SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
ARSEN
PENDAHULUAN
1.

2.

3.

Berita mengenai arsen mencuat ketika disinyalir ada banyak
rakyat di teluk Buyat, Sulawesi Utara menderita berbagai
penyakit akibat pencemaran industri pertambangan, yang
diduga terjadi akibat limbah yang mengandung logam berat
termasuk merkuri dan arsen.
berita mengenai arsen kembali marak ketika cak Munir,
seorang aktivis HAM yang sedang dalam perjalanan ke Belanda
meninggal dunia dalam penerbangan ke Belanda Hasil otopsi
terhadap korban oleh dokter forensik dari National Forensic
Institute Belanda menunjukkan adanya arsen dalam jumlah
besar (lebih dari dua kali lipat dari dosis letalnya)
Kasus bertambah panjang ketika beberapa saat kemudian
Yusuf Kala, Wapres RI mensinyalir adanya orang yang
mencoba meracuni dirinya dengan membubuhkan arsen pada
soto mie yang disuguhkan padanya.
ARSEN
 Arsen (As) merupakan unsur dengan nomor atom 33,

berat atom 74,92 g/mol, memiliki 2 bentuk padatan,
yaitu kuning kehitaman dan abu-abu, termasuk dalam
golongan semi-logam.
 Logam ini bewarna abu-abu, sangat rapuh, kristal dan
semi-metal benda padat. Arsenik tidak berbau dan tidak
berasa. Arsen dan senyawa-senyawanya sangat beracun.
 Senyawa arsen yang biasa kita temukan di alam ada 3
bentuk yakni Arsen trichlorida (AsCl3) berupa cairan
berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa
kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3).
ARSEN
As Anorganik
Arsenik anorganik dikaitkan dengan logam lain dalam
batuan beku dan sedimen, dan itu juga terjadi dalam
kombinasi dengan banyak unsur lainnya, terutama
oksigen, klorin, dan belerang. Pada umumnya, As+3
berupa As-anorganik antara lain senyawa As-pentoksida,
asam arsenat, Pb-arsenat, dan Ca-arsenat.
2. As organik
As-organik bisa berupa As+3, maupun As+5 diantaranya
asam arsanilat atau bentuk metilasi. Arsen di dalam
tubuh mahluk hidup, baik hewan maupun tanaman,
bergabung dengan hydrogen atau karbon membentuk
As-organik.
1.
Sumber-sumber Arsen

1

Sumber
Arsen

Emisi gunung api
2
3

4
5

Kegiatan Industri (Pertambangan)

Proses Erosif dan Pelapukan batuan
Pestisida

Cat dan Pengawetan Kayu
Biofase As pada Mahluk Hidup
Proses metabolisme arsenik dapat terjadi melalui banyak
mekanisme berbagai reaksi oksidasi, reduksi, metilasi dan
terikatnya unsur ini dengan protein untuk bisa
mengakibatkan suatu toksisitas terhadap organnya.

Gambar 2.1. Metabolisme Arsen (As) dalam tubuh manusia
Routes of Exposure

Ingestion

Arsen dapat masuk ke
dalam tubuh melalui
1. saluran pencernaan (tertelan)
2. kulit (kontak dengan kulit)
3. melalui saluran pernafasan
(terhirup).

Absorption/
Penetration
Inhalation
a. Saluran Pencemaan
 Arsen yang tertelan masuk ke kerongkongan

kemudian kelambung terus ke usus dan diserap
masuk ke dalam aliran darah dan selanjutnya
tersebar ke seluruh tubuh. Kerusakan dapat

terjadi pada setiap bagian dari saluran pencenaan
serta organ-organ dalam tubuh.
Proses Arsen dalam Tubuh
Arsen terdistribusi dan disimpan dalam semua jaringan
dalam tubuh dan dimetabolisasi untuk dieleminasi melalui
dua proses yang berurutan.
1. Pertama adalah reaksi oksidasi/reduksi yaitu arsenat
menjadi arsenit dan arsenit menjadi arsenat. Glutation
diketahui membentuk kompleks dengan arsen dan
memperantarai reduksi arsenat menjadi arsenit. Kompleks
glutation ini dapat dieliminasi dalam empedu dan korelasi
yang positif telah ditemukan antara glutation dan
kandungan arsen dalam empedu.
2. Tahap kedua adalah metilasi, yang terjadi terutama dalam
hati, memerlukan s-adenosymetionin (SAMe) dan mungkin
donor metil lainnya (kolin, sistein, glutation, dan asam
lipoat tereduksi) untuk menghasilkan asam
monometilarsinik (MMA) dan asam dimetilarsinik (DMA).
b. Kontak dengan kulit
 Bagian kulit yang sering terpapar arsen adalah tangan dan

lengan bawah. Arsen tersebut dapat merusak
 Kerusakan dapat berupa bercak-bercak atau bintik berwarna

kemerahan luka bakar dan peradangan kulit. Karena Dapat
menembus permukaan kulit dan merusak jaringan di bawah
kulit atau dapat pula diserap ke dalam aliran darah kemudian
sampai ke organ-organ tertentu.
Saluran Pernafasan
 Keracunan bahan kimia di industri sebagian besar disebabkan oleh

penghirupan Arsen di lingkungan kerja. Hal ini disebabkan oleh
permukaan paru yang sangat luas dan kemampuan menyerap Arsen lebih
banyak melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat dalam jaringan
paru yang berbatasan dengan alveoli.
 Arsen yang masuk melalui pernafasan dapat berupa gas uap mist fume dan
debu halus yang tidak dapat dilihat oleh mata.
 Arsen yang masuk melalui saluran pernafasan dapat berupa iritasi pada
mukosa hidung dan saluran pernafasan dan dapat pula merusak jaringan
paru. Apabila Arsen tersebut masuk ke dalam aliran darah akan
menimbulkan kerusakan pada organ tertentu.
Mekanisme efek toksi arsen dalam Tubuh
 1. Arsen mempengaruhi respirasi sel dengan cara mengikat gugus

sulfhidril (SH) pada dihidrolipoat, sehingga menghambat kerja enzim yang
terkait dengan transfer energi, terutama pada piruvate dan succinate
oxidative pathway, sehingga menimbulkan efek patologis yang reversibel.
Selain itu sebagian arsen juga menggantikan gugus fosfat sehingga terjadi
gangguan oksidasi fosforilasi dalam tubuh
 2. Senyawa arsen mempunya tempat predileksi pada endotel pembuluh
darah, khususnya di dearah splanknik dan menyebabkan paralisis kapiler,
dilatasi dan peningkatan permeabilitas yang patologis. Pembuluh darah
jantung yang terkena menyebabkan timbulnya petekie subepikardial dan
subendokardial yang jelas serta ekstravasasi perdarahan. Efek lokal arsen
pada kapiler menyebabkan serangkaian respons mulai dari kongesti, stasis
serta trombosis sehingga menyebabkan nekrosis dan iskemia jaringan.
Mekanisme Arsen dalam Darah dan Tulang
 Didalam darah, arsen yang masuk akan mengikat

globulin dalam darah. Dalam waktu 24 jam setelah
dikonsumsi, arsen dapat ditemukan dalam
konsentrasi tinggi di berbagai organ tubuh, seperti
hati, ginjal, limpa, paru-paru serta saluran cerna,
dimana arsen akan mengikat gugus syulfhidril
dalam protein jaringan. Sebagian kecil dari arsen
yang menembus blood brain barrier.
 Didalam tulang arsen menggantikan posisi fosfor,
sehingga arsen dapat dideteksi didalam tulang
setelah bertahun-tahun kemudian
arsen dengan bantuan bakteri yang mengandung
koenzim metilokoba- lamin akan mengubah logam berat
menjadi senyawa metil dari logam tersebut yang sangat
berbahaya
Arsen dalam protein berikatan dengan
kolin, sistein, glutation, dan asam lipoat
tereduksi yang merupakan donor metilen
 Struktur molekul senyawaan arsenik hampir mirip

seperti fosfat sehingga memiliki karakteristik yang
hampir sama (fosfor [P] dan arsen [As] berada
dalam satu golongan pada tabel periodik). Dalam
kondisi yang sesuai arsen dapat menggantikan posisi
fosfor (homolog). Berbeda dengan fosfat, ikatan yang
dibentuk arsenik dengan senyawa lain cenderung
lemah dan tidak stabil. Ketidakstabilan suatu
senyawa dapat mengakibatkan suatu kerusakan yang
lebih besar, karena itulah arsen begitu berbahaya
bagi makhluk hidup.
TOKSISITAS As
Beberapa dampak toksisitas Arsen terhadap organ
Organ yang diserang

Gejala/ Penyakit yang ditimbulkan

Kulit

Hyperkeratosis simetris pada tangan, telapak kaki

Hati

Pembengkakan, penyakit kuning, kerosis, portal
hipertensi

Sistem syaraf
Sistem kardiovaskuler

Kehilangan pendengaran
Akrosianosis

System hemopoises

Megalobatosis

System pernafasan

Kanker paru-paru

System endokrin

Diabetes melitus
Keracunan Arsen
 Keracunan arsen secara akut biasanya terjadi apabila

dosis arsen yang memasuki tubuh dalam jumlah
yang besar (dosis sekitar 130-300 mg).
 Pada keracunan kronis terjadi apabila seseorang

terpapar arsen dalam dosis yang kecil, namun terjadi
dalam jangka waktu yang lama (minimal sekitar 2-8
minggu).
SOLUSI
 Untuk mengurangi pencemaran arsen pada tanah, dapat

digunakan tanaman hiperakumulator, yaitu Pteris Vittata
dan Pityrogramma calomelonas, untuk mengurangi
pencemaran arsen di air dapat digunakan filter atau dengan
metode pengendapan
 Penanganan keracunan logam berat seperti timbal, arsen
dan merkuri dapat menggunakan 2,3-dimercapto-succinic
acid (DMSA) merupakan senyawa organik larut dalam air,
yang mengandung dua gugus tiol (-SH). DMSA merupakan
khelator yang efektif dan aman.
 Efek toksik ini dikatakan reversible karena dapat dinetralisir
dengan
pemberian
dithiol,
2,3,
dimerkaptopropanol
(dimercaprol, BritishAnti-Lewisite atau BAL) yang akan
berkompetisi dengan arsen dalam mengikat gugus SH (2,3).
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasFatmawati Fatmawati
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiIrawati Nurani
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretiknisha althaf
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 

What's hot (20)

TOKSIKOLOGI ARSEN
TOKSIKOLOGI ARSENTOKSIKOLOGI ARSEN
TOKSIKOLOGI ARSEN
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Sianida
SianidaSianida
Sianida
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
farmakologi Diuretik
farmakologi Diuretikfarmakologi Diuretik
farmakologi Diuretik
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 

Viewers also liked

Arsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia BerbahayaArsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia BerbahayaMargareth Pandaleke
 
senyawa logam berat "arsen" di kosmetik
senyawa logam berat "arsen" di kosmetiksenyawa logam berat "arsen" di kosmetik
senyawa logam berat "arsen" di kosmetikica aditya
 
Kimia bahan galian batu arsen
Kimia bahan galian batu arsenKimia bahan galian batu arsen
Kimia bahan galian batu arsen085753889956
 
KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN”
KOSMETOLOGILOGAM BERAT “ARSEN”KOSMETOLOGILOGAM BERAT “ARSEN”
KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN”ica aditya
 
Tragedi munir 1998
Tragedi munir 1998Tragedi munir 1998
Tragedi munir 1998Muaffa
 
Arsenic and Bladder Cancer
Arsenic and Bladder Cancer Arsenic and Bladder Cancer
Arsenic and Bladder Cancer Mezbahul Haque
 

Viewers also liked (7)

Arsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia BerbahayaArsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
Arsen Sebagai Bahan Kimia Berbahaya
 
senyawa logam berat "arsen" di kosmetik
senyawa logam berat "arsen" di kosmetiksenyawa logam berat "arsen" di kosmetik
senyawa logam berat "arsen" di kosmetik
 
Kimia bahan galian batu arsen
Kimia bahan galian batu arsenKimia bahan galian batu arsen
Kimia bahan galian batu arsen
 
KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN”
KOSMETOLOGILOGAM BERAT “ARSEN”KOSMETOLOGILOGAM BERAT “ARSEN”
KOSMETOLOGI LOGAM BERAT “ARSEN”
 
Tragedi munir 1998
Tragedi munir 1998Tragedi munir 1998
Tragedi munir 1998
 
Arsenic and Bladder Cancer
Arsenic and Bladder Cancer Arsenic and Bladder Cancer
Arsenic and Bladder Cancer
 
Kacang tanah
Kacang tanahKacang tanah
Kacang tanah
 

More from Bughis Berkata

More from Bughis Berkata (13)

Reaksi penataan ulang
Reaksi penataan ulangReaksi penataan ulang
Reaksi penataan ulang
 
Karakteristik kromatografi
Karakteristik kromatografiKarakteristik kromatografi
Karakteristik kromatografi
 
Sample injection of HPLC
Sample injection of HPLCSample injection of HPLC
Sample injection of HPLC
 
GC kolom
GC kolomGC kolom
GC kolom
 
Kolom HPLC
Kolom HPLCKolom HPLC
Kolom HPLC
 
Kemoselektivitas
KemoselektivitasKemoselektivitas
Kemoselektivitas
 
Hukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaHukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamika
 
Timbal
TimbalTimbal
Timbal
 
Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasiReaksi eliminasi
Reaksi eliminasi
 
Hplc ppt
Hplc pptHplc ppt
Hplc ppt
 
Hukum I termodinamika
Hukum I termodinamikaHukum I termodinamika
Hukum I termodinamika
 
Teori ikatan valensi
Teori ikatan valensiTeori ikatan valensi
Teori ikatan valensi
 
Field crystal theory
Field crystal theoryField crystal theory
Field crystal theory
 

Arsen

  • 2. PENDAHULUAN 1. 2. 3. Berita mengenai arsen mencuat ketika disinyalir ada banyak rakyat di teluk Buyat, Sulawesi Utara menderita berbagai penyakit akibat pencemaran industri pertambangan, yang diduga terjadi akibat limbah yang mengandung logam berat termasuk merkuri dan arsen. berita mengenai arsen kembali marak ketika cak Munir, seorang aktivis HAM yang sedang dalam perjalanan ke Belanda meninggal dunia dalam penerbangan ke Belanda Hasil otopsi terhadap korban oleh dokter forensik dari National Forensic Institute Belanda menunjukkan adanya arsen dalam jumlah besar (lebih dari dua kali lipat dari dosis letalnya) Kasus bertambah panjang ketika beberapa saat kemudian Yusuf Kala, Wapres RI mensinyalir adanya orang yang mencoba meracuni dirinya dengan membubuhkan arsen pada soto mie yang disuguhkan padanya.
  • 3. ARSEN  Arsen (As) merupakan unsur dengan nomor atom 33, berat atom 74,92 g/mol, memiliki 2 bentuk padatan, yaitu kuning kehitaman dan abu-abu, termasuk dalam golongan semi-logam.  Logam ini bewarna abu-abu, sangat rapuh, kristal dan semi-metal benda padat. Arsenik tidak berbau dan tidak berasa. Arsen dan senyawa-senyawanya sangat beracun.  Senyawa arsen yang biasa kita temukan di alam ada 3 bentuk yakni Arsen trichlorida (AsCl3) berupa cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas arsine (AsH3).
  • 4. ARSEN As Anorganik Arsenik anorganik dikaitkan dengan logam lain dalam batuan beku dan sedimen, dan itu juga terjadi dalam kombinasi dengan banyak unsur lainnya, terutama oksigen, klorin, dan belerang. Pada umumnya, As+3 berupa As-anorganik antara lain senyawa As-pentoksida, asam arsenat, Pb-arsenat, dan Ca-arsenat. 2. As organik As-organik bisa berupa As+3, maupun As+5 diantaranya asam arsanilat atau bentuk metilasi. Arsen di dalam tubuh mahluk hidup, baik hewan maupun tanaman, bergabung dengan hydrogen atau karbon membentuk As-organik. 1.
  • 5. Sumber-sumber Arsen 1 Sumber Arsen Emisi gunung api 2 3 4 5 Kegiatan Industri (Pertambangan) Proses Erosif dan Pelapukan batuan Pestisida Cat dan Pengawetan Kayu
  • 6. Biofase As pada Mahluk Hidup Proses metabolisme arsenik dapat terjadi melalui banyak mekanisme berbagai reaksi oksidasi, reduksi, metilasi dan terikatnya unsur ini dengan protein untuk bisa mengakibatkan suatu toksisitas terhadap organnya. Gambar 2.1. Metabolisme Arsen (As) dalam tubuh manusia
  • 7. Routes of Exposure Ingestion Arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui 1. saluran pencernaan (tertelan) 2. kulit (kontak dengan kulit) 3. melalui saluran pernafasan (terhirup). Absorption/ Penetration Inhalation
  • 8. a. Saluran Pencemaan  Arsen yang tertelan masuk ke kerongkongan kemudian kelambung terus ke usus dan diserap masuk ke dalam aliran darah dan selanjutnya tersebar ke seluruh tubuh. Kerusakan dapat terjadi pada setiap bagian dari saluran pencenaan serta organ-organ dalam tubuh.
  • 9. Proses Arsen dalam Tubuh Arsen terdistribusi dan disimpan dalam semua jaringan dalam tubuh dan dimetabolisasi untuk dieleminasi melalui dua proses yang berurutan. 1. Pertama adalah reaksi oksidasi/reduksi yaitu arsenat menjadi arsenit dan arsenit menjadi arsenat. Glutation diketahui membentuk kompleks dengan arsen dan memperantarai reduksi arsenat menjadi arsenit. Kompleks glutation ini dapat dieliminasi dalam empedu dan korelasi yang positif telah ditemukan antara glutation dan kandungan arsen dalam empedu. 2. Tahap kedua adalah metilasi, yang terjadi terutama dalam hati, memerlukan s-adenosymetionin (SAMe) dan mungkin donor metil lainnya (kolin, sistein, glutation, dan asam lipoat tereduksi) untuk menghasilkan asam monometilarsinik (MMA) dan asam dimetilarsinik (DMA).
  • 10. b. Kontak dengan kulit  Bagian kulit yang sering terpapar arsen adalah tangan dan lengan bawah. Arsen tersebut dapat merusak  Kerusakan dapat berupa bercak-bercak atau bintik berwarna kemerahan luka bakar dan peradangan kulit. Karena Dapat menembus permukaan kulit dan merusak jaringan di bawah kulit atau dapat pula diserap ke dalam aliran darah kemudian sampai ke organ-organ tertentu.
  • 11. Saluran Pernafasan  Keracunan bahan kimia di industri sebagian besar disebabkan oleh penghirupan Arsen di lingkungan kerja. Hal ini disebabkan oleh permukaan paru yang sangat luas dan kemampuan menyerap Arsen lebih banyak melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat dalam jaringan paru yang berbatasan dengan alveoli.  Arsen yang masuk melalui pernafasan dapat berupa gas uap mist fume dan debu halus yang tidak dapat dilihat oleh mata.  Arsen yang masuk melalui saluran pernafasan dapat berupa iritasi pada mukosa hidung dan saluran pernafasan dan dapat pula merusak jaringan paru. Apabila Arsen tersebut masuk ke dalam aliran darah akan menimbulkan kerusakan pada organ tertentu.
  • 12. Mekanisme efek toksi arsen dalam Tubuh  1. Arsen mempengaruhi respirasi sel dengan cara mengikat gugus sulfhidril (SH) pada dihidrolipoat, sehingga menghambat kerja enzim yang terkait dengan transfer energi, terutama pada piruvate dan succinate oxidative pathway, sehingga menimbulkan efek patologis yang reversibel. Selain itu sebagian arsen juga menggantikan gugus fosfat sehingga terjadi gangguan oksidasi fosforilasi dalam tubuh  2. Senyawa arsen mempunya tempat predileksi pada endotel pembuluh darah, khususnya di dearah splanknik dan menyebabkan paralisis kapiler, dilatasi dan peningkatan permeabilitas yang patologis. Pembuluh darah jantung yang terkena menyebabkan timbulnya petekie subepikardial dan subendokardial yang jelas serta ekstravasasi perdarahan. Efek lokal arsen pada kapiler menyebabkan serangkaian respons mulai dari kongesti, stasis serta trombosis sehingga menyebabkan nekrosis dan iskemia jaringan.
  • 13. Mekanisme Arsen dalam Darah dan Tulang  Didalam darah, arsen yang masuk akan mengikat globulin dalam darah. Dalam waktu 24 jam setelah dikonsumsi, arsen dapat ditemukan dalam konsentrasi tinggi di berbagai organ tubuh, seperti hati, ginjal, limpa, paru-paru serta saluran cerna, dimana arsen akan mengikat gugus syulfhidril dalam protein jaringan. Sebagian kecil dari arsen yang menembus blood brain barrier.  Didalam tulang arsen menggantikan posisi fosfor, sehingga arsen dapat dideteksi didalam tulang setelah bertahun-tahun kemudian
  • 14. arsen dengan bantuan bakteri yang mengandung koenzim metilokoba- lamin akan mengubah logam berat menjadi senyawa metil dari logam tersebut yang sangat berbahaya
  • 15. Arsen dalam protein berikatan dengan kolin, sistein, glutation, dan asam lipoat tereduksi yang merupakan donor metilen
  • 16.  Struktur molekul senyawaan arsenik hampir mirip seperti fosfat sehingga memiliki karakteristik yang hampir sama (fosfor [P] dan arsen [As] berada dalam satu golongan pada tabel periodik). Dalam kondisi yang sesuai arsen dapat menggantikan posisi fosfor (homolog). Berbeda dengan fosfat, ikatan yang dibentuk arsenik dengan senyawa lain cenderung lemah dan tidak stabil. Ketidakstabilan suatu senyawa dapat mengakibatkan suatu kerusakan yang lebih besar, karena itulah arsen begitu berbahaya bagi makhluk hidup.
  • 17. TOKSISITAS As Beberapa dampak toksisitas Arsen terhadap organ Organ yang diserang Gejala/ Penyakit yang ditimbulkan Kulit Hyperkeratosis simetris pada tangan, telapak kaki Hati Pembengkakan, penyakit kuning, kerosis, portal hipertensi Sistem syaraf Sistem kardiovaskuler Kehilangan pendengaran Akrosianosis System hemopoises Megalobatosis System pernafasan Kanker paru-paru System endokrin Diabetes melitus
  • 18. Keracunan Arsen  Keracunan arsen secara akut biasanya terjadi apabila dosis arsen yang memasuki tubuh dalam jumlah yang besar (dosis sekitar 130-300 mg).  Pada keracunan kronis terjadi apabila seseorang terpapar arsen dalam dosis yang kecil, namun terjadi dalam jangka waktu yang lama (minimal sekitar 2-8 minggu).
  • 19. SOLUSI  Untuk mengurangi pencemaran arsen pada tanah, dapat digunakan tanaman hiperakumulator, yaitu Pteris Vittata dan Pityrogramma calomelonas, untuk mengurangi pencemaran arsen di air dapat digunakan filter atau dengan metode pengendapan  Penanganan keracunan logam berat seperti timbal, arsen dan merkuri dapat menggunakan 2,3-dimercapto-succinic acid (DMSA) merupakan senyawa organik larut dalam air, yang mengandung dua gugus tiol (-SH). DMSA merupakan khelator yang efektif dan aman.  Efek toksik ini dikatakan reversible karena dapat dinetralisir dengan pemberian dithiol, 2,3, dimerkaptopropanol (dimercaprol, BritishAnti-Lewisite atau BAL) yang akan berkompetisi dengan arsen dalam mengikat gugus SH (2,3).