SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI 
PARADIGMA KEHIDUPAN BANGSA 
INDONESIA DI LINGKUNGAN KAMPUS 
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila 
Disusun oleh : 
Abida Muttaqiena 7450406003 
Liris Nurrahmi 7450406049 
Sa’adilah Fitri F. 7450406050 
Dania Safia S. 7450406051 
Fresti Aditya 7450406052 
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN 
FAKULTAS EKONOMI 
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 
2007
2 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun kehidupannya sangat 
ditentukan oleh kemampuan bangsa yang bersangkutan untuk memandang dan 
menyikapi secara benar persoalan-persoalan yang dihadapi. Untuk itu diperlukan 
falsafah dan pandangan hidup yang berakar pada nilai-nilai kepribadian bangsa. 
Tanpa falsafah dan pandangan hidup, suatu bangsa akan terombang-ambing oleh 
berbagai persoalan yang timbul dan tidak memiliki arah yang jelas dalam 
kehidupannya. 
Bangsa Indonesia telah memiliki Pancasila sebagai dasar negara. 
Dengan demikian, bangsa Indonesia memiliki pedoman dalam kehidupan 
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Persoalannya adalah bagaimana agar 
nilai-nilai Pancasila benar-benar mewarnai kehidupan nyata dari setiap manusia 
Indonesia, termasuk para mahasiswa. Aktualisasi Pancasila sebagai paradigma 
kehidupan bangsa Indonesia di lingkungan kampus perlu dilakukan untuk 
mengembangkan kepribadian mahasiswa sebagai manusia Indonesia yang 
pancasilais. Sehingga diharapkan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa 
tetap berpijak pada kepribadian bangsanya dalam berperan dan menyongsong era 
global. 
Diterimanya Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara, 
membawa konsekuansi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan 
landasan pokok, landasan fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan 
negara. Hal ini telah dilakukan, yaitu dengan menjabarkan nilai-nilai Pancasila 
tersebut ke dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan 
pengakuan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengharuskan kita sebagai 
bangsa untuk mentransformasikan nilai-nilai Pancasila itu ke dalam sikap dan 
perilaku nyata dalam perilaku hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, 
termasuk di lingkungan kampus. Tanpa adanya transformasi nilai-nilai tersebut 
dalam kehidupan nyata, maka Pancasila hanya tinggal nama tanpa makna, sebagai 
hiasan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
3 
B. Permasalahan 
1) Bagaimana cara mengaktualisasikan Pancasila di lingkungan 
kampus ? 
2) Sejauh mana pengaktualisasian Pancasila sebagai paradigma 
bangsa Indonesia di lingkungan kampus masa kini ? 
3) Contoh pengaktualisasian Pancasila di lingkungan kampus ! 
C. Tujuan 
1) Untuk mengetahui cara aktualisasi Pancasila sebagai paradigma 
bangsa Indonesia di lingkungan kampus. 
2) Untuk mengetahui sejauh mana pengaktualisasian Pancasila 
sebagai paradigma bangsa Indonesia di lingkungan kampus masa 
kini. 
3) Untuk mendapatkan contoh pengaktualisasian Pancasila di 
lingkungan kampus.
4 
PEMBAHASAN 
Istilah paradigma awalnya digunakan dan berkembang dalam dunia 
ilmu pengetahuan, teutama alam filsafat. Secara terminologis, istilah ini 
dikembangkan oleh Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure 
of Scientific Revolution ( 1970: 49). Paradigma diartikan sebagai asumsi dasar 
atau asumsi teoritis yang umum sehingga paradigma merupakan sumber nilai, 
hukum, dan metodologi. Sesuai dengan kedudukannya, paradigma memiliki 
fungsi yang strategis dalam membangun kerangka berpikir dan penerapannya. 
Istilah paradigma makin lama makin berkembang dan biasa dipergunakan dalam 
berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari, 
paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung pengertian 
sebagai: sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, tolok ukur, 
parameter, serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, dan 
proses dalam bidang tertentu, termasuk dalam pembangunan, gerakan reformasi 
maupun dalam proses pendidikan. Dengan demikian, paradigma menempati posisi 
dan fungsi yang strategis dalam setiap proses kegiatan. 
Aktualisasi Pancasila sebagai paradigma kehidupan bangsa Indonesia 
di lingkungan kampus akan terlaksana dengan baik jika semua komponen di 
kampus dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kegiatannya. 
Komponen itu meliputi mahasiswa, dosen, karyawan, dan birokrat kampus. 
Kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan tak sebatas kegiatan akademik, tapi juga 
kegiatan non akademik, termasuk penyelenggaraan seminar, pemilihan presiden 
mahasiswa, dan lain-lain. 
 Kebebasan Mimbar Akademik 
Tujuan perguruan tinggi tahun 2010 (Higher Education Long Term 
Strategy- HELT 2003-2010) adalah perguruan tinggi yang sehat sehingga mampu 
berkontribusi langsung pada daya saing bangsa. Senada dengan HELT 2003-2010, 
hakekat pengembangan mahasiswa sebagai aset bangsa meliputi : 
1) Pengembangan kemampuan intelektual, keterampilan, keseimbangan emosi, 
dan penghayatan spiritual mahasiswa, agar menjadi warganegara yang 
bertanggung jawab serta berkontribusi pada daya saing bangsa.
2) Pengembangan mahasiswa sebagai kekuatan moral dalam mewujudkan 
masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan berbasis pada 
partisipasi publik. 
3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan 
5 
aktualisasi diri mahasiswa yang menyangkut aspek jasmani maupun rohani. 
Perguruan tinggi sebagai tempat pengembangan mahasiswa 
diselenggarakan dengan tujuan untuk : 
1) Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki 
kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, 
mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan 
kesenian. 
2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau 
kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup 
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. 
Penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan diatas 
berpedoman pada tujuan pendidikan nasional; kaidah, moral, dan etika ilmu 
pengetahuan; kepentingan masyarakat; serta memperhatikan minat, kemampuan 
dan prakarsa pribadi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perguruan tinggi 
menyelenggarakan kegiatan yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, 
yakni kegiatan yang terdiri dari: 
1) Pendidikan, merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan menusia terdidik 
yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, 
mengembangkan dan atau menciptakan IPTEK dan seni. Dengan demikian 
diharapkan dapat menghasilkan lulusan perguruan tinggi, serta peningkatan 
produktivitas masyarakat karena terlibatnya lulusan dalam proses produksi. 
2) Penelitian, merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan 
empirik, teori, konsep, metodologi, model, atau informasi baru guna 
memperkaya IPTEK dan seni. 
3) Pengabdian kepada masyarakat, merupakan kegiatan yang memanfaatkan 
IPTEK dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. 
Sehingga diharapkan akan ada peningkatan kepercayaan dan kehendak 
masyarakat untuk melibatkan perguruan tinggi dalam masalah 
pembangunannya.
Perguruan tinggi, baik di Indonesia maupun di Barat, memiliki 
otonomi yang menghendaki adanya kebebasan akademik yaitu serangkaian 
kegiatan akademik untuk mencari kebenaran Ilmiah. Dalam perkembangan dan 
dalam penyelenggaraan otonomi kampus bagi perkembangan ilmu pengetahuan 
timbul istilah kebebasan mimbar akademik. Istilah itu mengandung pengertian 
proses pengembangan ilmu lewat kegiatan perkuliahan atau mimbar akademik ( 
Soegito, 2006: 207). Dosen dan mahasiswa dalam menjalankan kebebasan 
akademik akan menempuh jalur norma-norma akademik. Jalur ini mencakup 
serangkaian langkah metodologis; yaitu penemuan masalah, tujuan, manfaat, cara 
mencapai kebenaran, analisis, dan simpulan. 
6 
 Otonomi keilmuan 
Ilmu yang berkembang tidak saja merupakan kerangka pemikiran 
logis, tetapi juga telah teruji. Dengan ilmu, orang akan bisa menjelaskan gejala 
sosial dan alam secara rinci dan kemudian dapat meramalkannya. Pada 
hakekatnya ilmu memiliki objek kajian (ontologis), dan memiliki metode untuk 
mencapai kebenaran (epistemologis), dan memiliki kemampuan terkait dengan 
masyarakatnya (aksiologis). Ilmu yang dapat berembang pada prinsipnya karena 
kaidah moral, pertimbangan etis, dan norma kerja profesinya. 
Ilmu pengetahuan memang dapat memperoleh otonomi dalam 
melakukan kegiatannya untuk mempelajari alam semesta, tetapi masalah moral 
akan muncul manakala berkaitan dengan penggunaan pengetahuan ilmiah itu. 
Misalnya dalam kontroversi tentang kloning manusia, bayi tabung, dan 
penggunaan embrio dalam kosmetik anti aging. 
Beberapa isyarat tersebut mengisyaratkan betapa ilmu pengetahuan 
hanya memiliki otonomi dalam sisi kajian internal (terbatas pada penerapan 
metodologinya untuk mencapai kebenaran ilmiah). Ilmu pengetahuan selalu 
dituntut bagaimana dapat memiliki kegunaan di masyarakatnya. Karena pada 
masa pembangunan ini keberadaan ilmu pengetahuan di perguruan tinggi dituntut 
mempunyai nilai kegunaan di masyarakat. Keberadaan ilmu kedokteran, misalnya, 
perlu dapat mengatasi masalah kesehatan masyarakat secara luas. Disamping itu, 
keberadaan ilmu-ilmu sosial harus mampu menunjukkan kemampuannya 
menciptakan dinamika dan integritas bagi masyarakatnya. Untuk itu kaitan ilmu
sosial dan bidang IPOLEKSOSBUDROHANKAM cukup besar. Dapat dikatakan 
bahwa ilmu sosial tidak mungkin berkembang terlepas dari masyarakatnya, karena 
ilmu sosial adalah bagian dari gejala perilaku masyarakat. 
Dimasukkannya Pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan 
formal di Indonesia, termasuk dalam kurikulum Perguruan Tinggi, merupakan 
salah satu upaya agar civitas academica memahami nilai-nilai dasar yang dianut 
bangsa Indonesia, sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan tetap berada 
dalam jalur koridor yang tak bertentangan dengan nilai-nilai, dan dapat diterapkan 
dalam kehidupan. 
 Kampus Sebagai Kekuatan Moral Pengembangan 
7 
Hukum dan HAM 
Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi adalah tiga isu 
krusial yang selalu hangat dibicarakan orang. Pembicaraan ketiganya bukan hanya 
karena di persoalkan oleh dunia internasional, melainkan karena ketiganya adalah 
milik yang diwarisi manusia sejak lahir dari kodrat illahiNya. Namun, ketiganya 
sulit dilaksanakan karena sering diabaikan orang atau karena kita tidak mau dan 
tidak mampu melaksanakan dan menegakkannya. Ketidakmampuan 
melaksanakan hukum, HAM, dan demokrasi, sampai-sampai dunia internsional 
menyetop bantuannya, PBB menyorotnya, negara-negara berpaling dan membenci 
negara dan bangsa kita. Hal ini disebabkan oleh ketidak tahuan, kurang 
penghormatan, dan kurang memberi jaminan kepada tegaknya hukum, HAM, dan 
demokrasi di negara ini. Oleh karena itu, semua lembaga harus secara bersama-sama 
berupaya melaksanakan dan menegakkan hukum, HAM, dan demokrasi. 
Kampus diharapkan menjadi kekuatan moral (moral force)dalam 
mengembangkan penegakan itu. Sebab kampus adalah tempat orang-orang 
cendikia mengembangkan ilmu. Sementara hukum adalah aturan yang disepakati 
oleh semua orang agar terjadi keteraturan hidup; HAM adalah hak-hak bawaan 
kodrat yang dimiliki semua orang pada segala jaman, yang tidak bersifat khusus 
dimiliki oleh orang khusus, melainkan tanpa perbedaan ras, agama, bangsa, 
kedudukan atau jenis kelamin; dan demokrasi adalah cara yang dipakai dalam 
menyelesaikan masalah-masalah berkehidupan.
Tujuan yang agung dan baik dari HAM perlu didukung oleh beberapa 
persyaratan. Persyaratan itu, pertama ialah karakter manusia. Karakter manusia 
untuk mmiliki kesadaran dan daya serap terhadap tujuan HAM sangat diperlukan. 
Hal ini dimaksudkan untuk menentuan tegak-tidaknya penghargaan serta 
pencapaian tujuan tersebut. Kedua adalah karakteristik kesadaran jiwa manusia 
dan ketiga ialah intelektualitas yang cukup memadai. Semakin tinggi inteletualitas 
seseorang serta semakin banyak pengetahuan tentang isi, hakikat, tujuan sesuatu 
pesoalan akan semakin tinggi derajat kepatuhan dan usaha pencapaiannya. Selain 
itu, faktor lain yang dapat menunjang tegaknya HAM adalah stabilitas negara. 
Pelaksanaan HAM pada habitat demokrasi dan dalam kehidupan 
sehari-hari tidak dapat dilakukan tanpa mengenal batas, artinya pelaksanaan HAM 
itu tidaklah bersifat mutlak, melainkan dibatasi oleh aturan. Pelaksanaan yang 
tidak mengenal batas dengan sendirinya akan melanggar HAM yang sama yang 
dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu, negara atau pemerintah perlu menyusun 
hukum yang mengaturnya. 
Selanjutnya, bagaimana pelaksanaan hukum, HAM, dan demokrasi 
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat menjawabnya, dapat dilihat dalam 
kehidupan sebuah lembaga perguruan tinggi “kampus”. Dalam kehidupan di 
kampus, yang pertama-tama dan utama dituntut oleh kampus terhadap para 
warganya yaitu civitas academica adalah kewajiban. Kewajiban-kewajiban itu 
tersebut seperti mematuhi dan melaksanakan aturan-aturan kampus itu sendiri, 
yaitu memelihara disiplin kampus, menjunjung tinggi nama dan kehormatan 
kampus, dan membayar SPP. Setelah semua kewajiban terhadap organisasi 
dipenuhi, baru para civitas academica dipenuhi hak-haknya oleh lembaga 
dimaksud. Dari contoh, jelas bahwa seluruh civitas academica memiliki 
kewajiban, hak, demokrasi, dan kepatuhan pada hukum. Dengan ilustrasi 
kehidupan kampus seperti itu, diharapkan para warga kampus dan kampus itu 
sendiri dapat menjadi kekuatan moral dalam pengembangan hukum dan HAM. 
Pada gilirannya dalam melaksanakan hukum, HAM, dan demokrasi harus disertai 
dengan rasa penuh tanggung jawab terhadap dirinya, terhadap sesama, dan 
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 
8
9 
 Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan 
Pengembangan kegiatan kemahasiswaan dilakukan dengan visi untuk 
menciptakan mahasiswa Indonesia yang cerdas dan kompetetif. Tujuannya antara 
lain: 
1) Mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan visi dan misi 
perguruan tinggi. 
2) Mengembangkan penalaran dan keilmuan; penelusuran bakat, minat, dan 
kemampuan; kesejakteraan kepedulian sosial; dan kegiatan penunjang 
berlandaskan pada kaidah akademik, moral dan etika ilmu pengetahuan serta 
kepentingan masyarakat. 
3) Mengembangkan dan meningkatkan kualitas program dan sarana penunjang. 
Pelaksana program pengembangan mahasiswa meliputi : 
1) Lembaga kemahasiswaan. 
a. Keorganisasian ( kepemimpinan – manajemen ) 
b. Minat dan kegemaran ( Seni – olahraga ) 
c. Kerokhanian – kesejahteraan 
d. Penalaran ( KTM, Penerbitan ) 
2) Pembina / Pendamping 
a. Penalaran – Karya Tulis Mahasiswa (KTM) 
b. Kesejahteraan – Beasiswa 
Dalam pengembangan kemahasiswaan, Pancasila harus selalu 
disertakan sebagai dasar bagi setiap kegiatannya. Misalnya bahwa tidak 
diperkenankan mengadakan kegiatan yang bersifat menyinggung SARA karena 
akan mengganggu keuuhan negara seperti yang tercantum dalam sila ketiga 
Pancasila. Selain itu, diharapkan kegiatan – kegiatan di Perguruan Tinggi dapat 
menumbuhkembangkan budaya Pancasila dalam diri mahasiswa. Contohnya 
adalah sistem pemerintahan mahasiswa di kampus yang mengadakan pemilihan 
presiden mahasiswa setiap tahun (BAAK UNNES, 2006: 28 ) yang dirancang oleh 
DPMU.
10 
PENUTUP 
 Kesimpulan 
Diterimanya Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara, 
membawa konsekuansi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan 
landasan pokok, landasan fundamental bagi setiap aktivitas di Indonesia. 
Aktualisasi Pancasila sebagai paradigma kehidupan bangsa Indonesia di 
lingkungan kampus akan terlaksana dengan baik jika semua komponen di kampus, 
yang meliputi mahasiswa, dosen, karyawan, dan birokrat kampus, dapat 
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kegiatannya. 
Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan antara lain : 
1) Kebebasan mimbar akademik di Kampus dapat menjadi tempat 
pengembangan tradisi Pancasila, seiring dengan pengembangan ilmu-ilmu 
pengetahuan.. 
2) Otonomi keilmuan harus berjalan dalam koridor nilai yang telah tercakup 
dalam lima sila Pancasila. 
3) Kampus sebagai kekuatan moral pengembangan hukum dan HAM, merupakan 
salahsatu bukti bahwa kampus memiliki peran penting dalam internalisasi dan 
pengembangan nilai-nilai Pancasila. 
4) Pengembangan kegiatan kemahasiswaan tidak boleh bertentangan dengan 
Pancasila, dan sebisa mungkin harus dilaksanakan berdasarkan Pancasila, 
sebagai paradigma bangsa Indonesia di lingkungan kampus. 
 Saran 
1) Kepada seluruh komponen di kampus, yaitu mahasiswa, dosen, karyawan dan 
birokrat kampus, agar selalu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap 
kegiatannya. 
2) Agar Pendidikan Pancasila tetap dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di 
Indonesia, karena dibutuhkan untuk proses internalisasi Pancasila pada 
generasi muda.
11 
DAFTAR PUSTAKA 
BAAK UNNES. Buku Panduan Universitas Negeri Indonesia 2006-2007. 
Semarang: BAAK UNNES. 
Kusmuriyanto. Pola Pembinaan dan Pengembangan Kemahasiswaan. 
Disampaikan dalam Workshop Penulisan Karya Ilmiah 
Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNNES Tahun 2007. 
Soegito, H.A.T. 2006. Pendidikan Pancasila. Semarang: UPT MKU UNNES.
12 
PANCASILA 
 PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA 
 IDENTITAS DAN KEPRIBADIAN BANGSA 
 ASAS KEROHANIAN BANGSA 
 DASAR FILSAFAT NEGARA INDONESIA 
 DASAR NEGARA INDONESIA 
PERLU UPAYA KONKRIT 
DALAM SEGALA BIDANG KEHIDUPAN BANGSA 
INDONESIA 
SALAH SATUNYA MELALUI 
AKTUALISASI PANCASILA 
SEBAGAI PARADIGMA 
KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA 
DI LINGKUNGAN KAMPUS
13 
PARADIGMA 
Sumber nilai, kerangka pikir, 
orientasi dasar, sumber asas, 
tolok ukur, parameter, serta 
arah dan tujuan dari suatu 
perkembangan, perubahan, 
dan proses dalam bidang 
tertentu. 
AKTUALISASI 
PANCASILA DI 
LINGKUNGAN 
KAMPUS 
SYARAT : 
Semua komponen di 
kampus dapat 
menerapkan nilai-nilai 
Pancasila dalam setiap 
aspek kegiatannya. 
 Kebebasan mimbar 
akademik 
 Otonomi keilmuan 
 Kekuatan moral 
pengembangan hukum 
dan HAM 
 Pengembangan kegiatan 
kemahasiswaan
14 
KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK 
 Tujuan perguruan tinggi tahun 2010 (Higher Education Long Term 
Strategy- HELT 2003-2010) adalah perguruan tinggi yang sehat 
sehingga mampu berkontribusi langsung pada daya saing bangsa. 
 Kebebasan akademik yaitu serangkaian kegiatan akademik untuk 
mencari kebenaran Ilmiah. 
 Mimbar akademik adalah proses pengembangan ilmu lewat kegiatan 
perkuliahan atau mimbar akademik ( Soegito, 2006: 207). 
OTONOMI KEILMUAN 
 Ilmu pengetahuan hanya memiliki otonomi dalam sisi kajian internal 
(terbatas pada penerapan metodologinya untuk mencapai kebenaran 
ilmiah). 
 Ilmu pengetahuan selalu dituntut bagaimana dapat memiliki 
kegunaan di masyarakatnya. 
 Dimasukkannya Pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan 
formal di Indonesia, termasuk dalam kurikulum Perguruan Tinggi, 
merupakan salah satu upaya agar civitas academica memahami nilai-nilai 
dasar yang dianut bangsa Indonesia, sehingga ilmu pengetahuan 
yang dikembangkan tetap berada dalam jalur koridor yang tak 
bertentangan dengan nilai-nilai, dan dapat diterapkan dalam 
kehidupan.
Kampus Sebagai Kekuatan Moral Pengembangan Hukum dan HAM 
15 
 Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM) dan 
demokrasi adalah tiga isu krusial yang disorot 
dunia Internasional. 
 Kampus diharapkan menjadi kekuatan moral 
(moral force) dalam mengembangkan 
penegakan itu. 
Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan 
 Pengembangan kegiatan kemahasiswaan dilakukan dengan visi untuk 
menciptakan mahasiswa Indonesia yang cerdas dan kompetetif. 
Pelaksana program pengembangan mahasiswa meliputi : 
2) Lembaga kemahasiswaan. 
a. Keorganisasian ( kepemimpinan – manajemen ) 
b. Minat dan kegemaran ( Seni – olahraga ) 
c. Kerokhanian – kesejahteraan 
d. Penalaran ( KTM, Penerbitan ) 
2) Pembina / Pendamping 
a. Penalaran – Karya Tulis Mahasiswa (KTM) 
b. Kesejahteraan – Beasiswa

More Related Content

What's hot

MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222dayurikaperdana19
 
Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudFitria Nuri
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaDeni Irawan
 
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi NegaraPancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi NegaraMuadz Nuruzzaman
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptAisyah Turidho
 
Pancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem EtikaPancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem EtikaDindaAnggita2
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaWarnet Raha
 
Contoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel PenelitianContoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel PenelitianUwes Chaeruman
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaAdrian Ekstrada
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5dayurikaperdana19
 
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukumImplementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukumnatal kristiono
 

What's hot (20)

MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
Kel.4 pancasila sebagai ideologi bangsa 222
 
Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uud
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
 
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi NegaraPancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
 
Pancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem EtikaPancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila sebagai Sistem Etika
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
 
Contoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel PenelitianContoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel Penelitian
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Bab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustakaBab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustaka
 
Karakteristik warga negara yang demokratis
Karakteristik warga negara yang demokratisKarakteristik warga negara yang demokratis
Karakteristik warga negara yang demokratis
 
Tugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasionalTugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasional
 
Negara dan Konstitusi
Negara dan KonstitusiNegara dan Konstitusi
Negara dan Konstitusi
 
Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar NegaraPancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar Negara
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5
 
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukumImplementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
Implementasi politik strategi nasional di bidang politik dan hukum
 

Similar to Aktualisasi Pancasila Di Kampus

Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasRizmanz Rizky
 
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik MahasiswaPeran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik MahasiswaYulia Fauzi
 
landasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumlandasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumGanjar Aji
 
landasan kurikulum-kel4.pptx
landasan kurikulum-kel4.pptxlandasan kurikulum-kel4.pptx
landasan kurikulum-kel4.pptxMUHAMADSANGAJI
 
M. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hiM. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hiDarman II
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikananitaairhi
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasilaasuferu
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikansrie harnince
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanRizki Lia Ismawati
 
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptxAhmadMuflihin2
 
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan PancasilaMateri Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan PancasilaReguler B Akuntansi
 
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan PancasilaMateri Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan PancasilaReguler B Akuntansi
 
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
Landasan pengemb kurikulum pai  2.Landasan pengemb kurikulum pai  2.
Landasan pengemb kurikulum pai 2.Tatik Suwartinah
 
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
Landasan pengemb kurikulum pai  2.Landasan pengemb kurikulum pai  2.
Landasan pengemb kurikulum pai 2.tatiksuwartinah
 

Similar to Aktualisasi Pancasila Di Kampus (20)

Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
Reno pp
Reno ppReno pp
Reno pp
 
Nunung evilia
Nunung eviliaNunung evilia
Nunung evilia
 
Bab i pkn di pt
Bab i pkn di ptBab i pkn di pt
Bab i pkn di pt
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asas
 
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik MahasiswaPeran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
Peran Pancasila Sebagai Etika Berpolitik Mahasiswa
 
landasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumlandasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulum
 
16919924.ppt
16919924.ppt16919924.ppt
16919924.ppt
 
landasan kurikulum-kel4.pptx
landasan kurikulum-kel4.pptxlandasan kurikulum-kel4.pptx
landasan kurikulum-kel4.pptx
 
M. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hiM. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hi
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
 
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep PendidikanDasar Teori dan Konsep Pendidikan
Dasar Teori dan Konsep Pendidikan
 
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
 
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan PancasilaMateri Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
 
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan PancasilaMateri Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
 
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
Landasan pengemb kurikulum pai  2.Landasan pengemb kurikulum pai  2.
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
 
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
Landasan pengemb kurikulum pai  2.Landasan pengemb kurikulum pai  2.
Landasan pengemb kurikulum pai 2.
 
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUMLANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
 

More from Abida Muttaqiena

Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBProsiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBAbida Muttaqiena
 
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamKonsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamAbida Muttaqiena
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
 
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanMerencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanAbida Muttaqiena
 
Environmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industryEnvironmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industryAbida Muttaqiena
 
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangEfektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangAbida Muttaqiena
 
Debates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animalDebates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animalAbida Muttaqiena
 
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace BehaviorAmerican Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace BehaviorAbida Muttaqiena
 
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...Abida Muttaqiena
 
Sharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demandSharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demandAbida Muttaqiena
 
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahAbida Muttaqiena
 
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di PedesaanPembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di PedesaanAbida Muttaqiena
 
pengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariahpengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariahAbida Muttaqiena
 
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTAPerspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTAAbida Muttaqiena
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamAbida Muttaqiena
 

More from Abida Muttaqiena (20)

Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBProsiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITB
 
Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)
 
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam IslamKonsep Kewirausahaan Dalam Islam
Konsep Kewirausahaan Dalam Islam
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara PernikahanMerencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
Merencanakan dan Menyelenggarakan Acara Pernikahan
 
Environmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industryEnvironmental impact of indonesian crude palm oil industry
Environmental impact of indonesian crude palm oil industry
 
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarangEfektivitas operasional terminal mangkang semarang
Efektivitas operasional terminal mangkang semarang
 
Debates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animalDebates on testing cosmetics and medicines on animal
Debates on testing cosmetics and medicines on animal
 
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace BehaviorAmerican Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
American Apparel: Personal Ethics versus Generally Accepted Workplace Behavior
 
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA ...
 
Sharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demandSharia-conscious consumer driving demand
Sharia-conscious consumer driving demand
 
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
 
Mikroekonomi islami
Mikroekonomi islamiMikroekonomi islami
Mikroekonomi islami
 
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di PedesaanPembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
Pembangunan Sumber Energi Terbarukan di Pedesaan
 
pengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariahpengantar asuransi syariah
pengantar asuransi syariah
 
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTAPerspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
Perspektif Ekonomi Syariah Mengenai ACFTA
 
Moralitas dalam ekonomi
Moralitas dalam ekonomiMoralitas dalam ekonomi
Moralitas dalam ekonomi
 
jual beli dua harga
jual beli dua hargajual beli dua harga
jual beli dua harga
 
sejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islamsejarah pemikiran ekonomi islam
sejarah pemikiran ekonomi islam
 
Redistribusi
RedistribusiRedistribusi
Redistribusi
 

Recently uploaded

Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

Aktualisasi Pancasila Di Kampus

  • 1. AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA DI LINGKUNGAN KAMPUS Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila Disusun oleh : Abida Muttaqiena 7450406003 Liris Nurrahmi 7450406049 Sa’adilah Fitri F. 7450406050 Dania Safia S. 7450406051 Fresti Aditya 7450406052 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
  • 2. 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun kehidupannya sangat ditentukan oleh kemampuan bangsa yang bersangkutan untuk memandang dan menyikapi secara benar persoalan-persoalan yang dihadapi. Untuk itu diperlukan falsafah dan pandangan hidup yang berakar pada nilai-nilai kepribadian bangsa. Tanpa falsafah dan pandangan hidup, suatu bangsa akan terombang-ambing oleh berbagai persoalan yang timbul dan tidak memiliki arah yang jelas dalam kehidupannya. Bangsa Indonesia telah memiliki Pancasila sebagai dasar negara. Dengan demikian, bangsa Indonesia memiliki pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Persoalannya adalah bagaimana agar nilai-nilai Pancasila benar-benar mewarnai kehidupan nyata dari setiap manusia Indonesia, termasuk para mahasiswa. Aktualisasi Pancasila sebagai paradigma kehidupan bangsa Indonesia di lingkungan kampus perlu dilakukan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa sebagai manusia Indonesia yang pancasilais. Sehingga diharapkan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa tetap berpijak pada kepribadian bangsanya dalam berperan dan menyongsong era global. Diterimanya Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara, membawa konsekuansi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan negara. Hal ini telah dilakukan, yaitu dengan menjabarkan nilai-nilai Pancasila tersebut ke dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan pengakuan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengharuskan kita sebagai bangsa untuk mentransformasikan nilai-nilai Pancasila itu ke dalam sikap dan perilaku nyata dalam perilaku hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, termasuk di lingkungan kampus. Tanpa adanya transformasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata, maka Pancasila hanya tinggal nama tanpa makna, sebagai hiasan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
  • 3. 3 B. Permasalahan 1) Bagaimana cara mengaktualisasikan Pancasila di lingkungan kampus ? 2) Sejauh mana pengaktualisasian Pancasila sebagai paradigma bangsa Indonesia di lingkungan kampus masa kini ? 3) Contoh pengaktualisasian Pancasila di lingkungan kampus ! C. Tujuan 1) Untuk mengetahui cara aktualisasi Pancasila sebagai paradigma bangsa Indonesia di lingkungan kampus. 2) Untuk mengetahui sejauh mana pengaktualisasian Pancasila sebagai paradigma bangsa Indonesia di lingkungan kampus masa kini. 3) Untuk mendapatkan contoh pengaktualisasian Pancasila di lingkungan kampus.
  • 4. 4 PEMBAHASAN Istilah paradigma awalnya digunakan dan berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan, teutama alam filsafat. Secara terminologis, istilah ini dikembangkan oleh Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul The Structure of Scientific Revolution ( 1970: 49). Paradigma diartikan sebagai asumsi dasar atau asumsi teoritis yang umum sehingga paradigma merupakan sumber nilai, hukum, dan metodologi. Sesuai dengan kedudukannya, paradigma memiliki fungsi yang strategis dalam membangun kerangka berpikir dan penerapannya. Istilah paradigma makin lama makin berkembang dan biasa dipergunakan dalam berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari, paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung pengertian sebagai: sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, tolok ukur, parameter, serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, dan proses dalam bidang tertentu, termasuk dalam pembangunan, gerakan reformasi maupun dalam proses pendidikan. Dengan demikian, paradigma menempati posisi dan fungsi yang strategis dalam setiap proses kegiatan. Aktualisasi Pancasila sebagai paradigma kehidupan bangsa Indonesia di lingkungan kampus akan terlaksana dengan baik jika semua komponen di kampus dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kegiatannya. Komponen itu meliputi mahasiswa, dosen, karyawan, dan birokrat kampus. Kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan tak sebatas kegiatan akademik, tapi juga kegiatan non akademik, termasuk penyelenggaraan seminar, pemilihan presiden mahasiswa, dan lain-lain.  Kebebasan Mimbar Akademik Tujuan perguruan tinggi tahun 2010 (Higher Education Long Term Strategy- HELT 2003-2010) adalah perguruan tinggi yang sehat sehingga mampu berkontribusi langsung pada daya saing bangsa. Senada dengan HELT 2003-2010, hakekat pengembangan mahasiswa sebagai aset bangsa meliputi : 1) Pengembangan kemampuan intelektual, keterampilan, keseimbangan emosi, dan penghayatan spiritual mahasiswa, agar menjadi warganegara yang bertanggung jawab serta berkontribusi pada daya saing bangsa.
  • 5. 2) Pengembangan mahasiswa sebagai kekuatan moral dalam mewujudkan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan berbasis pada partisipasi publik. 3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan 5 aktualisasi diri mahasiswa yang menyangkut aspek jasmani maupun rohani. Perguruan tinggi sebagai tempat pengembangan mahasiswa diselenggarakan dengan tujuan untuk : 1) Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. 2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan diatas berpedoman pada tujuan pendidikan nasional; kaidah, moral, dan etika ilmu pengetahuan; kepentingan masyarakat; serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan yang disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni kegiatan yang terdiri dari: 1) Pendidikan, merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan menusia terdidik yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan IPTEK dan seni. Dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan lulusan perguruan tinggi, serta peningkatan produktivitas masyarakat karena terlibatnya lulusan dalam proses produksi. 2) Penelitian, merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, metodologi, model, atau informasi baru guna memperkaya IPTEK dan seni. 3) Pengabdian kepada masyarakat, merupakan kegiatan yang memanfaatkan IPTEK dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. Sehingga diharapkan akan ada peningkatan kepercayaan dan kehendak masyarakat untuk melibatkan perguruan tinggi dalam masalah pembangunannya.
  • 6. Perguruan tinggi, baik di Indonesia maupun di Barat, memiliki otonomi yang menghendaki adanya kebebasan akademik yaitu serangkaian kegiatan akademik untuk mencari kebenaran Ilmiah. Dalam perkembangan dan dalam penyelenggaraan otonomi kampus bagi perkembangan ilmu pengetahuan timbul istilah kebebasan mimbar akademik. Istilah itu mengandung pengertian proses pengembangan ilmu lewat kegiatan perkuliahan atau mimbar akademik ( Soegito, 2006: 207). Dosen dan mahasiswa dalam menjalankan kebebasan akademik akan menempuh jalur norma-norma akademik. Jalur ini mencakup serangkaian langkah metodologis; yaitu penemuan masalah, tujuan, manfaat, cara mencapai kebenaran, analisis, dan simpulan. 6  Otonomi keilmuan Ilmu yang berkembang tidak saja merupakan kerangka pemikiran logis, tetapi juga telah teruji. Dengan ilmu, orang akan bisa menjelaskan gejala sosial dan alam secara rinci dan kemudian dapat meramalkannya. Pada hakekatnya ilmu memiliki objek kajian (ontologis), dan memiliki metode untuk mencapai kebenaran (epistemologis), dan memiliki kemampuan terkait dengan masyarakatnya (aksiologis). Ilmu yang dapat berembang pada prinsipnya karena kaidah moral, pertimbangan etis, dan norma kerja profesinya. Ilmu pengetahuan memang dapat memperoleh otonomi dalam melakukan kegiatannya untuk mempelajari alam semesta, tetapi masalah moral akan muncul manakala berkaitan dengan penggunaan pengetahuan ilmiah itu. Misalnya dalam kontroversi tentang kloning manusia, bayi tabung, dan penggunaan embrio dalam kosmetik anti aging. Beberapa isyarat tersebut mengisyaratkan betapa ilmu pengetahuan hanya memiliki otonomi dalam sisi kajian internal (terbatas pada penerapan metodologinya untuk mencapai kebenaran ilmiah). Ilmu pengetahuan selalu dituntut bagaimana dapat memiliki kegunaan di masyarakatnya. Karena pada masa pembangunan ini keberadaan ilmu pengetahuan di perguruan tinggi dituntut mempunyai nilai kegunaan di masyarakat. Keberadaan ilmu kedokteran, misalnya, perlu dapat mengatasi masalah kesehatan masyarakat secara luas. Disamping itu, keberadaan ilmu-ilmu sosial harus mampu menunjukkan kemampuannya menciptakan dinamika dan integritas bagi masyarakatnya. Untuk itu kaitan ilmu
  • 7. sosial dan bidang IPOLEKSOSBUDROHANKAM cukup besar. Dapat dikatakan bahwa ilmu sosial tidak mungkin berkembang terlepas dari masyarakatnya, karena ilmu sosial adalah bagian dari gejala perilaku masyarakat. Dimasukkannya Pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan formal di Indonesia, termasuk dalam kurikulum Perguruan Tinggi, merupakan salah satu upaya agar civitas academica memahami nilai-nilai dasar yang dianut bangsa Indonesia, sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan tetap berada dalam jalur koridor yang tak bertentangan dengan nilai-nilai, dan dapat diterapkan dalam kehidupan.  Kampus Sebagai Kekuatan Moral Pengembangan 7 Hukum dan HAM Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi adalah tiga isu krusial yang selalu hangat dibicarakan orang. Pembicaraan ketiganya bukan hanya karena di persoalkan oleh dunia internasional, melainkan karena ketiganya adalah milik yang diwarisi manusia sejak lahir dari kodrat illahiNya. Namun, ketiganya sulit dilaksanakan karena sering diabaikan orang atau karena kita tidak mau dan tidak mampu melaksanakan dan menegakkannya. Ketidakmampuan melaksanakan hukum, HAM, dan demokrasi, sampai-sampai dunia internsional menyetop bantuannya, PBB menyorotnya, negara-negara berpaling dan membenci negara dan bangsa kita. Hal ini disebabkan oleh ketidak tahuan, kurang penghormatan, dan kurang memberi jaminan kepada tegaknya hukum, HAM, dan demokrasi di negara ini. Oleh karena itu, semua lembaga harus secara bersama-sama berupaya melaksanakan dan menegakkan hukum, HAM, dan demokrasi. Kampus diharapkan menjadi kekuatan moral (moral force)dalam mengembangkan penegakan itu. Sebab kampus adalah tempat orang-orang cendikia mengembangkan ilmu. Sementara hukum adalah aturan yang disepakati oleh semua orang agar terjadi keteraturan hidup; HAM adalah hak-hak bawaan kodrat yang dimiliki semua orang pada segala jaman, yang tidak bersifat khusus dimiliki oleh orang khusus, melainkan tanpa perbedaan ras, agama, bangsa, kedudukan atau jenis kelamin; dan demokrasi adalah cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah-masalah berkehidupan.
  • 8. Tujuan yang agung dan baik dari HAM perlu didukung oleh beberapa persyaratan. Persyaratan itu, pertama ialah karakter manusia. Karakter manusia untuk mmiliki kesadaran dan daya serap terhadap tujuan HAM sangat diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk menentuan tegak-tidaknya penghargaan serta pencapaian tujuan tersebut. Kedua adalah karakteristik kesadaran jiwa manusia dan ketiga ialah intelektualitas yang cukup memadai. Semakin tinggi inteletualitas seseorang serta semakin banyak pengetahuan tentang isi, hakikat, tujuan sesuatu pesoalan akan semakin tinggi derajat kepatuhan dan usaha pencapaiannya. Selain itu, faktor lain yang dapat menunjang tegaknya HAM adalah stabilitas negara. Pelaksanaan HAM pada habitat demokrasi dan dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dilakukan tanpa mengenal batas, artinya pelaksanaan HAM itu tidaklah bersifat mutlak, melainkan dibatasi oleh aturan. Pelaksanaan yang tidak mengenal batas dengan sendirinya akan melanggar HAM yang sama yang dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu, negara atau pemerintah perlu menyusun hukum yang mengaturnya. Selanjutnya, bagaimana pelaksanaan hukum, HAM, dan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat menjawabnya, dapat dilihat dalam kehidupan sebuah lembaga perguruan tinggi “kampus”. Dalam kehidupan di kampus, yang pertama-tama dan utama dituntut oleh kampus terhadap para warganya yaitu civitas academica adalah kewajiban. Kewajiban-kewajiban itu tersebut seperti mematuhi dan melaksanakan aturan-aturan kampus itu sendiri, yaitu memelihara disiplin kampus, menjunjung tinggi nama dan kehormatan kampus, dan membayar SPP. Setelah semua kewajiban terhadap organisasi dipenuhi, baru para civitas academica dipenuhi hak-haknya oleh lembaga dimaksud. Dari contoh, jelas bahwa seluruh civitas academica memiliki kewajiban, hak, demokrasi, dan kepatuhan pada hukum. Dengan ilustrasi kehidupan kampus seperti itu, diharapkan para warga kampus dan kampus itu sendiri dapat menjadi kekuatan moral dalam pengembangan hukum dan HAM. Pada gilirannya dalam melaksanakan hukum, HAM, dan demokrasi harus disertai dengan rasa penuh tanggung jawab terhadap dirinya, terhadap sesama, dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 8
  • 9. 9  Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan Pengembangan kegiatan kemahasiswaan dilakukan dengan visi untuk menciptakan mahasiswa Indonesia yang cerdas dan kompetetif. Tujuannya antara lain: 1) Mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi. 2) Mengembangkan penalaran dan keilmuan; penelusuran bakat, minat, dan kemampuan; kesejakteraan kepedulian sosial; dan kegiatan penunjang berlandaskan pada kaidah akademik, moral dan etika ilmu pengetahuan serta kepentingan masyarakat. 3) Mengembangkan dan meningkatkan kualitas program dan sarana penunjang. Pelaksana program pengembangan mahasiswa meliputi : 1) Lembaga kemahasiswaan. a. Keorganisasian ( kepemimpinan – manajemen ) b. Minat dan kegemaran ( Seni – olahraga ) c. Kerokhanian – kesejahteraan d. Penalaran ( KTM, Penerbitan ) 2) Pembina / Pendamping a. Penalaran – Karya Tulis Mahasiswa (KTM) b. Kesejahteraan – Beasiswa Dalam pengembangan kemahasiswaan, Pancasila harus selalu disertakan sebagai dasar bagi setiap kegiatannya. Misalnya bahwa tidak diperkenankan mengadakan kegiatan yang bersifat menyinggung SARA karena akan mengganggu keuuhan negara seperti yang tercantum dalam sila ketiga Pancasila. Selain itu, diharapkan kegiatan – kegiatan di Perguruan Tinggi dapat menumbuhkembangkan budaya Pancasila dalam diri mahasiswa. Contohnya adalah sistem pemerintahan mahasiswa di kampus yang mengadakan pemilihan presiden mahasiswa setiap tahun (BAAK UNNES, 2006: 28 ) yang dirancang oleh DPMU.
  • 10. 10 PENUTUP  Kesimpulan Diterimanya Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara, membawa konsekuansi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi setiap aktivitas di Indonesia. Aktualisasi Pancasila sebagai paradigma kehidupan bangsa Indonesia di lingkungan kampus akan terlaksana dengan baik jika semua komponen di kampus, yang meliputi mahasiswa, dosen, karyawan, dan birokrat kampus, dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kegiatannya. Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan antara lain : 1) Kebebasan mimbar akademik di Kampus dapat menjadi tempat pengembangan tradisi Pancasila, seiring dengan pengembangan ilmu-ilmu pengetahuan.. 2) Otonomi keilmuan harus berjalan dalam koridor nilai yang telah tercakup dalam lima sila Pancasila. 3) Kampus sebagai kekuatan moral pengembangan hukum dan HAM, merupakan salahsatu bukti bahwa kampus memiliki peran penting dalam internalisasi dan pengembangan nilai-nilai Pancasila. 4) Pengembangan kegiatan kemahasiswaan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila, dan sebisa mungkin harus dilaksanakan berdasarkan Pancasila, sebagai paradigma bangsa Indonesia di lingkungan kampus.  Saran 1) Kepada seluruh komponen di kampus, yaitu mahasiswa, dosen, karyawan dan birokrat kampus, agar selalu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap kegiatannya. 2) Agar Pendidikan Pancasila tetap dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, karena dibutuhkan untuk proses internalisasi Pancasila pada generasi muda.
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA BAAK UNNES. Buku Panduan Universitas Negeri Indonesia 2006-2007. Semarang: BAAK UNNES. Kusmuriyanto. Pola Pembinaan dan Pengembangan Kemahasiswaan. Disampaikan dalam Workshop Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNNES Tahun 2007. Soegito, H.A.T. 2006. Pendidikan Pancasila. Semarang: UPT MKU UNNES.
  • 12. 12 PANCASILA  PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA  IDENTITAS DAN KEPRIBADIAN BANGSA  ASAS KEROHANIAN BANGSA  DASAR FILSAFAT NEGARA INDONESIA  DASAR NEGARA INDONESIA PERLU UPAYA KONKRIT DALAM SEGALA BIDANG KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA SALAH SATUNYA MELALUI AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA DI LINGKUNGAN KAMPUS
  • 13. 13 PARADIGMA Sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, tolok ukur, parameter, serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, dan proses dalam bidang tertentu. AKTUALISASI PANCASILA DI LINGKUNGAN KAMPUS SYARAT : Semua komponen di kampus dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kegiatannya.  Kebebasan mimbar akademik  Otonomi keilmuan  Kekuatan moral pengembangan hukum dan HAM  Pengembangan kegiatan kemahasiswaan
  • 14. 14 KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK  Tujuan perguruan tinggi tahun 2010 (Higher Education Long Term Strategy- HELT 2003-2010) adalah perguruan tinggi yang sehat sehingga mampu berkontribusi langsung pada daya saing bangsa.  Kebebasan akademik yaitu serangkaian kegiatan akademik untuk mencari kebenaran Ilmiah.  Mimbar akademik adalah proses pengembangan ilmu lewat kegiatan perkuliahan atau mimbar akademik ( Soegito, 2006: 207). OTONOMI KEILMUAN  Ilmu pengetahuan hanya memiliki otonomi dalam sisi kajian internal (terbatas pada penerapan metodologinya untuk mencapai kebenaran ilmiah).  Ilmu pengetahuan selalu dituntut bagaimana dapat memiliki kegunaan di masyarakatnya.  Dimasukkannya Pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan formal di Indonesia, termasuk dalam kurikulum Perguruan Tinggi, merupakan salah satu upaya agar civitas academica memahami nilai-nilai dasar yang dianut bangsa Indonesia, sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan tetap berada dalam jalur koridor yang tak bertentangan dengan nilai-nilai, dan dapat diterapkan dalam kehidupan.
  • 15. Kampus Sebagai Kekuatan Moral Pengembangan Hukum dan HAM 15  Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi adalah tiga isu krusial yang disorot dunia Internasional.  Kampus diharapkan menjadi kekuatan moral (moral force) dalam mengembangkan penegakan itu. Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan  Pengembangan kegiatan kemahasiswaan dilakukan dengan visi untuk menciptakan mahasiswa Indonesia yang cerdas dan kompetetif. Pelaksana program pengembangan mahasiswa meliputi : 2) Lembaga kemahasiswaan. a. Keorganisasian ( kepemimpinan – manajemen ) b. Minat dan kegemaran ( Seni – olahraga ) c. Kerokhanian – kesejahteraan d. Penalaran ( KTM, Penerbitan ) 2) Pembina / Pendamping a. Penalaran – Karya Tulis Mahasiswa (KTM) b. Kesejahteraan – Beasiswa