Dokumen tersebut merangkum empat sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Qur'an, as-Sunnah, ijtihad, dan ulama. Al-Qur'an dan as-Sunnah diuraikan sebagai sumber pokok dengan menjelaskan pengertian, peranan, sejarah kodifikasi, dan ilmu-ilmu terkaitnya. Ijtihad dijelaskan sebagai metode berfikir untuk menemukan hukum baru dengan batasan tertentu.
1. BAB III
SUMBER AJARAN ISLAM
disusun oleh :
Anita firdaus (028130024)
Eka wati (028130008)
Desy putri pertiwi (028130018)
devi marissa suryani (028130002)
2. ْ َِ ْ ّ ُ َ َُ ِ ل ْ ِ ِنك
يا أيها الذين آمنوا أطيعوا ال وأطيعوا الرسول وأولي ا َْمر مۖم فإن
ُْ
ُ ِ ََ ّ
َ
ُ ِ َ َُ َ ِ ّ َ َّ َ
ِ ْ َ ْ َ ّ ِ َ ُ ِ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ِ ِ ُ ّ َ ّ َِ ُ ّ ُ َ ٍ َ َ َ ْ ُ ْ ِ َ ْ ف
تنازعتم في شيء فردوه إل ى ال والرسول إن كنتم تؤمنون بال واليوم
ِ
ِ
ً ِ ْ َ ُ َ ْ ََ ٌ ْ َ َ ِ ِ ِ ْ
الخۚر ٰ َلك خير وأحسن تأويل
ذ
Artinya
: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik
akibatnya.
3. • QS An-Nisa (4) : 59 merupakan dalil yang menunjukkan ada empat
sumber yang harus ditaati yaitu dua di antaranya sebagai sumber
pokok/utama ialah Al-Qur’an dan as-Sunnah.
• QS An-Nisa (4) : 59 memiliki lingkup yang lebih universal yakni untuk
menetapkan tata nilai/hukum pada sasaran setiap individu di tengah
masyarakat, di samping tata nilai yang harus dipatuhi para pencari
keadilan.
4. A. AL-QUR’AN
1.
Fungsi dan Peranan Al-Qur’an
•
Al-Qur’an adalah wahyu yang berfungsi sebagai berikut :
a. Sebagai mukjizat : Al-Qur’an telah menjadi salah satu sebab
penting bagi masuknya orang-orang Arab di zaman
Rasulullah ke dalam agama islam, dan menjadi sebab
penting bagi masuknya orang-orang sekarang dan (Insya
Allah) pada masa yang akan datang
b. Sebagai pedoman hidup : Al-Qur’an banyak
mengemukakan pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum
pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia
dengan Tuhan
c. Sebagai korektor : Al-Qur’an banyak mengungkapkan
persoalan yang dibahas oleh kitab taurat,injil, dan lain-lain
yang dinilai Al-Qur’an tidak sesuai dengan ajaran Allah
yang sebenarnya
5. 2. Nama-nama dan pembagian isi Al-Qur’an
• Al-Qur’an mempunyai nama lain yang relevan dengan kegunaannya bagi umat
manusia :
Al-Kitab (sumber bacaan untuk dipedomani)
Al-Furqon (pembeda hak dan batil)
Al-Burhan/Al-Huda (petunjuk kehidupan)
Adz-Dzikr (pengingat)
Al-Hikmah (falsafah/kebijakan-kebijakan/penemu kebenaran/landasan
pemikiran dan pemahaman)
As-Syifa (obat/penawar hati)
Dan lain-lain
• Al-Qur’an terdiri dari 114 surat : 91 diturunkan di Mekkah dan 23 surat turun di Madinah,
ada pula yang berpendapat, 86 surat turun di Mekkah dan 28 turun di Madinah
• Surat yang diturunkan di Mekkah namanya Makkiyah, pada umumnya suratnya
pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan akhlak
6. • Adapun surat yang diturunkan di Madinah dinamakan surat
Madaniyah,kitab (sasaran panggilannya) tertuju kepada orang-orang
mukmin, dan unsur perintah-larangan atau hukum-hukum islam yang
terkandung didalamnya
• Diperkirakan 19/30 turun di Madinah, 11/30 turun di Mekah.
• Atas inisiatif para ulama maka kemudian Al-Qur’an dibagi-bagi menjadi
30 Juz
• Dalam tiap Juz dibagi-bagi pula kepada setengah Juz, seperempat Juz,
Maqra, dan lain-lain
7. 3. Lima Garis Besar Isi Kandungan Al-Qur’an
a.
b.
c.
d.
e.
Aqidah (keimanan), tauhid, dalam arti menyempurnakan keyakinan dan
meluruskan I’tikad yang merupakan doktrin kepercayaan kepada Allah SWT.
Syari’at yang terdiri atas ibadah murni yakni aturan-aturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan dan mu’amalah, yaitu mencakup segala
penetapan yang mengatur hubungan pergaulan hidup antar sesama
manusia,antara manusia dengan makhluk hidup lain, serta antara manusia dengan
alam
Akhlak,yaitu memugar,meluhurkan, mensucikan, budi pekerti seperti sebagai jalan
untuk mencapai kebahagiaan
Sejarah, kisah-kisah masa lalu untuk diambil darinya pelajaran, peringatan,
perbandingan, keteladanan,dan perumpamaan yang bernilai tinggi, guna
mengarifkan hidup
Berita-berita soal masa depan dan pasca masa depan, ramalan-ramalan yang
prospektif serta rupa-rupa ilmu pengetahuan modern
8. 4. Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an dan Perkembangannya
• Firman Allah SWT Q.S Al-Hijr (15): 9,yang artinya :
“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya
kami benar-benar memeliharanya”
• Dalam catatan sejarah dapat dibuktikan bahwa proses kodifikasi dan penulisan AlQur’an sejak nabi masih hidup dijamin kesuciannya
5. Ilmu-ilmu yang Membahas Hal-hal yang Berhubungan dengan
Al-Qur’an antara lain :
a.Ilmu Mawathin Nuzul, yaitu ilmu yang membahas tentang tempat-tempat turunnya
ayat Al-Qur’an
b.Ilmu Asbabun Nuzul, yaitu ilmu yang membahas sebab-sebab turunnya Al-Qur’an
c.Ilmu Tajwid, yaitu ilmu yang membahas tentang teknik membaca Al-Qur’an
d.Ilmu Gharibil, yaitu ilmu yang membahas tentang kalimat-kalimat yang asing artinya
dalam Al-Qur’an
9. e.
Ilmu Wajuh, yaitu ilmu yang membahas tentang kalimat yang
mempunyai banyak arti dan makna apa yang dikehendaki oleh
sesuatu ayat dalam Al-Qur’an
f.
Ilmu Amtsalil Al-Qur’an, yaitu ilmu yang membahas tentang
perumpamaan-perumpamaan dalam Al-Qur’an
g.
Ilmu Aqsamil Al-Qur’an, yaitu ilmu yang mempelajari tentang
maksud-maksud sumpah Tuhan dalam Al-Qur’an dan lain-lain
10. B. AS-SUNNAH/AL HADIST
1.
Pengertian
Secara etimologis : Baru, Khobar
Secara terminologi : segala perbuatan, perkataan dan ketetapan/persetujuan Nabi
Muhammad SAW (Af’al, Aqwal dan taqrir)
2.
As-Sunnah/Al-Hadist sebagai Sumber Ajaran Islam
Apabila As Sunnah tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum muslimin
akan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hal cara sholat, kadar dan ketentuan
zakat, cara haji dan lain sebagainya
3.
Hubungan As-Sunnah dengan Al-Qur’an
Fungsinya sebagai penafsir, pensyarah dan penjelas daripada ayat-ayat tertentu
11. a)
b)
c)
4.
Bayan tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal
Bayan taqrir, yaitu As-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat
pertanyaan-pertanyaan Al-Qur’an
Bayan Taudlih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat Al-Qur’an
Perbedaan Antara Al-Qur’an dan Al-Hadist Sebagai sumber hukum
a.
b.
c.
Al-Qur’an nilai kebenarannya adalah qath’i (pasti atau absolut) sedangkan AlHadist adalah dzanni/nisbi (mengandung dugaan kecuali hadist mutawatir)
Seluruh ayat Al-Qur’an mesti dijadikan sebagai pedoman hidup. tetapi tidak semua
hadist dijadikan pedoman hidup.
Al-Qur’an sudah tentu auntentik lafadz dan maknanya, sedangkan hadist tidak
semuanya autentik
12. 5.
Sejarah Singkat Perkembangan Al-Hadist
• Para ulama membagi perkembangan hadist itu kepada tujuh periode yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
5.
Masa wahyu dan pembentukan hokum (pada jaman rasul: 13 SH-11 SH)
Masa pembatasan riwayat (masa khulafaur – rasyidin: 12-40H)
Masa pencarian hadist (masa generasi tabi’in dan sahabat-sahabat muda:
41 H-akhir abad I H)
Masa pembukuan hadist (permulaan abad II H)
Masa penyaringan dan seleksi ketat (awal abad III H - selesai)
Masa penyusunan kitab-kibat koleksi (awal abad IV H – jatuh nya Baghdad
pada tahun 656H)
Masa pembuatan kitab syarah hadist, kitab-kitab koleksi yang lebih umun
(656H dan seterusnya)
Pengkodifikasian Al-Hadist
• Menurut para ulama hadist bahwa dianatara kitab-kitab hadist ada tujuh kitab hadist
yang dinilai terbaik yaitu :
a.
Ash-Shahih Bukhari
13. b.
c.
d.
e.
f.
Ash-Shahih Muslim
As-Sunnan Abu Dawud
As-Sunnan Nasai
As-Sunnan Tirmidzi
As-Sunnan Ibdu Majah Al-Musnad Iman Ahmad
C. IJTIHAD
1. Pengertian
• Secara bahasa : pencurahan segenap kemampuan untuk mendapatkan sesuatu
• Secara terminologi/istilah : penggunaan akal sekuat mungkin untuk menemukan
sesuatu keputusan hukum tertentu yang ditetapkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an
dan As-Sunnah
14. 2. Kedudukan ijtihad
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Ijtihad tidak dapat melahirkan keputusan yang mutlak absolut. Sebab ijtihad
merupakan aktivitas akal pikiran manusia yang relative
Sesuatu yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin berlaku bagi seseorang atau
sekelompok orang tetapi tidak berlaku bagi orang lain
Tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah Mahdlah
Tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah
Dalam proses berijtihad hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor motivasi,
akibat kemaksiatan umum, kemanfaatan bersama, dan lain-lain
3. Cara berijtihad
Qiyas, yaitu menetapkan sesuatu hokum terhadap sesuatu hal yang belum
diterangkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan dianalogikan kepada hukum
sesuatu yang sudah diterangkan hukumnya oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, Karena
sebab yang sama
Ijma, secara bahasa “berkumpul”. Secara istilah atau definisi ialah konsensus
15. atau kesepakatan ulama-ulama islam dalam menentukan suatu alasan
hukum atas suatu realita sosial yang dinamis
Istihsan, yaitu menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah
atas dasar prinsip-prinsip umum ajaran islam
Mashalihul Mursalah, yaitu kebaikan yang ditemukan akal dan dapat dibuktikan
secara emphiris dan kebaikan tersebut terungkap langsung dalam Al-Qur’an dan Hadist