SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
PENDAHULUAN
   Kata krisis selalu identik dengan sesuatu yang
    menakutkan, ketidaknyamanan dan
    ketidaktentuan.

   Tentu saja kekhawatiran tersebut cukup
    beralasan, namun melihat dari unsur-unsur
    krisis yang merupakan sesuatu yang tidak bisa
    diprediksi, bersifat tiba-tiba, mengandung
    unsur ancaman kelangsungan organisasi, dan
    butuh keputusan cepat, maka kita harus
    mempersiapkan secara dini langkah-langkah
    strategis bila sewaktu-waktu terjadi krisis
   Segala kejadian buruk dan krisis berpotensi menghentikan
    proses normal organisasi yang telah dan sedang berjalan,
    sehingga membutuhkan penanganan yang segera (immediate
    treatment) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera
    ini sering disebut sebagai manajemen krisis (crisis
    management).

   Dan saat ini, kajian manajemen krisis telah dinobatkan
    sebagai new corporate discipline. Manajemen krisis adalah
    respon pertama organisasi atau perusahaan terhadap sebuah
    kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang
    telah berjalan normal.
Pembahasan
   Kata krisis berasal dari bahasa Yunani
    krisis (kpion), yang berarti keputusan.
    Ketika krisis terjadi, perusahaan harus
    memutuskan apa yang harus dilakukan.
    Krisis dalam bahasa Cina diucapkan
    “wei-ji”, yang mempunyai dua arti, yaitu
    bahaya dan peluang (Nova,2011:67).
   Krisis public relations adalah peristiwa, rumor, atau informasi
    yang membawa pengaruh buruk terhadap reputasi, citra, dan
    kredibilitas perusahaan. Powell (Nova,2011:68) mengatakan
    bahwa krisis adalah kejadian yang tidak diharapkan, berdampak
    dramatis, kadang belum pernah terjadi sebelumnya yang
    mendorong organisasi kepada suatu kekacauan (chaos) dan
    dapat menghancurkan organisasi tersebut tanpa adanya tindakan
    nyata.

   Krisis tidak memiliki batas (no boundaries) dan dapat terjadi
    kapan saja, di mana saja terhadap setiap organisasi (profit dan
    nonprofit, publik dan privat).
Krisis juga dapat dikategorikan
berdasarkan dampaknya
Ketiga kategori tersebut adalah:
 Krisis level 1: dampak dari krisis ini mengakibatkan tercemarnya
   nama organisasi serta adanya hambatan dalam mewujudkan misi.

   Krisis level 2: krisis ini berdampak pada cedera fisik, kemungkinan
    korban jiwa, rusaknya properti, hancurnya reputasi perusahaan
    atau kombinasinya.

   Krisis level 3: krisis level ini mengakibatkan adanya korban jiwa,
    kerusakan properti yang serius serta kemungkinan kebangkrutan.

   Krisis juga dianggap sebagai “turning point in history/life”, suatu
    titik balik dalam kehidupan yang dampaknya memberikan
    pengaruh signifikan, ke arah negatif maupun positif, tergantung
    reaksi yang diperlihatkan oleh individu, kelompok masyarakat,
    atau suatu bangsa.
Jika dipandang dari kacamata
  bisnis

suatu krisis akan menimbulkan hal-hal berikut:
 Intensitas permasalahan akan bertambah.
 Masalah akan menjadi sorotan publik baik melalui
  media massa, atau informasi dari mulut ke mulut.
 Masalah akan menggangggu kelancaran bisnis
  sehari-hari.
 Masalah mengganggu nama baik perusahaan.
 Masalah dapat merusak sistem kerja dan
  mengguncang perusahaan secara keseluruhan.
 Masalah yang dihadapi selain membuat perusahaan
  menjadi panik, tidak jarang juga membuat
  masyarakat menjadi panik.
 Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan
  intervensi.
Ciri-ciri perusahaan krisis

Parameter                     Ciri-ciri
Keadaan Fisik                 Tidak terurus, lampu redup, toilet kotor,
                              seragam petugas lama tak berganti, mobil
                              tua, pabrik bekerja di bawah titik optimal.

SDM                           Malas, datang dan pulang seenaknya,
                              pemimpin jarang hadir, banyak terlihat tidak
                              bekerja dan kongko-kongko. Tenaga yang
                              bagus-bagus sudah keluar.

Produk andalan                Hampir tidak ada. Hanya menyelesaikan
                              yang sudah ada saja. Banyak retur dan
                              defect.
Konflik                       Hampir setiap hari terdengar, perasaan
                              resah di mana-mana.
Energi                        Hampir tidak ada.
Demo karyawan                 Tinggi, rasa takut terkena PHK.
Proses hukum                  Meningkat dan datang dari mana-mana.

Bagian keuangan               Hidup dalam suasana stress. Dikejar
                              tagihan-tagihan yang tak terbayar dan oleh
                              debt collector.
Berikut adalah sembilan jenis krisis
berdasarkan penyebabnya dalam Nova (2011):


   Krisis Karena Bencana Alam
   Krisis Karena Kecelakaan Industri
   Krisis Karena Produk yang Kurang Sempurna
   Krisis Karena Persepsi Publik
   Krisis Karena Hubungan Kerja yang Buruk
   Krisis Karena Kesalahan Strategi Bisnis
   Krisis Karena Terkait Masalah Kriminal
   Krisis Karena Pergantian Manajemen
   Krisis Karena Persaingan Bisnis
Lima tahapan dalam siklus hidup krisis yang harus dikenali dan dipahami
adalah sebagai berikut dalam Nova (2011:95-97)


   Tahap pre-crisis (sebelum krisis)
    Pre-crisis adalah kondisi sebelum sebuah krisis muncul. Benih krisis sudah ada
    sehingga jika muncul suatu kesalahan yang kecil saja, krisis dapat terjadi. Benih
    yang mulai tumbuh pada tahap ini biasanya tidak diperhatikan karena beberapa
    aspek dalam perusahaan memang penuh resiko. Selain itu, perusahaan tidak
    mempunyai perencanaan menghadapi krisis.

   Tahap warning (peringatan)
    Tahap ini dianggap sebagai salah satu tahap yang paling penting dalam daur
    hidup krisis. Di dalamnya, suatu masalah untuk pertama kalinya dikenali, dapat
    dipecahkan dan diakhiri selamanya, atau dibiarkan berkembang menuju kepada
    kerusakan yang menyeluruh. Krisis dapat dengan mudah muncul pada tahap ini
    karena ketakutan menghadapi badai atau masalah dan menganggapnya tidak
    ada. Reaksi yang umum terjadi pada tahap ini adalah kaget atau menyangkal
    dan pura-pura merasa aman.
   Tahap acute crisis (akut)
    Pada tahap ini krisis mulai terbentuk dan media juga publik mulai mengetahui adanya
    masalah. Jika krisis sudah mencapai pada tahap ini, perusahaan tidak dapat berdiam
    diri karena sudah mulai menimbulkan kerugian. Saat inilah berbagai dokumen dan
    modul untuk menghadapi krisis harus dikeluarkan dan digunakan. Saat-saat seperti ini
    dapat diketahui apakah para staf telah dibekali pengetahuan mengenai manajemen
    krisis atau tidak. Jika tidak, maka sudah terlambat bagi manajemen untuk memulainya
    dan menyelesaikan masalahnya.

   Tahap clean-up (pembersihan)
    Saat masalah melewati tahap warning tanpa diselesaikan, maka kerusakan
    perusahaan mulai timbul. Inilah waktunya untuk memulihkan perusahaan dari kerugian
    atau setidaknya menyelamatkan apa saja yang tersisa, baik sisa produk (jika dapat
    diaplikasikan), reputasi, citra perusahaan, kinerja, dan lini produksi. Saat pemulihan,
    perusahaan harus menghadapi hal-hal yang terkait dengan hukum, media, tekanan
    publik, dan litigasi.

   Tahap post-crisis (sesudah krisis)
    Inilah tahap yang telah disebutkan sebelumnya, yakni perusahaan sseharusnya
    bereaksi saat suatu krisis muncul ke tahap warning. Jika sejak awal tidak dihentikan,
    krisis akan terjadi. Jika perusahaan memenangkan kembali kepercayaan publik dan
    dapat beroperasi kembali dengan normal, maka secara formal dapat dikatakan krisis
    telah berakhir.
Dalam bisnis terdapat tiga jenis
krisis, yaitu sebagai berikut
 Krisis Keuangan (Financial Crisis)
 Krisis Public Relations
 Krisis Strategi
Level perkembangan krisis pada kasus PT
    Newmont Minahasa Raya
   Tahap Pre-Crisis (sebelum krisis)
    PT Newmont Minahasa Raya yang merupakan perusahaan penambangan emas yang berada di Desa
    Ratatotok, Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa ini mulai beroperasi dari tahun 1996. Sebelum memulai
    operasinya PT NMR didera kasus penyerobotan lahan. Sejumlah warga di Desa Ratatotok meminta ganti rugi
    atas tanah yang kini menjadi lokasi pertambangan. Para pemilik tanah ini pernah mencoba berbagai upaya
    untuk menuntut kembali haknya. Pada tahun 2000, jalan masuk menuju lokasi tambang diblokir oleh
    masyarakat.

   Tahap Warning (peringatan)
    Ketika PT NMR mulai beroperasi pada 1996 dan mulai membuang tailing (sisa limbah) ke Teluk Buyat,
    masyarakat protes karena limbah tersebut membuat pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan berasal
    dari tailing yang mengandung logam berat, yaitu Arsen, Merkuri, serta Mangan. Logam berat tersebut
    tercampur ke dalam perairan ketika adanya kebocoran pipa tailing menuju Teluk Buyat. Terumbu karang rusak,
    ikan-ikan banyak yang mati, ekosistem air di Teluk Buyat terganggu, air sumur tercemar oleh logam berat
    hingga akhirnya jatuh korban dari warga karena mengidap berbagai penyakit dengan beragam gejala yang
    aneh.

   Tahap Acute Crisis (akut)
    Pengaduan warga Buyat Pante ke Markas Besar Kepolisian di Jakarta, membuat citra PT NMR mulai
    terancam. Pemerintah mulai memeriksa PT NMR berkaitan dengan pencemaran lingkungan. Banyak LSM yang
    bersimpati dengan kasus ini melakukan protes dan meminta pemerintah untuk melakukan berbagai macam
    penelitian terkait pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan masyarakat. Hal ini membuat PT NMR
    berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Seluruh kasus yang terjadi pada PT NMR menjadi sorotan
    media massa, baik lokal maupun internasional. Setelah adanya beberapa laporan yang mengatakan bahwa PT
    NMR melanggar hukum atas tuduhan melakukan pencemaran lingkungan, proses hukum mulai dilakukan dari
    Agustus 2005 hingga April 2007.
   Tahap Clean-Up (pembersihan)
    Tim Humas PT NMR telah melakukan pendekatan kepada media massa baik lokal, nasional,
    maupun internasional. PT NMR berusaha untuk mendapatkan kepercayaan kembali dari seluruh
    publiknya dan membuktikan bahwa kasus Buyat itu bukanlah kesalahan PT NMR. Putusan yang
    dibuat atas dasar bukti-bukti yang diajukan selama persidangan kasus menyatakan bahwa Teluk
    Buyat tidak tercemar.

   Dalam persidangan tersebut, bukti-bukti yang membebaskan PT NMR adalah sebagai berikut:
    Hasil tes yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Dunia PBB, Kementrian Lingkungan Hidup RI,
    Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization Australia, dan National Institute
    for Minamata Disease Jepang menunjukkan bahwa Teluk Buyat tidak tercemar.

   Kesaksian dari warga Buyat dan Ratatotok yang menyatakan bahwa populasi ikan di Teluk Bayat
    tetap stabil dan terumbu karang dalam keadaan sehat.
   Kesaksian inspektur tambang pemerintah, termasuk bukti-bukti tertulis bahwa PT NMR memiliki
    semua izin operasi yang sesuai dan tidak melanggar izin-izin tersebut.

   Tahap Post-Crisis (sesudah krisis)
    Tahapan ini merupakan tahapan di mana PT NMR telah terbebas dari krisis. Ketika PT NMR
    terbebas dari dakwaan atas tuduhan pencemaran lingkungan, maka nama baik PT NMR bangkit
    kembali dari keterpurukan reputasi atas kasus-kasus yang mencuat ke media massa. PT NMR
    melakukan pendekatan kembali kepada warga sekitar penambangan, yaitu wilayah Teluk Buyat
    dan Buyat Pante untuk melaksanakan program-program pengembangan pasca penutupan
    tambang. Pengembangan tersebut seperti pengembangan usaha berbasis masyarakat,
    prasarana kesehatan, pendidikan, pengembangan daerah Teluk Buyat, dan sebagainya.
    Karyawan kembali bekerja tanpa terganggu lagi dengan kasus yang pernah menimpa PT NMR.
   Setiap perusahaan, instansi, maupun organisasi baik kecil
    maupun besar sebaiknya membuat crisis plan untuk
    menganalisa kemungkinan masalah-masalah yang akan
    terjadi atau dihadapi di masa yang akan datang dan dapat
    melakukan pencegahan sejak dini.

   Dengan membuat crisis plan, perusahaan atau organisasi
    dapat lebih siap apabila masalah-masalah tersebut terjadi
    sewaktu-waktu.

   PT NMR tidak memiliki crisis plan, sehingga issu yang terjadi
    pada tahap warning tidak dihiraukan, sehingga masyarakat
    melaporkan masalah pencemaran lingkungan tersebut
    kepada pihak berwajib hingga sempat merusak nama baik
    PT NMR (tahap akut).
   Berdasarkan kategori krisis yang dijelaskan oleh Nova (2011),
    maka kasus PT Newmont Minahasa Raya berada pada “Krisis
    level 1”, di mana dampak dari krisis ini mengakibatkan
    tercemarnya nama organisasi serta adanya hambatan dalam
    mewujudkan misi.

   Berdasarkan jenis krisis berdasarkan penyebabnya dalam Nova
    (2011), maka kasus PT Newmont Minahasa Raya merupakan
    “Krisis Karena Persepsi Publik”. Karena pada akhirnya, terbukti
    bahwa PT NMR tidak melakukan pencemaran lingkungan.

   Berbeda dengan PT NMR, Kementerian Negara Pendayagunaan
    Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI membuat suatu
    Crisis Plans yang diberi judul Pedoman Umum Pengelolaan
    Komunikasi Krisis di Lingkungan Instansi Pemerintah. Proposal
    tersebut menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan,
    sasaran, ruang lingkup, manfaat, jenis krisis, penyebab krisis,
    langkah-langkah penanganan krisis, dan pengelolaan krisis.
Sekian & Terima Kasih
         2013

More Related Content

Similar to MENGELOLA KRISIS

010513 crisis preparedness planning
010513 crisis preparedness planning010513 crisis preparedness planning
010513 crisis preparedness planningAdam Rinaldi
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-daruratAgus Witono
 
Makalah perencanaan kondisi darurat
Makalah perencanaan kondisi daruratMakalah perencanaan kondisi darurat
Makalah perencanaan kondisi daruratHaryanti Najah
 
Konsep perubahan dalam manajemen
Konsep perubahan dalam manajemenKonsep perubahan dalam manajemen
Konsep perubahan dalam manajemendinnianggra
 
Makalah pr kelompok 6
Makalah pr kelompok 6Makalah pr kelompok 6
Makalah pr kelompok 6Arjuna Ahmadi
 
Analisis Komunikasi Krisis pada PT Sido Muncul (Studi Kasus Mengenai Iklan To...
Analisis Komunikasi Krisis pada PT Sido Muncul (Studi Kasus Mengenai Iklan To...Analisis Komunikasi Krisis pada PT Sido Muncul (Studi Kasus Mengenai Iklan To...
Analisis Komunikasi Krisis pada PT Sido Muncul (Studi Kasus Mengenai Iklan To...Jasmine Alya Pramesthi
 
Makalah kampanye produk
Makalah kampanye produkMakalah kampanye produk
Makalah kampanye produktiyaarsyilia
 

Similar to MENGELOLA KRISIS (15)

010513 crisis preparedness planning
010513 crisis preparedness planning010513 crisis preparedness planning
010513 crisis preparedness planning
 
Pertemuan 13 perencanaan kondisi darurat, pengelolaan kriisis dan kelangsunga...
Pertemuan 13 perencanaan kondisi darurat, pengelolaan kriisis dan kelangsunga...Pertemuan 13 perencanaan kondisi darurat, pengelolaan kriisis dan kelangsunga...
Pertemuan 13 perencanaan kondisi darurat, pengelolaan kriisis dan kelangsunga...
 
Bab 7 Pengurusan isu dan krisis
Bab 7 Pengurusan isu dan krisisBab 7 Pengurusan isu dan krisis
Bab 7 Pengurusan isu dan krisis
 
Definisi resiko usaha
Definisi resiko usahaDefinisi resiko usaha
Definisi resiko usaha
 
Pelatihan manajemen krisis 2
Pelatihan manajemen krisis 2Pelatihan manajemen krisis 2
Pelatihan manajemen krisis 2
 
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRAmateri siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat
 
Man risk ospm
Man risk ospm Man risk ospm
Man risk ospm
 
Makalah perencanaan kondisi darurat
Makalah perencanaan kondisi daruratMakalah perencanaan kondisi darurat
Makalah perencanaan kondisi darurat
 
Konsep perubahan dalam manajemen
Konsep perubahan dalam manajemenKonsep perubahan dalam manajemen
Konsep perubahan dalam manajemen
 
Makalah pr kelompok 6
Makalah pr kelompok 6Makalah pr kelompok 6
Makalah pr kelompok 6
 
Analisis Komunikasi Krisis pada PT Sido Muncul (Studi Kasus Mengenai Iklan To...
Analisis Komunikasi Krisis pada PT Sido Muncul (Studi Kasus Mengenai Iklan To...Analisis Komunikasi Krisis pada PT Sido Muncul (Studi Kasus Mengenai Iklan To...
Analisis Komunikasi Krisis pada PT Sido Muncul (Studi Kasus Mengenai Iklan To...
 
Dasar dasar k3
Dasar   dasar k3Dasar   dasar k3
Dasar dasar k3
 
Dasar dasar k3
Dasar   dasar k3Dasar   dasar k3
Dasar dasar k3
 
Makalah kampanye produk
Makalah kampanye produkMakalah kampanye produk
Makalah kampanye produk
 

MENGELOLA KRISIS

  • 1.
  • 2. PENDAHULUAN  Kata krisis selalu identik dengan sesuatu yang menakutkan, ketidaknyamanan dan ketidaktentuan.  Tentu saja kekhawatiran tersebut cukup beralasan, namun melihat dari unsur-unsur krisis yang merupakan sesuatu yang tidak bisa diprediksi, bersifat tiba-tiba, mengandung unsur ancaman kelangsungan organisasi, dan butuh keputusan cepat, maka kita harus mempersiapkan secara dini langkah-langkah strategis bila sewaktu-waktu terjadi krisis
  • 3. Segala kejadian buruk dan krisis berpotensi menghentikan proses normal organisasi yang telah dan sedang berjalan, sehingga membutuhkan penanganan yang segera (immediate treatment) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera ini sering disebut sebagai manajemen krisis (crisis management).  Dan saat ini, kajian manajemen krisis telah dinobatkan sebagai new corporate discipline. Manajemen krisis adalah respon pertama organisasi atau perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal.
  • 4. Pembahasan  Kata krisis berasal dari bahasa Yunani krisis (kpion), yang berarti keputusan. Ketika krisis terjadi, perusahaan harus memutuskan apa yang harus dilakukan. Krisis dalam bahasa Cina diucapkan “wei-ji”, yang mempunyai dua arti, yaitu bahaya dan peluang (Nova,2011:67).
  • 5. Krisis public relations adalah peristiwa, rumor, atau informasi yang membawa pengaruh buruk terhadap reputasi, citra, dan kredibilitas perusahaan. Powell (Nova,2011:68) mengatakan bahwa krisis adalah kejadian yang tidak diharapkan, berdampak dramatis, kadang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendorong organisasi kepada suatu kekacauan (chaos) dan dapat menghancurkan organisasi tersebut tanpa adanya tindakan nyata.  Krisis tidak memiliki batas (no boundaries) dan dapat terjadi kapan saja, di mana saja terhadap setiap organisasi (profit dan nonprofit, publik dan privat).
  • 6. Krisis juga dapat dikategorikan berdasarkan dampaknya Ketiga kategori tersebut adalah:  Krisis level 1: dampak dari krisis ini mengakibatkan tercemarnya nama organisasi serta adanya hambatan dalam mewujudkan misi.  Krisis level 2: krisis ini berdampak pada cedera fisik, kemungkinan korban jiwa, rusaknya properti, hancurnya reputasi perusahaan atau kombinasinya.  Krisis level 3: krisis level ini mengakibatkan adanya korban jiwa, kerusakan properti yang serius serta kemungkinan kebangkrutan.  Krisis juga dianggap sebagai “turning point in history/life”, suatu titik balik dalam kehidupan yang dampaknya memberikan pengaruh signifikan, ke arah negatif maupun positif, tergantung reaksi yang diperlihatkan oleh individu, kelompok masyarakat, atau suatu bangsa.
  • 7. Jika dipandang dari kacamata bisnis suatu krisis akan menimbulkan hal-hal berikut:  Intensitas permasalahan akan bertambah.  Masalah akan menjadi sorotan publik baik melalui media massa, atau informasi dari mulut ke mulut.  Masalah akan menggangggu kelancaran bisnis sehari-hari.  Masalah mengganggu nama baik perusahaan.  Masalah dapat merusak sistem kerja dan mengguncang perusahaan secara keseluruhan.  Masalah yang dihadapi selain membuat perusahaan menjadi panik, tidak jarang juga membuat masyarakat menjadi panik.  Masalah akan membuat pemerintah ikut melakukan intervensi.
  • 8. Ciri-ciri perusahaan krisis Parameter Ciri-ciri Keadaan Fisik Tidak terurus, lampu redup, toilet kotor, seragam petugas lama tak berganti, mobil tua, pabrik bekerja di bawah titik optimal. SDM Malas, datang dan pulang seenaknya, pemimpin jarang hadir, banyak terlihat tidak bekerja dan kongko-kongko. Tenaga yang bagus-bagus sudah keluar. Produk andalan Hampir tidak ada. Hanya menyelesaikan yang sudah ada saja. Banyak retur dan defect. Konflik Hampir setiap hari terdengar, perasaan resah di mana-mana. Energi Hampir tidak ada. Demo karyawan Tinggi, rasa takut terkena PHK. Proses hukum Meningkat dan datang dari mana-mana. Bagian keuangan Hidup dalam suasana stress. Dikejar tagihan-tagihan yang tak terbayar dan oleh debt collector.
  • 9. Berikut adalah sembilan jenis krisis berdasarkan penyebabnya dalam Nova (2011):  Krisis Karena Bencana Alam  Krisis Karena Kecelakaan Industri  Krisis Karena Produk yang Kurang Sempurna  Krisis Karena Persepsi Publik  Krisis Karena Hubungan Kerja yang Buruk  Krisis Karena Kesalahan Strategi Bisnis  Krisis Karena Terkait Masalah Kriminal  Krisis Karena Pergantian Manajemen  Krisis Karena Persaingan Bisnis
  • 10. Lima tahapan dalam siklus hidup krisis yang harus dikenali dan dipahami adalah sebagai berikut dalam Nova (2011:95-97)  Tahap pre-crisis (sebelum krisis) Pre-crisis adalah kondisi sebelum sebuah krisis muncul. Benih krisis sudah ada sehingga jika muncul suatu kesalahan yang kecil saja, krisis dapat terjadi. Benih yang mulai tumbuh pada tahap ini biasanya tidak diperhatikan karena beberapa aspek dalam perusahaan memang penuh resiko. Selain itu, perusahaan tidak mempunyai perencanaan menghadapi krisis.  Tahap warning (peringatan) Tahap ini dianggap sebagai salah satu tahap yang paling penting dalam daur hidup krisis. Di dalamnya, suatu masalah untuk pertama kalinya dikenali, dapat dipecahkan dan diakhiri selamanya, atau dibiarkan berkembang menuju kepada kerusakan yang menyeluruh. Krisis dapat dengan mudah muncul pada tahap ini karena ketakutan menghadapi badai atau masalah dan menganggapnya tidak ada. Reaksi yang umum terjadi pada tahap ini adalah kaget atau menyangkal dan pura-pura merasa aman.
  • 11. Tahap acute crisis (akut) Pada tahap ini krisis mulai terbentuk dan media juga publik mulai mengetahui adanya masalah. Jika krisis sudah mencapai pada tahap ini, perusahaan tidak dapat berdiam diri karena sudah mulai menimbulkan kerugian. Saat inilah berbagai dokumen dan modul untuk menghadapi krisis harus dikeluarkan dan digunakan. Saat-saat seperti ini dapat diketahui apakah para staf telah dibekali pengetahuan mengenai manajemen krisis atau tidak. Jika tidak, maka sudah terlambat bagi manajemen untuk memulainya dan menyelesaikan masalahnya.  Tahap clean-up (pembersihan) Saat masalah melewati tahap warning tanpa diselesaikan, maka kerusakan perusahaan mulai timbul. Inilah waktunya untuk memulihkan perusahaan dari kerugian atau setidaknya menyelamatkan apa saja yang tersisa, baik sisa produk (jika dapat diaplikasikan), reputasi, citra perusahaan, kinerja, dan lini produksi. Saat pemulihan, perusahaan harus menghadapi hal-hal yang terkait dengan hukum, media, tekanan publik, dan litigasi.  Tahap post-crisis (sesudah krisis) Inilah tahap yang telah disebutkan sebelumnya, yakni perusahaan sseharusnya bereaksi saat suatu krisis muncul ke tahap warning. Jika sejak awal tidak dihentikan, krisis akan terjadi. Jika perusahaan memenangkan kembali kepercayaan publik dan dapat beroperasi kembali dengan normal, maka secara formal dapat dikatakan krisis telah berakhir.
  • 12. Dalam bisnis terdapat tiga jenis krisis, yaitu sebagai berikut  Krisis Keuangan (Financial Crisis)  Krisis Public Relations  Krisis Strategi
  • 13. Level perkembangan krisis pada kasus PT Newmont Minahasa Raya  Tahap Pre-Crisis (sebelum krisis) PT Newmont Minahasa Raya yang merupakan perusahaan penambangan emas yang berada di Desa Ratatotok, Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa ini mulai beroperasi dari tahun 1996. Sebelum memulai operasinya PT NMR didera kasus penyerobotan lahan. Sejumlah warga di Desa Ratatotok meminta ganti rugi atas tanah yang kini menjadi lokasi pertambangan. Para pemilik tanah ini pernah mencoba berbagai upaya untuk menuntut kembali haknya. Pada tahun 2000, jalan masuk menuju lokasi tambang diblokir oleh masyarakat.  Tahap Warning (peringatan) Ketika PT NMR mulai beroperasi pada 1996 dan mulai membuang tailing (sisa limbah) ke Teluk Buyat, masyarakat protes karena limbah tersebut membuat pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan berasal dari tailing yang mengandung logam berat, yaitu Arsen, Merkuri, serta Mangan. Logam berat tersebut tercampur ke dalam perairan ketika adanya kebocoran pipa tailing menuju Teluk Buyat. Terumbu karang rusak, ikan-ikan banyak yang mati, ekosistem air di Teluk Buyat terganggu, air sumur tercemar oleh logam berat hingga akhirnya jatuh korban dari warga karena mengidap berbagai penyakit dengan beragam gejala yang aneh.  Tahap Acute Crisis (akut) Pengaduan warga Buyat Pante ke Markas Besar Kepolisian di Jakarta, membuat citra PT NMR mulai terancam. Pemerintah mulai memeriksa PT NMR berkaitan dengan pencemaran lingkungan. Banyak LSM yang bersimpati dengan kasus ini melakukan protes dan meminta pemerintah untuk melakukan berbagai macam penelitian terkait pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan masyarakat. Hal ini membuat PT NMR berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Seluruh kasus yang terjadi pada PT NMR menjadi sorotan media massa, baik lokal maupun internasional. Setelah adanya beberapa laporan yang mengatakan bahwa PT NMR melanggar hukum atas tuduhan melakukan pencemaran lingkungan, proses hukum mulai dilakukan dari Agustus 2005 hingga April 2007.
  • 14. Tahap Clean-Up (pembersihan) Tim Humas PT NMR telah melakukan pendekatan kepada media massa baik lokal, nasional, maupun internasional. PT NMR berusaha untuk mendapatkan kepercayaan kembali dari seluruh publiknya dan membuktikan bahwa kasus Buyat itu bukanlah kesalahan PT NMR. Putusan yang dibuat atas dasar bukti-bukti yang diajukan selama persidangan kasus menyatakan bahwa Teluk Buyat tidak tercemar.  Dalam persidangan tersebut, bukti-bukti yang membebaskan PT NMR adalah sebagai berikut: Hasil tes yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Dunia PBB, Kementrian Lingkungan Hidup RI, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization Australia, dan National Institute for Minamata Disease Jepang menunjukkan bahwa Teluk Buyat tidak tercemar.  Kesaksian dari warga Buyat dan Ratatotok yang menyatakan bahwa populasi ikan di Teluk Bayat tetap stabil dan terumbu karang dalam keadaan sehat.  Kesaksian inspektur tambang pemerintah, termasuk bukti-bukti tertulis bahwa PT NMR memiliki semua izin operasi yang sesuai dan tidak melanggar izin-izin tersebut.  Tahap Post-Crisis (sesudah krisis) Tahapan ini merupakan tahapan di mana PT NMR telah terbebas dari krisis. Ketika PT NMR terbebas dari dakwaan atas tuduhan pencemaran lingkungan, maka nama baik PT NMR bangkit kembali dari keterpurukan reputasi atas kasus-kasus yang mencuat ke media massa. PT NMR melakukan pendekatan kembali kepada warga sekitar penambangan, yaitu wilayah Teluk Buyat dan Buyat Pante untuk melaksanakan program-program pengembangan pasca penutupan tambang. Pengembangan tersebut seperti pengembangan usaha berbasis masyarakat, prasarana kesehatan, pendidikan, pengembangan daerah Teluk Buyat, dan sebagainya. Karyawan kembali bekerja tanpa terganggu lagi dengan kasus yang pernah menimpa PT NMR.
  • 15. Setiap perusahaan, instansi, maupun organisasi baik kecil maupun besar sebaiknya membuat crisis plan untuk menganalisa kemungkinan masalah-masalah yang akan terjadi atau dihadapi di masa yang akan datang dan dapat melakukan pencegahan sejak dini.  Dengan membuat crisis plan, perusahaan atau organisasi dapat lebih siap apabila masalah-masalah tersebut terjadi sewaktu-waktu.  PT NMR tidak memiliki crisis plan, sehingga issu yang terjadi pada tahap warning tidak dihiraukan, sehingga masyarakat melaporkan masalah pencemaran lingkungan tersebut kepada pihak berwajib hingga sempat merusak nama baik PT NMR (tahap akut).
  • 16. Berdasarkan kategori krisis yang dijelaskan oleh Nova (2011), maka kasus PT Newmont Minahasa Raya berada pada “Krisis level 1”, di mana dampak dari krisis ini mengakibatkan tercemarnya nama organisasi serta adanya hambatan dalam mewujudkan misi.  Berdasarkan jenis krisis berdasarkan penyebabnya dalam Nova (2011), maka kasus PT Newmont Minahasa Raya merupakan “Krisis Karena Persepsi Publik”. Karena pada akhirnya, terbukti bahwa PT NMR tidak melakukan pencemaran lingkungan.  Berbeda dengan PT NMR, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI membuat suatu Crisis Plans yang diberi judul Pedoman Umum Pengelolaan Komunikasi Krisis di Lingkungan Instansi Pemerintah. Proposal tersebut menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup, manfaat, jenis krisis, penyebab krisis, langkah-langkah penanganan krisis, dan pengelolaan krisis.
  • 17. Sekian & Terima Kasih 2013