluaran 
pemerintah sekitar 15,37%.besarnya penurunan investasi tersebut juga kelihatan jelas dari 
penurunan persentasenya terhadap PDB pada tahun 2000 pertumbuhan investasi (tidak 
termasuk perubahan stok) sempat mencapai hampir 18%, namun setelah itu merosot terus 
hingga negative pada tahun 2002. 
Pada awalnya, salah satu factor penting yang menyebabkan merosotnya kegiatan 
investasi didalam negri selama masa krisis,seperti juga dinegara-negara asia lain yang terena 
krisis (korea selatan dan Thailand), adalah karena kerugian besar yang dialami oleh 
perusahan swasta akibat depresiasi rupiah yang besar, sementara utang luar negri (ULN) nya 
dalam mata uang dolar AS tidak dilindungi (hedging) sebelumnya dengan kurs tertentu di 
pasar berjangka waktu kedepan (forward). Factor-faktor lain yang membuat lesunya 
komponen investasi didalam AS diantaranya adalah jatuhnya harga saham, pelarian moda ( 
atau arus modal keluar lebih banyak daripada arus masuk), dan resiko premium yang 
meningkat drastis.
Dua factor terakhir ini didorong terutama oleh kondisi politik, social, keamanan dan 
penegakan hukum yang buruk. Sedangkan dari ekspor meningkat karena memang depresiasi 
rupiah terhadap dolar As waktu itu membuat sebagian produk Indonesia, khususnya 
perkebunan, mengalami peningkatan daya saing harga. 
D. PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN NASIONAL 
Pembangunan ekonomi dalam jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan 
nasional, akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi 
tradisional dengan pertanian sebagai sector utama ke ekonomi modern yang didominasi 
sector non primer, khususnya industri manufaktur dengan increasing return to scale (relasi 
positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai 
mesin utama pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988). 
Meminjam istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi umum disebut transformasi 
structural dan dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu 
dengan lainnya dalam komposisi permintan agregat, perdagangan luar negeri (ekspor dan 
impor), dan penawaran agregat (produksi dan penggunaan factor-faktor produksi seperti 
tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan 
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery, 1979). 
Teori perubahan structural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme 
transformasi ekonomi yang dialami oleh negara-negara sedang berkembang, yang semula 
bersifat subsisten (pertanian tradisional) dan menitikberatkan sector pertanian menuju 
struktur perekonomian yang lebih modern yang didominasi sector non primer, khususnya 
industri dan jasa. Ada 2 teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan 
struktur ekonomi yakni dari Arthur Lewis (teori migrasi) dan Hollis Chenery (teori 
transformasi structural). 
Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang 
terjadi di pedesaan dan perkotaan (urban). Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa 
perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu perekonomian modern 
di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Di pedesaan, karena pertumbuhan 
penduduknya tinggi, maka kelebihan suplai tenaga kerja dan tingkat hidup masyarakatnya 
berada pada kondisi subsisten akibat perekonomian yang sifatnya juga subsisten. Over 
supply tenaga kerja ini ditandai dengan nilai produk marjinalnya nol dan tingkat upah riil 
yang rendah. 
Di dalam kelompok Negara LDCs, banyak Negara yang juga mengalami transisi 
ekonomi yang pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dann prosesnya berbeda 
antarnegara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antarnegara dalam sejumlah faktor-faktor 
internal berikut : 
1. Kondisi dan Struktur awal Ekonomi dalam Negeri (Economic Base) 
Suatu Negara yang pada wal pembangunan ekonomi atau industry-industri 
dasar (seperti mesin, besi, dan baja) yang relative akan mengalami proses 
industrialisasi yang lebih pesat atau cepat dibandingkan yang hanya memiliki indistri-industri 
ringan (seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan minuman). 
2. Besarnya Pasar Dalam Negeri.
Dalam hal ini besarnya pasar dalam negeri yang ditentukan oleh kombinasi 
antara jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita. Pasar dalam negeri yang 
besar seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta orang 
(walau tingkat pendapatan per kapita rendah), merupakan salah satu faktor insentif 
pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industry, karena menjamin adanya skala 
ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi (dengan asumsi bahwa faktor-faktor 
penentu lainnya mendukung). 
3. Pola Distribusi Pendapatan 
Faktor ini sangat mendukung faktor pasar di atas. Walaupun tingkat 
pendapatan rata-rata per kapita pesat, tetapi kalau distribusinya sangat pincang, 
kenaikan pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industry-industri 
selain industry-industri yang membuat barang-barang sederhana, seperti makanan, 
minuman, sepatu, dan pakaian jadi. 
4. Karakteristik Industrialisasi 
Karakter industrialisasi antara lain mencakup cara pelaksanaan atau strategi 
pengembangan industry yang diterapkan, jenis industry yang diunggulkan, pola 
pembangunan industry, dan insentif yang diberikan. Aspek-aspek ini biasanya 
berbeda antar Negara yang menghasilkan pola industrialisasi yang juga berbeda 
antarnegara. 
5. Keberadaan Sumber Daya Alam (SDA) 
Ada kecenderungan bahwa Negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan 
ekonomi yang lebih rendah atau terlambat diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) 
daripada Negara yang miskin SDA. Sebagai contoh Indonesia yang awalnya sangat 
mengandalkan kekayaan SDAnya, terutama migas, dapat dikatakan relative terlambat 
melakukan industrialisasi dibandingkan Negara-negara kecil dan miskin SDA di Asia 
Tenggara dan Timur, seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Singapura. 
6. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri 
Fakta menunjukkan bahwa di Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi 
tertutup atau inward looking policy, pola dan hasil industrialisasinya berbeda 
dibandingkan di Negara-negara yang menerapkan outward looking policy. Banyak 
LDCs, termasuk Indonesia, pada awal pembangunan menerapkan kebijakan protektif 
terhadap sector industrinya, kebijakan yang umum disebut impor substitution policy. 
Hasilnya, sector industry mereka berkembang tidak efisien, sangat tergantung pada 
impor, dan tingkat diversifikasinya rendah, khususnya lemah dikelompok midstream 
industries (seperti industry barang modal, input perantara, dan komponen-komponen 
untuk industry-industri hilir) yang pada umumnya menerapkan system produksi 
assembling. 
Sedangkan Negara-negara berpendapatan tinggi di Asia Tenggara dan Timur, 
seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong, yang berhasil 
dalam menstransformasikan struktur ekonomi mereka dengan tingkat efisiensi dan 
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam periode yang relative tidak terlalu lama.
E. Kesimpulan 
Pembangunan ekonomi yang menekankan pertumbuhan dapat berjalan relatif efisien dengan 
adanya kebijakan politik yang otoriter. Arus modal asing yang berelasi dengan modal dalam 
negeri pada akhirnya dapat berkembang dengan pesat sehingga banyak mendorong pertumbuhan 
ekonomi nasional secara makro. 
REFERENSI 
http://irdye07.blogspot.com/2010/11/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-sejak.html 
http://tiwimuliawan.blog.com/2009/10/13/ekonomi-indonesia/ 
http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html 
http://ibnusina.my-place.us/index.php/sina-overview/35-teknologi/68-faktor-penentu-prospek-perekonomian- 
indonesia

More Related Content

What's hot

Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
Sudirman Jie
 
Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguran
Gunawan Manalu
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
yunisarosa
 
Perubahan struktural
Perubahan strukturalPerubahan struktural
Perubahan struktural
ifa_talita
 
Perhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalPerhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasional
Nindya Sukmawati
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Sugeng Budiharsono
 
Penduduk dan Ketenagakerjaan
Penduduk dan KetenagakerjaanPenduduk dan Ketenagakerjaan
Penduduk dan Ketenagakerjaan
Muhammad Khoirul Fuddin
 
5. perubahan struktur ekonomi
5. perubahan struktur ekonomi5. perubahan struktur ekonomi
5. perubahan struktur ekonomi
Findi Rifa'i
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
magdalena praharani
 
SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONALSIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONALilhampradita
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
Asep suryadi
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
Indra Yu
 
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenKonsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Trisnadi Wijaya
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Fair Nurfachrizi
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Muhammad Rafi Kambara
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barangYusron Blacklist
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomimsahuleka
 
Tugas makro
Tugas makroTugas makro
Tugas makro
taufik anggoro
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Aditya Panim
 

What's hot (20)

Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
 
Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguran
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)Materi 8 (perilaku produsen)
Materi 8 (perilaku produsen)
 
Perubahan struktural
Perubahan strukturalPerubahan struktural
Perubahan struktural
 
Perhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasionalPerhitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasional
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Penduduk dan Ketenagakerjaan
Penduduk dan KetenagakerjaanPenduduk dan Ketenagakerjaan
Penduduk dan Ketenagakerjaan
 
5. perubahan struktur ekonomi
5. perubahan struktur ekonomi5. perubahan struktur ekonomi
5. perubahan struktur ekonomi
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
 
SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONALSIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
SIKLUS PENDAPATAN NASIONAL
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
 
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenKonsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
 
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan EkonomiTeori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 
Tugas makro
Tugas makroTugas makro
Tugas makro
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 

Similar to Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi

Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...
Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...
Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...Ahmad Zakariya
 
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomiTugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
siti aisah
 
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
dengkol
 
Ekonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalEkonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan Nasional
Aori Meru
 
Makalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimiMakalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimi
Septian Muna Barakati
 
Makalah pertumbuhan ekonomi
Makalah pertumbuhan ekonomiMakalah pertumbuhan ekonomi
Makalah pertumbuhan ekonomi
Septian Muna Barakati
 
Bab 3 pertumbuhan ekonomi
Bab 3 pertumbuhan ekonomiBab 3 pertumbuhan ekonomi
Bab 3 pertumbuhan ekonomixNet8
 
indikator ekonomi makro.pptx
indikator ekonomi makro.pptxindikator ekonomi makro.pptx
indikator ekonomi makro.pptx
SalehSitompul
 
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiaIndikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
febi pristan
 
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaMakalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesia
Kyuhae Sihanlee
 
Makalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaMakalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesia
Kyuhae Sihanlee
 
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomiPertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
ifat fatiroh
 
Pertumbuhan ekonomi.pptx
Pertumbuhan ekonomi.pptxPertumbuhan ekonomi.pptx
Pertumbuhan ekonomi.pptx
dinicha31
 
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomiPertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
achmadseno15
 
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
zuhrofial imaniah
 
4 pertumbuhan ekonomi adhi nugraha
4 pertumbuhan ekonomi adhi nugraha4 pertumbuhan ekonomi adhi nugraha
4 pertumbuhan ekonomi adhi nugraha
adhi nugraha
 
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptxPertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
WinaPaul
 

Similar to Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi (20)

Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...
Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...
Analisis pengaruh pmdn, ekspor pertambangan, tenaga kerja terhadap pdb sektor...
 
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomiTugas 4. pertumbuhan ekonomi
Tugas 4. pertumbuhan ekonomi
 
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
Pengantar ekonomi-makro-juli-20103
 
Ekonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan NasionalEkonomi : Pendapatan Nasional
Ekonomi : Pendapatan Nasional
 
Makalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimiMakalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimi
 
Makalah pertumbuhan ekonomi
Makalah pertumbuhan ekonomiMakalah pertumbuhan ekonomi
Makalah pertumbuhan ekonomi
 
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
Makalah pertumbuhan ekonimi STIP WUNA
 
Makalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimiMakalah pertumbuhan ekonimi
Makalah pertumbuhan ekonimi
 
Bab 3 pertumbuhan ekonomi
Bab 3 pertumbuhan ekonomiBab 3 pertumbuhan ekonomi
Bab 3 pertumbuhan ekonomi
 
indikator ekonomi makro.pptx
indikator ekonomi makro.pptxindikator ekonomi makro.pptx
indikator ekonomi makro.pptx
 
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesiaIndikator-indikator makro ekonomi di indonesia
Indikator-indikator makro ekonomi di indonesia
 
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah pertumbuhan ekonomi SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Makalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaMakalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesia
 
Makalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesiaMakalah sistem perekonomian indonesia
Makalah sistem perekonomian indonesia
 
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomiPertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
 
Pertumbuhan ekonomi.pptx
Pertumbuhan ekonomi.pptxPertumbuhan ekonomi.pptx
Pertumbuhan ekonomi.pptx
 
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomiPertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
 
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
EKONOMI MAKRO ISLAM KONSEP DASAR, DATA, DAN INDIKATOR PENGUKURAN KEGIATAN EKO...
 
4 pertumbuhan ekonomi adhi nugraha
4 pertumbuhan ekonomi adhi nugraha4 pertumbuhan ekonomi adhi nugraha
4 pertumbuhan ekonomi adhi nugraha
 
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptxPertumbuhan Ekonomi.pptx
Pertumbuhan Ekonomi.pptx
 

Recently uploaded

MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
FachrulAchast
 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
RoyhanHidayatulloh
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptxPERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
muhammadarsyad77
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
MrBready
 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
AcengRohmana1
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 

Recently uploaded (11)

MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptxPERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
PERUSAHAAN PEMBIAYAAN LEASING SYARIAH .pptx
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 

Perekonomian Indonesi: Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi

  • 1. MAKALAH PEREKONOMIA INDONESIA “Pertumbuhan Dan Perubahan Struktur Ekonomi” Oleh: HANDY J WATUNG 120614357 C5 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2014
  • 2. PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI A. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Subandi, dalam bukunya Sistem Ekonomi Indonesia, menulis bahwa factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum, adalah: 1. factor produksi 2. factor investasi 3. factor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran 4. factor kebijakan moneter dan inflasi 5. factor keuangan negara Sedangkan Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari factor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi. Akan tetapi, factor penentu tersebut untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka pendek. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik, sama atau lebih buruk dari tahun 2000 lebih ditentukan oleh factor-faktor yang sifatnya lebih jangka pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam factor internal dan eksternal. Factor eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi, seperti perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia. 1. Faktor-faktor Internal a. Factor ekonomi, antara lain:  Buruknya fundamental ekonomi nasional  Cadangan devisa  Hutang luar negeri dan ketergantungan impor  Sector perbankan dan riil  Pengeluaran konsumsi
  • 3. b. Faktor non ekonomi, antara lain:  Kondisi politik, social dan keamanan  PMA dan PMDN  Pelarian modal ke luar negeri  Nilai tukar rupiah 2. Faktor-faktor Eksternal  Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia B. Pendapatan Nasional Pendaoata Nasional yaitu jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat di suatu negara dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Tiga Metode Perhitungan Pendapatan Nasional 1. Metode Prosuksi Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi masyarakat dalam periode tertentu Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + … + (Qn X Pn)] Keterangan: Y : National Income (Pendapatan Nasional) P : Prices (Harga) Q : Quantity (kuantitas) Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output masing-masing sektor merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sektor lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing-masing sektor. 2. Metode Pendapatan Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode. Y = R + W + I + P Ket : Y = pendapatan nasional R = rent = sewa
  • 4. W = wage = upah/gaji I = interest = bunga modal P = profit = laba Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN). 3. Metode Pengeluaran Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi dalam suatu negara selama satu tahun Y = C + I + G + (X - M) Ket : Y = Pendapatan Nasional C = konsumsi masyarakat I = investasi G = pengeluaran pemerintah X = ekspor M = impor Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu perekonomian: 1) Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption) Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/barang tahan lama (non-durable goods). 2) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption) Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure). Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah. 3) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Yang termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi. 4) Ekspor Neto (Net Export) Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daipada impor. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia). C. Teori Pertumbuhan Ekonomi
  • 5. 1. Aliran Klasik 1) Teori Adam Smith Pertumbuhan ekonomi bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertam-bahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output. 2) Teori David Ricardo Pertumbuhan penduduk yang semakin besar akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. 2. Aliran Neo Klasik 1) Teori Robert Solow Pertumbuhan ekonomi bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknol ogi modern dan hasil atau output. 2) Teori Joseph Scumpeter Proses pertumbuhan ekonomi merupakan proses inovasi ( pembaharuan dalam cara berproduksi yang lebih efisien ) yang dilaksanakan oleh para innovator/wirausahawan. 3. Alira Moderen 1) Kualitas SDM dan kemajuan teknologi 2) Energi 3) Kewirausahaan 4) Bahan baku 5) Material Analisis Empiris Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Orde Lama -Sekarang Melihat kondisi pembangunan ekonomi Indonesia selama pemerintahan orde baru (sebelum krisis ekonomi 1997)dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi yang sepektakuler, paling tidak pada tingkat makro (agregat). Keberhasilan ini dapat diukur dengan sejumlah indicator ekonomi makro. Yang umum digunakan adalah tingkat PN perkapita dan laju pertumbuhan PDB pertahun. Pada tahun 1968 PN per kapita masih sangat rendah, hanya sekitar US$60. Namun, sejak pelita 1 dimulai PN Indonesia perkapita mengalami peningkatan relatif tinggi setiap tahun dan pada akhir dekade 1980-an telah mendekati US$500. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan PDB rata-rata pertahun juga tinggi 7%-8% selama 1970-an dan turunke 3%-4% pertahun selama 1980-an. Selama 70-an dan 80-an, proses yang cukup serius, yang terutama disebabkan oleh faktor-faktor eksternal, seprti merosotnya harga miyak mentah di pasar internasional menjelang pertengahan 1980-an dan resensi ekonomi dunia pada decade yang sama. Karena Indonesia sejak pemerintahan orde baru menganut system ekonomi terbuka, 18 goncangan-goncangan eksternal seperti itu sangat terasa sangat dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain faktor harga, ekspor Indonesia, baik komoditas primer maupun barang-barang industri maju, seperti jepang, as, dan eropa barat yang merupahkan pasar penting ekspor indonesia. Dampak negative dari resensi ekonomi dunia tahun 1982 terhadap perekonomian
  • 6. Indonesia terutama terasa dalam laju perumbuhan ekonomi selama 1982- 1988 jauh lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Karena pengalaman menujukan bahwa biasanya resensi ekonomi dunialebih mengakibatkan permintaan dunia berkurang terhadap bahan-bahan baku ( yang sebagian besar di ekspor oleh NSB) daripada permintaan terhadap barang-baraang konsumsi, seperti alat-alat rumah tangga dari elektronik dan mobil (yang pada umumnya adalah ekspor Negara-negara maju). Pada saat krisis ekonomimencapai klimaksnya, yakni tahun 1998, laju pertumbuhan PDB jatuh dratis hingga 13,1%. Namun, padatahun 1999 kembali positif walaupun kecil sekitar 0,8% dan tahun 2000ekonomi Indonesia sampai mengalami laju pertumbuhan yang tinggi hampir mencapai 5%. Namun, tahun 2001 laju pertumbuhan ekonomi kembali merosot hinngga 3.8% akibat gejolak politikyang sempat memanas kembali dan pada tahun 2007 laju pertumbuhan tercatat sedikit diatas 6%. Antara tahun 1990 hingga setahun menjelang krisis ekonomi, ekonomi indonesia tumbuh rata-rata pertahun diatas 8%. Kemajuan yang dicapai oleh cina dan india memang sangat menakjubkan. Pada awal dekade 90-an, pertumbuhan ekonomi dikedua Negara besar tersebut masing-masing tercatat hanya 3,8% dan 5,3%. Namun, pada pertengahan dekade 90- an, pertumbuhan kedua Negara itu sudahmenyamai bahkan melewati persentasi Indonesia. Dari sejumlah Negara ASEAN yang juga dihantam oleh krisis 1997/98, Indonesia memang paling parah dengan pertumbuhan negative hingga 13,1%,disusul kemudian oleh Thailand dengan -10,5%dan Malaysia-7,4%. Namun, yang menakjubkan dari kedua Negara tersebut setahunsetelah itu ekonomi mereka mengalami pulih lebih cepat dibandingkan ekonomi Indonesia yang hanya 0,8%. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik setelah 1998 tercerminkan pada peningkatanPDB perkapita atas dasar harga berlaku tercatatsekitar 4,8 juta rupiah. Tahun 1999 naik menjadi 5,4 juta rupiah dan berlangsung sehingga mencapai sekitar 10,6 juta rupiah tahun 2004, perkapita Indonesia pada tahun 2006 mencapai 1420 dalar AS, di atas india, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan china. Tahun 1998, sebagai akibat dari krisis ekonomi, semua komponen pengeluaran mengalami penurunan, terkecuali X, yang maengakibatkan kontraksi AD sekitar 13%. Sedangkan perkembangan X bias bertahan positif selama masa krisis terutama, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Komponen AD yang paling besar penurunannya selama 1998 adalah pembentukan modal bruto (investasi) yang merosot sekitar 33,01% dibandingkan kontraksi dari pengeluara konsumsi swasta (rumah tangga) sebesar 6,40% dan pengeluaran pemerintah sekitar 15,37%.besarnya penurunan investasi tersebut juga kelihatan jelas dari penurunan persentasenya terhadap PDB pada tahun 2000 pertumbuhan investasi (tidak termasuk perubahan stok) sempat mencapai hampir 18%, namun setelah itu merosot terus hingga negative pada tahun 2002. Pada awalnya, salah satu factor penting yang menyebabkan merosotnya kegiatan investasi didalam negri selama masa krisis,seperti juga dinegara-negara asia lain yang terena krisis (korea selatan dan Thailand), adalah karena kerugian besar yang dialami oleh perusahan swasta akibat depresiasi rupiah yang besar, sementara utang luar negri (ULN) nya dalam mata uang dolar AS tidak dilindungi (hedging) sebelumnya dengan kurs tertentu di pasar berjangka waktu kedepan (forward). Factor-faktor lain yang membuat lesunya komponen investasi didalam AS diantaranya adalah jatuhnya harga saham, pelarian moda ( atau arus modal keluar lebih banyak daripada arus masuk), dan resiko premium yang meningkat drastis.
  • 7. Dua factor terakhir ini didorong terutama oleh kondisi politik, social, keamanan dan penegakan hukum yang buruk. Sedangkan dari ekspor meningkat karena memang depresiasi rupiah terhadap dolar As waktu itu membuat sebagian produk Indonesia, khususnya perkebunan, mengalami peningkatan daya saing harga. D. PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN NASIONAL Pembangunan ekonomi dalam jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sector utama ke ekonomi modern yang didominasi sector non primer, khususnya industri manufaktur dengan increasing return to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988). Meminjam istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi umum disebut transformasi structural dan dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintan agregat, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), dan penawaran agregat (produksi dan penggunaan factor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery, 1979). Teori perubahan structural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara-negara sedang berkembang, yang semula bersifat subsisten (pertanian tradisional) dan menitikberatkan sector pertanian menuju struktur perekonomian yang lebih modern yang didominasi sector non primer, khususnya industri dan jasa. Ada 2 teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi yakni dari Arthur Lewis (teori migrasi) dan Hollis Chenery (teori transformasi structural). Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan (urban). Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Di pedesaan, karena pertumbuhan penduduknya tinggi, maka kelebihan suplai tenaga kerja dan tingkat hidup masyarakatnya berada pada kondisi subsisten akibat perekonomian yang sifatnya juga subsisten. Over supply tenaga kerja ini ditandai dengan nilai produk marjinalnya nol dan tingkat upah riil yang rendah. Di dalam kelompok Negara LDCs, banyak Negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dann prosesnya berbeda antarnegara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antarnegara dalam sejumlah faktor-faktor internal berikut : 1. Kondisi dan Struktur awal Ekonomi dalam Negeri (Economic Base) Suatu Negara yang pada wal pembangunan ekonomi atau industry-industri dasar (seperti mesin, besi, dan baja) yang relative akan mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat atau cepat dibandingkan yang hanya memiliki indistri-industri ringan (seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan minuman). 2. Besarnya Pasar Dalam Negeri.
  • 8. Dalam hal ini besarnya pasar dalam negeri yang ditentukan oleh kombinasi antara jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita. Pasar dalam negeri yang besar seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta orang (walau tingkat pendapatan per kapita rendah), merupakan salah satu faktor insentif pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industry, karena menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi (dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya mendukung). 3. Pola Distribusi Pendapatan Faktor ini sangat mendukung faktor pasar di atas. Walaupun tingkat pendapatan rata-rata per kapita pesat, tetapi kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industry-industri selain industry-industri yang membuat barang-barang sederhana, seperti makanan, minuman, sepatu, dan pakaian jadi. 4. Karakteristik Industrialisasi Karakter industrialisasi antara lain mencakup cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industry yang diterapkan, jenis industry yang diunggulkan, pola pembangunan industry, dan insentif yang diberikan. Aspek-aspek ini biasanya berbeda antar Negara yang menghasilkan pola industrialisasi yang juga berbeda antarnegara. 5. Keberadaan Sumber Daya Alam (SDA) Ada kecenderungan bahwa Negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada Negara yang miskin SDA. Sebagai contoh Indonesia yang awalnya sangat mengandalkan kekayaan SDAnya, terutama migas, dapat dikatakan relative terlambat melakukan industrialisasi dibandingkan Negara-negara kecil dan miskin SDA di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Singapura. 6. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Fakta menunjukkan bahwa di Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup atau inward looking policy, pola dan hasil industrialisasinya berbeda dibandingkan di Negara-negara yang menerapkan outward looking policy. Banyak LDCs, termasuk Indonesia, pada awal pembangunan menerapkan kebijakan protektif terhadap sector industrinya, kebijakan yang umum disebut impor substitution policy. Hasilnya, sector industry mereka berkembang tidak efisien, sangat tergantung pada impor, dan tingkat diversifikasinya rendah, khususnya lemah dikelompok midstream industries (seperti industry barang modal, input perantara, dan komponen-komponen untuk industry-industri hilir) yang pada umumnya menerapkan system produksi assembling. Sedangkan Negara-negara berpendapatan tinggi di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong, yang berhasil dalam menstransformasikan struktur ekonomi mereka dengan tingkat efisiensi dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam periode yang relative tidak terlalu lama.
  • 9. E. Kesimpulan Pembangunan ekonomi yang menekankan pertumbuhan dapat berjalan relatif efisien dengan adanya kebijakan politik yang otoriter. Arus modal asing yang berelasi dengan modal dalam negeri pada akhirnya dapat berkembang dengan pesat sehingga banyak mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara makro. REFERENSI http://irdye07.blogspot.com/2010/11/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-sejak.html http://tiwimuliawan.blog.com/2009/10/13/ekonomi-indonesia/ http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html http://ibnusina.my-place.us/index.php/sina-overview/35-teknologi/68-faktor-penentu-prospek-perekonomian- indonesia