SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
SEJARAH
   BAHASA INDONESIA


      MENGAPA
    BAHASA MELAYU?

DRA . SITI SAHARA
> LINGUA PRANCA
> STRUKTUR YANG
   SEDERHANA
> BAHASA SASRTA DAN
> BAHASA FERS
> KEDEWASAAN BANGSA
   INDONESIA
LINGUA FRANCA
PRASASATI
     Berhuruf Pallawa
> Kedukan Bukit, Palembang (638 M)
> Talang Ruwo, dekat Palembang (684 M)
> Kota Kapur, Pulau Bangka (686 M)
> Karang Berahi, Meringin, Daerah Hulu
     Jambi (686 M)
Berhuruf Nagari
Gandasuli, Jawa Tengah (832 M)
Berhuruf Arab
Kuala Berang, Trengganu (1303-1387)
LINGUA FRANCA
BERITA CINA
> Pendeta I Tsing atau I Ching ( 義淨 ; pinyin Yì Jìng)
• Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan (Catatan Ajaran Buddha
yang dikirimkan dari Laut Selatan)
•Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan (Catatan
Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman
Dinasti Tang)
> Wang p’u dalam T'ang-Hui-Yao (kisah kerajaan Melayu
mengirimkan utusan ke Cina)
Struktur sederhana dan demokratis

Struktur Sederhana
> Mudah dipelajari
> Mudah dikembang
> Mudah mendapat pengaruh

Demokratis
> Bahasa Jawa
  ngoko, madyo, inggil
> Bahasa Sunda
halus, sedeung, kasar
> Bahasa Bali
Brahmana, Ksatria, Waisya,
BAHASA SASTRA

                           Gurindam XII
Raja Ali Haji
Gurindam XII               Pasal Kesepuluh
                           Dengan bapa jangan durhaka,
                           supaya Allah tidak murka.
Abdullah Bin Abdul Kadir
                           Dengan ibu hendaklah hormat,
Munsyi                     supaya badan dapat selamat.

                           Dengan anak janganlah lalai,
Hamzah Fansuri             supaya boleh naik ke tengah balai.

                           Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
                           supaya kemaluan jangan menerpa.

                           Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi
                           kafill.
BAHASA PERS
KEDEWASAN BANGSA INDONESIA
POLITIK
> 16Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa
Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya
dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato
menggunakan bahasa Indonesia           > 28 Oktober 1928
secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar
bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesi
> 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar
1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan
bahasa Melayu sebagai bahasa negara
SASTRA

>Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan
sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang
diberi nama Commissie voor de Volkslectuur
(Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada
tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.
> Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan
muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga
Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana
EJAAN: Soewandi dan EYD
KONGRES BAHASA INDONESIA
PENGEMBANGAN BAHASA
 Raja Ali Haji
 Gurindam XII

 Abdullah Bin Abdul Kadir
 Munsyi

 Hamzah Fansuri
FUNGSI DAN PERANAN BAHASA
INDONESIA:

 > BAHANA NEGARA

 >BAHANA NASIONAL
PERKEMBANG
       BAHASA
     INDONESIA



DRA . SITI SAHARA
Kelahiran Bahasa Indonesia
 Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai
  suku bangsa dengan berbagai ragam bahasa
  daerah yang dimilikinya memerlukan adanya
  satu bahasa persatuan guna menggalang
  semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan
  ini sangat penting dalam perjuangan mengusir
  penjajah dari bumi Indonesia. Kesadaran
  politis semacam inilah yang memunculkan ide
  pentingnya bahasa yang satu, bahasa
  persatuan, bahasa yang dapat menjembatani
  keinginan pemuda-pemudi dari berbagai suku
  bangsa dan budaya di Indonesia saat itu.
Kelahiran Bahasa Indonesia
Pemuda-pemudi Indonesia pada masa pergerakan
berhasil menyelenggarakan Kongres Pemuda
Indonesia. Dalam kongres tersebut tercetuslah ikrar
bersama yang lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Ikrar Sumpah Pemuda yang dikumandangkan pada
tanggal 28 Oktober 1928 itu salah satu butirnya adalah
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Adapun bunyi ikrar lengkap pemuda Indonesia yang
dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda itu adalah
sebagai berikut.
Teks Sumpah Pemuda

- Kami putera dan puteri Indonesia
  mengaku bertumpah darah yang satu,
  Tanah Air Indonesia.
-Kami putera dan puteri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
-Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Secara historis bahasa Indonesia berakar pada bahasa Melayu Riau sebab
    bahasa yang dipilih sebagai bahasa nasional itu adalah bahasa Melayu, yang
    sudah menjadi lingua franca di pelabuhan-pelabuhan perniagaan yang
    tersebar di wilayah Nusantara.
    Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah sebagai
    berikut.
   Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca
    (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh
    wilayah Nusantara.
   Bahasa Melayu mempunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari,
    dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk
    memerkaya dan menyempurnakan fungsinya.
   Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan
    tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial, sehingga tidak
    menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.
   Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain
    untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, demi tujuan
    yang mulia.
Perkembangan Bahasa Indonesia
    Sebelum Masa Kolonial
   Meskipun bukti-bukti autentik tidak ditemukan, bahasa yang digunakan pada masa kejayaan
    kerajaan Sriwijaya pada abad VII adalah bahasa Melayu. Sementara itu, bukti-bukti yang
    tertulis mengenai pemakaian bahasa Melayu dapat ditemukan pada tahun 680 Masehi, yakni
    digunakannya bahasa Melayu untuk penulisan batu prasasti, di antaranya sebagai berikut.
      Prasasti yang ditemukan di Kedukan Bukit berangka tahun 683 Masehi.
      Prasasti yang ditemukan di Talang Tuwo (dekat Palembang) berangka tahun 686 Masehi.
      Prasasti yang ditemukan di Kota Kapur (Bangka Barat) berangka tahun 686 Masehi.
      Prasasti yang ditemukan di Karang Brahi (antara Jambi dan Sungai Musi) berangka tahun
        686 Masehi.
      Prasasti dengan nama Inskripsi Gandasuli yang ditemukan di daerah Kedu dan berasal
        dari tahun 832 Masehi.
      Pada tahun 1356 ditemukan lagi sebuah prasasti yang bahasanya berbentuk prosa
        diselingi puisi (?).
      Pada tahun 1380 di Minye Tujoh, Aceh, ditemukan batu nisan yang berisi suatu model
        syair tertua.
Perkembangan Bahasa Indonesia
    di Masa Kolonial
    mereka sudah mendapati bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan
     dan bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan. Bukti lain yang
     Pada abad XVI, ketika orang-orang Eropa datang ke Nusantara
     dapat dipaparkan adalah naskah/daftar kata yang disusun oleh
     Pigafetta pada tahun 1522. Di samping itu, pengakuan orang
     Belanda, Danckaerts, pada tahun 1631 yang mendirikan sekolah di
     Nusantara terbentur dengan bahasa pengantar. Oleh karena itu,
     pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan surat keputusan: K.B.
     1871 No. 104 yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-
     sekolah bumiputera diberi dalam bahasa Daerah, kalau tidak dipakai
     bahasa Melayu.
Perkembangan Bahasa Indonesia
di Masa Pergerakan
Setelah Sumpah Pemuda, perkembangan Bahasa
Indonesia tidak berjalan dengan mulus. Belanda
sebagai penjajah melihat pengakuan pada bahasa
Indonesia itu sebagai kerikil tajam. Oleh karena
itu, dimunculkanlah seorang ahli pendidik Belanda
bernama Dr. G.J. Niewenhuis dengan politik
bahasa kolonialnya. Isi politik bahasa kolonial
Niewenhuis itu lebih kurang sebagai berikut:
Pengaruh politik bahasa yang dicetuskan Niewenhuis itu
tentu saja menghambat perkembangan bahasa Indonesia.
Banyak pemuda pelajar berlomba-lomba mempelajari bahasa
Belanda, bahkan ada yang meminta pengesahan agar diakui
sebagai orang Belanda (seperti yang dilukiskan Abdul Muis
dalam roman Salah Asuhan pada tokoh Hanafi).
Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon, bahasa
Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Tentara
pendudukan Jepang sangat membenci semua yang berbau
Belanda; sementara itu orang-orang bumiputera belum bisa
berbahasa Jepang. Oleh karena itu, digunakanlah bahasa
Indonesia untuk memperlancar tugas-tugas administrasi dan
membantu tentara Dai Nippon melawan tentara Belanda dan
sekutu-sekutunya.
Kedudukan Bahasa Indonesia
 Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan
  yang sangat penting, yaitu (1) sebagai bahasa
  nasional, dan (2) sebagai bahasa resmi/negara.
 Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
  nasional diperoleh sejak awal kelahirannya,
  yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah
  Pemuda. Bahasa Indonesia dalam
  kedudukannya sebagai bahasa nasional
  sekaligus merupakan bahasa persatuan.
Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi
sebagai berikut.
Lambang jati diri (identitas).
Lambang kebanggaan bangsa.
Alat pemersatu berbagai masyarakat yang
mempunyai latar belakang etnis dan sosial-
budaya, serta bahasa daerah yang berbeda.
Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.
Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai
bahasa resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar
yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.
Bahasa resmi negara.
Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
serta pemerintahan.
Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu dan teknologi.
PERKEMBANGAN
     BAHASA INDONESIA

  PERISTIWA-PERISTIWA
        PENTING


> DRA . SITI SAHARA
1.
    Pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan
     Commissie voor de Volkslectuur (Komisi untuk Bacaan Rakyat)
     melalui Surat Ketetapan Gubernemen tanggal 14 September
     1908 yang bertugas:
      mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita rakyat atau
       dongeng-dongeng yang tersebar di kalangan rakyat, serta
       menerbitkannya dalam bahasa Melayu setelah diubah dan
       disempurnakan;
      menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa;
      menerima karangan pengarang-pengarang muda yang
       isinya sesuai dengan keadaan hidup di sekitarnya.
2
Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh
oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn
Pane. Pengasuh majalah ini adalah sastrawan yang
banyak memberi sumbangan terhadap perkembangan
bahasa dan sastra Indonesia. Pada masa Pujangga Baru
ini bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra
adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh
masyarakat dan tidak lagi dengan batasan-batasan yang
pernah dilakukan oleh Balai Pustaka.
3
Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah
Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa
Tengah. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan
terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof.
Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara. Dalam kongres tersebut
dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi
pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan
tersebut, antara lain:
    mengganti Ejaan van Ophuysen,
    mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan
    menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
    Badan Perwakilan.
4
Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang
melarang pemakaian bahasa Belanda yang
dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa
Jepang terpaksa menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi untuk kepentingan
penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan
sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan,
sebab bahasa Jepang belum banyak dimengerti oleh
bangsa Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan
bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin
penting.
5                      6
18 Agustus 1945        19 Maret 1947 (SK No.
bahasa Indonesia       264/Bhg. A/47) Menteri
dinyatakan secara      Pendidikan Pengajaran dan
                       Kebudayaan Mr. Soewandi
resmi sebagai bahasa
                       meresmikan Ejaan Republik
negara sesuai dengan   sebagai penyempurnaan atas
bunyi UUD 1945, Bab    ejaan sebelumnya. Ejaan
XV pasal 36: Bahasa    Republik ini juga dikenal
negara adalah bahasa   dengan sebutan Ejaan
Indonesia.             Soewandi.
7                               8
Tahun 1948 terbentuk sebuah      28 Oktober s.d. 1
lembaga yang menangani
pembinaan bahasa dengan          November 1954
nama Balai Bahasa. Lembaga       terselenggara Kongres
ini, pada tahun 1968, diubah     Bahasa Indonesia II di
namanya menjadi Lembaga          Medan, Sumatera Utara.
Bahasa Nasional dan pada tahun   Kongres ini terselenggara
1972 diubah menjadi Pusat
Pembinaan dan Pengembangan       atas prakarsa Menteri
Bahasa yang selanjutnya lebih    Pendidikan Pengajaran
dikenal dengan sebutan Pusat     dan Kebudayaan, Mr.
Bahasa.                          Mohammad Yamin.
9                                10 s/d 14
Berdasarkan Keputusan           25 s.d. 28 Februari 1975 di Jakarta
                                 diselenggarakan Seminar Politik
Presiden Nomor 57 tahun          Bahasa Indonesia.
1972 diresmikan ejaan           Tahun 1978, bulan November, di
baru yang berlaku mulai 17       Jakarta diselenggarakan Kongres
                                 Bahasa Indonesia III.
Agustus 1972, yang              Tanggal 21 s.d. 26 November 1983
dinamakan Ejaan Yang             berlangsung Kongres Bahasa
Disempurnakan (EYD) dan          Indonesia IV di Jakarta.
                                Tanggal 27 Oktober s.d. 3 November
Tap.MPR No. 2/1972               1988 berlangsung Kongres Bahasa
                                 Indonesia V di Jakarta.
                                Tanggal 28 Oktober – 2 November
                                 1993 berlangsung Kongres Bahasa
                                 Indonesia VI di Jakarta.
Sebenarnya ada usaha-usaha bersama dari pemerintah
Republik Indonesia dan pemerintah Diraja Malaysia untuk
mengadakan satu ejaan dengan mengingat antara bahasa
Indonesia dan bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai
bahasa resmi pemerintah Diraja Malaysia masih satu
rumpun atau memiliki kesamaan. Usaha itu antara lain
pemufakatan ejaan Melindo (Melayu-Indonesia), namun
usaha ini akhirnya kandas karena situasi politik antara
Indonesia dan Malaysia yang sempat memanas pada tahun
1963.
Perkembangan
      Bahasa Indonesia dan
     peristiwa-peristiwa penting

   “Penulisan Ejaan Soewandi dan
   Ejaan yang diSempurnakan (EYD)”


> DRA . SITI SAHARA
EJAAN SOEWANDI DAN EYD

Ejaan
Etimologi
Ejaan   > Hija (Arab) =
 huruf 
Ejaan > sistem tulis-
 menulis yang dibakukan
 (distandardisasikan)
RUANG LINGKUP

Pemakaian   Huruf
Penulisan Huruf
Penulisan Kata
Penulisan Unsur Serapan
Tanda Baca
PERBEDAAN
Ejaan Lama
atau Soewandi
 dan EYD
HURUP YANG DIGUNAKAN
   Ejaan Republik
   tj – tjari
   dj – djarang
   j – sajang
   nj – njaring
   sj – sjukur
   ch – chusus
 
   EYD
   c – cari
   j – jarang
   y– sayang
   ny – nyaring
   sy – syukur
   kh – khusus
NAMA HURUF
 Ejaan Republik
 c disebut se

 j disebut ye

   q disebut kuw
 y disebut ey

 
 Jadi :

 100 cc dibaca seratus sese

 ABC dibaca a-be-se
NAMA HURUF
   EYD
 
 c disebut ce
 j disebut je

 q disebut ki

 y disebut ye

 
 Jadi :

 100 cc dibaca seratus cece

 ABC dibaca a-be-ce
NAMA KHAS GEOGRAFI

   Ejaan Republik
 
   danau Toba
   gunung Kawi
   selat Sunda
   teluk Tomini

   EYD
 
   Danau Toba
   Gunung Kawi
   Selat Sunda
   Teluk Tomini
KATA SAPAAN

Ejaan Republik
Atas perhatian bapak,
 kami ucapkan….

EYD
Atas
    perhatian Bapak,
kami ucapkan….
KATA ATAU BENTUK ULANG
   Ejaan Republik
 
   Rumah2
   Anak2an
   Bermain2

   EYD
 
   Rumah-rumah
   Anak-anakan
   Bermain-main
 
KATA GANTI TUHAN
   Ejaan Republik
 
 KepadaMu, oh Tuhan
 Hanya kepadanya

 
 EYD



 Kepada-Mu
 Hanya kepada-Nya
KATA DEPAN DI- DAN KE-
   Ejaan Republik
 
 disini
 disana
 kesana

 
 EYD

 
 di sini
 di sana
 ke sana
PENULISA PUN
   Ejaan Republik
 
   Diapun pergilah.
   Haripun malamlah.
   Diberipun aku tak mau.
 
   EYD
 
   Dia pun pergilah.
   Hari pun malamlah.
   Diberi pun aku tak mau
 
SERAPAN ASING
   Ejaan Republik
   i : sistim, apotik, atlit
   w : akwarium, kwitansi,        kwartal
   a : metoda
   x : taxi, extra
   il : Formil, tradisionil, rasionil
   oir : trotoir, dresoir
   oi : repertoir
   pro: prosentase
 
   EYD
   i : sistem, apotek, atlet
   w : akuarium, kuitansi, kuartal
   a : metode
   x : taksi, ektra
HURUF KAPITAL
 Huruf   Kapital digunakan untuk
    huruf pertama awal kalimat dan
    petikan langsung:

      Dia menangis.
      Apa yang dimintanya?
      Kamu harus pergi!
    Ibu bertanya, “Kapan kamu pergi?”
HURUF KAPITAL
 Yang berhubungan dengan keagamaan
  (peristiwa agama, kitab suci, nama Tuhan
  termasuk kata gantinya)
     Allah. Nabi Sulaiman. Kepada-Nya.

 Gelar (akademis, keturunan, kegaaman)
  Jabatan dan pangkat yang diikuti nama
  orang
     Sultan Hasanudin. Haji Agus Salim.
 
HURUF KAPITAL
   Nama:

   Nama orang, nama bangsa, suku, dan bahasa
   Nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa
    sejarah

   Nama geografi
   Nama resmi badan, lembaga pemerintahan,
    ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
   Nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
    karangan
   Nama gelar, dan sapaan
   Nama kekerabatan yang digunakan sapaan
 
HURUF MIRING
 Nama buku, majalah, surat kabar yang
  dikutip dalam karangan
      Tempo. Bobo. Gadis.
 Menegaskan sesuatu (kata, huruf, atau
  frase)
   Ia bukan ditembak, melainkan tertebak
 Nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali
  yang sudah disesuaikan dengan ejaannya
      Politik divide et impera alat utama
  memecah belah
PENULISAN KATA
 Penulisan kata dasar
 Penulisan kata turunan

 Penulisan bentuk ulang

 Penulisan gabungan kata

 Kata majemuk

 Gabungan yang menjadi rancu diberi tanda
  hubung
 Gabungan yang sudah satu ditulis
  serangkai
 Kata ganti

 Kata depan
PENULISAN KATA
 Kata sandang
 Partikel 

 Singkatan dan akronim

 Akronim

 Nama diri ditulis huruf besar awalnya

 Sespa, Akabri,

 Bukan nama diri tidak ditulis huruf besar

 Radio Detection and Ranging (radar), tilang,

 
SINGKATAN DAN AKRONIM
   Singkata

   Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau
    pangkat diikuti titik
     S.Pd. S.S. S.E. M.Hum. MBA.
   Singkatan nama lembaga atau organisasi tidak menggunakan
    tanda titik
      MPR DPR AL AL AD
   Singkatan yang lazim terdiri atas tiga huruf menggunakan
    satu titik
         dkk. yth. dst.
   Singkatan yang lazim terdiri atas dua huruf menggunakan
    dua titik
      s.d. u.p. c.q
   Lambang kimia atau ukuran tidak menggunakan tanda titik
     cm Rp km kpm
PENULISAN ANGKA BILANGAN
   Bilangan tingkat
    Sultan Hamangkubowono IX
    Paku Buwono ke-10

   Lambang bilangan pada awal kalimat di tulis
    dengan huruf
       Sepuluh tersangka perampok ditangkap
    Bukan
    10 tersangka perampokan ditangkap

   Kecuali dalam dokumen resmi angka dan huruf
    tidak perlu ditulis sekaligus
     Rp 5.000.000, 00 (lima juta rupiah)
 
BUKU SUMBER

 Buku    Sumber

 Badudu,   Yus. Ejaan Bahasa
    Indonesia. Bandung : CV
    Pustaka Prima. 1994.
 
 Gani,   Ramlan A dan Mahmudah
    Fitriyah. Disiplin Berbahasa
    Indonesia. Jakarta : FITK
    Press. 2010.

More Related Content

What's hot

Power point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaPower point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaAyu Fatmawati
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Syaiful Ahdan
 
5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnyaSimon Patabang
 
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignumBulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignumSri Ariesty
 
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Syaiful Ahdan
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiariskia_chandra
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaWarnet Raha
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMRafiBio87
 
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIA
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIAPPT KUTIPAN BAHASA INDONESIA
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIAHanifa Zulfitri
 

What's hot (20)

Power point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesiaPower point bahasa indonesia
Power point bahasa indonesia
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
 
Refleksi Diri
Refleksi DiriRefleksi Diri
Refleksi Diri
 
Makalah presentasi kelompok 4
Makalah presentasi   kelompok 4Makalah presentasi   kelompok 4
Makalah presentasi kelompok 4
 
5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya
 
Presentasi Jamur (fungi)
Presentasi Jamur (fungi)Presentasi Jamur (fungi)
Presentasi Jamur (fungi)
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
Makalah Kunyit
Makalah Kunyit Makalah Kunyit
Makalah Kunyit
 
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignumBulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
 
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Membaca kritis
Membaca kritisMembaca kritis
Membaca kritis
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIA
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIAPPT KUTIPAN BAHASA INDONESIA
PPT KUTIPAN BAHASA INDONESIA
 

Viewers also liked

1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesiabusitisahara
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesiabusitisahara
 
Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1SITI HAJAR
 
2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesia2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesiatarmizitaher
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaardinad
 
322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomware322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomwareYuditia Ariansyah
 
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahKedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahSiti Farida
 
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaPengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaentjep Soerjana
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1zhu ma
 
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUDPENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUDsiti_zahara
 
Media pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMedia pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMarni Marni
 
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukanroisah453
 

Viewers also liked (12)

1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1Bm(abdullah munsyi) penggal 1
Bm(abdullah munsyi) penggal 1
 
2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesia2. sejarah bahasa indonesia
2. sejarah bahasa indonesia
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
 
322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomware322510830 makalah-ransomware
322510830 makalah-ransomware
 
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerahKedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
Kedudukan bahasa indonesia diantara bahasa asing dan bahasa daerah
 
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaPengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
 
Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1Presentasi kelompok 1
Presentasi kelompok 1
 
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUDPENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PAUD
 
Media pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMedia pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TK
 
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
 

Similar to 1.sejarah bahasaindonesia

Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaAdama Dijaklu
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesiaw2snu
 
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdfKhaeril El Soca
 
Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indtampulu
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaAbu Ja'far
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiasahabatmuslim
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaariefwahyudi12
 
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxAhmadBayu15
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembanganMeil Da
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesiaasdammantap
 
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2rahma Neg
 
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Faisal Rifqi Arbani
 
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptxSEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptxJumaBulang
 
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxSEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxWALAWELE
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiNur Agustin Mufarokhah
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxRichardManalu1
 

Similar to 1.sejarah bahasaindonesia (20)

Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
196027744 sejarah-bahasa-indonesia-pdf
 
Tugas makalah b. ind
Tugas makalah b. indTugas makalah b. ind
Tugas makalah b. ind
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Sejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesiaSejarah bahasa indonesia
Sejarah bahasa indonesia
 
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesiaSejarah perkembangan bahasa indonesia
Sejarah perkembangan bahasa indonesia
 
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxBAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptx
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
Sejarah perkembangan
Sejarah perkembanganSejarah perkembangan
Sejarah perkembangan
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
Jbptunikompp gdl-cecesobarn-23242-2-pertemua-2
 
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
Makalah sejarah bahasa_indonesia[1]
 
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptxSEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
SEJARAH_PERKEMBANGAN_BAHASA_INDONESIA.pptx
 
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptxSEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
SEJARAH BAHASA INDONESIA.pptx
 
kemem.pptx
kemem.pptxkemem.pptx
kemem.pptx
 
Makalah ade
Makalah adeMakalah ade
Makalah ade
 
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan FungsiSejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
Sejarah,Tonggak Sejarah, Senarai Kata-Kata Serapan, Kedudukan Dan Fungsi
 
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptxPPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
PPT Bahasa Indonesia_Kelompok 1.pptx
 
Sejarah bahasa-indonesia1
Sejarah bahasa-indonesia1Sejarah bahasa-indonesia1
Sejarah bahasa-indonesia1
 

1.sejarah bahasaindonesia

  • 1. SEJARAH BAHASA INDONESIA MENGAPA BAHASA MELAYU? DRA . SITI SAHARA
  • 2. > LINGUA PRANCA > STRUKTUR YANG SEDERHANA > BAHASA SASRTA DAN > BAHASA FERS > KEDEWASAAN BANGSA INDONESIA
  • 3. LINGUA FRANCA PRASASATI Berhuruf Pallawa > Kedukan Bukit, Palembang (638 M) > Talang Ruwo, dekat Palembang (684 M) > Kota Kapur, Pulau Bangka (686 M) > Karang Berahi, Meringin, Daerah Hulu Jambi (686 M) Berhuruf Nagari Gandasuli, Jawa Tengah (832 M) Berhuruf Arab Kuala Berang, Trengganu (1303-1387)
  • 4. LINGUA FRANCA BERITA CINA > Pendeta I Tsing atau I Ching ( 義淨 ; pinyin Yì Jìng) • Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan (Catatan Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut Selatan) •Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan (Catatan Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman Dinasti Tang) > Wang p’u dalam T'ang-Hui-Yao (kisah kerajaan Melayu mengirimkan utusan ke Cina)
  • 5. Struktur sederhana dan demokratis Struktur Sederhana > Mudah dipelajari > Mudah dikembang > Mudah mendapat pengaruh Demokratis > Bahasa Jawa ngoko, madyo, inggil > Bahasa Sunda halus, sedeung, kasar > Bahasa Bali Brahmana, Ksatria, Waisya,
  • 6. BAHASA SASTRA Gurindam XII Raja Ali Haji Gurindam XII Pasal Kesepuluh Dengan bapa jangan durhaka, supaya Allah tidak murka. Abdullah Bin Abdul Kadir Dengan ibu hendaklah hormat, Munsyi supaya badan dapat selamat. Dengan anak janganlah lalai, Hamzah Fansuri supaya boleh naik ke tengah balai. Dengan isteri dan gundik janganlah alpa, supaya kemaluan jangan menerpa. Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
  • 9. POLITIK > 16Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia > 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesi > 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa negara
  • 10. SASTRA >Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. > Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana
  • 11. EJAAN: Soewandi dan EYD KONGRES BAHASA INDONESIA PENGEMBANGAN BAHASA Raja Ali Haji Gurindam XII Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi Hamzah Fansuri
  • 12. FUNGSI DAN PERANAN BAHASA INDONESIA: > BAHANA NEGARA >BAHANA NASIONAL
  • 13. PERKEMBANG BAHASA INDONESIA DRA . SITI SAHARA
  • 14. Kelahiran Bahasa Indonesia  Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan berbagai ragam bahasa daerah yang dimilikinya memerlukan adanya satu bahasa persatuan guna menggalang semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan ini sangat penting dalam perjuangan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Kesadaran politis semacam inilah yang memunculkan ide pentingnya bahasa yang satu, bahasa persatuan, bahasa yang dapat menjembatani keinginan pemuda-pemudi dari berbagai suku bangsa dan budaya di Indonesia saat itu.
  • 15. Kelahiran Bahasa Indonesia Pemuda-pemudi Indonesia pada masa pergerakan berhasil menyelenggarakan Kongres Pemuda Indonesia. Dalam kongres tersebut tercetuslah ikrar bersama yang lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda. Ikrar Sumpah Pemuda yang dikumandangkan pada tanggal 28 Oktober 1928 itu salah satu butirnya adalah menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Adapun bunyi ikrar lengkap pemuda Indonesia yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda itu adalah sebagai berikut.
  • 16. Teks Sumpah Pemuda - Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia. -Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. -Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
  • 17. Secara historis bahasa Indonesia berakar pada bahasa Melayu Riau sebab bahasa yang dipilih sebagai bahasa nasional itu adalah bahasa Melayu, yang sudah menjadi lingua franca di pelabuhan-pelabuhan perniagaan yang tersebar di wilayah Nusantara. Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah sebagai berikut.  Bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya dipakai sebagai lingua franca (bahasa perantara atau bahasa pergaulan di bidang perdagangan) di seluruh wilayah Nusantara.  Bahasa Melayu mempunyai struktur sederhana sehingga mudah dipelajari, dikembangkan pemakaiannya, dan mudah menerima pengaruh luar untuk memerkaya dan menyempurnakan fungsinya.  Bahasa Melayu bersifat demokratis, tidak memperlihatkan adanya perbedaan tingkatan bahasa berdasarkan perbedaan status sosial, sehingga tidak menimbulkan perasaan sentimen dan perpecahan.  Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, demi tujuan yang mulia.
  • 18. Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Masa Kolonial  Meskipun bukti-bukti autentik tidak ditemukan, bahasa yang digunakan pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya pada abad VII adalah bahasa Melayu. Sementara itu, bukti-bukti yang tertulis mengenai pemakaian bahasa Melayu dapat ditemukan pada tahun 680 Masehi, yakni digunakannya bahasa Melayu untuk penulisan batu prasasti, di antaranya sebagai berikut.  Prasasti yang ditemukan di Kedukan Bukit berangka tahun 683 Masehi.  Prasasti yang ditemukan di Talang Tuwo (dekat Palembang) berangka tahun 686 Masehi.  Prasasti yang ditemukan di Kota Kapur (Bangka Barat) berangka tahun 686 Masehi.  Prasasti yang ditemukan di Karang Brahi (antara Jambi dan Sungai Musi) berangka tahun 686 Masehi.  Prasasti dengan nama Inskripsi Gandasuli yang ditemukan di daerah Kedu dan berasal dari tahun 832 Masehi.  Pada tahun 1356 ditemukan lagi sebuah prasasti yang bahasanya berbentuk prosa diselingi puisi (?).  Pada tahun 1380 di Minye Tujoh, Aceh, ditemukan batu nisan yang berisi suatu model syair tertua.
  • 19. Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Kolonial  mereka sudah mendapati bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan dan bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan. Bukti lain yang Pada abad XVI, ketika orang-orang Eropa datang ke Nusantara dapat dipaparkan adalah naskah/daftar kata yang disusun oleh Pigafetta pada tahun 1522. Di samping itu, pengakuan orang Belanda, Danckaerts, pada tahun 1631 yang mendirikan sekolah di Nusantara terbentur dengan bahasa pengantar. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan surat keputusan: K.B. 1871 No. 104 yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah- sekolah bumiputera diberi dalam bahasa Daerah, kalau tidak dipakai bahasa Melayu.
  • 20. Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Pergerakan Setelah Sumpah Pemuda, perkembangan Bahasa Indonesia tidak berjalan dengan mulus. Belanda sebagai penjajah melihat pengakuan pada bahasa Indonesia itu sebagai kerikil tajam. Oleh karena itu, dimunculkanlah seorang ahli pendidik Belanda bernama Dr. G.J. Niewenhuis dengan politik bahasa kolonialnya. Isi politik bahasa kolonial Niewenhuis itu lebih kurang sebagai berikut:
  • 21. Pengaruh politik bahasa yang dicetuskan Niewenhuis itu tentu saja menghambat perkembangan bahasa Indonesia. Banyak pemuda pelajar berlomba-lomba mempelajari bahasa Belanda, bahkan ada yang meminta pengesahan agar diakui sebagai orang Belanda (seperti yang dilukiskan Abdul Muis dalam roman Salah Asuhan pada tokoh Hanafi). Sebaliknya, pada masa pendudukan Dai Nippon, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Tentara pendudukan Jepang sangat membenci semua yang berbau Belanda; sementara itu orang-orang bumiputera belum bisa berbahasa Jepang. Oleh karena itu, digunakanlah bahasa Indonesia untuk memperlancar tugas-tugas administrasi dan membantu tentara Dai Nippon melawan tentara Belanda dan sekutu-sekutunya.
  • 22. Kedudukan Bahasa Indonesia  Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu (1) sebagai bahasa nasional, dan (2) sebagai bahasa resmi/negara.  Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya, yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan.
  • 23. Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut. Lambang jati diri (identitas). Lambang kebanggaan bangsa. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial- budaya, serta bahasa daerah yang berbeda. Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.
  • 24. Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut. Bahasa resmi negara. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.
  • 25. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA PERISTIWA-PERISTIWA PENTING > DRA . SITI SAHARA
  • 26. 1.  Pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Commissie voor de Volkslectuur (Komisi untuk Bacaan Rakyat) melalui Surat Ketetapan Gubernemen tanggal 14 September 1908 yang bertugas:  mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam bahasa Melayu setelah diubah dan disempurnakan;  menerjemahkan atau menyadur hasil sastra Eropa;  menerima karangan pengarang-pengarang muda yang isinya sesuai dengan keadaan hidup di sekitarnya.
  • 27. 2 Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh majalah ini adalah sastrawan yang banyak memberi sumbangan terhadap perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pada masa Pujangga Baru ini bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dengan batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh Balai Pustaka.
  • 28. 3 Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara. Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain: mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.
  • 29. 4 Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk kepentingan penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan, sebab bahasa Jepang belum banyak dimengerti oleh bangsa Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin penting.
  • 30. 5 6 18 Agustus 1945 19 Maret 1947 (SK No. bahasa Indonesia 264/Bhg. A/47) Menteri dinyatakan secara Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Mr. Soewandi resmi sebagai bahasa meresmikan Ejaan Republik negara sesuai dengan sebagai penyempurnaan atas bunyi UUD 1945, Bab ejaan sebelumnya. Ejaan XV pasal 36: Bahasa Republik ini juga dikenal negara adalah bahasa dengan sebutan Ejaan Indonesia. Soewandi.
  • 31. 7 8 Tahun 1948 terbentuk sebuah 28 Oktober s.d. 1 lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan November 1954 nama Balai Bahasa. Lembaga terselenggara Kongres ini, pada tahun 1968, diubah Bahasa Indonesia II di namanya menjadi Lembaga Medan, Sumatera Utara. Bahasa Nasional dan pada tahun Kongres ini terselenggara 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan atas prakarsa Menteri Bahasa yang selanjutnya lebih Pendidikan Pengajaran dikenal dengan sebutan Pusat dan Kebudayaan, Mr. Bahasa. Mohammad Yamin.
  • 32. 9 10 s/d 14 Berdasarkan Keputusan  25 s.d. 28 Februari 1975 di Jakarta diselenggarakan Seminar Politik Presiden Nomor 57 tahun Bahasa Indonesia. 1972 diresmikan ejaan  Tahun 1978, bulan November, di baru yang berlaku mulai 17 Jakarta diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III. Agustus 1972, yang  Tanggal 21 s.d. 26 November 1983 dinamakan Ejaan Yang berlangsung Kongres Bahasa Disempurnakan (EYD) dan Indonesia IV di Jakarta.  Tanggal 27 Oktober s.d. 3 November Tap.MPR No. 2/1972 1988 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta.  Tanggal 28 Oktober – 2 November 1993 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta.
  • 33. Sebenarnya ada usaha-usaha bersama dari pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Diraja Malaysia untuk mengadakan satu ejaan dengan mengingat antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa resmi pemerintah Diraja Malaysia masih satu rumpun atau memiliki kesamaan. Usaha itu antara lain pemufakatan ejaan Melindo (Melayu-Indonesia), namun usaha ini akhirnya kandas karena situasi politik antara Indonesia dan Malaysia yang sempat memanas pada tahun 1963.
  • 34. Perkembangan Bahasa Indonesia dan peristiwa-peristiwa penting “Penulisan Ejaan Soewandi dan Ejaan yang diSempurnakan (EYD)” > DRA . SITI SAHARA
  • 35. EJAAN SOEWANDI DAN EYD Ejaan Etimologi Ejaan > Hija (Arab) = huruf  Ejaan > sistem tulis- menulis yang dibakukan (distandardisasikan)
  • 36. RUANG LINGKUP Pemakaian Huruf Penulisan Huruf Penulisan Kata Penulisan Unsur Serapan Tanda Baca
  • 38. HURUP YANG DIGUNAKAN  Ejaan Republik  tj – tjari  dj – djarang  j – sajang  nj – njaring  sj – sjukur  ch – chusus    EYD  c – cari  j – jarang  y– sayang  ny – nyaring  sy – syukur  kh – khusus
  • 39. NAMA HURUF  Ejaan Republik  c disebut se  j disebut ye q disebut kuw  y disebut ey    Jadi :  100 cc dibaca seratus sese  ABC dibaca a-be-se
  • 40. NAMA HURUF  EYD    c disebut ce  j disebut je  q disebut ki  y disebut ye    Jadi :  100 cc dibaca seratus cece  ABC dibaca a-be-ce
  • 41. NAMA KHAS GEOGRAFI  Ejaan Republik    danau Toba  gunung Kawi  selat Sunda  teluk Tomini  EYD    Danau Toba  Gunung Kawi  Selat Sunda  Teluk Tomini
  • 42. KATA SAPAAN Ejaan Republik Atas perhatian bapak, kami ucapkan…. EYD Atas perhatian Bapak, kami ucapkan….
  • 43. KATA ATAU BENTUK ULANG  Ejaan Republik    Rumah2  Anak2an  Bermain2  EYD    Rumah-rumah  Anak-anakan  Bermain-main  
  • 44. KATA GANTI TUHAN  Ejaan Republik    KepadaMu, oh Tuhan  Hanya kepadanya    EYD  Kepada-Mu  Hanya kepada-Nya
  • 45. KATA DEPAN DI- DAN KE-  Ejaan Republik    disini  disana  kesana    EYD    di sini  di sana  ke sana
  • 46. PENULISA PUN  Ejaan Republik    Diapun pergilah.  Haripun malamlah.  Diberipun aku tak mau.    EYD    Dia pun pergilah.  Hari pun malamlah.  Diberi pun aku tak mau  
  • 47. SERAPAN ASING  Ejaan Republik  i : sistim, apotik, atlit  w : akwarium, kwitansi, kwartal  a : metoda  x : taxi, extra  il : Formil, tradisionil, rasionil  oir : trotoir, dresoir  oi : repertoir  pro: prosentase    EYD  i : sistem, apotek, atlet  w : akuarium, kuitansi, kuartal  a : metode  x : taksi, ektra
  • 48. HURUF KAPITAL  Huruf Kapital digunakan untuk huruf pertama awal kalimat dan petikan langsung:  Dia menangis.  Apa yang dimintanya?  Kamu harus pergi!  Ibu bertanya, “Kapan kamu pergi?”
  • 49. HURUF KAPITAL  Yang berhubungan dengan keagamaan (peristiwa agama, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya)  Allah. Nabi Sulaiman. Kepada-Nya.  Gelar (akademis, keturunan, kegaaman) Jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang  Sultan Hasanudin. Haji Agus Salim.  
  • 50. HURUF KAPITAL  Nama:  Nama orang, nama bangsa, suku, dan bahasa  Nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah  Nama geografi  Nama resmi badan, lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi  Nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan  Nama gelar, dan sapaan  Nama kekerabatan yang digunakan sapaan  
  • 51. HURUF MIRING  Nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam karangan  Tempo. Bobo. Gadis.  Menegaskan sesuatu (kata, huruf, atau frase)  Ia bukan ditembak, melainkan tertebak  Nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah disesuaikan dengan ejaannya  Politik divide et impera alat utama memecah belah
  • 52. PENULISAN KATA  Penulisan kata dasar  Penulisan kata turunan  Penulisan bentuk ulang  Penulisan gabungan kata  Kata majemuk  Gabungan yang menjadi rancu diberi tanda hubung  Gabungan yang sudah satu ditulis serangkai  Kata ganti  Kata depan
  • 53. PENULISAN KATA  Kata sandang  Partikel   Singkatan dan akronim  Akronim  Nama diri ditulis huruf besar awalnya  Sespa, Akabri,  Bukan nama diri tidak ditulis huruf besar  Radio Detection and Ranging (radar), tilang,  
  • 54. SINGKATAN DAN AKRONIM  Singkata  Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti titik  S.Pd. S.S. S.E. M.Hum. MBA.  Singkatan nama lembaga atau organisasi tidak menggunakan tanda titik  MPR DPR AL AL AD  Singkatan yang lazim terdiri atas tiga huruf menggunakan satu titik  dkk. yth. dst.  Singkatan yang lazim terdiri atas dua huruf menggunakan dua titik  s.d. u.p. c.q  Lambang kimia atau ukuran tidak menggunakan tanda titik  cm Rp km kpm
  • 55. PENULISAN ANGKA BILANGAN  Bilangan tingkat  Sultan Hamangkubowono IX  Paku Buwono ke-10  Lambang bilangan pada awal kalimat di tulis dengan huruf  Sepuluh tersangka perampok ditangkap  Bukan  10 tersangka perampokan ditangkap  Kecuali dalam dokumen resmi angka dan huruf tidak perlu ditulis sekaligus  Rp 5.000.000, 00 (lima juta rupiah)  
  • 56. BUKU SUMBER  Buku Sumber  Badudu, Yus. Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung : CV Pustaka Prima. 1994.    Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta : FITK Press. 2010.