ushul fiqh - hadis sebagai hujjah

1. ‫ته‬ ‫كا‬ ‫وبر‬ ‫هللا‬ ‫ورحمة‬ ‫عليكم‬ ‫م‬ ‫السال‬

2. AS SUNAH SEBAGAI SUMBER DAN DALIL
SYARA’
Dosen pengampu:
M. Agus Yusrun Nafi’, M.Si.
Disusun Kelompok 4:
Miftah Hasan Ma’mun (1310110162)
Achmad Sukron (1310110166)
Ulifatun Nasifah (1310110184)
Ihda Nur Laili M.
(1310110187)

3. 1.PENGERTIAN AS-SUNAH
2.BENTUK-BENTUK HADIS
3.KEHUJAHAN AS SUNAH
4.KEDUDUKAN AS SUNAH
TERHADAP AL QURAN AL KARIM

4. A. PENGERTIAN AS-SUNAH
Menurut bahasa adalah jalan, peraturan,
sikap, dalam bertindak dan bentuk
kehidupan.
Secara terminologi bisa dilihat dari tiga
bidang ilmu, yaitu ilmu hadis, ilmu fiqih, dan
ilmu ushul fiqih.
Menurut ulama ahli hadis, sunah identik
dengan hadis, yaitu semua yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW, baik perkataan, perbuatan, ataupun
ketetapannya sebagai manusia biasa
termasuk akhlaknya baik sebelum atau
sesudah menjadi Rasul.

5. B. BENTUK-BENTUK HADIS
a. Hadis qauli
Adalah segala yang disandarkan kepada Nabi
saw. Yang berupa perkataan atau ucapan yang
memuat berbagai maksud syara’, peristiwa, dan
keadaan, baik yang berkaitan aqidah.
Seperti contoh :
َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ ِ‫ة‬َ‫ح‬ِ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ف‬ِ‫ب‬ ْ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫َق‬‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫َن‬‫م‬ٍ‫ل‬ َ‫ة‬ َ‫َال‬‫ص‬َ‫ال‬ِ‫ب‬‫اب‬(‫مسلم‬ ‫رواه‬)
“Tidak sah sholat seorang yang tidak membaca
fatihah Al-kitab”. (HR. Muslim)

6. B. HADIS FI’LI
YAITU SEGALA YANG DISANDARKAN KEPADA
NABI SAW BERUPA PERBUATAN YANG
SAMAPI KEPADA KITA. CONTOH HADIS FI’LI
TENTANG SHALAT ADALAH SABDA NABI SAW.
YANG BERBUNYI :
‫ى‬ِ‫َل‬‫ص‬ً‫أ‬ ‫ى‬ِ‫ن‬‫و‬ً‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬ ‫َا‬‫م‬َ‫ك‬ ‫وا‬ًّ‫َل‬‫ص‬(‫الب‬ ‫رواه‬‫خارى‬)
“ SHALATLAH KALIAN SEBAGAIMANA KALIAN
MELIHAT AKU SHALAT”. (HR. BUKHARI)

7. C. HADIS TAQRIRI
ADALAH SEGALA HADIS YANG BERUPA
KETETAPAN NABI SAW TERHADAP APA YANG
DATANG DARI SAHABATNYA.
D. HADIS HAMMI
YAITU HADIS YANG BERUPA HASRAT NABI SAW
YANG BELUM TEREALISASIKAN, SEPERTI
HASRAT BERPUASA TANGGAL 9 ‘ASYURA.
E.HADIS AHWALI
IALAH HADIS YANG BERUPA HAL IHWAL NABI
SAW YANG MENYANGKUT KEADAAN FISIK ,
SIFAT-SIFAT DAN KEPRIBADIANNYA.

8. C. Fungsi As Sunnah
1. Menguatkan dan menegaskan hukum-hukum yang tersebut dalam Al
Qur’an atu disebut fungsi ta’kid dan taqrir. Dalam berntuk ini Sunnh hanya
seperti mengulangi apa saja yang terdapat dalam Al Qur’an
2. Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-Qur’an
dalam hal :
a) Menjelaskan arti yang masih samar dalam al-Qur’an
b) Merinci apa saja yang ada dalam Al-Qur’an disebutkan secara garis
besar
c) Membatasi apa-apa yang dalam al-Qur’an disebutkan secara umum
d) Memperluas maksud dari sesuatu yang tersebut dalam Al-Qur’an.

9. D. KEHUJJAHAN AS SUNAH
Umat islam telah sepakat bahwasannya apa
yang keluar dari Rosulullah Saw, baik berupa
perkataan, perbuatan, atau taqrir, dan hal itu
dimaksudkan sebagai pembentukan hukum-
hukum islam dan sebagai tuntunan, serta
diriwayatkan kepada kita dengan sanat yang
shahih yang menunjukkan kapasitas atau
dugaan kuat tentang kebenarannya, maka ia
menjadi hujjah atas kaum muslimin, dan
sebngai sumber hukum syara’.

10. BUKTI-BUKTI ATAS KEHUJAHAN ASSUNAH
a. Nash-nash Al Quran. Sesungguhnya Allah SWT
dalam beberapa ayat kitab Al Quran telah
memerintahkan untuk mentaati RasulNya, dan
menjadikan ketaatan kepada RasulNya sebagai
suatu ketaatan kepadaNya. Firman Allah yang
artinya:
“Katakanlah : Taatilah Allah dan Rasul.” ( QS. Ali
imron: 32)

11. B. IJMA’ PARA SAHABAT, BAIK PADA
MASA HIDUP RASULULLAH SAW.
MAUPUN SESUDAH WAFATNYA,
TERHADAP KEWAJIBAN MENGIKUTI
SUNAHNYA. PADA MASA HIDUP NABI,
MEREKA MELAKSANAKAN HUKUM-
HUKUMNYA DAN MENJALANKAN SEGALA
PERINTAH DAN LARANGANNYA, APA
YANG DIHALALKANNYA, DAN APA YANG
DIHARAMKANNYA.

12. C. BAHWASANNYA ALLAH DI DALAM AL
QURAN TELAH MEWAJIBKAN KEPADA
MANUSIA SEJUMLAH KEWAJIBAN
SECARA GROBAL, TANPA PENJELASAN,
HUKUM-HUKUMNYA DAN CARA
PELAKSANAANNYA TIDAK DITERANGKAN
DI DALAM AL QURAN.
KEGLOBALAN INI TELAH DITERANGKAN
OLEH ROSULULLAH SAW. MELALUI
SUNNAHNYA,BAIK YANG QOULIYAH
(BENTUK PERKATAAN) DAN AMALIYYAH.

13. D. KEDUDUKAN AS SUNAH TERHADAP AL
QURAN AL KARIM
a. Menguatkan hukum yang ada di dalam Al
Quran,
Banyak sesungguhnya ayat-ayat Al Quran
menjelaskan norma tertantu, kamudian As
Sunah menjelaskan juga norma itu. Hal ini
menunjukkan bahwa penjelasa As Sunah
itu menguatkan apa yang telah diurai di
dala Al Quran

14. B. MERINCI, MEMPERJELAS , MEMBATASI DAN
MENTAKSIS AYAT AL QURAN.
ADALAH MERINCI AYAT AL QURAN YANG MASIH
GLOBAL, MENTAQYID AYAT YANG MUTHLAK DAN
MENTAKSIS YANG MASIH AM.
C. MERINCI DAN MEMPERJELAS
BANYAK AL QURAN YANG MENJELASKAN
KEWAJIBAN MENJALANKAN SHALAT, NAMUN
BAGAIMANA SHALAT ITU DILAKUKAN, BERAPA
RAKAAT SETIAP WAKTUNYA TIDAK DIURAI DI
DALAMNYA. OLEH KARENANYA AS SUNAH
YANG MEMPERINCI DAN MEMPERJELAS.

15. D. MEMBATASI YANG MUTHLAQ
ALLAH TAALA DALAM AL-QURAN
MENJELASKAN BAHWA JUAL BELI ITU
HALAL DAN RIBA ITU HARAM. KEMUDIAN
ASSUNNAH MENGURAI JUAL BELI YANG
SAH DAN YANG FASID.
E. MENTAKHSHIS YANG ‘AM
DALAM AYT AL-QURAN JUGA DI JELASKAN
BAHWA BANGKAI ITU HARAM DIMAKAN.
KEMUDIAN ASSUNNAH MEMBERI BATASAN
BAHWA DUA MACAM BANGKAI YANG
HALAL DIMAKAN YAITU BELALANG DAN
IKAN.

16. F. MENETAPKAN HUKUM YANG TIDAK DI
JELASKAN DALM AL-QURAN
FUNGSI ASSUNNAH YANG MENETAPKAN
HUKUM YANG AL-QURAN TIDAK MEMBERIKAN
PENJELASAN NORMA HUKUMNYA. KETIKA AL-
QURAN HANYA MENGHARAMKAN MEMADU
DUA BERSAUDARA SEBAGAIMANA TERDAPOAT
PADA AYAT :
‫ماقدسلف‬ ‫إآل‬ ‫أختين‬ ‫بين‬ ‫تجمعوا‬ ‫وأن‬.
ARTINYA :
DAN DIHARAMKAN BAGI KAMU
MENGUMPULKAN ATAU MEMADU DUA
PEREMPUAN BERSAUDARA.
ASSUNNAH MENAMBAHKAN PENGHARAMAN
MEMADU ANTARA SEORANG PEREMPUAN
DENGAN BIBINYA BAIK DARI JALUR IBU ATAU
AYAH.

17. MATUR SUWUN
‫وبركاته‬ ‫ورحمةهللا‬ ‫عليكم‬ ‫م‬ ‫والسال‬