Dokumen tersebut membahas tentang profesionalisme guru, mulai dari pengertian profesionalisme guru, peranan utama guru profesional, tugas dan tanggung jawab guru, faktor yang mempengaruhi rendahnya profesionalisme guru, upaya meningkatkan profesionalisme guru, serta syarat menjadi guru yang baik."
1. MATA KULIAH PROFESI KEPENDIDIKAN
PROFESIONALISME GURU
Oleh
ADRIANA DWI ISMITA 06111008032
IKA PRATIWI 06111008005
NADIAH 06111008011
RIA PUSPITA SARI 06111008009
MUCHLISIN 06111008043
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
INDRALAYA
2013
1
2. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 3
1. Latar Belakang Pembahasan..................................................................... 3
2. Rumusan Masalah..................................................................................... 4
3. Tujuan Pembahasan................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5
1. Pengertian profesionalisme........................................................................ 5
2. Peranan Utama Seorang Guru Profesional................................................ 6
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru............................................................. 13
4. Faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru................................. 14
5. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru............................................ 15
6. Syarat Guru yang Baik dan Berhasil ........................................................ 19
BAB III PENUTUP............................................................................................. 21
Kesimpulan............................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 22
2
3. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Pembahasan
Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam dunia pendidikan, terutama di
lingkungan sekolah, guru memiliki peranan yang sangat penting dan startegis
dalam menentukan kualitas suatu pendidikan. Guru diibaratkan sebagai pedang
dalam medan perang pembelajaran di sekolah menuju mutu pendidikan yang
diingikan. Ini dikarenakan guru merupakan faktor yang paling dominan dan
paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya bagi siswa, guru sering
dijadikan tokoh teladan bagi para siswa. Di sekoah, guru merupakan salah satu
unsur yang sangat penting dan mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri keberhasilan suatu penyelenggaraan pendidikan sangat
ditentukan oleh kesiapan guru dalam mempersiapkan startegi pembelajaran
untuk peseta didik.
Perkembangan zaman dan pembangunan nasional yang terus meningkat,
menyebabkan sistem pendidikan nasional harus dilaksanakan secara tepat guna
dan hasil guna dalam berbagai aspek dimensi, jenjang dan tingkat pendidikan.
Keadaan semacam itu pada gilirannya akan menuntut para pelaksana dalam
bidang pendidikan diberbagai jenjang untuk mampu menjawab tuntutan tersebut
melalui fungsi-fungsinya sebagai guru.
Mengingat begitu pentingnya peranan dan tanggung jawab seorang guru,
tentunya diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang maksimal untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara
berkesinambungan mereka dapat meningkatkan kompetensinya, baik
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Ini bertujuan
agar para peserta diidk siap menhadapi perkembangan zaman yang terus
meningkat .
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa guru yang profesional
merupakan salah satu indikator penting dari sekolah berkualitas. Guru yang
profesional akan sangat membantu proses pencapaian visi misi sekolah.
3
4. Mengingat strategisnya peran yang dimiliki oleh seorang guru, usaha-usaha
untuk mengenali dan mengembangkan profesionalisme guru menjadi sangat
penting untuk dilakukan. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk
membuat makalah yang berjudul “Profesionalisme Guru”
2. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penulis dalam menyusun makalah ini, maka penulis
merumuskan beberapa permasalahan. Adapun rumusan masalahnya sebagai
berikut :
a. Apa pengertian profesionalisme guru?
b. Bagaimana peranan utama seorang guru profesional?
c. Apa saja Tugas dan Tanggung jawab guru?
d. Apa saja faktor penyebab rendahnya profesionalisme guru?
e. Bagaimana upaya meningkatkan profesionalisme guru?
f. Apa saja syarat menjadi guru profesional?
3. Tujuan Pembahasan
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan, juga untuk menambah wawasan kita mengenai profesionalisme
guru, dan diharapkan kita akan menjadi calon guru yang profesional.
4
5. BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Profesionalisme Guru
Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau rangkaian
kualitas yang menandai atau melukiskan corak suatu “profesi”. Profesionalisme
juga mengandung pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau
sebagai sumber penghidupan(Saondi, Ondi dan Aris Suherman, 2009:109).
Sehingga Profesionalisme guru mengandung pengertian kegiatan atau usaha
meningkatkan kompetensi guru k earah yang lebih baik dalam berbagai aspeknya
demi terselenggaranya optimalisasi pelayanan kegiatan atau pekerjaan profesi
guru ( Jamal, 2011) . Maka penting dari profesionalisme guru adalah sebagai
berikut :
a. Profesionalisme akan memberikan jaminan perlindungan kepada kesejahteraan
masyarakat umum.
b. Profesionalisme guru merupakan cara untuk memperbaiki profesi pendidikan
yang selama ini dianggap rendah oleh sebagian masyarakat.
c. Profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan diri
sehingga guru dapat memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin, serta
dapat memaksimalkan kompetensi yang dimiliki.
Selanjutnya dengan profesionalisme guru, terjadi pergeseran fungsi guru
dari pengajar beralih menjadi pelatih, pembimbing dan managemen pembelajaran.
Profesionalisme guru mempunyai implikasi serius bagi guru untuk mengingkatkan
kualitasnya dengan aktif melakukan improvisasi dan eksplorasi peran dan
tanggung jawabnya sebagai seorang guru di kelas. Tak hanya itu, tapi ia juga
pencari bakat pembimbing , dan actor peruabahan di tengah masyarakat.
Profesionalisme guru terpancar dari setiap sikap perilakunya yang selalu
membawa pencerahan bagi orang lain , baik dalam lingkup terbatas atau luas.
5
6. 2. Peranan Utama Seorang Guru Profesional
Untuk meneningkat kemampuan seorang guru, tentunya seorang guru harus
mengetahui peran utamanya . Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus . Orang yang pandai berbicara dalam bidang –
bidang tertentu , belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru
diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi guru professional haru menguasai betul
seluk-beluk pendidikan dan pengajaran .
Semakin akurat para guru melakukan fungsinya , semakin terjamin kesiapan
semakin terjamin kesiapan seorang pembangunan. Dengan kata lain potret dan
wajah diri bangsa pada masa depan tercermin dari potret guru masa kini. Gerak
maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di
tengah-tengah masyarakat.
Sebagai pendidik guru memiliki 13 peran utama , yaitu :
1) Guru Sebagi Korektor
Guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan nilai dan buruk.
Semua nilai yang baik harus guru pertahankan, sedangkan nilai yang buruk
harus disingkirkan dari jiwa anak didik
2) Guru sebagai inspirator
Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik
dan bagaimana cara belajar yang baik.
3) Guru sebagai informator
Guru harus bisa memberikan informasi tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain bahan pelajaran untuk setiap mata peajaran
yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
4) Guru sebagai organisator
Guru memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib
seolah, menyusn kalender akademik dan sebagainya .
5) Guru sebagai motivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bersemangat dan aktif
dalam belajar. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif.
6
7. 6) Guru sebagai insiator
Guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan
dan pengajaran. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi.
7) Guru Sebagai Fasilitator
Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan
kemudahan kegitan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan.
8) Guru Sebagai Pembimbing
Guru membimbing anak menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan
mandiri.
9) Guru Sebagai Demonstrator
memperagakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang
guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tujuan pengajaran
tercapai dengan efektif dan efisien.
10) Guru Sebagai Pengelola Kelas
agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk
senantiasa belajar di dalamnya.
11) Guru Sebagai Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media
pendidikan baik jenis dan bentuknya, baik media material maupun
nonmaterial.
12) Guru Sebagai Supervisor
Guru dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap
proses pengajaran.
7
8. 13) Guru Sebagai Evaluator
Guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan
memberikan penilaian yang menyngkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru
tidak hanya menilai produk, tetapi juga menilai proses.
Peranan Guru dalam Pembelajaran Tatap Muka
Terdapat beberapa peran guru dalam pembelajaran tatap muka menurut
Moon ( 1989 ) yaitu sebagai berikut :
1. Guru sebagai Perancang Pembelajaran ( Designer of Instruction )
Pihak Departemen Pendidikan Nasional telah memprogram bahan
pembelajaran yang harus diberikan guru kepada peserta didiknya ada suatu
waktu tertentu. Di sini, guru dituntut untuk berperan aktif dalam
merencanakan PBM tersebut dengan memperhatikan berbagai komponen
dalam sistem pembelajaran yang meliputi:
a. Membuat dan merumuskan TIK
b. Menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, waktu, fasilitas,
perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan siswa, komprehensif,
sistematis, dan fungsional efektif
c. Merancang metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa
d. Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai
fasilitator dalam pengajaran
e. Media, dalam hal ini guru berperan sebagai mediator
2. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran ( Manager of Instruction )
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas bagi bermacam – macam kegiatan belajar – mengajar. Sedangkan
tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
menggunakan alat – alat belajar, menyediakan kondisi yang memungkinkan
siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa mendapatkan hasil yang
diharapkan.
Sebagai manajer, guru hendaknya mampu menggunakan pengetahuan
tentang teori belajar mengajar dari teori perkembangan hingga
8
9. memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar yang baik mengendalikan
pelaksanaan pengajaran dan pencapaian tujuan.
3. Guru sebagai Pengarah Pembelajaran
Sebagai seorang motivator, hendaknya guru senantiasa berusaha
menimbulkan, memelihara dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk
belajar. Empat hal yang harus dikerjakan guru dalam memberikan motivasi
adalah sebagai berikut :
a. Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar
b. Menjelaskan secara konkret, apa yang dapat dilakukan pada kahir
pengajaran
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat
merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik di kemudian hari
Pendekatan yang dipergunakan oleh guru dalam hal ini adalah pendekatan
pribadi, dimana guru dapat mengenal secara pribadi, dimana guru dapat
mengenal dan memahami siswa secara mendalam sehingga dapat
membantu dalam keseluruhan PBM, atau dengan kata lain, guru berfungsi
sebagai pembimbing.
4. Guru sebagai Evaluator ( Evaluator of Student Learning )
Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan,
efektivitas, dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Selain itu, untuk
mengetahui kedudukan peserta dalam kelas atau kelompoknya. Sebagai
penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya secara terus – menerus mengikuti
hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi
yang diperoleh melalui evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap
proses pembelajaran serta dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran selanjutnya sehingga hasil belajar pun akan
meningkat secara optimal.
5. Guru sebagai Konselor
Sesuai dengan peran guru sebagai konselor, adalah ia diharapkan dapat
merespons segaa masalah tingkah laku yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dipersiapkan agar:
9
10. a. Dapat menolong peserta dididk memecahkan masalah – masalah yang
timbul antara peserta didik dengan orang tuanya
b. Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang manusiawi dan
dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan
bermacam – macam manusia.
6. Guru sebagai Pelaksana Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang akan didapat
oleh peserta didik selama ia mengikuti suatu proses pendidikan. Secara resmi
kurikulum sebenarnya merupakan sesuatu yang diidealisasikan atau dicita –
citakan.( Ali, 1985:30 ). Keberhasilan suatu kurikulum yang ingin dicapai
sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru.
Pernyataan ini didasari oleh beberapa alasan berikut ini :
a. Guru adalah pelaksana langsung dari kurikulum di suatu kelas
b. Gurulah yang bertugas mengembangkan kurikulum pada tingkat
pembelajaran, karena ia melakukan tugas sebagai berikut :
Menganalisis tujuan berdasarkan apa yang tertuang dalam kurikulum
resmi
Mengembangkan alat evaluasi berdasarkan tujuan
Merumuskan bahan yang sesuai dengan isi kurikulum
Merumuskan bentuk kegiatan belajar yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi peserta didik dalam melaksanakan apa yang
telah diprogramkan.
c. Guru lah yang secara langsung menghadapi berbagai permasalahan yang
muncul sehubungan dengan pelaksanaan kurikulum di kelas
d. Tugas gurulah yang mencarikan upaya memecahkan segala permasalahan
yang dihadapi dan melaksanakan upaya tersebut.
Sehubungan dengan pembinaan dan pengembangan kurikulum, permasalahan
yang seringkali muncul dan harus dihadapi oleh guru yaitu :
a. Permasalahan yang berhubungan dengan tujuan dan hasil – hasil yang
diharapkan dari suatu lembaga kependidikan
10
11. b. Permasalahan yang berhubungan dnegan isi/materi/bahan pelajaran dan
organisai atau cara pelaksanaan dari kurikulum
c. Permasalahan dalma hubungan dengan proses penyusunan kurikulum dan
revisi/perbaikan kurikulum
Sedangkan peranan guru dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum
secara aktif dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Dalam perencanaan kurikulum
Kurikulum di tingkat nasional dirancang dan dirumuskan oleh para
pakar dari berbagai bidang disiplin ilmu ang terkait, sednagkan guru –
guru yang telah berpengalaman biasanya terlibat untuk memberikan
masukan terhadap kemungknan pelaksanaannya di sekolah.
b. Dalam pelaksanaan di lapangan
Para guru bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan
kurikulum, baik secara keseluruhan kurikulum maupun tugas sebagai
penyampaian mata pelajaran sesuai dengna GBPP yang telah dirancang
dalam suatu kurikulum
c. Dalam proses penilaian
Selama pelaksanaan kurikulum akan dinilai seberapa jauh tingkat
ketercapaiannya. Biasanya guru diminta saran atau pendapat maupun
menilai kurikulum yang sednag berjalan guna melihat kebaikan dan
kelemahannya.
d. Pengadministrasian
Guru harus menguasai tujuan kurikulum, isi program yang harus
diberikan kepada peserta didik. Biasanya dengan menyusun suatu bagan
analisis tugas pembelajaran dan rencana pembelajaran.
e. Perubahan kurikulum
Guru sebagai pelaku kurikulum mau tidak mau tentu akan selalu
terlibat dalam pembaruan yang sedang dilakukan sebagai suatu usaha
untuk mencari format kurikulum yang sesuai dengan perkembangan
11
12. zaman. Masukan dari para guru ini akan sangat besar artinya dalan
perubahan dan pengembangan kurikulum.
Sebagai kesimpulan dapat dijelaskan bahwa seorang guru haruslah
meiliki tanggung jawab untk mengembangkan kurikulum, selain tugas
utamanya sebagai pembina kurikulum. Ini berarti bahwa guru dituntut
untuk selalu mencari gagasan baru demi penyempurnaan praktik
pendidikan dan praktik pembelajaran pada khususnya.
7. Guru dalam Pembelajaran yang Menerapkan Kurikulum Berbasis
Lingkungan
Pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dituntut dari guru untuk
mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang memiliki kadar
pembelajaran tinggi didasarkan pada posisi dan peranan guru, tugas dan
tanggung jawab guru sebagai pengajar yang profesional.
Berdasarkan peran guru sebagai pengelola proses pembelajaran, harus
memiliki kemampuan:
1. Merencanakan sistem pembelajaran
a. Merumuskan tujuan
b. Memilih prioritas materi yang akan diajarkan
c. Memilih dan menggunakan metode
d. Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada
e. Memilih dan menggunakan media pembelajaran
2. Melaksanakan sistem pembelajaran
a. Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat
b. Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
3. Mengevaluasi sistem pembelajaran
a. Memilih dan menyusun jenis evaluasi
b. Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
c. Mengadministrasikan hasil evaluasi
4. Mengembangkan sistem pembelajaran
a. Mengoptimalisasi potensi peserta didik
b. Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri
c. Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut
12
13. Sedangkan kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Dirjen Dikdasmen
Depdiknas ( 1999 ) sebagai berikut :
1. Mengembangkan kepribadian
2. Menguasai landasan kependidikan
3. Menguasai bahan pelajaran
4. Menyusun program pengajaran
5. Melaksanakan program pengajaran
6. Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan
7. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
8. Menyelenggarakan program bimbingan
9. Berinteraksi dengan teman sejawat dan masyarakat
10. Menyelenggarakan administrasi sekolah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang
guru profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga
kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri
setiap calon guru atau guru untuk mewujudkannya.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Proses pembelajaran yang bernapaskan lingkungan lebih menekankan pada
pentingnya proses belajar peserta daripada hasil belajar yang dicapai. Karena itu,
pengendalian proses pembelajaran merupakan tugas dan tanggung jawab seorang
guru. Ada beberapa kemampuan yang dituntut dari guru agar menumbuhkan minat
dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
a. Mampu menjabarkan pembelajaran ke dalam berbagai bentuk cara penyampaian
b. Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat tinggi seperti analisis,
sintesis, dan evaluasi
c. Menguasai berbagai cara belajar yang efektif sesuai dengan tipe dan gaya belajar
yang dimiliki oleh peserta didik secara individual
d. Memiliki sikap yang positif tehadap tugas profesinya, mata pelajaran yang
dibinanya sehingga selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugasnya sebagai guru
13
14. e. Terampil dalam membuat alat peraga pembelajaran sederhana sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan m mata pelajaran yang dibinanyaserta penggunaanya
dalam proses pembelajaran
f. Terampil dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang
dapat menumbuhkan minat sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal
g. Terampil dalam melakukan interaksi dengan para peserta didik dengan
mempertimbangkan tujuan dan materi pelajaran, kondisi peserta didik, suasana
belajar, jumlah peserta didik, waktu yang tersedia, dan faktor yang berkenaan
dengan diri guru itu sendiri
h. Memahami sifat dan karakteristik peserta didik, terutama kemampuan
belajarnya, cara dan kebiasaan belajar,minat terhadap pelajaran, motivasi untuk
belajar, dan hasil belajar yang telah dicapai
i. Terampil dalam menggunakan sumber – sumber belajar yang ada sebagai bahan
ataupun media belajar bagi peserta didik dalam proses pembelajaran
j. Terampil dalma mengelola kelas atau memimpin peserta didik dalam belajar
sehingga suasana belajar menjadi menarik dna menyenangkan.( Sudjana dan
Arifin, 1989:31-39 )
4. Faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru
Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru dalam pendidikan
nasional disebabkan oleh antara lain;
1. masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini
disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk
meningkatkan diri tidak ada;
2. belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara
maju;
3. kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak
guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya kelak di
lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika
profesi keguruan;
14
15. 4. kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak
dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan
tinggi.
Disamping itu ada lima penyebab rendahnya profesionalisme guru;
1. masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total,
2. rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi
keguruan,
3. pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari
pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih
belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan,
4. masih belum smooth-nya ( lancer) perbedaan pendapat tentang proporsi materi
ajar yang diberikan kepada calon guru,
5. masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara
makssimal meningkatkan profesionalisme anggotanya. Kecenderungan PGRI
bersifat politis memang tidak bisa disalahkan, terutama untuk menjadi pressure
group agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun demikian di
masa mendatang PGRI sepantasnya mulai mengupayakanprofesionalisme
guru sebagai anggo-tanya. Dengan melihat adanya faktor-fak tor yang
menyebabkan rendahnya profesionalisme guru, pemerintah berupaya untuk
mencari alternatif untuk meningkatkan profesi guru. (
http://www.edyutomo.com/ )
5. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
Komitmen diri dan strategi-strategi manajemen sangat dibutuhkan dalam
rangka memfasilitasi guru meningkatkan profesionalismenya. Sinergi antara
komitmen guru dan strategi manajemen akan melahirkan proses kolaborasi yang
efektif untuk meningkatkan kompetensi.
15
16. Kajian ini menyajikan empat dimensi teori preskripsi sebagai alternatif
landasan bagi guru dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan
profesionalisme guru.Empat dimensi teoretis tersebut, adalah
1. Dukungan Kompetensi Manajemen
Pada tingkatan guru dibutuhkan kompetensi-kompetensi 1).
fleksibilitas; 2). mencari dan menggunakan informasi, motivasi dan
kemampuan untuk belajar, 3). motivasi berprestasi, 4). motivasi kerja di
bawah tekanan waktu; 5). kolaborasi dan orientasi pelayanan kepada siswa.
Dimensi fleksibilitas adalah kemampuan untuk melihat perubahan sebagai
suatu kesempatan yang menggembirakan ketimbang sebagai ancaman.
Aspek mencari informasi, motivasi, dan kemampuan belajar adalah
kompetensi tentang antusiasme untuk mencari kesempatan belajar tentang
keahlian teknis dan interpersonal. Dimensi motivasi berprestasi adalah
kemampuan untuk mendorong inovasi, perbaikan berkelanjutan baik
kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan sesuai dengan tantangan kompetensi.
Aspek motivasi kerja dalam tekanan waktu merupakan kombinasi antara
fleksibilitas, motivasi berprestasi, menahan stress, dan komitmen untuk
meningkatan profesionalisme.
Dimensi kolaborasi adalah kemampuan bekerja secara kooperatif di
dalam kelompok yang multidisiplin, menaruh harapan positif kepada kolega
lain, pemahaman interpersonal dan komitmen pendidikan. Dimensi keinginan
yang besar melayani siswa dengan baik adalah kompetensi yang dibutuhkan
oleh guru sebagai konsekuensi berlakunya paradigma custumisation.
Paradigma ini lebih meletakkan landasan yang kuat, bahwa kehadiran guru di
sekolah lebih sebagai fasilitator dan meninggalkan perannya yang kurang
tepat selama ini, yaitu sebagai transmiter ilmu.
2. Strategi Pemberdayaan
Strategi pemberdayaan merupakan salah satu cara pengembangan guru
melalui employee involvement. Analog dengan pikiran Wahibur Rokhman
(2002), dapat dikonsepsikan bahwa pemberdayaan merupakan upaya kepala
sekolah untuk meberikan wewenang dan tanggung jawab yang proporasional,
16
17. menciptakan kondisi saling percaya, dan pelibatan guru dalam menyelesaikan
tugas dan pengambilan keputusan. Kepala sekolah memiliki peran strategis
dalam proses pemberdayaan guru sebagai agen perubahan. Dalam hal ini,
kepala sekolah dituntut memiliki kesadaran yang tinggi dalam mendistribusi
wewenang dan tanggung jawab secara proporsional. Cara ini, di satu sisi
merupakan proses kaderisasi, di sisi lain adalah untuk mengakomodasi proses
peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan.
Untuk menjamin keberhasilan proses pemberdayaan guru, dapat
digunakan model pemberdayaan Khan (dalam Wahibur Rokhman, 2003)
dengan paradigma-paradigma desire, trust, confident, credibility,
accountability, communication.
3. Supervisi Pengembangan
Komitmen guru merupakan banyaknya waktu dan tenaga yang mampu
dicurahkan oleh guru tersebut bagi siswa dan menunjang profesinya.
Komitmen diistilahkan sebagai kepedulian, yang dapat diklasifikasi atas tiga
kategori, kepedulian terhadap diri sendiri, terhadap siswa, dan terhadap
profesionalisasi. Kemampuan berpikir abstraks, adalah kemampuan kognitif
berbasis pengalaman konkrit, mampu mengidentifikasi tindakan kekinian
untuk membantu siswa belajar secara efektif, dan mampu mengidentifikasi
tindakan yang akan datang yang lebih memberikan kesuksesan pelayanan
bagi siswa. Kemampuan abstraks diistilahkan sebagai kompleksitas kognitif.
Perpaduan antara kepedulian dan kompleksitas kognitif melahirkan tiga
tahapan perkembangan profesional, yaitu perkembangan tingkat rendah,
sedang, dan tinggi.
Tahapan perkembangan tersebut membutuhkan fasilitas supervisi
pengembangan, yang dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu (1) supervisi
direktif (clarifying, presenting, demonstrating, directing, standardizing,
reinforcing ), diperuntukkan bagi guru yang memiliki kepedulian pada diri
sendiri dengan kompleksitas kognitif rendah, (2) supervis kolaboratif
diperuntukkan bagi guru yang memiliki kepedulian kepada siswa dan
17
18. kompleksitas kognitif menengah, dan (3) supervisi nondirektif diperuntukkan
bagi guru yang memiliki kepedulian profesional dengan kompleksitas
kognitif tinggi.
4. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CAR)
Dukungan kompetensi manajemen, strategi pemberdayaan, dan
supervise pengembangan, seperti yang telah diungkapkan sebelumnya,
merupakan wujud perhatian dan kepedulian kepala dinas dan utamanya
kepala sekolah kepada para guru di sekolah. Pada dasarnya, perhatian tersebut
bermuara pada upaya membantu guru untuk meningkatkan profesionalisme.
Guru profesional secara teoretis akan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas. Kualitas pembelajaran yang baik merupakan cerminan
pelayanan guru kepada siswa untuk belajar secara interaktif, inspiratif,
memotivasi, menantang, dan menyenangkan. Pembelajaran seperti itu akan
dapat diwujudkan oleh guru, apabila guru secara kontinu melakukan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research/CAR).
Secara konseptual, CAR merupakan langkah reflekstif bagi guru
terhadap praktik kesehariannya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kualitas praktiknya yang akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas
pendidikan secara umum. CAR adalah suatu bentuk penyelidikan yang
bersifat reflektif mandiri. CAR banyak digunakan dalam proses
pengembangan kurikulum sekolah, perbaikan sekolah, dan perbaikan kualitas
pengajaran di kelas.
CAR sangat bermanfaat dalam membangun hubungan interpersonal,
tipe pengajaran yang bervariasi, pengukuran bentuk-bentuk wacana kelas,
penyelidikan terhadap manusia dengan melakukan komunikasi interpersonal
selektif dan langsung. Kesahihan CAR bersifat personal, dan tidak semata-
mata menekankan kesahihan metodologis. CAR memberikan kontribusi
dalam pemecahan masalah secara empiric dan faktual. CAR dapat digunakan
18
19. oleh peneliti yang berupaya ingin mengetahui secara sistematis dan terkendali
praktik-praktik pengajarannya sendiri. Dengan mengadaptasi pandangan yang
humanis dalam penelitian pendidikan, maka peneliti mengubah perilakunya
ke dalam suatu penelitian manusiawi. CAR memberi bekal kepada guru untuk
berpikir secara rasional dan memilih dasar filosofis yang tepat serta
metodologis. CAR lebih banyak menekankan partisipasi demokratis. (
http://makalahmajannaii.blogspot.com/ )
5 Jurnal Bagi guru
Jurnal yang diperuntukkan bagi guru bertujuan untuk melatih guru agar
aktif menulis karya ilmiah yang bisa dibaca oleh semua pihak. Menulis akat
membuat guru untuk banyak membaca dan mengumpulkan informasi,
menganalisis, membandingkan, serta menarik kesimpulan dan generalisasi.
Aktivitas menulis karya ilmiah akan memunculkan gagasn yang tidak terpikir
sebelumnya.
6. Mempraktekkan macam-macam teknik pengajaran
Praktik akan menajamkan seorang guru tentang suatu metode . Ia tertantang
untuk menyempurnakan satu atau beberapa metode yang dianggap yang
terbaik.
6. Syarat Guru yang Baik dan Berhasil
Syarat utama untuk menjadi seorang guru, selain berijazah dan syarat – syarat
mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah mepunyai sifat – sifat yang perlu
untuk dapat memberikan pendidikan dan pembelajaran. Selanjutnya, dari syarat –
syarat tersebut dapat dijabarkan secara lebih terperinci sebagai berikut :
a. Guru harus berijazah
Yang dimaksud ijazah di sini adalah ijazah yang memberikan wewenang untuk
menjalankan tugas sebagai seorang guru untuk sekolah tertentu
b. Guru harus sehat rohani dan jasmani
Kesehatan jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat penting dalam setiap
pekerjaan. Karena orang tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
jika ia diserang suatu penyakit. Sebagai seorang guru, syarat tersebut merupakan
syarat mutlak yang tak dapat diabaikan.
19
20. c. Guru harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkelakuan baik
Sesuai dengan tujuan pendidikan, yakni membengtuk manusia susila yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah guru menjadi teladan
dalam melakukan ibadah dan berkelakuan baik
d. Guru haruslah orang yang bertanggung jawab
Tugas dan tanggung jawab seorang guru sebagai pendidik, pembelajar, dan
pembimbing bagi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung yang
telah dipercayakan orang tua/wali kepadanya hendaknya dapat dilaksanakan
dengan baik. Selain itu, seorang guru juga bertanggung jawab terhadap
keharmonisan perilaku masyarakat dan lingkungan di sekitarnya
e. Guru di Indonesia haruslah berjiwa nasional
Bangsa Indonesia terdiri atas suku bangsa yang mempunyai bahasa dan adat
yang berlainan. Untuk menanamkan jiwa kebangsaan merupakan tugas utama
seorang guru, karena itulah guru harus terlebih dahulu berjiwa nasional.
Syarat – syarat diatas adalah syarat umum yang berhubungan dengan jabatan
sebagai seorang guru. Selain itu ada pula syarat lainyang sangat erat kaitannya
dengan tugas gur di sekolah , sebagai berikut:
1) Harus adil dan dapat dipercaya
2) Sabar, rela berkorban, dan menyayangi peserta didiknya
3) Memiliki kewibaan dan tanggung jawab akademis
4) Bersikap baik pada rekan guru, staf di sekolah, dan masyarakat
5) Harus memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan menguasai benar mata
pelajaran yang dibinanya
6) Harus selalu instropeksi diri dan siap menerima kriti dari siapapun
7) Harus berupaya meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sebagai kesimpulan, keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar sangat tergantung pada
pribadi masing - masing guru dalam lingkungan tempat ia bertugas.
20
21. BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau
rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan corak suatu “profesi”.
Sehingga Profesionalisme guru mengandung pengertian kegiatan atau usaha
meningkatkan kompetensi guru k earah yang lebih baik dalam berbagai
aspeknya demi terselenggaranya optimalisasi pelayanan kegiatan atau pekerjaan
profesi guru ( Jamal, 2011).
Peranan Utama Seorang Guru Profesional, sebagai pendidik guru memiliki
13 peran utama , yaitu Guru Sebagi Korektor, Guru Sebagi Inspirator, Guru
Sebagi Infomator, Guru Sebagi organisator, Guru sebagai motivator, Guru
sebagai insiator, Guru Sebagai Fasilitator, Guru sebagai pembimbing, Guru
Sebagai Demonstrator, Guru Sebagai pengelola kelas, Guru Sebagai mediator,
Guru Sebagai Supervisor, Guru Sebagai Evaluator. Proses pembelajaran yang
bernapaskan lingkungan lebih menekankan pada pentingnya proses belajar
peserta daripada hasil belajar yang dicapai. Karena itu, pengendalian proses
pembelajaran merupakan tugas dan tanggung jawab seorang guru.
Faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru, yaitu 1) masih banyak guru
yang tidak menekuni profesinya secara utuh, 2) belum adanya standar
profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju, 3) kemungkinan
disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang
lulusannya asal jadi, 4) kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas
diri.
Terdapat empat dimensi teoretis dalam upaya meningkatkan
profesionalisme guru, yaitu: 1) Dukungan kompetensi manajemen, 2) Strategi
pemberdayaan, 3) Supervisi pengembangan, 4) Penelitian tindakan kelas, 5)
Membuat Jurnal Guru, 6) Mempraktikkan Macam-Macam Teknik Pengajaran
21
22. DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal dan Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru
dan Pengawas Sekolah. Bandung:Yrama Widya.
B. Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jamal, Mamur Asmaini. 2011. Tips Sukses PLPG. Yogyakarta: Divapress.
Ondi, Saondi dan Aris Suherman. 2009. Etika Profesi Keguruan.Bandung:
Reflika Aditama.
http://www.scribd.com/doc/73656319/13-Peran-Guru-Sebagai-Pendidik
http://www.edyutomo.com/
http://makalahmajannaii.blogspot.com/
22