SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Makalah



Tinjauan Tentang Pelindungan Cagar Budaya Sebagai Identitas Nasional di
                              Indonesia

 Diajukan sebagai tugas untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah
                     Pendidikan Kewarganegaraan




                             Disusun oleh:

                  Agustina Aryanti (061130330957)

                 Anggun Pebi Parizka (061130330959)

                    Ardian Paspal (061130330960)

                             Kelas : 2 ETA



                 Program Studi Teknik Telekomunikasi

                        Jurusan Teknik Elektro

                Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

                                 2012

                             DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN

      A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
      B. Perumusan Masalah .................................................................................................... 3



BAB II. TINJAUAN MASALAH

      A. Cagar Budaya ................................................................................................................ 4
      B. Identitas Nasional ....................................................................................................... 4
      C. Candi Borobudur ......................................................................................................... 5



BAB III. PEMBAHASAN

      A. Perlindungan Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional di Indonesia.....12
      B. Faktor- Faktor Penghambat Perlindungan Cagara Budaya ..........................15




BAB IV. PENUTUP

      A. Kesimpulan.........................................................................................................................17
      B. Saran .....................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................19
KATA PENGANTAR
      Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan berbagai
manfaat kepada kita nikmat dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan, serta tidak
lupa kita hanturkan shalawat serta salam kepada sang revornis sejati yakni
baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita pada ruangan
indahnya Islam hingga saat ini. Penulis juga berterima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan saran-saran yang mendukung dalam
proses pembuatan makalah yang berjudul “Tinjauan Tentang Perlindungan
Terhadap Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional di Indonesia”.

      Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik yang membangun, guna lebih
baiknya lagi dalam pembuatan makalah berikutnya.




                                               Palembang, 7 Juni 2012




                                                             Penulis
BAB I
                                  PENDAHULUAN


A. Latar Belakang


          Dewasa ini perkembanga zaman berjalan sangat cepat. Perkembangan
   yang demikian cepat ini bersifat global atau mendunia. Hal ini berpengaruh
   terhadap masyarakat pertama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi
   tersebut telah membuat banyak generasi muda kehilangan kepribadian atau
   jati diri mereka sebagai bangsa Indonseia. Contohnya saja generasi muda
   tidak lagi menghargai dan melestarikan peninggalan-peninggalan nenek
   moyang, salah satu contohnya dalah peninggalan candi-candi. Itu telah
   menunjukkan bahwa jati diri mereka yang merupakan identitas nasional
   telah terkikis oleh perkembangan jaman.

          Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki kekayaan yang
   sangat melimpah, kekayaan melimpah yang dimiliki bangsa ini tidak hanya
   terletak pada Sumber Daya Manusia yang potensial, akan tetapi juga pada
   Sumber Daya Alam dan Sosial budayanya yang beraneaka ragam. Sumber
   daya alam yang ada di Indonesia memang sangat melimpah, akan tetapi
   kekayaan budayanya pun tidak kalah di banding dengan kekayaan alam yang
   ada. Sebagai contoh kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini ialah adanya
   benda-benda atau situs-situs purbakala sebagai peninggalan masa kerajaan-
   kerajaan di nusantara, misalnya candi-candi peninggalan kerajaan Majapahit
   atau kerajaan Sriwijaya ataupun kerajaan Mataram. Bahkan tidak hanya
   benda saja yang masih terjaga, namun adat-istiadatnya pun masih ada yang
   tetap utuh terjaga sampai sekarang ini.

          Kekayaan alam dan kekayaan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa
   ini merupakan suatu kesatuan atau integral kekayaan yang tidak bisa
   diabaikan salah satunya oleh pemerintah ataupun masyarakat, sehingga
pemerintah atau masyarakat mempunyai kewajiban untuk tetap menjaga
dan melestarikannya.

       Benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang
penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan
demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional, dalam
rangka usaha untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya diperlukan
langkah pengaturan bagi penguasaan, pemilikan, penemuan, pencarian,
perlindungan, pemeliharaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pengawasan
benda cagar budaya.

       Usaha untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya dengan langkah
pengaturan masih dirasakan kurang efektif tanpa diikuti dengan upaya
kongkrit yang dilakukan oleh pemerintah, seperti misalnya melakukan upaya
untuk meningkatkan kesadaran hukum pihak swasta ataupun masyarakat
pada umumnya untuk melestarikan keberadaan benda-benda cagar budaya.
Pemerintah daerah belum melakukan pemeliharaan yang optimal. Benda
bersejarah itu dibiarkan tergeletak begitu saja hingga banyak bahan materi
yang diambil penduduk setempat untuk keperluan pondasi rumah, dapur,
atau mistik bahkan banyak peninggalan bangunan kuno terlihat kotor akibat
ulah tangan jahil masyarakat yang mencoret-coret bangunan tersebut dan
karena minimnya perhatian terhadap benda-benda cagar budaya, tidak
sedikit candi warisan masa lalu dibiarkan tak terurus, bahkan banyak arca
peninggalan sejarah Indonesia dijual dan kini berada di luar negeri.

       Oleh sebab. itu, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan
benda cagar budaya agar negara Indonesia dapat dipandang layak oleh
negara lainnya     sebagai negara yang berbudidaya akan pelestarian cagar
budayanya. Contohnya saja, Candi Borobudur pernah menjadi salah satu
keajaiban dunia.
Dari uraian      masalah yang telah tertera diatas, maka penulis
  mengangkat judul “Tinjauan Tentang Perlindungan Cagar Budaya Sebagai
  Identitas Nasioanal”

B. Perumusan Masalah


            Peninggalan cagar budaya tersebar diseluruh Indonesia. Oleh karena
  itu,     diperlukannya upaya perlindungan dan pengamanan.           Pengertian
  pengamanan di sini tidak dapat dipisahkan dengan masalah pemeliharaan,
  perlindungan, pemugaran, pendokumentasian dan penelitian terhadap benda
  budaya itu sendiri. Sebagai bangsa Indonesia sudah selayaknya kita dapat
  melestarikan benda cagar budaya yang merupakan warisan budaya yang
  tidak bernilai harganya. Pelestarian ini berwujjud jika semua komponen
  menyadari betapa pentingnya nilai benda cagar budaya bagi bangsa
  Indonesia. Kenyataannya, peninggalan nenek moyang kita banyak mengalami
  tantangan dari kepunahan dan kerusakan. Dari deskripsi diatas maka dapat
  dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana        perlindung   cagar   budaya   sebagai   identitas   nasional
         Indonesia?
  2. Apa saja faktor-faktor penghambat dalam perlindungan terhadap cagar
         budaya Indonesia?
BAB II
                                TINJAUAN PUSTAKA


A. Cagar Budaya

       Cagar Budaya adalah kegiatan untuk menjaga atau melakukan
konservasi terhadap benda-benda alam atau buatan manusia yang dianggap
memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Benda cagar budaya tidak hanya penting bagi disiplin ilmu arkeologi, tetapi
terdapat berbagai disiplin yang dapat melakukan analisis terhadapnya. 1 Pada
UU. NO. 5 Tahun 1992, cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa
yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan, serta perlu dilindungi dan dilestarikan demi
pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional.
       Cagar budaya merupakan barang-barang kuno warisan nenek moyang
kita yang nilainya berharga, benda buatan manusia yang telah berumur 50
tahun dan memiliki nilai sejarah atau kesenian. Cagar budaya dapat berupa
candi, masjid, gereja, gedung, senjata, pakaian, prasasti, dan lain-lain. Benda
yang belum berumur 50 tahun dapat dikatakan cagar budaya bila memiliki
nilai tersendiri.2
B. Identitas Nasional

       Identitas Nasional terdiri dari istilah identitas yang berasal dari istilah
identity dan nasional dari istilah nation, yang berarti identitas (identity)
sebagai karakter diri, tanda, jati diri ataupun sifat khas, sedangkan nasional
(nation) yang berarti bangsa maka identitas nasional itu merupakan sifat
khas yang melekat pada satu bangsa atau yang lebih dikenal sebagai
kepribadian atau karakter suatu bangsa.3 .


(1). http://id.m.wikipedia.org/wiki/cagar-budaya
(2). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Cagar Budaya. A87, Jayakarta Agung Offset,
    Jakarta, 1984, halaman 4-5
3). Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, PT. Refika Aditama,
    Bandung, 2010, halaman 41
Identitas nasional juga berarti jati diri yang membentuk bangsa yaitu
berbagai suku bangsa, agama, bahasa indonesia, budaya nasional, wilayah
nusantara, ideologi pancasila. Identitas nasional tidak terlepas dari
nasinalisme yang berhubungan dengan jati diri bangsa. 4
C. Candi Borobudur
      Candi Borobudur adalah monumen Budha terbesar di dunia. Candi
Borobudur memiliki luas 123x123 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu
terdiri dari 2 juta potongan batu-batuan. Dinding-dinding Candi Borobudur
dikelilingi oleh gambar-gambar panel masing-masing 2 meter jadi kalau
rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief
seluruhnya 3 km. Candi ini memiliki 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk
bujur sangkar sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat
diseluruh bangunan candi berjumlah 504 buah sedangkan tinggi candi dari
permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42m namun sekarang
tinggal 34,5m setelah tersambar petir. Bagian paling atas ditingkat kesepuluh
terdapat stupa besar berdiameter 9,9m dengan tingga 7m. Borobudur berdiri
dari 1460 panel dan 504 stupa. Namun panel yang selama ini terlihat belum
lengkap karena ada 160 panel yang sengaja ditimbun karena reliefnya
dianggap pugar dan cabul. Panel-panel itu terletak di bagian paling bawah,
berisi adegan sutra Karmawibhangga (hukum sebab-akibat).5
       Sebagai bangunan Candi Borobudur dapat dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu bagian kaki candi (Kamadhatu), bagian tubuh candi (Rupadhatu) dan
bagian atas candi (Arupadhatu). Kamadhatu atau buana hasra dimana
manusia dikuasai oleh nafsu dan karenanya terikat pada hukum karma,
jumlah panel ada 160 buah dan denahnya bujur sangkar.




4) Minto Rahayu, Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa,
   Gr asindo, Depok,2007,halaman 56
5).http://oldlook.indonesia.travel/id/destinasi/233/borobudur
Tingkat kedua adalah Rupadhatu atau buana rupa, dimana manusia telah
bebas dari nafsu tetapi masih terikat kepada nama dan rupa. Semua
dindingnya penuh dengan cerita dan relief hias. Denahnya bujur sangkar.
Yang ketiga adalah Arupadhatu, dimana manusia telah sempurna mutlak dan
memasuki Alam Tiada. Tidak ada ukiran atau hiasan. Denahnya berupa
lingkaran.6
        Borobudur berasal dari gabungan kata bara dan budur. Bara berasal
dari bahasa sansekerta “vihara” yang berarti kompleks candi dan bihara atau
asrama (Prof. Dr. Poerbacaraka dan Stuterheim). Sedangkan kata budur
mengingatkan kita pada bahasa Bali, Beduhur yang artinya diatas. Jadi, nama
Borobudur kira-kira berarti asrama atau bihara (kelompok candi) yang
terletak diatas bukit. Pendapat lain dikemukakan oleh J.G. Casparis,
berdasarkan prasasti Cri Kahuluan (842M). Di dalam prasasti tersebut
terdapat sebuah kuil bernama “Bhumisembhara”, yang menurut pendapat
beliau nama itu tidak lengkap. Agaknya masih ada sepatah kata lagi untuk
“gunung” dibelakangnya, sehingga nama seluruhnya seharusnya “Bhumi
Sambharabhudira”. Dari kata inilah, akhirnya menjadi nama Borobudur.7
        Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi
Borobudur dibangun oleh penganut agama Budha Mahayana pada masa
pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan
dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 M dan
selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan
Ratu Pramudawardhani yang adalah puteri dari Samaratungga. Sedangkan
arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-temurun
bernama Gunadharma.8



6). Soekmono, Candi Borobudur, PT. Jayakarta Agung Offset, Jawa Tengah, (tanpa tahun),
    (tanpa halaman)
7). Soetarno, Aneka Candi Kuno di Indonesia, Dahara Prize, Semarang, 1997, halaman 79
8).http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi-
borobudur.html
Candi    Borobudur      rupanya     dikenal    sebagai     tempat     yang    dapat
menimbulkan malapetaka. Menurut kitab “Badad Tanah Jawi”, dalam tahun
1709 Masehi ada seorang tokoh bernama Ki Mas Dana menantu Ki Gede
Pacukilan, yang memberontak terhadap raja Amangkurat III yang bertakhta
di Kartasura. Pemberontak ini mengalami kekalahan, kemudian melarikan
diri ke Bukit Borobudur. Panglima kerajaan, Pangeran Pringgolaya,
mengadakan pengejaran. Bukit Borobudur dikurung, Ki Mas Dana ditangkap
dan dibawa ke Kartasura, untuk selanjutnya menjalani hukuman mati. Dalam
kitab “Babad Mataram” diceritakan bahwa dalam tahun 1757 Masehi putera
mahkota kesultanan Yogyakarta yang bernama Pangeran Mancanegara
mengalami nasib buruk pula di Borobudur. Baginya berlaku pantangan untuk
melihat “arca seribu” disana, sebab salah satu dari arca-arca itu
menggambarkan seorang satria terkurung dalam sangkar. Sebaliknya sang
pangeran justru hendak bertemu dengan satria malang itu, akibatnya ialah
bahwa putera mahkota sepulangnya, di istana jatuh sakit dan muntah darah
sampai menemui ajalnya. Demikianlah maka selama sembilan abad, yaitu
sejak berdirinya sekitar tahun 800 sampai lebih kurang tahun 1700, Candi
Borobudur diselubungi tabir kegelapan belaka.9
       Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena
letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup
tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan
semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai
terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.10




9) Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973,
    halaman 9-11
10).http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi-
borobudur.html
Dalam abad ke-18 tabir itu sedikit terkuakkan, tetapi candinya belum
juga menampakkan dirinya secara wajar. Kabut ketakhyulan masih
meliputinya. Baru pada abad yang lalu selubung dan kabut itu mulai menipis,
dan cuaca menjadi semakin cerah.11

       Pada tahun 1814, berkat kegiatan Sir Thomas Stamford Raffles yang
waktu itu menjabat Letnan Gubernur Jendral sebagai wakil pemerintah
Inggris yang menguasai negara kita. Raffles itu sangat besar minatnya
terhadap sejarah pulau Jawa. Maka itu banyak melakukan perjalanan
diberbagai daerah sambil mengumpulkan segala macam keterangan
mengenai sejarah dan kebudayaan dari pejabat-pejabat yang ia temui. Dalam
tahun 1814 itu Raffles sedang melakukan perjalanan di Semarang, ketika ia
diberitahu tentang adanya sebuah candi besar yang disebut Candi Borobudur
dan yang terletak di desa Bumisegoro dekat Magelang. Ia tidak sempat
menyaksikan sendiri candi itu, maka ia mengirimkan seorang utusan ke sana
untuk mengadakan peninjauan. Utusan itu adalah seorang Belanda bernama
Cornelius yang sudah banyak pengalamannya dalam masalah percandian di
Jawa. 12

       Segera setelah datang di Borobudur, Cornelius mempekerjakan
sekitar 200 orang desa untuk menebangi pohon-pohon dan membakar
semak-semak yang tumbuh dengan subur diatas candi. Para pekerja itu
disuruh juga menggali dan menyingkirkan tanah serta puing yang telah
berabad-abad lamanya menutupi sebagian besar bangunannya.




11).Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973,
    halaman 11
12). Soekmono, Candi Borobudur, PT. Jayakarta Agung Offset, Jawa Tengah, (tanpa tahun),
   (tanpa halaman)
Dalam waktu dua bulan pekerjaan pembersiahan telah selesai.                       Namun
berbagai bagian dari lorong-lorong candinya belum juga dapat dibersihkan
karena dikhawatirkan akan runtuh. Pengetahuaanya tentang sejarah pulau
Jawa dituangkan oleh Raffles dalam bukunya “History of Java” yang terbit
pada tahun 1817. Maka berjasalah Raffles bahwa melalui buku itu Candi
Borobudur terkenal dikalangan masyarakat luas, terutama di Eropa.13

        Pada tahun 1825 diadakan pemugaran kembali pada bangunan candi
sehingga bentuknya menjadi semakin jelas. Sembilan tahun kemudian, saat
Belanda berkuasa, residen Kedu yang bernama Hatmann membersihkan
candi ini lagi. Setelah diadakan tinjauan untuk penelitian lebih lanjut pada
tahun 1842, maka pada tahun 1873 monografi pertama tentang Candi
Borobudur diterbitkan.14

        Sangat disayangkan, karena kurangnya pengertian dari para pejabat
pemerintah pada waktu itu, tidak sedikit batu-batu candinya yang hilang
karena perbuatan tangan-tangan jahil. Tidak kurang dari delapan cikar,
penuh dengan arca-arca dan batu-batu terukir dari bangunan Borobudur
(tentunya dipilih yang baik), telah diangkut ke Thailand sebagai hadiah atas
kunjungan raja Chulalangkon di Indonesia dalam tahun 1896. Residen kedua
yang ditugaskan untuk memberikan hadiah tersebut, rupa yang baik, antara
lain lima Dhyani-Buddha, tiga di antaranya diambilkan dari tempat-tempat
aslinya di relung-relung, dua arca singa, satu diantaranya adalah satu-
satunya arca singa yang tidak ada cacatnya, sebuah pancuran makara, kepala-
kepala singa dari sayap-sayap tangga. Kepala-kepala penghias relung-relung
serta gapura-gapura dan masih banyak lagi yang lain. 15 Benda-benda tersebut
saat ini tersimpan di Museum Bangkok, Thailand.


13) Soekmono, Candi Borobudur, PT. Jayakarta Agung Offset, Jawa Tengah, (tanpa tahun),
   (tanpa halaman)
14).http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-jawa-
tengah.html
15) Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973,
    Halaman 85-87
Pada tahun 1900 pemerintah Hindia Belanda membentuk sebuah
panitia pemugaran dan perawatan Candi Borobudur. Setelah panitia
terbentuk, pada tahun 1907 hingga 1911 Borobudur direstorasi besar-
besaran. Pimpinan restorasi tersebut adalah Ir. Theodorus van Erp, seorang
ahli teknik bangunan Genie Militer dengan pangkat letnan satu yang
kemudian tertarik untuk meneliti dan mempelajari seluk-beluk Candi
Borobudur, mulai dari bentuk bangunan hingga falsafah dan ajaran-ajaran
yang dikandungnya. Bahkan, ia sempat melakukan studi banding selama
beberapa tahun di India dan Sri Lanka untuk melihat susunan bangunan
stupa Sanchi di Kandy dan membandingkannya dengan Borobudur. Hasil
kerja panitia yang dipimpin oleh Theodorus van Erp sebenarnya memuaskan,
namun karena proses alam yang tidak bisa dicegah (hujan ;dan panas), maka
bangunan candi menjadi rusak kembali dan bahkan ada beberapa bagiannya
yang mulai miring, renggang dan amblas. Untuk itu, pada tahun 1926
pemerintah Hindia Belanda memugarnya kembali. Sayangnya, pada
tahun1940 terjadi krisis malaise dan Perang Dunia II sehingga proses
pemugaran Borobudur terpaksa dihentikan.16
        Pada tahun 1956, atas permintaan pemerintah Republik Indonesia
kepada UNESCO, datanglah Prof. Dr.C. Coremans dari Belgia ke Indonesia
untuk mengadakan penelitian sebab-sebab kerusakan batu-batu candi,
khususnya Candi Borobudur. Sebagai hasilnya, ia berkesimpulan bahwa air
merupakan penyebab utama dari semua kerusakan-kerusakan itu. Air hujan
meresap kedalam tanah dasar bangunan candi dan melalui celah-celah batu,
telah mengikis permukaan tanah dasarnya sehingga memperlemah daya
tahan tanah yang berfungsi sebagai fondasi bangunan. Lama-kelamaan tanah
dasar menjadi jenuh, air terkumpul di tempat-tempat tertentu dan
membentuk kantong-kantong air. Hal ini menyebabkan tanah pada akhirnya
menjadi lunak. 17
16).http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-jawa-
   tengah.html
17). Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973,
    Halaman 87-88
Mengingat begitu kompleks masalah Borobudur ini, maka untuk
menangani kesemuanya itu diperlukan suatu organisasi yang teratur dan
terkordinasi.    Akhirnya     pada    tahun    1971 Menteri        Pendidikan        dan
Kebudayaan membentuk “Badan Pemugaran Candi Borobudur“ (BPC) yang
diketuai oleh Prof. Ir. Rooseno, sebagai sekretaris diangkat Prof. R.
Soekmono, disamping tugasnya selaku pimpinan proyek, Kepala Lembaga
Purbakala dan Peninggalan Nasional (LPPN). Badan inilah yang akan
menangani semua masalah Borobudur, baik yang bersifat Nasional maupun
Internasional. Juga dibantu oleh staf ahli dari berbagai bidang ilmu
pengetahuan, antara lain ahli dari LPPN, mikrobologi, dan mekanika tanah
dari Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, ahli geologi dari ITB, dan ahli
beton dari Universitas Saraswati. Sebagai konsultan ialah Nedeco
(Netherlands Engineering Consultants). 18

       Selanjutnya, pada tahun 1972 UNESCO mengucurkan dana sebesar 5
juta dollar Amerika sebagai biaya pemugaran Borobudur. Sisanya sebanyak
2,750 juta dollar lagi berasal dari pemerinah Indonesia. Pemugaran Candi
Borobudur dimulai pada tanggal 10 Agustus 1973 yang peresmian
pemugarannya dilakukan oleh Presiden Soeharto. Pemugaran tersebut
berlangsung hingga tahun 1984 dengan hasil yang hampir sempurna. Namun,

satu tahun kemudian terjadi serangan bom yang dilakukan oleh kelompok
Islam ekstrem yang dipimpin oleh Habib Husein Ali Alhabsyi. Serangan itu
membuat beberapa stupa pada candi harus diperbaiki. Dan, pada tahun 1991
Candi Borobudur ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia.19




18). Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta,
     1973, Halaman 89
19).http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-jawa-
tengah.html
BAB III
                                     PEMBAHASAN


A. Perlindungan Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional
        Cagar budaya merupakan warisan budaya bangsa yang harus
dipelihara, dilindungi, dan dimanfaatkan untuk kejayaan bangsa. Oleh sebab
itu, pemerintah sedang giatnya memugar cagar budaya nasional, salah satu
ialah Candi Borobudur. Candi Borobudur tidak dirawat dengan baik, akan
mengalami kerusakan.
        Adapun penyebab dari kerusakan Candi Borobudur ataupun candi
lainnya :
1.   Keadaan iklim yang panas maupun lembab
2.   Tumbuhnya tumbuhan liar dan lumut
3.   Gangguan dari pengunjung
4.   Bencana alam
5.   Pencurian
6.   Perkembangan industri-industri.1


        Melindungi dan memelihara nilai sejarah dan keaslian bentuk serta
pengamanan dari benda cagar budaya merupakan suatu kewajiban bagi
semua orang yang memiliki dan menguasainya.2 Apabila orang tersebut tidak
dapat melaksanakan kewajibannya maka pemerintah akan memberikan
teguran bahkan pemerintah akan menahan dan memindahkan benda cagar
budaya tersebut ke tempat asalnya.3




1). Departemen Pendidikan Kebudayaan, Cagar Budaya, A87, PT. Jayakarta Agung Offset,
     Jakarta, 1984, halaman 28-29.
2). UU. NO.5 Tahun 1992 BAB IV Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2)
3). UU. NO.5 Tahun 1992 BAB IV Pasal 14 ayat (1) dan pasal 16
Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan
benda cagar budaya Indonesia. Jika kita menemukan benda cagar budaya,
kita harus segera melaporkannya kepada yang berwajib, polisi ataupun
melalui Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
        Setiap orang dialrang merusak benda cagar budaya tanpa izin dari
pemerintah. Larangan tersebut antara lain.
1.   Membawa benda cagar budaya ke luar wilayah RI
2.   Memindahkan benda cagar budaya dari daerah satu ke daerah lainnya
3.   Mengambil atau memindahkan benda cagar budaya baik sebagian
     maupun seluruhnya, kecuali dalam keadaan darurat
4.   Mengubah bentuk atau warna serta memugar benda cagar budaya
5.   Memisahkan sebagian benda cagar budaya dari kesatuaannya. 4
        Sebagai warga Negara Indonesia, kita harus bangga terhadap
kekayaan budaya bangsa yang beranekaragam. Beraneka ragam budaya
Indonesia tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang diyakini dapat
membentuk kepribadian bangsanya, sehingga merupakan salah satu cara
untuk menunjukkan jati diirinya. Ini merupakan salah satu cara untuk
menangkal unsur-unsur budaya luar yang sengaja atau tidak sengaja akan
merusak bahkan memusnahkan ragam budaya Indonesia.




4) : UU.NO.5 Tahun 1992, BABIV Pasal 15 ayat (2)
Adapun upaya dalam perlindungan cagar budaya antara lain :

   1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan berharganya benda cagar
        budaya
   2. Menugaskan beberapa personil dari masyarakat setempat untuk
        menjadi juru kunci atau petugas yang mampu menjelaskan informasi
        terkait dengan BCB tersebut. Petugas yang berasal dari lingkungan
        setempat ini mampu memberikan penjagaan keamanan BCB sehingga
        mengurangi aksi vandalisme.
   3. Mengenalkan BCB melalui paket pariwisata.5
   4. membuat peraturan pengelolaan cagar budaya;
   5. melakukan penyidikan kasus pelanggaran hukum;
   6.    memberikan      penghargaan       kepada    setiap    orang    yang    telah
        melakukan Pelestarian Cagar Budaya;
   7. memindahkan          dan/atau      menyimpan        Cagar    Budaya      untuk
        kepentingan pengamanan;
   8. mengusulkan Cagar Budaya Nasional sebagai warisan dunia atau
        Cagar Budaya bersifat internasional;
   9. menetapkan batas situs dan kawasan; dan menghentikan proses
        pemanfaatan      ruang    atau    proses    pembangunan        yang    dapat
        menyebabkan rusak, hilang, atau musnahnya Cagar Budaya, baik
        seluruh maupun bagian-bagiannya.6




5).http://forumgurusejarahkendal.blogspot.com/2009/08/upaya-dan-strategi-pelestarian-
   benda.html
6).http://advokathandal.wordpress.com/perlindungan-hukum-dalam-aktivitas-pencarian-
   cagar-budaya/
B. Faktor-faktor Penghambat Perlindungan Cagar Budaya
       Upaya pelestarian benda cagar budaya Indonesia bukanlah suatu
usaha yang mudah. Ada beberapa factor yang menjadi penghambat dalam
pelestarian benda cagar budaya antara lain :
1. Faktor alam dan faktor manusia.
  Kerusakan karena factor alam dapat disebabkan oleh iklim dan bencana
  alam. Sedangkan kerusakan karena ulah manusia seperti pencurian,
  pencemaran dan fandalisme (kegiatan manusia yang mencoret-coret,
  pengrusakan dll)
2. Lemahnya aturan permerintah.
  Harus adanya peraturan daerah atau perda yang mengatur secara teknis
  tentang kualifikasi, konservasi dan tata cara pengelolaan bangunan
  bersejarah
3. Pemahaman konsep tata kota moderen yang salah.
  Akibatnya kepala daerah membangun hotel, mall, supermarket disetiap
  sudut kota dan gedung-gedung pencakar langit lainnya sebagai tanda
  berhasilnya pembangunan daerah tanpa memperhatikan keberadaan
  benda cagar budaya. Sebaiknya konsep pembangunan harus bersifat
  penyatuan peradaban masa lalu dengan masa kini untuk masa depan.
4. Kurangnya minat investor swasta dan kontraktor dalam melakukan
  konservasi dan revialisasi benda cagar budaya. Dengan berbagai alasan
  seperti tidak menguntungan dari segi bisnis, besarnya pajak, rumitnya
  birokrasi dan masih dipercaya empat mitos pendaurulangan benda cagar
  budaya yaitu :
          a. Mitos bahwa biaya pendaurulangan lebih mahal disbanding
               bangunan baru
          b. Mitos bahwa bangunan kuno tidak efisien untuk fungsi baru
               karena tata letak, ketinggian langit-langit yang tidak sesuai
               dengan tuntunan mekanikal elektrikalnya
c. Mitos bahwa tingkat kekosongan untuk bangunan dan
               perkantoran dibangunan dan kawasan kuno lebih tinggi
               dibanding pada bangunan baru
           d. Mitos bahwa bangunan kuno yang dimanjakan akan memiliki
               umur yang pendek ketimbang bangunan lain.7
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia
6. Minimnya dana yang diberikan pemerintah sebagai alokasi pengembangan
   objek wisata
7. Kurangnya kesadaran akan rasa memiliki dan melindungi baik para
   pemilik, pemerintah, investor, maupun masyarakat. 8




7). http://cetak.bangkapos.com/opini/read/614.html
8). http://digilid.umm.ac.id
BAB IV
                                     PENUTUP


A. Kesimpulan
       Setiap warga Negara Indonesia terutama generasi penerus hendaknya
menyadari bahwa cagar budaya itu sangatlah berguna untuk memajukan
bangsa dan Negara Indonesia. Candi Borobudur merupakan salah satu benda
cagar budaya nasional dari prestasi nenek moyang kita. Dalam Candi
Borobudur tercerminkan kepribadian dan kebesaran bangsa kita. Dalam
Candi Borobudur juga terpancarkan inspirasi yang kita perlukan untuk
menggairahkan partisipasi kita dalam kegiatan membangun masa depan.
Maka sudah kewajiban kita untuk menghargai usaha budaya kita setinggi-
tingginya, memelihara sebaik mungkin dan menjadikannya landasan untuk
menggalang kesadaran nasional kita sebagai pangkal ketahanan nasional
bangsa. Menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita pula untuk meneruskan
keagungan Candi Borobudur itu kepada anak cucu kita, mewariskannya
dalam bentuk puing dan dengan demikian membiarkan lenyapnya nilai-nilai
luhur budaya bangsa kita adalah dosa yang tidak dapat ditebus.9 Dengan
lenyapnya Candi Borobudur ikut lenyap pulalah bagian dari sejarah suatu
tempat yang sebenarnya telah menciptakan suatu identitas tersendiri.
Generasi penerus tidak akan dapat lagi menyaksikan bukti-bukti sejarah dari
perjalanan hidup generasi sebelumnya.
       Dalam upaya perlindungan dan pelestarian cagar budaya terdapat
beberapa factor penghambatnya antara lain kurangnya partisipasi dari
masyarakat, minimnya dana dari pemerintah maupun investor, kurangnya
sumber daya manusia karena ulah manusia.




9) Soekmono. Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta,
    1973, halaman 60
B.   Saran
      Sebagai warga Negara Indonesia sudah seharusnya kita menjaga dan
melestarikan benda cagar budaya nasional dengan suatu tindakan yang
nyata. Semua pihak harus bersatu padu dalam upaya pelestarian benda cagar
budaya baik dari pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat sendiri.
Kiranya sudah saatnya dibentuk suatu kelompok atau oraganisasi yang
berminat kepada benda cagar budaya guna lebih terjaganya lagi benda cagar
budaya Indonesia.
      Upaya pelestarian benda cagar budaya menghadapi berbagai
hambatan. Oleh sebab itu hambatan-hambatan tersebut harus bias
diminimaliskan. Pelestarian cagar budaya harus tetap dijaga, tidak rusak
ataupun lenyap agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan agama, sosial,
pariwisata, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Daftar Pustaka



Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. Cagar Budaya A87.
       Jakarta:P.T.Jayakarta Agung Offset.

Dwiyono, Agus. 2007. Kewarganegaraan. Jakarta Timur:Yudisthira.

Erwin, Muhamad. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
       Bandung:P.T.Refika Aditama.

Rahayu, Minato. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi
       Jati Diri Bangsa. Depok:Grasindo.

Soekmono. Tanpa Tahun. Candi Borobudur. Jawa Tengah:Buku Nusantara.

_______. 1973. Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur.

       Yogyakarta:Kanisius.

Soetarno. 1997. Aneka Candi Kuno di Indonesia. Semarang:Dahara Prize.




Perundang-undangan :

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya.

Lain-lain :

http://id.wikipedia.org/wiki/cagar-budaya, 2 Juni 2012.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/globalisasi, 2 Juni 2012.

http://oldlook.indonesia-travel/id/destinasi/233/borobudur, 3 Juni 2012.

http://kumpulan-info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi-
       borobudur.html, 3 Juni 2012.
http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-
      jawa-tengah.html, 3 Juni 2012.

http://cetak.bangkapos.com/opini/read/614.html, 3 Juni 2012.

http://digilid.umm.ac.id, 5 Juni 2012

More Related Content

Similar to Perlindungan Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional

Laporan perjalanan di
Laporan perjalanan diLaporan perjalanan di
Laporan perjalanan diRohman Efendi
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutChristina Dwi Rahayu
 
PPT Pancasila VIII Bab 5 - Pelestarian dan pemajuan Budaya Nasional.pptx
PPT Pancasila VIII Bab 5 - Pelestarian dan pemajuan Budaya Nasional.pptxPPT Pancasila VIII Bab 5 - Pelestarian dan pemajuan Budaya Nasional.pptx
PPT Pancasila VIII Bab 5 - Pelestarian dan pemajuan Budaya Nasional.pptxRoniDadikSetiawan1
 
3 Budaya_Lokal- - www.kherysuryawan.id.pdf
3 Budaya_Lokal- - www.kherysuryawan.id.pdf3 Budaya_Lokal- - www.kherysuryawan.id.pdf
3 Budaya_Lokal- - www.kherysuryawan.id.pdfGurtiMartia1
 
Makalah kebudayaan indonesia
Makalah kebudayaan indonesiaMakalah kebudayaan indonesia
Makalah kebudayaan indonesiaAliaWati
 
Cagar budaya sebagai haluan pembangunan nasional
Cagar budaya sebagai haluan pembangunan nasionalCagar budaya sebagai haluan pembangunan nasional
Cagar budaya sebagai haluan pembangunan nasionalWisselMeren
 
MENGENAL LEBIH DEKAT PERKAMPUNGAN CINA BENTENG, KAMPUNG BETAWI SETU BABAKAN ...
MENGENAL LEBIH DEKAT  PERKAMPUNGAN CINA BENTENG, KAMPUNG BETAWI SETU BABAKAN ...MENGENAL LEBIH DEKAT  PERKAMPUNGAN CINA BENTENG, KAMPUNG BETAWI SETU BABAKAN ...
MENGENAL LEBIH DEKAT PERKAMPUNGAN CINA BENTENG, KAMPUNG BETAWI SETU BABAKAN ...Dian Anisa Putri
 
Global Village
Global VillageGlobal Village
Global Villagedianaists
 
Makalah perubahan kebudayaan karena pengaruh dari luar
Makalah perubahan kebudayaan karena pengaruh dari luarMakalah perubahan kebudayaan karena pengaruh dari luar
Makalah perubahan kebudayaan karena pengaruh dari luarMara Sutan Siregar
 
Makalah kosmetik jogja
Makalah  kosmetik jogjaMakalah  kosmetik jogja
Makalah kosmetik jogjaNolis Marliati
 
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaanKontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaanBabyHenry
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoDiah Dwi Ammarwati
 
Finalize pkn elgar (3)111
Finalize pkn elgar (3)111Finalize pkn elgar (3)111
Finalize pkn elgar (3)111Elgar Wicaksono
 

Similar to Perlindungan Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional (20)

Riset mandiri
Riset mandiriRiset mandiri
Riset mandiri
 
Laporan perjalanan di
Laporan perjalanan diLaporan perjalanan di
Laporan perjalanan di
 
Proposal study wisata meleura
Proposal study wisata meleuraProposal study wisata meleura
Proposal study wisata meleura
 
Proposal study wisata meleura
Proposal study wisata meleuraProposal study wisata meleura
Proposal study wisata meleura
 
Proposal study wisata meleura
Proposal study wisata meleuraProposal study wisata meleura
Proposal study wisata meleura
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
 
PPT Pancasila VIII Bab 5 - Pelestarian dan pemajuan Budaya Nasional.pptx
PPT Pancasila VIII Bab 5 - Pelestarian dan pemajuan Budaya Nasional.pptxPPT Pancasila VIII Bab 5 - Pelestarian dan pemajuan Budaya Nasional.pptx
PPT Pancasila VIII Bab 5 - Pelestarian dan pemajuan Budaya Nasional.pptx
 
3 Budaya_Lokal- - www.kherysuryawan.id.pdf
3 Budaya_Lokal- - www.kherysuryawan.id.pdf3 Budaya_Lokal- - www.kherysuryawan.id.pdf
3 Budaya_Lokal- - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Makalah kebudayaan indonesia
Makalah kebudayaan indonesiaMakalah kebudayaan indonesia
Makalah kebudayaan indonesia
 
Cagar budaya sebagai haluan pembangunan nasional
Cagar budaya sebagai haluan pembangunan nasionalCagar budaya sebagai haluan pembangunan nasional
Cagar budaya sebagai haluan pembangunan nasional
 
MENGENAL LEBIH DEKAT PERKAMPUNGAN CINA BENTENG, KAMPUNG BETAWI SETU BABAKAN ...
MENGENAL LEBIH DEKAT  PERKAMPUNGAN CINA BENTENG, KAMPUNG BETAWI SETU BABAKAN ...MENGENAL LEBIH DEKAT  PERKAMPUNGAN CINA BENTENG, KAMPUNG BETAWI SETU BABAKAN ...
MENGENAL LEBIH DEKAT PERKAMPUNGAN CINA BENTENG, KAMPUNG BETAWI SETU BABAKAN ...
 
Global Village
Global VillageGlobal Village
Global Village
 
Makalah perubahan kebudayaan karena pengaruh dari luar
Makalah perubahan kebudayaan karena pengaruh dari luarMakalah perubahan kebudayaan karena pengaruh dari luar
Makalah perubahan kebudayaan karena pengaruh dari luar
 
Makalah kosmetik jogja
Makalah  kosmetik jogjaMakalah  kosmetik jogja
Makalah kosmetik jogja
 
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaanKontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
 
LOCAL GENIUS
LOCAL GENIUSLOCAL GENIUS
LOCAL GENIUS
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
 
Finalize pkn elgar (3)111
Finalize pkn elgar (3)111Finalize pkn elgar (3)111
Finalize pkn elgar (3)111
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Perlindungan Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional

  • 1. Makalah Tinjauan Tentang Pelindungan Cagar Budaya Sebagai Identitas Nasional di Indonesia Diajukan sebagai tugas untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Disusun oleh: Agustina Aryanti (061130330957) Anggun Pebi Parizka (061130330959) Ardian Paspal (061130330960) Kelas : 2 ETA Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang 2012 DAFTAR ISI
  • 2. Kata Pengantar ............................................................................................................................ ii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................................................... 3 BAB II. TINJAUAN MASALAH A. Cagar Budaya ................................................................................................................ 4 B. Identitas Nasional ....................................................................................................... 4 C. Candi Borobudur ......................................................................................................... 5 BAB III. PEMBAHASAN A. Perlindungan Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional di Indonesia.....12 B. Faktor- Faktor Penghambat Perlindungan Cagara Budaya ..........................15 BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan.........................................................................................................................17 B. Saran .....................................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................19
  • 3. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan berbagai manfaat kepada kita nikmat dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan, serta tidak lupa kita hanturkan shalawat serta salam kepada sang revornis sejati yakni baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita pada ruangan indahnya Islam hingga saat ini. Penulis juga berterima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan saran-saran yang mendukung dalam proses pembuatan makalah yang berjudul “Tinjauan Tentang Perlindungan Terhadap Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional di Indonesia”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik yang membangun, guna lebih baiknya lagi dalam pembuatan makalah berikutnya. Palembang, 7 Juni 2012 Penulis
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembanga zaman berjalan sangat cepat. Perkembangan yang demikian cepat ini bersifat global atau mendunia. Hal ini berpengaruh terhadap masyarakat pertama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak generasi muda kehilangan kepribadian atau jati diri mereka sebagai bangsa Indonseia. Contohnya saja generasi muda tidak lagi menghargai dan melestarikan peninggalan-peninggalan nenek moyang, salah satu contohnya dalah peninggalan candi-candi. Itu telah menunjukkan bahwa jati diri mereka yang merupakan identitas nasional telah terkikis oleh perkembangan jaman. Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki kekayaan yang sangat melimpah, kekayaan melimpah yang dimiliki bangsa ini tidak hanya terletak pada Sumber Daya Manusia yang potensial, akan tetapi juga pada Sumber Daya Alam dan Sosial budayanya yang beraneaka ragam. Sumber daya alam yang ada di Indonesia memang sangat melimpah, akan tetapi kekayaan budayanya pun tidak kalah di banding dengan kekayaan alam yang ada. Sebagai contoh kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini ialah adanya benda-benda atau situs-situs purbakala sebagai peninggalan masa kerajaan- kerajaan di nusantara, misalnya candi-candi peninggalan kerajaan Majapahit atau kerajaan Sriwijaya ataupun kerajaan Mataram. Bahkan tidak hanya benda saja yang masih terjaga, namun adat-istiadatnya pun masih ada yang tetap utuh terjaga sampai sekarang ini. Kekayaan alam dan kekayaan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa ini merupakan suatu kesatuan atau integral kekayaan yang tidak bisa diabaikan salah satunya oleh pemerintah ataupun masyarakat, sehingga
  • 5. pemerintah atau masyarakat mempunyai kewajiban untuk tetap menjaga dan melestarikannya. Benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional, dalam rangka usaha untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya diperlukan langkah pengaturan bagi penguasaan, pemilikan, penemuan, pencarian, perlindungan, pemeliharaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pengawasan benda cagar budaya. Usaha untuk menjaga kelestarian benda cagar budaya dengan langkah pengaturan masih dirasakan kurang efektif tanpa diikuti dengan upaya kongkrit yang dilakukan oleh pemerintah, seperti misalnya melakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran hukum pihak swasta ataupun masyarakat pada umumnya untuk melestarikan keberadaan benda-benda cagar budaya. Pemerintah daerah belum melakukan pemeliharaan yang optimal. Benda bersejarah itu dibiarkan tergeletak begitu saja hingga banyak bahan materi yang diambil penduduk setempat untuk keperluan pondasi rumah, dapur, atau mistik bahkan banyak peninggalan bangunan kuno terlihat kotor akibat ulah tangan jahil masyarakat yang mencoret-coret bangunan tersebut dan karena minimnya perhatian terhadap benda-benda cagar budaya, tidak sedikit candi warisan masa lalu dibiarkan tak terurus, bahkan banyak arca peninggalan sejarah Indonesia dijual dan kini berada di luar negeri. Oleh sebab. itu, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan benda cagar budaya agar negara Indonesia dapat dipandang layak oleh negara lainnya sebagai negara yang berbudidaya akan pelestarian cagar budayanya. Contohnya saja, Candi Borobudur pernah menjadi salah satu keajaiban dunia.
  • 6. Dari uraian masalah yang telah tertera diatas, maka penulis mengangkat judul “Tinjauan Tentang Perlindungan Cagar Budaya Sebagai Identitas Nasioanal” B. Perumusan Masalah Peninggalan cagar budaya tersebar diseluruh Indonesia. Oleh karena itu, diperlukannya upaya perlindungan dan pengamanan. Pengertian pengamanan di sini tidak dapat dipisahkan dengan masalah pemeliharaan, perlindungan, pemugaran, pendokumentasian dan penelitian terhadap benda budaya itu sendiri. Sebagai bangsa Indonesia sudah selayaknya kita dapat melestarikan benda cagar budaya yang merupakan warisan budaya yang tidak bernilai harganya. Pelestarian ini berwujjud jika semua komponen menyadari betapa pentingnya nilai benda cagar budaya bagi bangsa Indonesia. Kenyataannya, peninggalan nenek moyang kita banyak mengalami tantangan dari kepunahan dan kerusakan. Dari deskripsi diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perlindung cagar budaya sebagai identitas nasional Indonesia? 2. Apa saja faktor-faktor penghambat dalam perlindungan terhadap cagar budaya Indonesia?
  • 7. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Cagar Budaya Cagar Budaya adalah kegiatan untuk menjaga atau melakukan konservasi terhadap benda-benda alam atau buatan manusia yang dianggap memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Benda cagar budaya tidak hanya penting bagi disiplin ilmu arkeologi, tetapi terdapat berbagai disiplin yang dapat melakukan analisis terhadapnya. 1 Pada UU. NO. 5 Tahun 1992, cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta perlu dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional. Cagar budaya merupakan barang-barang kuno warisan nenek moyang kita yang nilainya berharga, benda buatan manusia yang telah berumur 50 tahun dan memiliki nilai sejarah atau kesenian. Cagar budaya dapat berupa candi, masjid, gereja, gedung, senjata, pakaian, prasasti, dan lain-lain. Benda yang belum berumur 50 tahun dapat dikatakan cagar budaya bila memiliki nilai tersendiri.2 B. Identitas Nasional Identitas Nasional terdiri dari istilah identitas yang berasal dari istilah identity dan nasional dari istilah nation, yang berarti identitas (identity) sebagai karakter diri, tanda, jati diri ataupun sifat khas, sedangkan nasional (nation) yang berarti bangsa maka identitas nasional itu merupakan sifat khas yang melekat pada satu bangsa atau yang lebih dikenal sebagai kepribadian atau karakter suatu bangsa.3 . (1). http://id.m.wikipedia.org/wiki/cagar-budaya (2). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Cagar Budaya. A87, Jayakarta Agung Offset, Jakarta, 1984, halaman 4-5 3). Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung, 2010, halaman 41
  • 8. Identitas nasional juga berarti jati diri yang membentuk bangsa yaitu berbagai suku bangsa, agama, bahasa indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara, ideologi pancasila. Identitas nasional tidak terlepas dari nasinalisme yang berhubungan dengan jati diri bangsa. 4 C. Candi Borobudur Candi Borobudur adalah monumen Budha terbesar di dunia. Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu terdiri dari 2 juta potongan batu-batuan. Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar panel masing-masing 2 meter jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya 3 km. Candi ini memiliki 10 tingkat dimana tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat diseluruh bangunan candi berjumlah 504 buah sedangkan tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42m namun sekarang tinggal 34,5m setelah tersambar petir. Bagian paling atas ditingkat kesepuluh terdapat stupa besar berdiameter 9,9m dengan tingga 7m. Borobudur berdiri dari 1460 panel dan 504 stupa. Namun panel yang selama ini terlihat belum lengkap karena ada 160 panel yang sengaja ditimbun karena reliefnya dianggap pugar dan cabul. Panel-panel itu terletak di bagian paling bawah, berisi adegan sutra Karmawibhangga (hukum sebab-akibat).5 Sebagai bangunan Candi Borobudur dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian kaki candi (Kamadhatu), bagian tubuh candi (Rupadhatu) dan bagian atas candi (Arupadhatu). Kamadhatu atau buana hasra dimana manusia dikuasai oleh nafsu dan karenanya terikat pada hukum karma, jumlah panel ada 160 buah dan denahnya bujur sangkar. 4) Minto Rahayu, Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa, Gr asindo, Depok,2007,halaman 56 5).http://oldlook.indonesia.travel/id/destinasi/233/borobudur
  • 9. Tingkat kedua adalah Rupadhatu atau buana rupa, dimana manusia telah bebas dari nafsu tetapi masih terikat kepada nama dan rupa. Semua dindingnya penuh dengan cerita dan relief hias. Denahnya bujur sangkar. Yang ketiga adalah Arupadhatu, dimana manusia telah sempurna mutlak dan memasuki Alam Tiada. Tidak ada ukiran atau hiasan. Denahnya berupa lingkaran.6 Borobudur berasal dari gabungan kata bara dan budur. Bara berasal dari bahasa sansekerta “vihara” yang berarti kompleks candi dan bihara atau asrama (Prof. Dr. Poerbacaraka dan Stuterheim). Sedangkan kata budur mengingatkan kita pada bahasa Bali, Beduhur yang artinya diatas. Jadi, nama Borobudur kira-kira berarti asrama atau bihara (kelompok candi) yang terletak diatas bukit. Pendapat lain dikemukakan oleh J.G. Casparis, berdasarkan prasasti Cri Kahuluan (842M). Di dalam prasasti tersebut terdapat sebuah kuil bernama “Bhumisembhara”, yang menurut pendapat beliau nama itu tidak lengkap. Agaknya masih ada sepatah kata lagi untuk “gunung” dibelakangnya, sehingga nama seluruhnya seharusnya “Bhumi Sambharabhudira”. Dari kata inilah, akhirnya menjadi nama Borobudur.7 Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh penganut agama Budha Mahayana pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 M dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah puteri dari Samaratungga. Sedangkan arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-temurun bernama Gunadharma.8 6). Soekmono, Candi Borobudur, PT. Jayakarta Agung Offset, Jawa Tengah, (tanpa tahun), (tanpa halaman) 7). Soetarno, Aneka Candi Kuno di Indonesia, Dahara Prize, Semarang, 1997, halaman 79 8).http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi- borobudur.html
  • 10. Candi Borobudur rupanya dikenal sebagai tempat yang dapat menimbulkan malapetaka. Menurut kitab “Badad Tanah Jawi”, dalam tahun 1709 Masehi ada seorang tokoh bernama Ki Mas Dana menantu Ki Gede Pacukilan, yang memberontak terhadap raja Amangkurat III yang bertakhta di Kartasura. Pemberontak ini mengalami kekalahan, kemudian melarikan diri ke Bukit Borobudur. Panglima kerajaan, Pangeran Pringgolaya, mengadakan pengejaran. Bukit Borobudur dikurung, Ki Mas Dana ditangkap dan dibawa ke Kartasura, untuk selanjutnya menjalani hukuman mati. Dalam kitab “Babad Mataram” diceritakan bahwa dalam tahun 1757 Masehi putera mahkota kesultanan Yogyakarta yang bernama Pangeran Mancanegara mengalami nasib buruk pula di Borobudur. Baginya berlaku pantangan untuk melihat “arca seribu” disana, sebab salah satu dari arca-arca itu menggambarkan seorang satria terkurung dalam sangkar. Sebaliknya sang pangeran justru hendak bertemu dengan satria malang itu, akibatnya ialah bahwa putera mahkota sepulangnya, di istana jatuh sakit dan muntah darah sampai menemui ajalnya. Demikianlah maka selama sembilan abad, yaitu sejak berdirinya sekitar tahun 800 sampai lebih kurang tahun 1700, Candi Borobudur diselubungi tabir kegelapan belaka.9 Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.10 9) Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, halaman 9-11 10).http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi- borobudur.html
  • 11. Dalam abad ke-18 tabir itu sedikit terkuakkan, tetapi candinya belum juga menampakkan dirinya secara wajar. Kabut ketakhyulan masih meliputinya. Baru pada abad yang lalu selubung dan kabut itu mulai menipis, dan cuaca menjadi semakin cerah.11 Pada tahun 1814, berkat kegiatan Sir Thomas Stamford Raffles yang waktu itu menjabat Letnan Gubernur Jendral sebagai wakil pemerintah Inggris yang menguasai negara kita. Raffles itu sangat besar minatnya terhadap sejarah pulau Jawa. Maka itu banyak melakukan perjalanan diberbagai daerah sambil mengumpulkan segala macam keterangan mengenai sejarah dan kebudayaan dari pejabat-pejabat yang ia temui. Dalam tahun 1814 itu Raffles sedang melakukan perjalanan di Semarang, ketika ia diberitahu tentang adanya sebuah candi besar yang disebut Candi Borobudur dan yang terletak di desa Bumisegoro dekat Magelang. Ia tidak sempat menyaksikan sendiri candi itu, maka ia mengirimkan seorang utusan ke sana untuk mengadakan peninjauan. Utusan itu adalah seorang Belanda bernama Cornelius yang sudah banyak pengalamannya dalam masalah percandian di Jawa. 12 Segera setelah datang di Borobudur, Cornelius mempekerjakan sekitar 200 orang desa untuk menebangi pohon-pohon dan membakar semak-semak yang tumbuh dengan subur diatas candi. Para pekerja itu disuruh juga menggali dan menyingkirkan tanah serta puing yang telah berabad-abad lamanya menutupi sebagian besar bangunannya. 11).Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, halaman 11 12). Soekmono, Candi Borobudur, PT. Jayakarta Agung Offset, Jawa Tengah, (tanpa tahun), (tanpa halaman)
  • 12. Dalam waktu dua bulan pekerjaan pembersiahan telah selesai. Namun berbagai bagian dari lorong-lorong candinya belum juga dapat dibersihkan karena dikhawatirkan akan runtuh. Pengetahuaanya tentang sejarah pulau Jawa dituangkan oleh Raffles dalam bukunya “History of Java” yang terbit pada tahun 1817. Maka berjasalah Raffles bahwa melalui buku itu Candi Borobudur terkenal dikalangan masyarakat luas, terutama di Eropa.13 Pada tahun 1825 diadakan pemugaran kembali pada bangunan candi sehingga bentuknya menjadi semakin jelas. Sembilan tahun kemudian, saat Belanda berkuasa, residen Kedu yang bernama Hatmann membersihkan candi ini lagi. Setelah diadakan tinjauan untuk penelitian lebih lanjut pada tahun 1842, maka pada tahun 1873 monografi pertama tentang Candi Borobudur diterbitkan.14 Sangat disayangkan, karena kurangnya pengertian dari para pejabat pemerintah pada waktu itu, tidak sedikit batu-batu candinya yang hilang karena perbuatan tangan-tangan jahil. Tidak kurang dari delapan cikar, penuh dengan arca-arca dan batu-batu terukir dari bangunan Borobudur (tentunya dipilih yang baik), telah diangkut ke Thailand sebagai hadiah atas kunjungan raja Chulalangkon di Indonesia dalam tahun 1896. Residen kedua yang ditugaskan untuk memberikan hadiah tersebut, rupa yang baik, antara lain lima Dhyani-Buddha, tiga di antaranya diambilkan dari tempat-tempat aslinya di relung-relung, dua arca singa, satu diantaranya adalah satu- satunya arca singa yang tidak ada cacatnya, sebuah pancuran makara, kepala- kepala singa dari sayap-sayap tangga. Kepala-kepala penghias relung-relung serta gapura-gapura dan masih banyak lagi yang lain. 15 Benda-benda tersebut saat ini tersimpan di Museum Bangkok, Thailand. 13) Soekmono, Candi Borobudur, PT. Jayakarta Agung Offset, Jawa Tengah, (tanpa tahun), (tanpa halaman) 14).http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-jawa- tengah.html 15) Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, Halaman 85-87
  • 13. Pada tahun 1900 pemerintah Hindia Belanda membentuk sebuah panitia pemugaran dan perawatan Candi Borobudur. Setelah panitia terbentuk, pada tahun 1907 hingga 1911 Borobudur direstorasi besar- besaran. Pimpinan restorasi tersebut adalah Ir. Theodorus van Erp, seorang ahli teknik bangunan Genie Militer dengan pangkat letnan satu yang kemudian tertarik untuk meneliti dan mempelajari seluk-beluk Candi Borobudur, mulai dari bentuk bangunan hingga falsafah dan ajaran-ajaran yang dikandungnya. Bahkan, ia sempat melakukan studi banding selama beberapa tahun di India dan Sri Lanka untuk melihat susunan bangunan stupa Sanchi di Kandy dan membandingkannya dengan Borobudur. Hasil kerja panitia yang dipimpin oleh Theodorus van Erp sebenarnya memuaskan, namun karena proses alam yang tidak bisa dicegah (hujan ;dan panas), maka bangunan candi menjadi rusak kembali dan bahkan ada beberapa bagiannya yang mulai miring, renggang dan amblas. Untuk itu, pada tahun 1926 pemerintah Hindia Belanda memugarnya kembali. Sayangnya, pada tahun1940 terjadi krisis malaise dan Perang Dunia II sehingga proses pemugaran Borobudur terpaksa dihentikan.16 Pada tahun 1956, atas permintaan pemerintah Republik Indonesia kepada UNESCO, datanglah Prof. Dr.C. Coremans dari Belgia ke Indonesia untuk mengadakan penelitian sebab-sebab kerusakan batu-batu candi, khususnya Candi Borobudur. Sebagai hasilnya, ia berkesimpulan bahwa air merupakan penyebab utama dari semua kerusakan-kerusakan itu. Air hujan meresap kedalam tanah dasar bangunan candi dan melalui celah-celah batu, telah mengikis permukaan tanah dasarnya sehingga memperlemah daya tahan tanah yang berfungsi sebagai fondasi bangunan. Lama-kelamaan tanah dasar menjadi jenuh, air terkumpul di tempat-tempat tertentu dan membentuk kantong-kantong air. Hal ini menyebabkan tanah pada akhirnya menjadi lunak. 17 16).http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-jawa- tengah.html 17). Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, Halaman 87-88
  • 14. Mengingat begitu kompleks masalah Borobudur ini, maka untuk menangani kesemuanya itu diperlukan suatu organisasi yang teratur dan terkordinasi. Akhirnya pada tahun 1971 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membentuk “Badan Pemugaran Candi Borobudur“ (BPC) yang diketuai oleh Prof. Ir. Rooseno, sebagai sekretaris diangkat Prof. R. Soekmono, disamping tugasnya selaku pimpinan proyek, Kepala Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional (LPPN). Badan inilah yang akan menangani semua masalah Borobudur, baik yang bersifat Nasional maupun Internasional. Juga dibantu oleh staf ahli dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain ahli dari LPPN, mikrobologi, dan mekanika tanah dari Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, ahli geologi dari ITB, dan ahli beton dari Universitas Saraswati. Sebagai konsultan ialah Nedeco (Netherlands Engineering Consultants). 18 Selanjutnya, pada tahun 1972 UNESCO mengucurkan dana sebesar 5 juta dollar Amerika sebagai biaya pemugaran Borobudur. Sisanya sebanyak 2,750 juta dollar lagi berasal dari pemerinah Indonesia. Pemugaran Candi Borobudur dimulai pada tanggal 10 Agustus 1973 yang peresmian pemugarannya dilakukan oleh Presiden Soeharto. Pemugaran tersebut berlangsung hingga tahun 1984 dengan hasil yang hampir sempurna. Namun, satu tahun kemudian terjadi serangan bom yang dilakukan oleh kelompok Islam ekstrem yang dipimpin oleh Habib Husein Ali Alhabsyi. Serangan itu membuat beberapa stupa pada candi harus diperbaiki. Dan, pada tahun 1991 Candi Borobudur ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia.19 18). Soekmono, Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, Halaman 89 19).http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang-jawa- tengah.html
  • 15. BAB III PEMBAHASAN A. Perlindungan Cagar Budaya sebagai Identitas Nasional Cagar budaya merupakan warisan budaya bangsa yang harus dipelihara, dilindungi, dan dimanfaatkan untuk kejayaan bangsa. Oleh sebab itu, pemerintah sedang giatnya memugar cagar budaya nasional, salah satu ialah Candi Borobudur. Candi Borobudur tidak dirawat dengan baik, akan mengalami kerusakan. Adapun penyebab dari kerusakan Candi Borobudur ataupun candi lainnya : 1. Keadaan iklim yang panas maupun lembab 2. Tumbuhnya tumbuhan liar dan lumut 3. Gangguan dari pengunjung 4. Bencana alam 5. Pencurian 6. Perkembangan industri-industri.1 Melindungi dan memelihara nilai sejarah dan keaslian bentuk serta pengamanan dari benda cagar budaya merupakan suatu kewajiban bagi semua orang yang memiliki dan menguasainya.2 Apabila orang tersebut tidak dapat melaksanakan kewajibannya maka pemerintah akan memberikan teguran bahkan pemerintah akan menahan dan memindahkan benda cagar budaya tersebut ke tempat asalnya.3 1). Departemen Pendidikan Kebudayaan, Cagar Budaya, A87, PT. Jayakarta Agung Offset, Jakarta, 1984, halaman 28-29. 2). UU. NO.5 Tahun 1992 BAB IV Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2) 3). UU. NO.5 Tahun 1992 BAB IV Pasal 14 ayat (1) dan pasal 16
  • 16. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan benda cagar budaya Indonesia. Jika kita menemukan benda cagar budaya, kita harus segera melaporkannya kepada yang berwajib, polisi ataupun melalui Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Setiap orang dialrang merusak benda cagar budaya tanpa izin dari pemerintah. Larangan tersebut antara lain. 1. Membawa benda cagar budaya ke luar wilayah RI 2. Memindahkan benda cagar budaya dari daerah satu ke daerah lainnya 3. Mengambil atau memindahkan benda cagar budaya baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali dalam keadaan darurat 4. Mengubah bentuk atau warna serta memugar benda cagar budaya 5. Memisahkan sebagian benda cagar budaya dari kesatuaannya. 4 Sebagai warga Negara Indonesia, kita harus bangga terhadap kekayaan budaya bangsa yang beranekaragam. Beraneka ragam budaya Indonesia tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang diyakini dapat membentuk kepribadian bangsanya, sehingga merupakan salah satu cara untuk menunjukkan jati diirinya. Ini merupakan salah satu cara untuk menangkal unsur-unsur budaya luar yang sengaja atau tidak sengaja akan merusak bahkan memusnahkan ragam budaya Indonesia. 4) : UU.NO.5 Tahun 1992, BABIV Pasal 15 ayat (2)
  • 17. Adapun upaya dalam perlindungan cagar budaya antara lain : 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan berharganya benda cagar budaya 2. Menugaskan beberapa personil dari masyarakat setempat untuk menjadi juru kunci atau petugas yang mampu menjelaskan informasi terkait dengan BCB tersebut. Petugas yang berasal dari lingkungan setempat ini mampu memberikan penjagaan keamanan BCB sehingga mengurangi aksi vandalisme. 3. Mengenalkan BCB melalui paket pariwisata.5 4. membuat peraturan pengelolaan cagar budaya; 5. melakukan penyidikan kasus pelanggaran hukum; 6. memberikan penghargaan kepada setiap orang yang telah melakukan Pelestarian Cagar Budaya; 7. memindahkan dan/atau menyimpan Cagar Budaya untuk kepentingan pengamanan; 8. mengusulkan Cagar Budaya Nasional sebagai warisan dunia atau Cagar Budaya bersifat internasional; 9. menetapkan batas situs dan kawasan; dan menghentikan proses pemanfaatan ruang atau proses pembangunan yang dapat menyebabkan rusak, hilang, atau musnahnya Cagar Budaya, baik seluruh maupun bagian-bagiannya.6 5).http://forumgurusejarahkendal.blogspot.com/2009/08/upaya-dan-strategi-pelestarian- benda.html 6).http://advokathandal.wordpress.com/perlindungan-hukum-dalam-aktivitas-pencarian- cagar-budaya/
  • 18. B. Faktor-faktor Penghambat Perlindungan Cagar Budaya Upaya pelestarian benda cagar budaya Indonesia bukanlah suatu usaha yang mudah. Ada beberapa factor yang menjadi penghambat dalam pelestarian benda cagar budaya antara lain : 1. Faktor alam dan faktor manusia. Kerusakan karena factor alam dapat disebabkan oleh iklim dan bencana alam. Sedangkan kerusakan karena ulah manusia seperti pencurian, pencemaran dan fandalisme (kegiatan manusia yang mencoret-coret, pengrusakan dll) 2. Lemahnya aturan permerintah. Harus adanya peraturan daerah atau perda yang mengatur secara teknis tentang kualifikasi, konservasi dan tata cara pengelolaan bangunan bersejarah 3. Pemahaman konsep tata kota moderen yang salah. Akibatnya kepala daerah membangun hotel, mall, supermarket disetiap sudut kota dan gedung-gedung pencakar langit lainnya sebagai tanda berhasilnya pembangunan daerah tanpa memperhatikan keberadaan benda cagar budaya. Sebaiknya konsep pembangunan harus bersifat penyatuan peradaban masa lalu dengan masa kini untuk masa depan. 4. Kurangnya minat investor swasta dan kontraktor dalam melakukan konservasi dan revialisasi benda cagar budaya. Dengan berbagai alasan seperti tidak menguntungan dari segi bisnis, besarnya pajak, rumitnya birokrasi dan masih dipercaya empat mitos pendaurulangan benda cagar budaya yaitu : a. Mitos bahwa biaya pendaurulangan lebih mahal disbanding bangunan baru b. Mitos bahwa bangunan kuno tidak efisien untuk fungsi baru karena tata letak, ketinggian langit-langit yang tidak sesuai dengan tuntunan mekanikal elektrikalnya
  • 19. c. Mitos bahwa tingkat kekosongan untuk bangunan dan perkantoran dibangunan dan kawasan kuno lebih tinggi dibanding pada bangunan baru d. Mitos bahwa bangunan kuno yang dimanjakan akan memiliki umur yang pendek ketimbang bangunan lain.7 5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia 6. Minimnya dana yang diberikan pemerintah sebagai alokasi pengembangan objek wisata 7. Kurangnya kesadaran akan rasa memiliki dan melindungi baik para pemilik, pemerintah, investor, maupun masyarakat. 8 7). http://cetak.bangkapos.com/opini/read/614.html 8). http://digilid.umm.ac.id
  • 20. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setiap warga Negara Indonesia terutama generasi penerus hendaknya menyadari bahwa cagar budaya itu sangatlah berguna untuk memajukan bangsa dan Negara Indonesia. Candi Borobudur merupakan salah satu benda cagar budaya nasional dari prestasi nenek moyang kita. Dalam Candi Borobudur tercerminkan kepribadian dan kebesaran bangsa kita. Dalam Candi Borobudur juga terpancarkan inspirasi yang kita perlukan untuk menggairahkan partisipasi kita dalam kegiatan membangun masa depan. Maka sudah kewajiban kita untuk menghargai usaha budaya kita setinggi- tingginya, memelihara sebaik mungkin dan menjadikannya landasan untuk menggalang kesadaran nasional kita sebagai pangkal ketahanan nasional bangsa. Menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita pula untuk meneruskan keagungan Candi Borobudur itu kepada anak cucu kita, mewariskannya dalam bentuk puing dan dengan demikian membiarkan lenyapnya nilai-nilai luhur budaya bangsa kita adalah dosa yang tidak dapat ditebus.9 Dengan lenyapnya Candi Borobudur ikut lenyap pulalah bagian dari sejarah suatu tempat yang sebenarnya telah menciptakan suatu identitas tersendiri. Generasi penerus tidak akan dapat lagi menyaksikan bukti-bukti sejarah dari perjalanan hidup generasi sebelumnya. Dalam upaya perlindungan dan pelestarian cagar budaya terdapat beberapa factor penghambatnya antara lain kurangnya partisipasi dari masyarakat, minimnya dana dari pemerintah maupun investor, kurangnya sumber daya manusia karena ulah manusia. 9) Soekmono. Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur, Kanisius, Yogyakarta, 1973, halaman 60
  • 21. B. Saran Sebagai warga Negara Indonesia sudah seharusnya kita menjaga dan melestarikan benda cagar budaya nasional dengan suatu tindakan yang nyata. Semua pihak harus bersatu padu dalam upaya pelestarian benda cagar budaya baik dari pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat sendiri. Kiranya sudah saatnya dibentuk suatu kelompok atau oraganisasi yang berminat kepada benda cagar budaya guna lebih terjaganya lagi benda cagar budaya Indonesia. Upaya pelestarian benda cagar budaya menghadapi berbagai hambatan. Oleh sebab itu hambatan-hambatan tersebut harus bias diminimaliskan. Pelestarian cagar budaya harus tetap dijaga, tidak rusak ataupun lenyap agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan agama, sosial, pariwisata, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
  • 22. Daftar Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984. Cagar Budaya A87. Jakarta:P.T.Jayakarta Agung Offset. Dwiyono, Agus. 2007. Kewarganegaraan. Jakarta Timur:Yudisthira. Erwin, Muhamad. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung:P.T.Refika Aditama. Rahayu, Minato. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa. Depok:Grasindo. Soekmono. Tanpa Tahun. Candi Borobudur. Jawa Tengah:Buku Nusantara. _______. 1973. Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur. Yogyakarta:Kanisius. Soetarno. 1997. Aneka Candi Kuno di Indonesia. Semarang:Dahara Prize. Perundang-undangan : Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya. Lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/cagar-budaya, 2 Juni 2012. http://id.m.wikipedia.org/wiki/globalisasi, 2 Juni 2012. http://oldlook.indonesia-travel/id/destinasi/233/borobudur, 3 Juni 2012. http://kumpulan-info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/182-candi- borobudur.html, 3 Juni 2012.
  • 23. http://uun-halimah.blogspot.com/2009/02/candi-borobudur-magelang- jawa-tengah.html, 3 Juni 2012. http://cetak.bangkapos.com/opini/read/614.html, 3 Juni 2012. http://digilid.umm.ac.id, 5 Juni 2012