Dokumen tersebut membahas tentang mencontek sebagai perilaku yang tidak etis dalam ujian. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku mencontek antara lain kurangnya penanaman pendidikan karakter, tekanan prestasi, dan pengaruh lingkungan sebaya. Upaya pencegahan meliputi pengawasan ketat saat ujian, penanaman nilai-nilai moral, serta pemberian sanksi tegas bagi pelaku.
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
1. Mata Kuliah
: Landasan & Problematika Pendidikan
Dosen Pengasuh: Prof. Dr. M. Djahir Basir
: Dr. Rusdy A. Siroj, M. Pd
Oleh:
NIA KURNIATI
NIM 06022681318020
2. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
- Pengalaman
- Bertentangan dg pendidikan karakter bangsa
yang menghendaki nilai-nilai luhur pancasila
tercermin dari tingkah laku peserta didik.
- Thomas Lickona, profesor dari Cortland
University mengungkapkan bahwa ada 10
tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai.
10 tanda menandakan bahwa sebuah bangsa
sedang menuju jurang kehancuran.
3. Tanda-tanda :
1. meningkatnya kekerasan di kalangan remaja
2. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk
3. Pengaruh peer-grup yang kuat dalam tindakan
kekerasan
4. Meningkatnya perilaku merusak diri seperti
penggunaan narkoba, alkohol, seks bebas, dll.
5. Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk
6. Menurunnya etos kerja
7. Semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua
dan guru
8. Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga
negara
9. Membudayanya ketidakjujuran
10. Adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara
sesama
(Muslich, 2011)
4. RUMUSAN MASALAH
• Apa saja kategori mencontek?
• Faktor apa saja yang mempengaruhi dan
bagaimana mengatasi perilaku
mencontek siswa saat ujian?
3. TUJUAN
• Mengetahui apa saja yang termasuk
dalam kategori mencontek.
• Menjelskan faktor yang mempengaruhi
dan bagaimana cara mengatasi perilaku
mencontek siswa saat ujian
2.
5. 4.
MANFAAT
1) Bagi guru, mencegah perilaku siswa
mencontek saat ujian dengan upaya
penanaman nilai moral / karakter pada
siswa.
2) Agar pihak sekolah dan orang tua siswa
mengetahui hal-hal mengenai menyontek
dan turut membimbing dan mendidik para
siswa agar tidak melakukan perilaku
mencontek tersebut
6. PEMBAHASAN
A.
1.
2.
3.
Definisi Mencontek
Kamus Bahasa Indonesia W.J.S Purwadarminta adalah
mencontoh, meniru, atau mengutip tulisan, pekerjaan orang
lain sebagaimana aslinya.
Alhadza (2004) kata menyontek sama dengan cheating
adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak
sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan
keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan
akademis. Deighton (1971). Cheating adalah upaya yang
dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan
dengan cara-cara yang tidak fair (tidak jujur).
Suparno (2000). Segala sistem dan taktik penyontekan
sudah dikenal siswa. Sistem suap agar mendapat nilai baik,
juga membayar guru agar membocorkan soal ulangan,
sudah menjadi praktik biasa dalam dunia pendidikan
indonesia.
7. Jadi mencontek adalah suatu perbuatan atau caracara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan
segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam
ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran.
Mencontek dalam pelaksanaan ujian adalah
perbuatan meniru atau menjiplak pekerjaan orang
lain sesuai dengan aslinya atau perbuatan mencuri
ide orang lain yang dapat berupa mengambil
jawaban soal-soal ujian dari cara-cara yang tidak
dibenarkan dalam tata tertib ujian seperti: dari
buku, catatan, hasil pemikiran temannya dan media
lain yang kemudian disalin pada lembar jawaban
ujian pada saat ujian berlangsung.
8. KATEGORI MENCONTEK
1. Mencontek dengan usaha sendiri
2. Meminta bantuan teman
Ahadza (2004), kategori mencontek: meniru
pekerjaan teman, bertanya langsung pada teman
ketika sedang mengerjakan tes/ujian, membawa
catatan pada kertas, pada anggota badan atau
pada pakaian masuk ke ruang ujian, menerima
dropping jawaban dari pihak luar, mencari
bocoran soal, arisan (saling tukar) mengerjakan
tugas dengan teman, menyuruh atau meminta
bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugas
ujian di kelas atau tugas penulisan paper dan
take home test.
9. B. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Faktor dari dalam diri siswa sendiri
a.
-
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kurang PD
Kurang tertariknya siswa dengan materi pelajaran
Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada hasil studi berupa
angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam tes formatif atau sumatif
Dari teori-teori tentang motivasi, diketahui bahwa cheating bisa terjadi
apabila seseorang berada dalam kondisi underpressure, atau apabila
dorongan atau harapan untuk berprestasi jauh lebih besar dari pada
potensi yang dimiliki.
Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan
dalam kehidupan siswa.
Pengaruh teman sebaya
Kurang mengerti arti dari pendidikan.
Adanya kesempatan mencontek saat ujian atau kontrol pengawasan
yang tidak terlalu ketat.
Takut gagal. Siswa tidak siap menghadapi ujian tetapi ia tidak mau
menundanya dan tidak mau gagal atau mengulang /ujian lagi.
10. Dampak negatif mencontek
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Timbul rasa malas dan menyerah dlm belajar
Menurunnya rasa percaya diri dan kreativitas siswa
dalam jangka pendek atau pun jangka panjang
Melatih siswa tidak mandiri dan bertanggung jawab.
Biasa bohong
Menghalalkan segala cara; Orang yang biasa
mencontek akan mencari segala macam cara agar
dapat mencontek dengan sukses. Cara halus dan
cara kasar pun akan mereka lakukan dan bahayanya
sikap menghalalkan segala cara ini dapat menjadi
kebiasaan
Menular
11. Upaya mencegah siswa mencontek:
1. Dengan membuatkan siswa kelompok belajar
2. Menyadarkan siswa untuk belajar dengan rutin
3. Dengan menanamkan iman dan taqwa pada siswa bahwa
perbuatan mencontek itu dosa
4. Jangan terlalu menuntut nilai-nilai pada setiap
pembelajaran
5. Memberikan penguatan dan peneguhan terhadap sikap
dan perilaku mereka yang positif
6. Menerapkan budaya malu dengan cara bekerjasama
dengan orangtua siswa dan melaporkan siswa kepada
orangtua/wali murid yang seringkali mencontek
Dan bagi siswa yang memang sudah terbiasa dengan kegiatan
mencontek dapat dilakukan tindakan tegas yaitu berupa
pemberian sanksi, seperti pengurangan nilai, menganggap
siswa yang ketahuan mencontek sudah selesai dan mengambil
kertas ujiannya, pembatalan keikutsertaan dalam ujian.
12. C. BUDAYA
Wikipedia: Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan.
13.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang
dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. [2]
Kebudayaan adalah keseluruhan hasil manusia hidup
bermasyarakat yang berisi aksi-aksi terhadap dan
oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat
yang merupakan
kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, a
dat istiadat, dan lain-lain kepandaian (Hassan dalam
Pidarta, 2007). Sedangkan Kneller mengatakan
kebudayaan adalah cara hidup yang telah
dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Pidarta (2007) kebudayaan
adalah cara hidup dan kehidupan manusia yang
diciptakan oleh manusia itu sendiri sebagai warga
masyarakat.
14. D. Pendidikan Karakter
Karakter merupakan suatu kumpulan karakteristik
individu yang khas dalam berpikir, berperilaku, dan bertindak
dalam hidup, bergaul, bekerjasama, maupun memecahkan
masalah di lingkungannya (Siswono, 2012). Karakteristik
tersebut dapat berkaitan dengan aspek psikologis (seperti
bawaan, emosi, kepribadian, budi pekerti, sifat, tabiat,
temperamen, atau watak), aspek moral (berupa nilai-nilai yang
disadari dan diyakini), dan aspek kognitif (gaya berpikir,
penalaran, ataupun berbahasan).
Menurut Lickona (dalam Suyatno, 2004) menggagas
pandangan bahwa pendidikan karakter adalah upaya
terencana untuk membantu orang untuk memahami, peduli,
dan bertindak atas nilai-nilai etika/ moral. Pendidikan karakter
ini mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang
membantu orang hidup dan bekerja bersama-sama sebagai
keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan bangsa.
15. Ungkapan Aristotle, Karakter erat kaitannya dengan habit
atau kebiasaan yang terus menerus dipraktikkan dan
dilakukan (Zubaedi, 2009).
Sembilan karakter yang diadopsi dari pilot project SBB
dan TK Karakter milik Indonesia Heritage Foundation
yang perlu ditanamkan sejak dini kepada peserta didik :
Cinta Tuhan & segenap ciptaan-Nya; kemandirian dan
tanggung jawab; kejujuran atau amanah dan bijaksana;
hormat dan santun, dermawan, suka menolong dan
gotong royong; percaya diri, kreatif dan pekerja keras;
kepemimpinan dan keadilan; baik dan rendah hati; serta
toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
16. PENUTUP
Kesimpulan
Mencontek adalah suatu perbuatan atau
cara-cara yang tidak jujur, curang, dan
menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai
yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada
setiap mata pelajaran. Mencontek dalam
pelaksanaan ujian adalah perbuatan meniru atau
menjiplak pekerjaan orang lain sesuai dengan
aslinya, atau perbuatan mencuri ide orang lain
yang dapat berupa mengambil jawaban soal–
soal ujian dari cara–cara yang tidak dibenarkan
dalam
tata
tertib
ujian
seperti:
dari
buku, catatan, hasil pemikiran temannya dan
media lain yang kemudian disalin pada lembar
jawaban ujian pada saat ujian berlangsung.
a.
17. b. Saran
1.
Untuk guru
Harus bertidak tegas saat ujian dengan cara benarbenar
mengawasi siswa-siswanya saat ujian serta
memberikan sangsi yang tegas dan membuat jera baik
kepada yang mencontek dan yang memberikan contekan.
Lebih sering mengadakan ujian lisan.
Membuat variasi (kelompok) soal tiap-tiap barisan siswa.
2.
Untuk siswa, jangan takut melaporkan kecurangan yang
dilakukan oleh teman. Karena ada beberapa murid yang
tidak mau melaporkan temannya yang mencontek karena
alasan solidaritas dan sebagainya, lebih percaya diri lagi
dalam mengerjakan soal yang diberikan, mengerjakan
terlebih dulu soal yang mudah sehingga tidak membuangbuang waktu.
3.
Untuk orang tua dan guru, harus menanamkan sikap jujur
dan percaya diri sejak dini kepada anak.
18. DAFTAR PUSTAKA
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan: Stimulus ilmu Pendidikan bercorak
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2012. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran Matematika. Diperoleh dalam:
http://matematikaberkarakter.files.wordpress.com/2013/01/tatagyes_uinjakarta_24nop2
012.docx
diakses tanggal 13 desember 2013.
Suyatno. 2004. Peran Pendidikan Sebagai Modal Utama Membangun Karakter
Bangsa. diperoleh dalam :
Zubaedi. 2009. Pendidikan Berbasis Masyarakat : Upaya Menawarkan Solusi
Terhadap Berbagai Problem Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20080629221807
Diakses tanggal 9 desember 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
[1]
http://rahmadewwi.blogspot.com/
[2] Human Communication: Konteks-konteks Komunikasi dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya.