Perkembangan motorik anak usia 4-6 tahun meliputi perkembangan motorik kasar dan halus. Motorik kasar berkaitan dengan gerakan tubuh besar seperti berlari dan melompat. Motorik halus berkaitan dengan koordinasi gerakan halus seperti menggambar dan menulis. Perkembangan ini penting untuk aspek fisik, sosial, dan kognitif anak.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju
tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah). Sementara itu, menurut Chaplin (Yusuf:2009) mengartikan perkembangan
sebagai :
(1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati,
(2) Pertumbuhan,
(3) Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam
bagian-bagian fungsional,
(4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Seringkali perkembangan motorik anak prasekolah diabaikan atau bahkan dilupakan oleh
orang tua. Hal ini dikarenakan belum pahamnya mereka bahwa perkembangan motorik
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini, sebagian besar orang
tua dan pembimbing lebih mengedepankan perkembangan kognitif saja.
Padahal
perkembangan tidak hanya dalam aspek kognitif melainkan meliputi seluruh aspek yakni
perkembangan bahasa, sosial emosional, moral agama serta perkembangan fisik motorik
anak.
Perkembangan
fisik
motorik
sangat
berpengaruh
terhadap
perkembangan-
perkembangan yang lainnya. Seperti yang di kemukakan oleh para ahli perkembangan.
Hurlock (1986:92) menyebutkan bahwa aspek perkembangan yang cukup signifikan dalam
kehidupan anak PAUD adalah perkembangan fisik (Physical Depelopment).
B. TUJUAN
Menambah wawasan keilmuan mahasiswa mengenai perkembangan Aspek motorik, pada
anak
ii
2. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Motorik
Sejalan dengan kemampuan fisik yang terjadi, lebih lanjut menurut Rini Handayani, anak
usia 4-6 tahun yang melalui masa preschool memiliki banyak keuntungan dalam hal fisik
motorik bila dilakukan lewat permainan-permainan. Tinning (ulfiani:2003) menyatakan :
“With any education innovation there is a good deal of modification of the original ideas as
it is implemented at the individual school and classroom level. The original notion of daily
physical education as outlined by the south Australian materials has been modified in many
ways”. Maksudnya dengan pesatnya inovasi pendidikan dewasa ini, sangat memungkinkan
kalangan praktisi pendidikan, khususnya pendidikan jasmani untuk melakukan modifikasi.
Modifikasi tersebut timbul berdasarkan tuntutan pengembangan untuk memecahkan beberapa
masalah yang dijumpai di lapangan seperti kejenuhan anak, kurang tereksploitasinya
kemampuan gerak anak, dan karakteristik anak usia dini yang berbeda dengan anak dewasa.
Modifikasi tersebut dapat berupa perubahan luas lapangan, alat yang digunakan, peraturan
yang digunakan, dan lain-lain.
Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :
1. Peran kemampuan motorik untuk perkembangan fisiologis anak
2. Peran kemampuan motorik untuk perkembangan sosial dan emosional anak
3. Peran kemampuan motorik untuk kognitif anak
2.2 Karakteristik Perkembangan Motorik Anak TK
Kecepatan perkembangan jasmani dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan lingkungan fisik lain
misal tersedianya alat permainan serta kesempatan yang diberikan kepada anak untuk melatih
berbagai gerakan.
Menurut Gassel & Ames dan Illing Sworth (mosvirohtadkirotun) pola umum perkembangan
motorik terdiri dari 8 tahap yaitu :
1.
Continuity (Bersifat Kontinyu/terus menerus)
2.
Uniform Sequence (Memiliki tahapan yang sama)
3.
Maturity (Kematangan)
4.
Umum ke Khusus
5.
Refleks ke gerak terkoordinasi dan bertujuan
ii
3. 6.
Bersifat Chepalocaudal Direction
7.
Bersifat Proximodistal
8.
Koordinasi Bilateral menuju Crosslateral
Pada usia enam tahun berat badan anak harus kurang lebih tujuh kali berat pada waktu lahir.
Anak perempuan rata-rata beratnya 48,5 pon dan anak laki-laki 49 pon. Tulang kakinya
tumbuh dengan cepat. Tingkat pengerasan otot bervariasi pada bagian-bagian tubuh
mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat,
sehingga anak tampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah. Pertumbuhan otaknya pada
usia lima tahun sudah mencapai 75% dari ukuran orang dewasa, dan 90% pada usia 6 tahun.
Perkembangan fisik anak ditandai juga dengan berkembangnya kemampuan atau
keterampilan motorik. Kemampuan motorik tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut
(yusuf :2009 dan Desmita :2008)
USIA
KEMAMPUAN
KEMAMPUAN
(Tahun)
MOTORIK KASAR
MOTORIK HALUS
1.
4-6
Meloncat
2.
Mengendarai
1.
sepeda 2.
anak
Menggunakan pensil
Menggambar
3.
Memotong dengan gunting
3.
Menangkap bola
4.
Menulis huruf cetak
4.
Bermain olah raga
5.
Menggunting dengan cukup
5.
Menuruni tangga dengan baik
cepat
6.
6.
Seimbang saat berjalan 7.
Melipat amplop
Membawa
gelas tanpa
mundur
menumpah-kan isinya
7.
8.
Melompati rintangan
8.
Melempar
Memasikkan benang ke
dan lubang besar
menangkap bola
9.
Melambungkan bola
Sedangkan perkembangan motorik masa anak-anak awal menurut Roberton & Halverson
(Andri:2010) yaitu:
A) Usia 4,5 - 5,5 tahun
ii
4. Motorik kasar: menyeimbangkan badan diatas satu kaki; berlari jauh tanpa jatuh; dapat
berenang dalam air yang dangkal
Motorik halus: menggunting; menggambar orang; menirukan angka dan huruf sederhana;
membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak.
Unsur-unsur kesegaran Jasmani yaitu kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan,
kelentukan, koordinasi, ketepatan, keseimbangan.
Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk memahami bagaimana
perkembangan anak, juga perlu dipahami permasalahan-permasalahan yang dialami selama
perkembangannya. Hal ini perlu dilakukan agar kita benar-benar dapat mengetahui setiap
perubahan yang terjadi pada diri anak. Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat
melalui tingkah laku yang ditunjukan anak maupun keluhan-keluhan yang disampaikan oleh
orang-orang sekitar anak.
Menurut Rusda Koto dan Sri Maryati, (Agustin & Wahyudin;2010) dalam perkembangannya,
mungkin ditemukan beberapa hambatan pada anak diantaranya :
a.
Gangguan Fungsi panca indra
Gangguan panca indra yang banyak menimbulkan masalah pada anak adalah gangguan panca
indra penglihatan dan pendengaran. Kekurangan daya penglihatan dan pendengaran dapat
diketahui jika derajat penyimpangannya sudah cukup besar dari yang normal. Sebaliknya bila
taraf kekurangannya masih ringan, cukup sulit untuk menditeksi kesulitan yang dihadapi
anak.
b.
Cacat Tubuh
Cacat tubuh umumnya terdapat pada tangan, kaki atau wajah. Bila seorang anak mengalami
cacat tubuh pada tangan atau kaki, maka perkembangannya akan mengalami gangguan
karena pada masa usia dini kemampuan tubuh sangat penting untuk menunjang
perkembangannya. Anak perlu melatih kemampuan melempar dan menangkap bola,
membentuk dan menggunting. Demikian juga cacat pada wajah akan menumbuhkan rasa
tidak percaya diri pada anak.
c.
Kegemukan
Kegemukan selalu dianggap bahaya pada tingkat usia manapun. Kegemukan akan
membahayakan kesehatan. Kegemukan seringkali kita temukan pada anak usia dini, dan
orang tua kadangkala membiarkan atau bahkan senang dengan kegemukan anak karena anak
tampak lucu dan menggemaskan. Kegemukan yang dialami anak sejak dini perlu diwaspadai
ii
5. karena berbahaya bagi perkembangan selanjutnya. Kegemukan dapat menyebabkan penyakit
jantung, diabetes, tekanan darah tinggi dan sebagainya.
d.
Gangguan gerak peniruan (stereotipik)
Gejala yang nampak dari gangguan stereotipik adalah gerakan motorik kasar (gross motor
movement) yang tidak wajar. Gerakan yang disebabkan karena kebiasaan tetapi mempunyai
akibat yang tidak baik dan seringkali berkepanjangan. Contoh gerakannya: membenturkan
kepala, menggoyang-goyangkan badan, gerakan tangan yang berulang, cepat dan berirama
atau gerakan disengaja yang berulang yang secara khas meliputi tangan dan jari.
2.3. Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus
a. Perkembangan Motorik Kasar
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit,
melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini
diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak
usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang menantang baginya, seperti
melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada
usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan tersebut bertambah. Anak pada masa
ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya
yang mengandung bahaya.
b. Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi
gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang
suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik
halus anak sangat berkembang, bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini
masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini
disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadangkadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan
motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan
gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan
tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord..
ii
6. • Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya
kemampuan
duduk,
menendang,
berlari,
naik-turun
tangga
dan
sebagainya.
• Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak
bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi
dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai
meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan –
ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang
bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri
dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
-
Mampu melompat dan menari
-
Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
-
Dapat menghitung jari – jarinya
-
Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
-
Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
-
Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
-
Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
-
Ketangkasan meningkat
-
Melompat tali
-
Bermain sepeda
-
Mengetahui kanan dan kiri
-
Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
-
Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
-
Mulai membaca dengan lancar
ii
7. -
Cemas terhadap kegagalan
-
Peningkatan minat pada bidang spiritual
-
Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9 Tahun
-
Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
-
Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
-
Ketrampilan lebih individual
-
Ingin terlibat dalam sesuatu
-
Menyukai kelompok dan mode
-
Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 – 12 Tahun
-
Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan
pubertas mulai tampak
-
Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri
, dll.
-
Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
-
Mulai tertarik dengan lawan jenis.
2.4 Penerapan permainan galah asin di TK
Sebelumnya guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi “berpegangan tangan membuat
lingkaran”, kemudian melakukan pemanasan dengan bernyanyi ping-pinguin. Setelah itu
barulah anak diajak untuk melakukan permainan galah asin.
1. Sebelum permainan dimulai diadakan undian untuk menentukan pihak penjaga dan
pihak penyerang, yang menang undian menjadi penyerang dan yang kalah menjadi
pihak penjaga. Guru menjelaskan cara bermain pada anak dengan mempraktekkan
langsung.
2. Setiap pemain dari pihak penjaga harus menempati garinya masing-masing yang telah
ditetapkan sebelumnya, dengan kedua kakinya harus berada di atas garis. Sedangkan
bagi penyerang harus bersiap-siapuntuk memasuki ruangan atau petak-petak
3. Permainan dimulai setalah ada aba-aba atau bunyi peluit
4. Setiap anak dari regu penyerang harus berusaha untuk melewati garis yang dijaga oleh
regu penjaga, yaitu dengan jalan menghindari tangkapan dan sentuhan dari pihak
penjaga, sedangkan setiap pemain dari pihak penjaga berusaha untuk dapat
ii
8. menangkap dan menyentuh penyerang dari pihak lawan dengan tangan, dengan
ketentuan kaki masih berada diatas garis.
5. Permainan dinyatakan salah/kalah apabila
Kedua kaki keluar dari garis lapangan
Mengganggu jalannya permainan
surser untuk pendinginan. Untuk menggali informasi tentang perasaan anak setelah main dan
hal-hal yang telah dipelajari guru melakukan percakapan dan tanya jawab. Anak-anak
menceritakan pengalamannya selama main. Diakhir kegiatan guru memberikan reward
berupa pujian atau hadiah kalung.
Setelah melakukan permainan Galah Asin secara teratur beberapa penelitian (wulandari,
satrialia)
menunjukan bahwa pada diri anak berkembang rasa percaya diri, sportif dalam melaksanakan
permainan, memiliki kecepatan proses berpikir, berkembang kemampuan untuk memimpin,
pengembangan kecintaan terhadap olah raga, lebih tangkas, kemampuan berlari semakin
meningkat dan lincah. Kekuatan dapat diperoleh dari sikap anak yang merentangkan
tangannya untuk menghadang lawan. Daya tahan tubuh semakin meningkat karena kebiasaan
berolah raga dan bergerak aktif saat bermain. Kecepatandan kelincahan semakin terasah
karena harus lari cepat menerobas gawang dan menghindari lawan. Kelentukan semakin
fleksibel karena sering melakukan gerakan gerakan manipulatif yang mengecoh lawan.
Koordinasi mata dan otot semakin terampil karena melihat peluang dan strategi dalam
bermain.keseimbangan semakin terjaga dengan tetap berada di atas garis ketika berjaga.
Seperti yang diungkapkan oleh Soejono “tiap latihan yang mengikut sertakan sebagian besar
otot terutama otot-otot panggul dan tungkai yang bersifat ritmik dan terus menerus akan
memberikan efek latihan yang dikehendaki.
ii
9. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahaan diatas dapat disimpulkan :
a.
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
b.
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
B. Saran
Ada beberapa saran yang perlu disampaikan dalam makalah ini. Antara lain :
Ketika anak masih bayi harus dilatih melakukan gerakan, karena dengan gerakan tersebut
bayi dapat memuncilkan imajinasi atau telah mengalami pengembangan motoriknya.
ii
10. DAFTAR PUSTAKA
Administator. (2009). “Tahapan Perkembangan Motorik Anak”. [Online]. Tersedia:
http://bidanku.com/index.php?/perkembangan-motorik-kasar-anak. [15 Juli 2012].
Devi, N.S. (2011). Meningkatkan kemampuan gerak dasar dan kognitif anak melalui
senam irama (penelitian Tindakan Kelas di Taman Kanak-kanak Riyadush Sholihin
Margahayu Kota Bandung). (1), 46-52.
Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda.
Dwi, H. (2009). Stimulasi Psikososial Pada Anak Kelompok Bermain dan
Pengaruhnya Pada Perkembangan Motorik, Kognitif, Sosial Emosi, Dan
Moral/Karakter Anak. Vol.2, (1),41-56.
ii
12. 2013
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK ANAK”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Raha, November 2013
"Penulis"
ii
13. DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................
i
Daftar Isi...................................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..................................................................................................
1
B.Tujuan.............................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Motorik.............................................................................................
2
2.2 Karakteristik Perkembangan Motorik Anak TK...................................................
2
2.3. Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus..............................................
5
2.4 Penerapan permainan galah asin di TK.............................................................
7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...........................................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
10
ii