Dokumen tersebut membahas tentang simpul dan cara pemasangannya pada tali untuk menghubungkan ujung atau tengah tali dalam sistem akses tali. Dibahas pula berbagai jenis simpul seperti simpul delapan, simpul sembilan, simpul kupu-kupu, serta pengaruh simpul terhadap pengurangan kekuatan tali. Selain itu dibahas pula tentang angkur dasar, gantungan Y kecil, serta catatan penting sebel
2. SIMPUL
Tali dan Temali secara harfiah (menurut arti kamus) berarti
untaian-untaian panjang yang terbuat dari berbagai bahan yang
berfungsi untuk mengikat, menarik, menjerat, menambat,
menggantung dsb.
Dalam bekerja pada ketinggian dengan sistem akses tali maupun
akses struktur simpul merupakan elemen penting sebagai cara
untuk menghubungkan ujung atau tengah tali dalam sebuah
rangkaian sistem. meskipun banyak pabrikan menciptakan
sistem terminasi pada tali dengan cara dijahit, akan tetapi cara
tersebut tidak sepenuhnya dapat diaplikasikan pada sistem akses
tali.
Jadi untuk mengatasi masalah tersebut simpul sebagai cara
manual untuk membuat terminasi pada tali menjadi sangat
penting dipelajari agar sistem dapat digunakan dengan aman.
3. Perlu diketahui bahwa dengan adanya simpul pada tali akan
memberikan pengurangan terhadap kekuatan tali tersebut.
Pengurangan kekuatan menahan beban pada tali akibat
keberadaan simpul karena adanya sebuah tekukan serta
jepitan pada tali, untuk menekan nilai pengurangan
kekuatan tali maka simpul harus dibuat sebaik mungkin
seperti menghindari tali terpelintir saat dirangkai menjadi
sebuah simpul, penempatan posisi penguncian dengan benar
agar tali tidak bergeser, kerapihan untuk memudahkan
ketika akan melakukan koreksi serta untuk menghindari
potensi simpul terbuka.
maka sisa ujung tali setelah simpul tidak boleh terlalu
pendek minimal 10cm (10x Diameter Tali)
4. 1. Simpul Delapan (Figure Of 8)
Fungsi : Untuk menghubungkan tali pada angkur, orang atau
alat melalui cincin kait
Kekuatan : Kekuatan tali yang tersisa setelah disimpul 66% -77%
1 2
3 4
5. 2. Simpul Delapan Mengikuti
(Figure Of 8 Follow Through)
Fungsi : Untuk menghubungkan tali pada angkur, orang atau
alat melalui cincin kait
Kekuatan : Kekuatan tali yang tersisa setelah disimpul 66% -77%
1 2
5
4 6
3
7 8
6. 3. Simpul Sembilan (Figure of 9)
Fungsi : Untuk menghubungkan tali pada angkur, orang atau
alat melalui cincin kait
Kekuatan : Kekuatan tali yang tersisa setelah disimpul 68% -84%
3
4
2
1
7. 4. Simpul Delapan Lingkar Ganda
(Bunny Knot)
Fungsi : Untuk menghubungkan tali pada 2 (dua) angkur dengan
pembebanan yang sama antar lingkar.
Tali dihubungkan ke angkur melalui konektor.
Kekuatan : Kekuatan tali yang tersisa setelah disimpul 66% -82%
3
4
2
1
6
7
5
8. 5. Simpul Kupu-Kupu (Butterfly Knot)
Fungsi : 1. Mengkarantina tali yang rusak
2. Sebagai angkur kombinasi dengan simpul delapan
3. Dapat terbeban dari ke3 titik
Kekuatan : Kekuatan tali yang tersisa setelah disimpul 61% - 77%
1
3
2
9. 6. Simpul Nelayan Ganda
(DOUBLE FISHERMAN BEND)
Fungsi : Simpul ini digunakan untuk menyambung ujung
dua tali. Simpul Nelayan Ganda umumnya digunakan
untuk penyambungan semi permanen. Cara satu-
satunya untuk menambah kekuatan dari bagian
persambungan simpul ini adalah menambahkan ekstra
putaran/lilitan di bagian akhir tali.
Kekuatan : Kekuatan tali yang tersisa setelah disimpul 65% -70%
1 3
2
6
4
2
5
10. 7. Simpul Pita
(Tape Knot / Water Knot)
Simpul Pita (Atau dikenal di USA sebagai ‘Water Knot’) adalah cara yang
terkuat untuk menyambung Webbing atau menyatukan kedua ujung
Webbing tersebut, selain dengan cara dijahit , simpul ini yang disarankan
untuk digunakan menyambung dua ujung Webbing bersama-sama.
Biasanya, setelah mendapatkan pembebanan yang besar terutama pada
jenis Webbing yang Tubular, simpul ini sangat susah sekali untuk
dilepaskan.
1 3 4
2
5 7
6
11. 8. Jerat Geser
(Prussik Hitch)
1 2 3 4 5
Dikenal dengan nama jerat geser ini adalah teknik untuk menjerat
pada tali utama. Agar jeratan akan berfungsi baik jika menggunakan
tali dengan diameter setengah lebih besar dari tali yang akan
dijerat/tali atau utama, jerat ini dapat digeser jika tidak ada beban
tetapi jerat ini akan berhenti/tidak bergeser jika diberi beban, karena
tali kecil yang dijeratkan akan mencengkram tali utama.
Catatan : a. Lebih efektif jika tali yang digunakan memiliki diameter
setengah lebih kecil dari tali yang dijerat.
b. Sebaiknya Minimal lilitan simpul sebanyak 3 (tiga)
12. 9. Simpul Penghenti
(Stopper Knot)
Fungsi : Untuk mencegah alat turun pada tali lolos/terlepas
dari tali ketika tali lintasan tergantung atau
tidak cukup panjang sehingga tidak sampai ke
permukaan / lantai.
Catatan : Jarak simpul ke permukaan minimal 1 meter.
1 2
3 4
15. JENIS ANGKUR
Angkur dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Angkur permanen, Angkur permanen merupakan angkur yang
dipasang pada satu area untuk penggunaan khusus sistem
keselamatan bekerja pada ketinggian serta dipasang secara
tetap/tidak dipindah-pindah untuk penggunaan berulang pada
jangka waktu yang cukup lama. Angkur permanen juga dikenal
dengan sebutan engineered anchor
2. Angkur tidak permanen, Angkur tidak permanen merupakan sebuah
improvisasi untuk mendapat suatu tambatan pada satu area kerja
jika pada area tersebut tidak tersedia angkur khusus untuk sistem
keselamatan bekerja pada ketinggian. Dalam penggunaanya
angkur ini dapat dipasang dan dilepas kembali disesuaikan dengan
kebutuhan atau bersifat sementara.
16.
17. PEMASANGAN GANTUNGAN Y KECIL
(Small Y Hang)
Terdiri dari 2 metode dalam pembuatan gantungan Y :
1. Metode dengan menggunakan simpul delapan lingkar ganda (Bunny
Knot)
2. Metode dengan menggunakan kombinasi simpul delapan/simpul
sembilan dengan simpul kupu – kupu
21. CATATAN
Yang harus diperhatikan sebelum memasang atau menggunakan angkur, antara lain:
1. Periksa angkur yang terpasang dengan seksama pastikan tidak terdapat kerusakan
material pada angkur berbahan logam seperti karat,korosi,aus dan sobek atau
benang jahitan yang putus pada material tekstil.
2. Pastikan angkur yang terpasang masih dalam batas waktu aman pakai.
3. Angkur dipasang pada struktur /tiang utama bangunan Bukan pada struktur
penunjang seperti dinding, pagar pembatas atau tiang penyangga.
4. Tidak terdapat retakan pada struktur utama (material beton/concrete) yang
digunakan untuk pemasangan angkur.
5. Tidak terdapat retakan, karat pada struktur utama (material besi ) yang digunakan
untuk pemasangan angkur.
6. Jika harus memasang angkur dengan menggunakan sling penambat (anchor strap)
pastikan tidak terdapat sudut tajam dan jika terdapat sudut tajam dan harus dipasang
sling penambat WAJIB menggunakan pelindung sudut tajam.
7. Pastikan jarak antar angkur dan jarak antar angkur ketepian tidak terlalu dekat dalam
pemasangan menggunakan struktur concrete karena bisa menyebabkan timbulnya
retakan yang bisa mengakibatakan kegagalan pada angkur yang dipasang.