2. Media Sosial dapat didefinisikan sebagai saluran
komunikasi kolektif yang dilakukan secara online dan
memungkinkan penggunanya untuk saling berinteraksi,
berbagi konten, dan berkolaborasi dalam komunitas.
Terdapat berbagai jenis media sosial yang muncul dan
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, diantaranya
forum, microblogging, social networking, social
bookmarking, social curation, dan wikis.
Saat ini, tersedia banyak media sosial yang tersedia di
internet, seperti Facebook, Instagram, Twitter, Youtube,
LinkedIn, dan Whatsapp.
Berbagai Macam Sosial Media.
Sumber: commons.wikimedia.org
Media Sosial dan Manfaatnya
A
1. Media Sosial
3. Untuk menjalankan fungsinya, media
sosial dilengkapi dengan fitur-fitur
sebagai berikut.
Akun Pengguna
Profil Pengguna
Teman-Teman, Pengikut, Grup,
Hashtag, dan lain-lain
News Feed
Notifikasi
Memperbarui atau mem-posting
informasi
Tombol like dan komentar
Review, Rating atau Sistem Voting
Untuk melindungi diri dari agar tetap
dapat menggunakan media sosial
dengan nyaman, menyenangkan, dan
terhidar dari bahaya, tersedia fitur-
fitur sebagai berikut.
Mengatur profil dan privasi
Unfollow
Unfriend
Block
Mematikan Notifikasi
Menghentikan Komentar
Mengatur Posting-an dan Komentar
4. Kehadiran media sosial memberikan manfaat dan pengaruh yang baik bagi
kehidupan manusia, di antaranya sebagai berikut.
Membuat pengguna dapat terhubung dengan pengguna lain, baik yang telah
dikenal di dunia nyata maupun orang-orang yang baru.
Mampu memberikan akses kepada pengguna akan berbagai budaya, pendapat,
serta nilai-nilai dari orang-orang yang berasal dari berbagai budaya dan negara
yang berbeda.
Menyediakan banyak informasi yang berasal dari penggunanya.
Memungkinkan pengguna memberikan pendapat dan memberikan kesempatan
yang sama bagi semua orang untuk mebagikan pemikiran dan pendapat mereka
kepada masyarakat.
2. Manfaat Penggunaan Media Sosial
5. Sebagai pengguna media sosial, seseorang perlu memahami beberapa aturan, etika, atau
petunjuk yang dapat dijadikan panduan, di antaranya sebagai berikut.
Menjaga privasi pribadi dan orang lain.
Hati-hati mem-posting sesuatu.
Memberi komentar yang wajar dan tidak
menyerang pribadi.
Menggunakan bahasa yang baik.
Tidak mem-posting konten negatif.
Menghargai karya orang lain.
Tidak membagikan berita palsu atau
hoaks.
Menggunakan etika komunikasi yang baik.
Ilustrasi Etika dalam Penggunaan
Sosial Media.
Sumber: pixabay.com
3. Etika Penggunaan Media Sosial
6. Dampak Negatif Media Sosial
B
1. Penyebaran Hoaks
Hoaks merupakan berita yang
tidak benar. Hoaks dikenal juga
dengan istilah “fake news” (berita
bohong), “post-truth” (pasca
kebenaran), dan “alternative
facts” (fakta alternatif)
Pemerintah mengeluarkan
Undang-undang nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik pasal 28
terkait penyebaran berita bohong
dan sanksi yang dikenakan.
1) Menggunakan kalimat yang sensasional atau bombastis.
2) Mengutip nama dan pendapat para ahli yang telah dimanipulasi.
3) Menyatakan bahwa informasi dari orang terpercaya dan sudah
divalidasi, namun sumber dirahasiakan.
4) Penyebar hoaks menyatakan berita tersebut tidak ditemukan di
media karena media sudah diancam atau dibeli pihak tertentu.
5) Menyinggung isu-isu sensitif, seperti SARA untuk membangkitkan
emosi para penerima berita.
6) Meminta agar penerima langsung mengambil tindakan tertentu
dengan berbagai macam alasan.
7) Menggunakan kalimat-kalimat yang memutarbalikkan logika.
8) Jika diperlukan, dilengkapi foto atau video yang sudah diedit,
dipotong, dan dimanipulasi, terutama informasi waktunya.
9) Hoaks seringkali disebar melalui grup di media sosial.
Ciri-ciri hoaks
7. Langkah-langkah melaporkan postingan sebagai
hoaks:
1) Klik di bagian kanan atas dari postingan yang
ingin ditandai, pada menu pop-up yang muncul,
klik perintah Give feedback on this post.
2) Pilih False News untuk menandai postingan
tersebut berupa hoaks.
3) Klik tombol Send,
umpan balik yang
diberikan akan
dikirimkan ke
Facebook.
Facebook memiliki fitur untuk menandai
hoaks. Ketika postingan berita hoaks
ditandai, maka, tindakan Facebook:
Mengidentifikasi hoaks dengan cara yang
lebih baik melalui bantuan pengguna,
komunitas, dan pihak-pihak lain.
Membuat aturan yang sulit kepada orang-
orang yang diketahui memposting hoaks
untuk memasang iklan di Facebook.
Menerapkan teknologi machine learning
untuk membantu tim Facebook
mendeteksi pelanggaran terhadap aturan
dan kebijakan Facebook.
Memperbarui cara deteksi akun palsu di
Facebook sehingga semakin sulit untuk
melakukan spam dan menyebar hoaks.
Memberi umpan
balik pada posting-an
Sumber:
dokumen
penerbit
8. Beberapa hal yang dapat dijadikan acuan untuk memeriksa berita hoaks dan
tindakan yang dapat dilakukan untuk menghentikan penyebarannya.
Judul yang Provokatif
Memeriksa Narasumber
Perhatikan Sumber Berita
Mengecek Gambar
Memeriksa Penilaian Sendiri
Membedakan Fakta dan Opini
Mengecek Tanggal Berita
Memeriksa di Halaman Website Secara Langsung
Bergabung dengan Grup Anti Hoaks
Melaporkan Hoaks melalui email ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id
atau ke Divisi Cyber Crime Polri melalui email ke cybercrime@polri.go.id
9. Untuk memeriksa apakah gambar yang digunakan asli atau hoaks, kita dapat
memeriksa kecacatan gambar hasil editannya melalui pengamatan yang teliti
atau dengan menggunakan perangkat lunak tertentu.
Cara lainnya dengan mencari gambar asli dari gambar hasil editan tersebut.
Langkah-langkah:
1) Ketik alamat URL berikut ‘images.google.com’ di browser.
2) Klik ikon kamera untuk mengupload gambar. Pada kotak dialog yang
muncul, klik tab Upload an image.
3) Klik tombol choose file, kemudian buka direktori di mana gambar yang
ingin digunakan sebagai pencarian disimpan.
4) Pilih file gambar tersebut dan Google akan melakukan pencarian gambar
yang mirip secara otomatis dan menampilkan hasil pencarian.
5) Jika mengklik ikon gambar yang ditampilkan di halaman hasil pencarian,
maka berbagai link halaman web untuk memuat gambar tersebut akan
ditampilkan.
6) Bandingkan narasi dari berbagai halaman web tersebut untuk mengecek
narasi sebenarnya dari gambar tersebut
10. 2. Ujaran Kebencian
Ujaran kebencian dapat ditujukan kepada individu tertentu,
organisasi, lembaga, pejabat negara, maupun suku, agama, ras,
dan antargolongan (SARA) tertentu.
Dapat dikenakan jerat hukum sesuai dengan Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE pasal 28 ayat 2 dan Undang-
undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik pasal 45A ayat 1.
3. Mengancam Presiden/Wakil Presiden
Ancaman yang ditujukan kepada Presiden atau wakil Presiden
dapat dikategorikan sebagai tindakan makar.
Tindakan makar dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Kitab
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 104.
11. Beberapa bentuk konten negatif lain yang sering disebarkan
melalui media social atau aplikasi internet lainnya, yaitu:
Pornografi/pornografi anak
Perjudian
Penghinaan atau fitnah/pencemaran nama baik
Pengancaman/pemerasan
Konten berbau terorisme/radikalisme.
Pengaturan tentang konten negatif yang berupa pornografi,
perjudian, dan penghinaan diatur melalui Undang-undang RI
nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE pada pasal 27 dan Undang-
undang RI nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik pasal 45.
4. Berbagai Konten Negatif Lainnya
12. 5. Berbagai Dampak Negatif Lain
Memanfaatkan kebutaan korban terhadap
cara teknologi bekerja, serta kelemahan
dari sifat dasar dan emosi manusia.
Beberapa modus penipuan, yaitu:
mengirimkan sms dengan iming-iming
hadiah
pura-pura ingin mengirimkan uang ke
rekening korban
meminta uang menggunakan akun
media sosial orang lain seolah-olah
penipu adalah pemilik akun sendiri
pura-pura menjual barang fiktif
a. Penipuan
Beberapa bentuk cyber bullying, yaitu:
mengirim pesan bernada ancaman
melalui email atau aplikasi pesan lainnya
menyebarkan rumor yang membuat
korban menjadi malu
memposting ancaman kepada korban di
media sosial
berpura-pura menjadi seseorang dan
mengancam korban
masuk ke akun korban dan memposting
sesuatu yang mempermalukan pemilik
akun.
b. Cyber bullying
13. Gejala menarik diri dari interaksi dengan
sesama dan mengalihkan perhatian ke gadget
dikenal dengan istilah phubbing (phone
snubbing).
Perilaku ini menyebabkan interaksi sosial
antara dua orang atau dalam sebuah
kelompok menjadi kurang berkualitas.
c. Menurunnya kualitas interaksi sosial
Dapat terjadi karena terlalu lama
menghabiskan waktu di depan
komputer atau gadget lain.
Tanda-tanda kecanduan teknologi
dapat dilihat dari perilaku pengguna,
yaitu:
tidak bersemangat melakukan
aktivitas lain selain bermain
dengan gadget
susah diajak berkomunikasi
karena perhatian selalu tertuju
pada smartphone
mudah emosi jika tidak
menggunakan smartphone
d. Kecanduan teknologi
Phone snubbing
Sumber:
pixabay.com
14. Perilaku yang dapat mengganggu kesehatan:
Penggunaan smartphone yang terlalu lama,
sehingga pola makan dan istirahat menjadi
tidak teratur.
Kurangnya interaksi dengan orang lain akibat
terlalu lama dengan smartphone sehingga
menyebabkan gangguan mental.
Menurunnya tingkat konsentrasi dan
kemampuan berpikir, serta stres.
Terkena penyakit repetitive stress injury pada
bagian tubuh tertentu karena melakukan
gerakan yang sama secara berulang dalam
jangka yang lama.
Menurunnya kebugaran tubuh dan
mengalami obesitas karena kurangnya
gerakan tubuh
e. Menurunnya kesehatan
Spammer dapat berupa manusia nyata atau bot,
yang menyebarkan spam dalam bentuk
komentar berupa iklan atau pesan lainnya.
f. Spam
Tuntutan agar terlihat ‘mewah’ di media sosial,
seringkali membuat orang-orang memanipulasi
apa yang tampak di media sosial menjadi jauh
lebih hebat dari kenyataannya.
g. Memanipulasi jati diri
Informasi yang tidak disaring dahulu dapat
membuat berpikir berlebihan sehingga emosi
tidak terkontrol, stres berlebih, dan
menurunnya konsentrasi.
h. Informasi yang berlebihan