SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
1 | H a l a m a n
Teknologi dan Performansi ITU-T G.652
Luthfi Fauzi
School of Eelectrical Engineering
Telkom University Bandung, Indonesia
lfauzi.student.telkomuniversity.ac.id
Abstrak — Kabel optik adalah media transmisi yang
cukup handal. Sistem komunikasi serat optik
memanfaatkan cahaya sebagai gelombang informasi
yang akan dikirimkan. Pada bagian pengirim terdapat
sebuah sumber optik yang berfungsi mengubah sinyal
elektrik menjadi sinyal optik yaitu berupa berkas
cahaya. Kemudian diteruskan ke kanal informasi yang
terbuat dari serat optik. Kanal ini berfungsi sebagai
pemandu gelombang yang mentransmisikan berkas
cahaya hingga ke penerima. Dan pada bagian
penerima, berkas cahaya diterima oleh detektor optik
yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal
elektrik kembali. Dampak dari perkembangann
Teknologi digital adalah perubahan jaringan analog
menjadi jaringan digital baik dalam sistem switching
maupun dalam sistem transmisinya. Katerpaduan ini
akan meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi
yang dikirim, serta biaya operasi dan pemeliharaan
lebih ekonomis. Teknologi wavelength-division
multiplexing memberi terobosan baru dalam sistem
transmisi serat optik dimana beberapa panjang
gelombang dapat dibawa dalam sehelai serat optik.
Kemampuan ini di yakini akan terus berkembang yang
ditandai dengan semakin banyaknya jumlah panjang
gelombang yang mampu untuk ditransmisikan dalam
satu fiber. Teknologi ini merupakan salah satu bentuk
pengaplikasian dari Recommendation ITU-T G.652.
Kata-kata kunci: kabel optik, G.652, ITU-T,
tranmisi, sistem komunikasi optik
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi telekomunikasi yang
semakin pesat membawa akibat tingginya tuntunan
masyarakat pengguna jasa telekomunikasi untuk
mendapatkan layanan yang mudah dan cepat, terlebih
dalam dunia bisnis dengan persaingan yang ketat.
Perusahaan-perusahaan maju akan berkembang
dengan pesat apabila ditunjang dengan teknologi
telekomunikasi yang handal. Bagi Perusahaan
Telekomunikasi keadaan ini merupakan tantangan
untuk semakin meningkatkan kemampuan perusahaan.
Perkembangan teknologi dalam bidang
Telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana
Telekomunikasi dalam biaya relatif rendah, mutu
pelayanan yang tinggi, cepat, aman, mempunyai
kapasitas yang besar dalam menyalurkan informasi.
Seiring dengan perkembangan telekomunikasi digital
maka kemampuan sistem transmisi dengan
menggunakan Teknologi serat optik semakin
dikembangkan dengan cepat, sehingga dapat
menggeser penggunaan sistem transmisi konvensional
dimasa mendatang, terutama untuk media transmisi
jarak jauh (long distance circuit).
Dampak dari perkembangann teknologi digital adalah
perubahan jaringan analog menjadi jaringan digital
baik dalam sistem switching maupun dalam sistem
transmisinya. Katerpaduan ini akan meningkatkan
kualitas dan kuantitas informasi yang dikirim, serta
biaya operasi dan pemeliharaan lebih ekonomis.
Teknologi wavelength-division multiplexing memberi
terobosan baru dalam sistem transmisi serat optik
dimana beberapa panjang gelombang dapat dibawa
dalam sehelai serat optik. Kemampuan ini di yakini
akan terus berkembang yang ditandai dengan semakin
banyaknya jumlah panjang gelombang yang mampu
untuk ditransmisikan dalam satu fiber. Teknologi ini
merupakan salah satu bentuk pengaplikasian dari
Recommendation ITU-T G.652. Pada umumnya masih
banyak tipe kabel fiber optik yang digunakan untuk
berbagai arsitektur. Pada paper ini membatasi hanya
kabel fiber optik ITU-T G.652 saja.
.
II. TEORI FIBER OPTIK
Terdapat dua jenis kabel yang digunakan pada
perancangan jaringan fiber optik untuk solusi FTTX
yaitu kabel feeder dan patch core. Fiber to The X
(FTTX) adalah istilah umum untuk setiap arsitektur
jaringan broadband yang menggunakan serat optik
untuk menggantikan seluruh atau sebagian dari kabel.
Istilah umum berasal dari generalisasi beberapa
konfigurasi. penyebaran fiber (FTTZ, FTTC, FTTB,
FTTH), semua dimulai dengan FTT tapi dibedakan
oleh huruf terakhir, yang digantikan oleh x pada
generalisasi tersebut. Sistem FTTX paling sedikit
memiliki 2 (dua) buah perangkat optoelektronik yaitu
1 (satu) perangkat opto-elektronik di sisi sentral dan 1
(satu) perangkat di sisi pelanggan selanjutnya disebut
Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO
menimbulkan modus aplikasi atau arsitektur FTTX
menjadi berbeda.
Pada FTTZ, TKO terletak disuatu tempat di luar
bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas
besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer.
FTTZ umumnya diterapkan pada daerah peruahan
yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct
pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi
2 | H a l a m a n
lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga. Pada
FTTC, TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan,
didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas
lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan
TKO memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus
meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis
yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun
tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi
pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan
menjadi pelanggan jasa hiburan. Pada Fiber to the
Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format
penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia
(provider) ke kawasan pengguna dengan
menggunakan serat optik sebagai medium
penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak
terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat
optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel
konvensional. Pada FTTB, TKO terletak di dalam
gedung dan biasanya terletak pada ruang
telekomunikasi di basement namun juga
dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di
gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan
dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB
dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis di
gedunggedung bertingkat atau bagi pelanggan
perumahan di apartemen
III. PENJELASAN TEKNOLOGI G.652
Rekomendasi ITU-T G.652 menggambarkan
geometris, atribut mekanik dan transmisi serat optik
single-mode. Kabel ini memiliki panjang gelombang
nol-dispersi sekitar 1310 nm. ITU-T G.652 fiber dapat
dioptimalkan untuk digunakan di daerah panjang
gelombang 1550 nm. Ini adalah revisi terbaru dari
rekomendasi yang pertama kali dibuat pada tahun
1984 dan berhubungan dengan beberapa modifikasi
yang relative kecil. Tabel 1 "G.652.A atribut" dan
Tabel 3 "G.652.C atribut" dari edisi 2009 belum
berubah dan tidak dimasukkan dalam edisi 2016 ini.
Tabel ini masih tersedia dalam edisi 2009 dari
Rekomendasi ITU-T G.652. Kabel serat optik ini
dapat digunakan untuk sistem dengan mode polarisasi
dispersi (PMD) dengan persyaratan yang kurang ketat.
Tabel 2 "G.652.B atribut" dan Tabel 4 "atribut
G.652.D" dari edisi 2009 telah dipertahankan dalam
revisi 2016 ini, dan telah dinomori ulang untuk Tabel
1 "atribut G.652.B" dan Tabel 2 "atribut G.652.D".
Geometris, optik, transmisi dan parameter mekanik
dijelaskan dalam tiga kategori atribut:
 atribut serat adalah atribut yang dipertahankan di
seluruh kabel dan instalasi,
 atribut kabel yang direkomendasikan untuk kabel,
 atribut link yang merupakan ciri khas dari kabel
bersambung, menggambarkan metode estimasi
parameter antarmuka sistem berdasarkan
pengukuran, pemodelan atau pertimbangan lain.
A. URAIAN TEKNIS TEKNOLOGI G.652
Rekomendasi ini dan kategori kinerja yang berbeda
ditemukan di tabel klausul 8 yang dimaksudkan untuk
mendukung Rekomendasi sistem yang terkait:
Tabel 1. Kateogeri dan Rekomendasi ITU-T
Kategori Rekomendasi
Karakteristik
sistem optik
[B-ITU-T G.691], [b-ITU-T G.692],
[b-ITU-T G.693], [b-ITU-T G.695],
[b-ITUT G.696.1], [b-ITU-T
G.698.1], [b-ITU-TG.698.2], [b-
ITU-T G.698.3]
Sistem line
digital
[B-ITU-T G.957], [b-ITU-T
G.959.1]
sistem optikal
line untuk
jaringan lokal
dan akses
[B-ITU-T G.983.1], [b-ITU-T
G.984.2], [b-ITU-T G.985], [b-ITU-
T G.986], [b-ITU-T G.987.2], [b-
ITU-T G.989.2]
Pada saat publikasi, edisi rekomendasi ITU-T yang
ditunjukkan itu sudah pasti valid. Semua rekomendasi
dan referensi lainnya tunduk pada revisi; Oleh karena
itu pengguna rekomendasi didorong untuk menyelidiki
kemungkinan penerapan edisi terbaru dari
rekomendasi dan referensi lain yang tercantum di
bawah ini.
Tabel 2. Rekomendasi ITU-T selain G.652
[ITU-T
G.650.1]
Rekomendasi ITU-T G.650.1 (2010),
Definisi dan cara uji linear, atribut
deterministic serat single-mode dan
kabel.
[ITU-T
G.650.2]
Rekomendasi ITU-T G.650.2 (2015),
Definisi dan cara uji statistik dan non-
linear atribut terkait serat single-mode
dan kabel
[IEC
60793-2-
50]
IEC 60793-2-50 Ed. 5.0 (2015), serat
optik - Bagian 2-50: Spesifikasi produk
- spesifikasi Sectional untuk kelas B
mode single serat.
[ISO
80.000-1]
ISO 80.000-1: 2009, Besaran dan
satuan - Part 1; Umum.
Konversi. Dalam hal ini, nilai harus dibulatkan ke
jumlah digit yang diberikan dalam table nilai-nilai
yang dianjurkan sebelum kesesuaian hasilnya
dievaluasi. Aturan konvensional pembulatan
"pembulatan setengah dari nol" yang digunakan, yang
digambarkan dalam Lampiran B, Rule B dari [ISO
80.000-1]. Hanya digit pertama di luar jumlah angka
signifikan yang digunakan dalam menentukan
pembulatan.
Atribut Serat. Dalam hal ini, karakteristik serat
memiliki peran penting dalam pembuatan serat yang
dianjurkan. Rentang atau batas nilai-nilai ditunjukkan
dalam tabel klausul 8. Dari nilai-nilai tersebut,
pembuatan kabel atau instalasi secara signifikan dapat
mempengaruhi panjang gelombang kabel fiber cut-off
dan PMD.
Mode Diameter Bidang. Kedua nilai nominal dan
toleransi harus ditentukan pada 1310 nm. Nilai
3 | H a l a m a n
nominal yang ditentukan akan berada dalam kisaran
yang ditemukan dalam clause 8. Toleransi yang
ditentukan tidak melebihi nilai dalam clause 8.
Penyimpangan dari nominal tidak boleh melebihi
toleransi yang ditentukan.
Diameter Cladding. Nilai nominal yang
direkomendasikan untuk diameter cladding adalah 125
μm. Nilai toleransi juga ditentukan dan tidak melebihi
nilai dalam klausul 8. Penyimpangan nilai nominal
cladding tidak boleh melebihi toleransi yang
ditentukan.
Panjang Gelombang Cut-off. Panjang gelombang
Cut-off dapat dibedakan menjadi 2 yaitu (a) panjang
gelombang cut-off kabel ƛcc dan (b) panjang
gelombang cut-off fiber ƛc. Korelasi dari nilai yang
terukur dari ƛc dan ƛcc tergantung pada serat dan
kabel desain khusus dan kondisi pengujian. Sementara
secara umum ƛcc < ƛc, hubungan kuantitatif secara
umum tidak dapat dibentuk dengan mudah.
Pentingnya memastikan panjang kabel minimum
dalam transmisi single-mode antara titik pada Panjang
gelombang operasi minimum. Hal ini dapat dilakukan
dengan merekomendasikan kabel cut-off panjang
gelombang maksimum ƛcc dari serat single-mode
kabel menjadi 1260 nm atau dengan
merekomendasikan serat maksimum cut-off panjang
gelombang ƛc menjadi 1.260 nm. Panjang gelombang
kabel cut-off, λ cc, harus kurang dari nilai maksimum
yang ditentukan dalam clause 8.
Macrobending Loss. Macrobending loss bervariasi
terhadap panjang gelombang, radius tikungan dan
jumlah putaran dengan radius tertentu. Macrobending
loss tidak boleh melebihi nilai maksimum yang
diberikan dalam klausa 8.
B. ATRIBUT KABEL G.652
Sub-bab ini menjelaskan mengenai atribut-atribut
yang direkomendasi oleh ITU-T G.652.
Koefisien Atenuasi. Koefisien atenuasi ditentukan
dengan nilai maksimum pada satu atau lebih panjang
gelombang di kedua daerah 1310 nm dan 1550 nm.
Nilai koefisien atenuasi kabel serat optik tidak
melebihi nilai yang ditemukan pada clause 8.
Koefisien atenuasi dapat dihitung di seluruh spektrum
panjang gelombang.
Mode Polarisasi. Mode Polarisasi koefisien dispersi
serat optik harus ditetapkan secara statistik, bukan atas
dasar serat tunggal. Persyaratan yang digunakan hanya
berhubungan dengan aspek link dihitung dari
informasi kabel. Pabrikan harus menyediakan nilai
desain Link PMD, PMD Q, yang berfungsi sebagai
statistik batas atas untuk koefisien PMD kabel serat
optik bersambung dalam link M bagian kabel. Batas
atas didefinisikan dalam tingkat probabilitas yang
kecil, Q, yang merupakan probabilitas nilai koefisien
PMD bersambung melebihi PMD Q. Untuk nilai-nilai
M dan Q dalam clause 8, nilai PMD Q tidak melebihi
koefisien PMD maksimum.
Pengukuran dan spesifikasi pada serat uncabled
diperlukan, tetapi tidak cukup untuk memastikan
spesifikasi serat kabel. Nilai desain link maksimal
yang ditentukan pada serat uncabled harus kurang dari
atau sama dengan serat kabel. Rasio nilai PMD untuk
serat uncabled untuk serat kabel tergantung pada
rincian pembangunan kabel dan pengolahan, serta
pada kondisi modus kopling serat uncabled. [ITU-T
G.650.2] menganjurkan penyebaran modus kopling
rendah menggunakan tegangan rendah pada spool
diameter besar untuk pengukuran serat PMD uncabled.
Batas-batas pada distribusi nilai koefisien PMD dapat
diartikan hampir setara dengan batasan pada variasi
statistik dari Diferential Group Delay (DGD), yang
bervariasi secara acak terhadap waktu dan panjang
gelombang. Ketika distribusi koefisien PMD
ditentukan untuk kabel serat optik, batas setara pada
variasi DGD dapat ditentukan.
Catatan 1 – Spesifikasi PMD Q akan diperlukan hanya
saat kabel yang digunakan untuk sistem memiliki
spesifikasi max DGD.
Catatan 2 - PMD Q harus dihitung untuk berbagai
jenis kabel, dan biasanya harus dihitung dengan
menggunakan nilai-nilai PMD sampel. Sampel akan
diambil dari kabel konstruksi serupa.
Catatan 3 – Spesifikasi PMD Q tidak harus diterapkan
untuk kabel pendek seperti kabel jumper, kabel indoor
dan kabel drop.
Catatan 4 - Serat optik dan kabel dengan koefisien
PMD yang lebih tinggi dapat digunakan untuk sistem
dengan persyaratan PMD kurang ketat (misalnya,
sistem dengan link panjang pendek atau mereka yang
memiliki toleransi PMD tinggi).
IV.SPESIFIKASI NILAI REKOMENDASI ITU.T G.652
Tabel berikut ini merangkum nilai-nilai yang
direkomendasikan untuk sejumlah kategori serat yang
memenuhi tujuan Rekomendasi ini. kategori ini
sebagian besar dibedakan atas dasar kebutuhan
pelemahan pada 1383 nm. Tabel 1, atribut ITU-T
G.652.B, berisi atribut dan nilai-nilai yang
direkomendasikan dan dibutuhkan untuk mendukung
aplikasi bit rate yang lebih tinggi, hingga STM-64,
seperti di [b-ITU-T G.691] dan [b- ITU-T G.692],
STM-256 untuk beberapa aplikasi di [b-ITU-T G.693]
dan [b-ITU-T G.959.1]. Tabel 2, atribut ITU-T
G.652.D, mirip dengan ITU-T G.652.B, tetapi
memungkinkan transmisi dalam berbagai panjang
gelombang dari 1260 nm sampai 1625 nm.
Tabel 3. Spesifikasi G.652
Fiber Attribute
Attribute Detail Value Unit
Mode field Wavelength 1310 nm
Range of
nominal
values
8.6-9.5 μm
Tolerance 0.6 μm
Cladding
Diameter
Nominal 125.0 μm
Tolerance 1 μm
Core Maximum 0.6 μm
4 | H a l a m a n
concentricity
error
Cladding non-
circularity
Maximum 1.0 %
Cable cut-off
wavelength
Maximum 1260 nm
Macrobending
loss
Radius 30 mm
Number of
turns
100
Maximum
at 1625 nm
0.1 dB
Proof stress Proof stress 0.69 GPa
Chromatic
dispersion
parameter
λ0min 1300 nm
λ0max 1324 nm
S0max 0.092 ps/(nm2
× km)
Fibre attributes
Attribute Detail Value Unit
Attenuation
coefficient
Maximum
at 1310 nm
0.4 dB/km
Maximum
at 1550 nm
0.35 dB/km
Maximum
at 1625 nm
0.4 dB/km
PMD
coefficient
M 20 Cables
Q 0.01 %
Maximum
PMDQ
0.20
CATATAN 1 - Nilai koefisien atenuasi yang
tercantum dalam tabel ini tidak boleh diterapkan
pada kabel pendek seperti kabel jumper, kabel
dalam ruangan dan kabel drop. Misalnya, [b-IEC
60794-2-11] menetapkan koefisien atenuasi kabel
dalam ruangan sebesar 1,0 dB / km atau kurang
pada keduanya 1310 dan 1550 nm. Koefisien
redaman pada panjang gelombang lebih dari 1625
nm (untuk tujuan pemantauan) tidak diketahui
dengan baik. Secara umum, atenuasi meningkat saat
panjang gelombang meningkat, dan ini mungkin
menunjukkan ketergantungan panjang gelombang
yang besar karena kerugian makro dan
mikrobending.
CATATAN 2 - Menurut klausul 7.2, nilai PMDQ
maksimum pada serat tidak ditentukan untuk
mendukung persyaratan utama pada kabel PMDQ.
CATATAN 3 - Kabel serat optik dengan koefisien
PMD yang lebih tinggi dapat digunakan untuk
sistem dengan persyaratan PMD yang kurang ketat.
Fiber ITU-T G.65x dirancang untuk di aplikasikan ke
hal yang berbeda. G652 fiber dirancang agar memiliki
dispersi nol pada panjang gelombang mendekati 1310
nm, oleh karena itu dioptimalkan untuk beroperasi
dalam band 1310nm dan juga 1550 nm. G652
diaplikasikan pada areanya yang luas itu karena radius
pitanya (bend radius) yang lebar yaitu 30 mm seperti
tabel 1 & 2 diatas. G.652.A dan G.652.B tidak
dioptimalkan untuk diaplikasikan pada wavelength-
division multiplexing (WDN) karena atenuasi yang
tinggi di wilayah E-band (1360-1460 nm), yang
merupakan water peak band (band puncak air).
Serat G.652.D dibuat untuk secara khusus mengurangi
water peak pada rentang panjang gelombang 1383nm.
Maka kabel serat optik G.652.D dapat digunakan di
panjang gelombang 1310 nm dan 1550 nm, dan
mendukung transmisi Coarse WDM (CWDM).
Fiber optik single mode mempunyai ukuran diameter
core yang sangat kecil yaitu sekitar (4-10) μm dan
diameter cladding sebesar 125 μm. Diameter core jauh
lebih kecil dibandingkan dengan diameter cladding,
konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi rugi-
rugi transmisi akibat adanya fading. Cladding dan
core single mode fiber terbuat dari bahan silica glass.
Secara teori fiber ini hanya dapat mentransmisikan
sinyal dalam satu mode. Karena singlemode hanya
mentransmisikan sinyal pada mode utama, maka fiber
singlemode dapat mencegah terjadinya dispersi
kromatik. Oleh karena itu fiber optik singlemode
cocok untuk kapasitas besar dan komunikasi fiber
optik jarak jauh. Single mode fiber sangat baik
digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh
karena di samping rugi-rugi transmisi yang kecil juga
mempunyai band frkuensi yang lebar.
V. KESIMPULAN
Paper ini menjelaskan secara rinci mengenai teknologi
ITU-T G.652 dengan pembahasan sebagai berikut:
 Rekomendasi ITU-T G.652 menggambarkan
geometris, atribut mekanik dan transmisi serat
optik single-mode dan kabel yang memiliki
panjang gelombang nol-dispersi sekitar 1310 nm.
ITU-T G.652 serat awalnya dioptimalkan untuk
digunakan di daerah Panjang gelombang 1310 nm,
tetapi juga dapat digunakan di wilayah 1550 nm.
Rekomendasi ITU-T G.652 ini memiliki beberapa
atribut, diantaranya atribut serat, atribut kabel,
dan atribut link.
 Batas koefisien dispersi kromatik untuk setiap
panjang gelombang, λ, dihitung dengan minimal
panjang gelombang nol-dispersi, maksimum nol-
dispersi panjang gelombang, dan maksimum
kemiringan nol-dispersi.
 Atribut kabel pada ITU-T G.652 terdiri dari
koefisien atenuasi, mode polarisasi, koefisien
dispersi dan terdapat tabel nilai yang dianjurkan.
 G652 fiber diaplikasikan pada area yang luas
karena radius pitanya (bend radius) yang lebar
yaitu 30 mm. Selain itu, kabel serat optik G.652.D
juga mendukung transmisic oarse WDM
(CWDM).
 Manfaat dari Fiber Optik Singlemode antara lain
dapat mencegah terjadinya disperse kromatik,
sangat baik digunakan untuk menyalurkan
informasi jarak jauh karena di samping rugi-rugi
transmisi yang kecil juga mempunyai band
frekuensi yang lebar.
5 | H a l a m a n
DAFTAR PUSTAKA
[1] K. Matei, N. Tomas, D. Suslov, Vidner, M.,
“Application of Conventional G.652 Optikal
Fibers with Increased Evanescent-wave Overlap
for Detection of Liquids” Faculty of Electrical
Engineering, Czech Technical University in
Prague.
[2] Q. Wang and G. Farrell, “All-fiber multimode-
interference-based refractometer sensor: proposal
and design,” Opt. Lett., vol. 31, no. 3, pp. 317–
319, Feb 2006.
[3] D. Yang, D. Li, J. Tao, Y. Fang, X. Mao and W.
Tong, "An optikal fiber comprehensive analysis
system for spectral-attenuation and geometry
parameters measurement," 2017 Conference on
Lasers and Electro-Optiks Pacific Rim (CLEO-
PR), Singapore, 2017, pp. 1-2.
[4] Samuel Y. Liao, 1988, Engineering Applications
of Electromagnetic Theory, West P.C., St.
[5] Thomas Sri Widodo, 1995, Optoelektronika,
Komunikasi Serat Optik, Andi Offset,
Yogyakarta.
[6] Henry Zanger, Cynthia Zanger, 1991, Fiber
Optiks Communication Applications, Macmillan
P.C., New York.B.

More Related Content

What's hot

Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkk
Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkkJaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkk
Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkkampas03
 
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Ray KHASTUR
 
Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)gekia
 
Bab 2.1: Pendawaian Rangkaian
Bab 2.1: Pendawaian RangkaianBab 2.1: Pendawaian Rangkaian
Bab 2.1: Pendawaian RangkaianZulhana Zulkifle
 
Modul 1 overview ft tx
Modul 1 overview ft txModul 1 overview ft tx
Modul 1 overview ft txSherly Toresia
 
Cell Station Pada Jaringan Wireless Local Loop
Cell Station Pada Jaringan Wireless Local LoopCell Station Pada Jaringan Wireless Local Loop
Cell Station Pada Jaringan Wireless Local LoopMateri Kuliah Online
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 2a jaringan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 2a   jaringan dasar telekomunikasiDasar Telekomunikasi - Slide week 2a   jaringan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 2a jaringan dasar telekomunikasiBeny Nugraha
 
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajar
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajarDunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajar
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajarindonesiabelajar
 
Analisis kualitas jaringan lokal akses fiber optik pada indihome pt.telkom
Analisis kualitas jaringan lokal akses fiber optik pada indihome pt.telkomAnalisis kualitas jaringan lokal akses fiber optik pada indihome pt.telkom
Analisis kualitas jaringan lokal akses fiber optik pada indihome pt.telkomWilliam Yap
 
Evolusi _teknologi selular
Evolusi _teknologi selularEvolusi _teknologi selular
Evolusi _teknologi selularnunuburhanudin
 
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektroBab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektroFairuz Zabadi
 

What's hot (20)

Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkk
Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkkJaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkk
Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkk
 
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)
 
Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)
 
Chapter3 Sistem Komunikasi Telepon
Chapter3 Sistem Komunikasi TeleponChapter3 Sistem Komunikasi Telepon
Chapter3 Sistem Komunikasi Telepon
 
Slide Chapter 6 Pengkodean
Slide Chapter 6 PengkodeanSlide Chapter 6 Pengkodean
Slide Chapter 6 Pengkodean
 
Bab 2.1: Pendawaian Rangkaian
Bab 2.1: Pendawaian RangkaianBab 2.1: Pendawaian Rangkaian
Bab 2.1: Pendawaian Rangkaian
 
Modul 1 overview ft tx
Modul 1 overview ft txModul 1 overview ft tx
Modul 1 overview ft tx
 
Cell Station Pada Jaringan Wireless Local Loop
Cell Station Pada Jaringan Wireless Local LoopCell Station Pada Jaringan Wireless Local Loop
Cell Station Pada Jaringan Wireless Local Loop
 
Sistem Komunikasi Bergerak
Sistem Komunikasi BergerakSistem Komunikasi Bergerak
Sistem Komunikasi Bergerak
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 2a jaringan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 2a   jaringan dasar telekomunikasiDasar Telekomunikasi - Slide week 2a   jaringan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 2a jaringan dasar telekomunikasi
 
Bisnis lte di indonesia
Bisnis lte di indonesiaBisnis lte di indonesia
Bisnis lte di indonesia
 
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajar
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajarDunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajar
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajar
 
Modul 3 design ft tx
Modul 3 design ft txModul 3 design ft tx
Modul 3 design ft tx
 
7.1.4.09.04
7.1.4.09.047.1.4.09.04
7.1.4.09.04
 
Analisis kualitas jaringan lokal akses fiber optik pada indihome pt.telkom
Analisis kualitas jaringan lokal akses fiber optik pada indihome pt.telkomAnalisis kualitas jaringan lokal akses fiber optik pada indihome pt.telkom
Analisis kualitas jaringan lokal akses fiber optik pada indihome pt.telkom
 
Evolusi _teknologi selular
Evolusi _teknologi selularEvolusi _teknologi selular
Evolusi _teknologi selular
 
Slide minggu ke 15
Slide minggu ke 15Slide minggu ke 15
Slide minggu ke 15
 
Nama kelompok
Nama kelompokNama kelompok
Nama kelompok
 
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektroBab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
 
Chapter2 Dasar Sistem Telekomunikasi
Chapter2 Dasar Sistem TelekomunikasiChapter2 Dasar Sistem Telekomunikasi
Chapter2 Dasar Sistem Telekomunikasi
 

Similar to Luthfi fauzi 1101188545 - paper

Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optikChapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optikMuhammad Najib
 
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasi
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasiAhmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasi
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasiAhmad Surya Arifin
 
Presentasi kabel
Presentasi kabelPresentasi kabel
Presentasi kabelNia Arievah
 
FTTH by Khoerul Anam.pptx
FTTH by Khoerul Anam.pptxFTTH by Khoerul Anam.pptx
FTTH by Khoerul Anam.pptxKhoerul Anam
 
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptxmedia_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptxPutri Arifah
 
PPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxPPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxYuukiKun5
 
Tugas 3 Kelompok Komdat Jarkom Happy.pptx
Tugas 3 Kelompok Komdat Jarkom Happy.pptxTugas 3 Kelompok Komdat Jarkom Happy.pptx
Tugas 3 Kelompok Komdat Jarkom Happy.pptxadambkanam
 
Tugas Kelompok Komdat Happy Azril R F.pptx
Tugas Kelompok Komdat Happy Azril R F.pptxTugas Kelompok Komdat Happy Azril R F.pptx
Tugas Kelompok Komdat Happy Azril R F.pptxendogcity
 
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitasModul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitasWarstekTV
 
Perencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerPerencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerNevi Faradina
 
Tugas kelompok komunikasi data
Tugas kelompok komunikasi dataTugas kelompok komunikasi data
Tugas kelompok komunikasi dataIndriani Septinia
 
Pertemuan 5 media transmisi-wire ok
Pertemuan 5   media transmisi-wire okPertemuan 5   media transmisi-wire ok
Pertemuan 5 media transmisi-wire okeli priyatna laidan
 
media-transmisi-wire
media-transmisi-wiremedia-transmisi-wire
media-transmisi-wireNoval Sp
 
Presentasi Laporan PKL di CCAN dan WAN PT TELKOM
Presentasi Laporan PKL di CCAN dan WAN PT TELKOMPresentasi Laporan PKL di CCAN dan WAN PT TELKOM
Presentasi Laporan PKL di CCAN dan WAN PT TELKOMMohamadRidhoAlamsyah
 

Similar to Luthfi fauzi 1101188545 - paper (20)

Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optikChapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optik
 
MAkalah Seminar
MAkalah SeminarMAkalah Seminar
MAkalah Seminar
 
Interface OTN untuk IP over DWDM
Interface OTN untuk IP over DWDMInterface OTN untuk IP over DWDM
Interface OTN untuk IP over DWDM
 
PengenalanFTTx.pptx
PengenalanFTTx.pptxPengenalanFTTx.pptx
PengenalanFTTx.pptx
 
Jaringan akses fiber optik
Jaringan akses fiber optikJaringan akses fiber optik
Jaringan akses fiber optik
 
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasi
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasiAhmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasi
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasi
 
Presentasi kabel
Presentasi kabelPresentasi kabel
Presentasi kabel
 
FTTH by Khoerul Anam.pptx
FTTH by Khoerul Anam.pptxFTTH by Khoerul Anam.pptx
FTTH by Khoerul Anam.pptx
 
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptxmedia_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
 
PPT sempro.pptx
PPT sempro.pptxPPT sempro.pptx
PPT sempro.pptx
 
Fibre To The Home
Fibre To The HomeFibre To The Home
Fibre To The Home
 
Teknologi 5G
Teknologi 5GTeknologi 5G
Teknologi 5G
 
Tugas 3 Kelompok Komdat Jarkom Happy.pptx
Tugas 3 Kelompok Komdat Jarkom Happy.pptxTugas 3 Kelompok Komdat Jarkom Happy.pptx
Tugas 3 Kelompok Komdat Jarkom Happy.pptx
 
Tugas Kelompok Komdat Happy Azril R F.pptx
Tugas Kelompok Komdat Happy Azril R F.pptxTugas Kelompok Komdat Happy Azril R F.pptx
Tugas Kelompok Komdat Happy Azril R F.pptx
 
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitasModul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
 
Perencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerPerencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan Seluler
 
Tugas kelompok komunikasi data
Tugas kelompok komunikasi dataTugas kelompok komunikasi data
Tugas kelompok komunikasi data
 
Pertemuan 5 media transmisi-wire ok
Pertemuan 5   media transmisi-wire okPertemuan 5   media transmisi-wire ok
Pertemuan 5 media transmisi-wire ok
 
media-transmisi-wire
media-transmisi-wiremedia-transmisi-wire
media-transmisi-wire
 
Presentasi Laporan PKL di CCAN dan WAN PT TELKOM
Presentasi Laporan PKL di CCAN dan WAN PT TELKOMPresentasi Laporan PKL di CCAN dan WAN PT TELKOM
Presentasi Laporan PKL di CCAN dan WAN PT TELKOM
 

Luthfi fauzi 1101188545 - paper

  • 1. 1 | H a l a m a n Teknologi dan Performansi ITU-T G.652 Luthfi Fauzi School of Eelectrical Engineering Telkom University Bandung, Indonesia lfauzi.student.telkomuniversity.ac.id Abstrak — Kabel optik adalah media transmisi yang cukup handal. Sistem komunikasi serat optik memanfaatkan cahaya sebagai gelombang informasi yang akan dikirimkan. Pada bagian pengirim terdapat sebuah sumber optik yang berfungsi mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik yaitu berupa berkas cahaya. Kemudian diteruskan ke kanal informasi yang terbuat dari serat optik. Kanal ini berfungsi sebagai pemandu gelombang yang mentransmisikan berkas cahaya hingga ke penerima. Dan pada bagian penerima, berkas cahaya diterima oleh detektor optik yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik kembali. Dampak dari perkembangann Teknologi digital adalah perubahan jaringan analog menjadi jaringan digital baik dalam sistem switching maupun dalam sistem transmisinya. Katerpaduan ini akan meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi yang dikirim, serta biaya operasi dan pemeliharaan lebih ekonomis. Teknologi wavelength-division multiplexing memberi terobosan baru dalam sistem transmisi serat optik dimana beberapa panjang gelombang dapat dibawa dalam sehelai serat optik. Kemampuan ini di yakini akan terus berkembang yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah panjang gelombang yang mampu untuk ditransmisikan dalam satu fiber. Teknologi ini merupakan salah satu bentuk pengaplikasian dari Recommendation ITU-T G.652. Kata-kata kunci: kabel optik, G.652, ITU-T, tranmisi, sistem komunikasi optik I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat membawa akibat tingginya tuntunan masyarakat pengguna jasa telekomunikasi untuk mendapatkan layanan yang mudah dan cepat, terlebih dalam dunia bisnis dengan persaingan yang ketat. Perusahaan-perusahaan maju akan berkembang dengan pesat apabila ditunjang dengan teknologi telekomunikasi yang handal. Bagi Perusahaan Telekomunikasi keadaan ini merupakan tantangan untuk semakin meningkatkan kemampuan perusahaan. Perkembangan teknologi dalam bidang Telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana Telekomunikasi dalam biaya relatif rendah, mutu pelayanan yang tinggi, cepat, aman, mempunyai kapasitas yang besar dalam menyalurkan informasi. Seiring dengan perkembangan telekomunikasi digital maka kemampuan sistem transmisi dengan menggunakan Teknologi serat optik semakin dikembangkan dengan cepat, sehingga dapat menggeser penggunaan sistem transmisi konvensional dimasa mendatang, terutama untuk media transmisi jarak jauh (long distance circuit). Dampak dari perkembangann teknologi digital adalah perubahan jaringan analog menjadi jaringan digital baik dalam sistem switching maupun dalam sistem transmisinya. Katerpaduan ini akan meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi yang dikirim, serta biaya operasi dan pemeliharaan lebih ekonomis. Teknologi wavelength-division multiplexing memberi terobosan baru dalam sistem transmisi serat optik dimana beberapa panjang gelombang dapat dibawa dalam sehelai serat optik. Kemampuan ini di yakini akan terus berkembang yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah panjang gelombang yang mampu untuk ditransmisikan dalam satu fiber. Teknologi ini merupakan salah satu bentuk pengaplikasian dari Recommendation ITU-T G.652. Pada umumnya masih banyak tipe kabel fiber optik yang digunakan untuk berbagai arsitektur. Pada paper ini membatasi hanya kabel fiber optik ITU-T G.652 saja. . II. TEORI FIBER OPTIK Terdapat dua jenis kabel yang digunakan pada perancangan jaringan fiber optik untuk solusi FTTX yaitu kabel feeder dan patch core. Fiber to The X (FTTX) adalah istilah umum untuk setiap arsitektur jaringan broadband yang menggunakan serat optik untuk menggantikan seluruh atau sebagian dari kabel. Istilah umum berasal dari generalisasi beberapa konfigurasi. penyebaran fiber (FTTZ, FTTC, FTTB, FTTH), semua dimulai dengan FTT tapi dibedakan oleh huruf terakhir, yang digantikan oleh x pada generalisasi tersebut. Sistem FTTX paling sedikit memiliki 2 (dua) buah perangkat optoelektronik yaitu 1 (satu) perangkat opto-elektronik di sisi sentral dan 1 (satu) perangkat di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO menimbulkan modus aplikasi atau arsitektur FTTX menjadi berbeda. Pada FTTZ, TKO terletak disuatu tempat di luar bangunan, baik didalam kabinet dengan kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah peruahan yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi
  • 2. 2 | H a l a m a n lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga. Pada FTTC, TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, didalam kabinet dan diatas tiang dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan. Pada Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel konvensional. Pada FTTB, TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement namun juga dimungkinkan diletakkan pada beberapa lantai di gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedunggedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di apartemen III. PENJELASAN TEKNOLOGI G.652 Rekomendasi ITU-T G.652 menggambarkan geometris, atribut mekanik dan transmisi serat optik single-mode. Kabel ini memiliki panjang gelombang nol-dispersi sekitar 1310 nm. ITU-T G.652 fiber dapat dioptimalkan untuk digunakan di daerah panjang gelombang 1550 nm. Ini adalah revisi terbaru dari rekomendasi yang pertama kali dibuat pada tahun 1984 dan berhubungan dengan beberapa modifikasi yang relative kecil. Tabel 1 "G.652.A atribut" dan Tabel 3 "G.652.C atribut" dari edisi 2009 belum berubah dan tidak dimasukkan dalam edisi 2016 ini. Tabel ini masih tersedia dalam edisi 2009 dari Rekomendasi ITU-T G.652. Kabel serat optik ini dapat digunakan untuk sistem dengan mode polarisasi dispersi (PMD) dengan persyaratan yang kurang ketat. Tabel 2 "G.652.B atribut" dan Tabel 4 "atribut G.652.D" dari edisi 2009 telah dipertahankan dalam revisi 2016 ini, dan telah dinomori ulang untuk Tabel 1 "atribut G.652.B" dan Tabel 2 "atribut G.652.D". Geometris, optik, transmisi dan parameter mekanik dijelaskan dalam tiga kategori atribut:  atribut serat adalah atribut yang dipertahankan di seluruh kabel dan instalasi,  atribut kabel yang direkomendasikan untuk kabel,  atribut link yang merupakan ciri khas dari kabel bersambung, menggambarkan metode estimasi parameter antarmuka sistem berdasarkan pengukuran, pemodelan atau pertimbangan lain. A. URAIAN TEKNIS TEKNOLOGI G.652 Rekomendasi ini dan kategori kinerja yang berbeda ditemukan di tabel klausul 8 yang dimaksudkan untuk mendukung Rekomendasi sistem yang terkait: Tabel 1. Kateogeri dan Rekomendasi ITU-T Kategori Rekomendasi Karakteristik sistem optik [B-ITU-T G.691], [b-ITU-T G.692], [b-ITU-T G.693], [b-ITU-T G.695], [b-ITUT G.696.1], [b-ITU-T G.698.1], [b-ITU-TG.698.2], [b- ITU-T G.698.3] Sistem line digital [B-ITU-T G.957], [b-ITU-T G.959.1] sistem optikal line untuk jaringan lokal dan akses [B-ITU-T G.983.1], [b-ITU-T G.984.2], [b-ITU-T G.985], [b-ITU- T G.986], [b-ITU-T G.987.2], [b- ITU-T G.989.2] Pada saat publikasi, edisi rekomendasi ITU-T yang ditunjukkan itu sudah pasti valid. Semua rekomendasi dan referensi lainnya tunduk pada revisi; Oleh karena itu pengguna rekomendasi didorong untuk menyelidiki kemungkinan penerapan edisi terbaru dari rekomendasi dan referensi lain yang tercantum di bawah ini. Tabel 2. Rekomendasi ITU-T selain G.652 [ITU-T G.650.1] Rekomendasi ITU-T G.650.1 (2010), Definisi dan cara uji linear, atribut deterministic serat single-mode dan kabel. [ITU-T G.650.2] Rekomendasi ITU-T G.650.2 (2015), Definisi dan cara uji statistik dan non- linear atribut terkait serat single-mode dan kabel [IEC 60793-2- 50] IEC 60793-2-50 Ed. 5.0 (2015), serat optik - Bagian 2-50: Spesifikasi produk - spesifikasi Sectional untuk kelas B mode single serat. [ISO 80.000-1] ISO 80.000-1: 2009, Besaran dan satuan - Part 1; Umum. Konversi. Dalam hal ini, nilai harus dibulatkan ke jumlah digit yang diberikan dalam table nilai-nilai yang dianjurkan sebelum kesesuaian hasilnya dievaluasi. Aturan konvensional pembulatan "pembulatan setengah dari nol" yang digunakan, yang digambarkan dalam Lampiran B, Rule B dari [ISO 80.000-1]. Hanya digit pertama di luar jumlah angka signifikan yang digunakan dalam menentukan pembulatan. Atribut Serat. Dalam hal ini, karakteristik serat memiliki peran penting dalam pembuatan serat yang dianjurkan. Rentang atau batas nilai-nilai ditunjukkan dalam tabel klausul 8. Dari nilai-nilai tersebut, pembuatan kabel atau instalasi secara signifikan dapat mempengaruhi panjang gelombang kabel fiber cut-off dan PMD. Mode Diameter Bidang. Kedua nilai nominal dan toleransi harus ditentukan pada 1310 nm. Nilai
  • 3. 3 | H a l a m a n nominal yang ditentukan akan berada dalam kisaran yang ditemukan dalam clause 8. Toleransi yang ditentukan tidak melebihi nilai dalam clause 8. Penyimpangan dari nominal tidak boleh melebihi toleransi yang ditentukan. Diameter Cladding. Nilai nominal yang direkomendasikan untuk diameter cladding adalah 125 μm. Nilai toleransi juga ditentukan dan tidak melebihi nilai dalam klausul 8. Penyimpangan nilai nominal cladding tidak boleh melebihi toleransi yang ditentukan. Panjang Gelombang Cut-off. Panjang gelombang Cut-off dapat dibedakan menjadi 2 yaitu (a) panjang gelombang cut-off kabel ƛcc dan (b) panjang gelombang cut-off fiber ƛc. Korelasi dari nilai yang terukur dari ƛc dan ƛcc tergantung pada serat dan kabel desain khusus dan kondisi pengujian. Sementara secara umum ƛcc < ƛc, hubungan kuantitatif secara umum tidak dapat dibentuk dengan mudah. Pentingnya memastikan panjang kabel minimum dalam transmisi single-mode antara titik pada Panjang gelombang operasi minimum. Hal ini dapat dilakukan dengan merekomendasikan kabel cut-off panjang gelombang maksimum ƛcc dari serat single-mode kabel menjadi 1260 nm atau dengan merekomendasikan serat maksimum cut-off panjang gelombang ƛc menjadi 1.260 nm. Panjang gelombang kabel cut-off, λ cc, harus kurang dari nilai maksimum yang ditentukan dalam clause 8. Macrobending Loss. Macrobending loss bervariasi terhadap panjang gelombang, radius tikungan dan jumlah putaran dengan radius tertentu. Macrobending loss tidak boleh melebihi nilai maksimum yang diberikan dalam klausa 8. B. ATRIBUT KABEL G.652 Sub-bab ini menjelaskan mengenai atribut-atribut yang direkomendasi oleh ITU-T G.652. Koefisien Atenuasi. Koefisien atenuasi ditentukan dengan nilai maksimum pada satu atau lebih panjang gelombang di kedua daerah 1310 nm dan 1550 nm. Nilai koefisien atenuasi kabel serat optik tidak melebihi nilai yang ditemukan pada clause 8. Koefisien atenuasi dapat dihitung di seluruh spektrum panjang gelombang. Mode Polarisasi. Mode Polarisasi koefisien dispersi serat optik harus ditetapkan secara statistik, bukan atas dasar serat tunggal. Persyaratan yang digunakan hanya berhubungan dengan aspek link dihitung dari informasi kabel. Pabrikan harus menyediakan nilai desain Link PMD, PMD Q, yang berfungsi sebagai statistik batas atas untuk koefisien PMD kabel serat optik bersambung dalam link M bagian kabel. Batas atas didefinisikan dalam tingkat probabilitas yang kecil, Q, yang merupakan probabilitas nilai koefisien PMD bersambung melebihi PMD Q. Untuk nilai-nilai M dan Q dalam clause 8, nilai PMD Q tidak melebihi koefisien PMD maksimum. Pengukuran dan spesifikasi pada serat uncabled diperlukan, tetapi tidak cukup untuk memastikan spesifikasi serat kabel. Nilai desain link maksimal yang ditentukan pada serat uncabled harus kurang dari atau sama dengan serat kabel. Rasio nilai PMD untuk serat uncabled untuk serat kabel tergantung pada rincian pembangunan kabel dan pengolahan, serta pada kondisi modus kopling serat uncabled. [ITU-T G.650.2] menganjurkan penyebaran modus kopling rendah menggunakan tegangan rendah pada spool diameter besar untuk pengukuran serat PMD uncabled. Batas-batas pada distribusi nilai koefisien PMD dapat diartikan hampir setara dengan batasan pada variasi statistik dari Diferential Group Delay (DGD), yang bervariasi secara acak terhadap waktu dan panjang gelombang. Ketika distribusi koefisien PMD ditentukan untuk kabel serat optik, batas setara pada variasi DGD dapat ditentukan. Catatan 1 – Spesifikasi PMD Q akan diperlukan hanya saat kabel yang digunakan untuk sistem memiliki spesifikasi max DGD. Catatan 2 - PMD Q harus dihitung untuk berbagai jenis kabel, dan biasanya harus dihitung dengan menggunakan nilai-nilai PMD sampel. Sampel akan diambil dari kabel konstruksi serupa. Catatan 3 – Spesifikasi PMD Q tidak harus diterapkan untuk kabel pendek seperti kabel jumper, kabel indoor dan kabel drop. Catatan 4 - Serat optik dan kabel dengan koefisien PMD yang lebih tinggi dapat digunakan untuk sistem dengan persyaratan PMD kurang ketat (misalnya, sistem dengan link panjang pendek atau mereka yang memiliki toleransi PMD tinggi). IV.SPESIFIKASI NILAI REKOMENDASI ITU.T G.652 Tabel berikut ini merangkum nilai-nilai yang direkomendasikan untuk sejumlah kategori serat yang memenuhi tujuan Rekomendasi ini. kategori ini sebagian besar dibedakan atas dasar kebutuhan pelemahan pada 1383 nm. Tabel 1, atribut ITU-T G.652.B, berisi atribut dan nilai-nilai yang direkomendasikan dan dibutuhkan untuk mendukung aplikasi bit rate yang lebih tinggi, hingga STM-64, seperti di [b-ITU-T G.691] dan [b- ITU-T G.692], STM-256 untuk beberapa aplikasi di [b-ITU-T G.693] dan [b-ITU-T G.959.1]. Tabel 2, atribut ITU-T G.652.D, mirip dengan ITU-T G.652.B, tetapi memungkinkan transmisi dalam berbagai panjang gelombang dari 1260 nm sampai 1625 nm. Tabel 3. Spesifikasi G.652 Fiber Attribute Attribute Detail Value Unit Mode field Wavelength 1310 nm Range of nominal values 8.6-9.5 μm Tolerance 0.6 μm Cladding Diameter Nominal 125.0 μm Tolerance 1 μm Core Maximum 0.6 μm
  • 4. 4 | H a l a m a n concentricity error Cladding non- circularity Maximum 1.0 % Cable cut-off wavelength Maximum 1260 nm Macrobending loss Radius 30 mm Number of turns 100 Maximum at 1625 nm 0.1 dB Proof stress Proof stress 0.69 GPa Chromatic dispersion parameter λ0min 1300 nm λ0max 1324 nm S0max 0.092 ps/(nm2 × km) Fibre attributes Attribute Detail Value Unit Attenuation coefficient Maximum at 1310 nm 0.4 dB/km Maximum at 1550 nm 0.35 dB/km Maximum at 1625 nm 0.4 dB/km PMD coefficient M 20 Cables Q 0.01 % Maximum PMDQ 0.20 CATATAN 1 - Nilai koefisien atenuasi yang tercantum dalam tabel ini tidak boleh diterapkan pada kabel pendek seperti kabel jumper, kabel dalam ruangan dan kabel drop. Misalnya, [b-IEC 60794-2-11] menetapkan koefisien atenuasi kabel dalam ruangan sebesar 1,0 dB / km atau kurang pada keduanya 1310 dan 1550 nm. Koefisien redaman pada panjang gelombang lebih dari 1625 nm (untuk tujuan pemantauan) tidak diketahui dengan baik. Secara umum, atenuasi meningkat saat panjang gelombang meningkat, dan ini mungkin menunjukkan ketergantungan panjang gelombang yang besar karena kerugian makro dan mikrobending. CATATAN 2 - Menurut klausul 7.2, nilai PMDQ maksimum pada serat tidak ditentukan untuk mendukung persyaratan utama pada kabel PMDQ. CATATAN 3 - Kabel serat optik dengan koefisien PMD yang lebih tinggi dapat digunakan untuk sistem dengan persyaratan PMD yang kurang ketat. Fiber ITU-T G.65x dirancang untuk di aplikasikan ke hal yang berbeda. G652 fiber dirancang agar memiliki dispersi nol pada panjang gelombang mendekati 1310 nm, oleh karena itu dioptimalkan untuk beroperasi dalam band 1310nm dan juga 1550 nm. G652 diaplikasikan pada areanya yang luas itu karena radius pitanya (bend radius) yang lebar yaitu 30 mm seperti tabel 1 & 2 diatas. G.652.A dan G.652.B tidak dioptimalkan untuk diaplikasikan pada wavelength- division multiplexing (WDN) karena atenuasi yang tinggi di wilayah E-band (1360-1460 nm), yang merupakan water peak band (band puncak air). Serat G.652.D dibuat untuk secara khusus mengurangi water peak pada rentang panjang gelombang 1383nm. Maka kabel serat optik G.652.D dapat digunakan di panjang gelombang 1310 nm dan 1550 nm, dan mendukung transmisi Coarse WDM (CWDM). Fiber optik single mode mempunyai ukuran diameter core yang sangat kecil yaitu sekitar (4-10) μm dan diameter cladding sebesar 125 μm. Diameter core jauh lebih kecil dibandingkan dengan diameter cladding, konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi rugi- rugi transmisi akibat adanya fading. Cladding dan core single mode fiber terbuat dari bahan silica glass. Secara teori fiber ini hanya dapat mentransmisikan sinyal dalam satu mode. Karena singlemode hanya mentransmisikan sinyal pada mode utama, maka fiber singlemode dapat mencegah terjadinya dispersi kromatik. Oleh karena itu fiber optik singlemode cocok untuk kapasitas besar dan komunikasi fiber optik jarak jauh. Single mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh karena di samping rugi-rugi transmisi yang kecil juga mempunyai band frkuensi yang lebar. V. KESIMPULAN Paper ini menjelaskan secara rinci mengenai teknologi ITU-T G.652 dengan pembahasan sebagai berikut:  Rekomendasi ITU-T G.652 menggambarkan geometris, atribut mekanik dan transmisi serat optik single-mode dan kabel yang memiliki panjang gelombang nol-dispersi sekitar 1310 nm. ITU-T G.652 serat awalnya dioptimalkan untuk digunakan di daerah Panjang gelombang 1310 nm, tetapi juga dapat digunakan di wilayah 1550 nm. Rekomendasi ITU-T G.652 ini memiliki beberapa atribut, diantaranya atribut serat, atribut kabel, dan atribut link.  Batas koefisien dispersi kromatik untuk setiap panjang gelombang, λ, dihitung dengan minimal panjang gelombang nol-dispersi, maksimum nol- dispersi panjang gelombang, dan maksimum kemiringan nol-dispersi.  Atribut kabel pada ITU-T G.652 terdiri dari koefisien atenuasi, mode polarisasi, koefisien dispersi dan terdapat tabel nilai yang dianjurkan.  G652 fiber diaplikasikan pada area yang luas karena radius pitanya (bend radius) yang lebar yaitu 30 mm. Selain itu, kabel serat optik G.652.D juga mendukung transmisic oarse WDM (CWDM).  Manfaat dari Fiber Optik Singlemode antara lain dapat mencegah terjadinya disperse kromatik, sangat baik digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh karena di samping rugi-rugi transmisi yang kecil juga mempunyai band frekuensi yang lebar.
  • 5. 5 | H a l a m a n DAFTAR PUSTAKA [1] K. Matei, N. Tomas, D. Suslov, Vidner, M., “Application of Conventional G.652 Optikal Fibers with Increased Evanescent-wave Overlap for Detection of Liquids” Faculty of Electrical Engineering, Czech Technical University in Prague. [2] Q. Wang and G. Farrell, “All-fiber multimode- interference-based refractometer sensor: proposal and design,” Opt. Lett., vol. 31, no. 3, pp. 317– 319, Feb 2006. [3] D. Yang, D. Li, J. Tao, Y. Fang, X. Mao and W. Tong, "An optikal fiber comprehensive analysis system for spectral-attenuation and geometry parameters measurement," 2017 Conference on Lasers and Electro-Optiks Pacific Rim (CLEO- PR), Singapore, 2017, pp. 1-2. [4] Samuel Y. Liao, 1988, Engineering Applications of Electromagnetic Theory, West P.C., St. [5] Thomas Sri Widodo, 1995, Optoelektronika, Komunikasi Serat Optik, Andi Offset, Yogyakarta. [6] Henry Zanger, Cynthia Zanger, 1991, Fiber Optiks Communication Applications, Macmillan P.C., New York.B.