Dokumen tersebut membahas tentang arsen, logam berat yang sangat beracun. Arsen dapat masuk ke tubuh melalui saluran pencernaan, kulit, atau pernafasan dan dapat menyebabkan berbagai penyakit. Untuk mengurangi dampaknya, dianjurkan menggunakan tanaman hiperakumulator atau filter air, serta obat dithiol seperti DMSA.
2. PENDAHULUAN
1.
2.
3.
Berita mengenai arsen mencuat ketika disinyalir ada banyak
rakyat di teluk Buyat, Sulawesi Utara menderita berbagai
penyakit akibat pencemaran industri pertambangan, yang
diduga terjadi akibat limbah yang mengandung logam berat
termasuk merkuri dan arsen.
berita mengenai arsen kembali marak ketika cak Munir,
seorang aktivis HAM yang sedang dalam perjalanan ke Belanda
meninggal dunia dalam penerbangan ke Belanda Hasil otopsi
terhadap korban oleh dokter forensik dari National Forensic
Institute Belanda menunjukkan adanya arsen dalam jumlah
besar (lebih dari dua kali lipat dari dosis letalnya)
Kasus bertambah panjang ketika beberapa saat kemudian
Yusuf Kala, Wapres RI mensinyalir adanya orang yang
mencoba meracuni dirinya dengan membubuhkan arsen pada
soto mie yang disuguhkan padanya.
3. ARSEN
Arsen (As) merupakan unsur dengan nomor atom 33,
berat atom 74,92 g/mol, memiliki 2 bentuk padatan,
yaitu kuning kehitaman dan abu-abu, termasuk dalam
golongan semi-logam.
Logam ini bewarna abu-abu, sangat rapuh, kristal dan
semi-metal benda padat. Arsenik tidak berbau dan tidak
berasa. Arsen dan senyawa-senyawanya sangat beracun.
Senyawa arsen yang biasa kita temukan di alam ada 3
bentuk yakni Arsen trichlorida (AsCl3) berupa cairan
berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa
kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3).
4. ARSEN
As Anorganik
Arsenik anorganik dikaitkan dengan logam lain dalam
batuan beku dan sedimen, dan itu juga terjadi dalam
kombinasi dengan banyak unsur lainnya, terutama
oksigen, klorin, dan belerang. Pada umumnya, As+3
berupa As-anorganik antara lain senyawa As-pentoksida,
asam arsenat, Pb-arsenat, dan Ca-arsenat.
2. As organik
As-organik bisa berupa As+3, maupun As+5 diantaranya
asam arsanilat atau bentuk metilasi. Arsen di dalam
tubuh mahluk hidup, baik hewan maupun tanaman,
bergabung dengan hydrogen atau karbon membentuk
As-organik.
1.
6. Biofase As pada Mahluk Hidup
Proses metabolisme arsenik dapat terjadi melalui banyak
mekanisme berbagai reaksi oksidasi, reduksi, metilasi dan
terikatnya unsur ini dengan protein untuk bisa
mengakibatkan suatu toksisitas terhadap organnya.
Gambar 2.1. Metabolisme Arsen (As) dalam tubuh manusia
7. Routes of Exposure
Ingestion
Arsen dapat masuk ke
dalam tubuh melalui
1. saluran pencernaan (tertelan)
2. kulit (kontak dengan kulit)
3. melalui saluran pernafasan
(terhirup).
Absorption/
Penetration
Inhalation
8. a. Saluran Pencemaan
Arsen yang tertelan masuk ke kerongkongan
kemudian kelambung terus ke usus dan diserap
masuk ke dalam aliran darah dan selanjutnya
tersebar ke seluruh tubuh. Kerusakan dapat
terjadi pada setiap bagian dari saluran pencenaan
serta organ-organ dalam tubuh.
9. Proses Arsen dalam Tubuh
Arsen terdistribusi dan disimpan dalam semua jaringan
dalam tubuh dan dimetabolisasi untuk dieleminasi melalui
dua proses yang berurutan.
1. Pertama adalah reaksi oksidasi/reduksi yaitu arsenat
menjadi arsenit dan arsenit menjadi arsenat. Glutation
diketahui membentuk kompleks dengan arsen dan
memperantarai reduksi arsenat menjadi arsenit. Kompleks
glutation ini dapat dieliminasi dalam empedu dan korelasi
yang positif telah ditemukan antara glutation dan
kandungan arsen dalam empedu.
2. Tahap kedua adalah metilasi, yang terjadi terutama dalam
hati, memerlukan s-adenosymetionin (SAMe) dan mungkin
donor metil lainnya (kolin, sistein, glutation, dan asam
lipoat tereduksi) untuk menghasilkan asam
monometilarsinik (MMA) dan asam dimetilarsinik (DMA).
10. b. Kontak dengan kulit
Bagian kulit yang sering terpapar arsen adalah tangan dan
lengan bawah. Arsen tersebut dapat merusak
Kerusakan dapat berupa bercak-bercak atau bintik berwarna
kemerahan luka bakar dan peradangan kulit. Karena Dapat
menembus permukaan kulit dan merusak jaringan di bawah
kulit atau dapat pula diserap ke dalam aliran darah kemudian
sampai ke organ-organ tertentu.
11. Saluran Pernafasan
Keracunan bahan kimia di industri sebagian besar disebabkan oleh
penghirupan Arsen di lingkungan kerja. Hal ini disebabkan oleh
permukaan paru yang sangat luas dan kemampuan menyerap Arsen lebih
banyak melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat dalam jaringan
paru yang berbatasan dengan alveoli.
Arsen yang masuk melalui pernafasan dapat berupa gas uap mist fume dan
debu halus yang tidak dapat dilihat oleh mata.
Arsen yang masuk melalui saluran pernafasan dapat berupa iritasi pada
mukosa hidung dan saluran pernafasan dan dapat pula merusak jaringan
paru. Apabila Arsen tersebut masuk ke dalam aliran darah akan
menimbulkan kerusakan pada organ tertentu.
12. Mekanisme efek toksi arsen dalam Tubuh
1. Arsen mempengaruhi respirasi sel dengan cara mengikat gugus
sulfhidril (SH) pada dihidrolipoat, sehingga menghambat kerja enzim yang
terkait dengan transfer energi, terutama pada piruvate dan succinate
oxidative pathway, sehingga menimbulkan efek patologis yang reversibel.
Selain itu sebagian arsen juga menggantikan gugus fosfat sehingga terjadi
gangguan oksidasi fosforilasi dalam tubuh
2. Senyawa arsen mempunya tempat predileksi pada endotel pembuluh
darah, khususnya di dearah splanknik dan menyebabkan paralisis kapiler,
dilatasi dan peningkatan permeabilitas yang patologis. Pembuluh darah
jantung yang terkena menyebabkan timbulnya petekie subepikardial dan
subendokardial yang jelas serta ekstravasasi perdarahan. Efek lokal arsen
pada kapiler menyebabkan serangkaian respons mulai dari kongesti, stasis
serta trombosis sehingga menyebabkan nekrosis dan iskemia jaringan.
13. Mekanisme Arsen dalam Darah dan Tulang
Didalam darah, arsen yang masuk akan mengikat
globulin dalam darah. Dalam waktu 24 jam setelah
dikonsumsi, arsen dapat ditemukan dalam
konsentrasi tinggi di berbagai organ tubuh, seperti
hati, ginjal, limpa, paru-paru serta saluran cerna,
dimana arsen akan mengikat gugus syulfhidril
dalam protein jaringan. Sebagian kecil dari arsen
yang menembus blood brain barrier.
Didalam tulang arsen menggantikan posisi fosfor,
sehingga arsen dapat dideteksi didalam tulang
setelah bertahun-tahun kemudian
14. arsen dengan bantuan bakteri yang mengandung
koenzim metilokoba- lamin akan mengubah logam berat
menjadi senyawa metil dari logam tersebut yang sangat
berbahaya
15. Arsen dalam protein berikatan dengan
kolin, sistein, glutation, dan asam lipoat
tereduksi yang merupakan donor metilen
16. Struktur molekul senyawaan arsenik hampir mirip
seperti fosfat sehingga memiliki karakteristik yang
hampir sama (fosfor [P] dan arsen [As] berada
dalam satu golongan pada tabel periodik). Dalam
kondisi yang sesuai arsen dapat menggantikan posisi
fosfor (homolog). Berbeda dengan fosfat, ikatan yang
dibentuk arsenik dengan senyawa lain cenderung
lemah dan tidak stabil. Ketidakstabilan suatu
senyawa dapat mengakibatkan suatu kerusakan yang
lebih besar, karena itulah arsen begitu berbahaya
bagi makhluk hidup.
17. TOKSISITAS As
Beberapa dampak toksisitas Arsen terhadap organ
Organ yang diserang
Gejala/ Penyakit yang ditimbulkan
Kulit
Hyperkeratosis simetris pada tangan, telapak kaki
Hati
Pembengkakan, penyakit kuning, kerosis, portal
hipertensi
Sistem syaraf
Sistem kardiovaskuler
Kehilangan pendengaran
Akrosianosis
System hemopoises
Megalobatosis
System pernafasan
Kanker paru-paru
System endokrin
Diabetes melitus
18. Keracunan Arsen
Keracunan arsen secara akut biasanya terjadi apabila
dosis arsen yang memasuki tubuh dalam jumlah
yang besar (dosis sekitar 130-300 mg).
Pada keracunan kronis terjadi apabila seseorang
terpapar arsen dalam dosis yang kecil, namun terjadi
dalam jangka waktu yang lama (minimal sekitar 2-8
minggu).
19. SOLUSI
Untuk mengurangi pencemaran arsen pada tanah, dapat
digunakan tanaman hiperakumulator, yaitu Pteris Vittata
dan Pityrogramma calomelonas, untuk mengurangi
pencemaran arsen di air dapat digunakan filter atau dengan
metode pengendapan
Penanganan keracunan logam berat seperti timbal, arsen
dan merkuri dapat menggunakan 2,3-dimercapto-succinic
acid (DMSA) merupakan senyawa organik larut dalam air,
yang mengandung dua gugus tiol (-SH). DMSA merupakan
khelator yang efektif dan aman.
Efek toksik ini dikatakan reversible karena dapat dinetralisir
dengan
pemberian
dithiol,
2,3,
dimerkaptopropanol
(dimercaprol, BritishAnti-Lewisite atau BAL) yang akan
berkompetisi dengan arsen dalam mengikat gugus SH (2,3).