SlideShare a Scribd company logo
1 of 126
MATA KULIAHMATA KULIAH
BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA
JURUSANJURUSAN TEKNIK INFORMATIKATEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITASUNIVERSITAS SULAWESISULAWESI BARATBARAT
TUJUAN UMUM DAN KHUSUSTUJUAN UMUM DAN KHUSUS
KULIAH BAHASA INDONESIAKULIAH BAHASA INDONESIA
TUJUAN UMUM
Agar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif
terhadap bahasa Indonesia
TUJUAN KHUSUS
Agar para mahasiswa terampil menggunakan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar secara lisan dan terutama
secara tertulis
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIAPERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
DAN PETUNJUK PERKEMBANGANDAN PETUNJUK PERKEMBANGAN
1. BAHASA INDONESIA BERASAL DARI BAHASA
MELAYU
1. Lingua franca (komunikasi antarsuku)
2. Alat komunikasi perdagangang tempo dulu
2. KAPAN BAHASA MELAYU MULAI DIJADIKAN
ALAT KOMUNIKASI:
1. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang tahun 683
2. Prasasti Talang Tuo di Palembang tahun 684
3. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat tahun 686
4. Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi tahun 688
5. Prasasti Gandasuli di Jateng tahun 832
6. Prasasti Bogor tahun 942
PERESMIAN NAMA BAHASA
INDONESIA
TANGGAL 28 Oktober 1928
(Sumpah Pemuda)
ALASAN BAHASA MELAYU DIANGKATALASAN BAHASA MELAYU DIANGKAT
SEBAGAI BAHASA INDONESIASEBAGAI BAHASA INDONESIA
1. Bahasa melayu merupakan lingua franca di
Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa
perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah
dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal
tingkatan bahasa
3. Suku Jawa, suku Sunda dan suku-suku yang lain
dengan sukarela menerima bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk
dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti
luas.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Indonesia
1. Bahasa Nasional
Tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928
Fungsi sebagai bahasa nasional:
a. Lambang kebanggaan bangsa
b. Lambang identitas nasional
c. Alat penghubung antarwarga
d. Alat penyatuan suku bangsa
2. Sebagai bahasa Negara
Tercantum di dalam UUD 1945 Bab XV, pasal 36)
Fungsi sebagai bahasa negara:
a. Bahasa resmi kenegaraan
b. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
c. Alat perhubungan perencanaan dan pelaksaan pembangunan
d. Alat pengembangan kebudayaan ilmu pengetahuan
dan teknologi
lanjutanlanjutan
RAGAM BAHASA INDONESIARAGAM BAHASA INDONESIA
1. TULIS
* Terikat struktur dan ejaan
* Ragam tulis lebih pada pengembangan
akademik dan ilmiah
2. LISAN (Retorika)
* Menghendaki orang lain sebagai lawan bicara
* Membutuhkan mimik, gerak, pandangan,
dan intonasi
3. BAKU
* Ditulis untuk kepentingan komunikasi tulis.
* Diakui sebagai bahasa resmi (KBBI)
CABANG ILMU BAHASACABANG ILMU BAHASA
FONOLOGI
Berkaitan dengan bunyi bahasa
MORFOLOGI
Berkaitan dengan pembentukan kata
SINTAKSIS
Berkaitan dengan penyusunan kalimat
SEMANTIK
Berkaitan dengan pemahaman dan pengembangan makna
PERTEMUAN KE-2:PERTEMUAN KE-2: TANDA BACATANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1. mengakhiri kalimat
2. dipakai di belakang angka/ huruf dalam satu bagian,
contoh: (A.), (1.)
3. memisahkan angka jam, menit, dan detik
contoh: 13.15.25
4. menulis daftar pustaka
contoh: Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi. Yogyakarta:
Bentang.
5. menulis bilangan ribuan dan kelipatannya
contoh: 3.000.000
6. menulis gelar akademik/nonakademik
contoh: (S.E.), (S.H.), (S.Pd.), (Dr.), (Prof.), (Hj.)
7. menulis singkatan
contoh: (No.), (Yth.), (Jend.), (s.d.)
B. Tanda KomaB. Tanda Koma
(,)(,)
1. menulis rincian atau pembilangan
Cth: - Kami membutuhkan air, makanan, pakaian, dan tempat
singgah.
- Merah, biru, kuning, ataupun putih merupakan warna
dasar.
2. dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat
cth: (Jadi, …), (Oleh karena itu,…), (Dengan demikian,…)
3. memisahkan petikan kalimat langsung
cth: Mereka berkata, “ Kami membutuhkan bantuan media.”
4. memisahkan nama, alamat, dan tempat tinggal
cth: Jaka Permana, Jalan Merdeka, Jakarta
5. memisahkan kata ekspresi atau emosi
6. memisahkan nama dan gelar
cth: (Faizal Akbar, S.H.), (Erni Fitria, S.E.), (Permana, S.Si.)
7. menulisakan angka/ bilangan pecahan persepuluhan
cth: (13,5), (10,5)
8. menulis keterangan tambahan
cth: Di sekolah kami, misalnya, masih banyak siswa yang sakit.
9. memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat
berada di depan
cth: Ketika hujan deras, semua buruh berteduh di tepi
bangunan.
10. memisahkan antara bagian-bagian nama dalam daftar pustaka
dan catatan kaki
cth: (Ismail, Taufik. …), (Yogyakarta: Bentang. 2006), halm. 3
C. Tanda Koma (,)C. Tanda Koma (,)
D. Tanda titik dua (:)D. Tanda titik dua (:)
1. memisahkan kata umum dan khusus
cth: Kami membawa alat tulis: pensil, penggaris, dan pena.
2. menulis data
cth: hari, tanggal: Senin, 21 Maret 2011
tempat : Lab. Bahasa
3. menulis naskah dialog/ drama
cth: Surya : “Wah, indah sekali pantai ini!”
Reza : “Di sini juga tempat penjualan ikan.”
4. memisahkan surat dan ayat, tahun dan hal. (dalam kutipan)
cth: Yusuf: 15, (2006: 12), (Nurdiansyah,2011: 35)
1. memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara
cth: Hari sudah hampir pagi; tugas ini belum selesai.
2. mengganti kata penghubung antarkalimat majemuk
setara
cth: Mereka mengerjakan tugas di kelas; kami mencari
bahan materi di perpustakaan.
E. Tanda titik koma (;)E. Tanda titik koma (;)
F. Tanda hubung (-)F. Tanda hubung (-)
1. menyambung kata dasar yang terpisah karena pergantian garis
cth: Tima SAR sedang mencari kor-
ban bencana tsunami.
2. memisahkan imbuhan dan kota
cth: se-Jawa, se-Bali, se-Indonesia
3. memisahkan (singkatan, kata asing dan imbuhan)
cth: KTP-nya, di-smash
4. memisahkan imbuhan dan angka
Cth: ke-17, 90-an
5. memperjelas pemenggalan bagian-bagian kata
Cth: dua puluh lima-ribuan (20 5000)
anak-istri saya (anak dan istri saya)
6. menulis kata ulang
Cth: makan-makan, jalan-jalan
1. menyatakan sampai
cth: Jogja–Solo, 2010–2011
2. membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar kalimat
cth: Kesuksesan itu –mereka yakin– akan dapat diraih.
G. Tanda pisahG. Tanda pisah
(–)(–)
H. Tanda Kurung ((…))H. Tanda Kurung ((…))
1. mengapit tanda keterangan atau penjelasan singkatan
cth: DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)
2. membuat perincian
cth: Faktor pendidikan menyangkut masalah (a) sarana,
(b) pendidik, dan (c) peserta didik
3. mengapit keterangan atau penjelasan
cth: Keterangan itu (lihat Tabel 13) menunjukkan
faktor prestasi anak di pengaruhi oleh motivasi
I. Tanda Petik (“…”)I. Tanda Petik (“…”)
1. mengapit petikan langsung
cth: “Kami sudah menunggu,” kata Rini, “Ya, tunggu
sebentar!”
2. mengapit judul
cth: Kami sudah menonton “Sang Pemimpi”.
Kalian sudah membaca buku
“Pedoman Umum EYD”?
3. mengapit istilah atau kata yang mempunyai arti khusus
cth: Ia sedang “sakau” hingga pingsan.
4. mengapit julukan
cth: Ia disebut sebagai pendekar “Si Pitung” dari Betawi.
J. Tanda Garis Miring (/)J. Tanda Garis Miring (/)
1. menulis nomor surat pada surat resmi
cth: No. :3/UR/007/03/2011
2. mengganti kata dan, atau, atau tiap
cth: mahasiswa/mahasiswi, Bapak/Ibu
Rp 500,00/lembar
PERTEMUAN KE-3PERTEMUAN KE-3::
HURUF, HURUF KAPITAL, DAN HURUF MIRINGHURUF, HURUF KAPITAL, DAN HURUF MIRING
A. Huruf
1. Huruf Vokal : a, i, u, e, o
2. Huruf Konsonan: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w,
x, y, z
3. Huruf Diftong:
a. ai, au, oi (diftong huruf vokal)
di awal : aula, ain
di tengah : syaitan, saudara, boikot
di akhir : pandai, harimau, amboi
b. kh, ng, ny, sy (diftong huruf konsonan)
di awal : khusus, ngilu, nyata, syarat
di tengah : akhir, bangun, hanyut, isyarat
di akhir : tarikh, senang
B. Pemenggalan KataB. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan pada kata dasar
a. jika ada vokal berurutan
cth: au-la, sau-dara,
b. jika ada huruf vokal dan konsonan di tengah
cth: ba-pak, de-ngan, mu-ta-khir
c. jika ada dua huruf konsonan yang beruntun
cth: man-di, som-bong, bang-sa
d. jika ada tiga atau lebih konsonan
cth: in-stru-men, in-fra, bang-krut, ikh-las
Lanjutan …Lanjutan …
2. Pemenggalan kata berimbuhan
cth: minum-an, mem-bawa, ambil-lah
catatan:
1. imbuhan –i tidak dipenggal (mak-nai)
2. pemenggalan imbuhan sisipan dipisah (te-lun-juk, ge-
ri-gi, ge-me-tar)
3. Jika satu kata terdiri dari satu unsur atau lebih (foto-
grafi: fo-to-gra-fi, introspeksi: in-tro-spek-si)
C. Huruf Kapital atau Huruf BesarC. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. dipakai pada huruf pertama awal kalimat
cth: Kami tertidur.
2. dipakai pada huruf pertama petikan langsung
cth: Ibu bertanya, “Kapan kamu pulang?”
3. penulisan nama Tuhan, nabi, agama dan kitab suci
cth: Allah, Isa, Budha, Al-Quran
4. menulis gelar kehormatan
cth: Sri Sultan Hamengku Buwono, Haji Ahmad Yusuf
5. menulis nama jabatan (jika diikuti nama orang dan
tempat menjabat)
Cth: Presiden Indonesia, Gubernur Sulawesi Selatan
lanjutanlanjutan
6. menulis nama orang
cth: Usman Hanafi
7. menulis nama suku, negara, dan bahasa
cth: suku Dayak, negara Indonesia, bahasa Mandarin
8. menulis nama hari, bulan, tahun
cth: Senin, Maret, Masehi
9. menulis nama letak geografi (jika diikuti nama tempatnya)
cth: Danau Toba, Selat Sunda, Jalan Proklamasi
10. menulis nama negara, unsur pemerintahan, dan dokumen
Cth: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Keputusan Presiden
11. menulis nama instansi/ surat kabar
cth: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kedaulatan
Rakyat
12. menulis judul (buku, film, lagu, dll)
cth: Bom buku “Yahudi Militan”
13. menulis nama gelar akademik
cth: Prof., Dr., S.H.
14. menulis kata sapaan (hubungan akrab)
cth: Bapak, Ibu, Saudara, Anda, Paman, Nenek
15. menulis singkatan
cth: KPK, BNN
lanjutanlanjutan
Singkatan dan AkronimSingkatan dan Akronim
1. Singkatan (gelar, instansi, umum, lambang)
cth: (S.H.), (PT), ((s.d.), (d.a.), (dsb.), (Yth.), (dst.)), (H2O)
2. Akronim: gabungan deret huruf awal yang dapat dibaca seperti
kata
a. akronim nama diri
cth: ABRI (Akademi Bersenjata Republik Indonesia)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
b. akronim nama diri berupa gabungan suku kata
cth: Bapenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional)
Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)
c. akronim nama diri berupa gabungan huruf
cth: pemilu (pemilihan umum), rudal (peluru kendali)
tilang (bukti pelanggaran)
D. HURUFD. HURUF
MIRINGMIRING
1. menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip
cth: buku Cermat Berbahasa Indonesia
majalah Tempo
harian Kompas
2. menegaskan atau mengkhususkan huruf
cth: Kami akan menipu, tetapi tertipu.
3. menuliskan nama ilmiah
cth: oryza sativa (nama latin padi), aurellia (nama latin
cacing)
ImbuhanImbuhan
1. Imbuhan Asli: awalan (prefiks), sisipan
(infiks), akhiran (sufik), awal+akhiran
(konfiks)
2. Imbuhan Asing: is, isme, isasi, man, wan,
wati, i, wi, ah, pra, a
3. Imbuhan Daerah: tuna, pasca, nara, swa,
catur, sapta, panca, dasa, maha, para, a
4. Klitik (possesive/milik): ku, mu, nya, kau
Imbuhan AsliImbuhan Asli
1. Awalan (prefik): meN, ber, di, ter, peN,
pe, se, per, ke
2. Sisipan (infiks): el, em, er
3. Akhiran (sufiks): kan, an, i, nya, wan,
wati, wi
4. Awalan+akhiran (konfiks/simulfiks): ke-
an, me-kan, di-kan, pe-an, me-i,
Pengembangan imbuhanPengembangan imbuhan
Imbuhan meN:
men: menulis, menunjuk, menanyakan
mem: membawa, membuka, memberi
meng: mengambil, menghukum, mengukur
meny: menyapu, menyangka, menyuplai
menge: mengecat, mengebom, mengebor
Imbuhan peN:
pen: penulis, penolong
pem: pembajak, pemukul, pembasmi
peng: penghasil, pengawal, penghalus
peny: penyapu, penyabar, penyesalan
penge: pengebor, pengecat, pengebom
Pengembangan ImbuhanPengembangan Imbuhan
Gabungan imbuhan di-i
di + tempat (dipisah)  di + ungkapan/idiom
(digabung)
di meja  dimejahijaukan
di rumah  dirumahkan
di Indonesia  diindonesiakan
di dalam  didalami
di belakang  dibelakangi
di + tempat (dipisah)  di + kerja (digabung)
di jalan  dijalankan
di kantor  diambil
di sungai  dibuang
Makna Imbuhan meN-Makna Imbuhan meN-
1. Suatu perbuatan aktif: mencetak, menulis, memukul,
membaca, merundingkan
2. Menjadi seperti: melebar, meluas, mengecil, menyempit,
membatu, menguning,
3. Menuju ke : menepi, melaut, mendarat
4. Berlaku seperti: mengabdi, membujang
5. Berfungsi sebagai/ menyerupai: menyupir, membukit,
menyemut
6. Menyatakan keadaan: mengantuk, menyendiri
7. Membuat gulai : menggulai
8. Mengeluarkan bunyi: mengeong, meraung
9. Mencari/mengumpulkan: mendamar, merumput, merotan
10. Makan/ minum: menyatai, mengopi,
Proses PeluluhanProses Peluluhan
Pada awalan meN dan peN dapat mengalami proses peluluhan
jika kedua imbuhan tersebut bertemu dengan kata yang
berawalan huruf (K, T, S, P) cth: pukul, kurang, satu, tunjuk
Jadi: me+ tunjuk= menunjuk, me+kurang= mengurang
me+ pukul= memukul, me+satu = menyatu
Kecuali: imbuhan tersebut tidak meluluhkan kata yang diawali
dengan huruf (K, T, S, P) jika terdapat klaster, tetapi tetap.
Klaster: kata yang diawalai dengan dua konsonan
cth: praktik, traktir, sponsor, kritik
Jadi: me+protes= memprotes, me+traktir= mentraktir
me+kritik = mengkritik, me+sponsor+i= mensponsori
Imbuhan AsingImbuhan Asing
1. is: nasionalis, patriotis, matrialis, sosialis,
2. isme: nasionalisme, patriotisme, organisme,
3. isasi: nasionalisasi, organisasi, sosialisasi, imunisasi
4. i: alami, abadi, akui, lukai
5. wi: duniawi, maknawi, surgawi, kimiawi
6. ah: alamiah,
7. man: seniman, budiman
8. wan: karyawan, wisudawan, jutawan, dermawan,
9. wati: karyawati, wisudawati, santriwati,
10. pra: pramusim, prasejarah, pranikah,
lanjutanlanjutan
11. non: nonakademik, multi:multifungsi
12. ekstra: ekstrakurikuler intra: intrasekolah
13. infra: inframerah semi: semifinal
14. bi: bilateral ultra: ultrasonik
15. a: asusila
Bahasa Arab
1. at: muslimat 4. in: muslimin
2. if: sportif 5. al: musikal
3. ik: heroik
Imbuhan DaerahImbuhan Daerah
1. tuna: tunawisma, tunawicara, tunakarya
2. pasca: pascapanen, pascabencana,
pascabanjir
3. nara: narasumber, narapidana
4. swa: swamitra, swalayan, swadaya
5. sapta: saptamarga
6. catur: caturwulan,
7. dasa: dasawarsa,
Kata dan KalimatKata dan Kalimat
Kata sebagai unsur pembentuk kata memiliki berbagai jenis
fungsi dan makna untuk membentuk kalimat.
Jenis kata:
1. Kata benda
2. Kata sifat
3. Kata kerja
4. Kata nominal
5. Kata keterangan
6. Kata ulang
7. Kata depan
8. Kata majemuk
Gabungan Kata: FrasaGabungan Kata: Frasa
Frasa: gabungan kata yang menduduki satu fungsi atau unsur dalam
kalimat
Jenis Frasa:
1. Frasa Eksosentrik: frasa yang terdiri dari gabungan kata dasar
dan kata depan (preposisi)
cth: di kebun, ke pasar, dari kampus, pada malam
2. Frasa Endosenstrik: frasa yang terdiri dari unsur yang tidak
dapat disubtisusikan oleh unsur lain
- frasa koordinatif: frasa yang unsurnya tidak dapat diganti oleh
unsur lain dan hanya dapat disisipi oleh unsur (dan) atau (atau)
- frasa atributif: frasa yang terdiri dari unsur inti dan tambahan
(atribut)
- frasa apositif: frasa yang berupa istilah dan tidak bisa digantikan
dengan unsur lain
Jenis FrasaJenis Frasa
1. Frasa Verba: sedang berbicara,
2. Frasa Nomina: sepeda baru, rumah
makan
3. Frasa Adjektifa: sangat cantik, paling
tampan
4. Frasa Adverbia: tadi malam, kemarin
sore
5. Frasa Preposisional: dari kantor, di
rumah, ke kebun
Gabungan Kata (bukan Frasa)Gabungan Kata (bukan Frasa)
1. Gabungan kata (kata majemuk)
cth: duta besar, kambing hitam, kereta api, kelinci
percobaan, orang tua, tangan kanan, memeras
keringat, banting tulang
2. Gabungan kata dirangkai
cth: acapkali, adakalanya, barangkali, bilamana,
beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada,
darmabakti, kacamata, olahraga, radioaktif, saputangan,
saripati, segitiga, sekalipun, sukacita, sukarela,
peribahasa,
Kata BakuKata Baku
Apotek
Atlet
Analisis
Aktif
Aktivitas
Kreatif
Kreativitas
Sportif
Sportivitas
Jadwal
Kualitas
Kuantitas
Produktif
Produktivitas
Hakikat
Formal
Provinsi
Ijazah
Zaman
Sistem
Nasihat
Teknik
Terampil
Ekstrem
Praktik
Izin
November
Teoretis
Pikir
Napas
Risiko
Sangsi
Sanksi
Pingsan
Konkret
Jumat
Quran
Doa
Saksama
Hikmat
Mantap
Sabtu
Negeri
KlausaKlausa
Klausa ada struktur atau gabungan kata
yang memiliki struktur unsur kalimat tetapi
belum menjadi kalimat.
Cth: kami sedang mengamen
mereka membutuhkan makanan
Jenis Klausa:
1. Klausa atasan/inti: induk kalimat
2. Klausa bawahan/: anak kalimat
KalimatKalimat
1. Kalimat Tunggal
Kalimat yang memiliki satu inti kalimat
(klausa)
contoh:
Kami selalu menunggu hujan emas setiap
hari.
Kami berlibur ke Paris.
lanjutanlanjutan
2. Kalimat Majemuk
kalimat yang memiliki unsur klausa atau
inti kalimat lebih dari satu.
Cth: Ia tidak sekolah karena ia sakit
Kami tetap berangkat walaupun hari ini hujan
lebat.
Mereka tetap akan mendaki gunung meskipun di
antara mereka ada yang tidak dapat ikut.
lanjutanlanjutan
1. Kalimat Majemuk Setara
Konjungsi: dan, atau, kemudian, lalu,
Pemuda itu membawa patung
dan benda kerajinan di dalam
mobilnya.
lanjutanlanjutan
2. Kalimat Majemuk bertingkat:
Pemuda yang duduk di dekat pohon itu
akan menyeberang dan membeli makanan
ringan
Petani itu membajak sawah
dengan alat tradisional yang
dibantu oleh kerbau.
3. Kalimat majemuk campuran:
Mereka membawa surat dan mereka membawa
hadiah ketika kami sedang rapat membahas lomba
futsal di kampus.
Para karyawan mengajukan gugatan kenaikan gaji
dan perpanjangan kontrak ketika perusahaan
sedang mengalami kenaikan pendapatan bulan ini.
lanjutan
Konjungsi Korelasi
Bukan … melainkan.
Contoh:
Bukan hanya mahasiswa yang
menginginkan presiden mundur melainkan
masyarakat DIY juga menginginkan hal
yang sama.
lanjutan
Tidak (hanya)… tetapi.
Tidak hanya di Surabaya dan Jakarta tetapi
di DIY juga sedang terserang wabah ulat
bulu.
Baik … maupun
Baik siswa maupun guru semua harap
menuju ke aula untuk menyaksikan
pementasan drama dari siswa kelas IX.
lanjutan
Antara … dengan/dan
Antara persepakbolaan Indonesia dengan
Amerika latin memiliki tipe dan gaya
permainan yang sama karena sebagian
pemain asing di Indonesia berasal dari
Amerika latin.
lanjutan
Kalimat Aktif dan Pasif
Kalimat Aktif: melakukan aktivitas
Contoh Kalimat aktif:
1.Para mahasiswa sedang
mengumpulkan koin untuk
presiden.
2.Mereka bermain layang-layang di
lapangan.
lanjutan
Kalimat pasif: dikenai aktivitas
Boneka itu dibuat oleh perajin di
desa wisata. (Perajin itu membuat
boneka di desa wisata = aktif.)
Mobil itu diparkir di halaman
kantor.
Anak itu terjatuh dari sepeda.
Saya tertidur.
lanjutan
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif: Kalimat yang tidak
berlebihan
1. Para mahasiswa berkumpul di aula
Para mahasiswa berkumpul bersama di aula.
2. Mereka membicarakan (tentang=tidak perlu)
permasalahan keuangan organisasi.
3. Kami berbicara tentang tujuan dan visi
organisasi.
4. Wanita itu sangat cantik.
5. (Di mana= tidak penting) mereka
cenderung menyanyikan lagu tersebut.
ParagrafParagraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan/menjelaskan gagasan atau
topik tertentu.
Syarat-syarat paragraf
1. Kesatuan Paragraf (kohesi)
Dalam satu paragraf hanya terdiri dari satu pokok pikiran.
Kalimat-kalimat harus disusun secara cermat agar tidak
menyimpang dari topik.
2. Kepaduan Paragraf (koheren)
Kalimat yang ditulis logis dan ada hubungan antarkalimat
3. Ada gagasan utama/ ide pokok: inti tulisan (didapatkan dari
kalimat utama)
4. Kesimpulan : saran atau solusi kritis
Kata Penghubung AntaparagrafKata Penghubung Antaparagraf
Hubungan transisi
Hubungan kata ganti
Pengulangan kata kunci
1. Hubungan Transisi
- hubungan tambahan: selanjutnya, lebih lagi, di
samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu
juga, lagi pula
- hubungan pertentangan: akan tetapi, namun,
bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya,
meskipun begitu, lain halnya.
lanjutanlanjutan
- Hubungan perbandingan: sama dengan itu,
dalam hal yang demikian, sehubungan dengan hal
itu
- Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi,
akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu
- Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud
itu
- Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya,
akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain,
sebagai simpulan
- Hubungan waktu: sementara itu, segera
setelah itu, beberapa saat kemudian,
- Hubungan tempat: berdekatan dengan itu
Hubungan kata ganti orang: dengan
menyebutkan nama dan kata ganti sebagai
penghubung antarkalimat dalam sebuah
paragrag. Cth: ia, dia, mereka, dan nama
Hubungan kata kunci: dengan
memberikan kata kunci yang diulang-ulang
dalam sebuah paragraf
lanjutan
Jenis ParagrafJenis Paragraf
Berdasar Letak Kalimat UtamanyaBerdasar Letak Kalimat Utamanya
1. Deduktif: depan/ awal
2. Induktif : belakang/ akhir
3. Ineratif : tengah
4. Variatif : awal dan akhir
5. Deskriptif : tanpa kalimat utama
Jenis Paragraf Berdasar IsinyaJenis Paragraf Berdasar Isinya
1. Argumentatif : berisi opini/ pendapat
2. Persuasif : berisi ajakan/ bujukan
3. Eksposisi : berisi paparan/ penjelasan
yang bersifat teknis/ proses
4. Deskriptif: berisi gambaran tentang
suatu tempat/ benda/ suasana
5. Naratif : berisi cerita dengan
kelengkapan peristiwa, tokoh, setting,
dan alur
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
1. Generalisasi: pola pengembangan khusus-
umum dengan penyimpulan di akhir paragraf
2. Analogi : pola pengembangan dengan
persamaan dua hal yang memiliki kesamaan
sifat
3. Klasifikasi ; pola pengembangan dengan
pengelompokan
4. Definisi : pola pengembangan dengan
penjelasan instilah/ unsur
5. Sebab-Akibat: pola klausul (sebab-akibat/
akibat-sebab)
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya tulis atau karangan ilmiah adalah
karangan yang menyajikan gagasan atau argumen
keilmuwan berdasarkan fakta.
• Gagasan keilmuwan itu harus dapat dipercaya dan
diterima kebenarannya, sehingga perlu penyajian secara
benar.
• Gagasan dalam karya tulis seharusnya disajikan dengan
tidak mambuat pihak lain atau pembaca ragu untuk
menerimanya.
• Penyajian karya tulis ilmiah harus dilakukan secara logis.
• Karya tulis yang ilmiah berarti karangan yang menyajikan
argumen dengan menggunakan logika berpikir secara
benar.
Mengenal karya tulis ilmiahMengenal karya tulis ilmiah
Kekhususan karya tulis ilmiah
a. Mengupas dan mempermasalahkan
pengetahuan.
b. Membuktikan kebenaran ilmiah dan
disajikan dengan metode ilmiah.
c. Menerapkan kebenaran ilmiah dan
disajikan dengan metode ilmiah.
Pengguna Karya Tulis IlmiahPengguna Karya Tulis Ilmiah
Para ilmuwan dan peneliti
Praktisi dan profesional akademik
(pendidik)
Pelajar dan Mahasiswa
Semua pihak yang terlibat dan
mengembangkan karya tulis ilmiah
seharusnya memiliki kemampuan
menyusun karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah dan nonilmiahKarya tulis ilmiah dan nonilmiah
Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis Nonilmiah
Fakta umum Fakta pribadi
Metodologi penulis ilmiah
(prosedural)
Model penulisan beragam
Kebenaran dapat
dibuktikan (objektif)
Bersifat subjektif
Jenis Karya TulisJenis Karya Tulis
Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis Nonilmiah
Makalah Artikel/ opini (nonfiksi)
Laporan penelitian Berita/ features (nonfiksi)
Skripsi Cerpen (fiksi)
Diktat Novel (fiksi)
Buku teks Puisi (fiksi)
Karakteristik Karya Tulis IlmiahKarakteristik Karya Tulis Ilmiah
Menyajikan fakta
Menyajikan pengertian/ definisi tentang
permasalahan
Menguraikan permasalahan
Menerapkan teori
Membahas, memecahkan, dan
menyimpulkan masalah
Karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis dengan
metodologi penulisan yang baik dan
benar.
Harus ditulis dengan jujur, akurat
berdasarkan kebenaran yang objektif
berdasarkan data dan fakta di lapangan,
bukan kebenaran normatif
KARANGAN ILMIAHKARANGAN ILMIAH
 Laporan merupakan sebuah tulisan
yang dibuat setelah seseorang melakukan
pengamatan, kunjungan, wawancara,
pembacaan buku/literatur, percobaan, dan
lain-lain. Laporan dapat berisi informasi
yang beraneka ragam, misalnya kemajuan
suatu peristiwa, penyelesaian tugas, hasil
wawancara, hasil pengkajian masalah, atau
pengungkapan hasil penelitian. Sebagai
karya ilmiah, laporan harus ditulis atas
dasar aturan yang berlaku dalam
Laporan.Laporan.
 Pada umumnya makalah disebut pula paper. Menurut
Parera (1983:25), makalah adalah karya tulis yang
memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Makalah dapat disajikan dalam pertemuan
ilmiah, seperti seminar, lokakarya, simposium, diskusi
ilmiah, dan sebagainya.
 Apabila suatu makalah akan dimuat dalam majalah ilmiah,
seperti jurnal, sebagai sebuah artikel, penulis perlu
memodifikasi baik isi maupun bentuk penulisannya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada majalah yang
akan memuatnya. makalah yang dibuat oleh mahasiswa
sering disebut term paper atau paper.
 Makalah yang dibuat mahasiswa ini merupakan jenis
tugas tertulis pada suatu mata kuliah tertentu. Hal ini
dapat berupa kajian suatu buku, kajian suatu masalah,
atau analisis fakta hasil observasi.
MakalahMakalah
Seperti makalah tetapi analisisnya lebih
serius.
Biasanya makalah yang dibuat oleh
seseorang atau pejabat dan dibawakan
dalam suatu pertemuan atau rapat sering
disebut kertas kerja.
Ditulis untuk disajikan dalam seminar atau
lokakarya.
Kertas kerjaKertas kerja
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan pendapat
orang lain.
Pendapat didukung data dan fakta
empiris-objektif, baik lewat penelitian
langsung atau tak langsung.
Ditulis untuk melengkapi syarat guna
memperoleh gelar sarjana yang
penyusunannya dibimbing oleh seorang
dosen atau tim yang ditunjuk oleh
lembaga perguruan tinggi
SkripsiSkripsi
Lebih mendalam daripada skripsi
Mengungkapkan pengetahuan baru
yang diperoleh dari penelitian
sendiri.
Memperbincangkan pengujian
terhadap satu hipotesis atau lebih
dan ditulis oleh mahasiswa pasca
sarjana
TesisTesis
Mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data
dan fakta yang sahih dan analisis yang
terinci
Dipertahankan dihadapan senat guru
besar/ penguji dari perguruan tinggi
Berisi temuan penulis sendiri yang
berupa temuan orisinil.
DisertasiDisertasi
Mengetengahkan masalah dalam bidang/ cabang
ilmu tertentu
Mengetengahkan persoalan secara utuh,
meliputi bagian pendahuluan, isi dan bagian
penutup
Objektif, tidak memihak kepada seorang atau
kelompok tertentu
Pembahasan secara rasional tidak emosional
Didukung data dan fakta
Alur sistemik dan runtut
Karya ilmiahKarya ilmiah
Penulis terlatih mengembangkan ketrampilan membaca
yang efektif.
Terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku
sumber, mengambil sarinya, mengembangkannya ke
tingkat pemikiran yang lebih matang.
Akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan.
Dapat meningkatkan ketrampilan mengorganisir dan
menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
Memperoleh kepuasan intelektual
Turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
masyarakat.
Manfaat tulisan ilmiahManfaat tulisan ilmiah
 Ingin tahu dengan selalu bertanya tentang bergabagai hal. Mengapa
demikian? Apa saja unsur-unsurnya?
 Kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya,
baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan
mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan
pendapat utnuk ditulis
 Terbuka, selalu mendengarkan keterangan dan argumentasi orang
lain.
 Objektif, menyatakan apa adanya tanpa perasaan pribadi.
 Rela menghargai karya orang lain - mengutip, menyatakan terima
kasih dan menganggapnya sebagai karya orisinil milik pengarangnya.
 Berani mempertahankan kebenaran - membela fakta atas hasil
penelitiannya.
 Menjangkau ke depan - “futuristik” berpandangan jauh, mampu
membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun
teori baru.
Tujuh macam sikap ilmiahTujuh macam sikap ilmiah
PILIH TOPIK
Pokok bhsn tertentu & tent ruang lingkup
Pilih
TENTUKAN JUDUL
OUTLINE
KUMPUL DATA
ORGANISASIR
EDITING
Judul menarik dan terbatas
Bentuk & jenis krgn dgn metode penulisan
Studi pustaka, wawancara, observasi
Data lalu susun jadi wacana
Kaidah bhs, ejaan, diksi, alinea
tetapkan
Sesuaikan
laksanakan
Klasifikasikan
Suntinglah
LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAHLANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH
PENULISAN AKHIR
Topik adalah pokok permasalahan, apa yang akan ditulis
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan topik
1. Berada di sekitar kita (pengalaman/ pengetahuan)
2. Menarik perhatian kita
3. Terpusat pada lingkup yang sempit
4. Punya data dan fakta yang objektif, jangan subjektif
5. Diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walau serba sedikit,
jangan terlalu baru, teknis dan kontroversial
6. Punya sumber acuan, sumber pustaka.
PEMILIHAN TOPIK/ MASALAHPEMILIHAN TOPIK/ MASALAH
Supaya lebih terfokus, sehingga
ketika menulis penuh keyakinan dan
kepercayaan karena topik sudah
dikuasai benar.
Penelitian menjadi lebih intensif,
penulis lebih mudah memilih hal yang
mudah untuk dikembangkan.
Pembatasan topikPembatasan topik
Melontarkan pertanyaan
- Masalah apa?
- Mengapa?
- Bagaimana?
- Di mana?
- Kapan?
- Siapa?
- Dsb, tergantung kondisi
Penentuan JudulPenentuan Judul
Industri metanol
Kekuatan tarik rendah
Korosi permukaan
Harga BBM
Nilai kalor bakar
Bom
Masalah apa?Masalah apa?
Mengembang------ Pengembangan
Melayani- ---------- Pelayanan
Bermanfaat--------- Manfaat
Meningkat --------- Meningkatnya
Meningkat --------- Upaya Meningkatkan
Meledak ----------- Ledakan
Judul harus dalam bentuk Frasa
Mengapa?Mengapa?
Pengembangan Industri Metanol atau Upaya
Mengembangkan Industri Metanol
Meningkatnya Mutu Pelayanan Rumah Sakit
atau Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit
Manfaat Penggunaan Biooil atau
Memanfaatkan Penggunaan Biooil
Judul harus dalam bentuk frasa, dapat pulaJudul harus dalam bentuk frasa, dapat pula
berupa kata kerja asal bukan merupakanberupa kata kerja asal bukan merupakan
kalimatkalimat
Di Pulau Bunyu------ Pengembangan
Industri Metanol di Pulau Bunyu
Di RSDK ----------- Upaya Meningkatkan
Mutu Pelayanan Rumah Sakit Dokter Kariadi
Di Semarang ------ Manfaat Penggunaan
Kondom di Semarang
Di Bali ------Ledakan Bom Terjadi Lagi di
Bali
Di mana?Di mana?
Tahun 90-an --
Pengembangan Industri
Metanol di Pulau Bunyu Tahun
90-an
Semester I tahun 2005 ---
Pelayanan Rumah Sakit Dr
Kariadi Semarang Semester I
tahun 2005
Kapan?Kapan?
Manfaat Penggunaan Kondom
dalam Mencegah Penularan
Penyakit HIV/ AIDS di
Semarang
Manfaat Desain Interior Rumah
Sakit dalam Mendukung
Pelayanan kepada Masyarakat
Untuk apa/ siapa?Untuk apa/ siapa?
Mutu Pendidikan Perawat di
Indonesia tahun 2000-2005: Studi
Kasus di Politekkes Semarang
Manfaat Penggunaan Kondom bagi
Pencegahan HIV/ AIDS: Studi Kasus
pada PSK Sunan Kuning Semarang
Pembicaraan atas Novel “ Harry
Potter” : Analisis Struktural
Pembatasan dan penjelasan denganPembatasan dan penjelasan dengan
pemberian anak judulpemberian anak judul
Antara Judul dan Anak judulAntara Judul dan Anak judul
dipisahkan dengan :dipisahkan dengan :
Menurut tempat
Indonesia ---- Jawa --- Jawa Tengah --
Semarang ---- Tembalang
Pulau Jawa Sebelum Indonesia Merdeka
-- Semarang sebelum Indonesia Merdeka
Menurut Waktu/ Periode/ Zaman
Kebudayaan Indonesia -- Seni Patung di
Zaman Kerajaan Hindu
Hubungan Sebab Akibat
Dekadensi Moral di Kalangan Remaja --
Pokok Pangkal Timbulnya Dekadensi Moral
di Kalangan Remaja
Pembatasan TopikPembatasan Topik
Ruang Lingkup
Kesehatan --- Rumah Sakit --- Perawat
Agama ---- Islam ---- Syariat ---
Puasa
Aspek Khusus – Umum, Individual – Kolektif
Pengaruh Siaran TV terhadap Masyarakat
Jawa Tengah --- Pengaruh Siaran Televisi
bagi Perkembangan Anak di Jawa Tengah
Objek material dan objek formal
Keluarga Berencana Ditinjau dari Segi
Agama
Adalah pokok pemikiran yang akan
disampaikan oleh penulis dalam
karangannya
Pengungkapan maksud dan tujuan.
Tema perlu dirumuskan secara eksplisit
dalam bentuk kalimat panjang untuk
memudahkan penyusunan kerangka
TEMATEMA
Topik: Belajar mengemukakan
pendapat yang efektif
Tujuan : Menjelaskan bagaimana
cara mengemukakan pendapat
secara tertulis, logis dan
sistematis dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Struktur Karya Tulis IlmiahStruktur Karya Tulis Ilmiah
Struktur Utama KTI
1. Pendahuluan : latar belakang permasalahan dan
maksud penulisan
2. Isi : uraian pengembangan gagasan utama masalah,
sajian pengertian/definisi, sajian fakta, sajian teori
yang berkaitan, pembahasan masalah dengan teori
dan fakta yang ada untuk memecahkan masalah
3. Penutup : simpulan atau jawaban atas masalah dan
saran atau rekomendasi dari hasil pembahasan
4. Referensi/sumber : daftar kepustakaan
Struktur KTI (Makalah)Struktur KTI (Makalah)
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Maksud Penulisan
(dapat ditambahkan asumsi dasar dalam makalah)
Bab II Landasan Teori
(Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang berhubungan dengan topik
yang dibahas)
Bab III Metode Penulisan
Metode dan Prosedur Kajian
Bab IV Pembahasan
Hasil analisis dan pembahasan
Bab V Simpulan dan Saran
(disajikan simpulan untuk menjawab rumusan permasalahan dan
membuktikan kajian yang dilakukan)
Struktur KTI (Skripsi)Struktur KTI (Skripsi)
Bab I. Pendahuluan
- Latar Belakang (alasan penulisan)
- Identifikasi Masalah (spesifikasi masalah)
- Rumusan Masalah (masalah yang akan dikaji)
- Pembatasan Masalah (batasan masalah)
- Tujuan Penulisan (maksud penulisan)
- Hipotesis penelitian (dugaan sementara)
Lanjutan (format Skripsi)Lanjutan (format Skripsi)
Bab II. Landasan Teori
(Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang
berhubungan dengan topik yang dibahas)
Bab III. Metode Penelitian
- Metode Penelitian
- Desain Penelitian
- Variabel Penelitian (objek kajian)
- Prosedur Penelitian
- Sumber data
- Tempat dan waktu penelitian
- Teknik dan instrumen Penelitian
- Teknik pengolahan data
- Validasi penelitian
Bab IV Pembahasan
- Deskripsi data hasil penelitian
- Pengolahan data (teknik analisis data)
- Pembahasan
- Implikasi penelitian (implementasi hasil
kajian)
- Pengujian hipotesis (pembuktian hipotesis)
Lanjutan (format Skripsi)Lanjutan (format Skripsi)
Bab V Simpulan dan Saran
(berisi simpulan untuk menjawab rumusan
masalah atau membuktikan argumen
berdasarkan kajian yang dilakukan dan
diikuti dengan rekomendasi yang disajikan
Lanjutan (format Skripsi)Lanjutan (format Skripsi)
Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian,
dan lain sebagainya, memiliki format
penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai
sebuah karya ilmiah.
Uraian di bawah ini membahas format
penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada
Program S-1 Teknik Mesin FT UMY.
Namun beberapa poin penting dalam format
penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai
acuan dalam penulisan karya ilmiah selain
skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam
jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.
FORMAT PENULISAN KARYAFORMAT PENULISAN KARYA
ILMIAHILMIAH
Komponen-komponen karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi pada
prinsipnya hampir sama. Komponen-komponen tersebut disusun dengan urutan
sebagai berikut.
(1) Bagian Awal:
(a) Halaman sampul/judul.
(b) Halaman pengesahan.
(c) Kata Pengantar
(d) Daftar Isi
(e) Daftar Tabel (jika ada)
(f) Daftar Gambar (jika ada)
(g) Abstrak.
(2) Bagian Pokok/Utama:
(a) Pendahuluan (Latar belakang dan permasalahan)
(b) Kerangka teoritik dan pengajuan hipotesis (jika diperlukan)
, Tinjauan Pustaka
(c) Metode Penelitian
(d) Hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan
(e) Simpulan, implikasi, dan saran.
(3) Bagian Akhir:
(a) Daftar Pustaka (Kepustakaan)
(b) Lampiran-lampiran.
Jika karya ilmiah yang berupa skripsi,
tesis, dan disertasi tersebut akan disajikan
dalam majalah ilmiah, karya ilmiah
tersebut harus diubah dalam bentuk
makalah dan disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku pada majalah yang
akan memuatnya.
Komponen-komponen penting yang ada dalam sebuah makalah dapat
dikemukakan secara runtut sebagai berikut.
(1) Bagian Awal:
Halaman judul (berisi judul makalah & nama penulis)
(2) Bagian Pokok/Utama:
(a) Judul makalah
(b) Nama Penulis dan institusinya
(c) Abstrak
(d) Pendahuluan
(e) Tinjauan pustaka /Dasar Teori (jika perlu)
(f) Metode Penelitian
(g) Hasil dan Pembahasan
(h) Simpulan dan Saran
(3) Bagian Akhir:
(a) Buku Rujukan (sumber)
(b) lampiran (jika perlu)
 Menurut Gie (1992:105), karya (karangan) ilmiah
populer merupakan salah satu ragam karangan
faktawi. Atas dasar hal tersebut, berarti bahwa karya
ilmiah populer identik dengan karya ilmiah. Dengan
demikian, ciri-ciri karya ilmiah berlaku pula bagi karya
ilmiah populer, yaitu menyajikan fakta-fakta secara
cermat, jujur, objektif, netral, sistematik, dan logis,
serta pemaparannya secara ringkas, jelas, tegas, dan
tepat. Disamping itu, permasalahan yang dikemukakan
senantiasa berkaitan dengan topik-topik keilmuan,
topik-topik kronologis, atau gabungan antara kedua
hal tersebut. Atas dasar hal tersebut, berarti bahwa
karya ilmiah populer bukan semata-mata tulisan
informatif, melainkan tulisan atas dasar fakta yang
disajikan secara ilmiah.
Karya Ilmiah PopulerKarya Ilmiah Populer
Aspek lain yang membedakan karya ilmiah
populer itu dengan karya ilmiah pada
umumnya adalah bentuk penyusunan dan
jangkauan pembacanya. Bentuk
penyusunan karya ilmiah populer tidak
terikat oleh pola dan ketentuan yang
berlaku pada masyarakat ilmuwan. Bentuk
karya ilmiah populer tidak perlu
menyebutkan bagian-bagiannya dengan
penomoran secara eksplisit, tidak perlu
menggunakan sistem penulisan sumber
Jangkauan pembaca karya ilmiah populer
adalah masyarakat umum atau khalayak
ramai, bukan terbatas pada golongan
ilmuwan atau kaum cendekiawan
tertentu. Karya ilmiah populer ditujukan
kepada setiap orang yang berminat
membaca guna menambah pengetahuan
tentang aspek-aspek ilmu dan teknologi,
meskipun hanya secara global dan
sederhana
Berdasarkan bentuk penyajiannya, karya
ilmiah populer dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis, yaitu (1) tajuk rencana
(editorial), (2) esai (artikel), (3) pikiran
pembaca, dan (4) ulasan (berita, ekonomi,
politik, buku, dll)
Tajuk rencana adalah induk artikel yang berfungsi
sebagai pengantar segala berita/isi surat kabar atau
majalah (Natawidjaja, 1986:113). Pada umumnya, tajuk
rencana berisi pesan pimpinan surat kabar/majalah,
sikap editor, atau sambutan atas sesuatu hal yang
istimewa yang ada/terjadi pada saat surat
kabar/majalah itu terbit. Tajuk rencana biasanya
ditempatkan pada kolom 1 dan 2 dalam halaman
pertama atau kedua. Panjangnya sekitar delapan
paragraf atau kurang lebih 20 sampai 35 kalimat.
Istilah lain dari tajuk rencana yang sering digunakan
dalam surat kabar atau majalah, antara lain editorial,
induk berita, induk opini, pesan redaksi,
mahkota berita, dan sepatah kata redaksi.
Tajuk rencanaTajuk rencana
Esai adalah bentuk karya ilmiah populer
yang berisi kupasan terhadap suatu
masalah, baik persoalan yang berkaitan
dengan ilmu, teknologi, maupun seni.
Bagian-bagian penting yang perlu ada
dalam sebuah esai adalah
permasalahan, kajian dan
pemecahan masalah, dan simpulan.
Selain harus disusun secara objektif,
sistematis dan logis, esai harus
dikemukakan dengan bahasa yang lugas,
EsaiEsai
Pikiran pembaca yaitu tulisan yang
berisi pendapat (opini) atau gagasan
tentang suatu peristiwa atau masalah yang
muncul di masyarakat. Gagasan tersebut
dapat berupa usulan, saran atau
pemecahan masalah yang ditujukan
kepada pihak lain (pemerintah, lembaga,
organisasi, atau seseorang). Pikiran
pembaca juga disusun berdasarkan fakta
dan dikemukakan secara sistematis, logis,
objektif, lugas, singkat, dan sederhana.
Pikiran pembacaPikiran pembaca
Ulasan merupakan bentuk karya ilmiah populer
yang berisi komentar terhadap suatu
pendapat/gagasan orang lain, peristiwa, esai,
artikel berita, buku, dll. Ulasan disusun atas dasar
data yang objektif. Dalam ulasan lebih ditekankan
pada komentar terhadap hal-hal yang istimewa
dan positif. Namun demikian, hal-hal yang kurang
istimewa atau hal-hal yang menunjukkan
kelemahan pun perlu dikemukakan agar orang lain
atau pihak yang terkait dapat mengambil hikmah
atau manfaatnya untuk memperbaikinya. Dilihat
dari isinya, ulasan itu beraneka ragam, antara lain
ulasan berita, ulasan peristiwa, ulasan buku, dan
sebagainya.
UlasanUlasan
Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam
sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
2. Jenis kertas: HVS 80 gram.
3. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan
warna yang telah ditentukan) dengan lambang
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .
A. Bahan dan Ukuran KertasA. Bahan dan Ukuran Kertas
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci
sbb :
1. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows,
seperti MS Word, Excel, dan lain-lain.
2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan
ukuran 12 kecuali untuk:
Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam
(soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan
dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16
(disesuaikan dengan panjang judul,
b. Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul
(sub-bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan
aejenisnya.
4...
B. PengetikanB. Pengetikan
4. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau
bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk
pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak se ingkat), dan
sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan
mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau
bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan
huruf miring biasa (italic).
5. Batas tepi (margin):
a. Tepi atas : 4 cm
b. Tepi bawah : 3 cm
c. Tepi kiri : 4 cm
d. Tepi kanan : 3 cm
6. Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris
pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar
pustaka.
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
7. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah halaman
judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrakkata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar
lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
2) Pengantar ditulis dengan spasi satu setengah
3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan
menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran disusun
dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
5) Lainnya, lihat Lampiran.
b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun
dengan menggunakan spasi satu setengah
c. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar
referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar
referensi dengan satu setengah), dan Lampiran yang ditulis dengan
spasi satu setengah atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
6. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
a. Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf
besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang
berlaku umum seperti PT., CV.), posisinya di tengah
halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualiannya
adalah judul pada halaman Persetujuan Seminar dan
Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).
b. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi
(margin) sebelah kiri dengan menggunakan huruf A, B, C,
dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan
huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata
depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak dengan
huruf tebal (bold).
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
c. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan
seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf
besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa
diakhiri titik. Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
d. Judul sub sub-sub-bab dimulai dengan huruf a, b, c dan
seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar
(Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri
titik. Judul sub sub-sub-bab dicetak dengan huruf tebalmiring (bold-
italic).
e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3)
dst. (tanpa titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai
dengan huruf a), b), c) dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata
dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan
kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-sub-bab dan sub
subsub- sub-sub-bab dicetak dengan huruf miring (italic).
Lanjutan : Pengetikan 6.Lanjutan : Pengetikan 6.
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
f. Penulisan headings hierarchy (sub-judul)
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
g. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang perbedaan keduanya (headings
hierarchy dan points/items hierarchy) dalam
sebuah teks/tulisan, lihat contohnya pada
Lampiran.
h. Sepanjang memungkinkan, hindari
penggunaan hirarkhi sub-judul (headings
hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub
sub-subsub- bab dan seterusnya). Hal ini bisa
dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan
rincian poin-poin atau item-item (points/items
hierarchy).
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
7. Bilangan dan satuan:
a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan
yang terletak pada awal kalimat yang harus dieja.
Contoh:
Umur mesin 10 tahun.
Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma
(contoh: Rp1.150,25)
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi
tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain)
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
7. Bilangan dan satuan:
a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang
terletak pada awal kalimat yang harus dieja.
Contoh:
Umur mesin 10 tahun.
Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh:
Rp1.150,25)
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik
(kg, cm, dan lain-lain)
d. Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka,
sedangkan pecahan yang bergabung dengan bilangan bulat
harus ditulis dengan huruf/dieja. Contoh: tiga dua pertiga.
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
C. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman
awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya,
adalah sbb :
1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor
halaman dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan
ditempatkan di tengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi
nomor, tetapi tetap dihitung.
2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar
Pustaka diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan
seterusnya). Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas,
kecuali bab baru yang diisi nomor halaman di tengah bawah.
3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang
disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman.
Contoh:
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Peta Desa Mahak Baru
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
D. Tabel dan Gambar
Pembuatan dan penomoran Tabel dan Gambar mengikuti
ketentuanketentuan sebagai berikut:
1. Tabel
a. Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi ringkasan data-
data penelitian yang penting. Data lengkapnya dapat
disajikan pada Lampiran.
b. Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi
kiri dan kanan pengetikan.
c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.
d. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.
e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi kertas.
f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas.
g. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-
baris teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya
adalah dua spasi.
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
h. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul
tabel, dengan ketentuan:
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka
spasi yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir
judul terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris
terakhir teks.
Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama
menunjukkan nomor bab tempat tabel itu dimuat, dan
bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab
itu.
Contoh: Tabel 2.5 menunjukkan bahwa tabel itu ada di
BAB II dan tabel urutan kelima pada bab itu.
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih
besar dari halaman naskah dapat diizinkan,
tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat
satu kali sudah mencapai ukuran halaman
naskah yang dimasukkan dalam teks.
j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah
tabel tersebut harus dicantumkan sumbernya
dengan ukuran huruf (font) 10 dengan spasi
tunggal (lihat Lampiran).
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
2. Gambar
a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan,
grafik, peta, diagram, atau foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa
sehingga garis batas tersebut tidak melampaui
batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar
sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan
pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang
tampilannya menjadi kurang bagus kalau
diperbesar, atur ukuran dan posisinya agar
simetris dengan batas tepi halaman (tidak sejajar,
tapi jarak ke tepi kiri dan kanan sama).
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan
ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi
yang digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul
terletak dua spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir
teks. Nomor gambar terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama menunjukkan nomor bab tempat gambar itu
dimuat, sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor urut
tabel pada bab itu.
Contoh: Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut
adalah gambar urutan pertama pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari
halaman naskah disajikan sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis
pada tempat kosong di bawah gambar (tidak diletakkan di
halaman lain).
Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan

More Related Content

What's hot

Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaRahmatia Azzindani
 
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsiMohammad Nawawi
 
Bahasa indonesia fadli illow
Bahasa indonesia fadli illowBahasa indonesia fadli illow
Bahasa indonesia fadli illowFadLi IlLow
 
Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahSri Fauzia Smrt
 
Ejaan Yang Disempurnakan Permendiknas 46/2009
Ejaan Yang Disempurnakan  Permendiknas 46/2009Ejaan Yang Disempurnakan  Permendiknas 46/2009
Ejaan Yang Disempurnakan Permendiknas 46/2009NASuprawoto Sunardjo
 
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eydKatarina Yuliana
 
Pedoman ejaan yang disempurnakan (eyd)
Pedoman ejaan yang disempurnakan (eyd)Pedoman ejaan yang disempurnakan (eyd)
Pedoman ejaan yang disempurnakan (eyd)Triyono Untung
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaWahid Anggara
 
Bukubahanajarmulokbidangstudibahasadaerah 170811071446
Bukubahanajarmulokbidangstudibahasadaerah 170811071446Bukubahanajarmulokbidangstudibahasadaerah 170811071446
Bukubahanajarmulokbidangstudibahasadaerah 170811071446Rintihan Alam
 
Buku bahan ajar mulok bidang studi bahasa daerah
Buku bahan ajar  mulok bidang studi bahasa daerahBuku bahan ajar  mulok bidang studi bahasa daerah
Buku bahan ajar mulok bidang studi bahasa daerahRahim Muhnur
 
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)idbloginfo
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaanariffikri12
 
Makalah bahasa indonesia tentang surat resmi
Makalah bahasa indonesia tentang surat resmiMakalah bahasa indonesia tentang surat resmi
Makalah bahasa indonesia tentang surat resmiRafi Mariska
 
Ejaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBIEjaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBININI IBRAHIM
 

What's hot (18)

Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesia
 
S yuliani
S yulianiS yuliani
S yuliani
 
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
 
Bahasa indonesia fadli illow
Bahasa indonesia fadli illowBahasa indonesia fadli illow
Bahasa indonesia fadli illow
 
Bahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaahBahasa indonesia makalaah
Bahasa indonesia makalaah
 
Ejaan Yang Disempurnakan Permendiknas 46/2009
Ejaan Yang Disempurnakan  Permendiknas 46/2009Ejaan Yang Disempurnakan  Permendiknas 46/2009
Ejaan Yang Disempurnakan Permendiknas 46/2009
 
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
23761859 makalah-bahasa-indonesia-eyd
 
Pedoman ejaan yang disempurnakan (eyd)
Pedoman ejaan yang disempurnakan (eyd)Pedoman ejaan yang disempurnakan (eyd)
Pedoman ejaan yang disempurnakan (eyd)
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadia
 
Bukubahanajarmulokbidangstudibahasadaerah 170811071446
Bukubahanajarmulokbidangstudibahasadaerah 170811071446Bukubahanajarmulokbidangstudibahasadaerah 170811071446
Bukubahanajarmulokbidangstudibahasadaerah 170811071446
 
Buku bahan ajar mulok bidang studi bahasa daerah
Buku bahan ajar  mulok bidang studi bahasa daerahBuku bahan ajar  mulok bidang studi bahasa daerah
Buku bahan ajar mulok bidang studi bahasa daerah
 
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaan
 
Makalah bahasa indonesia tentang surat resmi
Makalah bahasa indonesia tentang surat resmiMakalah bahasa indonesia tentang surat resmi
Makalah bahasa indonesia tentang surat resmi
 
Konsep Ejaan
Konsep EjaanKonsep Ejaan
Konsep Ejaan
 
Ejaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBIEjaan, EYD dan PUEBI
Ejaan, EYD dan PUEBI
 
PUEBI
PUEBIPUEBI
PUEBI
 

Similar to BAHASA INDONESIA DI JURUSAN TEKNIK

Materi umy-bahasa-indonesia (1)
Materi umy-bahasa-indonesia (1)Materi umy-bahasa-indonesia (1)
Materi umy-bahasa-indonesia (1)samsaharsam
 
Materi-bahasa-indonesia
Materi-bahasa-indonesiaMateri-bahasa-indonesia
Materi-bahasa-indonesiaNurFadhila6
 
MATERI MK. BAHASA INDONESIA (BARU).ppt
MATERI MK. BAHASA INDONESIA (BARU).pptMATERI MK. BAHASA INDONESIA (BARU).ppt
MATERI MK. BAHASA INDONESIA (BARU).pptRizkys111
 
materimk-oleh karena itu maka kita akan membuat sebuah kenyataan yang mampu me
materimk-oleh karena itu maka kita akan membuat sebuah kenyataan yang mampu mematerimk-oleh karena itu maka kita akan membuat sebuah kenyataan yang mampu me
materimk-oleh karena itu maka kita akan membuat sebuah kenyataan yang mampu meTegenMaharaja
 
Tugas 4 tik_annisa_s.[1]
Tugas 4 tik_annisa_s.[1]Tugas 4 tik_annisa_s.[1]
Tugas 4 tik_annisa_s.[1]annisa_sholihah
 
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdf
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdfppt b indo_20231023_212323_0000.pdf
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdfnafisasyahrul
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfZukét Printing
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxZukét Printing
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxTeknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxDistaTri
 
Bahasa Indonesia Kata baku, ibuhan asing, penggunaan koma dan titik
Bahasa Indonesia Kata baku, ibuhan asing, penggunaan koma dan titikBahasa Indonesia Kata baku, ibuhan asing, penggunaan koma dan titik
Bahasa Indonesia Kata baku, ibuhan asing, penggunaan koma dan titikHana Hanifah
 
Eyd banjarnegara
Eyd banjarnegaraEyd banjarnegara
Eyd banjarnegarambak-tabah
 
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...AsepPerdiansyah
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaAngelia Tikha
 
1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf
1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf
1 fungsi bahasa dan penggunaan hurufSimon Patabang
 
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptxMateri kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptxLinggaSitiAnggraeny
 
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...AsepPerdiansyah
 

Similar to BAHASA INDONESIA DI JURUSAN TEKNIK (20)

Materi umy-bahasa-indonesia (1)
Materi umy-bahasa-indonesia (1)Materi umy-bahasa-indonesia (1)
Materi umy-bahasa-indonesia (1)
 
Materi-bahasa-indonesia
Materi-bahasa-indonesiaMateri-bahasa-indonesia
Materi-bahasa-indonesia
 
MATERI MK. BAHASA INDONESIA (BARU).ppt
MATERI MK. BAHASA INDONESIA (BARU).pptMATERI MK. BAHASA INDONESIA (BARU).ppt
MATERI MK. BAHASA INDONESIA (BARU).ppt
 
materimk-oleh karena itu maka kita akan membuat sebuah kenyataan yang mampu me
materimk-oleh karena itu maka kita akan membuat sebuah kenyataan yang mampu mematerimk-oleh karena itu maka kita akan membuat sebuah kenyataan yang mampu me
materimk-oleh karena itu maka kita akan membuat sebuah kenyataan yang mampu me
 
Tugas 4 tik_annisa_s.[1]
Tugas 4 tik_annisa_s.[1]Tugas 4 tik_annisa_s.[1]
Tugas 4 tik_annisa_s.[1]
 
EYD dan PUEBI
EYD dan PUEBIEYD dan PUEBI
EYD dan PUEBI
 
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdf
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdfppt b indo_20231023_212323_0000.pdf
ppt b indo_20231023_212323_0000.pdf
 
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdfEjaan dan Tanda Baca.pdf
Ejaan dan Tanda Baca.pdf
 
Ejaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docxEjaan dan Tanda Baca.docx
Ejaan dan Tanda Baca.docx
 
Bahasa indonesia kelompok 2
Bahasa indonesia kelompok 2Bahasa indonesia kelompok 2
Bahasa indonesia kelompok 2
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptxTeknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
Teknik Penulisan Karya Ilmiah.pptx
 
Bahasa Indonesia Kata baku, ibuhan asing, penggunaan koma dan titik
Bahasa Indonesia Kata baku, ibuhan asing, penggunaan koma dan titikBahasa Indonesia Kata baku, ibuhan asing, penggunaan koma dan titik
Bahasa Indonesia Kata baku, ibuhan asing, penggunaan koma dan titik
 
Eyd banjarnegara
Eyd banjarnegaraEyd banjarnegara
Eyd banjarnegara
 
Bahasa indonesia (pnj) 1
Bahasa indonesia (pnj) 1Bahasa indonesia (pnj) 1
Bahasa indonesia (pnj) 1
 
Materi twk bhs Indonesia.pdf
Materi twk bhs Indonesia.pdfMateri twk bhs Indonesia.pdf
Materi twk bhs Indonesia.pdf
 
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf
1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf
1 fungsi bahasa dan penggunaan huruf
 
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptxMateri kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
Materi kuliah B.Indonesia ke-2.pptx
 
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
MKU Bahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia By Asep Perdiansyah,...
 

More from syahrilical

(1)pengantar kwn
(1)pengantar kwn(1)pengantar kwn
(1)pengantar kwnsyahrilical
 
Bab i pendidikan_kewarganegaraan
Bab i pendidikan_kewarganegaraanBab i pendidikan_kewarganegaraan
Bab i pendidikan_kewarganegaraansyahrilical
 
Handout pancasila-part-1-4
Handout pancasila-part-1-4Handout pancasila-part-1-4
Handout pancasila-part-1-4syahrilical
 
Komunikasi data kuliah online ke 5
Komunikasi data  kuliah online ke 5Komunikasi data  kuliah online ke 5
Komunikasi data kuliah online ke 5syahrilical
 
Komunikasi data kuliah online ke 5
Komunikasi data  kuliah online ke 5Komunikasi data  kuliah online ke 5
Komunikasi data kuliah online ke 5syahrilical
 

More from syahrilical (7)

Visi misi isbd
Visi misi isbd Visi misi isbd
Visi misi isbd
 
(1)pengantar kwn
(1)pengantar kwn(1)pengantar kwn
(1)pengantar kwn
 
Bab i pendidikan_kewarganegaraan
Bab i pendidikan_kewarganegaraanBab i pendidikan_kewarganegaraan
Bab i pendidikan_kewarganegaraan
 
Handout pancasila-part-1-4
Handout pancasila-part-1-4Handout pancasila-part-1-4
Handout pancasila-part-1-4
 
Hardware
HardwareHardware
Hardware
 
Komunikasi data kuliah online ke 5
Komunikasi data  kuliah online ke 5Komunikasi data  kuliah online ke 5
Komunikasi data kuliah online ke 5
 
Komunikasi data kuliah online ke 5
Komunikasi data  kuliah online ke 5Komunikasi data  kuliah online ke 5
Komunikasi data kuliah online ke 5
 

BAHASA INDONESIA DI JURUSAN TEKNIK

  • 1. MATA KULIAHMATA KULIAH BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA JURUSANJURUSAN TEKNIK INFORMATIKATEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITASUNIVERSITAS SULAWESISULAWESI BARATBARAT
  • 2. TUJUAN UMUM DAN KHUSUSTUJUAN UMUM DAN KHUSUS KULIAH BAHASA INDONESIAKULIAH BAHASA INDONESIA TUJUAN UMUM Agar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia TUJUAN KHUSUS Agar para mahasiswa terampil menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan dan terutama secara tertulis
  • 3. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIAPERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DAN PETUNJUK PERKEMBANGANDAN PETUNJUK PERKEMBANGAN 1. BAHASA INDONESIA BERASAL DARI BAHASA MELAYU 1. Lingua franca (komunikasi antarsuku) 2. Alat komunikasi perdagangang tempo dulu 2. KAPAN BAHASA MELAYU MULAI DIJADIKAN ALAT KOMUNIKASI: 1. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang tahun 683 2. Prasasti Talang Tuo di Palembang tahun 684 3. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat tahun 686 4. Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi tahun 688 5. Prasasti Gandasuli di Jateng tahun 832 6. Prasasti Bogor tahun 942
  • 4. PERESMIAN NAMA BAHASA INDONESIA TANGGAL 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda)
  • 5. ALASAN BAHASA MELAYU DIANGKATALASAN BAHASA MELAYU DIANGKAT SEBAGAI BAHASA INDONESIASEBAGAI BAHASA INDONESIA 1. Bahasa melayu merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan. 2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa 3. Suku Jawa, suku Sunda dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. 4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti luas.
  • 6. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia 1. Bahasa Nasional Tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 Fungsi sebagai bahasa nasional: a. Lambang kebanggaan bangsa b. Lambang identitas nasional c. Alat penghubung antarwarga d. Alat penyatuan suku bangsa
  • 7. 2. Sebagai bahasa Negara Tercantum di dalam UUD 1945 Bab XV, pasal 36) Fungsi sebagai bahasa negara: a. Bahasa resmi kenegaraan b. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan c. Alat perhubungan perencanaan dan pelaksaan pembangunan d. Alat pengembangan kebudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi lanjutanlanjutan
  • 8. RAGAM BAHASA INDONESIARAGAM BAHASA INDONESIA 1. TULIS * Terikat struktur dan ejaan * Ragam tulis lebih pada pengembangan akademik dan ilmiah 2. LISAN (Retorika) * Menghendaki orang lain sebagai lawan bicara * Membutuhkan mimik, gerak, pandangan, dan intonasi 3. BAKU * Ditulis untuk kepentingan komunikasi tulis. * Diakui sebagai bahasa resmi (KBBI)
  • 9. CABANG ILMU BAHASACABANG ILMU BAHASA FONOLOGI Berkaitan dengan bunyi bahasa MORFOLOGI Berkaitan dengan pembentukan kata SINTAKSIS Berkaitan dengan penyusunan kalimat SEMANTIK Berkaitan dengan pemahaman dan pengembangan makna
  • 10. PERTEMUAN KE-2:PERTEMUAN KE-2: TANDA BACATANDA BACA A. Tanda Titik (.) 1. mengakhiri kalimat 2. dipakai di belakang angka/ huruf dalam satu bagian, contoh: (A.), (1.) 3. memisahkan angka jam, menit, dan detik contoh: 13.15.25 4. menulis daftar pustaka contoh: Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang. 5. menulis bilangan ribuan dan kelipatannya contoh: 3.000.000 6. menulis gelar akademik/nonakademik contoh: (S.E.), (S.H.), (S.Pd.), (Dr.), (Prof.), (Hj.) 7. menulis singkatan contoh: (No.), (Yth.), (Jend.), (s.d.)
  • 11. B. Tanda KomaB. Tanda Koma (,)(,) 1. menulis rincian atau pembilangan Cth: - Kami membutuhkan air, makanan, pakaian, dan tempat singgah. - Merah, biru, kuning, ataupun putih merupakan warna dasar. 2. dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat cth: (Jadi, …), (Oleh karena itu,…), (Dengan demikian,…) 3. memisahkan petikan kalimat langsung cth: Mereka berkata, “ Kami membutuhkan bantuan media.” 4. memisahkan nama, alamat, dan tempat tinggal cth: Jaka Permana, Jalan Merdeka, Jakarta 5. memisahkan kata ekspresi atau emosi
  • 12. 6. memisahkan nama dan gelar cth: (Faizal Akbar, S.H.), (Erni Fitria, S.E.), (Permana, S.Si.) 7. menulisakan angka/ bilangan pecahan persepuluhan cth: (13,5), (10,5) 8. menulis keterangan tambahan cth: Di sekolah kami, misalnya, masih banyak siswa yang sakit. 9. memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak kalimat berada di depan cth: Ketika hujan deras, semua buruh berteduh di tepi bangunan. 10. memisahkan antara bagian-bagian nama dalam daftar pustaka dan catatan kaki cth: (Ismail, Taufik. …), (Yogyakarta: Bentang. 2006), halm. 3 C. Tanda Koma (,)C. Tanda Koma (,)
  • 13. D. Tanda titik dua (:)D. Tanda titik dua (:) 1. memisahkan kata umum dan khusus cth: Kami membawa alat tulis: pensil, penggaris, dan pena. 2. menulis data cth: hari, tanggal: Senin, 21 Maret 2011 tempat : Lab. Bahasa 3. menulis naskah dialog/ drama cth: Surya : “Wah, indah sekali pantai ini!” Reza : “Di sini juga tempat penjualan ikan.” 4. memisahkan surat dan ayat, tahun dan hal. (dalam kutipan) cth: Yusuf: 15, (2006: 12), (Nurdiansyah,2011: 35)
  • 14. 1. memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara cth: Hari sudah hampir pagi; tugas ini belum selesai. 2. mengganti kata penghubung antarkalimat majemuk setara cth: Mereka mengerjakan tugas di kelas; kami mencari bahan materi di perpustakaan. E. Tanda titik koma (;)E. Tanda titik koma (;)
  • 15. F. Tanda hubung (-)F. Tanda hubung (-) 1. menyambung kata dasar yang terpisah karena pergantian garis cth: Tima SAR sedang mencari kor- ban bencana tsunami. 2. memisahkan imbuhan dan kota cth: se-Jawa, se-Bali, se-Indonesia 3. memisahkan (singkatan, kata asing dan imbuhan) cth: KTP-nya, di-smash 4. memisahkan imbuhan dan angka Cth: ke-17, 90-an 5. memperjelas pemenggalan bagian-bagian kata Cth: dua puluh lima-ribuan (20 5000) anak-istri saya (anak dan istri saya) 6. menulis kata ulang Cth: makan-makan, jalan-jalan
  • 16. 1. menyatakan sampai cth: Jogja–Solo, 2010–2011 2. membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar kalimat cth: Kesuksesan itu –mereka yakin– akan dapat diraih. G. Tanda pisahG. Tanda pisah (–)(–)
  • 17. H. Tanda Kurung ((…))H. Tanda Kurung ((…)) 1. mengapit tanda keterangan atau penjelasan singkatan cth: DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) 2. membuat perincian cth: Faktor pendidikan menyangkut masalah (a) sarana, (b) pendidik, dan (c) peserta didik 3. mengapit keterangan atau penjelasan cth: Keterangan itu (lihat Tabel 13) menunjukkan faktor prestasi anak di pengaruhi oleh motivasi
  • 18. I. Tanda Petik (“…”)I. Tanda Petik (“…”) 1. mengapit petikan langsung cth: “Kami sudah menunggu,” kata Rini, “Ya, tunggu sebentar!” 2. mengapit judul cth: Kami sudah menonton “Sang Pemimpi”. Kalian sudah membaca buku “Pedoman Umum EYD”? 3. mengapit istilah atau kata yang mempunyai arti khusus cth: Ia sedang “sakau” hingga pingsan. 4. mengapit julukan cth: Ia disebut sebagai pendekar “Si Pitung” dari Betawi.
  • 19. J. Tanda Garis Miring (/)J. Tanda Garis Miring (/) 1. menulis nomor surat pada surat resmi cth: No. :3/UR/007/03/2011 2. mengganti kata dan, atau, atau tiap cth: mahasiswa/mahasiswi, Bapak/Ibu Rp 500,00/lembar
  • 20. PERTEMUAN KE-3PERTEMUAN KE-3:: HURUF, HURUF KAPITAL, DAN HURUF MIRINGHURUF, HURUF KAPITAL, DAN HURUF MIRING A. Huruf 1. Huruf Vokal : a, i, u, e, o 2. Huruf Konsonan: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z 3. Huruf Diftong: a. ai, au, oi (diftong huruf vokal) di awal : aula, ain di tengah : syaitan, saudara, boikot di akhir : pandai, harimau, amboi b. kh, ng, ny, sy (diftong huruf konsonan) di awal : khusus, ngilu, nyata, syarat di tengah : akhir, bangun, hanyut, isyarat di akhir : tarikh, senang
  • 21. B. Pemenggalan KataB. Pemenggalan Kata 1. Pemenggalan pada kata dasar a. jika ada vokal berurutan cth: au-la, sau-dara, b. jika ada huruf vokal dan konsonan di tengah cth: ba-pak, de-ngan, mu-ta-khir c. jika ada dua huruf konsonan yang beruntun cth: man-di, som-bong, bang-sa d. jika ada tiga atau lebih konsonan cth: in-stru-men, in-fra, bang-krut, ikh-las
  • 22. Lanjutan …Lanjutan … 2. Pemenggalan kata berimbuhan cth: minum-an, mem-bawa, ambil-lah catatan: 1. imbuhan –i tidak dipenggal (mak-nai) 2. pemenggalan imbuhan sisipan dipisah (te-lun-juk, ge- ri-gi, ge-me-tar) 3. Jika satu kata terdiri dari satu unsur atau lebih (foto- grafi: fo-to-gra-fi, introspeksi: in-tro-spek-si)
  • 23. C. Huruf Kapital atau Huruf BesarC. Huruf Kapital atau Huruf Besar 1. dipakai pada huruf pertama awal kalimat cth: Kami tertidur. 2. dipakai pada huruf pertama petikan langsung cth: Ibu bertanya, “Kapan kamu pulang?” 3. penulisan nama Tuhan, nabi, agama dan kitab suci cth: Allah, Isa, Budha, Al-Quran 4. menulis gelar kehormatan cth: Sri Sultan Hamengku Buwono, Haji Ahmad Yusuf 5. menulis nama jabatan (jika diikuti nama orang dan tempat menjabat) Cth: Presiden Indonesia, Gubernur Sulawesi Selatan
  • 24. lanjutanlanjutan 6. menulis nama orang cth: Usman Hanafi 7. menulis nama suku, negara, dan bahasa cth: suku Dayak, negara Indonesia, bahasa Mandarin 8. menulis nama hari, bulan, tahun cth: Senin, Maret, Masehi 9. menulis nama letak geografi (jika diikuti nama tempatnya) cth: Danau Toba, Selat Sunda, Jalan Proklamasi 10. menulis nama negara, unsur pemerintahan, dan dokumen Cth: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Keputusan Presiden
  • 25. 11. menulis nama instansi/ surat kabar cth: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kedaulatan Rakyat 12. menulis judul (buku, film, lagu, dll) cth: Bom buku “Yahudi Militan” 13. menulis nama gelar akademik cth: Prof., Dr., S.H. 14. menulis kata sapaan (hubungan akrab) cth: Bapak, Ibu, Saudara, Anda, Paman, Nenek 15. menulis singkatan cth: KPK, BNN lanjutanlanjutan
  • 26. Singkatan dan AkronimSingkatan dan Akronim 1. Singkatan (gelar, instansi, umum, lambang) cth: (S.H.), (PT), ((s.d.), (d.a.), (dsb.), (Yth.), (dst.)), (H2O) 2. Akronim: gabungan deret huruf awal yang dapat dibaca seperti kata a. akronim nama diri cth: ABRI (Akademi Bersenjata Republik Indonesia) SIM (Surat Izin Mengemudi) b. akronim nama diri berupa gabungan suku kata cth: Bapenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional) Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) c. akronim nama diri berupa gabungan huruf cth: pemilu (pemilihan umum), rudal (peluru kendali) tilang (bukti pelanggaran)
  • 27. D. HURUFD. HURUF MIRINGMIRING 1. menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip cth: buku Cermat Berbahasa Indonesia majalah Tempo harian Kompas 2. menegaskan atau mengkhususkan huruf cth: Kami akan menipu, tetapi tertipu. 3. menuliskan nama ilmiah cth: oryza sativa (nama latin padi), aurellia (nama latin cacing)
  • 28. ImbuhanImbuhan 1. Imbuhan Asli: awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufik), awal+akhiran (konfiks) 2. Imbuhan Asing: is, isme, isasi, man, wan, wati, i, wi, ah, pra, a 3. Imbuhan Daerah: tuna, pasca, nara, swa, catur, sapta, panca, dasa, maha, para, a 4. Klitik (possesive/milik): ku, mu, nya, kau
  • 29. Imbuhan AsliImbuhan Asli 1. Awalan (prefik): meN, ber, di, ter, peN, pe, se, per, ke 2. Sisipan (infiks): el, em, er 3. Akhiran (sufiks): kan, an, i, nya, wan, wati, wi 4. Awalan+akhiran (konfiks/simulfiks): ke- an, me-kan, di-kan, pe-an, me-i,
  • 30. Pengembangan imbuhanPengembangan imbuhan Imbuhan meN: men: menulis, menunjuk, menanyakan mem: membawa, membuka, memberi meng: mengambil, menghukum, mengukur meny: menyapu, menyangka, menyuplai menge: mengecat, mengebom, mengebor Imbuhan peN: pen: penulis, penolong pem: pembajak, pemukul, pembasmi peng: penghasil, pengawal, penghalus peny: penyapu, penyabar, penyesalan penge: pengebor, pengecat, pengebom
  • 31. Pengembangan ImbuhanPengembangan Imbuhan Gabungan imbuhan di-i di + tempat (dipisah)  di + ungkapan/idiom (digabung) di meja  dimejahijaukan di rumah  dirumahkan di Indonesia  diindonesiakan di dalam  didalami di belakang  dibelakangi di + tempat (dipisah)  di + kerja (digabung) di jalan  dijalankan di kantor  diambil di sungai  dibuang
  • 32. Makna Imbuhan meN-Makna Imbuhan meN- 1. Suatu perbuatan aktif: mencetak, menulis, memukul, membaca, merundingkan 2. Menjadi seperti: melebar, meluas, mengecil, menyempit, membatu, menguning, 3. Menuju ke : menepi, melaut, mendarat 4. Berlaku seperti: mengabdi, membujang 5. Berfungsi sebagai/ menyerupai: menyupir, membukit, menyemut 6. Menyatakan keadaan: mengantuk, menyendiri 7. Membuat gulai : menggulai 8. Mengeluarkan bunyi: mengeong, meraung 9. Mencari/mengumpulkan: mendamar, merumput, merotan 10. Makan/ minum: menyatai, mengopi,
  • 33. Proses PeluluhanProses Peluluhan Pada awalan meN dan peN dapat mengalami proses peluluhan jika kedua imbuhan tersebut bertemu dengan kata yang berawalan huruf (K, T, S, P) cth: pukul, kurang, satu, tunjuk Jadi: me+ tunjuk= menunjuk, me+kurang= mengurang me+ pukul= memukul, me+satu = menyatu Kecuali: imbuhan tersebut tidak meluluhkan kata yang diawali dengan huruf (K, T, S, P) jika terdapat klaster, tetapi tetap. Klaster: kata yang diawalai dengan dua konsonan cth: praktik, traktir, sponsor, kritik Jadi: me+protes= memprotes, me+traktir= mentraktir me+kritik = mengkritik, me+sponsor+i= mensponsori
  • 34. Imbuhan AsingImbuhan Asing 1. is: nasionalis, patriotis, matrialis, sosialis, 2. isme: nasionalisme, patriotisme, organisme, 3. isasi: nasionalisasi, organisasi, sosialisasi, imunisasi 4. i: alami, abadi, akui, lukai 5. wi: duniawi, maknawi, surgawi, kimiawi 6. ah: alamiah, 7. man: seniman, budiman 8. wan: karyawan, wisudawan, jutawan, dermawan, 9. wati: karyawati, wisudawati, santriwati, 10. pra: pramusim, prasejarah, pranikah,
  • 35. lanjutanlanjutan 11. non: nonakademik, multi:multifungsi 12. ekstra: ekstrakurikuler intra: intrasekolah 13. infra: inframerah semi: semifinal 14. bi: bilateral ultra: ultrasonik 15. a: asusila Bahasa Arab 1. at: muslimat 4. in: muslimin 2. if: sportif 5. al: musikal 3. ik: heroik
  • 36. Imbuhan DaerahImbuhan Daerah 1. tuna: tunawisma, tunawicara, tunakarya 2. pasca: pascapanen, pascabencana, pascabanjir 3. nara: narasumber, narapidana 4. swa: swamitra, swalayan, swadaya 5. sapta: saptamarga 6. catur: caturwulan, 7. dasa: dasawarsa,
  • 37. Kata dan KalimatKata dan Kalimat Kata sebagai unsur pembentuk kata memiliki berbagai jenis fungsi dan makna untuk membentuk kalimat. Jenis kata: 1. Kata benda 2. Kata sifat 3. Kata kerja 4. Kata nominal 5. Kata keterangan 6. Kata ulang 7. Kata depan 8. Kata majemuk
  • 38. Gabungan Kata: FrasaGabungan Kata: Frasa Frasa: gabungan kata yang menduduki satu fungsi atau unsur dalam kalimat Jenis Frasa: 1. Frasa Eksosentrik: frasa yang terdiri dari gabungan kata dasar dan kata depan (preposisi) cth: di kebun, ke pasar, dari kampus, pada malam 2. Frasa Endosenstrik: frasa yang terdiri dari unsur yang tidak dapat disubtisusikan oleh unsur lain - frasa koordinatif: frasa yang unsurnya tidak dapat diganti oleh unsur lain dan hanya dapat disisipi oleh unsur (dan) atau (atau) - frasa atributif: frasa yang terdiri dari unsur inti dan tambahan (atribut) - frasa apositif: frasa yang berupa istilah dan tidak bisa digantikan dengan unsur lain
  • 39. Jenis FrasaJenis Frasa 1. Frasa Verba: sedang berbicara, 2. Frasa Nomina: sepeda baru, rumah makan 3. Frasa Adjektifa: sangat cantik, paling tampan 4. Frasa Adverbia: tadi malam, kemarin sore 5. Frasa Preposisional: dari kantor, di rumah, ke kebun
  • 40. Gabungan Kata (bukan Frasa)Gabungan Kata (bukan Frasa) 1. Gabungan kata (kata majemuk) cth: duta besar, kambing hitam, kereta api, kelinci percobaan, orang tua, tangan kanan, memeras keringat, banting tulang 2. Gabungan kata dirangkai cth: acapkali, adakalanya, barangkali, bilamana, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, kacamata, olahraga, radioaktif, saputangan, saripati, segitiga, sekalipun, sukacita, sukarela, peribahasa,
  • 42. KlausaKlausa Klausa ada struktur atau gabungan kata yang memiliki struktur unsur kalimat tetapi belum menjadi kalimat. Cth: kami sedang mengamen mereka membutuhkan makanan Jenis Klausa: 1. Klausa atasan/inti: induk kalimat 2. Klausa bawahan/: anak kalimat
  • 43. KalimatKalimat 1. Kalimat Tunggal Kalimat yang memiliki satu inti kalimat (klausa) contoh: Kami selalu menunggu hujan emas setiap hari. Kami berlibur ke Paris.
  • 44. lanjutanlanjutan 2. Kalimat Majemuk kalimat yang memiliki unsur klausa atau inti kalimat lebih dari satu. Cth: Ia tidak sekolah karena ia sakit Kami tetap berangkat walaupun hari ini hujan lebat. Mereka tetap akan mendaki gunung meskipun di antara mereka ada yang tidak dapat ikut.
  • 45. lanjutanlanjutan 1. Kalimat Majemuk Setara Konjungsi: dan, atau, kemudian, lalu, Pemuda itu membawa patung dan benda kerajinan di dalam mobilnya.
  • 46. lanjutanlanjutan 2. Kalimat Majemuk bertingkat: Pemuda yang duduk di dekat pohon itu akan menyeberang dan membeli makanan ringan Petani itu membajak sawah dengan alat tradisional yang dibantu oleh kerbau.
  • 47. 3. Kalimat majemuk campuran: Mereka membawa surat dan mereka membawa hadiah ketika kami sedang rapat membahas lomba futsal di kampus. Para karyawan mengajukan gugatan kenaikan gaji dan perpanjangan kontrak ketika perusahaan sedang mengalami kenaikan pendapatan bulan ini. lanjutan
  • 48. Konjungsi Korelasi Bukan … melainkan. Contoh: Bukan hanya mahasiswa yang menginginkan presiden mundur melainkan masyarakat DIY juga menginginkan hal yang sama. lanjutan
  • 49. Tidak (hanya)… tetapi. Tidak hanya di Surabaya dan Jakarta tetapi di DIY juga sedang terserang wabah ulat bulu. Baik … maupun Baik siswa maupun guru semua harap menuju ke aula untuk menyaksikan pementasan drama dari siswa kelas IX. lanjutan
  • 50. Antara … dengan/dan Antara persepakbolaan Indonesia dengan Amerika latin memiliki tipe dan gaya permainan yang sama karena sebagian pemain asing di Indonesia berasal dari Amerika latin. lanjutan
  • 51. Kalimat Aktif dan Pasif Kalimat Aktif: melakukan aktivitas Contoh Kalimat aktif: 1.Para mahasiswa sedang mengumpulkan koin untuk presiden. 2.Mereka bermain layang-layang di lapangan. lanjutan
  • 52. Kalimat pasif: dikenai aktivitas Boneka itu dibuat oleh perajin di desa wisata. (Perajin itu membuat boneka di desa wisata = aktif.) Mobil itu diparkir di halaman kantor. Anak itu terjatuh dari sepeda. Saya tertidur. lanjutan
  • 53. Kalimat EfektifKalimat Efektif Kalimat Efektif: Kalimat yang tidak berlebihan 1. Para mahasiswa berkumpul di aula Para mahasiswa berkumpul bersama di aula. 2. Mereka membicarakan (tentang=tidak perlu) permasalahan keuangan organisasi. 3. Kami berbicara tentang tujuan dan visi organisasi. 4. Wanita itu sangat cantik. 5. (Di mana= tidak penting) mereka cenderung menyanyikan lagu tersebut.
  • 54. ParagrafParagraf Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan/menjelaskan gagasan atau topik tertentu. Syarat-syarat paragraf 1. Kesatuan Paragraf (kohesi) Dalam satu paragraf hanya terdiri dari satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat harus disusun secara cermat agar tidak menyimpang dari topik. 2. Kepaduan Paragraf (koheren) Kalimat yang ditulis logis dan ada hubungan antarkalimat 3. Ada gagasan utama/ ide pokok: inti tulisan (didapatkan dari kalimat utama) 4. Kesimpulan : saran atau solusi kritis
  • 55. Kata Penghubung AntaparagrafKata Penghubung Antaparagraf Hubungan transisi Hubungan kata ganti Pengulangan kata kunci 1. Hubungan Transisi - hubungan tambahan: selanjutnya, lebih lagi, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula - hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
  • 56. lanjutanlanjutan - Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan hal itu - Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka, oleh sebab itu - Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu - Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan - Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian, - Hubungan tempat: berdekatan dengan itu
  • 57. Hubungan kata ganti orang: dengan menyebutkan nama dan kata ganti sebagai penghubung antarkalimat dalam sebuah paragrag. Cth: ia, dia, mereka, dan nama Hubungan kata kunci: dengan memberikan kata kunci yang diulang-ulang dalam sebuah paragraf lanjutan
  • 58. Jenis ParagrafJenis Paragraf Berdasar Letak Kalimat UtamanyaBerdasar Letak Kalimat Utamanya 1. Deduktif: depan/ awal 2. Induktif : belakang/ akhir 3. Ineratif : tengah 4. Variatif : awal dan akhir 5. Deskriptif : tanpa kalimat utama
  • 59. Jenis Paragraf Berdasar IsinyaJenis Paragraf Berdasar Isinya 1. Argumentatif : berisi opini/ pendapat 2. Persuasif : berisi ajakan/ bujukan 3. Eksposisi : berisi paparan/ penjelasan yang bersifat teknis/ proses 4. Deskriptif: berisi gambaran tentang suatu tempat/ benda/ suasana 5. Naratif : berisi cerita dengan kelengkapan peristiwa, tokoh, setting, dan alur
  • 60. Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf 1. Generalisasi: pola pengembangan khusus- umum dengan penyimpulan di akhir paragraf 2. Analogi : pola pengembangan dengan persamaan dua hal yang memiliki kesamaan sifat 3. Klasifikasi ; pola pengembangan dengan pengelompokan 4. Definisi : pola pengembangan dengan penjelasan instilah/ unsur 5. Sebab-Akibat: pola klausul (sebab-akibat/ akibat-sebab)
  • 61. Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah Karya tulis atau karangan ilmiah adalah karangan yang menyajikan gagasan atau argumen keilmuwan berdasarkan fakta. • Gagasan keilmuwan itu harus dapat dipercaya dan diterima kebenarannya, sehingga perlu penyajian secara benar. • Gagasan dalam karya tulis seharusnya disajikan dengan tidak mambuat pihak lain atau pembaca ragu untuk menerimanya. • Penyajian karya tulis ilmiah harus dilakukan secara logis. • Karya tulis yang ilmiah berarti karangan yang menyajikan argumen dengan menggunakan logika berpikir secara benar.
  • 62. Mengenal karya tulis ilmiahMengenal karya tulis ilmiah Kekhususan karya tulis ilmiah a. Mengupas dan mempermasalahkan pengetahuan. b. Membuktikan kebenaran ilmiah dan disajikan dengan metode ilmiah. c. Menerapkan kebenaran ilmiah dan disajikan dengan metode ilmiah.
  • 63. Pengguna Karya Tulis IlmiahPengguna Karya Tulis Ilmiah Para ilmuwan dan peneliti Praktisi dan profesional akademik (pendidik) Pelajar dan Mahasiswa Semua pihak yang terlibat dan mengembangkan karya tulis ilmiah seharusnya memiliki kemampuan menyusun karya tulis ilmiah
  • 64. Karya tulis ilmiah dan nonilmiahKarya tulis ilmiah dan nonilmiah Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis Nonilmiah Fakta umum Fakta pribadi Metodologi penulis ilmiah (prosedural) Model penulisan beragam Kebenaran dapat dibuktikan (objektif) Bersifat subjektif
  • 65. Jenis Karya TulisJenis Karya Tulis Karya Tulis Ilmiah Karya Tulis Nonilmiah Makalah Artikel/ opini (nonfiksi) Laporan penelitian Berita/ features (nonfiksi) Skripsi Cerpen (fiksi) Diktat Novel (fiksi) Buku teks Puisi (fiksi)
  • 66. Karakteristik Karya Tulis IlmiahKarakteristik Karya Tulis Ilmiah Menyajikan fakta Menyajikan pengertian/ definisi tentang permasalahan Menguraikan permasalahan Menerapkan teori Membahas, memecahkan, dan menyimpulkan masalah
  • 67. Karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis dengan metodologi penulisan yang baik dan benar. Harus ditulis dengan jujur, akurat berdasarkan kebenaran yang objektif berdasarkan data dan fakta di lapangan, bukan kebenaran normatif KARANGAN ILMIAHKARANGAN ILMIAH
  • 68.  Laporan merupakan sebuah tulisan yang dibuat setelah seseorang melakukan pengamatan, kunjungan, wawancara, pembacaan buku/literatur, percobaan, dan lain-lain. Laporan dapat berisi informasi yang beraneka ragam, misalnya kemajuan suatu peristiwa, penyelesaian tugas, hasil wawancara, hasil pengkajian masalah, atau pengungkapan hasil penelitian. Sebagai karya ilmiah, laporan harus ditulis atas dasar aturan yang berlaku dalam Laporan.Laporan.
  • 69.  Pada umumnya makalah disebut pula paper. Menurut Parera (1983:25), makalah adalah karya tulis yang memerlukan studi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Makalah dapat disajikan dalam pertemuan ilmiah, seperti seminar, lokakarya, simposium, diskusi ilmiah, dan sebagainya.  Apabila suatu makalah akan dimuat dalam majalah ilmiah, seperti jurnal, sebagai sebuah artikel, penulis perlu memodifikasi baik isi maupun bentuk penulisannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada majalah yang akan memuatnya. makalah yang dibuat oleh mahasiswa sering disebut term paper atau paper.  Makalah yang dibuat mahasiswa ini merupakan jenis tugas tertulis pada suatu mata kuliah tertentu. Hal ini dapat berupa kajian suatu buku, kajian suatu masalah, atau analisis fakta hasil observasi. MakalahMakalah
  • 70. Seperti makalah tetapi analisisnya lebih serius. Biasanya makalah yang dibuat oleh seseorang atau pejabat dan dibawakan dalam suatu pertemuan atau rapat sering disebut kertas kerja. Ditulis untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya. Kertas kerjaKertas kerja
  • 71. Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat didukung data dan fakta empiris-objektif, baik lewat penelitian langsung atau tak langsung. Ditulis untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana yang penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen atau tim yang ditunjuk oleh lembaga perguruan tinggi SkripsiSkripsi
  • 72. Lebih mendalam daripada skripsi Mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa pasca sarjana TesisTesis
  • 73. Mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dan analisis yang terinci Dipertahankan dihadapan senat guru besar/ penguji dari perguruan tinggi Berisi temuan penulis sendiri yang berupa temuan orisinil. DisertasiDisertasi
  • 74. Mengetengahkan masalah dalam bidang/ cabang ilmu tertentu Mengetengahkan persoalan secara utuh, meliputi bagian pendahuluan, isi dan bagian penutup Objektif, tidak memihak kepada seorang atau kelompok tertentu Pembahasan secara rasional tidak emosional Didukung data dan fakta Alur sistemik dan runtut Karya ilmiahKarya ilmiah
  • 75. Penulis terlatih mengembangkan ketrampilan membaca yang efektif. Terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, mengambil sarinya, mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang. Akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan. Dapat meningkatkan ketrampilan mengorganisir dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis. Memperoleh kepuasan intelektual Turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat. Manfaat tulisan ilmiahManfaat tulisan ilmiah
  • 76.  Ingin tahu dengan selalu bertanya tentang bergabagai hal. Mengapa demikian? Apa saja unsur-unsurnya?  Kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat utnuk ditulis  Terbuka, selalu mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.  Objektif, menyatakan apa adanya tanpa perasaan pribadi.  Rela menghargai karya orang lain - mengutip, menyatakan terima kasih dan menganggapnya sebagai karya orisinil milik pengarangnya.  Berani mempertahankan kebenaran - membela fakta atas hasil penelitiannya.  Menjangkau ke depan - “futuristik” berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun teori baru. Tujuh macam sikap ilmiahTujuh macam sikap ilmiah
  • 77. PILIH TOPIK Pokok bhsn tertentu & tent ruang lingkup Pilih TENTUKAN JUDUL OUTLINE KUMPUL DATA ORGANISASIR EDITING Judul menarik dan terbatas Bentuk & jenis krgn dgn metode penulisan Studi pustaka, wawancara, observasi Data lalu susun jadi wacana Kaidah bhs, ejaan, diksi, alinea tetapkan Sesuaikan laksanakan Klasifikasikan Suntinglah LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAHLANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH PENULISAN AKHIR
  • 78. Topik adalah pokok permasalahan, apa yang akan ditulis Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan topik 1. Berada di sekitar kita (pengalaman/ pengetahuan) 2. Menarik perhatian kita 3. Terpusat pada lingkup yang sempit 4. Punya data dan fakta yang objektif, jangan subjektif 5. Diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walau serba sedikit, jangan terlalu baru, teknis dan kontroversial 6. Punya sumber acuan, sumber pustaka. PEMILIHAN TOPIK/ MASALAHPEMILIHAN TOPIK/ MASALAH
  • 79. Supaya lebih terfokus, sehingga ketika menulis penuh keyakinan dan kepercayaan karena topik sudah dikuasai benar. Penelitian menjadi lebih intensif, penulis lebih mudah memilih hal yang mudah untuk dikembangkan. Pembatasan topikPembatasan topik
  • 80. Melontarkan pertanyaan - Masalah apa? - Mengapa? - Bagaimana? - Di mana? - Kapan? - Siapa? - Dsb, tergantung kondisi Penentuan JudulPenentuan Judul
  • 81. Industri metanol Kekuatan tarik rendah Korosi permukaan Harga BBM Nilai kalor bakar Bom Masalah apa?Masalah apa?
  • 82. Mengembang------ Pengembangan Melayani- ---------- Pelayanan Bermanfaat--------- Manfaat Meningkat --------- Meningkatnya Meningkat --------- Upaya Meningkatkan Meledak ----------- Ledakan Judul harus dalam bentuk Frasa Mengapa?Mengapa?
  • 83. Pengembangan Industri Metanol atau Upaya Mengembangkan Industri Metanol Meningkatnya Mutu Pelayanan Rumah Sakit atau Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Manfaat Penggunaan Biooil atau Memanfaatkan Penggunaan Biooil Judul harus dalam bentuk frasa, dapat pulaJudul harus dalam bentuk frasa, dapat pula berupa kata kerja asal bukan merupakanberupa kata kerja asal bukan merupakan kalimatkalimat
  • 84. Di Pulau Bunyu------ Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu Di RSDK ----------- Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Dokter Kariadi Di Semarang ------ Manfaat Penggunaan Kondom di Semarang Di Bali ------Ledakan Bom Terjadi Lagi di Bali Di mana?Di mana?
  • 85. Tahun 90-an -- Pengembangan Industri Metanol di Pulau Bunyu Tahun 90-an Semester I tahun 2005 --- Pelayanan Rumah Sakit Dr Kariadi Semarang Semester I tahun 2005 Kapan?Kapan?
  • 86. Manfaat Penggunaan Kondom dalam Mencegah Penularan Penyakit HIV/ AIDS di Semarang Manfaat Desain Interior Rumah Sakit dalam Mendukung Pelayanan kepada Masyarakat Untuk apa/ siapa?Untuk apa/ siapa?
  • 87. Mutu Pendidikan Perawat di Indonesia tahun 2000-2005: Studi Kasus di Politekkes Semarang Manfaat Penggunaan Kondom bagi Pencegahan HIV/ AIDS: Studi Kasus pada PSK Sunan Kuning Semarang Pembicaraan atas Novel “ Harry Potter” : Analisis Struktural Pembatasan dan penjelasan denganPembatasan dan penjelasan dengan pemberian anak judulpemberian anak judul Antara Judul dan Anak judulAntara Judul dan Anak judul dipisahkan dengan :dipisahkan dengan :
  • 88. Menurut tempat Indonesia ---- Jawa --- Jawa Tengah -- Semarang ---- Tembalang Pulau Jawa Sebelum Indonesia Merdeka -- Semarang sebelum Indonesia Merdeka Menurut Waktu/ Periode/ Zaman Kebudayaan Indonesia -- Seni Patung di Zaman Kerajaan Hindu Hubungan Sebab Akibat Dekadensi Moral di Kalangan Remaja -- Pokok Pangkal Timbulnya Dekadensi Moral di Kalangan Remaja Pembatasan TopikPembatasan Topik
  • 89. Ruang Lingkup Kesehatan --- Rumah Sakit --- Perawat Agama ---- Islam ---- Syariat --- Puasa Aspek Khusus – Umum, Individual – Kolektif Pengaruh Siaran TV terhadap Masyarakat Jawa Tengah --- Pengaruh Siaran Televisi bagi Perkembangan Anak di Jawa Tengah Objek material dan objek formal Keluarga Berencana Ditinjau dari Segi Agama
  • 90. Adalah pokok pemikiran yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya Pengungkapan maksud dan tujuan. Tema perlu dirumuskan secara eksplisit dalam bentuk kalimat panjang untuk memudahkan penyusunan kerangka TEMATEMA
  • 91. Topik: Belajar mengemukakan pendapat yang efektif Tujuan : Menjelaskan bagaimana cara mengemukakan pendapat secara tertulis, logis dan sistematis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  • 92. Struktur Karya Tulis IlmiahStruktur Karya Tulis Ilmiah Struktur Utama KTI 1. Pendahuluan : latar belakang permasalahan dan maksud penulisan 2. Isi : uraian pengembangan gagasan utama masalah, sajian pengertian/definisi, sajian fakta, sajian teori yang berkaitan, pembahasan masalah dengan teori dan fakta yang ada untuk memecahkan masalah 3. Penutup : simpulan atau jawaban atas masalah dan saran atau rekomendasi dari hasil pembahasan 4. Referensi/sumber : daftar kepustakaan
  • 93. Struktur KTI (Makalah)Struktur KTI (Makalah) Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan dan Maksud Penulisan (dapat ditambahkan asumsi dasar dalam makalah) Bab II Landasan Teori (Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas) Bab III Metode Penulisan Metode dan Prosedur Kajian Bab IV Pembahasan Hasil analisis dan pembahasan Bab V Simpulan dan Saran (disajikan simpulan untuk menjawab rumusan permasalahan dan membuktikan kajian yang dilakukan)
  • 94. Struktur KTI (Skripsi)Struktur KTI (Skripsi) Bab I. Pendahuluan - Latar Belakang (alasan penulisan) - Identifikasi Masalah (spesifikasi masalah) - Rumusan Masalah (masalah yang akan dikaji) - Pembatasan Masalah (batasan masalah) - Tujuan Penulisan (maksud penulisan) - Hipotesis penelitian (dugaan sementara)
  • 95. Lanjutan (format Skripsi)Lanjutan (format Skripsi) Bab II. Landasan Teori (Berisi argumen yang diperkuat oleh teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas) Bab III. Metode Penelitian - Metode Penelitian - Desain Penelitian - Variabel Penelitian (objek kajian) - Prosedur Penelitian - Sumber data - Tempat dan waktu penelitian - Teknik dan instrumen Penelitian - Teknik pengolahan data - Validasi penelitian
  • 96. Bab IV Pembahasan - Deskripsi data hasil penelitian - Pengolahan data (teknik analisis data) - Pembahasan - Implikasi penelitian (implementasi hasil kajian) - Pengujian hipotesis (pembuktian hipotesis) Lanjutan (format Skripsi)Lanjutan (format Skripsi)
  • 97. Bab V Simpulan dan Saran (berisi simpulan untuk menjawab rumusan masalah atau membuktikan argumen berdasarkan kajian yang dilakukan dan diikuti dengan rekomendasi yang disajikan Lanjutan (format Skripsi)Lanjutan (format Skripsi)
  • 98. Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program S-1 Teknik Mesin FT UMY. Namun beberapa poin penting dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya. FORMAT PENULISAN KARYAFORMAT PENULISAN KARYA ILMIAHILMIAH
  • 99. Komponen-komponen karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi pada prinsipnya hampir sama. Komponen-komponen tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut. (1) Bagian Awal: (a) Halaman sampul/judul. (b) Halaman pengesahan. (c) Kata Pengantar (d) Daftar Isi (e) Daftar Tabel (jika ada) (f) Daftar Gambar (jika ada) (g) Abstrak. (2) Bagian Pokok/Utama: (a) Pendahuluan (Latar belakang dan permasalahan) (b) Kerangka teoritik dan pengajuan hipotesis (jika diperlukan) , Tinjauan Pustaka (c) Metode Penelitian (d) Hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan (e) Simpulan, implikasi, dan saran. (3) Bagian Akhir: (a) Daftar Pustaka (Kepustakaan) (b) Lampiran-lampiran.
  • 100. Jika karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi tersebut akan disajikan dalam majalah ilmiah, karya ilmiah tersebut harus diubah dalam bentuk makalah dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku pada majalah yang akan memuatnya.
  • 101. Komponen-komponen penting yang ada dalam sebuah makalah dapat dikemukakan secara runtut sebagai berikut. (1) Bagian Awal: Halaman judul (berisi judul makalah & nama penulis) (2) Bagian Pokok/Utama: (a) Judul makalah (b) Nama Penulis dan institusinya (c) Abstrak (d) Pendahuluan (e) Tinjauan pustaka /Dasar Teori (jika perlu) (f) Metode Penelitian (g) Hasil dan Pembahasan (h) Simpulan dan Saran (3) Bagian Akhir: (a) Buku Rujukan (sumber) (b) lampiran (jika perlu)
  • 102.  Menurut Gie (1992:105), karya (karangan) ilmiah populer merupakan salah satu ragam karangan faktawi. Atas dasar hal tersebut, berarti bahwa karya ilmiah populer identik dengan karya ilmiah. Dengan demikian, ciri-ciri karya ilmiah berlaku pula bagi karya ilmiah populer, yaitu menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, objektif, netral, sistematik, dan logis, serta pemaparannya secara ringkas, jelas, tegas, dan tepat. Disamping itu, permasalahan yang dikemukakan senantiasa berkaitan dengan topik-topik keilmuan, topik-topik kronologis, atau gabungan antara kedua hal tersebut. Atas dasar hal tersebut, berarti bahwa karya ilmiah populer bukan semata-mata tulisan informatif, melainkan tulisan atas dasar fakta yang disajikan secara ilmiah. Karya Ilmiah PopulerKarya Ilmiah Populer
  • 103. Aspek lain yang membedakan karya ilmiah populer itu dengan karya ilmiah pada umumnya adalah bentuk penyusunan dan jangkauan pembacanya. Bentuk penyusunan karya ilmiah populer tidak terikat oleh pola dan ketentuan yang berlaku pada masyarakat ilmuwan. Bentuk karya ilmiah populer tidak perlu menyebutkan bagian-bagiannya dengan penomoran secara eksplisit, tidak perlu menggunakan sistem penulisan sumber
  • 104. Jangkauan pembaca karya ilmiah populer adalah masyarakat umum atau khalayak ramai, bukan terbatas pada golongan ilmuwan atau kaum cendekiawan tertentu. Karya ilmiah populer ditujukan kepada setiap orang yang berminat membaca guna menambah pengetahuan tentang aspek-aspek ilmu dan teknologi, meskipun hanya secara global dan sederhana
  • 105. Berdasarkan bentuk penyajiannya, karya ilmiah populer dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu (1) tajuk rencana (editorial), (2) esai (artikel), (3) pikiran pembaca, dan (4) ulasan (berita, ekonomi, politik, buku, dll)
  • 106. Tajuk rencana adalah induk artikel yang berfungsi sebagai pengantar segala berita/isi surat kabar atau majalah (Natawidjaja, 1986:113). Pada umumnya, tajuk rencana berisi pesan pimpinan surat kabar/majalah, sikap editor, atau sambutan atas sesuatu hal yang istimewa yang ada/terjadi pada saat surat kabar/majalah itu terbit. Tajuk rencana biasanya ditempatkan pada kolom 1 dan 2 dalam halaman pertama atau kedua. Panjangnya sekitar delapan paragraf atau kurang lebih 20 sampai 35 kalimat. Istilah lain dari tajuk rencana yang sering digunakan dalam surat kabar atau majalah, antara lain editorial, induk berita, induk opini, pesan redaksi, mahkota berita, dan sepatah kata redaksi. Tajuk rencanaTajuk rencana
  • 107. Esai adalah bentuk karya ilmiah populer yang berisi kupasan terhadap suatu masalah, baik persoalan yang berkaitan dengan ilmu, teknologi, maupun seni. Bagian-bagian penting yang perlu ada dalam sebuah esai adalah permasalahan, kajian dan pemecahan masalah, dan simpulan. Selain harus disusun secara objektif, sistematis dan logis, esai harus dikemukakan dengan bahasa yang lugas, EsaiEsai
  • 108. Pikiran pembaca yaitu tulisan yang berisi pendapat (opini) atau gagasan tentang suatu peristiwa atau masalah yang muncul di masyarakat. Gagasan tersebut dapat berupa usulan, saran atau pemecahan masalah yang ditujukan kepada pihak lain (pemerintah, lembaga, organisasi, atau seseorang). Pikiran pembaca juga disusun berdasarkan fakta dan dikemukakan secara sistematis, logis, objektif, lugas, singkat, dan sederhana. Pikiran pembacaPikiran pembaca
  • 109. Ulasan merupakan bentuk karya ilmiah populer yang berisi komentar terhadap suatu pendapat/gagasan orang lain, peristiwa, esai, artikel berita, buku, dll. Ulasan disusun atas dasar data yang objektif. Dalam ulasan lebih ditekankan pada komentar terhadap hal-hal yang istimewa dan positif. Namun demikian, hal-hal yang kurang istimewa atau hal-hal yang menunjukkan kelemahan pun perlu dikemukakan agar orang lain atau pihak yang terkait dapat mengambil hikmah atau manfaatnya untuk memperbaikinya. Dilihat dari isinya, ulasan itu beraneka ragam, antara lain ulasan berita, ulasan peristiwa, ulasan buku, dan sebagainya. UlasanUlasan
  • 110. Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut: 1. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm). 2. Jenis kertas: HVS 80 gram. 3. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan) dengan lambang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta . A. Bahan dan Ukuran KertasA. Bahan dan Ukuran Kertas
  • 111. Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sbb : 1. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan lain-lain. 2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk: Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul, b. Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10. 3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan aejenisnya. 4... B. PengetikanB. Pengetikan
  • 112. 4. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak se ingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan huruf miring biasa (italic). 5. Batas tepi (margin): a. Tepi atas : 4 cm b. Tepi bawah : 3 cm c. Tepi kiri : 4 cm d. Tepi kanan : 3 cm 6. Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka. Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 113. 7. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir: a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrakkata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah: 1) Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal (lihat Lampiran). 2) Pengantar ditulis dengan spasi satu setengah 3) Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran). 4) Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran). 5) Lainnya, lihat Lampiran. b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun dengan menggunakan spasi satu setengah c. Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar referensi dengan satu setengah), dan Lampiran yang ditulis dengan spasi satu setengah atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 114. 6. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya: a. Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti PT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman Persetujuan Seminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal). b. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold). Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 115. c. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold). d. Judul sub sub-sub-bab dimulai dengan huruf a, b, c dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-bab dicetak dengan huruf tebalmiring (bold- italic). e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3) dst. (tanpa titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai dengan huruf a), b), c) dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-sub-sub-bab dan sub subsub- sub-sub-bab dicetak dengan huruf miring (italic). Lanjutan : Pengetikan 6.Lanjutan : Pengetikan 6.
  • 116. Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan f. Penulisan headings hierarchy (sub-judul)
  • 118. g. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan keduanya (headings hierarchy dan points/items hierarchy) dalam sebuah teks/tulisan, lihat contohnya pada Lampiran. h. Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarkhi sub-judul (headings hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-subsub- bab dan seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan rincian poin-poin atau item-item (points/items hierarchy). Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 119. 7. Bilangan dan satuan: a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak pada awal kalimat yang harus dieja. Contoh: Umur mesin 10 tahun. Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya. b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh: Rp1.150,25) c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain) Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 120. 7. Bilangan dan satuan: a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak pada awal kalimat yang harus dieja. Contoh: Umur mesin 10 tahun. Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya. b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh: Rp1.150,25) c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain) d. Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka, sedangkan pecahan yang bergabung dengan bilangan bulat harus ditulis dengan huruf/dieja. Contoh: tiga dua pertiga. Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 121. C. Penomoran Halaman Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sbb : 1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di tengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung. 2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya). Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru yang diisi nomor halaman di tengah bawah. 3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh: Lampiran 1. Pedoman Wawancara Lampiran 2. Peta Desa Mahak Baru Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 122. D. Tabel dan Gambar Pembuatan dan penomoran Tabel dan Gambar mengikuti ketentuanketentuan sebagai berikut: 1. Tabel a. Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi ringkasan data- data penelitian yang penting. Data lengkapnya dapat disajikan pada Lampiran. b. Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan. c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca. d. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi. e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi kertas. f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas. g. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris- baris teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua spasi. Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 123. h. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul tabel, dengan ketentuan: 1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel. 2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat tabel itu dimuat, dan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh: Tabel 2.5 menunjukkan bahwa tabel itu ada di BAB II dan tabel urutan kelima pada bab itu. Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 124. i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman naskah dapat diizinkan, tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat satu kali sudah mencapai ukuran halaman naskah yang dimasukkan dalam teks. j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah tabel tersebut harus dicantumkan sumbernya dengan ukuran huruf (font) 10 dengan spasi tunggal (lihat Lampiran). Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 125. 2. Gambar a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik, peta, diagram, atau foto. b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas tersebut tidak melampaui batas tepi kertas. c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang tampilannya menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur ukuran dan posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman (tidak sejajar, tapi jarak ke tepi kiri dan kanan sama). Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan
  • 126. d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan ketentuan: 1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas gambar. 2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor gambar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat gambar itu dimuat, sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh: Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar urutan pertama pada Bab II. e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman naskah disajikan sebagai lampiran. f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada tempat kosong di bawah gambar (tidak diletakkan di halaman lain). Lanjutan : PengetikanLanjutan : Pengetikan