SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Teladan Guru Anti-Korupsi
Wachid Nugroho
Dalam skala makro korupsi berkelompok, besar-besaran, sangat terorganisasi, direkayasa dan
ditutupi bersama—sesuatu yang beberapa waktu terakhir terus diberitakan media—merupakan
sesuatu yang sangat sulit dibayangkan oleh sebagian besar masyarakat awam. Dalam skala
mikro, sepertinya semua orang pernah berbohong dan sebagian besar orang pernah melakukan
korupsi kecil-kecilan. Menggunakan sarana kantor untuk keperluan sendiri, bolos kerja, dan lain-
lain. Jadi korupsi telah menjadi semacam budaya yang bersifat negatif dan membahayakan
kehidupan sosial bermasyarakat
Maraknya korupsi merasuki hampir seluruh lini kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Yang
paling nyata dan sering dilakukan banyak siswa adalah menyontek. Bahkan dalam kasus Ujian
Nasional dan sempat menyentakkan naluri dan moralitas bersama, kasus mencontek massal dan
terprogram justru dipelopori guru yang harusnya “digugu dan ditiru”, dengan menyuruh siswa
yang pandai memberikan contekan kepada teman yang lain. Guru mengorbankan harga diri dan
menyalahi kode etik korps-nya sendiri hanya karena mengejar kelulusan UN dan mengharap
nilai siswa yang tinggi.
Pencegahan korupsi perlu dilakukan sangat komprehensif, dari berbagai arah, secara serentak
dan konsisten, serta sejak sedini mungkin. Pendidikan anti-korupsi yang utuh, selain
mengandung telaah berbagai disiplin ilmu, perlu melibatkan keteladanan yang utama. Kejujuran,
moralitas, kebaikan, nilai benar-salah, dan tanggung jawab kependidikan perlu diajarkan dengan
keteladanan. Dalam dunia pendidikan guru bisa memberikan keteladanan anti-korupsi dalam tiga
ranah perilakunya yaitu pra, masa, dan pasca-KBM.
Saat pra-KBM, guru yang bertanggung jawab dan berkarakter anti-korupsi selayaknya
mempersiapkan pengajarannya dengan menyusun RPP, silabus, dan perangkat pembelajaran
lainnya dengan baik. Selama ini guru hanya membuatnya ketika akan kenaikan pangkat karena
dipersyaratkan oleh pengawas dan peraturan perundang-undangan. Atau guru membuat
perangkat tersebut karena diperintahkan kepala sekolah ketika institusi akan diaudit dalam
rangka akreditasi.
Semasa KBM jika guru telah membuat perencanaan pembelajaran secara optimal maka ia
akan dapat mengajar dengan enjoy, terstruktur dan terprogram dengan baik sehingga target
pencapaian kompetensi siswa terpenuhi. Tetapi yang banyak terjadi, guru sudah tidak membuat
perencanaan ditambah mengajar tanpa memperhatikan efektivitas dan efisiensi waktu. Banyak
guru yang terlambat masuk kelas dan keluar kelas sebelum tanda bel waktu mengajar habis. Ini
jelas bentuk korupsi waktu yang sadar atau tidak jika terakumulasi setiap saat akan merugikan
siswa dan menurunkan kualitas profesionalisme guru.
Pasca-KBM, guru yang profesional akan mengadakan evaluasi pembelajaran secara berkala
dan berkesinambungan dalam bentuk ulangan ataupun pengamatan langsung terhadap kemajuan
belajar siswa. Jika ini dilakukan, guru akan mempunyai data nilai yang mengindikasikan
pencapaian kemajuan belajar siswa sehingga bisa digunakan untuk mengevaluasi model atau
metode pengajaran. Tetapi lagi-lagi yang terjadi guru memang mengadakan ulangan ataupun
evaluasi tapi kadang-kadang hasil ulangan dikoreksi seenaknya bahkan tidak dikoreksi sama
sekali. Sudah menjadi terminologi umum adanya istilah “ngaji” atau ngarang biji ketika masa-
masa penyusunan nilai sebelum penerimaan rapor. Jadi korupsi dalam bentuk penyalahgunaan
wewenang pemberian nilai bisa dihindari.
Sudah saatnya guru merenung dan berinstropeksi bersama, dengan adanya tunjangan profesi
yang bertujuan bukan sekedar meningkatkan kesejahteraan guru tetapi yang lebih esensi dan
hakiki adalah untuk meningkatkan kualitas pengajaran dalam rangka pencapaian kompetensi
siswa. Sehingga beban minimal 24 jam mengajar selama sepekan adalah “an sich” mengajar
bertatap muka dengan siswa di kelas yang diimbangi tanggung jawab mempersiapkan,
mengevaluasi pembelajaran serta kegiatan lain yang bersifat meningkatkan kualitas pengajaran
baik di sekolah di luar kelas maupun di rumah, misalnya membaca dan mereview kembali teori-
teori pendidikan, membuat PTK, dan lain-lain.
Penulis adalah Guru Matematika
SMK Negeri 2 Salatiga
(wachid.nugroho@yahoo.com)

More Related Content

Similar to Teladan guru anti korupsi

Ya Allah
Ya AllahYa Allah
Ya Allah
sumesek
 
Novi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsiNovi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi-Umi-Bimawati
 
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islamPeran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Muhamad Fatih Rusydi
 
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
Irman Ramly
 
Skripsi alan
Skripsi alanSkripsi alan
Skripsi alan
SI Lau
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
nina
 
Cabaran Seorang Guru Masa Kini
Cabaran Seorang Guru Masa KiniCabaran Seorang Guru Masa Kini
Cabaran Seorang Guru Masa Kini
Bazrol
 
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdfKoneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
Yana653554
 
Persiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalPersiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikal
neviyarni
 
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Suaidin -Dompu
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Amrizal Ahmad
 
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
Ar Chonth
 

Similar to Teladan guru anti korupsi (20)

Ya Allah
Ya AllahYa Allah
Ya Allah
 
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
 
Novi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsiNovi umi bimawati 10410205 pbsi
Novi umi bimawati 10410205 pbsi
 
Peranan teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
Peranan teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikanPeranan teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
Peranan teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
 
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islamPeran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
Peran desain pembelajaran dalam pendidikan islam
 
Pelaksanaan administrasi pendidikan
Pelaksanaan administrasi pendidikanPelaksanaan administrasi pendidikan
Pelaksanaan administrasi pendidikan
 
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang  Berdampak Positif pa...
Modul 3.3. Angkatan 5 Reguler. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pa...
 
Skripsi alan
Skripsi alanSkripsi alan
Skripsi alan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-misini
Manajemen pendidikan-islam  deden-makbuloh-misiniManajemen pendidikan-islam  deden-makbuloh-misini
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-misini
 
tugas metodologi PAI.pptx
tugas metodologi PAI.pptxtugas metodologi PAI.pptx
tugas metodologi PAI.pptx
 
Cabaran Seorang Guru Masa Kini
Cabaran Seorang Guru Masa KiniCabaran Seorang Guru Masa Kini
Cabaran Seorang Guru Masa Kini
 
1
11
1
 
Profesion Keguruan
Profesion Keguruan Profesion Keguruan
Profesion Keguruan
 
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdfKoneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
Koneksi antar materi modul 3.3.pdf_20231022_092645_0000.pdf
 
Persiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikalPersiapan akademik lbk f klasikal
Persiapan akademik lbk f klasikal
 
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
 
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
 
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
 

Teladan guru anti korupsi

  • 1. Teladan Guru Anti-Korupsi Wachid Nugroho Dalam skala makro korupsi berkelompok, besar-besaran, sangat terorganisasi, direkayasa dan ditutupi bersama—sesuatu yang beberapa waktu terakhir terus diberitakan media—merupakan sesuatu yang sangat sulit dibayangkan oleh sebagian besar masyarakat awam. Dalam skala mikro, sepertinya semua orang pernah berbohong dan sebagian besar orang pernah melakukan korupsi kecil-kecilan. Menggunakan sarana kantor untuk keperluan sendiri, bolos kerja, dan lain- lain. Jadi korupsi telah menjadi semacam budaya yang bersifat negatif dan membahayakan kehidupan sosial bermasyarakat Maraknya korupsi merasuki hampir seluruh lini kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Yang paling nyata dan sering dilakukan banyak siswa adalah menyontek. Bahkan dalam kasus Ujian Nasional dan sempat menyentakkan naluri dan moralitas bersama, kasus mencontek massal dan terprogram justru dipelopori guru yang harusnya “digugu dan ditiru”, dengan menyuruh siswa yang pandai memberikan contekan kepada teman yang lain. Guru mengorbankan harga diri dan menyalahi kode etik korps-nya sendiri hanya karena mengejar kelulusan UN dan mengharap nilai siswa yang tinggi. Pencegahan korupsi perlu dilakukan sangat komprehensif, dari berbagai arah, secara serentak dan konsisten, serta sejak sedini mungkin. Pendidikan anti-korupsi yang utuh, selain mengandung telaah berbagai disiplin ilmu, perlu melibatkan keteladanan yang utama. Kejujuran, moralitas, kebaikan, nilai benar-salah, dan tanggung jawab kependidikan perlu diajarkan dengan keteladanan. Dalam dunia pendidikan guru bisa memberikan keteladanan anti-korupsi dalam tiga ranah perilakunya yaitu pra, masa, dan pasca-KBM. Saat pra-KBM, guru yang bertanggung jawab dan berkarakter anti-korupsi selayaknya mempersiapkan pengajarannya dengan menyusun RPP, silabus, dan perangkat pembelajaran lainnya dengan baik. Selama ini guru hanya membuatnya ketika akan kenaikan pangkat karena dipersyaratkan oleh pengawas dan peraturan perundang-undangan. Atau guru membuat perangkat tersebut karena diperintahkan kepala sekolah ketika institusi akan diaudit dalam rangka akreditasi.
  • 2. Semasa KBM jika guru telah membuat perencanaan pembelajaran secara optimal maka ia akan dapat mengajar dengan enjoy, terstruktur dan terprogram dengan baik sehingga target pencapaian kompetensi siswa terpenuhi. Tetapi yang banyak terjadi, guru sudah tidak membuat perencanaan ditambah mengajar tanpa memperhatikan efektivitas dan efisiensi waktu. Banyak guru yang terlambat masuk kelas dan keluar kelas sebelum tanda bel waktu mengajar habis. Ini jelas bentuk korupsi waktu yang sadar atau tidak jika terakumulasi setiap saat akan merugikan siswa dan menurunkan kualitas profesionalisme guru. Pasca-KBM, guru yang profesional akan mengadakan evaluasi pembelajaran secara berkala dan berkesinambungan dalam bentuk ulangan ataupun pengamatan langsung terhadap kemajuan belajar siswa. Jika ini dilakukan, guru akan mempunyai data nilai yang mengindikasikan pencapaian kemajuan belajar siswa sehingga bisa digunakan untuk mengevaluasi model atau metode pengajaran. Tetapi lagi-lagi yang terjadi guru memang mengadakan ulangan ataupun evaluasi tapi kadang-kadang hasil ulangan dikoreksi seenaknya bahkan tidak dikoreksi sama sekali. Sudah menjadi terminologi umum adanya istilah “ngaji” atau ngarang biji ketika masa- masa penyusunan nilai sebelum penerimaan rapor. Jadi korupsi dalam bentuk penyalahgunaan wewenang pemberian nilai bisa dihindari. Sudah saatnya guru merenung dan berinstropeksi bersama, dengan adanya tunjangan profesi yang bertujuan bukan sekedar meningkatkan kesejahteraan guru tetapi yang lebih esensi dan hakiki adalah untuk meningkatkan kualitas pengajaran dalam rangka pencapaian kompetensi siswa. Sehingga beban minimal 24 jam mengajar selama sepekan adalah “an sich” mengajar bertatap muka dengan siswa di kelas yang diimbangi tanggung jawab mempersiapkan, mengevaluasi pembelajaran serta kegiatan lain yang bersifat meningkatkan kualitas pengajaran baik di sekolah di luar kelas maupun di rumah, misalnya membaca dan mereview kembali teori- teori pendidikan, membuat PTK, dan lain-lain. Penulis adalah Guru Matematika SMK Negeri 2 Salatiga (wachid.nugroho@yahoo.com)