Teks ini membahas rekomendasi ITU-T G.652 tentang teknologi dan performansi kabel serat optik single mode. Rekomendasi ini menjelaskan karakteristik geometri, optik, dan mekanik kabel serat optik serta kategori atribut serat, kabel, dan link.
1. 1 | H a l a m a n
Teknologi dan Performansi ITU-T G.652
Luthfi Fauzi
School of Eelectrical Engineering
Telkom University Bandung, Indonesia
lfauzi.student.telkomuniversity.ac.id
Abstrak — Kabel optik adalah media transmisi yang
cukup handal. Sistem komunikasi serat optik
memanfaatkan cahaya sebagai gelombang informasi
yang akan dikirimkan. Pada bagian pengirim terdapat
sebuah sumber optik yang berfungsi mengubah sinyal
elektrik menjadi sinyal optik yaitu berupa berkas
cahaya. Kemudian diteruskan ke kanal informasi yang
terbuat dari serat optik. Kanal ini berfungsi sebagai
pemandu gelombang yang mentransmisikan berkas
cahaya hingga ke penerima. Dan pada bagian
penerima, berkas cahaya diterima oleh detektor optik
yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal
elektrik kembali. Dampak dari perkembangann
Teknologi digital adalah perubahan jaringan analog
menjadi jaringan digital baik dalam sistem switching
maupun dalam sistem transmisinya. Katerpaduan ini
akan meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi
yang dikirim, serta biaya operasi dan pemeliharaan
lebih ekonomis. Teknologi wavelength-division
multiplexing memberi terobosan baru dalam sistem
transmisi serat optik dimana beberapa panjang
gelombang dapat dibawa dalam sehelai serat optik.
Kemampuan ini di yakini akan terus berkembang yang
ditandai dengan semakin banyaknya jumlah panjang
gelombang yang mampu untuk ditransmisikan dalam
satu fiber. Teknologi ini merupakan salah satu bentuk
pengaplikasian dari Recommendation ITU-T G.652.
Kata-kata kunci: kabel optik, G.652, ITU-T,
tranmisi, sistem komunikasi optik
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi telekomunikasi yang
semakin pesat membawa akibat tingginya tuntunan
masyarakat pengguna jasa telekomunikasi untuk
mendapatkan layanan yang mudah dan cepat, terlebih
dalam dunia bisnis dengan persaingan yang ketat.
Perusahaan-perusahaan maju akan berkembang
dengan pesat apabila ditunjang dengan teknologi
telekomunikasi yang handal. Bagi Perusahaan
Telekomunikasi keadaan ini merupakan tantangan
untuk semakin meningkatkan kemampuan perusahaan.
Perkembangan teknologi dalam bidang
Telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana
Telekomunikasi dalam biaya relatif rendah, mutu
pelayanan yang tinggi, cepat, aman, mempunyai
kapasitas yang besar dalam menyalurkan informasi.
Seiring dengan perkembangan telekomunikasi digital
maka kemampuan sistem transmisi dengan
menggunakan Teknologi serat optik semakin
dikembangkan dengan cepat, sehingga dapat
menggeser penggunaan sistem transmisi konvensional
dimasa mendatang, terutama untuk media transmisi
jarak jauh (long distance circuit).
Dampak dari perkembangann teknologi digital adalah
perubahan jaringan analog menjadi jaringan digital
baik dalam sistem switching maupun dalam sistem
transmisinya. Katerpaduan ini akan meningkatkan
kualitas dan kuantitas informasi yang dikirim, serta
biaya operasi dan pemeliharaan lebih ekonomis.
Teknologi wavelength-division multiplexing memberi
terobosan baru dalam sistem transmisi serat optik
dimana beberapa panjang gelombang dapat dibawa
dalam sehelai serat optik. Kemampuan ini di yakini
akan terus berkembang yang ditandai dengan semakin
banyaknya jumlah panjang gelombang yang mampu
untuk ditransmisikan dalam satu fiber. Teknologi ini
merupakan salah satu bentuk pengaplikasian dari
Recommendation ITU-T G.652. Pada umumnya masih
banyak tipe kabel fiber optik yang digunakan untuk
berbagai arsitektur. Pada paper ini membatasi hanya
kabel fiber optik ITU-T G.652 saja.
.
II. TEORI FIBER OPTIK
Terdapat dua jenis kabel yang digunakan pada
perancangan jaringan fiber optik untuk solusi FTTX
yaitu kabel feeder dan patch core. Fiber to The X
(FTTX) adalah istilah umum untuk setiap arsitektur
jaringan broadband yang menggunakan serat optik
untuk menggantikan seluruh atau sebagian dari kabel.
Istilah umum berasal dari generalisasi beberapa
konfigurasi. penyebaran fiber (FTTZ, FTTC, FTTB,
FTTH), semua dimulai dengan FTT tapi dibedakan
oleh huruf terakhir, yang digantikan oleh x pada
generalisasi tersebut. Sistem FTTX paling sedikit
memiliki 2 (dua) buah perangkat optoelektronik yaitu
1 (satu) perangkat opto-elektronik di sisi sentral dan 1
(satu) perangkat di sisi pelanggan selanjutnya disebut
Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO
menimbulkan modus aplikasi atau arsitektur FTTX
menjadi berbeda.
Pada FTTZ, TKO terletak disuatu tempat di luar
bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas
besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer.
FTTZ umumnya diterapkan pada daerah peruahan
yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct
pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi
2. 2 | H a l a m a n
lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga. Pada
FTTC, TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan,
didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas
lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan
TKO memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus
meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis
yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun
tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi
pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan
menjadi pelanggan jasa hiburan. Pada Fiber to the
Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format
penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia
(provider) ke kawasan pengguna dengan
menggunakan serat optik sebagai medium
penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak
terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat
optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel
konvensional. Pada FTTB, TKO terletak di dalam
gedung dan biasanya terletak pada ruang
telekomunikasi di basement namun juga
dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di
gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan
dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB
dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis di
gedunggedung bertingkat atau bagi pelanggan
perumahan di apartemen
III. PENJELASAN TEKNOLOGI G.652
Rekomendasi ITU-T G.652 menggambarkan
geometris, atribut mekanik dan transmisi serat optik
single-mode. Kabel ini memiliki panjang gelombang
nol-dispersi sekitar 1310 nm. ITU-T G.652 fiber dapat
dioptimalkan untuk digunakan di daerah panjang
gelombang 1550 nm. Ini adalah revisi terbaru dari
rekomendasi yang pertama kali dibuat pada tahun
1984 dan berhubungan dengan beberapa modifikasi
yang relative kecil. Tabel 1 "G.652.A atribut" dan
Tabel 3 "G.652.C atribut" dari edisi 2009 belum
berubah dan tidak dimasukkan dalam edisi 2016 ini.
Tabel ini masih tersedia dalam edisi 2009 dari
Rekomendasi ITU-T G.652. Kabel serat optik ini
dapat digunakan untuk sistem dengan mode polarisasi
dispersi (PMD) dengan persyaratan yang kurang ketat.
Tabel 2 "G.652.B atribut" dan Tabel 4 "atribut
G.652.D" dari edisi 2009 telah dipertahankan dalam
revisi 2016 ini, dan telah dinomori ulang untuk Tabel
1 "atribut G.652.B" dan Tabel 2 "atribut G.652.D".
Geometris, optik, transmisi dan parameter mekanik
dijelaskan dalam tiga kategori atribut:
atribut serat adalah atribut yang dipertahankan di
seluruh kabel dan instalasi,
atribut kabel yang direkomendasikan untuk kabel,
atribut link yang merupakan ciri khas dari kabel
bersambung, menggambarkan metode estimasi
parameter antarmuka sistem berdasarkan
pengukuran, pemodelan atau pertimbangan lain.
A. URAIAN TEKNIS TEKNOLOGI G.652
Rekomendasi ini dan kategori kinerja yang berbeda
ditemukan di tabel klausul 8 yang dimaksudkan untuk
mendukung Rekomendasi sistem yang terkait:
Tabel 1. Kateogeri dan Rekomendasi ITU-T
Kategori Rekomendasi
Karakteristik
sistem optik
[B-ITU-T G.691], [b-ITU-T G.692],
[b-ITU-T G.693], [b-ITU-T G.695],
[b-ITUT G.696.1], [b-ITU-T
G.698.1], [b-ITU-TG.698.2], [b-
ITU-T G.698.3]
Sistem line
digital
[B-ITU-T G.957], [b-ITU-T
G.959.1]
sistem optikal
line untuk
jaringan lokal
dan akses
[B-ITU-T G.983.1], [b-ITU-T
G.984.2], [b-ITU-T G.985], [b-ITU-
T G.986], [b-ITU-T G.987.2], [b-
ITU-T G.989.2]
Pada saat publikasi, edisi rekomendasi ITU-T yang
ditunjukkan itu sudah pasti valid. Semua rekomendasi
dan referensi lainnya tunduk pada revisi; Oleh karena
itu pengguna rekomendasi didorong untuk menyelidiki
kemungkinan penerapan edisi terbaru dari
rekomendasi dan referensi lain yang tercantum di
bawah ini.
Tabel 2. Rekomendasi ITU-T selain G.652
[ITU-T
G.650.1]
Rekomendasi ITU-T G.650.1 (2010),
Definisi dan cara uji linear, atribut
deterministic serat single-mode dan
kabel.
[ITU-T
G.650.2]
Rekomendasi ITU-T G.650.2 (2015),
Definisi dan cara uji statistik dan non-
linear atribut terkait serat single-mode
dan kabel
[IEC
60793-2-
50]
IEC 60793-2-50 Ed. 5.0 (2015), serat
optik - Bagian 2-50: Spesifikasi produk
- spesifikasi Sectional untuk kelas B
mode single serat.
[ISO
80.000-1]
ISO 80.000-1: 2009, Besaran dan
satuan - Part 1; Umum.
Konversi. Dalam hal ini, nilai harus dibulatkan ke
jumlah digit yang diberikan dalam table nilai-nilai
yang dianjurkan sebelum kesesuaian hasilnya
dievaluasi. Aturan konvensional pembulatan
"pembulatan setengah dari nol" yang digunakan, yang
digambarkan dalam Lampiran B, Rule B dari [ISO
80.000-1]. Hanya digit pertama di luar jumlah angka
signifikan yang digunakan dalam menentukan
pembulatan.
Atribut Serat. Dalam hal ini, karakteristik serat
memiliki peran penting dalam pembuatan serat yang
dianjurkan. Rentang atau batas nilai-nilai ditunjukkan
dalam tabel klausul 8. Dari nilai-nilai tersebut,
pembuatan kabel atau instalasi secara signifikan dapat
mempengaruhi panjang gelombang kabel fiber cut-off
dan PMD.
Mode Diameter Bidang. Kedua nilai nominal dan
toleransi harus ditentukan pada 1310 nm. Nilai
3. 3 | H a l a m a n
nominal yang ditentukan akan berada dalam kisaran
yang ditemukan dalam clause 8. Toleransi yang
ditentukan tidak melebihi nilai dalam clause 8.
Penyimpangan dari nominal tidak boleh melebihi
toleransi yang ditentukan.
Diameter Cladding. Nilai nominal yang
direkomendasikan untuk diameter cladding adalah 125
μm. Nilai toleransi juga ditentukan dan tidak melebihi
nilai dalam klausul 8. Penyimpangan nilai nominal
cladding tidak boleh melebihi toleransi yang
ditentukan.
Panjang Gelombang Cut-off. Panjang gelombang
Cut-off dapat dibedakan menjadi 2 yaitu (a) panjang
gelombang cut-off kabel ƛcc dan (b) panjang
gelombang cut-off fiber ƛc. Korelasi dari nilai yang
terukur dari ƛc dan ƛcc tergantung pada serat dan
kabel desain khusus dan kondisi pengujian. Sementara
secara umum ƛcc < ƛc, hubungan kuantitatif secara
umum tidak dapat dibentuk dengan mudah.
Pentingnya memastikan panjang kabel minimum
dalam transmisi single-mode antara titik pada Panjang
gelombang operasi minimum. Hal ini dapat dilakukan
dengan merekomendasikan kabel cut-off panjang
gelombang maksimum ƛcc dari serat single-mode
kabel menjadi 1260 nm atau dengan
merekomendasikan serat maksimum cut-off panjang
gelombang ƛc menjadi 1.260 nm. Panjang gelombang
kabel cut-off, λ cc, harus kurang dari nilai maksimum
yang ditentukan dalam clause 8.
Macrobending Loss. Macrobending loss bervariasi
terhadap panjang gelombang, radius tikungan dan
jumlah putaran dengan radius tertentu. Macrobending
loss tidak boleh melebihi nilai maksimum yang
diberikan dalam klausa 8.
B. ATRIBUT KABEL G.652
Sub-bab ini menjelaskan mengenai atribut-atribut
yang direkomendasi oleh ITU-T G.652.
Koefisien Atenuasi. Koefisien atenuasi ditentukan
dengan nilai maksimum pada satu atau lebih panjang
gelombang di kedua daerah 1310 nm dan 1550 nm.
Nilai koefisien atenuasi kabel serat optik tidak
melebihi nilai yang ditemukan pada clause 8.
Koefisien atenuasi dapat dihitung di seluruh spektrum
panjang gelombang.
Mode Polarisasi. Mode Polarisasi koefisien dispersi
serat optik harus ditetapkan secara statistik, bukan atas
dasar serat tunggal. Persyaratan yang digunakan hanya
berhubungan dengan aspek link dihitung dari
informasi kabel. Pabrikan harus menyediakan nilai
desain Link PMD, PMD Q, yang berfungsi sebagai
statistik batas atas untuk koefisien PMD kabel serat
optik bersambung dalam link M bagian kabel. Batas
atas didefinisikan dalam tingkat probabilitas yang
kecil, Q, yang merupakan probabilitas nilai koefisien
PMD bersambung melebihi PMD Q. Untuk nilai-nilai
M dan Q dalam clause 8, nilai PMD Q tidak melebihi
koefisien PMD maksimum.
Pengukuran dan spesifikasi pada serat uncabled
diperlukan, tetapi tidak cukup untuk memastikan
spesifikasi serat kabel. Nilai desain link maksimal
yang ditentukan pada serat uncabled harus kurang dari
atau sama dengan serat kabel. Rasio nilai PMD untuk
serat uncabled untuk serat kabel tergantung pada
rincian pembangunan kabel dan pengolahan, serta
pada kondisi modus kopling serat uncabled. [ITU-T
G.650.2] menganjurkan penyebaran modus kopling
rendah menggunakan tegangan rendah pada spool
diameter besar untuk pengukuran serat PMD uncabled.
Batas-batas pada distribusi nilai koefisien PMD dapat
diartikan hampir setara dengan batasan pada variasi
statistik dari Diferential Group Delay (DGD), yang
bervariasi secara acak terhadap waktu dan panjang
gelombang. Ketika distribusi koefisien PMD
ditentukan untuk kabel serat optik, batas setara pada
variasi DGD dapat ditentukan.
Catatan 1 – Spesifikasi PMD Q akan diperlukan hanya
saat kabel yang digunakan untuk sistem memiliki
spesifikasi max DGD.
Catatan 2 - PMD Q harus dihitung untuk berbagai
jenis kabel, dan biasanya harus dihitung dengan
menggunakan nilai-nilai PMD sampel. Sampel akan
diambil dari kabel konstruksi serupa.
Catatan 3 – Spesifikasi PMD Q tidak harus diterapkan
untuk kabel pendek seperti kabel jumper, kabel indoor
dan kabel drop.
Catatan 4 - Serat optik dan kabel dengan koefisien
PMD yang lebih tinggi dapat digunakan untuk sistem
dengan persyaratan PMD kurang ketat (misalnya,
sistem dengan link panjang pendek atau mereka yang
memiliki toleransi PMD tinggi).
IV.SPESIFIKASI NILAI REKOMENDASI ITU.T G.652
Tabel berikut ini merangkum nilai-nilai yang
direkomendasikan untuk sejumlah kategori serat yang
memenuhi tujuan Rekomendasi ini. kategori ini
sebagian besar dibedakan atas dasar kebutuhan
pelemahan pada 1383 nm. Tabel 1, atribut ITU-T
G.652.B, berisi atribut dan nilai-nilai yang
direkomendasikan dan dibutuhkan untuk mendukung
aplikasi bit rate yang lebih tinggi, hingga STM-64,
seperti di [b-ITU-T G.691] dan [b- ITU-T G.692],
STM-256 untuk beberapa aplikasi di [b-ITU-T G.693]
dan [b-ITU-T G.959.1]. Tabel 2, atribut ITU-T
G.652.D, mirip dengan ITU-T G.652.B, tetapi
memungkinkan transmisi dalam berbagai panjang
gelombang dari 1260 nm sampai 1625 nm.
Tabel 3. Spesifikasi G.652
Fiber Attribute
Attribute Detail Value Unit
Mode field Wavelength 1310 nm
Range of
nominal
values
8.6-9.5 μm
Tolerance 0.6 μm
Cladding
Diameter
Nominal 125.0 μm
Tolerance 1 μm
Core Maximum 0.6 μm
4. 4 | H a l a m a n
concentricity
error
Cladding non-
circularity
Maximum 1.0 %
Cable cut-off
wavelength
Maximum 1260 nm
Macrobending
loss
Radius 30 mm
Number of
turns
100
Maximum
at 1625 nm
0.1 dB
Proof stress Proof stress 0.69 GPa
Chromatic
dispersion
parameter
λ0min 1300 nm
λ0max 1324 nm
S0max 0.092 ps/(nm2
× km)
Fibre attributes
Attribute Detail Value Unit
Attenuation
coefficient
Maximum
at 1310 nm
0.4 dB/km
Maximum
at 1550 nm
0.35 dB/km
Maximum
at 1625 nm
0.4 dB/km
PMD
coefficient
M 20 Cables
Q 0.01 %
Maximum
PMDQ
0.20
CATATAN 1 - Nilai koefisien atenuasi yang
tercantum dalam tabel ini tidak boleh diterapkan
pada kabel pendek seperti kabel jumper, kabel
dalam ruangan dan kabel drop. Misalnya, [b-IEC
60794-2-11] menetapkan koefisien atenuasi kabel
dalam ruangan sebesar 1,0 dB / km atau kurang
pada keduanya 1310 dan 1550 nm. Koefisien
redaman pada panjang gelombang lebih dari 1625
nm (untuk tujuan pemantauan) tidak diketahui
dengan baik. Secara umum, atenuasi meningkat saat
panjang gelombang meningkat, dan ini mungkin
menunjukkan ketergantungan panjang gelombang
yang besar karena kerugian makro dan
mikrobending.
CATATAN 2 - Menurut klausul 7.2, nilai PMDQ
maksimum pada serat tidak ditentukan untuk
mendukung persyaratan utama pada kabel PMDQ.
CATATAN 3 - Kabel serat optik dengan koefisien
PMD yang lebih tinggi dapat digunakan untuk
sistem dengan persyaratan PMD yang kurang ketat.
Fiber ITU-T G.65x dirancang untuk di aplikasikan ke
hal yang berbeda. G652 fiber dirancang agar memiliki
dispersi nol pada panjang gelombang mendekati 1310
nm, oleh karena itu dioptimalkan untuk beroperasi
dalam band 1310nm dan juga 1550 nm. G652
diaplikasikan pada areanya yang luas itu karena radius
pitanya (bend radius) yang lebar yaitu 30 mm seperti
tabel 1 & 2 diatas. G.652.A dan G.652.B tidak
dioptimalkan untuk diaplikasikan pada wavelength-
division multiplexing (WDN) karena atenuasi yang
tinggi di wilayah E-band (1360-1460 nm), yang
merupakan water peak band (band puncak air).
Serat G.652.D dibuat untuk secara khusus mengurangi
water peak pada rentang panjang gelombang 1383nm.
Maka kabel serat optik G.652.D dapat digunakan di
panjang gelombang 1310 nm dan 1550 nm, dan
mendukung transmisi Coarse WDM (CWDM).
Fiber optik single mode mempunyai ukuran diameter
core yang sangat kecil yaitu sekitar (4-10) μm dan
diameter cladding sebesar 125 μm. Diameter core jauh
lebih kecil dibandingkan dengan diameter cladding,
konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi rugi-
rugi transmisi akibat adanya fading. Cladding dan
core single mode fiber terbuat dari bahan silica glass.
Secara teori fiber ini hanya dapat mentransmisikan
sinyal dalam satu mode. Karena singlemode hanya
mentransmisikan sinyal pada mode utama, maka fiber
singlemode dapat mencegah terjadinya dispersi
kromatik. Oleh karena itu fiber optik singlemode
cocok untuk kapasitas besar dan komunikasi fiber
optik jarak jauh. Single mode fiber sangat baik
digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh
karena di samping rugi-rugi transmisi yang kecil juga
mempunyai band frkuensi yang lebar.
V. KESIMPULAN
Paper ini menjelaskan secara rinci mengenai teknologi
ITU-T G.652 dengan pembahasan sebagai berikut:
Rekomendasi ITU-T G.652 menggambarkan
geometris, atribut mekanik dan transmisi serat
optik single-mode dan kabel yang memiliki
panjang gelombang nol-dispersi sekitar 1310 nm.
ITU-T G.652 serat awalnya dioptimalkan untuk
digunakan di daerah Panjang gelombang 1310 nm,
tetapi juga dapat digunakan di wilayah 1550 nm.
Rekomendasi ITU-T G.652 ini memiliki beberapa
atribut, diantaranya atribut serat, atribut kabel,
dan atribut link.
Batas koefisien dispersi kromatik untuk setiap
panjang gelombang, λ, dihitung dengan minimal
panjang gelombang nol-dispersi, maksimum nol-
dispersi panjang gelombang, dan maksimum
kemiringan nol-dispersi.
Atribut kabel pada ITU-T G.652 terdiri dari
koefisien atenuasi, mode polarisasi, koefisien
dispersi dan terdapat tabel nilai yang dianjurkan.
G652 fiber diaplikasikan pada area yang luas
karena radius pitanya (bend radius) yang lebar
yaitu 30 mm. Selain itu, kabel serat optik G.652.D
juga mendukung transmisic oarse WDM
(CWDM).
Manfaat dari Fiber Optik Singlemode antara lain
dapat mencegah terjadinya disperse kromatik,
sangat baik digunakan untuk menyalurkan
informasi jarak jauh karena di samping rugi-rugi
transmisi yang kecil juga mempunyai band
frekuensi yang lebar.
5. 5 | H a l a m a n
DAFTAR PUSTAKA
[1] K. Matei, N. Tomas, D. Suslov, Vidner, M.,
“Application of Conventional G.652 Optikal
Fibers with Increased Evanescent-wave Overlap
for Detection of Liquids” Faculty of Electrical
Engineering, Czech Technical University in
Prague.
[2] Q. Wang and G. Farrell, “All-fiber multimode-
interference-based refractometer sensor: proposal
and design,” Opt. Lett., vol. 31, no. 3, pp. 317–
319, Feb 2006.
[3] D. Yang, D. Li, J. Tao, Y. Fang, X. Mao and W.
Tong, "An optikal fiber comprehensive analysis
system for spectral-attenuation and geometry
parameters measurement," 2017 Conference on
Lasers and Electro-Optiks Pacific Rim (CLEO-
PR), Singapore, 2017, pp. 1-2.
[4] Samuel Y. Liao, 1988, Engineering Applications
of Electromagnetic Theory, West P.C., St.
[5] Thomas Sri Widodo, 1995, Optoelektronika,
Komunikasi Serat Optik, Andi Offset,
Yogyakarta.
[6] Henry Zanger, Cynthia Zanger, 1991, Fiber
Optiks Communication Applications, Macmillan
P.C., New York.B.