3. Firman Allah – Penuntun Kehidupan
• Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi
jalanku (Mz 119: 105).
• Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang,
memberi pengertian kepada orang-orang bodoh (Mz
119: 130).
4. Firman Allah – akan terlaksana
• Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak
kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya
subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan
benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau
makan,
• demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak
akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan
melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil
dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. (Yes 55: 10 – 11)
5. Firman Tuhan – Pegangan Hidup
• Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada
ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara
lisan, maupun secara tertulis (2 Tes 2: 15).
6. Firman Allah – Pedoman Kehidupan
• Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal
Kitab Suci yang dapat MEMBERI HIKMAT kepadamu dan
MENUNTUN engkau KEPADA KESELAMATAN oleh iman
kepada Kristus Yesus.
• Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk MENGAJAR, untuk MENYATAKAN
KESALAHAN, untuk MEMPERBAIKI KELAKUAN dan untuk
MENDIDIK ORANG DALAM KEBENARAN. (2 Tim 3: 15 –
16)
7. Firman Allah – Sumber Keselamatan
• Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena
engkau muda. JADILAH TELADAN bagi orang-orang percaya,
dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
• Sementara itu, sampai aku datang BERTEKUNLAH DALAM
MEMBACA KITAB-KITAB Suci, dalam membangun dan dalam
mengajar.
• JANGAN LALAI dalam mempergunakan karunia yang ada
padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan
dengan penumpangan tangan sidang penatua.
8. Firman Allah – Sumber Keselamatan
• PERHATIKANLAH SEMUANYA ITU, HIDUPLAH DI
DALAMNYA supaya kemajuanmu nyata kepada semua
orang.
• AWASILAH DIRIMU SENDIRI dan awasilah ajaranmu.
BERTEKUNLAH DALAM SEMUANYA ITU, karena dengan
berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu
dan semua orang yang mendengar engkau. (1 Tim 4: 12
– 16)
9. Firman Allah – Berasal dari Roh Kudus
• Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa
nubuat-nubuat dalam Kitab Suci TIDAK BOLEH
DITAFSIRKAN menurut kehendak sendiri,
• sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak
manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang
berbicara atas nama Allah. (2 Ptr 1: 20 – 21)
11. 21: Gereja Menghormati Kitab-Kitab Suci
Kitab-kitab ilahi seperti juga Tubuh Tuhan sendiri selalu dihormati
oleh Gereja, yang – terutama dalam Liturgi suci – tiada hentinya
menyambut roti kehidupan dari MEJA SABDA ALLAH maupun Tubuh
Kristus, dan menyajikannya kepada Umat beriman.
Kitab-kitab itu bersama dengan Tradisi suci selalu dipandang dan
tetap dipandang sebagai NORMA IMANNYA YANG TINGGI. Sebab kitab-
kitab itu diilhami oleh Allah dan sekali untuk selamanya telah
dituliskan, serta tanpa perubahan manapun menyampaikan sabda
Allah sendiri, lagi pula mendengarkan suara Roh Kudus dalam sabda
para Nabi dan para Rasul.
12.
13. 21: Gereja Menghormati Kitab-Kitab Suci
Jadi SEMUA PEWARTAAN dalam GEREJA seperti juga agama kristiani
sendiri HARUS DIPUPUK dan DIATUR oleh KITAB SUCI. Sebab dalam
kitab-kitab suci Bapa yang ada di sorga penuh cinta kasih MENJUMPAI
para putera-Nya dan berwawancara dengan mereka. Adapun demikian
besarlah daya dan kekuatan sabda Allah, sehingga bagi Gereja
merupakan TUMPUAN serta KEKUATAN, dan bagi putera-puteri Gereja
menjadi KEKUATAN IMAN, SANTAPAN JIWA, SUMBER JERNIH dan KEKAL
HIDUP ROHANI. Oleh karena itu bagi Kitab suci berlakulah secara
istimewa kata-kata: “Memang sabda Allah penuh kehidupan dan
kekuatan” (Ibr 4:12), “yang berkuasa membangun dan mengurniakan
warisan di antara semua para kudus” (Kis 20:32; lih. 1Tes 2:13).
14. 21: Gereja Menghormati Kitab-Kitab Suci
• Kitab Suci (Mimbar Sabda) & Tubuh dan Darah Tuhan (Meja Altar)
memiliki kedudukan sama – dihormati secara sama.
• Kitab Suci: Norma Iman Tertinggi (bersama Tradisi) dari Gereja,
karena KS berasal dari Allah sendiri.
• Sumber Pewartaan Gereja.
• Kitab Suci: Medan Perjumpaan Allah dengan umat-Nya.
• Kitab Suci: Tumpuan iman dan Kekuatan Gereja.
• Kitab Suci: Kekuatan Iman, Santapan Jiwa, Sumber Hidup Rohani.
15. 25: Dianjurkan Pembacaan Kitab Suci
Oleh sebab itu SEMUA ROHANIWAN, terutama PARA IMAM KRISTUS
serta lain-lainnya, yang sebagai DIAKON atau KATEKIS secara sah
menunaikan pelayanan sabda, perlu BERPEGANG TEGUH pada Alkitab
dengan MEMBACANYA dengan asyik dan MEMPELAJARINYA dengan
saksama. Maksudnya jangan sampai ada seorang pun di antara mereka
yang menjadi “pewarta lahiriah dan hampa sabda Allah, tetapi tidak
mendengarkannya sendiri dalam batin”. Padahal ia wajib
menyampaikan kepada kaum beriman yang dipercayakan kepadanya
kekayaan sabda Allah yang melimpah, khususnya dalam Liturgi suci.
16. 25: Dianjurkan Pembacaan Kitab Suci
Begitu pula Konsili suci mendesak dengan sangat dan istimewa SEMUA
ORANG BERIMAN, terutama para religius, supaya dengan sering kali
membaca kitab-kitab ilahi memperoleh “pengertian yang mulia akan Yesus
Kristus” (Flp 3:8). “Sebab tidak mengenal Alkitab berarti tidak mengenal
Kristus” Maka hendaklah mereka DENGAN SUKA HATI MENGHADAPI nas yang
suci sendiri, entah melalui liturgi suci yang sarat dengan sabda-sabda ilahi,
entah melalui bacaan yang saleh, entah melalui lembaga-lembaga yang
cocok untuk itu serta bantuan-bantuan lain, yang berkat persetujuan dan
usaha para Gembala Gereja dewasa ini tersebar dimana-mana dengan amat
baik. Namun hendaklah mereka bahwa DOA harus menyertai pembacaan
Kitab suci, supaya terwujudlah wawancara Antara Allah dan manusia. Sebab
“kita berbicara dengan-Nya bila berdoa; kita mendengarkan-Nya bila
membaca amanat-amanat ilahi”.
17. 25: Dianjurkan Pembacaan Kitab Suci
• Para Rohaniwan (terutama Imam) dan Para Pelayan
Sabda (Diakon & Katekis):
• Berpegang teguh pada Alkitab.
• Mengadakan pembacaan dengan asyik +
Mempelajarinya dengan seksama sehingga isi
pewartaan dan hidup pewarta sejalan.
18. 25: Dianjurkan Pembacaan Kitab Suci
• SEMUA ORANG BERIMAN (terutama Kaum religius):
• Sering kali membaca kitab suci sehingga memperoleh
“pengertian yang mulia akan Yesus Kristus” (Flp 3:8).
“Sebab tidak mengenal Alkitab berarti tidak mengenal
Kristus”
• Menghadapi Sabda Allah DENGAN SUKA HATI, khususnya
melalui liturgi suci – bacaan suci – dll.
• Pembacaan KS harus disertai dengan doa.
20. Pedoman Untuk Katekis
• Spiritualitas katekis BERAKAR DALAM SABDA TUHAN yang
hidup, dengan suatu dimensi Tritunggal, sebagaimana misi
universal itu sendiri dengan memberikan keselamatan.
• Sebelum para katekis mewartakan Sabda, mereka harus
menjadikan Sabda itu milik mereka sendiri dan
menghayatinya.
21. Pedoman Untuk Katekis
• Meditasi setiap hari, terutama mengenai Sabda Allah,
dalam sikap kontemplasi dan sikap tanggap. Pengalaman
menunjukkan bahwa bahkan bagi kaum awam, meditasi
secara teratur dan Lectio Divina membawa keteraturan
bagi hidup kita dan jaminan pertumbuhan rohani.
22. Pedoman Untuk Katekis
• Perlu diingat bahwa katekis harus mempunyai
kemampuan dalam pastoral Kitab Suci, dan juga dalam
perbandingan dengan pengakuan bukan Katolik dan
dengan sekte yang sering menggunakan Injil secara
tidak benar.
24. Mengapa Katekis Mempelajari Kitab
Suci?
• Katekis sebagai orang beriman:
• Perlu belajar Kitab Suci agar Sabda Allah menjadi
Kekuatan Iman, Santapan Jiwa, Sumber Hidup Rohani
dan dengan demikian ia dapat memahami, menghayati
dan mengamalkan imannya secara lebih penuh.
• Keakraban dengan Sabda Allah dan Pemahaman Kitab
Suci secara baik dan benar akan sangat membantu
katekis dalam menjalankan tugas-tugasnya. Apa yang
diajarkan katekis, itulah yang dia hayati dalam
hidupnya.
25. Mengapa Katekis Mempelajari Kitab Suci?
• Katekis sebagai Pelayan Sabda:
• Posisi sentral & strategis Katekis di mata umat
beriman:
• Katekis seringkali dianggap sebagai orang kedua
setelah imam yang memahami Kitab Suci, berbagai
aspek hidup dan iman Gereja Katolik.
• Katekis adalah sumber informasi yang mudah
diakses terkait dengan berbagai aspek hidup Gereja
Katolik.
26. Mengapa Katekis Mempelajari Kitab Suci?
• Katekis sebagai Pelayan Saba:
• Katekis dinilai sebagai pribadi yang bisa
mengarahkan ke pemahaman yang benar sehingga
membantu umat beriman menghayati imannya
secara benar dalam hidup sehari-2.
• Katekis sendiri bisa memahami berbagai aspek
hidup Gereja Katolik sehingga dapat juga
menghayati imannya dan dengan demikian dapat
menjadi teladan hidup jemaat beriman.