2. “Penderitaan Klien”
Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker
payudara terminal dengan metastase yang telah resisten
terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita tersebut
mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat
lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu
ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri
bertambah hebat saat wanita itu mengubah posisinya.
Walaupun klien tampak bisa tidur nemun ia sering meminta
diberikan obat analgesik, dan keluarganya pun meminta untuk
dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesik. Saat
dilakukan diskusi perawat disimpulkan bahwa penambahan
obat analgesik dapat memppercepat kematian klien.
3. Seorang wanita berumur 50
tahun menderita penyakit
kanker payudara terminal
dengan metastase yang telah
resisten terhadap tindakan
kemoterapi dan radiasi
Wanita tersebut mengalami
nyeri tulang yang hebat dimana
sudah tidak dapat lagi diatasi
dengan pemberian dosis
morphin intravena.
Keluarga pun meminta untuk
dilakukan penambahan dosis
pemberian obat analgesik.
Saat dilakukan diskusi perawat
disimpulkan bahwa
penambahan obat analgesik
dapat memppercepat kematian
klien.
4. Euthanasia menurut Agama Islam
Euthanasia dalam bahasa Arab yaitu qatlu ar-rahma atau
taysir al-maut. Euthanasia merupakan suatu
tindakanmedis yang dilakukan secara sadar
untuk mengakhiri suatu kehidupan untuk melepaskannya
dari penderitaanyang tidak ada pengobatan yang
memungkinkan.
Euthanasia dalam Oxford English Dictionary dirumuskan
sebagai “kematian yang lembut dan nyaman, dilakukan
terutama dalam kasus penyakit yang penuh penderitaan
dan tak tersembuhkan”. Istilah yang sangat populer
untuk menyebut jenis pembunuhan ini adalah mercy
killing (Tongat, 2003 :44)
5. Pengertian euthanasia menurut istilah kesehatan
Euthanasia berarti tindakan agar kesakitan atau
penderitaan yang dilami oleh seseorang yang akan
meninggalmenjadi lebih ringan. Euthanasia juga
berarti mempercepat kematian seseorang yang
ada dalam kesakitan danpenderitaan hebat
menjelang kematiannya (Hasan, 1995:145L
6. 1. Euthanasi Aktif (Al-Qatlu Al-’Amad)
- Euthanasia Aktif langsung
- Euthanasia Aktif tidak langsung
2. Euthanasia Pasif
7. Unsur-unsur yang terdapat dalam pengampilan
keputusan untuk dilakukannya Euthanasia adalah :
1. Berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu,
2. Mengakhiri hidup, mempercepat kematian, atau
tidak memperpanjang hidup pasien,
3. Pasien menderita suatu penyakit yang sulit untuk
disembuhkan,
4. Atas permintaan pasien dan keluarganya,
5. Demi kepentingan pasien dan keluarganya.
8. Menurut MUI Hukum
Euthanasia dalam keadaan
aktif maupun dalam keadaan
pasif, menurut fatwa
MUI, tidak diperkenankan
karenaberarti melakukan
pembunuhan atau
menghilangkan nyawa orang
lain. Lebih lanjut, KH Ma¶ruf
Amin ( KetuaKomisi Fatwa
Majelis Ulama Indonesia )
mengatakan, ³euthanasia
boleh dilakukan dalam
kondisi pasif yangsangat
khusus.´
Sebagaimana secara eksplisit diatur dalam
Pasal 344 KUHP. Pasal 344 KUHP secara
tegas menyatakan :
“Barang siapa merampas nyawa orang lain
atas permintaan orang itu sendiri yang
jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati
diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun”.
Bertolak dari ketentuan Pasal 344 KUHP
tersebut tersimpul, bahwa pembunuhan
atas permintaan korban sekalipun tetap
diancam pidana bagi pelakunya. Dengan
demikian, dalam konteks hukum positif di
Indonesia euthanasia tetap dianggap
sebagai perbuatan
yang dilarang.
9. Menurut Syariah Islam..
1. Euthanasi Aktif
Hukum euthanasia aktif dalam syariah Islam adalah haram,
karena euthanasia aktif termasuk dalam kategoripembunuhan
sengaja (al-qatlu al-µamad), tindak pidana (jarimah), dan
dosa besar. Tidak dapat diterima alasan euthanasia aktif yang
sering dikemukakan yaitu kasihan melihat penderitaan pasien
sehingga kemudian dokter memudahkan kematiannya. Alasan
ini hanya melihat aspek lahiriah (empiris), padahal di balik
itu ada aspek aspek lainnya yang tidak diketahui dan
tidak dijangkau manusia. Dengan mempercepat kematian
pasiendengan euthanasia aktif, pasien tidak mendapatkan
manfaat (hikmah) dari ujian sakit yang diberikan Allah
10. 2. Euthanasia Pasif
Bergantung kepada pengetahuan kita tentang hukum
berobat (at-tadaawi) itusendiri. Yakni, apakah berobat
itu wajib, mandub,mubah, atau makruh? Dalam masalah
ini ada perbedaanpendapat. Menurut jumhur ulama,
mengobati atau berobat itu hukumnya mandub, namun
sebagian ulama adayang mewajibkan berobat, seperti
kalangan ulama Syafiiyah dan Hanabilah, seperti
dikemukakan oleh SyaikhulIslam Ibnu Taimiyah (Utomo,
2003:180).
11. ―Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan
penyakit, Dia ciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian!‖
(HRAhmad, dari Anas RA
Thank You..