1. Makalah ini membahas tentang permasalahan yang terjadi dalam suatu organisasi seperti kurangnya komunikasi yang menyebabkan terjadinya konflik. Konflik dapat berupa perbedaan pendapat antar individu maupun kelompok.
2. Kasus yang diambil contoh adalah terjadinya konflik antara Kesatuan Pelaut Indonesia dengan Kepala BNP2TKI karena dikeluarkannya surat edaran tanpa mendengar pendapat serikat pekerja terlebih
2. 2
2
A. Latar Belakang
Setiap manusia tentu pernah mengalami konflik,baik konflik individu
terhadap dirinya sendiri maupun pada organisasi. Konflik bisa terjadi karena
adanya kekurangan dalam komunikasi antara individu maupun dalam organisasi,
komunikasi yang dijalankan harus sesuai dengan apa yang dikehendaki untuk bisa
mencapai tujuan bersama dan berjalan dengan selaras sesuai keputusan bersama.
Konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokkan antar nilai atau tujuan-
tujuan yang hendak dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam
hubungannya dengan orang lain (Kilman & Thomas, dalam Wijono, 1993).
Sedangkan Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi (Wiryanto dalam Iqbal, 2005).
Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan
tujuan yang berbeda-beda dalam hidupnya. Melihat persoalan dengan perspektif
yang beragam juga akan sulit dielakkan. Oleh karenanya, wajar apabila terjadi
konflik atau benturan kebutuhan dan kepentingan antara individu yang satu
dengan yang lain. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin sering berinteraksi,
semakin besar kemungkinan terjadinya konflik interpersonal ini (Muryantinah
dkk, 2008).
Perbedaan pendapat sangatlah berpengaruh, apalagi dalam sebuah
organisasi yang pada dasarnya tujuannya sama yaitu satu tujuan atas dasar
kesepakatan bersama. Konflik dapat menimbulkan dampak baik yang sifatnya
konstruktif maupun yang destruktif. Karena dampak yang ditimbulkannya tidak
selamanya jelek, maka perlu dikelola dan penanganan yang baik. Berdasarkan
uraian tersebut diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu
1. apakah yang dimaksud dengan konflik ?
2. bagaimana cara mengatasi jika terdapat konflik dalam sebuah
organisasi, seperti yang akan dibahas contoh kasus pada bab
berikutnya
3. bagaimana komunikasi yang bisa selaras supaya meminimalisir konflik
atau permasalahan
3. 3
3
B. Landasan Teori
Berikut merupakan contoh kasus dari suatu permasalahan dalam suatu organisasi
:
Analisis kasus
JAKARTA - Kesatuan Pelaut Indonesia mendesak Kepala BNP2TKI, agar
segera mencabut Surat Edaran No.1/2015 tentang penundaan pelayanan TKI
pelaut perikanan ke luar negeri, karena melanggar HAM.
“Jika dalam satu minggu SE itu tidak dibatalkan maka para pelaut akan
melakukan aksi demo besar-besaran di kantor BNP2TKI,” kata Presiden KPI,
Hasudungan Tambunan dalam siaran persnya, Minggu (22/3).
Sebelumnya, Kepala BNP2TKI Nusron Wahid dalam SE bertanggal 16 Maret
2015 menyebutkan seluruh perusahaan pengawakan kapal (manning agency)
untuk sementara waktu dilarang merekrut dan menempatkan pelaut perikanan ke
luar negeri.
Moratorium penempatan pelaut perikanan ke luar negeri yang diberlakukan
sejak 16 Maret 2015 itu dikeluarkan tanpa terlebih dahulu meminta pendapat
dari pemangku kepentingan, termasuk serikat pekerja dan “manning agency”.
Menurut informasi dari dalam BNP2TKI kata Hasudungan, SE Kepala
BNP2TKI itu dibuat tanpa melibatkan deputi-deputi terkait dan hanya
mendengar masukan dari seorang staf ahlinya. SE tersebut tidak menyebutkan
sampai kapan penundaan pelayanan itu diberlakukan.
KPI telah melayangkan surat kepada Kepala BNP2TKI, dengan tembusan
Presiden RI, sejumlah Menteri Kabinet Kerja, dan para pejabat instansi terkait.
KPI juga mendesak Menteri Tenaga Kerja, Menteri Perhubungan, Menteri Luar
Negeri, Menteri Kelautan dan Perikanan, serta kementerian terkait lainnya,
untuk segera mengambil langkah konkret guna menyelesaikan permasalahan
pelaut di kapal perikanan asing maupun domestik.
Menurut dia, penundaan atau moratorium pelayanan pelaut akan menutup
kesempatan bagi pelaut untuk bekerja di luar negeri dan menambah jumlah
pengangguran.
Selain itu, juga akan mengakibatkan dampak negatif lainnya. Perekrutan dan
penempatan pelaut secara ilegal atau tidak sesuai prosedur pengawakan kapal,
akan semakin marak.
“Ini akan membahayakan, karena pemerintah jelas tidak akan mampu
melakukan pendataan, pengawasan dan perlindungan terhadap pelaut,” ucapnya.
(*/aci)
4. 4
4
Setelah belajar dari sebuah konflik yang diatas bisa dianalisi bahwa
Pengertian dan Konsepsi Konflik Robbins (1996) dalam “Organization Behavior”
menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat
adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh
atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh
adanya kekuatan yang saling bertentengan.
Penyebab mengapa bisa terjadi konflik pada organisasi tersebut karena
kurangnya komunikasi, yang terlihat pada perkataan beliau “Menurut informasi
dari dalam BNP2TKI kata Hasudungan, SE Kepala BNP2TKI itu dibuat tanpa
melibatkan deputi-deputi terkait dan hanya mendengar masukan dari seorang staf
ahlinya” sedangkan komunikasi sangatlah berpengaruh penting dalam organisasi.
Komunikasi juga sangat berperan aktif untuk mengatasi setiap konflik yang terjadi
di sebuah perusahaan atau organisasi. Hal ini seperti yang diungkapkan Pekka
Aula & Kalle Siira (2010). Konflik dan permasalahan yang muncul pada kasus
diatas yaitu karena Perbedaan tujuan dapat muncul bersamaan denga perbedaan
persepsi mengenai kenyataan, dan ketidak setujuan atas apa yang dianggap
sebagai penyebab suatu kejadian dapat menciptakan sebuah konflik (Ivancevich,
2007).sehingga terjadilah protes atau ketidaksesuaian pendapat antara Kesatuan
Pelaut Indonesia yang mendesak kepala BNP2TKI untuk segera mencabut surat
edarannya tentang penundaan pelayanan TKI.
Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat
beragam jenis konflik:
a. Konflik vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen
puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan
penyelia dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi
sumberdaya secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja
organisasi, manajemen kompensasi dan karir.
5. 5
5
b. Konflik Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada tingkat
hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah tentang
perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan
sumberdaya, dan pemasaran.
c. Konflik di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki tugas
berbeda.
d. Konflik peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan
oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya
uraian pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem
koordinasi yang tidak jelas.
Sedangkan ada beberapa jenis konflik yang dikatakan oleh James A.F. Stoner dan
Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu :
1. Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.
2.konflik interpersonal : adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain
karena pertentengan kepentingan atau keinginan
3. konflik antar individu dan kelompok : Konflik antar perorangan terjadi antara
satu individu dengan individu lain atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan
oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam organisasi
4. konflik antar kelompok : konflik yang terjadi dan melibatkan banyak orang
5. konflik antar organisasi : Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidak
cocokan suaut badan terhadap kinerja suatu organisasi.
Komunikasi merupakan salah satu alasan yang sangat mendasar ketika
terjadinya suatu konflik atau permasalahan dalam suatu organisasi, komunikasi
harus dibangun dan ditata dengan baik agar tidak terjadi kesalahpaham, terdapat
cara meningkatkan komunikasi yang dijelaskan dalam buku Perilaku dan
Manajemen Organisasi karangan Ivancevich dkk tahun 2007 yaitu dengan:
1. Menindaklanjuti
Melakukan tindak lanjut dengan asumsi bahwa keputusan yang diambil oleh
kepala BNP2TKI telah salah dimengerti, dan jika mungkin, memastikan apakah
keputusannya sudah bisa diterima oleh para Pelaut Indonesia sudah dapat diterima
atau belum
6. 6
6
2. Mengatur alur informasi
Pengaturan komunikasi dapat memastikan alur informasi yang optimal kepada
para kepala BNP2TKI ataupun kepada Komunitas Pelaut Indonesia, tidak hanya
mendengar dari salah satu pihak tetapi mengcakup semuanya tanpa terkecuali.
3. Memanfaatkna umpan balik
Umpan balik memberikan para penerima pesan atau dalam kasus ini yaitu para
Komunitas Pelaut Indonesia untuk menanggapi pesan terlebih dahulu sehingga
pengirim pesan atau kepala BNP2TKI dapat melihat apakah pesan atau keputusan
tersebut telah diterima dan telah menghasilkan respon yang diharapkan.
4. Empati
Empati adalah kemampuan menempatkan diri sendiri dalam peran orang lain
dan mengasumsikan sudut pandang dan emosi yang bersangkutan, semakin jauh
jarak antara penerima pesan dan komunikator, semakin besar pula usaha yang
harusdikeluarkan untuk mendapatkan pemahaman ang sama di mana terdapat
kesamaan pengalaman antara kedua pihak.
Dalam kasus ini kepala BNP2TKI harus bisa menempatkan diri dalam perannya
pada posisi para pelaut, tidak hanya menerima informasi dari staf ahlinya saja
supaya tau bagaimana rasanya ketika dirinya menjadi sebagai pelaut.
5. Repetasi
Memastikan bahwa bila salah satu bagian pesan tidak dipahami, maka bagian
pesan yang menyampaikan hal yang sama akan memastikan pesan tersebut
dipahami dengan baik.
6. Mendorong rasa saling percaya
Keterbatasan waktu sering kali menegasikan kemungkinan para pelaut atau
karyawan melakukan tindak lanjut dan mendorong munculnya umpan balik sesuai
harapan.
7. 7
7
Kesimpulan
Konflik merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam sebuah
organisasi, disebabkan oleh banyak faktor yang pada intinya karena organisasi
terbentuk dari banyak individu & kelompok yang memiliki sifat & tujuan yang
berbeda satu sama lain.
Kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi
hanya dapat diminimalisir. Dari referensi tersebut maka upaya dalam penanganan
konflik baik yang bersifat interpersonal, intergroup maupun interorganization
dapat ditanggulangi dan diselesaikan secara efektif. Hal ini merupakan tantangan
sekaligus sebagai peluang untuk belajar dan menambah pengalaman para
pemimpin atau pengelola organisasi lembaga pendidikan saat ini maupun masa
mendatang, karena pada dasarnya konflik juga dipicu karna kurang adanya
komunikasi untuk berkoordinasi secara teratur. Memelihara kemunikasi sangatlah
penting bagi suatu organisasi, agar lebih mudah mengetahui kekurangan dan
keluhan dari bawahan kepada atasan dan supaya agar tidak adanya
kesalahpahaman yang bisa berakibat fatal baik bagi individu ataupun bagi
kelompok suatu organisasi.
Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan memberikan sumbangsih kepada
para pembaca mengenai beberapa faktor pemicu konflik dan juga strategi dalam
menyelesaikan konflik. Dengan demikian pembaca dapat mengantisipasi
timbulnya konflik sebelum terjadi. Beberapa saran yang ingin disampaikan oleh
penulis ialah hendaknya para pembaca dapat menyikapi keadaan dengan bijak
sehingga timbulnya konflik dapat dicegah. Jikapun konflik tersebut sudah
terlanjur ada, diharapkan pembaca dapat menempatkan diri, sehingga konflik itu
tidak membawa dampak buruk yang semakin meluas.
8. 8
8
DAFTAR PUSTAKA
Ivancevich M, Robert, Michael. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi.
Jakarta : Erlangga
Sutrisno Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta : Kencana
J. Winardi. 2003. Teori Organisasi & Pengorganisasian. Rajawali Press
Hammer & Organ. 1987. Organizational Behavior. Bussiness Publication Inc.
Kenneth Wexley & Gary Yuki. 2005. Perilaku Organisasi & Psikologi
Personalia. Rineka Cipta
A. Judge. Timothy dan Stephen P. Robbins. 2008. Prilaku Organisasi, Edisi 16.
Jakarta: Salemba