SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 1
PENDAHULUAN
Pernyataan KH. Said Agil Siradj Ketua
PBNU versi Muktamar Jombang tahun 2015
yang menyatakan “Orang berjenggot itu
mengurangi kecerdasan, jadi syaraf yang
sebenarnya untuk mendukung kecerdasan
otak, ketarik oleh, untuk memanjangkan
jenggot,” sontak membuat geger kalangan
umat Islam di Indonesia. Pernyataan
kontroversi tersebut juga mengundang pro
dan kontra di kalangan warga NU sendiri.
Sebagian kalangan NU ada yang
membenarkannya dan sebagian yang lain ada
yang menyalahkan bahkan mengecamnya.
Pernyataan pembelaan terhadap pernyataan
KH. Said Agil Siradj di antaranya datang dari
Hamim Mustofa Nerashuke dalam webnya :
www.ngaji.com. Sebenarnya Hamim Mustofa
Nershuka hanya mencoba menengahi dengan
memberikan beberapa alasan warga NU tidak
menghujat habis-habisan terhadap KH. Said
Agil Siradj. Dalam webnya Hamim Mustofa
Nerashuke menyebutkan beberapa pendapat
yang senada dengan pernyataan KH. Said
Agil Siradj. Di antaranya adalah :
1. Abdul Malik bin marwan berkata:
“Barangsiapa panjang jenggotnya
maka ia sedikit akalnya.”
2. Ashabul firosah berkata: “Ketika
seseorang tinggi perawakan dan
panjang jenggotnya maka bisa
dipastikan ia orang yang bodoh.”
3. Sebagian Ahli Hikmah mengatakan:
“Tempatnya akal itu pada otak, jalan
jiwa itu melalui hidung dan tempat
kebodohan itu pada panjangnya
jenggot.”
4. Sa'ad bin Manshur mengatakan: “Aku
berkata kepada Ibn Idris: “Apakah
kamu tahu Sulam bin Abi Hafshah ?”
Dia menjawab : “Iya, aku melihat
panjang jenggotnya dan dia bodoh.”
5. Ziad berkata: “Tidaklah tambah lelaki
yang jenggotnya melebihi
genggammannya, kecuali hanya
tambah kurang akalnya
(kecerdasannya).”
Pernyataan kecaman di antaranya datang dari
NU Garis Lurus. Dalam webnya NU Garis
Lurus menyebutkan bahwa para Kyai NU
HUBUNGAN JENGGOT DENGAN KECERDASAN DAN PENAMPILAN
Shafna Annisa Harimurti dan Dona Fitria Nur Azizah
ABSTRAK
Sejak KH. Said Agil Siradj melontarkan pernyataan bahwa jenggot dapat mengurangi kecerdasan,
muncul berbagai reaksi baik pro maupun kontra. Tujuan dari penelitian adalah menguji apakah ada
hubungan antara jenggot dengan kecerdasan dan sikap ramah. Berdasarkan kajian literatur diperoleh
data bahwasanya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenggot dengan kecerdasan maupun
dengan sikap ramah. Metode yang kami gunakan adalah kuantitatif dengan melakukan survei untuk
mengumpulkan data-data prestasi akademik dan sikap perilaku 15 orang yang berjenggot dan 15
orang tidak berjenggot yang kami pilih secara acak (random sampling) kemudian membandingkannya
dengan bantuan software SPSS. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa terdapat korelasi
antara jenggot dan kecerdasan sebesar 58 %. Nilai IPK dari responden yang tinggi 33,7%-nya
dipengaruhi oleh keberadaan jenggot. Sehingga dalam uji T diketahui bahwa jenggot memiliki
pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan pria karena signifikansinya hanya 0,001. Seluruh pria yang
berjenggot maupun yang tidak berjenggot sama-sama bisa berpenampilan yang menarik.
Kata Kunci : jenggot, IPK, kecerdasan, ramah
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 2
kharismatik hampir semuanya berjenggot,
termasuk juga pendiri NU, yaitu KH. Hasyim
Asyari.
KH. Zuhrul Anam Hisyam atau Gus
Anam pengasuh Pondok Pesantren Leler
Banyumas Jawa Tengah menjawab dengan
gubahan syair :
“Para imam pembawa petunjuk mereka mempunyai jenggot,
Dari Imam Malik sampai Imam Abi Hanifah.
Dan Imam Ahmad serta Imam Syafi’i yang agung,
Perkataan ini demi Allah mempunyai banyak cacat.
Adapun Said dan seseorang yang lain telah melecehkan,
Mereka semua adalah orang -orang yang meremehkan.”
Kecaman para kyai terhadap KH. Said Agil
Siradj membuat beliau meralat
pernyataannya. Dalam web : www.nu.or.id
KH. Said Agil Siradj mengatakan :
“Memelihara jenggot termasuk salah satu
sunnah Rasulullah SAW sehingga kaum
muslim boleh mengamalkannya. Tapi yang
ditiru jangan hanya jenggotnya saja,
melainkan akhlaknya.” Kemudian beliau
melanjutkan : ”kecerdasannya itu akan turun
ke hati. Artinya orang berjenggot panjang
adalah simbol dari hati yang sudah arif,
bersih, sudah tidak lagi memikirkan harta
dunia, kedudukan, dan ikhlas lillahi
ta’ala. Ulama sufi dan wali semuanya
berjenggot, kecerdasan pindah dari otak ke
hati.”
Kejadian tersebut membuat kami tertarik
untuk melakukan penelitian, apakah benar
jenggot mempengaruhi kecerdasan atau tidak.
Rumusan Masalah
Sejak jaman dahulu banyak ulama dan
ilmuwan yang berperilaku ramah namun tetap
memiliki jenggot. Pernyataan KH Said Agil
Siradj yang merupakan salah satu pemimpin
ormas Islam terbesar di Indonesia membuat
pro dan kontra. Bertitik tolak dari latar
belakang tersebut, dapat dirumuskan
permasalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan jenggot dengan
kecerdasan seorang pria ?
2. Bagaimana hubungan jenggot dengan
penampilan seorang pria ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Meneliti pengaruh jenggot terhadap
kecerdasan seorang pria.
2. Meneliti pengaruh jenggot terhadap
sikap dan perilaku seorang pria.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Menemukan jawaban ilmiah dari
polemik berkepanjangan seputar
jenggot.
2. Sebagai salah satu upaya
menanamkan sikap ilmiah dalam
menghadapi berbagai wacana-wacana
baru yang membuat geger publik.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Jenggot
Jenggot atau janggut dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah bulu yang tumbuh di
dagu. Syaikh Dr Abdullah bin Nashir al
Sulmi, dosen perbandingan mazhab Ma'had
Ali li Qadha [Sekolah Tinggi Calon Hakim]
di Riyadh KSA mengatakan : “Para imam
yaitu imam mazhab yang empat saat mereka
menjelaskan pengertian lihyah atau jenggot
mereka mengatakan jenggot adalah semua
rambut yang tumbuh pada dua rahang pipi
dan dagu.” Sedangkan dalam Qamus Muhith
karya Fairuz Abadi atau Lisan Arab karya
Ibnu Manzhur, kita jumpai para pakar bahasa
Arab mengatakan bahwa jenggot adalah
semua bulu atau rambut di wajah. (Aris,
2012)
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 3
Jenggot Dalam Pandangan Islam
Secara umum, para ulama fiqh 4 madzhab
sepakat bahwa memelihara jenggot adalah
sebuah keutamaan (fadlilah) dan fitrah kaum
lelaki (fithrah). Akan tetapi, apakah
keutamaan dan fitrah itu hukumnya wajib
atau tidak, dan apakah mencukurnya sama
dengan mengingkari fitrah atau tidak? Dalam
hal ini, ulama fiqh 4 madzhab memiliki
pandangan berbeda (akhtilaf). Perbedaan
pendapat tersebut dapat diperinci sebagai
berkut:
1. Hanafiyah
Mayoritas ulama madzhab Hanafi
mewajibkan memelihara jenggot dan haram
mencukurnya, terutama jenggot yang tumbuh
pertama kali. Dalam Kitab Radd al-Muhtar
‘ala Dar al-Mukhtar, Ibnu Abidin
menyatakan: ِ
‫ه‬ِ‫ت‬‫ح‬‫ي‬ْ
ِ
‫ِل‬ ُ
‫ع‬ْ‫ط‬‫ح‬‫ق‬ ِ
‫ل‬ُ
‫ج‬َّ
‫الر‬ ‫ى‬‫ح‬‫ل‬‫ح‬
‫ع‬ ُ
‫م‬ُ
‫ر‬ْ‫ح‬
‫َي‬ (Haram atas
laki-laki memotong jenggotnya).
2. Malikiyah
Ulama Malikiyah berbeda pendapat, ada yang
menghukumi wajib dan ada yang
menghukumi sunnah memelihara jenggot.
Yang menghukumi wajib memelihara
jenggot, otomatis mengharamkan
mencukurnya. Sedangkan ulama yang
menghukumi sunnah memelihara jenggot,
memakruhkan mencukurnya. (lihat Hasyiah
ad-Dasuqi ‘ala Syarh al-Kabir dan Al-Hafidz
al-Iraqi dalam Tharh al-Tatsrib).
3. Hanabilah
Mayoritas ulama Hanabilah menghukumi
wajib memelihara jenggot dan haram
mencukurnya, seperti dikatakan Ibnu Muflih
dalam Kitab al-Furu’:
‫ا‬‫ح‬
‫ه‬ُ
‫ق‬ْ‫ل‬‫ح‬
‫ح‬ ُ
‫م‬ُ
‫ر‬ْ‫ح‬
‫َي‬‫ح‬
‫و‬ ‫ا‬‫ح‬ُ
‫ُل‬‫و‬ُ‫ط‬ ْ
‫ن‬‫ح‬
‫ج‬ْ
‫ه‬‫ح‬‫ت‬ْ
‫س‬ُ‫ي‬ ْ‫ح‬
‫َل‬ ‫ا‬‫ح‬
‫م‬ ِ
‫ب‬‫ح‬
‫ه‬ْ
‫ذ‬‫ح‬
‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ
‫ِف‬‫ح‬
‫و‬ ، ُ‫ه‬‫ح‬‫ت‬‫ح‬‫ي‬ْ
ِ
‫ِل‬ ‫ي‬ِ
‫ف‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬‫ح‬
‫و‬
(Dibiarkan jenggotnya, di dalam mazhab
(Hanabilah) selama panjangnya jenggot tidak
dikhawatirkan menyebabkan buruk dan haram
mencukurnya).
4. Syafi’iyah
Sebagaimana ulama Malikiyah, ulama
Syafi’iyah juga berbeda pendapat dalam
menentukan hukum memelihara dan
mencukur jenggot. Namun pendapat yang
paling kuat di kalangan Syafi’iyah adalah
yang menghukumi sunnah memelihara dan
makruh mencukur. Pendapat inilah yang
dipegang mayoritas umat Islam Indonesia.
Kemakruhan mencukur jengggot, di antaranya
dinyatakan oleh Imam al-Ghazali, al-Nawawi,
al-Rafi’i, Zakariya al-Anshari, Ibnu Hajar al-
Haitamy, al-Ramli, al-Khatib as-Syarbini, dan
lainnya. Sedangkan keharaman mencukur
jengot, dinyatakan oleh Imam as-Syafi’i, Ibnu
al-Rifa’ah, al-Hulaimi, al-Qaffal as-Syasyi.
(Yasin, 2015)
Jenggot dan Kesehatan
Jenggot ternyata bermanfaat bagi kesehatan
laki-laki, begitu juga dengan kumisnya
(kumis diperintahkan untuk dipotong, tetapi
tidak mesti harus habis). Berikut manfaatnya:
1. Pelindung dari sinar matahari
Sebuah studi terbaru dari University of
Southern Queensland mengungkapkan bahwa
jenggot dapat memberikan perlindungan yang
signifikan dari sinar matahari yang dapat
menyebabkan kerusakan kulit dan kanker
kulit.
Secara rinci, peneliti menemukan bahwa
bagian tubuh yang tertutup oleh kumis dan
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 4
cambang rata-rata tiga kali lebih sedikit
terpapar sinar UV yang berbahaya
dibandingkan dengan bagian tubuh yang tidak
tertutup rambut apapun.
Dengan menggunakan teknik dosimetrik yang
dapat mengukur jumlah sinar atau radiasi
yang diserap tubuh, diperoleh fakta bahwa
jenggot memberikan perlindungan terhadap
sinar matahari hingga 90-95 persen, meski hal
itu bergantung pada panjangnya jenggot.
“Secara umum rambut memang menawarkan
perlindungan terhadap sinar matahari. Itulah
mengapa wanita tak begitu mengalami
kerusakan kulit akibat sinar matahari jika
rambutnya menutupi bagian belakang leher
dan bagian samping wajahnya,” tandas Dr.
Nick Lowe, seorang pakar dermatologi
terkemuka yang berbasis di London.
“Tapi ternyata ketebalan rambutnya juga
berpengaruh. Sama halnya dengan faktor SPF
karena makin tinggi kepadatan dan kelebatan
rambutnya maka makin tinggi SPF-nya.
Makanya ketika saya berpraktik di California,
saya sering melihat peselancar yang botak
tapi berjenggot justru lebih sering mengalami
kerusakan kulit akibat sinar matahari dan pra-
kanker di kepala mereka, daripada jika
mereka punya rambut di atas kepala,”
tambahnya.
Teori lain dinyatakan oleh Iain Sallis, seorang
konsultan trikologi. Menurutnya cahaya
memancar dalam bentuk garis lurus tapi
ketika bertabrakan dengan jenggot yang
keriting, maka jenggot itu akan memecah
cahayanya sehingga tak pernah mencapai
kulit.
2. Mencegah serangan asma
Pria yang asmanya dipicu oleh serbuk bunga
dan debu dapat terlindungi oleh jenggot yang
lebat karena jenggot itu dapat membantu
mengurangi gejala asmanya.
“Kumis yang menutupi area hidung dapat
menghambat pemicu alergi atau alergen
masuk ke dalam hidung dan terhirup masuk
ke paru-paru,” kata Carol Walker, pakar
rambut medis dan pendiri Birmingham
Trichology Centre.
Tapi menurut seorang dokter umum yang
berbasis di London, Dr. Rob Hicks, hanya
serbuk sari yang bisa terperangkap dengan
cara ini, tapi tidak dengan debu yang
berbentuk mikroskopis. Kalaupun bisa
terjebak di kumis, debu-debu itu bisa
menumpuk di kumis dan hanya tinggal
menunggu waktu, lama-lama keduanya pun
bisa masuk ke dalam hidung.
“Teorinya, kumis tak serta-merta dapat
menghambat pemicu asma untuk measuk ke
saluran pernafasan, kecuali jika sangat lebat,”
simpul Dr. Felix Chua, dokter dan konsultan
penyakit sistem pernafasan dari London
Clinic, Harley Street.
3. Memperlambat penuaan
Dari waktu ke waktu, rambut yang tumbuh di
wajah dapat membantu menjaga kulit agar
tetap awet muda dan sehat.
“Dengan kata lain rambut itu menjaga agar
kulit tetap lembab dengan melindunginya dari
angin yang dapat mengeringkan kulit dan
mengganggu upaya perlindungan terhadap
kulit,” ujar Dr. Lowe.
Dr. Lowe juga menyarankan, jika
mengenakan pelembab, usahakan agar Anda
juga memberi pelembab di kumis dan jenggot.
Itu lebih baik daripada mengoleskan
pelembab pada bagian wajah yang tak
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 5
berambut atau telah dicukur karena akan lebih
mudah terhapus.
4. Melawan batuk
Menurut Carol Walker, jenggot tebal yang
tumbuh di bawah dagu dan leher akan
meningkatkan temperatur leher serta
membantu melawan demam dan batuk.
“Rambut adalah semacam insulator yang
dapat membuat Anda terus merasa hangat.
Jenggot yang panjang dan tebal juga dapat
menjebak udara dingin dan meningkatkan
suhu leher sehingga Anda bisa bertahan di
bawah cuaca dingin,” tukasnya.
5. Mencegah ruam kulit
Justru jika seseorang malas bercukur itu
tandanya kulitnya terhindar dari ruam kulit.
“Bercukur itu merupakan penyebab utama
infeksi bakteri pada bagian tubuh yang
tertutup jenggot. Aktivitas ini dapat berakibat
pada ruam akibat pisau cukur, rambut tumbuh
ke dalam kulit dan folikulitis (infeksi folikel
rambut yang menyebabkan munculnya bintik-
bintik di kulit,” ungkap Dr. Martin Wade,
konsultan dan pakar dermatologi dari London
Skin and Hair Clinic. ( Bahraen, 2013 )
Jenggot dan Kecerdasan
Terkait dengan “guyonan” KH. Said Agil
Siradj bahwa jenggot dapat mengurangi
kecerdasan, semakin panjang semakin goblok,
ada beberapa point yang menjadi catatan
untuk menyikapi “guyonan” tersebut :
Pertama : Imam Ghozali berkata : "Syuraih
Al-Qoodhli berkata : "Aku berharap kalau aku
memiliki jenggot, meskipun harus membayar
10 ribu dinar/dirham" (Ihyaa 'Uluum ad-Diin
2/257)
Al-Ghozali juga berkata : "Para sahabat Al-
Ahnaf bin Qois berkata, "Kami berangan-
angan untuk membelikan jenggot buat Al-
Ahnaf meskipun harus membayar 20 ribu
dinar/dirham" (Ihyaa 'Uluum ad-Diin 2/257)
Para ulama yang tidak berjenggot dahulu
ternyata berangan-angan untuk memiliki
jenggot meskipun harus membayar mahal
sekali.
Kedua : Di antara daftar orang-orang
berjenggot adalah para Nabi dan para ulama.
Jabir bin Samuroh berkata : "Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam lebat rambut
janggutnya" (HR Muslim no 2344)
Demikian juga Nabi Harun 'alaihis salam,
Allah berfirman :
‫ح‬
‫ول‬ُ
‫ق‬‫ح‬‫ت‬ ‫حن‬‫أ‬ ُ
‫يت‬ِ
‫ش‬‫ح‬
‫خ‬ ِ
ِ
‫ّن‬ِ‫إ‬ ٓۖ‫ي‬ِ
‫س‬
ۡ
‫أ‬‫ح‬
‫ر‬ِ‫ب‬ ‫ح‬
‫َل‬‫ح‬
‫و‬ ِ
‫ِت‬‫ح‬‫ي‬ ۡ‫ح‬ِ‫ل‬ِ‫ب‬
ۡ
‫ذ‬ُ
‫خ‬
ۡ
‫ح‬
‫َت‬ ‫ح‬
‫َل‬ َّ
‫م‬ُ
‫ؤ‬‫ح‬‫ن‬ ۡ‫ب‬‫ح‬‫ي‬ ‫ح‬
‫ال‬‫ح‬‫ق‬
ۡ
‫ر‬‫ح‬‫ت‬ ۡ‫ح‬
‫َل‬‫ح‬
‫و‬ ‫ح‬
‫يل‬ِ
‫ء‬‫ح‬
‫ر‬ ۡ‫س‬ِ‫إ‬ ِ
‫ِن‬‫ح‬‫ب‬ ‫ح‬
ۡ
‫ۡي‬‫ح‬‫ب‬ ‫ح‬
‫ت‬
ۡ
‫ق‬َّ
‫ر‬‫ح‬‫ف‬
ِ
‫ل‬ۡ
‫و‬‫ح‬‫ق‬ ۡ
‫ب‬ُ‫ق‬
“Harun berkata (kepada Nabi Musa) "Hai
putera ibuku, janganlah kamu pegang
jenggotku dan jangan (pula) kepalaku;
sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu
akan berkata (kepadaku): "Kamu telah
memecah antara Bani Israil dan kamu tidak
memelihara amanatku" (QS Toha : 94)
Ketiga : Bahkan kita dapati kaum Nashrani
juga tatkala menggambarkan nabi Isa 'alaihis
salaam (yang dianggap tuhan oleh mereka)
ternyata selalu berjenggot.
Keempat : Para ulama –terutama Imam Asy-
Syafi'i dan para ulama madzhab syafi'i,
demikian juga madzhab-madzhab yang lain-
telah ijmak (sepakat ) akan larangan
mencukur jenggot hingga gundul habis.
Kelima : Tokoh-tokoh Nusantara pun banyak
yang berjenggot. Ada Muhammad Yasin Al-
Fadani, Nawawi Al-Bantani, Agus Salim,
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 6
Ahmad Dahlan, Buya Hamka, sampai KH.
Hasyim Asy’ari – pendiri NU – juga
berjenggot.
Keenam : Demikian juga banyak tokoh-tokoh
non muslim yang berjenggot, contohnya
Khong hu cu dan Lao Tse.
Demikian juga tokoh-tokoh ilmuan non
muslim seperti James Parkinson (1755 –
1824), William Edmond Logan (1798 –1875),
Asa Gray (1810 - 1888), John Strong
Newberry (1822 – 1892), John Tyndall (1820
– 1893), Alfred Bernhard Nobel (1833 –
1896), John Wesley Powell (1834 – 1902),
Ludwig Eduard Boltzmann (1844 – 1906),
Dmitri Ivanovich Mendeleev (1834 – 1907),
Henry Clifton Sorby (1826 - 1908), Grove
Karl Gilbert (1843 –1918), Pyotr Alexeyevich
Kropotkin (1842 – 1921), Alexander Graham
Bell (1847 – 1922), Wilhelm Conrad Röntgen
(1845 – 1923), dan masih banyak lagi; ini
semua adalah para ilmuwan non-Islam yang
memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan
berjenggot.
Ketujuh : Tokoh-tokoh Nusantara yang
dianggap sangat cerdas oleh KH Said Agil
Siradj karena tidak berjenggot, ternyata di
antara mereka beraliran Liberal dan
Pluralisme.
Kedelapan : Sebenarnya pernyataan bahwa
semakin panjang jenggot semakin goblok itu
hanya berdasarkan praduga, bukan
berdasarkan disiplin ilmu tertentu, baik di
bidang kedokteran, atau ahli saraf, atau ahli
agama, atau ahli-ahli yang lainnya.
Kesembilan : KH Said Agil Siradj sendiri
disinyalir waktu masa muda pernah gagah
berjenggot.
Kesepuluh : Bila KH Said Agil Siradj saat ini
lebih memilih tidak berjenggot maka tidak perlu
mengejek yang berjenggot dengan menyatakan
mereka goblok. ( Firanda, 2015 )
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metodologi
kuantitatif dengan melakukan survei untuk
mengumpulkan data prestasi akademik orang-
orang yang berjenggot dan tidak berjenggot
kemudian membandingkannya.
Indikator Penelitian
Dari kajian pustaka di atas, dapat diturunkan
menjadi beberapa indikator. Indikator ini
merupakan landasan kami melakukan
pengumpulan data. Data yang akan kami
kumpulkan adalah :
1. Pengaruh jenggot terhadap kecerdasan.
Indikator yang kami tetapkan adalah
sebagai berikut :
a. Nilai akademik yang meliputi nilai
IPK raport atau ijazah.
b. Prestasi akademik yang meliputi
prestasi di bidang-bidang yang terkait
dengan kecerdasan, seperti penemuan
baru, dedikasi untuk kemajuan umat
manusia dan sebagainya.
2. Pengaruh jenggot terhadap penampilan
dan karier.
Indikator yang kami tetapkan adalah
sebagai berikut :
a. Penampilan yang menarik dan
perilaku yang ramah, seperti suka
menyapa, murah senyum, sopan dan
lemah-lembut.
b. Kesuksesan dalam kehidupan, seperti
kesuksesan pengusaha, tentara,
birokrat dan sebagainya.
c. Kemasyhuran dalam reputasi, seperti
tokoh-tokoh sejarah dan tokoh-tokoh
dunia.
Metode Penarikan Sample
Penarikan sample menggunakan metode
purposive random sampling dengan jumlah
responden minimal 30 orang merujuk kepada
pendapat Roscoe dalam Sekaran.
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 7
Metode Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis regresi
linier dengan software SPSS 16.0. dan
analisis deskriptif observatif.
Hipotesis
Tidak ada pengaruh jenggot terhadap
kecerdasan maupun perilaku dalam artian
setiap laki-laki baik yang berjenggot maupun
tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi orang yang ramah dan menjadi orang
yang cerdas.
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 – 12
Mei 2016 di kota Cilacap dengan melibatkan
15 responden berjenggot dan 15 responden
tidak berjenggot dengan latar belakang
beragam, mulai dari dosen, guru, pegawai,
karyawan, wiraswastawan, mahasiswa dan
pelajar yang dipilih secara acak (random).
Data-Data Penelitian
Penelitian pertama adalah penelitian pengaruh
jenggot terhadap kecerdasan dengan cara
mengumpulkan IPK para responden dan
menyusunnya dalam sebuah tabel
perbandingan.
Tabel 4.2.1. Perbandingan IPK responden
Responden
klimis
IPK Responden
berjenggot
IPK
1 2.70 1 3.52
2 2.74 2 3.02
3 3.61 3 3.50
4 2.74 4 2.89
5 2.76 5 2.60
6 2.24 6 3.76
7 3.10 7 3.57
8 2.31 8 3.62
9 2.23 9 3.48
10 2.12 10 3.75
11 3.80 11 3.70
12 3.40 12 3.09
13 2.20 13 3.94
14 2.75 14 3.40
15 3.30 15 3.78
Sumber : hasil survey
Data di atas menunjukkan bahwa responden
yang berjenggot memiliki kecenderungan
nilai IPK yang lebih tinggi daripada
responden yang tidak berjenggot.
Hasil Analisis Regresi Linier
Hasil pengolahan data dengan analisis regresi
linier menggunakan software SPSS 16.0
menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara
jenggot dengan kecerdasan sebesar 58%.
Tabel 4.3.1. Hasil Analisis R dan R Square
Dari tabel di atas diperoleh data bahwa
keberadaan jenggot menjadi penyebab
peningkatan kecerdasan pria yang menjadi
responden hingga 33,7 %.
Tabel 4.3.2. Hasil Analisis Uji T
Sumber : Hasil olahan software SPSS
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji T
menyatakan keberadaan jenggot berpengaruh
kepada peningkatan kecerdasan pria yang
menjadi responden dalam penelitian ini
karena signifikansinya hanya 0,001 < 0,05.
Pembahasan
Jenggot adalah salah satu identitas seorang
pria muslim. Sejak jaman Rasulullah SAW
dan para Shahabatnya, kaum muslimin
senantiasa menjaga identitas keislaman ini.
Hal ini didasarkan oleh sabda Rasulullah
SAW :
‫ا‬‫و‬ُ
‫ر‬ِِ‫ف‬‫ح‬
‫و‬ ‫ح‬ْ
‫ۡي‬ِ‫ك‬
ِ
‫ر‬ْ
‫ش‬ُ
‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ُ
‫ف‬ِ‫ال‬‫ح‬
‫خ‬
‫ح‬
‫ب‬ِ
‫ر‬‫ا‬‫ح‬
‫َّو‬
‫الش‬ ‫ا‬‫و‬ُ
‫ف‬ْ
‫حح‬‫أ‬ ‫ح‬
‫و‬ ‫ى‬‫ح‬
‫ح‬ِِ‫الل‬
“Berbedalah dengan orang-orang musyrikin.
Panjangkanlah jenggot dan potonglah kumis!”
( HR. Bukhari )
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .580
a
.337 .313 .46571
a. Predictors: (Constant), Kondisi dagu
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.159 .269 8.028 .000
Kondisi dagu .641 .170 .580 3.772 .001
a. Dependent
Variable: IPK
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 8
Dalam hadits yang lainnya, Rasulullah SAW
bersabda :
‫ح‬
‫خ‬ ‫ح‬
‫و‬ ‫ى‬‫ح‬
‫ح‬ِِ‫الل‬ ‫ا‬‫و‬ُ
‫خ‬ْ
‫حر‬‫أ‬ ‫ح‬
‫و‬ ‫ح‬
‫ب‬ِ
‫ر‬‫ا‬‫ح‬
‫َّو‬
‫الش‬ ‫ا‬‫و‬ُّ
‫ز‬ُ
‫ج‬
‫ح‬
‫س‬ْ
‫و‬ُ
‫ج‬‫ح‬
‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ُ
‫ف‬ِ‫ال‬
“Pendekkan kumis dan panjangkan jenggot,
berbedalah kalian dengan orang-orang
Majusi!”
( HR. Muslim )
Meskipun hadits-hadits di atas dinyatakan
shahih oleh para ulama, namun banyak kaum
muslimin yang enggan mengamalkannya.
Sebagian mereka berargumentasi bahwa
orang-orang musyrikin pada jaman sekarang
ini banyak yang berjenggot, sehingga perintah
Rasulullah SAW untuk berjenggot supaya
berbeda dengan orang-orang musyrikin tidak
berlaku lagi. Argumentasi demikian adalalah
argumentasi yang keliru, karena jenggot telah
dijadikan sebagai identitas seorang pria
muslim oleh Rasulullah SAW, sehingga
selaku seorang muslim seharusnya malu bila
ternyata banyak orang non muslim yang
bangga mengenakan identitas muslim
sementara orang-orang yang mengaku muslim
malah meninggalkannya.
Hal lain yang membuat banyak kaum
muslimin di Indonesia enggan berjenggot
adalah munculnya anggapan bahwa jenggot
adalah ciri dari teroris. Padahal Kapolri
Jenderal Polisi Badrodin Haiti dalam Tabligh
Akbar Indonesia Bersholawat menyatakan
bahwa jenggot bukan ciri teroris. Bahkan
potensi terorisme bisa muncul dari agama
manapun, sehingga tidak benar jika teroris itu
disangkut pautkan dengan Islam. (Islamedia,
2016)
Menurut Direktur Pencegahan Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
Brigjen Pol Hamidin, terorisme akan selalu
menggunakan konteks agama. Bahkan ribuan
gerakan yang diduga terorisme yang ada di
Indonesia, semuanya mengatasnamakan
agama. Terkait kerap dikaitkannya terorisme
dengan Islam dan sebaliknya, BNPT menilai
bahwa hal itu merupakan risiko agama
mayoritas. Simbol-simbol agama mayoritas
akan digunakan pelaku, untuk membenarkan
kekerasan yang dilakukan. BNPT sendiri
tidak pernah mempermasalahkan penampilan
agama apa pun, termasuk jenggot. (Faza,
2016)
Kebencian terhadap jenggot lebih disebabkan
oleh rasa ketidaksukaan terhadap ormas atau
kelompok lain yang memelihara jenggot.
Fanatisme buta yang disebarkan dengan cara
menebar kebencian bukanlah hal yang baik.
Perbedaan yang ada di antara ormas-ormas
atau kelompok-kelompok Islam yang ada
semestinya dikembalikan kepada Al-Qur’an
dan Sunnah Rasulullah SAW, bukan malah
dijadikan sebagai alasan memfitnah dan
memusuhi kelompok yang lainnya.
Tuduhan bahwa jenggot dapat mengurangi
kecerdasan sesungguhnya adalah tuduhan
yang tidak benar. Dari data yang kami
kumpulkan ternyata hampir seluruh ulama
kharismatik di Indonesia adalah berjenggot.
KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah
berjenggot, KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU
berjenggot, KH. Ahmad Surkati pendiri Al-
Irsyad berjenggot, Muhammad Natsir pendiri
Masyumi berjenggot, dan lain-lainnya.
Demikian pula para ulama-ulama dunia
seperti : Imam Abu Hanifah, Imam Malik,
Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal,
Imam Bukhari, Imam Muslim, dan lain-
lainnya semuanya berjenggot. Bahkan
Walisanga semuanya pun berjenggot.
Para ilmuwan dan penemu baik dari kalangan
muslim dan non muslim pada jaman dahulu,
rata-rata berjenggot. Ibnu Sina bapak
kedokteran dunia berjenggot, Ibnu Rusyd
berjenggot, Jabir Ibnu Hayyan berjenggot,
Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi
berjenggot, Al-Battani berjenggot, Al-Kindi
berjenggot, Ibnu Khaldun berjenggot, Ibnu
Batutah berjenggot dan lain-lainnya. Para
ilmuwan dan penemu non muslim juga
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 9
banyak yang berjenggot, seperti Archimedes,
Pythagoras, Socrates, Plato, Aristoteles,
Alexander Graham Bell, Galileo Galilei,
Louis Pasteur, Alfred Nobel, Antonio Meucci,
Dmitri Mendeleev, Johannes Genfleisch, dan
lain-lain juga berjenggot.
Jenggot ternyata tidak menghalangi manusia
untuk sukses sebagai pengusaha. Salah satu
contohnya adalah Kolonel Harland Sanders
yang gambar dirinya dalam keadaan
berjenggot dijadikan sebagai maskot
perusahaan waralaba Kentucky Fried Chicken
(KFC) yang sudah mendunia. Banyak para
pengusaha sukses lainnya yang juga
berjenggot.
Beberapa presiden Amerika Serikat yang
menjadi tokoh legendaris dunia ternyata juga
berjenggot, seperti Abraham Lincoln, Ullyses
S. Grant, James A. Grafield dan Benjamin
Harrison. Sehingga jenggot tidak
menghalangi manusia untuk menjadi seorang
birokrat dan politikus yang memiliki reputasi
yang mendunia.
Pahlawan-pahlawan Indonesia dan prajurit-
ptajurit tangguh yang telah berjuang membela
tanah air banyak pula yang berjenggot, seperti
Kyai Mojo, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura,
Sisingamangaraja, Cik Di Tiro, H. Agus
Salim, Sultan Hassanudin dan sebagainya.
Hasil penelitian Pentagon menyebutkan
bahwa tentara yang berjenggot itu lebih
efektif dan taktis di medan tempur
dibandingkan tentara yang klimis tanpa
jenggot. Jonathon Burns, ketua peneliti,
mengambil sampel 100 tentara. 25 tentara
adalah pasukan khusus (special forces) yang
memang berjenggot. 25 tentara adalah dari
pasukan khusus tanpa jenggot. 25 tentara
adalah tentara biasa yang dibolehkan untuk
memanjangkan jenggot untuk kepentingan
penelitian tersebut. Dan 25 tentara sisanya
adalah tentara biasa tanpa jenggot. Semua
tentara ini diterjunkan di medan perang
Afghanistan selama masa penelitian ini.
Hasilnya, 50 tentara yang berjenggot sangat
efektif di medan tempur. Akurasi tembakan
mereka sangat baik. Tidak ada satu pun
diantara 50 tentara tersebut yang terluka atau
mati di medan tempur. Sedangkan tentara
yang tidal berjenggot sangat tidak efektif di
lapangan. Mereka banyak melakukan
kesalahan di medan tempur.
James N. Mattis, seorang petinggi jenderal di
United States Central Command
(CENTCOM) mengatakan bahwa “beards
save lives!” dan merencanakan menetapkan
aturan agar tentara Amerika memanjangkan
jenggot, minimal satu inci.
Para dokter, negarawan, ilmuwan dari
semenjak jaman dulu berpenampilan dengan
berjenggot. Pada zaman dahulu jenggot sudah
menjadi ciri khas orang-orang pintar.
(Syahrial, 2014)
Penelitian dalam jurnal evolution and human
behavior mengungkapkan bahwa semakin
lebatnya jenggot pria, dia akan tampak
semakin maskulin. Riset tersebut melibatkan
351 responden wanita dan 177 pria. Para
responden diminta melihat 10 foto pria
dengan penampilan wajah berbeda-beda
mulai dari yang mulus hingga dipenuhi
rambut. Setelah melihat foto-foto itu,
responden diminta memberikan penilaian
dalam hal maskulinitas, seberapa menarik,
kesehatan, dan kemampuan menjadi orang
tua. Hasilnya pria yang dianggap menarik
oleh wanita adalah pria yang paling tebal
jenggotnya. Sebaliknya, pria yang kurang
menarik adalah mereka yang hanya sedikit
memiliki rambut-rambut disekitar dagunya.
Hasil survei yang kami lakukan dengan
melibatkan 30 responden yang dipilih secara
acak menunjukkan hasil bahwa laki-laki yang
berjenggot cenderung lebih cerdas daripada
yang tidak berjenggot. Analisis regresi linier
menunjukkan bahwa IPK yang tinggi 33,7 %
dipengaruhi oleh keberadaan jenggot. Hal ini
dikarenakan umumnya pria berjenggot aktif
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 10
dalam kegiatan kampus, sekolah, masjid,
kajian ilmiah dan sebagainya. Dengan
demikian anggapan bahwa jenggot dapat
mengurangi kecerdasan adalah keliru.
Jenggot juga tidak menghalangi para pria
dalam berperilaku ramah. Semua responden
berjenggot yang kami survei semuanya
ramah, suka menyapa, murah senyum, sopan
dan lemah-lembut. Tidak ada satu pun di
antara mereka yang selalu memasang
tampang sangar, muka masam dan
berpenampilan garang.
Sehingga seorang pria yang berjenggot tetap
bisa berpenampilan smart. Hal ini didukung
oleh berbagai data penelitian. Berdasarkan
penelitian yang kami lakukan, laki-laki yang
berjenggot cenderung lebih cerdas daripada
laki-laki yang tidak berjenggot. Berdasarkan
penelitian yang lain diperoleh fakta bahwa
jenggot mampu meningkatkan kesehatan dan
lebih menampakkan sifat maskulin seorang
pria.
Kata smart sebenarnya berasal dari bahasa
Inggris yang berarti pintar. Kata ini kemudian
diserap oleh bahasa Indonesia dengan
memiliki sekumpulan makna, yaitu : cerdas,
pintar, bijak, tampan dan tepat atau tangkas.
(Kamuslengkap, 2016)
Wardana Suryapratama ( 2015 ) dalam
Sarasehan Pentingnya Pendidikan Karakter
pada Generasi Muda di Gedung Subud
Purwokerto menyatakan pentingnya
pendidikan karakter untuk mewujudkan
generasi muda yang smart. Hal ini karena
pemuda saat ini adalah pemimpin masa
depan, oleh karena itu pendidikan karakter
bagi generasi muda menjadi sangat penting
dan harus terus menerus dilakukan oleh
semua pihak demi harapan dan masa depan
bangsa Indonesia.
Pada dekade terakhir ini timbul kerisauan di
sebagian kalangan masyarakat terhadap
perilaku masyarakat (termasuk pemuda)
Indonesia yang dinilai menyimpang dari
akhlak atau karakter mulia. Oleh karena itu
karakter diri menjadi hal yang sangat strategis
untuk keberlangsungan hidup berbangsa dan
bernegara, sehingga agar Negara Indonesia
semakin maju perlu adanya pendidikan
karakter, wawasan kebangsaan dan
patriotisme yang dikenalkan kepada kaum
muda sebagai generasi penerus bangsa.
Beberapa nilai-nilai luhur yang perlu di
ajarkan pada generasi muda antara lain :
kejujuran, loyalitas dan dapat diandalkan,
hormat, cinta, ketidak egoisan dan sensitifitas,
baik hati dan pertemanan, keberanian,
kedamaian, mandiri dan potensial, disiplin
diri dan moderasi, kesetiaan dan kemurnian,
serta keadilan dan kasih sayang.
(Suryapratama, 2015)
Wardhana Suryapratama mewakili spesialis
pendidik karakter pemuda menjelaskan bahwa
generasi yang smart adalah generasi yang
jujur, memiliki loyalitas, dapat diandalkan,
menghormati orang lain, cinta dan kasih
sayang kepada sesame, tidak egois, baik hati,
suka berkawan, menyukai perdamaian,
mandiri, memiliki bakat dan potensi diri,
setia, tulus dan selalu mengedepankan sikap
yang penuh keadilan.
Seorang muslim yang berjenggot tetap bisa
tampil smart, yaitu menarik hati dalam
perilaku, kecerdasan dan penampilannya.
Tidak sedikit para tokoh-tokoh dunia yang
berjenggot tetapi tetap multitalenta. Berderet-
deret nama tokoh ahli agama ( ulama ),
ilmuwan, pengusaha, perwira, bintang
olahraga hingga artis yang tetap smart
meskipun berjenggot.
Sebuah pusat transplantasi rambut ternama di
Inggris, Crown Clinic menggelar sebuah
voting untuk memilih siapa 10 pria berjenggot
terseksi di dunia. Pemenangnya tak hanya dari
kalangan selebritis, bahkan salah satu anggota
British Royal Family juga berhasil
mendapatkannya. Di antara 10 pria yang
dinobatkan sebagai pria terseksi di dunia
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 11
adalah : Jamie Doman, Gyllenhaal, Brad Pitt,
Alasdhair Willis, Hugh Jackman, Ryan
Gosling, Ben Affleck, George Clooney dan
David Beckham sebagai juaranya. Semua
pria-pria tersebut tampak smart dengan
jenggotnya sehingga melumpuhkan banyak
hati wanita. ( KapanLagi, 2015 )
Jenggot, bulu yang tumbuh di sekitar bibir
laki-laki itu memang salah satu daya tarik
laki-laki bagi para wanita. Ada beberapa
alasan kenapa banyak wanita begitu tergila-
gila dengan para pria yang berjenggot, di
antaranya karena jenggot adalah lambang
kejantanan seorang laki-laki. Pria yang
memelihara jengot tampak lebih macho dari
pada pria yang klimis. Ada yang mengatakan
meski berlama-lama di gym, tanpa jenggot
tetap akan dianggap sebagai pria kelas dua
diantara para laki-laki yang membiarkan
jenggotnya tumbuh. Pria berjenggot pun
terlihat lebih dewasa. Bahkan semakin lebat
jenggot seorang pria semakin tampak lebih
bijaksana dan penyabar. ( Winarta, 2015 )
Bila demikian sudut pandang masyarakat
Eropa dan Negara-Negara maju dalam
menilai jenggot, mengapa masih banyak
kaum muslimin yang malah mencibir jenggot.
Menganggap jenggot sebagai penghalang
untuk tampil smart, bahkan menuding dengan
berbagai macam tudingan yang tidak benar.
Kebencian terhadap suatu kelompok
masyarakat semestinya jangan sampai
membuat seorang muslim berlaku tidak adil
dalam memberikan penilaian, karena Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman :
‫ح‬‫ق‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬‫و‬ُ
‫ك‬‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬‫ح‬
‫آم‬ ‫ح‬
‫ين‬ِ
‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ح‬
‫ه‬ُّ‫حي‬‫أ‬ ‫ح‬
‫َي‬
ْ
‫م‬ُ
‫ك‬َّ‫ن‬‫ح‬
‫م‬ِ
‫ر‬ْ‫ح‬
‫َي‬ ‫َل‬‫ح‬
‫و‬ ِ
‫ط‬ْ
‫س‬ِ
‫ق‬ْ‫ل‬ِ
‫ِب‬ ‫ح‬‫اء‬‫ح‬
‫د‬‫ح‬
‫ه‬ُ
‫ش‬ َِِّ
‫َلِل‬ ‫ح‬
‫ۡي‬ِ
‫ام‬َّ
‫و‬
َّ
‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ح‬َّ
‫اَلِل‬ ‫ا‬‫و‬ُ
‫ق‬َّ‫ات‬‫ح‬
‫و‬ ‫ى‬‫ح‬
‫و‬ْ
‫ق‬َّ‫لت‬ِ‫ل‬ ُ
‫ب‬‫ح‬
‫ر‬ْ‫حق‬‫أ‬ ‫ح‬
‫و‬ُ
‫ه‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ
‫د‬ْ‫اع‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ
‫د‬ْ‫ع‬‫ح‬‫ت‬ ‫حَل‬‫أ‬ ‫ى‬‫ح‬‫ل‬‫ح‬
‫ع‬ ٍ
‫م‬ْ
‫و‬‫ح‬‫ق‬ ُ
‫ن‬‫آ‬‫ح‬‫ن‬‫ح‬
‫ش‬
‫ح‬
‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬‫ح‬
‫م‬ْ‫ع‬‫ح‬‫ت‬ ‫ا‬‫ح‬ِ
‫ِب‬ ٌ
‫ري‬ِ‫ب‬‫ح‬
‫خ‬ ‫ح‬َّ
‫اَلِل‬
“Wahai orang-orang yang beriman,
hendaklah kamu menjadi orang-orang yang
selalu menegakkan kebenaran karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum
membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat
adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan.
Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan”
( QS. Al Maidah : 8 )
Dan tidak layak seorang muslim mengolok-
olok muslim lainnya, apalagi dalam hal yang
mana muslim tersebut sedang mengamalkan
Sunnah Rasulullah SAW karena Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an :
‫ا‬ً
‫ر‬ْ‫ي‬‫ح‬
‫خ‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬‫و‬ُ
‫ك‬‫ح‬‫ي‬ ْ
‫ن‬‫ح‬‫أ‬ ‫ى‬‫ح‬
‫س‬‫ح‬
‫ع‬ ٍ
‫م‬ْ
‫و‬‫ح‬‫ق‬ ْ
‫ن‬ِ
‫م‬ ٌ
‫م‬ْ
‫و‬‫ح‬‫ق‬ ْ
‫ر‬‫ح‬
‫خ‬ْ
‫س‬‫ح‬‫ي‬ ‫ح‬
‫َل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬‫ح‬
‫آم‬ ‫ح‬
‫ين‬ِ
‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ح‬
‫ه‬ُّ‫حي‬‫أ‬ ‫ح‬
‫َي‬
َّ
‫ن‬ُ
‫ه‬ْ‫ن‬ِ
‫م‬ ‫ا‬ً
‫ر‬ْ‫ي‬‫ح‬
‫خ‬ َّ
‫ن‬ُ
‫ك‬‫ح‬‫ي‬ ْ
‫ن‬‫ح‬‫أ‬ ‫ى‬‫ح‬
‫س‬‫ح‬
‫ع‬ ٍ
‫اء‬‫ح‬
‫س‬ِ‫ن‬ ْ
‫ن‬ِ
‫م‬ ٌ‫اء‬‫ح‬
‫س‬ِ‫ن‬ ‫ح‬
‫َل‬‫ح‬
‫و‬ ْ
‫م‬ُ
‫ه‬ْ‫ن‬ِ
‫م‬
‫ا‬‫و‬ُ
‫ز‬ِ
‫م‬ْ‫ل‬‫ح‬‫ت‬ ‫ح‬
‫َل‬‫ح‬
‫و‬
ْ
‫س‬ ِ
‫اَل‬ ‫ح‬
‫س‬ْ‫ئ‬ِ‫ب‬ ٓۖ ِ
‫اب‬‫ح‬
‫ق‬ْ‫ل‬‫ح‬ْ
‫ْل‬ِ
‫ِب‬ ‫ا‬‫و‬ُ
‫ز‬‫ح‬‫اب‬‫ح‬‫ن‬‫ح‬‫ت‬ ‫ح‬
‫َل‬‫ح‬
‫و‬ ْ
‫م‬ُ
‫ك‬‫ح‬
‫س‬ُ
‫ف‬ْ‫حن‬‫أ‬
ۚ ِ
‫ان‬‫ح‬‫مي‬ِْ
‫اْل‬ ‫ح‬
‫د‬ْ‫ع‬‫ح‬‫ب‬ ُ
‫وق‬ُ
‫س‬ُ
‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ
‫م‬
‫ح‬
‫ن‬‫و‬ُ
‫م‬ِ‫ال‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ُ
‫م‬ُ
‫ه‬ ‫ح‬
‫ك‬ِ‫ئ‬‫ح‬‫ل‬‫ُو‬‫أ‬‫ح‬‫ف‬ ْ
‫ب‬ُ‫ت‬‫ح‬‫ي‬ ْ‫ح‬
‫َل‬ ْ
‫ن‬‫ح‬
‫م‬‫ح‬
‫و‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok)
lebih baik baik daripada mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula wanita-
wanita (mengolok-olok) wanita yang lain
(karena) boleh jadi wanita (yang diolok-olok)
lebih baik daripada wanita ( yang mengolok-
olok), dan janganlah kamu mencela dirimu
sendiri dan janganlah kamu panggil-
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan)
yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa
yang tidak bertaubat, maka mereka itu orang-
orang yang zalim.” ( QS. Al-Hujurat : 11 )
Aksi terorisme belakangan ini membuat
sebagian warga ikut resah secara berlebihan.
Setiap ada orang yang berjenggot selalu
dicurigai sebagai teroris. Padahal jenggot
bukan ciri dari teroris. Ketua Forum
Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT)
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 12
Sumatera Barat, Prof Syaifullah (2015)
mengemukakan terorisme tidak ada
hubungannya dengan penampilan seperti
jenggot dan gamis. Oleh sebab itu FKPT
menghimbau jangan sampai hal ini menjadi
prasangka dan menimbulkan salah paham
terhadap orang yang berjenggot dan bergamis.
Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Yosep Adi
Prasetyo (2015) mengkritik pola pemberitaan
sejumlah media massa di Tanah Air tentang
terorisme karena dinilai melanggar etika.
Menyikapi hal itu Dewan Pers telah
menyusun peraturan tentang peliputan
terorisme yang tertuang dalam Peraturan
Dewan Pers Nomor 01/Peraturan-
DP/IV/2015. Aturan tersebut mengatur
tentang bagaimana seharusnya wartawan dan
media massa menyiarkan berita terorisme,
diantaranya menempatkan kepentingan publik
diatas kepentingan jurnalistik.
Mustafa Rizal (2016) menuturkan
pengalaman pribadinya. Saat dia berada di
Indonesia, ternyata banyak yang menafsirkan
berjenggot dekat dengan teroris. Hal ini
menunjukkan bahwa media telah sukses
dalam membuat stereotipe seorang pemuda
muslim berjenggot dekat dengan teroris.
Mustofa Rizal menuturkan bahwa dia lebih
banyak melihat orang berjenggot di Amerika
daripada di Indonesia. Karena di Amerika,
bukan hanya orang Islam saja yang
berjenggot. Orang-orang non muslim bahkan
yang bertatto pun banyak yang berjenggot,
namun mereka ramah-ramah.
Media Midle East Panorama edisi 13 Januari
2016 menyebutkan bahwa teroris ISIS telah
menerbitkan buklet yang ditujukan kepada
anggotanya yang ingin melakukan serangan
individu di Inggris, buklet itu berjudul
“Pedoman Keselamatan dan Keamanan
Mujahidin”, termuat di dalamnya tips dari
markas organisasi teroris kepada para
elemennya tentang beberapa tahapan
persiapan yang harus dilakukan, bagi mereka
yang ingin melakukan aksi serangan teror di
Eropa. Terdapat dalam buklet tersebut
beberapa tips bagi elemen organisasi teroris
ISIS di Eropa, diantaranya melakukan hal-hal
tertentu untuk mengelabui pihak keamanan,
semisal mencukur jenggot, memakai pakaian
wanita (bagi para lelaki) dengan
menggunakan burqo, tidak memakai celana
cingkrang, styling rambut dengan fashion
terbaru, tidak salat di masjid-masjid, tidak
membawa siwak, memakai salib, memakai
cincin emas, mengenakan jam tangan di
tangan kiri dan memakai parfum yang
beralkohol. ( ARN, 2016 )
Kegiatan terorisme ISIS di Irak pun memakai
modus yang sama, yaitu mencukur jenggot
dan memakai baju seperti pakaian wanita
dengan tujuan untuk mengelabui pasukan
keamanan Irak. ( JPNN, 2016 )
VOA Islam News ( 2016 ) menuturkan bahwa
seorang komandan pasukan pejuang Hashd
Al-Shaabi, Jabbar Mamouri, mengungkapkan,
Sabtu (18/06), bahwa sebagian besar elemen
kelompok teroris ISIS meninggalkan
“seragam ala Afghanistan” dan mencukur
jenggot panjang mereka seiring dengan
kemajuan pasukan keamanan di distrik
Sharqat utara provinsi Salahuddin, ia
mencatat bahwa moral kelompok teroris itu
yang berada di distrik tersebut “runtuh” total.
Pelaku aksi terorisme di Indonesia, seperti
pelaku bom bunuh diri di Sarinah Plaza
ternyata juga tidak berjenggot. Salah seorang
pelaku yang tertangkap kamera kontributor
Xinhua sedang melakukan penembakan dan
kemudian tewas, ia memakai topi merek nike,
kaos bertulisan Asto dan celana jeans. Tidak
ada sedikit pun jenggot yang menghiasi
dagunya. ( Siyasa, 2016 )
Bila ada pentolan tokoh-tokoh teroris di
Indonesia yang kebetulan berjenggot, seperti
Amrozi, Imam Samudera dan kawan-
kawannya, hal ini tidak secara langsung
menjadikan jenggot sebagai ciri pelaku
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 13
terorisme. Hal ini karena anjuran berjenggot
bagi laki-laki terdapat dalam banyak hadits
yang shahih. Oleh karena itu mengenakan
jenggot tidak identik dengan paham garis
keras atau terorisme. Bahkan banyak model
tokoh fiktif non muslim yang juga
mengenakan jenggot panjang dan lebat
sebagai identitas tokoh tersebut, seperti Santa
Claus atau Sinterklas.
Santa Claus atau juga dikenal sebagai
Sinterklas, Santo Nikolas, Santo Nick, Bapak
Natal, Kris Kringle, Santy, atau Santa adalah
tokoh dalam berbagai budaya Kristen yang
menceritakan tentang seorang Kardinal yang
hidup di Kota Patara pada abad tiga masehi.
Nama aselinya adalah Nikolas yang
merupakan anak tunggal dari keluarga Kristen
yang berkecukupan bernama Epiphanius
(Ἐπιφάνιος) dan Johanna (Ἰωάννα) atau
Theophanes (Θεοφάνης) dan Nonna (Νόννα)
menurut versi lain. Untuk menjaring orang-
orang kepada ajaran Kritsen, Nikolas pun
digambarkan sebagai figur yang suka
membagi-bagikan hadiah untuk anak-anak
yang baik, serta menghukum anak-anak jahat
dengan kekuatan sihir. Santa Nikolas gemar
mengendarai kereta yang ditarik oleh rusa-
rusa kutub. Jadilah penggambaran ini marak
di berbagai belahan dunia ketika momen Hari
Natal tiba. (Tri, 2013) Dengan demikian
jenggot tidak hanya monopoli orang muslim.
Ada sebagian orang yang mengolok-olok pria
berjenggot sebagai mirip kambing. Cemoohan
demikian bukan sikap yang baik. Bahkan
jenggot bagi binatang memiliki manfaat yang
sangat penting. Para ilmuwan
mengungkapkan bahwa jenggot bagi hewan-
hewan laut seperti anjing laut berguna untuk
melacak arus air laut. Sementara bagi hewan-
hewan darat, jenggot digunakan untuk
melacak arus udara.
Yan Yu mahasiswa S-3 di Norwesthern
University bersama rekannya menyelidiki
peran jenggot pada kemampuan hewan
darat untuk merasakan arah angin dengan
menggunakan lima tikus betina yang
berusia sama untuk dilatih menentukan
sumber angin dari kipas angin khusus di
satu meja bundar.
Di sepanjang meja, lima kipas angin
dengan ruang yang sama dipasang dalam
bentuk setengah lingkaran, dan secara acak
dinyalakan satu per satu untuk
menghembuskan angin ke arah "pintu-
awal" yang sama yang ditaruh di seberang
meja.
Satu tikus harus berlari dari pintu ke arah
kipas yang menghembuskan angin, dan
turun ke lubang seukuran tikus di luar
kipas angin itu. Masing-masing lubang
mengarah ke satu terowongan di bawah
meja, tempat tikus tersebut diberi hadiah
karena memilih kipas angin yang benar.
Setelah semua tikus melaksanakan tugas
pada satu tingkat sekitar 60 % benar atau
lebih tinggi selama 10 hari berturut-turut,
para penelitih memotong jenggot mereka
dan meneliti perubahan prilaku.
Akhirnya, hasil tim itu memperlihatkan
pemotongan jenggot mengurangi
kemampuan tikus sebesar rata-rata 20 %.
Para peneliti tersebut mengatakan
kemerosotan penampilan menunjukkan
tikus menggunakan lebih dari satu petunjuk
untuk menentukan lokasi kipas angin tapi
jelas mereka masih sangat mengandalkan
jenggot mereka untuk melaksanakan tugas
mereka. ( Tresnady, 2016 )
Dengan demikian jenggot benar-benar
bermanfaat bagi makhluk hidup, termasuk
manusia. Menghina jenggot berarti
menyepelekan anugerah Allah subhanahu wa
ta’ala kepada kaum pria. Semestinya seorang
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 14
muslim yang berpendidikan tidak berpendapat
dengan asal-asalan, sekalipun hanya berupa
selorohan.
Trend kaum wanita lebih menyukai pria
berjenggot sudah mulai merambah Australia
dan Amerika. Sebuah studi di Australia
menemukan bahwa perempuan menilai
lelaki berjenggot lebih menarik 15-20 %
dibandingkan mereka yang berwajah
mulus. Hasil ini didapat setelah 8.500
perempuan di Australia disurvei mengenai
tampilan lelaki yang paling membuatnya
menarik. Setiap perempuan disodori foto
lelaki berwajah mulus dan lelaki
berjenggot.
Menurut Profesor Psikologi di Charles
Sturt University di Australia, rambut pada
wajah merupakan tanda maskulinitas
seorang lelaki. Jenggot yang lebat juga
menunjukkan kebahagiaan yang dirasakan
lelaki. Ia pun mengatakan bahwa memiliki
pasangan yang memiliki rambut di wajah,
bisa membuat perempuan lebih bahagia
karena mendapatkan energi positif dari
lelaki. ( Indriani, 2016 )
Survei di Amerika menunjukkan bahwa 80 %
wanita menyukai pria yang memiliki rambut
di wajahnya. Survey ini menemukan bahwa
40 % pria menumbuhkan rambut wajah untuk
merasa lebih percaya diri, 36 % menganggap
itu bisa membuat mereka lebih menarik,
sementara 15 % menganggap rambut wajah
sebagai tren, dan 9 % pria merasa terlihat
lebih pintar dengan rambut wajah. Namun
tampaknya, tak semua rambut di wajah
disukai oleh wanita. Buktinya, survey
menunjukkan bahwa wanita lebih menyukai
pria yang berjenggot daripada berkumis.
(Ananda, 2012)
Ulama Cirebon Buya Yahya
menyayangkan ungkapan yang melecehkan
sunnah Rasulullah berupa berjenggot.
Menurutnya hal itu adalah tindakan aneh yang
tidak perlu dikatakan oleh seorang muslim
yang beriman. Bahkan beliau menyatakan
bahwa kebanyakan orang pintar itu
berjenggot. Orang paling pintar di dunia dan
akhirat, yaitu Nabi Muhammad pun
berjenggot. ( Suandriansyah, 2015 ).
Dari berbagai penelitian dan penjelasan para
ahli menunjukkan fakta tidak terbantahkan
bahwa lelaki berjenggot cenderung lebih
smart dibandingkan dengan lelaki yang klimis
( tidak berjenggot ). Obyektivitas penelitian
ini dapat dipertanggungjawabkan karena
penelitian tidak hanya dilakukan oleh orang
muslim terhadap orang muslim, namun
dilakukan juga oleh banyak lembaga riset dan
lembaga survei di berbagai Negara di dunia
yang melibatkan responden dari berbagai
macam latar belakang agama dan keyakinan.
Riset dan survei yang kami lakukan di
Indonesia menunjukkan hasil yang tidak jauh
berbeda dari para periset terdahulu. Sehingga
seorang laki-laki yang berjenggot akan
tampak lebih cerdas, lebih penyabar, lebih
bijaksana dan lebih maskulin daripada lelaki
yang tidak berjenggot. Oleh karena itu
penghinaan dan pelecehan terhadap jenggot
sudah seharusnya tidak lagi terjadi.
Berjenggot belakangan ini tengah menjadi
trend di berbagai belahan dunia, baik di
Eropa, Amerika maupun Australia. Bila
masyarakat dunia sudah menerima jenggot
sebagai trend gaya hidup modern, semestinya
umat Islam harus lebih toleran terhadap lelaki
yang berjenggot. Seorang laki-laki muslim
tetap bisa tampil smart meskipun berjenggot.
Kesimpulan
Hasil penelitian yang kami lakukan
menunjukkan bahwa jenggot memiliki
pengaruh terhadap kecerdasan, yaitu 33,7 %
kecerdasan responden yang kami pilih secara
acak ditentukkan oleh keberadaan jenggot di
dagunya.
Jenggot tidak menghalangi manusia untuk
tetap tampil smart, berperilaku ramah dan
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 15
mampu mengembangkan potensi dirinya.
Banyak ulama, ilmuwan, birokrat, tentara,
pahlawan dan pengusaha yang berjenggot.
Bahkan belakangan ini jenggot telah menjadi
trend di Eropa, Amerika dan Australia.
Saran
Semestinya seorang muslim saling
menghargai amalan yang dikerjakan oleh
muslim yang lainnya selama amalan tersebut
mengacu kepada Al-Qur’an dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Alawi, Abdullah. 2015. “Tiru Rasulullah
Bukan Sekedar Jenggot, Tapi
Akhlak.”
http://www.nu.or.id/post/read/62227/
tiru-rasulullah-bukan-sekadar-
jenggot-tapi-akhlak
Ananda, Kun Sila. 2012. “Wanita Lebih
Suka Pria Berjenggot Daripada
Berkumis.”
https://www.merdeka.com/gaya/wani
ta-lebih-suka-pria-berjenggot-
daripada-berkumis.html
Aris, Ustadz. 2012. “Pengertian Jenggot.”
http://ustadzaris.com/pengertian-
jenggot
ARN. 2016. “Jurus Teroris ISIS Eropa,
Pakai Kalung Salib, Cukur Jenggot
dan Bergaya Ala Barat.”
https://arrahmahnews.com/2016/01/1
4/jurus-teroris-isis-eropa-pakai-
kalung-salib-cukur-jenggot-dan-
bergaya-ala-barat/
Bahraen, Raehanul. 2013. “Jenggot : Sehat,
Bikin Ganteng dan Sunnah (Ajaran)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
https://muslimafiyah.com/jenggot-
sehat-bikin-ganteng-dan-sunnah-
ajaran-nabi-shallallahu-alaihi-wa-
sallam.html
Elshinta. 2015. “8 Fakta Unik Sekaligus
Menarik Mengenai Jenggot Pria.”
http://elshinta.com/news/19575/2015
/07/22/8-fakta-unik-sekaligus-
menarik-mengenai-jenggot-pria
Faza, Abu. 2016. “Terorisme Selalu
Dikaitkan Dengan Islam, BNPT
Sebut Resiko Agama Mayoritas.”
http://www.suara-
islam.com/read/index/17850
Firanda, Abu Abdil Muhsin. 2015.
“Bantahan : Goblok Karena
Berjenggot.”
https://www.firanda.com/index.php/a
rtikel/bantahan/969-goblok-karena-
berjenggot
FKPT SUMBAR. 2015. “Jangan Orang
Pakai Jenggot dan Gamis Langsung
Dikira Teroris.”
http://fkptsumbar.damai.id/2015/07/1
1/jangan-orang-pakai-jenggot-dan-
gamis-langsung-dikira-teroris/
Indriani, Ririn. 2016. “Lelaki Berjenggot
Lebih Menarik di Mata Perempuan.”
http://www.suara.com/lifestyle/2016/
09/06/115244/lelaki-berjenggot-
lebih-menarik-di-mata-perempuan
Islamedia. 2016. “Kapolre Kembali
Tegaskan Jenggot dan Celana
Cingkrang Bukan Ciri Teroris.”
http://islamedia.id/kapolri-kembali-
tegaskan-jenggot-dan-celana-
cingkrang-bukan-ciri-teroris/
JPNN. 2016. “Menyamar Jadi Wanita,
Cukur Jenggot, Belasan Militan ISIS
Ditangkap.”
http://www.jpnn.com/read/2016/02/1
5/357032/Menyamar-jadi-Wanita,-
Cukur-Jenggot,-Belasan-Militan-
ISIS-Ditangkap-
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Negeri 3 Cilacap 16
Kamus Lengkap. 2016. “Arti Kata ‘Smart’
Bahasa Inggris Dalam Bahasa
Indonesia.”
http://kamuslengkap.com/kamus/ing
gris-indonesia/arti-kata/smart
KapanLagi. 2015. “10 Pria Berjenggot
Terseksi di Dunia, Super Ganteng
dan Macho.”
http://www.kapanlagi.com/foto/berit
a-
foto/internasional/40405pria_berjeng
got_terseksi_di_dunia-20151001-
003-rita.html
Nerashuke, Hamim Mustofa. 2015.
“Memang Benar, Jenggot
Mengurangi Kecerdasan dan Makin
Panjang Makin Bodoh.”
http://www.ngaji.web.id/2015/09/me
mang-benar-jenggot-
mengurangi.html
NU Garis Lurus. 2015. “Said Agil
Menghina Jenggot, Ini Jawaban
Syi’ir dari KH. Zuhrul Anam (Gus
Anam).”
http://www.nugarislurus.com/2015/0
9/said-agil-menghina-jenggot-ini-
jawaban-syiir-dari-kh-zuhrul-anam-
gus-anam.html
Rizal, Mustofa. 2016. “Antara Jenggot dan
Teroris.”
http://www.enjoyingusa.com/antara-
jenggot-dan-teroris/
Siyasa. 2016. “Ini Penampakan Pelaku Bom
Sarinah : Pakai Celana Jeans, Kaos
Branded, Tidak Berjenggot.”
http://www.tarbiyah.net/2016/01/ini-
penampakan-pelaku-bom-sarinah-
pakai.html
Suandriansyah. 2015. “Buya Yahya : Orang
Paling Pintar Dunia Akhirat Itu
Berjenggot.”
https://www.islampos.com/buya-
yahya-orang-paling-pintar-dunia-
akhirat-itu-berjenggot-213466/
Suryapratama, Wardhana. 2015.
“Membangun Generasi Muda Smart
Melalui Pendidikaan Karakter.”
Kesbangpol Kabupaten Banyumas.
Syahrial, Hendri. 2014. “Inilah Fakta Ilmiah
dan Unik Tentang Jenggot.
http://banghen.com/ternyata-jenggot-
itu-membuat-pria-lebih-ganteng-dan-
sehat-ini-buktinya-foto/
Tresnady, Tomi. 2016. “Jenggot Bantu
Hewan Deteksi Arah Angin.”
http://www.suara.com/tekno/2016/08
/29/082919/jenggot-bantu-hewan-
deteksi-arah-angin
VOA-IslamNews. 2016. “Ketakutan !
Teroris ISIS Rame-Rame Lepas
Seragam dan Cukur Jenggot.”
http://www.voa-
islamnews.com/ketakutan-teroris-
isis-rame-rame-lepas-seragam-dan-
cukur-jenggot.html
Winarta, Karmin. 2015. “12 Alasan Cewek
Suka Cowok Berjenggot.”
http://citizen6.liputan6.com/read/216
9234/12-alasan-cewek-suka-cowok-
berjenggot
Yasin, Ahmad Mubarok. 2015. “Inilah
Pendapat Ulama Terkait Jenggot dan
Kecerdasan.”
http://www.elhooda.net/2015/09/inil
ah-pendapat-ulama-terkait-jenggot-
dan-kecerdasan/

More Related Content

Similar to HUBUNGAN_JENGGOT_DENGAN_KECERDASAN.pdf

Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islamPemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islamErta Erta
 
Ppt kel 6- pkb PENELITIAN ( agribisnis)
Ppt kel 6- pkb PENELITIAN ( agribisnis)Ppt kel 6- pkb PENELITIAN ( agribisnis)
Ppt kel 6- pkb PENELITIAN ( agribisnis)igom_24
 
AJENG REGITA CAHYA NINGRUM.SOS.pdf
AJENG REGITA CAHYA NINGRUM.SOS.pdfAJENG REGITA CAHYA NINGRUM.SOS.pdf
AJENG REGITA CAHYA NINGRUM.SOS.pdfMERCIDAMA
 
Google Adsense Ditijua dari hukum Islam
Google Adsense Ditijua dari hukum IslamGoogle Adsense Ditijua dari hukum Islam
Google Adsense Ditijua dari hukum IslamTernak Kenari
 
kelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptxkelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptxFauziahPane
 
Akhlaq dalam pergaulan 12
Akhlaq dalam pergaulan 12Akhlaq dalam pergaulan 12
Akhlaq dalam pergaulan 12Arsyad Qolbun
 
ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI’I TENTANG PERNIKAHAN SEORANG LAKI-LAKI DENGAN AN...
ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI’I TENTANG PERNIKAHAN SEORANG LAKI-LAKI DENGAN AN...ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI’I TENTANG PERNIKAHAN SEORANG LAKI-LAKI DENGAN AN...
ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI’I TENTANG PERNIKAHAN SEORANG LAKI-LAKI DENGAN AN...Anwar Dmk
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docxFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docxHaffazFurqani
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdfFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdfDhindaVadyaizmi
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdfFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdfAfazatulAbuaini
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docxFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docxPutriSakhawati
 
1.1.3.13.070-Menutup-Aurat.pptx
1.1.3.13.070-Menutup-Aurat.pptx1.1.3.13.070-Menutup-Aurat.pptx
1.1.3.13.070-Menutup-Aurat.pptxssuser3b7e84
 
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...
 LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ... LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ...
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...YouTuber,G-Vecom
 
Keawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmuKeawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmuDodyk Fallen
 
Respon Terhadap Artikel prof Sarlito Wirawan by Farid Poniman
Respon Terhadap Artikel prof Sarlito Wirawan by Farid PonimanRespon Terhadap Artikel prof Sarlito Wirawan by Farid Poniman
Respon Terhadap Artikel prof Sarlito Wirawan by Farid PonimanAndhika Harya
 
Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030kipanji
 
Paradigma Ilmu dalam Islam.pptx
Paradigma Ilmu dalam  Islam.pptxParadigma Ilmu dalam  Islam.pptx
Paradigma Ilmu dalam Islam.pptxssuser9df8d0
 
Ebook Mindset Juara UN 2016
Ebook Mindset Juara UN 2016Ebook Mindset Juara UN 2016
Ebook Mindset Juara UN 2016Suratman Trustco
 

Similar to HUBUNGAN_JENGGOT_DENGAN_KECERDASAN.pdf (20)

Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islamPemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islam
Pemikiran ali ahmad madkur tentang ilmu pengetahuan dalam islam
 
Ppt kel 6- pkb PENELITIAN ( agribisnis)
Ppt kel 6- pkb PENELITIAN ( agribisnis)Ppt kel 6- pkb PENELITIAN ( agribisnis)
Ppt kel 6- pkb PENELITIAN ( agribisnis)
 
AJENG REGITA CAHYA NINGRUM.SOS.pdf
AJENG REGITA CAHYA NINGRUM.SOS.pdfAJENG REGITA CAHYA NINGRUM.SOS.pdf
AJENG REGITA CAHYA NINGRUM.SOS.pdf
 
Google Adsense Ditijua dari hukum Islam
Google Adsense Ditijua dari hukum IslamGoogle Adsense Ditijua dari hukum Islam
Google Adsense Ditijua dari hukum Islam
 
kelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptxkelompok 6 agama.pptx
kelompok 6 agama.pptx
 
Cara memahami ahlak
Cara memahami ahlakCara memahami ahlak
Cara memahami ahlak
 
Akhlaq dalam pergaulan 12
Akhlaq dalam pergaulan 12Akhlaq dalam pergaulan 12
Akhlaq dalam pergaulan 12
 
ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI’I TENTANG PERNIKAHAN SEORANG LAKI-LAKI DENGAN AN...
ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI’I TENTANG PERNIKAHAN SEORANG LAKI-LAKI DENGAN AN...ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI’I TENTANG PERNIKAHAN SEORANG LAKI-LAKI DENGAN AN...
ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI’I TENTANG PERNIKAHAN SEORANG LAKI-LAKI DENGAN AN...
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docxFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdfFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdfFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).pdf
 
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docxFilsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
Filsafat pendidikan (Hakikat Tujuan Pendidikan Dalam Islam).docx
 
1.1.3.13.070-Menutup-Aurat.pptx
1.1.3.13.070-Menutup-Aurat.pptx1.1.3.13.070-Menutup-Aurat.pptx
1.1.3.13.070-Menutup-Aurat.pptx
 
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...
 LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ... LATIHTUBI BAHASA MELAYU  	KERTAS DUA  RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM   (KOMPILASI ...
LATIHTUBI BAHASA MELAYU KERTAS DUA RUMUSAN DAN PETIKAN UMUM (KOMPILASI ...
 
Keawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmuKeawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmu
 
Respon Terhadap Artikel prof Sarlito Wirawan by Farid Poniman
Respon Terhadap Artikel prof Sarlito Wirawan by Farid PonimanRespon Terhadap Artikel prof Sarlito Wirawan by Farid Poniman
Respon Terhadap Artikel prof Sarlito Wirawan by Farid Poniman
 
Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030Skripsi shohibul ibad 072211030
Skripsi shohibul ibad 072211030
 
mengartikan "Brain drain"
mengartikan "Brain drain"mengartikan "Brain drain"
mengartikan "Brain drain"
 
Paradigma Ilmu dalam Islam.pptx
Paradigma Ilmu dalam  Islam.pptxParadigma Ilmu dalam  Islam.pptx
Paradigma Ilmu dalam Islam.pptx
 
Ebook Mindset Juara UN 2016
Ebook Mindset Juara UN 2016Ebook Mindset Juara UN 2016
Ebook Mindset Juara UN 2016
 

HUBUNGAN_JENGGOT_DENGAN_KECERDASAN.pdf

  • 1. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 1 PENDAHULUAN Pernyataan KH. Said Agil Siradj Ketua PBNU versi Muktamar Jombang tahun 2015 yang menyatakan “Orang berjenggot itu mengurangi kecerdasan, jadi syaraf yang sebenarnya untuk mendukung kecerdasan otak, ketarik oleh, untuk memanjangkan jenggot,” sontak membuat geger kalangan umat Islam di Indonesia. Pernyataan kontroversi tersebut juga mengundang pro dan kontra di kalangan warga NU sendiri. Sebagian kalangan NU ada yang membenarkannya dan sebagian yang lain ada yang menyalahkan bahkan mengecamnya. Pernyataan pembelaan terhadap pernyataan KH. Said Agil Siradj di antaranya datang dari Hamim Mustofa Nerashuke dalam webnya : www.ngaji.com. Sebenarnya Hamim Mustofa Nershuka hanya mencoba menengahi dengan memberikan beberapa alasan warga NU tidak menghujat habis-habisan terhadap KH. Said Agil Siradj. Dalam webnya Hamim Mustofa Nerashuke menyebutkan beberapa pendapat yang senada dengan pernyataan KH. Said Agil Siradj. Di antaranya adalah : 1. Abdul Malik bin marwan berkata: “Barangsiapa panjang jenggotnya maka ia sedikit akalnya.” 2. Ashabul firosah berkata: “Ketika seseorang tinggi perawakan dan panjang jenggotnya maka bisa dipastikan ia orang yang bodoh.” 3. Sebagian Ahli Hikmah mengatakan: “Tempatnya akal itu pada otak, jalan jiwa itu melalui hidung dan tempat kebodohan itu pada panjangnya jenggot.” 4. Sa'ad bin Manshur mengatakan: “Aku berkata kepada Ibn Idris: “Apakah kamu tahu Sulam bin Abi Hafshah ?” Dia menjawab : “Iya, aku melihat panjang jenggotnya dan dia bodoh.” 5. Ziad berkata: “Tidaklah tambah lelaki yang jenggotnya melebihi genggammannya, kecuali hanya tambah kurang akalnya (kecerdasannya).” Pernyataan kecaman di antaranya datang dari NU Garis Lurus. Dalam webnya NU Garis Lurus menyebutkan bahwa para Kyai NU HUBUNGAN JENGGOT DENGAN KECERDASAN DAN PENAMPILAN Shafna Annisa Harimurti dan Dona Fitria Nur Azizah ABSTRAK Sejak KH. Said Agil Siradj melontarkan pernyataan bahwa jenggot dapat mengurangi kecerdasan, muncul berbagai reaksi baik pro maupun kontra. Tujuan dari penelitian adalah menguji apakah ada hubungan antara jenggot dengan kecerdasan dan sikap ramah. Berdasarkan kajian literatur diperoleh data bahwasanya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenggot dengan kecerdasan maupun dengan sikap ramah. Metode yang kami gunakan adalah kuantitatif dengan melakukan survei untuk mengumpulkan data-data prestasi akademik dan sikap perilaku 15 orang yang berjenggot dan 15 orang tidak berjenggot yang kami pilih secara acak (random sampling) kemudian membandingkannya dengan bantuan software SPSS. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara jenggot dan kecerdasan sebesar 58 %. Nilai IPK dari responden yang tinggi 33,7%-nya dipengaruhi oleh keberadaan jenggot. Sehingga dalam uji T diketahui bahwa jenggot memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan pria karena signifikansinya hanya 0,001. Seluruh pria yang berjenggot maupun yang tidak berjenggot sama-sama bisa berpenampilan yang menarik. Kata Kunci : jenggot, IPK, kecerdasan, ramah
  • 2. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 2 kharismatik hampir semuanya berjenggot, termasuk juga pendiri NU, yaitu KH. Hasyim Asyari. KH. Zuhrul Anam Hisyam atau Gus Anam pengasuh Pondok Pesantren Leler Banyumas Jawa Tengah menjawab dengan gubahan syair : “Para imam pembawa petunjuk mereka mempunyai jenggot, Dari Imam Malik sampai Imam Abi Hanifah. Dan Imam Ahmad serta Imam Syafi’i yang agung, Perkataan ini demi Allah mempunyai banyak cacat. Adapun Said dan seseorang yang lain telah melecehkan, Mereka semua adalah orang -orang yang meremehkan.” Kecaman para kyai terhadap KH. Said Agil Siradj membuat beliau meralat pernyataannya. Dalam web : www.nu.or.id KH. Said Agil Siradj mengatakan : “Memelihara jenggot termasuk salah satu sunnah Rasulullah SAW sehingga kaum muslim boleh mengamalkannya. Tapi yang ditiru jangan hanya jenggotnya saja, melainkan akhlaknya.” Kemudian beliau melanjutkan : ”kecerdasannya itu akan turun ke hati. Artinya orang berjenggot panjang adalah simbol dari hati yang sudah arif, bersih, sudah tidak lagi memikirkan harta dunia, kedudukan, dan ikhlas lillahi ta’ala. Ulama sufi dan wali semuanya berjenggot, kecerdasan pindah dari otak ke hati.” Kejadian tersebut membuat kami tertarik untuk melakukan penelitian, apakah benar jenggot mempengaruhi kecerdasan atau tidak. Rumusan Masalah Sejak jaman dahulu banyak ulama dan ilmuwan yang berperilaku ramah namun tetap memiliki jenggot. Pernyataan KH Said Agil Siradj yang merupakan salah satu pemimpin ormas Islam terbesar di Indonesia membuat pro dan kontra. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan jenggot dengan kecerdasan seorang pria ? 2. Bagaimana hubungan jenggot dengan penampilan seorang pria ? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Meneliti pengaruh jenggot terhadap kecerdasan seorang pria. 2. Meneliti pengaruh jenggot terhadap sikap dan perilaku seorang pria. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menemukan jawaban ilmiah dari polemik berkepanjangan seputar jenggot. 2. Sebagai salah satu upaya menanamkan sikap ilmiah dalam menghadapi berbagai wacana-wacana baru yang membuat geger publik. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Jenggot Jenggot atau janggut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bulu yang tumbuh di dagu. Syaikh Dr Abdullah bin Nashir al Sulmi, dosen perbandingan mazhab Ma'had Ali li Qadha [Sekolah Tinggi Calon Hakim] di Riyadh KSA mengatakan : “Para imam yaitu imam mazhab yang empat saat mereka menjelaskan pengertian lihyah atau jenggot mereka mengatakan jenggot adalah semua rambut yang tumbuh pada dua rahang pipi dan dagu.” Sedangkan dalam Qamus Muhith karya Fairuz Abadi atau Lisan Arab karya Ibnu Manzhur, kita jumpai para pakar bahasa Arab mengatakan bahwa jenggot adalah semua bulu atau rambut di wajah. (Aris, 2012)
  • 3. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 3 Jenggot Dalam Pandangan Islam Secara umum, para ulama fiqh 4 madzhab sepakat bahwa memelihara jenggot adalah sebuah keutamaan (fadlilah) dan fitrah kaum lelaki (fithrah). Akan tetapi, apakah keutamaan dan fitrah itu hukumnya wajib atau tidak, dan apakah mencukurnya sama dengan mengingkari fitrah atau tidak? Dalam hal ini, ulama fiqh 4 madzhab memiliki pandangan berbeda (akhtilaf). Perbedaan pendapat tersebut dapat diperinci sebagai berkut: 1. Hanafiyah Mayoritas ulama madzhab Hanafi mewajibkan memelihara jenggot dan haram mencukurnya, terutama jenggot yang tumbuh pertama kali. Dalam Kitab Radd al-Muhtar ‘ala Dar al-Mukhtar, Ibnu Abidin menyatakan: ِ ‫ه‬ِ‫ت‬‫ح‬‫ي‬ْ ِ ‫ِل‬ ُ ‫ع‬ْ‫ط‬‫ح‬‫ق‬ ِ ‫ل‬ُ ‫ج‬َّ ‫الر‬ ‫ى‬‫ح‬‫ل‬‫ح‬ ‫ع‬ ُ ‫م‬ُ ‫ر‬ْ‫ح‬ ‫َي‬ (Haram atas laki-laki memotong jenggotnya). 2. Malikiyah Ulama Malikiyah berbeda pendapat, ada yang menghukumi wajib dan ada yang menghukumi sunnah memelihara jenggot. Yang menghukumi wajib memelihara jenggot, otomatis mengharamkan mencukurnya. Sedangkan ulama yang menghukumi sunnah memelihara jenggot, memakruhkan mencukurnya. (lihat Hasyiah ad-Dasuqi ‘ala Syarh al-Kabir dan Al-Hafidz al-Iraqi dalam Tharh al-Tatsrib). 3. Hanabilah Mayoritas ulama Hanabilah menghukumi wajib memelihara jenggot dan haram mencukurnya, seperti dikatakan Ibnu Muflih dalam Kitab al-Furu’: ‫ا‬‫ح‬ ‫ه‬ُ ‫ق‬ْ‫ل‬‫ح‬ ‫ح‬ ُ ‫م‬ُ ‫ر‬ْ‫ح‬ ‫َي‬‫ح‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ح‬ُ ‫ُل‬‫و‬ُ‫ط‬ ْ ‫ن‬‫ح‬ ‫ج‬ْ ‫ه‬‫ح‬‫ت‬ْ ‫س‬ُ‫ي‬ ْ‫ح‬ ‫َل‬ ‫ا‬‫ح‬ ‫م‬ ِ ‫ب‬‫ح‬ ‫ه‬ْ ‫ذ‬‫ح‬ ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ ‫ِف‬‫ح‬ ‫و‬ ، ُ‫ه‬‫ح‬‫ت‬‫ح‬‫ي‬ْ ِ ‫ِل‬ ‫ي‬ِ ‫ف‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬‫ح‬ ‫و‬ (Dibiarkan jenggotnya, di dalam mazhab (Hanabilah) selama panjangnya jenggot tidak dikhawatirkan menyebabkan buruk dan haram mencukurnya). 4. Syafi’iyah Sebagaimana ulama Malikiyah, ulama Syafi’iyah juga berbeda pendapat dalam menentukan hukum memelihara dan mencukur jenggot. Namun pendapat yang paling kuat di kalangan Syafi’iyah adalah yang menghukumi sunnah memelihara dan makruh mencukur. Pendapat inilah yang dipegang mayoritas umat Islam Indonesia. Kemakruhan mencukur jengggot, di antaranya dinyatakan oleh Imam al-Ghazali, al-Nawawi, al-Rafi’i, Zakariya al-Anshari, Ibnu Hajar al- Haitamy, al-Ramli, al-Khatib as-Syarbini, dan lainnya. Sedangkan keharaman mencukur jengot, dinyatakan oleh Imam as-Syafi’i, Ibnu al-Rifa’ah, al-Hulaimi, al-Qaffal as-Syasyi. (Yasin, 2015) Jenggot dan Kesehatan Jenggot ternyata bermanfaat bagi kesehatan laki-laki, begitu juga dengan kumisnya (kumis diperintahkan untuk dipotong, tetapi tidak mesti harus habis). Berikut manfaatnya: 1. Pelindung dari sinar matahari Sebuah studi terbaru dari University of Southern Queensland mengungkapkan bahwa jenggot dapat memberikan perlindungan yang signifikan dari sinar matahari yang dapat menyebabkan kerusakan kulit dan kanker kulit. Secara rinci, peneliti menemukan bahwa bagian tubuh yang tertutup oleh kumis dan
  • 4. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 4 cambang rata-rata tiga kali lebih sedikit terpapar sinar UV yang berbahaya dibandingkan dengan bagian tubuh yang tidak tertutup rambut apapun. Dengan menggunakan teknik dosimetrik yang dapat mengukur jumlah sinar atau radiasi yang diserap tubuh, diperoleh fakta bahwa jenggot memberikan perlindungan terhadap sinar matahari hingga 90-95 persen, meski hal itu bergantung pada panjangnya jenggot. “Secara umum rambut memang menawarkan perlindungan terhadap sinar matahari. Itulah mengapa wanita tak begitu mengalami kerusakan kulit akibat sinar matahari jika rambutnya menutupi bagian belakang leher dan bagian samping wajahnya,” tandas Dr. Nick Lowe, seorang pakar dermatologi terkemuka yang berbasis di London. “Tapi ternyata ketebalan rambutnya juga berpengaruh. Sama halnya dengan faktor SPF karena makin tinggi kepadatan dan kelebatan rambutnya maka makin tinggi SPF-nya. Makanya ketika saya berpraktik di California, saya sering melihat peselancar yang botak tapi berjenggot justru lebih sering mengalami kerusakan kulit akibat sinar matahari dan pra- kanker di kepala mereka, daripada jika mereka punya rambut di atas kepala,” tambahnya. Teori lain dinyatakan oleh Iain Sallis, seorang konsultan trikologi. Menurutnya cahaya memancar dalam bentuk garis lurus tapi ketika bertabrakan dengan jenggot yang keriting, maka jenggot itu akan memecah cahayanya sehingga tak pernah mencapai kulit. 2. Mencegah serangan asma Pria yang asmanya dipicu oleh serbuk bunga dan debu dapat terlindungi oleh jenggot yang lebat karena jenggot itu dapat membantu mengurangi gejala asmanya. “Kumis yang menutupi area hidung dapat menghambat pemicu alergi atau alergen masuk ke dalam hidung dan terhirup masuk ke paru-paru,” kata Carol Walker, pakar rambut medis dan pendiri Birmingham Trichology Centre. Tapi menurut seorang dokter umum yang berbasis di London, Dr. Rob Hicks, hanya serbuk sari yang bisa terperangkap dengan cara ini, tapi tidak dengan debu yang berbentuk mikroskopis. Kalaupun bisa terjebak di kumis, debu-debu itu bisa menumpuk di kumis dan hanya tinggal menunggu waktu, lama-lama keduanya pun bisa masuk ke dalam hidung. “Teorinya, kumis tak serta-merta dapat menghambat pemicu asma untuk measuk ke saluran pernafasan, kecuali jika sangat lebat,” simpul Dr. Felix Chua, dokter dan konsultan penyakit sistem pernafasan dari London Clinic, Harley Street. 3. Memperlambat penuaan Dari waktu ke waktu, rambut yang tumbuh di wajah dapat membantu menjaga kulit agar tetap awet muda dan sehat. “Dengan kata lain rambut itu menjaga agar kulit tetap lembab dengan melindunginya dari angin yang dapat mengeringkan kulit dan mengganggu upaya perlindungan terhadap kulit,” ujar Dr. Lowe. Dr. Lowe juga menyarankan, jika mengenakan pelembab, usahakan agar Anda juga memberi pelembab di kumis dan jenggot. Itu lebih baik daripada mengoleskan pelembab pada bagian wajah yang tak
  • 5. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 5 berambut atau telah dicukur karena akan lebih mudah terhapus. 4. Melawan batuk Menurut Carol Walker, jenggot tebal yang tumbuh di bawah dagu dan leher akan meningkatkan temperatur leher serta membantu melawan demam dan batuk. “Rambut adalah semacam insulator yang dapat membuat Anda terus merasa hangat. Jenggot yang panjang dan tebal juga dapat menjebak udara dingin dan meningkatkan suhu leher sehingga Anda bisa bertahan di bawah cuaca dingin,” tukasnya. 5. Mencegah ruam kulit Justru jika seseorang malas bercukur itu tandanya kulitnya terhindar dari ruam kulit. “Bercukur itu merupakan penyebab utama infeksi bakteri pada bagian tubuh yang tertutup jenggot. Aktivitas ini dapat berakibat pada ruam akibat pisau cukur, rambut tumbuh ke dalam kulit dan folikulitis (infeksi folikel rambut yang menyebabkan munculnya bintik- bintik di kulit,” ungkap Dr. Martin Wade, konsultan dan pakar dermatologi dari London Skin and Hair Clinic. ( Bahraen, 2013 ) Jenggot dan Kecerdasan Terkait dengan “guyonan” KH. Said Agil Siradj bahwa jenggot dapat mengurangi kecerdasan, semakin panjang semakin goblok, ada beberapa point yang menjadi catatan untuk menyikapi “guyonan” tersebut : Pertama : Imam Ghozali berkata : "Syuraih Al-Qoodhli berkata : "Aku berharap kalau aku memiliki jenggot, meskipun harus membayar 10 ribu dinar/dirham" (Ihyaa 'Uluum ad-Diin 2/257) Al-Ghozali juga berkata : "Para sahabat Al- Ahnaf bin Qois berkata, "Kami berangan- angan untuk membelikan jenggot buat Al- Ahnaf meskipun harus membayar 20 ribu dinar/dirham" (Ihyaa 'Uluum ad-Diin 2/257) Para ulama yang tidak berjenggot dahulu ternyata berangan-angan untuk memiliki jenggot meskipun harus membayar mahal sekali. Kedua : Di antara daftar orang-orang berjenggot adalah para Nabi dan para ulama. Jabir bin Samuroh berkata : "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebat rambut janggutnya" (HR Muslim no 2344) Demikian juga Nabi Harun 'alaihis salam, Allah berfirman : ‫ح‬ ‫ول‬ُ ‫ق‬‫ح‬‫ت‬ ‫حن‬‫أ‬ ُ ‫يت‬ِ ‫ش‬‫ح‬ ‫خ‬ ِ ِ ‫ّن‬ِ‫إ‬ ٓۖ‫ي‬ِ ‫س‬ ۡ ‫أ‬‫ح‬ ‫ر‬ِ‫ب‬ ‫ح‬ ‫َل‬‫ح‬ ‫و‬ ِ ‫ِت‬‫ح‬‫ي‬ ۡ‫ح‬ِ‫ل‬ِ‫ب‬ ۡ ‫ذ‬ُ ‫خ‬ ۡ ‫ح‬ ‫َت‬ ‫ح‬ ‫َل‬ َّ ‫م‬ُ ‫ؤ‬‫ح‬‫ن‬ ۡ‫ب‬‫ح‬‫ي‬ ‫ح‬ ‫ال‬‫ح‬‫ق‬ ۡ ‫ر‬‫ح‬‫ت‬ ۡ‫ح‬ ‫َل‬‫ح‬ ‫و‬ ‫ح‬ ‫يل‬ِ ‫ء‬‫ح‬ ‫ر‬ ۡ‫س‬ِ‫إ‬ ِ ‫ِن‬‫ح‬‫ب‬ ‫ح‬ ۡ ‫ۡي‬‫ح‬‫ب‬ ‫ح‬ ‫ت‬ ۡ ‫ق‬َّ ‫ر‬‫ح‬‫ف‬ ِ ‫ل‬ۡ ‫و‬‫ح‬‫ق‬ ۡ ‫ب‬ُ‫ق‬ “Harun berkata (kepada Nabi Musa) "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang jenggotku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku" (QS Toha : 94) Ketiga : Bahkan kita dapati kaum Nashrani juga tatkala menggambarkan nabi Isa 'alaihis salaam (yang dianggap tuhan oleh mereka) ternyata selalu berjenggot. Keempat : Para ulama –terutama Imam Asy- Syafi'i dan para ulama madzhab syafi'i, demikian juga madzhab-madzhab yang lain- telah ijmak (sepakat ) akan larangan mencukur jenggot hingga gundul habis. Kelima : Tokoh-tokoh Nusantara pun banyak yang berjenggot. Ada Muhammad Yasin Al- Fadani, Nawawi Al-Bantani, Agus Salim,
  • 6. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 6 Ahmad Dahlan, Buya Hamka, sampai KH. Hasyim Asy’ari – pendiri NU – juga berjenggot. Keenam : Demikian juga banyak tokoh-tokoh non muslim yang berjenggot, contohnya Khong hu cu dan Lao Tse. Demikian juga tokoh-tokoh ilmuan non muslim seperti James Parkinson (1755 – 1824), William Edmond Logan (1798 –1875), Asa Gray (1810 - 1888), John Strong Newberry (1822 – 1892), John Tyndall (1820 – 1893), Alfred Bernhard Nobel (1833 – 1896), John Wesley Powell (1834 – 1902), Ludwig Eduard Boltzmann (1844 – 1906), Dmitri Ivanovich Mendeleev (1834 – 1907), Henry Clifton Sorby (1826 - 1908), Grove Karl Gilbert (1843 –1918), Pyotr Alexeyevich Kropotkin (1842 – 1921), Alexander Graham Bell (1847 – 1922), Wilhelm Conrad Röntgen (1845 – 1923), dan masih banyak lagi; ini semua adalah para ilmuwan non-Islam yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan berjenggot. Ketujuh : Tokoh-tokoh Nusantara yang dianggap sangat cerdas oleh KH Said Agil Siradj karena tidak berjenggot, ternyata di antara mereka beraliran Liberal dan Pluralisme. Kedelapan : Sebenarnya pernyataan bahwa semakin panjang jenggot semakin goblok itu hanya berdasarkan praduga, bukan berdasarkan disiplin ilmu tertentu, baik di bidang kedokteran, atau ahli saraf, atau ahli agama, atau ahli-ahli yang lainnya. Kesembilan : KH Said Agil Siradj sendiri disinyalir waktu masa muda pernah gagah berjenggot. Kesepuluh : Bila KH Said Agil Siradj saat ini lebih memilih tidak berjenggot maka tidak perlu mengejek yang berjenggot dengan menyatakan mereka goblok. ( Firanda, 2015 ) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan melakukan survei untuk mengumpulkan data prestasi akademik orang- orang yang berjenggot dan tidak berjenggot kemudian membandingkannya. Indikator Penelitian Dari kajian pustaka di atas, dapat diturunkan menjadi beberapa indikator. Indikator ini merupakan landasan kami melakukan pengumpulan data. Data yang akan kami kumpulkan adalah : 1. Pengaruh jenggot terhadap kecerdasan. Indikator yang kami tetapkan adalah sebagai berikut : a. Nilai akademik yang meliputi nilai IPK raport atau ijazah. b. Prestasi akademik yang meliputi prestasi di bidang-bidang yang terkait dengan kecerdasan, seperti penemuan baru, dedikasi untuk kemajuan umat manusia dan sebagainya. 2. Pengaruh jenggot terhadap penampilan dan karier. Indikator yang kami tetapkan adalah sebagai berikut : a. Penampilan yang menarik dan perilaku yang ramah, seperti suka menyapa, murah senyum, sopan dan lemah-lembut. b. Kesuksesan dalam kehidupan, seperti kesuksesan pengusaha, tentara, birokrat dan sebagainya. c. Kemasyhuran dalam reputasi, seperti tokoh-tokoh sejarah dan tokoh-tokoh dunia. Metode Penarikan Sample Penarikan sample menggunakan metode purposive random sampling dengan jumlah responden minimal 30 orang merujuk kepada pendapat Roscoe dalam Sekaran.
  • 7. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 7 Metode Analisis Data Analisis data menggunakan analisis regresi linier dengan software SPSS 16.0. dan analisis deskriptif observatif. Hipotesis Tidak ada pengaruh jenggot terhadap kecerdasan maupun perilaku dalam artian setiap laki-laki baik yang berjenggot maupun tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi orang yang ramah dan menjadi orang yang cerdas. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 – 12 Mei 2016 di kota Cilacap dengan melibatkan 15 responden berjenggot dan 15 responden tidak berjenggot dengan latar belakang beragam, mulai dari dosen, guru, pegawai, karyawan, wiraswastawan, mahasiswa dan pelajar yang dipilih secara acak (random). Data-Data Penelitian Penelitian pertama adalah penelitian pengaruh jenggot terhadap kecerdasan dengan cara mengumpulkan IPK para responden dan menyusunnya dalam sebuah tabel perbandingan. Tabel 4.2.1. Perbandingan IPK responden Responden klimis IPK Responden berjenggot IPK 1 2.70 1 3.52 2 2.74 2 3.02 3 3.61 3 3.50 4 2.74 4 2.89 5 2.76 5 2.60 6 2.24 6 3.76 7 3.10 7 3.57 8 2.31 8 3.62 9 2.23 9 3.48 10 2.12 10 3.75 11 3.80 11 3.70 12 3.40 12 3.09 13 2.20 13 3.94 14 2.75 14 3.40 15 3.30 15 3.78 Sumber : hasil survey Data di atas menunjukkan bahwa responden yang berjenggot memiliki kecenderungan nilai IPK yang lebih tinggi daripada responden yang tidak berjenggot. Hasil Analisis Regresi Linier Hasil pengolahan data dengan analisis regresi linier menggunakan software SPSS 16.0 menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara jenggot dengan kecerdasan sebesar 58%. Tabel 4.3.1. Hasil Analisis R dan R Square Dari tabel di atas diperoleh data bahwa keberadaan jenggot menjadi penyebab peningkatan kecerdasan pria yang menjadi responden hingga 33,7 %. Tabel 4.3.2. Hasil Analisis Uji T Sumber : Hasil olahan software SPSS Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji T menyatakan keberadaan jenggot berpengaruh kepada peningkatan kecerdasan pria yang menjadi responden dalam penelitian ini karena signifikansinya hanya 0,001 < 0,05. Pembahasan Jenggot adalah salah satu identitas seorang pria muslim. Sejak jaman Rasulullah SAW dan para Shahabatnya, kaum muslimin senantiasa menjaga identitas keislaman ini. Hal ini didasarkan oleh sabda Rasulullah SAW : ‫ا‬‫و‬ُ ‫ر‬ِِ‫ف‬‫ح‬ ‫و‬ ‫ح‬ْ ‫ۡي‬ِ‫ك‬ ِ ‫ر‬ْ ‫ش‬ُ ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ُ ‫ف‬ِ‫ال‬‫ح‬ ‫خ‬ ‫ح‬ ‫ب‬ِ ‫ر‬‫ا‬‫ح‬ ‫َّو‬ ‫الش‬ ‫ا‬‫و‬ُ ‫ف‬ْ ‫حح‬‫أ‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫ى‬‫ح‬ ‫ح‬ِِ‫الل‬ “Berbedalah dengan orang-orang musyrikin. Panjangkanlah jenggot dan potonglah kumis!” ( HR. Bukhari ) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .580 a .337 .313 .46571 a. Predictors: (Constant), Kondisi dagu Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.159 .269 8.028 .000 Kondisi dagu .641 .170 .580 3.772 .001 a. Dependent Variable: IPK
  • 8. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 8 Dalam hadits yang lainnya, Rasulullah SAW bersabda : ‫ح‬ ‫خ‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫ى‬‫ح‬ ‫ح‬ِِ‫الل‬ ‫ا‬‫و‬ُ ‫خ‬ْ ‫حر‬‫أ‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫ح‬ ‫ب‬ِ ‫ر‬‫ا‬‫ح‬ ‫َّو‬ ‫الش‬ ‫ا‬‫و‬ُّ ‫ز‬ُ ‫ج‬ ‫ح‬ ‫س‬ْ ‫و‬ُ ‫ج‬‫ح‬ ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ُ ‫ف‬ِ‫ال‬ “Pendekkan kumis dan panjangkan jenggot, berbedalah kalian dengan orang-orang Majusi!” ( HR. Muslim ) Meskipun hadits-hadits di atas dinyatakan shahih oleh para ulama, namun banyak kaum muslimin yang enggan mengamalkannya. Sebagian mereka berargumentasi bahwa orang-orang musyrikin pada jaman sekarang ini banyak yang berjenggot, sehingga perintah Rasulullah SAW untuk berjenggot supaya berbeda dengan orang-orang musyrikin tidak berlaku lagi. Argumentasi demikian adalalah argumentasi yang keliru, karena jenggot telah dijadikan sebagai identitas seorang pria muslim oleh Rasulullah SAW, sehingga selaku seorang muslim seharusnya malu bila ternyata banyak orang non muslim yang bangga mengenakan identitas muslim sementara orang-orang yang mengaku muslim malah meninggalkannya. Hal lain yang membuat banyak kaum muslimin di Indonesia enggan berjenggot adalah munculnya anggapan bahwa jenggot adalah ciri dari teroris. Padahal Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti dalam Tabligh Akbar Indonesia Bersholawat menyatakan bahwa jenggot bukan ciri teroris. Bahkan potensi terorisme bisa muncul dari agama manapun, sehingga tidak benar jika teroris itu disangkut pautkan dengan Islam. (Islamedia, 2016) Menurut Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Hamidin, terorisme akan selalu menggunakan konteks agama. Bahkan ribuan gerakan yang diduga terorisme yang ada di Indonesia, semuanya mengatasnamakan agama. Terkait kerap dikaitkannya terorisme dengan Islam dan sebaliknya, BNPT menilai bahwa hal itu merupakan risiko agama mayoritas. Simbol-simbol agama mayoritas akan digunakan pelaku, untuk membenarkan kekerasan yang dilakukan. BNPT sendiri tidak pernah mempermasalahkan penampilan agama apa pun, termasuk jenggot. (Faza, 2016) Kebencian terhadap jenggot lebih disebabkan oleh rasa ketidaksukaan terhadap ormas atau kelompok lain yang memelihara jenggot. Fanatisme buta yang disebarkan dengan cara menebar kebencian bukanlah hal yang baik. Perbedaan yang ada di antara ormas-ormas atau kelompok-kelompok Islam yang ada semestinya dikembalikan kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, bukan malah dijadikan sebagai alasan memfitnah dan memusuhi kelompok yang lainnya. Tuduhan bahwa jenggot dapat mengurangi kecerdasan sesungguhnya adalah tuduhan yang tidak benar. Dari data yang kami kumpulkan ternyata hampir seluruh ulama kharismatik di Indonesia adalah berjenggot. KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah berjenggot, KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU berjenggot, KH. Ahmad Surkati pendiri Al- Irsyad berjenggot, Muhammad Natsir pendiri Masyumi berjenggot, dan lain-lainnya. Demikian pula para ulama-ulama dunia seperti : Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Bukhari, Imam Muslim, dan lain- lainnya semuanya berjenggot. Bahkan Walisanga semuanya pun berjenggot. Para ilmuwan dan penemu baik dari kalangan muslim dan non muslim pada jaman dahulu, rata-rata berjenggot. Ibnu Sina bapak kedokteran dunia berjenggot, Ibnu Rusyd berjenggot, Jabir Ibnu Hayyan berjenggot, Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi berjenggot, Al-Battani berjenggot, Al-Kindi berjenggot, Ibnu Khaldun berjenggot, Ibnu Batutah berjenggot dan lain-lainnya. Para ilmuwan dan penemu non muslim juga
  • 9. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 9 banyak yang berjenggot, seperti Archimedes, Pythagoras, Socrates, Plato, Aristoteles, Alexander Graham Bell, Galileo Galilei, Louis Pasteur, Alfred Nobel, Antonio Meucci, Dmitri Mendeleev, Johannes Genfleisch, dan lain-lain juga berjenggot. Jenggot ternyata tidak menghalangi manusia untuk sukses sebagai pengusaha. Salah satu contohnya adalah Kolonel Harland Sanders yang gambar dirinya dalam keadaan berjenggot dijadikan sebagai maskot perusahaan waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) yang sudah mendunia. Banyak para pengusaha sukses lainnya yang juga berjenggot. Beberapa presiden Amerika Serikat yang menjadi tokoh legendaris dunia ternyata juga berjenggot, seperti Abraham Lincoln, Ullyses S. Grant, James A. Grafield dan Benjamin Harrison. Sehingga jenggot tidak menghalangi manusia untuk menjadi seorang birokrat dan politikus yang memiliki reputasi yang mendunia. Pahlawan-pahlawan Indonesia dan prajurit- ptajurit tangguh yang telah berjuang membela tanah air banyak pula yang berjenggot, seperti Kyai Mojo, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura, Sisingamangaraja, Cik Di Tiro, H. Agus Salim, Sultan Hassanudin dan sebagainya. Hasil penelitian Pentagon menyebutkan bahwa tentara yang berjenggot itu lebih efektif dan taktis di medan tempur dibandingkan tentara yang klimis tanpa jenggot. Jonathon Burns, ketua peneliti, mengambil sampel 100 tentara. 25 tentara adalah pasukan khusus (special forces) yang memang berjenggot. 25 tentara adalah dari pasukan khusus tanpa jenggot. 25 tentara adalah tentara biasa yang dibolehkan untuk memanjangkan jenggot untuk kepentingan penelitian tersebut. Dan 25 tentara sisanya adalah tentara biasa tanpa jenggot. Semua tentara ini diterjunkan di medan perang Afghanistan selama masa penelitian ini. Hasilnya, 50 tentara yang berjenggot sangat efektif di medan tempur. Akurasi tembakan mereka sangat baik. Tidak ada satu pun diantara 50 tentara tersebut yang terluka atau mati di medan tempur. Sedangkan tentara yang tidal berjenggot sangat tidak efektif di lapangan. Mereka banyak melakukan kesalahan di medan tempur. James N. Mattis, seorang petinggi jenderal di United States Central Command (CENTCOM) mengatakan bahwa “beards save lives!” dan merencanakan menetapkan aturan agar tentara Amerika memanjangkan jenggot, minimal satu inci. Para dokter, negarawan, ilmuwan dari semenjak jaman dulu berpenampilan dengan berjenggot. Pada zaman dahulu jenggot sudah menjadi ciri khas orang-orang pintar. (Syahrial, 2014) Penelitian dalam jurnal evolution and human behavior mengungkapkan bahwa semakin lebatnya jenggot pria, dia akan tampak semakin maskulin. Riset tersebut melibatkan 351 responden wanita dan 177 pria. Para responden diminta melihat 10 foto pria dengan penampilan wajah berbeda-beda mulai dari yang mulus hingga dipenuhi rambut. Setelah melihat foto-foto itu, responden diminta memberikan penilaian dalam hal maskulinitas, seberapa menarik, kesehatan, dan kemampuan menjadi orang tua. Hasilnya pria yang dianggap menarik oleh wanita adalah pria yang paling tebal jenggotnya. Sebaliknya, pria yang kurang menarik adalah mereka yang hanya sedikit memiliki rambut-rambut disekitar dagunya. Hasil survei yang kami lakukan dengan melibatkan 30 responden yang dipilih secara acak menunjukkan hasil bahwa laki-laki yang berjenggot cenderung lebih cerdas daripada yang tidak berjenggot. Analisis regresi linier menunjukkan bahwa IPK yang tinggi 33,7 % dipengaruhi oleh keberadaan jenggot. Hal ini dikarenakan umumnya pria berjenggot aktif
  • 10. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 10 dalam kegiatan kampus, sekolah, masjid, kajian ilmiah dan sebagainya. Dengan demikian anggapan bahwa jenggot dapat mengurangi kecerdasan adalah keliru. Jenggot juga tidak menghalangi para pria dalam berperilaku ramah. Semua responden berjenggot yang kami survei semuanya ramah, suka menyapa, murah senyum, sopan dan lemah-lembut. Tidak ada satu pun di antara mereka yang selalu memasang tampang sangar, muka masam dan berpenampilan garang. Sehingga seorang pria yang berjenggot tetap bisa berpenampilan smart. Hal ini didukung oleh berbagai data penelitian. Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, laki-laki yang berjenggot cenderung lebih cerdas daripada laki-laki yang tidak berjenggot. Berdasarkan penelitian yang lain diperoleh fakta bahwa jenggot mampu meningkatkan kesehatan dan lebih menampakkan sifat maskulin seorang pria. Kata smart sebenarnya berasal dari bahasa Inggris yang berarti pintar. Kata ini kemudian diserap oleh bahasa Indonesia dengan memiliki sekumpulan makna, yaitu : cerdas, pintar, bijak, tampan dan tepat atau tangkas. (Kamuslengkap, 2016) Wardana Suryapratama ( 2015 ) dalam Sarasehan Pentingnya Pendidikan Karakter pada Generasi Muda di Gedung Subud Purwokerto menyatakan pentingnya pendidikan karakter untuk mewujudkan generasi muda yang smart. Hal ini karena pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan, oleh karena itu pendidikan karakter bagi generasi muda menjadi sangat penting dan harus terus menerus dilakukan oleh semua pihak demi harapan dan masa depan bangsa Indonesia. Pada dekade terakhir ini timbul kerisauan di sebagian kalangan masyarakat terhadap perilaku masyarakat (termasuk pemuda) Indonesia yang dinilai menyimpang dari akhlak atau karakter mulia. Oleh karena itu karakter diri menjadi hal yang sangat strategis untuk keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara, sehingga agar Negara Indonesia semakin maju perlu adanya pendidikan karakter, wawasan kebangsaan dan patriotisme yang dikenalkan kepada kaum muda sebagai generasi penerus bangsa. Beberapa nilai-nilai luhur yang perlu di ajarkan pada generasi muda antara lain : kejujuran, loyalitas dan dapat diandalkan, hormat, cinta, ketidak egoisan dan sensitifitas, baik hati dan pertemanan, keberanian, kedamaian, mandiri dan potensial, disiplin diri dan moderasi, kesetiaan dan kemurnian, serta keadilan dan kasih sayang. (Suryapratama, 2015) Wardhana Suryapratama mewakili spesialis pendidik karakter pemuda menjelaskan bahwa generasi yang smart adalah generasi yang jujur, memiliki loyalitas, dapat diandalkan, menghormati orang lain, cinta dan kasih sayang kepada sesame, tidak egois, baik hati, suka berkawan, menyukai perdamaian, mandiri, memiliki bakat dan potensi diri, setia, tulus dan selalu mengedepankan sikap yang penuh keadilan. Seorang muslim yang berjenggot tetap bisa tampil smart, yaitu menarik hati dalam perilaku, kecerdasan dan penampilannya. Tidak sedikit para tokoh-tokoh dunia yang berjenggot tetapi tetap multitalenta. Berderet- deret nama tokoh ahli agama ( ulama ), ilmuwan, pengusaha, perwira, bintang olahraga hingga artis yang tetap smart meskipun berjenggot. Sebuah pusat transplantasi rambut ternama di Inggris, Crown Clinic menggelar sebuah voting untuk memilih siapa 10 pria berjenggot terseksi di dunia. Pemenangnya tak hanya dari kalangan selebritis, bahkan salah satu anggota British Royal Family juga berhasil mendapatkannya. Di antara 10 pria yang dinobatkan sebagai pria terseksi di dunia
  • 11. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 11 adalah : Jamie Doman, Gyllenhaal, Brad Pitt, Alasdhair Willis, Hugh Jackman, Ryan Gosling, Ben Affleck, George Clooney dan David Beckham sebagai juaranya. Semua pria-pria tersebut tampak smart dengan jenggotnya sehingga melumpuhkan banyak hati wanita. ( KapanLagi, 2015 ) Jenggot, bulu yang tumbuh di sekitar bibir laki-laki itu memang salah satu daya tarik laki-laki bagi para wanita. Ada beberapa alasan kenapa banyak wanita begitu tergila- gila dengan para pria yang berjenggot, di antaranya karena jenggot adalah lambang kejantanan seorang laki-laki. Pria yang memelihara jengot tampak lebih macho dari pada pria yang klimis. Ada yang mengatakan meski berlama-lama di gym, tanpa jenggot tetap akan dianggap sebagai pria kelas dua diantara para laki-laki yang membiarkan jenggotnya tumbuh. Pria berjenggot pun terlihat lebih dewasa. Bahkan semakin lebat jenggot seorang pria semakin tampak lebih bijaksana dan penyabar. ( Winarta, 2015 ) Bila demikian sudut pandang masyarakat Eropa dan Negara-Negara maju dalam menilai jenggot, mengapa masih banyak kaum muslimin yang malah mencibir jenggot. Menganggap jenggot sebagai penghalang untuk tampil smart, bahkan menuding dengan berbagai macam tudingan yang tidak benar. Kebencian terhadap suatu kelompok masyarakat semestinya jangan sampai membuat seorang muslim berlaku tidak adil dalam memberikan penilaian, karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : ‫ح‬‫ق‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬‫و‬ُ ‫ك‬‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬‫ح‬ ‫آم‬ ‫ح‬ ‫ين‬ِ ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ح‬ ‫ه‬ُّ‫حي‬‫أ‬ ‫ح‬ ‫َي‬ ْ ‫م‬ُ ‫ك‬َّ‫ن‬‫ح‬ ‫م‬ِ ‫ر‬ْ‫ح‬ ‫َي‬ ‫َل‬‫ح‬ ‫و‬ ِ ‫ط‬ْ ‫س‬ِ ‫ق‬ْ‫ل‬ِ ‫ِب‬ ‫ح‬‫اء‬‫ح‬ ‫د‬‫ح‬ ‫ه‬ُ ‫ش‬ َِِّ ‫َلِل‬ ‫ح‬ ‫ۡي‬ِ ‫ام‬َّ ‫و‬ َّ ‫ن‬ِ‫إ‬ ‫ح‬َّ ‫اَلِل‬ ‫ا‬‫و‬ُ ‫ق‬َّ‫ات‬‫ح‬ ‫و‬ ‫ى‬‫ح‬ ‫و‬ْ ‫ق‬َّ‫لت‬ِ‫ل‬ ُ ‫ب‬‫ح‬ ‫ر‬ْ‫حق‬‫أ‬ ‫ح‬ ‫و‬ُ ‫ه‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ ‫د‬ْ‫اع‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ ‫د‬ْ‫ع‬‫ح‬‫ت‬ ‫حَل‬‫أ‬ ‫ى‬‫ح‬‫ل‬‫ح‬ ‫ع‬ ٍ ‫م‬ْ ‫و‬‫ح‬‫ق‬ ُ ‫ن‬‫آ‬‫ح‬‫ن‬‫ح‬ ‫ش‬ ‫ح‬ ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬‫ح‬ ‫م‬ْ‫ع‬‫ح‬‫ت‬ ‫ا‬‫ح‬ِ ‫ِب‬ ٌ ‫ري‬ِ‫ب‬‫ح‬ ‫خ‬ ‫ح‬َّ ‫اَلِل‬ “Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( QS. Al Maidah : 8 ) Dan tidak layak seorang muslim mengolok- olok muslim lainnya, apalagi dalam hal yang mana muslim tersebut sedang mengamalkan Sunnah Rasulullah SAW karena Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an : ‫ا‬ً ‫ر‬ْ‫ي‬‫ح‬ ‫خ‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬‫و‬ُ ‫ك‬‫ح‬‫ي‬ ْ ‫ن‬‫ح‬‫أ‬ ‫ى‬‫ح‬ ‫س‬‫ح‬ ‫ع‬ ٍ ‫م‬ْ ‫و‬‫ح‬‫ق‬ ْ ‫ن‬ِ ‫م‬ ٌ ‫م‬ْ ‫و‬‫ح‬‫ق‬ ْ ‫ر‬‫ح‬ ‫خ‬ْ ‫س‬‫ح‬‫ي‬ ‫ح‬ ‫َل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬‫ح‬ ‫آم‬ ‫ح‬ ‫ين‬ِ ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬‫ح‬ ‫ه‬ُّ‫حي‬‫أ‬ ‫ح‬ ‫َي‬ َّ ‫ن‬ُ ‫ه‬ْ‫ن‬ِ ‫م‬ ‫ا‬ً ‫ر‬ْ‫ي‬‫ح‬ ‫خ‬ َّ ‫ن‬ُ ‫ك‬‫ح‬‫ي‬ ْ ‫ن‬‫ح‬‫أ‬ ‫ى‬‫ح‬ ‫س‬‫ح‬ ‫ع‬ ٍ ‫اء‬‫ح‬ ‫س‬ِ‫ن‬ ْ ‫ن‬ِ ‫م‬ ٌ‫اء‬‫ح‬ ‫س‬ِ‫ن‬ ‫ح‬ ‫َل‬‫ح‬ ‫و‬ ْ ‫م‬ُ ‫ه‬ْ‫ن‬ِ ‫م‬ ‫ا‬‫و‬ُ ‫ز‬ِ ‫م‬ْ‫ل‬‫ح‬‫ت‬ ‫ح‬ ‫َل‬‫ح‬ ‫و‬ ْ ‫س‬ ِ ‫اَل‬ ‫ح‬ ‫س‬ْ‫ئ‬ِ‫ب‬ ٓۖ ِ ‫اب‬‫ح‬ ‫ق‬ْ‫ل‬‫ح‬ْ ‫ْل‬ِ ‫ِب‬ ‫ا‬‫و‬ُ ‫ز‬‫ح‬‫اب‬‫ح‬‫ن‬‫ح‬‫ت‬ ‫ح‬ ‫َل‬‫ح‬ ‫و‬ ْ ‫م‬ُ ‫ك‬‫ح‬ ‫س‬ُ ‫ف‬ْ‫حن‬‫أ‬ ۚ ِ ‫ان‬‫ح‬‫مي‬ِْ ‫اْل‬ ‫ح‬ ‫د‬ْ‫ع‬‫ح‬‫ب‬ ُ ‫وق‬ُ ‫س‬ُ ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ن‬‫و‬ُ ‫م‬ِ‫ال‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ُ ‫م‬ُ ‫ه‬ ‫ح‬ ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ح‬‫ل‬‫ُو‬‫أ‬‫ح‬‫ف‬ ْ ‫ب‬ُ‫ت‬‫ح‬‫ي‬ ْ‫ح‬ ‫َل‬ ْ ‫ن‬‫ح‬ ‫م‬‫ح‬ ‫و‬ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita- wanita (mengolok-olok) wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diolok-olok) lebih baik daripada wanita ( yang mengolok- olok), dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil- memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itu orang- orang yang zalim.” ( QS. Al-Hujurat : 11 ) Aksi terorisme belakangan ini membuat sebagian warga ikut resah secara berlebihan. Setiap ada orang yang berjenggot selalu dicurigai sebagai teroris. Padahal jenggot bukan ciri dari teroris. Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT)
  • 12. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 12 Sumatera Barat, Prof Syaifullah (2015) mengemukakan terorisme tidak ada hubungannya dengan penampilan seperti jenggot dan gamis. Oleh sebab itu FKPT menghimbau jangan sampai hal ini menjadi prasangka dan menimbulkan salah paham terhadap orang yang berjenggot dan bergamis. Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo (2015) mengkritik pola pemberitaan sejumlah media massa di Tanah Air tentang terorisme karena dinilai melanggar etika. Menyikapi hal itu Dewan Pers telah menyusun peraturan tentang peliputan terorisme yang tertuang dalam Peraturan Dewan Pers Nomor 01/Peraturan- DP/IV/2015. Aturan tersebut mengatur tentang bagaimana seharusnya wartawan dan media massa menyiarkan berita terorisme, diantaranya menempatkan kepentingan publik diatas kepentingan jurnalistik. Mustafa Rizal (2016) menuturkan pengalaman pribadinya. Saat dia berada di Indonesia, ternyata banyak yang menafsirkan berjenggot dekat dengan teroris. Hal ini menunjukkan bahwa media telah sukses dalam membuat stereotipe seorang pemuda muslim berjenggot dekat dengan teroris. Mustofa Rizal menuturkan bahwa dia lebih banyak melihat orang berjenggot di Amerika daripada di Indonesia. Karena di Amerika, bukan hanya orang Islam saja yang berjenggot. Orang-orang non muslim bahkan yang bertatto pun banyak yang berjenggot, namun mereka ramah-ramah. Media Midle East Panorama edisi 13 Januari 2016 menyebutkan bahwa teroris ISIS telah menerbitkan buklet yang ditujukan kepada anggotanya yang ingin melakukan serangan individu di Inggris, buklet itu berjudul “Pedoman Keselamatan dan Keamanan Mujahidin”, termuat di dalamnya tips dari markas organisasi teroris kepada para elemennya tentang beberapa tahapan persiapan yang harus dilakukan, bagi mereka yang ingin melakukan aksi serangan teror di Eropa. Terdapat dalam buklet tersebut beberapa tips bagi elemen organisasi teroris ISIS di Eropa, diantaranya melakukan hal-hal tertentu untuk mengelabui pihak keamanan, semisal mencukur jenggot, memakai pakaian wanita (bagi para lelaki) dengan menggunakan burqo, tidak memakai celana cingkrang, styling rambut dengan fashion terbaru, tidak salat di masjid-masjid, tidak membawa siwak, memakai salib, memakai cincin emas, mengenakan jam tangan di tangan kiri dan memakai parfum yang beralkohol. ( ARN, 2016 ) Kegiatan terorisme ISIS di Irak pun memakai modus yang sama, yaitu mencukur jenggot dan memakai baju seperti pakaian wanita dengan tujuan untuk mengelabui pasukan keamanan Irak. ( JPNN, 2016 ) VOA Islam News ( 2016 ) menuturkan bahwa seorang komandan pasukan pejuang Hashd Al-Shaabi, Jabbar Mamouri, mengungkapkan, Sabtu (18/06), bahwa sebagian besar elemen kelompok teroris ISIS meninggalkan “seragam ala Afghanistan” dan mencukur jenggot panjang mereka seiring dengan kemajuan pasukan keamanan di distrik Sharqat utara provinsi Salahuddin, ia mencatat bahwa moral kelompok teroris itu yang berada di distrik tersebut “runtuh” total. Pelaku aksi terorisme di Indonesia, seperti pelaku bom bunuh diri di Sarinah Plaza ternyata juga tidak berjenggot. Salah seorang pelaku yang tertangkap kamera kontributor Xinhua sedang melakukan penembakan dan kemudian tewas, ia memakai topi merek nike, kaos bertulisan Asto dan celana jeans. Tidak ada sedikit pun jenggot yang menghiasi dagunya. ( Siyasa, 2016 ) Bila ada pentolan tokoh-tokoh teroris di Indonesia yang kebetulan berjenggot, seperti Amrozi, Imam Samudera dan kawan- kawannya, hal ini tidak secara langsung menjadikan jenggot sebagai ciri pelaku
  • 13. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 13 terorisme. Hal ini karena anjuran berjenggot bagi laki-laki terdapat dalam banyak hadits yang shahih. Oleh karena itu mengenakan jenggot tidak identik dengan paham garis keras atau terorisme. Bahkan banyak model tokoh fiktif non muslim yang juga mengenakan jenggot panjang dan lebat sebagai identitas tokoh tersebut, seperti Santa Claus atau Sinterklas. Santa Claus atau juga dikenal sebagai Sinterklas, Santo Nikolas, Santo Nick, Bapak Natal, Kris Kringle, Santy, atau Santa adalah tokoh dalam berbagai budaya Kristen yang menceritakan tentang seorang Kardinal yang hidup di Kota Patara pada abad tiga masehi. Nama aselinya adalah Nikolas yang merupakan anak tunggal dari keluarga Kristen yang berkecukupan bernama Epiphanius (Ἐπιφάνιος) dan Johanna (Ἰωάννα) atau Theophanes (Θεοφάνης) dan Nonna (Νόννα) menurut versi lain. Untuk menjaring orang- orang kepada ajaran Kritsen, Nikolas pun digambarkan sebagai figur yang suka membagi-bagikan hadiah untuk anak-anak yang baik, serta menghukum anak-anak jahat dengan kekuatan sihir. Santa Nikolas gemar mengendarai kereta yang ditarik oleh rusa- rusa kutub. Jadilah penggambaran ini marak di berbagai belahan dunia ketika momen Hari Natal tiba. (Tri, 2013) Dengan demikian jenggot tidak hanya monopoli orang muslim. Ada sebagian orang yang mengolok-olok pria berjenggot sebagai mirip kambing. Cemoohan demikian bukan sikap yang baik. Bahkan jenggot bagi binatang memiliki manfaat yang sangat penting. Para ilmuwan mengungkapkan bahwa jenggot bagi hewan- hewan laut seperti anjing laut berguna untuk melacak arus air laut. Sementara bagi hewan- hewan darat, jenggot digunakan untuk melacak arus udara. Yan Yu mahasiswa S-3 di Norwesthern University bersama rekannya menyelidiki peran jenggot pada kemampuan hewan darat untuk merasakan arah angin dengan menggunakan lima tikus betina yang berusia sama untuk dilatih menentukan sumber angin dari kipas angin khusus di satu meja bundar. Di sepanjang meja, lima kipas angin dengan ruang yang sama dipasang dalam bentuk setengah lingkaran, dan secara acak dinyalakan satu per satu untuk menghembuskan angin ke arah "pintu- awal" yang sama yang ditaruh di seberang meja. Satu tikus harus berlari dari pintu ke arah kipas yang menghembuskan angin, dan turun ke lubang seukuran tikus di luar kipas angin itu. Masing-masing lubang mengarah ke satu terowongan di bawah meja, tempat tikus tersebut diberi hadiah karena memilih kipas angin yang benar. Setelah semua tikus melaksanakan tugas pada satu tingkat sekitar 60 % benar atau lebih tinggi selama 10 hari berturut-turut, para penelitih memotong jenggot mereka dan meneliti perubahan prilaku. Akhirnya, hasil tim itu memperlihatkan pemotongan jenggot mengurangi kemampuan tikus sebesar rata-rata 20 %. Para peneliti tersebut mengatakan kemerosotan penampilan menunjukkan tikus menggunakan lebih dari satu petunjuk untuk menentukan lokasi kipas angin tapi jelas mereka masih sangat mengandalkan jenggot mereka untuk melaksanakan tugas mereka. ( Tresnady, 2016 ) Dengan demikian jenggot benar-benar bermanfaat bagi makhluk hidup, termasuk manusia. Menghina jenggot berarti menyepelekan anugerah Allah subhanahu wa ta’ala kepada kaum pria. Semestinya seorang
  • 14. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 14 muslim yang berpendidikan tidak berpendapat dengan asal-asalan, sekalipun hanya berupa selorohan. Trend kaum wanita lebih menyukai pria berjenggot sudah mulai merambah Australia dan Amerika. Sebuah studi di Australia menemukan bahwa perempuan menilai lelaki berjenggot lebih menarik 15-20 % dibandingkan mereka yang berwajah mulus. Hasil ini didapat setelah 8.500 perempuan di Australia disurvei mengenai tampilan lelaki yang paling membuatnya menarik. Setiap perempuan disodori foto lelaki berwajah mulus dan lelaki berjenggot. Menurut Profesor Psikologi di Charles Sturt University di Australia, rambut pada wajah merupakan tanda maskulinitas seorang lelaki. Jenggot yang lebat juga menunjukkan kebahagiaan yang dirasakan lelaki. Ia pun mengatakan bahwa memiliki pasangan yang memiliki rambut di wajah, bisa membuat perempuan lebih bahagia karena mendapatkan energi positif dari lelaki. ( Indriani, 2016 ) Survei di Amerika menunjukkan bahwa 80 % wanita menyukai pria yang memiliki rambut di wajahnya. Survey ini menemukan bahwa 40 % pria menumbuhkan rambut wajah untuk merasa lebih percaya diri, 36 % menganggap itu bisa membuat mereka lebih menarik, sementara 15 % menganggap rambut wajah sebagai tren, dan 9 % pria merasa terlihat lebih pintar dengan rambut wajah. Namun tampaknya, tak semua rambut di wajah disukai oleh wanita. Buktinya, survey menunjukkan bahwa wanita lebih menyukai pria yang berjenggot daripada berkumis. (Ananda, 2012) Ulama Cirebon Buya Yahya menyayangkan ungkapan yang melecehkan sunnah Rasulullah berupa berjenggot. Menurutnya hal itu adalah tindakan aneh yang tidak perlu dikatakan oleh seorang muslim yang beriman. Bahkan beliau menyatakan bahwa kebanyakan orang pintar itu berjenggot. Orang paling pintar di dunia dan akhirat, yaitu Nabi Muhammad pun berjenggot. ( Suandriansyah, 2015 ). Dari berbagai penelitian dan penjelasan para ahli menunjukkan fakta tidak terbantahkan bahwa lelaki berjenggot cenderung lebih smart dibandingkan dengan lelaki yang klimis ( tidak berjenggot ). Obyektivitas penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan karena penelitian tidak hanya dilakukan oleh orang muslim terhadap orang muslim, namun dilakukan juga oleh banyak lembaga riset dan lembaga survei di berbagai Negara di dunia yang melibatkan responden dari berbagai macam latar belakang agama dan keyakinan. Riset dan survei yang kami lakukan di Indonesia menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dari para periset terdahulu. Sehingga seorang laki-laki yang berjenggot akan tampak lebih cerdas, lebih penyabar, lebih bijaksana dan lebih maskulin daripada lelaki yang tidak berjenggot. Oleh karena itu penghinaan dan pelecehan terhadap jenggot sudah seharusnya tidak lagi terjadi. Berjenggot belakangan ini tengah menjadi trend di berbagai belahan dunia, baik di Eropa, Amerika maupun Australia. Bila masyarakat dunia sudah menerima jenggot sebagai trend gaya hidup modern, semestinya umat Islam harus lebih toleran terhadap lelaki yang berjenggot. Seorang laki-laki muslim tetap bisa tampil smart meskipun berjenggot. Kesimpulan Hasil penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa jenggot memiliki pengaruh terhadap kecerdasan, yaitu 33,7 % kecerdasan responden yang kami pilih secara acak ditentukkan oleh keberadaan jenggot di dagunya. Jenggot tidak menghalangi manusia untuk tetap tampil smart, berperilaku ramah dan
  • 15. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 15 mampu mengembangkan potensi dirinya. Banyak ulama, ilmuwan, birokrat, tentara, pahlawan dan pengusaha yang berjenggot. Bahkan belakangan ini jenggot telah menjadi trend di Eropa, Amerika dan Australia. Saran Semestinya seorang muslim saling menghargai amalan yang dikerjakan oleh muslim yang lainnya selama amalan tersebut mengacu kepada Al-Qur’an dan Hadits. DAFTAR PUSTAKA Alawi, Abdullah. 2015. “Tiru Rasulullah Bukan Sekedar Jenggot, Tapi Akhlak.” http://www.nu.or.id/post/read/62227/ tiru-rasulullah-bukan-sekadar- jenggot-tapi-akhlak Ananda, Kun Sila. 2012. “Wanita Lebih Suka Pria Berjenggot Daripada Berkumis.” https://www.merdeka.com/gaya/wani ta-lebih-suka-pria-berjenggot- daripada-berkumis.html Aris, Ustadz. 2012. “Pengertian Jenggot.” http://ustadzaris.com/pengertian- jenggot ARN. 2016. “Jurus Teroris ISIS Eropa, Pakai Kalung Salib, Cukur Jenggot dan Bergaya Ala Barat.” https://arrahmahnews.com/2016/01/1 4/jurus-teroris-isis-eropa-pakai- kalung-salib-cukur-jenggot-dan- bergaya-ala-barat/ Bahraen, Raehanul. 2013. “Jenggot : Sehat, Bikin Ganteng dan Sunnah (Ajaran) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” https://muslimafiyah.com/jenggot- sehat-bikin-ganteng-dan-sunnah- ajaran-nabi-shallallahu-alaihi-wa- sallam.html Elshinta. 2015. “8 Fakta Unik Sekaligus Menarik Mengenai Jenggot Pria.” http://elshinta.com/news/19575/2015 /07/22/8-fakta-unik-sekaligus- menarik-mengenai-jenggot-pria Faza, Abu. 2016. “Terorisme Selalu Dikaitkan Dengan Islam, BNPT Sebut Resiko Agama Mayoritas.” http://www.suara- islam.com/read/index/17850 Firanda, Abu Abdil Muhsin. 2015. “Bantahan : Goblok Karena Berjenggot.” https://www.firanda.com/index.php/a rtikel/bantahan/969-goblok-karena- berjenggot FKPT SUMBAR. 2015. “Jangan Orang Pakai Jenggot dan Gamis Langsung Dikira Teroris.” http://fkptsumbar.damai.id/2015/07/1 1/jangan-orang-pakai-jenggot-dan- gamis-langsung-dikira-teroris/ Indriani, Ririn. 2016. “Lelaki Berjenggot Lebih Menarik di Mata Perempuan.” http://www.suara.com/lifestyle/2016/ 09/06/115244/lelaki-berjenggot- lebih-menarik-di-mata-perempuan Islamedia. 2016. “Kapolre Kembali Tegaskan Jenggot dan Celana Cingkrang Bukan Ciri Teroris.” http://islamedia.id/kapolri-kembali- tegaskan-jenggot-dan-celana- cingkrang-bukan-ciri-teroris/ JPNN. 2016. “Menyamar Jadi Wanita, Cukur Jenggot, Belasan Militan ISIS Ditangkap.” http://www.jpnn.com/read/2016/02/1 5/357032/Menyamar-jadi-Wanita,- Cukur-Jenggot,-Belasan-Militan- ISIS-Ditangkap-
  • 16. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Negeri 3 Cilacap 16 Kamus Lengkap. 2016. “Arti Kata ‘Smart’ Bahasa Inggris Dalam Bahasa Indonesia.” http://kamuslengkap.com/kamus/ing gris-indonesia/arti-kata/smart KapanLagi. 2015. “10 Pria Berjenggot Terseksi di Dunia, Super Ganteng dan Macho.” http://www.kapanlagi.com/foto/berit a- foto/internasional/40405pria_berjeng got_terseksi_di_dunia-20151001- 003-rita.html Nerashuke, Hamim Mustofa. 2015. “Memang Benar, Jenggot Mengurangi Kecerdasan dan Makin Panjang Makin Bodoh.” http://www.ngaji.web.id/2015/09/me mang-benar-jenggot- mengurangi.html NU Garis Lurus. 2015. “Said Agil Menghina Jenggot, Ini Jawaban Syi’ir dari KH. Zuhrul Anam (Gus Anam).” http://www.nugarislurus.com/2015/0 9/said-agil-menghina-jenggot-ini- jawaban-syiir-dari-kh-zuhrul-anam- gus-anam.html Rizal, Mustofa. 2016. “Antara Jenggot dan Teroris.” http://www.enjoyingusa.com/antara- jenggot-dan-teroris/ Siyasa. 2016. “Ini Penampakan Pelaku Bom Sarinah : Pakai Celana Jeans, Kaos Branded, Tidak Berjenggot.” http://www.tarbiyah.net/2016/01/ini- penampakan-pelaku-bom-sarinah- pakai.html Suandriansyah. 2015. “Buya Yahya : Orang Paling Pintar Dunia Akhirat Itu Berjenggot.” https://www.islampos.com/buya- yahya-orang-paling-pintar-dunia- akhirat-itu-berjenggot-213466/ Suryapratama, Wardhana. 2015. “Membangun Generasi Muda Smart Melalui Pendidikaan Karakter.” Kesbangpol Kabupaten Banyumas. Syahrial, Hendri. 2014. “Inilah Fakta Ilmiah dan Unik Tentang Jenggot. http://banghen.com/ternyata-jenggot- itu-membuat-pria-lebih-ganteng-dan- sehat-ini-buktinya-foto/ Tresnady, Tomi. 2016. “Jenggot Bantu Hewan Deteksi Arah Angin.” http://www.suara.com/tekno/2016/08 /29/082919/jenggot-bantu-hewan- deteksi-arah-angin VOA-IslamNews. 2016. “Ketakutan ! Teroris ISIS Rame-Rame Lepas Seragam dan Cukur Jenggot.” http://www.voa- islamnews.com/ketakutan-teroris- isis-rame-rame-lepas-seragam-dan- cukur-jenggot.html Winarta, Karmin. 2015. “12 Alasan Cewek Suka Cowok Berjenggot.” http://citizen6.liputan6.com/read/216 9234/12-alasan-cewek-suka-cowok- berjenggot Yasin, Ahmad Mubarok. 2015. “Inilah Pendapat Ulama Terkait Jenggot dan Kecerdasan.” http://www.elhooda.net/2015/09/inil ah-pendapat-ulama-terkait-jenggot- dan-kecerdasan/