SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Adhitya Novitasari, S. Ked
   NPM : 03700292
 Merupakan salah satu kanker yang paling sering
  didiagnosa pada kehamilan.
 Kebanyakan terdiagnosa sebagai kanker payudara pada
  masa kehamilan biasa atau pada masa menyusui atau
  sampai 12 bulan post-partum.
 Terjadi diperkirakan 1 : 3000 kehamilan. Meningkat
  pada wanita yang menunda kehamilan dalam hidupnya.
 Kanker payudara pada masa kehamilan terkait erat
  dengan umur dan wanita yang hamil pertama kali pada
  umur setelah 30 tahun.
 Memiliki resiko dua hingga tiga kali lebih tinggi
  mengalami kanker payudara dibanding pada umur 20
  tahun.
 Awalnya diperkirakan akan cepat meluas, sangat berbahaya
  dan tidak dapat disembuhkan, namun saat ini, prognosa atas
  kehamilan dengan kanker payudara menunjukkan tingkat
  yang sama dengan wanita yang tidak hamil dengan
  perhitungan umur dan tingkatannya.
 Prognosis yang lebih buruk terlihat pada pasien stadium
  lanjut dengan tumor yang lebih besar dengan tingkat
  metastase yang lebih tinggi (grade II dan III).
 Kemungkinan wanita dengan penyakit ini 5-10 tahun
  mereka dapat bertahan.
 Kehamilan bukan faktor resiko mandiri untuk prognosis yang
  jelek dan tidak ada bukti jelas yang mendukung bahwa
  pernyataan hiperestrogenik saat kehamilan berkontribusi
  pada perkembangan dan pertumbuhan kanker yang cepat.
 Invasive ductal carcinoma adalah yang sering terjadi.
  Dimana akan tampak massa atau nodul yang lebih besar
  dengan frekuensi invasi lymfovaskular yang lebih tinggi, kelas
  inti sel yang tinggi dan hormon independen.
 Beberapa teori berlaku.
   Tingkat sirkulasi estrogen dan progesteron yang tinggi pada
    kehamilan bisa menduduki semua lokasi hormon reseptor yang
    mengikat;
   Berhubungan dengan down-regulation reseptor selama
    kehamilan. Penilaian immunohistochemical dari status hormon
    reseptor lebih dipercaya dibanding pengujian ligand. Pengujian
    ligand tergantung atas ketersediaan hormon reseptor diterikat,
    yang kurang akurat selama kehamilan, yang sekunder terhadap
    gangguan sirkulasi reseptor steroid.
 Evaluasi dimulai dengan pengujian klinis seksama, dan
    pengujian baseline payudara
   Mammografi
   Radiasi
   USG
   FNA (Fine Needle Aspiration), biopsy jarum inti dan
    biopsi eksisional
Diagnosis banding atas massa pada kehamilan dengan kanker payudara
    meliputi:
   Invasive Carcinoma
   Adenoma
   Fibroadenoma
   Cystic disease
   Lobular hyperplasia
   Galactocele
   Abses
   Lipoma
   Hamartoma dan leukemia yang langka
   Lymphoma
   Sarcoma
   Neuroma
 Tidak ada lagi penggunaan terapi aborsi. Pendekatan
  therapeutik untuk wanita hamil dengan kanker payudara
  sama dengan wanita yang tidak hamil.
 Masing - masing pendekatan pasien harus dibedakan,
  mempertimbangkan umur kehamilan saat ini, tingkat
  penyakit pasien dan pilihan pasien.
 Pendekatan multidisipliner harus diikut sertakan,
  mempertimbangkan koordinasi antar oncology medis
  dan ilmu kebidanan tingkat tinggi.
 Konseling genetik direkomendasikan untuk semua
  wanita. Dukungan psikologis sangat dibutuhkan.
 Keamanan dari intervensi pembedahan benar-benar
  diperhitungkan, tetapi dapat ditunda sampai kehamilan 12
  minggu karena dapat memberikan resiko abortus spontan
  yang sering terjadi pada trimester awal.
 Modification Radical Mastectomy (MRM) dengan standar
  pengawasan untuk semua penyakit yang bisa di reseksi, dapat
  dilakukan pada masing-masing trimester.
 Breast Conservation Therapy ( BCT) terus dikomunikasikan.
 Terapi radiasi sesudah operasi diperlukan untuk melengkapi
  BCT dan memperoleh kendali lokal yang optimal.
 Resiko radiasi pada janin signifikan tampak pada kehamilan trimester I
  dan paling sedikit selama trimester III.
  Resiko meliputi :
    teratogenisitas,
    neoplasma masa kanak-kanak
    cacat hematologis.
  Minggu 2 sampai 8 :
     Malformasi janin mungkin terjadi pada pemaparan dosis ambang yang
     lebih tinggi dari 100 sampai 200 mGy.
  Minggu 8 sampai 25 :
     Sistem saraf pusat sangat sensitif terhadap radiasi dan pamaparan
     pada dosis ambang 0.1 sampai 0.2 Gy dapat mengurangi tingkat
     kecerdasan, sedangkan pemaparan pada janin mencapai 1Gy dapat
     mengakibatkan retardasi mental.
 Pemaparan pada janin juga dapat meningkatkan insiden
  kanker pada anak secara spontan dan leukemia sebesar 40 %
  ( dengan perbandingan 3 sampai 4 per 100 anak).
 Dosis umum untuk radiasi payudara atau dinding dada
  adalah 50 Gy; dalam hal pemaparan pada janin, terapi 0,05
  Gy sampai 0,15 Gy dan diatas 2 Gy dapat diberikan diakhir
  masa kehamilan. Efek radiasi terhadap janin dapat dikurangi
  dengan menambah 2 hingga 4 pelindung lagi, sehingga
  dengan demikian dapat menggunakan dosis radiasi dibawah
  ambang terapi pada umumnya.
 Pengenalan dan manajemen axilla yang tepat diperlukan
  untuk memastikan tingkatan yang tepat dari keadaan
  terkini pasien sehingga dapat memberikan terapi yang
  tepat pula.
 Diagnosa awal dari metastase ke daerah axila mungkin
  menunjukkan peningkatan tingkat penyakit pasien
  sehingga pasien harus mendapatkan kemoterapi
  neoajuvan. Secara pasti, axillary ultrasound dengan FNA
  sonographic dapat membantu dalam mendiagnosa
  metastase penyakit.
 Biopsi kelenjar getah bening yang mungkin aman selama
  kehamilan dengan dosis minimal yaitu 500 sampai 600 mCi
  menggunakan double-filtered 99m Tc-Sulfur Colloid.
  Prosedur pemaparan radiasi terhadap janin ini harus benar-
  benar minimal. Dosis serapan maksimum pada fetus atau
  embryo dalam wanita hamil yang mendapatkan
  lymphoscintigraphy sebanyak 92.5MBq ( 2.5mCi) dengan
  99m Tc-Sulfur Colloid sama dengan 4.3 mGy dengan
  menggunakan program the Medical Internal Radiation
  Dosimetry ( MIRD).
 Belum jelas apakah drainase jaringan kelenjar getah
 bening merupakan alternatif yang baik. Biopsi kelenjar
 getah bening dalam kehamilan belum dievaluasi secara
 sistematis. Pasien hamil bisa ditawarkan dilakukan biopsi
 kelenjar getah bening setelah menasihati secara luas dan
 jelas mengenai jumlah radiasi yang akan dipaparkan,
 keseluruhan keselamatan dan kemanjurannya
 Kemoterapi merupakan tindakan penting dalam terapi ajuvan
  dan neoajuvan.
 Seri prospektif terbesar terkait penyakit ini diobati dengan
  kemoterapi sitotoksik pada trimester kedua dan ketiga.
  Evaluasi pengobatan dengan 5-fluorourasil, Doxorubisin dan
  Siklophosphamid (FAC: 500 mg/m2 5-fluorourasil hari 1 þ 4,
  50 mg/m2 terus menerus, infus 72 jam Doxorubisin dari hari
  1 hingga hari ke 3; 500 mg/m2 siklofosfamid hari ke 1 dari
  minggu siklus 3), pada kelompok ini tidak melaporkan
  komplikasi antepartum temporal disebabkan terapi sistemik
  dan didukung skor Apgar, berat lahir, dan kesehatan paska
  melahirkan normal untuk semua anak.
 Pengobatan dengan FAC pada trimester kedua dan
 ketiga, dilaporkan tidak ada kelahiran mati, keguguran,
 atau kematian perinatal berhubungan dengan terapi.
 Tapi komplikasi neonatal adalah kesulitan bernapas dan
 10% dari neonatus diperlukan ventilasi mekanik,
 trombositopenia ( jumlah trombosit 89 K / UL) dan
 neutropenia.
 Anthracycline menunjukkan resiko janin mengalami
  cardiotoxicity, pada anak-anak dan dewasa
  menunjukkan ketergantungan dengan cardiomyopathy.
 Doxorubicin dan Cyclophosphamide yang digunakan
  mulai kehamilan 24 minggu tidak menunjukkan
  kerusakan myokard setelah dilakukan echocardiogram
  hingga 2 tahun pasca kelahiran.
 Epirubicin lebih baik secara klinis, lebih sedikit di
  sistemik dan efek toksik jantung dan waktu paruh
  terminal lebih pendek. Tidak ada laporan komplikasi ibu
  atau janin yang parah.
 Methotrexate adalah abortifacient yang dikenal, dan
  harus dihindari selama kehamilan, sebab itu di gunakan
  Taxanes. Tapi tak ada yang mendukung dosis aman
  terapi Anthracycline padat dengan atau tanpa Taxanes
  selama kehamilan.
 Terapi tamoxifen selama kehamilan dikaitkan dengan
  seks ambigu dan Sindrom Goldenhar.
 Rekomendasi terkini untuk dosis kemoterapi dalam
  kehamilan adalah berdasarkan berat badan.
 Kemoterapi harus dihindari 3 sampai 4 minggu sebelum
  kelahiran untuk mengurangi risiko komplikasi infeksi
  dan perdarahan dari pancytopenia
Kanker payudara

More Related Content

What's hot

Leaflet sadari fixx
Leaflet sadari fixxLeaflet sadari fixx
Leaflet sadari fixx
Pel
 
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
sri wahyuni
 
standar profesi kebidanan
standar profesi kebidananstandar profesi kebidanan
standar profesi kebidanan
Mira Dw
 

What's hot (20)

Peranan Estrogen pada carsinogenesis kanker payudara (refrat )
Peranan Estrogen pada carsinogenesis kanker payudara (refrat )Peranan Estrogen pada carsinogenesis kanker payudara (refrat )
Peranan Estrogen pada carsinogenesis kanker payudara (refrat )
 
Overview of breast cancer screening and diagnosis
Overview of breast cancer screening and diagnosis Overview of breast cancer screening and diagnosis
Overview of breast cancer screening and diagnosis
 
Terapi Bedah Kanker Payudara
Terapi Bedah Kanker Payudara Terapi Bedah Kanker Payudara
Terapi Bedah Kanker Payudara
 
KB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
KB 1 Tumor Jinak Alat ReproduksiKB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
KB 1 Tumor Jinak Alat Reproduksi
 
Kanker Serviks
Kanker ServiksKanker Serviks
Kanker Serviks
 
kp Ca serviks
kp Ca servikskp Ca serviks
kp Ca serviks
 
Leaflet sadari fixx
Leaflet sadari fixxLeaflet sadari fixx
Leaflet sadari fixx
 
KB 3 Penyakit Payudara
KB 3 Penyakit PayudaraKB 3 Penyakit Payudara
KB 3 Penyakit Payudara
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
130565941 ca-mamae-ppt
130565941 ca-mamae-ppt130565941 ca-mamae-ppt
130565941 ca-mamae-ppt
 
Skrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVASkrining kanker cerviks dengan IVA
Skrining kanker cerviks dengan IVA
 
PPT kanker serviks
PPT kanker serviksPPT kanker serviks
PPT kanker serviks
 
Teknik k v tinggi
Teknik k v tinggiTeknik k v tinggi
Teknik k v tinggi
 
Kanker Payudara
Kanker PayudaraKanker Payudara
Kanker Payudara
 
Kanker seviks
Kanker seviksKanker seviks
Kanker seviks
 
Anemia power point
Anemia power point Anemia power point
Anemia power point
 
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
MENINGOKEL DAN ENSEPHALOKELKelompok 9
 
Leaflet kanker endometrium
Leaflet   kanker endometriumLeaflet   kanker endometrium
Leaflet kanker endometrium
 
Kista Ovarium
Kista OvariumKista Ovarium
Kista Ovarium
 
standar profesi kebidanan
standar profesi kebidananstandar profesi kebidanan
standar profesi kebidanan
 

Similar to Kanker payudara

410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
Odesyafar
 
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsnESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
Ridel6
 
camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
Rian Alfajri
 
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-198769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
RinaLestari17
 
sekilas kanker serviks
sekilas kanker servikssekilas kanker serviks
sekilas kanker serviks
Farien Putri
 

Similar to Kanker payudara (20)

13434 25107-1-sm
13434 25107-1-sm13434 25107-1-sm
13434 25107-1-sm
 
Carcinoma payudara pd kehamilan ppt
Carcinoma  payudara pd kehamilan pptCarcinoma  payudara pd kehamilan ppt
Carcinoma payudara pd kehamilan ppt
 
Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2
Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2
Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2
 
Kista kehamilan
Kista kehamilanKista kehamilan
Kista kehamilan
 
Penyuluhan Kanker Payudara Bagi Remaja.pptx
Penyuluhan Kanker Payudara  Bagi Remaja.pptxPenyuluhan Kanker Payudara  Bagi Remaja.pptx
Penyuluhan Kanker Payudara Bagi Remaja.pptx
 
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
 
Carcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptxCarcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptx
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
 
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsnESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
 
camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
 
TUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.ppt
TUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.pptTUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.ppt
TUGAS BENCHMARKING KANKER PAYUDARA DAN KANKER LUHER RAHIM DI EROPA.ppt
 
ca cervix.pptx
ca cervix.pptxca cervix.pptx
ca cervix.pptx
 
breast cancer.pptx
breast cancer.pptxbreast cancer.pptx
breast cancer.pptx
 
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-198769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
 
Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)
 
1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx
1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx
1. Kebijakan DD Kanker ANP.docx
 
proposal pleurotropin. EDIT pptx (3).pptx
proposal pleurotropin. EDIT pptx (3).pptxproposal pleurotropin. EDIT pptx (3).pptx
proposal pleurotropin. EDIT pptx (3).pptx
 
sekilas kanker serviks
sekilas kanker servikssekilas kanker serviks
sekilas kanker serviks
 
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
Maternitas AKPER PEMKAB MUNA
 

Kanker payudara

  • 1. Adhitya Novitasari, S. Ked NPM : 03700292
  • 2.  Merupakan salah satu kanker yang paling sering didiagnosa pada kehamilan.  Kebanyakan terdiagnosa sebagai kanker payudara pada masa kehamilan biasa atau pada masa menyusui atau sampai 12 bulan post-partum.
  • 3.  Terjadi diperkirakan 1 : 3000 kehamilan. Meningkat pada wanita yang menunda kehamilan dalam hidupnya.  Kanker payudara pada masa kehamilan terkait erat dengan umur dan wanita yang hamil pertama kali pada umur setelah 30 tahun.  Memiliki resiko dua hingga tiga kali lebih tinggi mengalami kanker payudara dibanding pada umur 20 tahun.
  • 4.  Awalnya diperkirakan akan cepat meluas, sangat berbahaya dan tidak dapat disembuhkan, namun saat ini, prognosa atas kehamilan dengan kanker payudara menunjukkan tingkat yang sama dengan wanita yang tidak hamil dengan perhitungan umur dan tingkatannya.  Prognosis yang lebih buruk terlihat pada pasien stadium lanjut dengan tumor yang lebih besar dengan tingkat metastase yang lebih tinggi (grade II dan III).  Kemungkinan wanita dengan penyakit ini 5-10 tahun mereka dapat bertahan.  Kehamilan bukan faktor resiko mandiri untuk prognosis yang jelek dan tidak ada bukti jelas yang mendukung bahwa pernyataan hiperestrogenik saat kehamilan berkontribusi pada perkembangan dan pertumbuhan kanker yang cepat.
  • 5.  Invasive ductal carcinoma adalah yang sering terjadi. Dimana akan tampak massa atau nodul yang lebih besar dengan frekuensi invasi lymfovaskular yang lebih tinggi, kelas inti sel yang tinggi dan hormon independen.  Beberapa teori berlaku.  Tingkat sirkulasi estrogen dan progesteron yang tinggi pada kehamilan bisa menduduki semua lokasi hormon reseptor yang mengikat;  Berhubungan dengan down-regulation reseptor selama kehamilan. Penilaian immunohistochemical dari status hormon reseptor lebih dipercaya dibanding pengujian ligand. Pengujian ligand tergantung atas ketersediaan hormon reseptor diterikat, yang kurang akurat selama kehamilan, yang sekunder terhadap gangguan sirkulasi reseptor steroid.
  • 6.  Evaluasi dimulai dengan pengujian klinis seksama, dan pengujian baseline payudara  Mammografi  Radiasi  USG  FNA (Fine Needle Aspiration), biopsy jarum inti dan biopsi eksisional
  • 7. Diagnosis banding atas massa pada kehamilan dengan kanker payudara meliputi:  Invasive Carcinoma  Adenoma  Fibroadenoma  Cystic disease  Lobular hyperplasia  Galactocele  Abses  Lipoma  Hamartoma dan leukemia yang langka  Lymphoma  Sarcoma  Neuroma
  • 8.  Tidak ada lagi penggunaan terapi aborsi. Pendekatan therapeutik untuk wanita hamil dengan kanker payudara sama dengan wanita yang tidak hamil.  Masing - masing pendekatan pasien harus dibedakan, mempertimbangkan umur kehamilan saat ini, tingkat penyakit pasien dan pilihan pasien.  Pendekatan multidisipliner harus diikut sertakan, mempertimbangkan koordinasi antar oncology medis dan ilmu kebidanan tingkat tinggi.  Konseling genetik direkomendasikan untuk semua wanita. Dukungan psikologis sangat dibutuhkan.
  • 9.  Keamanan dari intervensi pembedahan benar-benar diperhitungkan, tetapi dapat ditunda sampai kehamilan 12 minggu karena dapat memberikan resiko abortus spontan yang sering terjadi pada trimester awal.  Modification Radical Mastectomy (MRM) dengan standar pengawasan untuk semua penyakit yang bisa di reseksi, dapat dilakukan pada masing-masing trimester.  Breast Conservation Therapy ( BCT) terus dikomunikasikan.  Terapi radiasi sesudah operasi diperlukan untuk melengkapi BCT dan memperoleh kendali lokal yang optimal.
  • 10.  Resiko radiasi pada janin signifikan tampak pada kehamilan trimester I dan paling sedikit selama trimester III. Resiko meliputi :  teratogenisitas,  neoplasma masa kanak-kanak  cacat hematologis. Minggu 2 sampai 8 : Malformasi janin mungkin terjadi pada pemaparan dosis ambang yang lebih tinggi dari 100 sampai 200 mGy. Minggu 8 sampai 25 : Sistem saraf pusat sangat sensitif terhadap radiasi dan pamaparan pada dosis ambang 0.1 sampai 0.2 Gy dapat mengurangi tingkat kecerdasan, sedangkan pemaparan pada janin mencapai 1Gy dapat mengakibatkan retardasi mental.
  • 11.  Pemaparan pada janin juga dapat meningkatkan insiden kanker pada anak secara spontan dan leukemia sebesar 40 % ( dengan perbandingan 3 sampai 4 per 100 anak).  Dosis umum untuk radiasi payudara atau dinding dada adalah 50 Gy; dalam hal pemaparan pada janin, terapi 0,05 Gy sampai 0,15 Gy dan diatas 2 Gy dapat diberikan diakhir masa kehamilan. Efek radiasi terhadap janin dapat dikurangi dengan menambah 2 hingga 4 pelindung lagi, sehingga dengan demikian dapat menggunakan dosis radiasi dibawah ambang terapi pada umumnya.
  • 12.  Pengenalan dan manajemen axilla yang tepat diperlukan untuk memastikan tingkatan yang tepat dari keadaan terkini pasien sehingga dapat memberikan terapi yang tepat pula.  Diagnosa awal dari metastase ke daerah axila mungkin menunjukkan peningkatan tingkat penyakit pasien sehingga pasien harus mendapatkan kemoterapi neoajuvan. Secara pasti, axillary ultrasound dengan FNA sonographic dapat membantu dalam mendiagnosa metastase penyakit.
  • 13.  Biopsi kelenjar getah bening yang mungkin aman selama kehamilan dengan dosis minimal yaitu 500 sampai 600 mCi menggunakan double-filtered 99m Tc-Sulfur Colloid. Prosedur pemaparan radiasi terhadap janin ini harus benar- benar minimal. Dosis serapan maksimum pada fetus atau embryo dalam wanita hamil yang mendapatkan lymphoscintigraphy sebanyak 92.5MBq ( 2.5mCi) dengan 99m Tc-Sulfur Colloid sama dengan 4.3 mGy dengan menggunakan program the Medical Internal Radiation Dosimetry ( MIRD).
  • 14.  Belum jelas apakah drainase jaringan kelenjar getah bening merupakan alternatif yang baik. Biopsi kelenjar getah bening dalam kehamilan belum dievaluasi secara sistematis. Pasien hamil bisa ditawarkan dilakukan biopsi kelenjar getah bening setelah menasihati secara luas dan jelas mengenai jumlah radiasi yang akan dipaparkan, keseluruhan keselamatan dan kemanjurannya
  • 15.  Kemoterapi merupakan tindakan penting dalam terapi ajuvan dan neoajuvan.  Seri prospektif terbesar terkait penyakit ini diobati dengan kemoterapi sitotoksik pada trimester kedua dan ketiga. Evaluasi pengobatan dengan 5-fluorourasil, Doxorubisin dan Siklophosphamid (FAC: 500 mg/m2 5-fluorourasil hari 1 þ 4, 50 mg/m2 terus menerus, infus 72 jam Doxorubisin dari hari 1 hingga hari ke 3; 500 mg/m2 siklofosfamid hari ke 1 dari minggu siklus 3), pada kelompok ini tidak melaporkan komplikasi antepartum temporal disebabkan terapi sistemik dan didukung skor Apgar, berat lahir, dan kesehatan paska melahirkan normal untuk semua anak.
  • 16.  Pengobatan dengan FAC pada trimester kedua dan ketiga, dilaporkan tidak ada kelahiran mati, keguguran, atau kematian perinatal berhubungan dengan terapi. Tapi komplikasi neonatal adalah kesulitan bernapas dan 10% dari neonatus diperlukan ventilasi mekanik, trombositopenia ( jumlah trombosit 89 K / UL) dan neutropenia.
  • 17.  Anthracycline menunjukkan resiko janin mengalami cardiotoxicity, pada anak-anak dan dewasa menunjukkan ketergantungan dengan cardiomyopathy.  Doxorubicin dan Cyclophosphamide yang digunakan mulai kehamilan 24 minggu tidak menunjukkan kerusakan myokard setelah dilakukan echocardiogram hingga 2 tahun pasca kelahiran.
  • 18.  Epirubicin lebih baik secara klinis, lebih sedikit di sistemik dan efek toksik jantung dan waktu paruh terminal lebih pendek. Tidak ada laporan komplikasi ibu atau janin yang parah.  Methotrexate adalah abortifacient yang dikenal, dan harus dihindari selama kehamilan, sebab itu di gunakan Taxanes. Tapi tak ada yang mendukung dosis aman terapi Anthracycline padat dengan atau tanpa Taxanes selama kehamilan.  Terapi tamoxifen selama kehamilan dikaitkan dengan seks ambigu dan Sindrom Goldenhar.
  • 19.  Rekomendasi terkini untuk dosis kemoterapi dalam kehamilan adalah berdasarkan berat badan.  Kemoterapi harus dihindari 3 sampai 4 minggu sebelum kelahiran untuk mengurangi risiko komplikasi infeksi dan perdarahan dari pancytopenia