Satuan acara penyuluhan membahas cara pembuangan sampah medis dan non medis dengan tepat. Penyuluhan ini diselenggarakan di rumah sakit untuk pasien dan keluarga selama 30 menit. Tujuannya agar peserta dapat membedakan dan membuang sampah medis dan non medis dengan benar.
1. SATUAN ACARA PENYULUHAN
Mata Ajar
Topik Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Tempat
Sasaran
Hari / tanggal
Waktu
: Penyuluhan Kesehatan
: Cara Pembuangan Sampah Medis dan
Non Medis
: Sampah
: Ruang 22 RS. Dr. Saiful Anwar Malang
: Keluarga pasien beserta keluarga
: Jum’at, 13 Februari 2015
: ± 30 menit
I. ANALISIS SITUASI
a. Peserta Penyuluhan
Sasaran penyuluhan adalah pasien beserta keluarga pasien.
Peserta penyuluhan telah memiliki pengetahuan :
- Membaca dan menulis.
b. Ruang Pembelajaran
Sarana penunjang : Tempat atau ruangan penyuluhan
Metode belajar yang digunakan yaitu curah pendapat
Prasarana yang tersedia : Berdialog secara langsung
c. Pemateri/Promotor
Mahasiswa
II. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit tentang
Cara Pembuangan Sampah Medis dan Non Medis, pasien beserta keluarga
pasien bisa mengetahui Cara Pembuangan Sampah Medis dan Non Medis
dengan tepat dan benar.
III. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan keluarga pasien mampu:
a. Menjelaskan pengertian sampah medis dan non medis
b. Mengelompokan mana sampah medis mana sampah non medis
2. c. Mengerti bagaimana cara pembuangan yang tepat untuk sampah
lV. MATERI
a. Menjelaskan pengertian sampah medis dan non medis
b. Mengelompokan mana sampah medis mana sampah non medis
c. Mengerti bagaimana cara pembuangan yang tepat untuk sampah
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
Vl. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No Tahap
kegiatan
Kegiatan pengajar Kegiatan peserta Media
1. Pembukaan
(5 menit)
Pembukaan
• Membuka kegiatan
dengan
mengucapkan salam
• Memperkenalkan
diri
• Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
• Menyebut materi
yang akan diberikan
• Menjawab salam
• Mendengarkan
• Memperhatikan
• Memperhatikan
Ceramah dan
tanya jawab
2. Penyajian
(15 menit)
Pelaksanaan
• Menjelaskan tentang
tata cara
pembuangan sampah
medis dan non medis
• Memberi
kesempatan kepada
keluarga pasien
untuk bertanya
• Memperhatikan
• Memperhatikan
• Bertanya dan
menjawab
pertanyaan yang
diajukan
Ceramah
3. Penutup Evaluasi
3. (10 menit) • Menanyakan kepada
keluarga pasien
materi yang telah
diberikan
• Melakukan Tanya
jawab
• Menarik kesimpulan
• Mengucapkan terima
kasih atas peran
keluarga pasien
• Mengucapkan salam
penutup
• Mendengarka
• Menjawab
pertanyaan
• Mengucap salam
Ceramah
Vll. MEDIA /ALAT
LCD Proyektor
Vlll. EVALUASI
1. Prosedur : Evaluasi dilakukan setelah selesai penyuluhan.
2. Jenis tes : Tanya jawab
3. Waktu : ± 30 Menit
Evaluasi terstruktur :
1. Meminta perizinan kepada kepala ruang 8di RSSA Malang
2. Penyuluh mempersiapkan metode, media, dan pertanyaan-pertanyaan
yang akan di berikan.
3. Meminta salah satu anggota keluarga untuk mengikuti proses
penyuluhan
Evaluasi proses :
1. Pasien dapat memahami terkait dengan tujuan instruksionalnya
2. Pasien dapat memahami dan menjelaskan tentang bagaimana
pengelompokan sampah medis dan non medis, apa saja yg termasuk
4. sampah medis dan non medis dan bagaimana cara yang tepat untuk
membuangnya
Evaluasi hasil :
1. Pasien dan keluarga mampu membedakan sampah medis dan non
medis serta bagaimana cara pembuangan yang tepat
MATERI
PEMBUANGAN SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS
5. A. Pengertian Limbah Medis
Limbah medis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang
menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.
B. Jenis-Jenis Limbah Medis
1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam,
sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan
gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan
dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda
tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
2. Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:
Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular (perawatan intensif)
Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari
poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.
3. Limbah jaringan tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh,
biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
4. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau
tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik didalamnya
harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000o
c
5. Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang
6. terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh
masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang
bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.
6. Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia
dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat
berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan
bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang
dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan
biologi.
8. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan
sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang
terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
C. Pengertian Limbah Non Medis
Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga
menghasilkan sampah non medis atau dapat disebut juga sampah non medis.
Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit
pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa
makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan
makanan, sayur dan lain-lain).
D. Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan Kesehatan
Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan
dapat menimbulkan berbagai masalah seperti:
1. Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang berasal dari
sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.
7. 2. Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut
(korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan
kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.
3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan oleh virus,
senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh berbagai
jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti
Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
5. Gangguan genetik dan reproduksi
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti,
namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan
genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.
8. A. PENUTUP
1. Kesimpulan
Limbah medis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan yang
menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.
2. Saran
Setelah mendapatkan pengetahuan mengenai cara pembuangan sampah
medis dan non medis maka dapat mengurangi resiko ampah-sampah tersebut
dapat tercampur. Dan dapat masuk ke dalam tempat pemilahan yang sudah
disediakan dapat digunakan sebagaimana mestiya.
9. DAFTAR PUSTAKA
• Silfa, AB. 2013. Pengelolaan Sampah Limbah Rumah Sakit dn
Permasalahannya.
(http://ansharcaniago.wordpress.com/2013/02/24/pengelolaan-sampahlimbah-
rumah-sakit-dan-permasalahannya/)
• Depkes RI 2009 , ’Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya’. Jakarta
• Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
• Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
(http://www.depkes.go.id)
10. DAFTAR PUSTAKA
• Silfa, AB. 2013. Pengelolaan Sampah Limbah Rumah Sakit dn
Permasalahannya.
(http://ansharcaniago.wordpress.com/2013/02/24/pengelolaan-sampahlimbah-
rumah-sakit-dan-permasalahannya/)
• Depkes RI 2009 , ’Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya’. Jakarta
• Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
• Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
(http://www.depkes.go.id)