SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
DISUSUN OLEH :
Nama : Anggrahita Gadis Mentari
Jurusan : Kesehatan Lingkungan
Kelas : REG A
NIM. : P07133114007
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN 2015/2016
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
1. PENGERTIAN
2. FAKTOR PENYEBAB
3. KLASIFIKASI ISPA
4. FAKTOR AGEN, HOST, ENVEROMENTAL
5. RIWAYAT ALAMIAH
6. MODEL SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
1. PENGERTIAN
• ISPA atau yang sering di sebut dengan infeksi pernafasan akut adalah
infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas
mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya
• ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara
pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat.
• ISPA dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan tubuh. Tubuh tidak
bisa mendapatkan cukup oksigen karena infeksi yang terjadi dan kondisi
ini bisa berakibat fatal, bahkan mungkin mematikan.
2. FAKTOR PENYEBAB
Bakteri Penyebab ISPA antara lain
dari genus :
• Streptococcus
• Stafilococcus
• Pnemococcus
• Hemofilus
• Bordetella dan Corinebakterium.
Virus penyebabnya antara lain
golongan :
• Micsovirus
• Adenovirus
• Coronavirus
• Picornavirus
• Micoplasma
• Herpesvirus
3. KLASIFIKASI ISPA
a. Pneumonia berat
b. Pneumonia
c. Bukan pneumonia
• Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan
untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun
Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :
a. Pneumonia berada:
diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada bagian bawah
atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2
bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.
b. Bukan pneumonia:
batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada
bagian bawah atau napas cepat.
• Tanda bahaya pada anak golongan umur < 2 bulan :
- Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah
volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi,
demam, dan dingin.
Untuk golongan umur 2 buan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu:
• Tanda bahaya pada anak golongan umur < 2 bulan :
- Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam, dan dingin.
• Pada Agustus lalu jumlah penderita ISPA di SUBANG mencapai 300
orang. Bulan sebelumnya, jumlah penderita ISPA mencapai 332 orang,
sementara pada Juni lalu jumlahnya hanya 189.
4. FAKTOR AGEN, HOST, ENVEROMENTAL
 Faktor Agen
Penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung,
nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan
oleh viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 %
diakibatkan oleh bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung
jawab untuk kurang lebih 70-90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H
influenza sekitar 10-20%.
• Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini
melibatkan lebih dari 300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut
(WHO, 1995).
Faktor host
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Status gizi
d. Status imunisasi
e. Pemberian suplemen vitamin A
f. Pemberian air susu ibu (ASI)
Faktor environment
a. Rumah
b. Kepadatan hunian (crowded)
c. Status sosioekonomi
d. Kebiasaan merokok
e. Polusi udara
5. RIWAYAT ALAMIAH
• PRE-PATOGENESIS
Pencegahan Sekunder
1. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik.
2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak.
3. Rumah dengan ventilasi yang sempurna.
4. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.
5. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA.
6. Pemberian vitamin A dan ASI pada bayi.
• FATOGENNESIS
Pencegahan Sekunder
Diagnosa awal ini dapat berupa pemeriksaan ada tidaknya gejala
gejala yang muncul seperti ada tidaknya batuk, pilek dengan atau tanpa
demam, kecepatan pernapasan, ada tidaknya nafas menciut-ciut, bercak
kemerahan sesak dan lain-lain. Pemeriksaan sederhana seperti denyut nadi,
pernapasan, suhu, dan kondisi fisik. Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis
dan pemeriksaan lanjutan.
• POSTPATOGENNISIS
Pencegahan Tersier
1. Pemberian oksigenasi bila mengalami sesak napas.
2. Penahisapan suction.
3. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit diperlukan untuk mencegah
terjadinya syok yang dapat terjadi secara tepat.
4. Pemberian obat penurun panas jika disertai demam.
5. Pemberian nutrisi yang cukup.
6. Pemberian vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi
tubuh menurun/asupan makanan berkurang.
7. Berikan sirkulasi udara yang cukup.
• Masa inkubasi dan klinis
Masa inkubasi penyakit ISPA yaitu 1 sampai dengan !4
hari.Gambaran klinik ISPA adalah pilek,nyeri tenggorokan,batuk-batuk
dengan dahak kering,mata merah dengan suhu badan meningkat
antara 4-7hari lamanya.
Pengobatan
- Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik
parenteral, oksigendan sebagainya.
- Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila
penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan
pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat
dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau
penisilin prokain.
- Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan
perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk
tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang
merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila
demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita
dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat
adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah
bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman
streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.
6. MODEL SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
Kemampuan agent untuk menginfeksi
inang meningkat
• Pada model segitiga ini, agent meningkat
yang mengakibatkan host menjadi sakit
karena kemampuan bibit penyakit
meningkat. Pada kasus ISPA ini terjadi
mutasi bakteri streptococcus menjadi
semakin virulen sehingga inang menjadi
tidak kebal.
Kepekaan inang terhadap agent
meningkat
• Pada model segitiga ini, kepekaan inang
terhadap agen meningkat, misalnya karena
angka kelahiran jauh lebih tinggi dari angka
kematian yang akan berakibat pada
pertumbuhan penduduk yang meningkat.
Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk
akan berdampak pada semakin banyaknya pula
manusia rentan yang dapat tertular dan
terjangkit ISPA
H
E
A
H
E
A
Lingkungan berubah sehingga agent
penyakit menyebar di lingkungan.
• Faktor lingkungan juga sangat
berpengaruh dalam penyebaran ISPA.
Lingkungan yang berubah dapat
mengakibatkan agent dari penyakit
ISPA semakin meningkat dan akan
berdampak pada penularan ISPA
terhadap manusia.
Lingkungan merubah inang menjadi
lebih rentan.
• Lingkungan yang semakin
memburuk dapat mempengaruhi
turunnya daya tahan tubuh
manusia. Hal ini mengakibatkan
lebih mudahnya bakteri ISPA untuk
menjangkiti manusia.
H
E
A H
E
A
TERIMA KASIH 

More Related Content

What's hot

Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
Joni Iswanto
 
Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmasProgram ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmas
Joni Iswanto
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
saharwakumoro
 
Influenza atau flu
Influenza atau fluInfluenza atau flu
Influenza atau flu
Yuliana
 
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiHubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Alivia Salma
 

What's hot (20)

Lembar kuesioner
Lembar kuesionerLembar kuesioner
Lembar kuesioner
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asma
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Presentasi difteri
Presentasi difteriPresentasi difteri
Presentasi difteri
 
Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)Penyakit pernafasan (Asma)
Penyakit pernafasan (Asma)
 
Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmasProgram ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmas
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Ppt DBD
Ppt DBDPpt DBD
Ppt DBD
 
Influenza atau flu
Influenza atau fluInfluenza atau flu
Influenza atau flu
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Askep oma omk
Askep oma omkAskep oma omk
Askep oma omk
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
 
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga EpidemiologiHubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
Hubungan Penyakit Asma dengan Teori HL Blum dan Segitiga Epidemiologi
 
CACINGAN.ppt
CACINGAN.pptCACINGAN.ppt
CACINGAN.ppt
 
Power Point Hepatitis
Power Point HepatitisPower Point Hepatitis
Power Point Hepatitis
 
TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
 
Ppt pneumonia
Ppt pneumoniaPpt pneumonia
Ppt pneumonia
 

Viewers also liked (6)

Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
228747728 sap-asma
228747728 sap-asma228747728 sap-asma
228747728 sap-asma
 
1. ispa
1. ispa1. ispa
1. ispa
 
Leaflet ispa
Leaflet ispaLeaflet ispa
Leaflet ispa
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
 
LinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-Presented
LinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-PresentedLinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-Presented
LinkedIn SlideShare: Knowledge, Well-Presented
 

Similar to Infeksi saluran pernafasan akut

Pendahulua nrrr
Pendahulua nrrrPendahulua nrrr
Pendahulua nrrr
Fajri Eka
 
Tugas kesol (asma) mistia
Tugas kesol (asma)  mistiaTugas kesol (asma)  mistia
Tugas kesol (asma) mistia
samiyati
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
miftah685452
 
Leaflet ispa 1 chie
Leaflet ispa 1 chieLeaflet ispa 1 chie
Leaflet ispa 1 chie
askep33
 

Similar to Infeksi saluran pernafasan akut (20)

ISPA_pptx.pptx
ISPA_pptx.pptxISPA_pptx.pptx
ISPA_pptx.pptx
 
Epidemiologi ispa
Epidemiologi ispaEpidemiologi ispa
Epidemiologi ispa
 
Pendahulua nrrr
Pendahulua nrrrPendahulua nrrr
Pendahulua nrrr
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNAIspa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docx
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
 
Asma Bronkiale Pada Anak
Asma Bronkiale Pada AnakAsma Bronkiale Pada Anak
Asma Bronkiale Pada Anak
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Ispa pada bayi dan aqnak
Ispa pada bayi dan aqnakIspa pada bayi dan aqnak
Ispa pada bayi dan aqnak
 
ispa
ispaispa
ispa
 
Tugas kesol (asma) mistia
Tugas kesol (asma)  mistiaTugas kesol (asma)  mistia
Tugas kesol (asma) mistia
 
Leaflet ispa 2006 AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet ispa 2006 AKPER PEMKAB MUNA Leaflet ispa 2006 AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet ispa 2006 AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
 
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNAIndry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma
 
Leaflet ispa AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet ispa AKPER PEMKAB MUNA Leaflet ispa AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Leaflet ispa akper muna
Leaflet ispa akper munaLeaflet ispa akper muna
Leaflet ispa akper muna
 
Leaflet ispa 1 chie
Leaflet ispa 1 chieLeaflet ispa 1 chie
Leaflet ispa 1 chie
 

Recently uploaded

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 

Recently uploaded (20)

sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 

Infeksi saluran pernafasan akut

  • 2. DISUSUN OLEH : Nama : Anggrahita Gadis Mentari Jurusan : Kesehatan Lingkungan Kelas : REG A NIM. : P07133114007 POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN 2015/2016
  • 3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. PENGERTIAN 2. FAKTOR PENYEBAB 3. KLASIFIKASI ISPA 4. FAKTOR AGEN, HOST, ENVEROMENTAL 5. RIWAYAT ALAMIAH 6. MODEL SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
  • 4. 1. PENGERTIAN • ISPA atau yang sering di sebut dengan infeksi pernafasan akut adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya • ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat. • ISPA dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan tubuh. Tubuh tidak bisa mendapatkan cukup oksigen karena infeksi yang terjadi dan kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan mungkin mematikan.
  • 5. 2. FAKTOR PENYEBAB Bakteri Penyebab ISPA antara lain dari genus : • Streptococcus • Stafilococcus • Pnemococcus • Hemofilus • Bordetella dan Corinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan : • Micsovirus • Adenovirus • Coronavirus • Picornavirus • Micoplasma • Herpesvirus
  • 6. 3. KLASIFIKASI ISPA a. Pneumonia berat b. Pneumonia c. Bukan pneumonia • Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun
  • 7. Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu : a. Pneumonia berada: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih. b. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat. • Tanda bahaya pada anak golongan umur < 2 bulan : - Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam, dan dingin.
  • 8. Untuk golongan umur 2 buan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu: • Tanda bahaya pada anak golongan umur < 2 bulan : - Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam, dan dingin.
  • 9. • Pada Agustus lalu jumlah penderita ISPA di SUBANG mencapai 300 orang. Bulan sebelumnya, jumlah penderita ISPA mencapai 332 orang, sementara pada Juni lalu jumlahnya hanya 189.
  • 10.
  • 11. 4. FAKTOR AGEN, HOST, ENVEROMENTAL  Faktor Agen Penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung, nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 % diakibatkan oleh bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%. • Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari 300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995).
  • 12. Faktor host a. Usia b. Jenis kelamin c. Status gizi d. Status imunisasi e. Pemberian suplemen vitamin A f. Pemberian air susu ibu (ASI) Faktor environment a. Rumah b. Kepadatan hunian (crowded) c. Status sosioekonomi d. Kebiasaan merokok e. Polusi udara
  • 13. 5. RIWAYAT ALAMIAH • PRE-PATOGENESIS Pencegahan Sekunder 1. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik. 2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak. 3. Rumah dengan ventilasi yang sempurna. 4. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih. 5. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. 6. Pemberian vitamin A dan ASI pada bayi.
  • 14. • FATOGENNESIS Pencegahan Sekunder Diagnosa awal ini dapat berupa pemeriksaan ada tidaknya gejala gejala yang muncul seperti ada tidaknya batuk, pilek dengan atau tanpa demam, kecepatan pernapasan, ada tidaknya nafas menciut-ciut, bercak kemerahan sesak dan lain-lain. Pemeriksaan sederhana seperti denyut nadi, pernapasan, suhu, dan kondisi fisik. Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan pemeriksaan lanjutan.
  • 15. • POSTPATOGENNISIS Pencegahan Tersier 1. Pemberian oksigenasi bila mengalami sesak napas. 2. Penahisapan suction. 3. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit diperlukan untuk mencegah terjadinya syok yang dapat terjadi secara tepat. 4. Pemberian obat penurun panas jika disertai demam. 5. Pemberian nutrisi yang cukup. 6. Pemberian vitamin C, A dan mineral seng atau anti oksidan jika kondisi tubuh menurun/asupan makanan berkurang. 7. Berikan sirkulasi udara yang cukup.
  • 16. • Masa inkubasi dan klinis Masa inkubasi penyakit ISPA yaitu 1 sampai dengan !4 hari.Gambaran klinik ISPA adalah pilek,nyeri tenggorokan,batuk-batuk dengan dahak kering,mata merah dengan suhu badan meningkat antara 4-7hari lamanya.
  • 17. Pengobatan - Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya. - Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
  • 18. - Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.
  • 19. 6. MODEL SEGITIGA EPIDEMIOLOGI Kemampuan agent untuk menginfeksi inang meningkat • Pada model segitiga ini, agent meningkat yang mengakibatkan host menjadi sakit karena kemampuan bibit penyakit meningkat. Pada kasus ISPA ini terjadi mutasi bakteri streptococcus menjadi semakin virulen sehingga inang menjadi tidak kebal. Kepekaan inang terhadap agent meningkat • Pada model segitiga ini, kepekaan inang terhadap agen meningkat, misalnya karena angka kelahiran jauh lebih tinggi dari angka kematian yang akan berakibat pada pertumbuhan penduduk yang meningkat. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk akan berdampak pada semakin banyaknya pula manusia rentan yang dapat tertular dan terjangkit ISPA H E A H E A
  • 20. Lingkungan berubah sehingga agent penyakit menyebar di lingkungan. • Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh dalam penyebaran ISPA. Lingkungan yang berubah dapat mengakibatkan agent dari penyakit ISPA semakin meningkat dan akan berdampak pada penularan ISPA terhadap manusia. Lingkungan merubah inang menjadi lebih rentan. • Lingkungan yang semakin memburuk dapat mempengaruhi turunnya daya tahan tubuh manusia. Hal ini mengakibatkan lebih mudahnya bakteri ISPA untuk menjangkiti manusia. H E A H E A