SlideShare a Scribd company logo
1 of 211
Download to read offline
Syarifudin: Desain Grafis 1
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 1
Syarifudin: Desain Grafis 2
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 2
BAGIAN PERTAMA
1. Histografi Desan Grafis
Sejarah desain grafis pertama kali ditemukan di Mesir
Kuno. pada masa ini penduduk Mesir mencurahkan
kecerdasan menggambar melalui batu dinding gowa.
Ekspresi masyarakat Mesir yang dieksplorasi melalui
pikiran dan perasaan intelektual mereka melalui pelefah
kayu, tanah, batu sesaui standar teknologi yang dimiliki saat
itu.
Dari inspirasi sejarah inilah cikal bakal sehingga pada
era modern melalui ilmu komunikasi berkembangan satu
disiplin ilmu namanya ilmu desain grafis yang membahas
secara psesifik tentang pencitraan pesan dan produk industi.
Produk aksara tertua di dunia ini adalah aksara Arab
yang pertama kali ditemukan oleh bangsa semeria di Persia.
Pelacakan perjalanan sejarah desain grafis dapat ditelusuri
dari jejak peninggalan manusia dalam bentuk lambang-
lambang grafis (sign dan simbol) yang berwujud gambar
Syarifudin: Desain Grafis 3
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 3
(pictograf) atau tulisan (ideograf).
Gambar mendahului tulisan karena gambar dianggap
lebih bersifat langsung dan ekspresif, dengan dasar acuan
alam (flora, fauna,landscape dan lain-lain).
Hitungan kapan ditemukan karya desain grafis pada
masa sesudah 100 tahun Rasulullah saw yang suci
meninggal dunia pada abad II dan III para ilmuan
mengumpulkan tulisan-tulisan dari ucapan Rasulullah yang
dikenal dengan hadis, hadis maknanya semua ucapan
Rasulullah saw yang suci yang ditulis disebut produk desain
grafis dalam bentuk aksara Arab. Perkembangan ini selama
700 tahun tokoh-tokoh desain grafis seperti Bukhari,
Muslim, Ibnu Majah, Darrimi, dan Ibnu Abbas.
Syarifudin: Desain Grafis 4
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 4
Setelah terjadi peran salib para ilmuan barat belajar di
timur tengah. dan setelah mereka menguasi keilmuan
tersebut terjadi perlawan selama 150 tahun sehingga mereka
membakar perpustakaan desain grafis terbesar di Bayt al-
Hikmah pada masa pemerintahan khalifah al-Ma'mun.
Pada abad 19 Eropa melakukan revolusi atas otoritas
gereja sehingga perkembangan ilmu mulai berkembang di
eropa dengan mengembangkan ilmu yang didapatkan di
dunia Islam. Setelah ditemukannya teknologi informasi
perkembangan ilmu juga terjadi lompatan perubahan yang
sangat signifikan.
Tulisan/aksara merupakan hasil konversi gambar,
bentuk dan tata aturan komunikasinya lebih kompleks
dibandingkan gambar. Belum ada yang tahu pasti sejak
kapan manusia memulai menggunakan gambar sebagai
media komunikasi. Manusia primitif sudah menggunakan
Syarifudin: Desain Grafis 5
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 5
coretan gambar di dinding gua untuk kegiatan berburu
binatang. Contohnya seperti yang ditemukan di dinding gua
Lascaux, Perancis.
Lambang/aksara sebagai alat komunikasi diawali oleh
bangsa Punesia (+ 1000 tahun SM), yang saat itu
menggunakan bentuk 22 huruf. Kemudian disempurnakan
oleh bangsa Yunani (+ 400 tahun SM) antara lain dengan
mengubah 5 huruf menjadi huruf hidup. Kejayaan kerajaan
Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan
Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat
dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama,
serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani.1
Pada awalnya bangsa Romawi menetapkan alfabet
dari Yunani tersebut menjadi 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G,
H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf
Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk
mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga
huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad
pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin
menjadi 26.
1
http://sjrdesgrafison.blogspot.com/
Syarifudin: Desain Grafis 6
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 6
Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa
pada awal milenium kedua, buku menjadi sebuah tuntutan
kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum
ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus
disalin dengan tangan. Konon untuk penyalinan sebuah
buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna
memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku
yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja
para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter
Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-
tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk
huruf ini karena ketipis-tebalannya dapat mempercepat
kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk
yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat
Syarifudin: Desain Grafis 7
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 7
dituliskan dalam jumlah yang lebih banyak di atas satu
halaman buku.
A. Era Cetak
Desain grafis berkembang pesat
seiring dengan perkembangan sejarah
peradaban manusia saat ditemukan
tulisan dan mesin cetak. Pada tahun 1447,
Johannes Gutenberg (1398-1468)
menemukan teknologi mesin cetak yang
bisa digerakkan dengan model tekanan
menyerupai disain yang digunakan di Rhineland, Jerman,
untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan
revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara
massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari
ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa.
Tahun 1450 Guterberg bekerjasama dengan pedagang dan
pemodal Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia
mencetak ‚Latin Bible‛ atau disebut ‚Guterberg Bible‛,
‚Mararin Bible‛ atau ‚42 line Bible‛ yang diselesaikanya
pada tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah
mendukung perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama
untuk hiasan buku. Pada masa itu juga berkembang corak
huruf (tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung realis
Syarifudin: Desain Grafis 8
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 8
dan tidak banyak icon. Seniman besarnya antara lain Lucas
Cranach dengan karyanya ‚Where of Babilon‛. Johannes
Gutenberg (1398-1468)
Pada perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder
(1771-1834) menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda
dengan mesin cetak Guterberg yang memanfaatkan tehnik
cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik
cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara
air dengan minyak. Nama lithografi tersebut dari master
cetak yang menggunakan media batu litho. Tehnik ini
memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara
lebih leluasa dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar,
juga memungkinkan dilakukannya pemisahan warna.
Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni
poster. Masa keemasan ini disebu-sebut sebagai ‚The
Golden Age of The Poster‛.
Tokoh-tokoh seni poster tehnik lithogafi
(1836-1893) antara lain Jules Cheret dengan
karya besarnya ‚Eldorado: Penari Riang‛
(1898), ‚La Loie Fuller: Penari Fuller‛ (1897),
‚Quinquina Dubonnet‛ (1896), ‚Enu des
Sirenes‛ (1899). Tokoh-tokoh lainya antara lain Henri de
Toulouse Lautrec dan Eugene Grasset.
Syarifudin: Desain Grafis 9
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 9
Perkembangan Lebih Lanjut. peristiwa-peristiwa
penting di dunia yang berperan dalam sejarah perkembangan
desain grafis. Pada tahun 1851, The Great Exhibition
Diselenggarakan di taman Hyde London antara bulan Mei
hingga Oktober 1851, pada saat Revolusi industri. Pameran
besar ini menonjolkan budaya dan industri serta merayakan
teknologi industri dan disain. Pameran digelar dalam
bangunan berupa struktur besi-tuang dan kaca, sering
disebut juga dengan Istana Kristal yang dirancang oleh
Joseph Paxton.
Pada tahun 1892, Aristide Bruant, Toulouse-Lautrec
Pelukis post-Impressionist dan ilustrator art nouveau
Prancis, Henri Toulouse-Lautrec melukiskan banyak sisi
Paris pada abad ke sembilan belas dalam poster dan lukisan
yang menyatakan sebuah simpati terhadap ras manusia.
Walaupun lithography ditemukan di Austria oleh Alois
Senefelder
Pada tahun 1796, Toulouse-Lautrec membantu
tercapainya peleburan industri dan seni. Poster Aristide
Bruant 1910, Modernisme Modernisme terbentuk oleh
urbanisasi dan industrialisasi dari masyarakat Barat. Sebuah
dogma yang menjadi nafas desain modern adalah "Form
follow Function" yang di lontarkan oleh Louis
Sullivan.Symbol terkuat dari kejayan modernisme adalah
Syarifudin: Desain Grafis 10
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 10
mesin yang juga diartikan sebagai masa depan bagi para
pengikutnya. Desain tanpa dekorasi lebih cocok dengan
‚bahasa mesin‛, sehingga karya-karya tradisi yang bersifat
ornamental dan dekoratif dianggap tidak sesuai dengan
‚estetika mesin‛.
Pada tahun 1916, dadaisme suatu pergerakan seni dan
kesusasteraan (1916-1923) yang dikembangkan mengikuti
masa Perang Dunia Pertama dan mencari untuk menemukan
suatu kenyataan asli hingga penghapusan kultur tradisional
dan bentuk estetik. Dadaisme membawa gagasan baru, arah
dan bahan, tetapi dengan sedikit keseragaman. Prinsipnya
adalah ketidakrasionalan yang disengaja, sifat yang sinis
dan anarki, dan penolakan terhadap hukum keindahan.
Pada tahun 1916, De Stijl
Gaya yang berasal dari Belanda,
De Stijl adalah suatu seni dan
pergerakan disain yang
dikembangkan sebuah majalah dari
nama yang sama ditemukan oleh Theo Van Doesburg. De
Stijl menggunakan bentuk segi-empat kuat, menggunakan
warna-warna dasar dan menggunakan komposisi asimetris.
Gambar dibawah adalah Red and Blue Chair yang dirancang
oleh Gerrit Rietveld. The Red and Blue Chair
Syarifudin: Desain Grafis 11
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 11
1918, Constructivism Suatu
pergerakan seni modern yang dimulai
di Moscow pada tahun 1920, yang
ditandai oleh penggunaan metoda
industri untuk menciptakan object
geometris. Constructivism Rusia
berpengaruh pada pandangan moderen
melalui penggunaan huruf sans-serif berwarna merah dan
hitam diatur dalam blok asimetris. Model dari Menara
Tatlin, suatu monumen untuk Komunis Internasional.
Bauhaus dibuka pada tahun 1919 di bawah arahan
arsitek terkenal Walter Gropius. Sampai akhirnya harus
ditutup pada tahun 1933, Bauhaus memulai suatu
pendekatan segar untuk mendisain mengikuti Perang Duni
Pertama, dengan suatu gaya yang dipusatkan pada fungsi
bukannya hiasan.
Tipograper Eric Gill belajar pada
Edward Johnston dan memperhalus tipe huruf
Underground ke dalam Gill Sans. Gill Sans
adalah sebuah jenis huruf sans serif dengan
proporsi klasik dan karakteristik geometris
lemah gemulai yang memberinya suatu kemampuan
beraneka ragam (great versatility).
Foto Eric Gill
Syarifudin: Desain Grafis 12
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 12
Perancang grafis Harry Back ( 1903-1974)
menciptakan peta bawah tanah London (London
Underground Map) pada tahun 1931. Sebuah pekerjaan
abstrak yang mengandung sedikit hubungan ke skala fisik.
Beck memusatkan pada kebutuhan pengguna dari
bagaimana cara sampai dari satu stasiun ke stasiun yang lain
dan di mana harus berganti kereta. Harry Beck dan Peta
bawah tanahnya 1950s, International Style
International atau Swiss style didasarkan
pada prinsip revolusioner tahun 1920an seperti
De Stijl, Bauhaus dan Neue Typography, dan
itu menjadi resmi pada tahun 1950an. Grid,
prinsip matematika, sedikit dekorasi dan jenis huruf sans
serif menjadi aturan sebagaimana tipografi ditingkatkan
untuk lebih menunjukkan fungsi universal daripada
ungkapan pribadi. Sampul buku dari Taschen 1951,
Helvetica Diciptakan oleh Max Miedinger seorang
perancang dari Swiss, Helvetica adalah salah satu tipe huruf
yang paling populer dan terkenal di dunia. Berpenampilan
bersih, tanpa garis-garis tak masuk akal berdasarkan pada
huruf Akzidenz-Grotesk. Pada awalnya disebut Hass
Grostesk, nama tersebut diubah menjadi Helvetica pada
tahun 1960. Helvetica keluarga mempunyai 34 model
ketebalan dan Neue Helvetica mempunyai 51 model.
Syarifudin: Desain Grafis 13
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 13
Sampul buku Helvetica 1960s,
Psychedelia and Pop ArtKultur yang
populer pada tahun 1960an seperti
musik, seni, disain dan literatur menjadi
lebih mudah diakses dan merefleksikan
kehidupan sehari-hari. Dengan sengaja
dan jelas, Pop Art berkembang sebagai sebuah reaksi
perlawanan terhadap seni abstrak. Gambar dibawah adalah
sebuah poster karya Milton Glaser yang menonjolkan gaya
siluet Marcel Duchamp dikombinasikan dengan kaligrafi
melingkar. Di cetak lebih dari 6 juta eksemplar.
Poster karya Milton Glaser 1984,
ÉmigréMajalah disain grafis Amerika,
Émigré adalah publikasi pertama untuk
menggunakan komputer Macintosh, dan
mempengaruhi perancang grafis untuk
beralih ke desktop publishing ( DTP).
Majalah ini juga bertindak sebagai suatu forum untuk
eksperimen tipografi. Sampul Majalah Émigré
Dari perkembangan desain grafis diEropa di tersebut
mari kita melihat perkembangan desain grafis di Indonesia.
pada tahuan 1744 Iklan pertama di Jakarta (baca: Batavia)
Syarifudin: Desain Grafis 14
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 14
muncul pada tanggal 17 Agustus 1744 bersamaan dengan
terbitnya surat kabar pertama oleh pemerintah Hindia
Belanda. Iklan itu, awalnya adalah sebuah berita yang
ditulis indah dengan tangan oleh Jan Pieterzoen Coen
(Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1619-1629),
dengan judul Memorie De Nouvelles, yang ditujukan kepada
pemerintah setempat di Ambon untuk melawan aktivitas
perdagangan Portugis. Tulisan itu kemudian dipasang
sebagai iklan oleh karyawan sekretariat kantor Gubernur
Jenderal Imhoff, Jourdans di surat kabar Bataviaasche
Nouvelles.2
Pada tahun 1893 pemerintah Hindia Belanda
mendirikan Percetakan Negara di Jakarta, pada waktu itu
yang terbesar di Asia. Sementara itu di seluruh Indonesia
sudah terdapat 6500 percetakan, 2700 di antaranya terdapat
di Jakarta. Industri grafika dan dunia penerbitan di
Indonesia pada waktu itu sudah mulai menyadari
pentingnya desain grafis. Laribu Meyoko, sekretaris
Percetakan Negara: ‚Mengapa desain itu penting? Barang
cetakan sama seperti manusia: penampilan lahiriahnya yang
penting. Untuk memberi kesan yang baik, untuk menarik
2
Sejarah Periklanan Indonesia 1744-1984″, Bab I, Persatuan
Perusahaan Periklanan Indonesia.
Syarifudin: Desain Grafis 15
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 15
perhatian, untuk memberi kepercayaan. Desain grafis di
Indonesia mempunyai masa depan gemilang.3
Pada tanggal 16-24 Juni 1980 di Pusat Kebudayaan
Belanda Erasmus Huis, jalan Menteng Raya 25, Jakarta
diselenggarakan pameran desain grafis oleh tiga desainer
grafis Indonesia: Gauri Nasution, Didit Chris Purnomo dan
Hanny Kardinata, bertajuk ‚Pameran Rancangan Grafis ‘80
Hanny, Gauri, Didit‛. Pameran ini membawa misi utama
memperkenalkan profesi desainer grafis ke masyarakat luas
serta tercatat sebagai pameran desain grafis pertama di
Indonesia yang diadakan oleh desainer-desainer grafis
Indonesia (‚Pameran Rancangan Grafis Hanny, Gauri, Didit
– Mau Merubah Dunia‛, Agus Dermawan T, Kompas, 25
Juni 1980, hal. 6). Pameran ini menampilkan bukan saja
hasil akhir produk desain grafis (logo, tipografi, layout
majalah, ilustrasi, poster, sampul buku, sampul kaset dll),
tetapi juga proses kreatif serta proses cetaknya. Pameran
Rancangan Grafis ‘80 Hanny, Gauri, Didit. Ki-ka: Didit,
Hanny dan Gauri.
Pada tahun 1980 Ikatan Perancang Grafis Indonesia
(IPGI) terbentuk pada tanggal 25 April 1980 dan diresmikan
3
‫آل‬uku‚Nederland Indonesia, 1945-1995, Suatu Pertalian
Budaya‛, [Z]OO produkties, Den Haag, 1995, hal. 165.
Syarifudin: Desain Grafis 16
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 16
pada tanggal 24 September 1980 bersamaan dengan
diselenggarakannya sebuah pameran besar bertajuk ‚Grafis
‘80‛ di Jakarta. Badan Pendiri yang terdiri dari 9 orang:
Sadjiroen, Sutarno, Suprapto Martosuhardjo, SJH Damais,
Bambang Purwanto, Chairman, Wagiono, Didit Chris
Purnomo dan J Leonardo N merumuskan program kerja dan
membentuk pengurus sementara dengan susunan sebagai
berikut:
Ketua: Wagiono
Wakil Ketua: Karnadi
Sekretaris 1: Didit Chris Purnomo
Sekretaris 2: J Leonardo N
Bendahara: Hanny Kardinata
Dibantu beberapa koordinator bidang:
Pameran: FX Harsono, S Prinka
Publikasi dan Buletin: Tjahjono Abdi
Hubungan Masyarakat: Agus Dermawan T
Dokumentasi dan Perpustakaan: Helmi Sophiaan
Pendidikan dan Ceramah: Hanny Kardinata Perjalanan IPGI
selanjutnya bisa diikuti pada ‚Sejarah IPGI-Upaya
Menumbuhkan Apresiasi‛.
Convention Center, diterbitkan Memorandum ADGI
kepada Gauri Nasution, Danton Sihombing, Hastjarjo B.
Wibowo dan Mendiola B. Wiryawan untuk mempersiapkan
Kongres ADGI dalam waktu 6 bulan. Pada bulan Oktober
Syarifudin: Desain Grafis 17
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 17
2005 para penerima mandat membentuk Tim Revitalisasi
ADGI yang terdiri dari 14 orang desainer, yaitu; Andi S.
Boediman, Ardian Elkana, Danton Sihombing, Divina
Nathalia, Djoko Hartanto, Gauri Nasution, Hastjarjo B.
Wibowo, Hermawan Tanzil, Ilma D. Noe’man, Irvan A.
Noe’man, Lans Brahmantyo, Mendiola B. Wiryawan, Nia
Karlina dan Sakti Makki. Tim ini bekerja selama 5 bulan
untuk merumuskan platform ‚ADGI Baru‛. Berdasarkan
evaluasi terhadap kinerja ADGI pada masa lalu dirumuskan
branding platform Adgi baru yang kini hadir dengan
deskripsi Indonesia Design Professionals Association
Pada tanggal 22 Februari 2006 sekitar 40 desainer
menghadiri ‚Designer Gathering‛ di LeBoYe atas undangan
tim 14 yang mencanangkan Revitalisasi ADGI. Tujuan
pertemuan ini adalah untuk menghidupkan kembali asosiasi
desainer yang sempat mati suri itu. Pertemuan malam itu
menghasilkan logo baru Adgi serta rencana menggelar
seminar pada bulan April 2006.
Setiap usulan dalam gathering dijadikan bahan diskusi
dalam pertemuan-pertemuan Tim 14 sesudahnya, yang pada
akhirnya menentukan fornat Adgi sebagai sebuah organisasi
non-profit oriented yang berbentuk yayasan, yang berjuang
bagi kepentingan anggotanya dan kemajuan desain nasional.
Syarifudin: Desain Grafis 18
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 18
Pada tanggal 19 April 2006 bertempat di Ballroom
Hotel Le Meridien, Jakarta diselenggarakan Kongres Adgi
dimana terpilih formasi presidium yang terdiri dari 5 orang
yaitu Andi S. Boediman, Danton Sihombing, Hastjarjo B.
Wibowo, Hermawan Tanzil dan Lans Brahmantyo untuk
mengemban tugas memimpin Adgi selama periode 1 tahun
dengan mengusung tema ‚Unifying Spirits‛. Implementasi
gagasan desentralisasi telah melahirkan Adgi-Jakarta
Chapter yang diketuai oleh Nico A.Pranoto dan Adgi-
Surabaya Chapter yang diketuai oleh Yosua Alpha Buana.
Pada tanggal 16-30 Agustus 2006 Adgi menggelar
pameran desain komunikasi visual ‚Petasan Grafis‛ di
Galeri Nasional Indonesia, Jakarta dengan sub-judul
‚Pameran Nasionalisme Indonesia dalam Desain
Komunikasi Visual‛.
Pameran yang dibuka oleh Menteri Perdagangan Mari
Elka Pangestu itu diawali dengan pemutaran video
perjalanan IPGI sebelum menjadi Adgi, disusul penyerahan
penghargaan untuk ke-5 pemenang kompetisi ‚Ide Awards‛
(Penghargaan Nasional Akademik Desain Grafis).
Kompetisi ini diadakan khusus untuk mahasiswa desain
komunikasi visual yang mewakili institusi-institusi
pendidikan desain di Indonesia yang terbagi atas 3 pilihan
tema:
Syarifudin: Desain Grafis 19
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 19
1. Kemasan makanan tradisional Indonesia, misalnya
ekspolorasi kemasan dodol durian, tape ketan dsb.,
mulai dari brand identity dan seterusnya
2. Event, misalnya promosi tari-tarian daerah, resital
gamelan dsb., mulai dari logo event dan sebagainya
3. Destination Branding, misalnya mengolah program
komunikasi visual suatu tempat yang menarik di
Indonesia (pantai, museum, tempat bersejarah dsb.).
Setelah melalui penilaian dewan juri yang terdiri dari
Hanny Kardinata (Desainer Grafis Senior), Sita Subijakto
(Headline Creative Communication), Ipong Purnomosidi
(Kurator Bentara Budaya, Jakarta), Nirwan Dewanto
(Budayawan) dan Seno Gumira Ajidarma (Budayawan),
keluar sebagai pemenang adalah karya ‚Dolanpiade‛ dari
Digital Studio, Jakarta (Dicky Mardona, Meliana Sari
Hermanto, Octavia Subiyanto, Rifki Zulkarnain, Welly
Caslin); ‚Peranakan Idealis‛ dari Institut Kesenian Jakarta
(Irvan Mulia Ahmadi, Rahayu Pratiwi, Husin Alkaff,
Muhammad Rizki Lazuardy); ‚Lurjuk‛ dari Universitas
Kristen Petra, Surabaya (Aileen Halim, Ang Siau Fang,
Selvy Hermawan); ‚Batik Illusion‛ dari Universitas Bina
Nusantara (Adeline Ardine, Fredy Susanto, Nadya Kartika)
serta ‚Moralitas Pers‛ dari Universitas Bina Nusantara,
Syarifudin: Desain Grafis 20
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 20
Jakarta (Kezia Winarta Wahyuni Wijayati, Lia Anggraeni,
Filina Vicentia, Tafrian).
Pada hari Kamis, tanggal 19 April 2007 jam 09.00 s/d
13.00 WIB dilaksanakan Kongres Nasional Adgi kedua di
gedung Galeri Nasional, Jakarta. Kongres dihadiri 45
peserta undangan yang terdiri dari praktisi (desainer) dan
pendidik.
Kongres memutuskan dan menetapkan 4 agenda penting
yaitu:
1. Penerimaan laporan pertanggungjawaban pengurus
sebelumnya (presidium).
2. Penetapan draft AD/ART dan Kode Etik menjadi
rancangan AD/ART dan Kode Etik untuk kemudian
dihibahkan kepada pengurus mendatang untuk
disempurnakan.
3. Pelantikan Dewan Penasehat yang terdiri dari: Gauri
Nasution, Ign. Hermawan Tanzil, Irvan A. Noe’man,
Iwan Ramelan, dan Wagiono Sunarto.
4. Pemilihan, dan pelantikan Ketua Umum Adgi untuk
periode pengurusan 2007–2010 atau sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sesuai dengan yang tertera
pada AD/ART yang telah disempurnakan. Dari 5
nama Calon Ketua Umum, terpilih satu dengan suara
Syarifudin: Desain Grafis 21
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 21
terbanyak yaitu sebanyak 27 suara adalah Danton
Sihombing.
Selanjutnya, Danton Sihombing selaku Ketua Umum
Adgi 2007-2010 telah menunjuk Mario Tetelepta sebagai
Sekjen Adgi dan Irvan N. Suryanto sebagai Direktur
Pengembangan dan Pemasaran Produk. Tanggal 17-25 April
2007 ‚1001 Inspiration Design Festival‛, sebuah acara
berskala besar pertama di bidang komunikasi visual
Indonesia (desain grafis, multimedia, animasi) yang
diselenggarakan oleh majalah desain grafis Concept dan
Digital Studio College.
Acara yang digelar pada tanggal 17-25 April ini secara
umum dipecah dalam dua bagian yaitu ‚Inspiration Light
Up‛ (seminar kreatif menghadirkan pembicara luar dan
dalam negeri, yang berlangsung 17-19 April di Crown Plaza
Jakarta) dan Exhibition (memamerkan karya peserta
kompetisi desain ‚1001 Cover Concept‛, karya lulusan
Digital Studio College, karya para desainer Inggris, serta
acara hiburan lainnya), yang berlangsung 20-25 April di
Senayan City Jakarta).
Sebagai bagian dari ‚1001 Inspiration Design
Festival‛ majalah desain grafis Concept mengadakan
kompetisi desain ‚1001 Cover Concept‛ yang bermaksud
Syarifudin: Desain Grafis 22
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 22
memecahkan rekor dunia ‘majalah dengan variasi cover
terbanyak dalam satu edisi’. Kompetisi dengan hadiah
terbesar sepanjang sejarah ini (hadiah utama sebuah mobil
Chevrolet-Kalos) diadakan dengan tujuan untuk memberi
kesempatan kepada para desainer muda Indonesia untuk ikut
merasakan menjadi pemecah rekor bersama-sama.
Total karya yang masuk berjumlah lebih dari 1300 karya,
yang setelah didata dan dipilah, ditentukan 1001 pemecah
rekornya. Pada tahap berikutnya tim intern Concept
menyeleksi 208 karya yang dinilai unggul.
Ke 208 karya tersebut disaring lagi hingga menjadi
101 semifinalis untuk kemudian dinilai oleh 5 juri yang
terdiri dari Hanny Kardinata (Desainer Grafis Senior),
Hermawan Tanzil (Creative Director LeBoYe yang
mewakili Adgi-Indonesia Design Professionals
Association), Mendiola B Wiryawan (Creative Director
Mendiola Design yang mewakili FDGI-Forum Desain Grafis
Indonesia), Vera Tarjono (Art Director Majalah Concept)
dan Stefanus Aristo Kristandyo (Marketing Manager
General Motor yang mewakili GM sebagai sponsor utama).
Penjurian yang berlangsung di Ruang Pamer Seni
Rupa-Institut Kesenian Jakarta itu memilih 11 finalis, yang
kemudian dipersempit hingga menjadi tiga pemenang,
masing-masing sebagai juara pertama Daud Budi Surya
Syarifudin: Desain Grafis 23
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 23
Nugraha, juara kedua Marishka Cempaka Dewi dan juara
ketiga Agra
Tanggal 14 November 2008 Majalah kreatif berbasis
desain grafis ‚Versus‛ edisi #1 terbit dan mengadakan soft-
launching pada acara Bedah Buku ‚Layout Dasar &
Penerapannya‛ di Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Majalah ‚Versus‛ dikelola oleh Hanny
Kardinata (Chairman), Caroline F Soenarko (Business
Director), Ismiaji Cahyono (Chief Editor), Ronald Holoang
(Business Development Manager), Berti Alia Bahaduri
(Managing Editor), Celvie Toramaya (Creative Director),
Mario Utama (Graphic Designer), Bima Nurin Aulan
(Graphic Designer), Intan Febrianni (Workflow Manager),
Diana Soetrisno (Account Executive) dan Novi Rachmawati
(Finance and General Affair).
1. Teknik Desain Informasi (Pesan)
Pertimbangan penting dalam pengemasan informasi
bagi pembaca terkadang desainer hanya punya satu berita
tanpa visual. setiap berita tanpa didukung oleh gambar
visual maka berita itu memiliki nilai validitas yang rendah.
Menurut Syarifudin Ambon bahwa berita yang efektif
adalah berita yang memiliki narasi dan teks, jika berita
BAGIAN KEDUA
Syarifudin: Desain Grafis 24
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 24
memiliki narasi dan teks maka tingkat kepercayaan
pembaca sangat efektif dan kecederungan memiliki respon
yang cepat.
Dalam pengolahan informasi seorang desainer
membutuhkan perangkat komputer grafis sebagai penunjang
primer dalam mengolah, mendesain, dan mempublikasikan
informasi berupa, teks, gambar,visual dan AUDIO.
Informasi ini diolah dengan menggunakan komputer grafis.
a. Perangkat Lunak (Software)
Terminologi perangkat lunak (software) yang
dimaksudkan disini adalah bahan yang berisi catatan untuk
keperluan menjalankan komputer.4
Dari kajian teori J.
Devito memberikan sebuah ide dan gagasan bahwa ekspresi
prilaku seseorang sangat tergantung pada entri-data yang di-
input.5
Software yang dimaksudkan adalah program desain
grafis yang digunakan untuk mendesain pesan-pesan yang
akan dijadikan sebagai materi dakwah. Program publikasi
yang dijadikan sebagai standar dalam bidang advertising
adalah; Adobe Photoshop, Corel Draw, dan Page Maker.
4
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia
(Cet. XXIII; Jakarta: PT. Gramedia, 1996), h. 593.
5
Joseph DeVito, Human Communication: (New York: Harper
Collins Publishers Inc,1996) diterjemahkan oleh Agus Maulana dengan
Judul: Komunikasi Antar Manusia, h.91.
Syarifudin: Desain Grafis 25
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 25
Untuk mengakselerasi ide dan gagasan dakwah
membutuhkan konsep sistem informasi dakwah yang efektif
mengatur, mengolah, menyimpan, dan menyajikan data
dengan memanfaatkan teknologi informasi kepada
masyarakat.6
Sebagai media pengolah data yang secara
spesifik dalam aplikasi sistem informasi dakwah dapat
mengolah data dakwah yang siap ditransformasikan di
tengah realitas sosial keagamaan.
Sebelum mentransformasikan pesan-pesan dakwah
perlu ada persiapan perangkat lunak yang memiliki
kemmapuan untuk mendesain materi dakwah sesuai dengan
kebutuhan mubalig dan mad’u. Software tersebut di instal
dalam Computer Mediated Communication Da’wah maka
media ini berfungsi sebagai instrumen Mubalig dalam
menyampaikan pesan di tengah realitas problematika sosial
yang bertujuan memberikan solusi tantang tata tertib hidup
yang lebih baik. Oleh sebab itu, sebelum menjalankan
konten aplikasi sistem informasi dakwah maka infrastruktur
yang perlu di analisis adalah:
a) Dimensi Accessibility (Daya Jangkau/Akses
Informasi): Dimensi ini mengindikasikan bahwa
6
Joseph DeVito, Elements of Public Speaking: Fourth Edition
(New York: Harper Collins Publishers Inc,1998) h.121.
Syarifudin: Desain Grafis 26
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 26
proses penyampaian dakwah dengan Computer
Mediated Communication Da’wah.
b) Dimensi Speed (Kecepatan Akses Informasi): Dimensi
ini mengindikasikan bahwa proses penyampaian
dakwah dengan Computer Mediated Communication
Da’wah, mampu menunjukkan kecepatan akses data
dakwah, kemudahan, dakwah yang aktual, efektifitas
dan efisien.7
c) Dimensi Amount (Jumlah/ kualitas Informasi):
Dimensi ini mengindikasikan bahwa proses
penyampaian dakwah dengan Computer Mediated
Communication Da’wah. Mampu memenuhi
kebutuhan mad’u, dalam artian informasi yang
disajikan sesuai kebutuhan mad’u sesuai daya
nalarnya.
d) Dimensi Cognitive Effectiveness (Keefektifan
memperoleh Sumber Data dakwah): Dimensi ini
mengindikasikan bahwa proses penyampaian dakwah
dengan Computer Mediated Communication Da’wah.
Data yang disampaikan bersumber dari Al-Quran dan
7
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya offset, 2011), h. 22
Syarifudin: Desain Grafis 27
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 27
Sunnah sebagai pondasi dalam menyampaikan
argumentasi dakwah.8
e) Dimensi Relevance (Kesesuaian Informasi): Dimensi
ini mengindikasikan bahwa proses penyampaian
dakwah dengan Computer Mediated Communication
Da’wah. Proses dakwah harus relevan dengan kondisi,
kebutuhan mad’u, dan daya nalar atau serap mad’u.
f) Dimensi Motivating (Motivasi dan memacu inovasi):
Dimensi ini mengindikasikan bahwa proses
penyampaian dakwah dengan Computer Mediated
Communication Da’wah. Pesan-pesan dakwah yang
disampaikan itu dapat memberikan sugesti perubahan
dengan materi dakwah yang memiliki daya kekuatan
untuk memacu mad’u berubah prilakunya. 9
Aplikasi konsep sistem informasi dakwah sebagai pola
dasar dalam meng-input informasi, memahami informasi,
dan mengekspresikan informasi yang difahami dalam Al-
Quran dan Sunnah. Dalam kajian ilmu dakwah dikenal
beberapa macam proses mendesain, memahami, dan
menyusun konsep sistem informasi dakwah.
8
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya offset, 2011), h. 23
9
Ibid., Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran… h. 24
Syarifudin: Desain Grafis 28
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 28
Secara konseptual untuk memahami unsur sistem
informasi dakwah, perbedaan antara ‚data‛ dan
‚informasi‛10
sebagai titik awal memahami dasar unsur dari
sistem informasi dakwah. Hemat penulis Al-Quran dan
Sunnah adalah merupakan data wahyu yang perlu eksplorasi
secara komprehensip dalam transformasi pesan-pesan
dakwah melalui sistem informasi dakwah yang profesional.
Muballigh menjelaskan agama tidak boleh berhenti pada
teks Al-Quran dan Sunnah tetapi perlu menelusuri makna di
balik metateks secara tekstual, konstekstual, dan antar
tekstual.
Kekuatan sebuah sistem informasi dakwah yang baik
jika memiliki unsur-unsur yang saling mengokohkan,
menunjang, dan memiliki arah gerak yang sesuai spirit Al-
Quran dan Sunnah. Pesan-pesan Al-Quran yang
dipublikasikan akan sampai pada tepian hati jika Mubalig
menyampaikan keluar dari dalam hati. Sebuah perubahan
yang besar harus dilandasi oleh spirit keyakinan aqidah yang
kokoh, tata tertib (syari’ah), dan budi pekerti yang luhur
(akhlaq).
10
George M. Scott, Principles of Information Management
System di terjemahkan oleh Nasiri Budiman dengan Judul: Prinsip-
Prinsip Sistem Informasi Manajemen (Cet, VII; Jakarta: PT. Grafindo,
2002), h. 69.
Syarifudin: Desain Grafis 29
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 29
Sebuah perubahan besar kearah yang lebih baik
membutuhkan alur sistem dapat mengarahkan cita-cita
manusia dalam menghadapi gempuran hidup yang penuh
dengan hambatan dan tantangan akibat dari perbedaan-
perbedaan budaya, bahasa, cara memenuhi kebutuhan hidup,
dan cara memahami agama bagi keharmonisan pola hidup
masyarakat.11
Pelajaran besar yang dapat dijadikan sebagai inovasi,
inspirasi dalam kajian ini bahwa adanya keteraturan sistem
alam. Seperti pergatian siang, malam, panas, dingin, mati,
hidup dan ekosistem alam ini menjadi pelajaran untuk
membangun sistem informasi dakwah pada masyarakat
multikutlural yang dilakukan oleh lembaga dakwah.12
Al-
Quran dan sunnah laksana mata air yang terus ditimbah
untuk menjadi penyegar serta menjadi spirit bagi kebutuhan
hidup manusia.
Sistem informasi dakwah adalah unsur penting di
tengah masyarakat, karena ia adalah warasatull ambiyah
(pewaris pesan-pesan kenabian) yang dapat memberikan
11
Talcott Parson, The Social System: The Structure of Social
Action (London EC4P 4EE Routledge is an imprint of the Taylor &
Francis Group This edition published, 2005) h. 47.
12
Soetandyo Wignysoebroto, Dakwah Pemberdayaan
Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi (Cet. I; Jakarta: LKiS, 2005),
h. 85.
Syarifudin: Desain Grafis 30
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 30
kecerdasan membahasakan Al-Quran dan Sunnah. yang
mudah difahami dan menyenangkan dalam proses
transformasi pada masyarakat multikultural dalam berbagai
aspek budaya, dan pola pikir. Penjelasan agama secara
secara tesktual, kontesktual, dan antar tesktual
(komprehensip) dapat memberikan kontribusi besar dalam
mencerahkan umat menjadi berkeadaban. Konsep dasar
sistem informasi dakwah adalah cara penyebaran informasi
yang sistematik dan teratur sesuai mekanisme tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dengan mempelajari makna
sistem dan elemen-elemenya yang menyusunnya. 13
Jika
dapat memahami cara kerja sistem informasi sebagai sebuah
sistem.
Unsur-unsur dalam sebuah sistem informasi dakwah
terdiri dari sub-sub sistem yang saling berhubungan dan
saling terpadu dalam tatakerja sebuah organisasi dakwah
yang terdiri dari, tujuan (motivasi/niat), Masukan (input),
Proses, output, Mekanisme Pengendalian, dan efek.14
13
Robert L. Mathis dan John H. Jacson, Human Resource
Management10th
diterjemahkan Diana Angelina dengan judul
Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 10 (Cet. I; Jakarta: Salemba,
2006), h. 184.
14
Colin Coulson Thomas, Public Relation A Practical Guide
diterjemahkan oleh: Tarech Rasyid dengan judul; Public Relations:
Pedoman Praktis untuk PR (Cet. IV; Jakarata: Bumi Akara, 2005), h.
Syarifudin: Desain Grafis 31
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 31
Unsur-unsur sistem informasi ini perlu diidentifikasi
efektifitasnya sebagai wadah penyaluran informasi.
Proses dari motivasi atau niat kuat yang akan menjadi
spirit kekuatan rohani mentransformasikan Al-Quran dan
Sunnah kepada masyarakat untuk merubah prilaku yang
berkeadaban melalui inspirasi dan inovasi dari Mubalig.
Efektifitas ini bisa tercapai jika memperhatikan teknik
materi mendesain materi dakwah berupa pengolahan data,
nilai data, dan kekuatan data dalam memberikan spirit
pencerahan kepada mad’u yang bersumber dari Al-Quran,
Sunnah, pandangan para alim ulama, dan fenomena alam
yang dapat dijadikan rujukan sesuai konteks realitas sosial
keagamaan yang dihadapi oleh mubalig.
Secara filosofis bangunan aplikasi sistem informasi
dakwah penulis kembangkan menjadi dua kemasan sistem
informasi dakwah yakni perangkat lunak dan perangkat
keras, yang akan digunakan oleh praktisi Mubalig dalam
mengimplementasikan pesan-pesan agama.15
Konsep
pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras dalam
sistem informasi dakwah dalam penelitian ini menggunakan
teknologi komputer grafis sebagai media produksi untuk
15
H. Nasuka, Teori Sistem: Sebagai Salah satu Alternatif
Pendekatan dalam Ilmu-ilmu Agama Islam (Cet. I; Jakarta: Prenada
Group, 2005), h. 69.
Syarifudin: Desain Grafis 32
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 32
mengolah materi dakwah yang telah di interpretasi dalam
Al-Quran dan Sunnah.16
Kumpulan ide atau gagasan dalam
Al-Quran dan Sunnah tersebut bertujuan untuk
memudahkan proses aplikasi sistem informasi dakwah.
Suatu aplikasi perangkat lunak terutama distribusi informasi
agama oleh Mubalig produksi multimedia dakwah.17
Layanan ini akan dipublikasikan oleh organisasi dakwah
Muhammadiyah untuk menciptakan suasana dakwah yang
berbasis multimedia untuk memudahkan daya serap mad’u
dalam menerima pesan-pesan agama. Misalnya saja
membagun komunitas sistem informasi dakwah bidang
LAN (Local Areal Networking) dakwah bagi komunitas.
Selain dakwah di dalam masjid: masjid adalah pusat
pertemuan umat islam setiap hari jumat, tempat inilah yang
perlu dibangun infrastruktur teknologi informasi sehingga
dapat mambantu mubalig menerima pesan-pesan dakwah.
Efketifitas penerimaan pesan jika sound system dan audio
visual seperti LCD projector sebagai penunjang dakwah
dapat tercapai dengan baik. Selain itu buku khotbah digital
16
Dani Darmawan, Biologi Komunikasi Berbasis Multimedia
(Cet. II; Badung: Widya Press, 2009), h. 34.
17
Departemen Teknik Informatika, Sistem Informasi dalam
Berbagai Perspektif: Manusia dan System Informasi, Teknologi,
Organisasi, serta Pendidikan (Cet. II; Bandung: Informatika), h. 172
Syarifudin: Desain Grafis 33
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 33
yang didesain dalam lembaran elektronik juga perlu di
lengkapi dimasjid sehingga dapat memudahkan pengurus
dan mubalig memilih materi khotbah sesuai kebutuhan
mad’u.
Selain kelengkapan system informasi dakwah di
madjid praktisi dakwah juga dapat memanfaatkan intenet
sebagai media dakwah melalui web-site organisasi LDK,
blog pribadi, menjadi anggota suatu mailist, mengikuti
perkumpulan komunitas seperti FaceBook, Friendster,
Flixster, ataupun yang lainnya, dapat dijadikan media
dakwah maya yang jitu untuk menyentuh objek dakwah
yang jarang masuk masjid. Ada tiga program sistem
informasi dakwah di internet yang dapat dioptimalkan bagi
komunitas masyarakat yang menghabiskan waktunya
didepan komputer antara lain adalah:
a) Adanya halaman khusus yang memuat artikel-artikel
Islam yang menarik dan terkait membahas problem
kemahasiswaan (seperti materi berpacaran,
mencontek, cara sholat yang benar, berhijab, dll).
Dengan adanya artikel yang dekat kebutuhan
Syarifudin: Desain Grafis 34
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 34
mereka, membuat artikel Islam Anda kemungkinan
besar untuk dibaca.18
b) Adanya halaman khusus yang membahas mengenai
berita-berita Islam ter-update secara kontinu.
Sebagai satu bagian tubuh, kita sebagai orang Islam
harus mengetahui dan mengabarkan keadaan saudara
muslim kita yang ada dibelahan lain di bumi ini
kepada orang yang belum tahu lainnya.
c) Adanya kata-kata mutiara dan hadits yang
menghiasi. Adanya kata-kata mutiara atau hadits
yang menghiasi dinding website membuat para
mengunjung mau tidak mau membaca secara sekilas
tulisan itu.
d) Jangan lupa memasukan link-link website Islam
lainnya agar dapat di informasikan kepada
pengunjung.19
Misalnya yang sering ditemukan
dalam internet adalah dakwahtuna.
Konsep LAN (Local Areal Networking) awalnya
adalah sistem informasi saja. Dari sudut nilai hal ini adalah
18
Engjang As, Etika Dakwah: Suatu Pendekatan Teologi Filosofis
(Cet. I; Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 183.
19
Dony Ariyus dan Rum Adri, Komunikasi Data (Cet.
II;Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008), h. 21
Syarifudin: Desain Grafis 35
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 35
persoalan yang netral, tetapi setelah ditambah dakwah
menjadi sistem informasi dakwah melahirkan berbagai
macam tafsiran di tengah realitas sosial keagamaan bahwa,
teknologi itu adalah spesifik media pengumpul, pengolah
data-data yang berhubungan dengan pesan-pesan rohani
yang bersumber dari teks Al-Quran dan Sunnah.20
Untuk mencapai keterampilan teknologi informasi
membutuhkan kekuatan taqwa yaitu memelihara diri dari
siksaan kebodohan, keterbelakangan dengan mengikuti
segala perintah Tuhan, dan menjauhi segala larangan-
larangan-Nya yang dapat merusak nilai-nilai kemanusiaan
melalui kelemahan inteklektual, dan kelemahan spiritual.21
Tafsiran departemen agama yang sekarang menjadi
kementrian agama ini, hemat penulis Al-Quran adalah
lembaran teks yang netral sama seperti netralnya peran ICT
(Information Communication Technology).
Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran itu mampu
berada di tengah masyarakat dalam berbagai aspek untuk
menjadi guidens bagi semua umat manusia yang memiliki
20
Abu Abdillah Ibnu Mustamil, Al-Ajwibah al-Mufida ‘an AS-
ilah al-Manhij al-jadidah diterjemahkan dengan judul Menepis
Penyimpangan Manhaj Dakwah II (Cet. II; Surakarta: Al-Madinah,
1998), h. 1
21
Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemah Perkata:
Syamila Al-Quran (Cet. Jakarta: Sigma, 2007), h. 2.
Syarifudin: Desain Grafis 36
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 36
sifat taqwa. Taqwa adalah kekuatan mental manusia untuk
masuk ke pintu kesadaran dan pencerahan manusia. Hal ini
jika dianalogikan sama dengan konsep sistem informasi
dakwah yaitu untuk menyaman prekuensi antara kenetralan
ICT (Information Communication Technology) dan
kenetralan memahami Al-Quran dan Sunnah untuk
melahirkan wawasan teknologi informasi dakwah yang
netral seperti netralnya sifat teknologi informasi dalam
menyampaikan pesan-pesan dakwah.22
Hal ini menunjukkan
mubalig tidak boleh memilih dan berdiri pada satu aliran
saja tetapi ia harus netral dan berpikir holistik.
Jika konsep spirit teknologi informasi dakwah
dilandasi oleh gagasan teknologi rahmatallil’alamin seperti
ini maka secara aplikasi pesan sistem informasi dakwah
Muhmmadiyah dapat menjadi konsep ICT (Information
Communication Technology) yang berbasis
rahmatallil’alamin. Indikator ICT yang berbasis
rahmatallil’alamin dalam kajian ini adalah sistem informasi
dakwah dapat menembus ruang dan waktu, agama, dan
budaya.23
Ia adalah spirit pencerahan sebagaimana cahaya
22
Muhammad Soelhi, Komunikasi Internesional: Perspektif
Jurnalistik (Cet. I; Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 19
23
Ibid., Muhammad Soelhi, Komunikasi Internesional: Perspektif
Jurnalistik… h. 19
Syarifudin: Desain Grafis 37
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 37
memancarkan sinarnya kepada siapa saja tanpa mengenal ia
agama, dan budaya apa.
Teknologi informasi dan komunikasi sebagai tren
media digital dakwah yang digunakan untuk mendesain
pesan-pesan dakwah melalui lembaran-lembaran elektronik.
Media ini bernama Aplikasi komputer grafis yang berfungsi
pengambilan data, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi di tengah
masyarakat.24
Semua perangkat keras dan kunak yang
digunakan sebagai penunjang untuk mengolah data yang
akan dipublikasikan di tengah masyarakat di tunjang oleh
teknologi informasi komputer yang dewasa ini memiliki
banyak fasilitas dan daya jangkau efektif dalam publikasi.
dalam Al-Quran yang dikemas oleh programer dakwah
dalam sistem aplikasi program komputer grafis sebagai
media kemasan produksi dakwah. Inspirasi ini tersirat dalam
QS an-Naml/27:28.
          

24
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya offset, 2011), h. 3
Syarifudin: Desain Grafis 38
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 38
Terjemahnya:
Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan
kepada mereka(Ratu balqis dan kaumnya), kemudian
berpalinglah dari mereka (dengan tidak terlalu jauh), lalu
perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.
Hemat penulis ayat ini mengandung banyak premis
tentang proses pengemasan transformasi Informasi dakwah
yang disimbolkan dengan burung hud-hud. Burung hud-hud
ini boleh jadi dewasa ini dikenal dengan ISP (Internet
Services Provider) seperti Wasantaranet, Indosat,
Telkomsel, dan Indonet.25
Layanan ISP ini adalah penyedia
jasa transformasi informasi yang dapat terkoneksi ke
jaringan Global yakni Internasional Networking (Internet).
Ayat ini memiliki substansi sistem informasi dakwah
moderen ini kata ‫بكتبى‬ (bikita>bihi> ) dapat dimaknai risalah,
tulisan, surat,26
audio, visual, email, face book, signal, SMS,
fax, telekomunikasi, dan buku bacaan termasuk lembaran-
lembaran elektronik yang digunakan dalam teknologi
25
Dony Ariyus dan Rum Adri, Komunikasi Data (Cet. II;
Yogyakarta: Andi Press, 2008), h. 21
26
Asep Ibnu Hibban, Kamus Elektronik V2 Bentuk Software
Praktis yang diakses sebagai penerjemah dari bahasa Arab ke bahasa
Indonesia.
Syarifudin: Desain Grafis 39
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 39
komputer sebagai media untuk menulis atau mengetik
pesan-pesan dakwah yang ada di komputer.
Komponen konsep perangkat lunak dalam ayat
tersebut di atas, dalam sistem informasi dakwah yang
berbasis ICT (Information Communication Technologi) ini
terdiri dari tiga unsur yang sangat penting antara lain
adalah: interface, implementation, dan deployment.27
1) Interfacer: suatu konsep sistem informasi dakwah
yang berbentuk multimedia audio visual dakwah yang
disediakan oleh sebuah organisasi kepada pengguna
jasa ICT dakwah untuk mendapatkan informasi-
informasi Al-Quran dan Sunnah melalui media
komputerisasi yang memiliki program sistem
informasi dakwah yang di dalamnya memuat semua
kebutuhan publikasi dakwah manusia yang
berhubungan tentang tata tertib hidup di dunia dan di
akhirat mulai dari Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq.
2) Implementation: adalah teknik aplikasi penggunaan
program sistem informasi dakwah mulai dari cara
pemilihan data sesuai dengan kebutuhan mad’u
sampai kepada data yang berhubungan dengan
27
Ariesto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu offset, 2012), h. 85
Syarifudin: Desain Grafis 40
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 40
membangun perencanaan pola hidup dari pra nikah
sampai kematian. Semua data ini perlu didesain dalam
sebuah database yang dapat memudahkan mad’u
memahami pesan-pesan agama melalui teks dan
metateks dalam Al-Quran dan Sunnah.
3) Deployment; adalah komponen program yang
menyiapkan data atau file yang dapat digunakan oleh
programmer dakwah digital sesuai kebutuhan dan
problematika dakwah yang dihadapi.28
Hal ini basa
langsung dipandu oleh penyedia content provider
dakwah yang menjadi server (pengendali data dakwah
dan komunikasi) dalam sebuah ISP (Internet Service
Provider).29
Di Indonesia Jasa ISP yang dapat
digunakan oleh programmer dakwah adalah Wasantara
Net, Indosat, Visionnet, Indo Internet, Telkomnet,
dan Cetrin. Bentuk software yang digunakan bisa
menggunakan software Acces sebagai software
standar bawaan windows. Software ini bisa
didapatkan dalam windows XP dan windows 7.
28
Departemen Teknik Informatika, Sistem Informasi dalam
Berbagai Perspektif: Manusia dan System Informasi, Teknologi,
Organisasi, serta Pendidikan (Cet. II; Bandung: Informatika), h. 172
29
Ibid., Departemen Teknik Informatika, Sistem Informasi dalam
Berbagai Perspektif: …h. 172
Syarifudin: Desain Grafis 41
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 41
Program database Acces ini hanya dapat menampun
data dakwah teks, gambar, dan audio visual sebesar
10-50 GB.30
4) Software desain grafis: untuk menampilkan pesan-
pesan dakwah dalam lembaran-lembaran elektronik
sama dengan mendesain program yang umum lainnya.
Perbedaannya terletak pada ide dan kontens program
desain grafis dakwah. Software desain grafis yang
digunakan dalam mendesain materi dakwah antara
lain:
a) Adobe Premiere; program aplikasi yang
digunakan untuk mendesain dan mengolah video,
film dakwah. Kelebihan dari program aplikasi
adobe premier ini, dapat memudahkan
programmer dakwah mentranformasikan ide-ide
Al-Quran dan Sunnah dalam bentuk gambar yang
bergerak. Menerima informasi film, sinetron, dan
animasi lainnya cukup memberikan kemudahan
bagi mata sebagai media penangkap pesan
kemudian disampaikan kepada otak sebagai
perekam pesan.
30
Andi Purmono, Presentasi Multimedia dengan Macromedia
Flash (Cet. II; Bandung: Andi press, 2009), h. 7.
Syarifudin: Desain Grafis 42
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 42
b) Adobe after effects, Kelebihan dari program
aplikasi yang dapat memudahkan programmer
dakwah membuat efek pencitraan pada objek
pesan dakwah dalam bentuk audio visual. 31
Program aplikasi ini secara spesifik mendesain
iklan dalam Al-Quran, fenomena alam, dan
Sunnah sebagai sumber ide mendesain program
multimedia dakwah. Kekuatan software ini
memberikan kemudahan programmer Dakwah.
c) Coreldraw; Program aplikasi yang secara spesifik
diprogramkan untuk menggambar. Program ini
memiliki banyak fasilitas desain grafis yang dapat
mewujudkan ide-ide gagasan dakwah yang selama
ini dikemas kurang menarik perhatian mata
mad’u.32
Software ini memiliki kemampuan untuk
mendesain buku khotbah digital.
d) Adobe Photoshop: Program aplikasi yang secara
spesifik diprogramkan untuk mendesain dan
mengatur komposisi dan kecerahan image(foto)
31
Gill Branston & Roy Stafford, The Media Student’s Book.
Third Edition (Londonn Usa, Canada: Routledge aylor & Prancis Group,
2003), h. 280.
32
op. cit., Ariesto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu offset,
2012), h. 15
Syarifudin: Desain Grafis 43
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 43
yang di imput melalui kamaera digital. Program
ini memiliki banyak fasilitas desain grafis
berbasisis fotografi yang dapat mewujudkan ide-
ide gagasan dakwah yang selama ini dikemas
kurang dikemas secara professional oleh
programmer dakwah untuk menarik perhatian
mata mad’u. Flash MX 2004 Macromedia
Professional; Program ini secara spesifik
mendesain animasi pesan-pesan dakwah.33
1. Perangkat keras (Hardware).
Penampilan dakwah yang dikemas dalam sebuah
sistem informasi dakwah dengan berbagai macam tampilan
karya multimedia dakwah perlu komponen perangkat keras
untuk dapat mengoperasikan aplikasi software-software
yang memiliki kekayaan animasi dan daya publikasi yang
menarik serta interaktif untuk memudahkan mad’u
memahami pesan-pesan dakwah yang dikemas dengan
bahasa elektronik. Untuk merangkai pesan dakwah yang
profesional dalam lembaran lelektronik membutuhkan
33
Hendi Hendratman, The magic of Premiere dan Adobe After
Effects: Video, Audio, Animation, Visual effects, Capturing (Cet. II;
Bandung: Informatika, 2007), h. 7.
Syarifudin: Desain Grafis 44
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 44
hardware yang sesuai dengan spesifikasi teknonologi
komputer grafis.34
Komputer grafis yang memenuhi
spesifikasi multimedia akan melahirkan kualitas pesan
dakwah yang interaktif.
Pelaksanaan dakwah interaktif sebagai akselerasi
target pencapaian dakwah perangkat hardware sangat
menentukan suksesnya sebuah proses transformasi pesan-
pesan agama dalam era teknologi informasi.35
Kemasan
sistem informasi dakwah terdiri dari unsur-unsur dakwah di
antaranya: Mubalig, Materi, Media, Metode, dan Mad’u (4
M). Ke empat unsur dakwah menjadi prinsip dalam setiap
transformasi dakwah. Unsur-unsur dakwah ini saling
terintergasi dalam bentuk sistem informasi dakwah yang
dipublikasikan melaui dakwah bi al-Lisan (komunikasi
verbal), Dakwah bi al-Qalam (komunikasi non verbal), dan
Dakwah bi al-Hal gabungan antara komunikasi verbal dan
34
Hendi Hendratman, The magic of Premiere dan Adobe After
Effects: Video, Audio, Animation, Visual effects, Capturing (Cet. II;
Bandung: Informatika, 2007), h. ii.
35
Deni Darmawan, Biologi Komunikasi: Komunikasi
pembelajaran Berbasis Brain (Information Communication Technology
(Cet. I; Bandung: humaniora, 2009), h. 193.
Syarifudin: Desain Grafis 45
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 45
non verbal).36
Gabungan yang dimaksudkan adalah
berdakwah sambil menyediakan lembaran-lembaran kertas
digital yang telah dikemas dalam sebuah komputer grafis
yang standar untuk kebutuhan produksi teks, audio,
visual/film, dan animasi. Produksi kemasan dakwah yang
memiliki tampilan yang interaktif jika menggunakan
software dan hardware yang memenuhi standar komputer
grafis.
Komponen hardware (perangkat keras) dalam
publikasi dakwah perlu disesuaikan dengan konteks realitas
problematika sosial keagamaan. Pemilihan hardware
(perangkat keras) yang strategis turut membantu daya serap
mad’u. bentuk-bentuk sistem informasi dakwah seperti
media mimbar, studio, dan di lapangan terbuka spesifikasi
hardware (perangkat keras) yang digunakan berbeda-beda
untuk menunjang efektifitas pelaksanaan dakwah.37
Penggunaan hardware (perangkat keras) dapat disesuaikan
dalam bentuk-bentuk sistem informasi dakwah.
36
Eko Nugroho, Sistem Informasi Management: Konsep,
Aplikasi, dan Perkembangannya ( Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2008),
h.19-23.
37
Ibid., Eko Nugroho, Sistem Informasi Management: Konsep,
Aplikasi…h. 23.
Syarifudin: Desain Grafis 46
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 46
Kegunaan komputer grafis adalah sebagai media
konversi teologi, ide, gagasan, konsep menjadi sebuah data
empiris yang dapat dicernah oleh semua panca indra
manusia. Komputer grafis ini adalah media konversi data
yang berfungsi untuk mendesain materi dakwah yang dapat
menghasilkan gambar, suara, dan audio visual.38
Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat prosesnya sistem informasi dari
metarealitas menjadi realitas (dari teori menjadi praktek)
dalam skema gambar berikut ini:
38
Arief Ramadhan, Mengenal dan Memahami Animasi Tiga
Dimensi (Cet. II; Jakarta Elex Media Komputindo, 2006), h.1
Syarifudin: Desain Grafis 47
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 47
Semakin canggih media konversi data dakwah yang
digunakan semakin tinggi pula daya kreasi dan hasil
kemasannya. Atas dasar inilah sehingga perlu media
converter yang berkulitas tinggi digunakan dalam
mendesain materi dakwah. Prinsipnya tidak semua
komputer memiliki spesifikasi sama, semakin canggih
spesifikasi komputer grafis yang dimiliki semakin canggih
pula tampilan screen saver dakwah yang akan
dipublikasikan.39
Dengan demikian penting menentukan
sebuah standar spesifikasi komputer grafis yang akan
39
Arief Ramadhan, Mengenal dan Memahami Animasi Tiga
Dimensi (Cet. II; Jakarta Elex Media Komputindo, 2006), h.1
Teologi Ide & Gagasan Konsep
Komputer Grafis
(Media Konversi Data
untuk materi
dakwah)
Hasil Kemasan:
1. Audio Visual
2. Teks/Narasi
3. Animasi
4. Film
5. Simbol
MubaligMad’u
Syarifudin: Desain Grafis 48
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 48
dijadikan sebagai standar dalam mendesain materi dakwah
yang berbasis digital. Media dakwah adalah sebuah
instrumen penting dalam sebuah sub sistem dakwah. Dalam
dunia publikasi dakwah peran spesifikasi komputer grafis
sangat menentukan daya jangkau dan daya produksi pesan
dakwah yang ingin dicapai. Untuk mendesain sistem
informasi dakwah untuk kebutuhan khotbah jumat, dan
ceramah. Dalam konteks ini Arief Rahman menentukan
standar komputer grafis untuk mendapatkan materi dakwah
yang sesuai dengan tren media digital sebagai berikut ini.40
Spesifikasi Computer Grafis 12 inc Bentuk
Platform : Notebook PC
Processor Type : Intel Core i5 Processor
Processor Onboard : Intel® Core™ i5-2410M
Processor
(2.30 GHz, Cache 3MB)
Chipset : Intel® HM65
Standard Memory : 4 GB DDR3 PC-8500
Max. Memory : 8 GB (2 DIMMs)
Video Type : NVIDIA GeForce GT
540M 1GB
Display Size : 12" WXGA LED
Display Max. Resolution : 1766 x 768
Display Technology : CineCrystal LED
Audio Type : Integrated
Speakers Type : Integrated
Floppy Drive : Optional
40
Ibid., h. 2.
Syarifudin: Desain Grafis 49
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 49
Hard Drive : Type 640 GB Serial ATA
5400 RPM
Optical Drive Type : DVD±RW
Networking : Integrated
Wireless Network Type : Integrated
Wireless Network Protocol : IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, IEEE,
802.11n
Wireless Bluetooth : Integrated
Keyboard Type : Full size Input Device
Type : Touch Pad
Interface Provided : 1x USB 3.0, 2x USB 2.0, VGA,
HDMI, LAN, Audio
O/S Provided : Microsoft Windows 7 Home
Premium
Battery Type : Rechargeable Lithium-ion
Batter 6-cell
Power Supply : External AC Adapter
Dimension (WHD) : 342 x 34.20 x245 mm
Weight : 2.3 kg
Standard Warranty : 1-year Limited Warranty.
Bundled Peripherals : Optional
Others : Contents may vary
Spesifikasi perangkat komputer grafis tersebut sebagai
infrastruktur standar dalam olah data dakwah yang akan
dipublikasikan di tengah masyarakat untuk memaksimalkan
daya serap mad’u. Menurut Barmawi untuk menyampaikan
pesan kepada audiens yang memiliki pendidikan Sekolah
Menengah Umum (SMU) kebawah tidak cukup jika
menjelaskan dengan cerama lisan tetapi perlu dibantu
Syarifudin: Desain Grafis 50
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 50
dengan visual gambar.41
Begitupula orang yang memiliki
daya serap yang lemah perlu bantuan media untuk
menjembatani materi dakwah dengan tampilan gambar.42
Dalam Al-Qur’an di kenal dengan ayat-ayat ams}al (ayat-
ayat perumpamaan). Ayat-ayat perumpamaan ini adalah
jalan untuk membahasakan Al-Quran sesuai dengan daya
nalar mad’u.
Hemat penulis ayat-ayat ams}al (ayat-ayat
perumpamaan) ini termasuk isyarat-isyarat Al-Quran untuk
memudahkan dalam mengajarkan manusia, dalam proses
dakwah sangat mustahil orang memahami seluruh isi
ceramah dengan baik jika hanya mengandalkan komunikasi
verbal saja. Sebagai media produksi sistem informasi
dakwah yang berbasis digital ini memiliki banyak fasilitas
yang dapat membantu praktisi Mubalig dalam
mentrasnformasikan pesan-pesan agama di tengah realitas
sosial. Komputer grafis dakwah ini secara spesifik didesain
secara khusus untuk kebutuhan publikasi dakwah. Program-
program yang di-install dalam Komputer grafis dakwah ini
41
Barmawi Munthe, Desain Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta:
Andi Press, 2009), h. 142.
42
Deni Darmawan, Biologi Komunikasi Berbasis Brain:
Information Communication Technology (Cet. I; Bandung: Humaniora,
2009), h. 154.
Syarifudin: Desain Grafis 51
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 51
seperti maktaba syamila, maktaba kubro, flif book khotbah
jumat, bahan ceramah, dan referensi yang berkaitan dengan
kebutuhan jamaah sesuai daya nalarnya masing-masing.43
Fasilitas komputer grafis dakwah di era digital ini,
memiliki peran strategis dalam proses transformasi
informasi untuk memudahkan daya nalar mad’u.44
Hal ini
sesuai dengan pandangan Qasim Mathar bahwa
menggunakan projector (LCD) yang telah dilengkapi oleh
fasilitas teknologi komputer grafis akan memudahkan khatif
bisa mengontrol waktu, mad’u bisa focus, Mubalig tidak
bertele-tele, daya serap mad’u semakin meningkat, dan
mengurangi mad’u yang suka tidur saat khotbah jumat
sedang berlangsung.45
Hemat penulis hal ini penting karena
selama ini masjid belum difasilitasi peralatan audio visual
yang canggih sehingga kerap kali pesan-pesan yang
disampaikan mubalig kurang efektif bagi mad’u.
Semua komponen hardware (perangkat keras) di atas,
dapat digunakan pada semua level sistem informasi dakwah
seperti: sistem informasi dakwah nafsiah, sistem informasi
43
Eko Nogroho, Sistem Informasi Manajemen: Konsep, Aplikasi
dan Perkembangan (Cet. X; Yogyakarta: Andi Offset, 2008), h. 44.
44
Wahana Komputer, Pembuatan Program Sistem Informasi
Akademik berbasis ASP (Cet. I; Jakarta: Salemba Infotek, 2005), h. 107.
45
Moch. H. Qasim Mathar (63 Tahun) Dosen Tetap Universitas
Islam Makassar, Wawancara tanggal 27 Januari 2011 jam 10.30 wit.
Syarifudin: Desain Grafis 52
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 52
dakwah fardiyah (individual), sistem informasi dakwah fi’ah
qalilah, sistem informasi dakwah hizbiyah (jamaah).46
Jika
fasilitas dakwah belum dibenahi dengan penggunaan
teknologi informasi di dalam masjid maka masjid memiliki
daya syiar sangat kurang. Infrastruktur sistem informasi
dakwah dalam masjid seperti audio, visual, Projector (LCD),
dan komputer grafis yang standar sistem informasi
publikasi, yang dapat membantu Mubalig mengingat
kembali materi yang sudah diberikan dan materi yang belum
pernah diberikan pada mad’u.
Publikasi dakwah selama ini, masih sangat tradisional,
hal itu tampak dari teknologi yang digunakan dihampir
seluruh Indonesia sound system di masjid-masjid tidak
memenuhi standar dalam publikasi dakwah yang memiliki
jamaah yang banyak.47
Hal ini juga disebabkan oleh belum
adanya Rencana Strategis Dakwah (RENSTRADAK) ini
memiliki tiga unsur penting dalam sebuah publiaksi dakwah
46
Moch. H. Qasim Mathar (63 Tahun) Dosen Tetap Universitas
Islam Makassar, Wawancara tanggal 27 Januari 2011 jam 10.30 wit.
47
Abdullah Ahmad al-‘Allaf, Kullana Du’a Aktsar min Alaf
Fikrah wa Wasila wa uslub Fi al Da’wah Ilallah diterjemahkan oleh
Ardiansyah Ashri Husein dengan judul: 1001 Cara Berdakwah: Sukses
Berdakwah Kapan pun dimana pun (Cet. I; Surakarta: Ziyad Books,
2008), h. 59.
Syarifudin: Desain Grafis 53
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 53
antara lain adalah kelayakan teknik, kelayakan operasional,
dan kelayakan pembiayaan.
Kelayakan teknis adalah penyediaan infrastrukstur
penunjang dakwah seperti program sistem informasi dakwah
yang telah diekmas lewat komputer grafis, kelayakan
operasional apakah teknologi dakwah yang digunakan sesuai
dengan daya nalar mad’u atau tidak, dan kelayakan estimasi
pembiayaan dakwah. Ketiga ini perlu menjadi perhatian
serius jika mendambakan kondisi dakwah yang efektif.
Untuk mencapai kepuasan tersebut maka perlu perencanaan
publikasi dakwah antara lain adalah:
a) Planning data dakwah; Membangun niat
(motivasi); membangun energi positif dalam memahami Al-
Quran dan Sunnah sebagai sumber data dakwah diniatkan
semata-mata memperbaiki umat dan hanya mengharap
kekuatan Allah swt dengan berlandaskan pada QS Al-
Imran /3: 104


Terjemahnya:
Syarifudin: Desain Grafis 54
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 54
104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung.
Konteks ayat ini dapat difahami bahwa ada kesadaran
dari segolongan umat yang memiliki profesionalisme dalam
menyampaikan pesan agama yang dilandasai oleh energy
positif semata-mata hanya mengabdi kepada Allah bukan
tujuan lain. Motivasi yang baik semata-mata karena Allah
ini sebuah rekayasa genetic positif (memaksimalkan
potensi baik dalam diri) untuk mengaktifkan potensi baik
kecerdasan motivasi yang kuat dalam psikis dan fisik
seseorang ilmuan dakwah dan praktisi dakwah dalam
mensucikan batinnya hanya untuk mengabdi kepada Allah
swt.48
Dalam tradisi tasawuf proses ini dikenal dengan
istilah tahalli, takhalli, dan tajalli.
Menentukan target pencapaian; setelah motivasi yang
dibangun telah berdasarkan atas dasar hanya pengabdian
kepada Allah selanjutnya menentukan target pencapaian
48
Abdullah Ahmad al-‘Allaf, Kullana Du’a Aktsar min Alaf
Fikrah wa Wasila wa uslub Fi al Da’wah Ilallah diterjemahkan oleh
Ardiansyah Ashri Husein dengan judul: 1001 Cara Berdakwah: Sukses
Berdakwah Kapan pun dimana pun (Cet. I; Surakarta: Ziyad Books,
2008), h. 59.
Syarifudin: Desain Grafis 55
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 55
dalam memahami Al-Quran dan Sunnah sesuai kompetensi
dan kecerdasan memilih pesan-pesan agama yang relevan
dengan kebutuhan mad’u yang akan mendi objek dakwah.
2). Input data dakwah; Sumber informasi dalam
menerima pesan dari Al-Quran dan Sunnah menggunakan
beberapa metode dan teknik memahami teks Al-Quran dan
Sunnah sebagai sumber inspirasi yang akan dikemas
menjadi informasi siap saji kepada mad’u. Hal ini bertujuan
untuk mengefektifkan proses transformasi ide ajaran agama
pada orang lain.49
Transformasi ide atau gagasan dalam Al-
Quran dan Sunnah kepada orang lain bisa efektif menurut
Arifin jika didukung oleh kecerdasan spiritualitas
(budipekerti).50
Penggalian informasi dalam Al-Quran dan
Sunnah bisa maksimal jika ilmuan dakwah memiliki
kecerdasan intelektual dalam bidang ta’wil, tafsir, dan
terjemahan.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam
peran ilmuan dakwah dalam mengeksplorasi makna dalam
Al-Quran dan Sunnah melalui ta’wil, tafsir, isyarat
49
John Hartley, Danny Saunders, Martin Montgomery Key,
Concepts in Communication and Cultural Studies (London and New
York: 2010), 317.
50
Syamsul Arifin dkk, Spiritualitas Islam dan Peradaban Masa
Depan (Cet. I; Yogyakarta: SIPRESS,1996), h. 14.
Syarifudin: Desain Grafis 56
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 56
penomena alam, dan terjemahan yang dilakukan secara
tekstual, kontekstual, dan antartekstual.51
Transformasi
makna memiliki peran strategis untuk mendapatkan
kekayaan cara membahasakan, mengkomunikasikan Al-
Quran dan Sunnah tidak berhenti pada permukaan teks
tetapi perlu dijelajahi maknanya secara tekstual,
kontekstual, dan antar tekstual berdasarkan kaidah-kaidah
yang telah disepakati oleh para alim ulama klasik dan
kontemporer.
3). Process mendesain pesan dakwah; Teknik
mendesain pesan dakwah yang telah di input dalam Al-
Quran dan Sunnah ini, dapat dijadikan menjadi beberapa
model pesan walaupun materi dan konteksnya sama antara
lain;
a) Sistem informasi bi al-Lisan: pesan yang telah di
input didesain dengan memilih menggunakan
metode komunikasi verbal (bi al-Lisan)
memerlukan kecerdasan retorika atau dikenal
dengan ilmu badi, ma’ani’ dan bayan. Ilmu badi
adalah kecerdasan pemilihan kalimat yang mudah
51
Muhammad ‘Ali al-S{abu>iy, al-Tibyan fi ‘Ulumul Al-Qur’a>n Juz
I (Mishr:t.p., 1976), h. 75. Lihat dalam Mardan, Al-Quran Sebuah
Pengantar Memahami Al-Quran Secara Utuh (Cet. I; Jakarta: Pustaka
Mapan, 2009), h. 240
Syarifudin: Desain Grafis 57
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 57
dinalar oleh mad’u, sedangkan ilmu ma’ani adalah
kecerdasan memilih makna dalam pesan yang Ada
dalam Al-Quran dan Sunnah, dan sedangkan ilmu
bayan adalah kecerdasan praktisi Mubalig dalam
menjelaskan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah
sebagai panduan dalam memenuhi kebutuhan hidup
dan beribadah kepada Allah swt.
b) Sistem informasi bi al-Qalam; Mendesain pesan
dakwah melalui media tulisan memerlukan
instrumen sebagai alat bantu dalam melakukan
kemasan untuk memudahkan panca indra manusia
dalam memahami pesan-pesan Allah yang telah di
Input melalui proses ta’wil, terjemah, dan tafsir.
Semua model transformasi pesan itu dapat didesain
melalui software desain grafis yang sangat populer
dewasa ini seperti; Adobe photoshop, adobe
premier, after effect, 3D Max, Coreldraw, dan
software animasi. Media ini hemat McLuhan
menjadi perpanjangan panca indra manusia.52
Penggunaan media dapat dijadikan sebagai media
52
Marshal McLuhan, Understanding Media: The Extensions of
Man (New York: McGrw Company, 1964). Dalam Anwar Arifin,
Komunikasi Politik: Paradigma Teori Aplikasi, Strategi Dan
Komunikasi Politik Indonesia (Cet. I; PT. Balai Pustaka, 2003), h. 93.
Syarifudin: Desain Grafis 58
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 58
interaktif dalam menyebarkan informasi dakwah.
Selain itu pesan melalui tulisan sebagai khazanah
kekayaan pesan yang terkandung cara melakukan
transformasi pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah
kepada mad’u.
c) Peran media komputer grafis melalui software
desain grafis dakwah belakangan ini telah
memberikan warna tersendiri terhadap
perkembangan teknologi informasi dewasa ini
khususnya sistem informasi dakwah. Hal itu
tampak pada kebutuhan komputer grafis
meningkat, yang secara spesifik mendesain naskah-
naskah klasik versi digital, artefak visual, kaligrafi,
hadis digital, dan Al-Quran digital, sebagai pesan
dakwah.53
d) Penyebaran informasi dakwah melaui media desain
grafis ini juga efektif bagi sangat signifikan dalam
mengakselerasi penyebaran informasi Islam, yang
selama ini dikemas lewat mimbar saja.54
Urgensi
dan inovasi dalam gagasan ilmu desain grafis yang
53
Ono W. Purbo, e-Lerning Berbasis PHP dan MySQL (Cet. I;
Jakarta: Elexmedia Komputindo Information Age, 2002), h. 17.
54
Deddy Mulayana, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Cet. IV;
Bandung: PT.Remajarosdakarya, 2009), h. 19.
Syarifudin: Desain Grafis 59
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 59
merupakan sub sistem dalam sistem informasi
dakwah sebagai program desain pesan dakwah yang
efektif mengkomunikasikan dan membahasakan Al-
Quran dan Sunnah dengan kemasan warna dan
citarasa materi dakwah dalam bentuk digital.
Desakan kebutuhan para ilmuan dan praktisi
dakwah yang menggunakan media sebagai
penunjang untuk memudahkan para Muballigh
mengolah data dan tema-tema Islam yang akan
menjadi bahan dakwah kepada mad’u baik secara
verbal maupun non verbal.
e) Peran media desain grafis dalam sistem informasi
dakwah memiliki peran desain grafis terhadap
publikasi dakwah untuk memudahkan mad’u
menerima informasi dalam berbagai macam
kemasan informasi Islam baik cetak maupun dalam
bentuk lembaran elektronik yang interaktif.55
Sistem informasi dakwah tidak cukup dijelaskan
lewat mimbar saja tetapi perlu media lain untuk
memperkayah wawasan keilmuan dakwah sehingga
mad’u mempunyai pilihan sesuai standar
55
Ono Purbo, Komunikasi Data Digital, (Cet. II; Yogyakarya:
Andi Press, 2008), h. 33.
Syarifudin: Desain Grafis 60
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 60
kompetensi yang dimiliki dalam memahami pesan-
pesan agama.56
Sampai saat ini, para praktisi dan
ilmuan dakwah belum banyak memberikan pilihan
kemasan informasi yang mudah diakses oleh mad’u
dalam berbagai model informasi untuk dijadikan
umat sebagai pilihan memahami agama. Hal ini
disebabkan karena minimnya wawasan dalam
mentransformasikan ajaran Islam, sehingga yang
disampaikan cenderung bersifat konvensional
semata dalam menyampaikan ajaran Islam kepada
umat lewat media mimbar.
f) Menurut hasil penelitian Nurhidayat 90%
Muballigh menggunakan media mimbar
menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada
mad’u.57
Dari hasil penelitian ini, sehingga hemat
penulis perlu inovasi-inovasi baru
mengkomunikasikan ajaran Islam kepada mad’u
dengan berbagai macam kemasan dakwah yang
56
Syarifudin, makalah Teknologi Informasi Dakwah diseminarkan
pada mahasiswa PASCASARJANA program S3 (Doktor) di Universitas
Alauddin Makassar tanggal 17 April 2011 jam 10.00 wit.
57
Nuhidayat Muhammad Said, Disertasi: Perubahan Dakwah di
era global: Studi Anilisis terhadap respon umat terhadap media dakwah
digital. Di ajukan untuk mencapai gelar doktor di bidang dakwah dan
komunikasi, (JakartaL: 2008) h. 120.
Syarifudin: Desain Grafis 61
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 61
lebih mudah dijangkau dan difahami mad’u.
Sebagaimana dalam Hadis Rasulullah saw.
Khotibunnasi ‘ala qadri ‘ukulihim artinya:
Sampaikanlah informasi atau berbicaralah kepada
manusia sesuai dengan tingkat akal, budaya,
pikiran dan tingkat kecerdasannya.58
Makna yang tersirat dalam hadis ini, bahwa untuk
menyampaikan pesan agama perlu ada media penunjang
untuk membantu Mubalig melakukan kreasi yang inovatif
dalam memudahkan mad’u menerima informasi agama dari
Muballigh. Sistem informasi dakwah pada prinsipnya
adalah tata tertib atau seni membahasakan agama dengan
menggunakan fasilitas teknologi informasi sebagai
perpanjangan indra manusia sebagaimana teori McLuhan.59
Desain grafis dakwah yang profesional perlu
mengetahui komposisi materi dakwah. Komposisi berarti
pengorganisasi unsur-unsur rupa yang disusun dalam karya
desain grafis dakwah untuk memanjakan mata mad’u jika
mengakses data. Atau dapat dimaknai juga komposisi
58
H. M. Arifin, Psikologi Dakwah (Cet. VII; Jakarta: BUmi
Aksara), h. 17
59
W. Stephen Littlejonh, Theory of Human Communication (Usa
Wadsworth Publishing Company, 1996), h. 362.
Syarifudin: Desain Grafis 62
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 62
adalah menempatkan sesuatu objek berdasarkan
fungsinya/karakter yang tepat sehingga dapat memudahkan
panca indra manusia dalam menyerap pesan-pesan dakwah.
Hal ini diperkuat oleh teori Mc Luhan bahwa media adalah
merupakan perpanjangan panca indra manusia maka unsur-
unsur yang perlu diperhatikan dalam kemasan dakwah
adalah prinsip-prinsip komposisi pesan dakwah antara lain:
a. Kesatuan: Satu ide yang tersusun dari unsur-unsur
warna, garis, teks citarasa, yang saling mendukung
dan membentuk satu kekuatan karakter yang indah
dan menarik perhatian panca indra manusia.60
b. Menentukan dominasi dalam sebuah titik fokus
sehingga pesan yang disampaikan bisa tepat sasaran.
Misalnya dalam sebuah karya desain grafik seni
budaya Islam. Terdapat brosur tentang sejarah
masuknya Islam di Maluku. Dalam tulisan itu di
tonjolkan tokoh pembawa Islam dengan menggunakan
bahasa khas sehingga orang dengan mudah inti pesan
yang disampikan. Begitu pula dalam dunia fotografi
60
Werner J. Severin dan James W. Tangkard, Communication
Theories: Original, Methods and Uses in the Mass Media, diterjemahkan
oleh: Sugeng Hariyanto dengan judul Teori Komunikasi: Sejarah
Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa (Cet. II; Jakarta: Kencana
Prenada media group, 2007), h. 240
Syarifudin: Desain Grafis 63
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 63
ada titik fokus yang perlu ditonjolkan dalam
komposisi image (foto) sehingga mata dapat
mendeteksinya bahwa yang dimaksudkan dalam pesan
dakwah adalah ini yang ditonjolkan atau pesan yang
ingin disampaikan.61
c. Dominasi Ukuran: sebuah karya desain grafis ukuran
memiiliki daya tarik tersendiri. Untuk semua bidang
perlu diberi sentuhan garis sehingga semua bidang
saling menunjang dan mengokohkan.
d. Dominasi Warna: Setiap karya ada warna yang
mendominasi sesuai visi dan misi dari semangat yang
melatabelakangi membuat sebuah karya. Gunakan
warna yang saling mendukung tidak kontra produktif
antara warna yang satu dengan warna yang lain.
Setiap sentuhan garis dan warna memiliki makna
filosofi yang memiliki nilai estetika.
e. Dominan pada letak/Penempatan: Faktor penunjang
sebuah karya seni desain grafis digital adalah
tempat/lingkungan dimana diletakkan atau dipajang
yang mudah dilihat oleh orang.62
61
John Kim, Empat Puluh Trik Teknik Fotografi Digital (Cet. II;
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004), h. 25-29.
62
Ibid., John Kim, Empat Puluh Trik Teknik Fotografi Digital
(Cet. II; Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004), h. 30.
Syarifudin: Desain Grafis 64
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 64
f. Menyatukan Arah: setiap karya harus memiliki poit of
view. Sebagai daya tarik awal bagi mad’u.
g. Menyatukan bentuk: Bentuk yang tidak boleh terlalu
rumit sehingga responden sulit mencernah person
yang ingin disampaikan. Dengan demikian pesan yang
disampaikan harus jelas, dan memiliki satu kesatuan
bentuk yang dapat memacu adrenalin responden
sehingga mudah dicernah.
h. Keseimbangan atau balance yang dimaksudkan disini
adalah semua bidang ruang titik fokus objek yang
didesain memiliki simetris, memusat, dan menyebar.
Model keseimbangan ini memilki karakter dan
kekuatan tersendiri, sebagai seorang desainer grafis
hanya perlu memperhatikan kondisi budaya dan naluri
(psikologi) audiens setempat.
Proses pembuatan naskah dakwah interaktif yang
berbasis digital salah satu indikator sistem informasi
dakwah dalam lembaran eletronik interaktif jika elemen
dalam pesan dakwah memiliki unsur-unsur yang saling
terintegrasi dalam aplikasi sebagai berikut:
a. Teks/simbol: adalah dasar dari semua aplikasi
sebagai tampilan makna dilayar style fonts yang
ditampilkan dipilih yang nyaman dipandang mata
Syarifudin: Desain Grafis 65
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 65
sehingga dapat menarik perhatian panca indra. Teks
adalah bagian dari desain grafis yang mempelajari
bentuk bentuk huruf yang sesuai dengan pesan yang
akan disampaikan. 63
b. Image: gambar atau vektor/bitmap kekuatan gambar
lebih kuat memengaruhi mad’u dibanding dengan
sebuah teks.
c. Movie: gerakan, sebuah pesan akan lebih menarik
jika terjadi motion (gerakan) dalam mendesain pesan
dakwah.
d. Animation: Begitupula animation merupakan unsur
yang harus ada dalam sebuah pesan dakwah. Unsur
animation yang bergerak dapat menjelaskan lebih
akurat jika dibandingkan dengan movie, kelebihan
animasi gambar dapat di ulang-ulang sesuai keingin
mad’u.
e. Sound: Suara yang disertakan memiliki kekuatan
tersendiri yang dapat mendramatisir pesan dakwah
lebih menarik. Suara juga punya kelebihan jika
gambar bersuara sehingga memiliki karakter.
63
Ibid., John Kim, Empat Puluh Trik Teknik Fotografi Digital
(Cet. II; Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004), h. 25-29.
Syarifudin: Desain Grafis 66
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 66
f. User Control: Kelengkapan fasilitas pesan dakwah
yang digunakan Mubalig untuk mengendalikan
program. Misalnya perpindahan dari halaman
kehalaman lainnya.64
Inilah hemat penulis yang
harus terintegrasi dalam sebuah pesan dakwah yang
akan dikemas dalam software desain grafis dakwah.
4). Output data dakwah; Efek dari ketiga model desain
pesan dakwah tersebut, dapat ditentukan sesuai daya nalar
mad’u sehingga ketepatan dalam mendesain informasi
dakwah dapat disesuaikan dengan output yang telah
ditargetkan sebelumnya. Output data dakwah lebih kepada
produk dakwah. 65
Produk materi dakwah terdiri dari aqidah,
syari’ah, dan akhlaq.
Komponen materi dakwah di atas Mubalig
mentransformasikan dengan tiga kecerdasan yakni
kecerdasan menjelaskan (bayani), kecerdasan memaknai
(ma’ni) dan kecerdasan kata dan kalimat yang indah (badi).
Dewasa ini manusia kontemporer disediakan berbagai
macam data dan informasi, regulasi informasi cukup banyak
64
Kusdiyanto, Desain Komunikasi Visual: Berbasis Advertising
Multimedia (Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2007), h. 15.
65
M. Munir dkk, Manajemen Dakwah (Ed. I; Jakarta: Kencana,
2006), h. 17
Syarifudin: Desain Grafis 67
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 67
dalam berbagai bentuk lisan, rekaman, dan simbol. Keadaan
ini beiringan dengan prilaku kejahatan juga semakin
merajalela. Semakin banyak ceramah dan khotbah yang
disaksikan tetapi ketidakjujuran, dan kejahatan diberbagai
bidang juga semakin semarak dimana-mana.
Pertanyaannya adalah apakah kata-kata sekarang ini
sudah tidak sampai pada tepian hati? Apakah kata-kata
yang dipublikasikan oleh para Mubalig itu sudah hampa
tanpa makna sehingga kurang mengdorong orang merubah
prilaku menjadi baik? Apakah mereka banyak bicara tetapi
jarang mendengar? Pertanyaan ini dijawah oleh Jalaluddin
Rumi yang dikutip oleh Subandy bahwa seorang
komunikator yang baik harus menjadi pendengar yang baik,
belajarlah berbicara dengan mendengarkan.66
Dalam bidang human communication perlu ada
komunikasi empatik yaknik komunikasi yang berkarakter
profetik. Komunikasi profetik ini lebih menekankan pada
kredibilitas Informan, sifat siddiq(sifat jujur dan dapat
dipercaya), amanah (seiring perkataan dan perbuatan),
fat}anah (memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual), dan tablig (memiliki kemampuan berkomunikasi
66
Ibid., Subandy Ibrahim, Sinar Komunikasi Empatik: Krisis
Budaya dalam masyarakat Kontemporer (Cet. I; Jakarta: Pustaka bani
Quraisy, 2004), h. xx
Syarifudin: Desain Grafis 68
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 68
secara bayani, ma’ani, dan badi). Kriteria ini menjadi
standar jika ingin menjadi Mubalig yang memiliki
komunikasi qaulan baligah (komunikasi yang berbekas di
hati mad’u).
Dakwah Ali Mahfuz} dikutip Aziz Targhib wa al-
Tarhib (motivasi dan inovasi) dalam penerapan teori ini
adalah: 1). Pemilihan Mubalig (Informan) yang memberikan
inovasi dan motivasi, 2). Pemilihan materi Informasi yang
mudah, ringan dicernah dan relavan dengan kebutuhan
realitas yang dikemas secara profesional dengan tidak
menyinggung perasaan mad’u, tetapi ia termotivasi. 3).
Kondisikan dengan waktu yang tepat dalam menyerbarkan
dakwah.67
Sistem informasi dakwah ini dilakukan secara
interpersonal, kelompok, dan massa.
Sistem informasi dakwah di atas menelaah cara
memilih sumber informasi, sistematika menerima informasi
dakwah perlu mengandung unsur Aqidah, Syari’ah dan
Akhlaq, dengan menyelidiki, mengemas, dan memproduksi
informasi dakwah, serta cara mengekspresikan informasi
tersebut baik secara intrapersonal, interpersonal, kelompok,
67
Mohammah Ali Aziz, Ilmu Dawah (Cet. I; Jakarta: Prenada
Group , 2009), h. 34.
Syarifudin: Desain Grafis 69
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 69
dan massa. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Al-Hikmah Sistem Sentimental/Hati (al-Manh}aj al-
At}ifi> ) menurut pandangan Muhammad Abduh:
hikmah adalah mengetahui rahasia, peta keilmuan
masyarakat multikultural, dan faedah dalam tiap-tiap
hal, serta menempatkan sesuatu pada tempatnya.68
Konsep ini dapat oleh lembaga Dakwah
Muhammadiyah untuk membahasakan agama dengan
kemasan dakwah dalam berbagai bentuk dengan
memanfatakan teknologi informasi sebagai media
publikasi sistem informasi dakwah yang didesain
secara professional demi memudahkan transformasi
pesan kepada masyarakat Multikultural di Kota
Ambon.
b. Al-Muaizatul Hasanah Sistem Indrawi/Ilmiah (al-
Manh}aj al-hissi ) Melakukan bimbingan, peringatan,
nasihat, oleh lembaga dakwah Muhammadiyah dengan
menawarkan pilihan-pilihan kebenaran yang mudah
dijangkau oleh masyarakat multikultural di Kota
68
Abu Hayyan, al-Bah}rul Mahit, jilid I h. 392. Juga Zaid Abdul
karim al-Da’wah al-H{ikmah, h. 26.
Syarifudin: Desain Grafis 70
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 70
Ambon.69
Muaiz}a h}asanah} menurut K.H. Ali Mah}fuz}
yang dikutip oleh Hamid: Nasihat Atau Petua,
bimbingan pelajaran perbaikan hidup, Kisah-kisah,
kabar gembira dan peringatan, Pesan-pesan positif
yang dapat menjadi pertimbangan bagi mad’u itu
sendiri.70
Dalam hal ini masyarakat multikultural di
Kota Ambon yang dilakukan secara individual,
kelompok, dan massa berdasarkan ketepatan moment
dan problematika sosial yang dibutuhkan masyarakat
multikultural.
c. Al-Muja>ddalah Sistem Rasional/dialogis (al-Manh}aj
al-Aqli ) mendialogkan agama kepada masyarakat
multikultural, sesuai tingkat keilmuan dan kebutuhan
informasi sesuai peta keilmuan dari masyarakat
multikultural, mulai dari kalangan professional (atas),
kalangan menengah, dan kalangan masyarakat awam.
Ketiga struktur masyarakat ini menggunakan ketiga
teori di atas dalam mentransformasikan bahasa
agama yang lebih mudah cerna oleh masyarakat
69
Lois Ma’luf Munjid, fi al-Lughah wa A’lam (Beirut: Da>r al-
Fikr, 1986), h. 907. Lihat Juga Ibnu Mans}ur Lisa>nul al-Arab, Jilid V
(Beirut: Da>r Fikr, 1990), h. 466.
70
Abdul Hamid Al-Bilali, Fiqh al-Dakwah fi> Ingkar al-Mungkar
(Kuwait: Da>r al-Dakwah, 1989), h. 260.
Syarifudin: Desain Grafis 71
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 71
multikultural baik secara tekstual, kontekstual, dan
antartekstual.
Penentuan konten informasi dakwah yang bersumber
dari Al-Quran, Sunnah, dan Fenomena alam merupakan
unsur yang sangat penting dalam mendesain materi
dakwah.71
Informasi yang akan disampaikan kepada objek
dakwah harus berkualitas dan berbekas (qaula>n bali>gha>n)
pada jiwa, hati sebagai stimulan untuk memicu mad’u
dalam merawat dirinya secara lahir batin. Makna bali>g
memiliki tiga dimensi informasi yaitu; mengandung unsur
kebenaran dari sudut bahasa, mempunyai kesesuaian dengan
apa yang dimaksudkan, dan mengandung kebenaran secara
substansial.72
Perkataan dianggap bali>g jika informasi yang
disampaikan oleh para Mubalig dan Muballigh dipresepsi
sama bagi mad’u. Padangan ini sesuai dengan pakar
komunikasi John bahwa komunikasi yang efektif adalah
komunikasi yang sama dirasakan oleh komunikator dan
71
H. Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah (Cet. I;
Surabaya, Al-Ikhlas, 1993), h. 143. Bandingkan dalam Samsul Munir
Amin, Ilmu Dakwah (Cet. I; Jakarta: Amza, 2009), h. 88
72
Ahsin W. Al-hafiz} Kamus Ilmu Al-Quran (Cet. I; Jakarta: Sinar
Grafika Offset, 2005), h. 273
Syarifudin: Desain Grafis 72
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 72
komunikan.73
Pernyataan seperti ini dalam Al-Quran banyak
derivasinya seperti: Qau>lan kari>ma>n (perkataan yang mulia,
Qaula>n Layyina>n (pilihan kata yang lembut), Qaula>n
maisyu>ra>n (perkataan yang mudah difahami), dan Qaula>n
sadi>da>n (Perktaan yang benar). Dalam mendesain konten
informasi dakwah berbagai pandangan para ahli memberikan
perspektifnya antara lain:
a. Barmawi Umari; yang dikutip oleh Munir Amin
bahwa skema dalam konten informasi dakwah pada
mad’u sebagai berikut: Aqidah, Akhlaq, Ahkam,
Ukhuah, Pendidikan, Sosial, kemasyarakatan, Amar
ma’ruf nahimungkar, dan Kebudayaan.
b. Quraish memberikan skema konten informasi
dakwah adalah; a). memaparkan ide-ide yang dapat
memberikan stimulan pada generasi muda untuk
mengetahui hakikat untul lebih partisifatif ke arah
yang positif. b). sumbangan agama ditujukan kepada
masyarakat luas yang sedang membangun,
khususnya bidang sosial, ekonomi, dan budaya. c).
Studi tentang pokok agama yang dapat dijadikan
sebagai landasan bersama demi mewujudkan
73
Littlejohn, Stephen W. Encyclopedia of Communication
Theory. (Los Angles, SAGE Publications India Pvt. Ltd, 2009), h. 77.
Syarifudin: Desain Grafis 73
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 73
kerjasama antar agama tanpa mengabaikan
indentitas masing-masing.74
c. Dari kedua pandangan tersebut hemat penulis
konten informasi bagi masyarakat multikultural itu
harus disesuaikan kondisi sosiologis, psikologis, dan
antropologis dengan pendekatan kontesktual yang
berkembang dari fenomena masyarakat
multikultural.
Mendesain sistem informasi dakwah dengan
memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi dapat
memberikan kemudahan mad’u yang multikultural dalam
memahami materi yang disampaikan oleh Mubalig. Adapun
pemetaan materi dakwah terdiri dari materi:
a. Masalah keimanan (Aqidah); Pokok kepercayaan
pada Tuhan yang Mahasa Esa dari segala macam
perbuatan syirik yang bertentangan dengan nilai-
nilai kemanusiaan.
b. Masalah keislaman (Syari’ah); materi dakwah
yang berisi tentang penegakkan Undang-undang
sebagai payung bagi orang-orang yang lemah baik
74
M. Quraish Shihab, Membuimikan Al-Quran (Cet. I; Bandung:
PT. Mizan, 1993), h.200
Syarifudin: Desain Grafis 74
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 74
yang berhubungan dengan Allah mapun sesama
umat manusia. kekuatan hukum akan memberikan
dampak positif untuk membina pola hidup yang
sejahtera bagi sel;uruh umat manusia.
c. Masalah budipekerti (Akhlaq); pelengkap dari
kedua hal tersebut di atas yakni senang berbuat
baik dan gelisah jika berbuat kejahatan fisik dan
psikis.
Dari ketiga unsur tersebut, dapat difahami bahwa
peran strategis materi dakwah dalam proses transformasi
memiliki peran penting dalam mencerahkan masyarakat
multikultural. Hal ini termasuk dalam sub sistem karena ia
merupakan tanda yang akan menjadi pesan dan ditangkap
oleh panca indra manusia dalam proses transformasi
dakwah. Jenis informasi yang dikonsumsi masyarakat akan
memberikan dampak terhadap prilaku ekspresi dalam
melakukan interaksi.75
Karena pentingnya sebuah konten
informasi dalam melakukan kostruksi sosial pada
masyarakat multikultural sehingga unsur-unsur pesan itu
perlu dipertimbangkan dampak psikologis, sosiologis, dan
antropologisnya.
75
ibid
Syarifudin: Desain Grafis 75
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 75
Dalam mendesain konten informasi dakwah
membutuhkan tenaga ahli dari kalangan ilmuan dakwah.
Dari kajian filosofis mendalam dari ilmuan
dakwah(visualizer dakwah) inilah sehingga melahirkan ilmu
praktis yang akan dijadikan bahan bagi praktisi dakwah.
Salah satu unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan dalam
mendesain konten informasi dakwah adalah;
a. Tema/topik: Secara harfiah tema berarti ‚sesuatu
sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah
ditempatkan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani
tithenai yang berarti menempatkan. Kata tema kerap
disandingkan dengan kata topik. Kata ini juga
berasal dari bahasa Yunani yakni topoi yang berarti
tempat.76
Tradisi topik ini pertama kali dipopulerkan
oleh Aristoteles sebagai Bapak Retorika pada masa
klasik, menegaskan bahwa untuk membangun
kontens materi informasi yang akan dipublikasikan
perlu penentuan topik dan batasannya fokus
pembicaraan untuk memudahkan para audiens
menelaah pesan-pesan yang disampaikan oleh
76
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media
(Cet. I; Yogyakarta: LKiS, 2001), dalam Alex Sobur, Analisis teks
Media (Cet. IV; Bandung: Rosdakarya, 2006),h.74-75.
Syarifudin: Desain Grafis 76
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 76
komunikator.77
Van Dikj mendefinisikan topik
sebagai struktur makro dari tulisan, ceramah, dan
pesan-pesan singkat.78
Tema yang diangkat diusakan
sesuai dengan konteks masyarakat multikultural.
Seperti contoh materi yang berhubungan dengan
Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq. Pemilihan dari ketiga
materi ini dalam mendesain isi pesan memerlukan
kreatifitas membangun tema atau topik yang dapat
memberikan nilai ketertarikan bagi mad’u.
b. Skematiknya; Desain konten informasi juga tidak
terlepas dari unsur skematik yang terdiri dari
pendahuluan(muqaddimah), konten informasi,
pijakan informasi, inti pesan (isi) dan kesimpulan.
Dalam mendesain skema konten informasi perlu
dipertimbangkan daya serap dari mad’u sehingga inti
pesan yang akan dipublikasikan dalam membangun
skema bisa di awal dan di akhir kalimat.79
Penentuan
inti informasi yang akan disampaikan kepada
77
Ahmad Sumanto, Jurnalistik Islami; Panduan Praktis Bagi
Jurnalis Muslim, Cet. Bandung: Mizan 2002), h. 76.
78
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Cet. III; Bandung:
Rosdakarya, 2006), h. 271.
79
Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: Untuk Analisis
Wanaca, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Cet. IV; Bandung:
Rosdakarya, 2006), h. 79.
Syarifudin: Desain Grafis 77
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 77
pembaca atau pendengar membutuhkan kreatifitas
penceramah, penulis, dan visualiser, karena hal ini
menetukan proses transforamsi pesan kepada mad’u
apakah ada respon atau tidak.
c. Semantiknya; terminologi ilmu semantik menelaah
makna satuan lingual, baik makna leksikal mapun
makna gramatikal. makna yang ditunjukkan dalam
struktur teks menurut Van Dijk yang dikutip Alex
terdiri dari beberapa cara antara lain adalah; makna
yang ditonjolkan dalam teks, makna yang dihaluskan
dalam teks dan makna yang tersembunyi dalam
teks.80
Semua ini dilakukan sesuai konteks sosiologis
karakter pembaca dan pendengar. Semua eksplorasi
makna semantik untuk menggambarkan makna
positif dalam teks yang ingin disampaikan.
d. Sintaktik; secara etimologi sintaksis berasal dari
bahasa Yunani (sun = dengan + tattein =
menempatkan. Jadi secara terminologi sintaksis
adalah; menempatkan bersama-sama kata-kata
menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis juga
membicarakan suatu cabang ilmu yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa,
80
Ibid., Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: … h. 77.
Syarifudin: Desain Grafis 78
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 78
dan frase. Khas Sintaksis tampil maksimal dengan
cara sendiri secara positif dengan pemilihan kalimat
dan kata yang spesifik sesuai kecendrungan pesan-
pesan dakwah yang ingi disampaikan kepada
mad’u.81
e. Stilistika: Pusat perhatian stylistika adalah gaya
bahasa yakni dalam mentransformasikan pesan
dakwah ada gaya yang unik dilakoni oleh informasi
Islam baik pada media cetak dan elektronik.
Keindahan bahasa yang ditonjolkan sebagai corak
dari kemasan konten informasi dakwah. Citarasa
konten informasi dakwah antara lain; kalimat, majas,
metafora, citraan, pola rima, matra yang digunakan
dan gaya bahasa secara intrapersonal seseorang.
f. Restoris; menggunakan kalimat atau kata yang
hiperbolik (berlebihan) yang berfungsi sebagai gaya
persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana
pesan dakwah yang ingin disampaikan dapat tercapai
dengan baik sesuai konten informasi yang diberikan
dengan pilihan kata dan kalimat yang berlebihan.82
Hal ini sangat efektif bagi masyarakat multikultural
81
Ibid., Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: … h. 79.
82
Ibid., Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: … h. 79.
Syarifudin: Desain Grafis 79
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 79
karena ada kepastian dan kecocokan dalam proses
transformasi dakwah.
Dari analisis konten informasi ini dapat
meminimalisasi dampak distorsi pesan-pesan agama yang
akan dipublikasikan di tengah-tengah masyarakat
multikultural. Hal ini penting karena prinsip komunikasi
sekali kata-kata dikeluarkan tidak dapat lagi di tarik
kembali, ia bersifat irreversible.
Karena prinsip komunikasi bersifat irreversible maka
pengolahan informasi dakwah untuk dikonsumsi pada
masyarakat multikultural.83
Prinsip pesan dakwah memiliki
karakter pesan yang telah didakwakan sulit dikendalikan.
jika telah ucapkan sehingga perlu analisis konten informasi
sebelum pesan-pesan agama ditransformasikan. untuk
menghindari desktruksi pada mad’u yang menjadi penerima
informasi dakwah.
Sebelum mempublikasikan informasi di tengah
masyarakat ada beberapa hal yang perlu menjadi
pertimbangan dalam melakukan penyebaran informasi
dakwah kepada masyarakat multikultural antara lain adalah:
a). Niat atau motivasi menyebarkan informasi kepada
83
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi… h. 123
Syarifudin: Desain Grafis 80
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 80
masyarakat multikultural. b). Corak informasi yang akan
disebarkan apakah memiliki dampak perbaikan atau
sebaliknya. c). Semakin heterogen suatu kelompok
masyarakat yang akan dijadikan objek dakwah semakin sulit
konten kemasan informasinya. d). Tingkat kesulitan
informasi yang akan dipublikasikan dan penonjolan pilihan
kata dan kalimat. e). Kriteria informasi memiliki prinsip
memotivasi, memperbaiki, dan menjaga keharmonisan pada
masyarakat majemuk.84
Prinsinya adalah menjaga
keseimbangan informasi di tengah masyarakat untuk
menhindari terjadinya konflik kemnusiaan.
Secara konseptual data adalah deskripsi tentang
benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak
mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung
kepada pemakai. Bentuk nilai data terus mengalami
perubahan sesuai dengan kebutuhan sebuah organisasi.
Pengolahan data secara digital, tentunya dapat
mempercepat serta lebih efektif, efisien dan kompetitif.85
Hal ini, tampak pada kantor-kantor telah menggunakan
sistem informasi computer sebagai media menampung dan
84
Syamsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Cet. I; Jakarta: Amzah,
2009), h. 236
85
Blogger Pribadi Information Sistem, Arief Setyanto, S.Si., MT
diakses di pada tanggal 22 Okober 2009.
Syarifudin: Desain Grafis 81
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 81
pengolahan data secara interaktif berupa gambar (visual),
audio (suara), teks (narasi), garis dan lain sebagainya.
Prinsip data dapat berbentuk nilai yang terformat,
teks, citra, audio, video. Data juga dapat menyatakan
tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang. Teks
adalah sederatan huruf, angka dan simbol-simbol khusus
(misalnya + dan $) yang dikombinasikan dan tidak
tergantung pada masing-masing item secara individual. 86
contohnya teks adalah artikel koran.
Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar citra
dapat berupa grafik, foto, tanda tangan atau gambar yang
lain. Audio, adalah data dalam bentuk suara, instrumen
musik, suara orang, suara binatang, gemercik air, detak
jantung, merupakan beberapa contoh data audio.87
Video
data dalam bentuk gambar yang bergerak dan bisa
dilengkapi dengan suara, data digunakan untuk
mendokumentasikan suatu aktifitas.88
Pengolahan data
menjadi informasi tersebut prosesnya dapat dilihat pada
skema berikut ini.
86
H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat (Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 22.
87
Adi Kusriyanto, Pengantar Desain Komunikasi Visual: Graphic
Advertising Multimedia (Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2007), h.
30,32.
88
op. cit., Abdul Kadir, Pengantar Sistem Informasi, h. 31
Syarifudin: Desain Grafis 82
Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 82
Data Proses Informasi
1. Al-Quran,
2. Sunnah, dan
3. Fenomena
4. Alam
Tafsiran-tafsiran Informasi yang siap
dipublikasikan
Ma’ani
(Memaknai)
Bayani
(Menjelaskan)
Badi
(Memilih kata yang
komunikatif)
Input Proses Output
Tabel di atas menunjukkan cara kerja sistem
pengolahan data menjadi satu informasi yang dimulai dari
penyajian data (Diplay Data), kemudian diproses, setelah
diproses baru menjadi satu keterangan atau informasi.89
Jadi
hal mendasar yang membedakan data dan informasi terletak
pada kandungan ‚makna‛.90
Pengertian makna di sini
merupakan hal yang sangat penting karena berdasarkan
maknalah si penerima dapat memahami informasi tersebut
dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk suatu
kesimpulan atau bahkan mengambil keputusan dalam
berbagai aspek kehidupan dalam melakukan interaksi.
89
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi:
Strategi meningkatakan Kinerja Perusahaan diterjemahkan oleh: Deddy
Mulyana (Cet. I: Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 24.
90
op.cit., George M. Scott, Principles of Information
Management System …h. 347.
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis

More Related Content

Similar to Sejarah Desain Grafis

Historical Development of Letters
Historical Development of LettersHistorical Development of Letters
Historical Development of LettersKumala Ayu
 
SEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptx
SEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptxSEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptx
SEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptxFerdiLasmi
 
Alat komunikasi dan sejarahnya serta alat komunikasi di paris
Alat komunikasi dan sejarahnya serta alat komunikasi di parisAlat komunikasi dan sejarahnya serta alat komunikasi di paris
Alat komunikasi dan sejarahnya serta alat komunikasi di parisFitraAnnissa07
 
Sejarah Karya Seni Rupa
Sejarah Karya Seni RupaSejarah Karya Seni Rupa
Sejarah Karya Seni RupaYuni Ratnasari
 
Tinajuan desain atap, konstruksi atap, bubungan
Tinajuan desain atap, konstruksi atap, bubunganTinajuan desain atap, konstruksi atap, bubungan
Tinajuan desain atap, konstruksi atap, bubunganSonyGobang1
 
Pekembangan karya seni rupa modern
Pekembangan karya seni rupa modernPekembangan karya seni rupa modern
Pekembangan karya seni rupa modernDani Ibrahim
 
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusia
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusiaPPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusia
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusiaErika N. D
 
Keliping seni budaya aliran seni rupa
Keliping seni budaya aliran seni rupaKeliping seni budaya aliran seni rupa
Keliping seni budaya aliran seni rupajuniska efendi
 
SEJARAH SENI DI DUNIA FROM PRE HISTORY TO CONTEMPORARY
SEJARAH SENI DI DUNIA FROM PRE HISTORY TO CONTEMPORARYSEJARAH SENI DI DUNIA FROM PRE HISTORY TO CONTEMPORARY
SEJARAH SENI DI DUNIA FROM PRE HISTORY TO CONTEMPORARYtiongemas tiong
 

Similar to Sejarah Desain Grafis (20)

Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
 
seni lukis
seni lukisseni lukis
seni lukis
 
Wisnu
WisnuWisnu
Wisnu
 
Wisnu
WisnuWisnu
Wisnu
 
Historical Development of Letters
Historical Development of LettersHistorical Development of Letters
Historical Development of Letters
 
Komposisi desain grafis
Komposisi desain grafisKomposisi desain grafis
Komposisi desain grafis
 
SEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptx
SEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptxSEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptx
SEJARAH SENI RUPA DUNIA #5 RENAISSANCE (Baru).pptx
 
Alat komunikasi dan sejarahnya serta alat komunikasi di paris
Alat komunikasi dan sejarahnya serta alat komunikasi di parisAlat komunikasi dan sejarahnya serta alat komunikasi di paris
Alat komunikasi dan sejarahnya serta alat komunikasi di paris
 
Fontografer
FontograferFontografer
Fontografer
 
Sejarah Karya Seni Rupa
Sejarah Karya Seni RupaSejarah Karya Seni Rupa
Sejarah Karya Seni Rupa
 
Tinajuan desain atap, konstruksi atap, bubungan
Tinajuan desain atap, konstruksi atap, bubunganTinajuan desain atap, konstruksi atap, bubungan
Tinajuan desain atap, konstruksi atap, bubungan
 
Pekembangan karya seni rupa modern
Pekembangan karya seni rupa modernPekembangan karya seni rupa modern
Pekembangan karya seni rupa modern
 
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusia
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusiaPPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusia
PPT Sejarah - Perkembangan IPTEK dan dampak bagi manusia
 
Keliping seni budaya aliran seni rupa
Keliping seni budaya aliran seni rupaKeliping seni budaya aliran seni rupa
Keliping seni budaya aliran seni rupa
 
Senbud
SenbudSenbud
Senbud
 
contoh powerpoint
contoh powerpointcontoh powerpoint
contoh powerpoint
 
Senbud
SenbudSenbud
Senbud
 
PENGERTIAN SENI LUKIS
PENGERTIAN SENI LUKISPENGERTIAN SENI LUKIS
PENGERTIAN SENI LUKIS
 
SEJARAH SENI DI DUNIA FROM PRE HISTORY TO CONTEMPORARY
SEJARAH SENI DI DUNIA FROM PRE HISTORY TO CONTEMPORARYSEJARAH SENI DI DUNIA FROM PRE HISTORY TO CONTEMPORARY
SEJARAH SENI DI DUNIA FROM PRE HISTORY TO CONTEMPORARY
 
7 Renaissance.pdf
7 Renaissance.pdf7 Renaissance.pdf
7 Renaissance.pdf
 

More from Syarifudin Amq

Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015Syarifudin Amq
 
Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015Syarifudin Amq
 
Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015Syarifudin Amq
 
Syarifudin, teknologi komunikasi
Syarifudin, teknologi komunikasiSyarifudin, teknologi komunikasi
Syarifudin, teknologi komunikasiSyarifudin Amq
 
Syarifudin, sejarah rasul.
Syarifudin, sejarah rasul.Syarifudin, sejarah rasul.
Syarifudin, sejarah rasul.Syarifudin Amq
 
Syarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusiaSyarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusiaSyarifudin Amq
 
Syarifudin, qasidah 2013
Syarifudin, qasidah 2013Syarifudin, qasidah 2013
Syarifudin, qasidah 2013Syarifudin Amq
 
Syarifudin, proposal pergerakan dakwah imam rijali
Syarifudin, proposal pergerakan dakwah imam rijaliSyarifudin, proposal pergerakan dakwah imam rijali
Syarifudin, proposal pergerakan dakwah imam rijaliSyarifudin Amq
 
Syarifudin, profesionalisne jurnalis
Syarifudin, profesionalisne jurnalisSyarifudin, profesionalisne jurnalis
Syarifudin, profesionalisne jurnalisSyarifudin Amq
 
Syarifudin, problematika dakwah di maluku
Syarifudin, problematika dakwah di malukuSyarifudin, problematika dakwah di maluku
Syarifudin, problematika dakwah di malukuSyarifudin Amq
 
Syarifudin, praktek desain cover
Syarifudin, praktek desain coverSyarifudin, praktek desain cover
Syarifudin, praktek desain coverSyarifudin Amq
 
Syarifudin, praktek dakwah
Syarifudin, praktek dakwahSyarifudin, praktek dakwah
Syarifudin, praktek dakwahSyarifudin Amq
 
Syarifudin, perencanaan media
Syarifudin, perencanaan mediaSyarifudin, perencanaan media
Syarifudin, perencanaan mediaSyarifudin Amq
 
Syarifudin, peradaban islam maluku 2014
Syarifudin, peradaban islam maluku 2014Syarifudin, peradaban islam maluku 2014
Syarifudin, peradaban islam maluku 2014Syarifudin Amq
 
Syarifudin, pemberdayaan wakaf produktif, 3 mei 2014
Syarifudin, pemberdayaan  wakaf produktif, 3 mei 2014Syarifudin, pemberdayaan  wakaf produktif, 3 mei 2014
Syarifudin, pemberdayaan wakaf produktif, 3 mei 2014Syarifudin Amq
 
Syarifudin, paradigma ilmu.docx
Syarifudin, paradigma ilmu.docxSyarifudin, paradigma ilmu.docx
Syarifudin, paradigma ilmu.docxSyarifudin Amq
 
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswa
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswaSyarifudin, panduan praktikum mahasiswa
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswaSyarifudin Amq
 
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012Syarifudin Amq
 
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin Amq
 

More from Syarifudin Amq (20)

Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015
 
Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015
 
Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015Syarifudin, Kurikulum Puasa  2015
Syarifudin, Kurikulum Puasa 2015
 
Syarifudin, teknologi komunikasi
Syarifudin, teknologi komunikasiSyarifudin, teknologi komunikasi
Syarifudin, teknologi komunikasi
 
Syarifudin, sejarah rasul.
Syarifudin, sejarah rasul.Syarifudin, sejarah rasul.
Syarifudin, sejarah rasul.
 
Syarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusiaSyarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusia
 
Syarifudin, qasidah 2013
Syarifudin, qasidah 2013Syarifudin, qasidah 2013
Syarifudin, qasidah 2013
 
Syarifudin, proposal pergerakan dakwah imam rijali
Syarifudin, proposal pergerakan dakwah imam rijaliSyarifudin, proposal pergerakan dakwah imam rijali
Syarifudin, proposal pergerakan dakwah imam rijali
 
Syarifudin, profesionalisne jurnalis
Syarifudin, profesionalisne jurnalisSyarifudin, profesionalisne jurnalis
Syarifudin, profesionalisne jurnalis
 
Syarifudin, problematika dakwah di maluku
Syarifudin, problematika dakwah di malukuSyarifudin, problematika dakwah di maluku
Syarifudin, problematika dakwah di maluku
 
Syarifudin, praktek desain cover
Syarifudin, praktek desain coverSyarifudin, praktek desain cover
Syarifudin, praktek desain cover
 
Syarifudin, praktek dakwah
Syarifudin, praktek dakwahSyarifudin, praktek dakwah
Syarifudin, praktek dakwah
 
Syarifudin, perencanaan media
Syarifudin, perencanaan mediaSyarifudin, perencanaan media
Syarifudin, perencanaan media
 
Syarifudin, peradaban islam maluku 2014
Syarifudin, peradaban islam maluku 2014Syarifudin, peradaban islam maluku 2014
Syarifudin, peradaban islam maluku 2014
 
Syarifudin, pemberdayaan wakaf produktif, 3 mei 2014
Syarifudin, pemberdayaan  wakaf produktif, 3 mei 2014Syarifudin, pemberdayaan  wakaf produktif, 3 mei 2014
Syarifudin, pemberdayaan wakaf produktif, 3 mei 2014
 
Syarifudin,zakat
Syarifudin,zakatSyarifudin,zakat
Syarifudin,zakat
 
Syarifudin, paradigma ilmu.docx
Syarifudin, paradigma ilmu.docxSyarifudin, paradigma ilmu.docx
Syarifudin, paradigma ilmu.docx
 
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswa
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswaSyarifudin, panduan praktikum mahasiswa
Syarifudin, panduan praktikum mahasiswa
 
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
Syarifudin, outline dakwah dan komunikasi 2012
 
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam malukuSyarifudin, mozaik peradaban islam maluku
Syarifudin, mozaik peradaban islam maluku
 

Sejarah Desain Grafis

  • 1. Syarifudin: Desain Grafis 1 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 1
  • 2. Syarifudin: Desain Grafis 2 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 2 BAGIAN PERTAMA 1. Histografi Desan Grafis Sejarah desain grafis pertama kali ditemukan di Mesir Kuno. pada masa ini penduduk Mesir mencurahkan kecerdasan menggambar melalui batu dinding gowa. Ekspresi masyarakat Mesir yang dieksplorasi melalui pikiran dan perasaan intelektual mereka melalui pelefah kayu, tanah, batu sesaui standar teknologi yang dimiliki saat itu. Dari inspirasi sejarah inilah cikal bakal sehingga pada era modern melalui ilmu komunikasi berkembangan satu disiplin ilmu namanya ilmu desain grafis yang membahas secara psesifik tentang pencitraan pesan dan produk industi. Produk aksara tertua di dunia ini adalah aksara Arab yang pertama kali ditemukan oleh bangsa semeria di Persia. Pelacakan perjalanan sejarah desain grafis dapat ditelusuri dari jejak peninggalan manusia dalam bentuk lambang- lambang grafis (sign dan simbol) yang berwujud gambar
  • 3. Syarifudin: Desain Grafis 3 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 3 (pictograf) atau tulisan (ideograf). Gambar mendahului tulisan karena gambar dianggap lebih bersifat langsung dan ekspresif, dengan dasar acuan alam (flora, fauna,landscape dan lain-lain). Hitungan kapan ditemukan karya desain grafis pada masa sesudah 100 tahun Rasulullah saw yang suci meninggal dunia pada abad II dan III para ilmuan mengumpulkan tulisan-tulisan dari ucapan Rasulullah yang dikenal dengan hadis, hadis maknanya semua ucapan Rasulullah saw yang suci yang ditulis disebut produk desain grafis dalam bentuk aksara Arab. Perkembangan ini selama 700 tahun tokoh-tokoh desain grafis seperti Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Darrimi, dan Ibnu Abbas.
  • 4. Syarifudin: Desain Grafis 4 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 4 Setelah terjadi peran salib para ilmuan barat belajar di timur tengah. dan setelah mereka menguasi keilmuan tersebut terjadi perlawan selama 150 tahun sehingga mereka membakar perpustakaan desain grafis terbesar di Bayt al- Hikmah pada masa pemerintahan khalifah al-Ma'mun. Pada abad 19 Eropa melakukan revolusi atas otoritas gereja sehingga perkembangan ilmu mulai berkembang di eropa dengan mengembangkan ilmu yang didapatkan di dunia Islam. Setelah ditemukannya teknologi informasi perkembangan ilmu juga terjadi lompatan perubahan yang sangat signifikan. Tulisan/aksara merupakan hasil konversi gambar, bentuk dan tata aturan komunikasinya lebih kompleks dibandingkan gambar. Belum ada yang tahu pasti sejak kapan manusia memulai menggunakan gambar sebagai media komunikasi. Manusia primitif sudah menggunakan
  • 5. Syarifudin: Desain Grafis 5 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 5 coretan gambar di dinding gua untuk kegiatan berburu binatang. Contohnya seperti yang ditemukan di dinding gua Lascaux, Perancis. Lambang/aksara sebagai alat komunikasi diawali oleh bangsa Punesia (+ 1000 tahun SM), yang saat itu menggunakan bentuk 22 huruf. Kemudian disempurnakan oleh bangsa Yunani (+ 400 tahun SM) antara lain dengan mengubah 5 huruf menjadi huruf hidup. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani.1 Pada awalnya bangsa Romawi menetapkan alfabet dari Yunani tersebut menjadi 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26. 1 http://sjrdesgrafison.blogspot.com/
  • 6. Syarifudin: Desain Grafis 6 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 6 Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan. Konon untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis- tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis-tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat
  • 7. Syarifudin: Desain Grafis 7 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 7 dituliskan dalam jumlah yang lebih banyak di atas satu halaman buku. A. Era Cetak Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Pada tahun 1447, Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai disain yang digunakan di Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa. Tahun 1450 Guterberg bekerjasama dengan pedagang dan pemodal Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia mencetak ‚Latin Bible‛ atau disebut ‚Guterberg Bible‛, ‚Mararin Bible‛ atau ‚42 line Bible‛ yang diselesaikanya pada tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah mendukung perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku. Pada masa itu juga berkembang corak huruf (tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung realis
  • 8. Syarifudin: Desain Grafis 8 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 8 dan tidak banyak icon. Seniman besarnya antara lain Lucas Cranach dengan karyanya ‚Where of Babilon‛. Johannes Gutenberg (1398-1468) Pada perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834) menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda dengan mesin cetak Guterberg yang memanfaatkan tehnik cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak. Nama lithografi tersebut dari master cetak yang menggunakan media batu litho. Tehnik ini memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya pemisahan warna. Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni poster. Masa keemasan ini disebu-sebut sebagai ‚The Golden Age of The Poster‛. Tokoh-tokoh seni poster tehnik lithogafi (1836-1893) antara lain Jules Cheret dengan karya besarnya ‚Eldorado: Penari Riang‛ (1898), ‚La Loie Fuller: Penari Fuller‛ (1897), ‚Quinquina Dubonnet‛ (1896), ‚Enu des Sirenes‛ (1899). Tokoh-tokoh lainya antara lain Henri de Toulouse Lautrec dan Eugene Grasset.
  • 9. Syarifudin: Desain Grafis 9 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 9 Perkembangan Lebih Lanjut. peristiwa-peristiwa penting di dunia yang berperan dalam sejarah perkembangan desain grafis. Pada tahun 1851, The Great Exhibition Diselenggarakan di taman Hyde London antara bulan Mei hingga Oktober 1851, pada saat Revolusi industri. Pameran besar ini menonjolkan budaya dan industri serta merayakan teknologi industri dan disain. Pameran digelar dalam bangunan berupa struktur besi-tuang dan kaca, sering disebut juga dengan Istana Kristal yang dirancang oleh Joseph Paxton. Pada tahun 1892, Aristide Bruant, Toulouse-Lautrec Pelukis post-Impressionist dan ilustrator art nouveau Prancis, Henri Toulouse-Lautrec melukiskan banyak sisi Paris pada abad ke sembilan belas dalam poster dan lukisan yang menyatakan sebuah simpati terhadap ras manusia. Walaupun lithography ditemukan di Austria oleh Alois Senefelder Pada tahun 1796, Toulouse-Lautrec membantu tercapainya peleburan industri dan seni. Poster Aristide Bruant 1910, Modernisme Modernisme terbentuk oleh urbanisasi dan industrialisasi dari masyarakat Barat. Sebuah dogma yang menjadi nafas desain modern adalah "Form follow Function" yang di lontarkan oleh Louis Sullivan.Symbol terkuat dari kejayan modernisme adalah
  • 10. Syarifudin: Desain Grafis 10 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 10 mesin yang juga diartikan sebagai masa depan bagi para pengikutnya. Desain tanpa dekorasi lebih cocok dengan ‚bahasa mesin‛, sehingga karya-karya tradisi yang bersifat ornamental dan dekoratif dianggap tidak sesuai dengan ‚estetika mesin‛. Pada tahun 1916, dadaisme suatu pergerakan seni dan kesusasteraan (1916-1923) yang dikembangkan mengikuti masa Perang Dunia Pertama dan mencari untuk menemukan suatu kenyataan asli hingga penghapusan kultur tradisional dan bentuk estetik. Dadaisme membawa gagasan baru, arah dan bahan, tetapi dengan sedikit keseragaman. Prinsipnya adalah ketidakrasionalan yang disengaja, sifat yang sinis dan anarki, dan penolakan terhadap hukum keindahan. Pada tahun 1916, De Stijl Gaya yang berasal dari Belanda, De Stijl adalah suatu seni dan pergerakan disain yang dikembangkan sebuah majalah dari nama yang sama ditemukan oleh Theo Van Doesburg. De Stijl menggunakan bentuk segi-empat kuat, menggunakan warna-warna dasar dan menggunakan komposisi asimetris. Gambar dibawah adalah Red and Blue Chair yang dirancang oleh Gerrit Rietveld. The Red and Blue Chair
  • 11. Syarifudin: Desain Grafis 11 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 11 1918, Constructivism Suatu pergerakan seni modern yang dimulai di Moscow pada tahun 1920, yang ditandai oleh penggunaan metoda industri untuk menciptakan object geometris. Constructivism Rusia berpengaruh pada pandangan moderen melalui penggunaan huruf sans-serif berwarna merah dan hitam diatur dalam blok asimetris. Model dari Menara Tatlin, suatu monumen untuk Komunis Internasional. Bauhaus dibuka pada tahun 1919 di bawah arahan arsitek terkenal Walter Gropius. Sampai akhirnya harus ditutup pada tahun 1933, Bauhaus memulai suatu pendekatan segar untuk mendisain mengikuti Perang Duni Pertama, dengan suatu gaya yang dipusatkan pada fungsi bukannya hiasan. Tipograper Eric Gill belajar pada Edward Johnston dan memperhalus tipe huruf Underground ke dalam Gill Sans. Gill Sans adalah sebuah jenis huruf sans serif dengan proporsi klasik dan karakteristik geometris lemah gemulai yang memberinya suatu kemampuan beraneka ragam (great versatility). Foto Eric Gill
  • 12. Syarifudin: Desain Grafis 12 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 12 Perancang grafis Harry Back ( 1903-1974) menciptakan peta bawah tanah London (London Underground Map) pada tahun 1931. Sebuah pekerjaan abstrak yang mengandung sedikit hubungan ke skala fisik. Beck memusatkan pada kebutuhan pengguna dari bagaimana cara sampai dari satu stasiun ke stasiun yang lain dan di mana harus berganti kereta. Harry Beck dan Peta bawah tanahnya 1950s, International Style International atau Swiss style didasarkan pada prinsip revolusioner tahun 1920an seperti De Stijl, Bauhaus dan Neue Typography, dan itu menjadi resmi pada tahun 1950an. Grid, prinsip matematika, sedikit dekorasi dan jenis huruf sans serif menjadi aturan sebagaimana tipografi ditingkatkan untuk lebih menunjukkan fungsi universal daripada ungkapan pribadi. Sampul buku dari Taschen 1951, Helvetica Diciptakan oleh Max Miedinger seorang perancang dari Swiss, Helvetica adalah salah satu tipe huruf yang paling populer dan terkenal di dunia. Berpenampilan bersih, tanpa garis-garis tak masuk akal berdasarkan pada huruf Akzidenz-Grotesk. Pada awalnya disebut Hass Grostesk, nama tersebut diubah menjadi Helvetica pada tahun 1960. Helvetica keluarga mempunyai 34 model ketebalan dan Neue Helvetica mempunyai 51 model.
  • 13. Syarifudin: Desain Grafis 13 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 13 Sampul buku Helvetica 1960s, Psychedelia and Pop ArtKultur yang populer pada tahun 1960an seperti musik, seni, disain dan literatur menjadi lebih mudah diakses dan merefleksikan kehidupan sehari-hari. Dengan sengaja dan jelas, Pop Art berkembang sebagai sebuah reaksi perlawanan terhadap seni abstrak. Gambar dibawah adalah sebuah poster karya Milton Glaser yang menonjolkan gaya siluet Marcel Duchamp dikombinasikan dengan kaligrafi melingkar. Di cetak lebih dari 6 juta eksemplar. Poster karya Milton Glaser 1984, ÉmigréMajalah disain grafis Amerika, Émigré adalah publikasi pertama untuk menggunakan komputer Macintosh, dan mempengaruhi perancang grafis untuk beralih ke desktop publishing ( DTP). Majalah ini juga bertindak sebagai suatu forum untuk eksperimen tipografi. Sampul Majalah Émigré Dari perkembangan desain grafis diEropa di tersebut mari kita melihat perkembangan desain grafis di Indonesia. pada tahuan 1744 Iklan pertama di Jakarta (baca: Batavia)
  • 14. Syarifudin: Desain Grafis 14 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 14 muncul pada tanggal 17 Agustus 1744 bersamaan dengan terbitnya surat kabar pertama oleh pemerintah Hindia Belanda. Iklan itu, awalnya adalah sebuah berita yang ditulis indah dengan tangan oleh Jan Pieterzoen Coen (Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1619-1629), dengan judul Memorie De Nouvelles, yang ditujukan kepada pemerintah setempat di Ambon untuk melawan aktivitas perdagangan Portugis. Tulisan itu kemudian dipasang sebagai iklan oleh karyawan sekretariat kantor Gubernur Jenderal Imhoff, Jourdans di surat kabar Bataviaasche Nouvelles.2 Pada tahun 1893 pemerintah Hindia Belanda mendirikan Percetakan Negara di Jakarta, pada waktu itu yang terbesar di Asia. Sementara itu di seluruh Indonesia sudah terdapat 6500 percetakan, 2700 di antaranya terdapat di Jakarta. Industri grafika dan dunia penerbitan di Indonesia pada waktu itu sudah mulai menyadari pentingnya desain grafis. Laribu Meyoko, sekretaris Percetakan Negara: ‚Mengapa desain itu penting? Barang cetakan sama seperti manusia: penampilan lahiriahnya yang penting. Untuk memberi kesan yang baik, untuk menarik 2 Sejarah Periklanan Indonesia 1744-1984″, Bab I, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia.
  • 15. Syarifudin: Desain Grafis 15 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 15 perhatian, untuk memberi kepercayaan. Desain grafis di Indonesia mempunyai masa depan gemilang.3 Pada tanggal 16-24 Juni 1980 di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, jalan Menteng Raya 25, Jakarta diselenggarakan pameran desain grafis oleh tiga desainer grafis Indonesia: Gauri Nasution, Didit Chris Purnomo dan Hanny Kardinata, bertajuk ‚Pameran Rancangan Grafis ‘80 Hanny, Gauri, Didit‛. Pameran ini membawa misi utama memperkenalkan profesi desainer grafis ke masyarakat luas serta tercatat sebagai pameran desain grafis pertama di Indonesia yang diadakan oleh desainer-desainer grafis Indonesia (‚Pameran Rancangan Grafis Hanny, Gauri, Didit – Mau Merubah Dunia‛, Agus Dermawan T, Kompas, 25 Juni 1980, hal. 6). Pameran ini menampilkan bukan saja hasil akhir produk desain grafis (logo, tipografi, layout majalah, ilustrasi, poster, sampul buku, sampul kaset dll), tetapi juga proses kreatif serta proses cetaknya. Pameran Rancangan Grafis ‘80 Hanny, Gauri, Didit. Ki-ka: Didit, Hanny dan Gauri. Pada tahun 1980 Ikatan Perancang Grafis Indonesia (IPGI) terbentuk pada tanggal 25 April 1980 dan diresmikan 3 ‫آل‬uku‚Nederland Indonesia, 1945-1995, Suatu Pertalian Budaya‛, [Z]OO produkties, Den Haag, 1995, hal. 165.
  • 16. Syarifudin: Desain Grafis 16 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 16 pada tanggal 24 September 1980 bersamaan dengan diselenggarakannya sebuah pameran besar bertajuk ‚Grafis ‘80‛ di Jakarta. Badan Pendiri yang terdiri dari 9 orang: Sadjiroen, Sutarno, Suprapto Martosuhardjo, SJH Damais, Bambang Purwanto, Chairman, Wagiono, Didit Chris Purnomo dan J Leonardo N merumuskan program kerja dan membentuk pengurus sementara dengan susunan sebagai berikut: Ketua: Wagiono Wakil Ketua: Karnadi Sekretaris 1: Didit Chris Purnomo Sekretaris 2: J Leonardo N Bendahara: Hanny Kardinata Dibantu beberapa koordinator bidang: Pameran: FX Harsono, S Prinka Publikasi dan Buletin: Tjahjono Abdi Hubungan Masyarakat: Agus Dermawan T Dokumentasi dan Perpustakaan: Helmi Sophiaan Pendidikan dan Ceramah: Hanny Kardinata Perjalanan IPGI selanjutnya bisa diikuti pada ‚Sejarah IPGI-Upaya Menumbuhkan Apresiasi‛. Convention Center, diterbitkan Memorandum ADGI kepada Gauri Nasution, Danton Sihombing, Hastjarjo B. Wibowo dan Mendiola B. Wiryawan untuk mempersiapkan Kongres ADGI dalam waktu 6 bulan. Pada bulan Oktober
  • 17. Syarifudin: Desain Grafis 17 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 17 2005 para penerima mandat membentuk Tim Revitalisasi ADGI yang terdiri dari 14 orang desainer, yaitu; Andi S. Boediman, Ardian Elkana, Danton Sihombing, Divina Nathalia, Djoko Hartanto, Gauri Nasution, Hastjarjo B. Wibowo, Hermawan Tanzil, Ilma D. Noe’man, Irvan A. Noe’man, Lans Brahmantyo, Mendiola B. Wiryawan, Nia Karlina dan Sakti Makki. Tim ini bekerja selama 5 bulan untuk merumuskan platform ‚ADGI Baru‛. Berdasarkan evaluasi terhadap kinerja ADGI pada masa lalu dirumuskan branding platform Adgi baru yang kini hadir dengan deskripsi Indonesia Design Professionals Association Pada tanggal 22 Februari 2006 sekitar 40 desainer menghadiri ‚Designer Gathering‛ di LeBoYe atas undangan tim 14 yang mencanangkan Revitalisasi ADGI. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menghidupkan kembali asosiasi desainer yang sempat mati suri itu. Pertemuan malam itu menghasilkan logo baru Adgi serta rencana menggelar seminar pada bulan April 2006. Setiap usulan dalam gathering dijadikan bahan diskusi dalam pertemuan-pertemuan Tim 14 sesudahnya, yang pada akhirnya menentukan fornat Adgi sebagai sebuah organisasi non-profit oriented yang berbentuk yayasan, yang berjuang bagi kepentingan anggotanya dan kemajuan desain nasional.
  • 18. Syarifudin: Desain Grafis 18 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 18 Pada tanggal 19 April 2006 bertempat di Ballroom Hotel Le Meridien, Jakarta diselenggarakan Kongres Adgi dimana terpilih formasi presidium yang terdiri dari 5 orang yaitu Andi S. Boediman, Danton Sihombing, Hastjarjo B. Wibowo, Hermawan Tanzil dan Lans Brahmantyo untuk mengemban tugas memimpin Adgi selama periode 1 tahun dengan mengusung tema ‚Unifying Spirits‛. Implementasi gagasan desentralisasi telah melahirkan Adgi-Jakarta Chapter yang diketuai oleh Nico A.Pranoto dan Adgi- Surabaya Chapter yang diketuai oleh Yosua Alpha Buana. Pada tanggal 16-30 Agustus 2006 Adgi menggelar pameran desain komunikasi visual ‚Petasan Grafis‛ di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta dengan sub-judul ‚Pameran Nasionalisme Indonesia dalam Desain Komunikasi Visual‛. Pameran yang dibuka oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu itu diawali dengan pemutaran video perjalanan IPGI sebelum menjadi Adgi, disusul penyerahan penghargaan untuk ke-5 pemenang kompetisi ‚Ide Awards‛ (Penghargaan Nasional Akademik Desain Grafis). Kompetisi ini diadakan khusus untuk mahasiswa desain komunikasi visual yang mewakili institusi-institusi pendidikan desain di Indonesia yang terbagi atas 3 pilihan tema:
  • 19. Syarifudin: Desain Grafis 19 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 19 1. Kemasan makanan tradisional Indonesia, misalnya ekspolorasi kemasan dodol durian, tape ketan dsb., mulai dari brand identity dan seterusnya 2. Event, misalnya promosi tari-tarian daerah, resital gamelan dsb., mulai dari logo event dan sebagainya 3. Destination Branding, misalnya mengolah program komunikasi visual suatu tempat yang menarik di Indonesia (pantai, museum, tempat bersejarah dsb.). Setelah melalui penilaian dewan juri yang terdiri dari Hanny Kardinata (Desainer Grafis Senior), Sita Subijakto (Headline Creative Communication), Ipong Purnomosidi (Kurator Bentara Budaya, Jakarta), Nirwan Dewanto (Budayawan) dan Seno Gumira Ajidarma (Budayawan), keluar sebagai pemenang adalah karya ‚Dolanpiade‛ dari Digital Studio, Jakarta (Dicky Mardona, Meliana Sari Hermanto, Octavia Subiyanto, Rifki Zulkarnain, Welly Caslin); ‚Peranakan Idealis‛ dari Institut Kesenian Jakarta (Irvan Mulia Ahmadi, Rahayu Pratiwi, Husin Alkaff, Muhammad Rizki Lazuardy); ‚Lurjuk‛ dari Universitas Kristen Petra, Surabaya (Aileen Halim, Ang Siau Fang, Selvy Hermawan); ‚Batik Illusion‛ dari Universitas Bina Nusantara (Adeline Ardine, Fredy Susanto, Nadya Kartika) serta ‚Moralitas Pers‛ dari Universitas Bina Nusantara,
  • 20. Syarifudin: Desain Grafis 20 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 20 Jakarta (Kezia Winarta Wahyuni Wijayati, Lia Anggraeni, Filina Vicentia, Tafrian). Pada hari Kamis, tanggal 19 April 2007 jam 09.00 s/d 13.00 WIB dilaksanakan Kongres Nasional Adgi kedua di gedung Galeri Nasional, Jakarta. Kongres dihadiri 45 peserta undangan yang terdiri dari praktisi (desainer) dan pendidik. Kongres memutuskan dan menetapkan 4 agenda penting yaitu: 1. Penerimaan laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya (presidium). 2. Penetapan draft AD/ART dan Kode Etik menjadi rancangan AD/ART dan Kode Etik untuk kemudian dihibahkan kepada pengurus mendatang untuk disempurnakan. 3. Pelantikan Dewan Penasehat yang terdiri dari: Gauri Nasution, Ign. Hermawan Tanzil, Irvan A. Noe’man, Iwan Ramelan, dan Wagiono Sunarto. 4. Pemilihan, dan pelantikan Ketua Umum Adgi untuk periode pengurusan 2007–2010 atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan yang tertera pada AD/ART yang telah disempurnakan. Dari 5 nama Calon Ketua Umum, terpilih satu dengan suara
  • 21. Syarifudin: Desain Grafis 21 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 21 terbanyak yaitu sebanyak 27 suara adalah Danton Sihombing. Selanjutnya, Danton Sihombing selaku Ketua Umum Adgi 2007-2010 telah menunjuk Mario Tetelepta sebagai Sekjen Adgi dan Irvan N. Suryanto sebagai Direktur Pengembangan dan Pemasaran Produk. Tanggal 17-25 April 2007 ‚1001 Inspiration Design Festival‛, sebuah acara berskala besar pertama di bidang komunikasi visual Indonesia (desain grafis, multimedia, animasi) yang diselenggarakan oleh majalah desain grafis Concept dan Digital Studio College. Acara yang digelar pada tanggal 17-25 April ini secara umum dipecah dalam dua bagian yaitu ‚Inspiration Light Up‛ (seminar kreatif menghadirkan pembicara luar dan dalam negeri, yang berlangsung 17-19 April di Crown Plaza Jakarta) dan Exhibition (memamerkan karya peserta kompetisi desain ‚1001 Cover Concept‛, karya lulusan Digital Studio College, karya para desainer Inggris, serta acara hiburan lainnya), yang berlangsung 20-25 April di Senayan City Jakarta). Sebagai bagian dari ‚1001 Inspiration Design Festival‛ majalah desain grafis Concept mengadakan kompetisi desain ‚1001 Cover Concept‛ yang bermaksud
  • 22. Syarifudin: Desain Grafis 22 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 22 memecahkan rekor dunia ‘majalah dengan variasi cover terbanyak dalam satu edisi’. Kompetisi dengan hadiah terbesar sepanjang sejarah ini (hadiah utama sebuah mobil Chevrolet-Kalos) diadakan dengan tujuan untuk memberi kesempatan kepada para desainer muda Indonesia untuk ikut merasakan menjadi pemecah rekor bersama-sama. Total karya yang masuk berjumlah lebih dari 1300 karya, yang setelah didata dan dipilah, ditentukan 1001 pemecah rekornya. Pada tahap berikutnya tim intern Concept menyeleksi 208 karya yang dinilai unggul. Ke 208 karya tersebut disaring lagi hingga menjadi 101 semifinalis untuk kemudian dinilai oleh 5 juri yang terdiri dari Hanny Kardinata (Desainer Grafis Senior), Hermawan Tanzil (Creative Director LeBoYe yang mewakili Adgi-Indonesia Design Professionals Association), Mendiola B Wiryawan (Creative Director Mendiola Design yang mewakili FDGI-Forum Desain Grafis Indonesia), Vera Tarjono (Art Director Majalah Concept) dan Stefanus Aristo Kristandyo (Marketing Manager General Motor yang mewakili GM sebagai sponsor utama). Penjurian yang berlangsung di Ruang Pamer Seni Rupa-Institut Kesenian Jakarta itu memilih 11 finalis, yang kemudian dipersempit hingga menjadi tiga pemenang, masing-masing sebagai juara pertama Daud Budi Surya
  • 23. Syarifudin: Desain Grafis 23 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 23 Nugraha, juara kedua Marishka Cempaka Dewi dan juara ketiga Agra Tanggal 14 November 2008 Majalah kreatif berbasis desain grafis ‚Versus‛ edisi #1 terbit dan mengadakan soft- launching pada acara Bedah Buku ‚Layout Dasar & Penerapannya‛ di Universitas Tarumanagara, Jakarta. Majalah ‚Versus‛ dikelola oleh Hanny Kardinata (Chairman), Caroline F Soenarko (Business Director), Ismiaji Cahyono (Chief Editor), Ronald Holoang (Business Development Manager), Berti Alia Bahaduri (Managing Editor), Celvie Toramaya (Creative Director), Mario Utama (Graphic Designer), Bima Nurin Aulan (Graphic Designer), Intan Febrianni (Workflow Manager), Diana Soetrisno (Account Executive) dan Novi Rachmawati (Finance and General Affair). 1. Teknik Desain Informasi (Pesan) Pertimbangan penting dalam pengemasan informasi bagi pembaca terkadang desainer hanya punya satu berita tanpa visual. setiap berita tanpa didukung oleh gambar visual maka berita itu memiliki nilai validitas yang rendah. Menurut Syarifudin Ambon bahwa berita yang efektif adalah berita yang memiliki narasi dan teks, jika berita BAGIAN KEDUA
  • 24. Syarifudin: Desain Grafis 24 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 24 memiliki narasi dan teks maka tingkat kepercayaan pembaca sangat efektif dan kecederungan memiliki respon yang cepat. Dalam pengolahan informasi seorang desainer membutuhkan perangkat komputer grafis sebagai penunjang primer dalam mengolah, mendesain, dan mempublikasikan informasi berupa, teks, gambar,visual dan AUDIO. Informasi ini diolah dengan menggunakan komputer grafis. a. Perangkat Lunak (Software) Terminologi perangkat lunak (software) yang dimaksudkan disini adalah bahan yang berisi catatan untuk keperluan menjalankan komputer.4 Dari kajian teori J. Devito memberikan sebuah ide dan gagasan bahwa ekspresi prilaku seseorang sangat tergantung pada entri-data yang di- input.5 Software yang dimaksudkan adalah program desain grafis yang digunakan untuk mendesain pesan-pesan yang akan dijadikan sebagai materi dakwah. Program publikasi yang dijadikan sebagai standar dalam bidang advertising adalah; Adobe Photoshop, Corel Draw, dan Page Maker. 4 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Cet. XXIII; Jakarta: PT. Gramedia, 1996), h. 593. 5 Joseph DeVito, Human Communication: (New York: Harper Collins Publishers Inc,1996) diterjemahkan oleh Agus Maulana dengan Judul: Komunikasi Antar Manusia, h.91.
  • 25. Syarifudin: Desain Grafis 25 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 25 Untuk mengakselerasi ide dan gagasan dakwah membutuhkan konsep sistem informasi dakwah yang efektif mengatur, mengolah, menyimpan, dan menyajikan data dengan memanfaatkan teknologi informasi kepada masyarakat.6 Sebagai media pengolah data yang secara spesifik dalam aplikasi sistem informasi dakwah dapat mengolah data dakwah yang siap ditransformasikan di tengah realitas sosial keagamaan. Sebelum mentransformasikan pesan-pesan dakwah perlu ada persiapan perangkat lunak yang memiliki kemmapuan untuk mendesain materi dakwah sesuai dengan kebutuhan mubalig dan mad’u. Software tersebut di instal dalam Computer Mediated Communication Da’wah maka media ini berfungsi sebagai instrumen Mubalig dalam menyampaikan pesan di tengah realitas problematika sosial yang bertujuan memberikan solusi tantang tata tertib hidup yang lebih baik. Oleh sebab itu, sebelum menjalankan konten aplikasi sistem informasi dakwah maka infrastruktur yang perlu di analisis adalah: a) Dimensi Accessibility (Daya Jangkau/Akses Informasi): Dimensi ini mengindikasikan bahwa 6 Joseph DeVito, Elements of Public Speaking: Fourth Edition (New York: Harper Collins Publishers Inc,1998) h.121.
  • 26. Syarifudin: Desain Grafis 26 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 26 proses penyampaian dakwah dengan Computer Mediated Communication Da’wah. b) Dimensi Speed (Kecepatan Akses Informasi): Dimensi ini mengindikasikan bahwa proses penyampaian dakwah dengan Computer Mediated Communication Da’wah, mampu menunjukkan kecepatan akses data dakwah, kemudahan, dakwah yang aktual, efektifitas dan efisien.7 c) Dimensi Amount (Jumlah/ kualitas Informasi): Dimensi ini mengindikasikan bahwa proses penyampaian dakwah dengan Computer Mediated Communication Da’wah. Mampu memenuhi kebutuhan mad’u, dalam artian informasi yang disajikan sesuai kebutuhan mad’u sesuai daya nalarnya. d) Dimensi Cognitive Effectiveness (Keefektifan memperoleh Sumber Data dakwah): Dimensi ini mengindikasikan bahwa proses penyampaian dakwah dengan Computer Mediated Communication Da’wah. Data yang disampaikan bersumber dari Al-Quran dan 7 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya offset, 2011), h. 22
  • 27. Syarifudin: Desain Grafis 27 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 27 Sunnah sebagai pondasi dalam menyampaikan argumentasi dakwah.8 e) Dimensi Relevance (Kesesuaian Informasi): Dimensi ini mengindikasikan bahwa proses penyampaian dakwah dengan Computer Mediated Communication Da’wah. Proses dakwah harus relevan dengan kondisi, kebutuhan mad’u, dan daya nalar atau serap mad’u. f) Dimensi Motivating (Motivasi dan memacu inovasi): Dimensi ini mengindikasikan bahwa proses penyampaian dakwah dengan Computer Mediated Communication Da’wah. Pesan-pesan dakwah yang disampaikan itu dapat memberikan sugesti perubahan dengan materi dakwah yang memiliki daya kekuatan untuk memacu mad’u berubah prilakunya. 9 Aplikasi konsep sistem informasi dakwah sebagai pola dasar dalam meng-input informasi, memahami informasi, dan mengekspresikan informasi yang difahami dalam Al- Quran dan Sunnah. Dalam kajian ilmu dakwah dikenal beberapa macam proses mendesain, memahami, dan menyusun konsep sistem informasi dakwah. 8 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya offset, 2011), h. 23 9 Ibid., Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran… h. 24
  • 28. Syarifudin: Desain Grafis 28 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 28 Secara konseptual untuk memahami unsur sistem informasi dakwah, perbedaan antara ‚data‛ dan ‚informasi‛10 sebagai titik awal memahami dasar unsur dari sistem informasi dakwah. Hemat penulis Al-Quran dan Sunnah adalah merupakan data wahyu yang perlu eksplorasi secara komprehensip dalam transformasi pesan-pesan dakwah melalui sistem informasi dakwah yang profesional. Muballigh menjelaskan agama tidak boleh berhenti pada teks Al-Quran dan Sunnah tetapi perlu menelusuri makna di balik metateks secara tekstual, konstekstual, dan antar tekstual. Kekuatan sebuah sistem informasi dakwah yang baik jika memiliki unsur-unsur yang saling mengokohkan, menunjang, dan memiliki arah gerak yang sesuai spirit Al- Quran dan Sunnah. Pesan-pesan Al-Quran yang dipublikasikan akan sampai pada tepian hati jika Mubalig menyampaikan keluar dari dalam hati. Sebuah perubahan yang besar harus dilandasi oleh spirit keyakinan aqidah yang kokoh, tata tertib (syari’ah), dan budi pekerti yang luhur (akhlaq). 10 George M. Scott, Principles of Information Management System di terjemahkan oleh Nasiri Budiman dengan Judul: Prinsip- Prinsip Sistem Informasi Manajemen (Cet, VII; Jakarta: PT. Grafindo, 2002), h. 69.
  • 29. Syarifudin: Desain Grafis 29 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 29 Sebuah perubahan besar kearah yang lebih baik membutuhkan alur sistem dapat mengarahkan cita-cita manusia dalam menghadapi gempuran hidup yang penuh dengan hambatan dan tantangan akibat dari perbedaan- perbedaan budaya, bahasa, cara memenuhi kebutuhan hidup, dan cara memahami agama bagi keharmonisan pola hidup masyarakat.11 Pelajaran besar yang dapat dijadikan sebagai inovasi, inspirasi dalam kajian ini bahwa adanya keteraturan sistem alam. Seperti pergatian siang, malam, panas, dingin, mati, hidup dan ekosistem alam ini menjadi pelajaran untuk membangun sistem informasi dakwah pada masyarakat multikutlural yang dilakukan oleh lembaga dakwah.12 Al- Quran dan sunnah laksana mata air yang terus ditimbah untuk menjadi penyegar serta menjadi spirit bagi kebutuhan hidup manusia. Sistem informasi dakwah adalah unsur penting di tengah masyarakat, karena ia adalah warasatull ambiyah (pewaris pesan-pesan kenabian) yang dapat memberikan 11 Talcott Parson, The Social System: The Structure of Social Action (London EC4P 4EE Routledge is an imprint of the Taylor & Francis Group This edition published, 2005) h. 47. 12 Soetandyo Wignysoebroto, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi (Cet. I; Jakarta: LKiS, 2005), h. 85.
  • 30. Syarifudin: Desain Grafis 30 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 30 kecerdasan membahasakan Al-Quran dan Sunnah. yang mudah difahami dan menyenangkan dalam proses transformasi pada masyarakat multikultural dalam berbagai aspek budaya, dan pola pikir. Penjelasan agama secara secara tesktual, kontesktual, dan antar tesktual (komprehensip) dapat memberikan kontribusi besar dalam mencerahkan umat menjadi berkeadaban. Konsep dasar sistem informasi dakwah adalah cara penyebaran informasi yang sistematik dan teratur sesuai mekanisme tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan mempelajari makna sistem dan elemen-elemenya yang menyusunnya. 13 Jika dapat memahami cara kerja sistem informasi sebagai sebuah sistem. Unsur-unsur dalam sebuah sistem informasi dakwah terdiri dari sub-sub sistem yang saling berhubungan dan saling terpadu dalam tatakerja sebuah organisasi dakwah yang terdiri dari, tujuan (motivasi/niat), Masukan (input), Proses, output, Mekanisme Pengendalian, dan efek.14 13 Robert L. Mathis dan John H. Jacson, Human Resource Management10th diterjemahkan Diana Angelina dengan judul Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 10 (Cet. I; Jakarta: Salemba, 2006), h. 184. 14 Colin Coulson Thomas, Public Relation A Practical Guide diterjemahkan oleh: Tarech Rasyid dengan judul; Public Relations: Pedoman Praktis untuk PR (Cet. IV; Jakarata: Bumi Akara, 2005), h.
  • 31. Syarifudin: Desain Grafis 31 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 31 Unsur-unsur sistem informasi ini perlu diidentifikasi efektifitasnya sebagai wadah penyaluran informasi. Proses dari motivasi atau niat kuat yang akan menjadi spirit kekuatan rohani mentransformasikan Al-Quran dan Sunnah kepada masyarakat untuk merubah prilaku yang berkeadaban melalui inspirasi dan inovasi dari Mubalig. Efektifitas ini bisa tercapai jika memperhatikan teknik materi mendesain materi dakwah berupa pengolahan data, nilai data, dan kekuatan data dalam memberikan spirit pencerahan kepada mad’u yang bersumber dari Al-Quran, Sunnah, pandangan para alim ulama, dan fenomena alam yang dapat dijadikan rujukan sesuai konteks realitas sosial keagamaan yang dihadapi oleh mubalig. Secara filosofis bangunan aplikasi sistem informasi dakwah penulis kembangkan menjadi dua kemasan sistem informasi dakwah yakni perangkat lunak dan perangkat keras, yang akan digunakan oleh praktisi Mubalig dalam mengimplementasikan pesan-pesan agama.15 Konsep pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras dalam sistem informasi dakwah dalam penelitian ini menggunakan teknologi komputer grafis sebagai media produksi untuk 15 H. Nasuka, Teori Sistem: Sebagai Salah satu Alternatif Pendekatan dalam Ilmu-ilmu Agama Islam (Cet. I; Jakarta: Prenada Group, 2005), h. 69.
  • 32. Syarifudin: Desain Grafis 32 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 32 mengolah materi dakwah yang telah di interpretasi dalam Al-Quran dan Sunnah.16 Kumpulan ide atau gagasan dalam Al-Quran dan Sunnah tersebut bertujuan untuk memudahkan proses aplikasi sistem informasi dakwah. Suatu aplikasi perangkat lunak terutama distribusi informasi agama oleh Mubalig produksi multimedia dakwah.17 Layanan ini akan dipublikasikan oleh organisasi dakwah Muhammadiyah untuk menciptakan suasana dakwah yang berbasis multimedia untuk memudahkan daya serap mad’u dalam menerima pesan-pesan agama. Misalnya saja membagun komunitas sistem informasi dakwah bidang LAN (Local Areal Networking) dakwah bagi komunitas. Selain dakwah di dalam masjid: masjid adalah pusat pertemuan umat islam setiap hari jumat, tempat inilah yang perlu dibangun infrastruktur teknologi informasi sehingga dapat mambantu mubalig menerima pesan-pesan dakwah. Efketifitas penerimaan pesan jika sound system dan audio visual seperti LCD projector sebagai penunjang dakwah dapat tercapai dengan baik. Selain itu buku khotbah digital 16 Dani Darmawan, Biologi Komunikasi Berbasis Multimedia (Cet. II; Badung: Widya Press, 2009), h. 34. 17 Departemen Teknik Informatika, Sistem Informasi dalam Berbagai Perspektif: Manusia dan System Informasi, Teknologi, Organisasi, serta Pendidikan (Cet. II; Bandung: Informatika), h. 172
  • 33. Syarifudin: Desain Grafis 33 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 33 yang didesain dalam lembaran elektronik juga perlu di lengkapi dimasjid sehingga dapat memudahkan pengurus dan mubalig memilih materi khotbah sesuai kebutuhan mad’u. Selain kelengkapan system informasi dakwah di madjid praktisi dakwah juga dapat memanfaatkan intenet sebagai media dakwah melalui web-site organisasi LDK, blog pribadi, menjadi anggota suatu mailist, mengikuti perkumpulan komunitas seperti FaceBook, Friendster, Flixster, ataupun yang lainnya, dapat dijadikan media dakwah maya yang jitu untuk menyentuh objek dakwah yang jarang masuk masjid. Ada tiga program sistem informasi dakwah di internet yang dapat dioptimalkan bagi komunitas masyarakat yang menghabiskan waktunya didepan komputer antara lain adalah: a) Adanya halaman khusus yang memuat artikel-artikel Islam yang menarik dan terkait membahas problem kemahasiswaan (seperti materi berpacaran, mencontek, cara sholat yang benar, berhijab, dll). Dengan adanya artikel yang dekat kebutuhan
  • 34. Syarifudin: Desain Grafis 34 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 34 mereka, membuat artikel Islam Anda kemungkinan besar untuk dibaca.18 b) Adanya halaman khusus yang membahas mengenai berita-berita Islam ter-update secara kontinu. Sebagai satu bagian tubuh, kita sebagai orang Islam harus mengetahui dan mengabarkan keadaan saudara muslim kita yang ada dibelahan lain di bumi ini kepada orang yang belum tahu lainnya. c) Adanya kata-kata mutiara dan hadits yang menghiasi. Adanya kata-kata mutiara atau hadits yang menghiasi dinding website membuat para mengunjung mau tidak mau membaca secara sekilas tulisan itu. d) Jangan lupa memasukan link-link website Islam lainnya agar dapat di informasikan kepada pengunjung.19 Misalnya yang sering ditemukan dalam internet adalah dakwahtuna. Konsep LAN (Local Areal Networking) awalnya adalah sistem informasi saja. Dari sudut nilai hal ini adalah 18 Engjang As, Etika Dakwah: Suatu Pendekatan Teologi Filosofis (Cet. I; Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), h. 183. 19 Dony Ariyus dan Rum Adri, Komunikasi Data (Cet. II;Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008), h. 21
  • 35. Syarifudin: Desain Grafis 35 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 35 persoalan yang netral, tetapi setelah ditambah dakwah menjadi sistem informasi dakwah melahirkan berbagai macam tafsiran di tengah realitas sosial keagamaan bahwa, teknologi itu adalah spesifik media pengumpul, pengolah data-data yang berhubungan dengan pesan-pesan rohani yang bersumber dari teks Al-Quran dan Sunnah.20 Untuk mencapai keterampilan teknologi informasi membutuhkan kekuatan taqwa yaitu memelihara diri dari siksaan kebodohan, keterbelakangan dengan mengikuti segala perintah Tuhan, dan menjauhi segala larangan- larangan-Nya yang dapat merusak nilai-nilai kemanusiaan melalui kelemahan inteklektual, dan kelemahan spiritual.21 Tafsiran departemen agama yang sekarang menjadi kementrian agama ini, hemat penulis Al-Quran adalah lembaran teks yang netral sama seperti netralnya peran ICT (Information Communication Technology). Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran itu mampu berada di tengah masyarakat dalam berbagai aspek untuk menjadi guidens bagi semua umat manusia yang memiliki 20 Abu Abdillah Ibnu Mustamil, Al-Ajwibah al-Mufida ‘an AS- ilah al-Manhij al-jadidah diterjemahkan dengan judul Menepis Penyimpangan Manhaj Dakwah II (Cet. II; Surakarta: Al-Madinah, 1998), h. 1 21 Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemah Perkata: Syamila Al-Quran (Cet. Jakarta: Sigma, 2007), h. 2.
  • 36. Syarifudin: Desain Grafis 36 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 36 sifat taqwa. Taqwa adalah kekuatan mental manusia untuk masuk ke pintu kesadaran dan pencerahan manusia. Hal ini jika dianalogikan sama dengan konsep sistem informasi dakwah yaitu untuk menyaman prekuensi antara kenetralan ICT (Information Communication Technology) dan kenetralan memahami Al-Quran dan Sunnah untuk melahirkan wawasan teknologi informasi dakwah yang netral seperti netralnya sifat teknologi informasi dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah.22 Hal ini menunjukkan mubalig tidak boleh memilih dan berdiri pada satu aliran saja tetapi ia harus netral dan berpikir holistik. Jika konsep spirit teknologi informasi dakwah dilandasi oleh gagasan teknologi rahmatallil’alamin seperti ini maka secara aplikasi pesan sistem informasi dakwah Muhmmadiyah dapat menjadi konsep ICT (Information Communication Technology) yang berbasis rahmatallil’alamin. Indikator ICT yang berbasis rahmatallil’alamin dalam kajian ini adalah sistem informasi dakwah dapat menembus ruang dan waktu, agama, dan budaya.23 Ia adalah spirit pencerahan sebagaimana cahaya 22 Muhammad Soelhi, Komunikasi Internesional: Perspektif Jurnalistik (Cet. I; Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 19 23 Ibid., Muhammad Soelhi, Komunikasi Internesional: Perspektif Jurnalistik… h. 19
  • 37. Syarifudin: Desain Grafis 37 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 37 memancarkan sinarnya kepada siapa saja tanpa mengenal ia agama, dan budaya apa. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai tren media digital dakwah yang digunakan untuk mendesain pesan-pesan dakwah melalui lembaran-lembaran elektronik. Media ini bernama Aplikasi komputer grafis yang berfungsi pengambilan data, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi di tengah masyarakat.24 Semua perangkat keras dan kunak yang digunakan sebagai penunjang untuk mengolah data yang akan dipublikasikan di tengah masyarakat di tunjang oleh teknologi informasi komputer yang dewasa ini memiliki banyak fasilitas dan daya jangkau efektif dalam publikasi. dalam Al-Quran yang dikemas oleh programer dakwah dalam sistem aplikasi program komputer grafis sebagai media kemasan produksi dakwah. Inspirasi ini tersirat dalam QS an-Naml/27:28.             24 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya offset, 2011), h. 3
  • 38. Syarifudin: Desain Grafis 38 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 38 Terjemahnya: Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka(Ratu balqis dan kaumnya), kemudian berpalinglah dari mereka (dengan tidak terlalu jauh), lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan. Hemat penulis ayat ini mengandung banyak premis tentang proses pengemasan transformasi Informasi dakwah yang disimbolkan dengan burung hud-hud. Burung hud-hud ini boleh jadi dewasa ini dikenal dengan ISP (Internet Services Provider) seperti Wasantaranet, Indosat, Telkomsel, dan Indonet.25 Layanan ISP ini adalah penyedia jasa transformasi informasi yang dapat terkoneksi ke jaringan Global yakni Internasional Networking (Internet). Ayat ini memiliki substansi sistem informasi dakwah moderen ini kata ‫بكتبى‬ (bikita>bihi> ) dapat dimaknai risalah, tulisan, surat,26 audio, visual, email, face book, signal, SMS, fax, telekomunikasi, dan buku bacaan termasuk lembaran- lembaran elektronik yang digunakan dalam teknologi 25 Dony Ariyus dan Rum Adri, Komunikasi Data (Cet. II; Yogyakarta: Andi Press, 2008), h. 21 26 Asep Ibnu Hibban, Kamus Elektronik V2 Bentuk Software Praktis yang diakses sebagai penerjemah dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia.
  • 39. Syarifudin: Desain Grafis 39 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 39 komputer sebagai media untuk menulis atau mengetik pesan-pesan dakwah yang ada di komputer. Komponen konsep perangkat lunak dalam ayat tersebut di atas, dalam sistem informasi dakwah yang berbasis ICT (Information Communication Technologi) ini terdiri dari tiga unsur yang sangat penting antara lain adalah: interface, implementation, dan deployment.27 1) Interfacer: suatu konsep sistem informasi dakwah yang berbentuk multimedia audio visual dakwah yang disediakan oleh sebuah organisasi kepada pengguna jasa ICT dakwah untuk mendapatkan informasi- informasi Al-Quran dan Sunnah melalui media komputerisasi yang memiliki program sistem informasi dakwah yang di dalamnya memuat semua kebutuhan publikasi dakwah manusia yang berhubungan tentang tata tertib hidup di dunia dan di akhirat mulai dari Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq. 2) Implementation: adalah teknik aplikasi penggunaan program sistem informasi dakwah mulai dari cara pemilihan data sesuai dengan kebutuhan mad’u sampai kepada data yang berhubungan dengan 27 Ariesto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu offset, 2012), h. 85
  • 40. Syarifudin: Desain Grafis 40 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 40 membangun perencanaan pola hidup dari pra nikah sampai kematian. Semua data ini perlu didesain dalam sebuah database yang dapat memudahkan mad’u memahami pesan-pesan agama melalui teks dan metateks dalam Al-Quran dan Sunnah. 3) Deployment; adalah komponen program yang menyiapkan data atau file yang dapat digunakan oleh programmer dakwah digital sesuai kebutuhan dan problematika dakwah yang dihadapi.28 Hal ini basa langsung dipandu oleh penyedia content provider dakwah yang menjadi server (pengendali data dakwah dan komunikasi) dalam sebuah ISP (Internet Service Provider).29 Di Indonesia Jasa ISP yang dapat digunakan oleh programmer dakwah adalah Wasantara Net, Indosat, Visionnet, Indo Internet, Telkomnet, dan Cetrin. Bentuk software yang digunakan bisa menggunakan software Acces sebagai software standar bawaan windows. Software ini bisa didapatkan dalam windows XP dan windows 7. 28 Departemen Teknik Informatika, Sistem Informasi dalam Berbagai Perspektif: Manusia dan System Informasi, Teknologi, Organisasi, serta Pendidikan (Cet. II; Bandung: Informatika), h. 172 29 Ibid., Departemen Teknik Informatika, Sistem Informasi dalam Berbagai Perspektif: …h. 172
  • 41. Syarifudin: Desain Grafis 41 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 41 Program database Acces ini hanya dapat menampun data dakwah teks, gambar, dan audio visual sebesar 10-50 GB.30 4) Software desain grafis: untuk menampilkan pesan- pesan dakwah dalam lembaran-lembaran elektronik sama dengan mendesain program yang umum lainnya. Perbedaannya terletak pada ide dan kontens program desain grafis dakwah. Software desain grafis yang digunakan dalam mendesain materi dakwah antara lain: a) Adobe Premiere; program aplikasi yang digunakan untuk mendesain dan mengolah video, film dakwah. Kelebihan dari program aplikasi adobe premier ini, dapat memudahkan programmer dakwah mentranformasikan ide-ide Al-Quran dan Sunnah dalam bentuk gambar yang bergerak. Menerima informasi film, sinetron, dan animasi lainnya cukup memberikan kemudahan bagi mata sebagai media penangkap pesan kemudian disampaikan kepada otak sebagai perekam pesan. 30 Andi Purmono, Presentasi Multimedia dengan Macromedia Flash (Cet. II; Bandung: Andi press, 2009), h. 7.
  • 42. Syarifudin: Desain Grafis 42 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 42 b) Adobe after effects, Kelebihan dari program aplikasi yang dapat memudahkan programmer dakwah membuat efek pencitraan pada objek pesan dakwah dalam bentuk audio visual. 31 Program aplikasi ini secara spesifik mendesain iklan dalam Al-Quran, fenomena alam, dan Sunnah sebagai sumber ide mendesain program multimedia dakwah. Kekuatan software ini memberikan kemudahan programmer Dakwah. c) Coreldraw; Program aplikasi yang secara spesifik diprogramkan untuk menggambar. Program ini memiliki banyak fasilitas desain grafis yang dapat mewujudkan ide-ide gagasan dakwah yang selama ini dikemas kurang menarik perhatian mata mad’u.32 Software ini memiliki kemampuan untuk mendesain buku khotbah digital. d) Adobe Photoshop: Program aplikasi yang secara spesifik diprogramkan untuk mendesain dan mengatur komposisi dan kecerahan image(foto) 31 Gill Branston & Roy Stafford, The Media Student’s Book. Third Edition (Londonn Usa, Canada: Routledge aylor & Prancis Group, 2003), h. 280. 32 op. cit., Ariesto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu offset, 2012), h. 15
  • 43. Syarifudin: Desain Grafis 43 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 43 yang di imput melalui kamaera digital. Program ini memiliki banyak fasilitas desain grafis berbasisis fotografi yang dapat mewujudkan ide- ide gagasan dakwah yang selama ini dikemas kurang dikemas secara professional oleh programmer dakwah untuk menarik perhatian mata mad’u. Flash MX 2004 Macromedia Professional; Program ini secara spesifik mendesain animasi pesan-pesan dakwah.33 1. Perangkat keras (Hardware). Penampilan dakwah yang dikemas dalam sebuah sistem informasi dakwah dengan berbagai macam tampilan karya multimedia dakwah perlu komponen perangkat keras untuk dapat mengoperasikan aplikasi software-software yang memiliki kekayaan animasi dan daya publikasi yang menarik serta interaktif untuk memudahkan mad’u memahami pesan-pesan dakwah yang dikemas dengan bahasa elektronik. Untuk merangkai pesan dakwah yang profesional dalam lembaran lelektronik membutuhkan 33 Hendi Hendratman, The magic of Premiere dan Adobe After Effects: Video, Audio, Animation, Visual effects, Capturing (Cet. II; Bandung: Informatika, 2007), h. 7.
  • 44. Syarifudin: Desain Grafis 44 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 44 hardware yang sesuai dengan spesifikasi teknonologi komputer grafis.34 Komputer grafis yang memenuhi spesifikasi multimedia akan melahirkan kualitas pesan dakwah yang interaktif. Pelaksanaan dakwah interaktif sebagai akselerasi target pencapaian dakwah perangkat hardware sangat menentukan suksesnya sebuah proses transformasi pesan- pesan agama dalam era teknologi informasi.35 Kemasan sistem informasi dakwah terdiri dari unsur-unsur dakwah di antaranya: Mubalig, Materi, Media, Metode, dan Mad’u (4 M). Ke empat unsur dakwah menjadi prinsip dalam setiap transformasi dakwah. Unsur-unsur dakwah ini saling terintergasi dalam bentuk sistem informasi dakwah yang dipublikasikan melaui dakwah bi al-Lisan (komunikasi verbal), Dakwah bi al-Qalam (komunikasi non verbal), dan Dakwah bi al-Hal gabungan antara komunikasi verbal dan 34 Hendi Hendratman, The magic of Premiere dan Adobe After Effects: Video, Audio, Animation, Visual effects, Capturing (Cet. II; Bandung: Informatika, 2007), h. ii. 35 Deni Darmawan, Biologi Komunikasi: Komunikasi pembelajaran Berbasis Brain (Information Communication Technology (Cet. I; Bandung: humaniora, 2009), h. 193.
  • 45. Syarifudin: Desain Grafis 45 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 45 non verbal).36 Gabungan yang dimaksudkan adalah berdakwah sambil menyediakan lembaran-lembaran kertas digital yang telah dikemas dalam sebuah komputer grafis yang standar untuk kebutuhan produksi teks, audio, visual/film, dan animasi. Produksi kemasan dakwah yang memiliki tampilan yang interaktif jika menggunakan software dan hardware yang memenuhi standar komputer grafis. Komponen hardware (perangkat keras) dalam publikasi dakwah perlu disesuaikan dengan konteks realitas problematika sosial keagamaan. Pemilihan hardware (perangkat keras) yang strategis turut membantu daya serap mad’u. bentuk-bentuk sistem informasi dakwah seperti media mimbar, studio, dan di lapangan terbuka spesifikasi hardware (perangkat keras) yang digunakan berbeda-beda untuk menunjang efektifitas pelaksanaan dakwah.37 Penggunaan hardware (perangkat keras) dapat disesuaikan dalam bentuk-bentuk sistem informasi dakwah. 36 Eko Nugroho, Sistem Informasi Management: Konsep, Aplikasi, dan Perkembangannya ( Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2008), h.19-23. 37 Ibid., Eko Nugroho, Sistem Informasi Management: Konsep, Aplikasi…h. 23.
  • 46. Syarifudin: Desain Grafis 46 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 46 Kegunaan komputer grafis adalah sebagai media konversi teologi, ide, gagasan, konsep menjadi sebuah data empiris yang dapat dicernah oleh semua panca indra manusia. Komputer grafis ini adalah media konversi data yang berfungsi untuk mendesain materi dakwah yang dapat menghasilkan gambar, suara, dan audio visual.38 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat prosesnya sistem informasi dari metarealitas menjadi realitas (dari teori menjadi praktek) dalam skema gambar berikut ini: 38 Arief Ramadhan, Mengenal dan Memahami Animasi Tiga Dimensi (Cet. II; Jakarta Elex Media Komputindo, 2006), h.1
  • 47. Syarifudin: Desain Grafis 47 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 47 Semakin canggih media konversi data dakwah yang digunakan semakin tinggi pula daya kreasi dan hasil kemasannya. Atas dasar inilah sehingga perlu media converter yang berkulitas tinggi digunakan dalam mendesain materi dakwah. Prinsipnya tidak semua komputer memiliki spesifikasi sama, semakin canggih spesifikasi komputer grafis yang dimiliki semakin canggih pula tampilan screen saver dakwah yang akan dipublikasikan.39 Dengan demikian penting menentukan sebuah standar spesifikasi komputer grafis yang akan 39 Arief Ramadhan, Mengenal dan Memahami Animasi Tiga Dimensi (Cet. II; Jakarta Elex Media Komputindo, 2006), h.1 Teologi Ide & Gagasan Konsep Komputer Grafis (Media Konversi Data untuk materi dakwah) Hasil Kemasan: 1. Audio Visual 2. Teks/Narasi 3. Animasi 4. Film 5. Simbol MubaligMad’u
  • 48. Syarifudin: Desain Grafis 48 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 48 dijadikan sebagai standar dalam mendesain materi dakwah yang berbasis digital. Media dakwah adalah sebuah instrumen penting dalam sebuah sub sistem dakwah. Dalam dunia publikasi dakwah peran spesifikasi komputer grafis sangat menentukan daya jangkau dan daya produksi pesan dakwah yang ingin dicapai. Untuk mendesain sistem informasi dakwah untuk kebutuhan khotbah jumat, dan ceramah. Dalam konteks ini Arief Rahman menentukan standar komputer grafis untuk mendapatkan materi dakwah yang sesuai dengan tren media digital sebagai berikut ini.40 Spesifikasi Computer Grafis 12 inc Bentuk Platform : Notebook PC Processor Type : Intel Core i5 Processor Processor Onboard : Intel® Core™ i5-2410M Processor (2.30 GHz, Cache 3MB) Chipset : Intel® HM65 Standard Memory : 4 GB DDR3 PC-8500 Max. Memory : 8 GB (2 DIMMs) Video Type : NVIDIA GeForce GT 540M 1GB Display Size : 12" WXGA LED Display Max. Resolution : 1766 x 768 Display Technology : CineCrystal LED Audio Type : Integrated Speakers Type : Integrated Floppy Drive : Optional 40 Ibid., h. 2.
  • 49. Syarifudin: Desain Grafis 49 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 49 Hard Drive : Type 640 GB Serial ATA 5400 RPM Optical Drive Type : DVD±RW Networking : Integrated Wireless Network Type : Integrated Wireless Network Protocol : IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, IEEE, 802.11n Wireless Bluetooth : Integrated Keyboard Type : Full size Input Device Type : Touch Pad Interface Provided : 1x USB 3.0, 2x USB 2.0, VGA, HDMI, LAN, Audio O/S Provided : Microsoft Windows 7 Home Premium Battery Type : Rechargeable Lithium-ion Batter 6-cell Power Supply : External AC Adapter Dimension (WHD) : 342 x 34.20 x245 mm Weight : 2.3 kg Standard Warranty : 1-year Limited Warranty. Bundled Peripherals : Optional Others : Contents may vary Spesifikasi perangkat komputer grafis tersebut sebagai infrastruktur standar dalam olah data dakwah yang akan dipublikasikan di tengah masyarakat untuk memaksimalkan daya serap mad’u. Menurut Barmawi untuk menyampaikan pesan kepada audiens yang memiliki pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) kebawah tidak cukup jika menjelaskan dengan cerama lisan tetapi perlu dibantu
  • 50. Syarifudin: Desain Grafis 50 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 50 dengan visual gambar.41 Begitupula orang yang memiliki daya serap yang lemah perlu bantuan media untuk menjembatani materi dakwah dengan tampilan gambar.42 Dalam Al-Qur’an di kenal dengan ayat-ayat ams}al (ayat- ayat perumpamaan). Ayat-ayat perumpamaan ini adalah jalan untuk membahasakan Al-Quran sesuai dengan daya nalar mad’u. Hemat penulis ayat-ayat ams}al (ayat-ayat perumpamaan) ini termasuk isyarat-isyarat Al-Quran untuk memudahkan dalam mengajarkan manusia, dalam proses dakwah sangat mustahil orang memahami seluruh isi ceramah dengan baik jika hanya mengandalkan komunikasi verbal saja. Sebagai media produksi sistem informasi dakwah yang berbasis digital ini memiliki banyak fasilitas yang dapat membantu praktisi Mubalig dalam mentrasnformasikan pesan-pesan agama di tengah realitas sosial. Komputer grafis dakwah ini secara spesifik didesain secara khusus untuk kebutuhan publikasi dakwah. Program- program yang di-install dalam Komputer grafis dakwah ini 41 Barmawi Munthe, Desain Pembelajaran (Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2009), h. 142. 42 Deni Darmawan, Biologi Komunikasi Berbasis Brain: Information Communication Technology (Cet. I; Bandung: Humaniora, 2009), h. 154.
  • 51. Syarifudin: Desain Grafis 51 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 51 seperti maktaba syamila, maktaba kubro, flif book khotbah jumat, bahan ceramah, dan referensi yang berkaitan dengan kebutuhan jamaah sesuai daya nalarnya masing-masing.43 Fasilitas komputer grafis dakwah di era digital ini, memiliki peran strategis dalam proses transformasi informasi untuk memudahkan daya nalar mad’u.44 Hal ini sesuai dengan pandangan Qasim Mathar bahwa menggunakan projector (LCD) yang telah dilengkapi oleh fasilitas teknologi komputer grafis akan memudahkan khatif bisa mengontrol waktu, mad’u bisa focus, Mubalig tidak bertele-tele, daya serap mad’u semakin meningkat, dan mengurangi mad’u yang suka tidur saat khotbah jumat sedang berlangsung.45 Hemat penulis hal ini penting karena selama ini masjid belum difasilitasi peralatan audio visual yang canggih sehingga kerap kali pesan-pesan yang disampaikan mubalig kurang efektif bagi mad’u. Semua komponen hardware (perangkat keras) di atas, dapat digunakan pada semua level sistem informasi dakwah seperti: sistem informasi dakwah nafsiah, sistem informasi 43 Eko Nogroho, Sistem Informasi Manajemen: Konsep, Aplikasi dan Perkembangan (Cet. X; Yogyakarta: Andi Offset, 2008), h. 44. 44 Wahana Komputer, Pembuatan Program Sistem Informasi Akademik berbasis ASP (Cet. I; Jakarta: Salemba Infotek, 2005), h. 107. 45 Moch. H. Qasim Mathar (63 Tahun) Dosen Tetap Universitas Islam Makassar, Wawancara tanggal 27 Januari 2011 jam 10.30 wit.
  • 52. Syarifudin: Desain Grafis 52 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 52 dakwah fardiyah (individual), sistem informasi dakwah fi’ah qalilah, sistem informasi dakwah hizbiyah (jamaah).46 Jika fasilitas dakwah belum dibenahi dengan penggunaan teknologi informasi di dalam masjid maka masjid memiliki daya syiar sangat kurang. Infrastruktur sistem informasi dakwah dalam masjid seperti audio, visual, Projector (LCD), dan komputer grafis yang standar sistem informasi publikasi, yang dapat membantu Mubalig mengingat kembali materi yang sudah diberikan dan materi yang belum pernah diberikan pada mad’u. Publikasi dakwah selama ini, masih sangat tradisional, hal itu tampak dari teknologi yang digunakan dihampir seluruh Indonesia sound system di masjid-masjid tidak memenuhi standar dalam publikasi dakwah yang memiliki jamaah yang banyak.47 Hal ini juga disebabkan oleh belum adanya Rencana Strategis Dakwah (RENSTRADAK) ini memiliki tiga unsur penting dalam sebuah publiaksi dakwah 46 Moch. H. Qasim Mathar (63 Tahun) Dosen Tetap Universitas Islam Makassar, Wawancara tanggal 27 Januari 2011 jam 10.30 wit. 47 Abdullah Ahmad al-‘Allaf, Kullana Du’a Aktsar min Alaf Fikrah wa Wasila wa uslub Fi al Da’wah Ilallah diterjemahkan oleh Ardiansyah Ashri Husein dengan judul: 1001 Cara Berdakwah: Sukses Berdakwah Kapan pun dimana pun (Cet. I; Surakarta: Ziyad Books, 2008), h. 59.
  • 53. Syarifudin: Desain Grafis 53 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 53 antara lain adalah kelayakan teknik, kelayakan operasional, dan kelayakan pembiayaan. Kelayakan teknis adalah penyediaan infrastrukstur penunjang dakwah seperti program sistem informasi dakwah yang telah diekmas lewat komputer grafis, kelayakan operasional apakah teknologi dakwah yang digunakan sesuai dengan daya nalar mad’u atau tidak, dan kelayakan estimasi pembiayaan dakwah. Ketiga ini perlu menjadi perhatian serius jika mendambakan kondisi dakwah yang efektif. Untuk mencapai kepuasan tersebut maka perlu perencanaan publikasi dakwah antara lain adalah: a) Planning data dakwah; Membangun niat (motivasi); membangun energi positif dalam memahami Al- Quran dan Sunnah sebagai sumber data dakwah diniatkan semata-mata memperbaiki umat dan hanya mengharap kekuatan Allah swt dengan berlandaskan pada QS Al- Imran /3: 104   Terjemahnya:
  • 54. Syarifudin: Desain Grafis 54 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 54 104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. Konteks ayat ini dapat difahami bahwa ada kesadaran dari segolongan umat yang memiliki profesionalisme dalam menyampaikan pesan agama yang dilandasai oleh energy positif semata-mata hanya mengabdi kepada Allah bukan tujuan lain. Motivasi yang baik semata-mata karena Allah ini sebuah rekayasa genetic positif (memaksimalkan potensi baik dalam diri) untuk mengaktifkan potensi baik kecerdasan motivasi yang kuat dalam psikis dan fisik seseorang ilmuan dakwah dan praktisi dakwah dalam mensucikan batinnya hanya untuk mengabdi kepada Allah swt.48 Dalam tradisi tasawuf proses ini dikenal dengan istilah tahalli, takhalli, dan tajalli. Menentukan target pencapaian; setelah motivasi yang dibangun telah berdasarkan atas dasar hanya pengabdian kepada Allah selanjutnya menentukan target pencapaian 48 Abdullah Ahmad al-‘Allaf, Kullana Du’a Aktsar min Alaf Fikrah wa Wasila wa uslub Fi al Da’wah Ilallah diterjemahkan oleh Ardiansyah Ashri Husein dengan judul: 1001 Cara Berdakwah: Sukses Berdakwah Kapan pun dimana pun (Cet. I; Surakarta: Ziyad Books, 2008), h. 59.
  • 55. Syarifudin: Desain Grafis 55 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 55 dalam memahami Al-Quran dan Sunnah sesuai kompetensi dan kecerdasan memilih pesan-pesan agama yang relevan dengan kebutuhan mad’u yang akan mendi objek dakwah. 2). Input data dakwah; Sumber informasi dalam menerima pesan dari Al-Quran dan Sunnah menggunakan beberapa metode dan teknik memahami teks Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber inspirasi yang akan dikemas menjadi informasi siap saji kepada mad’u. Hal ini bertujuan untuk mengefektifkan proses transformasi ide ajaran agama pada orang lain.49 Transformasi ide atau gagasan dalam Al- Quran dan Sunnah kepada orang lain bisa efektif menurut Arifin jika didukung oleh kecerdasan spiritualitas (budipekerti).50 Penggalian informasi dalam Al-Quran dan Sunnah bisa maksimal jika ilmuan dakwah memiliki kecerdasan intelektual dalam bidang ta’wil, tafsir, dan terjemahan. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam peran ilmuan dakwah dalam mengeksplorasi makna dalam Al-Quran dan Sunnah melalui ta’wil, tafsir, isyarat 49 John Hartley, Danny Saunders, Martin Montgomery Key, Concepts in Communication and Cultural Studies (London and New York: 2010), 317. 50 Syamsul Arifin dkk, Spiritualitas Islam dan Peradaban Masa Depan (Cet. I; Yogyakarta: SIPRESS,1996), h. 14.
  • 56. Syarifudin: Desain Grafis 56 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 56 penomena alam, dan terjemahan yang dilakukan secara tekstual, kontekstual, dan antartekstual.51 Transformasi makna memiliki peran strategis untuk mendapatkan kekayaan cara membahasakan, mengkomunikasikan Al- Quran dan Sunnah tidak berhenti pada permukaan teks tetapi perlu dijelajahi maknanya secara tekstual, kontekstual, dan antar tekstual berdasarkan kaidah-kaidah yang telah disepakati oleh para alim ulama klasik dan kontemporer. 3). Process mendesain pesan dakwah; Teknik mendesain pesan dakwah yang telah di input dalam Al- Quran dan Sunnah ini, dapat dijadikan menjadi beberapa model pesan walaupun materi dan konteksnya sama antara lain; a) Sistem informasi bi al-Lisan: pesan yang telah di input didesain dengan memilih menggunakan metode komunikasi verbal (bi al-Lisan) memerlukan kecerdasan retorika atau dikenal dengan ilmu badi, ma’ani’ dan bayan. Ilmu badi adalah kecerdasan pemilihan kalimat yang mudah 51 Muhammad ‘Ali al-S{abu>iy, al-Tibyan fi ‘Ulumul Al-Qur’a>n Juz I (Mishr:t.p., 1976), h. 75. Lihat dalam Mardan, Al-Quran Sebuah Pengantar Memahami Al-Quran Secara Utuh (Cet. I; Jakarta: Pustaka Mapan, 2009), h. 240
  • 57. Syarifudin: Desain Grafis 57 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 57 dinalar oleh mad’u, sedangkan ilmu ma’ani adalah kecerdasan memilih makna dalam pesan yang Ada dalam Al-Quran dan Sunnah, dan sedangkan ilmu bayan adalah kecerdasan praktisi Mubalig dalam menjelaskan pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah sebagai panduan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan beribadah kepada Allah swt. b) Sistem informasi bi al-Qalam; Mendesain pesan dakwah melalui media tulisan memerlukan instrumen sebagai alat bantu dalam melakukan kemasan untuk memudahkan panca indra manusia dalam memahami pesan-pesan Allah yang telah di Input melalui proses ta’wil, terjemah, dan tafsir. Semua model transformasi pesan itu dapat didesain melalui software desain grafis yang sangat populer dewasa ini seperti; Adobe photoshop, adobe premier, after effect, 3D Max, Coreldraw, dan software animasi. Media ini hemat McLuhan menjadi perpanjangan panca indra manusia.52 Penggunaan media dapat dijadikan sebagai media 52 Marshal McLuhan, Understanding Media: The Extensions of Man (New York: McGrw Company, 1964). Dalam Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Paradigma Teori Aplikasi, Strategi Dan Komunikasi Politik Indonesia (Cet. I; PT. Balai Pustaka, 2003), h. 93.
  • 58. Syarifudin: Desain Grafis 58 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 58 interaktif dalam menyebarkan informasi dakwah. Selain itu pesan melalui tulisan sebagai khazanah kekayaan pesan yang terkandung cara melakukan transformasi pesan-pesan Al-Quran dan Sunnah kepada mad’u. c) Peran media komputer grafis melalui software desain grafis dakwah belakangan ini telah memberikan warna tersendiri terhadap perkembangan teknologi informasi dewasa ini khususnya sistem informasi dakwah. Hal itu tampak pada kebutuhan komputer grafis meningkat, yang secara spesifik mendesain naskah- naskah klasik versi digital, artefak visual, kaligrafi, hadis digital, dan Al-Quran digital, sebagai pesan dakwah.53 d) Penyebaran informasi dakwah melaui media desain grafis ini juga efektif bagi sangat signifikan dalam mengakselerasi penyebaran informasi Islam, yang selama ini dikemas lewat mimbar saja.54 Urgensi dan inovasi dalam gagasan ilmu desain grafis yang 53 Ono W. Purbo, e-Lerning Berbasis PHP dan MySQL (Cet. I; Jakarta: Elexmedia Komputindo Information Age, 2002), h. 17. 54 Deddy Mulayana, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Cet. IV; Bandung: PT.Remajarosdakarya, 2009), h. 19.
  • 59. Syarifudin: Desain Grafis 59 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 59 merupakan sub sistem dalam sistem informasi dakwah sebagai program desain pesan dakwah yang efektif mengkomunikasikan dan membahasakan Al- Quran dan Sunnah dengan kemasan warna dan citarasa materi dakwah dalam bentuk digital. Desakan kebutuhan para ilmuan dan praktisi dakwah yang menggunakan media sebagai penunjang untuk memudahkan para Muballigh mengolah data dan tema-tema Islam yang akan menjadi bahan dakwah kepada mad’u baik secara verbal maupun non verbal. e) Peran media desain grafis dalam sistem informasi dakwah memiliki peran desain grafis terhadap publikasi dakwah untuk memudahkan mad’u menerima informasi dalam berbagai macam kemasan informasi Islam baik cetak maupun dalam bentuk lembaran elektronik yang interaktif.55 Sistem informasi dakwah tidak cukup dijelaskan lewat mimbar saja tetapi perlu media lain untuk memperkayah wawasan keilmuan dakwah sehingga mad’u mempunyai pilihan sesuai standar 55 Ono Purbo, Komunikasi Data Digital, (Cet. II; Yogyakarya: Andi Press, 2008), h. 33.
  • 60. Syarifudin: Desain Grafis 60 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 60 kompetensi yang dimiliki dalam memahami pesan- pesan agama.56 Sampai saat ini, para praktisi dan ilmuan dakwah belum banyak memberikan pilihan kemasan informasi yang mudah diakses oleh mad’u dalam berbagai model informasi untuk dijadikan umat sebagai pilihan memahami agama. Hal ini disebabkan karena minimnya wawasan dalam mentransformasikan ajaran Islam, sehingga yang disampaikan cenderung bersifat konvensional semata dalam menyampaikan ajaran Islam kepada umat lewat media mimbar. f) Menurut hasil penelitian Nurhidayat 90% Muballigh menggunakan media mimbar menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada mad’u.57 Dari hasil penelitian ini, sehingga hemat penulis perlu inovasi-inovasi baru mengkomunikasikan ajaran Islam kepada mad’u dengan berbagai macam kemasan dakwah yang 56 Syarifudin, makalah Teknologi Informasi Dakwah diseminarkan pada mahasiswa PASCASARJANA program S3 (Doktor) di Universitas Alauddin Makassar tanggal 17 April 2011 jam 10.00 wit. 57 Nuhidayat Muhammad Said, Disertasi: Perubahan Dakwah di era global: Studi Anilisis terhadap respon umat terhadap media dakwah digital. Di ajukan untuk mencapai gelar doktor di bidang dakwah dan komunikasi, (JakartaL: 2008) h. 120.
  • 61. Syarifudin: Desain Grafis 61 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 61 lebih mudah dijangkau dan difahami mad’u. Sebagaimana dalam Hadis Rasulullah saw. Khotibunnasi ‘ala qadri ‘ukulihim artinya: Sampaikanlah informasi atau berbicaralah kepada manusia sesuai dengan tingkat akal, budaya, pikiran dan tingkat kecerdasannya.58 Makna yang tersirat dalam hadis ini, bahwa untuk menyampaikan pesan agama perlu ada media penunjang untuk membantu Mubalig melakukan kreasi yang inovatif dalam memudahkan mad’u menerima informasi agama dari Muballigh. Sistem informasi dakwah pada prinsipnya adalah tata tertib atau seni membahasakan agama dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi sebagai perpanjangan indra manusia sebagaimana teori McLuhan.59 Desain grafis dakwah yang profesional perlu mengetahui komposisi materi dakwah. Komposisi berarti pengorganisasi unsur-unsur rupa yang disusun dalam karya desain grafis dakwah untuk memanjakan mata mad’u jika mengakses data. Atau dapat dimaknai juga komposisi 58 H. M. Arifin, Psikologi Dakwah (Cet. VII; Jakarta: BUmi Aksara), h. 17 59 W. Stephen Littlejonh, Theory of Human Communication (Usa Wadsworth Publishing Company, 1996), h. 362.
  • 62. Syarifudin: Desain Grafis 62 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 62 adalah menempatkan sesuatu objek berdasarkan fungsinya/karakter yang tepat sehingga dapat memudahkan panca indra manusia dalam menyerap pesan-pesan dakwah. Hal ini diperkuat oleh teori Mc Luhan bahwa media adalah merupakan perpanjangan panca indra manusia maka unsur- unsur yang perlu diperhatikan dalam kemasan dakwah adalah prinsip-prinsip komposisi pesan dakwah antara lain: a. Kesatuan: Satu ide yang tersusun dari unsur-unsur warna, garis, teks citarasa, yang saling mendukung dan membentuk satu kekuatan karakter yang indah dan menarik perhatian panca indra manusia.60 b. Menentukan dominasi dalam sebuah titik fokus sehingga pesan yang disampaikan bisa tepat sasaran. Misalnya dalam sebuah karya desain grafik seni budaya Islam. Terdapat brosur tentang sejarah masuknya Islam di Maluku. Dalam tulisan itu di tonjolkan tokoh pembawa Islam dengan menggunakan bahasa khas sehingga orang dengan mudah inti pesan yang disampikan. Begitu pula dalam dunia fotografi 60 Werner J. Severin dan James W. Tangkard, Communication Theories: Original, Methods and Uses in the Mass Media, diterjemahkan oleh: Sugeng Hariyanto dengan judul Teori Komunikasi: Sejarah Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa (Cet. II; Jakarta: Kencana Prenada media group, 2007), h. 240
  • 63. Syarifudin: Desain Grafis 63 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 63 ada titik fokus yang perlu ditonjolkan dalam komposisi image (foto) sehingga mata dapat mendeteksinya bahwa yang dimaksudkan dalam pesan dakwah adalah ini yang ditonjolkan atau pesan yang ingin disampaikan.61 c. Dominasi Ukuran: sebuah karya desain grafis ukuran memiiliki daya tarik tersendiri. Untuk semua bidang perlu diberi sentuhan garis sehingga semua bidang saling menunjang dan mengokohkan. d. Dominasi Warna: Setiap karya ada warna yang mendominasi sesuai visi dan misi dari semangat yang melatabelakangi membuat sebuah karya. Gunakan warna yang saling mendukung tidak kontra produktif antara warna yang satu dengan warna yang lain. Setiap sentuhan garis dan warna memiliki makna filosofi yang memiliki nilai estetika. e. Dominan pada letak/Penempatan: Faktor penunjang sebuah karya seni desain grafis digital adalah tempat/lingkungan dimana diletakkan atau dipajang yang mudah dilihat oleh orang.62 61 John Kim, Empat Puluh Trik Teknik Fotografi Digital (Cet. II; Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004), h. 25-29. 62 Ibid., John Kim, Empat Puluh Trik Teknik Fotografi Digital (Cet. II; Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004), h. 30.
  • 64. Syarifudin: Desain Grafis 64 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 64 f. Menyatukan Arah: setiap karya harus memiliki poit of view. Sebagai daya tarik awal bagi mad’u. g. Menyatukan bentuk: Bentuk yang tidak boleh terlalu rumit sehingga responden sulit mencernah person yang ingin disampaikan. Dengan demikian pesan yang disampaikan harus jelas, dan memiliki satu kesatuan bentuk yang dapat memacu adrenalin responden sehingga mudah dicernah. h. Keseimbangan atau balance yang dimaksudkan disini adalah semua bidang ruang titik fokus objek yang didesain memiliki simetris, memusat, dan menyebar. Model keseimbangan ini memilki karakter dan kekuatan tersendiri, sebagai seorang desainer grafis hanya perlu memperhatikan kondisi budaya dan naluri (psikologi) audiens setempat. Proses pembuatan naskah dakwah interaktif yang berbasis digital salah satu indikator sistem informasi dakwah dalam lembaran eletronik interaktif jika elemen dalam pesan dakwah memiliki unsur-unsur yang saling terintegrasi dalam aplikasi sebagai berikut: a. Teks/simbol: adalah dasar dari semua aplikasi sebagai tampilan makna dilayar style fonts yang ditampilkan dipilih yang nyaman dipandang mata
  • 65. Syarifudin: Desain Grafis 65 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 65 sehingga dapat menarik perhatian panca indra. Teks adalah bagian dari desain grafis yang mempelajari bentuk bentuk huruf yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan. 63 b. Image: gambar atau vektor/bitmap kekuatan gambar lebih kuat memengaruhi mad’u dibanding dengan sebuah teks. c. Movie: gerakan, sebuah pesan akan lebih menarik jika terjadi motion (gerakan) dalam mendesain pesan dakwah. d. Animation: Begitupula animation merupakan unsur yang harus ada dalam sebuah pesan dakwah. Unsur animation yang bergerak dapat menjelaskan lebih akurat jika dibandingkan dengan movie, kelebihan animasi gambar dapat di ulang-ulang sesuai keingin mad’u. e. Sound: Suara yang disertakan memiliki kekuatan tersendiri yang dapat mendramatisir pesan dakwah lebih menarik. Suara juga punya kelebihan jika gambar bersuara sehingga memiliki karakter. 63 Ibid., John Kim, Empat Puluh Trik Teknik Fotografi Digital (Cet. II; Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004), h. 25-29.
  • 66. Syarifudin: Desain Grafis 66 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 66 f. User Control: Kelengkapan fasilitas pesan dakwah yang digunakan Mubalig untuk mengendalikan program. Misalnya perpindahan dari halaman kehalaman lainnya.64 Inilah hemat penulis yang harus terintegrasi dalam sebuah pesan dakwah yang akan dikemas dalam software desain grafis dakwah. 4). Output data dakwah; Efek dari ketiga model desain pesan dakwah tersebut, dapat ditentukan sesuai daya nalar mad’u sehingga ketepatan dalam mendesain informasi dakwah dapat disesuaikan dengan output yang telah ditargetkan sebelumnya. Output data dakwah lebih kepada produk dakwah. 65 Produk materi dakwah terdiri dari aqidah, syari’ah, dan akhlaq. Komponen materi dakwah di atas Mubalig mentransformasikan dengan tiga kecerdasan yakni kecerdasan menjelaskan (bayani), kecerdasan memaknai (ma’ni) dan kecerdasan kata dan kalimat yang indah (badi). Dewasa ini manusia kontemporer disediakan berbagai macam data dan informasi, regulasi informasi cukup banyak 64 Kusdiyanto, Desain Komunikasi Visual: Berbasis Advertising Multimedia (Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2007), h. 15. 65 M. Munir dkk, Manajemen Dakwah (Ed. I; Jakarta: Kencana, 2006), h. 17
  • 67. Syarifudin: Desain Grafis 67 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 67 dalam berbagai bentuk lisan, rekaman, dan simbol. Keadaan ini beiringan dengan prilaku kejahatan juga semakin merajalela. Semakin banyak ceramah dan khotbah yang disaksikan tetapi ketidakjujuran, dan kejahatan diberbagai bidang juga semakin semarak dimana-mana. Pertanyaannya adalah apakah kata-kata sekarang ini sudah tidak sampai pada tepian hati? Apakah kata-kata yang dipublikasikan oleh para Mubalig itu sudah hampa tanpa makna sehingga kurang mengdorong orang merubah prilaku menjadi baik? Apakah mereka banyak bicara tetapi jarang mendengar? Pertanyaan ini dijawah oleh Jalaluddin Rumi yang dikutip oleh Subandy bahwa seorang komunikator yang baik harus menjadi pendengar yang baik, belajarlah berbicara dengan mendengarkan.66 Dalam bidang human communication perlu ada komunikasi empatik yaknik komunikasi yang berkarakter profetik. Komunikasi profetik ini lebih menekankan pada kredibilitas Informan, sifat siddiq(sifat jujur dan dapat dipercaya), amanah (seiring perkataan dan perbuatan), fat}anah (memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual), dan tablig (memiliki kemampuan berkomunikasi 66 Ibid., Subandy Ibrahim, Sinar Komunikasi Empatik: Krisis Budaya dalam masyarakat Kontemporer (Cet. I; Jakarta: Pustaka bani Quraisy, 2004), h. xx
  • 68. Syarifudin: Desain Grafis 68 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 68 secara bayani, ma’ani, dan badi). Kriteria ini menjadi standar jika ingin menjadi Mubalig yang memiliki komunikasi qaulan baligah (komunikasi yang berbekas di hati mad’u). Dakwah Ali Mahfuz} dikutip Aziz Targhib wa al- Tarhib (motivasi dan inovasi) dalam penerapan teori ini adalah: 1). Pemilihan Mubalig (Informan) yang memberikan inovasi dan motivasi, 2). Pemilihan materi Informasi yang mudah, ringan dicernah dan relavan dengan kebutuhan realitas yang dikemas secara profesional dengan tidak menyinggung perasaan mad’u, tetapi ia termotivasi. 3). Kondisikan dengan waktu yang tepat dalam menyerbarkan dakwah.67 Sistem informasi dakwah ini dilakukan secara interpersonal, kelompok, dan massa. Sistem informasi dakwah di atas menelaah cara memilih sumber informasi, sistematika menerima informasi dakwah perlu mengandung unsur Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq, dengan menyelidiki, mengemas, dan memproduksi informasi dakwah, serta cara mengekspresikan informasi tersebut baik secara intrapersonal, interpersonal, kelompok, 67 Mohammah Ali Aziz, Ilmu Dawah (Cet. I; Jakarta: Prenada Group , 2009), h. 34.
  • 69. Syarifudin: Desain Grafis 69 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 69 dan massa. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Al-Hikmah Sistem Sentimental/Hati (al-Manh}aj al- At}ifi> ) menurut pandangan Muhammad Abduh: hikmah adalah mengetahui rahasia, peta keilmuan masyarakat multikultural, dan faedah dalam tiap-tiap hal, serta menempatkan sesuatu pada tempatnya.68 Konsep ini dapat oleh lembaga Dakwah Muhammadiyah untuk membahasakan agama dengan kemasan dakwah dalam berbagai bentuk dengan memanfatakan teknologi informasi sebagai media publikasi sistem informasi dakwah yang didesain secara professional demi memudahkan transformasi pesan kepada masyarakat Multikultural di Kota Ambon. b. Al-Muaizatul Hasanah Sistem Indrawi/Ilmiah (al- Manh}aj al-hissi ) Melakukan bimbingan, peringatan, nasihat, oleh lembaga dakwah Muhammadiyah dengan menawarkan pilihan-pilihan kebenaran yang mudah dijangkau oleh masyarakat multikultural di Kota 68 Abu Hayyan, al-Bah}rul Mahit, jilid I h. 392. Juga Zaid Abdul karim al-Da’wah al-H{ikmah, h. 26.
  • 70. Syarifudin: Desain Grafis 70 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 70 Ambon.69 Muaiz}a h}asanah} menurut K.H. Ali Mah}fuz} yang dikutip oleh Hamid: Nasihat Atau Petua, bimbingan pelajaran perbaikan hidup, Kisah-kisah, kabar gembira dan peringatan, Pesan-pesan positif yang dapat menjadi pertimbangan bagi mad’u itu sendiri.70 Dalam hal ini masyarakat multikultural di Kota Ambon yang dilakukan secara individual, kelompok, dan massa berdasarkan ketepatan moment dan problematika sosial yang dibutuhkan masyarakat multikultural. c. Al-Muja>ddalah Sistem Rasional/dialogis (al-Manh}aj al-Aqli ) mendialogkan agama kepada masyarakat multikultural, sesuai tingkat keilmuan dan kebutuhan informasi sesuai peta keilmuan dari masyarakat multikultural, mulai dari kalangan professional (atas), kalangan menengah, dan kalangan masyarakat awam. Ketiga struktur masyarakat ini menggunakan ketiga teori di atas dalam mentransformasikan bahasa agama yang lebih mudah cerna oleh masyarakat 69 Lois Ma’luf Munjid, fi al-Lughah wa A’lam (Beirut: Da>r al- Fikr, 1986), h. 907. Lihat Juga Ibnu Mans}ur Lisa>nul al-Arab, Jilid V (Beirut: Da>r Fikr, 1990), h. 466. 70 Abdul Hamid Al-Bilali, Fiqh al-Dakwah fi> Ingkar al-Mungkar (Kuwait: Da>r al-Dakwah, 1989), h. 260.
  • 71. Syarifudin: Desain Grafis 71 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 71 multikultural baik secara tekstual, kontekstual, dan antartekstual. Penentuan konten informasi dakwah yang bersumber dari Al-Quran, Sunnah, dan Fenomena alam merupakan unsur yang sangat penting dalam mendesain materi dakwah.71 Informasi yang akan disampaikan kepada objek dakwah harus berkualitas dan berbekas (qaula>n bali>gha>n) pada jiwa, hati sebagai stimulan untuk memicu mad’u dalam merawat dirinya secara lahir batin. Makna bali>g memiliki tiga dimensi informasi yaitu; mengandung unsur kebenaran dari sudut bahasa, mempunyai kesesuaian dengan apa yang dimaksudkan, dan mengandung kebenaran secara substansial.72 Perkataan dianggap bali>g jika informasi yang disampaikan oleh para Mubalig dan Muballigh dipresepsi sama bagi mad’u. Padangan ini sesuai dengan pakar komunikasi John bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang sama dirasakan oleh komunikator dan 71 H. Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah (Cet. I; Surabaya, Al-Ikhlas, 1993), h. 143. Bandingkan dalam Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Cet. I; Jakarta: Amza, 2009), h. 88 72 Ahsin W. Al-hafiz} Kamus Ilmu Al-Quran (Cet. I; Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2005), h. 273
  • 72. Syarifudin: Desain Grafis 72 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 72 komunikan.73 Pernyataan seperti ini dalam Al-Quran banyak derivasinya seperti: Qau>lan kari>ma>n (perkataan yang mulia, Qaula>n Layyina>n (pilihan kata yang lembut), Qaula>n maisyu>ra>n (perkataan yang mudah difahami), dan Qaula>n sadi>da>n (Perktaan yang benar). Dalam mendesain konten informasi dakwah berbagai pandangan para ahli memberikan perspektifnya antara lain: a. Barmawi Umari; yang dikutip oleh Munir Amin bahwa skema dalam konten informasi dakwah pada mad’u sebagai berikut: Aqidah, Akhlaq, Ahkam, Ukhuah, Pendidikan, Sosial, kemasyarakatan, Amar ma’ruf nahimungkar, dan Kebudayaan. b. Quraish memberikan skema konten informasi dakwah adalah; a). memaparkan ide-ide yang dapat memberikan stimulan pada generasi muda untuk mengetahui hakikat untul lebih partisifatif ke arah yang positif. b). sumbangan agama ditujukan kepada masyarakat luas yang sedang membangun, khususnya bidang sosial, ekonomi, dan budaya. c). Studi tentang pokok agama yang dapat dijadikan sebagai landasan bersama demi mewujudkan 73 Littlejohn, Stephen W. Encyclopedia of Communication Theory. (Los Angles, SAGE Publications India Pvt. Ltd, 2009), h. 77.
  • 73. Syarifudin: Desain Grafis 73 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 73 kerjasama antar agama tanpa mengabaikan indentitas masing-masing.74 c. Dari kedua pandangan tersebut hemat penulis konten informasi bagi masyarakat multikultural itu harus disesuaikan kondisi sosiologis, psikologis, dan antropologis dengan pendekatan kontesktual yang berkembang dari fenomena masyarakat multikultural. Mendesain sistem informasi dakwah dengan memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi dapat memberikan kemudahan mad’u yang multikultural dalam memahami materi yang disampaikan oleh Mubalig. Adapun pemetaan materi dakwah terdiri dari materi: a. Masalah keimanan (Aqidah); Pokok kepercayaan pada Tuhan yang Mahasa Esa dari segala macam perbuatan syirik yang bertentangan dengan nilai- nilai kemanusiaan. b. Masalah keislaman (Syari’ah); materi dakwah yang berisi tentang penegakkan Undang-undang sebagai payung bagi orang-orang yang lemah baik 74 M. Quraish Shihab, Membuimikan Al-Quran (Cet. I; Bandung: PT. Mizan, 1993), h.200
  • 74. Syarifudin: Desain Grafis 74 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 74 yang berhubungan dengan Allah mapun sesama umat manusia. kekuatan hukum akan memberikan dampak positif untuk membina pola hidup yang sejahtera bagi sel;uruh umat manusia. c. Masalah budipekerti (Akhlaq); pelengkap dari kedua hal tersebut di atas yakni senang berbuat baik dan gelisah jika berbuat kejahatan fisik dan psikis. Dari ketiga unsur tersebut, dapat difahami bahwa peran strategis materi dakwah dalam proses transformasi memiliki peran penting dalam mencerahkan masyarakat multikultural. Hal ini termasuk dalam sub sistem karena ia merupakan tanda yang akan menjadi pesan dan ditangkap oleh panca indra manusia dalam proses transformasi dakwah. Jenis informasi yang dikonsumsi masyarakat akan memberikan dampak terhadap prilaku ekspresi dalam melakukan interaksi.75 Karena pentingnya sebuah konten informasi dalam melakukan kostruksi sosial pada masyarakat multikultural sehingga unsur-unsur pesan itu perlu dipertimbangkan dampak psikologis, sosiologis, dan antropologisnya. 75 ibid
  • 75. Syarifudin: Desain Grafis 75 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 75 Dalam mendesain konten informasi dakwah membutuhkan tenaga ahli dari kalangan ilmuan dakwah. Dari kajian filosofis mendalam dari ilmuan dakwah(visualizer dakwah) inilah sehingga melahirkan ilmu praktis yang akan dijadikan bahan bagi praktisi dakwah. Salah satu unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain konten informasi dakwah adalah; a. Tema/topik: Secara harfiah tema berarti ‚sesuatu sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani tithenai yang berarti menempatkan. Kata tema kerap disandingkan dengan kata topik. Kata ini juga berasal dari bahasa Yunani yakni topoi yang berarti tempat.76 Tradisi topik ini pertama kali dipopulerkan oleh Aristoteles sebagai Bapak Retorika pada masa klasik, menegaskan bahwa untuk membangun kontens materi informasi yang akan dipublikasikan perlu penentuan topik dan batasannya fokus pembicaraan untuk memudahkan para audiens menelaah pesan-pesan yang disampaikan oleh 76 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Cet. I; Yogyakarta: LKiS, 2001), dalam Alex Sobur, Analisis teks Media (Cet. IV; Bandung: Rosdakarya, 2006),h.74-75.
  • 76. Syarifudin: Desain Grafis 76 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 76 komunikator.77 Van Dikj mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari tulisan, ceramah, dan pesan-pesan singkat.78 Tema yang diangkat diusakan sesuai dengan konteks masyarakat multikultural. Seperti contoh materi yang berhubungan dengan Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq. Pemilihan dari ketiga materi ini dalam mendesain isi pesan memerlukan kreatifitas membangun tema atau topik yang dapat memberikan nilai ketertarikan bagi mad’u. b. Skematiknya; Desain konten informasi juga tidak terlepas dari unsur skematik yang terdiri dari pendahuluan(muqaddimah), konten informasi, pijakan informasi, inti pesan (isi) dan kesimpulan. Dalam mendesain skema konten informasi perlu dipertimbangkan daya serap dari mad’u sehingga inti pesan yang akan dipublikasikan dalam membangun skema bisa di awal dan di akhir kalimat.79 Penentuan inti informasi yang akan disampaikan kepada 77 Ahmad Sumanto, Jurnalistik Islami; Panduan Praktis Bagi Jurnalis Muslim, Cet. Bandung: Mizan 2002), h. 76. 78 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Cet. III; Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 271. 79 Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: Untuk Analisis Wanaca, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Cet. IV; Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 79.
  • 77. Syarifudin: Desain Grafis 77 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 77 pembaca atau pendengar membutuhkan kreatifitas penceramah, penulis, dan visualiser, karena hal ini menetukan proses transforamsi pesan kepada mad’u apakah ada respon atau tidak. c. Semantiknya; terminologi ilmu semantik menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal mapun makna gramatikal. makna yang ditunjukkan dalam struktur teks menurut Van Dijk yang dikutip Alex terdiri dari beberapa cara antara lain adalah; makna yang ditonjolkan dalam teks, makna yang dihaluskan dalam teks dan makna yang tersembunyi dalam teks.80 Semua ini dilakukan sesuai konteks sosiologis karakter pembaca dan pendengar. Semua eksplorasi makna semantik untuk menggambarkan makna positif dalam teks yang ingin disampaikan. d. Sintaktik; secara etimologi sintaksis berasal dari bahasa Yunani (sun = dengan + tattein = menempatkan. Jadi secara terminologi sintaksis adalah; menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis juga membicarakan suatu cabang ilmu yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, 80 Ibid., Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: … h. 77.
  • 78. Syarifudin: Desain Grafis 78 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 78 dan frase. Khas Sintaksis tampil maksimal dengan cara sendiri secara positif dengan pemilihan kalimat dan kata yang spesifik sesuai kecendrungan pesan- pesan dakwah yang ingi disampaikan kepada mad’u.81 e. Stilistika: Pusat perhatian stylistika adalah gaya bahasa yakni dalam mentransformasikan pesan dakwah ada gaya yang unik dilakoni oleh informasi Islam baik pada media cetak dan elektronik. Keindahan bahasa yang ditonjolkan sebagai corak dari kemasan konten informasi dakwah. Citarasa konten informasi dakwah antara lain; kalimat, majas, metafora, citraan, pola rima, matra yang digunakan dan gaya bahasa secara intrapersonal seseorang. f. Restoris; menggunakan kalimat atau kata yang hiperbolik (berlebihan) yang berfungsi sebagai gaya persuasif, dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan dakwah yang ingin disampaikan dapat tercapai dengan baik sesuai konten informasi yang diberikan dengan pilihan kata dan kalimat yang berlebihan.82 Hal ini sangat efektif bagi masyarakat multikultural 81 Ibid., Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: … h. 79. 82 Ibid., Alex Sobur, Analisis Wacana Teks Media: … h. 79.
  • 79. Syarifudin: Desain Grafis 79 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 79 karena ada kepastian dan kecocokan dalam proses transformasi dakwah. Dari analisis konten informasi ini dapat meminimalisasi dampak distorsi pesan-pesan agama yang akan dipublikasikan di tengah-tengah masyarakat multikultural. Hal ini penting karena prinsip komunikasi sekali kata-kata dikeluarkan tidak dapat lagi di tarik kembali, ia bersifat irreversible. Karena prinsip komunikasi bersifat irreversible maka pengolahan informasi dakwah untuk dikonsumsi pada masyarakat multikultural.83 Prinsip pesan dakwah memiliki karakter pesan yang telah didakwakan sulit dikendalikan. jika telah ucapkan sehingga perlu analisis konten informasi sebelum pesan-pesan agama ditransformasikan. untuk menghindari desktruksi pada mad’u yang menjadi penerima informasi dakwah. Sebelum mempublikasikan informasi di tengah masyarakat ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam melakukan penyebaran informasi dakwah kepada masyarakat multikultural antara lain adalah: a). Niat atau motivasi menyebarkan informasi kepada 83 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi… h. 123
  • 80. Syarifudin: Desain Grafis 80 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 80 masyarakat multikultural. b). Corak informasi yang akan disebarkan apakah memiliki dampak perbaikan atau sebaliknya. c). Semakin heterogen suatu kelompok masyarakat yang akan dijadikan objek dakwah semakin sulit konten kemasan informasinya. d). Tingkat kesulitan informasi yang akan dipublikasikan dan penonjolan pilihan kata dan kalimat. e). Kriteria informasi memiliki prinsip memotivasi, memperbaiki, dan menjaga keharmonisan pada masyarakat majemuk.84 Prinsinya adalah menjaga keseimbangan informasi di tengah masyarakat untuk menhindari terjadinya konflik kemnusiaan. Secara konseptual data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai. Bentuk nilai data terus mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan sebuah organisasi. Pengolahan data secara digital, tentunya dapat mempercepat serta lebih efektif, efisien dan kompetitif.85 Hal ini, tampak pada kantor-kantor telah menggunakan sistem informasi computer sebagai media menampung dan 84 Syamsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Cet. I; Jakarta: Amzah, 2009), h. 236 85 Blogger Pribadi Information Sistem, Arief Setyanto, S.Si., MT diakses di pada tanggal 22 Okober 2009.
  • 81. Syarifudin: Desain Grafis 81 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 81 pengolahan data secara interaktif berupa gambar (visual), audio (suara), teks (narasi), garis dan lain sebagainya. Prinsip data dapat berbentuk nilai yang terformat, teks, citra, audio, video. Data juga dapat menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang. Teks adalah sederatan huruf, angka dan simbol-simbol khusus (misalnya + dan $) yang dikombinasikan dan tidak tergantung pada masing-masing item secara individual. 86 contohnya teks adalah artikel koran. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar citra dapat berupa grafik, foto, tanda tangan atau gambar yang lain. Audio, adalah data dalam bentuk suara, instrumen musik, suara orang, suara binatang, gemercik air, detak jantung, merupakan beberapa contoh data audio.87 Video data dalam bentuk gambar yang bergerak dan bisa dilengkapi dengan suara, data digunakan untuk mendokumentasikan suatu aktifitas.88 Pengolahan data menjadi informasi tersebut prosesnya dapat dilihat pada skema berikut ini. 86 H.A.W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 22. 87 Adi Kusriyanto, Pengantar Desain Komunikasi Visual: Graphic Advertising Multimedia (Cet. I; Yogyakarta: Andi Press, 2007), h. 30,32. 88 op. cit., Abdul Kadir, Pengantar Sistem Informasi, h. 31
  • 82. Syarifudin: Desain Grafis 82 Dr. Syarifudin; DesainGrafis: Komunikasi Penyiaran dan Konsentrasi Jurnalistik 82 Data Proses Informasi 1. Al-Quran, 2. Sunnah, dan 3. Fenomena 4. Alam Tafsiran-tafsiran Informasi yang siap dipublikasikan Ma’ani (Memaknai) Bayani (Menjelaskan) Badi (Memilih kata yang komunikatif) Input Proses Output Tabel di atas menunjukkan cara kerja sistem pengolahan data menjadi satu informasi yang dimulai dari penyajian data (Diplay Data), kemudian diproses, setelah diproses baru menjadi satu keterangan atau informasi.89 Jadi hal mendasar yang membedakan data dan informasi terletak pada kandungan ‚makna‛.90 Pengertian makna di sini merupakan hal yang sangat penting karena berdasarkan maknalah si penerima dapat memahami informasi tersebut dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk suatu kesimpulan atau bahkan mengambil keputusan dalam berbagai aspek kehidupan dalam melakukan interaksi. 89 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi meningkatakan Kinerja Perusahaan diterjemahkan oleh: Deddy Mulyana (Cet. I: Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 24. 90 op.cit., George M. Scott, Principles of Information Management System …h. 347.