2. Merupakan salah satu kanker yang paling sering
didiagnosa pada kehamilan.
Kebanyakan terdiagnosa sebagai kanker payudara pada
masa kehamilan biasa atau pada masa menyusui atau
sampai 12 bulan post-partum.
3. Terjadi diperkirakan 1 : 3000 kehamilan. Meningkat
pada wanita yang menunda kehamilan dalam hidupnya.
Kanker payudara pada masa kehamilan terkait erat
dengan umur dan wanita yang hamil pertama kali pada
umur setelah 30 tahun.
Memiliki resiko dua hingga tiga kali lebih tinggi
mengalami kanker payudara dibanding pada umur 20
tahun.
4. Awalnya diperkirakan akan cepat meluas, sangat berbahaya
dan tidak dapat disembuhkan, namun saat ini, prognosa atas
kehamilan dengan kanker payudara menunjukkan tingkat
yang sama dengan wanita yang tidak hamil dengan
perhitungan umur dan tingkatannya.
Prognosis yang lebih buruk terlihat pada pasien stadium
lanjut dengan tumor yang lebih besar dengan tingkat
metastase yang lebih tinggi (grade II dan III).
Kemungkinan wanita dengan penyakit ini 5-10 tahun
mereka dapat bertahan.
Kehamilan bukan faktor resiko mandiri untuk prognosis yang
jelek dan tidak ada bukti jelas yang mendukung bahwa
pernyataan hiperestrogenik saat kehamilan berkontribusi
pada perkembangan dan pertumbuhan kanker yang cepat.
5. Invasive ductal carcinoma adalah yang sering terjadi.
Dimana akan tampak massa atau nodul yang lebih besar
dengan frekuensi invasi lymfovaskular yang lebih tinggi, kelas
inti sel yang tinggi dan hormon independen.
Beberapa teori berlaku.
Tingkat sirkulasi estrogen dan progesteron yang tinggi pada
kehamilan bisa menduduki semua lokasi hormon reseptor yang
mengikat;
Berhubungan dengan down-regulation reseptor selama
kehamilan. Penilaian immunohistochemical dari status hormon
reseptor lebih dipercaya dibanding pengujian ligand. Pengujian
ligand tergantung atas ketersediaan hormon reseptor diterikat,
yang kurang akurat selama kehamilan, yang sekunder terhadap
gangguan sirkulasi reseptor steroid.
6. Evaluasi dimulai dengan pengujian klinis seksama, dan
pengujian baseline payudara
Mammografi
Radiasi
USG
FNA (Fine Needle Aspiration), biopsy jarum inti dan
biopsi eksisional
7. Diagnosis banding atas massa pada kehamilan dengan kanker payudara
meliputi:
Invasive Carcinoma
Adenoma
Fibroadenoma
Cystic disease
Lobular hyperplasia
Galactocele
Abses
Lipoma
Hamartoma dan leukemia yang langka
Lymphoma
Sarcoma
Neuroma
8. Tidak ada lagi penggunaan terapi aborsi. Pendekatan
therapeutik untuk wanita hamil dengan kanker payudara
sama dengan wanita yang tidak hamil.
Masing - masing pendekatan pasien harus dibedakan,
mempertimbangkan umur kehamilan saat ini, tingkat
penyakit pasien dan pilihan pasien.
Pendekatan multidisipliner harus diikut sertakan,
mempertimbangkan koordinasi antar oncology medis
dan ilmu kebidanan tingkat tinggi.
Konseling genetik direkomendasikan untuk semua
wanita. Dukungan psikologis sangat dibutuhkan.
9. Keamanan dari intervensi pembedahan benar-benar
diperhitungkan, tetapi dapat ditunda sampai kehamilan 12
minggu karena dapat memberikan resiko abortus spontan
yang sering terjadi pada trimester awal.
Modification Radical Mastectomy (MRM) dengan standar
pengawasan untuk semua penyakit yang bisa di reseksi, dapat
dilakukan pada masing-masing trimester.
Breast Conservation Therapy ( BCT) terus dikomunikasikan.
Terapi radiasi sesudah operasi diperlukan untuk melengkapi
BCT dan memperoleh kendali lokal yang optimal.
10. Resiko radiasi pada janin signifikan tampak pada kehamilan trimester I
dan paling sedikit selama trimester III.
Resiko meliputi :
teratogenisitas,
neoplasma masa kanak-kanak
cacat hematologis.
Minggu 2 sampai 8 :
Malformasi janin mungkin terjadi pada pemaparan dosis ambang yang
lebih tinggi dari 100 sampai 200 mGy.
Minggu 8 sampai 25 :
Sistem saraf pusat sangat sensitif terhadap radiasi dan pamaparan
pada dosis ambang 0.1 sampai 0.2 Gy dapat mengurangi tingkat
kecerdasan, sedangkan pemaparan pada janin mencapai 1Gy dapat
mengakibatkan retardasi mental.
11. Pemaparan pada janin juga dapat meningkatkan insiden
kanker pada anak secara spontan dan leukemia sebesar 40 %
( dengan perbandingan 3 sampai 4 per 100 anak).
Dosis umum untuk radiasi payudara atau dinding dada
adalah 50 Gy; dalam hal pemaparan pada janin, terapi 0,05
Gy sampai 0,15 Gy dan diatas 2 Gy dapat diberikan diakhir
masa kehamilan. Efek radiasi terhadap janin dapat dikurangi
dengan menambah 2 hingga 4 pelindung lagi, sehingga
dengan demikian dapat menggunakan dosis radiasi dibawah
ambang terapi pada umumnya.
12. Pengenalan dan manajemen axilla yang tepat diperlukan
untuk memastikan tingkatan yang tepat dari keadaan
terkini pasien sehingga dapat memberikan terapi yang
tepat pula.
Diagnosa awal dari metastase ke daerah axila mungkin
menunjukkan peningkatan tingkat penyakit pasien
sehingga pasien harus mendapatkan kemoterapi
neoajuvan. Secara pasti, axillary ultrasound dengan FNA
sonographic dapat membantu dalam mendiagnosa
metastase penyakit.
13. Biopsi kelenjar getah bening yang mungkin aman selama
kehamilan dengan dosis minimal yaitu 500 sampai 600 mCi
menggunakan double-filtered 99m Tc-Sulfur Colloid.
Prosedur pemaparan radiasi terhadap janin ini harus benar-
benar minimal. Dosis serapan maksimum pada fetus atau
embryo dalam wanita hamil yang mendapatkan
lymphoscintigraphy sebanyak 92.5MBq ( 2.5mCi) dengan
99m Tc-Sulfur Colloid sama dengan 4.3 mGy dengan
menggunakan program the Medical Internal Radiation
Dosimetry ( MIRD).
14. Belum jelas apakah drainase jaringan kelenjar getah
bening merupakan alternatif yang baik. Biopsi kelenjar
getah bening dalam kehamilan belum dievaluasi secara
sistematis. Pasien hamil bisa ditawarkan dilakukan biopsi
kelenjar getah bening setelah menasihati secara luas dan
jelas mengenai jumlah radiasi yang akan dipaparkan,
keseluruhan keselamatan dan kemanjurannya
15. Kemoterapi merupakan tindakan penting dalam terapi ajuvan
dan neoajuvan.
Seri prospektif terbesar terkait penyakit ini diobati dengan
kemoterapi sitotoksik pada trimester kedua dan ketiga.
Evaluasi pengobatan dengan 5-fluorourasil, Doxorubisin dan
Siklophosphamid (FAC: 500 mg/m2 5-fluorourasil hari 1 þ 4,
50 mg/m2 terus menerus, infus 72 jam Doxorubisin dari hari
1 hingga hari ke 3; 500 mg/m2 siklofosfamid hari ke 1 dari
minggu siklus 3), pada kelompok ini tidak melaporkan
komplikasi antepartum temporal disebabkan terapi sistemik
dan didukung skor Apgar, berat lahir, dan kesehatan paska
melahirkan normal untuk semua anak.
16. Pengobatan dengan FAC pada trimester kedua dan
ketiga, dilaporkan tidak ada kelahiran mati, keguguran,
atau kematian perinatal berhubungan dengan terapi.
Tapi komplikasi neonatal adalah kesulitan bernapas dan
10% dari neonatus diperlukan ventilasi mekanik,
trombositopenia ( jumlah trombosit 89 K / UL) dan
neutropenia.
17. Anthracycline menunjukkan resiko janin mengalami
cardiotoxicity, pada anak-anak dan dewasa
menunjukkan ketergantungan dengan cardiomyopathy.
Doxorubicin dan Cyclophosphamide yang digunakan
mulai kehamilan 24 minggu tidak menunjukkan
kerusakan myokard setelah dilakukan echocardiogram
hingga 2 tahun pasca kelahiran.
18. Epirubicin lebih baik secara klinis, lebih sedikit di
sistemik dan efek toksik jantung dan waktu paruh
terminal lebih pendek. Tidak ada laporan komplikasi ibu
atau janin yang parah.
Methotrexate adalah abortifacient yang dikenal, dan
harus dihindari selama kehamilan, sebab itu di gunakan
Taxanes. Tapi tak ada yang mendukung dosis aman
terapi Anthracycline padat dengan atau tanpa Taxanes
selama kehamilan.
Terapi tamoxifen selama kehamilan dikaitkan dengan
seks ambigu dan Sindrom Goldenhar.
19. Rekomendasi terkini untuk dosis kemoterapi dalam
kehamilan adalah berdasarkan berat badan.
Kemoterapi harus dihindari 3 sampai 4 minggu sebelum
kelahiran untuk mengurangi risiko komplikasi infeksi
dan perdarahan dari pancytopenia