SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ANALISI KESALAHAN
BAHASA PADA TATARAN
Disusun oleh :
Khairiati
2011070014
Pendidikan bahasa indonesia
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas serambi mekkah
A. FRASA VERBAL DAN
FUNGSINYA
Verba dapat diperluas dengan menambahkan
unsur tertentu, tetapi hasil perluasan itu masih
tetap pada tataran sintaksis yang sama.
Verba datang, misalnya, dapat diperluas
menjadi tidak datang atau sudah datang dan
kedua bentuk perluasan ini berada pada
tataran yang sama, yakni tataran frasa. Baik
verba yang telah diperluas, yang dinamakan
frasa verbal, dapat menduduki fungsi yang
berbeda-beda dalam kalimat.
Jenis-jenis frasa verba dan
contohnya
1. Frasa verba modifikatif
Adalah jenis frasa yang diikuti oleh kata
sifat baik di depan ataupun di
belakangnya.
Misal: bekerja keras ( keras merupakan
kata sifat yang menjadi pembatas di
belakang kata kerja, yaitu bekerja), pasti
membuat ( pasti merupakan kata sifat
yang menjadi pembatas di depan kata
kerja, membuat).
Contoh Frasa Verba Modifikatif
Contoh yang benar Contoh yang salah
 Amir bekerja keras
tampa henti.
 Amar membaca buku
dengan saksama.
 Adik menonton TV
bersama Ayah.
 Pelaku memukul korban
dengan menggunakan
balok kayu.
 Amir kerja tampa henti
 Amar sedang baca buku
dengan seksama
 Adik nonton TV dengan
ayah
2. Frasa Verba Koordinatit
Adalah jenis frasa yang menggabungkan 2
kata kerja dengan kata hubung dan atau.
Seperti: Membaca dan menulis, bekerja atau
berlibur.
Contoh:
 Adik sangat pandai dalam berhitung dan
menulis.
 Fahmi mampu bekerja kantoran dan
sampingan sekaligus.
 Aldi masih memikirkan dan merenungkan
pilihannya.
 Ayah masih menimbang dan mengukur
keputusan.
3. Frasa Verba Aposistif
Merupakan jenis frasa verba yang ditempatkan
sebagai keterangan tambahan atau selipan.
Contoh:
 Aceh ---- tempat dulu aku merantau ---- kini
terkena badai Tsunami.
 Rumah kita ---- tempat berenang dari panas dan
hujan ---- telah resmi di jual.
 Yogya ---- tempat aku mencari nafkah ---- begitu
istimewa di hati ku.
 Bisnis yang dijalani Cucu (bejualan makanan
ringan) kini kian maju.
 Andi ---- temanku yang sering membantuku
saat susah ---- kini telah tiada.
B. BATASAN FRASA VERBAL
Frasa verbal ialah satuan yang terbentuk dari
dua kata atau lebih dengan verba sebagai
intinya, tetapi bentuk ini bukan merupakan
klausa. Dengan demikian, frasa verbal
mempunyai inti dan kata lain yang
mendampinginya. Posisi kata pendamping ini
tetap (fixed) sehingga tidak dapat dipindahkan
secara bebas ke posisi lain. Perlu di tegaskan
bahwa unsur pengisi subjek dan objek tidak
termasuk dalam frasa verbal dalam kalimat
tampak pada beberapa cotoh berikut.
Contoh batasan frasa verbal
Kesehatan sudah membaik
Pesawat itu akan mendarat
Anak-anak tidak harus pergi sekarang
Kami harus menulis kembali makalah kami
Murid-murid sering makan dan minum di kantin
Kamu boleh menyanyi atau menari
Konstruksi sudah membaik, akan mendarat,
tidak harus pergi, harus menulis kembali,
makan dan minum, dan menari atau menari
adalah frasa verbal.
Yang menjadi verba inti pada kalimat
masing-masing adalah membaik, mendarat,
pergi, dan menulis. Pada kalimat dan kedua
verba pada tiap-tiap kalimat, yaitu makan
dan minum dan menyanyi atau menari,
menjadi inti dengan dan serta atau sebagai
penghubungnya.
C. JENIS FRASA VERBAL
Jika dilihat dari konstruksinya, frasa verbal terdiri
atas verba inti dan kata lain yang bertindak
sebagai penambah arti verba tersebut.
Konstruksi, seprti sudah membaik, akan
mendarat, dan tidak harus pergi pada contoh di
atas merupakan jenis frasa verbal endosentrik
atributif. Frasa verbal seperti makan dan minum
serta menyayi atau menari masing-masing
mempunyai dua verba inti yang dihubungkan
dengan kata dan atau atau frasa seperti itu di
sebut frasa verbal endosentrik koordinatif.
D. FRASA ENDOSENTRIK
ATRIBUTIF
Frasa verbal yang endosentrik atributif terdiri
atas inti verba dan pewatas (modifier) yang
ditempatkan di muka atau di belakang verba
inti. Yang di muka dinamakan pewatas depan
dan yang dibelakang di namakan pewatas
belakang.
a. Pewatas depan
 Berdasarkan ciri-ciri
smantisnya, kata-kata
yang tergolong
sebagai pewatas
depan dapat
dibedakan menjadi 3
macam, yaitu pewatas
depan yang digunakan
sebagai
(1) pemarkah modalitas,
(2) pemarkah megasi,
(3) pemarkah
aspektualitas.
 Pewatas depan pemarkah
modalitas terlihat dalam
penggunaan kata akan, hendak,
harus, mesti, perlu, dapat, bisa,
boleh, suka, ingin, dan mau. Dalam
konstruksi frasa verbal pemarkah
modalitas itu dapat digunakan
secra tersendiri ataupun secara
berdampingan dengan pemarkah
modalitas yang lain. Contoh berikut
memperlihatkan bahwa akan dan
harus (termasuk mesti mendahului
pemarkah modalitas lainnya), yaitu
:
 Akan harus
 Akan dapat
 Akan bisa
 Akan suka
 Harus boleh
 Harus dapat
 Harus bisa
Contoh pemakaian pemakas depan dalam kalimat
dapat ditunjukkan sebagai berikut.
 Pemerintah akan menerbitkan pengurusan
sertifikat tanah.
 Kami harus memeriksa barang yang masuk.
 Mahasiswa dapat mengajukan permohonan cuti
akademik.
 Manager itu selalu mau mendengarkan keluh
kesah karyawan.
 Kita akan harus mengambil langkah yang lebih
cepat.
 Meraka harus dapat menyelesaikan tugas itu
minggu ini.
 Dia harus mau melaksanakan tugas itu.
 Nanti aklo sudah besar, Tuti tentu akan suka
sambal terasi.
Dari contoh tersebut jelas bahwa kata-kata
pewatas depan, saperti akan, harus, dan
dapat yang merupakan pemarkah modalitas
itu mematuhi urutan tertentu.
Contoh:
 Dia tidak menikah
 Dia tidak harus menikah
 Dia harus tidak menikah
b. Pewatas belakang
Berbeda dengan pewatas depan, pewatas belakang
sangat terbatas macam dan semua kemungkinanya.
Pada umumnya pewatas belakang frasa terdiri atas
kata-kata seperti lagi ( dalam arti ‘tambah satu kali’
bukan ‘sedang’) dan kembali.
Contoh:
 Di menagis lagi
 Kami harus menuli kembali makna itu
 Duta pelajar itu akan datang lagi ke sekolah ini
 Dia tidak akan dapat mengingkari lagi janji itu
Contoh diatas menunjukkan kemungkinan adanya
pewatas depan dan pewatas belakang pada frasa
verba yang sama.
E. FRAS ENDOSENTRIK
KOODINATIF
Wujud frasa endosentrik koordinatif sangatlah sederhana,
yakni dua verba yang di gabungkan dengan memakai kata
penghubung dan atau. Tentu saja sebagai verba bentuk
itu dapat di dahului atau di ikuti oleh pewatas depan dan
pewatas belakang.
Contoh:
 Mereka menangis dan meratapi nasibnya.
 Kami pergi atau menunggu dulu?
 Orang yang kuat imannya tidak akan menangis dan
meratapi nasibnya.
 Anak harus memamtuhi dan melaksanakan perintah
orang tua nya.
 Dia tidak akan mengakui atau mengingkari
perbuatannya.
 Sesudah ujian kami akan makan dan minum lagi di
kantin.
Pewatas pada frasa koordinatif itu
memberi keterangan tambahan pada
kedua verba yang bersangkutan dan
buka pada verba yang pertama saja.
Dengan demikian, pewatas tidak akan
pada kalimat di atas memberi keterangan
tambahan pada mengakui dan
mengingkari, bukan pada mengakui saja.
analisis kesalahan berbahasa pada tataran.pptx

More Related Content

What's hot

Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasi
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasiHomologi dan analogi perbandingan embriologi presentasi
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasiAnand Ardhiansyah
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikRomza Baher
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiNiicha Juwita
 
Sastra Melayu Klasik
Sastra  Melayu KlasikSastra  Melayu Klasik
Sastra Melayu Klasikmbanarti
 
PANTUN MELAYU: BINGKISAN PERMATA
PANTUN MELAYU: BINGKISAN PERMATAPANTUN MELAYU: BINGKISAN PERMATA
PANTUN MELAYU: BINGKISAN PERMATAAmie Gy
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifWarnet Raha
 
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Ibnu Saefullah
 
Kata Adjektif,Kata Tugas Dan Akronim
Kata Adjektif,Kata Tugas Dan AkronimKata Adjektif,Kata Tugas Dan Akronim
Kata Adjektif,Kata Tugas Dan AkronimNorshabarina Isa
 
hubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiranhubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiranheniwahyuarini95
 
Semantik pragmatiksosiolinguistik
Semantik pragmatiksosiolinguistikSemantik pragmatiksosiolinguistik
Semantik pragmatiksosiolinguistikHeidy Kaeni
 
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)Lita Tania
 

What's hot (20)

Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Protosteliomycetes
Protosteliomycetes Protosteliomycetes
Protosteliomycetes
 
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasi
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasiHomologi dan analogi perbandingan embriologi presentasi
Homologi dan analogi perbandingan embriologi presentasi
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantik
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
Morfofonemik
MorfofonemikMorfofonemik
Morfofonemik
 
Sastra Melayu Klasik
Sastra  Melayu KlasikSastra  Melayu Klasik
Sastra Melayu Klasik
 
PANTUN MELAYU: BINGKISAN PERMATA
PANTUN MELAYU: BINGKISAN PERMATAPANTUN MELAYU: BINGKISAN PERMATA
PANTUN MELAYU: BINGKISAN PERMATA
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
Variasi bahasa -Sosiolinguistik (S1)
 
Makalah wacana
Makalah wacanaMakalah wacana
Makalah wacana
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
Fonemik
FonemikFonemik
Fonemik
 
Bentuk pantun
Bentuk pantunBentuk pantun
Bentuk pantun
 
Kata Adjektif,Kata Tugas Dan Akronim
Kata Adjektif,Kata Tugas Dan AkronimKata Adjektif,Kata Tugas Dan Akronim
Kata Adjektif,Kata Tugas Dan Akronim
 
hubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiranhubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiran
 
Teori pragmantik
Teori pragmantikTeori pragmantik
Teori pragmantik
 
Semantik pragmatiksosiolinguistik
Semantik pragmatiksosiolinguistikSemantik pragmatiksosiolinguistik
Semantik pragmatiksosiolinguistik
 
PRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNANPRINSIP KESANTUNAN
PRINSIP KESANTUNAN
 
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
 

Similar to analisis kesalahan berbahasa pada tataran.pptx

Similar to analisis kesalahan berbahasa pada tataran.pptx (20)

Kalimat verbal dan nominal
Kalimat verbal dan nominalKalimat verbal dan nominal
Kalimat verbal dan nominal
 
Frasa, Klausa dan Kalimat
Frasa, Klausa dan KalimatFrasa, Klausa dan Kalimat
Frasa, Klausa dan Kalimat
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Bahasa indonesia kata frasa .pptx
Bahasa indonesia kata frasa .pptxBahasa indonesia kata frasa .pptx
Bahasa indonesia kata frasa .pptx
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa Indonesia
Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa Indonesia
Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 

analisis kesalahan berbahasa pada tataran.pptx

  • 1. ANALISI KESALAHAN BAHASA PADA TATARAN Disusun oleh : Khairiati 2011070014 Pendidikan bahasa indonesia Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas serambi mekkah
  • 2. A. FRASA VERBAL DAN FUNGSINYA Verba dapat diperluas dengan menambahkan unsur tertentu, tetapi hasil perluasan itu masih tetap pada tataran sintaksis yang sama. Verba datang, misalnya, dapat diperluas menjadi tidak datang atau sudah datang dan kedua bentuk perluasan ini berada pada tataran yang sama, yakni tataran frasa. Baik verba yang telah diperluas, yang dinamakan frasa verbal, dapat menduduki fungsi yang berbeda-beda dalam kalimat.
  • 3. Jenis-jenis frasa verba dan contohnya 1. Frasa verba modifikatif Adalah jenis frasa yang diikuti oleh kata sifat baik di depan ataupun di belakangnya. Misal: bekerja keras ( keras merupakan kata sifat yang menjadi pembatas di belakang kata kerja, yaitu bekerja), pasti membuat ( pasti merupakan kata sifat yang menjadi pembatas di depan kata kerja, membuat).
  • 4. Contoh Frasa Verba Modifikatif Contoh yang benar Contoh yang salah  Amir bekerja keras tampa henti.  Amar membaca buku dengan saksama.  Adik menonton TV bersama Ayah.  Pelaku memukul korban dengan menggunakan balok kayu.  Amir kerja tampa henti  Amar sedang baca buku dengan seksama  Adik nonton TV dengan ayah
  • 5. 2. Frasa Verba Koordinatit Adalah jenis frasa yang menggabungkan 2 kata kerja dengan kata hubung dan atau. Seperti: Membaca dan menulis, bekerja atau berlibur. Contoh:  Adik sangat pandai dalam berhitung dan menulis.  Fahmi mampu bekerja kantoran dan sampingan sekaligus.  Aldi masih memikirkan dan merenungkan pilihannya.  Ayah masih menimbang dan mengukur keputusan.
  • 6. 3. Frasa Verba Aposistif Merupakan jenis frasa verba yang ditempatkan sebagai keterangan tambahan atau selipan. Contoh:  Aceh ---- tempat dulu aku merantau ---- kini terkena badai Tsunami.  Rumah kita ---- tempat berenang dari panas dan hujan ---- telah resmi di jual.  Yogya ---- tempat aku mencari nafkah ---- begitu istimewa di hati ku.  Bisnis yang dijalani Cucu (bejualan makanan ringan) kini kian maju.  Andi ---- temanku yang sering membantuku saat susah ---- kini telah tiada.
  • 7. B. BATASAN FRASA VERBAL Frasa verbal ialah satuan yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan verba sebagai intinya, tetapi bentuk ini bukan merupakan klausa. Dengan demikian, frasa verbal mempunyai inti dan kata lain yang mendampinginya. Posisi kata pendamping ini tetap (fixed) sehingga tidak dapat dipindahkan secara bebas ke posisi lain. Perlu di tegaskan bahwa unsur pengisi subjek dan objek tidak termasuk dalam frasa verbal dalam kalimat tampak pada beberapa cotoh berikut.
  • 8. Contoh batasan frasa verbal Kesehatan sudah membaik Pesawat itu akan mendarat Anak-anak tidak harus pergi sekarang Kami harus menulis kembali makalah kami Murid-murid sering makan dan minum di kantin Kamu boleh menyanyi atau menari
  • 9. Konstruksi sudah membaik, akan mendarat, tidak harus pergi, harus menulis kembali, makan dan minum, dan menari atau menari adalah frasa verbal. Yang menjadi verba inti pada kalimat masing-masing adalah membaik, mendarat, pergi, dan menulis. Pada kalimat dan kedua verba pada tiap-tiap kalimat, yaitu makan dan minum dan menyanyi atau menari, menjadi inti dengan dan serta atau sebagai penghubungnya.
  • 10. C. JENIS FRASA VERBAL Jika dilihat dari konstruksinya, frasa verbal terdiri atas verba inti dan kata lain yang bertindak sebagai penambah arti verba tersebut. Konstruksi, seprti sudah membaik, akan mendarat, dan tidak harus pergi pada contoh di atas merupakan jenis frasa verbal endosentrik atributif. Frasa verbal seperti makan dan minum serta menyayi atau menari masing-masing mempunyai dua verba inti yang dihubungkan dengan kata dan atau atau frasa seperti itu di sebut frasa verbal endosentrik koordinatif.
  • 11. D. FRASA ENDOSENTRIK ATRIBUTIF Frasa verbal yang endosentrik atributif terdiri atas inti verba dan pewatas (modifier) yang ditempatkan di muka atau di belakang verba inti. Yang di muka dinamakan pewatas depan dan yang dibelakang di namakan pewatas belakang.
  • 12. a. Pewatas depan  Berdasarkan ciri-ciri smantisnya, kata-kata yang tergolong sebagai pewatas depan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu pewatas depan yang digunakan sebagai (1) pemarkah modalitas, (2) pemarkah megasi, (3) pemarkah aspektualitas.  Pewatas depan pemarkah modalitas terlihat dalam penggunaan kata akan, hendak, harus, mesti, perlu, dapat, bisa, boleh, suka, ingin, dan mau. Dalam konstruksi frasa verbal pemarkah modalitas itu dapat digunakan secra tersendiri ataupun secara berdampingan dengan pemarkah modalitas yang lain. Contoh berikut memperlihatkan bahwa akan dan harus (termasuk mesti mendahului pemarkah modalitas lainnya), yaitu :  Akan harus  Akan dapat  Akan bisa  Akan suka  Harus boleh  Harus dapat  Harus bisa
  • 13. Contoh pemakaian pemakas depan dalam kalimat dapat ditunjukkan sebagai berikut.  Pemerintah akan menerbitkan pengurusan sertifikat tanah.  Kami harus memeriksa barang yang masuk.  Mahasiswa dapat mengajukan permohonan cuti akademik.  Manager itu selalu mau mendengarkan keluh kesah karyawan.  Kita akan harus mengambil langkah yang lebih cepat.  Meraka harus dapat menyelesaikan tugas itu minggu ini.  Dia harus mau melaksanakan tugas itu.  Nanti aklo sudah besar, Tuti tentu akan suka sambal terasi.
  • 14. Dari contoh tersebut jelas bahwa kata-kata pewatas depan, saperti akan, harus, dan dapat yang merupakan pemarkah modalitas itu mematuhi urutan tertentu. Contoh:  Dia tidak menikah  Dia tidak harus menikah  Dia harus tidak menikah
  • 15. b. Pewatas belakang Berbeda dengan pewatas depan, pewatas belakang sangat terbatas macam dan semua kemungkinanya. Pada umumnya pewatas belakang frasa terdiri atas kata-kata seperti lagi ( dalam arti ‘tambah satu kali’ bukan ‘sedang’) dan kembali. Contoh:  Di menagis lagi  Kami harus menuli kembali makna itu  Duta pelajar itu akan datang lagi ke sekolah ini  Dia tidak akan dapat mengingkari lagi janji itu Contoh diatas menunjukkan kemungkinan adanya pewatas depan dan pewatas belakang pada frasa verba yang sama.
  • 16. E. FRAS ENDOSENTRIK KOODINATIF Wujud frasa endosentrik koordinatif sangatlah sederhana, yakni dua verba yang di gabungkan dengan memakai kata penghubung dan atau. Tentu saja sebagai verba bentuk itu dapat di dahului atau di ikuti oleh pewatas depan dan pewatas belakang. Contoh:  Mereka menangis dan meratapi nasibnya.  Kami pergi atau menunggu dulu?  Orang yang kuat imannya tidak akan menangis dan meratapi nasibnya.  Anak harus memamtuhi dan melaksanakan perintah orang tua nya.  Dia tidak akan mengakui atau mengingkari perbuatannya.  Sesudah ujian kami akan makan dan minum lagi di kantin.
  • 17. Pewatas pada frasa koordinatif itu memberi keterangan tambahan pada kedua verba yang bersangkutan dan buka pada verba yang pertama saja. Dengan demikian, pewatas tidak akan pada kalimat di atas memberi keterangan tambahan pada mengakui dan mengingkari, bukan pada mengakui saja.