2. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Kompetensi............................................................................................... 1
BAB II
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN DAN ALOKASI WAKTU ......... 4
A. Satuan Acara Pembelajaran (SAP) ........................................................... 4
B. Alokasi Waktu ........................................................................................ 23
BAB III METODE DAN SARANA/PRASARANA DIKLAT ............................... 24
A. Metoda Pembelajaran ............................................................................. 24
B. Sarana/Prasarana Diklat.......................................................................... 26
BAB IV EVALUASI................................................................................................... 27
A. Pre-Test dan Post Test ............................................................................ 27
B. Evaluasi Proses dan Hasil Diskusi (Kelompok dan Pleno) .................... 34
BAB V
PENUTUP .................................................................................................... 35
LAMPIRAN
vi
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berlakunya Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan kaitannya dengan Undang-undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 43
Tahun 1999, maka penyerahan sebagian wewenang kepegawaian harus didorong
kepada daerah sebagai wujud pelaksanaan desentralisasi. Untuk memberikan
landasan yang kuat bagi desentralisasi kepegawaian itu, diperlukan adanya
pengaturan kebijakan manajemen Pegawai Negeri, khususnya Pegawai Negeri
Sipil secara nasional yang berkenaan dengan norma, standar dan prosedur yang
sama dan bersifat nasional sebagai instrumen perekat persatuan dan kesatuan
bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil tersebut di atas adalah
keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan derajat
profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian yang
meliputi: perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi,
penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian.
Pengertian Manajemen Pegawai Negeri Sipil tersebut sekaligus menunjukan
tujuan dan arahnya yaitu untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan dukungan
Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui
pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier
yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
Dalam rangka upaya meningkatkan Manajemen Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana tersebut di atas, Proyek Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan untuk
Desentralisasi “Sustainable Capacity Building for Decentralization Project”,
disingkat SCB-DP, (ADB Loan No. 1964-INO), akan menylenggarakan Diklat
Teknis Manajemen Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri Sipil (nomor referensi
4.6.3) bagi Pejabat Struktural yang menangani tugas pokok di bidang manajemen
Pegawai Negeri Sipil pada satuan unit kerja kepegawaian dari instansi Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. Ada yang sebagai Kepala Bagian Kepegawaian (Eselon
III), juga ada yang sebagai Kepala Sub-Bagian Kepegawaian (Eselon IV) di
bawah Eselon III bukan kepegawaian.
B. Kompetensi
Kompetensi menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun
2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil
1
4. 2
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap-perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya.
Standar kompetensi jabatan bagi pejabat struktural yang menangani Manajemen
Pegawai Negeri Sipil antara lain adalah:
1.
Kemampuan merencanakan formasi Pegawai Negeri Sipil;
2.
Kemampuan merencanakan dan memproses pengadaan Pegawai Negeri Sipil;
3.
Kemampuan merencanakan dan memproses kenaikan pangkat Pegawai
Negeri Sipil;
4.
Kemampuan merencanakan dan memproses pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil;
5.
Kemampuan merencanakan dan memproses pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil;
6.
Kemampuan merencanakan dan memproses kesejahteraan Pegawai Negeri
Sipil; dan
7.
Kemampuan-kemampuan dalam pengembangan sikap dan perilaku positif
sebagai pejabat kepegawaian.
Khusus Diklat Teknis Manajemen SDM PNS yang bersertifikat ini, sesuai
dengan kesepakatan akhir pada peserta Pilot Testing dari Pemda Kabupaten/Kota,
Service Provider, dan Tim ”Technical Review Panel (TRP)” yang beranggotakan
tenaga ahli Manajemen SDM PNS dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan
Lembaga Administrasi Negara (LAN), bahwa kemampuan-kemampuan yang perlu
dilatihkan (training needs) bagi peserta minimal 3 (tiga) kemampuan sebagai
berikut:
Pertama
: Kemampuan dalam menerapkan pembinaan jiwa korps, kode etik
dan disiplin Pegawai Negeri Sipil
Kedua
: Kemampuan dalam menyusun kompetensi jabatan Pegawai Negeri
Sipil
Ketiga
: Kemampuan dalam menerapkan budaya kerja aparatur.
Penulis Modul dari dari Tim Konsultan Paket C.1, SCBD Project dengan
persetujuan Tim Technical Review Panel (TRP) dan Core Team SCBD Project
menambahkan satu kemampuan (Modul) yang berjudul ”Pembinaan Sumber daya
Manusia Berdasarkan Paradigma Pribadi Utuh” sebagai pengantar (payung) dan
pembuka wawasan untuk 3 (tiga) kemampuan (modul) tersebut di atas.
Sebagai tambahan, jika Pemda Kabupaten/Kota dan atau Service Provider (Paket
C.2, SCB-DP) memutuskan diklat teknis ini lengkap atau sebagiannya mencakup
semua fungsi manajemen PNS, maka sebaiknya menggunakan kurikulum dan
modul-modulnya yang ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara
(BKN), Nomor 2 B Tahun 2006, tanggal 10 Februari 2006 tentang Pedoman
6. BAB II
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN DAN ALOKASI WAKTU
A. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
1.
Modul 1: Pembinaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Paradigma
”Pribadi Utuh”
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
[L EARNING ACTIVITIES PLAN (LAP)]
MODUL 1
A. Modul Diklat
: PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
BERDAARKAN PARADIGMA ”PRIBADI
UTUH”
B. Hasil Belajar
: Setelah mengalami proses pembelajaran, peserta
diharapkan mampu mengekspresikan paradigma
“Pribadi Utuh” dalam Pembinaan Aparatur
Pemerintah
mencakup
penyadaran
dan
pengembangan keempat kecerdasan manusia
Physical Quotient (PQ), Intelligence Quotient (IQ),
Emosional Quotient (EQ) dan Spritual Quotient
(SQ) ), agar mampu membangun komitmen yang
kuat terhadap Visi, Disiplin, Gairah / Semangat /
Etos Kerja / Kecintaan dan Pengembangan Nurani
untuk senantiasa berpegang pada Prinsip.
C. Indikator Hasil
Belajar
: Setelah mengalami proses pembelajaran, peserta
diharapkan dapat :
1. Menjelaskan lima zaman peradaban manusia
2. Menjelaskan Implikasi peninggalan zaman
industri pada pembinaan SDM di abad ini.
3. Menerapkan konsep Paradigma ”Pribadi Utuh”
meliputi :
a. Memahami Latar belakang Paradigma
Pribadi Utuh
b. Mengekspresikan konsep ”Pribadi Utuh”
c. Mengekspresikan konsep Kebebasan dan
Kemampuan Memilih
d. Mengekspresikan konsep Prinsip-Prinsip
Universal
e. Mengekspresikan konsep Empat Kecerdasan
Alamiah Manusia
4. Mengekspresikan konsep paradigma ”Pribadi
Utuh” dalam pembinaan SDM (Aparatur
Pemerintah) meliputi :
a. Visi
4
7. 5
b. Disiplin
c. Gairah
d. Nurani
D. Pokok Bahasan
: 1. Tantangan Zaman Peradaban Manusia dan
implikasinya pada pembinaan SDM.
a. Lima Zaman Peradaban Manusia
b. Implikasi peninggalan zaman Industri pada
pembinaan SDM di abad ini
2. Paradima “Pribadi Utuh”
a. Latar Belakang Paradigma “Pribadi Utuh”
b. Pribadi Utuh
c. Kebebasan dan kemampuan Memilih
d. Prinsip-Prinsip Universal
e. Empat Kecerdasan
3. Mengekspresikan Paradigma “Pribadi Utuh”
dalam pembinaan SDM
a. Visi
b. Disiplin
c. Gairah
d. Nurani
E.
Waktu
Pembelajaran
: 14 Jampel @ 45 menit = 630 menit
F.
Kegiatan
Pembelajaran
: Tercantum dalam Tabel berikut ini.
8. 6
Tabel
NO
I.
TAHAP
KEGIATAN
PENDAHULUAN
1.
2.
II.
PENYAJIAN
MATERI
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
FASILITATOR
Memfasilitasi penciptaan suasana belajar yang
dinamis, kondusif dan partisipatif
Menjelaskan Hasil belajar dan indikatornya dan
minta persetujuan peserta sebagai kontrak belajar
3.
Melakukan Pre Test
4.
Bagikan Bahan Serahan I (Derita Kita) kepada
peserta dan minta peserta untuk mengidentifikasi
poin2 mana saja dari Daftar Derita Kita yang
dialami oleh peserta atau teman-teman sekerjanya.
MOTODE
Ice-breaker:
- Games
- dinamika lompok
- anekdot/ceritera yang
relevan
- dll.
Ceramah singkat dan tanya
jawab
Tes Pilihan Ganda
Kerja perorangan
ALAT BANTU
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
Infocus
Flipchart
(dipampangkan di
papan tulis di depan
kelas)
Lembar pre test
Alat tulis
Bahan Serahan I
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
WAKTU
(MENIT)
5 MENIT
5 MENIT
10 MENIT
10 MENIT
Minta peserta untuk mengemukakan pendapatnya
tentang apa kira-kira yang menyebabkan hal itu
terjadi, melalui curah pendapat. Tuliskan pendapat
peserta secara berurutan di kertas chart atau papan
tulis.
5.
Curah Pendapat
Minta peserta untuk mendiskusikan dalam
kelompok-kelompok kecil untuk menentukan
faktor penyebab utama atau akar masalah
berdasarkan daftar penyebab hasil curah pendapat
Minta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikannya secara bergiliran
Diskusi Kelompok
Alat tulis
45 MENIT
Presentasi & diskusi
Infocus, Papan Tulis
Chart, Spidol
40 MENIT
15 MENIT
9. 7
NO
TAHAP
KEGIATAN
KEGIATAN
FASILITATOR
MOTODE
ALAT BANTU
WAKTU
(MENIT)
Berikan komentar tanpa menyalahkan, lanjutkan
dengan Kuliah singkat tentang lima Zaman
Peradaban Manusia. (II.A). Beri kesempatan
peserta untuk bertanya
7.
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
45 MENIT
Bagikan Bahan Serahan I (Derita Kita) kepada
peserta dan minta peserta untuk mengidentifikasi
poin2 mana saja dari Daftar Derita Kita yang
dialami oleh peserta atau teman-teman sekerjanya.
Kerja perorangan
Bahan Serahan I
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
10 MENIT
Minta peserta untuk mengemukakan pendapatnya
tentang apa kira-kira yang menyebabkan hal itu
terjadi, melalui curah pendapat. Tuliskan pendapat
peserta secara berurutan di kertas chart atau papan
tulis.
6.
Tanggapan
Kuliah Singkat
Tanya Jawan
Curah Pendapat
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
15 MENIT
Diskusi Kelompok
Alat tulis
45 MENIT
Presentasi & diskusi
Infocus, Papan Tulis
Chart, Spidol
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
40 MENIT
Alat Tulis
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
15 MENIT
Minta peserta untuk mendiskusikan dalam
kelompok-kelompok kecil untuk menentukan
faktor penyebab utama atau akar masalah
berdasarkan daftar penyebab hasil curah pendapat
8. Minta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikannya secara bergiliran
9. Berikan komentar tanpa menyalahkan, lanjutkan
dengan Kuliah singkat tentang lima Zaman
Peradaban Manusia. (II.A). Beri kesempatan
peserta untuk bertanya
Bagikan Bahan Serahan III (5 Skenario) kepada
peserta untuk dipelajari dan minta masing-masing
peserta secara bergiliran untuk menyampaikan
pilihannya. Catat pilihan peserta pada Daftar Rekap
Pilihan Peserta dan jumlahkan setiap pilihan
peserta pada setiap Nomor.
Tanggapan
Kuliah Singkat
Tanya Jawan
Kerja perorangan
Curah Pendapat
45 MENIT
10. 8
NO
TAHAP
KEGIATAN
KEGIATAN
FASILITATOR
Minta peserta untuk memberikan tanggapan
terhadap hasilnya. Catat tanggapan peserta di papan
di papan tulis atau kertas chart.
10. Berikan komentar atas tanggapan peserta tanpa
menyalahkan pendapat mereka, lanjutkan dengan
Penjelasan singkat Pokok Bahasan : Pengertian,
latar-belakang dan konsep Paradigma Pribadi
Utuh. Beri kesempatan peserta untuk bertanya.
11. Ajak peserta untuk melakukan perenungan
bersama “Mendengarkan Suara Hati”
Minta tanggapan, pendapat atau kesimpulan peserta
terhadap hasil perenungan. Catat pendapat peserta
di papan tulis.
12. Berikan komentar terhadap tanggapan peserta
tanpa menyalahkan, dan bagikan Bahan Serahan
IV”Mendengarkan Suara Hati” kepada peserta
Kuliah singkat tentang Konsep Kebebasan
Memilih, Prinsip Universal dan 4 Kecerdasan
Manusia. Beri kesempatan peserta untuk bertanya
13. Membagikan Lembar Penilaian Sementara Hasil
Belajar
14. Bagikan Bahan Serahan V : ”Kisah Muhammad
Yunus” dan minta Peserta untuk mengidentifikasi
dan menganalisis faktor-faktor keberhasilan kasus
Muh. Yunus dengan Grameen Bank-nya melalui
pisau analisis Paradigma ”Pribadi Utuh” dalam
diskusi kelompok
Masing-masing kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi
15. Berikan komentar terhadap Hasil Presentasi
Peserta tanpa menyalahkan dengan Kuliah singkat
penjelasan Pokok Bahasan : Mengekspresikan
MOTODE
Curah Pendapat
Tanggapan
Kuliah singkat
Tanya jawab.
Simulasi ”Perenungan”
Curah Pendapat
ALAT BANTU
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
Infocus
Sound System
Infocus,Papan Tulis
Chart, Spidol
WAKTU
(MENIT)
15 MENIT
45 MENIT
30 MENIT
15 MENIT
Tanggapan untuk
Pemantapan
Infocus
10 MENIT
Kuliah singkat
Tanya Jawab
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
Lembar penilaian diri
sendiri & alat tulis
Infocus
Papan Tulis
Chart
Spidol
45 MENIT
Infocus, Papan Tulis
Chart, Spidol
Infocus,
Papan tulis,
Chart,
40 MENIT
Penilaian diri sendiri (check
list)
Diskusi Kelompok
Presentasi
Tanya Jawab
Tanggapan
Kuliah singkat
Tanya jawab
10 MENIT
45 MENIT
45 MENIT
11. 9
NO
III.
TAHAP
KEGIATAN
PENUTUP
KEGIATAN
FASILITATOR
Pribadi Utuh (Visi, Disiplin, Gairah, Nurani dan
Panggilan Jiwa). Beri kesempatan peserta untuk
bertanya
16. Membagikan Lembar Penilaian Sementara Hasil
Belajar
17. Memfasilitasi untuk menyimpulkan atau
merangkum Hasil Belajar para peserta
18. Memfasilitasi peserta untuk menyusun rencana
penerapan hasil belajar di dinas / instansinya
masing-masing.
19. Post Test
20. Memberitahukan Tindak lanjut atau pembelajaran
berikutnya, dan menutup kegiatan pembelajaran
SAP tersebut.
JUMLAH WAKTU
MOTODE
ALAT BANTU
WAKTU
(MENIT)
Spidol
Penilaian diri sendiri (check
list)
Diskusi terfokus
Diskusi terfokus dan kerja
mandiri
Tes Pilihan Ganda
Pemberian informasi
Lembar penilaian diri
sendiri & alat tulis
White board
Flipchart
Infokus
White board
Flipchart
Infokus
Lembar Post Test
Alat tulis
10 MENIT
15 MENIT
30 MENIT
15 MENIT
10 MENIT
630 MENIT
12. 10
2.
Modul 2 : Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Dan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
[L EARNING ACTIVITIES PLAN (LAP)]
MODUL 2
A. Modul Diklat
: PEMBINAAN JIWA KORPS, KODE ETIK,
DAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
B. Hasil Belajar
: Setelah mengalami proses pembelajaran, peserta
diharapkan mampu:
1. Memahami peraturan tentang Pembinaan Jiwa
Korps PNS;
2. Menganalisis masalah, penyebab masalah, dan
alternatif pemecahan masalah dala pembinaan
jiwa korps PNS;
3. Memahami peraturan tentang Pembinaan
Kode Etik PNS;
4. Menganalisis masalah, penyebab masalah, dan
alternatif
pemecahan
masalah
dalam
pembinaan kode etik PNS;
5. Memahami peraturan disiplin PNS;
6. Menganalisis masalah, penyebab masalah dan
alternatif
pemecahan
masalah
dalam
pembinaan disiplin PNS.
C. Indikator Hasil
Belajar
: Setelah mengalami proses pembelajaran, peserta
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian jiwa korps PNS,
2. Menjelaskan maksud pembinaan jiwa korps
Pegawai Negeri Sipil,
3. Menjelaskan tujuan pembinaan jiwa korps
Pegawai Negeri Sipil,
4. Menjelaskan ruang lingkup pembinaan jiwa
korps Pegawai Negeri Sipil,
5. Menjelaskan nilai-nilai dasar bagi Pegawai
Negeri Sipil,
6. Mengidentifikasi masalah dan penyebabnya
dalam pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri
Sipil,
7. Menetapkan alternatif pemecahan masalah
pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil
dan merencanakan tindakan pemecahan
masalahnya,
8. Menjelaskan pengertian kode etik Pegawai
Negeri Sipil,
9. Menjelaskan kewajiban Pegawai Negeri Sipil
13. 11
D. Pokok Bahasan
tentang etika,
10. Menjelaskan etika dalam bernegara,
11. Menjelaskan etika dalam berorganisasi,
12. Menjelaskan etika dalam bermasyarakat,
13. Menjelaskan etika terhadap diri sendiri,
14. Menjelaskan etika terhadap sesama Pegawai
Negeri Sipil,
15. Menjelaskan cara penegakan kode etik,
16. Menjelaskan pembentukan, keanggotaan, dan
keputusan Majelis Kode Etik,
17. Mengidentifikasi masalah dan penyebabnya
pembinaan kode etik Pegawai Negeri Sipil,
18. Menetapkan alternatif pemecahan masalah
pembinaan kode etik Pegawai Negeri Sipil dan
merencanakan
tindakan
pemecahan
masalahnya,
19. Menjelaskan kewajiban Pegawai Negeri Sipil
tentang disiplin,
20. Menjelaskan larangan yang tidak boleh
dilanggar Pegawai Negeri Sipil,
21. Menjelaskan pembatasan berusaha,
22. Menjelaskan pelanggaran disiplin,
23. Menjelaskan hukuman disiplin,
24. Menjelaskan
pejabat
yang
berwenang
menghukum,
25. Menjelaskan penjatuhan hukuman disiplin,
26. Menjelaskan keberatan atas hukuman disiplin,
27. Menjelaskan berlakunya keputusan hukuman
disiplin,
28. Mengidentifikasi masalah dan penyebabnya
dalam penegakan peraturan disiplin Pegawai
Negeri Sipil,
29. Menetapkan alternatif pemecahan masalah
dalam penegakan Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil dan merencanakan tindakan
pemecahan masalahnya.
: 1. Pembinaan Jiwa Korps Pegawai Negeri
Sipil
a. Pengertian jiwa korps Pegawai Negeri
Sipil,
b. Maksud pembinaan jiwa korps Pegawai
Negeri Sipil,
c. Tujuan pembinaan jiwa korps Pegawai
Negeri Sipil,
d. Ruang lingkup pembinaan jiwa korps
Pegawai Negeri Sipil,
e. Nilai-nilai dasar bagi Pegawai Negeri
14. 12
Sipil.
2. Pembinaan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
a. Pengertian kode etik Pegawai Negeri Sipil.
b. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil tentang
etika.
c. Etika dalam bernegara.
d. Etika dalam berorganisasi.
e. Etika dalam bermasyarakat.
f. Etika terhadap diri sendiri.
g. Etika terhadap sesama Pegawai Negeri
Sipil.
h. Penegakan Kode Etik.
i. Majelis Kode Etik.
3. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
a. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil.
b. Larangan Pegawai Negeri Sipil.
1) Larangan yang tidak boleh dilanggar
Pegawai Negeri Sipil,
2) Pembahasan berusaha.
3) Pelanggaran disiplin.
c. Hukuman disiplin.
d. Pejabat yang berwenang menghukum.
1) Presiden.
2) Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat.
3) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Propinsi.
4) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Kabupaten/Kota.
5) Pendelegasian wewenang penjatuhan
hukuman disiplin.
e. Penjatuhan Hukuman Disiplin
1) Pemeriksaan pelanggaran disiplin.
2) Tata cara pemeriksaan pelanggaran
disiplin.
3) Kewajiban melapor.
4) Keputusan hukuman disiplin.
5) Penyampaian keputusan disiplin.
6) Penyampaian keputusan hukuman
disiplin.
f. Keberatan terhadap keputusan hukuman
disiplin.
g. Berlakunya keputusan hukuman disiplin.
1) Hapusnya kewajiban menjalankan
hukuman disiplin.
2) Pelanggaran disiplin oleh Calon
15. 13
Pegawai Negeri Sipil.
3) Kartu hukuman
E.
Waktu
Pembelajaran
: 16 Jampel @ 45 menit = 720 menit
F.
Kegiatan
Pembelajaran
: Tercantum dalam Tabel berikut ini.
16. 14
Tabel Kegiatan Pembelajaran Modul 1
No
I
II
Tahap Kegiatan
PENDAHULUAN
PENYAJIAN MATERI
PEMBELAJARAN
PENYAJIAN MATERI
PEMBELAJARAN
Kegiatan Fasilitator/Pelatih
1. Menjelaskan Indikator Keberhasilan (Tujuan
Pembelajaran Khusus) dan minta persetujuan
peserta sebagai kontrak belajar.
2. Menguraikan tahapan dan atau proses
pembelajaran dari awal sampai akhir
3. Melakukan Pre Test
4. Menjelaskan Pembinaan Jiwa Korps Pegawai
Negeri Sipil
5. Menugaskan para peserta peserta menilai hasil
belajarnya (on going evaluation) dalam
pembinaan Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil
6. Merangkum Pembinaan Jiwa Korps Pegawai
Negeri Sipil
7. Menjelaskan Pembinaan Kode Etik Pegawai
Negeri Sipil
8. Menugaskan para peserta peserta menilai hasil
belajarnya (on going evaluation) dalam
Pembinaan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
9. Merangkum Pembinaan Pembinaan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil
10. Menjelaskan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
Sipil
11. Menugaskan para peserta peserta menilai hasil
belajarnya (on going evaluation) dalam Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
12. Merangkum Penegakan Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil
13. Menugaskan para peserta melakukan studi kasus
”Pembinaan Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil”
a. Tahap Pertama; mengidentifikasi masalah dan
penyebabnya:
Metode
Alat Bantu
Waktu
(menit)
Ceramah & Tanya Jawab
Infocus & Flipchart
5’
Ceramah & Tanya Jawab
Infocus & Flipchart
5’
Tes tertulis
Kertas & Alat Tulis
15’
Ceramah & Tanya Jawab
Infocus & Flipchart
20’
Tes tertulis
Kertas & Alat Tulis
5’
Ceramah Singkat
Infocus & Flipchart
10’
Ceramah & Tanya Jawab
Infocus & Flipchart
35’
Tes tertulis
Kertas & Alat Tulis
5’
Ceramah
Infocus & Flipchart
20’
Ceramah Singkat
Infocus & Flipchart
35’
Tes tertulis
Kertas & Alat Tulis
5’
Ceramah Singkat
Infocus & Flipchart
20’
17. 15
Tahap Kegiatan
Metode
Alat Bantu
Studi Kasus
Studi Kasus
Flipchart
Flipchart
Waktu
(menit)
45’
45’
Studi Kasus
Studi Kasus
Flipchart
Flipchart
45’
45’
Studi Kasus
Studi Kasus
Flipchart
Flipchart
45’
45’
Studi Kasus
Studi Kasus
Flipchart
Flipchart
45’
45’
15. Menugaskan para peserta melakukan studi kasus
”Penegakan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
Sipil”
a. Tahap Pertama; mengidentifikasi masalah dan
penyebabnya:
1) Diskusi Kelompok
2) Diskusi Pleno
No
Studi Kasus
Studi Kasus
Flipchart
Flipchart
45’
45’
b. Tahap
kedua;
menetapkan
alternatif
pemecahan masalah dan merencanakan
tindakan pemecahan masalahnya
1) Diskusi Kelompok
2) Diskusi Pleno
16. Post-Test
Studi Kasus
Studi Kasus
Tes tertulis
Flipchart
Flipchart
Kertas & Alat Tulis
45’
45’
15’
Kegiatan Fasilitator/Pelatih
1) Diskusi Kelompok
2) Diskusi Pleno
b. Tahap
kedua;
menetapkan
alternatif
pemecahan masalah dan merencanakan
tindakan pemecahan masalahnya
1) Diskusi Kelompok
2) Diskusi Pleno
14. Menugaskan para peserta melakukan studi kasus
” Pembinaan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil”
a. Tahap Pertama; mengidentifikasi masalah dan
penyebabnya:
1) Diskusi Kelompok
2) Diskusi Pleno
b. Tahap
kedua;
menetapkan
alternatif
pemecahan masalah dan merencanakan
tindakan pemecahan masalahnya
1) Diskusi Kelompok
2) Diskusi Pleno
III
PENUTUP
JUMLAH WAKTU
720’
18. 16
3.
Modul 3: Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
[LEARNING ACTIVITIES PLAN (LAP)]
MODUL 3
A. Modul Diklat
: KOMPETENSI JABATAN PEGAWAI NEGERI
SIPIL
B. Hasil Belajar
: Setelah mengalami proses pembelajaran, peserta
diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian, unsur utama dan klasifikasi
kompetensi.
2. Memahami Kompetensi Jabatan PNS.
3. Memahami
Prosedur
penyusunan
standar
Kompetensi Jabatan (SKJ) PNS.
4. Menganalisis masalah, penyebab masalah dan
alternatif pemecahan dalam penyusunan standar
kompetensi jabatan (SKJ) PNS.
Setelah mengalami proses pembelajaran, peserta
:
diharapkan dapat:
C. Indikator Hasil
Belajar
1. Menjelaskan
kompetensi;
pengertian
dan
unsur
utama
2. Menjelaskan klarifikasi kompetensi;
3. Menjelaskan jenis kompetensi dan profesi;
4. Menjelaskan struktur isi keputusan Kepala Kepala
Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 46 A
Tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Kompetensi Jabatan Struktural PNS;
5. Menjelaskan pengertian dan klasifikasi Jabatan
PNS;
6. Menjelaskan rumus kompetensi jabatan;
7. Menjelaskan prosedur pengumpulan data untuk
penyusunan SKJ - PNS;
8. Menjelaskan
Jabatan;
prosedur
Identifikasi
Kompetensi
9. Menjelaskan prosedur penyusunan daftar sementara
kompetensi jabatan;
10. Menjelaskan prosedur validasi kompetensi jabatan;
11. Menjelaskan
jabatan;
prosedur
penentuan
kompetensi
12. Menganalisis masalah dan penyebabnya dalam
19. 17
penyusunan SKJ-PNS;
D. Pokok Bahasan
13. Menetapkan alternatif pemecahan masalah dalam
penyusunan SKJ-PNS.
: Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
Struktural Pegawai Negeri Sipil.
1. Pengertian, unsur utama dan klasifikasi Kompetensi
a. Pengertian dan unsur utama Kompetensi.
b. Klasifikasi Kompetensi.
c. Jenis Kompetensi dan Profesi.
2. Kompetensi Jabatan PNS.
a. Struktur isi Keputusan Kepala BKN Nomor 46
A Tahun 2003.
b. Pengertian dan Klasifikasi Jabatan PNS.
c. Ramus Kompetensi Jabatan.
3. Prosedur Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
PNS.
a. Pengumpulan Data.
b. Identifikasi Kompetensi Jabatan.
c. Penyusunan Daftar Sementara Kompetensi
Jabatan.
d. Validasi kompetensi Jabatan.
e. Penentuan Kompetensi Jabatan.
E.
Waktu
Pembelajaran
: 9 Jampel @ 45 menit = 405 menit
F.
Kegiatan
Pembelajaran
: Tercantum dalam Tabel berikut ini.
20. 18
Tabel : Kegiatan Pembelajaran SAP Modul 3
I
II
Tahap Kegiatan
PENDAHULUAN
PENYAJIAN MATERI
PEMBELAJARAN
Metode
Alat Bantu
Waktu
(menit)
1. Menjelaskan Indikator Keberhasilan (Tujuan
Pembelajaran Khusus) dan minta persetujuan peserta
sebagai kontrak belajar.
Ceramah & Tanya
Jawab
Infocus & Flipchart
10’
2. Menguraikan tahapan dan atau proses pembelajaran dari
awal sampai akhir
No
Ceramah & Tanya
Jawab
Infocus & Flipchart
5’
Tes tertulis
Kertas & Alat Tulis
15’
Ceramah & Tanya
Jawab
Infocus & Flipchart
45’
Tes tertulis
Kertas & Alat Tulis
5’
Ceramah Singkat
Infocus & Flipchart
15’
Diskusi
White Board & Flip
Chart
15’
Ceramah dan Tanya
Jawab
Infocus & Flipchart
45’
Tes tertulis
Kertas dan Alat tulis
5’
Ceramah singkat
Infocus & Flipchart
10’
Diskusi
Flipchart
15’
Kegiatan Fasilitator/Pelatih
3. Melakukan Pre-Test
4. Menjelaskan Pokok Bahasan II
5. Menugaskan para peserta peserta menilai hasil
belajarnya (on going evaluation) Pokok Bahasan II
6. Merangkum Pokok Bahasan II
7. Menjadi fasilitator diskusi kelas Pokok Bahasan II
8. Menjelaskan Pokok Bahasan III
9. Menugaskan para peserta menilai hasil belajarnya
”Pokok Bahasan III”
10. Merangkum Poko Bahasan III
11. Menjadi fasilitator diskusi kelas Pokok Bahasan III
21. 19
Alat Bantu
Waktu
(menit)
Ceramah & Tanya
Jawab
White Board & Infocus
90’
Tes Tertulis
Kertas &Alat Tulis
10’
Ceramah
Infocus & Flipchart
15’
15. Menugaskan para Peserta diskusi kelompok
Tahap Kegiatan
Metode
14. Merangkum ”Pokok Bahasan IV”
No
Diskusi
White Boart &
Flipchart
45’
Diskusi Pleno
Flipchart
45’
Tes tertulis
Kertas & Alat Tulis
15’
Kegiatan Fasilitator/Pelatih
12. Menjelaskan Pokok Bahasan IV
13. Menugaskan para peserta menilai hasil belajarnya
”Pokok Bahasan IV”
16. Menjadi Fasilitator diskusi Pleno
III
PENUTUP
17. Melakukan Post-Test
JUMLAH WAKTU
405’
22. 20
4.
Modul 4: Pengembangan Budaya Kerja Aparatur
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
[LEARNING ACTIVITIES PLAN (LAP)]
MODUL 4
A. Modul Diklat
: PENGEMBANGAN
APARATUR
B. Hasil Belajar
: Setelah mengalami proses pembelajaran, peserta
diharapkan mampu:
1. Memahami kebijakan pengembangan budaya kerja
aparatur;
2. Memahami nilai-nilai dasar, penerapan dan
sosialisasi budaya kerja aparatur;
3. Menganalisis masalah, penyebab masalah, dan
alternatif pemecahan masalah dalam pengembangan
budaya kerja aparatur.
: Setelah mengalami proses pembelajaran, peserta
diharapkan dapat:
C. Indikator Hasil
Belajar
BUDAYA
KERJA
1. Menjelaskan sejarah budaya kerja;
2. Menjelaskan Pengertian Budaya Kerja;
3. Menjelaskan arah kebijakan pengembangan budaya
kerja aparatur;
4. Menjelaskan manfaat pengembangan budaya kerja
aparatur;
5. Menjelaskan syarat keberhasilan dan
pengembangan budaya kerja aparatur;
6. Menguraikan
aparatur;
nilai-nilai
dasar
budaya
metode
kerja
7. Menjelaskan bagaimana cara penerapan nilai-nilai
dasar budaya kerja aparatur;
8. Menjelaskan begaimana cara melakukan sosialisasi
pengembangan budaya kerja aparatur;
9. Mengidentifikasi masalah dan penyebabnya dalam
pengembangan budaya kerja aparatur;
D. Pokok Bahasan
10. Menetapkan alternatif pemecahan masalah dalam
pengembangan budaya kerja aparatur.
1. Kebijakan Pengembangan Budaya Kerja Aparatur
:
a. Sejarah Budaya Kerja
b. Pengertian Budaya Kerja
c. Arah Kebijakan Pengembangan Budaya Kerja
Aparatur
23. 21
d. Manfaat Pengembangan Budaya Kerja Aparatur
e. Syarat Keberhasilan dan Metode Pengembangan
Budaya Kerja Aparatur
2. Nilai-Nilai Dasar, Penerapan dan Sosialisasi
Budaya Kerja Aparatur
a. Nilai-Nilai dasar Budaya Kerja Aparatur
b. Penerapan Nilai-Nilai Dasar Budaya Kerja
Aparatur
c. Sosialisasi Pengembangan Budaya Kerja
Aparatur
E.
Waktu
Pembelajaran
: 13 Jampel @ 45 menit = 585 menit
F.
Kegiatan
Pembelajaran
: Tercantum dalam Tabel berikut ini.
24. 22
Tabel : Kegiatan Pembelajaran SAP Modul 4
PENDAHULUAN
Alat Bantu
Waktu
(menit)
1. Menjelaskan Indikator Keberhasilan (Tujuan Pembelajaran Khusus)
dan minta persetujuan peserta sebagai kontrak belajar.
Ceramah & Tanya Jawab
Infocus & Flipchart
10’
2. Menguraikan tahapan dan atau proses pembelajaran dari awal sampai
akhir
Ceramah & Tanya Jawab
Infocus & Flipchart
5’
Tes tertulis
Kertas & Alat Tulis
15’
Ceramah & Tanya Jawab
Infocus & Flipchart
90’
Tes tertulis
Kertas & Alat Tulis
10’
Ceramah Singkat
Infocus & Flipchart
25’
Diskusi Pleno
White Board & Flipchart
30’
Ceramah & Tanya Jawab
Infocus & Flipchart
90’
Tes tertulis
Kertas &Alat Tulis
10’
Ceramah Singkat
Infocus & Flipchart
15’
Kasus
White Board & Flipchart
135’
12. Menjadi fasilitator Diskusi Pleno membahas 3 Studi kasus
I
Tahap Kegiatan
Metode
11. Menugaskan para peserta diskusi 3 studi kasus (Diskusi Kelompok)
No
Kasus
White Board & Flipchart
135’
Tes tertulis
Kertas & Alat Tulis
15’
Kegiatan Fasilitator/Pelatih
3. Mengadakan Pre-Test
4. Menjelaskan Pokok Bahasan Bab II
5. Menugaskan para peserta peserta menilai hasil belajarnya (on going
evaluation) Bab II
6. Merangkum Bab II
II
PENYAJIAN MATERI
PEMBELAJARAN
7. Menjadi fasilitator Diskusi Pleno untuk Bab II
8. Menjelaskan Pokok Bahasan III
9. Menugaskan para peserta menilai Hasil Belajar, Bab III
10. Merangkum Bab III
III
PENUTUP
13.Mengadakan Post-Test
JUMLAH WAKTU
585’
25. 23
B. Alokasi Waktu
Dapat dilihat dari 4 (empat) SAP diatas, alokasi waktu untuk pelaksanaan Diklat
Teknis ini selama 52 jam pelajaran yang terdiri dari pemaparan materi Modul
(ceramah dan tanya jawab) 20 jam pelajaran dan lainnya (partisipasi aktif peserta)
32 jam pelajaran @ 45 menit; Penetapan jumlah atau lama hari diklat ini
berlangsung tergantung keputusan penyelenggara Diklat di daerah.
26. BAB III
METODE DAN SARANA/PRASARANA DIKLAT
A. Metoda Pembelajaran
Didalam Metoda Pembelajaran/pelatihan sangat perlu diketahui oleh fasilitator/
trainer tentang Prinsip-Prinsip Cara Pendekatan Belajar Orang Dewasa baik
dalam memberikan ceramah, bertanya, diskusi kelompok dan lain-lain, dengan
berbagai contoh penerapannya.
Berbagai metoda pelatihan dapat dikembangkan dalam program pelatihan ini,
antara lain:
1.
Metoda pendekatan yang bertitik tolak pada aktivitas peserta
(Participant-centred approach)
Sebagai penyaji fasilitator pertama-tama penekanannya pada partisipasi
peserta dalam proses pembelajaran ini dan fasilitator hanya memfasilitasi
peserta dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya peran aktif peserta
(activity-based strategies). Dengan cara ini pada awalnya kemungkinan susah
untuk mengajak peserta langsung merespon apa yang kita anjurkan, karena
mungkin sebagian peserta belum terbiasa, karena hal ini merupakan hal baru
bagi mereka, atau kemungkinan peserta terbiasa dengan selalu dijejali
informasi sementara mereka sendiri tetap pasip saja untuk menerimanya.
Bagaimanapun juga, metoda ‘a participant-centred approach’ akan
berdampak pada lebih aktifnya dan lebih efektifnya pembelajaran, lebih
memicu peserta untuk mengembangkan diri dalam menelusuri pengetahuan
dan ide-ide mereka serta akan menerapkan hasil pembelajarannya tersebut.
2.
Metoda pembelajaran secara aktif (Active Learning)
Untuk menggunakan metoda pembelajaran secara aktif, peserta harus digiring
untuk berani terlibat dalam diskusi, berani debat serta berani mengemukakan
ide-ide mereka. Berbagai pendapat perlu direspon baik oleh ‘presenter’
maupun oleh peserta lainnya. Fasilitator harus dapat mengatur agar suasana
belajar dapat diciptakan sedemikian rupa sehingga para peserta merasa tidak
kaku dan timbul rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya.
3.
Metoda Pembelajaran Sendiri (Individual Learning Styles)
Metoda pembelajaran sendiri akan memerlukan banyak macam cara
penyampaian termasuk diantaranya grup diskusi; tim kerja; berperan sebagai
tokoh; refleksi diri; serta penggunaan berbagai alat bantu visual/audio visual.
24
27. 25
4.
Pelatihan Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogy)
Sebagai seorang penyaji, fasilitator wajib menerapkan cara-cara pendekatan
pembelajaran orang dewasa dalam melaksanakan diklat, disain kursus
maupun penggunaan Bahan Ajar serta penyampaiannya kepada peserta.
Prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa sebagaimana dikembangkan oleh
IASTP III Training (adult learning principles) yang digunakan sebagai bagian
dari metoda pelatihan dicantumkan dibawah ini:
a. Orang dewasa akan memperkaya pengetahuannya melalui pengalamannya
dalam pembelajaran.
Panduan pembelajaran:
Gali pengalaman dan keterampilan peserta. Gunakan pengalaman peserta
sebagai kasus dari pembicaraan.
b. Orang dewasa cenderung untuk mengawasi apa yang mereka pelajari.
Panduan Pembelajaran:
Cari titik-titik yang merupakan cerminan yang paling kritis dan kurang
pas dari asumsi yang digunakan dalam pembelajaran ini.
c. Orang dewasa cenderung belajar dalam lingkungan yang bernuansa
kerjasama.
Panduan Pembelajaran:
Jadikan pembelajaran ini sebagai ajang kegiatan bersama. Ciptakan
hubungan kerjasama antar peserta dengan dasar saling menghormati,
keterbukaan dan kesetaraan.
d. Orang dewasa selalu ingin melihat keterkaitan antara training ini dengan
pekerjaan dan kehidupannya.
Panduan Pembelajaran:
Tunjukan bahwa apa yang mereka pelajari merupakan kegiatan yang bisa
diterapkan dalam pekerjaan dan kehidupannya.
e. Orang dewasa selalu punya kebutuhan pribadi yang ingin dikaitkan
dengan yang mereka terima.
Panduan Pembelajaran:
Maksimalkan keterlibatan peserta dam proses pembelajaran ini.
f. Kumpulan orang dewasa punya kepribadian yang berbeda, cara belajar
yang beragam serta strategi belajar yang macam-macam.
Panduan Pembelajaran:
Buatlah opsi cara pembelajaran untuk pilihan peserta training.
g. Perhatikan bahwa tujuan pekerjaan masing-masing peserta yang tidak lain
mereka adalah orang dewasa bisa berbeda.
Panduan Pembelajaran:
Gunakan basis pekerjaan mereka sebagai kasus pembelajaran.
28. 26
h. Biasanya orang dewasa punya masalah dari luar yang bisa mempengaruhi
waktu dan cara belajar mereka.
Panduan Pembelajaran:
Tunjukkan dan jelaskan pada mereka bahwa training ini akan ada
manfaatnya bagi mereka dimasa depan dan siapa tahu akan mengubah
kearah yang lebih baik dari sisi kehidupan kita.
B. Sarana/Prasarana Diklat
1.
Sarana
Sarana Diklat yang dipergunakan dalam pelaksanaan Diklat Teknis ini antara
lain adalah:
a. Papan tulis/White board;
b. Flipchart;
c. Overhead Projector;
d. Infocus (Tampilan Powerpoint), Komputer/notebook(Laptop)
e. Sound system;
f. Modul; dan
g. Multimedia antara lain Audio Visual Aids (AVA) dan Internet
(Komputer).
2.
Prasarana
Prasarana yang dipergunakan dalam penyelenggaraan Diklat Teknis ini antara
lain adalah:
a. Ruang kelas;
b. Ruang diskusi;
c. Ruang kantor;
d. Ruang kebugaran;
e. Asrama bagi peserta;
f. Perpustakaan ;
g. Ruang makan;
h. Fasilitas olahraga;
i. Unit kesehatan; dan
j. Tempat ibadah
29. BAB IV
EVALUASI
Evaluasi dalam Panduan Fasilitator ini hanya mengenai penilaian terhadap peserta
diklat.
Evaluasi terhadap peserta Diklat terdiri dari 2 (dua) Tahap yaitu Evaluasi Awal (PreTest) dan Evaluasi Akhir (Post-Test). Pada prinsipnya Pre-Test dan Post Test adalah
sama. Pre-Test diadakan sebelum proses pembelajaran, sedangkan Post-Test
diselenggarakan sesudah proses pembelajaran. Disamping Pre-Test dan Post-Test,
Fasilitator/Widyaiswara juga menilai proses dan hasil diskusi (kelompok dan pleno)
untuk setiap peserta Diklat. Jika dipandang perlu, Fasilitator/Widyaiswara dapat juga
memberikan evaluasi akhir sebagai penilaian kompetensi.
A. Pre-Test dan Post Test
1.
Pre-Test dan Post-Test untuk Modul 1.
1.a
b
c
d
2.a
b
c
d
2.a
b
IQ (Intelligence Quotient atau Kecerdasan Intelektual) seseorang
adalah unsur yang paling menentukan keberhasilan hidup
seseorang.
IQ adalah belahan Otak Kanan yang bertanggungjawab dan
berkaitan dengan gambar, warna, musik, emosi, seni/artistik,
imajinasi, kreativitas, dan intuitif.
IQ adalah Kunci untuk mempertahankan otoritas moral yang
tinggi
Selama ini IQ berkuasa di dunia, itu karena kita membiarkannya
berbuat demikian, dan bila kita membiarkannya ia berkuasa, itu
berarti kita telah memilih penguasa yang buruk.
PQ (Physical Quotient atau Kecerdasan Fisik) adalah kecerdasan
yang dimiliki oleh hewan.
PQ (Physical Quotient atau Kecerdasan Fisik),
adalah kecerdasan yang dimiliki oleh hewan dan manusia yang
IQ-nya rendah
PQ (Physical Quotient atau Kecerdasan Fisik) adalah kecerdasan
yang membangun kemampuan fisik seseorang untuk menjadi
sehat
Kecerdasan Fisik (PQ) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh
tubuh untuk menjalankan kesisteman dalam tubuh kita yang
begitu kompleks.
PQ (Physical Quotient atau Kecerdasan Fisik) adalah kecerdasan
yang dimiliki oleh hewan.
PQ (Physical Quotient atau Kecerdasan Fisik),
adalah kecerdasan yang dimiliki oleh hewan dan manusia yang
IQ-nya rendah
27
30. 28
c
d
3.a
b
c
d
4.a
b
c
d
5.a
b
c
d
PQ (Physical Quotient atau Kecerdasan Fisik) adalah kecerdasan
yang membangun kemampuan fisik seseorang untuk menjadi
sehat
Kecerdasan Fisik (PQ) adalah kecerdasan yang dimiliki oleh
tubuh untuk menjalankan kesisteman dalam tubuh kita yang
begitu kompleks.
EQ (Emotional Quotient atau Kecerdasan Emosional) adalah
belahan Otak kiri yang bertanggung jawab untuk “”pekerjaan”
verbal, kata-kata, bahasa, matematika, urut-urutan, logika,
analisa dan penilaian dengan cara berpikir linier.
EQ (Emotional Quotient atau Kecerdasan Emosional) adalah
kemampuan yang dimiliki orang-orang yang intensif melatih
perasaan dan mengabaikan pikiran-pikirannya.
EQ (Emotional Quotient atau Kecerdasan Emosional) yang
tinggi pada seseorang dan menjadikan orang itu menjadi sensitif
(peka) dan reaktif
EQ (Emotional Quotient atau Kecerdasan Emosional) adalah
kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif
menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,
informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.
SQ (Spiritual Quotient atau Kecerdasan Spiritual) satusatunya kecerdasan yang bersifat manusiawi, tidak dimiliki
oleh hewan dan hanya sebahagian kecil manusia yang
memilikinya.
SQ (Spiritual Quotient atau Kecerdasan Spiritual) adalah
kemampuan seseorang yang hanya bisa diperoleh melalui
keyakinan agamanya yang kuat
SQ (Spiritual Quotient atau Kecerdasan Spiritual) sangat
bersifat transendental sehingga sangat bersifat pribadi
sehingga kurang tepat untuk diterapkan dalam kehidupan
organisasi.
SQ (Spiritual Quotient atau Kecerdasan Spiritual) adalah sesuatu
yang kita pakai untuk mengembangkan kemampuan dan
kerinduan kita akan makna, visi dan nilai. Kecerdasan ini
memungkinkan kita untuk bermimpi dan berjuang.
Orang yang memiliki Pribadi Utuh adalah orang yang
sehat secara fisik maupun mental.
Orang yang memiliki Pribadi Utuh adalah orang yang
selalu mampu mempertahankan pendiriannya benar atau
salah, karena salah dan benar itu ditentukan oleh pribadi
masing-masing.
Pribadi Utuh adalah orang yang mampu mewujudkan
keinginannya menjadi kenyataan
Orang yang memiliki Pribadi Utuh adalah orang yang
bisa mengatasi tantangan dan akan memasuki berbagai
kemungkinan tak terbatas.
31. 29
2.
Pre-Test dan Post-Test untuk Modul 2.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik, serta Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
Untuk menilai kemampuan anda dalam memahami cara Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik, serta Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, harap
anda menjawab pertanyaan-pertanyaan Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice
Test) berikut ini. Beri tanda X atau v pada salah satu pilihan (a), (b), atau (c)
yang paling tepat/benar.
(1)
Jiwa Kors Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah:
(a) Kemampuan, karakter dan rasa memiliki organisasi PNS dalam
NKRI.
(b) Hidup dan berkembangnya rasa memiliki organisasi PNS dalam
NKRI.
(c) Rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan, kerjasama, tanggung
jawab, disiplin, kreatifitas, kebanggaan dan rasa memiliki organisasi
PNS dalam NKRI.
(2)
Pembinaan Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil dimaksudkan untuk:
(a) Meningkatkan perjuangan, pengabdian, kesetiaan dan ketaatan PNS
kepada NKRI.
(b) Meningkatkan karier dan prestasi kerja dan ketaatan PNS kepada
NKRI.
(c) Meningkatkan kesetiaan Korps dan ketaatan PNS kepada NKRI.
(3)
Pembinaan Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil bertujuan antara lain
untuk:
(a) Membina karakter/watak dan mendorong etos kerja PNS.
(b) Membina jiwa nasionalisme dan mendorong etos kerja PNS.
(c) Membina karier, dan mendorong etos kerja PNS.
(4)
Ruang lingkup pembinaan jiwa korps PNS mencakup antara lain:
(a) Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung produktivitas kerja
dan profesionalisme PNS.
(b) Peningkatan disiplin kerja dalam rangka mendukung produktivitas
kerja dan profesionalisme PNS.
(c) Peningkatan kerjasama dalam rangkat mendukung produktifitas
kerja dan profesionalisme PNS.
(5)
Nilai-nilai dasar bagi PNS antara lain adalah:
(a) Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
(c) Keadilan Sosial.
32. 30
(6)
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil antara lain adalah:
(a) Peraturan Disiplin PNS di dalam melaksanakan tugasnya dan
pergaulan hidup sehari-sehari.
(b) Tata karma dan sopan santun PNS di dalam melaksanakan tugasnya
dan pergaulan hidup sehari-hari.
(c) Pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan PNS di dalam
melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.
(7)
Etika dalam bernegara bagi PNS antara lain adalah:
(a) Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945.
(b) Melaksanakan tugas pokok dan fungsi jabatannya.
(c) Melaksanakan amanat penderitaan rakyat.
(8)
Etika dalam berorganisasi bagi PNS antara lain adalah:
(a) Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
(b) Melaksanakan tugas dan wewenang tanpa pamrih.
(c) Melaksanakan tugas dan wewenang dengan pamrih.
(9)
Etika dalam bermasyarakat bagi PNS antara lain adalah:
(a) Memeberikan pelayanan dengan pamrih yang akan atau telah
diterima.
(b) Memberikan layanan dengan prioritas kepada perempuan/wanita.
(c) Memberikan pelayanan secara adil serta tidak diskriminatif.
(10) Etika terhadap diri sendiri bagi PNS antara lain adalah:
(a) Berinisiatif untuk menambah penghasilan dengan bekerja sambilan
sebagai tenaga ahli (konsultan).
(b) Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
(c) Berinisiatif untuk mencari dukungan agar mendapat promosi dan
atau jabatan yang lebih tinggi.
(11) Etika terhadap sesama PNS antara lain adalah:
(a) Berhimpun dalam wadah Korps Pegawai Republik Indonesia
(KORPRI).
(b) Berhimpun dalam suatu partai politik.
(c) Berhimpun dalam suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
(12) Pegawai Negeri Sipil yang melanggar Kode Etik PNS selain dikenakan
sanksi moral, juga dapat dijatuhi:
(a) Hukuman Pidana.
(b) Hukuman Perdata.
(c) Hukuman Disiplin PNS.
33. 31
(13) Majelis Kode Etik untuk setiap Dinas/Instansi dibentuk dan ditetapkan
oleh:
(a) Pejabat Pembina Kepegawaian.
(b) Kepala Dinas/Instansi.
(c) Kepala Badan Kepegawaian Daerah.
(14) Kewajiban PNS yang utama antara lain adalah:
(a) Setia dan taat sepenuhnya kepada amanat penderitaan rakyat.
(b) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar
1945, Negara, dan Pemerintah.
(c) Setia dan taat sepenuhnya kepada atasan dan atau pejabat tanpa
reserve.
(15) Larangan PNS yang utama antara lain adalah:
(a) melakukan bisnis diluar jam kantor
(b) mengikuti pendidikan di luar jam kantor.
(c) Menyalahgunakan wewenangnya.
(16) Hukuman Disiplin Ringan antara lain adalah:
(a) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
(b) Penundaan gaji berkala.
(c) Penurunan pangkat.
(17) Hukuman Disiplin Sedang antara lain adalah:
(a) Teguran tertulis.
(b) Penundaan kenaikan pangkat.
(c) Pembebasan dari jabatan.
(18) Hukuman Disiplin Berat antara lain adalah:
(a) Penurunan Pangkat.
(b) Penurunan Gaji
(c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
(19) Pejabat yang berwenang menghukum untuk Hukuman Disiplin PNS di
Daerah Kabupaten/Kota adalah:
(a) Kepala Dinas/Instansi yang bersangkutan.
(b) Kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
(c) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota.
(20) Setiap pejabat yang berwenang menghukum sebelum menjatuhkan
hukuman disiplin harus terlebih dahulu:
(a) Memeriksa PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
(b) Memeriksa saksi-saksi.
(c) Mempelajari dokumen kepegawaian (track record) PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin.
34. 32
(21) Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin dapat mengajukan
keberatan atas keputusan hukuman disiplin, kecuali terhadap hukuman
disiplin:
(a) tingkat ringan.
(b) tingkat sedang.
(c) tingkat berat.
(22) Hukuman Disiplin Ringan berlaku:
(a) terhitung mulai saat keputusan hukuman disiplin disampaikan oleh
pejabat yang berwenang menghukum.
(b) mulai hari ke lima belas sejak penyampaian hukuman disiplin.
(c) mulai hari ke tiga puluh sejak penyampaian hukuman disiplin.
3.
Pre-test dan Post-Test untuk Modul 3:
Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
Untuk menilai kemampuan anda dalam memahami Cara Penyusunan Standar
kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil, harap anda menjawab
pertanyaan-pertanyaan Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test) berikut ini.
Beri tanda (x) atau (v) pada salah satu pilihan (a), (b), atau (c) yang paling
tepat/benar.
(1)
Standar Kompetensi Jabatan adalah persyaratan kompetensi
(a) minimal…
(b) maksimal….
(c) optimal….
yang harus dimiliki seorang PNS dalam pelaksanaan tugas jabatan
struktural.
(2)
Kompetensi Dasar adalah Kompetensi
(a) yang menjadi dasar dalam pelaksanaan tugas jabatan struktural.
(b) yang wajib dimiliki oleh setiap pejabat struktural.
(c) yang menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas jabatan struktural.
(3)
Kompetensi Bidang adalah kompetensi yang diperlukan oleh setiap
pejabat struktural sesuai dengan:
(a) keahliannya.
(b) pendidikannya.
(c) bidang pekerjaannya.
(4)
Ikhtisar Jabatan adalah uraian tugas yang disusun secara ringkas dalam
bentuk satu kalimat yang mencerminkan:
(a) tanggung jawab jabatan.
(b) wewenang jabatan.
(c) pokok-pokok tugas jabatan.
35. 33
(5)
(6)
Tim Analis Kompetensi Jabatan PNS (TAKJ) dibentuk pada setiap
jenjang:
(a) Eselon I
(b) Eselon II
(c) Eselon III
(7)
4.
Kamus Kompetensi Jabatan adalah
(a) kumpulan kompetensi dasar.
(b) kumpulan kompetensi jabatan.
(c) kumpulan kompetensi bidang khusus.
Tahap akhir dalam proses penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
adalah:
(a) Penentuan Kompetensi Jabatan
(b) Penyusunan Daftar Sementara Kompetensi Jabatan.
(c) Validasi Kompetensi Jabatan.
Pre-Test dan Post-Test untuk Modul 4: Budaya Kerja Aparatur
Untuk menilai kemampuan Anda dalam memahami budaya kerja organisasi
Pemerintah, harap Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan Test Pilihan Ganda
(Multiple Choice Test) berikut ini. Beri tanda (x) atau (v) pada salah satu
pilihan (a), (b), atau (c) yang paling tepat/benar.
(1)
Budaya kerja merupakan cara pandang Pegawai Negeri Sipil terhadap
bidang yang ditekuninya dan:
a. prinsip-prinsip moral yang dimilikinya.
b. prinsip-prinsip budaya yang berlaku di lingkungannya.
c. prinsip-prinsip kerja yang berlaku di instansinya.
(2)
Nilai-nilai dasar budaya kerja harus ................ oleh setiap Pegawai
Negeri Sipil untuk menumbuhkan motivasi dan tanggungjawab terhadap
peningkatan produktivitas dan kinerja.
a. dipelajari
b. diajarkan
c. dipraktekkan
(3)
Implementasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam organisai Pemerintah
menuntut gaya kepemimpinan
a. Lebih banyak mengajak daripada memerintah.
b. Lebih banyak memerintah daripada mengajak.
c. Sama banyak mengajak dan memerintah.
(4)
Manfaat budaya kerja Organisasi Pemerintah antara lain adalah;
a. Menjamin kesetiakawanan korps Pegawai Negeri Sipil.
b. Menjamin kesehatan kerja korps Pegawai Negeri Sipil
c. Menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik.
36. 34
(5)
Budaya kerja diharapkan dapat terwujud sebagai;
a. ”Standard Operating Procedure (SOP)”.
b. Standar Jabatan Struktural.
c. Standar evaluasi kinerja..
(6)
Internalisasi dan institusionalisasi nilai-nilai budaya kerja ke dalam
proses dan sistem pelaksanaan setiap tugas dan pekerjaan sehari-hari di
setiap Unit Kerja instansi Pemerintah melalui;
a. Indoktrinasi pengembangan budaya kerja.
b. Sosialisasi pengembangan budaya kerja.
c. Diklat indoktrinasi pengembangan budaya kerja..
B. Evaluasi Proses dan Hasil Diskusi (Kelompok dan Pleno)
Untuk setiap latihan dari masing-masing Modul Diklat, Fasilitator/ Widyaiswara
menilai melalui pengamatan keaktifan dan partisipasi peserta dengan nilai:
A (4)
B (3)
C (2)
D (1)
=
=
=
=
Sangat Baik/Sangat Aktif berpartisipasi.
Baik/Aktif berpartisipasi.
Cukup.
Kurang.
37. BAB V
PENUTUP
1. Fasilitator perlu meriview dan menelaah setiap Modul yang akan dia ajarkan.
2. Fasilitator perlu menambah wawasannya dengan mempelajari referensi baik yang
tercantum dalam Daftar Pustaka maupun yang relevan dengan judul/pokok bahasan
Modul yang akan dia ajarkan.
3. Fasilitator sebaiknya mempelajari lampiran Panduan ini yang bersumber dari buku
”Becoming A Supertrainer”, Cara Tepat Menjadi Trainer Hebat, karangan DR.
Akram Ridha, Penerjemah Engkos Kosasih, Lc, M.Ag., Penerbit PROGRESSIO,
Bandung, Tahun 2006.
4. Fasilitator perlu mempersiapkan Powerpoint (Infocus) atau Flipchart untuk
presentasi atau ceramah.
5. Fasilitator sebaiknya meriview kembali pendekatan Andragogy atau Pendidikan
Orang Dewasa (POD).
35
38.
39. LAMPIRAN 1. KUNCI JAWABAN UNTUK PRE TEST DAN POST TEST
Kunci Jawaban Untuk Pre Test dan Post Test
Modul 1 Pembinaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Paradigma “Pribadi
Utuh”
1
d
2
d
3
d
4
d
5
d
Kunci Jawaban Untuk Pre Test dan Post Test
Modul 2 Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, Dan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
c
1.
c
12.
a
2.
a
13.
b
3.
a
14.
c
4.
a
15.
a
5.
a
16.
b
6.
c
17.
a
7.
a
18.
c
8.
a
19.
a
9.
c
20.
b
21.
a
10.
a
22.
a
11.
Kunci Jawaban Untuk Pre Test dan Post Test
Modul 3 Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil
1.
a
2.
b
3.
c
4.
c
5.
b
6.
b
7.
a
Kunci Jawaban Untuk Pre Test dan Post Test
Modul 4 Pengembangan Budaya Kerja Aparatur
1.
a
2.
c
3.
a
4.
c
5.
a
6.
c
40. DELAPAN PETUNJUK AGAR ORANG MENDENGARKAN ANDA
1) Rumuskanlah tujuan pembicaraan Anda!
Tentukan dengan jelas jenis jawaban yang Anda inginkan dari pendengar Anda
sebelum memulai pembicaraan. Tanyalah diri Anda bagaimana Anda menghendaki
ia merasakan emosi atau bertindak sebagai hasil dari mendengar pembicaraan
Anda? Dengan kata lain, bagaimana mengubah pendengar sesuai dengan apa yang
Anda inginkan?
2) Kenalilah pendengar Anda!
Siapakah mereka'? Apa latar belakang mereka? Detil-detil apa yang mereka
inginkan? Pengalaman apa yang pernah mereka alami sebelum sampainya
pembicaraan Anda? Apakah mereka menaruh perhatian terhadap tema pembicaraan
Anda? Apakah mereka antusias dengan apa yang Anda katakan?
3) Kenali diri Anda sebagai trainer!
Setiap makhluk hidup memiliki cara tertentu dalam berdialog.
Demikian juga dengan gaya dialog Anda? Bagaimana nilai, cara berpikir, kosa kata,
alunan suara, adat-istiadat, rasa dan bahasa tubuh Anda itu memengaruhi respons
para pendengar?
4) Letakan pendengar Anda dalam ingatan Anda!
Gunakanlah bahasa yang penuh dengan vitalitas. Ceritakanlah cerita itu sampai
selesai. Buatlah gambaran sempurna kepada pendengar sehingga mereka bisa
"melihat" dengan telinga-telinga mereka. Gunakanlah contoh-contoh,
perumpamaan-perumpamaan, clan alunan suara yang jelas. Gunakanlah kata-kata
yang lebih sedikit tetapi merefleksikan gambaran-gambaran tertentu dan yang jelas,
serta hindari penggunaan kata-kata yang bertele-tele
5) Persuasiflah terhadap pendengar Anda!
Perlihatkanlah kemampuan persuasif dan vitalitas Anda melalui alunan suara dan
bahasa tubuh Anda. Janganlah menggambarkan sesuatu melebihi esensinya atau
membuat pendahuluan yang melebihi batas. Jauhilah sikap berlebih-Iebihan.
Berdialoglah dengan pendengar tentang hal-hal yang menarik perhatian mereka
karena mereka akan bertanya terus-menerus, "Apa manfaat yang bisa diambil dari
semua ini?"
6) Bersikaplah lembut kepada mereka!
Biarkan mereka merasa puas atas diri mereka maupun diri Anda. Jadilah penolong
mereka. Jangan pernah meremehkan kondisi mereka, termasuk prediksi dan
pendapat-pendapatnya. Simaklah dengan baik segala yang dikatakan pendengar.
Panggillah mereka dengan nama-namanya. Jadikan mereka senang ketika
mendengarkan pembicaraan Anda.
7) Kendalikanlah waktu dan tempat pembicaraan berlangsung!
Bicaralah ketika para pendengar siap mendengar, bukan ketika Anda sudah merasa
ingin berbicara. Pilihlah tempat yang tepat, sehingga bisa memperkuat arti yang
diinginkan Anda.
41. 8) Evaluasilah segala hasil pembicaraan dan berikanlah respons!
Apa hasil pembicaraan Anda dengan pendengar? Apakah mereka memahami
pembicaraan Anda? Mengapa jawaban Anda "ya" dan mengapa "tidak"? Apa yang
akan Anda lakukan pada masa mendatang?
HAMBATAN-HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
1. Penggunaan istilah-istilah tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan tugas Anda terkadang asing bagi orang-orang
yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan Anda tersebut. Perhatikanlah hal ini
agar tidak membuat mereka gelisah. Gunakanlah istilah-istiah pekerjaan Anda
hanya di dalam kantor Anda saja. Isyarat Anda kepada nomor file Anda atau
masalah tertentu di depan publik tidaklah bermanfaat sedikit pun dan menjadi bukti
ketidakpedulian Anda terhadap orang lain.
1) Sikap tergesa-gesa dalam bicara.
Memperbanyak sikap seperti itu hanya akan menyebabkan pesan komunikasi
menjadi kabur atau dipahami tidak sesuai dengan pemahaman yang Anda maksud.
Di samping itu, sikap tersebut tidak disenangi banyak orang.
2) Penggunaan istilah-istilah asing.
Berbicaralah dengan mereka sesuai bahasa yang dipahami. Jangan menggunakan
istilah asing yang jauh dari bahasa, pemahaman, dan lingkungan mereka karena itu
akan merugikan Anda sendiri.
4) Penggunaan bahasa prokem atau "gaul".
Bahasa seperti ini tidak berguna dalam banyak kesempatan. Maka, perhatikanlah
dengan baik. Penggunaan bahasa seperti ini akan memberikan kesan bahwa Anda
sebagai seorang yang tidak intelek. Oleh karena itu, hindarilah!
5) Penggunaan kata-kata yang provokatif.
Jauhilah kata-kata yang provokatif karena hal itu akan mempengaruhi emosi
banyak orang. Kata-kata provokatif akan menyebabkan orang terfokus pada katakata tersebut, bukan pada substansinya.
6) Penggunaan kata-kata yang samar dan tidak akurat.
Kosa kata pembicaraan Anda harus jelas dan akurat karena kalau tidak demikian
akan menyebabkan pembicaraan Anda itu samar.
7) Penggunaan ungkapan yang sulit.
Usahakan berbicara dengan kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Jauhi katakata yang sulit dicerna sehingga akan dekat dengan mereka.
8) Pemakaian bentuk-bentuk ungkapan sastra yang samar.
9) Pengucapan kata-kata ejekan, baik dari perorangan atau lembaga.
10) Saya ... saya ... saya ...
42. Latihan Berbahasa Tubuh
Ini adalah latihan tanpa harus bicara yang dikenal dengan bahasa tubuh. Mari kita
mengenalnya!
1) Mata
Mata adalah anggota badan yang paling banyak melakukan komunikasi. Dengan
mata, seseorang bisa terlihat apakah bahagia atau sedih, bersemangat atau loyo,
jujur atau berbohong, dan lain-lain. Andalah yang bisa menentukan pesan-pesan
yang ingin disampaikan oleh kedua mata Anda.
2) Wajah
Wajah bisa bermuka masam atau ceria, muram atau banyak senyum,
mengekspresikan kebanggaan atau kegagalan, sedih atau bahagia. Pipi-pipi wajah
seseorang bisa lahir dari vitalitas dan energik atau gagal dan pemalu.
3) Rambut
Sebagian orang menilai kepribadian orang lain itu dengan memerhatikan sisiran
atau warna rambut dan apakah rambut dan warnanya itu alami atau tidak. Sisiran
rambut biasanya mencerminkan nilai, tradisi, keyakinan agama, kedudukan
ekonomi dan sosial seseorang.
4) Parfum
Parfum yang dipakai itu melahirkan kesan positif tentang seseorang. Sebaliknya,
keengganan memakai parfum menimbulkan kesan negatif.
5) Tubuh
Masyarakat kita mendasarkan pandangan tentang orang itu melalui tubuh-tubuh
mereka tinggi-pendeknya, gemuk-kurusnya.
6) Cara berdiri
Berdiri yang santai atau tegak, terkadang melahirkan kesan tertentu dalam benak
orang.
7) Isyarat
Isyarat kedua tangan, mata atau kepala bisa berarti mendukung atau menolak
pendapat pembicara. Ini semuanya bisa dipakai sebagai alternatif efektif dalam
berbicara.
8) Pakaian
Pakaian yang dikenakan seseorang bisa memberikan kesan tertentu dalam banyak
kesempatan tentang kepribadian dan status seseorang.
9) Suara
Alunan suara, ritmenya, kekuatannya, kecepatannya dan cara berbicaranya adalah
pesan-pesan yang memiliki kekuatan dan petunjuk.
43. 10) Attitude
Orang akan memantau sikap Anda terus-menerus sampai mereka bisa mendapatkan
maksud utama dari kata-kata yang disembunyikan Anda.
11) Dekat dan jauh
Jarak antara Anda dan pembicara dalam banyak kesempatan adalah memiliki
indikasi tertentu. Ini tentu saja bergantung pada perbedaan lingkungan dan orang
yang Anda ajak berkomunikasi. Jarak komunikasi yang dekat mengindikasikan
keakraban antara dua orang.
12) Tempat
Penampilan umum tempat yang akan dijadikan pertemuan itu membantu
memperkuat pesan yang ingin Anda sampaikan.
13) Waktu
Upaya Anda untuk benar-benar menggunakan waktu, tibanya Anda dengan tepat ke
tempat tertentu, dan perhatian Anda terhadap waktu orang lain itu, semuanya
merupakan pesan-pesan yang memiliki isyarat yang jelas.
No
Ungkapan
1
Saya mudah mengekspresikan ideide saya kepada orang lain
Para lawan bicara saya selalu
membantu
mengajarkan
saya
dengan berbagai kata ketika saya
berbicara dengan mereka.
Dalam berbicara dengan orang
lain, saya membahas masalah yang
menjadi perhatian semua pihak.
Dalam berbicara, saya berusaha
memposisikan diri saya pada
tempat lawan bicara
Dalam berbicara, saya lebih
banyak bicara daripada lawan
bicara
Saya mengetahui alunan suara
yang bisa memengaruhi orang lain.
Saya sulit menerima kritikan
Saya meminta maaf kepada orang
yang
pernah
saya
sakiti
perasaannya
Saya susah berpikir jernih ketika
memendam kemarahan kepada
seseorang
Ketika terjadi perselisihan antara
saya dan orang lain, maka saya
mendiskusikannya tanpa rasa
marah
Saya selalu bermuka masam dan
cemberut jika diejek seseorang
Saya sulit memberikan basa-basi
dan pujian kepada orang lain. Saya
membantu lawan
Saya bicara untuk memahami
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tidak
Kadangkadang
Jarang
Biasa
Selalu
1
2
3
4
5
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
44. No
14
15
16
17
18
19
20
Ungkapan
maksud saya dengan menjelaskan
ide, emosi, dan keyakinan saya
Saya berusaha mengubah tema
pembicaraan ketika perbincangan
sudah menyentuh emosi saya
Dalam konteks pembicaraan, saya
membiarkan lawan bicara untuk
menyelesaikan
pembicaraannya
sebelum
saya
memberikan
komentar
Saya selalu menyimak dengan baik
agar saya bisa memahami maksud
pembicara
Ketika berdiskusi, saya bisa
membedakan mana perkataan
pembicara dan emosinya
Ketika berbicara, saya dapat
mengetahui respons orang lain
terhadap pembicaraan saya
Saya mengisyaratkan kepercayaan
diri saya bahwa pendapat saya itu
benar.
Saya mengakui kesalahan jika
benar·-benar salah
Tidak
Kadangkadang
Jarang
Biasa
Selalu
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
Komunikasi Anda dalam Tabel Tingkat Statistik
Kelompok usia
17-21
:
Antara 60-80 :
> 80
:
63 poin
22-25
26-ke atas
< 60
Tingkat indikasi
72 poin
76 poin
Anda tidak usah menyerah. Pengalaman Anda sedikit, sehingga
Anda membutuhkan tambahan kemahiran berkomunikasi dengan
pihak lain.
Rasional, tetapi Anda harus banyak belajar dari Rasul.
Anda benar-benar sukses.
45. Bagaimana Langkah Menjadi Trainer yang Efektif?
1. Praktik lapangan. Ini penting dilakukan agar memberikan kesempatan kepada
para trainee mempraktikkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya, sehingga bisa
mengubah berbagai penyimpangan yang terjadi.
2. Fokus. Penting sekali menggunakan kemampuan terbaik panca indra untuk
menerima segala yang baru karena bisa mendidik ketelitian dalam menerima
informasi. Selain itu, penting juga berpartisipasi aktif melalui diskusi dan
memperlihatkan berbagai pandangan yang berbeda.
3. Memerhatikan kebutuhan trainee. Di sini diperlukan adanya identifikasi
pengetahuan dan skill baru yang dibutuhkan trainee, sehingga bisa membangkitkan
semangat mereka dan memancing sikap koperatif mereka terhadap semua proses
training.
4. Pemenuhan kepuasan dalam training. Pentingnya memberikan kepuasan ini akan
berperan dalam membujuk trainee untuk aktif dalam segala program training,
seperti:
- Mendapatkan job dengan upah yang lebih besar sebagai hadiah atas usaha dan
proses belajar trainee.
- Pengakuan atas prestasi trainee akan menjadikan pendorong bagi sebagian
trainee.
5. Memerhatikan perbedaan kondisi individu. Ini dilakukan karena mengingat
bahwa trainee memiliki latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kecenderungan
pribadi yang berbeda satu sama lain. Allah juga berfirman, "Tidaklah Allah
memberikan beban kepada seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya". Oleh
karenanya, diharuskan mendukung individu-individu dengan pengetahuan dan skill
yang sesuai dengan mereka.
6. Berangsur-angsur dalam transfer pengetahuan, yaitu mulai dari yang mudah
menuju yang sulit, dari yang mudah diketahui ke yang tidak mudah diketahui, dari
pasal ke bab, dan lain-lain.
7. Pengujian hasil training secara akurat. Seorang trainer harus tahu sejauh mana
kemajuan yang telah dicapai dalam jobnya, setiap selesai satu program yang
diikutinya.
8. Teliti dalam memilih trainer dan trainee. Seorang trainer harus memiliki syaratsyarat, seperti:
- setuju dengan urgensi training;
- menguasai berbagai jenis dan training tools;
- Pandai menggunakan segala training tools;
- telah mendapatkan sertifikat training terlebih dahulu.
46. Sementara itu, trainee juga diharuskan memiliki syarat-syarat,
- memerhatikan karakter job-nya, sehingga ia bisa akrab dengan materi training;
- memerhatikan umur dan skill serta waktu dan tempat training.
9. Materi training. Materi training haruslah berkualitas, baru, dan sesuai dalam
kuantitatif, jenis, dan bahasanya.
10. Training tools. Sarana-sarana training ini harus memiliki beberapa prasyarat, yaitu:
- tidak memiliki sebab-sebab hilangnya penerimaan informasi, seperti
mengakibatkan informasi simpang-siur dan tidak jelas;
- memiliki bentuk yang tepat, seperti papan tulis;
- menarik.,
- sesuai dengan materi dan tingkat trainee, dari segi waktu,
- usaha dan biaya. Memberikan support untuk presentasi, bukan diskusi.
Mengajukan proyek dan implementasinya bukanlah seperti menjelaskan peta.
Menjelaskan diagram, bukanlah seperti materi tercetak, bukan pula seperti penjelasan dalam adegan film.
Demi terwujudnya efektivitas training Anda, pilihlah jawaban dari kolom B yang sesuai
untuk pertanyaan pada kolom A!
A
1. Agar mendapat skill dan pengembangan kekuatan aplikatif,
maka mutlak diperlukan kesempatan berpartisipasi dalam
program training supaya …………………………………
2. Untuk menerima segala individual pengetahuan, skill dan
pengalaman baru, haruslah menyediakan sebanyak mungkin
…………………………………
3. Agar trainer menguasai segala skill yang dibutuhkan, mudah
dilatih dan dipraktekkan, maka ia ....………………………...
4. Agar trainee setuju terhadap program training, sehingga bisa
mewujudkan eksistensi dan memenuhi kebutuhan informasi
dan skill mereka, maka diperlukan tersedianya ………………
5. Tidakkah Allah memberikan beban kepada seseorang kecuali
sesuai dengan kesanggupannya, maka haruslah
memperhatikan ……………………
6. Langkah terbaik untuk mewujudkan efektivitas dalam proses
training harus terlaksana dalam rentang waktu tertentu dan
fokus terhadap ……….....................................................
7. Di antara pemenuhan kepuasan training dan yang berperan
dalam menambah efektifitas adalah ………………………...
8. Trainer dan trainee memainkan peranan besar dalam
menyampaikan informasi dan skill dalam proses training.
Oleh karena itu, haruslah ………… …………………………
9. Seluruh sarana training dan yang lainnya itu berperan besar
dalam mempermudah transfer pengalaman dan
pengembangan skill. Maka, hal itu dipandang sebagai ……..
10. Di antara hal yang membantu penguasaan dan mewujudkan
tujuan proses training adalah …………………………………
B
a. Pemenuhan kepuasan training
b. Perbedaan
c. Pembagian bagian kerja
d. Fokus
e. Menerima informasi
f. Bantuan training
g. Partisipasi praktis
h. Memilih aspek-aspek yang
sesuai training
i. Praktik lapangan
j. indikator pengujian terhadap
pengaruh training.
47. Jawaban: Agar Mencapai Efektifitas Training.
A
1. Agar mendapat skill dan pengembangan kekuatan aplikatif,
maka mutlak diperlukan kesempatan berpartisipasi dalam
program training supaya …………………………………
2. Untuk menerima segala individual pengetahuan, skill dan
pengalaman baru, haruslah menyediakan sebanyak mungkin
…………………………………
3. Agar trainer menguasai segala skill yang dibutuhkan, mudah
dilatih dan dipraktekkan, maka ia ....………………………...
4. Agar trainee setuju terhadap program training, sehingga bisa
mewujudkan eksistensi dan memenuhi kebutuhan informasi
dan skill mereka, maka diperlukan tersedianya ………………
5. Tidakkah Allah memberikan beban kepada seseorang kecuali
sesuai dengan kesanggupannya, maka haruslah
memperhatikan ……………………
6. Langkah terbaik untuk mewujudkan efektivitas dalam proses
training harus terlaksana dalam rentang waktu tertentu dan
fokus terhadap ……….....................................................
7. Di antara pemenuhan kepuasan training dan yang berperan
dalam menambah efektifitas adalah ………………………...
8. Trainer dan trainee memainkan peranan besar dalam
menyampaikan informasi dan skill dalam proses training.
Oleh karena itu, haruslah ………… …………………………
9. Seluruh sarana training dan yang lainnya itu berperan besar
dalam mempermudah transfer pengalaman dan
pengembangan skill. Maka, hal itu dipandang sebagai ……..
10. Di antara hal yang membantu penguasaan dan mewujudkan
tujuan proses training adalah …………………………………
B
d. Fokus
e. Menerima informasi
i. Praktik lapangan
a. Pemenuhan kepuasan training
b. perbedaan
g. Partisipasi praktis
h. Memilih aspek-aspek yang
sesuai training
c. Pembagian bagian kerja
f. Bantuan training
j. indikator pengujian terhadap
pengaruh training.
Kemampuan Pidato dan Presentasi
Pidato dan presentasi adalah dasar proses training, baik dengan aspek teoretisnya
(pidato berperan sebagai penyambung) maupun aspek praktisnya (presentasi berperan
sebagai penyambung). Keberhasilan trainer dalam dua aspek ini adalah hal yang
menggambarkan bahwa program training sedang menuju kesuksesan. Bisa jadi, materi
teoritis berkurang atau terdapat beberapa kekurangan dalam training support atau juga
berkurangnya sarana training, tetapi seorang trainer profesional akan mampu
mengatasinya dengan baik. Ini karena ia memiliki kecerdasan, inovasi, dan kesabaran,
serta puncaknya adalah kemampuan pidato dan presentasi yang baik.
TRAINER yang PROFESIONAL akan
mampu membuat TRAINEE TERTARIK
KEPADA materi APA PUN yang
disampaikannya .
48. Dengarlah nasihat Prof. Fasih berikut ini.
1) Berbicaralah dengan gaya dan istilah Anda sendiri. Jangan pedulikan siapa lawan
bicara Anda karena hal itu membuat Anda cemerlang.
2) Anda harus mengetengahkan materi ilmiah, jangan membuang-buang waktu Anda
untuk inovasi mencari metode presentasi.
3) Arahkan pembicaraan Anda kepada mereka, niscaya hati mereka akan
mendengarkan Anda.
4) Fokuskan pandangan Anda kepada komunikan yang lebih banyak memerhatikan
pembicaraan Anda saja.
5) Jangan memedulikan respons apa pun karena itu akan mengorbankan waktu dan
usaha Anda.
6) Cegahlah dialog dalam kondisi apa pun karena hal itu akan mengaburkan
konsentrasi Anda.
7) Anda harus menyadarkan mereka bahwa Anda adalah guru mereka, bukan murid.
8) Bacalah materi pembicaraan dengan rinci agar Anda tidak lupa.
9) Anda tidak usah menggunakan berbagai sarana pengajaran karena hal itu akan
mengurangi kewibawaan ilmu.
10) Jika training selesai maka nilailah honor Anda karena Anda telah mengerahkan
daya upaya Anda.
PERHATIAN: Jangan dengarkan nasihat Prof. Fasih itu!
Anda pasti tidak terkesan dengar. nasihatnya. Oleh karenanya, kami bertanya kepada
Anda, "Apakah Anda memiliki kemampuan pidato dan presentasi?" Baiklah. Anda
tinggal menilai diri Anda sendiri melalui latihan di bawah ini. Setelah mengumpulkan
semua poin, kenali evaluasi Anda terhadap skill pidato dan presentasi Anda melalui
kolom komentar.
No
1
2
3
4
5
6
7
Pernyataan
Saya menentukan tujuan pokok sebelum
merencanakan pidato
dan presentasi.
Saya mengamati nilai, kebutuhan, dan ikatanikatan para trainee.
Saya menyusun sebagian ide pokok
dulu agar menjadi dasar-dasar materi
yang saya sampaikan.
Ketika menyusun materi pidato, saya
mengamati betul ide-ide pokok baik dalam
bentuk pokoknya atau setelah diperbaiki.
Saya menyusun mukadimah yang akan menarik
perhatian trainee dengan mengetengahkan
informasi-informasi dasar yang diperlukan.
Penutup pidato saya berkaitan
dengan mukadimah mengutarakan ajakan
berbuat jika dianggap perlu.
Bantuan audio visual yang saya pakai secara
tepat, apalagi hal itu sederhana, mudah dibaca
dan memiliki arti penting
Selalu
Biasa
Jarang
Kadang
Tidak
49. 8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Peralatan audio tersebut sangat
mendukung presentasi yang tidak
mengurangi nilainya atau membatasi
pergerakannva.
Jika presentasi saya mengena, dialog akan
semakin rasional dan mendukung apa yang
saya ingin batasi.
Saya mampu mengendalikan nervouse saya,
sehingga bisa meningkatkan semangat
presentasi atau tidak membatasi kemampuan
atau mengganggu konsentrasi
Saya menekankan kejelasan faedah yang bisa
dinikmati para audiens
Saya berusaha menyampaikan ide dengan
penuh semangat.
Saya berlatih melakukan peran saya. Oleh
karena itu, saya mengarahkan perhatian kepada
audiens, di samping menyedikitkan
pandangan kepada catatan.
Catatan pidato hanya memuat poin-poin
penting.
Saya berlatih dan bersiap pidato dengan berdiri
dan menggunakan audio visual.
Saya mempersiapkan jawaban dari pertanyaan
yang akan diutarakan dan berlatih untuk
menjawabnya.
Saya mempcrsiapkan tempat duduk dan
mengecek kesiapan audio visual sebelum
presentasi.
Saya mempertahankan kontak mata dengan
audiens sepanjang berpidato
Seluruh gerakan tubuh saya itu alami.
Suara saya kuat dan jelas, tidak membosankan
Jumlah Total
Nilai Anda
Antara 80 - 100 : Anda seorang pembicara yang ulung. Yang Anda perlukan
sekarang adalah latihan kontinu, sehingga bisa mempertahankan
kemampuan Anda.
Antara 60 - 80
: Anda berpeluang menjadi lebih efektif dalam pidato dan
presentasi.
Antara 40 - 60 : Program training ini barangkali berguna bagi Anda.
Antara 30 - 40 : Anda membutuhkan perbaikan total dan latihan yang terusmenerus.
< 30
: Anda membutuhkan keuletan dalam latihan, walaupun pada
awalnya berat dan sulit. Hanya dengan kontinyuitas, Anda bisa
mendapatkan kemajuan yang berarti.
50. Prinsip-Prinsip Pidato dan Presentasi
Apa pun posisi Anda dalam organisasi, Anda tetap membutuhkan pengenalan, training,
dan disiplin latihan dalam mengembangkan skill pidato dan presentasi yang
ringkasannya sebagai berikut.
1. Berdoa kepada Allah.
Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami tidak akan menyia-nyiakan orang yang teliti
dalam beramal” (Q.S. AI Kahfi, 18: 30)
Allah juga berfirman, “Berbuat ihsanlah kalian. Sesungguhnya Allah menyenangi
orang-orang yang berbuat kebaikan” (Q.S. AI Baqarah, 2: 195)
Berbuat IHSAN adalah bagian dari itqan
(PROFESIONALITAS)
Sejauh mana usaha Anda MEMPERSIAPKAN
PIDATO dan PRESENTASI,
maka itulah bentuk IHSAN ANDA.
Ini adalah bukti keseriusan Anda dalam berdoa dan bertawakal kepada Allah.
Sementara sikap menanti hari berlangsungnya pidato, lalu mengumpulkan catatan
dari sana-sini berdasarkan pengalaman lalu ketika pidato, Anda lupa semuanya
lantas Anda berkata, “Allah Maha penolong dan saya berdoa kepada-Nya.” Ini
adalah kebohongan besar, baik terhadap diri Anda maupun audiens.
Benar sekali apa yang dikatakan Imam Hasan AI-Bashry, “Sebuah kaum berkata,
‘Kami berbaik sangka kepada Allah.’ Mereka berbohong karena kalau mereka
berbaik sangka kepada-Nya, maka tentu mereka memperbaiki kualitas kerjanya."
Arti meminta tolong kepada Allah adalah baik dalam mempersiapkan dan
operasional. Jangan lupa berdoa, berwudhu, dan salat tepat waktu.
2. Percaya terhadap diri dan tugas yang diemban.
Anda harus tahu bahwa Andalah orang yang paling mengetahui materi pidato
karena Anda seoranglah yang telah mengerahkan daya baca dan persiapan
untuknya. Itu bukanlah untuk pertama kalinya. Kalaupun itu untuk pertama kalinya,
maka setiap orang yang piawai berpidato akan melewati masa pertamanya itu
dengan baik. Katakan kepada diri Anda, “Ini adalah tugas mulia yang harus saya
jalankan. Saya harus mampu menanggungnya seperti tugas seorang guru yang harus
mentransfer informasi menjadi skill dalam bidang yang saya geluti.” Ulangi katakata ini di dalam diri Anda, “Terima kasih pohon-pohon ketika kami menghirup
segarnya bunga-bunga.”
3. Kenali para pendengar Anda.
Kumpulkanlah informasi sebanyak mungkin tentang audiens Anda, mulai dari
umur, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, pengalaman dalam training pendengar.
51. Biasanya ini dilakukan untuk presentasi pertama kalinya. Perhatikanlah CV dan
prediksilah dengan tepat, sehingga Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan.
4. Kumpulkan bahan materi Anda yang banyak dan baru.
Anda seorang pengamat dengan slogan, “Tanya dan konsultasikanlah. Saya seorang
pengamat.” Tidaklah penting materi apa yang Anda sampaikan, tetapi yang lebih
penting adalah memprediksi berbagai pertanyaan, respons dan penolakan, dan
mempersiapkan jawabannya. Banyak menggunakan kata-kata pendukung dari Al
Quran, Hadits, pendapat ulama, pendapat pakar, puisi, kisah nyata, perumpamaan
dan perbandingan objektif akan membuat pidato Anda diperhatikan audiens.
5. Rencanakan, susun, dan persiapkan!
Ini adalah tiga fase yang harus Anda hadapi sebelum, presentasi yang dikenal
dengan istilah fase kertas-kertas. Dalam fase itu Anda akan menyusun model
penjelasan yang sederhana seputar ide-ide pokok Anda.
Anda telah melewati dua prinsip terdahulu, yaitu kenali audiens dan kumpulkan
bahan sebanyak dan sebaru mungkin. Dua prinsip ini adalah fase sebelum
perencanaan atau pengumpulan informasi fase berikutnya yaitu:
- perencanaan presentasi;
- penyusunan ide-ide;
- persiapan presentasi yang akan dibahas secara detil pada Bab Keempat.
6. Jadilah teman setia terhadap peralatan komunikasi Anda.
Pada permulaannya Anda harus mengecek kelancaran semua peralatan, seperti:
projektor, video, kaset, tv, dan lain-lain. Yakinkan bahwa semua tempelan itu baik,
juga tersedianya bahan-bahan penempel seperti kertas-kertas tersedia secukupnya.
Ketika presentasi, jangan biarkan peralatan itu terus dipakai. Jangan juga selalu
berdiri di antara audiens dan alat presentasi. Hendaklah pula Anda memiliki
peralatan lain yang harus dibawa kemanapun Anda pergi. Akan tetapi, janganlah
memiliki ketergantungan ekstrim terhadapnya.
7. Presentasi adalah seni yang indah.
Sebelumnya, mari kita perhatikan cerita berikut ini.
TRAINER KHUSUS
Dalam sebuah training khusus, seorang trainer masuk ruang, presentasi,
lalu memberi salam kepada para audiens. Kemudian ia berkata dengan keras,
“Bagaimana kabar kamu, Jamal? Mengapa duduk di belakang?”
Maka, berdirilah salah seorang trainee di barisan belakang lalu berkata,
“Alhamdulillah, maaf ... , maksud saya ... Tuan ... saya terlambat datang datang”
Ketika trainer selesai menjelaskan materi, ia bertanya kepada orang tadi,
“Apakah masih ada materi yang belum kami sampaikan, Jamal?” Jamal
menjawab, “Tidak. Semua sudah kami terima.”
Trainer berkata lagi, “Oleh karena itu, Jamal, ambillah kuesioner ini dan
52. bagikan kepada semua audiens. “Pada akhir materi, trainer berkata “Semoga
engkau dibalas kebaikannya oleh Allah ... Selamat berpisah, Jamal!”
PERMOHONAN BANTUAN
Kepada
Yth Direktur Pusat Training ...
Saya bekerja dalam satu tim. Pada suatu hari, Subhanallah, setelah selesai
training dilaksanakan, tim ini mengevaluasi saya. Maka, Subhanallah, saya kaget
dengan tuduhan rekan-rekan se-tim bahwa saya tidak pantas menjadi trainer.
Subhanallah, alasan mereka, katanya saya melihat ke atap kelas ketika sedang
berbicara. Subhanallah, mereka berkata bahwa suara saya lemah dan Subhanallah,
Anda tahu ‘kan sejelek-jeleknya suara. Subhanallah, mereka mengklaim bahwa
gantungan kunci mobil saya telah mengalihkan audiens dari memerhatikan materi.
Akhirnya, mereka mengeluhkan ungkapan Subhanallah saya. Apakah ada yang
berani menghilangkan kata tasbih? Subhanallah!
TRAINER YANG CERDAS
Seorang trainer tengah menyampaikan materi di hadapan trainee. Akibat
kecerdasannya itu, ia memilih menjelaskan semua materi sampai detil. Ia banyak
berbicara berbagai aspek tema dan menjelaskan setiap aspek dengan detil. Lalu, ia
beralih ke materi lain dan menjelaskannya tanpa berhenti sama sekali. Ketika
training hampir selesai maka ia bertanya kepada trainee, “Apakah Anda mengerti
apa yang saya jelaskan?”
Tiba-tiba keheningan-pun menyelimuti ruangan training. Sang trainer pun
mengungkapkan kekesalannya seraya mengatakan bahwa ketidakmengertian
mereka karena tidak memerhatikan dengan benar.
Suatu ketika, seorang trainee bertanya dengan sebuah pertanyaan. Namun,
tiba-tiba trainer memotongnya, “Tak ada gunanya membuang-buang waktu
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Sebaiknya, Anda tinggal
mendengarkan penjelasan saya.”
Ketika seorang trainer lain memberikan pendapat yang berbeda
dengannya, ia marah besar dan menyebutkan bahwa hanya pendapat dialah yang
benar. Lalu, ia kembali melanjutkan penjelasannya dengan gaya yang sama sampai
training selesai. Tidak lupa, ia menyebutkan materi untuk pertemuan mendatang
dan ia-pun pulang. Di perjalanan, hatinya penuh dengan suka cita dan berkata
sendiri, “Aku telah mengalahkan mereka!”
Dengan sederhana, kita bisa mengenal sekumpulan kesalahan yang dilakukan para
trainer, lalu kita ringkaskan beberapa tips agar presentasi itu menarik.
53. 1)
2)
3)
4)
Usahakan mengendalikan ketegangan dengan segera semenjak presentasi
dimulai.
Jangan membaca diktat, kecuali dianggap perlu sekali.
Jangan berbicara dengan satu irama. Turun dan naikkan suara Anda agar bisa
menekankan poin penting presentasi.
Kendalikan gerak tubuh yang tidak etis, seperti:
- banyak melihat ke peralatan presentasi;
- melihat ke langit-Iangit kelas atau sudut kelas;
- menggerakkan lengan ke udara;
- bolak-balik ke seluruh pelosok kelas;
- menggerak-gerakan kunci mobil atau uang recehan dalam saku;
- mengulang-ulang kata-kata tertentu dengan sering.
5)
Bertindaklah dengan cepat ketika terjadi berbagai peristiwa sulit akibat
tindakan audiens, seperti:
- mengutarakan pertanyaan yang tidak ada kaitannya dengan materi atau
pertanyaan konyol;
- perbincangan-perbincangan penting;
- membaca diktat training.
6)
Amatilah presentasi Anda dengan mengikutsertakan orang lain untuk menilai
berbagai kesalahan yang terjadi. Usahakan jangan mengulang kesalahan
serupa.
Jangan memberikan semua detil materi, sisakan untuk diskusi.
Gunakan bahasa dan istilah yang familiar di telinga audiens.
Siapkan jawaban dari kritikan yang mung kin disampaikan audiens.
Pastikan semua audiens bisa melihat semua peralatan presentasi dan Anda
bebas bergerak di antara peralatan dengan mudah.
Jangan membelakangi audiens ketika menulis pada salah satu peralatan dan
teruskan berbicara.
Pastikan terus terjadi komunikasi dengan audiens dan pandang mata mereka.
Berikanlah perhatian dan pembicaraan yang merata kepada semua audiens
dengan tetap fokus pada poin-poin penting.
Awasi respons audiens terhadap segala informasi yang Anda sampaikan.
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
Unsur-Unsur Training Support
1)
2)
3)
Gunakan berbagai metode belajar dan contoh-contoh. Berangsurlah dalam
mentransfer pengetahuan dari yang kuno ke yang baru, dari yang tertentu ke
yang umum.
Awasi terus waktu setiap bagian dan tingkat kualitas semua presentasi dan
ubahlah timing yang ada jika diperlukan.
Gunakan sarana peralatan presentasi yang sesuai, dengan bentuk dan kualitas
yang menarik. Janganlah mengisinya dengan berbagai informasi dan gunakan
berbagai warna.
54. 4)
5)
6)
Sebelum presentasi, amati semua peralatan presentasi dan pastikan bahwa
semuanya dapat berjalan dengan baik.
Gunakan tongkat penunjuk atau pensil untuk menunjukan poin-poin
presentasi.
Jangan biarkan peralatan presentasi terus dipakai sampai pada saat tidak
digunakannya.
8. Senyuman Anda membawa keberuntungan.
Allah berfirman, “Dan jika engkau kasar lagi keras hati, tentu mereka akan
berpaling dari sekitar kamu.” (Q.S. Ali Imran, 3: 159)
Nabi bersabda, “Senyum Anda kepada sauadaramu adalah sedekah.” (HR.
Tirmidzi)
Nabi juga bersabda, “Jangan menyepelekan sebuah kebaikan apa pun, walau
sekadar memberikan wajah ceria kepada saudaramu.” (HR. Muslim)
Pepatah Cina mengatakan, “Orang yang tidak bisa tersenyum jangan membuka
toko.”
Dale Carnegie, pemilik perusahaan yang mendapat penghasilan satu juta dolar per
tahun mengatakan, “Saya diuntungkan oleh senyuman saya sebesar satu juta dolar.”
Banyak orang yang mengartikan keseriusan hidup dengan wajah tegang dan bibir
yang terkatup. Akan tetapi, ternyata sikap seperti ini justru membuat para audiens
tidak mendapatkan yang lebih serius darinya dan tersingkaplah layar hitam antara
mereka dan dia. Oleh karenanya, pepatah Arab menyebutkan, “Siapa yang hilang
tegangnya, maka langgenglah rasa sayangnya.”
Proses training itu terdiri dari interaksi antara dua pihak, yaitu trainer dan trainee.
Interaksi ini tidak akan harmonis kecuali dengan bahasa hati. Maka, bukalah hati
mereka dengan kunci yang benar, yaitu senyaman. Setiap hati itu memiliki
kuncinya.
Macam-maca senyuman.
- Senyuman penerimaan.
- Senyuman motivasi.
- Senyuman permintaan terus-menerus.
- Senyuman kekaguman.
- Senyuman kemarahan.
- Senyuman kerelaan.
BAGIKANLAH BUNGA-BUNGA Anda
kepada Audiens, maka KESEGARAN
akan MENYELIMUTI Seluruh Ruangan
55. 9. Jangan hilang rasa humor ketika menghadapi berbagai kesulitan.
Bermental baja adalah karunia dari Allah. Hati akan cepat terbuka bagi karakter
orang seperti ini. Di antara karakter orang ini adalah bisa dengan mudah melewati
situasi sesulit apa pun. Banyak masalah training yang bisa diselesaikan dengan
sikap humor, namun ia tidak terjebak ke dalam perdebatan. Humor betul-betul
dibutuhkan dalam suasana seperti itu. Filosofinya, tanpa garam, makanan pasti akan
terasa hambar.
MEMAKAN KURMA DENGAN TEMPATNYA
Diceritakan bahwa salah seorang ulama shalih mengundang beberapa temannya
untuk menghadiri walimah. Lalu, mereka pun duduk sambil memakan korma. Di
antara yang duduk adalah Umar yang memakan kurma dan meletakkan tempat
korma di depan tuan rumah, sehingga di hadapannya tersedia korma yang banyak.
Yang lain tidaklah demikian. Maka, kumpulan korma itu menarik perhatian
banyak orang dengan memperhatikan orang itu. Shahibul bait pun tersadarkan dan
membaca pertanyaan yang muncul dalam diri mereka,
“Apakah Anda memakan kurma ini?” Maka, ia segera mengisyaratkan kepada
tetangga duduknya dan ia pun menjawab, "Ya." Umar pun memakan kurma
dengan tempatnya sekalian.
JAWABAN CERDAS ULAMA FIQH AL SYA’BY
Perhatikanlah jawaban-jawaban Al Sya'by terhadap beberapa pertanyaan yang
sederhana berikut ini.
Seseorang bertanya tentang mengusap janggut, maka beliau menjawab, “Usaplah
dengan jari-jemarimu.”
Maka, orang itu bertanya kembali, “Saya takut itu tidak akan membuatnya basah.”
AI Sya'by berkata, “Jika engkau takut demikian, maka selingilah sejak awal
malam.”
Seseorang bertanya, “Bolehkah seorang yang berpakaian ihram menggaruk
badannya?”
Al Sya'by menjawab, “Ya, boleh.”
Orang itu bertanya lagi, “Berapa ukurannya?”
Al-Sya'by menjawab, “Sampai terlihatlah tulangnya.”
56. Seseorang bertemu dengan Al Sya'by yang tengah berdiri sambil berbincang
dengan seorang wanita. Maka orang itu bertanya, “Manakah Al Sya'by?”
Maka, Al Sya'by menunjuk wanita itu sambil berkata, “Nih orangnya.”
Dalam KONDISI SULIT, HUMOR dan
KESEDERHANAAN adalah SOLUSI.
10. Evaluasilah skill komunikasi yang efektif
Evaluasilah segala sesuatu yang telah berlalu dan apa yang akan terjadi. Ketahuilah
bahwa Anda seorang pembelajar setiap hari. Jangan berhenti belajar dari
pengalaman orang dulu.
Inilah evaluasi itu ... !
Contoh-Contoh Situasi Training yang Sulit
1)
Suatu kali, saya menjadi pembicara dalam satu training dan saya pun
mengutarakan beberapa informasi. Lalu, saya melihat hadirin dan ternyata
tampak raut kekecewaan di wajah-wajah mereka. Saya pun beralih ke topik
lain dan menjelaskannya dengan teliti. Akan tetapi, respons mereka tetap
sama. Maka, saya berkata kepada mereka, “Apakah kalian ingin saya
menceritakan sebuah cerita lucu?”
Seorang trainee dengan segera menjawab sambil marah, "Apakah ini yang
disebut ceramah? Jadi, tujuan kami ke sini hanya sekadar mendengarkan
humor?!”
2)
Pada waktu yang telah ditentukan, saya berangkat untuk presentasi. Lalu, saya
menanti audiens yang banyak datang terlambat. Baru saja membahas
pendahuluan, seseorang masuk ruangan. Terpaksa saya mengulanginya lagi
dari awal, baru meneruskan. Pada waktu istirahat, banyak audiens yang
mencegat dan bertanya kepada saya, tetapi saya tidak marah sedikit pun.
Mereka berhenti bicara sesukanya. Setelah itu, saya pun kembali melanjutkan
penjelasan. Tiba-tiba, saya melihat jam tangan, ternyata waktu sudah habis.
Padahal, saya baru mengetengahkan seperempat materi!
3)
Salah seorang audiens mengabarkan kepada saya tentang dialognya dengan
teman duduk di sampingnya. Teman duduknya itu berkata, “Trainer ini masih
mentah pengalamannya, sehingga tidak memiliki skill presentasi yang baik.
Seluruh peralatannya hanyalah berbentuk suara tinggi dan kemampuan
membangkitkan emosi. Oleh sebab inilah, ia tidak datang lagi karena merasa
57. tidak men- berbagai aspek pokok yang saya jelaskan bahwa materi training
dapatkan manfaat apa-apa.
4)
Ketika Anda sampai ke tempat training, ternyata tas yang dibawa Anda
bukanlah tas yang berisikan peralatan presentasi (slide, pensil, dan lain-lain).
5)
Ketika saya ingin menghidupkan projektor, ternyata lampunya terbakar atau
tidak ada sumber listrik di tempat training.
6)
Ketika saya datang ke tempat training, saya mendapati bahwa para audiens
tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan materi yang akan saya utarakan.
7)
Dalam satu presentasi training dan Anda tengah menayangkan materi di
projektor serta melakukan beberapa latihan, salah seorang trainee berkata,
“Materi ini telah kami terima hari kemarin”.
8)
Ketika asyik menjelaskan materi, Anda mendapati salah seorang trainee yang
terlihat mengantuk lalu tidak bisa mengendalikannya sehingga ia tidur pulas.
9)
Ketika Anda asyik menjelaskan beberapa pengertian kepada para trainee,
salah seorang trainee menyela, “Ini salah, yang benar adalah begini-begini.
Pembicaraan ini tidak bermanfaat dan hal inl telah saya pelajari di Amerika
dan berbagai training.”
10) Saya meminta kepada salah seorang trainee untuk mempersiapkan materi
training. Ketika tiba masa presentasi, terlihat berbagai kelemahan yang
disampaikannya. Maka, bermunculanlah berbagai komentar audiens dan
mulailah mereka mengejek orang yang bersangkutan.
11) Saya mulai menjelaskan materi training. Tiba-tiba salah seorang trainee
menyela saya dengan gaya yang kasar seraya menolak terdiri dari hal-hal
tersebut. la berkata, “Materi ini tidak ada hubungannya dengan judul training.
Ini adalah tipuan”.
Apakah Anda Trainer yang Progresif?
1) Anda diminta menyampaikan materi pada sebuah training dengan mukadimah
yang panjang dan sebagian materinya terasa kering.
a. Sejak awal, Anda sudah menyinggung masalah ini dan menjelaskan
urgensi mukadimah bagi detil-detil praktik.
b. Mempersiapkan jawaban ketika ada sanggahan dari trainee.
c. Sinergis dalam menjelaskan tanpa komentar.
d. Anda pengendali situasi, maka Anda berhak melakukan tindakan apa pun
yang sesuai dengan situasi dan waktu training.
2)
Training mengetengahkan satu titik pengalaman dan praktik lapangan Anda
yang lama.
a. Keluarlah dari batasan-batasan diktat dan teruskan penjelasan dari otak
Anda karena menyembunyikan ilmu itu haram.
58. b. Patuhilah diktat, mintalah pertanyaan apa saja. Jika seseorang bertanya,
Anda harus pandai merumuskan jawabannya.
c. Patuhilah apa yang ditulis sehingga tidak ada perbedaan antara satu poin
dengan poin lainnya.
d. Pengalaman Anda dipresentasikan dalam bentuk sentuhan praktik melalui
presentasi yang terfokus dan ringkas.
3)
Ketika presentasi, salah seorang bertanya dengan pertanyaan yang tidak ada
hubungannya dengan materi. Apa tindakan Anda?
a. Menjawab dengan tegas sehingga hal itu tidak terulang kembali.
b. Anda minta dia untuk menangguhkan pertanyaan sampai training selesai,
sehingga waktu tidak terbuang.
c. Mengabaikan pertanyaan itu.
d. Melemparkan pertanyaan itu kepada audiens dan minta mereka untuk
menjawabnya.
4)
Setelah training usai, Anda meminta teman Anda untuk menilai performa
presentasi. Maka ia menentukan empat kesalahan. Apakah sikap Anda?
a. Tidak terlalu menggangap perkataannya itu karena hal itu hanya
pandangan pribadinya.
b. Anda kecewa dan ingin mundur dari tugas training.
c. Terus berusaha menjauhi berbagai kesalahan Anda.
d. Berkonsultasi kepada pakar terkait agar bisa terhindar dari berbagai
kesalahan.
Dialogkanlah jawaban Anda bersama teman-teman Anda …
59. This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.
60. Modul 1
Pembinaan Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Paradigma “Pribadi Utuh”
Diklat Teknis
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pegawai Negeri Sipil
(Human Resource Management)
Bersertifikat
61. SAMBUTAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN DIKLAT APARATUR
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
Selaku Instansi Pembina Diklat PNS, Lembaga Administrasi Negara
senantiasa melakukan penyempurnaan berbagai produk kebijakan Diklat yang
telah dikeluarkan sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun
2000 tentang Diklat Jabatan PNS. Wujud pembinaan yang dilakukan di bidang
diklat aparatur ini adalah penyusunan pedoman diklat, bimbingan dalam
pengembangan kurikulum diklat, bimbingan dalam penyelenggaraan diklat,
standarisasi, akreditasi Diklat dan Widyaiswara, pengembangan sistem
informasi Diklat, pengawasan terhadap program dan penyelenggaraan Diklat,
pemberian bantuan teknis melalui perkonsultasian, bimbingan di tempat kerja,
kerjasama dalam pengembangan, penyelenggaraan dan evaluasi Diklat.
Sejalan dengan hal tersebut, melalui kerjasama dengan Departemen Dalam
Negeri yang didukung program peningkatan kapasitas berkelanjutan (SCBDP),
telah disusun berbagai kebijakan guna lebih memberdayakan daerah seperti
peningkatan kapasitas institusi, pengelolaan dan peningkatan SDM melalui
penyelenggaraan Diklat teknis, pengembangan sistem keuangan, perencanaan
berkelanjutan dan sebagainya.
Dalam hal kegiatan penyusunan kurikulum diklat teknis dan modul diklatnya
melalui program SCBDP telah disusun sebanyak 24 (dua puluh empat) modul
jenis diklat yang didasarkan kepada prinsip competency based training.
Penyusunan kurikulum dan modul diklat ini telah melewati proses yang cukup
panjang melalui dari penelaahan data dan informasi awal yang diambil dari
berbagai sumber seperti Capacity Building Action Plan (CBAP) daerah yang
menjadi percontohan kegiatan SCBDP, berbagai publikasi dari berbagai media,
bahan training yang telah dikembangkan baik oleh lembaga donor, perguruan
tinggi, NGO maupun saran dan masukan dari berbagai pakar dan tenaga ahli
dari berbagai bidang dan disiplin ilmu, khususnya yang tergabung dalam
anggota Technical Review Panel (TRP).
Disamping itu untuk lebih memantapkan kurikulum dan modul diklat ini
telah pula dilakukan lokakarya dan uji coba/pilot testing yang dihadiri oleh para
pejabat daerah maupun para calon fasilitator/trainer.
Dengan proses penyusunan kurukulum yang cukup panjang ini kami
percaya bahwa kurikulum, modul diklatnya berikut Panduan Fasilitator serta
Pedoman Umum Diklat Teknis ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
pelatihan di daerah masing-masing.
i
62. Harapan kami melalui prosedur pembelajaran dengan menggunakan modul
diklat ini dan dibimbing oleh tenaga fasilitator yang berpengalaman dan
bersertifikat dari lembaga Diklat yang terakreditasi para peserta yang
merupakan para pejabat di daerah akan merasakan manfaat langsung dari diklat
yang diikutinya serta pada gilirannya nanti mereka dapat menunaikan tugas
dengan lebih baik lagi, lebih efektif dan efisien dalam mengelola berbagai
sumber daya di daerahnya masing-masing.
Penyempurnaan selalu diperlukan mengingat dinamika yang sedemikian
cepat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Dengan dilakukannya
evaluasi dan saran membangun dari berbagai pihak tentunya akan lebih
menyempurnakan modul dalam program peningkatan kapasitas daerah secara
berkelanjutan.
Semoga dengan adanya modul atau bahan pelatihan ini tujuan kebijakan
nasional utamanya tentang pemberian layanan yang lebih baik kepada
masyarakat dapat terwujud secara nyata.
ii
63. KATA PENGANTAR
DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH
Setelah diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, yang kemudian diganti dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah terjadi
perubahan paradigma dalam pemerintahan daerah, yang semula lebih
berorientasi sentralistik menjadi desentralistik dan menjalankan otonomi seluasluasnya. Salah satu aspek penting kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi
adalah peningkatan pelayanan umum dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat, dan meningkatkan daya saing daerah.
Berdasarkan pengalaman penyelenggaraan pemerintahan di banyak negara,
salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah
adalah kapasitas atau kemampuan daerah dalam berbagai bidang yang relevan.
Dengan demikian, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat dan peningkatan daya saing daerah diperlukan kemampuan atau
kapasitas Pemerintah Daerah yang memadai.
Dalam rangka peningkatan kapasitas untuk mendukung pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah, pada tahun 2002 Pemerintah telah
menetapkan Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas
Dalam Mendukung Desentralisasi melalui Keputusan Bersama Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala
Bappenas. Peningkatan kapasitas tersebut meliputi sistem, kelembagaan, dan
individu, yang dalam pelaksanaannya menganut prinsip-prinsip multi dimensi
dan berorientasi jangka panjang, menengah, dan pendek, serta mencakup
multistakeholder, bersifat demand driven yaitu berorientasi pada kebutuhan
masing-masing daerah, dan mengacu pada kebijakan nasional.
Dalam rangka pelaksanaan peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah,
Departemen Dalam Negeri, dengan Direktorat Jenderal Otonomi Daerah sebagai
Lembaga Pelaksana (Executing Agency) telah menginisiasi program peningkatan
kapasitas melalui Proyek Peningkatan Kapasitas yang Berkelanjutan untuk
Desentralisasi (Sustainable Capacity Building Project for Decentralization/ SCBD
Project) bagi 37 daerah di 10 Provinsi dengan pembiayaan bersama dari
Pemerintah Belanda, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan dari Pemerintah RI
sendiri melalui Departemen Dalam Negeri dan kontribusi masing-masing daerah.
Proyek SCBD ini secara umum memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas
Pemerintah Daerah dalam aspek sistem, kelembagaan dan individu SDM
aparatur Pemerintah Daerah melalui penyusunan dan implementasi Rencana
Tindak Peningkatan Kapasitas (Capacity Building Action Plan/CBAP).
iii
64. Salah satu komponen peningkatan kapasitas di daerah adalah Pengembangan
SDM atau Diklat bagi pejabat struktural di daerah. Dalam memenuhi kurikulum
serta materi diklat tersebut telah dikembangkan sejumlah modul-modul diklat
oleh Tim Konsultan yang secara khusus direkrut untuk keperluan tersebut yang
dalam pelaksanaannya disupervisi dan ditempatkan di Lembaga Administrasi
Negara (LAN) selaku Pembina Diklat PNS.
Dalam rangka memperoleh kurikulum dan materi diklat yang akuntabel dan
sesuai dengan kebutuhan daerah, dalam tahapan proses pengembangannya
telah memperoleh masukan dari para pejabat daerah dan telah diujicoba (pilot
test), juga melibatkan pejabat daerah, agar diperoleh kesesuaian/ relevansi
dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh para pejabat daerah itu sendiri.
Pejabat daerah merupakan narasumber yang penting dan strategis karena
merupakan pemanfaat atau pengguna kurikulum dan materi diklat tersebut
dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kurikulum dan meteri diklat yang dihasilkan melalui Proyek SCBD ini, selain
untuk digunakan di lingkungan Proyek SCBD sendiri, dapat juga digunakan di
daerah lainnya karena dalam pengembangannya telah memperhatikan aspekaspek yang berkaitan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.
Selain itu juga dalam setiap tahapan proses pengembangannya telah melibatkan
pejabat daerah sebagai narasumber.
Dengan telah tersedianya kurikulum dan materi diklat, maka pelaksanaan
peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah, khususnya untuk peningkatan
kapasitas individu SDM aparatur daerah, telah siap untuk dilaksanakan.
Diharapkan bahwa dengan terlatihnya para pejabat daerah maka kompetensi
mereka diharapkan semakin meningkat sehingga pelayanan kepada masyarakat
semakin meningkat pula, yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat dapat
segera tercapai dengan lebih baik lagi.
iv