Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi anak cerebral palsy (CP), yang merupakan kelainan pada sistem motorik akibat kerusakan otak. Identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan psikologis, dimana pemeriksaan fisik mencakup riwayat kesehatan ibu hamil dan bayi, perkembangan motorik, dan penunjang seperti USG kepala. Pemeriksaan psikologis melihat adanya gangguan mental dan sosial emos
1. Iden·ti·fi·ka·si /idéntifikasi/ n 1 tanda kenal diri; bukti diri; 2 penentu atau penetapan identitas seseorang,
benda, dsb; 3 Psi proses psikologi yg terjadi pd diri seseorang krn secara tidak sadar dia membayangkan
dirinya spt orang lain yg dikaguminya, lalu dia meniru tingkah laku orang yg dikaguminya itu;
meng·i·den·ti·fi·ka·si v menentukan atau menetapkan identitas (orang, benda, dsb): petugas ~ korban
kecelakaan pesawat terbang
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil
interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Perkembangan anak merupakan suatu proses tumbuh kembang yang seharusnya diperhatikan dengan
istimewa oleh para orangtuanya masing-masing. Dengan demikian, anak akan tumbuh dan berkembang
dengan memaksimalkan seluruh potensi yang dimilikinya.
1. Perkembangan Motorik Kasar.
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat,
bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam
meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat
menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi atau
bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk
melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti
balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.
2. Perkembangan Gerakan Motorik Halus.
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik
halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan
menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang
bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam
menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk
meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada
usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah
mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan
tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau
menggambar.
3. Perkembangan Otak dan Susunan Syaraf Pusat.
Perkembangan otak manusia yang sangat pesat terjadi pada masa prenatal dan beberapa bulan setelah
kelahiran pada masa sebelum kelahiran diperkirakan 250.000 sel -sel otak terbentuk setiap menit melalui
2. proses pembelahan sel yang disebut mitosis. Setelah lahir sebagian besar sel -sel otak yang berjumlah 100
milyar terbentuk secara matang perkembangan yang dimulai dari atas yaitu kepala dan berlanjut secara
teratur ke bagian bawah tubuh. Semua tergantung pada kesehatan anak itu sendiri. Pada usia 4 -5 tahun
kepala anak hanyaberukuran seperlima dari ukuran tubuhnya dan pada usia 6 tahun kepada anak
memiliki ukuran sepertujuh dari ukuran kepalanya. Pada usia 6 tahun anak telah memiliki proporsi
tubuh yang akan mewarnai proporsi tubuhnya di masa dewasa. Secara normal bertambah tinggi badan
selama masa kanak-kanak hanya sebanyak 2,5 inchi setahun dan berat badan secara normal hanya
bertambah 2,5-3,5 kilogram setahun.
Prinsip-prinsip Perkembangan Fisiologis Anak Usia Taman Kanak-kanak.
Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik
kasar maupun halus. Pada awal perkembangannya, gerakan motorik anak tidak terkoordinasi dengan
baik. Seiring dengan kematangan dan pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari
tidak terkoordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik
adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan latihan ataupraktek.
Kematangan syaraf.
Pada waktu anak dilahirkan hanya memiliki otak seberat 2,5% dari berat otak orang dewasaSyaraf -syaraf
yang ada di pusat susunan syaraf belum berkembang dan b erfungsi sesuai perkembangannya. Sejalan
dengan perkembangan fisik dan usia anak, syaraf-syaraf yang berfungsi mengontrol gerakan motorik
mengalami prosesneurogical maturation.Pada anak usia 5 tahun syaraf-syaraf yang berfungsi mengontrol
gerakan motorik sudah mencapai kematangannya dan menstimuasi berbagai kegiata motorik yang
dilakukan anak secara luas. Otot besar yang mengontrol gerakan motorik kasar seperti berjalan,berlari,
melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat apabila dibandingkan dengan otot halus yang
mengontrol kegiatan motorik halus, diantaranya menggunakan jari -jari tangan untuk menyusun puzzle,
memegang gunting atau memegang pensil.
Pada waktu bersamaan persepsi visual motorik anak ikut berkembang dengan pesat, seperti mengisi gelas
dengan air, menggambar, mewarnai dengan tidak keluar garis. Di usia 5 tahun anak telah memiliki
kemampuan motorik yang bersifat komplek yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan gerakan
motorik dengan seimbang, seperti berlari sambil melompat dan mengendarai seped a.
Ketika anak mampu melakkan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada
motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau
berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus. Pada saat
mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan dan
motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai
kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal.
Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi peru di
3. dukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keter ampilan motorik kasar dan
motorik halus.
Pengertian Anak Cerebral Palsy
Seorang anak disebut Cerebral Palsy (CP) jika ia memiliki beberapa ciri -ciri yang dominan berupa
adanya hambatan atau gangguan motorik. Hambatan yang dimaksud sebagai akibat sesuatu h al
yang terjadi di otak. Cerebral Palsy berasal dari dua kata yaitu Cerebrum atau otak besar dan palcy
yang artinya kelumpuhan atau kelayuhan, dengan kata lain Cerebral Palsy atau orang sering
menyebut dengan singkatan CP, dapat diartikan secara sederhana yaitu anak yang memiliki
kelumpuhan otak. Kelumpuhan atau kelayuhan otak memberi dampak yang beragam, dimana
dampak tersebut berupa beberapa gejala yang menghambat mobilitas, koordinasi, kecerdasan,
persepsi, dan komunikasi.
Untuk memahami istilah CP ada beberapa definisi para ahli dan lembaga yang bisa digunakan
sebagai pedoman, diantaranya :
1. Soeharso (1982) mendefinisikan CP sebagai suatu cacat yang sifatnya gangguan-gangguan atau
kelainan-kelainan dari fungsi otot dan urat saraf (Neuromuscular disorder), dan yang disebabkan
oleh karena sebab-sebab yang terletak di dalam otak. Disamping gangguan otot dan urat saraf
terkadang masih ditemukan gangguan lain yang berhubungan dengan pengindraan (sensory
disorder), gangguan-gangguan yang berkaitan dengan ingatan (mental disorder), juga gangguan-gangguan
yang berkaitan dengan perasaan dan psikologis (psychological disorder).
2. Cruickshank (1976) mendefinisikan CP sebagai berikut: CP, refers to a condition characterized
by paralysis, weakness, incoordination, and or other motor dysfunction due to brain damage.
Dengan pengertian bebas kita dapat mengartikan bahwa CP merupakan suatu kondisi yang
ditandai oleh kelayuhan, kelemahan, tidak adanya koordinasi, dan atau ketidak berfungsian
motorik yang lain, sebagai akibat kerusakan otak.
3. Toha Muslim (1996). Cerebral palsy adalah suatu kelainan pada gerak tubuh yang ada
hubungannya dengan kerusakan otak yang menetap.
4. Lembaga Internasional yang berkecimpung dalam pelayanan anak CP yaitu World Commission
on Cerebral Palsy mendefinisikan CP sebagai:
“ Suatu sindroma di mana terdapat gangguan terutama sistem motorik, sikap tubuh,
pergerakan otak, serta gejala-gejala saraf lainnya, dengan atau tanpa keterbelakangan
mental yang disebabkan disfungsi otak sebelum perkembangannya sempurna”.
Identifikasi Anak Cerebral Palsy.
4. Identifikasi Anak CP dapat dilakukan melalui 2 hal, yaitu: pemeriksaan fisik dan psikologis.
a. Pemeriksaan Fisik.
Ahli medis akan mengawali identifikasi dengan menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis
lengkap tentang riwayat kehamilan, persalinan, prenatal, dan pascanatal. Pemeriksaan fisik ini
dilengkapi dengan memperhatikan perkembangan motorik. Pada bayi yang mempunyai resiko
tinggi, pemeriksaan dilakukan berulang-ulang, karena gagal dapat berubah, terutama pada bayi
dengan hipotoni yang menandakan perkembangan motorik yang lambat. Hampir semua Cerebral
Palsy melalui fase hipotoni (tonus otot yang rendah).
Pemeriksaan penunjang lainnya yaitu foto kepala, fungsi lumbal dan elektro encephalograp (EEG).
Pemeriksaan lain yang dibutuhkan yaitu ultrasonografi kepala atau CT Scan kepala untuk mencoba
melihat etiologi.
b. Pemeriksaan Psikologis.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya keterbelakangan mental, dan faktor sosio
emosional.