1. AKSEPTABILITAS DAN
SESINTIVITAS DATA SURVEILANS
ePIDEMIOLOGI
Kelompok 1
Mukhlis
Nike Satriana
Risak Rinaldi
Ade Yozha Ofatlitna
EPIDEMIOLOGI DAN SURVEILANCE GIZI
2. Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus terhadap data dan
informasi tentang kejadian penyakit atau masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi
guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien.
3. Konsep dasar kegiatan surveilans meliputi: Pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data dan interpretasi data, umpan balik, disseminasi yang baik serta
respon yang cepat.
Tuujuan
1. Tersedianyainformasitentangsituasi, kecenderunganpenyakit,danfaktorrisikonyasertamasalah
kesehatanmasyarakatdanfaktor-faktoryangmempengaruhinyasebagaibahanpengambilan
keputusan;
2. TerselenggaranyakewaspadaandiniterhadapkemungkinanterjadinyaKLB/Wabahdandampaknya;
3. Terselenggaranyainvestigasi danpenanggulanganKLB/Wabah;dan
4. Dasarpenyampaianinformasikesehatankepadaparapihakyangberkepentingan sesuaidengan
pertimbangankesehatan.
4. Secara umum struktur Sistem Surveilans di Indonesia berbasis laporan
Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium dan dimanfaatkan di semua
tingkatan pemerintahan di kabupaten/kota, provinsi dan pusat yang
masing-masing membentuk unit surveilans, baik struktural atau
fungsional.
Sistem surveilans memiliki karakteristik atau atribut, diantaranya yaitu:
kesederhanaan, fleksibilitas, akseptabilitas, sensitivitas, nilai prediktif
positif, kerepresentatifan, ketepatan waktu yang berkontribusi secara
langsung terhadap kemampuan mencapai tujuan spesifiknya. Kombinasi
atribut surveilans ini akan menentukan kekuatan dan kelemahan dari
sistem surveilans, sehingga harus terdapat keseimbangan diantara atribut
system surveilans tersebut (Romaguera, R.A., et al, 2000: 181):
5. Akseptabilitas menggambarkan kemauan seseorang atau
organisasi untuk berpartisipasi dalam melaksanakan sistem
surveilans
Akseptabilitas merupakan atribut yang sangat subjektif
yang mencakup kemauan pribadi dari orang – orang yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan sistem surveilans
untuk menyediakan data yang akurat, konsisten, lengkap
dan tepat waktu.
6. Sistem surveilans yang baik jika dapat diterima oleh semua pihak
terkait dengan penyelenggaraan sistem surveilans, baik unit kerja
maupun oleh orang-orang yang bertugas dalam penyelenggaraan
sistem surveilans, baik unit sumber data, unit surveilans, dan
program terkait.
7. B e b e r a p a v a r i a b e l y a n g d a p a t d i g u n a k a n u n t u k
m e n g i d e n t i f i k a s i t i n g k a t p a r t i s i p a s i :
1 . A d a n y a S u r a t K e p u t u s a n K e p a l a P u s k e s m a s
t e n t a n g s t r u k t u r o r g a n i s a s i d a n u r a i a n t u g a s
p r o g r a m S u r v e i l a n s y a n g m e m a s t i k a n a d a n y a
o r a n g y a n g b e r t a n g g u n g j a w a b t e r h a d a p
p e n y e l e n g g a r a a n s u r v e i l a n s
2 . D i b e n t u k n y a u n i t p e l a k s a n a , k e l o m p o k k e r j a
a t a u p e t u g a s y a n g b e r t a n g g u n g j a w a b s e s u a i
p e r a n t e r h a d a p p e n y e l e n g g a r a a n s u r v e i l a n s
y a n g d i t e t a p k a n d a l a m s u a t u k e p u t u s a n f o r m a l
3 . T e r d a p a t n y a r e n c a n a k e r j a p e l a k s a n a a n s i s t e m
s u r v e i l a n s d a n a n g g a r a n s e s u a i d e n g a n p e r a n
d a l a m p e n y e l e n g g a r a a n s u r v e i l a n s
4 . B e s a r n y a j u m l a h k e l e n g k a p a n l a p o r a n d a n
l a p o r a n - l a p o r a n y a n g d i k i r i m k a n t e p a t w a k t u
8. 5) Pada unit sumberdata surveilans dapat diidentifikasi
• keterlibatan dokter, perawat, petugas laboratorium dan unit-
unit yang terlibat dalam identifikasi kasus, perekaman dan
pelaporan,
• Kelengkapan isi formulir isian, baik dalam penetapan kasus
maupun variabel-variabel yang diperlukan lainnya dan 8
• Perbandingan jumlah kasus terekam dalam dokumen rekam data
surveilans dibanding dengan jumlah kasus-kasus yang telah
terdaftar, teridentifikasi atau tercatat di register
9. Sensitivitas dari suatu sistem surveilans dapat dilihat pada dua tingkatan
Pertama, pada tingkatan pengumpulan data, proporsi kasus dari suatu
penyakit/masalah kesehatan yang dideteksi oleh sistem surveilans.
Kedua, sistem dapat dinilai akan kemampuannya untuk mendeteksi KLB.
Sensitivitas (Sensitivity)
10. Secara praktis dapat dijelaskan, penekanan utama dalam menilai
sensitivitas dengan asumsi kasus – kasus yang dilaporkan sebagian
besar diklasifikasikan dengan benar adalah mengestimasi proporsi
dari jumlah kasus di masyarakat yang dapat dideteksi oleh sistem
surveilans. Sistem surveilans dengan sensitifitas tidak terlalu tinggi
masih berguna untuk memantau trend selama sensitivitasnya
konstan
11. Sensitifitas identifikasi kasus yang datang ke pelayanan
sendiri dipengaruhi oleh:
• Karakteristik definisi operasional kasus,
• Alat diagnostik,
• Kemampuan tenaga, baik karena pendidikan, maupun
pelatihan dan pengalaman,
• Perhatian pelaksana
13. Sensitivitas
Hampir seluruh responden dari puskesmas menyatakan bahwa sistem surveilans
campak yang berjalan, mampu mendeteksi kasus campak dan KLB. Responden
menyatakan bahwa sistem surveilans yang ada saat ini mampu menganalisis kejadian
campak yang terjadi di populasi (87,2%), sistem surveilans mampu menganalisis tren
dari tahun ke tahun (82,1%), sistem surveilans mampu mengestimasi kasus campak
(84,6%), dan sistem surveilans mampu mendeteksi KLB (84,6%). Namun berdasarkan
hasil wawancara, dapat diketahui bahwa formulir W2 tidak digunakan secara
optimal untuk deteksi dini KLB. Sebagian besar petugas berasumsi bahwa W2 adalah
laporan diare. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat sensitivitas yang dimiliki
sistem surveilans campak adalah rendah karena dipengaruhi oleh ketidakvalidan
data yang terkumpul pada laporan C1 dan W2.